Kita sudah akrab dengan Ilmu Ekonomi, Ekonomi Pertanian, dan Ekonomi Islam. Tapi di jagad google belum ketemu frasa "Islamic Agricultural- Socioeconomics", "Islamic Food Economy", "Islamic land reform" dan seterusnya. Menunggu-nunggu orang pintar membuat ini ga ada-ada juga, ..... hehe. Nanya kesana-sini ga ada yang respon. Kata orang: "jika kita mencari sesuatu buku namun belum ada, maka tulislah!".
2. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) i
BERTANI DAN BERDAGANG SECARA ISLAMI
Seri Buku “Sosial Ekonomi Pertanian Islam”
Draft I – April 2020
Oleh: SYAHYUTI
3. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) ii
DISCLAIMER
Wallahu a’lam bish Shawab…
Allah lah yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya
Secara jujur Saya Syahyuti, penulis buku ini, mengingatkan kepada
pembaca agar membaca buku ini dengan bijak, skeptis dan kritis.
Kenapa? Karena begitu banyak kelemahan dan kekeliruan di dalam
buku ini.
Pasti ilmu agama Saya tidak cukup untuk menulis ini. Namun,
hanya karena “penasaran” kok sulit sekali mencari bahan tentang
Bertani yang Islami ini, maka dengan TERPAKSA buku ini Saya
tulis.
Saya bekerja di pertanian, saban hari keliling kampung, galau
melihat petani bekerja sehari-hari tanpa panduan yang jelas. Mereka
bermuamallah dalam bertani tanpa tuntutan yang cukup dari sisi
agama. Halal haramnya belum putus bagi mereka.
Bahan-bahan buku ini banyaknya saya kutip dari internet, berupa
blog, jurnal dan buku-buku; yang mungkin kesahihannya variatif.
Maka, mohon dengan sangat ………….. tolong dikonfirmasi lebih
jauh kebenarannya. Bapak Ibu silahkan belajar lebih dalam lagi, baca
kitab lebih banyak lagi, dan juga aktif bertanya kepada Ustadz
Ustadzah dan para ahli-ahli agama; untuk tahu mana yang paling
benar.
Dalam buku ini saya menggunakan bahasa terang.Bahkan pada
bagian-bagian yang Saya masih tidak faham pun, Saya jelaskan
secara terang. Hehe.
Maka itu, para ustadza-ustadzah, guru-guru agama, mahasiswa-
mahasiswi, dan santriwan-santriwati; mohon agar persoalan ini
diperjelas bagi Kami.
4. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) iii
Ya, ini hanya “buku provaktif” saja. Saya mengajak, mendorong,
dan meminta tolong dengan rendah hati kepada pra ahli agama
untuk mengajarkan dan menuntun dan menuliskan tentang
persoalan ISLAM dan PERTANIAN ini dengan lebih baik.
Perlu Saya tambahkan, sampai ke bentuk draft I ini, hadits-hadits
yang saya kutip belum sempat dikonfirmasi ke kitab-kitab haditsnya
secara langsung.
Demikian, terima kasih
*****
5. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) iv
Pengantar Dari PENULIS
Niat menulis buku ini sederhana. Setiap keliling desa, dalam
tugas sebagai peneliti Sosiologi Pertanian, rasanya akan
sangat indah andaikan bisa berbagi oleh-oleh buku ini.
Mereka petani bertani setiap hari, membenamkan kaki ketika
lumpur di sawah masih dingin, lalu pulang ketika ayam-
ayam sudah kembali ke kandangnya. Mereka menanam,
menyiang, memelihara, membersihkan rumput, dan
seterusnya: namun mereka sepertinya belum dipandu sesuai
pedoman Islam, utamanya dalam bermuamalah. Apakah
yang sudah dilakukan petani ini sudah benar? Sudahkah
sesuai Islam? Apakah bertani dan bermuamalah seputar
bertani ini diridhoi Allah SWT?
Dengan membaca buku ini Saya ingin mereka akan bangga
jadi petani. Bahwa betapa mereka adalah penghasil pangan
masyarakat. Mereka berada di bagian dasar siklus kehidupan
ini. Mereka menumbuhkan sebutir biji padi menjadi beribu
dan berjuta. Petani menanam benih, menghidupkan dunia,
memberi nafas semesta.
Saya bekerja sebagai peneliti bidang Sosiologi Pertanian di
Kementerian Pertanian sudah hampir 30 tahun. Saya
mempelajari pertanian, dan Saya Islam. Maka, sejak lama
Saya ingin menghubungkan keduanya: “pertanian yang
Islami”. Karena bidang saya ilmu sosial, maka isinya lebih
banyak pada aspek-aspek sosial budaya seputar bertani,
bukan bertani itu sendiri dalam arti teknologi budidaya,
meskipun sedikit banyak disinggung pula bagaimana praktek
bertani yang Islami.
Buku ini, sebagaimana buku Saya sebelumnya “Tangan-
Tangan yang Dicium Rasul”, selalu membuat saya ragu.
6. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) v
Apakah saya telah benar dan tepat memahami Islam. Saya
menulis ajaran-ajaran Islam, mengutip ayat dan hadits, yang
saya sendiri tidak pernah yakin apakah Saya telah benar.
Kenapa? Karena saya tidak pernah belajar Islam secara
formal. Belum pernah nyantri. Maka itu, para Pembaca
mohon untuk bijak untuk melihat buku ini sebagai
“pemancing” saja. Setelah membaca buku ini, Saya harap
Bapa Ibu pembaca akan tertarik untuk lalu mempelajari
secara lebih jauh tentang perihal bertani dan Islam ini. Karena
“gemes” pada kesederhaan buku ini, maka Bapa Ibu tentu
akan membuat yang lebih baik.
Karena saya bukan Ustadz, maka mohon maaf, buku ini tidak
memberikan kupasan yang dalam dan memuaskan. Ini hanya
buku pengantar saja yang disusun secara praktis dengan
bahasa populer, sehingga diharapkan pembaca dapat dengan
mudah membacanya.
Judulnya “Bertani dan Berdagang secara Islami”, karena
bertani juga akan menjualkan hasil panennya. Setiap petani
akan berdagang pula. Sementara, pedagang yang Saya
maksud disini adalah yang masih terbatas di bidang
pertanian. Pedagang kecil-kecilan. Yakni perdagangan yang
berlangsung setiap hari di desa-desa dan kota-kota
kecamatan mungkin. Maka, penulisannya menjadi “petani-
pedagang”. Yakni: petani yang pedagang, atau pedagang
yang masih sebatas pada komoditas pertanian.
Tadinya Saya bermaksud melabeli ini sebagai “Seri Islam for
All”, terus berubah menjadi “Islam for Life”, lalu menjadi
“Seri Buku Sosial Ekonomi Pertanian Islam”. Ya, Saya kerja
sebagai peneliti sosial ekonomi pertanian udah lebih 25
tahun, dan muslim (insyaAllah), merasa tertantang untuk
mewujudkan kira-kira seperti apa jadinya SOSIAL
EKONOMI PERTANIAN ISLAM.
7. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) vi
Kita sudah akrab dengan Ilmu Ekonomi, Ekonomi Pertanian,
dan Ekonomi Islam. Tapi di jagad google belum ketemu frasa
"Islamic Agricultural- Socioeconomics", "Islamic Food
Economy", "Islamic land reform" dan seterusnya. Menunggu-
nunggu orang pintar membuat ini ga ada-ada juga, ..... hehe.
Nanya kesana-sini ga ada yang respon. Kata orang: "jika kita
mencari sesuatu buku namun belum ada, maka tulislah!".
Mengapa “Islam for life”? Begitu semaraknya dakwah di
berbagai media dengan berbagai metode, terlihat memberi
kesan bahwa beragama adalah agar kita lulus nanti di yaumil
hisab pada hari perhitungan di akhirat. “Islam for akhirat”.
Nah dari buku ini Saya ingin menyampaikan sisi-sisi lain
yakni Islam adalah pedoman untuk selamat dan sukses hidup
di dunia. Ber-Islam untuk hidup sehari-hari. Hidup di dunia
dijalankan secara syari’I, agar ke akhirat lancar. Begitu kira-
kira.
Sebenarnya keinginan dan pengumpulan bahannya sudah
berlangsung ga kurang 10 tahun terakhir, namun baru bisa
menjadi draft yang lumayan lengkap ini setelah diwajibkan
kerja di rumah (work from home), duduk depan komputer
belasan jam sehari, demi pengendalian wabah virus COVID-
19 semenjak pertengahan Maret 2020.
Demikian. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat dan menjadi
amal saleh untuk kita semua, …. aamiin.
Bogor April 2020
SYAHYUTI
8. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) vii
DAFTAR ISI
Bab I. Pendahuluan
1.1. “Maksain” menulis
1.2. Materi dan struktur isi buku
1.3. Metode penulisan
1
1
2
4
Bab II. Islam dan Pertanian
2.1. Allah yang menghidupkan tanaman
2.2. Para Rasul pun bertani
2.3. Sumbangan peradaban Islam pada pertanian dunia
2.4. Adab bertani Islami
2.5. Adab terhadap hewan dan ternak
5
5
9
17
31
42
Bab III. Menjalankan Pertanian: Bertani yang Islami
3.1. Pada awalnya: tanah dan air
3.2. Sewa menyewa tanah pertanian
3.3. Bagi hasil pertanian
3.4. Gadai lahan pertanian
3.5. Upah dan adab terhadap buruh tani
3.6. Zakat hasil pertanian
3.7. “Kearifan Timur Reforma Agraria”
64
64
78
89
108
123
138
153
Bab IV. Sosial Ekonomi Pertanian Islam
4.1. Ilmu Ekonomi dan Ekonomi Pertanian
4.2. Menjalankan agribisnis secara syariah
4.3. Pembiayaan usaha pertanian yang syariah
162
163
191
197
9. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) viii
Bab V. Makan dan Minum lah sesuai Islam
5.1. Halal dan haram nya makanan
5.2. Adab Makan dan Minum
5.3. Memasak secara Islami
204
206
225
236
Bab VI. Adab Berdagang dalam Islam
6.1. Nabi, Rasul dan Sahabat yang berdagang
6.2. Penyebar Islam ke Nusantara adalah pedagang-
pedagang ulung
6.3. Etika berdagang Rasul
6.4. Boleh dan tidak boleh dalam berdagang hasil
pertanian
252
252
255
258
263
Daftar Bacaan
Biodata Penulis
278
292
*****
10. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
1
Bab I. PENDAHULUAN
“Maksain” Menulis
Ya, Bapa Ibu dan Rekan-Rekan, Saya “memaksa” diri menulis
buku ini yang sesungguhnya bukan keahlian Saya. Ini Saya
lakukan karena merasa bertanggung jawab pada bidang yang
saya geluti selama ini, yakni penelitian di bidang sosial
ekonomi pertanian. Sekian lama bergelut disini namun
penasaran kenapa di dunia akademis domestik dan global
tidak ketemu frasa “Sosial Ekonomi Pertanian Islam” atau
dalam referensi luar “Islamic Agricultural Socio-Economic” atau
semacamnya di internet.
Maka Saya beranikan diri menulis ini yang saya labeli dengan
“Seri Buku Sosial Ekonomi Pertanian”. Kesannya seperti lucu-
lucuan ya, tapi why not lah. Sudah ada Ilmu Ekonomi,
Ekonomi Pertanian, dan Ekonomi Islam; namun belum
ditemukan, setidaknya di google, frasa: "Islamic Agricultural
Socioeconomics", “Islamic Agricultural Economy”, "Islamic Food
Economy", "Islamic land reform", “Islamic Agrarian reform” dan
seterusnya.
Kita semua meyakini bahwa Al-Qur’an pada hakekatnya
mengajak dan membimbing manusia menuju kehidupan
yang baik. Yaitu kehidupan yang penuh dengan keamanan,
keadilan dan kesejahteraan.
11. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
2
اَعَداَذِ ِ
وِلُسَِّلرل َوِهَّلِلْاُوبي َِجتۡٱسْاُونَماَءَِينذَّلاٱَهُّيَأََٰٓي
ۡۡمُكيِي ۡ
ُحياَمِل ۡمُك
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan
Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi
kehidupan kepadamu.” (Al-Anfal:24)
Ya, Al-Qur’an mengajak manusia untuk kehidupan yang
lebih baik. Akhirat diperoleh dari bagaimana kita
menjalankan dunia. Dunia adalah sawah ladang untuk
bercocok tanam untuk nanti dipanen di akhirat. Segalanya
akan kembali dan abadi di alam akhirat (QS. Al An’am:
32).Maka, hidup di dunia tidak boleh disia-siakan. Untuk
menikmati hasil di akhirat harus melalui dunia sebagai sawah
ladangnya. Surat Al-Baqarah ayat 30, dimana kata “khalifah”
bermakna sebagai “pengganti”. Allah SWT mengamanahkan
manusia sebagai ‘pengganti’ untuk mentadbir bumi dengan
merujuk kepada manual dan panduan daripadaNya.
Bertani adalah aktivitas dasar dan pokok kehidupan ini.
Maka, tentu bertani harus lah sesuai al-Quran, sesuai
tuntunan Rasul. Ya, bertani haruslah seara Islami.
Materi dan Struktur Isi Buku
Buku ini terdiri atas lima bagian diawali dengan hal yang
lebih basic yaitu relasi Islam dan pertanian. Niatnya adalah
memberikan gambaran kepada pembaca, betapa Islam dan
pertanian sangat dekat. Disini disampaikan tentang kuasa
Allah SWT pada tanaman, bahwa bertani begitu mulia dan
para Rasul pun melakukannya, sampai kepada adab bertani
dan beternak.
Pada bab III “Bertani yang Islami”, aroma sosial ekonomi
pertaniannya lebih terasa. Disinilah apa yang Saya maksud
dengan “Sosial Ekonomi Pertanian Islam” harus dijalankan.
12. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
3
Ini tentang relasi-relasi sosial terkait pertanian, bisa disebut
aspek muamalah-nya, atau yang kebetulan berimpit pula
dengan ilmu yang selama ini Saya dalami sejak bekerja yakni
konsep “social institution” (kelembagaan). Maka, di bab ini
dibahas aspek agraria, sewa menyewa lahan, bagi hasil
pertanian, gadai lahan pertanian, upah buruh pertanian,
zakat hasil pertanian dan “Kearifan Timur Reforma Agraria”
(istilah dari saya sendiri).
Bab IV masih bersambung dengan bab sebelumnya, memuat
bagaimana berbagai konsep-konsep perlu kita tumbuhkan
dan hidupkan. Maka, dengan “gagah” Saya mencoba
mengkontruksi apa itu ekonomi pertanian islam, agribisnis
syariah, dan pembiayaan usaha pertanian yang syariah.
Disini juga pembaca akan mendapatkan misalnya narasi awal
tentang ekonomi pangan Islami (Islamic Food Economy) juga
reforma agraria berbasis Islam (Islamic agrarian reform), dan
lain-lain.
Pada bab V Saya insertkan tentang “Makan dan Minum
sesuai Islam” Sebagian teman-teman merasa bahan ini kurang
kompak dengan yang lain. Saya tetap masukkan, karena biar
lengkap pembahasannya. Habis petani tanam sayur, dipanen,
dijual, kan akhirnya dimakan. Disini dibahas halal dan
haramnyamakanan, adab makan dan minum, serta memasak
secara Islami. Mudah-mudahan suatu saat ada lomba
memasak Islami di acara TV.
Terakhir, pada bab VI disampaikan adab berdagang dalam
Islam. Bab ini sungguh penting, karena disinilah kita sering
terjerumus. Aksi tipa-tipu dan premanisme sering
berlangsung disini. BagaimanaRasul berdagang menjadi
panduan untuk mendeskripsikan apa yang boleh dan tidak
boleh dalam berdagang hasil pertanian. Ya, disini terbatas
hanya membahas berdagang hasil pertanian, tidak untuk
komoditas lain yang tentu sangat kompleks.
13. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
4
Metode Penulisan
Sebenarnya Saya hanya memaparkan begitu saja bahan-bahan
yang ada, tentu dengan melakukan pengelompokkan dan
penstrukturan sederhana. Karena tahu ilmu agama Saya
sangat terbatas, maka Saya tidak banyak menganalisis apalagi
berani-berani mengeluarkan rumusan-rumusan baru. Kuatir
dikira fatwa. Jikapun pada bagian-bagian tertentu ada analisis
dan inferensi, namun kadar keterlibatan subjektif Saya sangat
terbatas. Dan, mudah-mudahan ikhtiar ini dituntun Allah
SWT ke arah yang benar. Aamiin.
Bahan penulisan Saya ambil dari internet, berupa blog-blog,
jurnal dan buku. Sumber referensi ada di akhir buku ini,
meskipun sitasinya kurang disiplin secara ilmiah. Demikian
kira-kira. Wallahu a’lam.
****
14. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
5
Bab II. ISLAM DAN PERTANIAN
“Agriculture has become essential to life” 1
“Cultivators are the most valuable citizens, they are tied to their
country” 2.
Islam dan pertanian begitu lekat. Pertanian adalah sumber
energi kehidupan dunia. Bertani adalah pekerjaan yang
sangat mulia, tentu saja jika dijalankan dengan adab bertani
yang Islami.
.2.1. ALLAH YANG MENGHIDUPKAN TANAMAN
Mungkin terkadang kita lupa, karena kita yang memelihara
tanaman sehari-hari, lalu timbul fikiran bahwa kita lah yang
menghidupkannya. Tidak. Mudah-mudahn kita terhindar
dari fikiran dan sifat itu.
Allah lah yang menghidupkan tanaman. Dari sebiji benih,
tumbuh daun, lalu cabang, lalu bunga, dan buah. Buah dari
putik, lalu membesar, dan menjadi matang. Itu semua Allah
yang melakukannya. Begitu banyak surat di Alquran yang
mengingatkan kita tentang ini. Allah yang mengatur awan,
1Elias Hasket Derby (1739-1799; seorang pedagang kaya AS dan
pertama berdagang langsung ke China).
2Thomas Jefferson (1743 -1826, Presiden AS).
15. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
6
menurunkan hujan, lalu menyuburkan tanaman, memberi
minum ternak, dan seterusnya.
”Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-
buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan
mengeluarkan yang mati dari yang hidup”. (Al-An’am : 95).
”Tanaman-tanaman tumbuh subur dengan seizin Allah.”(Al-a’raaf
: 58).
”Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah
banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-
tumbuhan yang baik? Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah.Dan kebanyakan
mereka tidak beriman”. (Asy-syu`araa`:7-8)
"Dan bumi Kami hamparkannya dan Kami tancapkan di atasnya
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya dari tiap-tiap
sesuatu yang ditimbang. Dan Kami jadikan untuk kamu padanya
sumber-sumber penghidupan dan orang-orang yang kamu tidak
bisa memberi rezeki kepadanya. Dan tidak ada sesuatu benda
melainkan di sisi Kamilah perbendaharaannya, dan Kami tidak
menurunkan dia melainkan dengan ukuran tertentu" (Al-hijr: 19-
22).
Ada dua unsur esensial dalam bertani: tanah dan air. Allah
menyediakan tanah untuk tempat tumbuh dan air untuk
menumbuhkannya. Di dalam al-Quran Allah menyebutkan
tentang masalah mencari rezeki dan beberapa pokok yang
harus ditepati demi suksesnya bercocok-tanam itu. Pertama
Allah menyebutkan, bahwa bumi ini disediakan Allah untuk
menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan memproduksi. Untuk
itu Ia jadikan bumi ini serba mudah dan dihamparkan,
sebagai suatu nikmat yang harus diingat dan disyukuri.
"Bumi ini diletakkan Allah untuk umat manusia, di dalamnya
penuh dengan buah-buahan dan korma yang mempunyai kelopak-
16. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
7
kelopak, biji-bijian yang mempunyai kulit dan berbau harum. Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-
rahman: 10-13).
Allah As-Salaam (Yang Maha Memberi Kesejahteraan)juga
menurunkan air hujan.Allah menyebutkan tentang air,
dengan diturunkannya melalui hujan dan mengalir di sungai-
sungai, kemudian dengan air itu dihidupkanlah bumi yang
tadinya mati.
"Dialah zat yang menurunkan air dari langit, maka dengan air itu
kami keluarkan tumbuh-tumbuhan dari tiap-tiap sesuatu, maka
kami keluarkan daripadanya pohon yang hijau yang daripadanya
kami keluarkan biji-bijian yang bersusun-susun." (al-An'am: 99).
"…. Kami curahkan air dengan deras, kemudian kami hancurkan
bumi dengan sungguh-sungguh hancur kemudian kami tumbuhkan
padanya biji-bijian, anggur dan sayur-mayur." ('Abasa: 24-28)
”KepunyaanNya lah semua yang ada langit, semua yang di bumi,
semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.
Allah menurunkan air hujan yang lalu menumbuhkan berjenis-jenis
tumbuh-tumbuhan. .... Makanlah dan gembalakanlah binatang-
binatangmu” (Thaahaa:6, 53-54).
”Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah
menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-
sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu
tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia
menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan,
kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai ......” (QS.Az
Zumar:21).
“Allah menurunkan air untukmu dari langit, lalu kami tumbuhkan
dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang
kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-
17. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
8
pohonnya............” (An Naml: 60-61). “Dan kamu lihat bumi ini
kering, kemudian apabila Kami turunkan air diatasnya, hiduplah
bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah” ( Al-Hajj :5)
Demikian pula, Allah yang maha perkasa (Al 'Aziiz)
mengatur dimana air akan diturunkan dengan menggerakkan
awan.Disebutkan pulatentang angin yang dilepas Allah
dengan membawa kegembiraan, di antaranya dapat
menggiring awan dan mengkawinkan tumbuh-tumbuhan.
"Dan Kami lepaskan angin untuk mengkawinkan, kemudian Kami
turunkan air hujan dari langit, kemudian Kami siram kamu dengan
air itu padahal bukanlah kamu yang mempunyai perbendaharaan
air itu" (Al-Hijr: 19-22).
“Allah menghalau awan yang mengandung air ke bumi yang
tandus. lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman
yang daripadanya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka
dan mereka sendiri”(As-sajdah: 27). ”Maka terangkanlah kepadaku
tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya
dari awan ataukah Kami yang menurunkan” (Al Waaqi`ah:63-70).
Tanaman dan ternak ditumbuhkan untuk manusia. Demikian
lah amanah untuk mereka dari Allah SWT. Maka, ”Dan
diantara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk
pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezki
yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan”. (Al-an`aam: 141-143).
Sejalan dengan sifat Allah ini, maka siapa-siapa yang
“menghidupkan” (harus di antara dua koma), menjalankan
amanah ini, maka mereka ini disebut para “Ihyaul Mawat”
yakni yang menghijaukan dan menghidupkan bumi. Islam
menganjurkan untuk memakmurkan tanah yang mati, tanah
yang tak bertuan dan tidak produktif, baik untuk pertanian
18. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
9
ataupun untuk kegiatan lainnya. Ini disebut dengan “ihyaul
mawat”. Siapakah itu? Misalnya adalah para transmigran
yang datang ke tanah-tanah terlantar dan tidak terurus, lalu
membukanya, membuang pohon dan ranting, membersihkan
rumput liar, lalu mencangkul untuk menggemburkan
tanahnya, dan menanaminya. Merekah lah para ihyaul mawat,
para pionir menghidupkan yang mati. Tentunya ini suatu
pekerjaan yang sangat diridhoi Allah SWT.
.2.2. PARA RASUL PUN BERTANI
Kisah liku-liku para Rasul mengembangkan agama sudah
begitu sering kita dengar. Namun, bagaimana para nabi dan
Rasul menjalankan kehidupan ekonominya jarang diungkap.
Nabi dan rasul sebagaimana manusia biasa juga perlu makan,
pakaian dan tempat tinggal. Ia tidak memperolehnya begitu
saja.
Para Nabi dan Rasul harus bekerja untuk mendapatkan
kebutuhan hidupnya. Ia harus bekerja sebagaimana manusia
pula. Selain untuk dirinya sendiri, para Nabi dan Rasul pun
harus menghidupi keluarganya.
Al-Hadits: ”Tuhan tidak pernah mengangkat Nabi yang tidak
pernah menggembala domba atau kambing”. Ya, para Nabi
beternak. Memelihara ternak termasuk bertani. Rasul hidup
di tengah-tengah masyarakat yang mengandalkan pertanian,
selain perdagangan.
Para Rasul juga bertani seperti kita. Apa yang mereka tanam
tidak langsung berbuah. Ada upaya, ada keseriusan, dan ada
resiko gagal pula. Jadi, meskipun para Rasul sudah dibebani
menyampaikan wahyu, menegakkan agama Allah dan
19. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
10
mengurus umat; tidak serta merta harus meninggalkan
kehidupan ekonominya.
Bersamaan dengan itu pula, berkerja sembari mendakwahkan
dan mengembangkan agama merupakan pola hidup yang
banyak dilakoni para pendakwah yang memasukkan agama
Islam ke nusantara. Mereka adalah pedagang sekaligus
pendakwah dan guru agama. Hal seperti ini juga dijalankan
para Wali Songo. Mereka berekonomi tidak semata untuk
keuntungan, tapi lebih kepada orientasi dakwah. Berekonomi
secara benar dan menguntungkan juga merupakan salah satu
materi yang diajarkan kepada umatnya saat itu.
Rasul Bertani untuk Hidupnya
Dalam sejarahnya, para Nabi berkerja sebagaimana manusia
biasa untuk menghidupi dirinya. Pada surah Al Furqan ayat
20 terbaca: "Tidaklah Kami mengutus para utusan sebelum engkau
(Muhammad) melainkan sesungguhnya mereka memakan makanan
dan berjalan di pasar-pasar". Pasar adalah tempat
berkumpulnya manusia dengan berbagai macam karakter.
Dari yang paling baik sampai yang buruk dapat dijumpai di
dalamnya. Jadi, para rasul utusan Allah itu dalam melakukan
kegiatan ekonominya bergaul dan berinteraksi dengan semua
jenis manusia tanpa pilih-pilih.
Mereka bukan tokoh spiritual penyendiri yang tinggal di
dalam menara gading. Para Nabi bekerja dan berdagang
secara riel. Nabi Musa AS bekerja pada Nabi Syuaib, nabi
Daud sebagai pengrajin membuat baju perang, Nabi Yusuf
sebagai pengawas gudang, sedangkan Nabi Zakaria AS
misalnya menjadi tukang kayu, dan Nabi Idris menjahit
pakaian.
20. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
11
Lain lagi Nabi Ibrahim yang memiliki kemampuan membuat
patung seperti ayahnya, namun memfokuskan pada produksi
gerabah kebutuhan rumah tangga. Sementara, Nabi Musa
adalah seorang ahli bangunan yang merancang dan
memimpin beberapa proyek pembangunan gedung-gedung
monumental di Mesir. Karena kehidupan yang berpindah-
pindah, Nabi Musa sering beralih-alih profesi untuk
menghidupi dirinya. Demikian pula dengan Nabi Isa yang
diangkat menjadi nabi di umur 30 tahun dan meninggal di
usia muda 3 tahun kemudian. Dalam lukisan-lukisan kaum
Nasrani ia sering digambarkan sedang menggembala
kambing. Ada pula yang menyebut bahwa Nabi Isa menjadi
tukang kayu.
