1. Dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. (CM FM)
Fakultas Kedokteran USU
Bagian IKM/ IKP/ IKK
2. Studi Kohort
(Follow up, Insidence, Longitudinal,
Prospective Study)
Penelitian yg ditinjau berdasarkan:
• Proses perjalanan penyakit: Prospektif
• Tujuan: Insidensi
• Kelompok yang diikuti: Kohort
• Sekuens waktu: Longitudinal
3. Mulai penelitian Waktu
Kelompok
Studi
Paparan
(+)
Paparan
(-)
Sakit (+)
Dibandingkan
Sakit (-)
Sakit (+)
Sakit (-)
Prospektif
Sekarang Waktu Mendatang
4. • Pada awal penelitian, kelompok terpajan
dan tidak terpajan belum mempunyai
gejala penyakit yg diteliti
• Kedua kelompok diikuti ke depan
berdasarkan sekuens waktu (prospektif)
• Pengamatan untuk mencari insidensi
penyakit (efek) pada kedua kelompok
• Insidensi penyakit pada kedua kelompok
dibandingkan untuk menguji hipotesis
hubungan sebab akibat pajanan dan
insidensi penyakit (efek)
5. Macam Penelitian Kohort
• Penelitian observasional
• Penelitian intervensional
• Penelitian satu kohort
• Penelitian dua kohort
6. Penelitian Satu Kohort
• Bersifat deskriptif: pada awal penelitian
kelompok terpajan (-) dan kelompok tidak
terpajan (-)
• Pengamatan: kelompok individu yg
terpajan dgn fx. Resiko (+), kelompok
individu yg tidak terpajan (+) dianggap sbg
kontrol
• Kontrol interna
7. Penelitian Dua Kohort
• Pada awal penelitian kelompok terpajan
dgn fx resiko (+) dan kelompok tidak
terpajan (+)
• Follow up (diikuti): insidensi pd kelompok
individu yg terpajan dan kelompok individu
yg tidak terpajan, dianalisis (risiko relatif,
risiko atribut) utk menguji hipotesa.
• Kontrol eksterna
8. Keuntungan
• Mengetahui perkembangan normal
(ontogenik) yg terjadi dgn berjalannya
waktu (intervensi alam) – tumbuh
kembang
• Mempelajari timbulnya penyakit secara
alamiah akibat pemajanan (patogenik) –
merokok & PJK
• Mempelajari perjalanan klinis suatu
penyakit (patogresif) – Ca. mammae
9. Keuntungan…
• Mempelajari hubungan sebab akibat
• Mempelajari insidensi penyakit yang diteliti
• Tidak memiliki hambatan masalah etis
• Risiko relatif dan risiko atribut dapat
dihitung secara langsung
• Untuk menguji hipotesis
• Dapat diketahui lebih dari satu outcome
terhadap satu pemaparan – merokok dan
Ca. Paru, PJK, gastritis, Ca. kandung
kemih, dll.
10. Kerugian
• Sample yang besar dan waktu yang lama.
• Biaya besar
• Sulit dilakukan pada penyakit yang jarang
terjadi
• Tidak efektif untuk penelitian penyakit
dengan fase laten yang lama
11. Langkah-langkah Penelitian Prospektif
• Tentukan tujuan penelitian
• Rancangan penelitian (satu kohort atau
dua kohort)
• Tentukan kelompok terpajan dan
kelompok tidak terpajan (inclusion criteria
dan exclusion criteria)
• Tentukan lamanya pengamatan dan
frekuensi pengamatan
• Hitung besarnya sample yg dibutuhkan
• Rancangan analisis yang akan dilakukan
12. Rancangan Analisis:
Risiko Relatif (Relative Risk = Risk Ratio)
Risiko Relatif (RR) =
Risiko kelompok terpajan
Risiko kelompok tidak terpajan
13. Contoh:
Penelitian hubungan rokok dan Ca.Kandung Kemih
Pemaparan Ca. Kandung
Kemih
Jumlah Risiko
+ -
Perokok 90 910 1.000 0.09
Bukan
30 970 1.000 0.03
perokok
Jumlah 120 1880 2.000 RR = 3
Risiko Atribut = 0.09 – 0.03 = 0.06 atau 6%
14. Kesimpulan:
• Risiko perokok untuk terkena Ca.
Kandung Kemih 3x lebih besar
dibandingkan dengan bukan perokok.
• Besarnya risiko yang dapat dihindarkan
dengan tidak menjadi perokok adalah 6%
15. Nilai RR
• RR=1, tidak ada asosiasi antara faktor
risiko dengan penyakit
• RR>1, berarti ada asosiasi positif antara
faktor risiko dengan penyakit
• RR<1, berarti ada asosiasi negatif antara
faktor risiko dengan penyakit