SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar belakang 
Negara yang berkembang/ maju dapat dilihat dari kemajuan Mutu 
SDM(Sumber Daya Manusia) yang handal dan berkualitas. Hal tersebut dapat terwujud 
apabila Pemberdayaan SDM tersebut dapat dikelola dengan baik dan memperhatikan 
pengetahuan khususnya pendidikan. Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan 
penting dalam membekali wawasan/ pengetahuan SDM untuk tidak kalah bersaing di 
dalam persaingan di Era globalisasi saat ini. 
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus memperhatikan beberapa faktor 
yang mempengaruhi, baik faktor fisik maupun nonfisik, yaitu termasuk faktor insan 
pendidikan yang di dalamnya adalah guru. Guru selaku tenaga pendidik harus benar-benar 
professional dalam memenejemen profesinya tersebut, karena sangat berperan 
penting bagi keberhasilan kegiatan pendidikan dan juga beerperan penting di dalam 
Dunia pendidikan. Untuk menjadi guru yang profesional, para calon guru harus benar-benar 
bagus, baik dari segi fisik, mental, dan personalitas masing-masing karakter 
calon guru tersebut. 
Mengingat besarnya peranan guru menyebabkan pemerintah membangun 
sekolah tinggi keguruan yang salah satunya adalah UNDIKSHA (Universitas 
Pendidikan Ganesha) singaraja. Guna menciptakan tenaga pendidik yang profesional 
maka UNDIKSHA mengadakan suatu program yaitu Program Pengenalan Lapangan 
lebih awal (PPL-awal) kepada mahasiswa untuk mengenal bagaimana dunia pendidikan 
yang sebenarnya dalam kurun waktu yang lebih awal. Dunia pendidikan yang 
dimaksud disini adalah lingkungan sekolah. 
Selain itu orientasi PPL-awal merupakan ajang pelatihan yang menerapkan 
berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan calon guru 
yang professional. PPL-awal merupakan kegiatan yang diprogramkan LPPL yang 
memungkinkan mahasiswa mengenal lingkungan fisik maupun nonfisik sekolah, 
mengetahui pola tingkah laku siswa dan terlibat dalam kegiatan proses belajar mengajar 
yang harus mereka pahami sejak dini, yang secara langsung maupun tidak langsung 
sangat menunjang mahasiswa sebagai calon guru yang profesional. 
1
Berkaitan dengan tujuan tersebut, penulis mengadakan orientasi PPL-awal di 
SMA DWIJENDRA DENPASAR 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang diajukan 
dalam laporan ini adalah sebagai berikut : 
1. Bagaimana keadaan fisik dan nonfisik sekolah di SMA Dwijendra Denpasar ? 
2. Bagaimana proses belajar mengajar di SMA Dwijendra Denpasar? 
3. Bagaimana kehidupan social dan budaya di SMA Dwijendra Denpasar? 
4. Bagaimana pola tingkah laku siswa SMA Dwijendra Denpasar baik di kelas 
selama mengikuti kegiatan belajar mengajar maupun di luar kelas ? 
1.3 Tujuan Penulisan 
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka adapun tujuan yang ingin 
dicapai dari kegiatan PPL-Awal ini adalah sebagai berikut : 
1. Memperoleh data empiris/informasi mengenai keadaan fisik dan nonfisik 
sekolah di SMA Dwijendra Denpasar. 
2. Mengetahui dan memahami proses belajar mengajar di SMA Dwijendra 
Denpasar. 
3. Mengetahui dan menyelami kehidupan sosial di SMA Dwijendra Denpasar. 
4. Mengetahui pola tingkah laku siswa baik di kelas selama mengikuti kegiatan 
belajar mengajar maupun di luar kelas. 
2
BAB II 
KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA ORIENTASI 
2.1 Kegiatan yang dirancang 
Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Awal (PPL-Awal) merupakan 
serangkaian kegiatan yang diprogramkan oleh LPPL yang merupakan ajang pelatihan 
untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam rangka 
pembentukan profesionalisme gur yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu 
pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) sesuai tuntutan Undang-Undang Pendidikan 
Nasional. Waktu minimal yang ditargetkan adalah sekitar 2 minggu. Maka untuk itu 
peserta diwajibkan untuk merancang serangkaian kegiatan yang akan dilakukan 
nantinya. Sebelum melaksanakan kegiatan orientasi, terlebih dahulu dilakukan 
penyusunan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di SMA Dwijendra Denpasar 
dengan mengacu dan berpedoman kepada instrumen yang diberikan LPPL serta 
program kerja yang telah dibuat. Secara umum rancangan kegiatan tersebut adalah 
sebagai berikut : 
2.1.1 Melakukan Persiapan Awal 
a) Melakukan penjajagan ke SMA Dwijendra Denpasar. Kegiatan yang 
dilakukan dengan datang langsung ke sekolah dan membawa surat 
pengantar. 
b) Memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan PPL 
Awal kepada Kepala Sekolah. 
c) Menemui guru pamong yang telah ditentukan oleh Kepala Sekolah 
SMA Dwijendra Denpasar. 
d) Membuat program kerja sesuai dengan instrumen yang telah diberikan 
dan mengkonsultasikan kepada guru pamong yang telah ditetapkan 
oleh Kepala Sekolah. 
2.1.2 Pengenalan aspek Fisik dan Non-fisik Sekolah 
a) Melakukan observasi langsung lingkungan fisik seperti : letak sekolah, 
luas sekolah, status sekolah, jumlah ruangan kelas, dan bangunan fisik 
lainnya, pengenalan unsur non-fisik sekolah serta latar belakang 
ekonomi siswa. 
3
b) Mengenal kehidupan sosial budaya yang ada di SMA Dwijendra 
Denpasar. 
c) Mengenal program kegiatan ekstrakulikuler sekolah SMA Dwijendra 
Denpasar. 
d) Mengamati tentang jumlah guru, petugas administrasi sekolah, rasio 
jumlah siswa, guru dan pegawai. 
e) Mengamati keadaan siswa seperti jumlah siswa keseluruhan, sistem 
penerimaan siswa baru. 
f) Mengetahui perangkat administrasi sekolah yang ada. 
g) Wawancara, mendiskusikan materi/ informasi yang diperoleh dan 
mengkonsultasikannya pada guru pembimbing. 
2.1.3 Pengenalan Pola Sikap dan Tingkah Laku Siswa 
a) Mengamati kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas seperti pola 
interaksi belajar mengajar dikelas. 
b) Mengamati kegiatan di luar kelas saat usai pelajaran dan saat tidak ada 
kegiatan belajar mengajar. 
c) Ikut bersosialisasi dengan siswa saat jam istirahat 
2.1.4 Pengenalan Proses Belajar Mengajar 
Mengenal kegiatan proses belajar mengajar seperti : perencanaan atau 
persiapan mengajar, pelaksanaan pada saat (membuka, masuk ke inti 
dan menutup pelajaran), pengelolaan kelas dan lain-lain. 
Dalam pencarian data rancangan kegiatan ini tidak terlalu baku, hal 
ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi selama orientasi 
di SMA Dwijendra Denpasar. Adapun rincian waktu secara terstruktur 
dalam pengambilan data di sekolah dapat dilihat dalam program kerja 
PPL-Awal dan jurnal kegiatan harian pelaksanaan kegiatan orientasi 
PPL-Awal (Terlampir). 
2.1.5 Penyusunan Laporan 
Dalam penyusunan laporan ini dilakukan secara bertahap yang 
dimulai sejak pengumpulan data dilakukan. Dalam proses penyusunan 
laporan ini tidak terlepas dari arahan/ bimbingan guru pembimbing 
dalam melakukan klarifikasi terhadap temuan-temuan di lapangan yang 
4
mesti di selaraskan dengan keadaan secara umum. Akhir dari 
penyusunan laporan ini ditandai dengan pengesahan dari kepala sekolah 
SMA Dwijendra Denpasar dan guru pembimbing/pamong. 
2.2 Cara Pengumpulan Data 
Dalam mengumpulkan data selama kegiatan orientasi berlangsung, selalu 
mengacu pada instrumen dan progam kerja yang telah dibuat dan telah dikonsultasikan 
kepada guru pembimbing. Agar mempermudah dalam proses pengumpulan data, maka 
dibuatlah instrumen pengumpulan data sebagai berikut: 
2.2.1 Pengenalan lingkungan fisik dan nonfisik di SMA Dwijendra Denpasar. 
Hal yang diamati di SMA Dwijendra Denpasar meliputi: 
a. Identitas Sekolah, dalam hal ini yang diamati adalah tentang profil 
sekolah yang berisikan Nama Sekolah, Alamat Sekolah, Status 
Sekolah, Luas Sekolah, Jumlah Ruangan Kelas beserta ukuranya, 
serta bangunan lain yang terdapat di dalam lingkungan sekolah 
tersebut. 
b. Jenis dan Ukuran lapangan olahraga. 
c. Lingkungan Sekolah, jenis bangunan yang terdapat disekitar 
lingkungan sekolah dan kondisi lingkungan sekolah. 
d. Denah lingkungan fisik sekolah beserta keteranganya. 
e. Kelengkapan fasilitas ruang kelas serta fungsi dan kegunaan dalam 
proses pembelajaran. 
f. Menejemen Pengelolaan perpustakaan. Ditinjau dari menejemen 
perpustakaan, jumlah buku yang terdapat di perpustakaan, intensitas 
kunjungan siswa, pemanfaatan fasilitas perpustakaan oleh siswa dan 
warga sekolah lainya. 
g. Pengelolaan Laboratorium dan pemanfaatanya di dalam kegiatan 
PBM (Proses Belajar Mengajar). 
h. Fungsi BK sebagai usaha membantu siswa yang bermasalah serta 
segala fasilitasnya . 
i. Fasilitas ruang lainya yang terdapat di sekolah tersebut seperti halnya: 
ruang keterampilan, ruang tata usaha, ruang OSIS, ruang UKS, serta 
ruang serba guna (AULA). 
5
j. Keadaan guru dan petugas administrasi sekolah. 
k. Keadaan siswa, seperti jalur penerimaan siswa, jumlah, kualitas dan 
latar belakang ekonomi siswa. 
l. Kegiatan ekstra kulikuler yang terdapat di sekolah tersebut. 
m. Parahyangan atau tempat ibadah yang terdapat di sekolah tersebut 
serta pemanfaatannya. 
n. Pengelolaan UKS, Kantin dan Koperasi. 
o. Pengelolaan taman sekolah. 
2.2.2 Pengenalan sikap dan pola tingkah laku siswa 
a. Umum 
 Tata tertib di SMA Dwijendra Denpasar. Tata tertib ini 
ditujukan kepada seluruh warga sekolah baik itu guru, 
siswa, dan pegawai. 
 Kesan mengenai hubungan sosial antara : siswa –siswa, 
siswa – guru, guru – guru, siswa – guru – pegawai, kepala 
sekolah – bawahan. 
 Peranan kepala sekolah dalam membina dan memelihara 
kultur kehidupan sekolah yang kondusif. 
b. Kegiatan di dalam kelas 
 Sikap seorang guru dalam membuka pelajaran, kegiatan 
inti, dan menutup pelajaran dalam kegiatan PBM 
 Interaksi belajar mengajar 
 Pengelolaan kelas 
c. Kegiatan di luar kelas 
 Sikap siswa di luar kelas pada saat usai pembelajaran dan 
ketika tidak ada kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. 
 Aktivitas petugas BK dalam menangani permasalahan 
siswa. 
Selain berpedoman terhadap instrumen dan program kerja yang dibuat, harus disertai 
upaya semaksimal mungkin untuk melakukan pengenalan secara lebih mendalam 
6
tentang pola sikap atau tingkah laku dari seorang guru dalam melakukan tugas-tugasnya. 
Adapun metode - metode yang dilakukan selama melakukan kegiatan orientasi 
di SMA Dwijendra Denpasar antara lain : 
1. Metode Observasi 
Melakukan pengamatan dan pemantauan secara langsung tentang hal-hal atau 
informasi yang diperlukan secara keseluruhan di lingkungan SMA Dwijendra 
Denpasar. 
2. Metode Wawancara 
Dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan pihak yang sesuai dengan 
bidangnya. 
3. Metode Diskusi 
Metode ini ditempuh karena mengingat data yang didapat perlu diselaraskan 
dan dikonsultasikan dengan guru pembimbing. Sehingga dalam menyusun 
laporan tidak lagi ada permasalahan yang semestinya tidak diharapkan. 
4. Metode Dokumentasi 
Metode ini adalah cara untuk mendapatkan informasi melalui pencatatan 
langsung hal–hal yang sudah ada dalam inventarisasi sekolah, misalnya data 
mengenai jumlah siswa, dll. 
5. Metode Perpustakaan 
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data dari buku – buku 
yang dapat memberi informasi tambahan. 
7
BAB III 
TEMUAN DAN PEMBAHASAN 
3.1 Temuan selama orientasi dan Observasi 
SMA Dwijendra Denpasar merupakan SMA Swasta yang merupakan bagian 
dari Yayasan Dwijendra, disini terdapat pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA, hingga 
Perguruan Tinggi. SMA Dwijendra Denpasar sudah mengengalami perubahan yang 
sangat besar sejak dibangun yang terletak di wilayah kota madya Denpasar. SMA 
Dwijendra Denpasar didirikan pada tanggal 28 Januari 1953. SMA Dwijendra 
Denpasar berlokasi di Jalan Kamboja No. 17 Denpasar. 
3.2 Keadaan Umum SMA Dwijendra Denpasar 
Kondisi lingkungan di SMA Dwijendra Denpasar terlihat cukup mendukung 
keberhasilan proses pembelajaran. Dari segi kenyamanan dalam belajar sekolah ini 
memang sangat cocok terlebih jika sarana dan prasarana yang ada di sekolah ini sangat 
mendukung proses belajar mengajar. Lingkungan sekolah secara topografi bisa 
dikatakan strategis karena transportasi yang sangat mendukung dikarenakan oleh letak 
sekolah ini di pusat kota DENPASAR. Agar terselenggaranya proses belajar mengajar 
yang baik, SMA Dwijendra Denpasar dengan luas tanah 7000 m2 menyediakan ruang 
kelas sebanyak 26 ruangan. Yang terdiri dari 10 ruang untuk kelas X, 9 ruangan untuk 
kelas XII, 1 ruang untuk menyimpan gong, 1 ruangan untuk ruang OSIS, dan 1 ruangan 
untuk menyimpan peralatan sekolah, sedangkan untuk kelas XI untuk sementara 
bersekolah siang. Karena di SMA Dwijendra Denpasar sedang melakukan renovasi dan 
pembuatan gedung baru guna memperlancar proses belajar mengajar. 
Pengenalan Lingkup Fisik dan Non Fisik 
1. Nama sekolah : SMA Dwijendra Denpasar 
2. Alamat : jalan Kamboja No. 17 Denpasar, Bali. 
Telp: (0361) 224383 
3. Status sekolah : Swasta 
4. Luas sekolah : 7000 m2 
5. Jumlah ruang kelas : 30 
8
6. Ukuran ruang kelas : 42m2 
7. Bangunan lain yang ada di SMA Dwijendra Denpasar, antara lain: 
No. Nama Bangunan Jumlah Luas 
a. Lab IPA 1 56 m2 
b. Lab Bahasa 1 56 m2 
c. Lab Komputer 2 112 m2 
d. Ruang Perpustakaan 1 112 m2 
e. Lapangan Basket 1 380,40 m2 
f. Ruang BK 1 24 m2 
g. Ruang Kepala Sekolah 1 12 m2 
h. Ruang TU 1 56 m2 
i. Ruang Guru 1 112 m2 
j Ruang Wakasek 1 12m2 
k Ruang OSIS 1 56 m2 
l Rung UKS 1 16 m2 
m Koperasi 1 12 m2 
n Kantin 1 12m2 
o Padmasana 1 140 m2 
p Aula 1 300 m2 
q Tempat parkir 1 1600 m2 
r Pos Satpam 1 12 m2 
s WC Guru / Pegawai. 3 9 m2 
t WC Siswa 8 24 m2 
u Ruang Keterampilan 1 56 m2 
v Ruang Serba Guna 1 280 m2 
w Ruang Diesel 1 12 m2 
x Gudang 1 4 m2 
y kebun 1 150m2 
8. Lapangan Upacara 
Area lapangan basket SMA Dwijendra Denpasar merupakan tempat 
pelaksanaan upacara bendera, dengan berpusat pada area tengah sekolah. Selain 
digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara bendera dan bermain basket, 
lapangan ini juga dimanfaatkan untuk tempat pelaksanaan Masa Orientasi Siswa 
dan tempat berkumpulnya para siswa pada saat diadakannya suatu 
pengumuman. 
9. Lingkungan Sekolah 
a. Lingkungan sekitar sekolah: 
Utara : SMA N 1 Denpasar 
9
Timur : Jalan raya, Rumah Penduduk 
Selatan : Rumah Penduduk, Pertokoan 
Barat : Jalan raya, Pasar Kreneng 
b. Kondisi lingkungan sekolah: 
Keadaan/ Kondisi lingkungan sekolah SMA dwijendra denpasar sangat 
layak untuk diadakannya suatu proses pembelajaran antara guru dengan 
siswa, ini dapat dilihat dari keadaan sekolah yang tertata rapi, suasana 
halaman sekolah yang segar dengan ditambah ditanamnya pohon-pohon 
yang menambah suasana rindang. keeksotikan timbul dengan adanya Patung 
Dewi Saraswati yang disimbulkan sebagai dewi ilmu pengetahuan yang 
berada di depan. Keadaan lingkungan yang sejuk dan tenang turut 
menunjang keberhasilan pelaksanaan belajar mengajar di kelas. Fasilitas-fasilitas 
yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar pun sangat 
memadai. Beberapa fasilitas ruang kelas seperti meja yang diatasnya berisi 
kaca bertujuan agar siswa-siswa kelas III tidak perlu membawa alas kaca 
untuk ujian, kursi dan papan tulis (white board) terawat dengan baik. Taman 
dan kebun tertata rapi dan tiap harinya mendapat perawatan yang intensive, 
hal tersebut membuat kondisi lingkungan sekolah menjadi nyaman, sejuk, 
rindang dan bersih. Semua orang yang berada di lingkungan sekolah (guru, 
pegawai, dan siswa) merasa nyaman dan tenang dalam melakukan segala 
kegiatan sehari-hari. Sekolah merekrut tukang kebun, Agar keadaan 
lingkungan sekolah dapat terus tertata rapi dan bersih . 
10. Denah Lingkungan Sekolah (terlampir) 
11. Ruang Kelas dan Fasilitasnya 
SMA Dwijendra Denpasar memiliki ruang kelas. Masing-masing kelas sudah 
memiliki fasilitas-fasilitas pendukung proses pembelajaran. Berikut ini akan 
dipaparkan mengenai fasilitas yang ada serta manfaatnya: 
· Meja dan kursi siswa di gunakan oleh siswa dalam mengikuti proses 
pembelajaran di kelas. 
10
· Whiteboard yang terbuat dari kaca beserta kelengkapannya, digunakan 
sebagai media pembelajaran untuk penyampaian informasi guru kepada 
siswa dan juga untuk mengetahui kemampuan siswa dalam belajar. 
· Papan absensi siswa, digunakan untuk mengetahui data kehadiran siswa 
· Papan data siswa, digunakan untuk mengetahui data tentang diri dari 
masing-masing siswa seperti tanggal lahir siswa. 
· Papan struktur organisasi kelas 
· Jadwal piket 
· Jadwal pelajaran 
· Buku jurnal, digunakan untuk mencatat materi yang diajarkan guru 
kepada siswa. 
· Meja dan kursi guru, digunakan oleh guru selama melakukan kegiatan 
belajar mengajar 
· LCD Proyektor, merupakan media pembelajaran yang digunakan agar 
dapat mempermudah guru dalam penyampaian materi. Selain itu, 
dengan menggunakan LCD proyektor perhatian siswa lebih tertarik 
dalam pembelajarn daripada guru menggunakan papan tulis sebagai 
media secara monotone . 
· Denah kelas/denah tempat duduk, digunakan untuk mengetahui dan 
melihat tempat duduk siswa. Selain itu, agar guru dapat lebih menghapal 
wajah dan nama muridnya. 
· Gambar burung garuda: agar siswa selalu bersikap nasionalisme 
terhadap Negara dan dapat mengingat dasar Negara Indonesia serta 
dapat mengamalkan nilai-nilai sosial yang terkandung didalamnya. 
· Gambar presiden dan wakil presiden: agar siswa selalu ingat kepada 
pemimpin negaranya. 
· Pelangkiran, digunakan sebagai tempat menaruh canag, dan sebagai alat 
konsentrasi dalam melaksanakan persembahyangan di kelas. 
· Sapu, serok, tempat sampah, digunakan siswa dalam menjaga 
kebersihan dan keasrian kelas. 
11
· Kelengkapan kelas lainnya seperti AC, vas bunga, taplak meja, 
penggaris, busur dan yang lainnya yang dapat membantu kegiatan 
belajar mengajar di kelas, maupun untuk menambah kenyamanan 
suasana belajar di kelas. 
Semua fasilitas-fasilitas tersebut dikelola oleh wakasek sarana dan prasarana 
serta komite yayasan yang bertugas mengontrolnya dan mengadakan 
fasilitas penunjangan pembelajaran. 
12. Observasi Perpustakaan 
Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas pendukung majunya 
pendidikan. Karena dengan adanya perpustakaan, siswa dapat mengetahui hal-hal 
baru di luar pelajaran yang mereka terima di kelas seperti pengetahuan 
umum dan pengetahuan lainnya serta dapat menambah kemampuan atau 
wawasan siswa. Untuk itu perpustakaan sangat berguna dan wajib dimiliki oleh 
setiap sekolah. SMA Dwijendra Denpasar, memiliki fasilitas berupa ruang 
perpustakaan. Berikut uraiannya: 
a. Perpustakaan di SMA Dwijendra Denpasar bergabung dengan SMP dan 
Universitas Dwijendra Denpasar yang luas bangunan sebesar 112 m² dikelola 
oleh 10 orang petugas khusus, yaitu: 
Tabel 1. Pegawai Perpustakaan Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar 
NO NAMA TUGAS JABATAN 
1 I Made Satya Gunawan, SH.H Pagi Kepala 
2 Dewa Made Kertha Pagi Pegawai 
3 Ida Ayu Semara Dewi, S.E Pagi Pegawai 
4 Dwi Mahendra Putra, S.S Pagi Lontar 
5 Gusti Ayu Novaeni, S.S Pagi Lontar 
6 Ni Komang Ari Pebriyani, S.S Pagi Lontar 
12
7 I Wayan Gede Pradnyana, S.Ag Siang Pegawai 
8 Gusti Ayu Manik Srinadi Sore Pegawai 
9 Ni Kadek Sri Wahyuni Sore Pegawai 
10 I Gde Putu Adi Saka Wibawa Pagi Lontar 
