Dokumen tersebut membahas tentang larutan penyangga dan hidrolisis. Secara singkat, larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan pHnya dengan mengandung zat yang mencegah perubahan konsentrasi ion hidrogen. Larutan penyangga berperan penting dalam tubuh untuk menjaga keseimbangan asam basa darah. Hidrolisis adalah reaksi garam dengan air yang menghasilkan ion-ionnya dan dapat mempengaruhi pH lar
2. 4.3 Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam
tubuh makhluk hidup.
4.4 Menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air dan pH larutan
garam tersebut.
4.5 Menggunakan kurva perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk
menjelaskan larutan penyangga dan hidrolisis
1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga
2. Menjelaskan bagaimana suatu larutan penyangga dapat mempertahankan pH
3. Membuat larutan penyangga melalui percobaan
4. Memformulasikan dan menghitung pH larutan penyangga
5. Menjelaskan peranan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari
6. Menjelaskan dan memformulasikan konsep hidrolisis
7. Menggunakan formulasi konsep hidrolisis dalam memecahkan beberapa masalah yang
berkaitan
Close Next
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.
3. Pengertian Larutan Penyangga
(Halaman 313 – 316)
Daftar Materi Pokok
Back Next
Hidrolisis
(Halaman 330 – 339)
pH Larutan Penyangga
(Halaman 317 – 326)
Larutan Penyangga dalam
Kehidupan Sehari-Hari
(Halaman 326 – 330)
4. Back Next
Home
A. Pengertian Larutan Penyangga
Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang mengandung
zat-zat yang mencegah perubahan pH atau konsentrasi hidrogen
larutan tersebut.
Larutan
Penyangga
Larutan Penyangga
Basa
Larutan Penyangga
Asam
5. Back Next
Home
Contoh larutan penyangga asam:
• CH3COOH dan CH3COO–
dimana CH3COO– disediakan dari garamnya,
misalnya CH3COONa atau (CH3COO)2Ba.
• HF dan F–
dimana F– disediakan dari garamnya,
misalnya NaF atau CaF2.
9. Back Next
Home
B. pH Larutan Penyangga
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH.
Pada batas-batas tertentu, pengenceran,
penambahan ion H+ (asam), atau penambahan ion OH– (basa)
relatif tidak mengubah pH larutan penyangga
(perubahan pH sangat kecil).
Ion H+ (asam) atau ion OH– (basa) yang ditambahkan ke
dalam larutan penyangga akan dinetralkan oleh partikel-
partikel zat terlarut.
10. Back Next
Home
Jika ke dalam larutan penyangga asam ditambahkan sedikit
asam, maka ion H+ dari asam yang ditambahkan akan bereaksi
dengan ion A– dalam larutan.
Jika ke dalam larutan penyangga asam ditambahkan sedikit
basa, maka ion OH– yang ditambahkan akan bereaksi dengan
ion H+ dalam larutan.
Oleh karena itu, keseimbangan larutan penyangga asam
tersebut relatif tetap.
HA(aq) H+
(aq) + A–
(aq)
GA(aq) G+
(aq) + A–
(aq)
HA = asam lemah
A– = basa konjugasi
GA = garam dari asam lemah
11. Back Next
Home
Contoh:
Larutan penyangga asam CH3COOH dan CH3COO–
• Pada penambahan sedikit asam,
ion H+ dari asam tersebut akan bereaksi dengan CH3COO–
Reaksinya: CH3COO– + H+ CH3COOH
• Pada penambahan sedikit basa,
ion OH – dari basa tersebut akan bereaksi dengan CH3COOH
Reaksinya: CH3COOH + OH – CH3COO – + H2O
12. Back Next
Home
Jika ke dalam larutan penyangga basa ditambahkan sedikit
asam, maka ion H+ dari asam yang ditambahkan akan bereaksi
dengan ion OH– dalam larutan.
Jika ke dalam larutan penyangga asam ditambahkan sedikit
basa, maka ion OH– dari basa yang ditambahkan akan bereaksi
dengan ion B+ dalam larutan.
Oleh karena itu, keseimbangan larutan penyangga basa
tersebut relatif tetap.
