SlideShare a Scribd company logo
1: 1 5




                    U N D A N G-U N D A N G ( U U )
                Nomor : 12 TAHUN 1969 (12/1969)
             Tanggal : 10 SEPTEMBER 1969 (JAKARTA)
               Sumber : LN 1969/47; TLN NO. 2907
Tentang : PEMBENTUKAN PROPINSI OTONOM IRIAN BARAT DAN KABUPATEN -
       KABUPATEN OTONOM DI PROPINSI IRIAN BARAT1         1



               DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.
                   PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

Menimbang:
bahwa sebagai tindak lanjut dari hasil Penentuan Pendapat Rakyat yang
menetapkan Irian Barat tetap merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintahan di Irian Barat yang
effektif, demi kemajuan rakyat di Irian Barat, dipandang perlu Propinsi Irian Barat
beserta Kabupaten-kabupatennya yang dibentuk dan diatur berdasarkan
Penetapan Presiden No. 1 tahun 1962 jo Penetapan Presiden No. 1 tahun 1963 jo
Keputusan Presiden No. 57 tahun 1963 jo Undang-undang No. 5 tahun 1969, segera
diatur kembali sebagai Daerah-daerah Otonom, sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam pasal 6 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No.
XXI/MPRS/ 1966.

Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (1), pasal 18, pasal 20 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XXI/MPRS/ 1966;
3. Undang-undang No. 18 tahun 1965 (Lembaran-Negara tahun 1965 No. 83) jo
   Undang-undang No. 6 tahun 1969 (Lembaran Negara tahun 1969 No. 37);
4. Undang-undang No. 5 tahun 1969 (Lembaran-Negara tahun 1969 No. 36);

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-Royong.
Memutuskan:
I.   Mencabut: Ketentuan-ketentuan nomor urut 3 dan 6 Lampiran IIA Undang-
     undang No. 5 tahun 1969.
II.  M enetapkan: Undang-undang tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian
     Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat.

                                    BAB I.
                           KETENTUAN UMUM.
                                   Pasal 1.
(1) Membentuk Propinsi Otonom Irian Barat dalam ikatan Negara Kesatuan
    Republik Indonesia yang wilayahnya meliputi Kabupaten-kabupaten dimaksud
    ayat (2) pasal ini.
(2) Dalam wilayah Propinsi Irian Barat dibentuk Kabupaten-kabupaten Otonom
    terdiri dari:



1   Indeks: PROPINSI OTONOM. KABUPATEN-KABUPATEN OTONOM. IRIAN BARAT. PEMBENTUKAN.
2: 1 5




      1. Kabupaten Jayapura yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan
         Setempat Jayapura, Nimboran, Mamberamo, Keerom, Sarmi dan
         Dafonsoro.
      2. Kabupaten Biak Numfor yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan
         Setempat Biak, Numfor dan Supiori.
      3. Kabupaten Manokwari yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan
         Setempat Manokwari, Ransiki, Wasior dan Bintuni.
      4. Kabupaten Sorong yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat
         Sorong, Raja Ampat, Teminabuan dan Ayamaru.
      5. Kabupaten Fak-Fak yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan
         Setempat Fak-Fak, Kaimana dan Mimika.
      6. Kabupaten Merauke yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan
         Setempat Merauke, Tanah Merah, Mindiptana, Agats dan Mapi/Kepi.
      7. Kabupaten Jayawijaya yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan
         Setempat Baliem, Bokondini, Tiom dan Oksibil.
      8. Kabupaten Paniai yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat
         Nabire, Tinggi, Enarotali dan Ilaga.
      9. Kabupaten Japen Waropen yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan
         Setempat Japen dan Waropen.

                                   Pasal 2.
(1) Pemerintah Daerah Propinsi Irian Barat berkedudukan di Jayapura.
(2) Pemerintah Daerah Kabupaten masing-masing berkedudukan sebagai berikut:
         1. Kabupaten Jayapura di Jayapura.
         2. Kabupaten Biak Numfor di Biak.
         3. Kabupaten Manokwari di Manokwari.
         4. Kabupaten Sorong di Sorong.
         5. Kabupaten Fak-Fak di Fak-Fak.
         6. Kabupaten Merauke di Merauke.
         7. Kabupaten Jayawijaya di Wamena.
         8. Kabupaten Paniai di Enarotali.
         9. Kabupaten Japen Waropen di Serui.

                                   Pasal 3
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Propinsi Irian Barat terdiri dari 40
orang anggota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Kabupaten
masing-masing terdiri dari 25 orang anggota, sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

                               Pasal 4.
Menteri Dalam Negeri membentuk Perangkat Daerah di Propinsi dan Kabupaten
dengan mengingat kemampuan keuangan Negara dan Daerah serta
memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.
3: 1 5




                                  BAB II.
                  URUSAN RUMAH TANGGA DAERAH
                                  Pasal 5.
(1) Urusan Rumah Tangga Daerah sebagai kewenangan pangkal meliputi:
           1. Urusan Bimbingan dan Kesejahteraan Sosial.
           2. Urusan Pertanian.
           3. Urusan Kesehatan.
           4. Urusan Pendidikan dan Kebudayaan.
           5. Urusan Pekerjaan Umum.
(2) Perincian Urusan Rumah Tangga Daerah dimaksud ayat (1) pasal ini, terdapat
    dalam lampiran Undang-undang ini.
(3) Penyerahan urusan lainnya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
    Pemerintah.

                                  Pasal 6.
Untuk menyelenggarakan Urusan Rumah Tangga Daerah dimaksud pasal 5 Undang-
undang ini, Propinsi dan Kabupaten membentuk dan menyusun Dinas-dinas
Daerah, yang personil dan materiilnya diambil dari Dinas-dinas yang ada, sesuai
dengan keperluan.

                                 Pasal 7.
Propinsi dan Kabupaten menyelenggarakan segala sesuatu yang dipandang perlu
untuk melancarkan jalannya pemerintahan Daerah antara lain:
1. Menyusun Sekretariat Daerah.
2. Menyelenggarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan
   kepegawaian, perbendaharaan, pemeliharaan harta, dan milik serta lain-lain hal
   yang dipandang perlu, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

                                    BAB III.
                         KETENTUAN PERALIHAN.
                                    Pasal 8.
(1) Gubernur Kepala Daerah dan Wakil Gubernur Kepala Daerah, Anggota Badan
    Pemerintah Harian dan Sekretaris Daerah Propinsi Irian Barat yang ada pada
    saat Undang-undang ini berlaku, menjabat Kepala Daerah dan Wakil Kepala
    Daerah, Anggota Badan Pemerintah Harian dan Sekretaris Daerah Propinsi Irian
    Barat sampai diangkat pejabat-pejabat baru berdasarkan peraturan
    perundangan yang berlaku.
(2) Bupati Kepala Daerah Kabupaten dan Wakilnya serta Sekretaris Kabupaten di
    wilayah Propinsi Irian Barat yang ada pada saat Undang-undang ini berlaku,
    menjabat Bupati Kepala Daerah dan Wakil Bupati Kepala Daerah serta
    Sekretaris Daerah Kabupaten sampai diangkat Kepala. Daerah dan Wakil Kepala
    Daerah serta Sekretaris Daerah baru berdasarkan peraturan perundangan yang
    berlaku.