Para Nabi berkerja karena tidak mau aji mumpung dan
menyandarkan hidup kepada umatnya. Beragam pekerjaan
yang dilakoni Rasul, dengan mengandalkan keterampilan
tangan dan lain-lain. Hadits: “Tidak ada makanan yang lebih baik
dikonsumsi oleh seseorang, kecuali -- yang diperoleh -- dari
pekerjaan tangannya. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud AS
makan dari pekerjaan tangannya “. Nabi Daud AS mencari
nafkah dari hasil pekerjaan tangannya sendiri sebagai tukang
besi. Ia membuat baju besi dan lain-lain, kemudian
menjualnya ke pasar untuk menghidupi diri dan keluarganya
dari hasil penjualannya.
Suatu hari Nabi Sulaiman AS minta ditunjukkan oleh Allah
SWT hamba yang lebih bersyukur dibandingkan dirinya.
Allah lalu mengutus Jibril untuk mengajari Sulaiman cara
menyepuh perhiasan dengan emas, dan ia membuatnya pada
kapak, lalu menjualnya. Begitulah, manusia pertama yang
membuat hiasan dengan sepuhan emas adalah Nabi Sulaiman
AS.
21. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
12
Ketika muda, Rasulullah SAW adalah seorang pekerja yang
sangat giat. Beliau menjual jasa menjadi penggembala
kambing milik orang lain. Nabi memelihara kambing dengan
sangat produktif. Beliau juga menjualkan dagangan milik
Khadijah ke Syam, dan mendapatkan bagi hasil. Bangsa
Quraisy terkenal ulung berniaga. Pada musim dingin mereka
ke Yaman, dan pada musim panas ke Syam (Suriah). Mereka
bukanlah bangsa pemalas. Abdullah misalnya, ayah nabi,
jatuh sakit dan wafat dalam perjalanan pulang berniaga dari
Syam. Muhammad SAW dalam usia 12 tahun sudah mulai
mengikuti jejak kaumnya, yang diajak pamannya Abu Thalib,
ikut dalam rombongan niaga ke Syam.
Saat Rasul Muhammad SAW berusia 25 tahun, Abu Thalib
berhasil mendapatkan perkerjaan dari Khadijah seorang
pengusaha terkaya di Mekah saat itu. Khadijah menawarkan
gaji empat ekor unta. Untuk pertama kalinya Nabi kita ini
memimpin kafilah dagang menyusuri jalur perdagangan
utama Yaman – Syam. Bisnis tersebut sukses besar dan
meraup keuntungan yang belum pernah mampu diraih misi-
misi dagang sebelumnya. Jadi, pada hakekatnya Nabi kita
adalah seorang pekerja yang tangguh.
Setelah diangkat jadi rasul, Muhammad SAW memerah
sendiri susu kambingnya, menisik robekan bajunya dan
menjahit sendiri sandalnya. Kemampuan kewirausahaan nabi
sudah dipupuk sejak dini dengan menjadi penggembala.
Beliau menggembalakan biri-biri orang Quraisy ketika masih
sangat muda guna meringankan beban yang ditanggung
pamannya. Beliau ingin berpenghasilan dan bisa mandiri,
tidak hendak berpangku tangan hanya sekedar bermain saja.
Nabi Muhammad sebagai pedagang mempunyai empat kiat
sukses berbisnis yakni siddiq (benar), amanah (dapat
dipercaya), fatonah (cerdas, cerdik, memahami manajemen
22. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
13
dan strategi bisnis), dan tabligh (kemampuan komunikasi dan
meyakinkan relasi atau pembeli).
Rasulullah SAW dan para sahabat adalah orang-orang yang
menyukai kerja. Selain bekerja untuk umatnya, beliau
memperbaiki dan menjahit sendiri sandalnya, menambal
sendiri bajunya, memeras sendiri susu kambingnya, dan
melayani keluarga. Nabi terkadang ikut membersihkan
rumah membantu istrinya. Mereka telah memberikan contoh
dan teladan mulia dalam menyeimbangkan antara
kepentingan mencari dan menyebarkan ilmu dan mencari
nafkah. Para Nabi dan rasul bekerja untuk menopang
kelangsungan dakwah. Bekerja mencari nafkah dengan
berniaga, bertani dan berternak tidak dianggap menjatuhkan
martabat dan tidak menurunkan kualitas tawakal mereka.
Para ulama pun tergolong orang-orang yang rajin bekerja dan
ulet dalam berusaha, namun mereka juga gigih dan tangguh
dalam menuntut ilmu dan menyebarkan agama. Abu Bakar
ketika menjadi khalifah setiap pagi pergi ke pasar
memanggul beberapa helai pakaian untuk dijual. Ketika
bertemu dengan Umar dan Ubaidah bin Jarrah, ia ditanya:
“Bagaimana engkau berdagang sementara engkau menjadi
pemimpin kaum muslimin?”. Abu Bakar berkata: “Dari mana aku
menghidupi keluargaku?”. Sebagaimana Umar, Abu Bakar
padahal juga memperoleh bagian dari baitul mal.
Keluarga Nabi pun bekerja. Fatimah Azzahra, putri Nabi,
pernah kehabisan gandum sementara anak-anaknya sakit dan
butuh makan. Dia pergi ke seorang pemilik toko dan
didapatnya pekerjaan menumbuk gandum untuk dibuat roti
serta dimakan bersama anaknya. Zainab bekerja sebagai
penyamak kulit. Fatimah Azzahra, putri Nabi, juga bekerja di
rumahnya, membuat roti, mulai dari menumbuk gandum
23. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
14
hingga membakarnya. Asma binti Abu Bakr membantu
suaminya memberi makanan kepada kuda, membawa air ke
kebun dengan berjalan kaki sekitar lima kilometer.
Islam menganggap tinggi beberapa pekerjaan yang kadang-
kadang oleh manusia dinilai sangat rendah, misalnya
menggembala kambing yang biasa diabaikan oleh manusia.
Rasulullah SAW berkata: "Allah tidak mengutus seorang Nabi
pun melainkan dia itu menggembala kambing”. Waktu para
sahabat mendengar perkataan itu, mereka kemudian
bertanya: “Dan engkau, ya Rasulullah? Jawab Nabi: Ya! Saya juga
menggembala kambing dengan upah beberapa karat, milik penduduk
Makkah." (Riwayat Bukhari)
Muhammad sebagai utusan Allah dan penutup sekalian
Nabi, juga menggembala kambing. Beliau menggembala
dengan upah milik sebagian penduduk Mekkah. Hikmahnya
adalah, bahwa kebesaran justru dimiliki oleh orang-orang
yang suka bekerja, bukan oleh orang yang suka berfoya-foya
dan penganggur.
Nabi Musa AS bekerja sebagai buruh bagi seorang yang
sangat tua. Dia bekerja sebagai buruh selama 8 tahun sebagai
persyaratan untuk dikawinkan dengan salah seorang
puterinya. Nabi Musa dinilai orang tua tersebut sebagai
pekerja yang baik dan buruh yang terpuji. Maka benarlah
dugaan puteri orang tua itu, di mana salah satunya ada yang
berkata: "Hai, ayah! Ambillah buruh dia itu, karena sebaik-baik
orang yang engkau ambil buruh haruslah orang yang kuat dan
terpercaya." (al-Qashash: 26).
Ibnu Abbas meriwayatkan, bahwa Daud bekerja sebagai
tukang besi untuk membuat baju besi. Nabi Adam bekerja
sebagai petani, Nuh sebagai tukang kayu, Idris sebagai
klermaker (?) sedang Musa sebagai penggembala kambing.
24. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
15
Untuk itulah setiap muslim harus menyiapkan diri untuk
mencari pencaharian, sebab tidak seorang Nabi pun kecuali
bekerja dalam salah satu lapangan pencaharian. Nabi
Muhammad SAW dalam salah satu hadisnya mengatakan:
"Tidak makan seseorang satu makanan sedikitpun yang lebih baik,
melainkan dia makan atas usahanya sendiri,dan Nabi Daud makan
dari hasil pekerjaanya sendiri." (HR Bukhari)
Para Wali pun Menjadi “Penyuluh Pertanian”
Wali Songo dikenal dengan metode dakwah kultural, bukan
penaklukan. Mereka tidak hidup pada saat yang persis
bersamaan, namun satu sama lain mempunyai keterkaitan
ikatan darah atau hubungan guru-murid. Maulana Malik
Ibrahim adalah wali yang tertua, di mana Sunan Ampel
adalah anaknya sementara Sunan Giri adalah keponakannya.
Para wali berdakwah di pantai utara Jawa dari awal abad ke-
15 hingga pertengahan abad ke-16. Mereka adalah para
intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat dengan
memperkenalkan berbagai dimensi peradaban baru mulai
dari kesehatan, bercocok tanam, berniaga, kebudayaan dan
kesenian, kemasyarakatan, hingga pemerintahan.
Dari sisi perekonomian, ketika Maulana Malik Ibrahim
pertama kali menginjakkan kaki di wilayah sekitar Gresik,
aktivitas pertama yang dilakukannya adalah berdagang
dengan membuka warung. Warung itu menyediakan
kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu, ia juga
mengobati masyarakat secara gratis dan mengajarkan
bercocok tanam. Ia berupaya merangkul masyarakat bawah
yang merupakan kasta-kasta yang disisihkan di era Hindu
saat itu.
Sunan Giri menjadikan pesantrennya tak hanya sebagai
tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai
25. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
16
pusat pengembangan masyarakat. Sementara, Sunan Bonang
dikenal sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di
tempat-tempat tandus. Selain itu, ia juga menggubah gamelan
Jawa dengan memberi nuansa baru karena menambahkan
instrumen bonang. Lagu “Tombo Ati” yang sangat terkenal
tersebut adalah salah satu karya Sunan Bonang.
Mirip dengan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Drajat juga
dikenal sebagai seorang yang bersahaja dan suka menolong.
Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak
yatim-piatu dan fakir miskin. Salah satu petuahnya adalah:
“berilah tongkat pada si buta, beri makan pada yang lapar, beri
pakaian pada yang telanjang.”
Sunan Muria suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh
dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Ia berbaur
dengan rakyat jelata sambil mengajarkan keterampilan-
keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut. Ia
dikenal piawai dalam memecahkan masalah, sehingga pernah
menjadi penengah dalam konflik internal di Kesultanan
Demak (1518-1530). Terakhir, Sunan Gunung Jati secara
langsung memimpin pemerintahan, dalam posisinya sebagai
putra raja. Dalam berdakwah, ia mendekati rakyat dengan
membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang
menghubungkan antar wilayah.
Para Wali, meskipun masing-masing tidak hidup sezaman,
tetapi dalam pemilihan wilayah dakwahnya
mempertimbangkan faktor geostrategis sesuai kondisi
zamannya. Mereka mengambil tempat kota bandar
perdagangan atau pelabuhan. Dalam posisi ini mereka dapat
pula disebut sebagai “penyebar Islam yang berdagang”.
Mereka tidaklah menjauhi kehidupan dan bertapa di tempat
sepi. Mereka sangat aktif dalam perekonomian, pekerjaan
26. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
17
sosial yang riil, dan juga di bidang pemerintahan dan
kesenian.
.2.3. SUMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA
PERTANIAN DUNIA
Masa keemasan Islam dikenal orang selama lebih kurang
empat abad, yakni dari abad ke 8 sampai 12 M. Abad 8
sampai 12 merupakan abad keemasan Islam, dan di saat yang
sama di Eropa justeru sedang berlangsung “Abad
Kegelepan”. Baru kemudian, mulai abad 12, terjadi
sebaliknya: Islam mundur Eropa bangkit. Ada yang
mengatakan, Zaman Kegelapan di Eropa yang ditandai
kemunduran intelektual dan ilmu pengetahuan, berlangsung
selama 600 tahun, dari kejatuhan Kerajaan Romawi dan
berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15
Masehi.
Demikian pula dengan perkembangan ilmu pertanian. Pada
awal abad ke-9, sistem pertanian modern telah berkembang
di negeri-negeri Muslim. Kota-kota besar Islam, baik di Timur
Tengah, Afrika Utara, maupun Spanyol, telah didukung oleh
sistem pertanian yang canggih. Para petani saat itu telah
mengembangkan teknik-teknik pengolahan tanah, sistem
irigasi, pemuliaan tanaman dan ternak, serta cara-cara
mengatasi hama dan penyakit tanaman. Apa yang dilakukan
petani-petani Muslim saat itu merupakan lompatan besar,
dibanding masa sebelumnya.
Dunia pertanian dan perkembangannya saat ini tak lepas dari
fondasi yang dibangun para ahli pertanian di era keemasan
Islam, yakni abad ke-8. Mereka menyebutkan, pada awal
abad ke-9, sistem pertanian modern telah menjadi urat nadi
kehidupan ekonomi dan segala aktivitas di negeri-negeri
Muslim. Kota-kota besar Islam, baik di Timur Tengah, Afrika
27. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
18
Utara, maupun Spanyol, telah didukung oleh sistem
pertanian yang canggih. Para petani saat itu telah
mengembangkan teknik-teknik pengolahan tanah, sistem
irigasi, pemuliaan tanaman dan ternak, serta cara-cara
mengatasi hama dan penyakit tanaman.
Dalam artikel bertajuk “Muslim Contribution to Agriculture”
yang dipubliksikan oleh Foundation for Science Technology and
Civilisation disebutkan, pada masa itu orang-orang Islam telah
mengembangkan peternakan domba, kuda, menanam
anggrek, serta memelihara kebun-kebun buah dan sayuran.
Ada jeruk, tebu, sutra, kapas, bakung, persik, plum, tulip,
mawar, melati, dan tanaman lainnya.
Baron Carra de Vaux (1867-1953), seorang orientalis dari
Prancis, menyebutkan sejumlah tanaman dan hewan dari
Timur dibawa ke Spanyol oleh umat Islam untuk beragam
keperluan. Tanaman dan hewan itu tidak hanya untuk
keperluan pertanian dan peternakan, tapi juga untuk
pengembangan perkebunan, perdagangan, dan status sosial.
