SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 1
I.PENDAHULUAN
Puji dan syukur Saya ucapkan kepada Tuhan Maha Esa
atas Berkat dan rahmat yang diberikan, Sehingga Saya
Dapat Menyelesaikan skripsi yang berjudul “study
experimental pengaruh pemanas bahan bakar menggunakan
aliran air radiator terhadap konsumsi bahan bakar bio solar
dan pertamina dex terhadap performance engine pada mobil
diesel“ Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mencapai
gelar Sarjana Teknik Mesin ( S1 ) di Universitas 17 Agustus
1945 Surabaya.
Pada saat Menyusun Skripsi ini Saya Menemukan banyak
sekali tantangan dan hambatan yang datang, namun semua
itu dapat saya lalui berkat bantuan dan dukungan dari
banyak pihak yang senantiasa membantu saya. Oleh karena
itu, pada kesempatan baik ini saya ingin mengucapkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang
dapat ditambahkan untuk menyempurnakan dan melengkapi
Skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan tanggapan dan
saran dari para pembaca.
Akhir saya selaku penulis mengucapkan rasa hormat dan
terima kasih kepada:
Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang senantiasa memberikan
Karunia dan anugerahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar, meskipun
melalui proses yang cukup panjang dan dengan berbagai
tantangan. Akhirnya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini dengan hasil yang memuasakan.
-Pramuda Agung,S,ST.,MT. Selaku Dosen Pembimbing atas
bimbingan, bantuan, serta masukkan dan nasihat yang
diberikan dari awal penyusunan skripsi ini sehingga saya
dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
-Bapak Ir. Ichlas Wahid.,MT sebagai Ketua Program Studi
Teknik Mesin, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
-Bapak / Ibu Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yang telah
memberikan bekal ilmu kepada saya selama perkuliahan.
Serta Segenap karyawan Perpustakaan Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya.
-Untuk Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu, atas Perhatian
Dan Dukungan yang tak henti-hentinya diberikan kepada
Saya Selaku penulis Serta nasihat yang senantiasa
membangun terus mental saya dalam pembuatan skripsi ini.
-Saya menyadari bahwa penyusunan laporan skripsi ini
Masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu Saya selaku
Penulis Mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya
STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN
BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIATOR
TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR BIO
SOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP
PERFORMANCE ENGINE PADA
MOBIL DIESEL
Yohan f. lay1
, Ahmad Dahlan2
, Pramoda A Sumadhijono3
Program Studi Teknik Mesin, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jl. Semolowaru No. 45 Surabaya Indonesia
E-mail: yohanferdinan1@gmail.com , dahlankhan42@gmail.com , pramoda.a@gmail.com
ABSTRACT
The background of this research are the high of vehicle uses can be caused the increase of high fuel consumption
and today is very rare, the rarity of fuel currently happen give the widely impact, by make innovation of fuel heater
tool in this heater box it can be press the fuel quantities more economical. The purpose of this research are to
examines whether fuel heating effect with radiator water flow to diesel automotive fuel consumption.
Design of this research is using research method with pipe coil number variable 1 (5 grooves) and pipa 2 (7
grooves) uses bio solar fuel and pertamina dex in RPM 1000, 1500 and 2000. This research done in repair garage in
Sidoarjo housing.
The result of the research showed that fuel consumption with early heating fuel come into lowering compare to
line without heater either in bio solar fuel and pertamina dex. After the data testing already done it is show the effect
of bio solar fuel consumption in line 1 undergo the consumption reduction respectively as 4,01492 % and occur
thermal efficiency improvement of 0,0958% with heating as 57106,01 W and line 2 undergo the consumption
reduction respectively as 10,5636 % and occur thermal efficiency improvement of 0,103% with heating as 79371,42
W. In this study fuel consumption of pertamina dex in line 1 faces consumption reduction correspondingly 5,36545
% and get thermal efficiency improvement of 0,106% with heating 57212,09 W and line 2 undergo the consumption
reduction respectively as 10,6087% and occur thermal efficiency improvement of 0,1124% with heating as 7951,28
W. Based on the research yield and discussion can be concluded that there is the effect of fuel heating with radiator
water flow in diesel automotive. The suggestion for the car user it should be required a box place modification of
fuel heater tools because it can be help saving the fuel.
Keywords : heater box, fuel variation, pipe length, fuel consumption
JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 2
khususnya untuk Fasilitas Akademik Universitas 17 Agustus
1945 Surabaya.
II. METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunanakan untuk pengujian Box
pemanas bahan bakar pada peneliian ini meliputi Bahan
bakar Biosolar, Pertamina dex, dan radiator coolant yang
dilakukan pada mobil diesel 4 silinder. Peralatan yang
digunakan antara lain(a) Stopwatch dipakai untuk mengukur
waktu konsumsi bahan bakar. (b)Buret berkapasitas 1000 cc.
(c)Tachometer dipakai untuk mengukur putaran mesin.
(d)Thermometer digital dipakai untuk mengukur suhu bahan
bakar solar (e)Gelas ukur dipakai untuk mengukur volume
bahan bakar. (f)kunci kombinasin dan obeng (-) dan (+)
2. Spesifikasi mesin mobil diesel
Motor diesel Isuzu - Direct Injection :
• Model / tipe
: 4JA1, 4 cylinder, OHVdiesel
• Tipe mesin
: Empat langkah, katup atas, pendingin air
• Tipe ruang bakar
:Pengabutan langsung
• Tipe silinder liner
:Tipe kering dilapisi chrome, stainless steel
• Sistem gigi timing
:Penggerak gigi
• Jumlah silinder
: 4
• Garis tengah x langkah
: 93 mm x 92 mm (3,66 in x 3,62 in)
• Jumlah ring piston
:2 ring kompresi dan 1 ring oli.
• Isi silinder
:2499 cm3 ( 152,4 in3 )
• Perbandingan dingin kompresi (terhap 1) : 18,4
• Tekanan kompresi
:31 kg/cm2 / 441 psi
• Urutan pengabutan bahan bakar
: 1 - 3 - 4 - 2
• Timing pengabutan bahan bakar
: 12 ° sebelum TMA
• Tipe bahan bakar yang digunakan
: SAE No. 2 diesel fuel
• Putaran stasioner
: 750 rpm
• Daya maksimum
: 86 Ps / 3900 rpm
• Torsi maksimum
: 17,5 kg.m / 2300 rpm
3. Skema aliran pemanas bahan bakar
Gambar 2. Aliran Bahan Bakar
Keterangan :
1. Tanki bahan bakar
2. Saringan bahan bakar
3. Pompa bahan bakar
4. Selang bahan bakar solar
5. Box pemanas
6. Bospump(injection pump assembiy)
7. Injection nozzel
8. Tanki penampungan arus balik bbm
9. Selang Radiator
10. Radiator
11. Engine
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data hasil penelitian
Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah
dilakukan pengambilan data dengan hasil data terlampir,
mengenai pengaruh dari pemanasan bahan bakar terhadap
konsumsi bahan bakar, maka dapat digunakan untuk
menjawab permasalahan-permasalahan pada bab
