Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip, jenis, dan pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran. Terdapat lima prinsip asesmen yang dijelaskan yaitu asesmen sebagai bagian terpadu dari pembelajaran, dirancang sesuai tujuan, dilakukan secara adil dan valid, meliputi berbagai bentuk, serta memberikan laporan yang bermanfaat. Dokumen ini juga menjelaskan tiga jenis asesmen berdasarkan fungs
2. Jenis dan Fungsi Asesmen
Paradigma Asesmen
Pada akhir sesi ini, Bapak/Ibu
akan memahami tentang…
Prinsip Asesmen
Langkah-Langkah Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
Prinsip-prinsip Pelaporan Asesmen
3. Jenis dan Fungsi Asesmen
Paradigma Asesmen
Prinsip Asesmen
• 5 Prinsip asesmen
• Keterkaitan asesmen dengan
prinsip pembelajaran
Pertama-tama mari kita
pelajari tentang…
4. 1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, menyediakan
informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua.
2. Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
3. Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta
didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang langkah
selanjutnya.
4. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ditargetkan.
5. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan
informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan
peningkatan mutu pembelajaran.
5PRINSIP ASESMEN
6. Paradigma Asesmen
Langkah-Langkah Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
• Jenis Asesmen berdasarkan
fungsinya
Selanjutnya mari kita
pelajari tentang…
Jenis dan Fungsi Asesmen
7. Jenis Asesmen berdasarkan fungsinya:
Assessment as Learning: asesmen sebagai proses
pembelajaran
Assessment for Learning: asesmen untuk proses
pembelajaran
Assessment of learning: asesmen pada akhir proses
pembelajaran
Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung
berfokus pada asesmen sumatif (assessment OF
learning) yang dijadikan acuan untuk mengisi
laporan hasil belajar, sehingga hasil asesmen
belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk
perbaikan pembelajaran.
Pada pembelajaran paradigma baru,
pendidik diharapkan
menyelenggarakan lebih banyak
asesmen formatif untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran.
8. Asesmen SEBAGAI
Proses Pembelajaran
(Assessment AS Learning)
Asesmen UNTUK
Proses Pembelajaran
(Assessment FOR Learning)
Asesmen PADA AKHIR
Proses Pembelajaran
(Assessment OF Learning)
• Asesmen untuk refleksi
proses pembelajaran
• Berfungsi sebagai asesmen
formatif
• Asesmen untuk perbaikan
proses pembelajaran
• Berfungsi sebagai asesmen
formatif
• Asesmen untuk evaluasi
pada akhir proses
pembelajaran
• Berfungsi sebagai asesmen
sumatif
Perbedaan assessment as dan for learning adalah assessment as
learning lebih melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan
asesmen tersebut. Peserta didik diberi pengalaman untuk belajar
menjadi penilai bagi diri sendiri dan temannya. Penilaian diri (self
assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh
assessment as learning.
Dalam assessment as learning peserta didik sebaiknya dilibatkan
dalam merumuskan prosedur, kriteria, maupun rubrik/pedoman
asesmen sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus
dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal.
9. Langkah-Langkah Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
Prinsip-prinsip Pelaporan Asesmen
• Pemahaman yang perlu dimiliki
pendidik untuk melaksanakan
asesmen dengan efektif
Paradigma Asesmen
10. 1 Penerapan pola berpikir bertumbuh
(growth mindset)
kesalahan akan menstimulasi
perkembangan otak peserta didik
jika diterima, dikomunikasikan dan
dicarikan solusi
Kesalahan dalam belajar itu
wajar.
Tetapi tentang pemahaman,
penalaran, penerapan, serta
kemampuan menilai dan berkarya
secara mendalam.
Belajar bukan tentang
kecepatan,
Pengondisian lingkungan belajar
(fisik dan psikis) di sekolah dan
rumah akan mempengaruhi
pencapaian hasil belajar
Lingkungan belajar
akan sangat mempengaruhi
performa peserta didik.
Ekspektasi pendidik yang positif
membiasakan peserta didik untuk
melakukan asesmen diri, asesmen
antarteman, refleksi diri, dan
pemberian umpan balik
antarteman.
