1. METODE PENGAMBILAN DATA PRODUKSI PADA
SUMUR YANG BERPRODUKSI DAN SUSPENDED
PROPOSAL
TUGAS AKHIR
Oleh :
Taruna Eka Prayitna
NIM 1301065
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
SARJANA TEKNIK
Pada Jurusan Teknik Perminyakan
Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi Balikpapan
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Charles Ir.Yudiaryono
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia pada dua
dekade ini tentang penemuan cadangan baru makin terasa sulit, di lain pihak tingkat
laju produksi harus dapat dipertahankan sesuai dengan kebutuhan yang ada, baik
dalam maupun luar negeri khususnya kebutuhan bagi kelangsungan hidup manusia,
sebab minyak bumi merupakan sumber energi yang utama dan sangat dibutuhkan.
Dalam usaha eksplorasi kemudian menemukan cadangan baru yang
dilanjutkan dengan kegiatan eksploitasi, mengoptimalkan produksi minyak dan gas
baik dari sumur-sumur lama maupun sumur-sumur baru untuk memenuhi suplai
energi serta meningkatkan cadangan secara efektif dan efisien. Kenyataan ini
memerlukan penelitian dan evaluasi berlanjut (continue) terhadap daerah yang
mempunyai prospek keterdapatan minyak dan gas bumi.
Indonesia yang berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia, lempeng
Eurasia, lempeng pasifik dan lempeng Australia memiliki kondisi geologi yang rumit
dan menarik untuk dipelajari. Kondisi geologi ini jugalah yang menyebabkan
Indonesia memiliki kekayan sumber daya alam yang sangat melimpah.
Alat akustik sudah digunakan untuk membantu menganalisis sumur pompa
selama lebih dari 50 tahun. Pemakaiannya pada mulanya terbatas pada penentuan
tinggi cairan di anulus diatas pompa, sehingga bisa diketahui apakah pompa bekerja
dengan semestinya.
Setelah itu timbul pemikiran untuk menghitung besarnya tekanan bawah
permukaan yang merupakan penjumlahan dari tekanan selubung, tekanan kolom gas
dan tekanan kolom liquid diatas perforasi. Kesulitan biasanya ditemukan dalam
mengitung berat jenis kolom liquid karena adanya kandungan gas didalam liquid
sehingga umumnya berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis campuran minyak dan
air.
3. CP Walker (1937) menggunakan metoda “back pressure” untuk mendorong
permukaan liquid sehingga mendekati lobang pompa (umumnya terletak didekat
perforasi) sehingga tekanan yang diakibatkan oleh kolom liquid dapat diabaikan dan
tekanan BHP dihitung menggunakan penjumlahan tekanan selubung ditambah
tekanan kolom gas. Mc Coy et al (1988) mengemukakan teknik menghitung gradien
liquid dengan cara mengukur debit gas yang keluar di anulus. Hal ini dilakukan
dengan cara mencatat perubahan tekanan dari waktu ke waktu (setelah suara
ditimbulkan dan direkam, sumur di shut in untuk 2 - 10 menit).
Dengan mengetahui debit gas di anulus dapat di hitung besarnya kandungan
gas dikolom liquid. Bantuan komputer sangat berguna untuk menghitung sehingga
hasilnya dengan cepat dapat disajikan.
1.2. Latar Belakang Tugas Akhir
Aplikasi ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi diharapkan mempunyai asas
manfaat dan konsep penelitian yang diberikan oleh perusahaan diharapkan dapat
digunakan secara maksimal untuk menyerap ilmu dalam kegiatan praktek
pengaplikasian teori di lapangan. Adanya perbedaan pemahaman, konsep, proses
analisa dan penyajian data dengan apa yang dipelajari di lingkungan akademika di
dunia pekerjaan memperlihatkan kita akan kemajuan teknologi yang digunakan dalam
industri perminyakan.
Kita ketahui provinsi Kalimantan Timur memiliki kekayaan alam yang
melimpah khususnya di sektor migas yang saat ini telah dieksploitasi maupun yang
sedang dieksplorasi. Tetapi disamping itu kurangnya sumber daya manusia, modal
dan teknologi menjadi penghambat dalam eksplorasi kekayaan alam.
Untuk mendapatkan minyak dan gas bumi harus mengetahui beberapa hal,
yaitu:
1. Kondisi Geologi, meliputi jenis dan komposisi batuan reservoir, bentuk
perangkap, pola struktur maupun stratigrafi.
4. 2. Tipe Reservoir, meliputi karakeristik / sifat fisik batuan dan fluida,
mekanisme pendorong maupun cadangan minyak terambil.
3. Metode Produksi meliputi metode sembur alam atau buatan, laju produksi
serta pengangkutan dan penampungan.