Kita kutip kekaguman dari seorang sejarawan berikut: “As
early as the ninth century, a modern agricultural system became
central to economic life and organization in the Muslim land. The
great Islamic cities of the Near East, North Africa and Spain, Artz
explain, were supported by an elaborated agricultural system that
include extensive irrigation and an expert knowledge of the most
advanced agriculural methods in the world. The Muslim reared the
finest horses and sheep and cultivated the best orchards and
vegetable gardens. The knew how to fight insect pest, how to use
fertilizers, and they were experts at grafting trees and crossing
plants to produce new varietes” (Frederick, 1980).
Beberapa tanaman penting yang diperkenalkan oleh umat
Islam di Spanyol, antara lain kapas dan tebu. Kapas mulai
28. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
19
dibudidayakan di Spanyol (Andalusia) pada akhir abad ke-
11. Perkebunan kapas di Andalusia ini berkembang pesat
sehingga wilayah ini menjadi penghasil kapas ternama dan
mampu mengekspor kapas ke berbagai daerah.
Para petani Muslim saat itu telah faham cara membasmi
insektisida, hama, dan penyakit tanaman lainnya. Mereka
juga sudah menerapkan teknologi pengolahan tanah, teknik
pemupukan, dan cara-cara untuk menyuburkan tanah.
Bahkan mereka bisa “menyulap” padang pasir menjadi
perkebunan. Negeri-negeri Arab yang sebagian besar
wilayahnya terdiri dari lahan kering dan padang pasir telah
mampu dihijaukan berkat teknologi irigasi yang baik.
Tak cuma itu, para ahli pertanian muslim juga pakar di
bidang persilangan dan pemuliaan tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas tanaman baru, dengan
mencangkok dan teknik-teknik pengembangbiakan lainnya.
Karenanya tidak mengherankan jika saat itu kota-kota Islam
mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dengan
beragam buah-buahan dan sayuran yang sebelumnya tidak
dikenal di negara-negara Barat (Eropa). Itulah revolusi
pertanian yang diperkenalkan oleh orang-orang Islam.
Arab Agricultural Revolution
Revolusi pertanian Arab (Arab Agricultural Revolution)
merupakan revolusi yang cukup dikenal.
Sebagian menyebutnya dengan “Medieval Green
Revolution”, “Muslim Agricultural Revolution”, Islamic
Agricultural Revolution”, atau “Islamic Green Revolution”. Ini
berlangsung pada zaman Kegemilangan Islam dari abad ke-8
ke abad ke-13 Masehi.
29. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
20
Pada era ini berlangsung penyebaran banyak teknik tanaman
dan pertanian di kalangan berlainan bagian dunia Islam, dan
juga adaptasi tanaman dan teknik dari dan ke daerah di
sebalik dunia Islam. Tanaman dari Afrika seperti sorghum,
dari China seperti jeruk, dan beberapa tanaman dari India
seperti mangga, padi, kapas dan tebu; telah diintroduksikan
pada penduduk muslim. Berlangsung globalisasi tanaman.
Banyak tanaman dari Afrika dan Cina ditanam di wilayah
Arab untuk pertama kali.
Teknologi yang dikembangkan di antaranya adalah cash
cropping dan crop rotation system. Di Yaman dapat dilakukan
panen dua kali gandum, dan menanam padi
di Irak. Pengembangan pertanian dengan metode riset
dengan hasil berupa penerapan rotasi tanaman,
pengembangan irigasi, dan penggunaan varietas yang
disesuikan dengan sifat musim, tipe lahan dan air yang
dibutuhkan. Juga dilakukan pemuliaan bibit ternak (selective
breeding of animals).
Pada awal abad ke 9, pertanian modern telah mendominasi
ekonomi Arab menggantikan model Romawi. Ada empat
pilar revolusi ini yaitu sistem irigasi, teknologi budidaya,
sistem relasi agraria, dan introduksi berbagai jenis tanaman
baru. Berlangsung pula pembaharuan ekonomi dan
masyarakat. Yang utama adalah berlangsung transformasi
dalam penguasaan lahan, dimana semua orang, laki-laki
perempuan, dari suku dan agama manapun dapat membeli
dan menguasai lahan. Juga mulai dikenal kontrak kerjasama
dalam berbagai lapangan usaha. Harapan hidup masyarakat
meningkat melalui pengembangan berbagai tanaman pangan,
sayuran dan buah, perkebunan, serta peternakan.
30. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
21
Semasa ini, pertanian gula diperbaiki dan diubah menjadi
industri berskala besar oleh orang-orang Arab. Orang-orang
Arab dan Beeber menyebar gula diseluruh wilayah Arab sejak
abad ke-8. Banyak inovasi pertanian lain
diperkenalkan seperti bentuk baru penyewaan tanah (land
tenure), berbagai teknik pengairan gravitasi, pabrik gula,
pengenalan alat-alat besi, dan mesin pengolahan.
Banyak ahli pertanian yang lahir. Misalnya ahli botani Abu
al-Abbas al-Nabati yang mengembangkan teknik
mengetes, mendeskripsikan dan mengidentifikasi tanaman.
Buku ahli biologi Ibnu Wahshiyya berjudul “Al-Asma’i”
diterjemahkan menjadi “Book of Distinction, Book of the Wild
Animals, Book of the Horse” dan”Book of the Sheep”. Para ahli
pertanian muslim mengembangkan ilmu
agronomi, meteorologi, iklim, hidrologi, soil occupation,
manajemen perusahaan pertanian (management of agricultural
enterprises), juga “pedology, agricultural ecology, irrigation,
preparation of soil, planting, spreading of manure, killing herbs,
sowing, cutting trees, grafting, pruning
vine, prophylaxis, phytotherapy, the care and improvement
of microbiological cultures and plants, and the harvest and storage
of crops”. Lalu ada Ibn Wahshiyya's seorang
ahli agronomi yang dengan teknologinya mampu menaikkan
air sungai dengan berbagai teknik.
Apa yang dikenal dengan The Nabatean Agriculture telah
mengembangkan berbagai ilmu pertanian, termasuk
manajemen usaha pertanian, peramalan iklim (weather
forecasting), penggunaan data tingkat curah hujan dengan fase
posisi matahari, pergerakan angin, dan dasar-dasar plant
tissue cultures. Sifat-sifat tanah dan kandungannya serta
pupuk kandang ada pada buku Ibn al-‘Awwam yang
menjelaskan 585 microbiological cultures, yang 55 di antaranya
31. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
22
berkenaan dengan tanaman buah. Buku ini dierjemahkan ke
bahasa Spanyol oleh Banqueri tahun 1801 dand ke bahasa
Perancis oleh Clement-Mullet di Paris tahun 1864.
Penerapan astronomi ke dunia pertanian dan botani juga
berlangsung dengan efektif. Yakni memperkirakan iklim dan
mengukur waktu dan menciptakan kalender yang berisi
kapan menanam tanaman semusim, kapan memangkas
tanaman pohon, kapan dan bagaimana memupuk, dan kapan
memanen. Bahkan apa yang sebaiknya dimakan dan harus
dihindar pada musim-musim yang berbeda.
Buku Al-Dinawari “Book of Plants” memuat penerapan
astronomi dan meteorologi untuk pertanian. Abad ke 9
ahli botani Al-Dinawari merupakan pendiri botani Arab. Ia
menulis ensiklopedi botani berjudul “Kitab al-Nabat (Book of
Plants) yang menerangkan 637 jenis tanaman. Ia juga
menjelaskan fase-fase perkembangan tanaman, dari lahir ke
mati, serta produksi bunga dan buah. Awal abad ke 13, Ibn al-
Baitar published menulis “Kitab al-Jami fi al-Adwiya al-
Mufrada” yang memuat kompilasi botani terlengkap dan
ensiklopedia tanaman obat-obatan, memuat 1400 tanaman
berbeda, makanan, obat-obatan, dimana 300 di antaranya
merupakan temuannya sendiri. Kitab ini menjadi dasar dalam
pengembangan pertanian Eropa.
Teknologi-Teknologi Ciptaan Ilmuwan Muslim
Para insinyur Muslim adalah peletak dasar-dasar teknologi
pertanian dunia. Dampak ‘’Revolusi Hijau Islam’‘ memang
sungguh luar biasa. Dalam empat abad pertama kekuasaan
Islam, pembangunan sektor pertanian di dunia Islam
berkembang sangat cepat. Kemajuan pertanian saat itu telah
menjadi penopang meluasnya kekuasaan kekhalifahan Islam.
Peradaban Islam pun menjadi adikuasa dunia saat itu.
32. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
23
Berkembangnya sektor pertanian di era keemasan Islam
didorong oleh munculnya teknologi aneka peralatan untuk
bercocok tanam.
Sistem Irigasi
Teknologi irigasi era awal Islam mampu baik untuk
mendatangkan air maupun mengeringkan rawa-rawa.
Sistem irigasi yang dikembangkan di dunia Islam
mengandung aspek-aspek teknologi dan sosiologi yang
menarik (Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill dalam
bukunya ”Islamic Technology, an Ilustrated History”). Mereka
mengembangkan peralatan pengangkat air, cara
penyimpanan air, serta distribusi air. Bahkan, mereka pun
berhasil menciptakan teknik pencarian sumber-sumber air
baik yang tersembunyi maupun sistem bawah tanah (qanat).
Hasilnya, Kekhalifahan Islam berhasil membangun pertanian
di sepanjang Sungai Tigris (Irak) yang terdapat 200 desa yang
pertaniannya maju. Air dari Sungai Efrat dialirkan ke
Mesopotamia, sedangkan air dari Tigris dialirkan ke Persia.
Dengan demikian para petani bisa memperoleh air irigasi
untuk pertaniannya.
Tak hanya itu, Kekhalifahan Abbasiyah memelopori
pengeringan rawa-rawa untuk lahan pertanian, serta
menyuburkan ladang yang mengering. Tak heran jika
kemudian Irak dikenal sebagai daerah pertanian dan
perkebunan terkemuka saat itu. Tidak heran jika Irak dijuluki
surga dunia.
Padang pasir jadi ladang, bahkan mereka bisa ‘menyulap’
padang pasir menjadi perkebunan. Negeri-negeri Arab yang
sebagian besar wilayahnya terdiri dari lahan kering dan
33. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
24
padang pasir mampu dijadikan lahan-lahan pertanian berkat
teknologi dan sistem irigasi yang baik.
Begitu pun di Andalusia. Para petani menerapkan teknik
irigasi dan membangun saluran-saluran irigasi untuk
pengembangan pertaniannya. Di bawah kekuasaan Islam,
Andalusia menjelma menjadi daerah perkebunan yang subur.
Di sepanjang Guadalquivir (Spanyol), terdapat 12 ribu desa
yang memiliki lahan pertanian subur yang dikerjakan para
petani Muslim. Begitu juga tanah-tanah pertanian di Mesir
dan Irak. Di Provinsi Fayyum, Mesir, terdapat 360 desa yang
masing-masing dapat menyediakan kebutuhan pangan bagi
penduduk seluruh Mesir.
Kemajuan pertanian tersebut dilengkapi dengan ilmu farming
system yang tepat. Revolusi pertanian dengan
memperkenalkan tanaman-tanaman baru serta ektensifikasi
dan intensifikasi melalui irigasi, telah menciptakan sistem
pertanian yang kompleks dan variatif. Lahan-lahan yang
semula hanya menghasilkan satu jenis tanaman setiap tahun,
oleh para petani Muslim ‘disulap’ menjadi 2-3 kali dengan
jenis tanaman berbeda secara rotasi. Hasilnya, produksi
pertanian cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk
perkotaan yang terus meningkat.
Bajak Pengolah Tanah
Bajak pengolah tanah yang ditarik ternak, awalnya diciptakan
insinyur pertanian muslim. Dari sensus yang dilakukan pada
abad ke-8 di Mesir menyebutkan, dari 10 ribu desa di Mesir,
tak ada satu desa pun yang memiliki bajak kurang dari 500
unit.
Penggunaan bajak sebagai alat pertanian di dunia Islam
diungkapkan Sejarawan Al-Maqrizi. Menurut dia, bajak
34. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
25
digunakan sebagai alat untuk menggemburkan tanah
sebelum melakukan penanaman dan penaburan benih.
Sejarawan Al-Marqasi, seperti ditulis Al-Hassan dan Hill,
bajak digunakan para petani sebelum menanam tebu. Petani
Mesir membajak tanah sebanyak enam kali, sebelum
menanam tebu.
Bajak dibuat dari besi dengan berbentuk gigi-gigi, seperti
sikat. Para petani Islam menggunakan hewan misalnya lembu
untuk menarik bajak. Insinyur pertanian Muslim telah
mampu membedakan teknik membajak tanah di berbagai
jenis lahan. Pada masa itu, insinyur pertanian telah menulis
kitab-kitab pedoman pengolahan lahan, seperti Kitab Al-
Filaha Al-Nabatiya karya Ibnu Wahsyiyya. Seiring waktu dan
meningkatnya ilmu pengetahuan, para insiyur Muslim pun
terus berupaya membuat rancangan bentuk bajak. Peradaban
Islam sudah mampu menciptakan bajak cakram yang sesuai
dengan jenis tanah, sehingga tidak akan terlalu dalam
memotong alur.
Garu dan Garpu Tanah
Alat pertanian lainnya yang dikembangkan adalah garu dan
garpu tanah. Garpu merupakan salah satu alat yang juga
digerakkan oleh binatang yang berfungsi untuk memecahkan
bongkahan tanah yang menutupi benih. Alat ini digunakan
setelah proses pembajakan tanah. Tercatat ada beberapa
rancangan saat itu, seperti Al-Mijarr dan Al-Mislafah.