Berlatih melakukan asesmen
Paradigma Asesmen Mereka memiliki peta jalan belajar
yang berbeda, dan tidak perlu
dibandingkan dengan teman-
temannya.
Setiap peserta didik unik,
Pemberian umpan balik yang tepat
akan berpengaruh pada motivasi
belajar peserta didik.
Apresiasi /Umpan Balik
11. Ladder of Feedback
Klarifikasi
Penilaian
Perhatian
Saran
Apresiasi
• Apa yang kamu
maksud dengan …
• Bisa tolong jelaskan
lagi tentang …
• Bagaimana itu bisa
terjadi?
• Bagian ini efektif
karena …
• Ini menarik karena …
• Ini ide yang bagus
untuk …
• Saya membayangkan
bagaimana jika …
• Apakah mungkin jika
…
• Saya belum paham
bagaimana …
• Bagaimana kamu
bisa…
• Pernahkah kamu
berpikir tentang …
• Bagaimana kalau
menambahkan …
• Bisakah kamu
menghapus bagian
…
• Idemu mengingatkan
saya pada …
• Saya bisa melihat
pekerjaan …ini bisa
saya gunakan juga
• Saya belajar … dari
jawabanmu
Dikutip dari https://sonyaterborg.com/2018/10/21/ladder-of-feedback/
Contoh praktik baik memberikan umpan balik secara berjenjang
12. Paradigma Asesmen
Terpadu
Asesmen dilaksanakan terpadu dengan pembelajaran
mencakup kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang saling terkait. Rumusan capaian
pembelajaran telah mengakomodasi tiga ranah
tersebut.
02
Keleluasaan dalam Menentukan
Waktu Asesmen
Asesmen diagnostic
• Awal pembelajaran
• Awal lingkup materi
Asesmen formatif
• Selama proses pembelajaran
Asesmen sumatif
• Selesai 1 lingkup materi (terdiri beberapa tujuan pembelajaran)
• Pada akhir fase
• Jika diperlukan untuk menguatkan konfirmasi capaian hasil
belajar, asesmen sumatif dapat dilakukan pada akhir semester,
berfokus pada kompetensi yang dipelajari selama satu
semester.
03
13. Paradigma Asesmen
Keleluasaan dalam
Menentukan Jenis Asesmen
Pendidik diberikan keleluasaan dalam merencanakan dan
menggunakan jenis asesmen dengan mempertimbangkan:
karakteristik mata pelajaran, karakteristik dan
kemampuan peserta didik, capaian pembelajaran, dan
tujuan pembelajaran, serta sumber daya pendukung
yang tersedia.
04
Keleluasaan dalam Menggunakan
Teknik dan Instrumen Asesmen
Pendidik diberikan keleluasaan dalam menggunakan
Teknik (cth: observasi, performa, tes tertulis/lisan) dan
instrumen penilaian (cth: rubrik, eksemplar, ceklist, catatan
anekdotal, grafik perkembangan peserta didik).
05
14. Paradigma Asesmen
6. Keleluasaan dalam Menentukan Kriteria
Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran
menjadi sumber informasi atau data bagi pendidik
untuk menentukan tindak lanjut penyesuaian
pembelajaran sesuai kondisi peserta didik.
8. Keleluasaan dalam Menentukan Kriteria
Kenaikan Kelas
Pendidik dan satuan pendidikan diberikan
keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan
kelas, dengan mempertimbangkan:
• Laporan Kemajuan Belajar
• Laporan Pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
• Portofolio peserta didik
• Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik
• Tingkat kehadiran
7. Keleluasaan dalam Mengolah
Hasil Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan
memanfaatkan hasil formatif dan sumatif.
Terdapat 2 jenis data yaitu data hasil
asesmen yang berupa angka (kuantitatif)
serta data hasil asesmen yang berupa narasi
(kualitatif).