b. Jenis–jenis buku yang ada di perpustakaan Dwijendra Denpasar sangat 
bervariatif dan disusun dengan rapi sehingga memudahkan untuk 
pencariannya. 
Jumlah buku yang ada di perpustakaan dilihat dari jumlah judul ± 7000 judul 
dan ± 20.000 jumlah eksemplar serta 4 majalah dan 1 Harian Bali Post. 
c. Rata-rata kehadiran siswa dan guru perminggu ke perpustakaan ± 200 orang 
dan jumlah buku yang dipinjam perminggu ± 50 buku. Perpustakaan sekolah 
dimanfaatkan oleh siswa untuk mengisi waktu istirahat maupun jam-jam 
pelajaran yang kosong dengan membaca buku, ensiklopedia, novel, koran, 
maupun majalah untuk meningkatkan wawasan, perolehan informasi, dan 
rekreasi. Buku paket dan beberapa jenis buku penunjang tersedia di 
perpustakaan untuk digunakan dalam menunjang proses belajar mengajar di 
kelas. Ketika penulis melakukan observasi ke perpustakaan banyak ditemui 
guru yang memanfaatkan layanan perpustakaan untuk menambah wawasan 
dan informasi yang dimiliki. Selain itu, siswa-siswa juga memanfaatkan 
perpustakaan sebagai tempat untuk berdiskusi meskipun ada juga siswa yang 
sekadar berbincang-bincang dengan siswa lainnya dan sekedar nonton 
televisi. Secara umum perpustakaan yang ada di SMA Dwijendra Denpasar 
ini sudah dimanfaatkan dengan cukup baik. Selain itu temuan yang penulis 
dapatkan bahwa guru kerap kali memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat 
pembelajaran, misalnya dengan cara mengajak siswa langsung ke ruang 
perpustakaan, menugaskan siswa mencari bahan belajar di perpustakaan, dan 
lain sebagainya. Walaupun perpustakaan memiliki koleksi buku-buku standar 
untuk pengajaran dari dinas pendidikan (buku paket), namun guru tidak 
pernah mengharuskan setiap siswa harus meminjam buku paket dari 
perpustakaan, hal ini karena jumlah buku paket yang jauh lebih sedikit dari 
13
jumlah siswa serta telah terjadinya keluwesan materi sesuai Kurikulum 
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sehingga pengadaan buku penuntun 
diserahkan sepenuhnya kepada siswa. 
d. Upaya sekolah untuk menambah koleksi buku-buku di perpustakaan antara 
lain dengan beberapa cara seperti : 
· Melakukan pembelian buku secara berkala dengan dana yang berasal dari 
swadaya, anggaran, dan uang komite sekolah serta dana bantuan. 
· Tetap memohon bantuan buku dari Dinas Pendidikan dan perpustakaan 
daerah. 
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perspustakaan SMA Dwijendra Denpasar antara 
lain: 
· Rak buku ukuran sedang : 10 buah 
· Rak buku khusus referensi uk. sedang : 2 buah 
· Rak buku ukuran besar : 3 buah 
· Rak untuk surat kabar dan majalah : 1 buah 
· Rak untuk lontar : 2 buah 
· Rak untuk tas pengunjung : 2 buah 
· Meja belajar dan meja baca : 8 buah 
· Meja komputer : 1 buah 
· Meja segi lima untuk komputer : 2 buah 
· Meja untuk pustakawan : 3 buah 
· TV : 1 buah 
· Komputer : 8 buah 
· Cermin : 1 buah 
· Semboyan dan logo-logo 
e. Perihal peminjaman, perpustakaan SMA Dwijendra Denpasar melayani 
peminjaman buku bagi seluruh warga sekolah dengan aturan tertentu 
mengenai sirkulasi peminjaman buku, dimana perpustakaaan memberikan 
kesempatan kepada siswa, pegawai, maupun guru untuk meminjam buku 
maksimal selama 2 minggu. Bagi anggota yang melanggar ketentuan tersebut 
14
(mengembalikan tidak tepat pada waktunya) dikenakan denda sebesar Rp 
500,- per buku per hari. 
Jika dilihat mengenai keberadaan fasilitas dan pemanfaatan 
perpustakaan serta fasilitasnya sebagai penunjang proses pembelajaran di SMA 
Dwijendra Denpasar ternyata sudah cukup baik. Dengan pemanfaatan 
perpustakaan sebagai salah satu media penunjang pembelajaran seperti yang 
telah dilakukan guru-guru di SMA Dwijendra Denpasar ini diharapkan akan 
dapat meningkatkan keberhasilan proses belajar siswa. 
Bila dilihat dari fasilitasnya, maka dapat disimpulkan bahwa siswa ataupun guru 
akan memperoleh kenyamanan saat berkunjung ke perpustakaan karena perpustakaan 
di SMA Dwijendra Denpasar sudah tergolong sangat baik dilihat dari fasilitas-fasilitas 
penunjang pembelajaran yang dimiliki. 
13. Observasi Laboratorium 
SMA Dwijendra memiliki 4 laboratorium yaitu: Lab. IPA (Lab. Fisika, 
sedangkan untuk Lab Biologi dan Kimia dijadikan satu ruangan), Lab. 
Komputer, Lab Bahasa yang akan dibahas secara detail di bawah ini. 
a. Laboratorium IPA 
Pada mulanya, SMA Dwijendra Denpasar hanya memiliki satu buah 
laboratorium IPA. Namun kini, sekolah ini sudah memiliki dua buah 
laboratorium IPA, yaitu: Laboratorium Fisika, dan untuk Laboratorium 
Biologi dan Kimia dijadikan dalam satu ruangan. Laboratorium IPA sekolah 
ini memiliki seorang penanggung jawab yang bernama A.A. Anom 
Astini,BA sekaligus sebagai penanggung jawab Lab Biologi dengan tugas 
pokok membagi jadwal penggunaan lab secara adil, mempersiapkan LKS 
untuk praktikum, membuat program kerja jangka panjang dan jangka 
pendek. Karena laboratorium ini menjadi satu dengan lab Biologi, lab Fisika 
dan lab Kimia, untuk itu dibagi lagi penanggung jawab Fisika adalah IR. I 
Putu Iriantono dan penanggung jawab Kimia adalah Ni Ketut Wiriadi,S.Pd. 
untuk inventaris yang ada di masing-masing ruang Lab IPA yaitu: 
Tabel 2. Fasilitas Laboratorium Biologi 
15
No Nama fasilitas No Nama fasilitas 
1 Higrometer Seing (Whereing) 10 Penjepit Kayu 
2 Tensimeter 11 Respirometer 
3 Stetoskop 12 Torso Manusia Laki2 dan 
Perempuan 
4 Haemositometer 13 Erlenmeyer 
5 Kotak Genetika 14 Silinder ukur 
6 Cawan Petri Kaca dan Plastik 15 Pipet Tetes 
7 Gelas Kimia 16 Gelas Ukur 
8 Tabung Kaca (berbagai ukuran) 17 Tabung Reaksi Besar 
9 Gelas Bias 
Tabel 3. Fasilitas Laboratorium Kimia 
No Nama fasilitas No Nama fasilitas 
1 Asam Nitrat 6 Asam Oksalat 
2 Asam Klorida 7 Amonium Klorida 
3 Kalsium Oksida 8 Alkohol 
4 Amoniak 9 Asam Asetat 
5 Fehling A +Fehling B 10 Formalin 
Tabel 4. Fasilitas Laboratorium Fisika 
No Nama fasilitas No Nama fasilitas 
1 Cermin Cembung 14 Neraca Pegas 
2 Ohmmeter 15 Barometer 
3 StopWatch 16 Voltmeter 
4 Tabung Kapiler 17 Katrol Satu Roda 
5 Bejana Berhubungan 18 Cermin Datar 
6 Termometer 19 Ray Box 
7 Pompa Tekan 20 Garpu Tala 
8 Tester 21 Pegas Kumparan 
9 Jangka Sorong 22 Manometer Tertutup 
10 Manometer Terbuka 23 Kereta Dinamika 
11 Barometer Amercia 24 Hidrometer Kayu 
12 Silinder Berbagai Bahan 25 Manometer 
13 Amperemeter 
Fasilitas penunjang ruang laboratorium IPA seperti jenis dan jumlah alat-alat 
serta bahan yang akan dipergunakan oleh siswa sudah sepadan dengan jumlah yang 
dibutuhkan oleh siswa, namun disini siswa dalam melakukan pratikum masih harus 
berkelompok. Dalam hal ini sama sekali tidak menggangu kegiatan pratikum. Alat dan 
bahan yang tersedia di laboratorium digunakan pada saat mengikuti pratikum mata 
pelajaran IPA. Sehingga siswa yang meminjam alat yang ada pada laboratorium secara 
16
pribadi belum ada. Ini dikerenakan guru selalu berusaha merencanakan materi pratikum 
yang sesuai dengan alat dan bahan yang tersedia di laboratorium. 
Alat yang ada di laboratorium ini sudah memenuhi standar dengan kondisi alat 
yang baik kerena dirawat dengan baik dan ditata rapi oleh petugas laboratorium. Untuk 
menambah atau menaggulangi fasilitas lab. yang kurang biasanya laboran mengajukan 
proposal penambahan alat kepada kepala sekolah. Penggunaan lab IPA tiap minggunya 
adalah 30 jam pelajaran. Kebersihan dan kerapian penataan ruangan Lab. IPA sudah 
bagus. Struktur organisasi laboratorium (terlampir) 
b. Laboratorium Komputer 
Laboratorium ini didirikan dengan tujuan untuk mendukung kegiatan belajar 
mengajar siswa, serta dengan tujuan supaya siswa SMA Dwijendra Denpasar selalu 
mengikuti perkembangan zaman. Laboratorium ini dikelola oleh guru bidang studi 
yang memiliki keahlian di bidang komputer. Laboratorium ini terletak disebelah barat 
parahyangan. 
Di laboratorium ini siswa biasanya mendapatkan pelajaran mengenai 
pengolahan data pada komputer. Selain itu, di lab ini juga digunakan untuk mengakses 
berbagai macam informasi yang berkaitan dengan pendidikan. Namun ada sedikit 
kendala yang dialami dalam pengelolaan laboratorium ini, yaitu ada beberapa computer 
yang rusak, sehingga tidak semua komputer dapat dimanfaatkan secara optimal. Upaya-upaya 
sekolah untuk menambah ataupun perawatan didapatkan dari iuran para siswa 
serta mengkonsultasikan dengan kepala sekolah beserta guru lainnya dan Yayasan 
Dwijendra Pusat Denpasar agar mengalokasikan dana untuk Lab. 
Di ruangan ini terdapat 40 set komputer yang tersambung dengan jaringan 
internet. Namun tidak semua komputer dapat digunakan, karena alasan teknis. Di 
laboratorium ini tersedia pula LCD proyektor agar siswa dapat melihat dengan jelas 
contoh-contoh yang diperagakan oleh para guru dalam mengoperasikan komputer. 
Laboratorium komputer dikelola oleh seorang guru informatika dan seorang laboran 
yang bertugas menjaga dan merawat seluruh peralatan yang ada di dalamnya. Berikut 
daftar tabel fasilitas yang terdapat pada laboratorium selengkapnya: 
17
Tabel 5. Fasilitas Laboratorium Komputer 
Nama Alat Jumlah Keadaan 
Komputer Pentium 4 30 buah Baik 
AC LG 2 buah Baik 
Printer Jetzet 1 buah Baik 
Printer Warna 1 buah Baik 
Stavol 30 buah Baik 
Gambar Presiden 1 buah Baik 
Gambar Wapres 1 buah Baik 
Jam dinding 2 buah Baik 
Kursi 30 buah Baik 
Papan tulis 1 buah Baik 
Penghapus papan 1 buah Baik 
Spidol 4 buah Baik 
Penggaris 1 buah Baik 
Sapu 2 buah Baik 
Tempat sampah 2 buah Baik 
OHP 1 buah Baik 
c. Laboratorium Bahasa 
Laboratorium bahasa berbeda dengan laboratorium lain karena tidak 
dikelola oleh petugas khusus. Yang bertugas melakukan perawatan dan 
pengawasan adalah guru-guru yang memanfaatkan fasilitas lab. dalam 
kegiatan belajar-mengajar. Berikut adalah perlengkapan dan fasilitas yang 
ada dalan lab. bahasa : 
Tabel 6. Fasilitas Laboratorium Bahasa 
Nama Alat Jumlah Keadaan 
Boot/ tape 40 unit Baik 
Boot/ tape control 1 unit Baik 
White board 1 buah Baik 
Kursi 40 buah Baik 
Jam dinding 1 buah Baik 
Spidol 2 buah Baik 
Penghapus papan 1 buah Baik 
Gambar Presiden 1 buah Baik 
Gambar Wapres 1 buah Baik 
TV 1 buah Baik 
VCD 1 buah Baik 
Sapu 1 buah Baik 
Sapu bulu 1 buah Baik 
AC 2 buah Baik 
Gambar garuda 1 buah Baik 
18
14. Observasi Ruang BK 
SMA Dwijendra Denpasar memiliki 4 orang tenaga BK yaitu: 
Ruang BK dimanfaatkan sebagi tempat untuk memberikan pengarahan-pengarahan 
dan menangani para siswa yang bermasalah. Selain itu, ruang BK 
juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan data-data pribadi siswa. 
Jika ada siswa yang mengalami permasalahan baik permasalahan pribadi 
maupun masalah sekolah yang menyangkut pergaulan yang dilakukan serta 
masalah yang berhubungan dengan akademik, BK selalu siap memberikan saran 
dan bantuan serta bimbingan untuk meringankan permasalahan yang dihadapi 
oleh siswa tersebut. Cara yang ditempuh yaitu dengan memanggil siswa yang 
memiliki masalah kemudian memberikan motivasi dan solusi yang berupa 
arahan, nasehat, dan dorongan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami 
oleh siswa yang bersangkutan. Seandainya panggilan tersebut tidak direspon 
atau di acuhkan oleh siswa, maka ada cara lain yang dilakukan tenaga BK 
adalah melakukan pemanggilan terhadap orang tua siswa yang bersangkutan, 
agar tenaga BK dapat mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi 
oleh siswanya. 
Guru Bimbingan dan Konseling (BK) ini memiliki beberapa tugas untuk 
menangani berbagai keluhan dan permasalahan yang dihadapi siswa, antara 
lain: 
1. Melakukan pendataan pada siswa tentang data pribadi siswa 
2. Menyusun pelaksanaan bimbingan penyuluhan karir 
3. Menyusun penyelenggaraan penerimaan mahasiswa baru 
4. Memberikan pelayanan bimbingan penyaluran dan bimbingan karir kepada 
siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar 
5. Mengatasi masalah yang dihadapi siswa yang berkaitan dalam proses belajar 
di kelas dengan berkonsultasi pada wali kelas 
6. Membantu wali kelas dalam memecahkan maslah pelanggaran yang 
dilakukan oleh peserta didiknya. 
19
7. Memberikan saran serta pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh 
gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai. 
8. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan penyuluhan atau bimbingan 
karir 
9. Menyusun laporan penilaian bimbingan penyuluhan/bimbingan karir secara 
berkala 
10. Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada siswanya 
Dilihat dari fasilitas-fasilitasnya dapat dikatakan bahwa BK SMA 
Dwijendra Denpasar telah memiliki fasilitas yang memadai. Upaya yang 
dilakukan oleh petugas BK/sekolah dalam mengadakan/mengatasi fasilitas yang 
kurang adalah dengan membuat rancangan program tentang apa yang 
diperlukan dan yang kurang. Rancangan program ini dibuat setiap tahun ajaran 
baru yang diajukan ke Wakasek Sarana dan Prasarana. Adapun fasilitas yang 
telah terdapat di ruang BK yaitu: 
· 1 buah lemari sebagai tempat menyimpan data-data 
· 9 buah kursi 
· 4 buah meja 
· Foto presiden, wakil presiden dan gambar garuda Pancasila. 
· Kalender 
· Papan organisasi pelayanan BK 
· Papan keadaan siswa 
· Papan klasifikasi pelayanan dan sanksi siswa 
· Papan informasi data 
· Pelangkiran 
· Jam dinding 
15. Bangunan lain yang ada di SMA Dwijendra Denpasar 
a. Ruang Tata Usaha 
Ruang tata usaha merupakan ruangan khusus yang digunakan oleh pegawai tata 
usaha (TU) untuk berbagai kepentingan SMA Dwijendra Denpasar baik dari Kepala 
Sekolah, guru, pegawai maupun siswa. Ruang tata usaha juga digunakan sebagai 
20
tempat pembayaran SPP disini terdapat lubang kecil persegi agar siswa-siswa tidak 
berdesak-desakan untuk datang ke ruang tata usaha. Fasilitas yang terdapat di ruang 
tata usaha antara lain: 
· 1 unit komputer 
· 2 buah brankas 
· 1 buah Filling Cabinet 
· 6 buah lemari 
· 7 buah meja 
· 7 buah kursi 
· 1 jam dinding 
· 1 gambar Garuda Pancasila, Presiden dan Wakil Presiden RI 
· Struktur organisasi tata usaha 
· 2 buah telepon 
Fasilitas- fasilitas tersebut dikelola baik sesuai dengan fungsinya masing- masing. 
b. Ruang Guru, ruang Wakil Kepala Sekolah dan ruang Kepala Sekolah 
Sebagai ruang kerja dan masing-masing guru mempunyai meja khusus dan lemari 
khusus (loker) yang telah disediakan oleh Yayasan. Adapun fasilitas yang ada diruang 
guru adalah: 3 komputer + Printer, Jam dinding, meja, kursi, foto-foto guru yang 
pernah menjabat sebagai kepala sekolah, kaca, kipas angin, piagam yang dipajang, 
papan tulis, rak-rak, TV, dispenser, aquarium, pelangkiran, papan data guru, dan tempat 
penyimpanan buku. 
Ruang wakil kepala sekolah (WAKASEK) terpisah dari ruang guru dan ruang 
kepala sekolah. Disini terdapat meja, kursi, jam dinding, kipas angin dan lemari. 
Ruang kepala sekolah terdapat meja, kursi, lemari untuk menyimpan piala yang 
diraih SMA Dwijendra Denpasar, gambar struktur organisasi sekolah, AC, 1 set sofa 
dan meja yang disediakan untuk tamu yang ingin bertemu dengan guru-guru dan kepala 
sekolah dan 1 toilet khusus untuk guru. 
c. Ruang OSIS 
Ruang OSIS SMA Dwijendra Denpasar terletak dilantai 2 untuk sementara ruang 
OSIS masih digabung dengan ruang Wakasek Humas dan Wakasek Sarana dan 
Prasarana. Diruang ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti: TV, Lemari, kursi, 
21
meja, sapu, tempat sampah, dan papan struktur tugas pengurus dan rinciannya. Selain 
itu ruangan ini juga berfungsi untuk menyimpan barang-barang inventaris OSIS yang 
biasanya digunakan dalam kegiatan kesiswaan seperti spanduk, papan nama sekolah 
dan lain-lain. Ruangan ini dikelola oleh Pembina OSIS dan seluruh pengurus OSIS 
SMA Dwijendra Denpasar. 
d. Ruang Radio Komunitas 
Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar juga telah mempunyai radio komunitas 
pendidikan yang memang khusus digunakan untuk kepentingan pendidikan. 
Radio komunitas pendidikan dan agama ini memang ditujukan untuk 
memberikan informasi dan pengetahuan bagi siswa sekolah, mahasiswa dan 
masyarakat. 
Radio komunitas pendidikan dan agama Dwijendra 107,7 FM ini memiliki 
berbagai acara yakni tingkat anak-anak, remaja serta dewasa. Selain sebagai 
pemberi informasi, radio komunitas Dwijendra juga memberikan pendidikan 
kepada masyarakat serta sebagai kontrol sosial. Radio komunitas yang didirikan 
setahun lalu tersebu sudah siaran 24 jam, mulai pukul 06.00 sampai 22.00 
untuk materi akademis. Di atas pukul 22.00 – pagi untuk hiburan. Untuk 
struktur Penyiar radio komunitas Dwijendra (terlampir) 
e. Aula 
Aula SMA Dwijendra Denpasar ini dimanfaatkan untuk pertemuan-pertemuan yang 
dilakukan oleh oleh kepala sekolah untuk bertemu dengan orang tua siswa atau wali 
siswa SMA Dwijendra Denpasar. Selain itu aula ini juga dimanfaatkan oleh yayasan 
dalam mengadakan pertemuan-pertemuan rutin kepada seluruh yayasan Dwijendra 
Denpasar. 
f. WC/Toilet 
Kebersihan WC selalu dijaga kebersihannya oleh seluruh warga sekolah baik siswa 
maupun guru di lingkungan Dwijendra Denpasar. Disini terdapat clanning service yang 
khusus merawat dan menjaga kebersihan WC. 
g. Tempat Parkir 
Parkir SMA Dwijendra Denpasar sangat rapi dan dijaga oleh beberapa satpam secara 
bergilir. 
22
h. Pos Satpam 
Pos ini dijaga oleh beberapa satpam yang secara bergilir menjaga dan mengawasi 
keadaan sekolah 24 jam non stop. 
i. Kantin 
SMA Dwijendra Denpasar memiliki tiga kantin. Di sinilah siswa-siswa 
maupun warga sekolah yang lain beristirahat dan menghilangkan lapar dan 
dahaga dengan membeli makanan atau minuman yang tersedia. Kantin sekolah 
ini, kecuali koperasi sekolah dikelola oleh pribadi dengan perjanjian tertentu 
dengan pihak sekolah. 
16. Keadaan Guru dan Petugas Adiminstrasi Sekolah 
Keadaan guru dan pegawai administrasi SMA Dwijendra Denpasar memiliki jumlah 
guru pengajar orang yang terdiri dari: 
1. Kepala sekolah : 1 orang 
2. Wakil Kepala Sekolah : 4 orang 
3. Guru Negeri DPK : 9 orang 
4. Guru Staf Yayasan : 19 orang 
5. Guru kontrak yayasan : 16 orang 
6. Guru Honor : 27 orang 
7. Pegawai Tetap : 12 orang 
8. Pegawai Tidak Tetap : 2 orang 
9. Satpam : 9 orang 
10. Claning Servise : 15 orang 
11. Tukang Kebun : 2 orang 
12. Tenaga koperasi : 3 orang 
Rasio jumlah siswa dengan guru adalah 1284-72 dan rasio jumlah siswa dengan 
pegawai adalah 1284-14. Untuk pembagian tugas semuanya diatur oleh Kepala 
Sekolah, dengan melaksanakan rapat antara guru dan pegawai. Selain bertugas sebagai 
guru pengajar, guru juga bertugas sebagai wali kelas, pengelola lab. Pengelola 
perpustakaan, penyusun jadwal pelajaran, pembina extra kulikuler dan pembina lomba. 
Dilihat dari jam mengajar, jumlah jam mengajar dimiliki oleh guru SMA Dwijendra 
23
Denpasar sangat banyak, sehingga guru mempunyai beban yang cukup berat dengan 
jumlah jam mengajar 16 jam. 
Semua komponen sekolah bekerja dengan baik sesuai dengan kinerja masing-masing 
yang tercermin di dalam bagan struktur organisasi sekolah (terlampir). 
Wewenang atau tugas yang ditanganinya secara mengkhusus adalah sebagai berikut : 
 Kepala Sekolah sebagai pucuk pimpinan, penanggung jawab atas segala 
kebijakan sekolah. 
 Wakasek Kesiswaan bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam hal 