BOH(aq) B+
(aq) + OH–
(aq)
BG (aq) B+
(aq) + G–
(aq)
BOH = asam lemah
B+ = asam konjugasi
BG = garam dari basa lemah
13. Back Next
Home
Contoh:
Larutan penyangga basa NH4OH (NH3) dan NH4
+
• Pada penambahan sedikit asam,
ion H+ dari asam tersebut akan bereaksi dengan NH3
Reaksinya: NH3 + H+ NH4
+
• Pada penambahan sedikit basa,
ion OH– dari basa tersebut akan bereaksi dengan NH4
+
Reaksinya: NH4
+ + OH – NH3 + H2O
14. Back Next
Home
Besarnya pH larutan penyangga asam bergantung pada
besarnya tetapan ionisasi asam lemah (Ka)
dan konsentrasi basa konjugasinya, [A–].
[HA] = konsentrasi asam lemah
[A–] = konsentrasi basa konjugasi
n HA = mol asam lemah
n A– = mol basa konjugasi
15. Back Next
Home
Sebanyak 25 mL basa kuat NaOH 1,2 M direaksikan dengan
50 mL larutan asam format (HCOOH) 0,66 M,
sehingga terbentuk larutan penyangga.
Jika Ka HCOOH = 10–4, hitunglah pH larutan tersebut!
Penyelesaian
n NaOH = M NaOH × V NaOH
= 1,2 M × 25 mL = 1,2 M × 0,025 L = 0,03 mol
n HCOOH = M HCOOH × V HCOOH
= 0,66 M × 50 mL = 0,66 M × 0,05 L = 0,033 mol
Reaksi yang terjadi
HCOOH(aq) + NaOH(aq) HCOONa(aq) + H2O(l)
Mula-mula : 0,033 mol 0,030 mol
Bereaksi : –0,030 mol –0,030 mol +0,030 mol
Akhir reaksi : 0,003 mol 0 0,030 mol
+
16. Back Next
Home
Karena pada akhir reaksi yang tersisa adalah HCOOH (asam lemah)
dan HCOONa (garamnya dari basa kuat), maka larutan yang terbentuk
adalah larutan penyangga asam.
Menentukan konsentrasi H+
+
4 5
HCOOH
[H ]
HCOO
0,003 mol
10 10
0,03 mol
a
n
K
n
HCOONa(aq) Na+
(aq) + HCOO–
(aq)
0,030 mol 0,030 mol 0,030 mol
Menentukan pH larutan
pH = – log [H+]
= – log (10–5) = 5
Jadi, pH larutan tersebut adalah 5.
17. Back Next
Home
Besarnya pH larutan penyangga basa bergantung pada
besarnya tetapan ionisasi basa lemah (Kb)
dan konsentrasi basa konjugasinya, [B+].
[BOH] = konsentrasi basa lemah
[B+] = konsentrasi asam konjugasi
n BOH = mol basa lemah
n B+ = mol asam konjugasi
18. Back Next
Home
Bila 50 mL NH4OH 0,01 M (Kb = 10–5) dicampur dengan
100 mL NH4Cl 0,25 M, maka terbentuk larutan penyangga.
Tentukan nilai pH larutan tersebut!
Penyelesaian
Menentukan mol basa
n NH4OH = M NH4OH × V NH4OH
= 0,01 M × 50 mL = 0,01 M × 0,05 L = 0,0005 mol
Menentukan mol asam konjugasi
NH4Cl(aq) NH4
+
(aq) + Cl–
(aq)
n NH4OH = × M NH4Cl × V NH4Cl
= 0,25 M × 100 mL = 0,25 M × 0,1 L = 0,025 mol
1
1
19. Back Next
Home
Menentukan konsentrasi OH–
Menentukan pH
pOH = – log [OH–]
= – log (2 × 10–7)
= 7 – log 2
pH = 14 – (7 – log 2)
= 7 + log 2
4
+
4
5 7
NH OH
[OH ]
NH
0.0005 mol
10 2 10
0,025 mol
b
n
K
n
Jadi, pH larutan tersebut adalah 7 + log 2.