                                  Pasal 9.
(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Propinsi Irian Barat
    dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Kabupaten tetap
    sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Propinsi
4: 1 5




    Irian Barat dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong
    Kabupaten berdasarkan Undang-undang ini.
(2) Penyempurnaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong dapat
    diadakan dengan memperhatikan potensi dan kekuatan sosial politik yang ada
    dalam masyarakat.

                                Pasal 10.
Selama Dinas-dinas Daerah sebagaimana dimaksud pasal 6 Undang-undang ini
belum terbentuk, urusan-urusan tersebut dilaksanakan oleh Dinas-dinas yang
sudah ada sekarang.

                                  Pasal 11.
(1) Urusan-urusan yang belum atau tidak diserahkan menjadi wewenang Daerah,
    diselenggarakan oleh instansi-instansi vertikal yang bersangkutan.
(2) Instansi-instansi yang melaksanakan urusan-urusan wewenang Pemerintah
    Pusat, merupakan perangkat Departemen-departemen dan Instansi-instansi
    yang bersangkutan.

                                Pasal 12.
(1) Menteri Dalam Negeri mengatur penetapan atau pengangkatan pegawai-
    pegawai yang tersedia dengan status:
          1. pegawai Daerah,
          2. pegawai Negeri dan
          3. pegawai Negeri yang diperbantukan kepada Daerah.
(2) Perubahan status pegawai-pegawai dalam instansi-instansi vertikal menjadi
    pegawai Dinas-dinas Otonom diatur oleh Menteri Dalam Negeri bersama-sama
    Menteri yang bersangkutan.

                               Pasal 13.
Pemisahan anggaran untuk urusan-urusan Pemerintah Pusat dan Daerah akan diatur
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 1971/1972.

                                 Pasal 14.
Segala peraturan perundangan yang berlaku bagi Propinsi Irian Barat dan
Kabupatennya yang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini tetap berlaku,
selama belum diubah, diganti atau dicabut.

                                 BAB IV.
                        KETENTUAN PENUTUP.
                                Pasal 15.
Ketentuan-ketentuan pelaksanaan dari Undang-undang ini diatur oleh Menteri
Dalam Negeri.

                                 Pasal 16.
(1) Undang-undang ini disebut quot;Undang-undang tentang Pembentukan Propinsi
    Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat.quot;
(2) Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan.
5: 1 5




Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran-Negara Republik
Indonesia.

Disahkan di: Jakarta
pada tanggal 10 September 1969.
Presiden Republik Indonesia,
t.t.d
SOEHARTO.
Jenderal TNI

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 10 September 1969.
Sekretaris Negara Republik Indonesia,
t.t.d
ALAMSJAH
Mayor Jenderal TNI
6: 1 5




P E N J E L A S A N A T A S U N D A N G - U N D A N G N OMOR 12 TAHUN 1969 TENTANG
PEMBENTUKAN PROPINSI OTONOM IRIAN BARAT DAN KABUPATEN-KABUPATENKABUPATEN-
                     OTONOM DI PROPINSI IRIAN BARAT.


I. UMUM:
1. Sejak Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 wilayah Irian Barat
   adalah merupakan bagian wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
   walaupun dalam kenyataannya wilayah tersebut pada waktu itu masih diduduki
   oleh Belanda.
   Berhubung dengan itu untuk kepentingan pemerintahan di daerah tersebut,
   dengan Undang-undang Nomor 15 tahun 1956 jo Undang-undang Nomor 23
   tahun 1958 telah dibentuk Propinsi Irian Barat.
   Usaha-usaha pengembalian wilayah Irian Barat melalui perjanjian bilateral
   antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda ternyata tidak
   membawa hasil, sehingga mengakibatkan perselisihan antara kedua belah
   pihak dan oleh karena itu Pemerintah Republik Indonesia segera melakukan
   perjuangan pengembalian wilayah Irian Barat tersebut berdasarkan Tri
   Komando Rakyat pada bulan Desember 1961.
   Untuk lebih melancarkan perjuangan pengembalian wilayah Irian Barat maka
   dengan Penetapan Presiden No. 1 tahun 1962 Propinsi Irian Barat Bentuk Lama
   diubah menjadi Propinsi Irian Barat Bentuk Baru yang selanjutnya setelah New
   York Agreement tahun 1962 sebagai hasil perjuangan Rakyat Indonesia,
   disempurnakanlah pemerintahan Propinsi Irian Barat dengan Penetapan
   Presiden Nomor 1 tahun 1963 jo Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1963.
   Pada tanggal 1 Mei 1963 pemerintahan di Irian Barat diserahkan kepada
   Pemerintah Republik Indonesia.
   Dalam New York Agreement tersebut antara lain ditentukan bahwa kepada
   rakyat di Irian Barat diberikan hak menentukan nasibnya sendiri, yaitu
   menentukan status wilayah Irian Barat sebagai bagian dari Republik Indonesia
   atau tidak.
   Penentuan Pendapat Rakyat di Irian Barat (Act of Free Choice) yang dilakukan
   melalui Dewan Musyawarah Penentuan Pendapat Rakyat sebagai manifestasi
   aspirasi rakyat telah terlaksana dan hasilnya menunjukkan dengan positif bahwa
   rakyat di Irian Barat berdasarkan rasa kesadarannya yang penuh, rasa kesatuan
   dan rasa persatuannya dengan rakyat Daerah-daerah lainnya di wilayah Negara
   Kesatuan Republik Indonesia serta kepercayaan kepada Republik Indonesia,
   telah menentukan dengan mutlak bahwa wilayah Irian Barat adalah bagian dari
   wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
   Keputusan Dewan Musyawarah Penentuan Pendapat Rakyat tersebut adalah sah
   dan final tidak dapat diganggu-gugat lagi oleh pihak manapun.