sebelumnya dan dapat digunakan untuk memberikan
analisis maupun memberikan gambaran tentang pengaruh
dari pemanasan bahan bakar terhadap konsumsi bahan
bakar.
Deskriptif data hasil penelitian.
Data hasil yang didapat dari eksperimen berupa data
yang masih perlu diolah untuk mendapatkan hasil secara
statistik. Data yang diolah menghasilkan rata-rata kemudian
ditabulasikan pada tabel. Data yang diperoleh dari
eksperimen berupa data konsumsi bahan bakar dalam satuan
waktu per 1000 cc. Data konsumsi bahan bakar yang yang
diperoleh harus diubah ke dalam satuan cc/menit, yaitu :
1000 cc bahan bakar dibagi dengan waktu untuk
menghabiskan sebanyak 1000 cc bahan bakar tersebut.
Konsumsi bahan bakar (cc/menit) = 1000 cc / waktu
(menit).
4.2. Data hasil Pengujian bahan bakar bio solar
Data hasil pengujian konsumsi bahan bakar bio solar
(cc/menit) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Table 10. pengujian konsumsi bahan bakar bio solar cc/detik
pada:
Konsumsi bahan bakar per detik
RPM
Tanpa
Pemanasan
Pipa 1: 5
lilitan
74 cm
Pipa 2: 7 lilitan
92,2 cm
JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 3
Pengujian pertama
1000 16.24695 16.17861 15.12402
1500 18.16201 16.728 15.84284
2000 18.80053 18.09955 16.5426
Pengujian kedua
1000 16.43115 15.71092 15.5159
1500 17.58087 17.0503 15.98465
2000 19.58864 17.62115 16.30523
Pengujian ketiga
1000 16.30789 15.93118 15.37988
1500 18.19174 16.64724 15.51831
2000 19.13876 17.92436 16.60578
Grafik Pengujian pertama konsumsi bahan bakar per detik :
Gambar 05. Grafik konsumsi bahan bakar bio solar
(cc/menit) vs putaran mesin (RPM)
Pengujian Kedua konsumsi bahan bakar per detik:
Gambar 06. Grafik konsumsi bahan bakar bio
solar(cc/menit) vs putaran msin(rpm)
Pengujian ketiga konsumsi bahan bakar per detik:
Gambar 07. Grafik konsumsi bahan bakar bio
solar(cc/menit) vs putaran mesin(rpm)
Besarnya perubahan konsumsi bahan bakar bio solar
pada grafik di atas dapat diterangkan lebih jelas dengan
tabel persentase penurunan konsumsi bahan bakar pada tiap
panjang pemanasan bahan bakar dalam % dari kondisi
standar, seperti di bawah ini :
4.3. Data hasil Pengujian bahan bakar pertamina dex.
Data hasil pengujian konsumsi bahan bakar pertamina dek
(cc/menit) dapat dilihat pada table dibawah ini :
Table 14. Hasil pengujian konsumsi bahan bakar
pertamina dex cc per detik pada:
Konsumsi bahan bakar per detik
RPM
Tanpa
Pemanasan
Pipa 1: 5
lilitan
74 cm
Pipa 2: 7 lilitan
92,2 cm
Pengujian pertama
1000 15.86798 15.35155 14.59215
1500 16.21534 15.27884 14.40092
2000 16.9348 15.73812 14.80166
Pengujian kedua
1000 15.47509 14.94322 14.45504
1500 16.25223 15.54243 14.5624
2000 17.09402 15.60306 14.637
Pengujian ketiga
1000 15.6568 14.84561 14.62844
1500 16.11604 15.23461 14.40092
2000 17.02128 15.6128 14.80385
Grafik Pengujian pertama konsumsi bahan bakar per detik :
Gambar 08. Grafik konsumsi bahan pertamina dex solar
(cc/menit) vs putaran mesin (RPM)
Grafik Pengujian kedua konsumsi bahan bakar per detik :
Gambar 09. Grafik konsumsi bahan bakar pertamina dex
(cc/menit) vs putaran mesin (RPM)
14
15
16
17
18
19
20
1000 1500 2000
KONSUMSI
BAHANBAKAR
SPESIFIK(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa 1: 5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
14
15
16
17
18
19
20
1000 1500 2000
KONSUMSI
BAHANBAKAR
SPESIFIK(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa 1: 5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
14
15
16
17
18
19
20
1000 1500 2000
KONSUMSIBAHAN
BAKARSPESIFIK
(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa 1:5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
13
13.5
14
14.5
15
15.5
16
16.5
17
17.5
100015002000
KONSUMSI
BAHANBAKAR
SPESIFIK(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa 1: 5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
13
14
15
16
17
18
1000 1500 2000
KONSUMSI
BAHANBAKAR
SPESIFIK(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa 1: 5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 4
Grafik Pengujian ketiga konsumsi bahan bakar per detik :
Gambar 10. Grafik konsumsi bahan bakar pertamina dex
(cc/menit) vs putaran mesin (RPM)
Besarnya perubahan konsumsi bahan bakar pertamina dex
pada grafik di atas dapat diterangkan lebih jelas dengan
tabel persentase penurunan konsumsi bahan bakar pada tiap
panjang pemanasan bahan bakar dalam % dari kondisi
standar, seperti di bawah ini :
A. Pemakaian bahan bakar spesifik(sfc)
Pemakaian bahan bakar spesifik adalah sejumlah bahan
bakar yang dikonsumsikan mesin untuk menghasilkan
tenaga 1 daya kuda (DK) selama 1 Jam.
sfc =
txNe
3600xGp
( Kg/DK.jam )
Dimana :Gp = V × berat jenis bio solar 837,5 m3
= 1000 cm3
x 0,0008375 Kg/cm3
= 0,8375 Kg
t= Waktu untuk menghabiskan bahan bakar standar (detik)
Tabel 20. pemakaian bahan bakar spesifik bio solar (Sfc)
pemakaian bahan bakar spesifik (sfc)
Rpm
tanpa
pemanas
pipa 1
: 74
cm
pipa 2
: 92.2
cm Gp 3600 Ne
Sfc
(TP)
Sfc
(P1)
Sfc
(P2)
pengujian pertama
1000 61.55 61.81 66.12 0.8375 3600 0.98
49.98 49.77 46.53
1500 55.06 59.78 63.12 0.8375 3600 1.47
37.25 34.31 32.49
2000 53.19 55.25 60.45 0.8375 3600 1.95
29.07 27.98 25.58
pengujian kedua
1000 60.86 63.65 64.45 0.8375 3600 0.98
50.55 48.34 47.74
1500 56.88 58.65 62.56 0.8375 3600 1.47
36.06 34.97 32.78
2000 51.05 56.75 61.33 0.8375 3600 1.95
30.29 27.25 25.21
pengujian ketiga
1000 61.32 62.77 65.02 0.8375 3600 0.98
50.17 49.01 47.32
1500 54.97 60.07 64.44 0.8375 3600 1.47
37.31 34.14 31.83
2000 52.25 55.79 60.22 0.8375 3600 1.95
29.59 27.71 25.68
Grafik 13. Perhitungan pertama konsumsi bahan bakar
spesifik (Sfc)
Gambar 13. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada bio
solar
Grafik 14. Perhitungan kedua konsumsi bahan bakar
spesifik (Sfc)
Gambar 14. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada bio
solar
Grafik 15. Perhitungan ketida konsumsi bahan bakar
spesifik (Sfc)
Gambar 15. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada bio
solar
Dari hasil pengujian di atas diperoleh penurunan bahan
bakar yang signifikan yang berarti bahwa secara nyata ada
perbedaan konsumsi pada semua pengujian bahan bakar
(tanpa pemanas, pipa 5 lilitan dan 7 lilitan). Hal ini
membuktikan bahwa ada pengaruh pemanasan bahan bakar
baik pipa 5 lilitan maupun 7 lilitan terhadap konsumsi
bahan bakar pada motor diesel.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemanasaan bahan bakar yang signifikan terhadap konsumsi
13
14
15
16
17
18
1000 1500 2000
KONSUMSIBAHAN
BAKARSPESIFIK(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa 1: 5
lilitan
pipa 2 : 7
lilitan 20
25
30
35
40
45
50
1000 1500 2000
konsumsibahanbakar
spesifik(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa 1: 5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
20
25
30
35
40
45
50
55
60
1000 1500 2000
KONSUMSIBAHANBAKAR
SPESIFIK(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa 1: 5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
20
25
30
35
40
45
50
55
1000 1500 2000
KONSUMSIBAHANBAKAR
SPESIFIK(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa 1: 5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 5
bahan bakar. Dari pengujian ini maka hipotesis yang