Keduanya berupa berupa balok yang dengan gigi-gigi untuk
menggaru lahan. Al-Mijarr mempunyai dua lubang di ujung-
ujungnya serta dua pasang tali pengikat. Sedangkan Al-Maliq
terbuat dari papan kayu yang dibuat melebar dan ditarik oleh
seekor lembu. Al-Maliq digunakan untuk meratakan alur
yang dibuat oleh mata bajak untuk menanam benih. Kedua
35. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
26
jenis garpu itu masih digunakan di beberapa negara Islam di
belahan dunia sampai sekarang.
Sedangkan garu juga alat pengolah tanah yang terbuat dari
kayu. Alat ini digunakan untuk menyisir tanah dan menutupi
benih. Salah satu jenis garu pada masa itu bernama Al-musyt.
Alat ini berupa batang menyilang dengan gigi-gigi dan
sebuah pegangan di bagian tengahnya.
Sekop dan Cangkul
Para petani Islam pun berhasil menciptakan alat untuk
menggali tanah seperti sekop atau al-isyat. Alat ini digunakan
untuk menggali lahan yang tidak memerlukan bajak, seperti
lahan perkebunan sayur dan buah-buahan. Saat itu juga
sudah dikenal sekop jenis lain bernama al-mijnah atau al-
mijrafah yang digunakan untuk mengangkat tanah hasil
penggalian. Petani zaman itu juga telah menggunakan
cangkul untuk menggali tanah, salah satu jenisnya bernama
al-miza’ah.
Sabit untuk Memotong Tanaman
Para petani Islam juga berhasil mengembangkan alat untuk
memanen, berupa sabit atau bilah. Alat ini memiliki berbagai
jenis, ada yang bergigi dan ada yang tidak. Bahkan ada yang
bengkok pada ujung pegangannya dan ada yang melengkung
ke depan sepanjang arah sikatan.
Alat Panen
Setelah memanen, dilanjutkan dengan proses perontokan biji
dari tangkai, dalam bahasa petani dulu disebut “pengirikan”.
Ada beberapa metode pengirikan waktu dulu, salah satunya
memanfaatkan hewan peliharaan seperti lembu untuk
menggilas tumpukan gandum. Proses terakhir adalah
penampian yang berfungsi untuk memisahkan dedak dengan
36. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
27
butiran gandum. Kebanyakan teknologi pertanian tersebut
hingga kini masih tetap digunakan.
Ilmu Pemuliaan
Pada abad “Ilmu Pengetahuan Muslim” ini pula, para
insinyur pemulia muslim telah menghasilkan varietas-
varietas tanaman baru dengan berbagai metode. Teknik
mencangkok dan persilangan bahkan masih dipraktekkan
sampai sekarang.
Ilmuwan muslim memperkenalkan tanaman-tanaman baru
serta mendiseminasikannya ke berbagai wilayah, sehingga
lahan-lahan yang semula hanya satu kali tanam setahun
berhasil diintesnifkan menjadi 2-3 kali dengan jenis tanaman
secara rotasi. Akibatnya produksi pertanian meningkat dan
mampu memenuhi kebutuhan populasi perkotaan yang terus
meningkat.
Di bawah kekuasaan Islam, Andalusia menjelma menjadi
daerah perkebunan yang subur. Di sepanjang Guadalquivir,
Spanyol, terdapat 12 ribu desa yang memiliki lahan pertanian
subur yang dikerjakan para petani Muslim. Begitu juga tanah-
tanah pertanian di Mesir dan Irak. Di Provinsi Fayyum,
Mesir, terdapat 360 desa sentra produksi pangan. Sementara
di sepanjang Sungai Tigris, Irak, terdapat 200 desa yang
pertaniannya maju.
Penulisan buku Teknologi Pertanian
Islam sangat pro pada ilmu pengetahuan. Menciptakan ilmu
dan menuliskannya sudah menjadi tradisi sejak dahulu. Dan,
Islam menghargai profesionalisme. Maka kita mengenal
ungkapan populer ini: “berikan sesuatu kepada ahlinya”. “Jika
urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah
kehancuran itu.” (HR Bukhari).
37. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
28
Sebagai contoh, kisah tentang pemuliaan. Dalam kasus
mengawawinkan pohon kurma, sebuah hadits Riwayat Imam
Muslim menceritakan: ”… tadinya Rasul mencegah namun
hasilnya tidak bagus. Ketika dikembalikan lagi ke beliau, Rasul
mengatakan, kalian lebih tahu dengan urusan dunia kalian”.
Ya, Islam menyerahkan pengembangan ilmu dan teknologi
pertanian kepada ummat manusia. Karena ilmu dan
teknologi pertanian adalah urusan dunia. Masalah-masalah
ilmu dan teknologi pertanian diserahkan kepada ahlinya
berupa ilmuwan, peneliti dan orang yang berkompeten di
bidang tersebut. Para ahli dan peneliti ini tentunya bekerja
demi dan dalam tuntunan Allah SWT.
Allah berfirman: “Fas’alu ahladz-dzikri in kuntum la ta’lamuna”,
yang artinya:“Tanyakanlah kepada ahli Ilmu jika kalian tidak
mengetahui”. Jadi Al-Qur’an telah mengisaratkan kepada kita
untuk menanyakan suatu ilmu kepada ahlinya, ketika kita
mau membuat pupuk organik, dan teknologi kultur jaringan
maka Al-Qur’an menyuruh kita bertanya kepada ahlinya.
Menurut satu sumber, Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak
menjelaskan cara budidaya atau teknologi pertanian secara
tersurat. Yang ada adalah secara tersirat, yakni “silahkan
bertanya kepada ahlinya”. Demikian lah, maka urusan
mengawinkan pohon kurna saat itu diserahkan kepada Kaum
Anshor yang lebih ahli.
Para peneliti dan pengembang muslim sudah terbiasa
menuliskan temuannya pada buku-buku tentang pertanian.
Jangan-jangan sudah ada jurnal ilmiah saat itu ya? Kehadiran
negeri-negeri Islam menjadi wilayah pertanian yang maju, tak
lepas dari kontribusi para ahli/pakar pertanian Muslim.
Mereka menulis buku-buku tentang pertanian yang menjadi
referensi para petani dalam bercocok tanam.
38. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
29
Riyad al-Din al-Ghazzi al-Amiri, ahli pertanian dari
Damaskus (Syriah), menulis buku tentang pertanian yang
sangat rinci. Mulai dari jenis lahan pertanian, cara memilih
tanah yang baik, jenis-jenis pupuk, pembibitan,
pencangkokan tanaman, penanaman, hingga saluran irigasi.
Selain tentang tanah, Ia juga menulis tentang budidaya
serealia, kacang-kacangan, umbi-umbian, sayuran, bunga,
dan tanaman lainnya.
Lalu, Abu’l Khair, ahli pertanian dari Andalusia, menulis
Kitab Al-Filaha, sebuah kitab yang menjelaskan hal ihwal
pertanian. Dalam kitabnya, ia menerangkan empat cara
menampung air hujan untuk keperluan pertanian dan cara
membuat irigasi untuk pertanian. Secara khusus ia
menerangkan cara penggunaan air hujan untuk membantu
proses reproduksi pohon zaitun. Abu’l Khair juga
menjelaskan tentang proses pembuatan gula.
Sementara Al-Tignari, ahli agronomi dari Andalusia,
membuat referensi tentang tanaman-tanaman yang mampu
memberi keuntungan besar bagi usaha pertanian. Tanaman
itu antara lain tebu dan kapas.
Ilmuwan pun mengembangkan berbagai dasar-dasar ilmu
pertanian (‘ilm alfilaha). Salah satu buku pertanian yang
penting dan muncul di era keemasan Islam adalah Kitab Al-
Filaha Al-Nabatiyyakarya Ibn Wahsyiyya. Kitab itu ditulis
sang insinyur pertanian Muslim pada tahun 904 M di Irak.
Ibnu Wahsiyya menulis buku modul petunjuk bertani itu
didorong oleh kecintaaannya terhadap pertanian. Ia sangat
konsen untuk melestarikan tradisi pertanian orang-orang
Nabatiya di Mesopotamia. D Fairchild Ruggles dalam
bukunya “Islamic Gardes and Landscapes” menjelaskan, Kitab
Al-Filaha Al-Nabatiyyaberisi tentang petunjuk pertanian. Di
39. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
30
dalamnya dijelaskan secara rinci dan jelas mengenai tata cara
bertani, irigasi teknik, tumbuhan, fertilisasi, kultivasi, dan
lainnya tentang pertanian.
Tak hanya itu, buku ini juga merupakan acuan bagi
masyarakat Muslim untuk bertani yang baik. Buku ini telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Abu Bakar Ahmad.
Buku ini juga dialihbahasakan serta diterbitkan Fuat Sezgin,
salah seorang ilmuwan dari Universitas di Jerman. Buku
terkemuka lainnya tentang ilmu pertanian telah diterbitkan
ilmuwan Muslim di Spanyol pada abad ke-11 M dan ke-12 M.
Buku-buku tersebut di antaranya karya Ibnu al-Hassal dan
Ibnu al-Awwam. Beberapa buku-buku itu telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol dan bahasa Latin.
Buah pemikiran sarjana Muslim itu telah menjadi inspirasi
bagi para sarjana pertanian di Barat.
Mereka mengembangkan pertanian di Barat dengan panduan
yang ditulis para sarjana Muslim. Selama abad ke-11 M para
ahli agronomi Muslim di Spanyol melakukan sebagian riset
dan eksperimen di Taman Botani di Seville dan Toledo.
Kebun yang digunakan untuk eksperimen ini meruipakan
kebun pertama dari kebun-kebun sejenis. Kemudian ditiru
oleh Barat pada abad ke-16 di kota Italia Utara.
‘’Salah satu aspek penting dari revolusi ini adalah pengenalan dan
penyebaran berbagai jenis tanaman baru ke dunia Islam,’‘ (Buku
Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill “Islamic Technology:
An Illustrated History”). Sejak itu, dunia Islam mengenal
tanaman seperti, padi, sorghum, gandum keras, tebu, kapas,
semangka, terong serta aneka jenis tanaman serta beragam
jenis bunga.
Ibnu Awwam seorang ahli di bidang biologi terutama dalam
bidang pertanian. Karyanya yang terkenal adalah Al-
40. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
31
fallah. Sementara Al-jahiz ahli dalam bidang biologi terutama
dalam bidang ilmu hewan dan karyanya yang terkenal adalah
Al-hayawan. As-Sinai ahli dalam bidang biologi terutama
dalam bidang tumbuh-tumbuhan dan pepohonan, karyanya
yang terkenal adalah kitabun Nahati Wasy Syujjar.
.2.4. ADAB BERTANI ISLAMI
Saban pagi kita sudah ke ladang, bekerja berpeluh menggeluti
tanah, memupuk, memelihara tanaman, namun adakah yang
bertanya: apakah cara-cara kita sudah benar? Apakah sudah
sesuai Islam? Adakah Islam punya panduan? Ada, banyak,
dan lengkap. Tidak mungkin tidak, karena Islam mengatur
semua aspek kehidupan. Orang bilang, dari mengurus negara
sampai mau masuk ke peturasan. Berikut beberapa adab
dalam bertani yang semestinya kita ikuti:
Satu, Mengagumi kebun dengan mengucap masyaAllah
Ketika mmasuki kebun yang hijau, penuh tanaman subur,
menyenangkan, menimbulkan kebahagiaan; maka biasakan
mengucap masyaAllah. Ini ekspresi penghargaan kepada
Allah yang telah menumbuhkannya, sekaligus sebagai
pengingat bahwa semua pencapaian bisa terjadi karena
kehendak-Nya. “Dia lah Allah al-hayyu al-qayyum
yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya” (Ali
Imran: 1-2).
“Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki
kebunmu “maasyaa-allaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas
kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah).” (Al-Kahfi: 39).
Ucapan “masyaAllah” ini mengembalikan kekaguman kita
kepada Allah SWT, bahwa semua yang kita kagumi itu
terwujud atas kehendak Allah, bukan karena usaha kita
41. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
32
sendiri. Surat Al-Kahfi mencontohkan langsung adab
bagaimana seharusnya kita memasuki kebun. Kekagumannya
atas indahnya kebun tersebut, ranumnya buah, lebatnya
tanaman; semata-mata kebaikan-kebaikan itu atas kehendak
Allah.
Selain itu, mengucapkan masyaAllah ketika melihat
keindahan dan kecantikan, penting agar kita terhindar dari
bahaya pandangan mata orang lain yang disebut “ain”.
Pandangan yang kagum tanpa mengucap masyaAllah
meskipun tidak disertai rasa iri dengki, dapat membuat
kerusakan pada objek tersebut. Salah satu kisah yang terjadi
zaman Nabi, ketika Amir bin Rabi’ah melihat Sahl bin Hunaif
yang memuji fisik (kulit) Sahl yang bagus tanpa
mengucapkan masya Allah. Dan langsung tiba-tiba Sahl jatuh
terpelanting (pingsan). Untuk mengobatinya, Rasulullah
memerintahkan Amir untuk berwudhu, dan bekas wudhunya
dipake untuk membasuh Sahl.
Kalau ga salah, ini juga pernah terjadi pada kebun yang hijau
dan subur, karena tidak segera mengembalikan keindahan
tersebut kepada yang memiliki dan menciptakannya yakni
Allah SWT, Al Muhyii yang Maha Menghidupkan.
42. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
33
Dua, Berbudi pada tanah dengan tidak menelantarkannya
Rasul mengingatkan betapa perlunya tanah pertanian
“dihidupkan” untuk menghasilkan bahan makanan. Rasul
tidak mengizinkan sama sekali tanah dibiarkan,
ditelantarkan, dan dimubazirkan. “Sesiapa yang mempunyai
tanah hendaklah dia mengerjakannya dengan bertani atau (jika dia
tidak berupaya melakukannya) hendaklah menyerahkannya kepada
saudaranya supaya diusahakan dan janganlah dia menyewakannya
(sekalipun) hanya sepertiga, seperempat dan makanan asasi” (HR
Abu Daud).
