SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
QUO VADIS PUSKESMAS GRATIS

Mulai tahun 2008, Pemkot Semarang menggratiskan biaya pemeriksaan dan pengobatan
rawat jalan di Puskesmas. Untuk program Puskesmas gratis itu, Pemkot menganggarkan
                Rp. 5 Milyar pada APBD 2008 (SM, 10 Desember 2007).

Sepanjang tahun 2007 ini program Puskesmas gratis kelihatannya makin diminati oleh
sebagian besar pemerintah daerah. Sangat menarik kalau kita mau mencermati dengan
lebih bijaksana antara manfaat dan risiko yang mungkin terjadi dari program Puskemas
gratis ini.

Komoditas Politik
         Penggratisan biaya kesehatan selain pendidikan dan pengentasan kemiskinan
selalu menjadi isu yang paling menarik sekaligus sebagai komoditas politis yang mudah
dikemas oleh para politisi. Wacana penggratisan biaya kesehatan makin mendapatkan
momentum saat para politisi tersebut sedang menghadapi masa kampanye pemilihan.
Repotnya begitu harus membuktikan, para pimpinan tersebut terlihat belum paham dan
siap dengan berbagai konsekuensinya. Pada awalnya mereka berasumsi bahwa demi
“rasa keadilan” maka siapa saja berhak memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis.
Mungkin setelah mengetahui untuk menggratiskan pelayanan kesehatan dasar di tingkat
Puskemas saja ternyata membutuhkan subsidi biaya yang besar, mereka akhirnya tersadar
dan mulai mencoba menawar untuk alokasi penggratisannya dibatasi hanya pada biaya
tarif retribusi Puskesmas saja.
         Keterbatasan anggaran biasanya menjadi alasan klise. Bahkan saat mengetahui
bahwa kontribusi dari sektor kesehatan bagi pendapatan asli daerah ternyata selama ini
cukup signifikan, pimpinan daerah kembali bingung saat menghadapi dilema baru terkait
akan hilang/berkurangnya sumber pendapatan dari sektor ini. Alih-alih ingin menambah
subsidi untuk sektor kesehatan yang terjadi mereka malah tetap mengandalkan pola
kebijakan pendapatan daerahnya “diatas penderitaan masyarakat yang sakit”.

Ketidak adilan
        Respon yang keliru dari pimpinan daerah dengan menjadikan isu kesehatan gratis
hanya sebagai komoditas politik saja, pada gilirannya telah melahirkan kebijakan subsidi
yang salah sasaran. Ketidak adilan justeru akan muncul manakala sasaran Puskesmas
gratis ternyata juga dinikmati oleh masyarakat non miskin. Bahkan dikhawatirkan porsi
subsidi akan lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat non miskin yang memiliki
aksesibilitas lebih baik dibandingkan masyarakat miskin. Tidak semua pimpinan daerah
memberikan perhatian serius terhadap berbagai kendala yang dialami masyarakat miskin
untuk memanfaatkan porsi subsidi ini. Perlu dipahami bahwa untuk mendapatkan
pelayanan di Puskesmas meskipun mereka tidak lagi terbebani oleh biaya retribusi yang
hanya sekitar Rp. 3000 - 5000 per kali datang, pada kenyataannya mereka justeru lebih
terbebani dengan biaya transportasi dan biaya lain yang mungkin jauh lebih besar.
        Karakteristik lain dari masyarakat miskin adalah cenderung memiliki tingkat
pengetahuan dan kepedulian yang rendah terhadap kesehatan sehingga                makin
memperkecil peluang pemanfaatan subsidi meski hanya rawat jalan di level Puskesmas
apalagi secara paripurna sampai dengan pelayanan rujukan rawat inap di rumah sakit.
Kearifan Subsidi
        Jenis beban biaya kesehatan lain yang seharusnya perlu disubsidi oleh pemerintah
daerah selain kebijakan Puskesmas gratis adalah biaya perawatan di rumah sakit. Saat ini
komponen biaya kesehatan yang paling ”ditakuti” oleh siapa saja terutama rakyat miskin
adalah manakala harus sampai opname di rumah sakit. Seandainya alokasi subsidi untuk
program Puskemas gratis yang akan di alokasikan di tiap daerah di Jawa Tengah rata-rata
sebesar Rp 5 Milyar maka secara akumulatif dari 35 daerah akan terhimpun dana sebesar
Rp 175 Milyar/tahun. Jumlah ini setara dengan pemberian tambahan premi sesuai
program askeskin sebesar Rp 5000 /jiwa/bulan yaitu mencapai sekitar 1,5 juta jiwa atau
rata-rata 40 ribu orang miskin di tiap daerah. Melalui program askeskin tiap masyarakat
miskin akan lebih terjamin kesehatannya secara paripurna. Suatu manfaat yang luar biasa
besar, mengingat program askeskin sendiri saat ini masih banyak menghadapi kendala,
salah satunya adalah cakupannya yang masih sangat terbatas di masing-masing daerah.
        Proyeksi sederhana ini seharusnya bisa menjadi salah satu pertimbangan saat
pemerintah daerah ingin memutuskan pola subsidi yang akan diberikan melalui program
Puskesmas gratis. Memang tidak ada yang salah jika pemerintah ingin memberikan
pelayanan kesehatannya secara murah bahkan gratis, namun jika tidak hati-hati maka
yang terjadi adalah fenomena ”nguyahi segoro” karena subsidi yang jelas salah sasaran.
Oleh karena itu anggaran subsidi yang katanya terbatas harus benar-benar secara arif
diprioritaskan untuk masyarakat yang memang paling membutuhkan yaitu masyarakat
miskin secara paripurna, bukan hanya secara parsial bahkan membabi buta.

