2. Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka
Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
5. Berikut Pedoman Alur Perancangan Pembelajaran dan Asesmen Intrakurikuler
Pemetaan dan
analisis kompetensi
dan kebutuhan
siswa
01
02
03 05
04
Menganalisis
Capaian
Pembelajaran (CP)
untuk menyusun
Tujuan Pembelajaran
dan Alur Tujuan
Pembelajaran
Penyesuaian
Pembelajaran
dengan tahap
capaian dan
karakteristik peserta
didik
Perencanaan dan
pelaksanaan
Asesmen Diagnostik
Mengembangkan
Modul Ajar
6. Berikut Pedoman Alur Perancangan Pembelajaran dan Asesmen Intrakurikuler
Perencanaan,
pelaksanaan, dan
pengolahan
asesmen formatif
dan sumatif
07
06 08
Evaluasi
Pembelajaran dan
Asesmen
Peklaporan hasil
belajar
KETERANGAN
Perencanaan ini bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi
8. Komponen Capaian Pembelajaran
03
1. Rasional Mata Pelajaran
Memuat alasan pentingnya mempelajari
mata pelajaran tersebut dan keterkaitan
antara mata pelajaran dengan salah satu
(atau lebih) Profil Pelajar Pancasila.
Untuk SLB rasional mata pelajaran juga
dikaitkan dengan keterkaitan mata
pelajaran untuk menunjang
keterampilan fungsional anak dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Capaian Pembelajaran
Setiap Fase
Deskripsi yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, serta kompetensi umum.
Selanjutnya diturunkan menjadi capaian
pembelajaran menurut elemen yang
dipetakan menurut perkembangan siswa..
2. Tujuan Mata Pelajaran
3. Karakteristik Mata Pelajaran
Deskripsi umum tentang apa yang dipelajari
dalam mata pelajaran serta elemen-elemen
mata pelajaran, yang didalamnya terdapat
kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai
02
04
01
9. CP dan strategi mencapai CP menggunakan
Kerangka Kerja Understanding by Design
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan instruksi
pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:
1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan learning
transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah performa
otentik)
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya terlebih
dulu sebelum menentukan kegiatan pembelajaran dan asesmen yang digunakan.
10. Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP dan ATP
Jauh setelah lulus dari suatu mata pelajaran,
apakah pembelajaran dapat terus melekat,
bernilai, dan bisa diterapkan dalam
kehidupan siswa?
11. CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi
Jenjang PAUD
• Fase Fondasi (TK B)
Jenjang SD
• Fase A (Kelas 1-2 SD)
• Fase B (Kelas 3-4 SD)
• Fase C (Kelas 5-6 SD)
Jenjang SMP
• Fase D (Kelas 7-9 SMP)
Jenjang SMA/SMK
• Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase F (Kelas 11-12 SMA)
12. Elemen Dalam CP
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa
elemen atau kelompok kompetensi esensial yang
berlaku sama untuk semua fase pada mata
pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian
per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk
mencapai pemahaman yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama
atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya.
Contoh:
• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar,
Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.
13. Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa
Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya melalui visual
sebagai ekspresi kreatif secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan
penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses
kreatif dan kegiatan apresiasi peserta didik telah mencerminkan penguasaan
terhadap bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili perasaan dan
empati peserta didik.
14. Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C
Berpikir dan
Bekerja Artistik
Siswa mampu mengenali dan membiasakan
diri dengan berbagai prosedur dasar sederhana
untuk berkarya dengan aneka pilihan media
yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui dan
memahami keutamaan faktor keselamatan
dalam bekerja
Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan
berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya
dengan aneka pilihan media yang tersedia di
sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan mulai
konsisten mengutamakan faktor keselamatan
dalam bekerja
Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
mengetahui, memahami dan konsisten
mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam
dan menuangkan pengalaman kesehariannya
secara visual dengan menggunakan bentuk-
bentuk dasar geometris. Siswa mengeksplorasi
alat dan bahan dasar dalam berkarya. Siswa
juga mengenali prosedur dasar dalam berkarya
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara
visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi
walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri.
Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan prosedur
dasar dalam berkarya.
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual
dengan menggunakan konsep ruang, garis horison,
pemahaman warna, keseimbangan (balance) dan
irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan dan
menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar
dalam berkarya
Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni
rupa berupa garis, bentuk dan warna
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni
rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan
warna.
