SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
FIKIH KELAS X semester II
BAB 9
wakalah
1. Pengertian dan Hukum Wakalah
Secara bahasa wakalah berarti penyerahan,
pendelegasian, atau pemberian mandat.
Sedang secara istilah syarak, wakalah artinya
menyerahkan sesuatu kepada orang lain
untuk dikerjakan dalam hidupnya.
2. Rukun wakalah
• Rukun wakil adalah sebagai berikut.
• a. Ada yang berwakil dan wakil. Anak kecil
yang sudah dapat membedakan baik buruk
dapat mewakilkan, seperti untuk menerima
hibah, sedekah atau wasiat.
• b. Ada pekerjaan yang diserahkan.
• c. Ada lafal yang menunjukkan rida yang
berwakil.
3. syarat-syarat wakalah
• Syarat-syarat wakalah adalah sebagai berikut.
a. Orang yang mewakilkan adalah orang yang
sah menurut hukum.
• b. Pekerjaan yang diwakilkan harus jelas.
• c. Tidak boleh mewakilkan dalam hal ibadah
karena ibadah menuntut dikerjakan secara
badaniah dan dilakukan sendiri (ibadah
mahdah).
4. hal- hal yang boleh diwakilkan
• Hal-Hal yang Boleh Diwakilkan Hal-hal yang
boleh diwakilkan dalam hal ibadah yaitu,
menyembelih binatang kurban, membagi
zakat, perniagaan (jual beli).
5. Waktu berakirnya wakalah
• Berakhirnya Akad Wakalah Akad wakalah akan
berakhir apabila ada hal-hal berikut ini. a. Salah
seorang yang berakad gila.
• b. Dihentikan pekerjaan yang dimaksud.
• c. Matinya salah seorang yang berakad.
• d. Pemutusan oleh orang yang mewakilkan terhadap
wakil, sekalipun wakil belum mengetahui (pendapat
Syafi'i dan Hambali).
• e. Wakil memutuskan sendiri.
• f. Keluarnya orang yang mewakilkan dari status
pemilikan
6. Hikmah wakalah
• Hikmah Wakalah Hikmah yang didapat dari adanya wakalah
adalah berikut ini. a. Mendidik kepada manusia tentang
prinsip tolong-menolong antara sesama manusia untuk
tujuan kebaikan, bukan untuk hal-hal yang melanggar
agama.
• b. Mendidik manusia bahwa tidak mungkin kita dapat
menyelesaikan segala urusan hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Untuk itulah kita terkadang perlu mewakilkan
suatu pekerjaan kepada orang lain untuk
menyelesaikannya.
• c. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
melakukan pekerjaan kita sehingga kita memberikan
pekerjaan pada orang lain dengan kata lain mengurangi
pengangguran.
SULHU
• 1. pengertian sulhu:
• As-sulhu menurut bahasa Arab bermakna memutus
pertengkaran, perselisihan, atau perdamaian. Sulhu
menurut Hasbi Ash-Shiddiqie dalam bukunya
Pengantar Fiqh Muamalah adalah:
• Artinya: “Akad yang disepakati dua orang yang
bertengkar dalam hak untuk melaksanakan sesuatu
dengan akad itu bisa dapat hilang perselisihan.”
• Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita pahami
bahwa sulhu adalah akad yang bertujuan untuk
mengakhiri perselisihan atau persengketaan
2. Rukun sulhu
• Rukun sulhu (perjanjian damai), yaitu ijab, kabul, dan lafal
sulhu. Ketiga rukun itu merupakan ketentuan yang harus
ada dalam suatu perjanjian sulhu. Tanpa ijab, kabul, dan
lafal secara formal tidak dapat diketahui terciptanya suatu
perdamaian. Dengan adanya ikatan perdamaian, masing-
masing pihak yang bersengketa berkewajiban
melaksanakan semua isi perjanjian atau tidak boleh
mengingkari isi perjanjian. Apabila salah satu pihak
berkhianat, konsekuensinya dapat dituntut ke pengadilan.
Akad perdamaian tidak dapat dibatalkan dengan begitu saja
oleh satu pihak, melainkan harus ada persetujuan antara
kedua belah pihak. Apabila hanya sepihak, pembatalan itu
tidak sah atau pihak yang dirugikan dapat melakukan
tuntutan.
3. Syarat sulhu
• Syarat sulhu diklasifikasikan dalam dua hal, yaitu
yang menyangkut subjek (pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian) dan objek perdamaian.
a. Menyangkut subjek (pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian). Haruslah orang yang
cakap bertindak menurut hukum (orang dewasa)
dan memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk
melepaskan hak-hak yang dimaksud dalam
perdamaian tersebut. b. Menyangkut objek
perdamaian
• . Objek perdamaian harus memenuhi
ketentuan, antara lain sebagai berikut.
• 1) Berbentuk harta; harta di sini dapat
berbentuk benda berwujud atau benda tidak
