SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK
Komponen Pertanian organik adalah sistem pendukung dalam
produksi tanaman, ternak dan ikan, agar tingkat produksi yang
dicapai tetap memuaskan, walau tanpa menggunakan bahan
kimia sintetis.
Komponen tersebut, adalah :
A. Lahan
B. Benih
C. Pengelolaan Kesuburan Tanah
D. Pengendalian Hama Tanaman
E. Pengendalian Penyakit dan Gulma
F. Pasca Panen
1. LAHAN
 Produk organik dapat dikumpulkan dari alam, tetapi harus ada jaminan tidak
mempengaruhi stabilitas habitat alami dan tidak berakibat terjadinya kepunahan
spesies
 Semua lahan dapat dikembangkan menjadi lahan PO. Yang ideal lahan pertanian
yang tidak pernah mendapatkan asupan bahan-bahan agrokimia (pupuk dan
pestisida)
 Lahan terpisah dari lahan konvensional, khususnya sistem pengairannya (jika
menggunakan irigasi)
 Jika lahan bekas budidaya pertanian konvensional perlu masa konversi oragnik.
 Tujuan untuk meminimalkan sisa-sisa bahan kimia dan memulihkan unsur
fauna dan mikroorganisme tanah.
 Lama konversi tergantung dari intensitas pemakaian input kimiawi dan jenis
tanaman sebelumnya (sayuran, padi atau tanaman keras), berkisar 1-2 tahun
 Bila masa konversi belum habis, maka produknya disebut produk konversi
menuju organik.
MASA KONVERSI
 Masa konversi dimulai saat aplikasi ke lembaga sertifikasi atau saat
terakhir pemberian bahan yang dilarang dalam budidaya secara
organik dan selanjutnya budidaya organik dilakukan secara penuh.
 Lamanya masa konversi beragam tergantung jenis tanaman yang
dibudidayakan.
 Masa konversi untuk tanaman semusim adalah selama dua tahun dan
untuk tanaman tahunan selama tiga tahun.
 Menurut standar IFOAM, masa konversi tanaman semusim adalah 12
bulan sebelum memulai siklus produksi tanaman organik.
 Tanaman tahunan dapat disertifikasi sebagai produk organik setelah
18 bulan dibudidayakan secara organik.
2. BENIH
 Benih yang digunakan untuk budidaya PO adalah benih yang
tidak mendapatkan perlakuan rekayasa genetika (Genetically
modified organisms, GMO). Termasuk yang tidak boleh
adalah benih tranasgenik
• Teknik rekayasa genetika termasuk, tetapi tidak terbatas
untuk: rekombinasi DNA, fusi sel, injeksi mikro dan makro,
enkapsulasi, penghilangan dan penggandaan gen. Organisme
hasil rekayasa genetika tidak termasuk organisme yang
dihasilkan dari teknik-teknik seperti konjugasi, transduksi dan
hibridisasi
2. BENIH
 Benih harus diproduksi tanpa bahan kimia
 Praktisi sebaiknya menggunakan benih lokal, atau benih
hibrida yang telah beradaptasi dengan alam sekitar
 Keunggulan menggunakan benih lokal adalah mudah
memperolehnya dan murah harganya, bahkan petani bisa
membenihkan sendiri. Selain itu, benih lokal memiliki asal
usul yang jelas dan sesuai dengan kondisi alam sekitar.
Dengan memakai benih sendiri, petani juga tidak tergantung
pada pihak luar.
3. PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH
# Semua bahan penyubur tanah harus berupa bahan
organik yang bebas bahan kimia sintesis
# Dalam aturan produk pertanian organik secara
internasional, pupuk kandang yang diperbolehkan
berasal dari hewan yang tidak diberi bahan kimia
sintesis, termasuk kotoran hewan yang menggunakan
hormon tumbuh dianggap bukan produk organik.
Namun di Indonesia, belum seketat itu
# Beberapa jenis pupuk yang dipergunakan adalah
Pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, dan produk
yang telah disyahkan sebagai produk organik
(misalnya: EM 4, dll)
4. PENANGGUNANGAN HPT DAN GULMA
# PO berbasis pada keseimbangan ekosistem
# Pengendalian HPT dan gulma dilaksanakan dengan prinsip
HPT tersebut tidak berada dalam jumlah berlebihan
# Metode penanggulangan HPT yang direkomendasikan adalah :
Pola tumpangsari, pergiliran tanaman, pemulsaan, rekayasa
teknik menanam, dan manajemen kebun
# Penggunaan pestisida alami diperlukan jika di lahan PO
sedang terjadi ketidakseimbangan, yang terlihat pada
munculnya gangguan hama/penyakit. Kadar pemakaiannya
juga tergantung dari tingkat gangguan yang ada
5. PENANGANAN PASCA PANEN
• Dalam PO, kegiatan pasca panen menghindari pemakaian
bahan pengawet atau perlakuan kimiawi lainnya dan
seminimal mungkin melakukan proses pengolahan.
• Dalam PO yang berisi prinsip-prinsip mendasar PO dan hal-hal
umum yang sebaiknya dilakukan dan dihindari dalam bertani
organik.
– Sebagai contoh, pemerintah telah menerbitkan SNI
(Standar Nasional Indonesia ) 01-6729-2002 tentang
Sistem Pangan Organik yang dapat menjadi acuan bagi
para pelaku terkait pengembangan PO.
– Standar ini mengacu pada standar internasional yakni
Codex CAC/GL 32/1999, dan cukup selaras dengan standar
dasar IFOAM

