SlideShare a Scribd company logo
1 of 56
Download to read offline
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Komponen 4
Perencanaan Pembelajaran
CP - TP - ATP - Modul Ajar
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mulai Dari Diri
• Materi apa yang Bapak dan ibu dapat kemaren
?
• Apa saja ketetapan pemerintah pusat dalam
penerapan Kurikulum Merdeka ?
• Apa saja yang harus dikembangkan sekolah
dalam mengimplementasikan Kurikulum
Merdeka ?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Eksplorasi
Konsep
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab
Tujuan Pendidikan Indonesia
Pemerintah menetapkan Kerangka Dasar Kurikulum
yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan
Asesmen
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PROSES MERANCANG PEMBELAJARAN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada
setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk
Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata
pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta
didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual
menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi
kurikulum.”
https://drive.google.com/drive/folders/1CjUE3Txn1URYDgjLwsG
mq2UEGgKabgYr?usp=sharing (CP Permapel)
PENGERTIAN CP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Tujuan CP Rujukan
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan
akhir di setiap fase pembelajaran siswa.
Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi
minimum yang harus dicapai peserta didik
untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang
dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
https://drive.google.com/
file/d/13cfTNJeM98DhB
5i8uhv5u4e-
Rdm1gCzK/view?usp=s
haring
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
3 Tahapan Backward Design
Identifikasi
hasil yang
diinginkan
Menentukan
bukti dan
asesmen
Merencanakan
tahapan
kegiatan
pembelajaran
Merumuskan TP
dan ATP dengan
menggunakan CP
sebagai ajuan
ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN
Merancang kurikulum “Terbalik” (backward),
dengan mulai dari tujuan akhirnya terlebih dulu
Kompetensi dan
konten pada CP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi
Jenjang PAUD Jenjang SD Jenjang SMP Jenjang SMA/SMK
Fase Fondasi
(TK B)
• Fase A (Kelas 1-2
SD)
• Fase B (Kelas 3-4
SD)
• Fase C (Kelas 5-6
SD)
Fase D (Kelas 7-
9 SMP)
• Fase E (Kelas 10
SMA)
• Fase F (Kelas 11-12
SMA)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Memberi warna pada tiap Kompetensi dan
konten pada Capaian Pembelajaran untuk tiap
fase pada paragraf
https://drive.google.com/drive/folders/1CjUE3Txn1URYDgjLws
Gmq2UEGgKabgYr?usp=sharing (CP Permapel)
ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki
beberapa elemen atau kelompok kompetensi
esensial yang berlaku sama untuk semua fase
pada mata pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian
per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk
mencapai pemahaman yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja
sama atau berbeda dengan mata pelajaran
lainnya.
ELEMEN DALAM CP
Contoh:
• Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, dan
Dasar-dasar Literasi dan STEAM
• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran,
Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elemen Fase A Fase B Fase C
Berpikir dan
Bekerja Artistik
Siswa mampu mengenali dan membiasakan diri
dengan berbagai prosedur dasar sederhana
untuk berkarya dengan aneka pilihan media
yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui dan
memahami keutamaan faktor keselamatan
dalam bekerja
Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan
berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya
dengan aneka pilihan media yang tersedia di sekitar.
Siswa mengetahui, memahami dan mulai konsisten
mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja
Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
mengetahui, memahami dan konsisten
mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam
dan menuangkan pengalaman kesehariannya
secara visual dengan menggunakan bentuk-
bentuk dasar geometris. Siswa mengeksplorasi
alat dan bahan dasar dalam berkarya. Siswa juga
mengenali prosedur dasar dalam berkarya
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara
visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi
walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri.
Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan prosedur
dasar dalam berkarya.
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual
dengan menggunakan konsep ruang, garis horison,
pemahaman warna, keseimbangan (balance) dan
irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan dan
menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar dalam
berkarya
Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni
rupa berupa garis, bentuk dan warna
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa
berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan warna.
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elemen Fase A Fase B Fase C
Merefleksikan Siswa mampu mengenali
dan menceritakan fokus
dari karya yang diciptakan
atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari
orang lain) serta
pengalaman dan
perasaannya mengenai
karya tersebut.
Siswa mampu mengenali
dan menceritakan fokus
dari karya yang diciptakan
atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari
orang lain atau era atau
budaya tertentu) serta
pengalaman dan
perasaannya mengenai
karya tersebut
Siswa mampu mengenali
dan menceritakan fokus
dari karya yang diciptakan
atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari
orang lain atau era atau
budaya tertentu) serta
pengalaman dan
perasaannya mengenai
karya tersebut
Berdampak Siswa mampu
menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan
perasaan atau minatnya
Siswa mampu
menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan
perasaan,minat atau
konteks lingkungannya
Siswa mampu
menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan
perasaan,minat atau
konteks lingkungannya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ruang
Kolaborasi
https://drive.google.com/drive/folders/1wnjLQTbtRfeeiV
nPWuhPem1SzAImgohr?usp=sharing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Beberapa catatan khusus terkait dengan perumusan tujuan
pembelajaran di jenis dan jenjang pendidikan tertentu:
● Pada Capaian Pembelajaran PAUD, penyusunan tujuan
pembelajaran mempertimbangkan laju perkembangan anak,
bukan kompetensi dan konten seperti pada jenjang lainnya.
● Pada Pendidikan Khusus, selain kompetensi dan konten,
tujuan pembelajaran juga mencakup variasi dan akomodasi
layanan sesuai karakteristik peserta didik. Selain itu, tujuan
pembelajaran diarahkan pada terbentuknya kemandirian dalam
aktivitas
PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ALTERNATIF PERUMUSAN TP
Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan tujuan
pembelajaran dengan beberapa alternatif di bawah ini:
● Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara
langsung berdasarkan CP
● Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran
dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’
pada CP.
● Alternatif 3. Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas
Elemen CP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
MERUMUSKAN TP SECARA LANGSUNG
BERDASARKAN CP (ALTERNATIF 1)
Elemen Menganalisis CP Merumuskan TP
Pemahaman IPAS
(sains dan sosial)
Peserta didik menganalisis hubungan
antara bentuk serta fungsi bagian
tubuh pada manusia (pancaindra).
Peserta didik dapat membuat simulasi
menggunakan bagan/alat bantu
sederhana tentang siklus hidup
makhluk hidup. Peserta didik dapat
mengidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan pelestarian sumber
daya alam di lingkungan sekitarnya
dan kaitannya dengan upaya
pelestarian makhluk hidup.
1. Menganalisis hubungan antara
bentuk serta fungsi bagian tubuh
pada manusia (pancaindra).
2. Simulasi menggunakan bagan/alat
bantu sederhana tentang siklus
hidup makhluk hidup
3. Mengidentifikasi masalah yang
berkaitan dengan pelestarian
sumber daya alam di lingkungan
sekitarnya dan kaitannya dengan
upaya pelestarian makhluk hidup
Mata Pelajaran : IPAS
Fase : B
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
MERUMUSKAN TP SECARA MENGANALISIS
KOMPETENSI DAN LINGKUP MATERI (ALTERNATIF 2)
ELEMEN + CP KOMPETENSI LINGKUP MATERI
Pemahaman IPAS (sains dan sosial)
Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk
serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra).
Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan
bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup
makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi
masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber
daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya
dengan upaya pelestarian makhluk hidup.
1. Menganalisis
2. Simulasi
3. Mengidentifikasi masalah
1. Fungsi bagian tubuh pada
manusia (pancaindra).
2. Siklus hidup makhluk hidup
3. Pelestarian sumber daya
alam di lingkungan
sekitarnya
4. Upaya pelestarian makhluk
hidup
Tujuan Pembelajaran :
1. Menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra).
2. Simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup
3. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan
sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
MERUMUSKAN TP LINTAS ELEMEN (ALTERNATIF 3)
ELEMEN + CP TUJUAN PEMBELAJARAN
Pemahaman IPAS (sains dan sosial)
Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi
bagian tubuh pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat
membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana
tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat
mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber
daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya
pelestarian makhluk hidup.
Keterampilan proses
Memproses, menganalisis data dan informasi. Mengorganisasikan
data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan
data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan antara
hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang
bersifat ilmiah.
1. Menganalisis hubungan antara bentuk
serta fungsi bagian tubuh pada manusia
(pancaindra).
2. Simulasi menggunakan bagan/alat bantu
sederhana tentang siklus hidup makhluk
hidup
3. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan pelestarian sumber daya alam di
lingkungan sekitarnya dan kaitannya
dengan upaya pelestarian makhluk hidup
4. Mengorganisasikan data dalam bentuk
tabel terkait sumber daya alam di sekitar
lingkungan sekolah dan upaya
pelestarian sumber daya tersebut
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ruang
Kolaborasi
https://drive.google.com/drive/folders/1wnjLQTbtRfeeiVn
PWuhPem1SzAImgohr?usp=sharing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
10 P R I N S I P
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan
pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah
jalan;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru
mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu
fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi
yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya
dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam
mata pelajaran tersebut;
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali
pendidikan khusus);
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
10 P R I N S I P
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang
sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran,
pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu,
baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan
pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh,
maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan
tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang
(tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik
membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai
pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan
tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CARA MENYUSUN
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
Pengurutan dari
yang Konkret ke
yang Abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih
abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda
geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris
tersebut (abstrak).
Pengurutan
Deduktif
Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh:
mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe
database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari
Mudah ke yang
lebih Sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh:
mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum
mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan
Hierarki
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang
lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks.
Contoh: siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami
konsep perkalian.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CARA MENYUSUN
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
Pengurutan
Prosedural
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari
sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara
menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada
beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis
hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa
asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak
statistik.
Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus
mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa
mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang
diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat
berenang sendiri.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CONTOH MEMBUAT
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
Alur Tujuan Pembelajaran :
3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian
tubuh pada manusia (pancaindra). (Kelas III)
3.2 Simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang
siklus hidup makhluk hidup. (Kelas III)
4.1 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian
sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya
dengan upaya pelestarian makhluk hidup (Kelas IV)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ruang
Kolaborasi
https://drive.google.com/drive/folders/1wnjLQTbtRfeeiVnP
WuhPem1SzAImgohr?usp=sharing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
MERENCANAKAN PEMBELAJARAN
MODUL AJAR DAN ASESMEN
Rencana pembelajaran dirancang
untuk memandu guru melaksanakan
pembelajaran sehari-hari untuk
mencapai suatu tujuan
pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
KOMPONEN MINIMUM
PADA MODUL AJAR
● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan
pembelajaran).
● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu
tujuan pembelajaran yang dicapai dalam satu atau lebih pertemuan.
● Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta instrumen dan
cara penilaiannya.
● Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek
ketercapaian tujuan pembelajaran beserta instrumen dan cara
penilaiannya.
● Media pembelajaran yang digunakan, termasuk, misalnya bahan
bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web
yang perlu dipelajari peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Informasi Umum Komponen Inti Lampiran
● Identitas penulis modul
● Kompetensi awal
● Capaian Pembelajaran
● Fase
● Profil pelajar Pancasila
● Sarana dan prasarana
● Target peserta didik
● Model pembelajaran yang
digunakan
● Tujuan pembelajaran
● Asesmen
● Pemahaman
bermakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan
pembelajaran
● Refleksi peserta didik
dan pendidik
● Lembar kerja
peserta didik
● Pengayaan dan
remedial
● Bahan bacaan
pendidik dan
peserta didik
● Glosarium
● Daftar pustaka
KOMPONEN LENGKAP
PADA MODUL AJAR
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CONTOH
PEMBUATAN MODUL AJAR
https://docs.google.com/document/d/1TAlpYjv
qs0o2qtE5WvyR3oReFMnTQ8EmYdR3Qqx9
1BY/edit?usp=sharing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ruang
Kolaborasi
https://drive.google.com/drive/folders/1wnjLQTbtRfeeiVnP
WuhPem1SzAImgohr?usp=sharing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ASESMEN
PADA MODUL AJAR
Asesmen adalah aktivitas yang menjadi kesatuan
dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan
untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan
tentang ketercapaian tujuan pembelajaran.
Asesmen-asesmen yang harus dilakukan adalah:
Asesmen formatif dan asesmen sumatif
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ASESMEN FORMATIF
PADA MODUL AJAR
Asesmen formatif yaitu asesmen yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik
untuk memperbaiki proses belajar.
● Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui
kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai
tujuan pembelajaran yang direncanakan.
● Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama
proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik
dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
ASESMEN SUMATIF
PADA MODUL AJAR
Asesmen sumatif yaitu asesmen yang dilakukan
untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan
pembelajaran.
.
Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat
juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran,
sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan
pendidikan.
Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian
dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran,
dan/atau akhir jenjang.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
FUNGSI ASESMEN SUMATIF
PADA MODUL AJAR
Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk:
● Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar
peserta didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di
periode tertentu;
● Mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan
dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan
● Menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau
jenjang berikutnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CONTOH INSTRUMEN ASESMEN
PADA MODUL AJAR
Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian
kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh
pendidik untuk memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus
dikuasai. Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi
yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik.
Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju.
Catatan
Anekdotal
Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan
perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis
atas observasi yang dilakukan.
Grafik
Perkembangan
(Kontinum)
Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Menentukan Ketercapaian Tujuan
Pembelajaran
Pendidik tidak disarankan untuk
menggunakan angka mutlak (misalnya,75, 80,
dan sebagainya) sebagai kriteria.
Pendidik diperkenankan untuk menggunakan
interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan
sebagainya).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kriteria Menentukan Ketercapaian
Tujuan Pembelajaran
Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah
peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat
dikembangkan pendidik dengan menggunakan beberapa
pendekatan :
Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria
Pendekatan 2: Menggunakan rubrik
Pendekatan 3: Menggunakan interval nilai
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Kriteria Menentukan
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh :
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Fase : C
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan
dan wawancara”
https://docs.google.com/document/d/1n6GQ6U6L17Z282k18
PHx4qAAfGeNiEm_6jV6VKkErWM/edit?usp=sharing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ruang
Kolaborasi
https://drive.google.com/drive/folders/1wnjLQTbtRfeeiVnPWu
hPem1SzAImgohr?usp=sharing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pengolahan Hasil Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis
secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen.
Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh
melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data
kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh dengan
membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik
dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada
capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan
pembelajaran turunannya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Pengolahan Hasil Asesmen
https://docs.google.com/document/d/1nKZd4lxy-
3oRiYTMtWAvyoe3W70M0cs3wRYImibKTDA/edit?usp=sharing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Refleksi
Terbimbing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
● Pilih angka antara 1-8
● Tulis pilihan anda di kolom
chat
● Lihat pertanyaan pada kotak
dengan angka pilihan anda
● Anda memiliki waktu
maksimal 1 menit untuk
menjawab pertanyaan
tersebut
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1.
Apa hal baru yang saya
dapatkan dan
mengubah paradigma
saya dari modul
Pemahaman CP ini?
2.
Bagaimana pandangan
saya mengenai
penggunaan fase dalam
CP?
3.
Bagaimana pandangan
saya mengenai
hubungan
pengurangan konten
materi dengan
pencapaian CP?
4.
Bagaimana menurut
saya seandainya saya
mengajar tanpa
mengetahui
kompetensi yang dituju
siswa?
5.
Apa hal baru yang saya
dapatkan mengenai
kaitan CP dengan
pembelajaran yang
berpusat pada siswa?
6.
Apa saja cara yang
dapat saya gunakan
untuk mengetahui
apakah siswa sudah
memahami apa yang ia
pelajari?
7.
Apa hal baru yang saya
dapatkan dari
penggunaan metode
Backward Design?
8.
Apa hal yang ingin saya
ketahui lebih lanjut
mengenai CP?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elaborasi
Pemahaman
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1.
Bagaimana elemen-
elemen suatu mapel
membentuk kompetensi
yang dituju CP mapel
tersebut?
2.
Apa saja yang dapat
dilakukan seseorang
untuk menunjukkan
bahwa ia sudah
memahami suatu konsep/
menguasai suatu
keterampilan?
3.
Apa yang dimaksud
dengan kompetensi?
4.
Mengapa CP hanya
memuat tujuan akhir
pembelajaran dan
rentang waktu untuk
mencapainya?
5.
Apa kaitan Capaian
Pembelajaran dengan
pembelajaran yang
berpusat pada siswa?
6.
Mengapa dalam teori
konstruktivisme,
kemampuan
“Memahami” dianggap
sebagai level tertinggi?
7.
Mengapa penting
menentukan hasil yang
diinginkan terlebih dulu
dalam penyusunan CP?
8.
Apa yang sebaiknya
dilakukan saat ada siswa
yang “tertinggal” Fase ?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
● Apakah sekolah dapat membuat CP sendiri?
Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah
dan tidak dapat diubah. Satuan pendidikan
diberikan keleluasaan untuk
menentukan/memodifikasi Kurikulum Operasional
Sekolah (KOS), Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar
berdasarkan CP.
● Mengapa CP disusun menggunakan metode
Backward Design?
Dengan mengetahui tujuan akhir pembelajaran,
guru dapat merancang Tujuan Pembelajaran dan
Alur Tujuan Pembelajaran, asesmen, kegiatan
pembelajaran, dan instruksi yang tepat, bermakna,
relevan dengan kondisi siswa, dan efektif untuk
mencapai tujuan tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
• Mengapa CP disusun berdasarkan fase dan pengurangan konten
materi akan mendorong tercapainya kompetensi dan bukan
berarti penurunan standar?
Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari prinsip
pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga
dengan istilah Teaching at The Right Level (mengajar pada tahap
capaian yang sesuai). Rentang waktu belajar yang lebih lama
dalam Fase memberikan kesempatan siswa untuk benar-benar
memahami sebuah konsep dan mendalami sebuah keterampilan,
bukan sekadar mengejar ketuntasan materi/ berpusat pada guru
dan konten.
Pengurangan materi merupakan konsekuensi untuk merancang
kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan
karakter. Materi yang disampaikan harus esensial, relevan dengan
kehidupan, dan bermakna untuk siswa.
Pritchett dan Beatty (2015) menemukan bahwa peserta didik yang
mengalami kesulitan memahami konsep di kelas-kelas awal di
sekolah dasar juga mengalami kesulitan di jenjang-jenjang
berikutnya. Artinya, padatnya materi pelajaran membawa
dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
• Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional
Sertifikasi Profesi , 2014).
Kompetensi adalah karakter individu yang dapat diukur dan
ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja
tertentu pada diri seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994).
Kompetensi terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian
dengan aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang
dipelajarinya. Untuk membangun dan mengembangkan kompetensi,
peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi
yang spesifik dan nyata (Glaesser, 2018)
• Bagaimana 6 aspek pemahaman dapat membantu saya merancang
asesmen dan kegiatan yang efektif membantu pemahaman siswa
mencapai CP?
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi
pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa
melakukan salah satu dari keenam aspek/facet (mampu menjelaskan
, menginterpretasi, menerapkan, berempati, memiliki sebuah sudut
pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. Guru dapat
menggunakan 6 Aspek Pemahaman ini untuk menentukan bentuk
pemahaman yang perlu didemonstrasikan siswa/dapat di-ases.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
• Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama
dengan pelajaran lainnya?
Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang
berbeda-beda atau sama dengan mata pelajaran lain,
tergantung dari karakteristik mata pelajaran itu sendiri
• Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua
fase?
Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari
fase A-F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan
kedalaman materinya, yang artinya kompetensi peserta didik
pun berkembang dari fase ke fase.
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
terdapat 4 elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan
memirsa, 3) berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis.
Sejak Fase A (kelas I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII
SMA/sederajat), keempat elemen tersebut dipelajari dengan
tingkat kompleksitas kognitif yang terus berkembang
• Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi
seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut?
Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam
sebuah kegiatan. Yang terpenting, siswa dapat
mengembangkan kompetensi yang dituju elemen CP tersebut
dengan optimal.
• Bagaimana hubungan dan peran Elemen dengan
kompetensi yang dituju CP?
Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masing-
masing untuk membangun pengetahuan, keterampilan,
atau sikap yang pada saling terhubung dan saling
menunjang membangun kompetensi seseorang agar
dapat mencapai CP mata pelajaran tersebut. Elemen-
elemen tersebut umumnya tidak bersifat hirarkis.
• Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar?
Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi
berisi kompetensi (kesatuan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kunci) yang perlu dicapai oleh
siswa di akhir sebuah fase.
• Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan?
Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di
bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara
dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013. CP disusun
berdasarakan SKL dan Standar Isi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
• Bagaimana apabila terdapat perbedaan kemampuan/ level
Capaian Pembelajaran dalam suatu kelas? (Contoh: dalam
kelas 5 ternyata masih ada siswa yang masih berada di fase B,
sementara yang lain sudah sesuai berada di fase C)
Sangat penting untuk melakukan asesmen diagnostik baik
kognitif maupun non kognitif di awal pembelajaran (akan
dibahas pada modul Asesmen). Hasil asesmen diagnostik ini
akan menentukan CP yang akan digunakan dalam kelas
tersebut.
Untuk mengatasinya dapat digunakan Pembelajaran
Berdiferensiasi. Sangat memungkinkan , dalam suatu kelas
digunakan 2 CP. Contoh:
1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan CP fase
tersebut (contoh kelas 5 menggunakan CP fase C).
2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase C tetap
menggunakan fase C dengan pengayaan/ pendalaman.
Siswa dengan kemampuan ini juga dapat diajak untuk
berbagi kiat belajar dengan temannya (peer teaching)
3. Siswa yang masih berada di fase B menggunakan CP fase
B dengan dampingan guru (remedial)
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila
mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan
CP pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami
hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler
dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum
• Apakah dengan sistem Fase, apakah siswa yang tertinggal Fase akan
mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas?
Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan
masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang
pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya (Teaching at The
Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka
tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang
kemampuannya untuk sukses secara akademik.
• Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri?
Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat
diubah.
• Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang
waktu untuk mencapainya?
Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan
Kurikulum Operasional Sekolah, Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan
Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP. dengan
mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta
kemampuan siswa dan gurunya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Rencana
Aksi Nyata
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Rencana Tindak Lanjut
• Apa Rencana Tindak Lanjut saya untuk
membagikan pengetahuan yang saya
dapat mengenai cara memahami CP
dari pendekatan konstruktivisme
kepada rekan-rekan saya di sekolah?
• Bagaimana langkah yang efektif untuk
mewujudkan Rencana Tindak Lanjut
saya?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Kurikulum Merdeka