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
15. Elemen Fase A Fase B Fase C
Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain) serta
pengalaman dan perasaannya mengenai
karya tersebut.
Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain atau era
atau budaya tertentu) serta pengalaman
dan perasaannya mengenai karya
tersebut
Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain atau era
atau budaya tertentu) serta pengalaman
dan perasaannya mengenai karya
tersebut
Berdampak Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan atau
minatnya
Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan,minat atau
konteks lingkungannya
Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan,minat atau
konteks lingkungannya
16. Bentuk Pemahaman Dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah
proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
17. Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik, mendemonstrasikan hasil
kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori menggunakan data, berargumen dan
mempertahankan pendapatnya.
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan atau sebuah
hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang
telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi
Application
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata dalam
kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)
Perspektif
Perspective
Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi , melihat
gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau memahami pikiran yang
berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri
Self-Knowledge
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang
terjadi secara internal.
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus
hirarkis
18. 6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman
siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.
6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan
Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
19. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Matematika Fase B elemen Bilangan
Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan makna dari bilangan 10.000
dengan kata-kata sendiri, mengaitkan dengan nilai
tempat, mengurutkan dan membandingkan
bilangan 10.000 dengan bilangan lain
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan makna 10.000 menggunakan
gambar
Aplikasi
Application
Menggunakan pemahaman 10.000 untuk
memecahkan masalah dalam dunia nyata
(misalnya berbelanja di kantin dengan uang
Rp.10.000,00 atau soal cerita/ simulasi jual-beli)
Perspektif
Perspective
Menemukan berbagai cara berbeda untuk
mendapatkan nilai 10.000
Peserta didik menunjukkan
pemahaman dan intuisi bilangan
(number sense) untuk bilangan cacah
sampai dengan 10.000. Mereka dapat
membaca, menulis, menentukan nilai
tempat, membandingkan,
mengurutkan, menggunakan nilai
tempat, melakukan komposisi dan
dekomposisi bilangan. Mereka juga
dapat menyelesaikan masalah
berkaitan dengan uang menggunakan
ribuan sebagai satuan.
20. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia Fase D elemen Menyimak
Interpretasi
Interpretation
Mendeskripsikan makna dari puisi serta
emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
Aplikasi
Application
Membacakan/mendeklamasikan atau
membuat karya untuk merespons puisi
Perspektif
Perspective
Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari
sudut pandang yang berbeda.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi penulis puisi dan
mencoba merasakan emosi yang dirasakan
penulis dan dituangkan dalam media yang
berbeda.
Peserta didik memahami informasi
berupa gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau pesan
dari teks deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi dari teks
visual dan audiovisual untuk
menemukan makna yang tersurat
dan tersirat.
21. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Khusus Fase D elemen Menyimak
Penjelasan
Explanation
Menjelaskan kembali isi sebuah teks cerita
pendek, puisi, drama, atau surat resmi dalam
bentuk lisan atau isyarat
Aplikasi
Application
Mampu mengikuti instruksi kerja tertulis
sederhana. Mampu menceritakan kronologi
sebuah peristiwa berdasarkan arahan
sederhana
Perspektif
Perspective
Berbagi pendapatnya mengenai sebuah teks
cerita pendek, puisi, atau drama
Interpretasi
Interpretation
Bermain peran berdasarkan sebuah teks
cerita pendek, puisi, atau drama
Peserta didik mampu menyimak
dengan saksama, memahami dan
memaknai instruksi, mengidentifikasi
informasi berupa fakta atau proses
kejadian dari teks petunjuk/arahan
sederhana, teks cerita pendek, surat
pribadi, teks puisi, teks drama, dan
surat resmi seperti surat undangan
dan surat pemberitahuan yang
disajikan dalam bentuk lisan atau
isyarat, teks aural (teks yang
dibacakan) dan teks audiovisual.
22. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Seni Tari Fase F elemen Menciptakan
Pengenalan Diri
Self Knowledge
Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak
tubuhnya dalam membawakan tarian tradisi.
Memilih teknik, pola gerak tertentu, makna atau
simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.
Aplikasi
Application
Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu,
makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi
pribadi.