1.3. Manfaat Dan Kegunaan
1. Hasil penelitian atau analisa dapat bermanfaat bagi kami sendiri sebagai hasil
pengaplikasian ilmu yang telah dipelajari selama diperkuliahan.
2. Dapat berguna sebagai referensi bagi adik tingkat di STT Migas Balikpapan
dalam pembeajaran.
1.4. Maksud Dan Tujuan
1.4.1. Maksud
Adapun maksud dari pelaksanaan tugas akhir adalah sebagai berikut
mengetahui tentang pemilihan jenis pumping yang sesuai dari hasil data sonolog
berdasarkan karakteristik reservoir
1.4.2. Tujuan
Mengingat proses belajar mengajar di bangku kuliah yang diperkirakan masih
belum mencukupi bekal pengetahuan dan keterampilan, juga mampu bagi
mahasiswa diwaktu kerja nanti. Dengan kegiatan Tugas Akhir ini tujuan yang
hendak kami capai , antara lain Untuk mendapatkan data lapangan yang dapat
kami analisis dan dikembangkan untuk penulisan Tugas Akhir.
1.5. Ruang Lingkup
Pada saat melakukan Tugas Akhir dilakukan system pendekatan untuk
menganalisa kondisi perusahaan, untuk itu diperlukan informasi yang cukup
mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga perlu
dilakukan pembatasan pada ruang lingkup masaalah antara lain :
1. Pengambilan data perusahaan secara umum meliputi :
5. • Sejarah PT. PERTAMINA EP UBEP Sangasanga
• Struktur organisasi
• Unit-unit produksi
• Pemasaran hasil produksi
• Hasil produksi
2. Pengambilan data operasi produksi meliputi :
• Pengenalan lapangan produksi wilayah kerja Sangasanga
• Sistem produksi atas permukaan
• Jenis dan spesifikasi lifting
• Sistem produksi bawah permukaan
• Logging, Stimulasi dan Cementing
• Gas plant
• Workover dan Wellservice
• Barging
1.5. Waktu dan Lokasi Tugas Akhir
Pengambilan data Tugas Akhir ini berlangsung selama 1 bulan, dimulai dari
tanggal 1 April 2017 – 30 April 2017. Tugas Akhir dilakukan di PT.
PERTAMINA EP UBEP Field Sangasanga dan Tarakan.
6. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendahuluan
Alat akustik atau Sonolog sudah digunakan untuk membantu menganalisis sumur
pompa selama lebih dari 50 tahun. Pemakaiannya pada mulanya terbatas pada
penentuan tinggi cairan di anulus diatas pompa, sehingga bisa diketahui apakah
pompa bekerja dengan semestinya.
Setelah itu timbul pemikiran untuk menghitung besarnya tekanan bawah
permukaan yang merupakan penjumlahan dari tekanan selubung, tekanan kolom gas
dan tekanan kolom liquid diatas perforasi. Kesulitan biasanya ditemukan dalam
mengitung berat jenis kolom liquid karena adanya kandungan gas didalam liquid
sehingga umumnya berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis campuran minyak dan
air.
CP Walker (1937) menggunakan metoda “back pressure” untuk mendorong
permukaan liquid sehingga mendekati lobang pompa (umumnya terletak didekat
perforasi) sehingga tekanan yang diakibatkan oleh kolom liquid dapat diabaikan dan
tekanan BHP dihitung menggunakan penjumlahan tekanan selubung ditambah
tekanan kolom gas. Mc Coy et al (1988) mengemukakan teknik menghitung gradien
liquid dengan cara mengukur debit gas yang keluar di anulus. Hal ini dilakukan
dengan cara mencatat perubahan tekanan dari waktu ke waktu (setelah suara
ditimbulkan dan direkam, sumur di shut in untuk 2 - 10 menit).
Dengan mengetahui debit gas di anulus dapat di hitung besarnya kandungan gas
dikolom liquid. Bantuan komputer sangat berguna untuk menghitung sehingga
hasilnya dengan cepat dapat disajikan.
7. 2.1.1. Peralatan Akustik ( Sonolog )
Peralatan dan prinsip kerja peralatan serta perhitungan yang dilakukan untuk
mendapatkan tekanan bawah permukaan. Peralatan yang diperlukan antara lain :
1. Gas Gun Alat ini digunakan untuk menghasilkan bunyi dipermukaan. Gas
gun diperlengkapi dengan mikrofon, thermometer, manometer pengukur
tekanan di selubung yang biasanya berujud peralatan digital serta manometer
pengukur tekanan pada Gas Chamber yang merupakan sumber bunyi. Untuk
mengaktifkan gun dipasang pula solenoid valve yang bisa dioperasikan
secara elektrik.
