SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Kelor (Moringa oleifera)
1. Penyebaran dan Morfologi Tanaman kelor
Tanaman kelor, menurut sejarahnya berasal dari kawasan sekitar Himalaya
dan India, kemudian menyebar ke kawasan disekitarnya hingga ke benua Afrika
dan Asia Barat. Di beberapa negara di benua Afrika seperti Ethiopia, Sudan,
Madagaskar, Somalia, Kenya dijadikan negara dengan program pemulihan tanah
yang kering dan gersang dengan ditanami kelor karena tanaman kelor mudah
tumbuh pada tanah kering dan gersang.
Di Indonesia, tanaman kelor mempunyai nama lokal yaitu kelor (Jawa,
Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru), Marangghi (Madura), Moltong (Flores),
Kelo (Gorontalo), Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima), Hau fo
(Timor). Di daerah pedesaan, tanaman kelor sering ditemukan sebagai tanaman
pagar hidup, pembatas tanah atau penjalar tanaman lain. Penanaman kelor yang
paling umum dilakukan adalah dengan cara stek batang tua atau cukup tua.
Caranya dengan langsung ditancapkan ke dalam tanah. Persemaian biji kelor yang
tua dapat juga dijadikan bibit tanaman,namun jarang digunakan. (Aliya,2006).
Tanaman kelor dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini :
5
6
Gb.1 Daun dan bunga tanaman kelor
Gb.2. Buah tanaman kelor
Bagian-bagian tanaman kelor yang bisa dimanfaatkan adalah akar, batang,
daun dan bijinya. Tanaman kelor memiliki ketinggian batang 7 -11 meter. Pohon
kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya mudah patah dan cabangnya jarang
tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran
kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak
dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas
permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah
bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau
semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang
(Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut
blendok (Jawa). (http://id.wikipedia.org, 2008)
7
2. Manfaat Tanaman Kelor
Tanaman kelor merupakan leguminosa, maka bagus ditanam secara
tumpang sari dengan tanaman lain karena dapat menambah unsur nitrogen dari
lahan. Pohon kelor sering digunakan sebagai pendukung tanaman lada atau sirih.
Daun, bunga, dan buah mudanya, merupakan bahan sayuran yang digemari
masyarakat didaerah Melawi. Daun kelor telah banyak digunakan sebagai
makanan ternak, terutama sapi dan kambing maupun pupuk hijau. Remasan
daunnya dipakai sebagai parem penutup bekas gigitan anjing dan dapat dibalurkan
pada payudara ibu yang menyusui untuk menahan mengucurnya ASI yang
berlebihan. Daun tanaman kelor berdasarkan berat keringnya mengandung protein
sekitar 27 persen dan kaya akan vitamin A dan C, kalsium, besi dan phosphorous.
Akar kelor sering digunakan sebagai bumbu campuran untuk merangsang
nafsu makan, tetapi jika terlalu banyak dikonsumsi ibu yang sedang mengandung
dapat menyebabkan keguguran. Tumbukan halus akar dapat dibuat bedak untuk
tapel perut bayi yang baru lahir, sebagai pencegah iritasi kulit, dan sering
digunakan sebagai obat penyakit kulit (jerawat) dan bisul, serta parem untuk
bengkak-bengkak pada penyakit beri-beri dan bagi pengobatan kaki yang terasa
pegal dan lemah. (http://www.kompas.com, 2003)
Gb.3. Biji kelor kering Gb.4. Biji kelor yang dikupas
8
Biji kelor mempunyai zat-zat yang sangat bermanfaat bagi manusia. Biji
kelor mengandung zat aktif, yaitu 4-alfa-4-rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate
yang berfungsi mengabsorbsi sekaligus menetralkan tegangan permukaan dari
partikel-partikel air limbah. Puslitbang Permukiman Departemen Pekerjaan
Umum, dan laboratorium mikrobiologi ITB menjalin kerja sama melakukan
penelitian tentang biji kelor. Dalam pengujian di sebuah tong air berukuran 25