diajukan yaitu “ada pengaruh pemanasan bahan bakar
dengan media aliran air radiator terhadap konsumsi bahan
bakar “ diterima.
4.6. Perhitungan tenaga pada konsumsi bahan bakar
pertamina dex
Tabel 22. Untuk kecepatan mesin pada bahan
bakar pertamina dex
RPM
Waktu Konsumsi bahan bakar 1 liter
(detik)
Beban
Tanpa Pipa 1: 74
cm
Pipa 2: 92,2
cm
Pemanasan
Pengujian pertama
1000 5 63.02 65.14 68.53
1500 5 61.67 65.45 69.44
2000 5 59.05 63.54 67.56
Pengujian kedua
1000 5 64.62 66.92 69.18
1500 5 61.53 64.34 68.67
2000 5 58.5 64.09 68.32
Pengujian ketiga
1000 5 63.87 67.36 68.36
1500 5 62.05 65.64 69.44
2000 5 58.75 64.05 67.55
A. Pemakaian bahan bakar spesifik
Pemakaian bahan bakar spesifik adalah sejumlah bahan
bakar yang dikonsumsikan mesin untuk menghasilkan
tenaga 1 daya kuda (DK) selama 1 Jam.
sfc =
txNe
3600xGp
( Kg/DK.jam )
Dimana :Gp = V × berat jenis solar =840m3
= 1000 cm3
x 0,00084 Kg/cm3
= 0,84 Kg
t= Waktu untuk menghabiskan bahan bakar standar (detik)
Tabel 25. pemakaian bahan bakar spesifik pada
pertamina dex(Sfc)
pemakaian bahan bakar spesifik (sfc)
Rpm
tanpa
pemanas
pipa
1 : 74
cm
pipa
2 :
92.2
cm Gp 3600 Ne
Sfc
(TP)
Sfc
(P1)
Sfc
(P2)
pengujian pertama
1000 63.02 65.14 68.53 0.84 3600 0.98 48.96 47.37 45.03
1500 61.67 65.45 69.44 0.84 3600 1.47 33.36 31.43 29.62
2000 59.05 63.54 67.56 0.84 3600 1.95 26.26 24.41 22.95
pengujian kedua
1000 64.62 66.92 69.18 0.84 3600 0.98 47.75 46.11 44.6
1500 61.53 64.34 68.67 0.84 3600 1.47 33.43 31.97 29.96
2000 58.5 64.09 68.32 0.84 3600 1.95 26.51 24.2 22.7
pengujian ketiga
1000 63.87 67.36 68.36 0.84 3600 0.98 48.31 45.81 45.14
1500 62.05 65.64 69.44 0.84 3600 1.47 33.15 31.34 29.62
2000 58.75 64.05 67.55 0.84 3600 1.95 26.4 24.21 22.96
Grafik perhitungan pertama konsumsi bahan bakar spesifik
(Sfc)
Gambar 19. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc)
pada pertamina dex
Grafik perhitungan kedua konsumsi bahan bakar spesifik
(Sfc)
Gambar 20. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc)
pada pertamina dex
Grafik perhitungan ketiga konsumsi bahan bakar spesifik
(Sfc)
Gambar 21. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc)
pada pertamina dex
Dari hasil pengujian di atas diperoleh penurunan bahan
bakar yang signifikan yang berarti bahwa secara nyata ada
perbedaan konsumsi pada semua pengujian bahan bakar
(tanpa pemanas, pipa 5 lilitan dan 7 lilitan). Hal ini
20
25
30
35
40
45
50
1000 1500 2000
KONSUMSIBAHAN
BAKARSPESIFIK(Scf)
tanpa
pemanas
pipa 1: 5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
20
25
30
35
40
45
50
1000 1500 2000
KONSUMSIBAHANBAKAR
SPESIFIK(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa 1:5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
20
25
30
35
40
45
50
1000 1500 2000
KONSUMSIBAHANBAKAR
SPESIFIK(Sfc)
tanpa
pemanas
pipa1: 5
lilitan
pipa 2: 7
lilitan
JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 6
membuktikan bahwa ada pengaruh pemanasan bahan bakar
baik pipa 5 lilitan maupun 7 lilitan terhadap konsumsi
bahan bakar pada motor diesel.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pemanasaan bahan bakar yang signifikan terhadap konsumsi
bahan bakar. Dari pengujian ini maka hipotesis yang
diajukan yaitu “ada pengaruh pemanasan bahan bakar
dengan media aliran air radiator terhadap konsumsi bahan
bakar “ diterima.
4.7. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan terhadap konsumsi bahan bakar dan tenaga yang
dihasilkan yang diakibatkan oleh pemanasan awal bahan
bakar. Proses pembakaran yang terjadi di dalam silinder
sangat mempengaruhi besarnya tenaga yang dihasilkan dan
efisiensi bahan bakar yang paling baik untuk motor diesel.
Hal ini dapat dilihat pada RPM yang sama terdapat
penurunan konsumsi bahan bakar dan tenaga yang
dihasilkan dibandingkan dengan tanpa memanaskan bahan
bakar yang masuk ke dalam bospom. Berdasarkan tabel 11
dan 15 dapat dilihat adanya penurunan persentase konsumsi
bahan bakar, pada tabel 20 dan 25 dapat dilihat adanya
penurunan konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) dan pada
tabel 21 dan 26 dapat dilihat adanya peningkatan efisiensi
termis pada konsumsi bahan bakar motor diesel.
1. Konsumsi bahan bakar
Dari tabel 11, 15 dan gambar 5, 6, 7, 8, 9, 10 hasil
pengujian menunjukan adanya penurunan konsumsi bahan
bakar karena pemanasan awal bahan bakar yang melalui
pipa didalam box pemanas dengan aliran air radiator pada
motor diesel. Perubahan ini ditunjukan adannya perbedaan
jumlah konsumsi bahan bakar antara yang tidak dipanaskan
dengan bahan bakar yang dipanaskan. Bakan bakar yang
dipanaskan semuannya lebih irit dibandingkan bahan bakar
yang tanpa pemanas pada semua jenis bahan bakar dengan
variasi banyak lilitan dan variasi putaran mesin.
Hasil pengujian bahan bakar pada bahan bio solar pada
tabel 10 dan gambar 5, pada saluran tanpa pemanas jumlah
konsumsi bahan bakarnya 16,24695 cc/detik pada putaran
1000 RPM. Hal ini berbeda dengan jumlah konsumsi bahan
bakar yang mengalami pemanasan baik pada saluran 1
maupun saluran 2 yang masing – masing sebesar 16,17861
cc/detik dan 15,12402 cc/detik. Dengan demikian konsumsi
bahan bakar paling irit pada saluran 2 yaitu 15,12402
cc/detik dengan panjang pipa 92,2 cm dengan 7 lilitan.
Demikian juga pada putaran mesin 1500 RPM konsumsi
bahan bakar paling irit juga terdapat pada saluran 2 yaitu
sebesar 15,84284 cc/detik. Bahan bakar yang masuk kedalm
ruang bakar harus dalam kondisi mudah terbakar untuk
memperoleh tenaga yang optimal. Untuk memperoleh
kondisi ini maka homogenitas yang baik bahan bakar harus
mudah menguap sehingga lebih mudah terbakar. Dalam
penelitian ini konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit
karena dengan temperature bahan bakaryang lebih tinggi
dari temperature normal bahan bakar akan mempercepat
penguapan bahan bakar menjadi bentuk gas.dengen
temperature yang meningkat maka akan merenggangkan
ikatan molekul bahan bakar.bospom merupakan tempat
bahan bakar yang akan disemprotkan kenosel demikian
maka bahan bakar yang dikeluarkan nosel karena
temperaturnya lebih tinggi maka akan lebih mudah
pengabutannya karena vikositas solar yang semula
disemprotkan oleh nosel dengan temperature lebih tinggi
pengabutan akan berlangsung dengan baik. Sehingga ketika
bahan bakar sampai kedalam ruang bakar lebih mudah
terbakar dan efek dari pembakaran yang lebih baik adalah
konsumsi bahan bakar yang lebih irit. Dengan temperature
bahan bakar yang masuk kebospom lebih tinggi, kebutuhan
bahan bakar yang tinggi pada putaran rendah dapat
diperbaiki dengan penguapanbahan bakar yang lebih baik,
sehingga bahan bakar lebih baik yang berakibat konsumsi
bahan bakar yang lebih irit.
Pada putaran mesin 2000 RPM konsumsi bahan bakar bio
solar tanpa pemanasan 18,80053 cc/detik. Pada putaran ini
konsumsi bahan bakar bio solar paling irit pada saluran 2 (
92,2 cm) yaitu 16,5426 cc/detik pada RPM 2000.apabila
bahan bakar tidak segera menjadi uap maka akan sulit untuk
terbakar, tetapi apabila bahan bakar terasebut terlalu banyak
menguap maka akan mengakibatkan semakin banyaknya
bahan bakar yang masuk keruang bakar sehingga akan
mengakibatkan konsumsi bahan bakar menjadi boros. Pada
