Cerita berkisah tentang kakak beradik bernama Sumantri dan Sokrasana. Sumantri ditugaskan untuk memindahkan Taman Sriwedari ke kerajaan lain untuk memenuhi syarat pernikahannya. Hanya Sokrasana yang mampu melakukannya. Namun karena iri, Sumantri membunuh adiknya sendiri.
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Contoh Resensi
1. Nama
: Ari Intan Prajitno
Kelas
: XI IPA 6
Absen
:6
Judul Novel
: Di Batas Angin
Pengarang
: Yanusa Nugroho
Penerbit
: Kompas
Tahun Terbit
: 2003
Kota Terbit
: Jakarta
Ukuran
: 21cm×14cm×0,6cm
Jumlah Halaman
: 94
Harga
: Rp 35.000,-
Kepergian Adik Tercinta
Sebagai akibat dari kurangnya perhatian, kini dunia pewayangan mulai
tenggelam tertelan arus globalisasi. Namun hal ini tidak menghalangi Yanusa
Nugroho, pria yang lahir di Surabaya, 2 Januari 1960 untuk mengarang sebuah novel
berjudul Di Batas Angin. Ketertarikannya yang kuat di bidang seni pewayangan,
khususnya wayang kulit membuat ayah dua anak ini mengangkat kisah kakakberadik Sumantri dan Sokrasana dengan memberikan dimensi lain bagi pembaca.
Sampul novel Di Batas Angin yang menampilkan ilustrasi Sokrasana terlihat
begitu menarik, di padukan dengan warna-warna yang cocok dan tidak terlalu
mencolok menjadi kelebihan dari novel ini. Selain ilustrasi dan warnanya, sampul
novel ini juga tahan air sehingga lebih tahan lama dibanding dengan sampul kertas
biasa. Font tulisannya pun cukup besar sehingga enak saat di baca. Namun di balik
sampul yang tahan air, ternyata sampul novel tersebut mudah kotor dan sulit
dihilangkan.
Novel ini membawa kita seolah-olah kita berada di sebuah kerjaan megah
dengan Raja Arjunasasra sebagai rajanya. Untuk memenuhi syarat pernikahannya
dengan Dewi Citrawati, raja mengutus Sumantri untuk memindahkan Taman
Sriwedari ke kerajaan Maespati. Kita juga akan di perkenalkan pada Sokrasana, adik
2. Sumantri tercinta, satu-satunya yang dapat memindahkan Sriwedari. Karena itu,
Sumantri membunuh adiknya sendiri agar yang terlihat dialah yang memindahkan
Taman Sriwedari ke Maespati. Suka dan duka yang telah mereka alami melebur dan
meleleh dalam air mata Sumantri. Cerita mereka terangkai dengan indah di setiap
halamannya. Terkadang kata-katanya sangat puitis dan mempunyai makna yang
tersirat sampai sulit dipahami sehingga dalam membaca perlu diulang-ulang. Sedikit
saja salah bisa-bisa pembaca salah mengartikan dan bingung di tengah jalan cerita.
Selain itu, karena diangkat dari pewayangan, ceritanya fiksi sehingga sulit diterima
logika.
3. Sinopsis dari novel Di Batas Angin karya Yanusa Nugroho
Cerita berawal dari Sokrasana, makhluk druwiksa kerdil yang mempunyai
wajah buruk rupa. Dia dibuang oleh ayahnya ke jurang saat dia tahu bahwa anaknya
bukanlah seorang manusia, melainkan seorang druwiksa. Namun Sumantri,
kakaknya, sangat menyayangi Sokrasana sehingga menyelamatkan adiknya. Setelah
sadar apa yang dilakukannya salah, ayahnya merasa malu. Untuk menebus
kesalahannya, dia memberikan semua ilmu gaib dan tenaga alam yang melimpah
miliknya pada Sokrasana.