20. Back Next
Home
C. Larutan Penyangga
dalam Kehidupan Sehari-Hari
Proses-proses kimia di dalam tubuh menghasilkan beberapa zat
kimia seperti karbon dioksida dan ion hidrogen. Hal tersebut
dapat mempengaruhi pH darah.
pH darah yang terlalu
rendah atau tinggi
berbahaya bagi tubuh.
• pH darah terlalu
rendah asidosis
• pH darah terlalu
tinggi alkalosis
Di dalam darah terdapat
larutan penyangga
untuk mempertahankan
pH darah sebesar 7,4.
21. Back Next
Home
Larutan penyangga karbonat berasal dari campuran asam karbonat
(H 2CO 3) dengan basa konjugasi ion bikarbonat (HCO 3
–)
H3O+
(aq) + HCO3
–
(aq) H2CO3(aq) + H2O(l) 2H2O(l) + CO2(g)
Keberadaan asam atau basa dalam darah dapat dinetralkan oleh
larutan penyangga karbonat-bikarbonat.
• Reaksi netralisasi asam: H+
(aq) + HCO3
–
(aq) H2CO3(aq)
• Reaksi netralisasi basa: OH–
(aq) + H2CO3(aq) HCO3
–
(aq) + H2O(l)
Reaksi kesetimbangan pada sistem penyangga karbonat -
bikarbonat:
22. Back Next
Home
Larutan penyangga fosfat berasal dari campuran ion dihidrogen
fosfat (H2PO4
–) dengan ion monohidrogen fosfat (HPO4
2–)
Jika proses metabolisme sel menghasilkan banyak zat asam atau zat
basa, dapat dinetralkan oleh larutan penyangga fosfat.
• Reaksi netralisasi asam: H+
(aq) + HPO4
2–
(aq) H2PO4
–
(aq)
• Reaksi netralisasi basa: OH–
(aq) + H2PO4
–
(aq) HPO4
2–
(aq) + H2O(l)
Sistem penyangga fosfat merupakan sistem penyangga yang
bekerja untuk menjaga pH cairan intrasel.
23. Back Next
Home
Dalam darah, terdapat hemoglobin yang dapat mengikat oksigen
untuk selanjutnya diangkut ke seluruh sel tubuh.
Reaksi kesetimbangan dari larutan penyangga hemoglobin:
HHb+ + O2(g) HbO2 + H+
Hemoglobin Ion oksi hemoglobin
• Ion H+ akan diikat oleh ion HCO3
– membentuk H2CO3.
• Oleh enzim karbonat anhidrase, H2CO3 terurai menjadi H2O dan CO2.
• CO2 yang dihasilkan dalam jaringan sel diubah oleh enzim karbonat
hidrase dalam darah menjadi H2CO3.
• H2CO3 terurai menghasilkan ion H+ dan HCO3
–.
• Ion H+ diikat oleh basa konjugasi HbO2 menghasilkan O2 yang masuk
ke jaringan sel dan digunakan untuk reaksi metabolisme.
24. D. Hidrolisis
Garam merupakan hasil dari reaksi antara asam dan basa.
Jika suatu garam dilarutkan ke dalam air, maka akan terurai
menjadi ion-ionnya.
Hidrolisis adalah reaksi
garam dengan air yang
menyebabkan penguraian
(disosiasi) garam tersebut.
Back Next
Home
25. Back Next
Home
Ion-ion yang dihasilkan dalam hidrolisis garam dapat
mempengaruhi pH larutan.
• Ion dari asam lemah (A–) mengalami hidrolisis menurut reaksi
berikut.
Karena menghasilkan OH–, maka larutan bersifat basa.
• Ion dari basa lemah (B+) mengalami hidrolisis menurut reaksi
berikut.
Karena menghasilkan H+, maka larutan bersifat asam.
A– + H2O HA + OH–
B+ + H2O BOH + H+
26. Back Next
Home
Garam
Garam dari
asam kuat dan
basa kuat
Garam dari
asam lemah
dan basa kuat
Garam dari
asam kuat dan
basa lemah
Garam dari
asam lemah
dan basa lemah
Hidrolisis parsial
Hidrolisis sempurna
Tidak terhidrolisis
27. Back Next
Home
Garam dari asam kuat dan basa kuat tidak bereaksi dengan
air sehingga tidak mengalami hidrolisis.