saluran 2 ini bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar
suhunya masih terkontrol sehingga bahan bakar tidak terlalu
banyak menguap sebelum masuk ruang bakar.
Hasil pengujian pada bahan bakar pertamina dex
konsumsi bahan bakar lebih irit dibandingkan bio solar.
Pada pengujian dengan bahan bakar pertamina dex ini
konsumsi bahan bakar seperti terlihat dalam tabel 14, pada
1000 RPM konsumsi bahan bakar tanpa pemanasan
15,86798 cc/detik sedangkan pada saluran 1 dan 2 masing-
masing 15,35155 cc/detik dan 14,59215 cc/detik. Dengan
demikian konsumsi bahan bakar paling irit terdapat pada
saluran 2 sebanyak 14,59215 cc/detik. Dalam hai ini dapat
dilihat dengan konsumsi yang lebih irit dibandingkan
dengan tanpa pemanasan awal bahan bakar.
Pada saluran 1500 RPM konsumsi bahan bakar tanpa
pemanasan bahan bakar sebanyak 16,21534 cc/detik dan
saluran 1dan 2 yaitu sebanyak 15,27884 cc/detik dan
14,40092 cc/detik. Dengan demikian konsumsi bahan bakar
paling irit pada saluran 2. Pada putaran ini bahan bakar yang
masuk kedalam ruang bakar lebih banyak sehingga
pemanasan awal bahan bakar dapat mempercepat penguapan
yang lebih baik maka bahan bakar pembakarannya akan
lebih baik. Dengan demikian dapat mengurangi konsumsi
bahan bakar. Pada putaran 2000 RPM, konsumsi bahan
bakar tanpa pemanasan sebanyak 16,9348 cc/detik dan
saluran 1 dan 2 yaitu sebanyak 15,73812 cc/detik dan
14,80166 cc/detik.dengan demikian konsumsi bahan bakar
paling irit pada saluran 2. Pada putaran ini bahan bakar yang
masuk keruang bakar lebih banyak sehingga pemanasan
awal bahan bakar dapat mempercepat penguapan bahan
bakar dengan baik. Dengan demikian dapat mengurangi
konsumsi bahan bakar.
Berdasarkan data hasil penelitian diatas juga dapat
disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar paling irit
terdapat pada bahan bakar pertamina dex dengan saluran
pemanasan 2 (tabel 14) kemudian disusul bio solar dengan
saluran 2 (tabel 10). Bahan bakar pertamina dex memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan bio solar dengan
angka oktan yang lebih tinggi mengakibatkan bahan bakar
pertamina dex lebih tahan terhadap detonasi dibandingkan
dengan bio solar.sedangkan konsumsi bahan bakar bio solar
lebih boros karena angka oktan yang lebih rendah. Namun
dengan pemanasan awal bahan bakar konsumsi bahan bakar
menjadi lebih irit. Dari kedua bahan bakar ini memiliki
presentase penurunan konsumsi bahan bakar paling besar
13,07 %.
JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 7
2. pemakaian bahan bakar spesifik (Sfc)
dari tabel 20 dan 25 hasil pengujian menunjukan adannya
penurunan bahan bakar akibat pemanasan awal bahan bakar
melalui aliran air radiator pada motor diesel. Perubahan ini
ditunjukan dengan adannya perbedaan jumlah konsumsi
bahan bakar antara yang dipanaskan dengan bahan bakar
tanpa dipanaskan pada semua jenis bahan bakar dan
berbagai jenis variasi.
Hasil pengujian bahan bakar spesifik (Sfc) bio solar pada
tabel 20 pada gambar 13, pada saluran tanpa bahan pemanas
jumlah konsumsi bahan bakarnya 49,98 kg/DK.jam pada
putaran 1000 RPM. Hal ini berbeda dengan jumlah
konsumsi bahan bakar yang mengalami pemanasan baik
saluran 1 maupun 2 masing-masig sebesar 49,77 kg/DK.jam
dan 46,53 kg/DK.jam. dengan demikian konsumsi bahan
bakar spesifik(Sfc) paling irit pada saluran 2 yaitu 46,53
kg/DK.jam dengan panjang 92,2 cm. Demikian juga pada
putaran mesin 1500 RPM konsumsi bahan bakar spesifik
(Sfc) paling irit pada saluran 2 yaitu besarnya 32,49
kg/DK.jam. dalam penelitian ini konsumsi bahan bakar
spesifik (Sfc) menjadi lebih irit karena dengan temperatur
bahan bakar yaang lebih tinggi dari temperatur normal
bahan bakar akan mempercepat penguapan bahan bakar
menjadi gas. Dengan temperatur yang meningkat maka akan
merenggangkan ikatan molekul bahan bakar. Pada putaran
mesin 2000 RPM konsumsi bahan bakar bio solar tanpa
pemanas 29,07 kg/DK.jam. pada putaran mesin ini
konsumsi bahan bakar biosolar paling irit pada saluran 2
(92,2 cm) dengan 7 lilitan yaitu sebesar 25,58 kg/DK.jam.
sedangkan pada hasil pengujian bahan bakar spesifik (Sfc)
pertamina dex pada tabel 25 dan gambar 19, pada saluran
tanpa pemanas jumlah konsumsi bahan bakarnya 48,96
kg/DK.jam pada putaran 1000 RPM. Hal ini berbeda dengan
jumlah konsumsi bahan bakar yang mengalami pemanasan
baik pada saluran 1 maupun saluran 2 masing-masing
sebesar 47,37 kg/DK.jam dan 45,03 kg/DK.jam. dengan
demikian konsumsi bahan bakar paling irit pada saluran 2
yaitu sebesar 45,03 kg/DK.jam dengan panjang 92,2 cm
dengan 7 lilitan. Demikian juga dengan putaran mesin 1500
RPM dan 2000 RPm konsumsi bahan bahar yang paling irit
pada saluran 2 yaitu sebesar 29,62 gk/DK.jam dan 22,95
kg/DK.jam.
Hasil pengujian pada bahan bakar bio solar lebih boros
dibandingkan dengan bahan bakar pertamiona dex. Bahan
bakar pertamina dex memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan bio solar dengan angka oktan yang
lebih tinggi mengakibatkan bahan bakar pertamina dex lebih
tahan terhadap detonasi dibandingkan dengan bio
solar.sedangkan konsumsi bahan bakar bio solar lebih boros
karena angka oktan yang lebih rendah. Namun dengan
pemanasan awal bahan bakar konsumsi bahan bakar menjadi
lebih irit.
IV.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada bahan bakar bio solar
maka pemanasan awal bahan bakar dapat membantu
mengurangi konsumsi bahan bakar dan mengalami
peningkatan pada efisiensi thermis. Pada penelitian ini
konsumsi bahan bakar bio solar untuk saluran 1 mengalami
penurunan konsumsi masing-masing sebesar 4,01492 % dan
mengalami peningkatan efisiensi thermis sebesar 0,0958 %
dengan adanya pemanasan sebesar 57106,01 W dan untuk
saluran 2 mengalami penurunan konsumsi masing-masing
sebesar 10,5636 % dan mengalami peningkatan efisiensi
thermis sebesar 0,103% dengan adanya pemanasan sebesar
79371,42 W.
Berdasarkan hasil penelitian pada bahan bakar pertamian
dex maka pemanasan awal bahan bakar dapat membantu
mengurangi konsumsi bahan bakar dan mengalami
peningkatan pada efisiensi thermis. Pada penelitian ini
konsumsi bahan bakar pertamina dex untuk saluran 1
mengalami penurunan konsumsi masing-masing sebesar
5,36545 % dan mengalami peningkatan efisiensi thermis
sebesar 0,106 % dengan adanya pemanasan sebesar
57212,09 W dan saluran 2 mengalami penurunan konsumsi
masing-masing sebesar 10,6087 % dan mengalami
peningkatan efisiensi thermis sebesar 0,1124 % dengan
adanya pemanasan sebesar 79514,28 W.
V. DAFTAR PUSTAKA
William c. reynalds, Henry c. perkins.1996.
termodinamika teknik. Jakarta : Erlangga.
Haryanto Agus. 2015. Perpindahan panas. Yogyakarta
Frank P. Incropera, David P. DeWitt. Fundamental of heat
and mass transfer.toronto Singapore
(http://f-voi.blogspot.co.id/2008/10/signifikansi-pengujian-
minyak-solar.html)
(http://setangkaimawarberduri.blogspot.co.id/)
(jekson Turnip: pengujian dan performansi motor bakar
diesel menggunakan Bio solar Ester B-01 dan B-02 2010)
http://www.pertamina.com/industrialfuel/media/6796/biosol
ar.pdf
http://www.pertamina.com/industrialfuel/media/20713/perta
mina-dex.pdf
(Http://id.m.wikihow.com/menghitung-perbandingan)