Perspektif
Perspective
Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan
memahami perbedaan dan persamaan budaya dari
dua atau lebih daerah melalui tari tradisinya.
Empati
Empathy
Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam
sebuah karya tari tradisi yang menginspirasinya
untuk kemudian mengekspresikannya emosi
tersebut dengan gayanya sendiri ke dalam tari
kreasinya
Peserta didik mampu menciptakan
tari kreasi yang terinspirasi dari
hasil membandingkan berbagai
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi
berdasarkan makna, simbol, dan
nilai estetis dari perspektif
berbagai aspek seni.
23. Elemen setiap mata
pelajaran dapat berbeda
atau sama satu dengan
lainnya, tergantung
karakteristiknya masing-
masing.
24. Nama:
Mata Pelajaran/Fase/Elemen CP :
Elemen CP Mapel/Fase (Salin tempel elemen di sini)
Pengenalan
diri
Interpretasi
Penjelasan
Aplikasi
Perspektif
Empati
*Peserta dipersilakan memodifikasi bagan ini
*Peserta menggunakan minimal 2 dari 6 aspek pemahaman
25. Forward Design vs Backward Design
Forward Design
Aktivitas Belajar
Asesmen
Tujuan
Pembelajaran
Lebih fokus pada
pengajaran (aktivitas)
daripada pembelajaran
itu sendiri
(output/outcome)
Bisa menjadi
miskonsepsi bahwa
belajar adalah
aktivitas
Padahal
pembelajaran adalah
pertimbangan yang
cermat terhadap
makna aktivitasnya
Backward Design
Tujuan
Pembelajaran
Asesmen
Aktivitas Belajar
Pendekatan yang lebih
disengaja dan
terencana untuk
mencapai hasil yang
diinginkan lebih
efektif
26. 3 Tahapan Backward Design
Identifikasi
hasil yang
diinginkan
Menentukan
bukti dan
asesmen
Merencanakan
tahapan
kegiatan
pembelajaran
1 2 3
27. Pertanyaan untuk mengidentifikasi hasil yang diinginkan:
1. Apa yang perlu didengar, dibaca, dilihat, dijelajahi, atau
ditemukan?
2. Sejauh apa hal ini akan disampaikan/diceritakan?
3. Apa hal spesifik yang akan dapat membantu
mengidentifikasi tujuan?
Tahap 1: Identifikasi Hasil yang Diinginkan
• Membuat tujuan yang konkret dan spesifik
• Menentukan konten terbaik
• Mengidentifikasi hasil yang diinginkan
Apa yang perlu
ditemukan/dijelajahi?
Sejauh mana
penceritaannya?
Hal spesifik untuk
mengidentifikasi tujuan
pertanyaan ini membantu
kita untuk :
28. Dari tujuan tersebut, ternyata masih ada yang
perlu diidentifikasi lebih jauh. Hal ini bisa dilakukan
lewat bantuan pertanyaan:
1. Buku → akan berapa halaman? Ada resep,
atau caption saja? Jenis buku foto seperti apa?
2. Kuliner → mencakup apa saja? Makanan berat,
jajanan, atau termasuk minuman?
3. Dari seluruh Indonesia → berapa kota/tempat
yang bisa dianggap mewakili seluruh Indonesia
?
Hasil akhir yang diinginkan:
membuat buku kumpulan foto
kuliner dari seluruh Indonesia
Tahap 1 Backward Design :
Identifikasi Hasil yang
Diinginkan
Analogi Perjalanan (Memahami Backward Design)
29. Analogi Perjalanan (Memahami Backward Design)
Saya sudah memutuskan hal-hal
berikut :
1. Buku → berisi max 70
halaman, tanpa resep, hanya
cerita definisi singkat.
2. Kuliner → mencakup
makanan berat, jajanan, dan
minuman.
3. Dari seluruh Indonesia →
sampel diambil dari 20 kota
di pulau-pulau besar.
Yang kemudian saya lakukan adalah :
1. Menentukan daftar kota-kota tujuan
dan jenis kuliner yang akan
didokumentasikan
2. Membuat lini masa dan alur
perjalanan supaya kegiatan ini efektif
secara biaya dan waktu
30. Dalam Kurikulum Merdeka tujuan akhirnya
adalah Profil Pelajar Pancasila.