1_Nazaruddin____Paparan Pemahaman CP.pdf
1_Nazaruddin____Paparan Pemahaman CP.pdf1_Nazaruddin____Paparan Pemahaman CP.pdf
1_Nazaruddin____Paparan Pemahaman CP.pdfypnurulhasanahwalbar
 
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptxPaparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptxAlifatunMuarifah1
 
Paparan Pemahaman CP
Paparan Pemahaman CP Paparan Pemahaman CP
Paparan Pemahaman CP endah444268
 
3. Paparan Pemahaman CP Bimtek PA (1).pdf
3. Paparan Pemahaman CP Bimtek PA (1).pdf3. Paparan Pemahaman CP Bimtek PA (1).pdf
3. Paparan Pemahaman CP Bimtek PA (1).pdfAriBerataJaya
 
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA (1).pptx
Paparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA (1).pptxPaparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA (1).pptx
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA (1).pptxLogitEvols
 
Merancang Pembelajaran MENYUSUN TP & ATP.pptx
Merancang Pembelajaran MENYUSUN TP & ATP.pptxMerancang Pembelajaran MENYUSUN TP & ATP.pptx
Merancang Pembelajaran MENYUSUN TP & ATP.pptxNurilAnwarSpd
 
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptxPaparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptxUjangMuranaWijaya
 
01. Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
01. Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx01. Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
01. Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptxDjahid1
 
Pengembangan Pengembangan ALur Tujuan Pembelajran dan Modul Ajar.pdf
Pengembangan Pengembangan ALur Tujuan Pembelajran dan Modul Ajar.pdfPengembangan Pengembangan ALur Tujuan Pembelajran dan Modul Ajar.pdf
Pengembangan Pengembangan ALur Tujuan Pembelajran dan Modul Ajar.pdfarishadisuyono1
 
Paparan Pemahaman CP KOPI.pptx
Paparan Pemahaman CP KOPI.pptxPaparan Pemahaman CP KOPI.pptx
Paparan Pemahaman CP KOPI.pptxAslanAslan22
 
1. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
1. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx1. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
1. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptxaniseptiorini
 
MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN -SMAN 13.pptx
MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN -SMAN 13.pptxMEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN -SMAN 13.pptx
MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN -SMAN 13.pptxNellyYunitaMalau
 
2.1_Capaian pembelajaran.pptx
2.1_Capaian pembelajaran.pptx2.1_Capaian pembelajaran.pptx
2.1_Capaian pembelajaran.pptxhery665956
 
Modul Ajar sekolah penggerak modifiikasi
Modul Ajar sekolah penggerak modifiikasiModul Ajar sekolah penggerak modifiikasi
Modul Ajar sekolah penggerak modifiikasiRikaOktaviani19
 
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA (LOGO).pptx
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA (LOGO).pptxMODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA (LOGO).pptx
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA (LOGO).pptxImtihanal
 
0. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
0. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx0. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
0. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptxtaufiqhidayat173
 
4. PERUMUSAN TP - ATP DARI CP ( SMKN 1 LBJ ).pptx
4. PERUMUSAN TP - ATP DARI CP ( SMKN 1 LBJ ).pptx4. PERUMUSAN TP - ATP DARI CP ( SMKN 1 LBJ ).pptx
4. PERUMUSAN TP - ATP DARI CP ( SMKN 1 LBJ ).pptxcvcakrawalakassia
 

Similar to Kurikulum Merdeka (20)

1_Nazaruddin____Paparan Pemahaman CP.pdf
1_Nazaruddin____Paparan Pemahaman CP.pdf1_Nazaruddin____Paparan Pemahaman CP.pdf
1_Nazaruddin____Paparan Pemahaman CP.pdf
 
Pemahaman CP.pptx
Pemahaman CP.pptxPemahaman CP.pptx
Pemahaman CP.pptx
 
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptxPaparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
 
Paparan Pemahaman CP
Paparan Pemahaman CP Paparan Pemahaman CP
Paparan Pemahaman CP
 
3. Paparan Pemahaman CP Bimtek PA (1).pdf
3. Paparan Pemahaman CP Bimtek PA (1).pdf3. Paparan Pemahaman CP Bimtek PA (1).pdf
3. Paparan Pemahaman CP Bimtek PA (1).pdf
 
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA (1).pptx
Paparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA (1).pptxPaparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA (1).pptx
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA (1).pptx
 
Merancang Pembelajaran MENYUSUN TP & ATP.pptx
Merancang Pembelajaran MENYUSUN TP & ATP.pptxMerancang Pembelajaran MENYUSUN TP & ATP.pptx
Merancang Pembelajaran MENYUSUN TP & ATP.pptx
 
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptxPaparan Pemahaman CP  Bimtek FSP_PA.pptx
Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
 
01. Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
01. Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx01. Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
01. Paparan Pemahaman CP Bimtek FSP_PA.pptx
 
Pengembangan Pengembangan ALur Tujuan Pembelajran dan Modul Ajar.pdf
Pengembangan Pengembangan ALur Tujuan Pembelajran dan Modul Ajar.pdfPengembangan Pengembangan ALur Tujuan Pembelajran dan Modul Ajar.pdf
Pengembangan Pengembangan ALur Tujuan Pembelajran dan Modul Ajar.pdf
 
CP,TP,ATP Kurmer (1).pptx
CP,TP,ATP Kurmer (1).pptxCP,TP,ATP Kurmer (1).pptx
CP,TP,ATP Kurmer (1).pptx
 
Paparan Pemahaman CP KOPI.pptx
Paparan Pemahaman CP KOPI.pptxPaparan Pemahaman CP KOPI.pptx
Paparan Pemahaman CP KOPI.pptx
 
MODUL AJAR.pptx
MODUL AJAR.pptxMODUL AJAR.pptx
MODUL AJAR.pptx
 
1. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
1. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx1. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
1. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
 
MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN -SMAN 13.pptx
MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN -SMAN 13.pptxMEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN -SMAN 13.pptx
MEMAHAMI CAPAIAN PEMBELAJARAN -SMAN 13.pptx
 
2.1_Capaian pembelajaran.pptx
2.1_Capaian pembelajaran.pptx2.1_Capaian pembelajaran.pptx
2.1_Capaian pembelajaran.pptx
 