2. Analog Digital Converter. Alat ini digunakan untuk mengolah data dari
sensor agar dapat diterima oleh komputer dan mengolah perintah dari
komputer agar dapat dieksekusi oleh sensor.
3. Komputer untuk mengolah data menghitung dan memprogram perintah.
Biasanya komputer sudah dilengkapi dengan software untuk perhitungan ini.
4. Catu gas. Umumnya dipakai gas yang tidak bereaksi dengan hidrokarbon
seperti N2 atau CO2. Botol nitrogen sebagai sumber gas dilengkapi dengan
pressure regulator yang memadai.
5. Peralatan tambahan seperti pipa-pipa penghubung gas gun dengan well head.
2.1.2. Prinsip Kerja Sonolog
Prinsip kerja alat ini adalah sebagai berikut :
1. Gas Gun dipicu untuk menimbulkan bunyi yang kemudian merambat di annulus
dan dipantulkan oleh permukaan cairan. Pantulan (selama proses berlangsung
bunyi direkam secara terus menerus) akan diterima oleh mikrofon dan komputer
8. akan menghitung waktu yang dipergunakan bunyi untuk merambat dari
permukaan, dipantulkan oleh permukaan cairan sampai kembali ke permukaan.
2. Untuk menghitung jarak dari permukaan ke permukaan liquid level digunakan
rumus :
Dimana :
L = Jarak Wellhead ke permukaan cairan ( feet ).
T1 = Waktu tempuh ulang dari wellhead ke permukaan cairan
dalam detik.
V = Kecepatan suara dalam feet/detik.
Seperti diterangkan diatas waktu telah diukur dan dicatat oleh komputer
sehingga tinggal mencari kecepatan suara. Kecepatan suara ditentukan oleh
jenis dan kepadatan media. Di annulus media yang mengisinya adalah gas
hidrokarbon. Menunjukkan grafik untuk menghitung kecepatan perambatan
suara pada gas. Dengan data specific gravity dari gas dan data tekanan pada
casing dapat dihitung kecepatan suara di annulus.
Untuk menghitung kecepatan telah ditemukan cara yang lebih praktis
yaitu dengan adanya kenyataan bahwa selain merekam pantulan, mikrofon juga
merekam adanya tonjolan sebagai refleksi dari tubing collar. Dengan
mengetahui panjang rata-rata tubing dan jumlah tubing dapat dihitung jarak
pemukaan cairan dari permukaan.
3. Untuk menghitung tekanan dibawah permukaan ( Bottom Hole Pressure = BHP )
digunakan rumus :
L= T1 X 0.5 X V
9. Dimana :
BHP :Tekanan Bawah Permukaan (psi).
:Tekanan Casing (psi).
:Tekanan yang diakibatkan oleh adanya kolom gas di annulus (psi).
:Tekanan yang diakibatkan oleh adanya kolom cairan di annulus (psi).
Dimana :
L : Kedalaman Cairan (feet)
Dimana :
D : Kedalaman formasi, feet.
liq : Densitas liquid gr/cm3.
fo : Fraksi cairan.
10. Untuk liquid yang bebas gas maka harga fo = 1, sedangkan untuk yang
mengandung gas dicari dengan menggunakan grafik dengan metoda yang
dikemukakan oleh Mc Coy et al, (1988). Dibawah ini adalah contoh perhitungan
untuk mencari fraksi cairan pada kolom cairan di annulus dengan grafik tersebut.
11.
12. 2.1.3 Praktek Kerja Pelakasnaan Sonolog
Dalam pekerjaan untuk melakukan pengoperasian sonolog dengan
menggunakan Echometer Well Anlyzer untuk Pengukuran Fluid Level selalu di sertai
dengan SOP ( Standard Operating Procedure ). Beberapa prosedur untuk melakukan
kegiatan Sonolog diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Lakuan Safety Talk, sebelum pekerjaan dimulai
2. Periksa valve pada casing annulus untuk koneksi sonolog dalam kondisi
baik, tidak ada kebocoran.Pastikancasing valve dalam keadaan tertutu
3. Pasang gun chamber pada koneksi di valve casing annulus. Pastikan valve
di gun chamber dalam kondisi terbuka.
4. Pasang Pressure Transducer pada Gun Chamber. Pastikan Pressure
Transducer terpasang dengan kuat. Pengencangan Pressure Trasnducer
harus menggunakan tangan. Dilarang menggunakan kunci Inggris
untuk mengencang kan Pressure Transducer.
5. Hubungkan kabel solenoida pada solenoida (2 pin), pressure transducer
(6 pin), dan input well analyzer (8 pin).