Contoh:
NaCl berasal dari HCl (asam kuat) dan NaOH (basa kuat).
Larutan yang terjadi bersifat netral (pH = 7).
28. Back Next
Home
Kw = tetapan kesetimbangan air (10–14)
Ka = tetapan ionisasi asam
Kh = tetapan hidrolisis
[A–] = konsentrasi ion garam yang bereaksi dengan air
untuk membentuk OH–
Garam dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis
sebagian dalam air.
Contoh: CH3COONa berasal dari CH3COOH (asam lemah) dan
NaOH (basa kuat).
CH3COONa(aq) Na+
(aq) + CH3COO –
(aq)
Ion dari asam lemah bereaksi dengan air menghasilkan OH–
CH3COO –
(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH –
(aq)
Larutan yang terjadi bersifat basa.
29. Back Next
Home
Dalam suatu larutan terdapat natrium asetat 0,1 M yang terhidrolisis
menurut persamaan reaksi sebagai berikut.
CH3COO–
(aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH–
(aq)
Jika tetapan hidrolisisnya Kh = 10–9, hitunglah pH larutan tersebut!
Penyelesaian
[CH3COO–] = × [CH3COONa] = × 0,1 M = 0,1 M
1
1
1
1
3
9 5
[OH ] [A ]
[CH COO ]
0,1 10 10
h
h
K
K
pH = 14 – pOH
= 14 + log [OH–]
= 14 + log (10–5)
= 14 – 5 = 9
Jadi, pH larutan tersebut adalah 9.
30. Back Next
Home
Kw = tetapan kesetimbangan air (10–14)
Kb = tetapan ionisasi basa
[B+] = konsentrasi ion garam yang bereaksi dengan air
untuk membentuk H+
Garam dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis
sebagian dalam air.
Contoh: NH4Cl berasal dari HCl (asam kuat) dan NH4OH (basa
lemah).
NH4Cl(aq) NH4
+
(aq) + Cl –
(aq)
Ion dari basa lemah bereaksi dengan air menghasilkan H+
NH4
+
(aq) + H2O(l) NH4OH(aq) + H+
(aq)
Larutan yang terjadi bersifat asam.
31. Back Next
Home
Jika Kb NH4OH = 10–5, hitunglah pH larutan garam NH4Cl 0,1 M!
Penyelesaian
4
14
5
5
[H ] [B ]
[NH ]
10
0,1 10
10
w
b
w
b
K
K
K
K
sehingga pH = – log [H+]
= – log (10–5)
= 5
Jadi, pH larutan tersebut adalah 5.
32. Back Next
Home
Kw = tetapan kesetimbangan air (10–14)
Ka = tetapan ionisasi asam
Kb = tetapan ionisasi basa
Garam dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis
sempurna dalam air.
Contoh: NH4CN berasal dari HCN (asam lemah) dan NH4OH
(basa lemah).
NH4CN(aq) NH4
+
(aq) + CN–
(aq)
Ion dari asam lemah bereaksi dengan air menghasilkan OH–
CN –
(aq) + H2O(l) HCN(aq) + OH–
(aq)
Ion dari basa lemah bereaksi dengan air menghasilkan H+
NH4
+
(aq) + H2O(l) NH4OH(aq) + H+
(aq)
Larutan yang terjadi dapat bersifat asam, basa, atau netral
bergantung pada tetapan ionisasi asam lemah (Ka) dan basa
lemah (Kb) yang dihasilkan dalam larutan tersebut.
33. Back Next
Home
Sebanyak 4,88 gram asam benzoat (Ka = 7,2 × 10–5) dilarutkan ke
dalam 100 mL NH4OH (Kb = 1,8 × 10–5). Hitung pH campuran yang
terbentuk!
Penyelesaian
sehingga pH = – log [H+]
= – log (2 ×10–7)
= 7 – log 2
Jadi, pH larutan tersebut adalah 7 – log 2.
5 14
7
5
(7,2 10 )(10 )
[H ] 2 10
1,8 10
a w
b
K K
K