Modul Ajar sekolah penggerak modifiikasi
Modul Ajar sekolah penggerak modifiikasiModul Ajar sekolah penggerak modifiikasi
Modul Ajar sekolah penggerak modifiikasi
 
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA (LOGO).pptx
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA (LOGO).pptxMODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA (LOGO).pptx
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA (LOGO).pptx
 
0. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
0. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx0. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
0. Paparan Penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Bagian 1.pptx
 
4. PERUMUSAN TP - ATP DARI CP ( SMKN 1 LBJ ).pptx
4. PERUMUSAN TP - ATP DARI CP ( SMKN 1 LBJ ).pptx4. PERUMUSAN TP - ATP DARI CP ( SMKN 1 LBJ ).pptx
4. PERUMUSAN TP - ATP DARI CP ( SMKN 1 LBJ ).pptx
 

More from SMK NEGERI 1 BANGKINANG

1. LITERASI DAN NUMERASI_OK_BAHAN TAYANG
1. LITERASI DAN NUMERASI_OK_BAHAN TAYANG1. LITERASI DAN NUMERASI_OK_BAHAN TAYANG
1. LITERASI DAN NUMERASI_OK_BAHAN TAYANGSMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
KESEPAKATAN KELAS DISIPLIN POSITIF DI SEKOLAH
KESEPAKATAN KELAS DISIPLIN POSITIF DI SEKOLAHKESEPAKATAN KELAS DISIPLIN POSITIF DI SEKOLAH
KESEPAKATAN KELAS DISIPLIN POSITIF DI SEKOLAHSMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
FORMULIR A KETERATURAN SUASANA KELAS.docx
FORMULIR A KETERATURAN SUASANA KELAS.docxFORMULIR A KETERATURAN SUASANA KELAS.docx
FORMULIR A KETERATURAN SUASANA KELAS.docxSMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
APznzaauEF8NmoCF-fv16WqbdiAYjylNTLR06KRdKJgixE4dsj7exjF6gsdx1Q6TgK-pRWBQzPGaX...
APznzaauEF8NmoCF-fv16WqbdiAYjylNTLR06KRdKJgixE4dsj7exjF6gsdx1Q6TgK-pRWBQzPGaX...APznzaauEF8NmoCF-fv16WqbdiAYjylNTLR06KRdKJgixE4dsj7exjF6gsdx1Q6TgK-pRWBQzPGaX...
APznzaauEF8NmoCF-fv16WqbdiAYjylNTLR06KRdKJgixE4dsj7exjF6gsdx1Q6TgK-pRWBQzPGaX...SMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
elaborasipemahamanmodul1-221005235310-ff558779.pdf
elaborasipemahamanmodul1-221005235310-ff558779.pdfelaborasipemahamanmodul1-221005235310-ff558779.pdf
elaborasipemahamanmodul1-221005235310-ff558779.pdfSMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
mengapakurikulumharusberubah-221124133935-f6f42917 (1).pdf
mengapakurikulumharusberubah-221124133935-f6f42917 (1).pdfmengapakurikulumharusberubah-221124133935-f6f42917 (1).pdf
mengapakurikulumharusberubah-221124133935-f6f42917 (1).pdfSMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
Sosialisasi-Pelaksanaan-SPI-2023-KPK.pdf
Sosialisasi-Pelaksanaan-SPI-2023-KPK.pdfSosialisasi-Pelaksanaan-SPI-2023-KPK.pdf
Sosialisasi-Pelaksanaan-SPI-2023-KPK.pdfSMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
Apa yang Dimaksud dengan Survey Penilaian Integritas (SPI).pdf
Apa yang Dimaksud dengan Survey Penilaian Integritas (SPI).pdfApa yang Dimaksud dengan Survey Penilaian Integritas (SPI).pdf
Apa yang Dimaksud dengan Survey Penilaian Integritas (SPI).pdfSMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
Buku Saku - Platform Merdeka Mengajar.pdf
Buku Saku - Platform Merdeka Mengajar.pdfBuku Saku - Platform Merdeka Mengajar.pdf
Buku Saku - Platform Merdeka Mengajar.pdfSMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
RENCANA DOGMIT ANGKATAN 1 TAHUN 2016 BY TRI GOESEMA PUTRA
RENCANA DOGMIT ANGKATAN 1 TAHUN 2016 BY TRI GOESEMA PUTRARENCANA DOGMIT ANGKATAN 1 TAHUN 2016 BY TRI GOESEMA PUTRA
RENCANA DOGMIT ANGKATAN 1 TAHUN 2016 BY TRI GOESEMA PUTRASMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
Tugas susunan rencana diklat dogmit angkatan 25
Tugas susunan rencana diklat dogmit angkatan 25Tugas susunan rencana diklat dogmit angkatan 25
Tugas susunan rencana diklat dogmit angkatan 25SMK NEGERI 1 BANGKINANG
 
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UNPermendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UNSMK NEGERI 1 BANGKINANG
 

More from SMK NEGERI 1 BANGKINANG (20)

1. LITERASI DAN NUMERASI_OK_BAHAN TAYANG
1. LITERASI DAN NUMERASI_OK_BAHAN TAYANG1. LITERASI DAN NUMERASI_OK_BAHAN TAYANG
1. LITERASI DAN NUMERASI_OK_BAHAN TAYANG
 
KESEPAKATAN KELAS DISIPLIN POSITIF DI SEKOLAH
KESEPAKATAN KELAS DISIPLIN POSITIF DI SEKOLAHKESEPAKATAN KELAS DISIPLIN POSITIF DI SEKOLAH
KESEPAKATAN KELAS DISIPLIN POSITIF DI SEKOLAH
 
FORMULIR A KETERATURAN SUASANA KELAS.docx
FORMULIR A KETERATURAN SUASANA KELAS.docxFORMULIR A KETERATURAN SUASANA KELAS.docx
FORMULIR A KETERATURAN SUASANA KELAS.docx
 
BERKAS HERI_merged.pdf
BERKAS HERI_merged.pdfBERKAS HERI_merged.pdf
BERKAS HERI_merged.pdf
 
BERKAS HERI_merged.pdf
BERKAS HERI_merged.pdfBERKAS HERI_merged.pdf
BERKAS HERI_merged.pdf
 
FUCTURE EDUCATION metavese.pptx
FUCTURE EDUCATION metavese.pptxFUCTURE EDUCATION metavese.pptx
FUCTURE EDUCATION metavese.pptx
 
APznzaauEF8NmoCF-fv16WqbdiAYjylNTLR06KRdKJgixE4dsj7exjF6gsdx1Q6TgK-pRWBQzPGaX...
APznzaauEF8NmoCF-fv16WqbdiAYjylNTLR06KRdKJgixE4dsj7exjF6gsdx1Q6TgK-pRWBQzPGaX...APznzaauEF8NmoCF-fv16WqbdiAYjylNTLR06KRdKJgixE4dsj7exjF6gsdx1Q6TgK-pRWBQzPGaX...
APznzaauEF8NmoCF-fv16WqbdiAYjylNTLR06KRdKJgixE4dsj7exjF6gsdx1Q6TgK-pRWBQzPGaX...
 