kesiswaan. 
 Wakasek Humas bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam 
menjalankan hubungan dengan masyarakat sekitar. 
 Wakasek Kurikulum bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam 
urusan administrasi pendidikan seperti: penentuan jadwal belajar, 
penyusunan tugas guru dan administrasi sekolah lainnya. 
 Wakasek Sarana dan Prasarana bertugas dalam membantu kepala sekolah 
menangani segala fasilitas yang ada dan diperlukan disekolah dan 
mengkoordinir segala penggunaan fasilitas sekolah. 
 Wali Kelas bertugas sebagai penanggung jawab kelas yang dipegang 
termasuk membimbing semua siswa dikelas itu. 
 Guru Mata Pelajaran bertugas mengajar bidang studi yang dipegangnya di 
kelas-kelas. 
 Siswa sebagai peserta didik, tugas-tugas tenaga kependidikan yang lain 
diatur sesuai surat keputusan kepala sekolah. 
17. Keadaan Siswa 
Jumlah siswa SMA Dwijendra Denpasar secara keseluruhan adalah 1088 
orang. Yang terdiri dari 554 orang siswa laki-laki dan 554 orang siswa 
perempuan. Untuk lebih jelasnya, rincian jumlah siswa dapat dilihat pada tabel 
yang sudah terlampir. 
Sistem penerimaan siswa baru di SMA Dwijendra Denpasar adalah 
menggunakan Nem dan Psikotes. Kualitas akademis siswa yang diterima pada 
umumnya tidak diterima di sekolah negeri dan nilainya memenuhi syarat dan 
24
lulus dalam tes kepribadian. Pertimbangan jumlah kelompok siswa dilihat dari 
jenis kelamin dan penjurusannya adalah diseimbangkan antara pria dan wanita 
supaya selisih tidak terlalu banyak. 
Mengenai latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa SMA Dwijendra 
Denpasar dikatagorikan dalam golongan menengah kebawah banyak dari 
keluarga yang kurang mampu. Walaupun sebagian dari siswa ada yang sosial 
ekonominya tinggi, namun hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi para siswa 
dalam meraih prestasi disekolah. Untuk siswa yang kurang mampu atau yatim 
piatu mendapat beasisswadari sekolah dengan tujuan meringankan beban siswa 
tersebut. 
18. Kegiatan Ekstrakulikuler 
Dalam menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas siswa baik dalam bidang 
non akademis, maka sekolah SMA Dwijendra Denpasar memprogramkan extra 
kulikuler sebagai sarana penyalur minat dan bakat yang dimiliki oleh setiap 
siswa. Adapun kegiatan extra kulikuler yang ada di SMA Dwijendra Denpasar 
antara lain yaitu: 
a. Umum 
1. Pramuka : I Nyoman Sudema, 
S.Pd.SH. 
2. PMR : I Nyoman Sudema, S.Pd.SH. 
3. KIR : Ir. Ketut Sumandiasa 
4. Tataboga : Dra. Sagung Maharani 
5. Bahasa Jepang : Drs. I Made Tekek 
6. Olimpiade Bahasa Inggris : I Nyoman Sudema, 
S.Pd.SH. 
7. Olimpiade Fisika : Ir. I Putu Irianto 
8. Olimpiade Kimia : Ni Ketut Wiriadi, S.Pd. 
9. Olimpiade Biologi : Ni Made Sariani, S.Pd. 
10. Olimpiade Akuntansi : Dra. Endang Anekawati 
11. Olimpiade Komputer : Drs. I Made Oka Antara, M.Hum. 
25
12. Olimpiade Matematika : Ni Putu Ayu Mudiani, 
S.Pd. 
b.Olahraga 
1. Basket : Made Surada 
2. Sepak Bola : Drs. Dewa Made Andakusuma 
3. Volly : - Ketut Gadra 
- I Ketut Sujana 
4. Bulu Tangkis : Oman Ujang 
5. Pancak Silat : - Ni Kadek Juliastini 
- Ngakan Putu Jagra 
6. Tenis Meja : Drs. Nengah Nitya 
7. Atletik : Ngakan Putu Jagra 
c. Kreativitas Seni 
1. Musik : Dra. Susilawati 
2. Vokal : Dra. Susilawati 
3. Teater : Dra. Susilawati 
4. Tari : - Dra. Susilawati 
- Wiastuti 
5. Tabuh : Nyoman Susila 
6. Pesantian : Dra. I Gusti Ayu Nyoman 
Kartika 
7. Kria : I Wayan Sujana, BA 
8. MC : Drs. Made Rintig 
9. Menulis Aksara Bali : I Wayan Sujana, BA 
10. Menjanur : Dra. Ni Made Yulita 
Kebijakan sekolah dalam mengelola kegiatan extra ini dilihat dari 
penyaringan siswa yang ikut dalam kegiatan tersebut adalah dengan mewajibkan 
siswa kelas X dan XI untuk mengikuti salah satu kegiatan extra kurikuler dan 
untuk kelas XII tidak diwajibkan. Pembinaan dan pembiayaannya adalah yang 
pertama siswa memilih sesuai dengan hobi, tapi banyak siswa yang hanya ikut-ikutan 
teman dalam memilih, yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya ; 
26
yang kedua diseleksi, disini siswa yang tidak masuk maka akan diarahkan 
kembali melalui minat dan bakat, ini untuk kepentingan masa depannya nanti. 
Maka pihak sekolah membebaskan siswa untuk memilih lebih satu bidang extra 
kulikuler, dengan catatan siswa dapat mengatur jadwal dan mengikuti extra yang 
dipilih dengan baik dan sungguh-sungguh. Dengan kegiatan extra tersebut siswa 
dapat menumbuhkan sikap positif dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. 
Kendala-kendala yang dihadapi sekolah (pembina) dalam menangani 
kegiatan ini adalah sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan. Masalah lain 
yaitu tentang masalah waktu yang sering terbentur dengan kegiatan siswa disore 
hari dan masalah kedisiplinan siswa dalam mengikuti extra tersebut. Upaya 
penanggulangannya adalah setiap tahun sudah ada kebijakan dari yayasan karena 
sekarang sudah mulai menyediakan sarana dan prasarana yang lebih memadai. 
Para siswa yang mengikuti extra kulikuler dibina dan dilatih oleh guru yang 
memiliki keahlian di bidang masing-masing. 
19. Prahyangan 
Pada dasarnya proses pembelajaran juga perlu didukung secara spiritual (doa) 
sehingga di dalam sekolah perlu adanya tempat suci yang bisa digunakan oleh 
siswa sebagai tempat untuk memanjatkan doa kepada Tuhan agar proses 
belajarnya dapat berlangsung dengan baik. Selain parahyangan, SMA 
Dwijendra Denpasar juga memiliki pelinggih-pelinggih yang terletak di setiap 
penjuru sekolah yang berfungsi untuk menjaga ketentraman sekolah secara 
niskala. Setiap hari raya Purnama dan Tilem dilaksanakan persembahyangan 
bersama yang diikuti oleh warga sekolah yang beragama Hindu dan setiap Hari 
Raya Saraswati dilaksanakan piodalan di parahyangan dimana ini bertujuan 
agar PBM yang dijalankan oleh sekolah dapat berjalan dengan dengan lancar. 
Selain Purnama dan Tilem siswa SMA Dwijendra Denpasar juga rajin 
bersembahyang setiap pagi sebelum pelajaran dimulai. Padmasana ini dikelola 
dengan baik oleh seorang pemangku bersama dengan guru dan pegawai yang 
bekerja di SMA Dwijendra Denpasar. 
20. UKS dan Kantin/Koperasi 
27
UKS dan Kantin/Koprasi dikelola oleh masing-masing unit. Dimana kantin 
sekolah dikordinasikan oleh kepala sekolah , dan masalah kebersihan kantin dan 
sekitarnya menjadi tanggung jawab pemilik kantin dan diperiksa oleh 
puskesmas setiap saat. 
21. Kebersihan dan Kerindangan 
Pengelolaan pertamanan kerindangan sekolah dikelola oleh petugas khusus. 
Dalam menjalankan tugasnya, petugas pertamanan berkoordinasi dengan 
pengelola sekolah. Perawatan taman dilakukan dengan sumber dana dari 
sekolah. Petugas bertanggung jawab atas keindahan dan kerindangan sekolah. 
Mengenai kebersihan sekolah diupayakan oleh seluruh warga sekolah. Petugas 
bekerja sama dengan siswa membersihkan sekolah. Kerja sama yang dimaksud 
adalah piket kelas yang bertanggung jawab atas kebersihan kelasnya dimana 
juga dibantu oleh petugas. Tidak hanya itu seluruh warga sekolah berkewajiban 
menjaga kebersihan sekolah, salah satu caranya adalah dengan membuang 
sampah pada tempatnya. 
22. Unsur-Unsur yang Belum Diungkapkan 
Masalah keamanan parkir yang tidak di ungkapkan disini , SMA Dwijendra 
Denpasar telah memiliki satpam yang bertugas menjaga keamanan sekolah dan 
parkir. 
23. Kesesuaian Data dengan Tuntutan SPM 
Kesesuaian data di atas dengan tuntunan standar pelajaran minimal (SPM) 
sekolah sudah sesuai untuk di jadikan dalam proses belajar mengajar. 
3.3 Pengenalan Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa 
3.3.1 Umum 
Pola sikap tingkah laku siswa di SMA Negeri 2 Mengwi telah terbentuk sedemikian 
rupa dengan bernuansakan kedisiplinan dan tentunya berlandaskan asas 
kekeluargaan. Tingkah laku dan sikap ini terwujud tidak lain dapat diwujudkan atas 
28
kerja keras guru yang selalu menerapkan pola disiplin baik pada waktu siswa mulai 
masuk ke sekolah sampai pulang ke rumah masing-masing. Selain itu juga, hal ini 
didukung dengan kesadaran dari siswa itu sendiri. Seluruh komponen SMA Negeri 2 
Mengwi berpedoman pada aturan yang berlaku di sekolah tersebut. Pedoman yang 
mendasari tersebut diwujudkan dalam bentuk tata tertib baik tata tertib guru, siswa, 
maupun tenaga administrasi. Tata tertib dijadikan acuan dan tuntunan dalam 
bersikap dan berbuat selama kegiatan sekolah berlangsung sehingga diharapkan 
tercipta suasana disiplin, harmonis, dan efesiensi di setiap aspek kehidupan sekolah. 
Selama penulis melakukan observasi, menyelami dan mengalami langsung 
kehidupan sosial di SMA Negeri 2 Mengwi, hubungan sosial antarsiswa, siswa 
dengan guru, siswa dengan pegawai maupun antara guru serta tenaga administrasi 
terlihat tidak mengindikasikan terjadinya konflik. Begitu pula hubungan kepala 
sekolah dengan bawahannya terlihat baik. Kepala sekolah SMA Negeri 2 Mengwi 
saat ini adalah tokoh yang disegani bawahannya terlebih komunikasi yang baik dan 
lancar antara kepala sekolah dengan bawahannya dapat menciptakan suasana kerja 
yang kondusif dan hubungan sosial yang harmonis. Walaupun latar belakang warga 
sekolah beranekaragam namun tidak menjadi halangan dalam mewujudkan 
kehidupan sosial yang rukun dan harmonis. 
Dalam usaha membina dan memelihara kultur kehidupan sekolah yang 
kondusif, kepala sekolah berupaya untuk selalu menjaga komunikasi dan 
mengutamakan persamaan persepsi salah satu caranya ialah dengan melakukan rapat 
rutin dan rapat yang sifatnya insidental. Rapat ini adalah wahana untuk 
menyampaikan usul, kritik, evaluasi, dan saran warga sekolah yang konstruktif demi 
kemajuan sekolah. Melalui rapat segala macam masalah yang ada sebisa mungkin 
diselesaikan sedini mungkin dan dengan musyawarah mufakat berdasarkan 
semangat kekeluargaan disamping selalu menjaga kekompakan, solideritas, loyalitas 
dan etos kerja setiap komponen sekolah baik tenaga pendidik maupun tenaga 
kependidikan atau dengan kata lain semua aspek yang ada di sekolah secara holistik. 
3.3.2 Kegiatan di Dalam Kelas 
A. Membuka dan Menutup Pelajaran 
29
Ketika bel tanda masuk berbunyi, seluruh siswa memasuki ruangan kelas dan 
duduk di tempat duduk masing masing, tetapi ada beberapa siswa yang masih berdiri di 
luar kelas dan baru masuk setelah guru datang. Setelah itu para siswa yang beragama 
Hindu melakukan Puja Tri Sandhya yang merupakan kegiatan ritual bagi umat Hindu, 
sedangkan siswa yang memeluk agama selain Hindu berdoa menurut agama dan 
kepercayaannya masing-masing. Seusai berdoa, siswa segera mempersiapkan alat 
pelajaran berupa buku dan alat tulis serta peralatan belajar lain yang dibutuhkan saat itu 
sehingga mereka siap menerima pelajaran yang akan diberikan gurunya. 
Pada saat guru memasuki ruang kelas, semua siswa secara serempak memberi 
hormat yang dipimpin oleh ketua kelas, selain hormat berupa ucapan salam (selamat 
pagi, selamat siang atau selamat sore), siswa yang mayoritas beragama Hindu juga 
menghaturkan penganjali umat yaitu ucapan “Om Swastiastu”. Guru juga membalas 
salam dari siswa dan dilanjutkan dengan melakukan absensi. 
Saat guru akan memulai pelajaran yaitu saat pembukaan dan tujuan pembelajaran 
disampaikan oleh guru, siswa dengan antusias mendengarkan dan kerapkali perilaku 
siswa menunjukkan ketertarikannya pada materi yang akan diajarkan guru, misalnya 
ikut menggambar atau mendemonstrasikan contoh yang diberikan guru. 
Ketika guru memulai pelajaran, beberapa siswa baru mengeluarkan alat tulis dan 
bukunya, setelah itu semua siswa menyimak dengan seksama seluruh materi yang 
disajikan oleh guru sampai akhir pelajaran. Interaksi belajar mengajar terjadi sampai 
guru memutuskan untuk mengakhiri pelajaran. 
Setelah guru mengakhiri pelajaran, beberapa siswa tidak segera memasukkan 
buku-buku catatan mereka, karena mereka masih mendiskusikan apa yang mereka 
dapatkan selama pelajaran berlangsung dengan temannya. Untuk mengakhiri 
pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar ketua kelas yang memberikan aba-aba 
untuk menghaturkan “Paramasanthi” yaitu ucapan “Om Santih Santih Santih Om” 
kepada guru yang juga segera membalas dengan ucapan yang sama. Saat guru beranjak 
meninggalkan ruang kelas, barulah siswa-siswa memasukkan buku pelajaran serta 
catatan mereka dan segera mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran selanjutnya 
dengan mengeluarkan buku-buku maupun peralatan belajar yang terkait dengan 
pelajaran tersebut. 
30
B. Interaksi Belajar Mengajar 
Perilaku siswa di dalam mengikuti pembelajaran pada umumnya baik dan sangat 
antusias mengikuti PBM. Ini dapat dilihat dari aktivitas anak di dalam merespon 
masalah atau pertanyaan yang dilontarkan guru. 
Sebagian besar siswa di kelas cukup berani memberikan pendapat dan menanggapi 
permasalahan yang disampaikan oleh guru, namun sangat sedikit yang berani 
mengangkat tangan, mereka biasanya berani menanggapi dengan suara riuh secara 
bersama-sama. Siswa juga tergolong masih takut dalam hal menanyakan hal-hal yang 
kurang dimengerti kepada gurunya, mereka lebih senang dan berani menanyakannya 
pada teman yang mereka anggap lebih pintar. Jika siswa yang ditanyai tersebut tidak 
bisa memberikan bantuan maka siswa yang mengalami kesulitan akan memberanikan 
diri menanyakan langsung kepada guru, baik dalam pertemuan berikutnya atau di luar 
jam pelajaran. 
Respon siswa dalam mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah cukup baik. Apabila 
tugas yang diberikan guru tidak bisa diselesaikan maka siswa berusaha untuk 
menanyakan langsung kepada guru, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung 
dengan baik. Guru biasanya dapat meningkatkan respon siswa dalam mengerjakan PR 
atau tugas dengan cara memberikan informasi bahwa tugas akan diperiksa dan nilainya 
memiliki persentase yang cukup besar berpengaruh terhadap nilai siswa. 
Pada saat melakukan observasi di dalam kelas, tidak ada siswa yang berperilaku 
khusus yang dapat mengganggu kegiatan belajar merngajar. Semua siswa mengikuti 
proses belajar mengajar dengan tertib dan antusias. Tapi ada beberapa siswa yang tidak 
memperhatikan guru dalam mengajar atau bercanda dengan teman sebangkunya. 
Tentunya ini akan dapat mengganggu PBM. Biasanya guru mengambil tindakan 
dengan menegur siswa tersebut atau guru menyelipkan sedikit humor agar suasana 
kelas hidup kembali 
31
Dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas setiap siswa memiliki fasilitas belajar. 
Hampir semua siswa memiliki buku catatan, dan alat tulis, namun hanya beberapa 
siswa yang memiliki buku panduan dan buku penunjang lainnya. Hal ini karena buku 
panduan dan buku penunjang yang ada di perputakaan sangat sedikit dan terbatas 
jumlahnya, dan siswa yang mau berusaha mencari atau meminjam dari sumber lainnya 
hanya sedikit. Ini mungkin ada kaitannya dengan masalah biaya. Guru menyarankan 
agar semua siswa memiliki buku panduan atau buku penunjang yang memenuhi standar 
dan memuat materi pelajaran yang akan dibahas. Dari tiga guru model yang penulis 
jadikan narasumber, terdapat guru yang tidak melakukan tindakan apapun jika ada 
siswa yang tidak membawa perlengkapan penunjang PBM karena konsekuensinya akan 
ditanggung sendiri oleh siswa bersangkutan, ada guru yang hanya memberikan teguran 
saja kepada siswa yang demikian, dan seorang guru lagi memberikan sanksi yang tegas 
kepada siswa, dimana sanksi untuk hal-hal seperti ini telah dibuatkan perjanjian dan 
disepakati bersama sebelumnya dengan kelas bersangkutan. Jika yang tidak dibawa 
siswa adalah buku paket atau penunjang, biasanya guru memberikan jalan keluar 
dengan cara menyuruh siswa itu untuk duduk bersama temannya yang membawa. 
Ternyata perilaku anak juga dipengaruhi oleh interaksi anak dengan guru penyaji, mata 
pelajaran yang disajikan dan waktu penyajian. Interaksi anak dengan guru penyaji akan 
terkait dengan mata pelajaran yang disajikan, misalnya pada saat mengikuti pelajaran 
IPA terlebih lagi ada aspek perhitungannya ditambah diajar oleh guru yang menurut 
siswa terbilang galak, maka siswa akan cenderung takut untuk berinteraksi dengan 
gurunya itu. Siswa bisa saja menarik diri dan beranggapan bahwa dirinya tidak akan 
mampu dalam pelajaran itu. Disinilah motivasi belajar perlu dibangkitkan lagi. Selain 
karena guru, siswa juga bisa berubah perilakunya bila waktu penyajian pelajaran tidak 
lagi mendukung menurut mereka. Misalnya saat jam terakhir, siswa mendapatkan 
pelajaran fisika sedangkan kelas-kelas lain terlihat sudah ada yang bersiap pulang, 
ditambah perut siswa yang mulai keroncongan, hal yang sama sedikit juga terjadi 
menjelang jam istirahat. Waktu penyajian yang terlampau lama dan penyajian yang 
monoton juga bisa membuat siswa berubah perilaku dari memperhatikan menjadi 
mengabaikan, terlebih bila guru tidak memberikan selingan dan jeda singkat. 
C. Pengolahan Kelas 
32
Pengaturan posisi tempat duduk siswa dikelas dalam PBM diatur sedemikian 
rupa sehingga kelas kelihatan rapi dan siswa merasa nyaman dalam mengikuti 
PBM. Tempat duduk siswa diatur dengan posisi empat meja berjajar ke samping, 
dimana setiap siswa memiliki bangkunya masing-masing dan 5 sampai 6 meja 
berjajar ke belakang. 
Disetiap kelas terdapat tata tertib siswa untuk menjaga ketertiban dan 
kenyamanan ruang belajar. Perilaku siswa berbeda-beda jika dikelola secara 
klasikal, kelompok dan individual. Ini akan berkaitan erat dengan respon yang 
diberikan oleh siswa. 
Perbedaan perilaku siswa yang dikelola secara klasikal, kelompok atau 
individual adalah sebagai berikut: 
1) Klasikal. Perilaku siswa yang dikelola secara klasikal adalah sangat beragam. 
Kondisi ini mengakibatkan guru akan memberikan perhatian yang tidak 
merata kepada seluruh siswa apalagi di kelas yang memiliki jumlah siswa 
yang banyak. Siswa yang dikelola secara klasikal cenderung akan bersifat 
menerima saja informasi yang diberikan oleh gurunya. Siswa akan selalu 
menunggu apa informasi yang akan datang dari gurunya. 
2) Kelompok. Perilaku siswa yang dikelola secara berkelompok membuat siswa 
lebih mudah diperhatikan sehingga siswa menjadi lebih aktif mendiskusikan 
masalah-masalah yang dilontarkan oleh gurunya di dalam kelompoknya. 
3) Individual. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Umumnya 
perilaku siswa yang dikelola secara individual akan membuat siswa menjadi 
lebih aktif di dalam merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru. 
Pengelolaan dengan metoda ini membutuhkan kesiapan yang matang dari 
siswa sehingga banyak siswa yang merasa takut dengan pengelolaan metode 
ini. 
Perilaku siswa jika ada guru yang terlambat atau berhalangan hadir sangatlah 
beragam. Ada siswa yang menunggu gurunya dengan membaca buku, berdiskusi 
dengan temannya, bercanda, mengobrol, maupun duduk-duduk di depan kelas. Jika 
guru berhalangan hadir, ketua kelas biasanya pergi ke guru piket untuk menanyakan 
apakah ada tugas yang titipkan oleh guru yang berhalangan hadir. Pada saat siswa 
mengerjkan tugas dengan tanpa pengawasan dari guru yang bersangkutan maupun 
33
guru piket biasanya siswa cenderung ribut tetapi sebagian siswa dengan tekun 
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Biasanya siswa yang membuat keributan 
tersebut menanti tugas temannya yang telah selesai kemudian dia akan 
menyalinnya. Jika tidak ada tugas dari guru yang berhalangan hadir, biasanya siswa 
pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Tetapi ada pula yang tetap berada di 
dalam kelas sambil menunggu jam pergantian pelajaran ataupun waktu istirahat. 
Biasanya mereka mengisi jam kosong tersebut dengan mengobrol bersama teman-temannya, 
sehingga suasana kelas menjadi gaduh. 
Sedangkan bila ada siswa yang terlambat, mereka akan dikumpulkan di 
lapangan sekolah dan guru BK akan menanyai alasan mereka terlambat. Siswa yang 
terlambat, namanya akan dicatat oleh guru BK. Jika mereka berulang kali dating 
terlambat, maka mereka akan dikenakan sanksi sesuai dengan tata tertib sekolah 
yang telah ditentukan. 
3.3.3 Kegiatan di Luar Kelas 
1. Pengamatan perilaku siswa pada saat jam pelajaran usai yaitu: 
a. Saat pelajaran usal, siswa banyak memenghabiskan waktu di kantin. Namun 
ada beberapa siswa yang lain tetap diam di dalam kelas dan ada pula yang 
pergi ke perpustakaan. Sedangkan siswa laki-laki biasanya menghabiskan 
jam istirahatmereka dengan duduk-duduk bersama siswa yang lain di depan 
ruang kelas. 
b. Pada saat istirahat, siswa tidak menunjukan pola tingkah laku yang 
mencolok/ekstrim. Mereka hanya bermain-main dan berinteraksi secara 
wajar. 
c. Hubungan antara siswa yang satu dengan yang lainnya, terlihat begitu dekat. 
Mereka tidak memperdulikan perbedaan yang miliki. Sedangkan hubungan 
siswa dengan guru, juga terlihat begitu akrab, dan ketika di luar kelas siswa 
masih bisa bercanda dengan gurunya, namun masih dalam batas kewajaran. 
d. Siswa memanfaatkan waktu istirahat dengan begitu efisien dan efektif. 
Ketika bel istirahat usai, mereka kembali masuk ke kelas dan mempersiapkan 
diri untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Namun, ada sekelompok siswa 
yang masih duduk-duduk di depan kelasnya walaupun bel istirahat usai. Ini 
dikarenakan masih kurangnya kesadaran dari siswa tersebut. 
34
2. Aktivitas Petugas Bimbingan Konseling (BK) 
Berbagai tindakan dilakukan oleh petugas BK dalam menangani prilaku anak 
bermasalah di dalam dan di luar kelas. Biasanya tindakan yang diambil petugas BK 
untuk menangani siswa yang bermasalah dilakukan secara bertahap, yaitu: 
1. Petugas BK melakukan 
penyelidikan mengenai latar belakang masalah siswa. 
2. Mendata laporan yang ada 
mengenai masalah-masalah yang telah dibuat. Informasi tersebut diperoleh 
dari siswa itu sendiri, siswa lainnya, guru bidang studi atau dari orang tua 
siswa bersangkutan. 
3. Guru BK akan melakukan 
pendekatan terhadap siswa yang bermasalah yakni dengan jalan memanggil 
siswa yang bersangkutan untuk berdialog tentang masalah yang dihadapinya. 
4. Petugas BK juga memberikan 
masukan atau nasihat kepada siswa agar tidak mengulangi masalah yang 
sama dan menghimbau untuk tidak membuat masalah lagi. 
5. Jika masalah tersebut belum 
terselesaikan maka guru pembimbing akan melakukan dialog dengan orang 
tua siswa untuk mencari jalan keluar bersama. 
Aktivitas BK dalam menjaga hubungan sekolah dengan orang tua siswa adalah 
dengan tiap tahun mengadakan rapat bersama dengan orang tua untuk 
mengonsultasikan perkembangan baik itu positf maupun negative dari siswa. 
Sehingga timbul rasa saling menghormati antara sekolah dengan orang tua siswa. 
3.4 Pengelolaan Proses Belajar Mengajar 
35
Dalam mengenali dan memahami kegiatan pembelajaran di kelas, penulis 
mengamati 2 orang guru model yang akan dijadikan narasumber dalam menggali 
informasi dan menambah wawasan sebagai seorang calon guru. 
3.4.1 Informasi Umum 
Identitas guru yang menjadi narasumber adalah: 
Nama : Ngakan Putu Jagra 
Mata pelajaran : Penjaskes/ Olahraga 
Materi yang diajarkan : Teknik dasar permainan sepak bola dan voly 
Kelas : XI IPA 3 
Waktu : 2 x 45 menit 
Nama : Drs. I Made Tekek 
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia 
Materi yang diajarkan : Mambaca Berita 
Kelas : X. U2 
Waktu : 1 x 45 menit 
3.4.2 Perencanaan Pengajaran 
Dalam menyusun perencana pengajaran dapat di tinjau dari kalender 
pendidikan dan jam efektif mengajar. Dimana dalam materi pokok dan kompetensi 
dasar didistribusikan ke jam efektif mengajar. 
Narasumber menyusun program tahunan dengan cara menggolongkan 
semua pokok bahasan ke dalam dua semester dan menentukan alokasi waktu untuk 
masing-masing pokok bahasan, ulangan harian, dan ulangan umum. 
Rencana Pengajaran (RP) dibuat setiap satu standar kompetensi mengacu 
pada format yang ada. Didalam menyusun recana pengajaran diperlukan 
perumusan kegiatan belajar mengajar dan menyusun alat evaluasi. Untuk 
36
merumuskan kegiatan belajar mengajar dan menyusun alat evaluasi dilakukan 
dengan berdasarkan pada metode yang digunakan dalam pengajaran dan materi 
pengajaran. 
Dengan tersusunnya perencanaan maka pembelajaran dapat terarah dan 
terprogram. Disamping itu pula, dengan adanya perencanaan program pengajaran 
maka guru akan lebih mantap dalam memberikan materi pelajaran yang akan 
diberikan kepada anak didiknya sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan. 
3.4.3 Pelaksanaan Program Pengajaran 
1. Membuka Pelajaran 
a. Pertama-tama guru melakukan absensi. Yang menjadi strategi utama guru 
dalam memulai pelajaran adalah menanyakan/ mengulang kembali pelajaran 
yang dulu telah diajarkan dan memberikan beberapa poin-poin penting yang 
membuat siswa ingat dengan materi yang sebelumnya. 
b. Waktu yang disediakan guru kira-kira 20 menit. 
c. Alat bantu yang digunakan oleh guru pada saat mengajar di kelas adalah 
penggaris, LKS, buku paket, buku pedoman dan alat-alat penunjang lainnya. 
Sedangkan pada saat mengajar di lapangan adalah Bola sepak bola dan voly, 
stopwatch, Buku pedoman, dan alat penunjang lainnya 
d. Cara guru menyatakan/ menanyakan tentang materi yang sebelum diajar 
maupun sesudah diajar dengan metode tanya jawab yang sangat efektif untuk 
menjadikan siswa tidak lupa dengan pelajaran yang pernah diajarkan 
sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. 
Menurut saya relevansi membuka pelajaran yang dilakukan guru dengan 
pelajaran inti sangat baik. Hal ini disebabkan karena siswa bisa mengingat 
kembali materi terlebih dahulu, dan tidak merasa asing dengan materi baru yang 
akan diajarkan, karena saling berkaitan. 
2. Kegiatan Inti 
1. Cara guru dalam melaksanakan program pengajaran dilihat dari : 
37
a. Perencanaan dengan pelaksanaan pengajaran sudah sesuai dengan 
program yang ditulis dalam perencanaan pengajaran. Hal ini terlihat dari 
pemanfaatan waktu secara efektif dan efesien. 
b. Penyampaian materi dengan bahan ajar sudah baik. Hal tersebut terlihat 
dari sekian banyak siswa yang dapat menerima materi yang diajarkan. 
c. Pengelolaan kelas dalam pembelajaran sudah baik, terlihat dari siswa 
dapat berkonsentarasi belajar dengan baik. 
d. Usaha dan cara mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan 
memberikan pertanyaan - pertanyaan terkait dengan materi yang 
diberikan. Hal ini betujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu 
memahami materi yang telah diajarkan guru. 
e. Cara/strategi menangani anak yang mengalami kesulitan belajar yaitu 
dengan cara menjelaskan kembali materi yang belum dimengerti oleh 
siswa dan mengawasi siswa saat melakukan praktek. 
f. Cara memberikan balikan dan menanggapi pertanyaan anak yaitu guru 
akan memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh murid dan murid-murid 
yang lain menanggapi jawabannya itu. Setelah ada tanggapan, 
barulah guru memberikan penjelasan dengan jelas sehingga murid dapat 
mengerti. 
g. Kiat - kiat khusus guru dalam membuat suasana belajar yang kondusif 
yaitu, Guru tidak terlalu kaku dan tegang dalam menyampaikan materi 
sehingga siswa tidak takut dan tegang dalam mengikuti proses KBM dan 
sesekali guru menyelipkan humor agar siswa tidak bosan dan dapat 
menangkap pelajaran dengan baik. 
h. Pengembangan bahan ajar dan pemanfaatan alat bantu mengajar juga 
sudah baik, dimana pelaksanaan pengajaran sudah sesuai dengan 
perencanaan pengajaran (buku pedoman). Disamping itu penggunaan 
alat-alat bantu mengajar yang digunakan sudah sesuai dengan bahan ajar 
dan fungsinya. 
i. Pemanfaatan waktu yang digunakan sudah baik. Guru pandai 
memanfaatkan waktu sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan 
target yang telah direncanakan. 
38
j. Kegiatan lain yang layak dikaji dan ditiru adalah guru memberikan suatu 
pertanyaan kepada siswa secara mendadak secara perseorangan sehingga 
siswa merasa harus siap dalam mengikuti materi yang akan diajarkan. 
2. Hal-hal berkesan saat pembelajaran berlangsung yaitu interaksi dan suasana 
belajar yang kondusif, itu dikarenakan kepiawaian seorang guru dalam 
menyampaikan materi, untuk itu biasanya guru menyelipkan humor disela-sela 
proses pembelajaran, sehingga siswa merasa terhibur dan tidak jenuh 
menerima pelajaran. 
3. Menutup Pelajaran 
1. Cara guru dalam menutup pelajaran. 
a. Strategi yang digunakan pada waktu jam pelajaran sudah hampir habis 
yaitu guru memberikan penegasan tentang materi yang ada dan guru 
menanyakan kepada siswa tentang materi yang diberi. Selain itu guru 
memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa tentang materi 
yang belum jelas. 
b. Alat evaluasi / penilaian yang dilakukan dengan cara : 
- Absensi kehadiran siswa dan 
- lembar observasi 
c. Efisiensi waktu yang ada biasanya guru mengalokasikan waktu untuk 
menutup pelajaran kira-kira 15 menit. 
d. Guru memanfaatkan waktu yang disediakan dengan memberikan 
beberapa pertanyaan atau pekerjaan rumah kepada siswa dan 
memberikan ceramah/ wejangan-wejangan yang membuat siswa 
terpacu/ termotivasi untuk belajar. 
e. Keberhasilan siswa dalam memahami materi yang disajikan sudah baik. 
Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab, 
memecahkan masalah atau pertanyaan yang diberikan oleh guru dan 
kemampuan siswa dalam mempraktekkan apa yang telah dibahas. Selain 
itu di dalam pembelajaran yang dilakukan, siswa sangat memperhatikan 
pelajaran meskipun belum mengerti. 
2. Guru tidak melakukan revisi terhadap Silabus yang telah dibuat. 
39
3. Kesan saya terhadap kegiatan belajar mengajar, secara umum siswa sangat 
bersemangat dan sangat aktif dalam bertanya maupun menjawab tentang 
permasalahan yang sedang dihadapi. Kebanyakan siswa tidak malu-malu 
dalam bertanya karena guru yang mengajar sudah sangat akrab dengan 
siswa. Tetapi masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, itu 
dikarenakan kurang adanya motivasi dalam diri siswa untuk bersaing dan 
mungkin menganggap pelajaran yang diajarkan hanya hal sepele yang tak 
perlu diperhitungkan. Selain itu masih ada siswa yang malu dalam 
bertanya. Hal ini membuat keraguan terhadap diri siswa untuk maju. Hal-hal 
tersebut mungkin sudah diketahui oleh guru dan akan mencari solusi 
untuk memecahkan permasalahan tersebut. 
3.5 PEMBAHASAN DAN PERMASALAHAN 
3.5.1 Pembahasan 
Dari setiap aspek yang diamati di SMA DWIJENDRA DENPASAR maka 
sekolah ini sudah cukup layak dan baik sebagai tempat untuk belajar. Ditinjau dari 
unsur fisiknya, kondisi lingkungan SMA DWIJENDRA DENPASAR cukup baik, 
sejuk, nyaman, aman dan pertamanan ditata dengan rapi dan serasi sehingga dapat 
mendukung suasana belajar di dalam kelas. Di samping itu SMA DWIJENDRA 
DENPASAR juga memiliki Fasilitas berupa gedung sudah cukup untuk memenuhi 
kebutuhan siswa dan dalam keadaan yang baik, fasilitas perpustakaan, ruang 
multimedia, dan laboratorium juga sudah dimiliki oleh sekolah ini,. Perpustakaan 
terlihat sudah cukup baik dalam melayani kebutuhan siswa dan guru, koleksi buku 
yang cukup lengkap turut mendukung pemanfaatan perpustakaan sebagai sarana 
belajar, . Laboratorium yang ada di SMA DWIJENDRA DENPASAR sudah 
cukup lengkap alat-alatnya namun masih cukup kurang dalam jumlah. 
Laboratorium yang ada yaitu laboratorium komputer, bahasa, dan IPA juga sudah 
memenuhi standar keamanan dan standar pelayanan, namun masih juga terdapat 
alat-alat yang rusak yang belum tertangani dengan baik. 
Bangunan dan ruang-ruang lain keberadaannya sudah baik dan juga 
berperan penting bagi kehidupan sekolah. Ruang Bimbingan dan Konseling 
40
walaupun kecil, namun sudah bisa digunakan untuk melayani siswa dalam hal 
konsultasi dan menyelesaikan masalah. Parhyangan sebagai sentral kegiatan dan 
kehidupan spiritual sekolah juga tersedia dan dalam keadaan baik. 
Keadaan guru dan tenaga pendidik sudah baik, baik dalam hal kualitas 
pelayanan dan kuantitasnya, berdedikasi tinggi, loyalitas yang tinggi, rukun dan 
ramah. Siswa sebagai peserta didik, keberadaannya cukup baik, ditinjau dari segi 
jumlah, rasio perbandingan laki-perempuan dan rasio perbandingan dengan jumlah 
tenaga kependidikan. Tidak ada perilaku yang signifikan yang pernah penulis 
temui sewaktu observasi dilakukan, dan sedikit siswa yang terlibat masalah 
berkaitan dengan kenakalan remaja. 
Hubungan sosial budaya antara setiap warga sekolah berlangsung dengan 
baik. Sekolah tetap berusaha menjaga budaya di lingkungan sekolah yaitu budaya 
Bali, misalnya dengan cara mengintegrasikan kesenian dan keterampilan budaya 
dalam program kegiatan ekstrakurikuler, pemakaian busana tradisional dan bahasa 
daerah pada hari-hari tertentu. 
Berkaitan dengan pola tingkah laku warga sekolah, warga SMA 
DWIJENDRA DENPASAR selalu berusaha bertindak dan bertingkah laku sesuai 
dengan tata tertib yang telah dibuat dan disepakati bersama. Hubungan antarwarga 
sekolah berlangsung dengan harmonis dan tidak terindikasi adanya konflik baik 
horizontal maupun vertikal. Kultur kehidupan selalu dijaga tetap harmonis, kepala 
sekolah selalu menjaga koordinasi setiap bagian dalam struktur kepengurusan 
sekolah, hubungan baik antara warga sekolah maupun orang tua siswa juga dijaga 
melalui rapat dan pertemuan-pertemuan. 
Perilaku dan interaksi siswa di kelas dan di luar kelas juga terlihat baik, 
tidak ada perilaku yang mencolok (ekstrim) dan selalu menghormati keberadaan 
guru dan petugas lainnya. Kinerja petugas BK juga sudah bisa dikatakan baik 
karena masalah yang muncul ke permukaan selalu dapat diselesaikan sebelum 
masalah tersebut sampai pada penanganan kepala sekolah. 
Kegiatan pembelajaran di kelas secara umum sudah berlangsung dengan 
baik.. Interaksi belajar di kelas sudah cukup baik, terlihat dari pemahaman siswa 
tentang materi yang cukup tinggi. Suasana belajar yang baik juga tercipta di dalam 
kelas, suasana belajar bebas tekanan selalu diupayakan oleh guru, tetapi mungkin 
41
karena budaya, hanya sedikit siswa yang berani secara langsung mengungkapkan 
ketidakmengertiannya. Walaupun demikian, antusiasme siswa dalam belajar sudah 
cukup tinggi. Secara umum bisa dibilang proses pembelajaran di kelas sudah 
berjalan cukup baik dan berhasil. 
3.5.2 Permasalahan yang ditemukan 
Dalam temuan-temuan di lapangan tentunya banyak masalah yang terjadi 
dan melalui kegiatan observasi ini mungkin penulis hanya menemukan sebagian 
kecil dari masalah itu. Walaupun demikian penulis mencoba untuk mengangkat 
masalah itu agar nantinya dapat dibahas dan diangkat di dalam mata kuliah yang 
relevan di kampus. Masalah tersebut antara lain: 
· Kesulitan dalam penentuan standar baku bahan ajar karena terbatasnya buku 
teks yang ada di sekolah yang akan dipakai acuan belajar mengajar di kelas. 
Ini diakibatkan karena pengrealisasian buku teks dari pemerintah belum 
terrealisasi dan kebijakan yang menyatakan bahwa tidak diperkenankannya 
guru mata pelajaran untuk menyediakan buku dengan bantuan jasa dari 
penerbit buku yang sebagai penjual buku. 
· Fasilitas buku dan CD virtual (CD Pembelajaran) yang menuntun dan 
memediasi perkembangan intelektual siswa yang ada di perpustakaan yang 
masih kurang sehingga perlu adanya pengadaan yang lebih dengan usulan 
maupun dengan pengadaan yang sifatnya pengadaan internal. 
· Dalam pengelolaan kelas yang terlalu padat dalam hal jumlah tentunya siswa 
duduk di bangku yang berjejer ke belakang. Hasil observasi menemukan 
siswa yang duduk di belakang kadang-kadang tidak memperhatikan atau lain-lain 
karena siswa merasa jauh dari guru. Posisi papan tulis yang terlalu rendah 
juga akan menyulitkan siswa yang duduk di belakang untuk melihat apa yang 
dijelaskan guru di papan. Tempat duduk yang terlalu sempit dan berdekatan 
juga akan menyulitan siswa dalam belajar. 
Profesi guru di lapangan bukanlah semata-mata sebagai pengajar satu 
mata pelajaran yang merupakan bidangnya saja, melainkan guru juga bertindak 
sebagai pembimbing dan pendidik siswa. Secara langsung seorang guru bisa 
42
menjadi wali suatu kelas atau menjadi pengurus dalam struktur pemerintahan di 
sekolah. 
BAB IV 
PENUTUP 
4.1 Simpulan 
Berdasarkan permasalahan, tujuan, rancangan kerja dan temuan di lapangan 
maka hal-hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 
1. Unsur fisik dan nonfisik SMA Dwijendra Denpasar umumnya sudah 
baik dan didukung dengan fasilitas yang memadai dalam menunjang 
kegiatan belajar mengajar. Dilihat dari kondisi lingkungannya, siswa, 
pengajar, dan pegawai, semuanya sangat mendukung jalannya proses 
belajar Mengajar. 
2. Sikap dan pola tingkah laku serta interaksi siswa di SMA Dwijendra 
Denpasar secara umum sudah baik dengan adanya tata tertib untuk guru, 
pegawai, dan siswa. 
3. Hubungan antar warga sekolah yang sangat baik, kultur kehidupan 
sekolah yang kondusif, kegiatan di dalam kelas juga sudah dapat 
terlaksana dengan baik, dari membuka dan menutup pelajaran, interaksi 
belajar mengajar dan pengelolaan kelas. Kegiatan di luar kelas juga 
sudah dapat terlaksana dengan baik, baik dari perilaku siswa dan 
bagaimana aktivitas BK dalam menangani masalah-masalah yang 
dialami siswa. 
4. Proses pengenalan pembelajaran berjalan sudah sangat baik. Baik dari 
pihak guru maupun siswa. Guru sudah dapat membuat perencanaan 
43
pembelajaran dan silabus dengan tepat sehingga apa yang direncanakan 
sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran juga 
berlangsung dengan baik. Guru sudah dapat menyampaikan materi 
dengan baik sehingga siswa cepat memahami mengenai materi yang 
disampaikan baik dari saat pembukaan pelajaran, kegiatan inti, dan 
menutup pelajaran 
4.2 Tindak Lanjut 
Sejalan dengan latar belakang, permasalahan, dan tujuan maka temuan selama 
orientasi yang dilaporkan seperti diatas perlu ditindaklanjuti sebagai berikut: 
1. Temuan ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan bahan diskusi di dalam 
mengikuti mata kuliah yang relevan yang membahas kehidupan sekolah. 
2. Dalam perkuliahan, kegiatan orientasi pengenalan lapangan ini perlu mendapat 
perhatian dan dijadikan sebagai pengalaman awal bagi mahasiswa dalam 
mengambil mata kuliah selanjutnya terutama mata kuliah yang menempatkan 
PPL-Awal sebagai suatu syarat dalam pengambilan mata kuliah tersebut seperti 
mata kuliah pengajaran mikro (Micro Teaching) dan PPL-Real. 
44