Sutopo Patria Jati (staf pengajar Fakulatas Kesehatan Masyarakat UNDIP)

More Related Content

Viewers also liked

モンブランブリーフケースルーペで見る
モンブランブリーフケースルーペで見るモンブランブリーフケースルーペで見る
モンブランブリーフケースルーペで見るcanlie556
 
Coursera greeningtheeconomy 2015
Coursera greeningtheeconomy 2015Coursera greeningtheeconomy 2015
Coursera greeningtheeconomy 2015Siobhann Bellinger
 
Live super rugby hurricanes vs blues
Live super rugby hurricanes vs bluesLive super rugby hurricanes vs blues
Live super rugby hurricanes vs bluesinailse
 
Calendario actividades.Finales Junio-Agosto.2014.
Calendario actividades.Finales Junio-Agosto.2014.Calendario actividades.Finales Junio-Agosto.2014.
Calendario actividades.Finales Junio-Agosto.2014.CETis No 041
 

Viewers also liked (7)

Bitácora Tecnolab
Bitácora TecnolabBitácora Tecnolab
Bitácora Tecnolab
 
モンブランブリーフケースルーペで見る
モンブランブリーフケースルーペで見るモンブランブリーフケースルーペで見る
モンブランブリーフケースルーペで見る
 
Coursera greeningtheeconomy 2015
Coursera greeningtheeconomy 2015Coursera greeningtheeconomy 2015
Coursera greeningtheeconomy 2015
 
Live super rugby hurricanes vs blues
Live super rugby hurricanes vs bluesLive super rugby hurricanes vs blues
Live super rugby hurricanes vs blues
 
Calendario actividades.Finales Junio-Agosto.2014.
Calendario actividades.Finales Junio-Agosto.2014.Calendario actividades.Finales Junio-Agosto.2014.
Calendario actividades.Finales Junio-Agosto.2014.
 
Alexia diaz
Alexia diazAlexia diaz
Alexia diaz
 
SlideCast
SlideCastSlideCast
SlideCast
 

Similar to PUSKESMAS GRATIS

Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatan
Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatanImplikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatan
Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatanSutopo Patriajati
 
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?Suprijanto Rijadi
 
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Nasiatul Salim
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014BPJS Kesehatan RI
 
Filosofi program keluarga harapan
Filosofi program keluarga harapanFilosofi program keluarga harapan
Filosofi program keluarga harapanNadie Odhie
 
Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumn
Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumnMenggugat biaya tunjangan kesehatan di bumn
Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumnSutopo Patriajati
 
Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19
Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19
Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19MelinaNovita
 
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jknAnalisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jknDanin Jaya
 
Keberpihakan kesehatan dari pimpinan baru
Keberpihakan kesehatan dari pimpinan baruKeberpihakan kesehatan dari pimpinan baru
Keberpihakan kesehatan dari pimpinan baruSutopo Patriajati
 
PPT-UEU-Pembiayaan-Penganggaran-Kesehatan-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Pembiayaan-Penganggaran-Kesehatan-Pertemuan-11.pptxPPT-UEU-Pembiayaan-Penganggaran-Kesehatan-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Pembiayaan-Penganggaran-Kesehatan-Pertemuan-11.pptxRani267816
 
sken 4 sesi 2.pdf
sken 4 sesi 2.pdfsken 4 sesi 2.pdf
sken 4 sesi 2.pdfMarsaZaidan
 