liter, biji kelor mampu menyerap zat warna. Ternyata biji kelor memiliki
kandungan kimia antara lain myrosin, asam gliserid, asam palmitat, asam stearat,
minyak, dan senyawa yang bersifat bakterisidis. Biji kelor juga mengandung 40
persen minyak berdasarkan berat kering. (http://majalah .tempointeraktif.com,
1987)
Hasil penelitian yang telah dilaporkan, bungkil ampas perasan minyak
moringa masih banyak mengandung zat koagulan. Bungkil biji kelor dapat
dikeringkan dan disimpan, merupakan produk samping industri minyak moringa
yang berguna. Minyak biji kelor memiliki mutu gizi dan fungsional tinggi, dan
juga memiliki nilai jual (harga) yang tinggi. Minyak moringa adalah baik untuk
minyak goreng dan pembuatan sabun. Bagi masyarakat Malawi, minyak dari biji
kelor secara tradisional merupakan minyak goreng yang banyak dimanfaatkan di
rumah tangga. Minyak biji kelor dapat pula digunakan sebagai bahan kerosin atau
minyak untuk lampu teplok pengganti penerangan di daerah yang belum
menikmati listrik, bahkan berkembang sayuran biji moringa (kelor) di pasar
internasional baik dalam kaleng maupun dalam bentuk segar, serta keadaan beku
9
atau "chilled". Sayuran biji yang masih hijau dan segar dijual sebagai "drumstick"
di berbagai kota besar di Eropa. (http://www.kompas.com, 2003)
Manfaat lain dari biji kelor yang sudah diteliti melalui Program UNDP
(United Nations Development Programme), yaitu biji kelor sebagai bahan
penggumpal untuk menjernihkan air secara cepat, murah, dan aman. Biji kelor
juga berkhasiat sebagai antibakteri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, serbuk biji kelor mampu membersihkan 90
persen dari total bakteri Eschericia coli dalam satu liter air sungai (Aliya, 2006)
B. Besi (Fe)
Besi merupakan salah satu unsur logam transisi periode keempat golongan
VIIIB yang mudah ditempa, mudah dibentuk, berwarna putih perak, dan mudah
dimagnetisasi pada suhu normal. Dalam sistem periodik unsur, besi mempunyai
nomor atom 26 dan massa atomnya 55,847 sma. Dalam bentuk senyawa, besi
mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +3.
Logam besi terdapat dalam tiga bentuk, yaitu α-iron (alpha iron), γ-iron
(gamma iron) dan δ-iron (delta iron). Perbedaan dari tiap bentuk besi tersebut
adalah susunan atom-atom pada kisi kristalnya. Secara kimia, besi merupakan
logam yang cukup aktif karena dapat bersenyawa dengan unsur-unsur lain, seperti
unsur-unsur halogen (fluorin, klorin, bromin, iodin dan astatin), belerang, fosfor,
karbon, oksigen dan silikon.
10
Di alam, besi terdapat dalam bentuk senyawa-senyawa antara lain sebagai
hematit (Fe2O3), magnetit (Fe2O4), pirit (FeS2), siderit (FeCO3). Besi murni
diperoleh dari proses elektroforesis dari larutan besi sulfat (Sunardi, 2006)
Besi membentuk dua deret garam-garam yang penting, yaitu garam-garam
besi (II) atau (ferro) yang diturunkan dari besi (II) oksida (FeO) dan garam-garam
besi (III) atau (ferri). Garam besi (II) mengandung kation Fe2+
dan berwarna
sedikit hijau dalam larutan. Ion besi (II) merupakan zat pereduksi yang kuat dan
mudah dioksidasikan menjadi besi (III) pada suasana netral atau basa, sedangkan
garam besi (II) diturunkan dari besi (III) oksida (Fe2O3). Garam ini lebih stabil
dibandingkan garam besi (II). Garam besi (III) mengandung kation Fe3+
dan
berwarna kuning muda, jika tereduksi ion besi (III) akan berubah menjadi besi
(II). (Svehla, 1979)
C. Analisis Besi
Secara kimia, kandungan besi dalam sampel air dapat dianalisis secara
kuantitatif maupun secara kualitatif. Dalam identifikasi dan penetapan kadar besi,
dibutuhkan beberapa reagent, sehingga pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan di
dalam laboratorium kimia.
Penetapan kadar besi secara kuantitatif dilakukan dengan reagen Ortho-