15. Prinsip-prinsip Pelaporan Asesmen
• Alur pelaksanaan asesmen
○ PAUD
○ DASMEN
Selanjutnya mari kita
pelajari tentang…
Langkah-Langkah Perencanaan, Pelaksanaan,
dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif
16. Alur Asesmen
1. Menggunakan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun,
kemudian identifikasi tujuan pembelajaran yang menjadi kompetensi
yang diinginkan.
2. Mengidentifikasi bentuk asesmen yang hendak dilakukan untuk
mengukur pembelajaran secara formatif maupun sumatif.
3. Membuat instrumen asesmen formatif dan sumatif bersamaan
dengan menyusun modul ajar.
4. Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
5. Mengolah Hasil Asesmen
17. Menggunakan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun, kemudian identifikasi
tujuan pembelajaran yang menjadi kompetensi yang diinginkan. → misalnya
menyajikan, menggeneralisasi, membandingkan, memperkirakan, mengukur,
mengobservasi, dan lain-lain.
1
Contoh
18. 2. Mengidentifikasi bentuk asesmen yang hendak dilakukan
untuk mengukur pembelajaran secara formatif maupun sumatif.
Contoh
21. 4. Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Asesmen Sumatif
• Sumatif dilakukan pada akhir lingkup
materi untuk mengukur kompetensi
yang dikehendaki dalam tujuan
pembelajaran dan pada akhir semester
• Pendidik dapat menggunakan berbagai
teknik seperti portofolio, performa
(kinerja, produk, proyek, portofolio),
maupun tes.
• Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti
dengan memberikan umpan balik atau
melakukan intervensi kepada peserta
didik maupun proses pembelajaran yang
telah dilakukan.
Asesmen Formatif
• Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran,
yang, kemudian ditindaklanjuti untuk memberi perlakuan
berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan
proses pembelajaran.
• Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti
observasi, performa (kinerja, produk, proyek, portofolio),
maupun tes.
• Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan langsung
dengan memberikan umpan balik atau melakukan
intervensi.
• Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen
seperti rubrik, catatan anekdotal, lembar ceklist untuk
mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung.
22. Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif
Contoh bentuk asesmen tidak tertulis
Diskusi kelas
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi murid
di depan publik dan mengemukakan pendapat.
• Melatih murid untuk belajar berdemokrasi,
mendengarkan dan menerima pendapat orang lain
yang mungkin berbeda dengannya, juga merespons
pendapat tersebut dengan cara yang sopan dan
simpatis.
Drama
• Mengembangkan kemampuan seni peran dan
berkomunikasi murid.
• Mendorong murid untuk melihat sebuah masalah
dari perspektif yang berbeda sehingga dapat
menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran kritis
murid.
Produk
• Membuat model miniatur 3
dimensi (diorama), produk digital,
produk seni, dll.
• Mengembangkan kreativitas
• Menanamkan pengertian
mengenai sebuah peristiwa
Presentasi
• Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi
• Mendorong murid untuk
memahami topik presentasi
dengan mendalam
Tes Lisan
• Kuis tanya jawab secara
lisan
• Mengonfirmasi pemahaman
murid
• Menerapkan umpan balik
23. Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif
Contoh bentuk asesmen tertulis
Refleksi
• Melatih murid untuk berperan aktif dalam
mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri dan
memikirkan bagaimana cara mereka dapat
memperbaiki diri.
• Hasil refleksi ini dapat digunakan guru untuk melihat
sisi lain proses pembelajaran murid
Jurnal
• Melatih kemampuan murid untuk
mengorganisasi dan mengekspresikan
ide/pemikiran mereka dalam bentuk tulisan.
• Biasanya ditulis dengan bahasa yang kurang
formal sehingga memberikan murid kebebasan
berpikir kreatif.
• Menjadi alat untuk murid merefleksikan
perkembangan mereka secara
berkesinambungan.
Esai
• Mengasah keterampilan menulis
akademis murid, seperti
mengembangkan argumen,
menyajikan bukti, mencari sumber
terpercaya untuk mendukung
argumen, dan menggunakan
referensi dengan tepat.
• Mengembangkan cara berpikir kritis
dan daya analisis murid.