Kasus Gizi Buruk Dan Wajah Pelayanan Publik Di Kota Depok
Kasus Gizi Buruk Dan Wajah Pelayanan Publik Di Kota DepokKasus Gizi Buruk Dan Wajah Pelayanan Publik Di Kota Depok
Kasus Gizi Buruk Dan Wajah Pelayanan Publik Di Kota Depokfathir fajar sidiq
 
Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)
Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)
Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)Mohamad Handayani
 

Similar to PUSKESMAS GRATIS (20)

Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatan
Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatanImplikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatan
Implikasi pasca kenaikan bbm di sektor kesehatan
 
Blunder kebijakan askeskin
Blunder kebijakan askeskinBlunder kebijakan askeskin
Blunder kebijakan askeskin
 
Orang miskin dilarang sakit
Orang miskin dilarang sakitOrang miskin dilarang sakit
Orang miskin dilarang sakit
 
Bab i dan ii
Bab i dan iiBab i dan ii
Bab i dan ii
 
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
Puskesmas - Pusat Kesehatan Masyarakat atau Pusat Kesehatan Perorangan?
 
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
Majalah Info BPJS Kesehatan, Edisi 3, Tahun 2014
 
Filosofi program keluarga harapan
Filosofi program keluarga harapanFilosofi program keluarga harapan
Filosofi program keluarga harapan
 
Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumn
Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumnMenggugat biaya tunjangan kesehatan di bumn
Menggugat biaya tunjangan kesehatan di bumn
 
Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19
Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19
Pengaruh Kenaikan BPJS dimasa COVID-19
 
miskin dulu.docx
miskin dulu.docxmiskin dulu.docx
miskin dulu.docx
 
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jknAnalisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
Analisa tantangan dan hambatan pelaksanaan jkn
 
Bagian 1
Bagian 1Bagian 1
Bagian 1
 
Bab i
Bab   iBab   i
Bab i
 
Keberpihakan kesehatan dari pimpinan baru
Keberpihakan kesehatan dari pimpinan baruKeberpihakan kesehatan dari pimpinan baru
Keberpihakan kesehatan dari pimpinan baru
 
PPT-UEU-Pembiayaan-Penganggaran-Kesehatan-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Pembiayaan-Penganggaran-Kesehatan-Pertemuan-11.pptxPPT-UEU-Pembiayaan-Penganggaran-Kesehatan-Pertemuan-11.pptx
PPT-UEU-Pembiayaan-Penganggaran-Kesehatan-Pertemuan-11.pptx
 
sken 4 sesi 2.pdf
sken 4 sesi 2.pdfsken 4 sesi 2.pdf
sken 4 sesi 2.pdf
 
Kasus Gizi Buruk Dan Wajah Pelayanan Publik Di Kota Depok
Kasus Gizi Buruk Dan Wajah Pelayanan Publik Di Kota DepokKasus Gizi Buruk Dan Wajah Pelayanan Publik Di Kota Depok
Kasus Gizi Buruk Dan Wajah Pelayanan Publik Di Kota Depok
 
Bab I
Bab   IBab   I
Bab I
 
Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)
Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)
Peluang dan tantangan sektor swasta kesehatan (edit)
 

More from Sutopo Patriajati

BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN TERPADU KESEHATAN IBU DAN ANAK
BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN TERPADU KESEHATAN IBU DAN ANAKBUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN TERPADU KESEHATAN IBU DAN ANAK
BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN TERPADU KESEHATAN IBU DAN ANAKSutopo Patriajati
 
Spm kesehatan sutopo-gtz jogya 2009
Spm kesehatan  sutopo-gtz jogya 2009Spm kesehatan  sutopo-gtz jogya 2009
Spm kesehatan sutopo-gtz jogya 2009Sutopo Patriajati
 
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayiPerjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayiSutopo Patriajati
 
Pengalaman implementasi model siap di 4 kab kota jateng
Pengalaman implementasi model siap di 4 kab kota jatengPengalaman implementasi model siap di 4 kab kota jateng
Pengalaman implementasi model siap di 4 kab kota jatengSutopo Patriajati
 
Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa
Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desaTantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa
Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desaSutopo Patriajati
 
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan diPetunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan diSutopo Patriajati
 
Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolali
Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolaliKasus aplikasi kesehatan promkes boyolali
Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolaliSutopo Patriajati
 
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudusKasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudusSutopo Patriajati
 