Tujuan akhir ini kemudian diturunkan
menjadi kalimat CP (yang dibagi ke dalam
beberapa fase), lalu didetailkan menjadi TP
dan ATP sebelum masuk ke proses
perancangan.
Memahami Kurikulum
Menggunakan Backward Design
31.
32. Capaian
Pembelajaran
Kurikulum
Opersional
Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam
fase usia.
Fase Fondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
Prasekolah
Taman
kanakkanak
Kelas 1 dan
2 Sekolah
Dasar atau
Madrasah
Ibtidaiyah
Kelas 3 dan
4 Sekolah
Dasar atau
Madrasah
Ibtidaiyah
Kelas 5 dan
6 Sekolah
Dasar atau
Madrasah
Ibtidaiyah
Kelas 7-9
SMP atau MT
Kelas 10 SMA,
SMK
atau MA
Kelas 11 -
12 SMA,
SMK atau
MA
Dokumen perencanaan pembelajaran merujuk pada kurikulum operasional sekolah. Dokumen
perencanaan pembelajaran tersebut merefleksikan visi dan misi sekolah.
33. Capaian Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran
Modul Ajar
Jabaran kompetensi yang dicapai
peserta didik dalam satu atau
lebih kegiatan pembelajaran.
Rangkaian tujuan pembelajaran
yang tersusun secara sistematis
dan logis, menurut urutan
pembelajaran sejak awal hingga
akhir suatu fase.
Capaian Pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran memiliki
fungsi yang sama dengan silabus, yaitu sebagai acuan
perencanaan pembelajaran. Pengembangan perangkat ajar oleh
guru merujuk pada dokumen kurikulum opersional sekolah dan
alur tujuan pembelajaran.
• Modul ajar merupakan salah satu jenis
perangkat ajar
• Satuan pendidikan yang menggunakan
modul ajar yang disediakan pemerintah,
maka modul ajar tersebut dapat
dipadankan dengan RPP Plus , karena
modul ajar tersebut memiliki komponen
yang lebih lengkap dibanding RPP.
• JIka satuan pendidikan mengembangkan
modul ajar secara mandiri, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP
selama disusun dengan komponen yang minimal sama dengan komponen RPP
• Satuan pendidikan dapat menggunakan
berbagai perangkat ajar termasuk modul
ajar atau RPP dengan kelengkapan
komponen dan format yang beragam
34. Tujuan Pembelajaran yang ideal
terdiri dari dari 2 komponen berikut:
Komponen 1
Kompetensi
yaitu
kemampuan
yang
mencakup
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
yang dapat
didemonstrasika
n oleh peserta
didik yang
menunjukkan
Komponen 2
Konten yaitu ilmu
pengetahuan inti atau
konsep utama
yang perlu dipahami di
akhir satu unit
pembelajaran.
35. Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran:
02
03
01
Menggambarkan urutan
pengembangan
kompetensi
yang harus dikuasai
peserta didik
Alur tujuan pembelajaran
dalam satu fase
menggambarkan
cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear
dari awal hingga akhir
fase.
Alur tujuan pembelajaran
pada keseluruhan fase
menggambarkan
cakupan dan tahapan
pembelajaran yang
menggambarkan
tahapan perkembangan
kompetensi antarfase
dan jenjang.
36. SARAN
• Dalam merumuskan tujuan pembelajaran pendidik merujuk pada
kompetensi yang tercantum pada CP.
• Merumuskan kalimat tujuan pembelajaran dapat mengambil referensi
dari berbagai sumber atau memadukan tujuan pembelajaran dari
berbagai kurikulum.
• Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila yang mungkin terkait
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
38. CONTOH 1
Menyusun Alur Tujuan
Pembelajaran
1
Melakukan analisis CP
mata pelajaran pada
fase yang akan
dipetakan.
3
Rumuskan tujuan pembelajaran
dengan mempertimbangkan
kompetensi yang akan dicapai,
konten yang akan dipelajari dan
variasi keterampilan berpikir apa
yang perlu dikuasai peserta didik
untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2
Identifikasi kompetensi-
kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik pada
fase tersebut.
39. CONTOH 1
Menyusun Alur Tujuan
Pembelajaran
4
Identifikasi elemen dan atau
subelemen Profil Pelajar
Pancasila yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang
dirumuskan.
5
Setelah tujuan pembelajaran
dirumuskan, susun tujuan
pembelajaran secara linear
sebagaimana urutan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan
dari hari ke hari.