phenantrolin, prinsipnya yaitu besi dalam larutan direduksi menjadi bentuk ferro
dengan cara mendidihkannya dengan asam dan hidroksilamin HCl, kemudian
direaksikan dengan 1,10 fenantrolin pada pH 3,2 - 3,3. Tiga molekul fenantrolin
dengan satu atom besi ferro membentuk senyawa kompleks berwarna merah
11
jingga. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan baku yang telah diketahui
kadarnya secara spektrofotometri pada λ 510 nm. (Arnold E. Greenberg, Joseph J.
Connors, David Jenkins. 1976). Reaksi dalam penetapan kadar besi secara
kuantitatif adalah sebagai berikut :
Fe2+
+ 1,10 Fenantrolin Fe2+
Dalam pemeriksaan secara kualitatif, identifikasi kandungan besi dalam
sampel dapat dilakukan dengan menambahkan beberapa reagen spesifik yang
akan menimbulkan endapan dan perubahan warna yang menunjukan bahwa dalam
sampel mengandung besi (II) ataupun besi (III).
Reaksi identifikasi ion besi yaitu :
1. Besi (II) dalam sampel jika ditambah dengan
a. larutan Na2S terjadi endapan hitam
b. larutan K3Fe(CN)6 terjadi endapan biru
c. larutan NaOH terjadi endapan hijau kotor kemudian menjadi coklat
2. Besi (III) dalam sampel jika ditambah dengan
a. larutan Na2S terjadi endapan hitam
b. larutan K3Fe(CN)6 terjadi perubahan warna larutan menjadi coklat
c. larutan KCNS terjadi perubahan warna larutan menjadi merah darah
d. larutan Natrium asetat terjadi perubahan warna larutan menjadi coklat merah
(G.Svehla, 1979)
12
D. Air dan Logam dalam air
Air murni (H2O) terdiri dari hidrogen (11,1888 %) dan oksigen (88,812
%). Warnanya sedikit kebiruan dan bisa dipadatkan. Kepadatan maksimumnya
terjadi pada suhu 4 o
C. Air membeku pada suhu 32 °F atau 0 °C.
(http://www.puretrex.com, 2008).
Air merupakan pelarut yang baik, hal ini menyebabkan air di alam tidak
dijumpai dalam keadaan murni. Air di alam mengandung berbagai zat terlarut
maupun tidak larut. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari kualitasnya
harus memenuhi syarat kesehatan yaitu sudah dimasak dan tidak mengandung
bibit penyakit sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia.
Pada dasarnya air bersih harus memenuhi syarat kualitas yang meliputi
syarat fisika, kimia, biologi dan radioaktif. Syarat fisika air bersih yaitu air tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Syarat kimia air bersih yaitu air tidak
mengandung bahan-bahan kimia yang membahayakan kesehatan manusia. Syarat
biologi air bersih yaitu air tidak mengandung mikroorganisme, dan syarat
radioaktif air bersih yaitu air tidak mengandung unsur radioaktif yang
membahayakan.
Pemeriksaan kualitas bakteriologis air digunakan indikator kandungan
coliform dalam sampel air sesuai Permenkes RI No.416 tahun 1990. Parameter
lain yang digunakan untuk menentukan kualitas air yaitu DO (Dissolved
Oxygen/Oksigen terlarut), BOD (Bio Chemical Oxygen Demand/Kebutuhan
oksigen Biokima), dan total zat padat terlarut. (Aliya, 2006). Zat padat terlarut
dalam air berasal dari mineral-mineral dan garam-garam yang terlarut saat air
13
mengalir di bawah tanah atau di pemukaan. Mineral-mineral dalam air terbagi
menjadi dua yaitu mineral berbentuk ion yang larut dalam air dan mineral
berbentuk suspensi yang tidak larut dalam air. Mineral yang larut dalam air
memiliki muatan listrik sehingga air dapat berfungsi sebagai bahan untuk
menghantar arus listrik. Mineral ion yang larut dalam air misalnya adalah
magnesium, kalsium, natrium, dan fluor, klorida, sulfat, bikarbonat
(http://www.puretrex.com, 2008)
Menurut Leckie dan James (1974), kelarutan logam yang ada dalam
perairan dikontrol oleh pH air, jenis dan konsentrasi logam, keadaan komponen
mineral teroksidasi dan sistem dengan lingkungan redoks. Mangan, timbal,
tembaga, krom, dan besi adalah logam- logam yang dapat ditemukan dalam