Implementasi stpp pelayanan publik bidang kesehatan
Implementasi stpp pelayanan publik bidang kesehatanImplementasi stpp pelayanan publik bidang kesehatan
Implementasi stpp pelayanan publik bidang kesehatanSutopo Patriajati
 
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSutopo Patriajati
 
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanPembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanSutopo Patriajati
 
Pemasaran dan penjualan produk prodek aseuransi kesehatan
Pemasaran dan penjualan produk prodek aseuransi kesehatanPemasaran dan penjualan produk prodek aseuransi kesehatan
Pemasaran dan penjualan produk prodek aseuransi kesehatanSutopo Patriajati
 

More from Sutopo Patriajati (20)

BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN TERPADU KESEHATAN IBU DAN ANAK
BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN TERPADU KESEHATAN IBU DAN ANAKBUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN TERPADU KESEHATAN IBU DAN ANAK
BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN PERENCANAAN TERPADU KESEHATAN IBU DAN ANAK
 
Spm kesehatan sutopo-gtz jogya 2009
Spm kesehatan  sutopo-gtz jogya 2009Spm kesehatan  sutopo-gtz jogya 2009
Spm kesehatan sutopo-gtz jogya 2009
 
Sutopo hkn 2011
Sutopo hkn 2011Sutopo hkn 2011
Sutopo hkn 2011
 
Jateng bebas pasung di 2012
Jateng bebas pasung di 2012Jateng bebas pasung di 2012
Jateng bebas pasung di 2012
 
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayiPerjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Perjuangan panjang menurunkan angka kematian ibu dan bayi
 
Pengalaman implementasi model siap di 4 kab kota jateng
Pengalaman implementasi model siap di 4 kab kota jatengPengalaman implementasi model siap di 4 kab kota jateng
Pengalaman implementasi model siap di 4 kab kota jateng
 
Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa
Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desaTantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa
Tantangan pengembangan jaminan kesehatan di tingkat desa
 
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan diPetunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Petunjuk teknis standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
 
Petunjuk teknis desi ppt
Petunjuk teknis desi pptPetunjuk teknis desi ppt
Petunjuk teknis desi ppt
 
Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolali
Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolaliKasus aplikasi kesehatan promkes boyolali
Kasus aplikasi kesehatan promkes boyolali
 
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudusKasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
Kasus aplikasi kesehatan jamkesda kudus
 
Implementasi stpp pelayanan publik bidang kesehatan
Implementasi stpp pelayanan publik bidang kesehatanImplementasi stpp pelayanan publik bidang kesehatan
Implementasi stpp pelayanan publik bidang kesehatan
 
Intro stpp maret 2009
Intro stpp maret 2009Intro stpp maret 2009
Intro stpp maret 2009
 
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatanSistem pembayaran fasilitas kesehatan
Sistem pembayaran fasilitas kesehatan
 
Sjsn
SjsnSjsn
Sjsn
 
Sejarah askes
Sejarah askesSejarah askes
Sejarah askes
 
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanPembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
 
Pemasaran dan penjualan produk prodek aseuransi kesehatan
Pemasaran dan penjualan produk prodek aseuransi kesehatanPemasaran dan penjualan produk prodek aseuransi kesehatan
Pemasaran dan penjualan produk prodek aseuransi kesehatan
 
Managed care
Managed careManaged care
Managed care
 
Dasar dasar asuransi
Dasar dasar asuransiDasar dasar asuransi
Dasar dasar asuransi
 