Poster
• Mendorong kemampuan
murid untuk mengeksplorasi
topik dan
mengkomunikasikan
pemahaman mereka dengan
cara semenarik mungkin
Tes Tertulis
• Kuis pilihan ganda
• Kuis pertanyaan
• Menerapkan umpan balik
26. PENTING!!!!!!
Pendidik tidak boleh mencampur penghitungan dari hasil asesmen
formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki
fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan
umpan balik pada proses sehingga asesmen formatif bukan menjadi
penentu atau pembagi untuk nilai akhir. Dalam mengolah dan
menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu membagi
asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar
peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam
kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat).
Untuk situasi ini, nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa
kegiatan asesmen tersebut.
27. Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif
terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data
kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh
dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase, maupun tujuan-tujuan pembelajaran
turunannya. Ada 2 langkah dalam mengolah hasil asesmen berikut:
Mengolah Hasil Asesmen
Langkah 1: Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran
• Pendidik dapat menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan pemeblajaran peserta didik.
• Pendidik diberi keleluasaan untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional sebagai hasil asesmen
tujuan pemebelajaran peserta didik
Langkah 2: Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir
• Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran, data kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat
memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan
dapat ditambahkan tindak anjut secara ringkas bila ada
28. Perlu diperhatikan:
Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau
lebih tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian
dari tujuan pembelajaran setiap peserta didik. Pendidik dapat
menggunakan data kualitatif sebagai hasil asesmen tujuan
pembelajaran peserta didik. Namun, dapat juga menggunakan data
kuantitaif dan mendsikripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi
keleluasaan untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata
maupun proporsional.
Langkah 1: Mengolah hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran
29. Contoh langkah 1
Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata
pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar, dengan indikator terdiri atas:
1) mampu menguraikan manfaat sumber energi; dan
2) mampu melakukan pengamatan sesuai prosedur.
Indikator 1 menggunakan teknik tes tertulis pilihan ganda atau essay, indikator 2
menggunakan unjuk kerja.
Hasil asesmen sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4 kualitas, yaitu: 1) perlu
bimbingan, 2) cukup, 3) baik, dan 4) sangat baik. Pendidik juga dapat menentukan angka
kuantitatif pada setiap kualitas yang disajikan, misalnya untuk kriteria perlu bimbingan
antara 0-60, kriteria cukup antara 61-70, kriteria baik antara 71-80, dan sangat antara 81-
100.
Maka rubrik penilaiannya dapat ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
30. Rubrik tujuan pembelajaran Hasil asesmen tujuan pembelajaran
Contoh langka 1: mengolah rubrik tujuan pembelajaran menjadi hasil asesmen
tujuan pembelajaran
Pengolahan rubrik menjadi hasil asesemen:
• Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada
kualitas cukup, peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian kompetensi.Berdasarkan hasil
asesmen pilihan ganda/ esai untuk indikator 1 dan, unjuk kerja untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan pendidik.
* peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
31. Perlu diperhatikan:
Langkah 2: Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir
Capaian tujuan pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi
nilai akhir mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu semester).
Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung
diolah, sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan
mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang
belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada.
32. Contoh langkah 2
Pada proses pengolahan tujuan pembelajaran
terdapat 2 Contoh untuk menjadi nilai akhir
1. Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kuantitatif (angka pencapaian).
2. Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan
pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)
33. Contoh langkah 2 bag. 1
Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan pembelajaran
untuk mapel IPA, 7 tujuan pembelajaran untuk B.
Indonesia, dan 5 tujuan pembelajaran untuk mapel
Agama (contoh hanya 3 mapel, namun cara ini dapat
berlaku untuk semua mapel).
Catatan:
❖ Asumsi: satuan pendidikan menggunakan rentang
nilai untuk ketercapaian tujuan pembelajaran.
Rentang ini bisa sama untuk setiap mapel atau
berbeda, tergantung kesepakatan para pendidik di
satuan pendidikan.
❖ Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan
pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan nilai
sumatif per mata pelajaran. Ketidaktuntasan
ditandai (*) di tujuan pembelajaran tertentu saja.