Berdasarkan hadits tersebut, jelas bahwa manusia
bertanggungjawab untuk memakmurkan bumi ini. Itu peran
manusia di dunia. Dua dari fungsi manusia sebagai khalifah
di bumi adalah memakmurkan bumi (al'imarah) dan
memelihara bumi (arri'ayah). Manusia harus bisa
memanfaatkan kekayaan alam untuk kelangsungan
peradababan semua makhluk di bumi, serta sekaligus
menjaga bumi dari kerusakan.
Tiga, Adab menabur bibit
Bibit adalah awal kehidupan. Benih adalah sumber
kehidupan. Meskipun kecil di dalamnya terkandung
informasi genetik dan energi penghidupan yang sangat besar.
Benih menjadi mata rantai yang penting dalam keseluruhan
life cycle, maka harus dihargai.
Ketika mengambil bibit hendaknya dimulai dengan membaca
basmalah dan shalawat, usahakan dalam keadaan punya
wudhu’ dan suci dari hadas. Seorang keturunan Rasulullah
saw, yaitu Imam Muhammad Al-Baqir putera Ali zainal
Abidin bin Husein bin Fatimah Az-Zahra’ binti Rasulullah;
mengajarkan jika seseorang hendak bertani atau menanam
43. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
34
suatu tanaman, maka hendaknya mengambil segenggam bibit
dengan tangannya sendiri. Sebelum menaburkan bibit tadi,
disunnahkan menghadap ke kiblat sambil membaca ayat Al-
Qur’an surat Al-Waqi’ah ayat 64: “A antum tazra'ụnahū am
naḥnuz-zāri'ụn”. Artinya: “… apakah kamu yang
menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya?”
Kemudian membaca doa berikut:
َّ
َّمُهَّللَا َّ
ُهْلَعْاج اًثَْرح ًاكََاربُم، اَنْقُزْارَو َّ
ِهْيِف َّ
َةَمَالَّسال َّ
َماَمَّتالَو، َّ
ُهْلَعْاجَو ًّابَح اًبِكاََرتُم، َّ
َلَو َّ
َت
ِينْم ِ
رْح
ََّْريَخ اَم ِيغَتْبَأ، َّ
َلَو ِينَّتُفَت اَمِب ِينَتْعَّتَم َّ
َِقحِب َّ
دَّمَحُم َّ
ِهِلآَو ََّْنيِبِيَّطال ََّنْي ِ
ِرهاَّطال.
(Ya Allah, jadikan bibit ini menghasilkan pertanian yang penuh
berkah, karuniakan kepada kami dalam pertanian ini keselamatan
dan kesempurnaan. Jadikan bibit ini keberhasilan yang melimpah.
Jangan halangi aku dari kebaikan yang aku harapkan, dan jangan
binasakan aku karena hasil yang menyenangkan, dengan hak
Muhammad dan keluarganya yang baik dan suci).
Empat, Adab menangani serangan hama dan penyakit (HPT)
Untuk mengatasi serangan hama dan penyakit, dibutuhkan
penanganan lahir dan bathin. Secara zahir kita mengunakan
pestisida dan herbisida, namun perlu dibarengi dengan
mendekatkaan diri dengan Allah juga perlu. Semua makhluk
adalah tunduk pada Allah sebagai penciptanya, termasuk
serangga, ulat, cacing, belalang, bahkan virus dan bakteri.
Salah satu amalan yang dianjurkan ialah dengan membaca al-
Fatihah ummul kitab. Beberapa sumber menyarankan pula
bagi petani mengamalkan wirid dan berdzikir kepada Allah.
Semua doa ini pada hakekatnya adalah memohon
pertolongan Allah Al Mujiib yang Maha Mengabulkan,
sehingga sawah dan kebun kita dijauhkan dari berbagai
macam hama serta selamat dari cekaman iklim.
44. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
35
Di tengah masyarakat kita, ada yang mempraktekkan amalan
dengan menuliskan ayat-ayat suci dalam secarik kertas, lalu
memasukkan ke dalam botol, dan di simpan di setiap sudut
ladang. Wallahu a’lam. Saya tidak tahu apakah amalan ini
benar atau salah.
Berkenaan dengan penggunaan pestisida, kalangan akademis
sudah lam melarang penggunaan pestisida kimia atau sintetik
karena sifat desktruktifnya. Racun ini memang ampuh
membunuhi hama dengan cepat, namun juga telah
membunuh organisme lain yang sesungguhnya positif yaitu
“musuh alami”. Dalam upaya mencari alternatif pestisida lain
yang diharapkan lebih lunak, berkembang pembuatan
“pestsida nabati” atau sering pual disebut “pestisida
organik”. Bahan aktifnya berasal dari tanaman atau
tumbuhan, hewan dan bahan organik lain. Petani dapat
membuat pestisida dengan meracik sendiri dengan
mengambil dari bahan-bahan yang ada di sekitar mereka.
Obat ini lebih sehat untuk lingkungan dan tidak
meninggalkan residu yang susah diurai secara
alamiah. Selain itu, pembuatan pestisida sendiri dari bahan-
bahan yang tidak harus dibeli, otomatis akan memandirikan
petani. Good bye obat-obatan kapitalis perusak tanah, air,
udara, dan produk makanan yang dikonsumsi.
Pestisid anabati lebih Islami. Lebih memandirikan petani dan
ekonomi nasional, tidak membuang devisa untuk terus-
terusan mengimpor pestisida. Obat ini tidak membunuh
langsung hama, namun merusak perkembangan telur, larva,
dan pupa; menghambat pergantian kulit; mengganggu
komunikasi serangga; menyebabkan serangga menolak
makan; menghambat reproduksi serangga betina;
mengurangi nafsu makan; memblokir kemampuan makan
45. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
36
serangga; mengusir serangga, dan menghambat
perkembangan patogen penyakit.
InsyaAllah ini lebih murah dan mudah dibuat oleh petani,
aman terhadap lingkungan, tidak menyebabkan keracunan
pada tanaman, sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama,
kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain,
dan menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas
residu kimia. Beberapa bahan bakunya bisa dari nimba,
kunyit atau jahe. Juga dengan mengekstrak berbagai tanaman
sehingga menghasilkan minyak nimba, minyak krisan,
minyak cengkeh, dan minyak tembakau. Bahan tanaman juga
bisa dibakar lalu diambil abunya. Ini bisa menjadi insektisida
dari bahan serai, tembelekan, daun bambu, dan lain-lain.
Lima, Perlakukan tanaman dengan lembut, karena ia bisa
merasa
Ya, tanaman bisa merasa, bahkan sering disebut juga
bersujud. Dalam beberapa ayat dan hadist disebutkan
tanaman bersujud saat malam lailatul qadar. Bahkan pohon
pun bersalawat pada nabi Muhammad SAW. Pangeran
Charles (Inggris) dilaporkan sering berbicara dengan
tanaman peliharaannya.
Maka, sudah umum di masyarakat kita memperlakukan
tanaman dengan lembut. Berbagai ritual selamatan digelar
dalam bertani. Selamatan untuk memanjatkan doa kepada
sang Khalik, namun juga mengkomunikasikan langsung ke
tanaman-tenaman di sawah dan ladang. Karena itu, doa
sering digelar langsung di sawah-sawah, dihadapan
tanaman-tanaman.
Tanaman sejatinya memiliki nyawa dan sifat-sifat dasar
mahluk hidup. Tanaman membutuhkan makanan,
46. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
37
kemampuan beradaptasi, bernafas, tumbuh, dan berkembang
biak. Konon tanaman juga dapat berkomunikasi dengan
sesamannya. Backster, seorang ahli alat penguji kebohongan
di Amerika yang pertama kali menemukan perihal
komunikasi antar tanaman. Dalam risetnya, Ia
menyambungkan alat detektor kebohongan kepada sebuah
tanaman. Percobaan pertamanya, ia mengancam tanaman
tersebut dengan berpura-pura akan membakar salah satu
helai daunnya. Alatnya tak mendeteksi perubahan sedikit
pun. Selanjutnya, karena penasaran Backster sungguh-
sungguh membakar daun tanaman itu. Apa yang terjadi
kemudian, alat detektor menunjukkan adanya getaran.
Artinya, tanaman dapat merasakan ancaman yang hanya
pura-pura atau tidak terhadap dirinya. Akhirnya, Backster
berkesimpulan bahwa tanaman pun dapat berpikir.
Sauvin, seorang peneliti sensitivitas tanaman, membuat
sebuah alat yang dihubungkan dengan tanaman untuk
mengukur potensial listrik AC (arus bolak-balik) yang terjadi
pada medan energi tanaman. Sauvin segera menemukan
bahwa tanaman bereaksi terhadap kegembiraan dan
kesenangan. Bahkan Sauvin mengubah alatnya dengan
menggunakan tanaman Begonia dalam pot menjadi barang
komersial untuk mendeteksi kebohongan. Tanaman ternyata
memiliki kemampuan yang luar biasa. Ia mampu
berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Maka, para
sedulur, berbaik-baik lah pada tanaman kita.
Enam, perlakukan lah alam dengan lembut
Selaras dengan anjuran ini kita mengenal saat ini apa yang
dilabeli dengan “Good Agricultural Practices (GAP)”. Ada
banyak batasan untuk Good Agricultural Practices (GAP), dan
apa yang disebut dengan “good” juga bergantung kepada
47. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
38
standar yang digunakan. Yang banyak diacu adalah batasan
yang dikeluarkan FAO. GAP dapat bebeda untuk setiap
wilayah, sehingga ia memilki konteks geografis. Secara
umum, GAP berkaitan dengan berbagai kumpulan metode
spesifik yang diterapkan dalam pertanian yang memproduksi
dengan harmonis. “…any collection of specific methods, which
when applied to agriculture, produces results that are in harmony
with the values of the proponents of those practices”.
Lalu, apa perbedaan antara pertanian (konvensional)
dengan Good Agricultural Practices? GAPmenerapkan metode
yang spesifik dengan prinsip harmonis dengan nilai-nilai
utama lingkungan dan kesehatan. Artinya, metode ini
memilih teknologi secara lebih ketat. GAP dijalankan dalam
manajemen tanaman terpadu (integrated crop management)
mencakup penggunaan pupuk, irigasi, pengendalian gulma,
pengendalian hama dan penyakit, dan panen. Juga
menerapkan sejumlah prinsip pada kegiatan produksi dan
pasca produksi, dengan tujuan menghasilkan makanan yang
sehat dan aman. Bertanggung jawab untuk keberlanjutan
secara ekonomi, sosial dan lingkungan.
Jika pertanian tradisional masih menggunakan air secara
berelbihan, GAP tidak. Berkaitan dengan penggunaan air
adalah penggunaan air secara hemat dan efektif, mengurangi
salinisasi air, mengurangi tanaman yang membutuhkan
banyak air, irigasi berjangka dengan melihat kebutuhan
tanaman dan menghindari kehilangan air karena drainase,
menghindari drainase dan hanyutnya pupuk, menjaga
ekosistem lahan basah, dan menyediakan air untuk tanaman
secara alamiah. Demikian pula untuk ternak, perlakuan yang
kasar pada ternak dilarang, termasuk penggunaan antibiotik
dan hormon yang tidak memperdulikan kesehatan
konsumen. GAP diaplikasikan melalui metode pertanian
48. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
39
berkelanjutan seperti Integrated Pest Management, Integrated
Fertilizer Management dan conservation agriculture. Ada empat
prinsip utama GAP yaitu: (1) produksi secara ekonomi dan
efisien (food security), aman (food safety) dan bergizi (food
quality); (2) berkelanjutan dan meningkatkan SDA, (3)
menjaga keberlanjutan usaha pertanian dan berkontribusi
pada penghidupan berkelanjutan, dan (4) menyatukan
antara cultural and social demands of society.
GAP menerapkan manajemen tanaman terpadu (integrated
crop management). Khusus GAP yang berkaitan dengan
perlakuan tanah adalah menganjurkan aplikasi teknologi
yang mereduksi erosi, penerapan pupuk secara tepat (saat
dan dosisnya), menjaga materi organik tanah, menjaga
struktur tanah, dan green manuring.
GAP memiliki cakupan yang luas dalam sistem usahatani. Ia
diterapkan melalui metode pertanian berkelanjutan
(sustainable agricultural methods) berupa manajemen hama
terpadu (integrated pest management), manajemen pupuk
terpadu (integrated fertilizer management) dan pertanian
konservasi (conservation agriculture). Pertanian yang
berkelanjutan menjadi spirit dalam praktek GAP, dan organic
farming menjadi metode pokoknya. Saat ini, telah dihasilkan
berbagai standar dan pedoman dalam penerapan GAP, yang
berbeda antar negara dan satuan wilayah. AS
menerapkan Good Agricultural Practices atau disebut juga Good
Handling Practices, tidak sebagaimana panduan FAO, karena
mereka lebih fokus pada kesehatan pangan. Panduan yang
mereka gunakan dikeluarkan tahun 1998 berupa "Guide to
Minimize Microbial Food Safety Hazards for Fresh Fruits and
Vegetables."
Pertanian organik sebagai Pertanian Islami
49. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
40
Apapun aktivitas manusia tidak boleh merusak apapun.
Demikian pun bertani, tidak boleh petani merusak alam.
Namun, pertanian modern menggunakan input kimiawi telah
merusaka alam dan juga musuh-musuh alami.
Menyadari ini, lahirlah berbagai metode pertanian yang lebih
baik. Dan sesungguhnya, ini lebih Islami. Langkah taubat dari
revolusi hijau misalnya adalah pertanian organik, LEISA (Low
External Input Sustainable Agriculture), smart farming, dll.