PUSKESMAS GRATIS

  • 1. QUO VADIS PUSKESMAS GRATIS Mulai tahun 2008, Pemkot Semarang menggratiskan biaya pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan di Puskesmas. Untuk program Puskesmas gratis itu, Pemkot menganggarkan Rp. 5 Milyar pada APBD 2008 (SM, 10 Desember 2007). Sepanjang tahun 2007 ini program Puskesmas gratis kelihatannya makin diminati oleh sebagian besar pemerintah daerah. Sangat menarik kalau kita mau mencermati dengan lebih bijaksana antara manfaat dan risiko yang mungkin terjadi dari program Puskemas gratis ini. Komoditas Politik Penggratisan biaya kesehatan selain pendidikan dan pengentasan kemiskinan selalu menjadi isu yang paling menarik sekaligus sebagai komoditas politis yang mudah dikemas oleh para politisi. Wacana penggratisan biaya kesehatan makin mendapatkan momentum saat para politisi tersebut sedang menghadapi masa kampanye pemilihan. Repotnya begitu harus membuktikan, para pimpinan tersebut terlihat belum paham dan siap dengan berbagai konsekuensinya. Pada awalnya mereka berasumsi bahwa demi “rasa keadilan” maka siapa saja berhak memperoleh pelayanan kesehatan secara gratis. Mungkin setelah mengetahui untuk menggratiskan pelayanan kesehatan dasar di tingkat Puskemas saja ternyata membutuhkan subsidi biaya yang besar, mereka akhirnya tersadar dan mulai mencoba menawar untuk alokasi penggratisannya dibatasi hanya pada biaya tarif retribusi Puskesmas saja. Keterbatasan anggaran biasanya menjadi alasan klise. Bahkan saat mengetahui bahwa kontribusi dari sektor kesehatan bagi pendapatan asli daerah ternyata selama ini cukup signifikan, pimpinan daerah kembali bingung saat menghadapi dilema baru terkait akan hilang/berkurangnya sumber pendapatan dari sektor ini. Alih-alih ingin menambah subsidi untuk sektor kesehatan yang terjadi mereka malah tetap mengandalkan pola kebijakan pendapatan daerahnya “diatas penderitaan masyarakat yang sakit”. Ketidak adilan Respon yang keliru dari pimpinan daerah dengan menjadikan isu kesehatan gratis hanya sebagai komoditas politik saja, pada gilirannya telah melahirkan kebijakan subsidi yang salah sasaran. Ketidak adilan justeru akan muncul manakala sasaran Puskesmas gratis ternyata juga dinikmati oleh masyarakat non miskin. Bahkan dikhawatirkan porsi subsidi akan lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat non miskin yang memiliki aksesibilitas lebih baik dibandingkan masyarakat miskin. Tidak semua pimpinan daerah memberikan perhatian serius terhadap berbagai kendala yang dialami masyarakat miskin untuk memanfaatkan porsi subsidi ini. Perlu dipahami bahwa untuk mendapatkan pelayanan di Puskesmas meskipun mereka tidak lagi terbebani oleh biaya retribusi yang hanya sekitar Rp. 3000 - 5000 per kali datang, pada kenyataannya mereka justeru lebih terbebani dengan biaya transportasi dan biaya lain yang mungkin jauh lebih besar. Karakteristik lain dari masyarakat miskin adalah cenderung memiliki tingkat pengetahuan dan kepedulian yang rendah terhadap kesehatan sehingga makin memperkecil peluang pemanfaatan subsidi meski hanya rawat jalan di level Puskesmas apalagi secara paripurna sampai dengan pelayanan rujukan rawat inap di rumah sakit.
  • 2. Kearifan Subsidi Jenis beban biaya kesehatan lain yang seharusnya perlu disubsidi oleh pemerintah daerah selain kebijakan Puskesmas gratis adalah biaya perawatan di rumah sakit. Saat ini komponen biaya kesehatan yang paling ”ditakuti” oleh siapa saja terutama rakyat miskin adalah manakala harus sampai opname di rumah sakit. Seandainya alokasi subsidi untuk program Puskemas gratis yang akan di alokasikan di tiap daerah di Jawa Tengah rata-rata sebesar Rp 5 Milyar maka secara akumulatif dari 35 daerah akan terhimpun dana sebesar Rp 175 Milyar/tahun. Jumlah ini setara dengan pemberian tambahan premi sesuai program askeskin sebesar Rp 5000 /jiwa/bulan yaitu mencapai sekitar 1,5 juta jiwa atau rata-rata 40 ribu orang miskin di tiap daerah. Melalui program askeskin tiap masyarakat miskin akan lebih terjamin kesehatannya secara paripurna. Suatu manfaat yang luar biasa besar, mengingat program askeskin sendiri saat ini masih banyak menghadapi kendala, salah satunya adalah cakupannya yang masih sangat terbatas di masing-masing daerah. Proyeksi sederhana ini seharusnya bisa menjadi salah satu pertimbangan saat pemerintah daerah ingin memutuskan pola subsidi yang akan diberikan melalui program Puskesmas gratis. Memang tidak ada yang salah jika pemerintah ingin memberikan pelayanan kesehatannya secara murah bahkan gratis, namun jika tidak hati-hati maka yang terjadi adalah fenomena ”nguyahi segoro” karena subsidi yang jelas salah sasaran. Oleh karena itu anggaran subsidi yang katanya terbatas harus benar-benar secara arif diprioritaskan untuk masyarakat yang memang paling membutuhkan yaitu masyarakat miskin secara paripurna, bukan hanya secara parsial bahkan membabi buta. Sutopo Patria Jati (staf pengajar Fakulatas Kesehatan Masyarakat UNDIP)