Tes psikologi menunjukkan bahwa kemampuan kognitif gadis berusia 6 tahun, 5 bulan, dan 29 hari ini termasuk rata-rata bawah dibandingkan anak sebayanya. Ia memiliki kemampuan verbal dan kinerja yang seimbang dengan skor IQ masing-masing 86 dan 83, tetapi membutuhkan dukungan untuk mengembangkan potensinya.
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran. Adapun teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran. Adapun teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.
Perkembangan Kognitif, terkait dengan perkembangan fungsi otak dan kemampuan berpikir yang akan berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
1. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAAN PSIKOLOGI
IDENTITAS
Nama : Shira Manita Khansa
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 6 Tahun 5 bulan 29 Hari
Alamat : Yogyakarta
JENIS TES YANG DIGUNAKAN
WISC : ± 90 Menit
2. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAAN PSIKOLOGI
I. Identitas
Nama : Shira Marita Khansa
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 6 Tahun 5 bulan 29 hari
II. Hasil Test WAIS
No.
RINGKASAN
Tes Angka Kasar Angka Skala Kategori Tiap Subtest
1. Informasi 7 10 Rata-rata
2. Pengertian 4 7 Rata-rata bawah
3. Hitungan 4 9 Dibawah rata-rata
4. Persamaan 6 12 Rata-rata atas
5. Perbendaharaan
kata
5 3 Dibawah rata-rata
6. (Rentangan angka) 4 6 Dibawah rata-rata
Angka Verbal = 5/6 x 47 = 39
7. Melengkapi gambar 6 9 Rata-rata
8. Mengatur gambar 3 6 Dibawah rata-rata
9. Rancangan balok 0 4 Dibawah rata-rata
10. Merakit obyek 13 10 Rata-rata
11. Simbol 35 11 Rata-rata atas
12. (Mazes) 3 5 Dibawah rata-rata
Angka Performance 5/6 x 45 = 38
Angka Total = 92
ANGKA VERBAL : 39 IQ = 86
ANGKA PERFORMANCE : 38 IQ = 83
ANGKA SKALA LENGKAP : 77 IQ = 83
3. III. Kesimpulan
Klasifikasi
Full IQ
IQ Kriteria Keterangan
>128 Very superior
120 – 127 Superior
111 – 119 Above Average
91 – 110 Average
80 – 90 Low Average 83*
66 – 79 Boder Line
<65 Retardasi Mental
IV. Observasi Selama Test
Saat diberikan test WISC, subjek terlihat antusias untuk melakukan
tes, terlihat dari ekspresi wajahnya yang riang ketika sedang dijelaskan
tentang hal yang harus dilakukan serta pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan subjek mengenai tes yang akan dilakukan. Pada subtes pertama
(informasi) subjek memberikan jawaban dengan lancar, sesekali
tangannya mengetuk-ngetuk meja, ketika subjek sedang memikirkan apa
jawabannya dari pertanyaan yang diberikan. Saat subtes kedua disajikan
subjek hanya mampu menjawab 5 pertanyaan dan menjawab 3
pertanyaan dengan benar. Subjek juga terlihat dengan cepat mengatakan
tidak tahu saat subjek tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang
diajukan. Pada subtes hitungan subjek terlihat berusaha untuk
menghitung dengan cara menggerakan tangannya seperti orang sedang
menuliskan angka di atas meja. Begitu juga ketika diberikan pertanyaan
IQ = 83 Low Average
4. yang lebih kompleks subjek terlihat berusaha menghitung jawaban dari
soal yang diberikan dan benar dalam menjawab walaupun jawabna yang
diberikan subjek tidak tepat.
Pada subtes ke 4 (persamaan), subjek mampu menjawab dengan
baik dan lancar, subjek terlihat sesekali melihat keatas dan kesamping
sambil memikirkan jawaban yang akan diberikan pada soal yang diajukan.
Namun pada subtes ke 5 (perbendaharaan kata), subjek terlihat
memberikan jawaban dengan memikirkan terlebih dahulu sambil sesekali
melirik kearah tester dan cenderung cepat mengatakan tidak tahu, setelah
memikirkan jawaban dalam beberapa saat. Ketika diberikan subtes 6
(Rentangan angka) subjek mengulang angka ke muka subjek dapat
mengulang angka dengan baik dan lancar sambil memandangkan
pandangannya ke wajah tester. Akan tetapi, ketika mengulang angka ke
belakang, pada rangkaian kelima, subjek mengatakan angka yang tidak
terdapat dalam rangkaian tersebut.
Saat diberikan subtes 7 subjek semakin terlihat antusias, subjek
menunjukkan bagian yang hilang dengan mengatakan bagian tersebut,
sesekali subjek menggaruk-garuk kepala ketika mencari bagian yang
hilang tersebut. Sedangkan pada subtes ke 8 subjek terlihat
memverbalisasikan gambar yang sedang diurutkannya, sehingga dapat
menyusun gambar tersebut dengan mudah. Pada subtes rancangan balok
dan merakit objek subjek terlihat bersemangat ini ditunjukan dari subjek
yang langsung antusias untuk menyusun balok-balok dan potongan
gambar yang disediakan. Subjek juga terlihat hati-hati ketika merancang
dan menyusun potongan yang disediakan. Pada subtes rancangan balok
di rancangan pola ke 5, subjek terlihat berusaha mengerjakan rancangan
yang diberikan dan berhasil walaupun melewati waktu yang ditentukan.