Hal ini bertujuan untuk mengkomunikasikankepada
orang tua dan peserta didik tentang tujuan
pembelajaran mana yang belum dituntaskan oleh
peserta didik.
Contoh: Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-
55 belum mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah
mencapai ketuntasan.
Bag. 1 Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk
setiap tujuan pembelajaran dengan data kuantitatif
(angka pencapaian).
34. Contoh langkah 2 bag. 2
Catatan:
❖ Perlu bimbingan: peserta didik masih kesulitan dan
sangat bergantung pada bimbingan dalam
mencapai tujuan pembelajaran dan belum siap
memasuki pembelajaran lebih lanjut. Perlu
direkomendasikan untuk menguatkan tujuan
pembelajaran dengan mengikuti remedial.
❖ Cukup: peserta didik masih kesulitan dalam
mencapai sebagian tujuan pembelajaran dan perlu
menguatkan tujuan pembelajaran yang dipelajari
sebelum mengikuti pembelajaran selanjutnya
dengan penekanan pada aspek-aspek yang belum
dikuasai.
❖ Sangat baik: peserta didik mengikuti pembelajaran
selanjutnya dan dilibatkan diberikan pengayaan
atau tantangan lebih.
Bag. 2. Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap
tujuan pembelajaran dengan data kualitatif (skala dengan
deskriptor)
36. Contoh Pengolahan Nilai Rapor
Contoh Pengolahan Data Kualitatif
Contoh tabel ini adalah pada mata pelajaran Informatika SMP (Fase D) elemen teknologi informasi dan komunikasi, selama satu semester peserta
didik mempelajari materi tentang antarmuka grafis, surat elektronik, peramban web dan mesin telusur, manajemen folder dan file, membuat
dokumen dengan aplikasi perkantoran. Guru telah melakukan lima kali sumatif sesuai tujuan pembelajaran yang dicapai pada semester tersebut
dan satu kali sumatif akhir semester. Nilai yang diberikan dalam bentuk deskripsi kualitatif sesuai capaian peserta didik. Nilai akhir semester
menggambarkan deskripsi kualitas dari capaian peserta didik yang menunjukkan adanya hal-hal yang belum tercapai dan sudah tercapai oleh
peserta didik.Tabel di bawah ini menunjukkan contoh pengolahan data untuk mendapatkan nilai kualitatif pada akhir semester berdasarkan
indikator-indikator yang dicapai oleh setiap peserta didik.
37. • Pelaporan asesmen dan
umpan balik
Selanjutnya mari kita
pelajari tentang…
Prinsip-prinsip Pelaporan Asesmen
38. Pelaporan Hasil Belajar
• Pelaporan hasil adalah bagaimana sekolah
mengkomunikasikan apa yang peserta didik ketahui, pahami,
dan bisa lakukan.
• Pelaporan menggambarkan perkembangan dari proses
pembelajaran peserta didik, mengidentifikasi area yang perlu
dikembangkan, dan berkontribusi pada efektivitas
pembelajaran.
39. Bentuk Pelaporan Hasil Belajar yang Efektif
Melibatkan orang-tua peserta didik, peserta didik dan pendidik
sebagai partner.
Merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah.
Menyeluruh, jujur, adil dan dapat dipertanggung jawabkan.
Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak.
40. Perbedaan pelaporan belajar dan pelaporan
hasil belajar
• Dalam bentuk pelaporan belajar, peserta didik lebih banyak
berperan dalam aktivitasnya.
• Pelaporan hasil belajar (rapor), dibuat oleh pendidik sebagai
analisis hasil belajar dalam bentuk tertulis dan langsung
dilaporkan ke orang tua peserta didik. Laporan hasil belajar
biasanya diberikan di akhir semester dan akhir tahun ajaran.
41. Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi
capaian kompetensi pada rapor
45. Bentuk Pelaporan selain Rapor
Contoh bentuk Pelaporan selain rapor
Portofolio
• Sebagai dokumentasi dari
hasil karya peserta didik.
• Isi portofolio adalah hasil
karya peserta didik yang
dipilih oleh peserta didik,
berdasarkan hasil diskusi
dengan pendidik.