perairan. Logam-logam tersebut berada dalam bentuk ion. Ion-ion logam tersebut
ada yang merupakan ion bebas, pasangan ion organik, ion-ion kompleks. Senyawa
hidroksida, senyawa oksida, senyawa karbonat dan senyawa sulfida merupakan
bentuk persenyawaan logam yang ada dalam perairan dan juga tanah. Senyawa-
senyawa tersebut sangat mudah larut dalam air (Heryando Palar, 2004)
Besi merupakan salah satu ion yang larut dalam air dan perairan yang
mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena
dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin, dan alat – alat lainnya
serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsentrasi kurang
lebih 0.31 mg/l. Sifat kimia dari besi adalah sifat redoks, pembentukan kompleks,
metabolisme oleh mikroorganisme, dan pertukaran dari besi antara fase air dan
fase padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida dan sulfite. Besi dan
14
mangan ditemukan juga pada air tanah yang mengandung asam yang berasal dari
humus yang mengalami penguraian dan dari tanaman atau tumbuhan yang
bereaksi dengan unsur besi untuk membentuk ikatan kompleks organik.
Konsentrasi besi pada air tanah bervariasi mulai dari 0,01 mg/l sampai dengan ±
25 mg/l, sedangkan konsentrasi mangan pada umumnya kurang dan 1,0 mg/l.
Secara umum Fe (II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1.0 – 10 mg/l,
namun demikian tingkat kandungan besi sampai sebesar 50 mg/l dapat juga
ditemukan dalam air tanah ditempat – tempat tertentu.
Air tanah yang mengandung Fe (II) mempunyai sifat yang unik. Dalam
kondisi tidak ada oksigen air tanah yang mengandung Fe (II) jernih, namun
setelah mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal dari atmosfer ion Ferro
akan berubah menjadi ion Ferri dengan reaksi sebagai berikut :
4Fe2+
+ O2 + 10 H2O ——-> 4 Fe(OH)3 + 8 H+
Hal ini menyebabkan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (III) oksidasi
terhidrat yang tidak larut menyebabkan air berubah menjadi abu – abu.
Besi (II) dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan
sumber air yang kekurangan oksigen. Ion FeOH+
dapat terjadi dalam perairan
yang bersifat basa, tetapi jika ada CO2 maka terbentuk FeCO3 yang tidak larut.
Besi (II) dapat membentuk kompleks yang stabil dengan zat organik pengompleks
yang dapat larut dalam air. Dalam perairan dengan pH sangat rendah, kedua
bentuk ion Ferro dan Ferri dapat ditemukan (http://smk3ae.wordpress.com, 2008)
15
E. Bahan Pencemar Air
Pencemaran air yaitu peristiwa masuknya zat lain ke dalam lingkungan
perairan sehingga kualitas air menjadi terganggu. Air bersih dapat tercemar oleh
berbagai limbah industri, pertanian dan limbah rumah tangga atau pemukiman.
Limbah industri yang mengandung logam berat seringkali dibuang ke sungai.
Logam berat merupakan bahan pencemar yang berbahaya bagi manusia. Bahan
pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam air tanah yang
menjadi sumber air minum, mencuci, mandi. Air tanah yang telah tercemar sangat
sulit untuk dipulihkan menjadi air bersih, meskipun beberapa logam berat sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan algae sebagai
tumbuhan air namun jika jumlahnya berlebihan akan mempengaruhi kegunaannya
karena yang timbul justru daya racun yang dimiliki logam berat, sehingga jumlah
logam berat dalam air limbah harus diperhatikan sebelum dibuang ke lingkungan
luar yang lebih luas. (Sugiharto, 2005)
Daerah pemukiman juga menghasilkan limbah yang dapat mencemari air.
Limbah yang dihasilkan yaitu sampah dan air buangan yang mengandung
detergen. Limbah yang masuk dalam perairan akan mengganggu ekosistem
perairan dan secara langsung maupun tidak langsung berimbas juga pada manusia
yang mengkonsumsi air dan hasil-hasilnya. (Aliya, 2006)
16