6. Hubungkan kabel mikrofon pada gun chamber dan mikrofon input di well
analyzer.
7. Hubungkan kabel USB ke notebook.
8. Hubungkan kabel power antara output charger mobil dan input ekternal
baterai di well analyzer.
Catatan :
- Pastikan accu mobil dalam kondisi baik sebelum digunakan untuk
sumber baterai eksternal
13. - Jika kondisi di lokasi tidak memungkinkan penggunaan accu mobil
sebagai baterai eksternal, pastikan baterai internal Well Analyzer dan
Laptop sudah terisi sebelum memulai pekerjaan.
9. Hidupkan well analyzer. Pastikan lampu indikator menyala.
10. Hidupkan notebook. Buka program Total Well Management (TWM).
11. Pilih mode Acquire Mode (F2), Pilih mode set up (F2). Pilih sensor
akustik dan pressure transducer,Lakukan kalibrasi zero off set,Tutup
valve pada gun chamber.
12. Pilih mode Base Well File (F3), Buka data sumur yang akan diambil data
fluid level. Verifikasi data sumur terlebih dahulu sebelum melakukan
pengukuran fluid level
13. Isikan gas nitrogen dari tabung gas ke gun chamber. Tekanan pengisian
minimal adalah 200 psig dan maksimal 500 psig ATAU (sesuai instruksi
operator).
14. Buka casing valve di sisi bagian koneksi sonolog dan tutup casing valve
yang berhubungan dengan flowline. Pastikan tidak ada kebocoran.
15. Pilih Mode Select Test (F4), Pilih mode accoustic (akustik).
16. Pilih Mode Acquire Data (F5),Lihat data well noise yang terekam di
notebook, Tunggu 20 detik untuk stabilisasi, Tekan/klik Fire Shot (Alt +
F5),Tunggu hingga muncul perintah untuk simpan data,Simpan data.
17. Pilih mode Analyze (F6), Pilih Casing Pressure. Monitor build up casing
pressure kurang lebih 2 menit, Tekan/klik End Build Up.
18. Tutup program TWM,Matikan notebook, Matikan Well Analyzer.
19. Tutup casing valve di sisi bagian koneksi sonolog dan buka casing valve
yang berhubungan dengan flowline. Pastikan tidak ada kebocoran.
14. 20. Tutup casing valve di sisi bagian koneksi sonolog dan buka casing valve
yang berhubungan dengan flowline. Pastikan tidak ada kebocoran.
21. Buka valve di gun chamber. Bleed off tekanan
22. Lepaskan semua kabel yang terhubung di Well Analyzer, Lepaskan
pressure transducer dari gun chamber.
23. Lepaskan gun chamber dari koneksi sonolog, Pastikan tidak ada
kebocoran pada casing valve,Bersihkan gun chamber (termasuk
ulir/thread) dari kotoran dan sisa minyak.
24. Bersihkan lingkungan/lokasi, (House keeping).
Beberapa kelebihan pengukuran echometer dibandingkan dengan cara langsung :
PARAMETER ECHOMETER PENGUKURAN
LANGSUNG
Ketelitian a) Tekanan statik cukup teliti.
b) Tekanan produksi tidak teliti
untuk sumur yang mengan-
dung gas dan kolom cairan-
nya tinggi.
Cukup teliti untuk
tekanan statis dan
dinamis.
Biaya
Pengukuran
Lebih rendah. Lebih tinggi karena
memerlukan biaya
mencabut dan
memasang tubing.
Pelaksanaan
Pekerjaan
Lebih praktis. Tidak praktis.
Lain-Lain Tidak dapat dilakukan pada :
a) Sumur yang anulusnya tertutup
(endapan parafin dan lain-
lain).
b) Sumur yang sambungannya
(collar) tidak jelas.
c) Sumur yang tidak terdapat
batas jelas antara cairan dan
Kemungkinan akan
kehilangan data awal
karena pengukuran
dilakukan setelah
pencabutan tubing.
15. gas.
Keuntungan lain :
Terdapat informasi afterflow.
RENCANA DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSEMBAHAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
16. DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Tujuan Penulisan
1.3. Ruang Lingkup Kajian
1.4. Metode Penelitian
1.5. Sistematika Pembahasan
BAB II. TINJAUAN LAPANGAN X
2.1. Sejarah Lapangan
2.2.1. Struktur Geologi
2.2.2. Sejarah Produksi
2.3. Sejarah Sumur
2.4. Kondisi Reservoir
BAB III. SONOLOG
BAB IV. METODE PENGAMBILAN DATA PRODUKSI PADA
SUMUR YANG BERPRODUKSI DAN SUSPENDED
BAB V. PEMBAHASAN
BAB VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA