9. Patih
Danurejo
1823
1825 Smissaert dan Patih Danurejo memerintahkan anak
buahnya untuk memasang anjir melewati
pekarangan Pangeran Diponegoro tanpa izin
20 Juli
1825 Rakyat
Tegalrejo
11. Merencanakan serangan ke keraton Yogyakarta dengan
mengisolasi pasukan Belanda dan mencegah masuknya
bantuan dari luar
Mengirim kurir kepada para bupati/ ulama agar
mempersiapkan peperangan melawan Belanda
Menyusun daftar nama bangsawan, siapa yang sekiranya
kawan dan lawan
Membagi kawasan Kesultanan Yogyakarta menjadi
beberapa mandala perang, dan mengangkat para
pemimpinnya
12. Pangeran Diponegoro telah membagi menjadi 16
mandala perang. Sebagai pucuk pimpinannya
Pangeran Diponegoro didampingi oleh:
Pangeran
Mangkubumi
Ali Basyah Sentot
Prawirodirjo
Kiai Mojo
Nyi Ageng
Serang
13. Pada tahun awal Pangeran Diponegoro
mengembangkan semangat Perang Sabil,
perlawanannya berjalan sangat efektif. Pusat
kota dapat dikuasai. Namun, pasukan Pangeran
Diponegoro dapat ditahan oleh pasukan
Belanda di Gowok. Secara umum dapat
dikatakan pasukan Pangeran Diponegoro
mendapatkan banyak kemenangan.
14. Untuk memperkokoh kedudukan Pangeran
Diponegoro oleh para ulama dan pengikutnya ia
dinobatkan sebagai raja dengan gelar :
Sultan Abdulhamid Herucokro
(Sultan Ngabdulkamid Erucokro)
16. • Perlawanan Pangeran Diponegoro semakin meluas dan
mampu menggerakkan kekuatan di seluruh Jawa.
Sehingga sering dikenal dengan Perang Jawa
Jenderal de Kock sebagai pimpinan Belanda berusaha
meningkatkan kekuatannya dengan menambah bala tentara
dan menghancurkan pos-pos pertahanan pasukan Pangeran
Diponegoro
17. 4 Oktober 1825: Pasukan Belanda menyerang pos pertahanan di Gua Selarong
Pasukan Ali Basyah Sentot Prawirodirjo berhasil mengalahkan tentara
Belanda di daerah bagian barat. 1826
Pasukan Pangeran Singosari di Gunung Kidul mendapatkan berbagai
kemenangan
PasukanTumenggung Suronegoro berhasil menyerang benteng
pertahanan Belanda di Prambanan
Pos pertahanan di Plered dapat dipertahankan meski sering mendapat
serangan dari Belanda
19. Jenderal de Kock menerapkan strategi dengan sistem “Benteng
Stelsel” atau “Stelsel Benteng”
1827 •Perlawanan Diponegoro di berbagai tempat dapat dipukul mundur
oleh pasukan Belanda
•Ruang gerak pasukan Diponegoro dari waktu ke waktu semakin
sempit
•Para pemimpin yang membantu Pangeran Diponegoro mulai banyak
yang tertangkap
20. 17 Oktober
1829
Ditandatangani Perjanjian Imogiri antara Sentot
Prawirodirjo dengan pihak Belanda
1. Sentot Prawirodirjo diizinkan untuk tetap memeluk agama
islam
2. Pasukan Sentot Prawirodirjo tidak dibubarkan dan ia tetap
sebagai komandannya
3. Sentot Prawirodirjo dengan pasukannya diizinkan untuk
tetap memakai sorban
4. Tanggal 24 Oktober 1829, Sentot Prawirodirjo dengan
pasukannya memasuki ibu kota negeri Yogyakarta untuk
secara resmi menyerahkan diri
1829 Kiai Maja ditangkap
21. Penyerahan diri atau para pemimpin pengikut Pangeran
Diponegoro merupakan pukulan berat bagi perjuangan
pangeran Diponegoro. Belanda kemudian mengumumkan
hadiah 20.000 ringgit bagi siapa saja yang dapat menyerahkan
Pangeran Diponegoro baik hidup maupun mati.
22. 28 Maret 1830
Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di
Magelang. Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia
menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya
dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan
diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke
Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8
Januari 1855