Pengumuman Guru Ok 2023.pdf
Pengumuman Guru Ok 2023.pdfPengumuman Guru Ok 2023.pdf
Pengumuman Guru Ok 2023.pdf
 
Pengumuman Guru Ok 2023.pdf
Pengumuman Guru Ok 2023.pdfPengumuman Guru Ok 2023.pdf
Pengumuman Guru Ok 2023.pdf
 
elaborasipemahamanmodul1-221005235310-ff558779.pdf
elaborasipemahamanmodul1-221005235310-ff558779.pdfelaborasipemahamanmodul1-221005235310-ff558779.pdf
elaborasipemahamanmodul1-221005235310-ff558779.pdf
 
mengapakurikulumharusberubah-221124133935-f6f42917 (1).pdf
mengapakurikulumharusberubah-221124133935-f6f42917 (1).pdfmengapakurikulumharusberubah-221124133935-f6f42917 (1).pdf
mengapakurikulumharusberubah-221124133935-f6f42917 (1).pdf
 
2_Pengajar_Praktik_Guru_Penggerak.PPTX
2_Pengajar_Praktik_Guru_Penggerak.PPTX2_Pengajar_Praktik_Guru_Penggerak.PPTX
2_Pengajar_Praktik_Guru_Penggerak.PPTX
 
Sosialisasi-Pelaksanaan-SPI-2023-KPK.pdf
Sosialisasi-Pelaksanaan-SPI-2023-KPK.pdfSosialisasi-Pelaksanaan-SPI-2023-KPK.pdf
Sosialisasi-Pelaksanaan-SPI-2023-KPK.pdf
 
Apa yang Dimaksud dengan Survey Penilaian Integritas (SPI).pdf
Apa yang Dimaksud dengan Survey Penilaian Integritas (SPI).pdfApa yang Dimaksud dengan Survey Penilaian Integritas (SPI).pdf
Apa yang Dimaksud dengan Survey Penilaian Integritas (SPI).pdf
 
Buku Saku - Platform Merdeka Mengajar.pdf
Buku Saku - Platform Merdeka Mengajar.pdfBuku Saku - Platform Merdeka Mengajar.pdf
Buku Saku - Platform Merdeka Mengajar.pdf
 
Pemanfaatan Chromebook untuk Pendidikan
Pemanfaatan Chromebook untuk PendidikanPemanfaatan Chromebook untuk Pendidikan
Pemanfaatan Chromebook untuk Pendidikan
 
RENCANA DOGMIT ANGKATAN 1 TAHUN 2016 BY TRI GOESEMA PUTRA
RENCANA DOGMIT ANGKATAN 1 TAHUN 2016 BY TRI GOESEMA PUTRARENCANA DOGMIT ANGKATAN 1 TAHUN 2016 BY TRI GOESEMA PUTRA
RENCANA DOGMIT ANGKATAN 1 TAHUN 2016 BY TRI GOESEMA PUTRA
 
Tugas Snagit by Tri Goesema Putra
Tugas Snagit by Tri Goesema PutraTugas Snagit by Tri Goesema Putra
Tugas Snagit by Tri Goesema Putra
 
Tugas susunan rencana diklat dogmit angkatan 25
Tugas susunan rencana diklat dogmit angkatan 25Tugas susunan rencana diklat dogmit angkatan 25
Tugas susunan rencana diklat dogmit angkatan 25
 
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UNPermendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
Permendikbud No.5 tahun 2015 Kriteria Kelulusan Peserta Didik UN
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Kurikulum Merdeka