More Related Content

Similar to Komponen Pertanian Organik

Pengolahan lahan pertanian organik
Pengolahan lahan pertanian organikPengolahan lahan pertanian organik
Pengolahan lahan pertanian organikD'Richo BlackZkull
 
Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian Organikdita wahyu
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2maemunahmuchtar
 
Kaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman SayurKaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman SayurJuradi Durjari
 
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian BerkelanjutanPertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutanroni09071995
 
Slide eco farming 2021
Slide eco farming 2021Slide eco farming 2021
Slide eco farming 2021Indra Wijaya
 
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptx
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptxPPT Bioherbisida Kelompok 5.pptx
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptxLiliWardani1
 
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 JaartaIpa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 JaartaLiana Susanti SMPN 248
 
Pentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikPentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikBBPP_Batu
 
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptxSLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptxInfluencerMuda
 
F2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolF2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolWahyu Yuns
 
Laporan pipkmk
Laporan pipkmkLaporan pipkmk
Laporan pipkmkWinda Lita
 
Rancangan makalah pip
Rancangan makalah pipRancangan makalah pip
Rancangan makalah pipdita wahyu
 
Profil Al Barokah.pptx
Profil Al Barokah.pptxProfil Al Barokah.pptx
Profil Al Barokah.pptxalfiah30
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organiktani57
 
MATERI BIOSAKA KA_BBPOPT (1).pptx
MATERI BIOSAKA KA_BBPOPT (1).pptxMATERI BIOSAKA KA_BBPOPT (1).pptx
MATERI BIOSAKA KA_BBPOPT (1).pptxindrawicsn
 
komposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakurakomposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakuraWila Dantika
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Gede Susrama
 

Similar to Komponen Pertanian Organik (20)

Pengolahan lahan pertanian organik
Pengolahan lahan pertanian organikPengolahan lahan pertanian organik
Pengolahan lahan pertanian organik
 
Pertanian Organik
Pertanian OrganikPertanian Organik
Pertanian Organik
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2
 
Kaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman SayurKaedah Penanaman Sayur
Kaedah Penanaman Sayur
 
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian BerkelanjutanPertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
 
Slide eco farming 2021
Slide eco farming 2021Slide eco farming 2021
Slide eco farming 2021
 
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptx
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptxPPT Bioherbisida Kelompok 5.pptx
PPT Bioherbisida Kelompok 5.pptx
 
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 JaartaIpa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
Ipa biologi (bioteknologi) kel.1 kelas ix a SMPN 264 Jaarta
 
Pentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikPentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk Organik
 
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptxSLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
 
F2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocolF2. gmo & biosafety protocol
F2. gmo & biosafety protocol
 
Laporan pipkmk
Laporan pipkmkLaporan pipkmk
Laporan pipkmk
 
Rancangan makalah pip
Rancangan makalah pipRancangan makalah pip
Rancangan makalah pip
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 
Profil Al Barokah.pptx
Profil Al Barokah.pptxProfil Al Barokah.pptx
Profil Al Barokah.pptx
 
pkm
pkm pkm
pkm
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
 
MATERI BIOSAKA KA_BBPOPT (1).pptx
MATERI BIOSAKA KA_BBPOPT (1).pptxMATERI BIOSAKA KA_BBPOPT (1).pptx
MATERI BIOSAKA KA_BBPOPT (1).pptx
 
komposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakurakomposting dan keranjang tatakura
komposting dan keranjang tatakura
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1
 

Komponen Pertanian Organik

  • 1.
  • 2. KOMPONEN PERTANIAN ORGANIK Komponen Pertanian organik adalah sistem pendukung dalam produksi tanaman, ternak dan ikan, agar tingkat produksi yang dicapai tetap memuaskan, walau tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Komponen tersebut, adalah : A. Lahan B. Benih C. Pengelolaan Kesuburan Tanah D. Pengendalian Hama Tanaman E. Pengendalian Penyakit dan Gulma F. Pasca Panen
  • 3.
  • 4. 1. LAHAN  Produk organik dapat dikumpulkan dari alam, tetapi harus ada jaminan tidak mempengaruhi stabilitas habitat alami dan tidak berakibat terjadinya kepunahan spesies  Semua lahan dapat dikembangkan menjadi lahan PO. Yang ideal lahan pertanian yang tidak pernah mendapatkan asupan bahan-bahan agrokimia (pupuk dan pestisida)  Lahan terpisah dari lahan konvensional, khususnya sistem pengairannya (jika menggunakan irigasi)  Jika lahan bekas budidaya pertanian konvensional perlu masa konversi oragnik.  Tujuan untuk meminimalkan sisa-sisa bahan kimia dan memulihkan unsur fauna dan mikroorganisme tanah.  Lama konversi tergantung dari intensitas pemakaian input kimiawi dan jenis tanaman sebelumnya (sayuran, padi atau tanaman keras), berkisar 1-2 tahun  Bila masa konversi belum habis, maka produknya disebut produk konversi menuju organik.
  • 5. MASA KONVERSI  Masa konversi dimulai saat aplikasi ke lembaga sertifikasi atau saat terakhir pemberian bahan yang dilarang dalam budidaya secara organik dan selanjutnya budidaya organik dilakukan secara penuh.  Lamanya masa konversi beragam tergantung jenis tanaman yang dibudidayakan.  Masa konversi untuk tanaman semusim adalah selama dua tahun dan untuk tanaman tahunan selama tiga tahun.  Menurut standar IFOAM, masa konversi tanaman semusim adalah 12 bulan sebelum memulai siklus produksi tanaman organik.  Tanaman tahunan dapat disertifikasi sebagai produk organik setelah 18 bulan dibudidayakan secara organik.
  • 6. 2. BENIH  Benih yang digunakan untuk budidaya PO adalah benih yang tidak mendapatkan perlakuan rekayasa genetika (Genetically modified organisms, GMO). Termasuk yang tidak boleh adalah benih tranasgenik • Teknik rekayasa genetika termasuk, tetapi tidak terbatas untuk: rekombinasi DNA, fusi sel, injeksi mikro dan makro, enkapsulasi, penghilangan dan penggandaan gen. Organisme hasil rekayasa genetika tidak termasuk organisme yang dihasilkan dari teknik-teknik seperti konjugasi, transduksi dan hibridisasi
  • 7. 2. BENIH  Benih harus diproduksi tanpa bahan kimia  Praktisi sebaiknya menggunakan benih lokal, atau benih hibrida yang telah beradaptasi dengan alam sekitar  Keunggulan menggunakan benih lokal adalah mudah memperolehnya dan murah harganya, bahkan petani bisa membenihkan sendiri. Selain itu, benih lokal memiliki asal usul yang jelas dan sesuai dengan kondisi alam sekitar. Dengan memakai benih sendiri, petani juga tidak tergantung pada pihak luar.
  • 8. 3. PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH # Semua bahan penyubur tanah harus berupa bahan organik yang bebas bahan kimia sintesis # Dalam aturan produk pertanian organik secara internasional, pupuk kandang yang diperbolehkan berasal dari hewan yang tidak diberi bahan kimia sintesis, termasuk kotoran hewan yang menggunakan hormon tumbuh dianggap bukan produk organik. Namun di Indonesia, belum seketat itu # Beberapa jenis pupuk yang dipergunakan adalah Pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, dan produk yang telah disyahkan sebagai produk organik (misalnya: EM 4, dll)
  • 9. 4. PENANGGUNANGAN HPT DAN GULMA # PO berbasis pada keseimbangan ekosistem # Pengendalian HPT dan gulma dilaksanakan dengan prinsip HPT tersebut tidak berada dalam jumlah berlebihan # Metode penanggulangan HPT yang direkomendasikan adalah : Pola tumpangsari, pergiliran tanaman, pemulsaan, rekayasa teknik menanam, dan manajemen kebun # Penggunaan pestisida alami diperlukan jika di lahan PO sedang terjadi ketidakseimbangan, yang terlihat pada munculnya gangguan hama/penyakit. Kadar pemakaiannya juga tergantung dari tingkat gangguan yang ada
  • 10. 5. PENANGANAN PASCA PANEN • Dalam PO, kegiatan pasca panen menghindari pemakaian bahan pengawet atau perlakuan kimiawi lainnya dan seminimal mungkin melakukan proses pengolahan. • Dalam PO yang berisi prinsip-prinsip mendasar PO dan hal-hal umum yang sebaiknya dilakukan dan dihindari dalam bertani organik. – Sebagai contoh, pemerintah telah menerbitkan SNI (Standar Nasional Indonesia ) 01-6729-2002 tentang Sistem Pangan Organik yang dapat menjadi acuan bagi para pelaku terkait pengembangan PO. – Standar ini mengacu pada standar internasional yakni Codex CAC/GL 32/1999, dan cukup selaras dengan standar dasar IFOAM