More Related Content

Similar to JURNAL PENELITIAN

Laporan motor bakar 1
Laporan motor bakar 1Laporan motor bakar 1
Laporan motor bakar 1Oid Putra
 
131 122-1-pb
131 122-1-pb131 122-1-pb
131 122-1-pbAlen Pepa
 
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdfAfiqPraditio
 
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2dwi_dop19
 
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarRobiyatul Adawiyah
 
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busiProposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busiGanang Setiawan
 
LAPORAN PRAKERIN PT. GEODIPA ENERGI DIENG
LAPORAN PRAKERIN PT. GEODIPA ENERGI DIENG LAPORAN PRAKERIN PT. GEODIPA ENERGI DIENG
LAPORAN PRAKERIN PT. GEODIPA ENERGI DIENG YOHANIS SAHABAT
 
Paper turbocharger tmd
Paper turbocharger tmdPaper turbocharger tmd
Paper turbocharger tmdRahmat Ramdan
 
Bab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesinBab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesinFatkur Rohman
 
MAKALAH KABURATOR.doc
MAKALAH KABURATOR.docMAKALAH KABURATOR.doc
MAKALAH KABURATOR.docanwarsyarif4
 
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptx
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptxPPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptx
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptxDandyPratama20
 
Isi cover 929050981164c
Isi cover 929050981164cIsi cover 929050981164c
Isi cover 929050981164cYusuf Saputra
 

Similar to JURNAL PENELITIAN (20)

Laporan motor bakar 1
Laporan motor bakar 1Laporan motor bakar 1
Laporan motor bakar 1
 
Injeksi diesel
Injeksi dieselInjeksi diesel
Injeksi diesel
 
131 122-1-pb
131 122-1-pb131 122-1-pb
131 122-1-pb
 
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf
1622-Article Text-10057-1-10-20210917.pdf
 
Motor Bakar
Motor BakarMotor Bakar
Motor Bakar
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2
Pemeliharaan servis sistem_bahan_bakar_diesel2
 
Presentation aditif diesel
Presentation aditif dieselPresentation aditif diesel
Presentation aditif diesel
 
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor BakarSistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
Sistem Bahan Bakar pada Motor Bakar
 
Motor bakar
Motor bakarMotor bakar
Motor bakar
 
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busiProposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
Proposal skripsi Dampak kerenggangan celah elektrode busi
 
Tugas kimia
Tugas kimiaTugas kimia
Tugas kimia
 
LAPORAN PRAKERIN PT. GEODIPA ENERGI DIENG
LAPORAN PRAKERIN PT. GEODIPA ENERGI DIENG LAPORAN PRAKERIN PT. GEODIPA ENERGI DIENG
LAPORAN PRAKERIN PT. GEODIPA ENERGI DIENG
 
Paper turbocharger tmd
Paper turbocharger tmdPaper turbocharger tmd
Paper turbocharger tmd
 
Bab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesinBab ii. modul i kemampuan mesin
Bab ii. modul i kemampuan mesin
 
MAKALAH KABURATOR.doc
MAKALAH KABURATOR.docMAKALAH KABURATOR.doc
MAKALAH KABURATOR.doc
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptx
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptxPPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptx
PPT Dandy Pratama 18.21.201.0023P.pptx
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Isi cover 929050981164c
Isi cover 929050981164cIsi cover 929050981164c
Isi cover 929050981164c
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 