  • 1. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komponen 4 Perencanaan Pembelajaran CP - TP - ATP - Modul Ajar
  • 2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Mulai Dari Diri • Materi apa yang Bapak dan ibu dapat kemaren ? • Apa saja ketetapan pemerintah pusat dalam penerapan Kurikulum Merdeka ? • Apa saja yang harus dikembangkan sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ?
  • 3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Eksplorasi Konsep
  • 5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Tujuan Pendidikan Indonesia Pemerintah menetapkan Kerangka Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
  • 6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi PROSES MERANCANG PEMBELAJARAN
  • 7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi “Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.” https://drive.google.com/drive/folders/1CjUE3Txn1URYDgjLwsG mq2UEGgKabgYr?usp=sharing (CP Permapel) PENGERTIAN CP
  • 8. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi CAPAIAN PEMBELAJARAN Tujuan CP Rujukan Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi. https://drive.google.com/ file/d/13cfTNJeM98DhB 5i8uhv5u4e- Rdm1gCzK/view?usp=s haring
  • 9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3 Tahapan Backward Design Identifikasi hasil yang diinginkan Menentukan bukti dan asesmen Merencanakan tahapan kegiatan pembelajaran Merumuskan TP dan ATP dengan menggunakan CP sebagai ajuan ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya terlebih dulu Kompetensi dan konten pada CP
  • 10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi Jenjang PAUD Jenjang SD Jenjang SMP Jenjang SMA/SMK Fase Fondasi (TK B) • Fase A (Kelas 1-2 SD) • Fase B (Kelas 3-4 SD) • Fase C (Kelas 5-6 SD) Fase D (Kelas 7- 9 SMP) • Fase E (Kelas 10 SMA) • Fase F (Kelas 11-12 SMA)
  • 11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Memberi warna pada tiap Kompetensi dan konten pada Capaian Pembelajaran untuk tiap fase pada paragraf https://drive.google.com/drive/folders/1CjUE3Txn1URYDgjLws Gmq2UEGgKabgYr?usp=sharing (CP Permapel) ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN
  • 12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk semua fase pada mata pelajaran tersebut. Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman yang dituju. Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya. ELEMEN DALAM CP Contoh: • Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar Literasi dan STEAM • Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.
  • 13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elemen Fase A Fase B Fase C Berpikir dan Bekerja Artistik Siswa mampu mengenali dan membiasakan diri dengan berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui dan memahami keutamaan faktor keselamatan dalam bekerja Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan mulai konsisten mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja Siswa secara mandiri menggunakan berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan konsisten mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja. Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual dengan menggunakan bentuk- bentuk dasar geometris. Siswa mengeksplorasi alat dan bahan dasar dalam berkarya. Siswa juga mengenali prosedur dasar dalam berkarya Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri. Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan prosedur dasar dalam berkarya. Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual dengan menggunakan konsep ruang, garis horison, pemahaman warna, keseimbangan (balance) dan irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan dan menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar dalam berkarya Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa berupa garis, bentuk dan warna Siswa mampu menciptakan karya dengan mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan warna. Siswa mampu menciptakan karya dengan mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan irama/ritme dalam karya Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
  • 14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elemen Fase A Fase B Fase C Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan menceritakan fokus dari karya yang diciptakan atau dilihatnya (dari teman sekelas karya seni dari orang lain) serta pengalaman dan perasaannya mengenai karya tersebut. Siswa mampu mengenali dan menceritakan fokus dari karya yang diciptakan atau dilihatnya (dari teman sekelas karya seni dari orang lain atau era atau budaya tertentu) serta pengalaman dan perasaannya mengenai karya tersebut Siswa mampu mengenali dan menceritakan fokus dari karya yang diciptakan atau dilihatnya (dari teman sekelas karya seni dari orang lain atau era atau budaya tertentu) serta pengalaman dan perasaannya mengenai karya tersebut Berdampak Siswa mampu menciptakan karya sendiri yang sesuai dengan perasaan atau minatnya Siswa mampu menciptakan karya sendiri yang sesuai dengan perasaan,minat atau konteks lingkungannya Siswa mampu menciptakan karya sendiri yang sesuai dengan perasaan,minat atau konteks lingkungannya
  • 15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Ruang Kolaborasi https://drive.google.com/drive/folders/1wnjLQTbtRfeeiV nPWuhPem1SzAImgohr?usp=sharing
  • 16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Beberapa catatan khusus terkait dengan perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan jenjang pendidikan tertentu: ● Pada Capaian Pembelajaran PAUD, penyusunan tujuan pembelajaran mempertimbangkan laju perkembangan anak, bukan kompetensi dan konten seperti pada jenjang lainnya. ● Pada Pendidikan Khusus, selain kompetensi dan konten, tujuan pembelajaran juga mencakup variasi dan akomodasi layanan sesuai karakteristik peserta didik. Selain itu, tujuan pembelajaran diarahkan pada terbentuknya kemandirian dalam aktivitas PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
  • 17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ALTERNATIF PERUMUSAN TP Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan tujuan pembelajaran dengan beberapa alternatif di bawah ini: ● Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP ● Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP. ● Alternatif 3. Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas Elemen CP
  • 18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi MERUMUSKAN TP SECARA LANGSUNG BERDASARKAN CP (ALTERNATIF 1) Elemen Menganalisis CP Merumuskan TP Pemahaman IPAS (sains dan sosial) Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup. 1. Menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). 2. Simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup 3. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup Mata Pelajaran : IPAS Fase : B
  • 19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi MERUMUSKAN TP SECARA MENGANALISIS KOMPETENSI DAN LINGKUP MATERI (ALTERNATIF 2) ELEMEN + CP KOMPETENSI LINGKUP MATERI Pemahaman IPAS (sains dan sosial) Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup. 1. Menganalisis 2. Simulasi 3. Mengidentifikasi masalah 1. Fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). 2. Siklus hidup makhluk hidup 3. Pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya 4. Upaya pelestarian makhluk hidup Tujuan Pembelajaran : 1. Menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). 2. Simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup 3. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup
  • 20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi MERUMUSKAN TP LINTAS ELEMEN (ALTERNATIF 3) ELEMEN + CP TUJUAN PEMBELAJARAN Pemahaman IPAS (sains dan sosial) Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup. Keterampilan proses Memproses, menganalisis data dan informasi. Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah. 1. Menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). 2. Simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup 3. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup 4. Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel terkait sumber daya alam di sekitar lingkungan sekolah dan upaya pelestarian sumber daya tersebut
  • 21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Ruang Kolaborasi https://drive.google.com/drive/folders/1wnjLQTbtRfeeiVn PWuhPem1SzAImgohr?usp=sharing
  • 22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)
  • 23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 10 P R I N S I P ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) 1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives); 2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan; 3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A; 4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut; 5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);
  • 24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 10 P R I N S I P ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) 6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik); 7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru; 8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase); 9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan 10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
  • 25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi CARA MENYUSUN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) Pengurutan dari yang Konkret ke yang Abstrak Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak). Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional. Pengurutan dari Mudah ke yang lebih Sulit Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang. Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
  • 26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi CARA MENYUSUN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik. Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
  • 27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi CONTOH MEMBUAT ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) Alur Tujuan Pembelajaran : 3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh pada manusia (pancaindra). (Kelas III) 3.2 Simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. (Kelas III) 4.1 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya pelestarian makhluk hidup (Kelas IV)
  • 28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Ruang Kolaborasi https://drive.google.com/drive/folders/1wnjLQTbtRfeeiVnP WuhPem1SzAImgohr?usp=sharing
  • 29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi MERENCANAKAN PEMBELAJARAN MODUL AJAR DAN ASESMEN Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu guru melaksanakan pembelajaran sehari-hari untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
  • 30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi KOMPONEN MINIMUM PADA MODUL AJAR ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan dalam alur tujuan pembelajaran). ● Langkah-langkah atau kegiatan pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan pembelajaran yang dicapai dalam satu atau lebih pertemuan. ● Rencana asesmen untuk di awal pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya. ● Rencana asesmen di akhir pembelajaran untuk mengecek ketercapaian tujuan pembelajaran beserta instrumen dan cara penilaiannya. ● Media pembelajaran yang digunakan, termasuk, misalnya bahan bacaan yang digunakan, lembar kegiatan, video, atau tautan situs web yang perlu dipelajari peserta didik.
  • 31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Informasi Umum Komponen Inti Lampiran ● Identitas penulis modul ● Kompetensi awal ● Capaian Pembelajaran ● Fase ● Profil pelajar Pancasila ● Sarana dan prasarana ● Target peserta didik ● Model pembelajaran yang digunakan ● Tujuan pembelajaran ● Asesmen ● Pemahaman bermakna ● Pertanyaan pemantik ● Kegiatan pembelajaran ● Refleksi peserta didik dan pendidik ● Lembar kerja peserta didik ● Pengayaan dan remedial ● Bahan bacaan pendidik dan peserta didik ● Glosarium ● Daftar pustaka KOMPONEN LENGKAP PADA MODUL AJAR
  • 32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi CONTOH PEMBUATAN MODUL AJAR https://docs.google.com/document/d/1TAlpYjv qs0o2qtE5WvyR3oReFMnTQ8EmYdR3Qqx9 1BY/edit?usp=sharing
  • 33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Ruang Kolaborasi https://drive.google.com/drive/folders/1wnjLQTbtRfeeiVnP WuhPem1SzAImgohr?usp=sharing