berwujud yang dapat dinilai dan dihargai atau
dapat diserahterimakan dan dimanfaatkan.
• 2) Dapat diketahui dengan jelas sehingga
tidak menimbulkan kesamaran dan
ketidakjelasan
4. macam-macam perdamaian (sulhu)
• a. Perdamaian pembebasan tanggung jawab. Perdamaian permintaan
pembebasan tanggung jawab dapat dicontohkan dengan perkataan, “Saya
bebaskan hutangmu yang seribu rupiah itu dengan lima ratus rupiah.” Ini
adalah pembebasan sebagian hutang dengan kata damai. Sementara itu,
perdamaian dengan cara permintaan ganti rugi atas barang yang
disengketakan dapat dicontohkan bahwa, “ada dua orang yang
bersengketa atas sebuah rumah, lalu satu pihak mengajak berdamai
dengan meminta sebidang tanah sebagai ganti rugi atas sebidang tanah
yang disengketakan tersebut.” Perdamaian semacam ini dapat
digolongkan dengan masalah jual beli.
• b. Perdamaian dengan permintaan ganti rugi. Perdamaian dapat pula
terjadi atas barang yang dipakai oleh salah satu pihak yang bersengketa,
seperti terjadinya kerusakan pada kendaraan yang dipinjam seseorang.
Contoh, perdamaian atas kendaraan yang rusak karena dipakai oleh pihak
kedua, lalu pihak pertama mengajak berdamai dengan meminta ganti rugi
atas manfaat kendaraan yang dipakai oleh pihak kedua. Perdamaian
semacam ini dapat digolongkan dalam hal sewa-menyewa
DAMAN
• 1. pengertian daman
• Daman adalah menanggung utang orang yang
berutang. Misalnya, Ahmad mempunyai piutang
kepada Fahmi dan ingin memintanya, kemudian
Hasan yang dibenarkan bertindak berkata,
“Hutang tersebut berada dalam tanggunganku
dan aku yang menanggungya.” Dengan cara
seperti itu Hasan menjadi damin (penanggung)
dan Ahmad berhak meminta piutangnya pada
Hasan. Jika Hasan tidak menepati janjinya,
Ahmad meminta Fahmi membayar utangnya.
1. Rukun daman
• Untuk terselenggaranya daman dengan baik, maka
harus dipenuhi rukunnya sebagai berikut:
• a. Yang menanggung disyaratkan sudah balig, berakal,
tidak dicegah membelanjakan hartanya (mahjur) dan
dengan kehendaknya sendiri.
• b. Yang berpiutang (madmun lah) disyaratkan
diketahui oleh yang menanggung.
• c. Yang berutang (madmun 'anhu).
• d. Utang barang disyaratkan diketahui dan tetap
keadaannya.
• e. Lafal disyaratkan berupa jaminan dan tidak perlu
ada kabul.
2. syarat-syarat daman
• Di antara syarat-syarat daman adalah sebagai berikut:
• a. Penanggung harus mengenal orang yang ditanggung sebab setiap orang
berbeda-beda di mata orang yang menanggung. Mereka juga memiliki
tujuan yang tidak sama. Apabila belum mengenalnya berarti penipuan.
• b. Jumlah utang yang ditanggung harus sudah resmi dan tetap.
Sehubungan dengan hal itu, tidaklah sah menanggung jatah makan
seorang istri untuk besok pagi sebab jumlahnya belum pasti dan
ketentuannya juga belum tetap (belum wajib).
• c. Jumlah yang ditanggung sudah diketahui. Apabila belum diketahui,
tanggungan itu batal dan tidak sah, seperti dalam pernyataan, “Saya
tanggung segala kewajibanmu terhadap si Fulan,” adalah tidak sah karena
belum diketahui jumlahnya.
• d. Penanggung diisyaratkan harus orang yang ahli dalam penggunaan
uang atau harta. Anak kecil, orang gila, dan anak yang bodoh tidaklah sah
menanggung orang lain
KAFALAH
• Pengertian dan Dasar Hukum Kafalah Kafalah
termasuk jenis daman (tanggungan), tetapi
lebih khusus pada tanggungan badan. Jadi,
kafalah adalah orang yang diperbolehkan
bertindak (berakal sehat) berfungsi
menunaikan hak yang wajib ditunaikan orang
lain atau berjanji menghadirkan hak tersebut
di pengadilan
• Allah SWT berfirman yang artinya: “Dia (Yakub)
berkata, ‘Aku tidak akan melepaskannya (pergi)
bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku
atas (nama) Allah, bahwa kamu pasti akan
membawakan kepadaku kembali, kecuali jika kamu
dikepung (musuh).’ Setelah mereka mengucapkan
sumpah, dia (Yakub) berkata, "Allah adalah saksi
terhadap apa yang kita ucapkan.” (Q.S. Yusuf/12: 66)
• Berdasarkan ayat di atas terdapat pengertian tentang
keharusan bertanggung jawab atas seseorang hingga
kembali ke rumah.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Tahlil dan dalilnya
Tahlil dan dalilnyaTahlil dan dalilnya
Tahlil dan dalilnya
 