2. Dewasa ini wilayah pemerintahan Propinsi Irian Barat terbagi dalam 9
   Kabupaten dan 35 Kepala Pemerintahan setempat (K.P.S.).
   Sementara itu sebagai pelaksanaan Ketetapan MPRS No. XIX/ MPRS/1966 maka
   pada tanggal 5 Juli 1969 telah diundangkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1969
   yang antara lain menetapkan Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1962 dan
   Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1963 menjadi Undang-undang dengan
7: 1 5




   ketentuan bahwa harus diadakan perbaikan/penyempurnaan dalam arti bahwa
   materinya ditampung bagi penyusunan Undang-undang yang baru.
   Dengan mengingat ketentuan ini dan sebagai tindak lanjut dari pada manifestasi
   aspirasi rakyat di Irian Barat, maka untuk pelaksanaan pemerintahan di Irian
   Barat yang effektif demi kemajuan rakyat di Irian Barat, kini sudah tiba waktunya
   untuk melaksanakan Ketetapan MPRS No. XXI/MPRS/1966 pasal 6, yaitu Propinsi
   Irian Barat yang dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1962
   jo Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1963 jo Keputusan Presiden Nomor 57
   tahun 1963 yang pada hakekatnya mempunyai sifat khusus, perlu diatur kembali
   agar baik dasar pembentukannya maupun hal-hal lainnya disesuaikan dengan
   yang berlaku bagi Propinsi-propinsi Otonom lainnya.
   Meskipun sejak tanggal 5 Juli 1969 telah diundangkan Undang-undang Nomor 6
   tahun 1969 tentang pernyataan tidak berlakunya berbagai Undang-undang dan
   Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang khususnya Undang-undang
   Nomor 18 tahun 1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, seperti yang
   tercantum dalam Nomor urut 6 Lampiran III, namun pernyataan tidak berlakunya
   Undang-undang itu ditetapkan pada saat Undang-undang yang
   menggantikannya mulai berlaku.
   Dengan demikian beberapa ketentuan-ketentuan pokok dari Undang-undang
   Nomor 18 tahun 1965 tersebut masih dipergunakan sebagai dasar penyusunan
   Undang-undang ini, mengingat perlu segera diaturnya kembali Propinsi Irian
   Barat beserta Kabupaten-kabupatennya menjadi Daerah Otonom sebagai tindak
   lanjut daripada Penentuan Pendapat Rakyat.

3. Dengan berlakunya Undang-undang ini, untuk menjamin kontinuitas
   penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang bersangkutan, dalam Undang-
   undang ini diadakan ketentuan-ketentuan antara lain mengenai:
   a. peraturan perundangan yang berlaku,
   b. perangkat Daerah yang ada yaitu Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah,
      anggota Badan Pemerintah Harian, Sekretaris Daerah dan anggota-anggota
      Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong.

4. Agar Pemerintah Daerah segera dapat menjalankan hak kewenangan dan
   kewajibannya pada waktu Undang-undang ini berlaku, maka dalam Undang-
   undang ini ditetapkan urusan-urusan Daerah sebagai kewenangan pangkal
   Daerah yang perinciannya terdapat dalam lampiran Undang-undang ini.
   Urusan-urusan lainnya akan diserahkan berangsur-angsur dengan Peraturan
   Pemerintah dengan memperhatikan kemampuan dan kesediaan Daerah yang
   bersangkutan.
   Untuk dapat melaksanakan urusan-urusan tersebut maka Pemerintah Daerah
   membentuk Dinas-dinas Daerah mengenai urusan yang bersangkutan dan
   penyusunan Dinas-dinas tersebut harus mengindahkan peraturan-peraturan
   yang berlaku.

II. PASAL DEMI PASAL:
Pasal 1.
Wilayah Propinsi Irian Barat yang dibentuk dengan Undang-undang ini adalah sama
dengan wilayah Propinsi Irian Barat berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 1
tahun 1962.
8: 1 5




Pasal 2.
Dalam keadaan darurat kedudukan Pemerintah Daerah untuk sementara waktu
dapat dipindahkan oleh Menteri Dalam Negeri atas usul Kepala Daerah yang
bersangkutan.

Pasal 3.
Yang dimaksud dengan peraturan perundangan yang berlaku adalah pasal 22
Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 jo Undang-undang Nomor 6 tahun 1969 dan
peraturan-peraturan pelaksanaannya.

Pasal 4.
Dengan pembinaan dan bimbingan dari Pemerintah Pusat sesuai dengan
kemampuan keuangan Negara dan Daerah diharapkan bahwa pembentukan
perangkat Daerah dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang pendek dengan
mengindahkan Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 jo Undang-undang Nomor 6
tahun 1969 serta peraturan-peraturan pelaksanaannya.

P a s a l 5 d a n 6 . Lihat Penjelasan Umum.
P a s a l 7 . Cukup jelas.

Pasal 8.
Penentuan Wakil Kepala Daerah Kabupaten berlaku bagi Kabupaten yang sejak
berlakunya Undang-undang ini terdapat Wakil Kepala Kabupaten dan bagi Daerah
lainnya akan diatur lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri.

P a s a l 9 , 1 0 d a n 1 1 , Cukup jelas (lihat Penjelasan Umum).

Pasal 12.
Kepada Menteri Dalam Negeri diberi wewenang untuk menetapkan pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian pegawai-pegawai yang diperlukan untuk segera
melaksanakan tugas-tugasnya menurut Undang-undang ini.
Hal ini tidak mengurangi hak Pemerintah Daerah untuk mengangkat pegawai
Daerahnya berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 1965, dengan ketentuan
harus mengindahkan peraturan-peraturan khusus mengenai kepegawaian dari
Pemerintah Pusat.

Pasal 13.
Pemisahan persediaan Anggaran pendapatan dan Belanja dengan terpisahnya
urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah, akan diatur dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara tahun 1971/1972.
Dengan demikian Anggaran Pendapatan dan Belanja untuk seluruh wilayah Irian
Barat pada waktu berlakunya Undang-undang ini masih menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun 1969/1970 dan 1970/1971.

P a s a l 1 4 . Cukup jelas (lihat Penjelasan Umum).
P a s a l 1 5 d a n 1 6 . Cukup jelas.
9: 1 5




L A M P I R A N A T A S U N D A N G -U N D A N G N O . 1 2 T A H U N 1 9 6 9 T E N T A N G
PEMBENTUKAN PROPINSI OTONOM IRIAN BARAT DAN KABUPATEN-KABUPATEN
                                                             KABUPATEN-
                  OTONOM DI PROPINSI IRIAN BARAT.

I.     URUSAN BIMBINGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. (Berpedomanpada
       Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1958, Lembaran-Negara tahun 1958 No. 9).
       A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi:
               i. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan
                  urusan-urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-
                  kabupaten.
              ii. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya
                  dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan.
             iii. Menyelenggarakan panti asuhan bagi anak-anak mogol.
             iv. Menyelenggarakan bimbingan sosial.
              v. Menyelenggarakan penyuluhan sosial.
             vi. Menyelenggarakan pendidikan tenaga-tenaga sosial, rehabilitasi
                  bekas hukuman.
            vii. Perizinan undian sosial menurut ketentuan Undang-undang
                  tentang Undian.
       B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten:
              1. Menyelenggarakan pusat-pusat penampungan bagi:
                  a. anak-anak terlantar dan gelandangan (untuk observasi dan
                     seleksi);
                  b. Orang-orang dewasa terlantar dan gelandangan (untuk
                     observasi dan seleksi).
              2. Menyelenggarakan panti-panti asuhan bagi:
                  a. bayi-bayi terlantar;
                  b. anak-anak yatim-piatu terlantar tingkat pertama dan lanjutan.
              3. Mengusahakan penempatan anak dalam asuhan keluarga.
              4. Mengusahakan pemungutan anak sebagai anak kandung.
              5. Menyelenggarakan panti-panti kerja tingkat pertama dan
                  lanjutan.
              6. Menyelenggarakan rumah-rumah perawatan bagi orang-orang
                  jompo.
              7. Pemberian bantuan kepada fakir-miskin dan orang terlantar.
              8. Pemberian bantuan kepada korban bencana, kecuali bencana
                  yang bersifat Nasional.
              9. Penyelenggaraan usaha-usaha sosial ke arah pemberantasan
                  kemiskinan.
              10. Pengawasan dan bimbingan serta memberikan bantuan subsidi
                  kepada organisasi-organisasi massa yang menyelenggarakan
                  usaha-usaha sosial, rehabilitasi bekas hukuman.
              11. Pengawasan dan bimbingan kepada organisasi massa yang
                  menyelenggarakan usaha tersebut di atas.
              12. Penghimpunan bahan-bahan untuk dokumentasi sosial.
10:15




II.    U R U S A N P E R T A N I A N . (Berpedoman antara lain pada Peraturan Pemerintah
       No. 29 tahun 1951, Lembaran-Negara tahun 1951 No. 48).
       A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi:
           1. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan-
               urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-kabupaten.
           2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari
               pegawai-pegawai yang diperbantukan.
           3. Menyelenggarakan pendidikan pertanian dengan mendirikan
               Sekolah-sekolah Perusahaan Pertanian (Landbouw Bedrijfscholen),
               Sekolah Pertanian Rendah dan Kursus-kursus Tani lainnya menurut
               pedoman yang diberikan oleh Menteri Pertanian.
       B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten:
           1. Menyelenggarakan usaha penyuluhan pertanian rakyat dan usaha-
               usaha lainnya.
           2. Membantu Pemerintah Pusat mengumpulkan angka-angka untuk
               keperluan statistik pertanian atau politik penetapan harga pasar dari
               hasil pertanian.
           3. Melaksanakan percobaan-percobaan dan penyelidikan-penyelidikan
               perusahaan pertanian dan memberikan bantuan dalam segala
               penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat menurut petunjuk dari
               Menteri Pertanian.
           4. Mengadakan persediaan alat-alat pertanian, rabuk buatan dan bibit.
           5. Mengadakan pemberantasan dan pencegahan penyakit dan
               gangguan tanaman.
           6. Mengadakan propaganda dan demonstrasi guna menggerakkan jiwa
               tani bagi masyarakat tani.

III.   URUSAN PERIKANAN DARAT. (Berpedoman antara lain pada Peraturan
       Pemerintah No. 31 tahun 1951 Lembaran-Negara tahun 1951 No. 50).
       A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi:
          1. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan-
             urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-kabupaten.
          2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari
             pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan.
          3. Mengatur dan mengurus serta menyediakan bahan-bahan dan alat-
             alat untuk perikanan darat serta peredaran bibit ikan dengan bantuan
             Kabupaten-kabupaten.
          4. Mengadakan pendidikan pegawai ahli rendahan dan mengadakan
             kursus-kursus perikanan tingkat rendahan dengan persetujuan
             Menteri yang bersangkutan.
       B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten:
          1. Usaha memajukan perikanan darat (mengurus, mengatur dan
             mengumpulkan keterangan-keterangan dan angka-angka serta
             memberikan laporan).
          2. Mengadakan percobaan-percobaan dan penyelidikan dilapangan
             teknis perikanan darat.
          3. Mengadakan penerangan demonstrasi, propaganda dan lain-lain
             yang tidak termasuk urusan Pemerintah Pusat.
11:15




          4. Mengadakan pemberantasan dan pencegahan penyakit dan
             gangguan-gangguan ikan.
          5. Mengatur pemindahan pegawai dalam Daerahnya dari pegawai-
             pegawai Negeri yang diperbantukan.

IV.   URUSAN PERIKANAN LAUT. (Berpedoman pada Peraturan Pemerintah No.
      6 4 t a h u n 1 9 5 7 , L e m b a r a n -N e g a r a t a h u n 1 9 5 7 N o . 1 6 9 ) .
      A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi:
          1. Membina, membimbing d an mengawasi penyelenggaraan urusan-
               urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-kabupaten.
          2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari
               pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan.
          3. Menyelenggarakan pendidikan tingkat Menteri dan pengamat
               perikanan laut, latihan-latihan juru mudi dan statistik/dokumentasi
               mengenai perikanan laut dengan petunjuk Menteri yang
               bersangkutan.
          4. Mengadakan peraturan mengenai perikanan, laut yang dilakukan
               oleh W.N.I.
      B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten: (Tidak berlaku bagi: a.
          Kabupaten Jayawijaya dan b. Kabupaten Paniai).
          1. Menyelenggarakan penyuluhan teknis dan teknologis serta teknik
               perusahaan perikanan laut, berdasarkan penyelidikan dari
               Pemerintah Pusat.
          2. Membantu Pemerintah Pusat dalam penyelidikan yang dilakukannya.
          3. Memperkembangkan masyarakat nelayan ke arah otoaktivitas dan
               melancarkan persediaan bahan-bahan dan alat-alat perikanan.
          4. Mengatur, mengurus dan mengawasi pelelangan ikan dengan
               memperhatikan petunjuk-petunjuk dari Menteri yang bersangkutan.
          5. Menyelenggarakan statistik/dokumentasi mengenai perikanan laut
               dalam daerahnya dengan mengindahkan petunjuk Menteri yang
               bersangkutan.