40. CONTOH 2
Prosedur Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Fase :
Saran:
❑Penyusunan alur tujuan pembelajaran
dilakukan di tingkat satuan pendidikan oleh
tim pendidik pada mata pelajaran atau
rumpun mata pelajaran yang sama.
❑Alur tujuan pembelajaran yang telah
dipetakan, direview bersama di dalam tim,
berdasarkan expert judgment tim pendidik
untuk memastikan kesesuaiannya dengan
kriteria alur tujuan pembelajaran.
❑Evaluasi pada alur tujuan pembelajaran
hendaknya dilakukan sebagai bagian dari
evaluasi proses pembelajaran secara
keseluruhan.
❑Apabila teridentifikasi kendala atau ketidak
efektifan dalam pembelajaran, perbaikan
yang dilakukan bisa pada perangkat ajar,
tujuan pembelajaran atau pada alur tujuan
pembelajaran.
41. Contoh Hasil Pemetaan Capaian Pembelajaran ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran Matematika Fase B: Kelas 3 dan 4
42.
43.
44. Tujuan Pembelajaran (TP), terdiri dari:
1. Kompetensi → kemampuan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dapat
didemonstrasikan peserta didik
2. Konten → ilmu pengetahuan inti / konsep utama
45. Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):
1. Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang
harus dikuasai
2. ATP dalam 1 fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear
3. ATP keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran antarfase
46. Merumuskan TP dan ATP dari kalimat CP
1. Rumusan TP mengacu pada kompetensi dan konten pada CP
2. Rumusan kalimat TP dapat mengambil referensi dari berbagai
sumber → catatan penting: KepSek/Guru mampu memahami
kalimat tersebut.
3. Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dapat terkait
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
47. Pada akhir fase E, peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh
keanggotaan kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap
pembentukan identitas; serta memahami makna dan nilai dari keragaman;
dan mengidentifikasi perlunya melakukan pertukaran budaya dan
kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung; serta mengkaji makna dan
manfaat hidup dalam kebinekaan, kaya akan kearifan lokal, dan memilih
produk dalam negeri.
Bidang Studi: PPKn
48. Sila Bapak/Ibu menuliskan hal-hal berikut di kertas/word laptop masing-masing:
1. Daftar konten/topik materi yang terkandung dalam kalimat CP tadi.
2. Daftar kompetensi/keterampilan/kemampuan yang perlu dicapai siswa pada akhir fase,
merujuk kalimat CP tadi.
3. Kata/frasa yang perlu Guru perhatikan secara khusus (bila ada, di luar konten dan
kompetensi)
49. KOMPETENSI
1. mengidentifikasi
2. memahami dan mengkaji makna
3. memahami nilai dan manfaat
KONTEN (kata kunci)
1. keanggotaan kelompok lokal,
nasional, regional, dan global
2. pengaruh keanggotaan
terhadap pembentukan
identitas
3. pertukaran budaya, kolaborasi,
kebhinekaan
4. kearifan lokal, identitas, produk
dalam negri
50. Pada akhir fase E peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh
keanggotaan kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap
pembentukan identitas; serta memahami makna dan nilai dari keragaman;
dan mengidentifikasi perlunya melakukan pertukaran budaya dan
kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung; serta mengkaji makna dan
manfaat hidup dalam kebinekaan, kaya akan kearifan lokal, dan memilih
produk dalam negeri.
Bidang Studi: PPKn
51. KOMPETENSI
1. mengidentifikasi
2. memahami dan mengkaji
makna
3. memahami nilai dan manfaat
KONTEN: pengaruh
keanggotaan terhadap
pembentukan identitas
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi pengaruh
keanggotaan di berbagai level (lokal - global) terhadap
pembentukan identitas
2. Peserta didik mampu mengevaluasi pembentukan
identitas suatu negara
3. Peserta didik mampu menyampaikan hasil evaluasinya
dalam bentuk presentasi dengan data yang relevan
52. Alur pembelajaran dari pengembangan TP :
1. peserta didik melakukan studi literatur pada keanggotaan di berbagai
level
2. peserta didik mengidentifikasi karakteristik keanggotaan di setiap level
3. peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang memengaruhi pembentukan
sebuah identitas
4. peserta didik menganalisis dan mengevaluasi kaitan antara karakteristik
keanggotaan dengan proses pembentukan sebuah identitas
dst
53. Bidang Studi: Dasar-Dasar Teknik Elektronika
Elemen Capaian Pembelajaran
Alat ukur listrik, elektronika,
dan instrumentasi
Pada akhir fase E, peserta didik mampu
memahami jenis-jenis alat ukur, cara penggunaan,
penginterpretasian hasil pengukuran, dan
perawatan alat ukur listrik, elektronika, dan
instrumentasi.