More Related Content

What's hot

Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasarMateri pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Ihsan Sulistyawan
 
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docxATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
iwiana
 
LK 1.1 Identifikasi Masalah - Umum.docx
LK 1.1 Identifikasi Masalah - Umum.docxLK 1.1 Identifikasi Masalah - Umum.docx
LK 1.1 Identifikasi Masalah - Umum.docx
SolihinSolihin35
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
AndyJs2
 
Soal Pretest PPG PPKN Tahun 2022.pdf
Soal Pretest PPG PPKN Tahun 2022.pdfSoal Pretest PPG PPKN Tahun 2022.pdf
Soal Pretest PPG PPKN Tahun 2022.pdf
Muhammad Iqbal
 

What's hot (20)

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
MASALAH.pptx
MASALAH.pptxMASALAH.pptx
MASALAH.pptx
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdf
 
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasarMateri pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
Materi pembelajaran ips kelas 3 sekolah dasar
 
RPP - Volume Tabung
RPP - Volume TabungRPP - Volume Tabung
RPP - Volume Tabung
 
TEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIKTEST DIAGNOSTIK
TEST DIAGNOSTIK
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah.pdf
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
 
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docxATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
ATP Matematika I Wayan Wiana Kelas 7 Smtr 1 dan 2.docx
 
lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdf
lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdflk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdf
lk-12-eksplorasi-penyebab-masalah.pdf
 
Refleksi rpp ke 3
Refleksi rpp ke 3Refleksi rpp ke 3
Refleksi rpp ke 3
 
PPT LK 1.1 SIKLUS 1 PPG DALJAB 2023.pptx
PPT LK 1.1 SIKLUS 1 PPG DALJAB 2023.pptxPPT LK 1.1 SIKLUS 1 PPG DALJAB 2023.pptx
PPT LK 1.1 SIKLUS 1 PPG DALJAB 2023.pptx
 
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1. Explorasi Alternatif Solusi.docx
 
LK 1.1 Identifikasi Masalah - Umum.docx
LK 1.1 Identifikasi Masalah - Umum.docxLK 1.1 Identifikasi Masalah - Umum.docx
LK 1.1 Identifikasi Masalah - Umum.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (1)Josu.pdf
 
LK 1 identivikasi maslah siklus 2.docx
LK 1 identivikasi maslah siklus 2.docxLK 1 identivikasi maslah siklus 2.docx
LK 1 identivikasi maslah siklus 2.docx
 
Soal Pretest PPG PPKN Tahun 2022.pdf
Soal Pretest PPG PPKN Tahun 2022.pdfSoal Pretest PPG PPKN Tahun 2022.pdf
Soal Pretest PPG PPKN Tahun 2022.pdf
 
RPP GARIS DAN SUDUT
RPP GARIS DAN SUDUTRPP GARIS DAN SUDUT
RPP GARIS DAN SUDUT
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
 
LK 2.2 Penentuan Solusi.docx
LK 2.2 Penentuan Solusi.docxLK 2.2 Penentuan Solusi.docx
LK 2.2 Penentuan Solusi.docx
 

Viewers also liked (8)

Draf standar-sarana-prasarana-pascasarjana-profesi-validasi-juli-2011
Draf standar-sarana-prasarana-pascasarjana-profesi-validasi-juli-2011Draf standar-sarana-prasarana-pascasarjana-profesi-validasi-juli-2011
Draf standar-sarana-prasarana-pascasarjana-profesi-validasi-juli-2011
 
Draf standar-sarana-prasarana-pascasarjana-profesi-validasi-juli-2011
Draf standar-sarana-prasarana-pascasarjana-profesi-validasi-juli-2011Draf standar-sarana-prasarana-pascasarjana-profesi-validasi-juli-2011
Draf standar-sarana-prasarana-pascasarjana-profesi-validasi-juli-2011
 
Laporan Akhir PPLT di susun oleh Aisyah Fitri Tambunan
Laporan Akhir PPLT di susun oleh Aisyah Fitri TambunanLaporan Akhir PPLT di susun oleh Aisyah Fitri Tambunan
Laporan Akhir PPLT di susun oleh Aisyah Fitri Tambunan
 
7.permen no.24 2007 standar sarana prasarana
7.permen  no.24 2007 standar sarana prasarana7.permen  no.24 2007 standar sarana prasarana
7.permen no.24 2007 standar sarana prasarana
 
buku pedoman wali kelas
buku pedoman wali kelasbuku pedoman wali kelas
buku pedoman wali kelas
 
Buku pedoman standarisasi_bangunan
Buku pedoman standarisasi_bangunanBuku pedoman standarisasi_bangunan
Buku pedoman standarisasi_bangunan
 
Laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Seni Rupa
Laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Seni RupaLaporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Seni Rupa
Laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Seni Rupa
 
SOP Review Fixed
SOP Review FixedSOP Review Fixed
SOP Review Fixed
 

Similar to Laporan akhir program pengalaman lapangan awal undiksha

Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikanTugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
Amdi Zulhefi
 
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Bang Mohtar
 

Similar to Laporan akhir program pengalaman lapangan awal undiksha (20)

Laporan kegiatan mos
Laporan kegiatan mosLaporan kegiatan mos
Laporan kegiatan mos
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 DoroLAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
LAPORAN MAGANG I di SMA Negeri 1 Doro
 
PPT LBM SDN BANJARAN 1 new.pptx
PPT LBM SDN BANJARAN 1 new.pptxPPT LBM SDN BANJARAN 1 new.pptx
PPT LBM SDN BANJARAN 1 new.pptx
 
Laporan ppl
Laporan pplLaporan ppl
Laporan ppl
 
Program supervisi
Program supervisiProgram supervisi
Program supervisi
 
makalah observasi sekolah
makalah observasi sekolahmakalah observasi sekolah
makalah observasi sekolah
 
Annisa nurul jannah
Annisa nurul jannahAnnisa nurul jannah
Annisa nurul jannah
 
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikanTugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
Tugas fungsi tenaga pendidik dan kependidikan
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Presentasi best prastice
Presentasi best prasticePresentasi best prastice
Presentasi best prastice
 
4. isi
4. isi4. isi
4. isi
 
Isi mos.ok
Isi mos.okIsi mos.ok
Isi mos.ok
 
CONTOH LAPORAN PPL STAIN CURUP
CONTOH LAPORAN PPL STAIN CURUPCONTOH LAPORAN PPL STAIN CURUP
CONTOH LAPORAN PPL STAIN CURUP
 
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.pptx
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.pptxPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.pptx
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.pptx
 
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
 
Silabus integrasi kelas 1
Silabus integrasi kelas 1Silabus integrasi kelas 1
Silabus integrasi kelas 1
 
Silabus integrasi kelas 1
Silabus integrasi kelas 1Silabus integrasi kelas 1
Silabus integrasi kelas 1
 
Evaluasi diri dan kinerja
Evaluasi diri dan kinerjaEvaluasi diri dan kinerja
Evaluasi diri dan kinerja
 

Recently uploaded

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Laporan akhir program pengalaman lapangan awal undiksha