V.    U R U S A N K E H U T A N A N (Berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 64
      tahun 1957, Lembaran-Negara tahun 1957 No. 169 jo Peraturan Pemerintah
      No. 6 tahun 1958).
      A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi:
          1. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari
              pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan.
          2. Pemangkuan hutan:
                 a. Mempertahankan hutan untuk kepentingan tata-air,
                     pemeliharaan tanah dan produksi hasil hutan;
                 b. Membantu mengumpulkan bahan-bahan dan keterangan-
                     keterangan untuk penyusunan rencana kerja.
          3. Eksploitasi hutan:
                 a. Selama belum dapat dilakukan oleh Daerah sendiri dapat
                     dilakukan oleh pihak ketiga dengan mengatur pemberian
                     izinnya;
12:15




                b. Mengatur pemberian izin kepada penduduk yang tinggal
                   disekitar hutan yang bersangkutan untuk mengambil kayu dan
                   hasil hutan lainnya untuk kepentingan penduduk itu sendiri.
          4. Mengatur dan mengawasi penjualan dan peredaran hasil hutan
             dengan mengindahkan petunjuk-petunjuk dari Menteri yang
             bersangkutan.
       B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten: (Tidak ada).

VI.    U R U S A N K E H E W A N A N . (Berpedoman antara lain pada Peraturan Pemerintah
       No. 30 tahun 1951, Lembaran-Negara tahun 1951 No. 49).
       A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi:
           1. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan-
               urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-kabupaten.
           2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerah dari
               pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan.
           3. Menyelenggarakan pendidikan pegawai ahli seperti Menteri Hewan,
               Juru Pemeriksa hewan/daging/susu dengan persetujuan Menteri
               yang bersangkutan.
           4. Mengatur cara memberikan pimpinan oleh pegawai Ahli pada tingkat
               Propinsi kepada pegawai-pegawai ahli daerah bawahannya.
       B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten-kabupaten: (Tidak
           berlaku bagi: a. Kabupaten Paniai dan b. Kabupaten Japen Waropen).
           1. Mengadakan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan
               termasuk, pemberantasan penyakit hewan dan ternak jenis unggas
               yang menular, penyakit anjing gila pada anjing, kucing dan kera.
           2. Melakukan penyelidikan iklim yang mempengaruhi keadaan hewan
               dengan mengindahkan petunjuk-petunjuk oleh Menteri yang
               bersangkutan.
           3. Memajukan peternakan di dalam Daerahnya termasuk ternak jenis
               unggas.
           4. Membantu Pemerintah Pusat dalam mengumpulkan angka-angka
               untuk kepentingan statistik kehewanan dan memberikan laporan
               tentang keadaan kehewanan dalam Daerahnya.
           5. Mengadakan peraturan tentang pemeriksaan hewan-hewan,
               pengangkutan, memperlindungi dan mencegah/mengawasi
               penganiayaan hewan-hewan.

VII.   U R U S A N K E S E H A T A N . (Berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 49, No.
       50 tahun 1952, Lembaran-Negara tahun 1952 No. 80 dan No. 81, dan
       Keputusan Menteri Kesehatan tanggal 29 April 1968 No. 132/ Kab/BCH).
       A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi:
           1. Memimpin, membina, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan-
               kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten-kabupaten, serta mengadakan
               kerjasama dan pengawasan terhadap usaha-usaha kesehatan oleh
               instansi-instansi lain (non-ABRI), termasuk Badan-badan Swasta.
           2. Membentuk dan menyusun Dinas Kesehatan Kabupaten dan
               menentukan wilayah kerja dokter-dokter dan pegawai-pegawai
               lainnya.
13:15




   3. Berusaha meyediakan obat-obatan, seravaccin dan alat-alat
       kedokteran yang diperlukan (terutama dari persediaan Departemen
       Kesehatan), serta melakukan pengawasan dan distribusinya.
   4. Dengan persetujuan Menteri Kesehatan, menyelenggarakan Pusat-
       pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah-rumah Sakit Umum dan Balai-
       balai Pengobatan Khusus seperti: tbc, lepra, frambusia, trachoma dan
       lain sebagainya.
   5. Dengan petunjuk dan persetujuan Menteri Kesehatan dapat
       mengadakan pendidikan tenaga paramedis termasuk aplikasi kursus-
       kursus bagi tenaga-tenaga perawatan, kebidanan, obat-obatan,
       laboratorium dan hygiene/sanitasi lingkungan.
   6. Dengan mengindahkan petunjuk Menteri Kesehatan, dapat
       menentukan kebijaksanaan dalam usaha pencegahan,
       pemberantasan dan pembasmian penyakit-penyakit menular serta
       penyakit-penyakit rakyat lainnya, termasuk usaha dinas pencacaran.
   7. Mengambil kebijaksanaan dalam bidang pembinaan kesehatan
       rakyat yang meliputi pemulihan, pengobatan dan perawatan, dengan
       mengindahkan petunjuk-petunjuk Menteri Kesehatan.
   8. Membantu Pemerintah Pusat dalam hal timbulnya, bencana alam,
       penyakit menular dan penyakit rakyat yang membahayakan.
   9. Mengatur dan menyelenggarakan penempatan/pemindahan pegawai
       dalam lingkungan Daerahnya dari pegawai-pegawai Negeri yang
       diperbantukan.
   10. Menyelenggarakan statistik/dokumentasi mengenai kesehatan
       rakyat, antara lain:
            a. penyusunan rencana kerja.
            b. pelaksanaan,
            c. pengawasan,
            d. penyelidikan,
            e. perkembangan,
            f. penilaian,
            g. koordinasi dan
            h. tata-usaha.
   11. Menyampaikan laporan berkala kepada Pemerintah Pusat.
B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten:
   1. Mendirikan Pusat-pusat Kesehatan Masyarakat (Health Centre).
   2. Menyelenggarakan usaha-usaha Kesehatan yang meliputi:
            a. pencegahan, pemberantasan dan pembasmian penyakit-
               penyakit menular;
            b. pengobatan dan perawatan (dijalankan oleh rumah-rumah
               sakit umum/khusus, balai pengobatan umum/khusus dan
               poliklinik-poliklinik).
   3. Pendidikan paramedis terutama tenaga penjenang kesehatan Tingkat
       I (tamatan Sekolah Dasar).
   4. Usaha-usaha Kesejahteraan lbu dan Anak.
   5. Usaha-usaha Kesehatan Sekolah.
   6. Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.
   7. Usaha-usaha Perbaikan Gizi.
14:15




            8. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan.
            9. Kesehatan Gigi.
            10. Statistik dan Administrasi Kesehatan.
            11. Memimpin, mengkoodinir dan mengawasi usaha-usaha kesehatan
                yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Daerah (K.P.S.) dan
                Pusat-pusat Kesehatan.
            12. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
            13. Menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan, dalam rangka
                mengikut-sertakan masyarakat dalam peningkatan usaha-usaha
                kesehatan, seperti: Kursus-kursus Pembantu Kesehatan Desa (P.K.D.)
                dan Kursus Dukun-dukun.