Ilmu ilmu hadis
Ilmu ilmu hadisIlmu ilmu hadis
Ilmu ilmu hadis
 
Fiqh islam
Fiqh islamFiqh islam
Fiqh islam
 
riba gharar and maysir
riba gharar and maysirriba gharar and maysir
riba gharar and maysir
 
Pp haji dan umrah
Pp haji dan umrahPp haji dan umrah
Pp haji dan umrah
 
MAKALAH QURBAN
MAKALAH QURBANMAKALAH QURBAN
MAKALAH QURBAN
 
Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)Maslahah mursalah(kelompok 5)
Maslahah mursalah(kelompok 5)
 
Unsur unsur hadis
Unsur unsur hadisUnsur unsur hadis
Unsur unsur hadis
 
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
05.3 HUKUM JUAL BELI SALAM & ISTISHNA
 
Introduction to Usul Fiqh :Method in writing Usul al fiqh
Introduction to Usul Fiqh :Method in writing Usul al fiqhIntroduction to Usul Fiqh :Method in writing Usul al fiqh
Introduction to Usul Fiqh :Method in writing Usul al fiqh
 
10.1 HUKUM SYIRKAH
10.1 HUKUM SYIRKAH 10.1 HUKUM SYIRKAH
10.1 HUKUM SYIRKAH
 
PS201-Chapter four
PS201-Chapter fourPS201-Chapter four
PS201-Chapter four
 
Introduction to Usul Fiqh :Basic ideas in Ar-Risalah
Introduction to Usul Fiqh :Basic ideas in Ar-RisalahIntroduction to Usul Fiqh :Basic ideas in Ar-Risalah
Introduction to Usul Fiqh :Basic ideas in Ar-Risalah
 
QASHASH AL-QUR’AN.pptx
QASHASH AL-QUR’AN.pptxQASHASH AL-QUR’AN.pptx
QASHASH AL-QUR’AN.pptx
 