JURNAL PENELITIAN

  • 1. JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 1 I.PENDAHULUAN Puji dan syukur Saya ucapkan kepada Tuhan Maha Esa atas Berkat dan rahmat yang diberikan, Sehingga Saya Dapat Menyelesaikan skripsi yang berjudul “study experimental pengaruh pemanas bahan bakar menggunakan aliran air radiator terhadap konsumsi bahan bakar bio solar dan pertamina dex terhadap performance engine pada mobil diesel“ Sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Mesin ( S1 ) di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Pada saat Menyusun Skripsi ini Saya Menemukan banyak sekali tantangan dan hambatan yang datang, namun semua itu dapat saya lalui berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak yang senantiasa membantu saya. Oleh karena itu, pada kesempatan baik ini saya ingin mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang dapat ditambahkan untuk menyempurnakan dan melengkapi Skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan tanggapan dan saran dari para pembaca. Akhir saya selaku penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada: Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang senantiasa memberikan Karunia dan anugerahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar, meskipun melalui proses yang cukup panjang dan dengan berbagai tantangan. Akhirnya saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan hasil yang memuasakan. -Pramuda Agung,S,ST.,MT. Selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan, bantuan, serta masukkan dan nasihat yang diberikan dari awal penyusunan skripsi ini sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. -Bapak Ir. Ichlas Wahid.,MT sebagai Ketua Program Studi Teknik Mesin, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. -Bapak / Ibu Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yang telah memberikan bekal ilmu kepada saya selama perkuliahan. Serta Segenap karyawan Perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. -Untuk Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu, atas Perhatian Dan Dukungan yang tak henti-hentinya diberikan kepada Saya Selaku penulis Serta nasihat yang senantiasa membangun terus mental saya dalam pembuatan skripsi ini. -Saya menyadari bahwa penyusunan laporan skripsi ini Masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu Saya selaku Penulis Mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya STUDI EXPERIMENTAL PENGARUH PEMANAS BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN ALIRAN AIR RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR BIO SOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PERFORMANCE ENGINE PADA MOBIL DIESEL Yohan f. lay1 , Ahmad Dahlan2 , Pramoda A Sumadhijono3 Program Studi Teknik Mesin, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Jl. Semolowaru No. 45 Surabaya Indonesia E-mail: yohanferdinan1@gmail.com , dahlankhan42@gmail.com , pramoda.a@gmail.com ABSTRACT The background of this research are the high of vehicle uses can be caused the increase of high fuel consumption and today is very rare, the rarity of fuel currently happen give the widely impact, by make innovation of fuel heater tool in this heater box it can be press the fuel quantities more economical. The purpose of this research are to examines whether fuel heating effect with radiator water flow to diesel automotive fuel consumption. Design of this research is using research method with pipe coil number variable 1 (5 grooves) and pipa 2 (7 grooves) uses bio solar fuel and pertamina dex in RPM 1000, 1500 and 2000. This research done in repair garage in Sidoarjo housing. The result of the research showed that fuel consumption with early heating fuel come into lowering compare to line without heater either in bio solar fuel and pertamina dex. After the data testing already done it is show the effect of bio solar fuel consumption in line 1 undergo the consumption reduction respectively as 4,01492 % and occur thermal efficiency improvement of 0,0958% with heating as 57106,01 W and line 2 undergo the consumption reduction respectively as 10,5636 % and occur thermal efficiency improvement of 0,103% with heating as 79371,42 W. In this study fuel consumption of pertamina dex in line 1 faces consumption reduction correspondingly 5,36545 % and get thermal efficiency improvement of 0,106% with heating 57212,09 W and line 2 undergo the consumption reduction respectively as 10,6087% and occur thermal efficiency improvement of 0,1124% with heating as 7951,28 W. Based on the research yield and discussion can be concluded that there is the effect of fuel heating with radiator water flow in diesel automotive. The suggestion for the car user it should be required a box place modification of fuel heater tools because it can be help saving the fuel. Keywords : heater box, fuel variation, pipe length, fuel consumption
  • 2. JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 2 khususnya untuk Fasilitas Akademik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. II. METODE PENELITIAN 1. Alat dan Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunanakan untuk pengujian Box pemanas bahan bakar pada peneliian ini meliputi Bahan bakar Biosolar, Pertamina dex, dan radiator coolant yang dilakukan pada mobil diesel 4 silinder. Peralatan yang digunakan antara lain(a) Stopwatch dipakai untuk mengukur waktu konsumsi bahan bakar. (b)Buret berkapasitas 1000 cc. (c)Tachometer dipakai untuk mengukur putaran mesin. (d)Thermometer digital dipakai untuk mengukur suhu bahan bakar solar (e)Gelas ukur dipakai untuk mengukur volume bahan bakar. (f)kunci kombinasin dan obeng (-) dan (+) 2. Spesifikasi mesin mobil diesel Motor diesel Isuzu - Direct Injection : • Model / tipe : 4JA1, 4 cylinder, OHVdiesel • Tipe mesin : Empat langkah, katup atas, pendingin air • Tipe ruang bakar :Pengabutan langsung • Tipe silinder liner :Tipe kering dilapisi chrome, stainless steel • Sistem gigi timing :Penggerak gigi • Jumlah silinder : 4 • Garis tengah x langkah : 93 mm x 92 mm (3,66 in x 3,62 in) • Jumlah ring piston :2 ring kompresi dan 1 ring oli. • Isi silinder :2499 cm3 ( 152,4 in3 ) • Perbandingan dingin kompresi (terhap 1) : 18,4 • Tekanan kompresi :31 kg/cm2 / 441 psi • Urutan pengabutan bahan bakar : 1 - 3 - 4 - 2 • Timing pengabutan bahan bakar : 12 ° sebelum TMA • Tipe bahan bakar yang digunakan : SAE No. 2 diesel fuel • Putaran stasioner : 750 rpm • Daya maksimum : 86 Ps / 3900 rpm • Torsi maksimum : 17,5 kg.m / 2300 rpm 3. Skema aliran pemanas bahan bakar Gambar 2. Aliran Bahan Bakar Keterangan : 1. Tanki bahan bakar 2. Saringan bahan bakar 3. Pompa bahan bakar 4. Selang bahan bakar solar 5. Box pemanas 6. Bospump(injection pump assembiy) 7. Injection nozzel 8. Tanki penampungan arus balik bbm 9. Selang Radiator 10. Radiator 11. Engine III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data hasil penelitian Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan pengambilan data dengan hasil data terlampir, mengenai pengaruh dari pemanasan bahan bakar terhadap konsumsi bahan bakar, maka dapat digunakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan pada bab sebelumnya dan dapat digunakan untuk memberikan analisis maupun memberikan gambaran tentang pengaruh dari pemanasan bahan bakar terhadap konsumsi bahan bakar. Deskriptif data hasil penelitian. Data hasil yang didapat dari eksperimen berupa data yang masih perlu diolah untuk mendapatkan hasil secara statistik. Data yang diolah menghasilkan rata-rata kemudian ditabulasikan pada tabel. Data yang diperoleh dari eksperimen berupa data konsumsi bahan bakar dalam satuan waktu per 1000 cc. Data konsumsi bahan bakar yang yang diperoleh harus diubah ke dalam satuan cc/menit, yaitu : 1000 cc bahan bakar dibagi dengan waktu untuk menghabiskan sebanyak 1000 cc bahan bakar tersebut. Konsumsi bahan bakar (cc/menit) = 1000 cc / waktu (menit). 4.2. Data hasil Pengujian bahan bakar bio solar Data hasil pengujian konsumsi bahan bakar bio solar (cc/menit) dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Table 10. pengujian konsumsi bahan bakar bio solar cc/detik pada: Konsumsi bahan bakar per detik RPM Tanpa Pemanasan Pipa 1: 5 lilitan 74 cm Pipa 2: 7 lilitan 92,2 cm