Usaha tani organik adalah bentuk usaha tani yang
menghindari atau secara besar-besaran menyingkirkan
penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, zat pengatur
pertumbuhan tanaman, dan perangsang. Pertanian organik
memiliki prinsip kembali ke alam (back to nature). Alam
merupakan suatu kesatuan, terdiri dari banyak bagian,
seperti organisme dengan organ-organnya. Semua bagian
berjalan dengan harmoni, saling melayani dan berbagi.Tiap
organ memiliki peran masing-masing, saling melengkapi dan
memberikan sinergi untuk menghasilkan keseimbangan
secara optimal dan berkelanjutan. Itulah gambaran organis,
seperti alam melindungi dan mengayomi bagian-bagiannya
secara harmonis.
Usaha budidaya tanaman secara organik sebenarnya bukan
hal baru. Sekitar tahun 5.000 Sebelum Masehi, petani sudah
menggunakan kotoran hewan dan sisa tanaman untuk
menyuburkan tanah. Demikian pula teknik pergiliran
tanaman, tumpang sari, dan menumpuk sisa tanaman juga
sudah dilakukan. Bahkan penggunaan pupuk kandang dan
kompos juga ditemui di Kerajaan Romawi sekitar tahun 23-79
Setelah Masehi.
Di Indonesia sudah secara turun-temurun keterampilan
bertani organis ditularkan dari generasi ke generasi. Misalnya
50. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
41
sistem perladangan Suku Dayak Pedalaman Kalimantan yang
memiliki unsur tanah berkadar alumunium beracun, sistem
perladangan berpindah pada Suku Batak, Suku Melayu yang
efektif mengembalikan kesuburan tanah, sistem Surjan pada
Suku Jawa yang cocok pada lahan yang tidak terkontrol,
sistem tumpang sari yang mampu menghindarkan tanaman
dari meledaknya hama dan penyakit, sistem bertani lada di
Lampung dan Sulawesi dengan sistem tanah bakar untuk
memperbaiki struktur dan konsistensi tanah, sistem
peramalan musim tanam Suku Batak, Suku Jawa, Suku
Dayak, Suku Bali untuk mengendalikan serangan hama, dan
Sistem Bondang di Desa Silo, Sumatera Utara, yang cukup
efektif menciptakan keseimbangan lingkungan.
Perlu dicatat, petani-petani Islam, serta ahli-ahli pertanian
Islam adalah para peletak pengetahuan dasar bertani di dunia
ini. Begitu banyak sumbangan mereka pada pertanian dunia.
Bercocok-tanam yang Diharamkan
Setiap tumbuh-tumbuhan yang diharamkan memakannya
atau yang tidak boleh dipergunakan kecuali dalam keadaan
darurat, maka tumbuh-tumbuhan tersebut haram ditanam,
misalnya hasyisy (ganja) dan sebagainya. Demikian pula
tembakau, kalau kita berpendapat merokok itu mudhorat dan
haram, sehingga maka menanamnya juga berarti haram.
Bahkan, juga dilarang bagi muslim menanam dan
mengusahakan tanaman yang haram untuk muslim namun
tidak haram untuk non muslim. Demikian lah, maka muslim
tidak diperkenankan memelihara babi untuk dijual kepada
orang Kristen. Dengan dasar ini, Islam juga mengharamkan
menjual anggur yang sesungguhnya sudah jelas halalnya,
namun dijual kepada orang yang diketahui akan
mengolahnya menjadi arak.
51. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
42
Bercocok tanam apapun dan metode apapun sepanjang akan
merusak tentu dilarang. Misalnya menanam tanaman
semusim berakar pendek pada area tangkapan air, apalagi di
lahan yang bertopografi miring dan terjal. Mudhorat nya
sudah jelas bagi alam, terlebih pada daerah hilir nya yang
akan menderita banjir pada waktu hujan dan kekeringan
pada saat kemarau. Ilmu dan pengarahan dari ahli-ahli
konservasi, harus didengarkan. Rasulullah SAW
menunjukkan kepeduliannya pada pelestarian alam. Praktek
konservasi telah dilakukan Rasulullah dan sahabatnya
melalui kawasan lindung (hima), kawasan larangan (al Harim),
dan menghidupkan lahan yang terlantar (Ihya al mawaat),
dengan memperhitungkan sekaligus di dalamnya
pemenuhan hak-hak kehidupan liar, baik satwa maupun
tumbuhan.
.2.5. ADAB TERHADAP HEWAN DAN TERNAK
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang
didasarkan atas aturan utamanya agama Islam. Norma
tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antar manusia.
Sebutan orang beradab bermakna bahwa orang itu
mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun sesuai
panduan Islam.
Tampaknya perlakuan kita kepada hewan ternak banyak
yang masih keliru. Cara kita memelihara, membersihkan,
membawa, serta menyembelihnya masih banyak yang salah.
Kita belum memperlakukan ternak sebagai makhluk hidup
yang berjiwa dan “berperasaan”. Demi menekan biaya dan
meningkatkan keuntungan, kita sering tidak beradab pada
hewan ternak.
Truk-truk membawa ayam broiler dengan kotak-kotak kecil
dan terbuka, sehingga ayam kedinginan sepanjang jalan.
52. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
43
Ayam dijejer lalu dipotong dengan mesin. Bebek dipotong
langsung di hadapan bebek-bebek lain. Kambing dipelihara
dalam ruang yang kecil (sistem baterray) agar tidak banyak
bergerak sehingga gemuk. Apa semua ini sudah benar? Tidak
“berperikebinatangan”.
Pada Maret 2018 diberitakan di media massa, petugas Satpol
PP Bulukumba mendapat teguran keras dari Gubernur
Sulawesi Selatan karena mengangkut sapi dengan cara diseret
di belakang mobil. Gubernur menyebut para staf Satpol PP
itu melanggar undang-undang kesejahteraan hewan (animal
welfare).
Ya, hewan harus diperlakukan dengan baik agar merasa
nyaman dan kenyang, dapat mengekspresikan sifat
kebinatangannya, tidak dianiaya, dibebaskan dari rasa
tertekan dan takut.
Memelihara Ternak Sangat Dianjurkan Islam
Bertani dan beternak merupakan pekerjaan yang
membutuhkan ilmu. Demikian pun, Alquran mengingatkan
kita tentang usaha beternak. “Dan sesungguhnya pada binatang
ternak itu terdapat pelajaran yang penting bagi kamu. Kami
memberi minum kamu dari air susu yang ada di dalam
perutnya,dan (juga) pada binatang itu terdapat manfaat yang
banyak untuk kamu, dan sebagian dari padanya kamu makan” (Al
Mukminun: 21)
“Sungguh pada hewan ternak benar-benar terdapat pelajaran bagi
kalian. Kami memberi minum kalian dari air susu yang bersih
dalam perutnya yang ada di antara tahi dan darah yang mudah
ditelan oleh orang-orang yang meminumnya.” (An-Nahl: 66).
Kandungan ayat Al Mukminuun ayat 21 ini memperlihakan
pada kita betapa pentingnya peran hewan ternak dalam
53. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
44
kehidupan manusia. Banyak sekali produk utama dari
hewan ternak yang diantaranya susu, daging, telur dan madu
itu merupakan bahan pangan hewani yang memiliki nilai gizi
tinggi dan paling dibutuhkan manusia untuk hidup sehat.
Selain itu, ternak juga merupakan sumber pendapatan sehari
hari, sebagai tabungan hidup, untuk tenaga kerja
membajakan lahanpertanian , alat transportasi pengankut,
penghasil biogas, pupuk organik dan bisa juga dijadikan
sebagai hewan kesayangan.
Oleh karena itu begitu besar peran hewan ternak dalam
menjamin kualitas hidup manusia. Selain itu, hewan ternak
juga dapat dimanfaatkan dalam acara keagamaan, contoh
ketika pelaksanaan ibadah qurban ketika Idul adha,
menunaikan ibadah zakat hewan ternak dan sebagai dam
pada saat melakukan ibadah haji.
Banyak ayat ayat dalam Al Quran yang menyinggung
masalah peternakan bahkan tidak sedikit pula nama surat di
Al Quran yang berarti hewan ternak, di antaranya An-Nahl
(ternak lebah), Al an’am (sapi), Al Baqarah (sapi betina).
Contoh surat di yang menyinggung tentang petrnakan
misalnya sapi (QS. Al-Baqarah: 67-71, 73; QS Yusuf: 43),
domba (QS. Al An’am:143, 146; QS. An Nahl: 80), kambing
(QS. Al An’am: 143, An Nahl: 78, Shad: 23-24), unggas (QS. 2:
260; 3: 49; 5: 110; 6: 38; 16: 79; 23: 41; 27: 16; 67: 19), unta (QS.
Al An’am:144; Al Hajj: 27, 37; QS. Al Ghasiyah:17).
Anjuran beternak kambing. Dari Ummu Hani, Rasul
bersabda: “Hendaklah kalian mengambil kambing untuk
dipelihara, karena kambing-kambing ini pagi hari pergi dengan
membawa kebaikan dan sore hari pulang dengan membawa
kebaikan.’” (HR. Ahmad)
54. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
45
Pada pagi hari kambing dapat diperah susunya. Jika belum
mengeluarkan air susu, kotoran kambing dapat memberi
manfaat bagi manusia, di antaranya menjadi pupuk tanaman.
Oleh karena itu, pada pagi hari sebelum kambing digiring ke
tempat penggembalaan biasanya air susunya diperah oleh
pemiliknya. Pada waktu sore setelah pulang dari merumput,
biasanya kambing-kambing ini teteknya membesar kembali
karena setelah merumput seharian air susunya penuh
kembali. Tetek yang penuh susu ini menguntungkan
pemiliknya atau pengusahanya.
Untuk diambil air susunya antara lain sapi dan unta. Dari
sapi dan unta mempunyai manfaat lain bagi manusia antara
lain dagingnya untuk dimakan, kulitnya untuk pakaian, dan
bulunya dapat dijadikan bahan pembuat kain. Karena
manfaatnya yang bermacam-macam bagi kepentingan
manusia, maka Islam menganjurkan dan membenarkan
manusia beternak sapi atau unta agar susunya dapat
dimanfaatkan oleh manusia dan menjadi salah satu produk
yang memenuhi kebutuhan hidup manusia sehari-hari.
Untuk kuda, dari Sauwadah bin Rabi’, Nabi SAW bersabda:
“Hendaklah engkau (Sauwadah) memelihara kuda karena di ubun-
ubunnya terdapat barakah dan kebaikannya ada sampai hari
kiamat.” (HR. Thabarani dan Dhiyauddin Al-Muqaddasi).
Kuda sebagai hewan yang memiliki kelebihan dari hewan-
hewan lain telah disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an,
antara lain Ali Imran ayat 14, Al-Anfaal ayat 60, An-Nahl ayat
8, dan Al-Hasyr ayat 6. Fungsi kuda disebutkan pada ayat-
ayat tersebut antara lain sebagai kendaraan penyerbu musuh
dalam medan perang, pengangkut barang-barang yang tak
sanggup dilakukan oleh manusia sendiri, dan sebagai hewan
peliharaan yang dibanggakan. Karena multifungsi kuda,
beternak kuda sangat dianjurkan oleh Islam.
55. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
46
Demikian pula burung. “Dan daging burung termasuk makanan
yang mereka sukai.” (Al-Waqiah: 21). Hewan jenis burung atau
unggas dapat dijadikan sebagai hewan yang diternakkan atau
diusahakan peternakannya. Hewan-hewan makhluk Allah ini
dapat dikembangbiakkan untuk kepentingan manusia. Oleh
karena itu, berwiraswasta dalam bidang peternakan unggas,
utamanya memelihra ayam, merupakan usaha yang
dibenarkan oleh Islam. (Di sini tidak termasuk memelihara
burung untuk mendengar “jeritannya” ya?).
“Sungguh bagi kalian terdapat pelajaran yang berharga pada hewan
ternak. Kami memberi kalian susu yang ada di perutnya dan pada
hewan ternak ada banyak sekali manfaat bagi kalian dan kalian juga
makan daging dari hewan ternak itu.” (Al-Mukminun: 21). Ayat
tersebut menjelaskan bahwa susu yang ada pada tetek hewan
ternak yang berasal dari sari-sari makanan yang ada dalam
perut hewan tersebut menjadi minuman yang baik bagi
manusia. Hal ini menunjukkan bahwa usaha peternakan
dengan menjadikan air susunya sebagai produk untuk dijual
merupakan usaha wiraswasta yang dapat dilakukan oleh
segenap manusia. Usaha seperti ini dibenarkan oleh Islam,
sebab susu hewan ternak dihalalkan untuk diminum oleh
manusia.
Ternak dan usaha peternakan bagi manusia menurut
pandangan Islam lebih kurang untuk tujuan sebagai berikut:
1. Hewan ternak sebagai tanda kekuasaan Allah SWT. ”Dan
apakah mereka (manusia) tidak melihat dan memikirkan, bahwa
sesungguhnya kami telah menciptakan hewan ternak untuk
mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah kami ciptakan
dengan tangan-tangan (kekuasaan) kami, lalu mereka
memikirkannya “(Yaasin: 71)
56. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
47
2. Hewan ternak sebagai sumber makanan, yakni sebagai
penyedia protein hewani, berupa daging, susu dan telur.
”... dan bagi mereka ada beberapa manfaat dan minuman (dari
binatang ternak) mengapa mereka tidak bersyukur
“(Yassin:73)
3. Hewan ternak sebagai penyedia bahan pakaian, diambil
bulunya untuk dijadikan bahan pakaian, sebagai contoh
yaitu wol yang dihasilkan oleh ternak domba dan unta.
”Dan dia menciptakan binatang ternak untuk kamu, yang
padanya menghanggatkan (badan) dan beberapa manfaat, dan
sebagiannya kamu makan “(An-Nahl: 5).
4. Hewan ternak sebagai kendaraan atau alat angkutan
seperti sapi, kuda, bagal dan keledai (Al An’am: 142-144,
An Nahl: 7-8, dan Al Hajj: 27).