More Related Content

Similar to Jtptunimus gdl-sriulfahgo-5314-2-bab2

Similar to Jtptunimus gdl-sriulfahgo-5314-2-bab2 (19)

Leaflet pemupukan karet.doc
Leaflet pemupukan karet.docLeaflet pemupukan karet.doc
Leaflet pemupukan karet.doc
 
Unsur hara
Unsur haraUnsur hara
Unsur hara
 
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORDDiskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
Diskusi panel praktikum kesuburan dan kesehatan tanah WORD
 
Fisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhanFisiologi tumbuhan
Fisiologi tumbuhan
 
unsur mikro
unsur mikrounsur mikro
unsur mikro
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Tumbuhan hijau 5
Tumbuhan hijau 5Tumbuhan hijau 5
Tumbuhan hijau 5
 
Proposal penelitian husni
Proposal penelitian husniProposal penelitian husni
Proposal penelitian husni
 
Daur Belerang (Siklus Sulfur)
Daur Belerang (Siklus Sulfur)Daur Belerang (Siklus Sulfur)
Daur Belerang (Siklus Sulfur)
 
Bioriset
BiorisetBioriset
Bioriset
 
Kacang panjang
Kacang panjangKacang panjang
Kacang panjang
 
Kacang panjang
Kacang panjangKacang panjang
Kacang panjang
 
Mata Kuliah Ilmu tanah - kalium
Mata Kuliah Ilmu tanah - kaliumMata Kuliah Ilmu tanah - kalium
Mata Kuliah Ilmu tanah - kalium
 
Unsur hara dan mekanisme
Unsur hara dan mekanismeUnsur hara dan mekanisme
Unsur hara dan mekanisme
 
Kacang panjang
Kacang panjangKacang panjang
Kacang panjang
 
3. kandungan tebu (teori)
3. kandungan tebu (teori)3. kandungan tebu (teori)
3. kandungan tebu (teori)
 
Siklus sulfur
Siklus sulfurSiklus sulfur
Siklus sulfur
 
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
Bioindustri hadia atu ba bimbing pemanfaatan minyak sterculia foetida linn se...
 
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptxKelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
Kelompok 6_Rivael Mampetua Panjaitan_Tugas DDIT_SOSEK.pptx
 