  • 3. JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 3 Pengujian pertama 1000 16.24695 16.17861 15.12402 1500 18.16201 16.728 15.84284 2000 18.80053 18.09955 16.5426 Pengujian kedua 1000 16.43115 15.71092 15.5159 1500 17.58087 17.0503 15.98465 2000 19.58864 17.62115 16.30523 Pengujian ketiga 1000 16.30789 15.93118 15.37988 1500 18.19174 16.64724 15.51831 2000 19.13876 17.92436 16.60578 Grafik Pengujian pertama konsumsi bahan bakar per detik : Gambar 05. Grafik konsumsi bahan bakar bio solar (cc/menit) vs putaran mesin (RPM) Pengujian Kedua konsumsi bahan bakar per detik: Gambar 06. Grafik konsumsi bahan bakar bio solar(cc/menit) vs putaran msin(rpm) Pengujian ketiga konsumsi bahan bakar per detik: Gambar 07. Grafik konsumsi bahan bakar bio solar(cc/menit) vs putaran mesin(rpm) Besarnya perubahan konsumsi bahan bakar bio solar pada grafik di atas dapat diterangkan lebih jelas dengan tabel persentase penurunan konsumsi bahan bakar pada tiap panjang pemanasan bahan bakar dalam % dari kondisi standar, seperti di bawah ini : 4.3. Data hasil Pengujian bahan bakar pertamina dex. Data hasil pengujian konsumsi bahan bakar pertamina dek (cc/menit) dapat dilihat pada table dibawah ini : Table 14. Hasil pengujian konsumsi bahan bakar pertamina dex cc per detik pada: Konsumsi bahan bakar per detik RPM Tanpa Pemanasan Pipa 1: 5 lilitan 74 cm Pipa 2: 7 lilitan 92,2 cm Pengujian pertama 1000 15.86798 15.35155 14.59215 1500 16.21534 15.27884 14.40092 2000 16.9348 15.73812 14.80166 Pengujian kedua 1000 15.47509 14.94322 14.45504 1500 16.25223 15.54243 14.5624 2000 17.09402 15.60306 14.637 Pengujian ketiga 1000 15.6568 14.84561 14.62844 1500 16.11604 15.23461 14.40092 2000 17.02128 15.6128 14.80385 Grafik Pengujian pertama konsumsi bahan bakar per detik : Gambar 08. Grafik konsumsi bahan pertamina dex solar (cc/menit) vs putaran mesin (RPM) Grafik Pengujian kedua konsumsi bahan bakar per detik : Gambar 09. Grafik konsumsi bahan bakar pertamina dex (cc/menit) vs putaran mesin (RPM) 14 15 16 17 18 19 20 1000 1500 2000 KONSUMSI BAHANBAKAR SPESIFIK(Sfc) tanpa pemanas pipa 1: 5 lilitan pipa 2: 7 lilitan 14 15 16 17 18 19 20 1000 1500 2000 KONSUMSI BAHANBAKAR SPESIFIK(Sfc) tanpa pemanas pipa 1: 5 lilitan pipa 2: 7 lilitan 14 15 16 17 18 19 20 1000 1500 2000 KONSUMSIBAHAN BAKARSPESIFIK (Sfc) tanpa pemanas pipa 1:5 lilitan pipa 2: 7 lilitan 13 13.5 14 14.5 15 15.5 16 16.5 17 17.5 100015002000 KONSUMSI BAHANBAKAR SPESIFIK(Sfc) tanpa pemanas pipa 1: 5 lilitan pipa 2: 7 lilitan 13 14 15 16 17 18 1000 1500 2000 KONSUMSI BAHANBAKAR SPESIFIK(Sfc) tanpa pemanas pipa 1: 5 lilitan pipa 2: 7 lilitan
  • 4. JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 4 Grafik Pengujian ketiga konsumsi bahan bakar per detik : Gambar 10. Grafik konsumsi bahan bakar pertamina dex (cc/menit) vs putaran mesin (RPM) Besarnya perubahan konsumsi bahan bakar pertamina dex pada grafik di atas dapat diterangkan lebih jelas dengan tabel persentase penurunan konsumsi bahan bakar pada tiap panjang pemanasan bahan bakar dalam % dari kondisi standar, seperti di bawah ini : A. Pemakaian bahan bakar spesifik(sfc) Pemakaian bahan bakar spesifik adalah sejumlah bahan bakar yang dikonsumsikan mesin untuk menghasilkan tenaga 1 daya kuda (DK) selama 1 Jam. sfc = txNe 3600xGp ( Kg/DK.jam ) Dimana :Gp = V × berat jenis bio solar 837,5 m3 = 1000 cm3 x 0,0008375 Kg/cm3 = 0,8375 Kg t= Waktu untuk menghabiskan bahan bakar standar (detik) Tabel 20. pemakaian bahan bakar spesifik bio solar (Sfc) pemakaian bahan bakar spesifik (sfc) Rpm tanpa pemanas pipa 1 : 74 cm pipa 2 : 92.2 cm Gp 3600 Ne Sfc (TP) Sfc (P1) Sfc (P2) pengujian pertama 1000 61.55 61.81 66.12 0.8375 3600 0.98 49.98 49.77 46.53 1500 55.06 59.78 63.12 0.8375 3600 1.47 37.25 34.31 32.49 2000 53.19 55.25 60.45 0.8375 3600 1.95 29.07 27.98 25.58 pengujian kedua 1000 60.86 63.65 64.45 0.8375 3600 0.98 50.55 48.34 47.74 1500 56.88 58.65 62.56 0.8375 3600 1.47 36.06 34.97 32.78 2000 51.05 56.75 61.33 0.8375 3600 1.95 30.29 27.25 25.21 pengujian ketiga 1000 61.32 62.77 65.02 0.8375 3600 0.98 50.17 49.01 47.32 1500 54.97 60.07 64.44 0.8375 3600 1.47 37.31 34.14 31.83 2000 52.25 55.79 60.22 0.8375 3600 1.95 29.59 27.71 25.68 Grafik 13. Perhitungan pertama konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) Gambar 13. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada bio solar Grafik 14. Perhitungan kedua konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) Gambar 14. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada bio solar Grafik 15. Perhitungan ketida konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) Gambar 15. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada bio solar Dari hasil pengujian di atas diperoleh penurunan bahan bakar yang signifikan yang berarti bahwa secara nyata ada perbedaan konsumsi pada semua pengujian bahan bakar (tanpa pemanas, pipa 5 lilitan dan 7 lilitan). Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh pemanasan bahan bakar baik pipa 5 lilitan maupun 7 lilitan terhadap konsumsi bahan bakar pada motor diesel. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemanasaan bahan bakar yang signifikan terhadap konsumsi 13 14 15 16 17 18 1000 1500 2000 KONSUMSIBAHAN BAKARSPESIFIK(Sfc) tanpa pemanas pipa 1: 5 lilitan pipa 2 : 7 lilitan 20 25 30 35 40 45 50 1000 1500 2000 konsumsibahanbakar spesifik(Sfc) tanpa pemanas pipa 1: 5 lilitan pipa 2: 7 lilitan 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1000 1500 2000 KONSUMSIBAHANBAKAR SPESIFIK(Sfc) tanpa pemanas pipa 1: 5 lilitan pipa 2: 7 lilitan 20 25 30 35 40 45 50 55 1000 1500 2000 KONSUMSIBAHANBAKAR SPESIFIK(Sfc) tanpa pemanas pipa 1: 5 lilitan pipa 2: 7 lilitan
  • 5. JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 5 bahan bakar. Dari pengujian ini maka hipotesis yang diajukan yaitu “ada pengaruh pemanasan bahan bakar dengan media aliran air radiator terhadap konsumsi bahan bakar “ diterima. 4.6. Perhitungan tenaga pada konsumsi bahan bakar pertamina dex Tabel 22. Untuk kecepatan mesin pada bahan bakar pertamina dex RPM Waktu Konsumsi bahan bakar 1 liter (detik) Beban Tanpa Pipa 1: 74 cm Pipa 2: 92,2 cm Pemanasan Pengujian pertama 1000 5 63.02 65.14 68.53 1500 5 61.67 65.45 69.44 2000 5 59.05 63.54 67.56 Pengujian kedua 1000 5 64.62 66.92 69.18 1500 5 61.53 64.34 68.67 2000 5 58.5 64.09 68.32 Pengujian ketiga 1000 5 63.87 67.36 68.36 1500 5 62.05 65.64 69.44 2000 5 58.75 64.05 67.55 A. Pemakaian bahan bakar spesifik Pemakaian bahan bakar spesifik adalah sejumlah bahan bakar yang dikonsumsikan mesin untuk menghasilkan tenaga 1 daya kuda (DK) selama 1 Jam. sfc = txNe 3600xGp ( Kg/DK.jam ) Dimana :Gp = V × berat jenis solar =840m3 = 1000 cm3 x 0,00084 Kg/cm3 = 0,84 Kg t= Waktu untuk menghabiskan bahan bakar standar (detik) Tabel 25. pemakaian bahan bakar spesifik pada pertamina dex(Sfc) pemakaian bahan bakar spesifik (sfc) Rpm tanpa pemanas pipa 1 : 74 cm pipa 2 : 92.2 cm Gp 3600 Ne Sfc (TP) Sfc (P1) Sfc (P2) pengujian pertama 1000 63.02 65.14 68.53 0.84 3600 0.98 48.96 47.37 45.03 1500 61.67 65.45 69.44 0.84 3600 1.47 33.36 31.43 29.62 2000 59.05 63.54 67.56 0.84 3600 1.95 26.26 24.41 22.95 pengujian kedua 1000 64.62 66.92 69.18 0.84 3600 0.98 47.75 46.11 44.6 1500 61.53 64.34 68.67 0.84 3600 1.47 33.43 31.97 29.96 2000 58.5 64.09 68.32 0.84 3600 1.95 26.51 24.2 22.7 pengujian ketiga 1000 63.87 67.36 68.36 0.84 3600 0.98 48.31 45.81 45.14 1500 62.05 65.64 69.44 0.84 3600 1.47 33.15 31.34 29.62 2000 58.75 64.05 67.55 0.84 3600 1.95 26.4 24.21 22.96 Grafik perhitungan pertama konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) Gambar 19. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada pertamina dex Grafik perhitungan kedua konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) Gambar 20. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada pertamina dex Grafik perhitungan ketiga konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) Gambar 21. Konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) pada pertamina dex Dari hasil pengujian di atas diperoleh penurunan bahan bakar yang signifikan yang berarti bahwa secara nyata ada perbedaan konsumsi pada semua pengujian bahan bakar (tanpa pemanas, pipa 5 lilitan dan 7 lilitan). Hal ini 20 25 30 35 40 45 50 1000 1500 2000 KONSUMSIBAHAN BAKARSPESIFIK(Scf) tanpa pemanas pipa 1: 5 lilitan pipa 2: 7 lilitan 20 25 30 35 40 45 50 1000 1500 2000 KONSUMSIBAHANBAKAR SPESIFIK(Sfc) tanpa pemanas pipa 1:5 lilitan pipa 2: 7 lilitan 20 25 30 35 40 45 50 1000 1500 2000 KONSUMSIBAHANBAKAR SPESIFIK(Sfc) tanpa pemanas pipa1: 5 lilitan pipa 2: 7 lilitan
  • 6. JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 6 membuktikan bahwa ada pengaruh pemanasan bahan bakar baik pipa 5 lilitan maupun 7 lilitan terhadap konsumsi bahan bakar pada motor diesel. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemanasaan bahan bakar yang signifikan terhadap konsumsi bahan bakar. Dari pengujian ini maka hipotesis yang diajukan yaitu “ada pengaruh pemanasan bahan bakar dengan media aliran air radiator terhadap konsumsi bahan bakar “ diterima. 4.7. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap konsumsi bahan bakar dan tenaga yang dihasilkan yang diakibatkan oleh pemanasan awal bahan bakar. Proses pembakaran yang terjadi di dalam silinder sangat mempengaruhi besarnya tenaga yang dihasilkan dan efisiensi bahan bakar yang paling baik untuk motor diesel. Hal ini dapat dilihat pada RPM yang sama terdapat penurunan konsumsi bahan bakar dan tenaga yang dihasilkan dibandingkan dengan tanpa memanaskan bahan bakar yang masuk ke dalam bospom. Berdasarkan tabel 11 dan 15 dapat dilihat adanya penurunan persentase konsumsi bahan bakar, pada tabel 20 dan 25 dapat dilihat adanya penurunan konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) dan pada tabel 21 dan 26 dapat dilihat adanya peningkatan efisiensi termis pada konsumsi bahan bakar motor diesel. 