VIII.   U R U S A N P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N . (Berpedoman pada Peraturan
        Pemerintah No. 65 tahun 1951, Lembaran-Negara tahun 1951 No. 110).
        A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi:
            1. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan-
                urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten.
            2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari
                pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan.
        B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten:
            1. Mendirikan dan menyelenggarakan Sekolah-sekolah Dasar, kecuali
                Sekolah Dasar Latihan.
            2. Memberikan Subsidi kepada Sekolah Dasar Partikelir.
            3. Menyelenggarakan Kursus-kursus Pengetahuan Umum (K.P.U.)
                tingkat A, B dan C serta memberikan subsidi pada kursus semacam
                itu oleh partikelir.
            4. Menyelenggarakan Kursus Pengantar ke Persiapan Kewajiban Belajar
                (K.P.K.P.K.B.), Perpustakaan Rakyat tingkat menengah dan atas.
            5. Menjadi penghubung Pemerintah dengan gerakan pemuda,
                memimpin dan memajukan kesenian Daerah.
            6. Mendirikan dan menyelenggarakan kursus-kursus P.B.H. dan
                memberi bantuan kepada kursus-kursus semacam itu yang
                diselenggarakan oleh partikelir.
            7. Mengatur pemindahan pegawai dari pegawai-pegawai Negeri yang
                diperbantukan.
            8. Mengadakan pembelian alat-alat pelajaran untuk Sekolah Dasar dan
                alat-alat yang mengenai isi dan tujuan urusan-urusan lainnya
                dilapangan P. dan K. serta menyampaikan rencana keperluan
                tersebut di atas kepada Departemen yang bersangkutan melalui
                Propinsi.
            9. Hal-hal lain mengenai Jawatan P. dan K. dan kerjasama antara instansi
                P. dan K. didaerahnya.

IX.     URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA LISTRIK (Berpedoman pada
        Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1953, Lembaran-Negara tahun 1953 No.
        31).
        A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi:
15:15




       1. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan-
          urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-kabupaten.
       2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Darahnya dari
          pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan.
       3. Menguasai perairan umum seperti danau, sumber, sungai dan
          sebagainya.
       4. Membikin, memperbaiki, memperoleh, memelihara, menguasai
          jalan-jalan klas III ke atas, lebar minimum 4,5 m untuk pembinaan
          pengembangan secara menyeluruh di Propinsi Irian Barat, karena
          jalan-jalan tersebut mempunyai arti tingkat Propinsi, dengan
          perincian
              a. Kabupaten Jayapura: Sentani - Jayapura (sampai
                  persimpangan pertama Angkasa, dengan cabang Dok IV,
                  Jalan Nusantara).
              b. Kabupaten Biak : Lapangan terbang (Mokmer) - Ridge I (muka
                  R.S.U.).
              c. Kabupaten Manokwari: Lapangan terbang (Randani)-
                  Pelabuhan (dengan persimpangan ke kantor Bupati).
              d. Kabupaten Sorong: Pelabuhan Remu.
              e. Kabupaten Fak-Fak: Di Kaimana: Lapangan terbang-
                  Pelabuhan.
              f. Kabupaten Merauke: Lapangan terbang (Mopah) - Pelabuhan
                  (dengan cabang sampai ke Kantor Bupati).
              g. Kabupaten Japen Waropen: Seluruhnya.
              h. Kabupaten Jayawijaya: Seluruhnya.
              i. Kabupaten Paniai: Seluruhnya.
       5. Pengurusan Pekerjaan Umum Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten
          Paniai.
    B. Tugas,kewajiban dan kewenangan Kabupaten: (Tidak berlaku bagi: a.
       Kabupaten Jayawijaya dan b. Kabupaten Paniai).
       1. Memperbaiki, memelihara, menguasai bangunan perairan,
          pembangunan dan penahan air.
       2. Membikin, memperbaiki, memelihara dan menguasai bangunan-
          bangunan untuk kepentingan umum seperti pertanian, perindustrian,
          lalu-lintas dan sebagainya.
       3. Membikin, memperbaiki, memelihara dan menguasai bangunan-
          bangunan penyehatan, seperti pembuluh air minum, sumur-sumur
          artetis, pembuluh-pembuluh pembilas dan sebagainya.
       4. Membikin, membeli, menyewa, memperbaiki, memelihara dan
          menguasai gedung-gedung untuk keperluan urusan yang
          diserahkan.
       5. Memelihara lain-lain gedung Negara yang tidak diurus langsung oleh
          Jawatan Gedung-gedung Negeri.
LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1969

More Related Content

What's hot

Uu 09 2003
Uu 09 2003Uu 09 2003
Uu 09 2003
People Power
 
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerahPp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Nandang Sukmara
 
Uu 10 2003
Uu 10 2003Uu 10 2003
Uu 10 2003
People Power
 
UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008
adi-adp
 
Uu 23 2000
Uu 23 2000Uu 23 2000
Uu 23 2000
People Power
 
Uu 02 2001
Uu 02 2001Uu 02 2001
Uu 02 2001
People Power
 
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumPp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Suprijanto Rijadi
 
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPeraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Penataan Ruang
 
Makalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
Makalah BPK dan Kekuasaan KehakimanMakalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
Makalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
shafirahany22
 
Uu 06 2000
Uu 06 2000Uu 06 2000
Uu 06 2000
People Power
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Penataan Ruang
 
Uu 05 2003
Uu 05 2003Uu 05 2003
Uu 05 2003
People Power
 

What's hot (19)

Uu 07 2003
Uu 07 2003Uu 07 2003
Uu 07 2003
 
Uu 09 2003
Uu 09 2003Uu 09 2003
Uu 09 2003
 
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerahPp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
 