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara yang berkembang/ maju dapat dilihat dari kemajuan Mutu SDM(Sumber Daya Manusia) yang handal dan berkualitas. Hal tersebut dapat terwujud apabila Pemberdayaan SDM tersebut dapat dikelola dengan baik dan memperhatikan pengetahuan khususnya pendidikan. Pendidikan merupakan suatu aspek yang berperan penting dalam membekali wawasan/ pengetahuan SDM untuk tidak kalah bersaing di dalam persaingan di Era globalisasi saat ini. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi, baik faktor fisik maupun nonfisik, yaitu termasuk faktor insan pendidikan yang di dalamnya adalah guru. Guru selaku tenaga pendidik harus benar-benar professional dalam memenejemen profesinya tersebut, karena sangat berperan penting bagi keberhasilan kegiatan pendidikan dan juga beerperan penting di dalam Dunia pendidikan. Untuk menjadi guru yang profesional, para calon guru harus benar-benar bagus, baik dari segi fisik, mental, dan personalitas masing-masing karakter calon guru tersebut. Mengingat besarnya peranan guru menyebabkan pemerintah membangun sekolah tinggi keguruan yang salah satunya adalah UNDIKSHA (Universitas Pendidikan Ganesha) singaraja. Guna menciptakan tenaga pendidik yang profesional maka UNDIKSHA mengadakan suatu program yaitu Program Pengenalan Lapangan lebih awal (PPL-awal) kepada mahasiswa untuk mengenal bagaimana dunia pendidikan yang sebenarnya dalam kurun waktu yang lebih awal. Dunia pendidikan yang dimaksud disini adalah lingkungan sekolah. Selain itu orientasi PPL-awal merupakan ajang pelatihan yang menerapkan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan calon guru yang professional. PPL-awal merupakan kegiatan yang diprogramkan LPPL yang memungkinkan mahasiswa mengenal lingkungan fisik maupun nonfisik sekolah, mengetahui pola tingkah laku siswa dan terlibat dalam kegiatan proses belajar mengajar yang harus mereka pahami sejak dini, yang secara langsung maupun tidak langsung sangat menunjang mahasiswa sebagai calon guru yang profesional. 1
  • 2. Berkaitan dengan tujuan tersebut, penulis mengadakan orientasi PPL-awal di SMA DWIJENDRA DENPASAR 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang diajukan dalam laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana keadaan fisik dan nonfisik sekolah di SMA Dwijendra Denpasar ? 2. Bagaimana proses belajar mengajar di SMA Dwijendra Denpasar? 3. Bagaimana kehidupan social dan budaya di SMA Dwijendra Denpasar? 4. Bagaimana pola tingkah laku siswa SMA Dwijendra Denpasar baik di kelas selama mengikuti kegiatan belajar mengajar maupun di luar kelas ? 1.3 Tujuan Penulisan Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan PPL-Awal ini adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh data empiris/informasi mengenai keadaan fisik dan nonfisik sekolah di SMA Dwijendra Denpasar. 2. Mengetahui dan memahami proses belajar mengajar di SMA Dwijendra Denpasar. 3. Mengetahui dan menyelami kehidupan sosial di SMA Dwijendra Denpasar. 4. Mengetahui pola tingkah laku siswa baik di kelas selama mengikuti kegiatan belajar mengajar maupun di luar kelas. 2
  • 3. BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN SELAMA ORIENTASI 2.1 Kegiatan yang dirancang Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Awal (PPL-Awal) merupakan serangkaian kegiatan yang diprogramkan oleh LPPL yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam rangka pembentukan profesionalisme gur yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) sesuai tuntutan Undang-Undang Pendidikan Nasional. Waktu minimal yang ditargetkan adalah sekitar 2 minggu. Maka untuk itu peserta diwajibkan untuk merancang serangkaian kegiatan yang akan dilakukan nantinya. Sebelum melaksanakan kegiatan orientasi, terlebih dahulu dilakukan penyusunan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan di SMA Dwijendra Denpasar dengan mengacu dan berpedoman kepada instrumen yang diberikan LPPL serta program kerja yang telah dibuat. Secara umum rancangan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : 2.1.1 Melakukan Persiapan Awal a) Melakukan penjajagan ke SMA Dwijendra Denpasar. Kegiatan yang dilakukan dengan datang langsung ke sekolah dan membawa surat pengantar. b) Memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan PPL Awal kepada Kepala Sekolah. c) Menemui guru pamong yang telah ditentukan oleh Kepala Sekolah SMA Dwijendra Denpasar. d) Membuat program kerja sesuai dengan instrumen yang telah diberikan dan mengkonsultasikan kepada guru pamong yang telah ditetapkan oleh Kepala Sekolah. 2.1.2 Pengenalan aspek Fisik dan Non-fisik Sekolah a) Melakukan observasi langsung lingkungan fisik seperti : letak sekolah, luas sekolah, status sekolah, jumlah ruangan kelas, dan bangunan fisik lainnya, pengenalan unsur non-fisik sekolah serta latar belakang ekonomi siswa. 3
  • 4. b) Mengenal kehidupan sosial budaya yang ada di SMA Dwijendra Denpasar. c) Mengenal program kegiatan ekstrakulikuler sekolah SMA Dwijendra Denpasar. d) Mengamati tentang jumlah guru, petugas administrasi sekolah, rasio jumlah siswa, guru dan pegawai. e) Mengamati keadaan siswa seperti jumlah siswa keseluruhan, sistem penerimaan siswa baru. f) Mengetahui perangkat administrasi sekolah yang ada. g) Wawancara, mendiskusikan materi/ informasi yang diperoleh dan mengkonsultasikannya pada guru pembimbing. 2.1.3 Pengenalan Pola Sikap dan Tingkah Laku Siswa a) Mengamati kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas seperti pola interaksi belajar mengajar dikelas. b) Mengamati kegiatan di luar kelas saat usai pelajaran dan saat tidak ada kegiatan belajar mengajar. c) Ikut bersosialisasi dengan siswa saat jam istirahat 2.1.4 Pengenalan Proses Belajar Mengajar Mengenal kegiatan proses belajar mengajar seperti : perencanaan atau persiapan mengajar, pelaksanaan pada saat (membuka, masuk ke inti dan menutup pelajaran), pengelolaan kelas dan lain-lain. Dalam pencarian data rancangan kegiatan ini tidak terlalu baku, hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi selama orientasi di SMA Dwijendra Denpasar. Adapun rincian waktu secara terstruktur dalam pengambilan data di sekolah dapat dilihat dalam program kerja PPL-Awal dan jurnal kegiatan harian pelaksanaan kegiatan orientasi PPL-Awal (Terlampir). 2.1.5 Penyusunan Laporan Dalam penyusunan laporan ini dilakukan secara bertahap yang dimulai sejak pengumpulan data dilakukan. Dalam proses penyusunan laporan ini tidak terlepas dari arahan/ bimbingan guru pembimbing dalam melakukan klarifikasi terhadap temuan-temuan di lapangan yang 4
  • 5. mesti di selaraskan dengan keadaan secara umum. Akhir dari penyusunan laporan ini ditandai dengan pengesahan dari kepala sekolah SMA Dwijendra Denpasar dan guru pembimbing/pamong. 2.2 Cara Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data selama kegiatan orientasi berlangsung, selalu mengacu pada instrumen dan progam kerja yang telah dibuat dan telah dikonsultasikan kepada guru pembimbing. Agar mempermudah dalam proses pengumpulan data, maka dibuatlah instrumen pengumpulan data sebagai berikut: 2.2.1 Pengenalan lingkungan fisik dan nonfisik di SMA Dwijendra Denpasar. Hal yang diamati di SMA Dwijendra Denpasar meliputi: a. Identitas Sekolah, dalam hal ini yang diamati adalah tentang profil sekolah yang berisikan Nama Sekolah, Alamat Sekolah, Status Sekolah, Luas Sekolah, Jumlah Ruangan Kelas beserta ukuranya, serta bangunan lain yang terdapat di dalam lingkungan sekolah tersebut. b. Jenis dan Ukuran lapangan olahraga. c. Lingkungan Sekolah, jenis bangunan yang terdapat disekitar lingkungan sekolah dan kondisi lingkungan sekolah. d. Denah lingkungan fisik sekolah beserta keteranganya. e. Kelengkapan fasilitas ruang kelas serta fungsi dan kegunaan dalam proses pembelajaran. f. Menejemen Pengelolaan perpustakaan. Ditinjau dari menejemen perpustakaan, jumlah buku yang terdapat di perpustakaan, intensitas kunjungan siswa, pemanfaatan fasilitas perpustakaan oleh siswa dan warga sekolah lainya. g. Pengelolaan Laboratorium dan pemanfaatanya di dalam kegiatan PBM (Proses Belajar Mengajar). h. Fungsi BK sebagai usaha membantu siswa yang bermasalah serta segala fasilitasnya . i. Fasilitas ruang lainya yang terdapat di sekolah tersebut seperti halnya: ruang keterampilan, ruang tata usaha, ruang OSIS, ruang UKS, serta ruang serba guna (AULA). 5
  • 6. j. Keadaan guru dan petugas administrasi sekolah. k. Keadaan siswa, seperti jalur penerimaan siswa, jumlah, kualitas dan latar belakang ekonomi siswa. l. Kegiatan ekstra kulikuler yang terdapat di sekolah tersebut. m. Parahyangan atau tempat ibadah yang terdapat di sekolah tersebut serta pemanfaatannya. n. Pengelolaan UKS, Kantin dan Koperasi. o. Pengelolaan taman sekolah. 2.2.2 Pengenalan sikap dan pola tingkah laku siswa a. Umum  Tata tertib di SMA Dwijendra Denpasar. Tata tertib ini ditujukan kepada seluruh warga sekolah baik itu guru, siswa, dan pegawai.  Kesan mengenai hubungan sosial antara : siswa –siswa, siswa – guru, guru – guru, siswa – guru – pegawai, kepala sekolah – bawahan.  Peranan kepala sekolah dalam membina dan memelihara kultur kehidupan sekolah yang kondusif. b. Kegiatan di dalam kelas  Sikap seorang guru dalam membuka pelajaran, kegiatan inti, dan menutup pelajaran dalam kegiatan PBM  Interaksi belajar mengajar  Pengelolaan kelas c. Kegiatan di luar kelas  Sikap siswa di luar kelas pada saat usai pembelajaran dan ketika tidak ada kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.  Aktivitas petugas BK dalam menangani permasalahan siswa. Selain berpedoman terhadap instrumen dan program kerja yang dibuat, harus disertai upaya semaksimal mungkin untuk melakukan pengenalan secara lebih mendalam 6
  • 7. tentang pola sikap atau tingkah laku dari seorang guru dalam melakukan tugas-tugasnya. Adapun metode - metode yang dilakukan selama melakukan kegiatan orientasi di SMA Dwijendra Denpasar antara lain : 1. Metode Observasi Melakukan pengamatan dan pemantauan secara langsung tentang hal-hal atau informasi yang diperlukan secara keseluruhan di lingkungan SMA Dwijendra Denpasar. 2. Metode Wawancara Dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan pihak yang sesuai dengan bidangnya. 3. Metode Diskusi Metode ini ditempuh karena mengingat data yang didapat perlu diselaraskan dan dikonsultasikan dengan guru pembimbing. Sehingga dalam menyusun laporan tidak lagi ada permasalahan yang semestinya tidak diharapkan. 4. Metode Dokumentasi Metode ini adalah cara untuk mendapatkan informasi melalui pencatatan langsung hal–hal yang sudah ada dalam inventarisasi sekolah, misalnya data mengenai jumlah siswa, dll. 5. Metode Perpustakaan Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data dari buku – buku yang dapat memberi informasi tambahan. 7
  • 8. BAB III TEMUAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Temuan selama orientasi dan Observasi SMA Dwijendra Denpasar merupakan SMA Swasta yang merupakan bagian dari Yayasan Dwijendra, disini terdapat pendidikan dari TK, SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. SMA Dwijendra Denpasar sudah mengengalami perubahan yang sangat besar sejak dibangun yang terletak di wilayah kota madya Denpasar. SMA Dwijendra Denpasar didirikan pada tanggal 28 Januari 1953. SMA Dwijendra Denpasar berlokasi di Jalan Kamboja No. 17 Denpasar. 3.2 Keadaan Umum SMA Dwijendra Denpasar Kondisi lingkungan di SMA Dwijendra Denpasar terlihat cukup mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Dari segi kenyamanan dalam belajar sekolah ini memang sangat cocok terlebih jika sarana dan prasarana yang ada di sekolah ini sangat mendukung proses belajar mengajar. Lingkungan sekolah secara topografi bisa dikatakan strategis karena transportasi yang sangat mendukung dikarenakan oleh letak sekolah ini di pusat kota DENPASAR. Agar terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik, SMA Dwijendra Denpasar dengan luas tanah 7000 m2 menyediakan ruang kelas sebanyak 26 ruangan. Yang terdiri dari 10 ruang untuk kelas X, 9 ruangan untuk kelas XII, 1 ruang untuk menyimpan gong, 1 ruangan untuk ruang OSIS, dan 1 ruangan untuk menyimpan peralatan sekolah, sedangkan untuk kelas XI untuk sementara bersekolah siang. Karena di SMA Dwijendra Denpasar sedang melakukan renovasi dan pembuatan gedung baru guna memperlancar proses belajar mengajar. Pengenalan Lingkup Fisik dan Non Fisik 1. Nama sekolah : SMA Dwijendra Denpasar 2. Alamat : jalan Kamboja No. 17 Denpasar, Bali. Telp: (0361) 224383 3. Status sekolah : Swasta 4. Luas sekolah : 7000 m2 5. Jumlah ruang kelas : 30 8
  • 9. 6. Ukuran ruang kelas : 42m2 7. Bangunan lain yang ada di SMA Dwijendra Denpasar, antara lain: No. Nama Bangunan Jumlah Luas a. Lab IPA 1 56 m2 b. Lab Bahasa 1 56 m2 c. Lab Komputer 2 112 m2 d. Ruang Perpustakaan 1 112 m2 e. Lapangan Basket 1 380,40 m2 f. Ruang BK 1 24 m2 g. Ruang Kepala Sekolah 1 12 m2 h. Ruang TU 1 56 m2 i. Ruang Guru 1 112 m2 j Ruang Wakasek 1 12m2 k Ruang OSIS 1 56 m2 l Rung UKS 1 16 m2 m Koperasi 1 12 m2 n Kantin 1 12m2 o Padmasana 1 140 m2 p Aula 1 300 m2 q Tempat parkir 1 1600 m2 r Pos Satpam 1 12 m2 s WC Guru / Pegawai. 3 9 m2 t WC Siswa 8 24 m2 u Ruang Keterampilan 1 56 m2 v Ruang Serba Guna 1 280 m2 w Ruang Diesel 1 12 m2 x Gudang 1 4 m2 y kebun 1 150m2 8. Lapangan Upacara Area lapangan basket SMA Dwijendra Denpasar merupakan tempat pelaksanaan upacara bendera, dengan berpusat pada area tengah sekolah. Selain digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara bendera dan bermain basket, lapangan ini juga dimanfaatkan untuk tempat pelaksanaan Masa Orientasi Siswa dan tempat berkumpulnya para siswa pada saat diadakannya suatu pengumuman. 9. Lingkungan Sekolah a. Lingkungan sekitar sekolah: Utara : SMA N 1 Denpasar 9
  • 10. Timur : Jalan raya, Rumah Penduduk Selatan : Rumah Penduduk, Pertokoan Barat : Jalan raya, Pasar Kreneng b. Kondisi lingkungan sekolah: Keadaan/ Kondisi lingkungan sekolah SMA dwijendra denpasar sangat layak untuk diadakannya suatu proses pembelajaran antara guru dengan siswa, ini dapat dilihat dari keadaan sekolah yang tertata rapi, suasana halaman sekolah yang segar dengan ditambah ditanamnya pohon-pohon yang menambah suasana rindang. keeksotikan timbul dengan adanya Patung Dewi Saraswati yang disimbulkan sebagai dewi ilmu pengetahuan yang berada di depan. Keadaan lingkungan yang sejuk dan tenang turut menunjang keberhasilan pelaksanaan belajar mengajar di kelas. Fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar pun sangat memadai. Beberapa fasilitas ruang kelas seperti meja yang diatasnya berisi kaca bertujuan agar siswa-siswa kelas III tidak perlu membawa alas kaca untuk ujian, kursi dan papan tulis (white board) terawat dengan baik. Taman dan kebun tertata rapi dan tiap harinya mendapat perawatan yang intensive, hal tersebut membuat kondisi lingkungan sekolah menjadi nyaman, sejuk, rindang dan bersih. Semua orang yang berada di lingkungan sekolah (guru, pegawai, dan siswa) merasa nyaman dan tenang dalam melakukan segala kegiatan sehari-hari. Sekolah merekrut tukang kebun, Agar keadaan lingkungan sekolah dapat terus tertata rapi dan bersih . 10. Denah Lingkungan Sekolah (terlampir) 11. Ruang Kelas dan Fasilitasnya SMA Dwijendra Denpasar memiliki ruang kelas. Masing-masing kelas sudah memiliki fasilitas-fasilitas pendukung proses pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan mengenai fasilitas yang ada serta manfaatnya: · Meja dan kursi siswa di gunakan oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. 10
  • 11. · Whiteboard yang terbuat dari kaca beserta kelengkapannya, digunakan sebagai media pembelajaran untuk penyampaian informasi guru kepada siswa dan juga untuk mengetahui kemampuan siswa dalam belajar. · Papan absensi siswa, digunakan untuk mengetahui data kehadiran siswa · Papan data siswa, digunakan untuk mengetahui data tentang diri dari masing-masing siswa seperti tanggal lahir siswa. · Papan struktur organisasi kelas · Jadwal piket · Jadwal pelajaran · Buku jurnal, digunakan untuk mencatat materi yang diajarkan guru kepada siswa. · Meja dan kursi guru, digunakan oleh guru selama melakukan kegiatan belajar mengajar · LCD Proyektor, merupakan media pembelajaran yang digunakan agar dapat mempermudah guru dalam penyampaian materi. Selain itu, dengan menggunakan LCD proyektor perhatian siswa lebih tertarik dalam pembelajarn daripada guru menggunakan papan tulis sebagai media secara monotone . · Denah kelas/denah tempat duduk, digunakan untuk mengetahui dan melihat tempat duduk siswa. Selain itu, agar guru dapat lebih menghapal wajah dan nama muridnya. · Gambar burung garuda: agar siswa selalu bersikap nasionalisme terhadap Negara dan dapat mengingat dasar Negara Indonesia serta dapat mengamalkan nilai-nilai sosial yang terkandung didalamnya. · Gambar presiden dan wakil presiden: agar siswa selalu ingat kepada pemimpin negaranya. · Pelangkiran, digunakan sebagai tempat menaruh canag, dan sebagai alat konsentrasi dalam melaksanakan persembahyangan di kelas. · Sapu, serok, tempat sampah, digunakan siswa dalam menjaga kebersihan dan keasrian kelas. 11
  • 12. · Kelengkapan kelas lainnya seperti AC, vas bunga, taplak meja, penggaris, busur dan yang lainnya yang dapat membantu kegiatan belajar mengajar di kelas, maupun untuk menambah kenyamanan suasana belajar di kelas. Semua fasilitas-fasilitas tersebut dikelola oleh wakasek sarana dan prasarana serta komite yayasan yang bertugas mengontrolnya dan mengadakan fasilitas penunjangan pembelajaran. 12. Observasi Perpustakaan Perpustakaan merupakan salah satu fasilitas pendukung majunya pendidikan. Karena dengan adanya perpustakaan, siswa dapat mengetahui hal-hal baru di luar pelajaran yang mereka terima di kelas seperti pengetahuan umum dan pengetahuan lainnya serta dapat menambah kemampuan atau wawasan siswa. Untuk itu perpustakaan sangat berguna dan wajib dimiliki oleh setiap sekolah. SMA Dwijendra Denpasar, memiliki fasilitas berupa ruang perpustakaan. Berikut uraiannya: a. Perpustakaan di SMA Dwijendra Denpasar bergabung dengan SMP dan Universitas Dwijendra Denpasar yang luas bangunan sebesar 112 m² dikelola oleh 10 orang petugas khusus, yaitu: Tabel 1. Pegawai Perpustakaan Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar NO NAMA TUGAS JABATAN 1 I Made Satya Gunawan, SH.H Pagi Kepala 2 Dewa Made Kertha Pagi Pegawai 3 Ida Ayu Semara Dewi, S.E Pagi Pegawai 4 Dwi Mahendra Putra, S.S Pagi Lontar 5 Gusti Ayu Novaeni, S.S Pagi Lontar 6 Ni Komang Ari Pebriyani, S.S Pagi Lontar 12
  • 13. 7 I Wayan Gede Pradnyana, S.Ag Siang Pegawai 8 Gusti Ayu Manik Srinadi Sore Pegawai 9 Ni Kadek Sri Wahyuni Sore Pegawai 10 I Gde Putu Adi Saka Wibawa Pagi Lontar b. Jenis–jenis buku yang ada di perpustakaan Dwijendra Denpasar sangat bervariatif dan disusun dengan rapi sehingga memudahkan untuk pencariannya. Jumlah buku yang ada di perpustakaan dilihat dari jumlah judul ± 7000 judul dan ± 20.000 jumlah eksemplar serta 4 majalah dan 1 Harian Bali Post. c. Rata-rata kehadiran siswa dan guru perminggu ke perpustakaan ± 200 orang dan jumlah buku yang dipinjam perminggu ± 50 buku. Perpustakaan sekolah dimanfaatkan oleh siswa untuk mengisi waktu istirahat maupun jam-jam pelajaran yang kosong dengan membaca buku, ensiklopedia, novel, koran, maupun majalah untuk meningkatkan wawasan, perolehan informasi, dan rekreasi. Buku paket dan beberapa jenis buku penunjang tersedia di perpustakaan untuk digunakan dalam menunjang proses belajar mengajar di kelas. Ketika penulis melakukan observasi ke perpustakaan banyak ditemui guru yang memanfaatkan layanan perpustakaan untuk menambah wawasan dan informasi yang dimiliki. Selain itu, siswa-siswa juga memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat untuk berdiskusi meskipun ada juga siswa yang sekadar berbincang-bincang dengan siswa lainnya dan sekedar nonton televisi. Secara umum perpustakaan yang ada di SMA Dwijendra Denpasar ini sudah dimanfaatkan dengan cukup baik. Selain itu temuan yang penulis dapatkan bahwa guru kerap kali memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat pembelajaran, misalnya dengan cara mengajak siswa langsung ke ruang perpustakaan, menugaskan siswa mencari bahan belajar di perpustakaan, dan lain sebagainya. Walaupun perpustakaan memiliki koleksi buku-buku standar untuk pengajaran dari dinas pendidikan (buku paket), namun guru tidak pernah mengharuskan setiap siswa harus meminjam buku paket dari perpustakaan, hal ini karena jumlah buku paket yang jauh lebih sedikit dari 13
  • 14. jumlah siswa serta telah terjadinya keluwesan materi sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sehingga pengadaan buku penuntun diserahkan sepenuhnya kepada siswa. d. Upaya sekolah untuk menambah koleksi buku-buku di perpustakaan antara lain dengan beberapa cara seperti : · Melakukan pembelian buku secara berkala dengan dana yang berasal dari swadaya, anggaran, dan uang komite sekolah serta dana bantuan. · Tetap memohon bantuan buku dari Dinas Pendidikan dan perpustakaan daerah. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perspustakaan SMA Dwijendra Denpasar antara lain: · Rak buku ukuran sedang : 10 buah · Rak buku khusus referensi uk. sedang : 2 buah · Rak buku ukuran besar : 3 buah · Rak untuk surat kabar dan majalah : 1 buah · Rak untuk lontar : 2 buah · Rak untuk tas pengunjung : 2 buah · Meja belajar dan meja baca : 8 buah · Meja komputer : 1 buah · Meja segi lima untuk komputer : 2 buah · Meja untuk pustakawan : 3 buah · TV : 1 buah · Komputer : 8 buah · Cermin : 1 buah · Semboyan dan logo-logo e. Perihal peminjaman, perpustakaan SMA Dwijendra Denpasar melayani peminjaman buku bagi seluruh warga sekolah dengan aturan tertentu mengenai sirkulasi peminjaman buku, dimana perpustakaaan memberikan kesempatan kepada siswa, pegawai, maupun guru untuk meminjam buku maksimal selama 2 minggu. Bagi anggota yang melanggar ketentuan tersebut 14
  • 15. (mengembalikan tidak tepat pada waktunya) dikenakan denda sebesar Rp 500,- per buku per hari. Jika dilihat mengenai keberadaan fasilitas dan pemanfaatan perpustakaan serta fasilitasnya sebagai penunjang proses pembelajaran di SMA Dwijendra Denpasar ternyata sudah cukup baik. Dengan pemanfaatan perpustakaan sebagai salah satu media penunjang pembelajaran seperti yang telah dilakukan guru-guru di SMA Dwijendra Denpasar ini diharapkan akan dapat meningkatkan keberhasilan proses belajar siswa. Bila dilihat dari fasilitasnya, maka dapat disimpulkan bahwa siswa ataupun guru akan memperoleh kenyamanan saat berkunjung ke perpustakaan karena perpustakaan di SMA Dwijendra Denpasar sudah tergolong sangat baik dilihat dari fasilitas-fasilitas penunjang pembelajaran yang dimiliki. 13. Observasi Laboratorium SMA Dwijendra memiliki 4 laboratorium yaitu: Lab. IPA (Lab. Fisika, sedangkan untuk Lab Biologi dan Kimia dijadikan satu ruangan), Lab. Komputer, Lab Bahasa yang akan dibahas secara detail di bawah ini. a. Laboratorium IPA Pada mulanya, SMA Dwijendra Denpasar hanya memiliki satu buah laboratorium IPA. Namun kini, sekolah ini sudah memiliki dua buah laboratorium IPA, yaitu: Laboratorium Fisika, dan untuk Laboratorium Biologi dan Kimia dijadikan dalam satu ruangan. Laboratorium IPA sekolah ini memiliki seorang penanggung jawab yang bernama A.A. Anom Astini,BA sekaligus sebagai penanggung jawab Lab Biologi dengan tugas pokok membagi jadwal penggunaan lab secara adil, mempersiapkan LKS untuk praktikum, membuat program kerja jangka panjang dan jangka pendek. Karena laboratorium ini menjadi satu dengan lab Biologi, lab Fisika dan lab Kimia, untuk itu dibagi lagi penanggung jawab Fisika adalah IR. I Putu Iriantono dan penanggung jawab Kimia adalah Ni Ketut Wiriadi,S.Pd. untuk inventaris yang ada di masing-masing ruang Lab IPA yaitu: Tabel 2. Fasilitas Laboratorium Biologi 15
  • 16. No Nama fasilitas No Nama fasilitas 1 Higrometer Seing (Whereing) 10 Penjepit Kayu 2 Tensimeter 11 Respirometer 3 Stetoskop 12 Torso Manusia Laki2 dan Perempuan 4 Haemositometer 13 Erlenmeyer 5 Kotak Genetika 14 Silinder ukur 6 Cawan Petri Kaca dan Plastik 15 Pipet Tetes 7 Gelas Kimia 16 Gelas Ukur 8 Tabung Kaca (berbagai ukuran) 17 Tabung Reaksi Besar 9 Gelas Bias Tabel 3. Fasilitas Laboratorium Kimia No Nama fasilitas No Nama fasilitas 1 Asam Nitrat 6 Asam Oksalat 2 Asam Klorida 7 Amonium Klorida 3 Kalsium Oksida 8 Alkohol 4 Amoniak 9 Asam Asetat 5 Fehling A +Fehling B 10 Formalin Tabel 4. Fasilitas Laboratorium Fisika No Nama fasilitas No Nama fasilitas 1 Cermin Cembung 14 Neraca Pegas 2 Ohmmeter 15 Barometer 3 StopWatch 16 Voltmeter 4 Tabung Kapiler 17 Katrol Satu Roda 5 Bejana Berhubungan 18 Cermin Datar 6 Termometer 19 Ray Box 7 Pompa Tekan 20 Garpu Tala 8 Tester 21 Pegas Kumparan 9 Jangka Sorong 22 Manometer Tertutup 10 Manometer Terbuka 23 Kereta Dinamika 11 Barometer Amercia 24 Hidrometer Kayu 12 Silinder Berbagai Bahan 25 Manometer 13 Amperemeter Fasilitas penunjang ruang laboratorium IPA seperti jenis dan jumlah alat-alat serta bahan yang akan dipergunakan oleh siswa sudah sepadan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh siswa, namun disini siswa dalam melakukan pratikum masih harus berkelompok. Dalam hal ini sama sekali tidak menggangu kegiatan pratikum. Alat dan bahan yang tersedia di laboratorium digunakan pada saat mengikuti pratikum mata pelajaran IPA. Sehingga siswa yang meminjam alat yang ada pada laboratorium secara 16