5. Hewan ternak sebagai hiburan (yang benar), karena
ternak mempunyai keindahan suara maupun keindahan
kulit atau bulunya. ”dan bagi kamu padanya ada keindahan,
ketika kamu halau pulang dan ketika kamu lepaskan“(An-
Nahl: 6).
6. Hewan ternak sebagai ibadah Qurban. Hewan ternak
sebagai alat untuk menyucikan diri melalui ibadah
Qurban maupun melalui zakat, infak dan sadakah.
”Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka,
dan mereka menyebut nama Allah dalam beberapa hari tertentu
atas rezeki yang diberikan Allah kepada mereka dari hewan-
hewan ternak. maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah
orangyang melarat lagi fakir “(Al Hajj: 28)
Namun, ada ancaman yang harus kita perhatikan sungguh-
sungguh. Hadits diriwayatkan Abu Hurairah RA, dari
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang memelihara
anjing selain dari untuk berburu atau menjaga ternakan dan
57. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
48
ladang/kebun, maka setiap hari pahala amalannya akan berkurangan
sebanyak dua qirat”
Penting Memenuhi Hak Animal Welfare
Secara umum, ada kesamaan tentang bagaimana Islam
mengatur tentang adab terhadap hewan dan ternak dengan
konsep animal welfare (kesejahteraan hewan) yang
berkembang di dunia selama ini.
Memelihara ternak bukan pekerjaan sepele. Satu hadits
menceritakan hujan turun tersebab hewan. Dari sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasul berkata: “Ketika
orang-orang enggan membayar zakat, air hujan akan ditahan dari
langit. Andaikata bukan karena hewan-hewan ternak, niscaya hujan
tidak akan pernah turun.”
Lalu, hadits diriwayatkan Abu Hurairah R.A: ”Tidak
dibenarkan mengikutiku (berperang) seorang lelaki yang telah
membeli seekor kambing atau seekor unta hamil, sehingga dia
menunggu kelahiran anak ternakannya tersebut”. Begitu hebatnya
adab kepada ternak ya. Jadi Sob, kambing hamil pun bisa
menunda orang jadi mujahid. Bukan main!
Beternak adalah satu ibadah pertama di dunia. Salah satu
pelajaran pertama bentuk ibadah yang diberikan Nabi Adam
kepada anak-anaknya adalah mempersembahkan kurban.
Dan untuk itu ia harus berusaha keras memberikan kurban
yang terbaik. Qabil memilih bekerja sebagai petani dan Habil
sebagai peternak. Akhirnya, karena kurban Habil dinilai lebih
baik maka kurbannya diterima, dan ia dikawinkan dengan
Iqlima yang diperebutkan. Kurban Habil diterima karena ia
memberi domba yang paling gemuk, bagus, dan paling kuat;
tetapi tidak demikian dengan Qabil.
58. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
49
Maka, begitu pentingnya kita untuk memperhatikan
kesejahteraan hewan (animal welfare). Di dunia akademis, ahli
dan “orang-orang baik”, lahirlah konsep dan gerakan “Good
Animal Practice” atau Animal Welfare. Ada tiga aspek penting
pada Animal Welfare yaitu Welfare Science, etika dan hukum.
Welfare science mengukur efek pada hewan dalam situasi dan
lingkungan berbeda dari sudut pandang hewan. Welfare ethics
membahas bagaimana manusia sebaiknya memperlakukan
hewan, sedang welfare law mengenai bagaimana manusia
harus memperlakukan hewan.
Kesejahteraan Hewan ialah suatu usaha untuk memberikan
kondisi lingkungan yang sesuai bagi satwa sehingga
berdampak ada peningkatan sistem psikologi dan fisiologi
satwa. Ini merupakan kepedulian manusia untuk
meningkatkan kualitas hidup bagi satwa yang selama ini
sering terkurung dalam kandang atau terikat tanpa bisa
leluasa bergerak.
Animal welfare is the well-being of animals. Respect for animal
welfare is often based on the belief that non-human animals are
sentient and that consideration should be given to their well-being
or surfering, especially when they are under the care of humans.
Konsep ini lahir dari konsep Hak Asasi Hewan (animal rights).
Ini merupakan hak-hak dasar hewan untuk hidup layak dan
bebas dari intervensi manusia. Hewan punya hak mendapat
perlindungan dan perlakuan yang baik oleh manusia dalam
perawatan, tempat tinggal, pengangkutan, pemanfaatan, cara
pemotongan, juga cara euthanasi-nya. Ini sejalan dengan
pedoman Islam. Hadits Anas bin Malik RA: Rasulullah S.A.W
melarang mengurung binatang ternakan (dengan tanpa
alasan yang dibenarkan oleh agama dan dargama).
59. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
50
Organisasi kesejahteraan hewan pertama di dunia (Society for
the Prevention of Cruelty to Animals – SPCA) telah lahir 200
tahun lalu, yakni tahun 1824. Bahkan tahun 1840, Ratu
Victoria memberikan restunya, sehingga SPCA berubah
menjadi RSPCA(Royal Society for the Prevention of Cruelty to
Animals). Sejumlah organisasi Animal Welfare berkampanye
untuk mencapai Deklarasi Universal Kesejahteraan Hewan
(Universal Declaration of Animal Welfare– UDAW) di
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada prinsipnya, Deklarasi
Universal ini akan memberikan kesadaran kepada dunia
betapa sebagai makhluk hidup juga memiliki rasa sakit dan
penderitaan. Yang prinsip adalah bahwa kesejahteraan
binatang adalah suatu masalah penting sebagai bagian dari
pembangunan sosial bangsa-bangsa di seluruh dunia.
“Memperlakukan hewan secara beradab adalah gambaran manusia
beradab!”
Salah satu konsep animal welfare yang banyak dipakai oleh
para penyayang binatang adalah konsep dari World Society
for Protection of Animals (WSPA). Konsep animal welfare
dari WSPA dikenal dengan nama “Five Freedom“ yakni bebas
dari rasa lapar dan haus, dari rasa panas dan tidak nyaman,
dari luka dan sakit, dari rasa takut dan penderitaan, serta
bebas mengekspresikan perilaku normal dan alami.
Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah cukup maju. Pada
UU No. 6 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Peternakan Dan Kesehatan Hewan, Pasal 22 memuat tentang
kesejahteraan hewan yakni berkenaan dengan tempat dan
perkandangan, pemeliharaan dan perawatan, pengangkutan,
penggunaan dan pemanfaatan, cara pemotongan dan
60. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
51
pembunuhan, serta perlakuan dan pengayoman yang wajar
oleh manusia terhadap hewan.
Berikutnya ada UU No 18 tahun 2009 Tentang Peternakan
Dan Kesehatan Hewan. Pasal 1 menyebutkan bahwa
kesejahteraan hewan adalah “segala urusan yang berhubungan
dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku
alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk
melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak
terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia”.
Pasal 66 menjelaskan bahwa ntuk kepentingan kesejahteraan
hewan dilakukan tindakan yang berkaitan dengan
penangkapan dan penanganan; penempatan dan
pengandangan; pemeliharaan dan perawatan; pengangkutan;
pemotongan dan pembunuhan; serta perlakuan dan
pengayoman yang wajar terhadap hewan. Beberapa
ketentuan tersebut adalah memberlakukan secara manusiawi
yang meliputi penangkapan dan penanganan satwa yang
harus sesuai dengan perundangan-undangan di bidang
konservasi, penempatan dan pengandangan dilakukan
dengan sebaik-baiknya sehingga memungkinkan hewan
dapat mengekspresikan perilaku alaminya, sedangkan
pemeliharaan, pengamanan, perawatan, dan pengayoman
hewan dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga hewan
bebas dari rasa lapar dan haus, rasa sakit, penganiayaan dan
penyalahgunaan, serta rasa takut dan tertekan.
Untuk pengangkutan hewan harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya sehingga hewan bebas dari rasa takut dan tertekan
serta bebas dari penganiayaan. Untuk pemotongan dan
pembunuhan hewan dilakukan dengan sebaik-baiknya
sehingga hewan bebas dari rasa sakit, rasa takut dan tertekan,
penganiyaan, dan penyalahgunaan.
61. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
52
KUHP Pasal 302 memberikan ancaman dengan pidana
penjara bagi siapapun tanpa tujuan yang patut atau secara
melampaui batas, dengan sengaja menyakiti atau melukai
hewan atau merugikan kesehatannya, termasuk dengan
sengaja tidak memberi makan.
Bahkan telah dikembangkan pula Indeks kebutuhan hewan
(Animal Needs Index - ANI). ANI merupakan metode yang
ditemukan oleh ilmuwan Austria dikembangkan tahun 1999.
Beberapa elemen dalam ANI berkenaan dengan kemampuan
bergerak, kontak sosial, kualitas lantai, kualitas bangunan,
dan Kualitas Perawatan Manusia terhadap Hewan.
Model kandang bateray (battery cages) ditolak karena jahat.
Model bateray berupa kandang kecil, sehingga ternak tidak
dapat bergerak. Sepanjang hari ternak hanya bisa meringkuk,
dengan tujuan makanannya semua menjadi daging. Jelas ini
bertentangan dengan prinsip kesejahteraan hewan. Yang
benar penggembalaan bebas (free range) yang memberi akses
ke alam terbuka (to the outdoors), sebagaimana hewan hidup
alami sebelum datang manusia-manusia.
Emosi pada hewan telah lama menjadi perhatian ahli.
Profesor Ian Duncan dan Profesor Marian Dawkins,] lebih
fokus pada perasaan binatang itu. Pendekatan ini
menunjukkan keyakinan bahwa hewan harus dianggap
sebagai makhluk hidup (sentient beings). Duncan menulis:
"Kesejahteraan hewan berkaitan dengan perasaan yang dialami oleh
hewan. Hewan punya perasaan subjektif sendiri”.
Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (World
Organisation for Animal Health /OIE), yang merupakan
organisasi antar pemerintah yang bertanggung jawab untuk
meningkatkan kesehatan hewan di seluruh dunia. OIE
mempromosikan kesejahteraan hewan dan keamanan pangan
produksi hewan. Kesejahteraan hewan berarti bagaimana
62. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
53
seekor hewan mengatasi kondisi di mana ia hidup. Seekor
hewan dalam keadaan kesejahteraan yang baik jika (seperti
yang ditunjukkan oleh bukti ilmiah) itu sehat (healthy),
nyaman (comfortable), bergizi baik (nourished), aman (safe),
mampu mengekspresikan perilaku bawaan (innate behavior),
dan terhindar dari kondisi tidak menyenangkan seperti rasa
sakit (pain), takut (fear), dan kesulitan (distress).
Kelima faktor dari lima kebebasan ini saling berkait dan akan
berpengaruh pada semua faktor apabila salah satu tidak
terpenuhi atau terganggu. Penderitaan dan rasa sakit secara
mental yang akan berdampak pada kondisi fisik dan
psikologi hewan.
Faktor terakhir adalah bebas dari rasa takut dan tertekan
yaitu memberikan kondisi dan perlakuan yang mencegah
penderitaan mental. Kondisi kesejahteraan yang buruk yang
berkelanjutan akan memicu timbulnya penyakit sebagai
bentuk nyata dari gangguan kesejahteraan hewan. Yang
mana efek penyakit pada kesejahteraan satwa adalah
penderitaan panjang pada hewan.
Secara fisiologi kondisi perubahan kesejahteraan hewan akan
mengaktifkan sistem saraf pusat (SSP) dan memberikan
respon baik pada sistem saraf otonom maupun sistem
endokrin. Akibat dari respon sistem saraf otonom akan
berdampak pada Sistem SAM (Simpatetic Adrenal Medulary)
dan Sistem PNS (Parasimpatetic Nervous System). Respon
Sistem SAM mengakibatkan peningkatan Cardiac output
(tachycardia, cardiac muscle contraction), peningkatan aliran
darah ke otot (vasokontriksi perifer, kontraksi limfa),
peningkatan air intake (respiratory rate, relaksasi bronkhiol).
Sementara respon dari Sistem PNS (Parasimpatetic Nervous
System) adalah penurunan Cardiac output (branchicerdia).
63. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
54
Secara umum akibat dari perubahan animal welfare adalah
munculnya stress dengan gejala seperti Peningkatan aktifitas
adrenocortical, penurunan aktifitas hormonal reproduksi,
penurunan performance, peningkatan tekanan darah kronis,
meningkatnya kerentanan penyakit, gastric ulcer,
penyembuhan luka yang lama, Cardiovascular pathologis,
immunosuppressive dan juga kematian.
Pengabaian kesejahteraan hewan pada hewan ternak dan
hewan potong akan menimbulkan ketakutan, distress dan
rasa sakit. Keadaan ini dapat terjadi selama proses
penyembelihan, pengangkutan dan pemasaran karena
keterbatasan hewan dalam membangun group sosial juga
karena persediaan pakan dan minum yang buruk. Efek stress
pada hewan sebelum dipotong akan berdampak buruk pada
kualitas karkas yang disebut Dark Firm Dry (DFD).
Dark Firm Dry (DFD) terjadi akibat dari stress pre-slaughter
sehingga mengosongkan persediaan glycogen pada otot.
Keadaan ini menyebabkan kadar Asam laktat pada otot
berkurang dan meningkatkan pH daging melebihi dari
normal. Pada kondisi seperti ini maka proses post mortem
tidak berjalan sempurna terlihat pada warna daging terlihat
lebih gelap, kaku dan kering yang mana secara umum lebih
alot dan tidak enak. pH daging yang tinggi akan
mengakibatkan daging lebih sensitif terhadap tumbuhnya
bakteri. DFD beef adalah indikator dari stress, luka, penyakit
atau kelelahan pada hewan sebelum disembelih.
Good Animal Practice
Berkenaan dengan produksi ternak haruslah memperhatikan
kesejahteran ternak (animal well-being) yakni bebas dari
kelaparan, kondisi kandang yang buruk, sakit, penyakit, dan
stres dalam penanganan ternak. Menghindari mutilasi dan