Recently uploaded

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 

Recently uploaded (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 

Jtptunimus gdl-sriulfahgo-5314-2-bab2

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kelor (Moringa oleifera) 1. Penyebaran dan Morfologi Tanaman kelor Tanaman kelor, menurut sejarahnya berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India, kemudian menyebar ke kawasan disekitarnya hingga ke benua Afrika dan Asia Barat. Di beberapa negara di benua Afrika seperti Ethiopia, Sudan, Madagaskar, Somalia, Kenya dijadikan negara dengan program pemulihan tanah yang kering dan gersang dengan ditanami kelor karena tanaman kelor mudah tumbuh pada tanah kering dan gersang. Di Indonesia, tanaman kelor mempunyai nama lokal yaitu kelor (Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Kerol (Buru), Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo), Keloro (Bugis), Kawano ( Sumba), Ongge (Bima), Hau fo (Timor). Di daerah pedesaan, tanaman kelor sering ditemukan sebagai tanaman pagar hidup, pembatas tanah atau penjalar tanaman lain. Penanaman kelor yang paling umum dilakukan adalah dengan cara stek batang tua atau cukup tua. Caranya dengan langsung ditancapkan ke dalam tanah. Persemaian biji kelor yang tua dapat juga dijadikan bibit tanaman,namun jarang digunakan. (Aliya,2006). Tanaman kelor dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini : 5
  • 2. 6 Gb.1 Daun dan bunga tanaman kelor Gb.2. Buah tanaman kelor Bagian-bagian tanaman kelor yang bisa dimanfaatkan adalah akar, batang, daun dan bijinya. Tanaman kelor memiliki ketinggian batang 7 -11 meter. Pohon kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya mudah patah dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). (http://id.wikipedia.org, 2008)
  • 3. 7 2. Manfaat Tanaman Kelor Tanaman kelor merupakan leguminosa, maka bagus ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain karena dapat menambah unsur nitrogen dari lahan. Pohon kelor sering digunakan sebagai pendukung tanaman lada atau sirih. Daun, bunga, dan buah mudanya, merupakan bahan sayuran yang digemari masyarakat didaerah Melawi. Daun kelor telah banyak digunakan sebagai makanan ternak, terutama sapi dan kambing maupun pupuk hijau. Remasan daunnya dipakai sebagai parem penutup bekas gigitan anjing dan dapat dibalurkan pada payudara ibu yang menyusui untuk menahan mengucurnya ASI yang berlebihan. Daun tanaman kelor berdasarkan berat keringnya mengandung protein sekitar 27 persen dan kaya akan vitamin A dan C, kalsium, besi dan phosphorous. Akar kelor sering digunakan sebagai bumbu campuran untuk merangsang nafsu makan, tetapi jika terlalu banyak dikonsumsi ibu yang sedang mengandung dapat menyebabkan keguguran. Tumbukan halus akar dapat dibuat bedak untuk tapel perut bayi yang baru lahir, sebagai pencegah iritasi kulit, dan sering digunakan sebagai obat penyakit kulit (jerawat) dan bisul, serta parem untuk bengkak-bengkak pada penyakit beri-beri dan bagi pengobatan kaki yang terasa pegal dan lemah. (http://www.kompas.com, 2003) Gb.3. Biji kelor kering Gb.4. Biji kelor yang dikupas
  • 4. 8 Biji kelor mempunyai zat-zat yang sangat bermanfaat bagi manusia. Biji kelor mengandung zat aktif, yaitu 4-alfa-4-rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate yang berfungsi mengabsorbsi sekaligus menetralkan tegangan permukaan dari partikel-partikel air limbah. Puslitbang Permukiman Departemen Pekerjaan Umum, dan laboratorium mikrobiologi ITB menjalin kerja sama melakukan penelitian tentang biji kelor. Dalam pengujian di sebuah tong air berukuran 25 liter, biji kelor mampu menyerap zat warna. Ternyata biji kelor memiliki kandungan kimia antara lain myrosin, asam gliserid, asam palmitat, asam stearat, minyak, dan senyawa yang bersifat bakterisidis. Biji kelor juga mengandung 40 persen minyak berdasarkan berat kering. (http://majalah .tempointeraktif.com, 1987) Hasil penelitian yang telah dilaporkan, bungkil ampas perasan minyak moringa masih banyak mengandung zat koagulan. Bungkil biji kelor dapat dikeringkan dan disimpan, merupakan produk samping industri minyak moringa yang berguna. Minyak biji kelor memiliki mutu gizi dan fungsional tinggi, dan juga memiliki nilai jual (harga) yang tinggi. Minyak moringa adalah baik untuk minyak goreng dan pembuatan sabun. Bagi masyarakat Malawi, minyak dari biji kelor secara tradisional merupakan minyak goreng yang banyak dimanfaatkan di rumah tangga. Minyak biji kelor dapat pula digunakan sebagai bahan kerosin atau minyak untuk lampu teplok pengganti penerangan di daerah yang belum menikmati listrik, bahkan berkembang sayuran biji moringa (kelor) di pasar internasional baik dalam kaleng maupun dalam bentuk segar, serta keadaan beku