  • 17. pribadi belum ada. Ini dikerenakan guru selalu berusaha merencanakan materi pratikum yang sesuai dengan alat dan bahan yang tersedia di laboratorium. Alat yang ada di laboratorium ini sudah memenuhi standar dengan kondisi alat yang baik kerena dirawat dengan baik dan ditata rapi oleh petugas laboratorium. Untuk menambah atau menaggulangi fasilitas lab. yang kurang biasanya laboran mengajukan proposal penambahan alat kepada kepala sekolah. Penggunaan lab IPA tiap minggunya adalah 30 jam pelajaran. Kebersihan dan kerapian penataan ruangan Lab. IPA sudah bagus. Struktur organisasi laboratorium (terlampir) b. Laboratorium Komputer Laboratorium ini didirikan dengan tujuan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar siswa, serta dengan tujuan supaya siswa SMA Dwijendra Denpasar selalu mengikuti perkembangan zaman. Laboratorium ini dikelola oleh guru bidang studi yang memiliki keahlian di bidang komputer. Laboratorium ini terletak disebelah barat parahyangan. Di laboratorium ini siswa biasanya mendapatkan pelajaran mengenai pengolahan data pada komputer. Selain itu, di lab ini juga digunakan untuk mengakses berbagai macam informasi yang berkaitan dengan pendidikan. Namun ada sedikit kendala yang dialami dalam pengelolaan laboratorium ini, yaitu ada beberapa computer yang rusak, sehingga tidak semua komputer dapat dimanfaatkan secara optimal. Upaya-upaya sekolah untuk menambah ataupun perawatan didapatkan dari iuran para siswa serta mengkonsultasikan dengan kepala sekolah beserta guru lainnya dan Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar agar mengalokasikan dana untuk Lab. Di ruangan ini terdapat 40 set komputer yang tersambung dengan jaringan internet. Namun tidak semua komputer dapat digunakan, karena alasan teknis. Di laboratorium ini tersedia pula LCD proyektor agar siswa dapat melihat dengan jelas contoh-contoh yang diperagakan oleh para guru dalam mengoperasikan komputer. Laboratorium komputer dikelola oleh seorang guru informatika dan seorang laboran yang bertugas menjaga dan merawat seluruh peralatan yang ada di dalamnya. Berikut daftar tabel fasilitas yang terdapat pada laboratorium selengkapnya: 17
  • 18. Tabel 5. Fasilitas Laboratorium Komputer Nama Alat Jumlah Keadaan Komputer Pentium 4 30 buah Baik AC LG 2 buah Baik Printer Jetzet 1 buah Baik Printer Warna 1 buah Baik Stavol 30 buah Baik Gambar Presiden 1 buah Baik Gambar Wapres 1 buah Baik Jam dinding 2 buah Baik Kursi 30 buah Baik Papan tulis 1 buah Baik Penghapus papan 1 buah Baik Spidol 4 buah Baik Penggaris 1 buah Baik Sapu 2 buah Baik Tempat sampah 2 buah Baik OHP 1 buah Baik c. Laboratorium Bahasa Laboratorium bahasa berbeda dengan laboratorium lain karena tidak dikelola oleh petugas khusus. Yang bertugas melakukan perawatan dan pengawasan adalah guru-guru yang memanfaatkan fasilitas lab. dalam kegiatan belajar-mengajar. Berikut adalah perlengkapan dan fasilitas yang ada dalan lab. bahasa : Tabel 6. Fasilitas Laboratorium Bahasa Nama Alat Jumlah Keadaan Boot/ tape 40 unit Baik Boot/ tape control 1 unit Baik White board 1 buah Baik Kursi 40 buah Baik Jam dinding 1 buah Baik Spidol 2 buah Baik Penghapus papan 1 buah Baik Gambar Presiden 1 buah Baik Gambar Wapres 1 buah Baik TV 1 buah Baik VCD 1 buah Baik Sapu 1 buah Baik Sapu bulu 1 buah Baik AC 2 buah Baik Gambar garuda 1 buah Baik 18
  • 19. 14. Observasi Ruang BK SMA Dwijendra Denpasar memiliki 4 orang tenaga BK yaitu: Ruang BK dimanfaatkan sebagi tempat untuk memberikan pengarahan-pengarahan dan menangani para siswa yang bermasalah. Selain itu, ruang BK juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk menyimpan data-data pribadi siswa. Jika ada siswa yang mengalami permasalahan baik permasalahan pribadi maupun masalah sekolah yang menyangkut pergaulan yang dilakukan serta masalah yang berhubungan dengan akademik, BK selalu siap memberikan saran dan bantuan serta bimbingan untuk meringankan permasalahan yang dihadapi oleh siswa tersebut. Cara yang ditempuh yaitu dengan memanggil siswa yang memiliki masalah kemudian memberikan motivasi dan solusi yang berupa arahan, nasehat, dan dorongan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh siswa yang bersangkutan. Seandainya panggilan tersebut tidak direspon atau di acuhkan oleh siswa, maka ada cara lain yang dilakukan tenaga BK adalah melakukan pemanggilan terhadap orang tua siswa yang bersangkutan, agar tenaga BK dapat mengetahui dengan jelas permasalahan yang dihadapi oleh siswanya. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) ini memiliki beberapa tugas untuk menangani berbagai keluhan dan permasalahan yang dihadapi siswa, antara lain: 1. Melakukan pendataan pada siswa tentang data pribadi siswa 2. Menyusun pelaksanaan bimbingan penyuluhan karir 3. Menyusun penyelenggaraan penerimaan mahasiswa baru 4. Memberikan pelayanan bimbingan penyaluran dan bimbingan karir kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar 5. Mengatasi masalah yang dihadapi siswa yang berkaitan dalam proses belajar di kelas dengan berkonsultasi pada wali kelas 6. Membantu wali kelas dalam memecahkan maslah pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didiknya. 19
  • 20. 7. Memberikan saran serta pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai. 8. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan penyuluhan atau bimbingan karir 9. Menyusun laporan penilaian bimbingan penyuluhan/bimbingan karir secara berkala 10. Mempertanggung jawabkan tugasnya kepada siswanya Dilihat dari fasilitas-fasilitasnya dapat dikatakan bahwa BK SMA Dwijendra Denpasar telah memiliki fasilitas yang memadai. Upaya yang dilakukan oleh petugas BK/sekolah dalam mengadakan/mengatasi fasilitas yang kurang adalah dengan membuat rancangan program tentang apa yang diperlukan dan yang kurang. Rancangan program ini dibuat setiap tahun ajaran baru yang diajukan ke Wakasek Sarana dan Prasarana. Adapun fasilitas yang telah terdapat di ruang BK yaitu: · 1 buah lemari sebagai tempat menyimpan data-data · 9 buah kursi · 4 buah meja · Foto presiden, wakil presiden dan gambar garuda Pancasila. · Kalender · Papan organisasi pelayanan BK · Papan keadaan siswa · Papan klasifikasi pelayanan dan sanksi siswa · Papan informasi data · Pelangkiran · Jam dinding 15. Bangunan lain yang ada di SMA Dwijendra Denpasar a. Ruang Tata Usaha Ruang tata usaha merupakan ruangan khusus yang digunakan oleh pegawai tata usaha (TU) untuk berbagai kepentingan SMA Dwijendra Denpasar baik dari Kepala Sekolah, guru, pegawai maupun siswa. Ruang tata usaha juga digunakan sebagai 20
  • 21. tempat pembayaran SPP disini terdapat lubang kecil persegi agar siswa-siswa tidak berdesak-desakan untuk datang ke ruang tata usaha. Fasilitas yang terdapat di ruang tata usaha antara lain: · 1 unit komputer · 2 buah brankas · 1 buah Filling Cabinet · 6 buah lemari · 7 buah meja · 7 buah kursi · 1 jam dinding · 1 gambar Garuda Pancasila, Presiden dan Wakil Presiden RI · Struktur organisasi tata usaha · 2 buah telepon Fasilitas- fasilitas tersebut dikelola baik sesuai dengan fungsinya masing- masing. b. Ruang Guru, ruang Wakil Kepala Sekolah dan ruang Kepala Sekolah Sebagai ruang kerja dan masing-masing guru mempunyai meja khusus dan lemari khusus (loker) yang telah disediakan oleh Yayasan. Adapun fasilitas yang ada diruang guru adalah: 3 komputer + Printer, Jam dinding, meja, kursi, foto-foto guru yang pernah menjabat sebagai kepala sekolah, kaca, kipas angin, piagam yang dipajang, papan tulis, rak-rak, TV, dispenser, aquarium, pelangkiran, papan data guru, dan tempat penyimpanan buku. Ruang wakil kepala sekolah (WAKASEK) terpisah dari ruang guru dan ruang kepala sekolah. Disini terdapat meja, kursi, jam dinding, kipas angin dan lemari. Ruang kepala sekolah terdapat meja, kursi, lemari untuk menyimpan piala yang diraih SMA Dwijendra Denpasar, gambar struktur organisasi sekolah, AC, 1 set sofa dan meja yang disediakan untuk tamu yang ingin bertemu dengan guru-guru dan kepala sekolah dan 1 toilet khusus untuk guru. c. Ruang OSIS Ruang OSIS SMA Dwijendra Denpasar terletak dilantai 2 untuk sementara ruang OSIS masih digabung dengan ruang Wakasek Humas dan Wakasek Sarana dan Prasarana. Diruang ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas seperti: TV, Lemari, kursi, 21
  • 22. meja, sapu, tempat sampah, dan papan struktur tugas pengurus dan rinciannya. Selain itu ruangan ini juga berfungsi untuk menyimpan barang-barang inventaris OSIS yang biasanya digunakan dalam kegiatan kesiswaan seperti spanduk, papan nama sekolah dan lain-lain. Ruangan ini dikelola oleh Pembina OSIS dan seluruh pengurus OSIS SMA Dwijendra Denpasar. d. Ruang Radio Komunitas Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar juga telah mempunyai radio komunitas pendidikan yang memang khusus digunakan untuk kepentingan pendidikan. Radio komunitas pendidikan dan agama ini memang ditujukan untuk memberikan informasi dan pengetahuan bagi siswa sekolah, mahasiswa dan masyarakat. Radio komunitas pendidikan dan agama Dwijendra 107,7 FM ini memiliki berbagai acara yakni tingkat anak-anak, remaja serta dewasa. Selain sebagai pemberi informasi, radio komunitas Dwijendra juga memberikan pendidikan kepada masyarakat serta sebagai kontrol sosial. Radio komunitas yang didirikan setahun lalu tersebu sudah siaran 24 jam, mulai pukul 06.00 sampai 22.00 untuk materi akademis. Di atas pukul 22.00 – pagi untuk hiburan. Untuk struktur Penyiar radio komunitas Dwijendra (terlampir) e. Aula Aula SMA Dwijendra Denpasar ini dimanfaatkan untuk pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh oleh kepala sekolah untuk bertemu dengan orang tua siswa atau wali siswa SMA Dwijendra Denpasar. Selain itu aula ini juga dimanfaatkan oleh yayasan dalam mengadakan pertemuan-pertemuan rutin kepada seluruh yayasan Dwijendra Denpasar. f. WC/Toilet Kebersihan WC selalu dijaga kebersihannya oleh seluruh warga sekolah baik siswa maupun guru di lingkungan Dwijendra Denpasar. Disini terdapat clanning service yang khusus merawat dan menjaga kebersihan WC. g. Tempat Parkir Parkir SMA Dwijendra Denpasar sangat rapi dan dijaga oleh beberapa satpam secara bergilir. 22
  • 23. h. Pos Satpam Pos ini dijaga oleh beberapa satpam yang secara bergilir menjaga dan mengawasi keadaan sekolah 24 jam non stop. i. Kantin SMA Dwijendra Denpasar memiliki tiga kantin. Di sinilah siswa-siswa maupun warga sekolah yang lain beristirahat dan menghilangkan lapar dan dahaga dengan membeli makanan atau minuman yang tersedia. Kantin sekolah ini, kecuali koperasi sekolah dikelola oleh pribadi dengan perjanjian tertentu dengan pihak sekolah. 16. Keadaan Guru dan Petugas Adiminstrasi Sekolah Keadaan guru dan pegawai administrasi SMA Dwijendra Denpasar memiliki jumlah guru pengajar orang yang terdiri dari: 1. Kepala sekolah : 1 orang 2. Wakil Kepala Sekolah : 4 orang 3. Guru Negeri DPK : 9 orang 4. Guru Staf Yayasan : 19 orang 5. Guru kontrak yayasan : 16 orang 6. Guru Honor : 27 orang 7. Pegawai Tetap : 12 orang 8. Pegawai Tidak Tetap : 2 orang 9. Satpam : 9 orang 10. Claning Servise : 15 orang 11. Tukang Kebun : 2 orang 12. Tenaga koperasi : 3 orang Rasio jumlah siswa dengan guru adalah 1284-72 dan rasio jumlah siswa dengan pegawai adalah 1284-14. Untuk pembagian tugas semuanya diatur oleh Kepala Sekolah, dengan melaksanakan rapat antara guru dan pegawai. Selain bertugas sebagai guru pengajar, guru juga bertugas sebagai wali kelas, pengelola lab. Pengelola perpustakaan, penyusun jadwal pelajaran, pembina extra kulikuler dan pembina lomba. Dilihat dari jam mengajar, jumlah jam mengajar dimiliki oleh guru SMA Dwijendra 23
  • 24. Denpasar sangat banyak, sehingga guru mempunyai beban yang cukup berat dengan jumlah jam mengajar 16 jam. Semua komponen sekolah bekerja dengan baik sesuai dengan kinerja masing-masing yang tercermin di dalam bagan struktur organisasi sekolah (terlampir). Wewenang atau tugas yang ditanganinya secara mengkhusus adalah sebagai berikut :  Kepala Sekolah sebagai pucuk pimpinan, penanggung jawab atas segala kebijakan sekolah.  Wakasek Kesiswaan bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam hal kesiswaan.  Wakasek Humas bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam menjalankan hubungan dengan masyarakat sekitar.  Wakasek Kurikulum bertugas untuk membantu kepala sekolah dalam urusan administrasi pendidikan seperti: penentuan jadwal belajar, penyusunan tugas guru dan administrasi sekolah lainnya.  Wakasek Sarana dan Prasarana bertugas dalam membantu kepala sekolah menangani segala fasilitas yang ada dan diperlukan disekolah dan mengkoordinir segala penggunaan fasilitas sekolah.  Wali Kelas bertugas sebagai penanggung jawab kelas yang dipegang termasuk membimbing semua siswa dikelas itu.  Guru Mata Pelajaran bertugas mengajar bidang studi yang dipegangnya di kelas-kelas.  Siswa sebagai peserta didik, tugas-tugas tenaga kependidikan yang lain diatur sesuai surat keputusan kepala sekolah. 17. Keadaan Siswa Jumlah siswa SMA Dwijendra Denpasar secara keseluruhan adalah 1088 orang. Yang terdiri dari 554 orang siswa laki-laki dan 554 orang siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya, rincian jumlah siswa dapat dilihat pada tabel yang sudah terlampir. Sistem penerimaan siswa baru di SMA Dwijendra Denpasar adalah menggunakan Nem dan Psikotes. Kualitas akademis siswa yang diterima pada umumnya tidak diterima di sekolah negeri dan nilainya memenuhi syarat dan 24
  • 25. lulus dalam tes kepribadian. Pertimbangan jumlah kelompok siswa dilihat dari jenis kelamin dan penjurusannya adalah diseimbangkan antara pria dan wanita supaya selisih tidak terlalu banyak. Mengenai latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa SMA Dwijendra Denpasar dikatagorikan dalam golongan menengah kebawah banyak dari keluarga yang kurang mampu. Walaupun sebagian dari siswa ada yang sosial ekonominya tinggi, namun hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi para siswa dalam meraih prestasi disekolah. Untuk siswa yang kurang mampu atau yatim piatu mendapat beasisswadari sekolah dengan tujuan meringankan beban siswa tersebut. 18. Kegiatan Ekstrakulikuler Dalam menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas siswa baik dalam bidang non akademis, maka sekolah SMA Dwijendra Denpasar memprogramkan extra kulikuler sebagai sarana penyalur minat dan bakat yang dimiliki oleh setiap siswa. Adapun kegiatan extra kulikuler yang ada di SMA Dwijendra Denpasar antara lain yaitu: a. Umum 1. Pramuka : I Nyoman Sudema, S.Pd.SH. 2. PMR : I Nyoman Sudema, S.Pd.SH. 3. KIR : Ir. Ketut Sumandiasa 4. Tataboga : Dra. Sagung Maharani 5. Bahasa Jepang : Drs. I Made Tekek 6. Olimpiade Bahasa Inggris : I Nyoman Sudema, S.Pd.SH. 7. Olimpiade Fisika : Ir. I Putu Irianto 8. Olimpiade Kimia : Ni Ketut Wiriadi, S.Pd. 9. Olimpiade Biologi : Ni Made Sariani, S.Pd. 10. Olimpiade Akuntansi : Dra. Endang Anekawati 11. Olimpiade Komputer : Drs. I Made Oka Antara, M.Hum. 25
  • 26. 12. Olimpiade Matematika : Ni Putu Ayu Mudiani, S.Pd. b.Olahraga 1. Basket : Made Surada 2. Sepak Bola : Drs. Dewa Made Andakusuma 3. Volly : - Ketut Gadra - I Ketut Sujana 4. Bulu Tangkis : Oman Ujang 5. Pancak Silat : - Ni Kadek Juliastini - Ngakan Putu Jagra 6. Tenis Meja : Drs. Nengah Nitya 7. Atletik : Ngakan Putu Jagra c. Kreativitas Seni 1. Musik : Dra. Susilawati 2. Vokal : Dra. Susilawati 3. Teater : Dra. Susilawati 4. Tari : - Dra. Susilawati - Wiastuti 5. Tabuh : Nyoman Susila 6. Pesantian : Dra. I Gusti Ayu Nyoman Kartika 7. Kria : I Wayan Sujana, BA 8. MC : Drs. Made Rintig 9. Menulis Aksara Bali : I Wayan Sujana, BA 10. Menjanur : Dra. Ni Made Yulita Kebijakan sekolah dalam mengelola kegiatan extra ini dilihat dari penyaringan siswa yang ikut dalam kegiatan tersebut adalah dengan mewajibkan siswa kelas X dan XI untuk mengikuti salah satu kegiatan extra kurikuler dan untuk kelas XII tidak diwajibkan. Pembinaan dan pembiayaannya adalah yang pertama siswa memilih sesuai dengan hobi, tapi banyak siswa yang hanya ikut-ikutan teman dalam memilih, yang tidak sesuai dengan minat dan bakatnya ; 26
  • 27. yang kedua diseleksi, disini siswa yang tidak masuk maka akan diarahkan kembali melalui minat dan bakat, ini untuk kepentingan masa depannya nanti. Maka pihak sekolah membebaskan siswa untuk memilih lebih satu bidang extra kulikuler, dengan catatan siswa dapat mengatur jadwal dan mengikuti extra yang dipilih dengan baik dan sungguh-sungguh. Dengan kegiatan extra tersebut siswa dapat menumbuhkan sikap positif dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Kendala-kendala yang dihadapi sekolah (pembina) dalam menangani kegiatan ini adalah sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan. Masalah lain yaitu tentang masalah waktu yang sering terbentur dengan kegiatan siswa disore hari dan masalah kedisiplinan siswa dalam mengikuti extra tersebut. Upaya penanggulangannya adalah setiap tahun sudah ada kebijakan dari yayasan karena sekarang sudah mulai menyediakan sarana dan prasarana yang lebih memadai. Para siswa yang mengikuti extra kulikuler dibina dan dilatih oleh guru yang memiliki keahlian di bidang masing-masing. 19. Prahyangan Pada dasarnya proses pembelajaran juga perlu didukung secara spiritual (doa) sehingga di dalam sekolah perlu adanya tempat suci yang bisa digunakan oleh siswa sebagai tempat untuk memanjatkan doa kepada Tuhan agar proses belajarnya dapat berlangsung dengan baik. Selain parahyangan, SMA Dwijendra Denpasar juga memiliki pelinggih-pelinggih yang terletak di setiap penjuru sekolah yang berfungsi untuk menjaga ketentraman sekolah secara niskala. Setiap hari raya Purnama dan Tilem dilaksanakan persembahyangan bersama yang diikuti oleh warga sekolah yang beragama Hindu dan setiap Hari Raya Saraswati dilaksanakan piodalan di parahyangan dimana ini bertujuan agar PBM yang dijalankan oleh sekolah dapat berjalan dengan dengan lancar. Selain Purnama dan Tilem siswa SMA Dwijendra Denpasar juga rajin bersembahyang setiap pagi sebelum pelajaran dimulai. Padmasana ini dikelola dengan baik oleh seorang pemangku bersama dengan guru dan pegawai yang bekerja di SMA Dwijendra Denpasar. 20. UKS dan Kantin/Koperasi 27
  • 28. UKS dan Kantin/Koprasi dikelola oleh masing-masing unit. Dimana kantin sekolah dikordinasikan oleh kepala sekolah , dan masalah kebersihan kantin dan sekitarnya menjadi tanggung jawab pemilik kantin dan diperiksa oleh puskesmas setiap saat. 21. Kebersihan dan Kerindangan Pengelolaan pertamanan kerindangan sekolah dikelola oleh petugas khusus. Dalam menjalankan tugasnya, petugas pertamanan berkoordinasi dengan pengelola sekolah. Perawatan taman dilakukan dengan sumber dana dari sekolah. Petugas bertanggung jawab atas keindahan dan kerindangan sekolah. Mengenai kebersihan sekolah diupayakan oleh seluruh warga sekolah. Petugas bekerja sama dengan siswa membersihkan sekolah. Kerja sama yang dimaksud adalah piket kelas yang bertanggung jawab atas kebersihan kelasnya dimana juga dibantu oleh petugas. Tidak hanya itu seluruh warga sekolah berkewajiban menjaga kebersihan sekolah, salah satu caranya adalah dengan membuang sampah pada tempatnya. 22. Unsur-Unsur yang Belum Diungkapkan Masalah keamanan parkir yang tidak di ungkapkan disini , SMA Dwijendra Denpasar telah memiliki satpam yang bertugas menjaga keamanan sekolah dan parkir. 23. Kesesuaian Data dengan Tuntutan SPM Kesesuaian data di atas dengan tuntunan standar pelajaran minimal (SPM) sekolah sudah sesuai untuk di jadikan dalam proses belajar mengajar. 3.3 Pengenalan Sikap dan Pola Tingkah Laku Siswa 3.3.1 Umum Pola sikap tingkah laku siswa di SMA Negeri 2 Mengwi telah terbentuk sedemikian rupa dengan bernuansakan kedisiplinan dan tentunya berlandaskan asas kekeluargaan. Tingkah laku dan sikap ini terwujud tidak lain dapat diwujudkan atas 28
  • 29. kerja keras guru yang selalu menerapkan pola disiplin baik pada waktu siswa mulai masuk ke sekolah sampai pulang ke rumah masing-masing. Selain itu juga, hal ini didukung dengan kesadaran dari siswa itu sendiri. Seluruh komponen SMA Negeri 2 Mengwi berpedoman pada aturan yang berlaku di sekolah tersebut. Pedoman yang mendasari tersebut diwujudkan dalam bentuk tata tertib baik tata tertib guru, siswa, maupun tenaga administrasi. Tata tertib dijadikan acuan dan tuntunan dalam bersikap dan berbuat selama kegiatan sekolah berlangsung sehingga diharapkan tercipta suasana disiplin, harmonis, dan efesiensi di setiap aspek kehidupan sekolah. Selama penulis melakukan observasi, menyelami dan mengalami langsung kehidupan sosial di SMA Negeri 2 Mengwi, hubungan sosial antarsiswa, siswa dengan guru, siswa dengan pegawai maupun antara guru serta tenaga administrasi terlihat tidak mengindikasikan terjadinya konflik. Begitu pula hubungan kepala sekolah dengan bawahannya terlihat baik. Kepala sekolah SMA Negeri 2 Mengwi saat ini adalah tokoh yang disegani bawahannya terlebih komunikasi yang baik dan lancar antara kepala sekolah dengan bawahannya dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif dan hubungan sosial yang harmonis. Walaupun latar belakang warga sekolah beranekaragam namun tidak menjadi halangan dalam mewujudkan kehidupan sosial yang rukun dan harmonis. Dalam usaha membina dan memelihara kultur kehidupan sekolah yang kondusif, kepala sekolah berupaya untuk selalu menjaga komunikasi dan mengutamakan persamaan persepsi salah satu caranya ialah dengan melakukan rapat rutin dan rapat yang sifatnya insidental. Rapat ini adalah wahana untuk menyampaikan usul, kritik, evaluasi, dan saran warga sekolah yang konstruktif demi kemajuan sekolah. Melalui rapat segala macam masalah yang ada sebisa mungkin diselesaikan sedini mungkin dan dengan musyawarah mufakat berdasarkan semangat kekeluargaan disamping selalu menjaga kekompakan, solideritas, loyalitas dan etos kerja setiap komponen sekolah baik tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan atau dengan kata lain semua aspek yang ada di sekolah secara holistik. 3.3.2 Kegiatan di Dalam Kelas A. Membuka dan Menutup Pelajaran 29
  • 30. Ketika bel tanda masuk berbunyi, seluruh siswa memasuki ruangan kelas dan duduk di tempat duduk masing masing, tetapi ada beberapa siswa yang masih berdiri di luar kelas dan baru masuk setelah guru datang. Setelah itu para siswa yang beragama Hindu melakukan Puja Tri Sandhya yang merupakan kegiatan ritual bagi umat Hindu, sedangkan siswa yang memeluk agama selain Hindu berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Seusai berdoa, siswa segera mempersiapkan alat pelajaran berupa buku dan alat tulis serta peralatan belajar lain yang dibutuhkan saat itu sehingga mereka siap menerima pelajaran yang akan diberikan gurunya. Pada saat guru memasuki ruang kelas, semua siswa secara serempak memberi hormat yang dipimpin oleh ketua kelas, selain hormat berupa ucapan salam (selamat pagi, selamat siang atau selamat sore), siswa yang mayoritas beragama Hindu juga menghaturkan penganjali umat yaitu ucapan “Om Swastiastu”. Guru juga membalas salam dari siswa dan dilanjutkan dengan melakukan absensi. Saat guru akan memulai pelajaran yaitu saat pembukaan dan tujuan pembelajaran disampaikan oleh guru, siswa dengan antusias mendengarkan dan kerapkali perilaku siswa menunjukkan ketertarikannya pada materi yang akan diajarkan guru, misalnya ikut menggambar atau mendemonstrasikan contoh yang diberikan guru. Ketika guru memulai pelajaran, beberapa siswa baru mengeluarkan alat tulis dan bukunya, setelah itu semua siswa menyimak dengan seksama seluruh materi yang disajikan oleh guru sampai akhir pelajaran. Interaksi belajar mengajar terjadi sampai guru memutuskan untuk mengakhiri pelajaran. Setelah guru mengakhiri pelajaran, beberapa siswa tidak segera memasukkan buku-buku catatan mereka, karena mereka masih mendiskusikan apa yang mereka dapatkan selama pelajaran berlangsung dengan temannya. Untuk mengakhiri pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar ketua kelas yang memberikan aba-aba untuk menghaturkan “Paramasanthi” yaitu ucapan “Om Santih Santih Santih Om” kepada guru yang juga segera membalas dengan ucapan yang sama. Saat guru beranjak meninggalkan ruang kelas, barulah siswa-siswa memasukkan buku pelajaran serta catatan mereka dan segera mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran selanjutnya dengan mengeluarkan buku-buku maupun peralatan belajar yang terkait dengan pelajaran tersebut. 30