54. KOMPETENSI
1. memahami
2. menguasai cara penggunaan
3. mengintepretasi hasil pengukuran
4. memahami cara perawatan
KONTEN (kata kunci)
1. jenis-jenis alat ukur listrik
2. jenis-jenis alat ukur elektronika
3. jenis-jenis instrumentasi
4. perawatan alat ukur listrik dan
elektronika
56. Apa yang dimaksud dengan Modul Ajar?
Modul Ajar merupakan salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk
merencanakan pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun
modul ajar memiliki komponen yang lebih lengkap.
Modul ajar adalah sebuah dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan
media pembelajaran serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit
atau topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih dan
memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks,
kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
57. ALUR PENULISAN MODUL AJAR CONTOH ALUR PENYUSUNAN MODUL AJAR
Mata Pelajaran : Bahasa INDONESIA
58. Komponen Modul Ajar Lengkap
LAMPIRAN
o Lembar aktivitas
o Rubrik penilaian
o Bahan ajar lain yang
relevan
KOMPONEN DETAIL
MODUL AJAR PER
PERTEMUAN
oBahan ajar
oPemahaman Bermakna
oPertanyaan pemantik
oIndikator keberhasilan
oAsesmen
oSarana dan prasarana
oRencana kegiatan
Komponen Modul Ajar
oFase capaian modul ajar
oJumlah jam pelajaran
oModel belajar
oTujuan Pembelajaran
oDimensi Pancasila
oPengetahuan/Keterampilan
Prasayarat
Struktur modul ajar tersebut bukan struktur wajib yang semuanya harus dilampirkan dalam modul ajar
yang dibuat/dimodifikasi. Guru diperbolehkan untuk memilih/menyederhanakan beberapa komponen
utama untuk dicantumakan dalam modul ajar sesuai dengan kebutuhan di kelas masing-masing.
59. Komponen Modul Ajar Wajib
Alur tujuan pembelajaran menjadi dasar bagi pendidik untuk menyusun perencanaan
pembelajaran atau modul ajar. Pendidik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan
modul ajar sendiri, memilih dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan
konteks, kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Secara umum modul ajar memiliki tiga komponen utama yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran
2. Langkah-langkah Pembelajaran atau Kegiatan Pembelajaran
3. Asesmen Pembelajaran.
Pendidik diperbolehkan apabila ingin mengembangkan modul ajar dengan komponen-
komponen tambahan di luar komponen wajib.
60. o Acuan Teknik Modifikasi Modul Ajar
1. Menetapkan tujuan belajar berdasarkan CP dan ATP sesuai karakteristik
murid, kurikulum; dan profil pelajar Pancasila.
2. Menyusun desain pembelajaran; melaksanakan; dan merefleksikan
kegiatan pembelajaran yang efektif.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan
karakter peserta didik secara holistic.
4. Pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya
peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan
61. Hal yang diperhatikan saat memilih
modul ajar untuk dimodifikasi:
1. Apakah selaras dengan rencana yang sudah dibuat saat
penyusunan ATP?
2. Apakah cocok dengan kondisi dan karakteristik murid?
3. Apakah sarana dan prasarananya tersedia di sekolah?
4. Adakah yang perlu atau bisa dimodifikasi?
62. Contoh Modifikasi Modul Ajar
Sila memilih contoh modul ajar lengkap sesuai jenjang yang diinginkan yang
tersedia di LMS, simak modifikasi modul ajar dari contoh tersebut.
Contoh yang dilampirkan bukan contoh baku. Peserta diperbolehkan untuk
membuat modifikasi modul ajar sesuai dengan karakteristik, konteks dan
kebutuhan kelas.