Kaidah kausalitas 7
Kaidah kausalitas 7Kaidah kausalitas 7
Kaidah kausalitas 7
 
Keutamaan mencari nafkah
Keutamaan mencari nafkahKeutamaan mencari nafkah
Keutamaan mencari nafkah
 
Aqidah Akhlak - Amal shaleh
Aqidah Akhlak - Amal shalehAqidah Akhlak - Amal shaleh
Aqidah Akhlak - Amal shaleh
 
15 HUKUM JU'ALAH
15 HUKUM JU'ALAH15 HUKUM JU'ALAH
15 HUKUM JU'ALAH
 
IMAN DAN TAQWA
IMAN DAN TAQWAIMAN DAN TAQWA
IMAN DAN TAQWA
 
Presentasi fiqh pacaran
Presentasi fiqh pacaranPresentasi fiqh pacaran
Presentasi fiqh pacaran
 

Similar to Wakalah, Sulhu, Daman, Kafalah

Wakalah, Sulhu, Daman, Kafalah
Wakalah, Sulhu, Daman, KafalahWakalah, Sulhu, Daman, Kafalah
Wakalah, Sulhu, Daman, Kafalahvinaidamatusilmi
 
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.pptAKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.pptRefkyFielnanda1
 
RIBA DAN HUTANG PIUTAN.pptx
RIBA DAN HUTANG PIUTAN.pptxRIBA DAN HUTANG PIUTAN.pptx
RIBA DAN HUTANG PIUTAN.pptxMikaMee
 
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islamPresentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islamikarahma97
 
3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.pptOSISSPENTIBEL
 
Kel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahKel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahMulyanah
 
Kafalah , rahn, wakalah
Kafalah , rahn, wakalahKafalah , rahn, wakalah
Kafalah , rahn, wakalahansyori ajid
 
Presentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatPresentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatRazma
 
Akad rukun dan syarat jual beli
Akad  rukun dan syarat jual beliAkad  rukun dan syarat jual beli
Akad rukun dan syarat jual belisyariah umi
 
Syirkah dan Ji'alah
Syirkah dan Ji'alahSyirkah dan Ji'alah
Syirkah dan Ji'alahayusl268
 
MAKALAH FIQIH MUAMALAH.pptx
MAKALAH FIQIH MUAMALAH.pptxMAKALAH FIQIH MUAMALAH.pptx
MAKALAH FIQIH MUAMALAH.pptxRAYENSENJA
 

Similar to Wakalah, Sulhu, Daman, Kafalah (20)

Materi bab 9
Materi bab 9Materi bab 9
Materi bab 9
 
A
AA
A
 
Wakalah, Sulhu, Daman, Kafalah
Wakalah, Sulhu, Daman, KafalahWakalah, Sulhu, Daman, Kafalah
Wakalah, Sulhu, Daman, Kafalah
 
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.pptAKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
 
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.pptAKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
AKAD DALAM ISLAM NEW.ppt
 
RIBA DAN HUTANG PIUTAN.pptx
RIBA DAN HUTANG PIUTAN.pptxRIBA DAN HUTANG PIUTAN.pptx
RIBA DAN HUTANG PIUTAN.pptx
 
94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat
 
94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat94262893 makalah-fiqih-muamalat
94262893 makalah-fiqih-muamalat
 
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islamPresentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
Presentasi BAB pendidikan agama islam kelas 11 Prinsip dan praktik ekonomi islam
 
3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt3.Hk-Perikatan_22.ppt
3.Hk-Perikatan_22.ppt
 
Makalah pegadaian
Makalah pegadaianMakalah pegadaian
Makalah pegadaian
 
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAHSISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
SISTEM KEUANGAN AKUNTANSI SYARIAH
 
Kel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahKel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalah
 
Kafalah , rahn, wakalah
Kafalah , rahn, wakalahKafalah , rahn, wakalah
Kafalah , rahn, wakalah
 
Presentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatPresentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh Muamalat
 
GADAI.pptx
GADAI.pptxGADAI.pptx
GADAI.pptx
 
Akad rukun dan syarat jual beli
Akad  rukun dan syarat jual beliAkad  rukun dan syarat jual beli
Akad rukun dan syarat jual beli
 
Syirkah dan Ji'alah
Syirkah dan Ji'alahSyirkah dan Ji'alah
Syirkah dan Ji'alah
 
MAKALAH FIQIH MUAMALAH.pptx
MAKALAH FIQIH MUAMALAH.pptxMAKALAH FIQIH MUAMALAH.pptx
MAKALAH FIQIH MUAMALAH.pptx
 
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
Bab 5- Akad, Rukun dan Syarat Jual Beli.
 

More from vinaidamatusilmi

RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2
RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2
RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2vinaidamatusilmi
 
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1vinaidamatusilmi
 
Promes Fiqih MA Kelas X, 1 2
Promes Fiqih MA Kelas X, 1 2Promes Fiqih MA Kelas X, 1 2
Promes Fiqih MA Kelas X, 1 2vinaidamatusilmi
 
Protah Fiqih MA Kelas X Semester 2
Protah Fiqih  MA Kelas X Semester 2Protah Fiqih  MA Kelas X Semester 2
Protah Fiqih MA Kelas X Semester 2vinaidamatusilmi
 
Protah Fiqih MA Kelas x, Semester1 2
Protah Fiqih  MA Kelas x, Semester1 2Protah Fiqih  MA Kelas x, Semester1 2
Protah Fiqih MA Kelas x, Semester1 2vinaidamatusilmi
 
Protah Fiqih MA Kelas x, 1 2
Protah Fiqih  MA Kelas x, 1 2Protah Fiqih  MA Kelas x, 1 2
Protah Fiqih MA Kelas x, 1 2vinaidamatusilmi
 
Indahnya Berzakat dan Hikmahnya
Indahnya Berzakat dan Hikmahnya Indahnya Berzakat dan Hikmahnya
Indahnya Berzakat dan Hikmahnya vinaidamatusilmi
 
Pelepasan dan Peubahan kepemilikan harta
Pelepasan dan Peubahan kepemilikan hartaPelepasan dan Peubahan kepemilikan harta
Pelepasan dan Peubahan kepemilikan hartavinaidamatusilmi
 
Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
Konsep Fikih dan Ibadah dalam IslamKonsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islamvinaidamatusilmi
 
Pelepasan dan Perubahan Kepemilikan Harta
Pelepasan dan Perubahan Kepemilikan HartaPelepasan dan Perubahan Kepemilikan Harta
Pelepasan dan Perubahan Kepemilikan Hartavinaidamatusilmi
 
Bab 11 Riba, Bank, dan Ansuransi
Bab 11 Riba, Bank, dan AnsuransiBab 11 Riba, Bank, dan Ansuransi
Bab 11 Riba, Bank, dan Ansuransivinaidamatusilmi
 

More from vinaidamatusilmi (20)

RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2
RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2
RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2
 
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
Rpp Fiqih MA Kelas X Semeter 1
 
Promes Fiqih MA Kelas X, 1 2
Promes Fiqih MA Kelas X, 1 2Promes Fiqih MA Kelas X, 1 2
Promes Fiqih MA Kelas X, 1 2
 
Protah Fiqih MA Kelas X Semester 2
Protah Fiqih  MA Kelas X Semester 2Protah Fiqih  MA Kelas X Semester 2
Protah Fiqih MA Kelas X Semester 2
 
Protah Fiqih MA Kelas x, Semester1 2
Protah Fiqih  MA Kelas x, Semester1 2Protah Fiqih  MA Kelas x, Semester1 2
Protah Fiqih MA Kelas x, Semester1 2
 
Protah Fiqih MA Kelas x, 1 2
Protah Fiqih  MA Kelas x, 1 2Protah Fiqih  MA Kelas x, 1 2
Protah Fiqih MA Kelas x, 1 2
 