  • 31. B. Interaksi Belajar Mengajar Perilaku siswa di dalam mengikuti pembelajaran pada umumnya baik dan sangat antusias mengikuti PBM. Ini dapat dilihat dari aktivitas anak di dalam merespon masalah atau pertanyaan yang dilontarkan guru. Sebagian besar siswa di kelas cukup berani memberikan pendapat dan menanggapi permasalahan yang disampaikan oleh guru, namun sangat sedikit yang berani mengangkat tangan, mereka biasanya berani menanggapi dengan suara riuh secara bersama-sama. Siswa juga tergolong masih takut dalam hal menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti kepada gurunya, mereka lebih senang dan berani menanyakannya pada teman yang mereka anggap lebih pintar. Jika siswa yang ditanyai tersebut tidak bisa memberikan bantuan maka siswa yang mengalami kesulitan akan memberanikan diri menanyakan langsung kepada guru, baik dalam pertemuan berikutnya atau di luar jam pelajaran. Respon siswa dalam mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah cukup baik. Apabila tugas yang diberikan guru tidak bisa diselesaikan maka siswa berusaha untuk menanyakan langsung kepada guru, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung dengan baik. Guru biasanya dapat meningkatkan respon siswa dalam mengerjakan PR atau tugas dengan cara memberikan informasi bahwa tugas akan diperiksa dan nilainya memiliki persentase yang cukup besar berpengaruh terhadap nilai siswa. Pada saat melakukan observasi di dalam kelas, tidak ada siswa yang berperilaku khusus yang dapat mengganggu kegiatan belajar merngajar. Semua siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan tertib dan antusias. Tapi ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru dalam mengajar atau bercanda dengan teman sebangkunya. Tentunya ini akan dapat mengganggu PBM. Biasanya guru mengambil tindakan dengan menegur siswa tersebut atau guru menyelipkan sedikit humor agar suasana kelas hidup kembali 31
  • 32. Dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas setiap siswa memiliki fasilitas belajar. Hampir semua siswa memiliki buku catatan, dan alat tulis, namun hanya beberapa siswa yang memiliki buku panduan dan buku penunjang lainnya. Hal ini karena buku panduan dan buku penunjang yang ada di perputakaan sangat sedikit dan terbatas jumlahnya, dan siswa yang mau berusaha mencari atau meminjam dari sumber lainnya hanya sedikit. Ini mungkin ada kaitannya dengan masalah biaya. Guru menyarankan agar semua siswa memiliki buku panduan atau buku penunjang yang memenuhi standar dan memuat materi pelajaran yang akan dibahas. Dari tiga guru model yang penulis jadikan narasumber, terdapat guru yang tidak melakukan tindakan apapun jika ada siswa yang tidak membawa perlengkapan penunjang PBM karena konsekuensinya akan ditanggung sendiri oleh siswa bersangkutan, ada guru yang hanya memberikan teguran saja kepada siswa yang demikian, dan seorang guru lagi memberikan sanksi yang tegas kepada siswa, dimana sanksi untuk hal-hal seperti ini telah dibuatkan perjanjian dan disepakati bersama sebelumnya dengan kelas bersangkutan. Jika yang tidak dibawa siswa adalah buku paket atau penunjang, biasanya guru memberikan jalan keluar dengan cara menyuruh siswa itu untuk duduk bersama temannya yang membawa. Ternyata perilaku anak juga dipengaruhi oleh interaksi anak dengan guru penyaji, mata pelajaran yang disajikan dan waktu penyajian. Interaksi anak dengan guru penyaji akan terkait dengan mata pelajaran yang disajikan, misalnya pada saat mengikuti pelajaran IPA terlebih lagi ada aspek perhitungannya ditambah diajar oleh guru yang menurut siswa terbilang galak, maka siswa akan cenderung takut untuk berinteraksi dengan gurunya itu. Siswa bisa saja menarik diri dan beranggapan bahwa dirinya tidak akan mampu dalam pelajaran itu. Disinilah motivasi belajar perlu dibangkitkan lagi. Selain karena guru, siswa juga bisa berubah perilakunya bila waktu penyajian pelajaran tidak lagi mendukung menurut mereka. Misalnya saat jam terakhir, siswa mendapatkan pelajaran fisika sedangkan kelas-kelas lain terlihat sudah ada yang bersiap pulang, ditambah perut siswa yang mulai keroncongan, hal yang sama sedikit juga terjadi menjelang jam istirahat. Waktu penyajian yang terlampau lama dan penyajian yang monoton juga bisa membuat siswa berubah perilaku dari memperhatikan menjadi mengabaikan, terlebih bila guru tidak memberikan selingan dan jeda singkat. C. Pengolahan Kelas 32
  • 33. Pengaturan posisi tempat duduk siswa dikelas dalam PBM diatur sedemikian rupa sehingga kelas kelihatan rapi dan siswa merasa nyaman dalam mengikuti PBM. Tempat duduk siswa diatur dengan posisi empat meja berjajar ke samping, dimana setiap siswa memiliki bangkunya masing-masing dan 5 sampai 6 meja berjajar ke belakang. Disetiap kelas terdapat tata tertib siswa untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan ruang belajar. Perilaku siswa berbeda-beda jika dikelola secara klasikal, kelompok dan individual. Ini akan berkaitan erat dengan respon yang diberikan oleh siswa. Perbedaan perilaku siswa yang dikelola secara klasikal, kelompok atau individual adalah sebagai berikut: 1) Klasikal. Perilaku siswa yang dikelola secara klasikal adalah sangat beragam. Kondisi ini mengakibatkan guru akan memberikan perhatian yang tidak merata kepada seluruh siswa apalagi di kelas yang memiliki jumlah siswa yang banyak. Siswa yang dikelola secara klasikal cenderung akan bersifat menerima saja informasi yang diberikan oleh gurunya. Siswa akan selalu menunggu apa informasi yang akan datang dari gurunya. 2) Kelompok. Perilaku siswa yang dikelola secara berkelompok membuat siswa lebih mudah diperhatikan sehingga siswa menjadi lebih aktif mendiskusikan masalah-masalah yang dilontarkan oleh gurunya di dalam kelompoknya. 3) Individual. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Umumnya perilaku siswa yang dikelola secara individual akan membuat siswa menjadi lebih aktif di dalam merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pengelolaan dengan metoda ini membutuhkan kesiapan yang matang dari siswa sehingga banyak siswa yang merasa takut dengan pengelolaan metode ini. Perilaku siswa jika ada guru yang terlambat atau berhalangan hadir sangatlah beragam. Ada siswa yang menunggu gurunya dengan membaca buku, berdiskusi dengan temannya, bercanda, mengobrol, maupun duduk-duduk di depan kelas. Jika guru berhalangan hadir, ketua kelas biasanya pergi ke guru piket untuk menanyakan apakah ada tugas yang titipkan oleh guru yang berhalangan hadir. Pada saat siswa mengerjkan tugas dengan tanpa pengawasan dari guru yang bersangkutan maupun 33
  • 34. guru piket biasanya siswa cenderung ribut tetapi sebagian siswa dengan tekun mengerjakan tugas yang diberikan guru. Biasanya siswa yang membuat keributan tersebut menanti tugas temannya yang telah selesai kemudian dia akan menyalinnya. Jika tidak ada tugas dari guru yang berhalangan hadir, biasanya siswa pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Tetapi ada pula yang tetap berada di dalam kelas sambil menunggu jam pergantian pelajaran ataupun waktu istirahat. Biasanya mereka mengisi jam kosong tersebut dengan mengobrol bersama teman-temannya, sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Sedangkan bila ada siswa yang terlambat, mereka akan dikumpulkan di lapangan sekolah dan guru BK akan menanyai alasan mereka terlambat. Siswa yang terlambat, namanya akan dicatat oleh guru BK. Jika mereka berulang kali dating terlambat, maka mereka akan dikenakan sanksi sesuai dengan tata tertib sekolah yang telah ditentukan. 3.3.3 Kegiatan di Luar Kelas 1. Pengamatan perilaku siswa pada saat jam pelajaran usai yaitu: a. Saat pelajaran usal, siswa banyak memenghabiskan waktu di kantin. Namun ada beberapa siswa yang lain tetap diam di dalam kelas dan ada pula yang pergi ke perpustakaan. Sedangkan siswa laki-laki biasanya menghabiskan jam istirahatmereka dengan duduk-duduk bersama siswa yang lain di depan ruang kelas. b. Pada saat istirahat, siswa tidak menunjukan pola tingkah laku yang mencolok/ekstrim. Mereka hanya bermain-main dan berinteraksi secara wajar. c. Hubungan antara siswa yang satu dengan yang lainnya, terlihat begitu dekat. Mereka tidak memperdulikan perbedaan yang miliki. Sedangkan hubungan siswa dengan guru, juga terlihat begitu akrab, dan ketika di luar kelas siswa masih bisa bercanda dengan gurunya, namun masih dalam batas kewajaran. d. Siswa memanfaatkan waktu istirahat dengan begitu efisien dan efektif. Ketika bel istirahat usai, mereka kembali masuk ke kelas dan mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Namun, ada sekelompok siswa yang masih duduk-duduk di depan kelasnya walaupun bel istirahat usai. Ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran dari siswa tersebut. 34
  • 35. 2. Aktivitas Petugas Bimbingan Konseling (BK) Berbagai tindakan dilakukan oleh petugas BK dalam menangani prilaku anak bermasalah di dalam dan di luar kelas. Biasanya tindakan yang diambil petugas BK untuk menangani siswa yang bermasalah dilakukan secara bertahap, yaitu: 1. Petugas BK melakukan penyelidikan mengenai latar belakang masalah siswa. 2. Mendata laporan yang ada mengenai masalah-masalah yang telah dibuat. Informasi tersebut diperoleh dari siswa itu sendiri, siswa lainnya, guru bidang studi atau dari orang tua siswa bersangkutan. 3. Guru BK akan melakukan pendekatan terhadap siswa yang bermasalah yakni dengan jalan memanggil siswa yang bersangkutan untuk berdialog tentang masalah yang dihadapinya. 4. Petugas BK juga memberikan masukan atau nasihat kepada siswa agar tidak mengulangi masalah yang sama dan menghimbau untuk tidak membuat masalah lagi. 5. Jika masalah tersebut belum terselesaikan maka guru pembimbing akan melakukan dialog dengan orang tua siswa untuk mencari jalan keluar bersama. Aktivitas BK dalam menjaga hubungan sekolah dengan orang tua siswa adalah dengan tiap tahun mengadakan rapat bersama dengan orang tua untuk mengonsultasikan perkembangan baik itu positf maupun negative dari siswa. Sehingga timbul rasa saling menghormati antara sekolah dengan orang tua siswa. 3.4 Pengelolaan Proses Belajar Mengajar 35
  • 36. Dalam mengenali dan memahami kegiatan pembelajaran di kelas, penulis mengamati 2 orang guru model yang akan dijadikan narasumber dalam menggali informasi dan menambah wawasan sebagai seorang calon guru. 3.4.1 Informasi Umum Identitas guru yang menjadi narasumber adalah: Nama : Ngakan Putu Jagra Mata pelajaran : Penjaskes/ Olahraga Materi yang diajarkan : Teknik dasar permainan sepak bola dan voly Kelas : XI IPA 3 Waktu : 2 x 45 menit Nama : Drs. I Made Tekek Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Materi yang diajarkan : Mambaca Berita Kelas : X. U2 Waktu : 1 x 45 menit 3.4.2 Perencanaan Pengajaran Dalam menyusun perencana pengajaran dapat di tinjau dari kalender pendidikan dan jam efektif mengajar. Dimana dalam materi pokok dan kompetensi dasar didistribusikan ke jam efektif mengajar. Narasumber menyusun program tahunan dengan cara menggolongkan semua pokok bahasan ke dalam dua semester dan menentukan alokasi waktu untuk masing-masing pokok bahasan, ulangan harian, dan ulangan umum. Rencana Pengajaran (RP) dibuat setiap satu standar kompetensi mengacu pada format yang ada. Didalam menyusun recana pengajaran diperlukan perumusan kegiatan belajar mengajar dan menyusun alat evaluasi. Untuk 36
  • 37. merumuskan kegiatan belajar mengajar dan menyusun alat evaluasi dilakukan dengan berdasarkan pada metode yang digunakan dalam pengajaran dan materi pengajaran. Dengan tersusunnya perencanaan maka pembelajaran dapat terarah dan terprogram. Disamping itu pula, dengan adanya perencanaan program pengajaran maka guru akan lebih mantap dalam memberikan materi pelajaran yang akan diberikan kepada anak didiknya sehingga dapat tercapainya tujuan pendidikan. 3.4.3 Pelaksanaan Program Pengajaran 1. Membuka Pelajaran a. Pertama-tama guru melakukan absensi. Yang menjadi strategi utama guru dalam memulai pelajaran adalah menanyakan/ mengulang kembali pelajaran yang dulu telah diajarkan dan memberikan beberapa poin-poin penting yang membuat siswa ingat dengan materi yang sebelumnya. b. Waktu yang disediakan guru kira-kira 20 menit. c. Alat bantu yang digunakan oleh guru pada saat mengajar di kelas adalah penggaris, LKS, buku paket, buku pedoman dan alat-alat penunjang lainnya. Sedangkan pada saat mengajar di lapangan adalah Bola sepak bola dan voly, stopwatch, Buku pedoman, dan alat penunjang lainnya d. Cara guru menyatakan/ menanyakan tentang materi yang sebelum diajar maupun sesudah diajar dengan metode tanya jawab yang sangat efektif untuk menjadikan siswa tidak lupa dengan pelajaran yang pernah diajarkan sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Menurut saya relevansi membuka pelajaran yang dilakukan guru dengan pelajaran inti sangat baik. Hal ini disebabkan karena siswa bisa mengingat kembali materi terlebih dahulu, dan tidak merasa asing dengan materi baru yang akan diajarkan, karena saling berkaitan. 2. Kegiatan Inti 1. Cara guru dalam melaksanakan program pengajaran dilihat dari : 37
  • 38. a. Perencanaan dengan pelaksanaan pengajaran sudah sesuai dengan program yang ditulis dalam perencanaan pengajaran. Hal ini terlihat dari pemanfaatan waktu secara efektif dan efesien. b. Penyampaian materi dengan bahan ajar sudah baik. Hal tersebut terlihat dari sekian banyak siswa yang dapat menerima materi yang diajarkan. c. Pengelolaan kelas dalam pembelajaran sudah baik, terlihat dari siswa dapat berkonsentarasi belajar dengan baik. d. Usaha dan cara mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan memberikan pertanyaan - pertanyaan terkait dengan materi yang diberikan. Hal ini betujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu memahami materi yang telah diajarkan guru. e. Cara/strategi menangani anak yang mengalami kesulitan belajar yaitu dengan cara menjelaskan kembali materi yang belum dimengerti oleh siswa dan mengawasi siswa saat melakukan praktek. f. Cara memberikan balikan dan menanggapi pertanyaan anak yaitu guru akan memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh murid dan murid-murid yang lain menanggapi jawabannya itu. Setelah ada tanggapan, barulah guru memberikan penjelasan dengan jelas sehingga murid dapat mengerti. g. Kiat - kiat khusus guru dalam membuat suasana belajar yang kondusif yaitu, Guru tidak terlalu kaku dan tegang dalam menyampaikan materi sehingga siswa tidak takut dan tegang dalam mengikuti proses KBM dan sesekali guru menyelipkan humor agar siswa tidak bosan dan dapat menangkap pelajaran dengan baik. h. Pengembangan bahan ajar dan pemanfaatan alat bantu mengajar juga sudah baik, dimana pelaksanaan pengajaran sudah sesuai dengan perencanaan pengajaran (buku pedoman). Disamping itu penggunaan alat-alat bantu mengajar yang digunakan sudah sesuai dengan bahan ajar dan fungsinya. i. Pemanfaatan waktu yang digunakan sudah baik. Guru pandai memanfaatkan waktu sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan target yang telah direncanakan. 38
  • 39. j. Kegiatan lain yang layak dikaji dan ditiru adalah guru memberikan suatu pertanyaan kepada siswa secara mendadak secara perseorangan sehingga siswa merasa harus siap dalam mengikuti materi yang akan diajarkan. 2. Hal-hal berkesan saat pembelajaran berlangsung yaitu interaksi dan suasana belajar yang kondusif, itu dikarenakan kepiawaian seorang guru dalam menyampaikan materi, untuk itu biasanya guru menyelipkan humor disela-sela proses pembelajaran, sehingga siswa merasa terhibur dan tidak jenuh menerima pelajaran. 3. Menutup Pelajaran 1. Cara guru dalam menutup pelajaran. a. Strategi yang digunakan pada waktu jam pelajaran sudah hampir habis yaitu guru memberikan penegasan tentang materi yang ada dan guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang diberi. Selain itu guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa tentang materi yang belum jelas. b. Alat evaluasi / penilaian yang dilakukan dengan cara : - Absensi kehadiran siswa dan - lembar observasi c. Efisiensi waktu yang ada biasanya guru mengalokasikan waktu untuk menutup pelajaran kira-kira 15 menit. d. Guru memanfaatkan waktu yang disediakan dengan memberikan beberapa pertanyaan atau pekerjaan rumah kepada siswa dan memberikan ceramah/ wejangan-wejangan yang membuat siswa terpacu/ termotivasi untuk belajar. e. Keberhasilan siswa dalam memahami materi yang disajikan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab, memecahkan masalah atau pertanyaan yang diberikan oleh guru dan kemampuan siswa dalam mempraktekkan apa yang telah dibahas. Selain itu di dalam pembelajaran yang dilakukan, siswa sangat memperhatikan pelajaran meskipun belum mengerti. 2. Guru tidak melakukan revisi terhadap Silabus yang telah dibuat. 39
  • 40. 3. Kesan saya terhadap kegiatan belajar mengajar, secara umum siswa sangat bersemangat dan sangat aktif dalam bertanya maupun menjawab tentang permasalahan yang sedang dihadapi. Kebanyakan siswa tidak malu-malu dalam bertanya karena guru yang mengajar sudah sangat akrab dengan siswa. Tetapi masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran, itu dikarenakan kurang adanya motivasi dalam diri siswa untuk bersaing dan mungkin menganggap pelajaran yang diajarkan hanya hal sepele yang tak perlu diperhitungkan. Selain itu masih ada siswa yang malu dalam bertanya. Hal ini membuat keraguan terhadap diri siswa untuk maju. Hal-hal tersebut mungkin sudah diketahui oleh guru dan akan mencari solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut. 3.5 PEMBAHASAN DAN PERMASALAHAN 3.5.1 Pembahasan Dari setiap aspek yang diamati di SMA DWIJENDRA DENPASAR maka sekolah ini sudah cukup layak dan baik sebagai tempat untuk belajar. Ditinjau dari unsur fisiknya, kondisi lingkungan SMA DWIJENDRA DENPASAR cukup baik, sejuk, nyaman, aman dan pertamanan ditata dengan rapi dan serasi sehingga dapat mendukung suasana belajar di dalam kelas. Di samping itu SMA DWIJENDRA DENPASAR juga memiliki Fasilitas berupa gedung sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan siswa dan dalam keadaan yang baik, fasilitas perpustakaan, ruang multimedia, dan laboratorium juga sudah dimiliki oleh sekolah ini,. Perpustakaan terlihat sudah cukup baik dalam melayani kebutuhan siswa dan guru, koleksi buku yang cukup lengkap turut mendukung pemanfaatan perpustakaan sebagai sarana belajar, . Laboratorium yang ada di SMA DWIJENDRA DENPASAR sudah cukup lengkap alat-alatnya namun masih cukup kurang dalam jumlah. Laboratorium yang ada yaitu laboratorium komputer, bahasa, dan IPA juga sudah memenuhi standar keamanan dan standar pelayanan, namun masih juga terdapat alat-alat yang rusak yang belum tertangani dengan baik. Bangunan dan ruang-ruang lain keberadaannya sudah baik dan juga berperan penting bagi kehidupan sekolah. Ruang Bimbingan dan Konseling 40
  • 41. walaupun kecil, namun sudah bisa digunakan untuk melayani siswa dalam hal konsultasi dan menyelesaikan masalah. Parhyangan sebagai sentral kegiatan dan kehidupan spiritual sekolah juga tersedia dan dalam keadaan baik. Keadaan guru dan tenaga pendidik sudah baik, baik dalam hal kualitas pelayanan dan kuantitasnya, berdedikasi tinggi, loyalitas yang tinggi, rukun dan ramah. Siswa sebagai peserta didik, keberadaannya cukup baik, ditinjau dari segi jumlah, rasio perbandingan laki-perempuan dan rasio perbandingan dengan jumlah tenaga kependidikan. Tidak ada perilaku yang signifikan yang pernah penulis temui sewaktu observasi dilakukan, dan sedikit siswa yang terlibat masalah berkaitan dengan kenakalan remaja. Hubungan sosial budaya antara setiap warga sekolah berlangsung dengan baik. Sekolah tetap berusaha menjaga budaya di lingkungan sekolah yaitu budaya Bali, misalnya dengan cara mengintegrasikan kesenian dan keterampilan budaya dalam program kegiatan ekstrakurikuler, pemakaian busana tradisional dan bahasa daerah pada hari-hari tertentu. Berkaitan dengan pola tingkah laku warga sekolah, warga SMA DWIJENDRA DENPASAR selalu berusaha bertindak dan bertingkah laku sesuai dengan tata tertib yang telah dibuat dan disepakati bersama. Hubungan antarwarga sekolah berlangsung dengan harmonis dan tidak terindikasi adanya konflik baik horizontal maupun vertikal. Kultur kehidupan selalu dijaga tetap harmonis, kepala sekolah selalu menjaga koordinasi setiap bagian dalam struktur kepengurusan sekolah, hubungan baik antara warga sekolah maupun orang tua siswa juga dijaga melalui rapat dan pertemuan-pertemuan. Perilaku dan interaksi siswa di kelas dan di luar kelas juga terlihat baik, tidak ada perilaku yang mencolok (ekstrim) dan selalu menghormati keberadaan guru dan petugas lainnya. Kinerja petugas BK juga sudah bisa dikatakan baik karena masalah yang muncul ke permukaan selalu dapat diselesaikan sebelum masalah tersebut sampai pada penanganan kepala sekolah. Kegiatan pembelajaran di kelas secara umum sudah berlangsung dengan baik.. Interaksi belajar di kelas sudah cukup baik, terlihat dari pemahaman siswa tentang materi yang cukup tinggi. Suasana belajar yang baik juga tercipta di dalam kelas, suasana belajar bebas tekanan selalu diupayakan oleh guru, tetapi mungkin 41
  • 42. karena budaya, hanya sedikit siswa yang berani secara langsung mengungkapkan ketidakmengertiannya. Walaupun demikian, antusiasme siswa dalam belajar sudah cukup tinggi. Secara umum bisa dibilang proses pembelajaran di kelas sudah berjalan cukup baik dan berhasil. 3.5.2 Permasalahan yang ditemukan Dalam temuan-temuan di lapangan tentunya banyak masalah yang terjadi dan melalui kegiatan observasi ini mungkin penulis hanya menemukan sebagian kecil dari masalah itu. Walaupun demikian penulis mencoba untuk mengangkat masalah itu agar nantinya dapat dibahas dan diangkat di dalam mata kuliah yang relevan di kampus. Masalah tersebut antara lain: · Kesulitan dalam penentuan standar baku bahan ajar karena terbatasnya buku teks yang ada di sekolah yang akan dipakai acuan belajar mengajar di kelas. Ini diakibatkan karena pengrealisasian buku teks dari pemerintah belum terrealisasi dan kebijakan yang menyatakan bahwa tidak diperkenankannya guru mata pelajaran untuk menyediakan buku dengan bantuan jasa dari penerbit buku yang sebagai penjual buku. · Fasilitas buku dan CD virtual (CD Pembelajaran) yang menuntun dan memediasi perkembangan intelektual siswa yang ada di perpustakaan yang masih kurang sehingga perlu adanya pengadaan yang lebih dengan usulan maupun dengan pengadaan yang sifatnya pengadaan internal. · Dalam pengelolaan kelas yang terlalu padat dalam hal jumlah tentunya siswa duduk di bangku yang berjejer ke belakang. Hasil observasi menemukan siswa yang duduk di belakang kadang-kadang tidak memperhatikan atau lain-lain karena siswa merasa jauh dari guru. Posisi papan tulis yang terlalu rendah juga akan menyulitkan siswa yang duduk di belakang untuk melihat apa yang dijelaskan guru di papan. Tempat duduk yang terlalu sempit dan berdekatan juga akan menyulitan siswa dalam belajar. Profesi guru di lapangan bukanlah semata-mata sebagai pengajar satu mata pelajaran yang merupakan bidangnya saja, melainkan guru juga bertindak sebagai pembimbing dan pendidik siswa. Secara langsung seorang guru bisa 42
  • 43. menjadi wali suatu kelas atau menjadi pengurus dalam struktur pemerintahan di sekolah. BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan, tujuan, rancangan kerja dan temuan di lapangan maka hal-hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Unsur fisik dan nonfisik SMA Dwijendra Denpasar umumnya sudah baik dan didukung dengan fasilitas yang memadai dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Dilihat dari kondisi lingkungannya, siswa, pengajar, dan pegawai, semuanya sangat mendukung jalannya proses belajar Mengajar. 2. Sikap dan pola tingkah laku serta interaksi siswa di SMA Dwijendra Denpasar secara umum sudah baik dengan adanya tata tertib untuk guru, pegawai, dan siswa. 3. Hubungan antar warga sekolah yang sangat baik, kultur kehidupan sekolah yang kondusif, kegiatan di dalam kelas juga sudah dapat terlaksana dengan baik, dari membuka dan menutup pelajaran, interaksi belajar mengajar dan pengelolaan kelas. Kegiatan di luar kelas juga sudah dapat terlaksana dengan baik, baik dari perilaku siswa dan bagaimana aktivitas BK dalam menangani masalah-masalah yang dialami siswa. 4. Proses pengenalan pembelajaran berjalan sudah sangat baik. Baik dari pihak guru maupun siswa. Guru sudah dapat membuat perencanaan 43
  • 44. pembelajaran dan silabus dengan tepat sehingga apa yang direncanakan sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran juga berlangsung dengan baik. Guru sudah dapat menyampaikan materi dengan baik sehingga siswa cepat memahami mengenai materi yang disampaikan baik dari saat pembukaan pelajaran, kegiatan inti, dan menutup pelajaran 4.2 Tindak Lanjut Sejalan dengan latar belakang, permasalahan, dan tujuan maka temuan selama orientasi yang dilaporkan seperti diatas perlu ditindaklanjuti sebagai berikut: 1. Temuan ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan bahan diskusi di dalam mengikuti mata kuliah yang relevan yang membahas kehidupan sekolah. 2. Dalam perkuliahan, kegiatan orientasi pengenalan lapangan ini perlu mendapat perhatian dan dijadikan sebagai pengalaman awal bagi mahasiswa dalam mengambil mata kuliah selanjutnya terutama mata kuliah yang menempatkan PPL-Awal sebagai suatu syarat dalam pengambilan mata kuliah tersebut seperti mata kuliah pengajaran mikro (Micro Teaching) dan PPL-Real. 44