Uu 04 2002
Uu 04 2002Uu 04 2002
Uu 04 2002
 
Uu 07 2002
Uu 07 2002Uu 07 2002
Uu 07 2002
 
Uu 03 2001
Uu 03 2001Uu 03 2001
Uu 03 2001
 
Uu 08 2003
Uu 08 2003Uu 08 2003
Uu 08 2003
 
Uu 10 2003
Uu 10 2003Uu 10 2003
Uu 10 2003
 
Uu 25 2002
Uu 25 2002Uu 25 2002
Uu 25 2002
 
UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008
 
Uu 23 2000
Uu 23 2000Uu 23 2000
Uu 23 2000
 
Uu 13 2002
Uu 13 2002Uu 13 2002
Uu 13 2002
 
Uu 02 2001
Uu 02 2001Uu 02 2001
Uu 02 2001
 
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumPp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
 
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPeraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
 
Makalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
Makalah BPK dan Kekuasaan KehakimanMakalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
Makalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
 
Uu 06 2000
Uu 06 2000Uu 06 2000
Uu 06 2000
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
 
Uu 05 2003
Uu 05 2003Uu 05 2003
Uu 05 2003
 

Viewers also liked

Sale organization
Sale organizationSale organization
Sale organization
PartnerResearch
 
Channel Fragility
Channel FragilityChannel Fragility
Channel Fragility
Lemon Operations
 
Adobe Creative Cloud
Adobe Creative CloudAdobe Creative Cloud
Adobe Creative Cloud
Digicomp Academy AG
 
Distribution channels for beginners presentation mar2015
Distribution channels for beginners presentation mar2015Distribution channels for beginners presentation mar2015
Distribution channels for beginners presentation mar2015
Jim Elder
 
Sales Pitch at TechData Touch Tour
Sales Pitch at TechData Touch TourSales Pitch at TechData Touch Tour
Sales Pitch at TechData Touch Tour
Hans Demeyer
 
Dm cc
Dm ccDm cc
Javeds Proteligent Sales And Marketing Plan2
Javeds Proteligent Sales And Marketing Plan2Javeds Proteligent Sales And Marketing Plan2
Javeds Proteligent Sales And Marketing Plan2
Pyramid Connections
 
The Business of Software, Distribution, and System Integration
The Business of Software, Distribution, and System IntegrationThe Business of Software, Distribution, and System Integration
The Business of Software, Distribution, and System Integration
ISA Marketing & Sales Summit
 

Viewers also liked (8)

Sale organization
Sale organizationSale organization
Sale organization
 
Channel Fragility
Channel FragilityChannel Fragility
Channel Fragility
 
Adobe Creative Cloud
Adobe Creative CloudAdobe Creative Cloud
Adobe Creative Cloud
 
Distribution channels for beginners presentation mar2015
Distribution channels for beginners presentation mar2015Distribution channels for beginners presentation mar2015
Distribution channels for beginners presentation mar2015
 
Sales Pitch at TechData Touch Tour
Sales Pitch at TechData Touch TourSales Pitch at TechData Touch Tour
Sales Pitch at TechData Touch Tour
 
Dm cc
Dm ccDm cc
Dm cc
 
Javeds Proteligent Sales And Marketing Plan2
Javeds Proteligent Sales And Marketing Plan2Javeds Proteligent Sales And Marketing Plan2
Javeds Proteligent Sales And Marketing Plan2
 
The Business of Software, Distribution, and System Integration
The Business of Software, Distribution, and System IntegrationThe Business of Software, Distribution, and System Integration
The Business of Software, Distribution, and System Integration
 

Similar to Uu 12 1969

RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSD
Ade Suerani
 
Uu 10 2002
Uu 10 2002Uu 10 2002
Uu 10 2002
People Power
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
Penataan Ruang
 
Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004
Capung Humve
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Yunika Nur Prasetyaningtyas
 
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirUndang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Yasir Partomo
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahLamhot Sihotang
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahVisal Real
 
Permen no.13 th_2012 tentang monografi desa dan kelurahan
Permen no.13 th_2012 tentang monografi desa dan kelurahanPermen no.13 th_2012 tentang monografi desa dan kelurahan
Permen no.13 th_2012 tentang monografi desa dan kelurahanRatih Astuti Widyawati
 
PERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newPERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp new
Jhon Blora
 
Uu 34 2003
Uu 34 2003Uu 34 2003
Uu 34 2003
People Power
 
Uu 35 2003
Uu 35 2003Uu 35 2003
Uu 35 2003
People Power
 
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanBAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
Jhon Blora
 
PERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwanPERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwan
Jhon Blora
 
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerahPp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
Capung Humve
 
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerahPp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Nandang Sukmara
 

Similar to Uu 12 1969 (20)

RAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSDRAPERDA PENGADAAN PNSD
RAPERDA PENGADAAN PNSD
 
Uu 09 2002
Uu 09 2002Uu 09 2002
Uu 09 2002
 
Uu 10 2002
Uu 10 2002Uu 10 2002
Uu 10 2002
 
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat DaerahPP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP no 8 tahun 2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
 
Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004
 
Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004Uu 32 tahun 2004
Uu 32 tahun 2004
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
 
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirUndang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
 
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerahUu 32 2004_pemerintahan daerah
Uu 32 2004_pemerintahan daerah
 
Permen no.13 th_2012 tentang monografi desa dan kelurahan
Permen no.13 th_2012 tentang monografi desa dan kelurahanPermen no.13 th_2012 tentang monografi desa dan kelurahan
Permen no.13 th_2012 tentang monografi desa dan kelurahan
 
PERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp newPERDA Satpol pp new
PERDA Satpol pp new
 
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
Pp nomor 72 tahun 2005 (desa)
 
Uu 34 2003
Uu 34 2003Uu 34 2003
Uu 34 2003
 
Uu 38 2000
Uu 38 2000Uu 38 2000
Uu 38 2000
 
Uu 35 2003
Uu 35 2003Uu 35 2003
Uu 35 2003
 
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwanBAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
BAGAN ORGANISASI Setda dan setwan
 
PERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwanPERDA Setda dan setwan
PERDA Setda dan setwan
 
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerahPp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
Pp 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah
 
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerahPp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
Pp41tahun2007 ttg organisasi perangkat daerah
 

More from People Power

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
People Power
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
People Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
People Power
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
People Power
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
People Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
People Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
People Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
People Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
People Power
 