1. Konsumsi bahan bakar Dari tabel 11, 15 dan gambar 5, 6, 7, 8, 9, 10 hasil pengujian menunjukan adanya penurunan konsumsi bahan bakar karena pemanasan awal bahan bakar yang melalui pipa didalam box pemanas dengan aliran air radiator pada motor diesel. Perubahan ini ditunjukan adannya perbedaan jumlah konsumsi bahan bakar antara yang tidak dipanaskan dengan bahan bakar yang dipanaskan. Bakan bakar yang dipanaskan semuannya lebih irit dibandingkan bahan bakar yang tanpa pemanas pada semua jenis bahan bakar dengan variasi banyak lilitan dan variasi putaran mesin. Hasil pengujian bahan bakar pada bahan bio solar pada tabel 10 dan gambar 5, pada saluran tanpa pemanas jumlah konsumsi bahan bakarnya 16,24695 cc/detik pada putaran 1000 RPM. Hal ini berbeda dengan jumlah konsumsi bahan bakar yang mengalami pemanasan baik pada saluran 1 maupun saluran 2 yang masing – masing sebesar 16,17861 cc/detik dan 15,12402 cc/detik. Dengan demikian konsumsi bahan bakar paling irit pada saluran 2 yaitu 15,12402 cc/detik dengan panjang pipa 92,2 cm dengan 7 lilitan. Demikian juga pada putaran mesin 1500 RPM konsumsi bahan bakar paling irit juga terdapat pada saluran 2 yaitu sebesar 15,84284 cc/detik. Bahan bakar yang masuk kedalm ruang bakar harus dalam kondisi mudah terbakar untuk memperoleh tenaga yang optimal. Untuk memperoleh kondisi ini maka homogenitas yang baik bahan bakar harus mudah menguap sehingga lebih mudah terbakar. Dalam penelitian ini konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit karena dengan temperature bahan bakaryang lebih tinggi dari temperature normal bahan bakar akan mempercepat penguapan bahan bakar menjadi bentuk gas.dengen temperature yang meningkat maka akan merenggangkan ikatan molekul bahan bakar.bospom merupakan tempat bahan bakar yang akan disemprotkan kenosel demikian maka bahan bakar yang dikeluarkan nosel karena temperaturnya lebih tinggi maka akan lebih mudah pengabutannya karena vikositas solar yang semula disemprotkan oleh nosel dengan temperature lebih tinggi pengabutan akan berlangsung dengan baik. Sehingga ketika bahan bakar sampai kedalam ruang bakar lebih mudah terbakar dan efek dari pembakaran yang lebih baik adalah konsumsi bahan bakar yang lebih irit. Dengan temperature bahan bakar yang masuk kebospom lebih tinggi, kebutuhan bahan bakar yang tinggi pada putaran rendah dapat diperbaiki dengan penguapanbahan bakar yang lebih baik, sehingga bahan bakar lebih baik yang berakibat konsumsi bahan bakar yang lebih irit. Pada putaran mesin 2000 RPM konsumsi bahan bakar bio solar tanpa pemanasan 18,80053 cc/detik. Pada putaran ini konsumsi bahan bakar bio solar paling irit pada saluran 2 ( 92,2 cm) yaitu 16,5426 cc/detik pada RPM 2000.apabila bahan bakar tidak segera menjadi uap maka akan sulit untuk terbakar, tetapi apabila bahan bakar terasebut terlalu banyak menguap maka akan mengakibatkan semakin banyaknya bahan bakar yang masuk keruang bakar sehingga akan mengakibatkan konsumsi bahan bakar menjadi boros. Pada saluran 2 ini bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar suhunya masih terkontrol sehingga bahan bakar tidak terlalu banyak menguap sebelum masuk ruang bakar. Hasil pengujian pada bahan bakar pertamina dex konsumsi bahan bakar lebih irit dibandingkan bio solar. Pada pengujian dengan bahan bakar pertamina dex ini konsumsi bahan bakar seperti terlihat dalam tabel 14, pada 1000 RPM konsumsi bahan bakar tanpa pemanasan 15,86798 cc/detik sedangkan pada saluran 1 dan 2 masing- masing 15,35155 cc/detik dan 14,59215 cc/detik. Dengan demikian konsumsi bahan bakar paling irit terdapat pada saluran 2 sebanyak 14,59215 cc/detik. Dalam hai ini dapat dilihat dengan konsumsi yang lebih irit dibandingkan dengan tanpa pemanasan awal bahan bakar. Pada saluran 1500 RPM konsumsi bahan bakar tanpa pemanasan bahan bakar sebanyak 16,21534 cc/detik dan saluran 1dan 2 yaitu sebanyak 15,27884 cc/detik dan 14,40092 cc/detik. Dengan demikian konsumsi bahan bakar paling irit pada saluran 2. Pada putaran ini bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar lebih banyak sehingga pemanasan awal bahan bakar dapat mempercepat penguapan yang lebih baik maka bahan bakar pembakarannya akan lebih baik. Dengan demikian dapat mengurangi konsumsi bahan bakar. Pada putaran 2000 RPM, konsumsi bahan bakar tanpa pemanasan sebanyak 16,9348 cc/detik dan saluran 1 dan 2 yaitu sebanyak 15,73812 cc/detik dan 14,80166 cc/detik.dengan demikian konsumsi bahan bakar paling irit pada saluran 2. Pada putaran ini bahan bakar yang masuk keruang bakar lebih banyak sehingga pemanasan awal bahan bakar dapat mempercepat penguapan bahan bakar dengan baik. Dengan demikian dapat mengurangi konsumsi bahan bakar. Berdasarkan data hasil penelitian diatas juga dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar paling irit terdapat pada bahan bakar pertamina dex dengan saluran pemanasan 2 (tabel 14) kemudian disusul bio solar dengan saluran 2 (tabel 10). Bahan bakar pertamina dex memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bio solar dengan angka oktan yang lebih tinggi mengakibatkan bahan bakar pertamina dex lebih tahan terhadap detonasi dibandingkan dengan bio solar.sedangkan konsumsi bahan bakar bio solar lebih boros karena angka oktan yang lebih rendah. Namun dengan pemanasan awal bahan bakar konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit. Dari kedua bahan bakar ini memiliki presentase penurunan konsumsi bahan bakar paling besar 13,07 %.
  • 7. JURNAL TEKNIK MESIN UNTAG Vol. 1, No. 1, (2017) 1-6 7 2. pemakaian bahan bakar spesifik (Sfc) dari tabel 20 dan 25 hasil pengujian menunjukan adannya penurunan bahan bakar akibat pemanasan awal bahan bakar melalui aliran air radiator pada motor diesel. Perubahan ini ditunjukan dengan adannya perbedaan jumlah konsumsi bahan bakar antara yang dipanaskan dengan bahan bakar tanpa dipanaskan pada semua jenis bahan bakar dan berbagai jenis variasi. Hasil pengujian bahan bakar spesifik (Sfc) bio solar pada tabel 20 pada gambar 13, pada saluran tanpa bahan pemanas jumlah konsumsi bahan bakarnya 49,98 kg/DK.jam pada putaran 1000 RPM. Hal ini berbeda dengan jumlah konsumsi bahan bakar yang mengalami pemanasan baik saluran 1 maupun 2 masing-masig sebesar 49,77 kg/DK.jam dan 46,53 kg/DK.jam. dengan demikian konsumsi bahan bakar spesifik(Sfc) paling irit pada saluran 2 yaitu 46,53 kg/DK.jam dengan panjang 92,2 cm. Demikian juga pada putaran mesin 1500 RPM konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) paling irit pada saluran 2 yaitu besarnya 32,49 kg/DK.jam. dalam penelitian ini konsumsi bahan bakar spesifik (Sfc) menjadi lebih irit karena dengan temperatur bahan bakar yaang lebih tinggi dari temperatur normal bahan bakar akan mempercepat penguapan bahan bakar menjadi gas. Dengan temperatur yang meningkat maka akan merenggangkan ikatan molekul bahan bakar. Pada putaran mesin 2000 RPM konsumsi bahan bakar bio solar tanpa pemanas 29,07 kg/DK.jam. pada putaran mesin ini konsumsi bahan bakar biosolar paling irit pada saluran 2 (92,2 cm) dengan 7 lilitan yaitu sebesar 25,58 kg/DK.jam. sedangkan pada hasil pengujian bahan bakar spesifik (Sfc) pertamina dex pada tabel 25 dan gambar 19, pada saluran tanpa pemanas jumlah konsumsi bahan bakarnya 48,96 kg/DK.jam pada putaran 1000 RPM. Hal ini berbeda dengan jumlah konsumsi bahan bakar yang mengalami pemanasan baik pada saluran 1 maupun saluran 2 masing-masing sebesar 47,37 kg/DK.jam dan 45,03 kg/DK.jam. dengan demikian konsumsi bahan bakar paling irit pada saluran 2 yaitu sebesar 45,03 kg/DK.jam dengan panjang 92,2 cm dengan 7 lilitan. Demikian juga dengan putaran mesin 1500 RPM dan 2000 RPm konsumsi bahan bahar yang paling irit pada saluran 2 yaitu sebesar 29,62 gk/DK.jam dan 22,95 kg/DK.jam. Hasil pengujian pada bahan bakar bio solar lebih boros dibandingkan dengan bahan bakar pertamiona dex. Bahan bakar pertamina dex memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bio solar dengan angka oktan yang lebih tinggi mengakibatkan bahan bakar pertamina dex lebih tahan terhadap detonasi dibandingkan dengan bio solar.sedangkan konsumsi bahan bakar bio solar lebih boros karena angka oktan yang lebih rendah. Namun dengan pemanasan awal bahan bakar konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit. IV.KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada bahan bakar bio solar maka pemanasan awal bahan bakar dapat membantu mengurangi konsumsi bahan bakar dan mengalami peningkatan pada efisiensi thermis. Pada penelitian ini konsumsi bahan bakar bio solar untuk saluran 1 mengalami penurunan konsumsi masing-masing sebesar 4,01492 % dan mengalami peningkatan efisiensi thermis sebesar 0,0958 % dengan adanya pemanasan sebesar 57106,01 W dan untuk saluran 2 mengalami penurunan konsumsi masing-masing sebesar 10,5636 % dan mengalami peningkatan efisiensi thermis sebesar 0,103% dengan adanya pemanasan sebesar 79371,42 W. Berdasarkan hasil penelitian pada bahan bakar pertamian dex maka pemanasan awal bahan bakar dapat membantu mengurangi konsumsi bahan bakar dan mengalami peningkatan pada efisiensi thermis. Pada penelitian ini konsumsi bahan bakar pertamina dex untuk saluran 1 mengalami penurunan konsumsi masing-masing sebesar 5,36545 % dan mengalami peningkatan efisiensi thermis sebesar 0,106 % dengan adanya pemanasan sebesar 57212,09 W dan saluran 2 mengalami penurunan konsumsi masing-masing sebesar 10,6087 % dan mengalami peningkatan efisiensi thermis sebesar 0,1124 % dengan adanya pemanasan sebesar 79514,28 W. V. DAFTAR PUSTAKA William c. reynalds, Henry c. perkins.1996. termodinamika teknik. Jakarta : Erlangga. Haryanto Agus. 2015. Perpindahan panas. Yogyakarta Frank P. Incropera, David P. DeWitt. Fundamental of heat and mass transfer.toronto Singapore (http://f-voi.blogspot.co.id/2008/10/signifikansi-pengujian- minyak-solar.html) (http://setangkaimawarberduri.blogspot.co.id/) (jekson Turnip: pengujian dan performansi motor bakar diesel menggunakan Bio solar Ester B-01 dan B-02 2010) http://www.pertamina.com/industrialfuel/media/6796/biosol ar.pdf http://www.pertamina.com/industrialfuel/media/20713/perta mina-dex.pdf (Http://id.m.wikihow.com/menghitung-perbandingan)