Ketika diberikan subtes 11 subjek mengerjakannya dengan hati-hati,
sesekali melihat symbol yang berada diatasnya. Pada subtes terakhir
subjek hanya mengangguk ketika selesai diberikan intruksi dan
menyelesaikan dengan cepat tugas yang diberikan tanpa terlihat
5. kebingungan. Pada subtes terakhir (Mazes) pada awalnya subjek sangat
antusias dalam mengerjakan tes tersebut. Hal tersebut nampak pada awal
diberikan subjek dengan cepat ketika menggambar, namun ketika di akhir
tes subjek hanya menggaris sedikit saja dan mengatakan bahwa subjek
tidak bisa menyelesaikan tes tersebut.
V. Interpretasi/Kesimpulan
Potensi kecerdasan atau kapasitas yang dimiliki subjek termasuk
dalam kategori dibawah kemampuan anak seusianya, ditandai dengan
skor IQ 83, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif subjek kurang
opimal dibanding dengan anak seusianya dan memerlukan pendampingan
sehingga potensi subjek dapat dikembangkan. .
Kemampuan verbal subjek berbanding sama atau setara dengan
kemampuan performance subjek. Hal ini ditandai dengan skor IQ verbal
subjek 86 yang termasuk dalam kategori di atas rata-rata sedangkan skor
IQ performance subjek sebesar 83 yang berada pada kategori rata-rata.
Jarak simpangan skor IQ verbal dan performance tidak terlalu jauh, hal ini
mengindikasikan bahwa subjek memiliki kemampuan yang sama atau
seimbang antara otak kiri dan kanan. Kemampuan yang dimiliki oleh
subjek hampir sama dan seimbang antara kemampuan berpikir konsep,
menyerap informasi, kemampuan spasial serta kemampuan subjek dalam
berpikir runtut.
Subjek memiliki kemampuan dalam membentuk konsep-konsep
abstrak dan berfikir asosiatif yang baik. Selain itu, subjek memiliki motivasi
yang cukup baik dalam merespon tugas yang menyangkut kecepatan dan
ketelitian akan tetapi toleransi terhadap daya tahan stress dalam
menghadapi sebuah tugas kurang digunakan dengan baik.
Kemampuan subjek dalam menyerap informasi berupa kata
maupun angka tergolong cukup baik. Hal tersebut didukung dari
kemampuan subjek untuk mengingat dalam jangka panjang sudah cukup
baik. Subjek juga memiliki kemampuan belajar yang cukup serta
6. konsentrasi yang baik namun tidak optimal dikarenakan keterbatasan
informasi yang diberikan di keluarga atuapun pada lingkungan sekitar
subjek. Subjek juga memiliki kemampuan motorik yang cukup baik
sehingga subjek dapat berhasil memecahkan masalah baru dengan cukup
baik. Subjek memiliki kemampuan yang cukup dalam bekerja dengan
angka dan cukup mampu menggunakannya secara tepat, sehingga
mudah menangkap pelajaran yang berupa aritmatika.
Subjek memiliki kemampuan yang kurang baik dalam
mengorganisasi secara visual serta memiliki pemusatan perhatian yang
kurang baik pula terhadap suatu objek. Selain itu, subjek juga memiliki
kemampuan yang kurang baik pada kemampuan pandang ruangnya.
Kemampuan tersebut yaitu kemampuan dalam memahami ide atau
memahami struktur melalui visualisasi. Hal tersebut didukung oleh
kemampuan anak yang kurang mampu berkonsentrasi dengan baik,
perencanaan yang kurang baik, kemampuan koordinasi mata dan jari-jari
tangan yang kurang baik serta ingatan jangka panjang yang kurang baik
juga sehingga mampu memahami atau mengenali suatu objek yang
pernah dikenalnya. Kondisi ini membuat subjek kurang mampu mengenal,
mengetahui, dan menyusun bentuk suatu objek dari bagian-bagian
tertentu yang terpisah. Selain itu dapat menghambat subjek dalam
membentuk suatu konsep dan menganalisis sebuah persoalan.
Kemampuan subjek dalam berpikir runtut yang juga belum optimal
sesuai dengan perkembangan anak sesusianya.. Subjek memiliki
kemampuan dalam mengorganisasi secara visual dengan kurang baik
walaupun sebenarnya subjek memiliki pemusatan perhatian yang cukup
baik terhadap suatu objek. Selain itu, subjek juga memiliki motivasi yang
cukup baik dalam merespon tugas yang menyangkut kecepatan dan
ketelitian, akan tetapi toleransi terhadap daya tahan stress dalam
menghadapi sebuah tugas kurang digunakan dengan baik.
7. Hasil kapasitas intelegensi optimal subjek juga belum optimal yakni
IQ sebesar 87 yang mengindikasikan kemampuan memahami informasi,
menganalisis serta mengungkapkan ide, perasaan masih belum optimal
sesuai dengan perkembangan anak seusianya. Jika dibandingkan dengan
hasil IQ skala lengkap atau hasil tes secara keseluruhan yang
menunjukkan hasil IQ 83, hal tersebut menandakan bahwa performa
subjek ketika menjalani tes sedikit kurang optimal karena hasil skor yang
diperoleh dari hasil tes lebih rendah daripada hasil skor IQ optimal yang
dimiliki subjek, walaupun sebenanrnya hasil perbandingan tersebut tidak
jauh berbeda sehingga kapasitas intelegensi subjek dari hasil test dapat
dikatakan sama dengan kapasitas intelegensi subjek yang sebenarnya.