Struktur wajib dalam modul ajar adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran atau kegiatan pembelajaran dan asesmen
pembelajaran. Pendidik diperbolehkan apabila ingin menambahkan komponen
lain yang relevan.
63. Modul Ajar
Asesmen yang
dibutuhkan dalam
satu unit/topik
berdasarkan alur
tujuan pembelajaran
Media
pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Tujuan
2.
Komponen
Inti
1. Informasi
Umum
3. Lampiran
64.
65. MODUL AJAR
Informasi umum Komponen inti Lampiran
● Identitas penulis modul
● Kompetensi awal
● Profil Pelajar Pancasila
● Sarana dan prasarana
● Target peserta didik
● Model pembelajaran
yang digunakan
● Tujuan pembelajaran
● Asesmen
● Pemahaman bermakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan pembelajaran
● Refleksi peserta didik dan
pendidik
● Lembar kerja peserta didik
● Pengayaan dan remedial
● Bahan bacaan pendidik dan
peserta didik
● Glossarium
● Daftar pustaka
46
66. IDENTITAS SEKOLAH
• Berisi Informasi Umum Sekolah, komponen Informasi Umum, minimal memuat berikut:
1. Judul Modul Modul Ajar (diambil dari Materi Esensial)
2. Nama SEKOLAH
3. Nama MAPEL
4. Alokasi waktu, ( diambil dari alokasi waktu di Silabus yang telah dipetakan bersadarkan
distribus alokasi waktu sesuai struktur Kurikulum Merdeka (Kepmendikbudristek No.
56/M/2022)
5. Nama Penyusun
6. PENGANTAR (dirangkum dari “potongan CP pada fase yang sesuai, contoh Peserta didik
mampu….)
7. PROFIL PELAJAR PANCASILA, (diambil dari dimensi PPP ( SK Kabalitbang No. 009/H/KR/2022)
8. MODEL DAN/ATAU METODE PEMBELAJARAN (disesuaikan dengan skenario pembelajaran)
9. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR (deesesuaikan dengan Tujuan pembelajaran atau diambil dari
Silabus yang telah disusun
67. KOMPONEN INTI
• Ruang Lingkup (dikutib dari Standar Isi (Peremendikbudristek No 7/2022 atau silabus yang
telah disusun)
• Materi esensial (disajikan dalam bentuk Peta Konsep/ Mind Map)
• Tujuan Pembelajaran (Diambil dari ATP yang ada di Silabus yang telah disusun, contoh: Melalui
pembelajaran Projek Based Learning siswa dapat……..)
• Skenario Pembelajaran:
A. KEGIATAN PENAHULUAN (disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan hal lain yang biasa
dilaksanakan pada saat kegiatan pendahuluan, pada tahap ini guru dapat melakukan
asesmen diagnostik non kognitif dan/atau kogntif/ disarankan asesmen ini dilakukan
sebelum pembelajaran agar dapat melakukan persiapan pembelajaran direfensiasi)
B. KEGIATAN INTI (pada kegiatan ini menyesuaikan dengan model dan/.atau metode yang
dipilih, jika menggunakan model pembelajaran maka sintaks pada model pembelajaran
tersebut dituliskan pada bagian ini, asesmen formatif dilakukan juga pada kegiatan inti,
disarankan kegiatan pembelajaran berdiferensasi dapat diwujudkan pada kegiatan inti,
mengintegrasi KSE (Kompetensi Sosial Emosional) yang dapat diterapkan pada kegiatan inti
atau pendahulua atau penutup sesuai situasi dan kondisi peserta didik
C. PENUTUP minimal memuat kegiatan: menyusun kesimpulan, asesmen sumatif (bisa berupa
tes/tugas projek dll), refleksi dan tindaklanjut pembelajaran
68. Contoh Komponen yang
dilampirkan pada Modul Ajar
• LKPD
• INSTRUMEN DIAGNOSTIK (NON KOGNITIF DAN/ATAU
KOGNITIF)
• RANCANGAN/SKENARIO PENILAIAN FORMATIF
(PENGETAHUAN/KETARMPILAN/SIKAP)
• RANCANGAN/SKENARIO PENILAIAN SUMATIF
(PENGETAHUAN/KETERAMPILAN)
• BAHAN BACAAN (SESUAI MATERI ESENSIAL)
• GLOSARIUM
• DAFTAR PUSTAKA/RUJUKAN