• Portfolio bisa berupa foto,
video, infografis, poster atau
karya apapun yang bukan
berupa lembar soal -
jawaban. Portofolio peserta
didik SMK bisa berupa benda
kerja/produk hasil praktik.
Diskusi / Konferensi
• Berbagi informasi antara pendidik,
peserta didik dan orang tua.
• Sekolah perlu menentukan fungsi
dari suatu diskusi untuk dapat
mengembangkan struktur, dan
kegiatannya melibatkan menentukan
target belajar.
• Diskusi atau konferensi bisa dalam
struktur formal maupun informal.
Pameran Karya
• Sebagai perayaan proses
belajar peserta didik dan juga
sebagai asesmen sumatif.
• Pameran karya berisi proses
dari pembelajaran hingga
produk dari sebuah proyek
belajar.
• Pameran karya bisa
mengundang orang tua
peserta didik, komunitas
sekolah maupun
mengundang peserta didik
dan pendidik dari sekolah
lain untuk saling belajar dan
mendapatkan umpan balik
dari audiens yang lebih luas
selain pendidik kelas.
46. Laporan Hasil Belajar (Rapor)
Yang perlu diperhatikan dalam melaporkan hasil belajar:
• Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan dan mengolah nilai lebih
singkat.
• Pengumpulan dan pengolahan hasil akhir lebih mudah.
Yang sebaiknya dihindari:
• Merekayasa hasil tanpa adanya bukti perkembangan pembelajaran.
• Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah.
• Penggunaan kata atau kalimat negatif.
• Menilai dengan skor atau angka tanpa deskripsi kriteria.
48. Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen
Melakukan refleksi pembelajaran dan asesmen pada masing-masing modul ajar.
• Pada kegiatan ini pendidik perlu melakukan refleksi terhadap pembelajaran dan asesmen yang telah
dilakukan pada masing-masing modul ajar, cermati bagian manakah yang telah tercapai dan belum.
Hasil asesmen formatif dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan refleksi.
Mengidentifikasi apa saja yang sudah berhasil dan apa saja yang perlu diperbaiki.
• Identifikasi keberhasilan dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai sudut pandang, seperti
kegiatan diskusi dengan teman sejawat, menggunakan data asesmen, maupun penilaian dari peserta
didik.
Menindaklanjuti dengan memodifikasi modul ajar selanjutnya.
• Modifikasi modul ajar tentunya dilakukan setelah kegiatan evaluasi pembelajaran dan asesmen,
pendidik dapat bekerja sama dengan teman sejawat untuk melakukan pengembangan berdasarkan
kebutuhannya.
50. Mekanisme Diskusi:
• Di dalam kelompok, silahkan Bapak/Ibu berbagi pengalaman dalam
mencatat hasil asesmen formatif
• Bagaimana pengalaman melakukan pencatatan hasil asesmen
secara keseluruhan?
• Apa yang sudah bekerja?
• Apa yang menjadi kendala?
• Setelah berdiskusi, silahkan Bapak/Ibu mencari pasangan dari jenjang
atau unsur yang berbeda dan saling memberi input
• Hal apa yang sudah baik dari pencatatan hasil asesmen pasangan
diskusi Anda?
• Masukan membangun apa yang dapat diberikan?
Diskusikan dengan
teman sejawat
Bapak/Ibu terkait
pengalaman dalam
pencatatan asesmen.
52. 1. Apa hal baru yang telah saya pelajari mengenai manfaat
asesmen?
2. Apa pemikiran baru yang saya dapatkan dalam sesi
sebelumnya?
3. Apa hal yang sudah tepat saya lakukan selama ini terkait
pengolahan hasil asesmen?
4. Apa yang akan saya lakukan dengan pemikiran baru yang
saya dapatkan? Jelaskan rencana, tantangan, dan
peluangnya.
56. • Merefleksikan pembelajaran yang
didapatkan setelah merancang
mengolah dan melaporkan
asesmen formatif dan sumatif
Pada akhir sesi ini, peserta
mampu…