  • 34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ASESMEN PADA MODUL AJAR Asesmen adalah aktivitas yang menjadi kesatuan dalam proses pembelajaran. Asesmen dilakukan untuk mencari bukti ataupun dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran. Asesmen-asesmen yang harus dilakukan adalah: Asesmen formatif dan asesmen sumatif
  • 35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ASESMEN FORMATIF PADA MODUL AJAR Asesmen formatif yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. ● Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. ● Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat.
  • 36. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ASESMEN SUMATIF PADA MODUL AJAR Asesmen sumatif yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. . Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.
  • 37. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi FUNGSI ASESMEN SUMATIF PADA MODUL AJAR Adapun asesmen sumatif dapat berfungsi untuk: ● Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu; ● Mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan; dan ● Menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang berikutnya.
  • 38. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi CONTOH INSTRUMEN ASESMEN PADA MODUL AJAR Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai. Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari kurang sampai terbaik. Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang dituju. Catatan Anekdotal Catatan singkat hasil observasi yang difokuskan pada performa dan perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisis atas observasi yang dilakukan. Grafik Perkembangan (Kontinum) Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar.
  • 39. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak (misalnya,75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Pendidik diperkenankan untuk menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan sebagainya).
  • 40. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kriteria Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat dikembangkan pendidik dengan menggunakan beberapa pendekatan : Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria Pendekatan 2: Menggunakan rubrik Pendekatan 3: Menggunakan interval nilai
  • 41. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Contoh Kriteria Menentukan Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Contoh : Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Fase : C Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara” https://docs.google.com/document/d/1n6GQ6U6L17Z282k18 PHx4qAAfGeNiEm_6jV6VKkErWM/edit?usp=sharing
  • 42. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Ruang Kolaborasi https://drive.google.com/drive/folders/1wnjLQTbtRfeeiVnPWu hPem1SzAImgohr?usp=sharing
  • 43. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pengolahan Hasil Asesmen Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran turunannya.
  • 44. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Contoh Pengolahan Hasil Asesmen https://docs.google.com/document/d/1nKZd4lxy- 3oRiYTMtWAvyoe3W70M0cs3wRYImibKTDA/edit?usp=sharing
  • 45. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Refleksi Terbimbing
  • 46. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ● Pilih angka antara 1-8 ● Tulis pilihan anda di kolom chat ● Lihat pertanyaan pada kotak dengan angka pilihan anda ● Anda memiliki waktu maksimal 1 menit untuk menjawab pertanyaan tersebut
  • 47. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1. Apa hal baru yang saya dapatkan dan mengubah paradigma saya dari modul Pemahaman CP ini? 2. Bagaimana pandangan saya mengenai penggunaan fase dalam CP? 3. Bagaimana pandangan saya mengenai hubungan pengurangan konten materi dengan pencapaian CP? 4. Bagaimana menurut saya seandainya saya mengajar tanpa mengetahui kompetensi yang dituju siswa? 5. Apa hal baru yang saya dapatkan mengenai kaitan CP dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa? 6. Apa saja cara yang dapat saya gunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami apa yang ia pelajari? 7. Apa hal baru yang saya dapatkan dari penggunaan metode Backward Design? 8. Apa hal yang ingin saya ketahui lebih lanjut mengenai CP?
  • 48. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Elaborasi Pemahaman
  • 49. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1. Bagaimana elemen- elemen suatu mapel membentuk kompetensi yang dituju CP mapel tersebut? 2. Apa saja yang dapat dilakukan seseorang untuk menunjukkan bahwa ia sudah memahami suatu konsep/ menguasai suatu keterampilan? 3. Apa yang dimaksud dengan kompetensi? 4. Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang waktu untuk mencapainya? 5. Apa kaitan Capaian Pembelajaran dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa? 6. Mengapa dalam teori konstruktivisme, kemampuan “Memahami” dianggap sebagai level tertinggi? 7. Mengapa penting menentukan hasil yang diinginkan terlebih dulu dalam penyusunan CP? 8. Apa yang sebaiknya dilakukan saat ada siswa yang “tertinggal” Fase ?
  • 50. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ● Apakah sekolah dapat membuat CP sendiri? Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat diubah. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan/memodifikasi Kurikulum Operasional Sekolah (KOS), Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar berdasarkan CP. ● Mengapa CP disusun menggunakan metode Backward Design? Dengan mengetahui tujuan akhir pembelajaran, guru dapat merancang Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran, asesmen, kegiatan pembelajaran, dan instruksi yang tepat, bermakna, relevan dengan kondisi siswa, dan efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
  • 51. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi • Mengapa CP disusun berdasarkan fase dan pengurangan konten materi akan mendorong tercapainya kompetensi dan bukan berarti penurunan standar? Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga dengan istilah Teaching at The Right Level (mengajar pada tahap capaian yang sesuai). Rentang waktu belajar yang lebih lama dalam Fase memberikan kesempatan siswa untuk benar-benar memahami sebuah konsep dan mendalami sebuah keterampilan, bukan sekadar mengejar ketuntasan materi/ berpusat pada guru dan konten. Pengurangan materi merupakan konsekuensi untuk merancang kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan karakter. Materi yang disampaikan harus esensial, relevan dengan kehidupan, dan bermakna untuk siswa. Pritchett dan Beatty (2015) menemukan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan memahami konsep di kelas-kelas awal di sekolah dasar juga mengalami kesulitan di jenjang-jenjang berikutnya. Artinya, padatnya materi pelajaran membawa dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. • Apa yang dimaksud dengan kompetensi? Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional Sertifikasi Profesi , 2014). Kompetensi adalah karakter individu yang dapat diukur dan ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja tertentu pada diri seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994). Kompetensi terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian dengan aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Untuk membangun dan mengembangkan kompetensi, peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi yang spesifik dan nyata (Glaesser, 2018) • Bagaimana 6 aspek pemahaman dapat membantu saya merancang asesmen dan kegiatan yang efektif membantu pemahaman siswa mencapai CP? 6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa melakukan salah satu dari keenam aspek/facet (mampu menjelaskan , menginterpretasi, menerapkan, berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. Guru dapat menggunakan 6 Aspek Pemahaman ini untuk menentukan bentuk pemahaman yang perlu didemonstrasikan siswa/dapat di-ases.
  • 52. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi • Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama dengan pelajaran lainnya? Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang berbeda-beda atau sama dengan mata pelajaran lain, tergantung dari karakteristik mata pelajaran itu sendiri • Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua fase? Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari fase A-F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan kedalaman materinya, yang artinya kompetensi peserta didik pun berkembang dari fase ke fase. Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat 4 elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan memirsa, 3) berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis. Sejak Fase A (kelas I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII SMA/sederajat), keempat elemen tersebut dipelajari dengan tingkat kompleksitas kognitif yang terus berkembang • Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut? Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam sebuah kegiatan. Yang terpenting, siswa dapat mengembangkan kompetensi yang dituju elemen CP tersebut dengan optimal. • Bagaimana hubungan dan peran Elemen dengan kompetensi yang dituju CP? Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masing- masing untuk membangun pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang pada saling terhubung dan saling menunjang membangun kompetensi seseorang agar dapat mencapai CP mata pelajaran tersebut. Elemen- elemen tersebut umumnya tidak bersifat hirarkis. • Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar? Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi berisi kompetensi (kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kunci) yang perlu dicapai oleh siswa di akhir sebuah fase. • Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan? Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013. CP disusun berdasarakan SKL dan Standar Isi.
  • 53. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi • Bagaimana apabila terdapat perbedaan kemampuan/ level Capaian Pembelajaran dalam suatu kelas? (Contoh: dalam kelas 5 ternyata masih ada siswa yang masih berada di fase B, sementara yang lain sudah sesuai berada di fase C) Sangat penting untuk melakukan asesmen diagnostik baik kognitif maupun non kognitif di awal pembelajaran (akan dibahas pada modul Asesmen). Hasil asesmen diagnostik ini akan menentukan CP yang akan digunakan dalam kelas tersebut. Untuk mengatasinya dapat digunakan Pembelajaran Berdiferensiasi. Sangat memungkinkan , dalam suatu kelas digunakan 2 CP. Contoh: 1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan CP fase tersebut (contoh kelas 5 menggunakan CP fase C). 2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase C tetap menggunakan fase C dengan pengayaan/ pendalaman. Siswa dengan kemampuan ini juga dapat diajak untuk berbagi kiat belajar dengan temannya (peer teaching) 3. Siswa yang masih berada di fase B menggunakan CP fase B dengan dampingan guru (remedial) Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum • Apakah dengan sistem Fase, apakah siswa yang tertinggal Fase akan mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas? Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya (Teaching at The Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang kemampuannya untuk sukses secara akademik. • Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri? Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat diubah. • Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang waktu untuk mencapainya? Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan Kurikulum Operasional Sekolah, Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP. dengan mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta kemampuan siswa dan gurunya.
  • 54. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Rencana Aksi Nyata
  • 55. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Rencana Tindak Lanjut • Apa Rencana Tindak Lanjut saya untuk membagikan pengetahuan yang saya dapat mengenai cara memahami CP dari pendekatan konstruktivisme kepada rekan-rekan saya di sekolah? • Bagaimana langkah yang efektif untuk mewujudkan Rencana Tindak Lanjut saya?
  • 56. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Terima Kasih