Haji dan Umrah
Haji dan UmrahHaji dan Umrah
Haji dan Umrah
 
Indahnya Berzakat dan Hikmahnya
Indahnya Berzakat dan Hikmahnya Indahnya Berzakat dan Hikmahnya
Indahnya Berzakat dan Hikmahnya
 
Indahnya Membayar Zakat
Indahnya Membayar ZakatIndahnya Membayar Zakat
Indahnya Membayar Zakat
 
Haji dan Umrah
Haji dan Umrah Haji dan Umrah
Haji dan Umrah
 
Perekonomian dalam Islam
Perekonomian dalam IslamPerekonomian dalam Islam
Perekonomian dalam Islam
 
Kepemilikan yang Sah
Kepemilikan yang SahKepemilikan yang Sah
Kepemilikan yang Sah
 
Pelepasan dan Peubahan kepemilikan harta
Pelepasan dan Peubahan kepemilikan hartaPelepasan dan Peubahan kepemilikan harta
Pelepasan dan Peubahan kepemilikan harta
 
Pengurusan Jenazah
Pengurusan JenazahPengurusan Jenazah
Pengurusan Jenazah
 
Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
Konsep Fikih dan Ibadah dalam IslamKonsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
 
Riba Bank dan Asuransi
Riba Bank dan AsuransiRiba Bank dan Asuransi
Riba Bank dan Asuransi
 
Pelepasan dan Perubahan Kepemilikan Harta
Pelepasan dan Perubahan Kepemilikan HartaPelepasan dan Perubahan Kepemilikan Harta
Pelepasan dan Perubahan Kepemilikan Harta
 
Bab 11 Riba, Bank, dan Ansuransi
Bab 11 Riba, Bank, dan AnsuransiBab 11 Riba, Bank, dan Ansuransi
Bab 11 Riba, Bank, dan Ansuransi
 
Bab 10 Daman dan Kafalah
Bab 10 Daman dan KafalahBab 10 Daman dan Kafalah
Bab 10 Daman dan Kafalah
 