Berbeda dengan Sokrasana, Sumantri adalah seorang manusia dengan wajah
tampan dan tubuh kekar. Sokrasana dan Sumantri hanya hidup berdua dari kecil
hingga dewasa. Akan tetapi, suatu hari Sumantri menghilang. Sokrasana yang sangat
menyayangi kakaknya menangis dan mengadakan perjalanan untuk mencari
kakaknya. Ternyata Sumantri sedang mengikuti lomba untuk menjadi satu dari
sekian ksatria Maespati, kerajaan yang amat luas dengan Raja Arjunasasra sebagai
rajanya. Sumantri pergi tanpa meninggalkan pesan karena tahu Sokrasana pasti akan
mencegahnya. Nama Sumantri diumumkan sebagai pemenang. Dan kini ia berusaha
menonjol dari yang lain, berharap suatu saat dapat menjadi tangan kanan raja.
Suatu hari raja mengutus Sumantri untuk melamar Dewi Citrawati, Putri Raja
Citragada, dari kerajaan Magada untuk menjadi permaisuri Raja Arjunasasra. Kereta
dan pengawal pengantin disiapkan. Namun ternyata untuk melamar dewi harus
mengalahkan semua prajurit para raja yang juga ingin mempersuntingnya. Sehingga
Sumantri dengan kesaktiannya menumpas semua prajurit sendirian karena dia tidak
membawa prajurit perang, melainkan hanya pengawal pengantin.Kecantikan dewi
sempat menggoda Sumantri, namun ia kalah saat menantang Raja Arjunasasra
bertanding untuk memperebutkan Dewi Citrawati. Jadi ia memilih untuk
melanjutkan tugasnya untuk melamar dewi.
Dewi Citrawati mengajukan syarat yang sulit sehingga Sumantri kewalahan.
Namun Sumantri dapat memenuhinya dengan bantuan raja yang telah
ditaklukannya. Tapi ada satu syarat yang tidak bisa ia penuhi yaitu memindahkan
Taman Sriwedari ke Maespati. Taman Sriwedari adalah taman milik Batara Wisnu
yang tak terjangkau mimpi. Tak ada manusia yang dapat memindahkannya.
Di sela-sela kecemasannya, Sokrasana yang terus mencari Sumantri, akhirnya
bertemu dengan Sumantri. Sokrasana mengajak kakaknya pulang, akan tetapi
4. kakaknya malah membicarakan masalahnya pada adiknya. Sokrasana lalu
mengatakan bahwa dialah penjaga Taman Sriwedari dan memindahkannya adalah
hal yang mudah. Sumantri lalu memohon pada Sokrasana agar Sokrasana
mengabulkan permintaannya untuk memindahkan Taman Sriwedari. Sokrasana
mengabulkan. Tanpa ada orang lain tahu bahwa Sokrasanalah yang memindahkan.
Raja Arjunasasra dan Dewi Citrawati hanya dibuat menganga tidak percaya. Namun
karena syarat telah terpenuhi, akhirnya pesta pernikahan dilangsungkan.
Selama
pesta
berlangsung,
raja
mabuk.
Sumantri
dengan
setia
mendampinginya. Dalam mabuknya, raja bertanya mengapa Sumantri dapat
memenuhi syaratnya. Padahal tidak ada seorang manusia yang dapat memindahkan
taman itu. Sumantri merasa terpojok. Bahkan masih dalam mabuknya, Raja
Arjunasasra berjanji akan mengijinkan Sumantri tidur dengan dewi jika memang
Sumantri sendiri yang memindahkan Taman Sriwedari. Mendengar hal itu, Sumantri
langsung mendatangi adiknya. Dia menyuruh Sokrasana pulang ke padepokan agar
tidak ada bukti bahwa yang memindahkan taman indah itu bukan Sumantri. Tapi
Sokrasana kukuh berkata dia bukan manusia dan dialah yang memindahkan taman
itu karena demikian faktanya Sokrasana tidak mau pulang tanpa kakaknya. Dalam
kemarahan yang meluap-luap, Sumantri meluncurkan panah dari busur di tangannya
dan menusuk dada Sokrasana. Sumantri bergetar, ia menatap adik kesayangannya.
Air matanya meleleh. Dia langsung memeluk tubuh Sokrasana yang bersimbah
darah. Sambil berteriak meminta maaf. Namun Sokrasana telah kembali ke alam
kekal.