  • 5. 9 atau "chilled". Sayuran biji yang masih hijau dan segar dijual sebagai "drumstick" di berbagai kota besar di Eropa. (http://www.kompas.com, 2003) Manfaat lain dari biji kelor yang sudah diteliti melalui Program UNDP (United Nations Development Programme), yaitu biji kelor sebagai bahan penggumpal untuk menjernihkan air secara cepat, murah, dan aman. Biji kelor juga berkhasiat sebagai antibakteri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, serbuk biji kelor mampu membersihkan 90 persen dari total bakteri Eschericia coli dalam satu liter air sungai (Aliya, 2006) B. Besi (Fe) Besi merupakan salah satu unsur logam transisi periode keempat golongan VIIIB yang mudah ditempa, mudah dibentuk, berwarna putih perak, dan mudah dimagnetisasi pada suhu normal. Dalam sistem periodik unsur, besi mempunyai nomor atom 26 dan massa atomnya 55,847 sma. Dalam bentuk senyawa, besi mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +3. Logam besi terdapat dalam tiga bentuk, yaitu α-iron (alpha iron), γ-iron (gamma iron) dan δ-iron (delta iron). Perbedaan dari tiap bentuk besi tersebut adalah susunan atom-atom pada kisi kristalnya. Secara kimia, besi merupakan logam yang cukup aktif karena dapat bersenyawa dengan unsur-unsur lain, seperti unsur-unsur halogen (fluorin, klorin, bromin, iodin dan astatin), belerang, fosfor, karbon, oksigen dan silikon.
  • 6. 10 Di alam, besi terdapat dalam bentuk senyawa-senyawa antara lain sebagai hematit (Fe2O3), magnetit (Fe2O4), pirit (FeS2), siderit (FeCO3). Besi murni diperoleh dari proses elektroforesis dari larutan besi sulfat (Sunardi, 2006) Besi membentuk dua deret garam-garam yang penting, yaitu garam-garam besi (II) atau (ferro) yang diturunkan dari besi (II) oksida (FeO) dan garam-garam besi (III) atau (ferri). Garam besi (II) mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau dalam larutan. Ion besi (II) merupakan zat pereduksi yang kuat dan mudah dioksidasikan menjadi besi (III) pada suasana netral atau basa, sedangkan garam besi (II) diturunkan dari besi (III) oksida (Fe2O3). Garam ini lebih stabil dibandingkan garam besi (II). Garam besi (III) mengandung kation Fe3+ dan berwarna kuning muda, jika tereduksi ion besi (III) akan berubah menjadi besi (II). (Svehla, 1979) C. Analisis Besi Secara kimia, kandungan besi dalam sampel air dapat dianalisis secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dalam identifikasi dan penetapan kadar besi, dibutuhkan beberapa reagent, sehingga pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan di dalam laboratorium kimia. Penetapan kadar besi secara kuantitatif dilakukan dengan reagen Ortho- phenantrolin, prinsipnya yaitu besi dalam larutan direduksi menjadi bentuk ferro dengan cara mendidihkannya dengan asam dan hidroksilamin HCl, kemudian direaksikan dengan 1,10 fenantrolin pada pH 3,2 - 3,3. Tiga molekul fenantrolin dengan satu atom besi ferro membentuk senyawa kompleks berwarna merah
  • 7. 11 jingga. Warna yang terbentuk dibandingkan dengan baku yang telah diketahui kadarnya secara spektrofotometri pada λ 510 nm. (Arnold E. Greenberg, Joseph J. Connors, David Jenkins. 1976). Reaksi dalam penetapan kadar besi secara kuantitatif adalah sebagai berikut : Fe2+ + 1,10 Fenantrolin Fe2+ Dalam pemeriksaan secara kualitatif, identifikasi kandungan besi dalam sampel dapat dilakukan dengan menambahkan beberapa reagen spesifik yang akan menimbulkan endapan dan perubahan warna yang menunjukan bahwa dalam sampel mengandung besi (II) ataupun besi (III). Reaksi identifikasi ion besi yaitu : 1. Besi (II) dalam sampel jika ditambah dengan a. larutan Na2S terjadi endapan hitam b. larutan K3Fe(CN)6 terjadi endapan biru c. larutan NaOH terjadi endapan hijau kotor kemudian menjadi coklat 2. Besi (III) dalam sampel jika ditambah dengan a. larutan Na2S terjadi endapan hitam b. larutan K3Fe(CN)6 terjadi perubahan warna larutan menjadi coklat c. larutan KCNS terjadi perubahan warna larutan menjadi merah darah d. larutan Natrium asetat terjadi perubahan warna larutan menjadi coklat merah (G.Svehla, 1979)
  • 8. 12 D. Air dan Logam dalam air Air murni (H2O) terdiri dari hidrogen (11,1888 %) dan oksigen (88,812 %). Warnanya sedikit kebiruan dan bisa dipadatkan. Kepadatan maksimumnya terjadi pada suhu 4 o C. Air membeku pada suhu 32 °F atau 0 °C. (http://www.puretrex.com, 2008). Air merupakan pelarut yang baik, hal ini menyebabkan air di alam tidak dijumpai dalam keadaan murni. Air di alam mengandung berbagai zat terlarut maupun tidak larut. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan yaitu sudah dimasak dan tidak mengandung bibit penyakit sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia. Pada dasarnya air bersih harus memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat fisika, kimia, biologi dan radioaktif. Syarat fisika air bersih yaitu air tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Syarat kimia air bersih yaitu air tidak mengandung bahan-bahan kimia yang membahayakan kesehatan manusia. Syarat biologi air bersih yaitu air tidak mengandung mikroorganisme, dan syarat radioaktif air bersih yaitu air tidak mengandung unsur radioaktif yang membahayakan. Pemeriksaan kualitas bakteriologis air digunakan indikator kandungan coliform dalam sampel air sesuai Permenkes RI No.416 tahun 1990. Parameter lain yang digunakan untuk menentukan kualitas air yaitu DO (Dissolved Oxygen/Oksigen terlarut), BOD (Bio Chemical Oxygen Demand/Kebutuhan oksigen Biokima), dan total zat padat terlarut. (Aliya, 2006). Zat padat terlarut dalam air berasal dari mineral-mineral dan garam-garam yang terlarut saat air