Daman dan kafalah
Daman dan kafalahDaman dan kafalah
Daman dan kafalah
 

Wakalah, Sulhu, Daman, Kafalah

  • 1. FIKIH KELAS X semester II BAB 9
  • 2. wakalah 1. Pengertian dan Hukum Wakalah Secara bahasa wakalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat. Sedang secara istilah syarak, wakalah artinya menyerahkan sesuatu kepada orang lain untuk dikerjakan dalam hidupnya.
  • 3. 2. Rukun wakalah • Rukun wakil adalah sebagai berikut. • a. Ada yang berwakil dan wakil. Anak kecil yang sudah dapat membedakan baik buruk dapat mewakilkan, seperti untuk menerima hibah, sedekah atau wasiat. • b. Ada pekerjaan yang diserahkan. • c. Ada lafal yang menunjukkan rida yang berwakil.
  • 4. 3. syarat-syarat wakalah • Syarat-syarat wakalah adalah sebagai berikut. a. Orang yang mewakilkan adalah orang yang sah menurut hukum. • b. Pekerjaan yang diwakilkan harus jelas. • c. Tidak boleh mewakilkan dalam hal ibadah karena ibadah menuntut dikerjakan secara badaniah dan dilakukan sendiri (ibadah mahdah).
  • 5. 4. hal- hal yang boleh diwakilkan • Hal-Hal yang Boleh Diwakilkan Hal-hal yang boleh diwakilkan dalam hal ibadah yaitu, menyembelih binatang kurban, membagi zakat, perniagaan (jual beli).
  • 6. 5. Waktu berakirnya wakalah • Berakhirnya Akad Wakalah Akad wakalah akan berakhir apabila ada hal-hal berikut ini. a. Salah seorang yang berakad gila. • b. Dihentikan pekerjaan yang dimaksud. • c. Matinya salah seorang yang berakad. • d. Pemutusan oleh orang yang mewakilkan terhadap wakil, sekalipun wakil belum mengetahui (pendapat Syafi'i dan Hambali). • e. Wakil memutuskan sendiri. • f. Keluarnya orang yang mewakilkan dari status pemilikan
  • 7. 6. Hikmah wakalah • Hikmah Wakalah Hikmah yang didapat dari adanya wakalah adalah berikut ini. a. Mendidik kepada manusia tentang prinsip tolong-menolong antara sesama manusia untuk tujuan kebaikan, bukan untuk hal-hal yang melanggar agama. • b. Mendidik manusia bahwa tidak mungkin kita dapat menyelesaikan segala urusan hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk itulah kita terkadang perlu mewakilkan suatu pekerjaan kepada orang lain untuk menyelesaikannya. • c. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melakukan pekerjaan kita sehingga kita memberikan pekerjaan pada orang lain dengan kata lain mengurangi pengangguran.
  • 8. SULHU • 1. pengertian sulhu: • As-sulhu menurut bahasa Arab bermakna memutus pertengkaran, perselisihan, atau perdamaian. Sulhu menurut Hasbi Ash-Shiddiqie dalam bukunya Pengantar Fiqh Muamalah adalah: • Artinya: “Akad yang disepakati dua orang yang bertengkar dalam hak untuk melaksanakan sesuatu dengan akad itu bisa dapat hilang perselisihan.” • Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwa sulhu adalah akad yang bertujuan untuk mengakhiri perselisihan atau persengketaan
  • 9. 2. Rukun sulhu • Rukun sulhu (perjanjian damai), yaitu ijab, kabul, dan lafal sulhu. Ketiga rukun itu merupakan ketentuan yang harus ada dalam suatu perjanjian sulhu. Tanpa ijab, kabul, dan lafal secara formal tidak dapat diketahui terciptanya suatu perdamaian. Dengan adanya ikatan perdamaian, masing- masing pihak yang bersengketa berkewajiban melaksanakan semua isi perjanjian atau tidak boleh mengingkari isi perjanjian. Apabila salah satu pihak berkhianat, konsekuensinya dapat dituntut ke pengadilan. Akad perdamaian tidak dapat dibatalkan dengan begitu saja oleh satu pihak, melainkan harus ada persetujuan antara kedua belah pihak. Apabila hanya sepihak, pembatalan itu tidak sah atau pihak yang dirugikan dapat melakukan tuntutan.
  • 10. 3. Syarat sulhu • Syarat sulhu diklasifikasikan dalam dua hal, yaitu yang menyangkut subjek (pihak-pihak yang mengadakan perjanjian) dan objek perdamaian. a. Menyangkut subjek (pihak-pihak yang mengadakan perjanjian). Haruslah orang yang cakap bertindak menurut hukum (orang dewasa) dan memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk melepaskan hak-hak yang dimaksud dalam perdamaian tersebut. b. Menyangkut objek perdamaian
  • 11. • . Objek perdamaian harus memenuhi ketentuan, antara lain sebagai berikut. • 1) Berbentuk harta; harta di sini dapat berbentuk benda berwujud atau benda tidak berwujud yang dapat dinilai dan dihargai atau dapat diserahterimakan dan dimanfaatkan. • 2) Dapat diketahui dengan jelas sehingga tidak menimbulkan kesamaran dan ketidakjelasan
  • 12. 4. macam-macam perdamaian (sulhu) • a. Perdamaian pembebasan tanggung jawab. Perdamaian permintaan pembebasan tanggung jawab dapat dicontohkan dengan perkataan, “Saya bebaskan hutangmu yang seribu rupiah itu dengan lima ratus rupiah.” Ini adalah pembebasan sebagian hutang dengan kata damai. Sementara itu, perdamaian dengan cara permintaan ganti rugi atas barang yang disengketakan dapat dicontohkan bahwa, “ada dua orang yang bersengketa atas sebuah rumah, lalu satu pihak mengajak berdamai dengan meminta sebidang tanah sebagai ganti rugi atas sebidang tanah yang disengketakan tersebut.” Perdamaian semacam ini dapat digolongkan dengan masalah jual beli. • b. Perdamaian dengan permintaan ganti rugi. Perdamaian dapat pula terjadi atas barang yang dipakai oleh salah satu pihak yang bersengketa, seperti terjadinya kerusakan pada kendaraan yang dipinjam seseorang. Contoh, perdamaian atas kendaraan yang rusak karena dipakai oleh pihak kedua, lalu pihak pertama mengajak berdamai dengan meminta ganti rugi atas manfaat kendaraan yang dipakai oleh pihak kedua. Perdamaian semacam ini dapat digolongkan dalam hal sewa-menyewa
  • 13. DAMAN • 1. pengertian daman • Daman adalah menanggung utang orang yang berutang. Misalnya, Ahmad mempunyai piutang kepada Fahmi dan ingin memintanya, kemudian Hasan yang dibenarkan bertindak berkata, “Hutang tersebut berada dalam tanggunganku dan aku yang menanggungya.” Dengan cara seperti itu Hasan menjadi damin (penanggung) dan Ahmad berhak meminta piutangnya pada Hasan. Jika Hasan tidak menepati janjinya, Ahmad meminta Fahmi membayar utangnya.
  • 14. 1. Rukun daman • Untuk terselenggaranya daman dengan baik, maka harus dipenuhi rukunnya sebagai berikut: • a. Yang menanggung disyaratkan sudah balig, berakal, tidak dicegah membelanjakan hartanya (mahjur) dan dengan kehendaknya sendiri. • b. Yang berpiutang (madmun lah) disyaratkan diketahui oleh yang menanggung. • c. Yang berutang (madmun 'anhu). • d. Utang barang disyaratkan diketahui dan tetap keadaannya. • e. Lafal disyaratkan berupa jaminan dan tidak perlu ada kabul.
  • 15. 2. syarat-syarat daman • Di antara syarat-syarat daman adalah sebagai berikut: • a. Penanggung harus mengenal orang yang ditanggung sebab setiap orang berbeda-beda di mata orang yang menanggung. Mereka juga memiliki tujuan yang tidak sama. Apabila belum mengenalnya berarti penipuan. • b. Jumlah utang yang ditanggung harus sudah resmi dan tetap. Sehubungan dengan hal itu, tidaklah sah menanggung jatah makan seorang istri untuk besok pagi sebab jumlahnya belum pasti dan ketentuannya juga belum tetap (belum wajib). • c. Jumlah yang ditanggung sudah diketahui. Apabila belum diketahui, tanggungan itu batal dan tidak sah, seperti dalam pernyataan, “Saya tanggung segala kewajibanmu terhadap si Fulan,” adalah tidak sah karena belum diketahui jumlahnya. • d. Penanggung diisyaratkan harus orang yang ahli dalam penggunaan uang atau harta. Anak kecil, orang gila, dan anak yang bodoh tidaklah sah menanggung orang lain
  • 16. KAFALAH • Pengertian dan Dasar Hukum Kafalah Kafalah termasuk jenis daman (tanggungan), tetapi lebih khusus pada tanggungan badan. Jadi, kafalah adalah orang yang diperbolehkan bertindak (berakal sehat) berfungsi menunaikan hak yang wajib ditunaikan orang lain atau berjanji menghadirkan hak tersebut di pengadilan
  • 17. • Allah SWT berfirman yang artinya: “Dia (Yakub) berkata, ‘Aku tidak akan melepaskannya (pergi) bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama) Allah, bahwa kamu pasti akan membawakan kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung (musuh).’ Setelah mereka mengucapkan sumpah, dia (Yakub) berkata, "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.” (Q.S. Yusuf/12: 66) • Berdasarkan ayat di atas terdapat pengertian tentang keharusan bertanggung jawab atas seseorang hingga kembali ke rumah.