  • 9. 13 mengalir di bawah tanah atau di pemukaan. Mineral-mineral dalam air terbagi menjadi dua yaitu mineral berbentuk ion yang larut dalam air dan mineral berbentuk suspensi yang tidak larut dalam air. Mineral yang larut dalam air memiliki muatan listrik sehingga air dapat berfungsi sebagai bahan untuk menghantar arus listrik. Mineral ion yang larut dalam air misalnya adalah magnesium, kalsium, natrium, dan fluor, klorida, sulfat, bikarbonat (http://www.puretrex.com, 2008) Menurut Leckie dan James (1974), kelarutan logam yang ada dalam perairan dikontrol oleh pH air, jenis dan konsentrasi logam, keadaan komponen mineral teroksidasi dan sistem dengan lingkungan redoks. Mangan, timbal, tembaga, krom, dan besi adalah logam- logam yang dapat ditemukan dalam perairan. Logam-logam tersebut berada dalam bentuk ion. Ion-ion logam tersebut ada yang merupakan ion bebas, pasangan ion organik, ion-ion kompleks. Senyawa hidroksida, senyawa oksida, senyawa karbonat dan senyawa sulfida merupakan bentuk persenyawaan logam yang ada dalam perairan dan juga tanah. Senyawa- senyawa tersebut sangat mudah larut dalam air (Heryando Palar, 2004) Besi merupakan salah satu ion yang larut dalam air dan perairan yang mengandung besi sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin, dan alat – alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsentrasi kurang lebih 0.31 mg/l. Sifat kimia dari besi adalah sifat redoks, pembentukan kompleks, metabolisme oleh mikroorganisme, dan pertukaran dari besi antara fase air dan fase padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida dan sulfite. Besi dan
  • 10. 14 mangan ditemukan juga pada air tanah yang mengandung asam yang berasal dari humus yang mengalami penguraian dan dari tanaman atau tumbuhan yang bereaksi dengan unsur besi untuk membentuk ikatan kompleks organik. Konsentrasi besi pada air tanah bervariasi mulai dari 0,01 mg/l sampai dengan ± 25 mg/l, sedangkan konsentrasi mangan pada umumnya kurang dan 1,0 mg/l. Secara umum Fe (II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1.0 – 10 mg/l, namun demikian tingkat kandungan besi sampai sebesar 50 mg/l dapat juga ditemukan dalam air tanah ditempat – tempat tertentu. Air tanah yang mengandung Fe (II) mempunyai sifat yang unik. Dalam kondisi tidak ada oksigen air tanah yang mengandung Fe (II) jernih, namun setelah mengalami oksidasi oleh oksigen yang berasal dari atmosfer ion Ferro akan berubah menjadi ion Ferri dengan reaksi sebagai berikut : 4Fe2+ + O2 + 10 H2O ——-> 4 Fe(OH)3 + 8 H+ Hal ini menyebabkan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (III) oksidasi terhidrat yang tidak larut menyebabkan air berubah menjadi abu – abu. Besi (II) dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan sumber air yang kekurangan oksigen. Ion FeOH+ dapat terjadi dalam perairan yang bersifat basa, tetapi jika ada CO2 maka terbentuk FeCO3 yang tidak larut. Besi (II) dapat membentuk kompleks yang stabil dengan zat organik pengompleks yang dapat larut dalam air. Dalam perairan dengan pH sangat rendah, kedua bentuk ion Ferro dan Ferri dapat ditemukan (http://smk3ae.wordpress.com, 2008)
  • 11. 15 E. Bahan Pencemar Air Pencemaran air yaitu peristiwa masuknya zat lain ke dalam lingkungan perairan sehingga kualitas air menjadi terganggu. Air bersih dapat tercemar oleh berbagai limbah industri, pertanian dan limbah rumah tangga atau pemukiman. Limbah industri yang mengandung logam berat seringkali dibuang ke sungai. Logam berat merupakan bahan pencemar yang berbahaya bagi manusia. Bahan pencemar yang berasal dari industri juga dapat meresap ke dalam air tanah yang menjadi sumber air minum, mencuci, mandi. Air tanah yang telah tercemar sangat sulit untuk dipulihkan menjadi air bersih, meskipun beberapa logam berat sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan algae sebagai tumbuhan air namun jika jumlahnya berlebihan akan mempengaruhi kegunaannya karena yang timbul justru daya racun yang dimiliki logam berat, sehingga jumlah logam berat dalam air limbah harus diperhatikan sebelum dibuang ke lingkungan luar yang lebih luas. (Sugiharto, 2005) Daerah pemukiman juga menghasilkan limbah yang dapat mencemari air. Limbah yang dihasilkan yaitu sampah dan air buangan yang mengandung detergen. Limbah yang masuk dalam perairan akan mengganggu ekosistem perairan dan secara langsung maupun tidak langsung berimbas juga pada manusia yang mengkonsumsi air dan hasil-hasilnya. (Aliya, 2006)
  • 12. 16