More from People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 

Uu 12 1969

  • 1. 1: 1 5 U N D A N G-U N D A N G ( U U ) Nomor : 12 TAHUN 1969 (12/1969) Tanggal : 10 SEPTEMBER 1969 (JAKARTA) Sumber : LN 1969/47; TLN NO. 2907 Tentang : PEMBENTUKAN PROPINSI OTONOM IRIAN BARAT DAN KABUPATEN - KABUPATEN OTONOM DI PROPINSI IRIAN BARAT1 1 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang: bahwa sebagai tindak lanjut dari hasil Penentuan Pendapat Rakyat yang menetapkan Irian Barat tetap merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintahan di Irian Barat yang effektif, demi kemajuan rakyat di Irian Barat, dipandang perlu Propinsi Irian Barat beserta Kabupaten-kabupatennya yang dibentuk dan diatur berdasarkan Penetapan Presiden No. 1 tahun 1962 jo Penetapan Presiden No. 1 tahun 1963 jo Keputusan Presiden No. 57 tahun 1963 jo Undang-undang No. 5 tahun 1969, segera diatur kembali sebagai Daerah-daerah Otonom, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam pasal 6 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XXI/MPRS/ 1966. Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1), pasal 18, pasal 20 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. XXI/MPRS/ 1966; 3. Undang-undang No. 18 tahun 1965 (Lembaran-Negara tahun 1965 No. 83) jo Undang-undang No. 6 tahun 1969 (Lembaran Negara tahun 1969 No. 37); 4. Undang-undang No. 5 tahun 1969 (Lembaran-Negara tahun 1969 No. 36); Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-Royong. Memutuskan: I. Mencabut: Ketentuan-ketentuan nomor urut 3 dan 6 Lampiran IIA Undang- undang No. 5 tahun 1969. II. M enetapkan: Undang-undang tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat. BAB I. KETENTUAN UMUM. Pasal 1. (1) Membentuk Propinsi Otonom Irian Barat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang wilayahnya meliputi Kabupaten-kabupaten dimaksud ayat (2) pasal ini. (2) Dalam wilayah Propinsi Irian Barat dibentuk Kabupaten-kabupaten Otonom terdiri dari: 1 Indeks: PROPINSI OTONOM. KABUPATEN-KABUPATEN OTONOM. IRIAN BARAT. PEMBENTUKAN.
  • 2. 2: 1 5 1. Kabupaten Jayapura yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Jayapura, Nimboran, Mamberamo, Keerom, Sarmi dan Dafonsoro. 2. Kabupaten Biak Numfor yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Biak, Numfor dan Supiori. 3. Kabupaten Manokwari yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Manokwari, Ransiki, Wasior dan Bintuni. 4. Kabupaten Sorong yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Sorong, Raja Ampat, Teminabuan dan Ayamaru. 5. Kabupaten Fak-Fak yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Fak-Fak, Kaimana dan Mimika. 6. Kabupaten Merauke yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Merauke, Tanah Merah, Mindiptana, Agats dan Mapi/Kepi. 7. Kabupaten Jayawijaya yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Baliem, Bokondini, Tiom dan Oksibil. 8. Kabupaten Paniai yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Nabire, Tinggi, Enarotali dan Ilaga. 9. Kabupaten Japen Waropen yang meliputi wilayah Kepala Pemerintahan Setempat Japen dan Waropen. Pasal 2. (1) Pemerintah Daerah Propinsi Irian Barat berkedudukan di Jayapura. (2) Pemerintah Daerah Kabupaten masing-masing berkedudukan sebagai berikut: 1. Kabupaten Jayapura di Jayapura. 2. Kabupaten Biak Numfor di Biak. 3. Kabupaten Manokwari di Manokwari. 4. Kabupaten Sorong di Sorong. 5. Kabupaten Fak-Fak di Fak-Fak. 6. Kabupaten Merauke di Merauke. 7. Kabupaten Jayawijaya di Wamena. 8. Kabupaten Paniai di Enarotali. 9. Kabupaten Japen Waropen di Serui. Pasal 3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Propinsi Irian Barat terdiri dari 40 orang anggota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Kabupaten masing-masing terdiri dari 25 orang anggota, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 4. Menteri Dalam Negeri membentuk Perangkat Daerah di Propinsi dan Kabupaten dengan mengingat kemampuan keuangan Negara dan Daerah serta memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku.
  • 3. 3: 1 5 BAB II. URUSAN RUMAH TANGGA DAERAH Pasal 5. (1) Urusan Rumah Tangga Daerah sebagai kewenangan pangkal meliputi: 1. Urusan Bimbingan dan Kesejahteraan Sosial. 2. Urusan Pertanian. 3. Urusan Kesehatan. 4. Urusan Pendidikan dan Kebudayaan. 5. Urusan Pekerjaan Umum. (2) Perincian Urusan Rumah Tangga Daerah dimaksud ayat (1) pasal ini, terdapat dalam lampiran Undang-undang ini. (3) Penyerahan urusan lainnya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 6. Untuk menyelenggarakan Urusan Rumah Tangga Daerah dimaksud pasal 5 Undang- undang ini, Propinsi dan Kabupaten membentuk dan menyusun Dinas-dinas Daerah, yang personil dan materiilnya diambil dari Dinas-dinas yang ada, sesuai dengan keperluan. Pasal 7. Propinsi dan Kabupaten menyelenggarakan segala sesuatu yang dipandang perlu untuk melancarkan jalannya pemerintahan Daerah antara lain: 1. Menyusun Sekretariat Daerah. 2. Menyelenggarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan kepegawaian, perbendaharaan, pemeliharaan harta, dan milik serta lain-lain hal yang dipandang perlu, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. BAB III. KETENTUAN PERALIHAN. Pasal 8. (1) Gubernur Kepala Daerah dan Wakil Gubernur Kepala Daerah, Anggota Badan Pemerintah Harian dan Sekretaris Daerah Propinsi Irian Barat yang ada pada saat Undang-undang ini berlaku, menjabat Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Anggota Badan Pemerintah Harian dan Sekretaris Daerah Propinsi Irian Barat sampai diangkat pejabat-pejabat baru berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. (2) Bupati Kepala Daerah Kabupaten dan Wakilnya serta Sekretaris Kabupaten di wilayah Propinsi Irian Barat yang ada pada saat Undang-undang ini berlaku, menjabat Bupati Kepala Daerah dan Wakil Bupati Kepala Daerah serta Sekretaris Daerah Kabupaten sampai diangkat Kepala. Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta Sekretaris Daerah baru berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 9. (1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Propinsi Irian Barat dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Kabupaten tetap sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Propinsi
  • 4. 4: 1 5 Irian Barat dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong Kabupaten berdasarkan Undang-undang ini. (2) Penyempurnaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong dapat diadakan dengan memperhatikan potensi dan kekuatan sosial politik yang ada dalam masyarakat. Pasal 10. Selama Dinas-dinas Daerah sebagaimana dimaksud pasal 6 Undang-undang ini belum terbentuk, urusan-urusan tersebut dilaksanakan oleh Dinas-dinas yang sudah ada sekarang. Pasal 11. (1) Urusan-urusan yang belum atau tidak diserahkan menjadi wewenang Daerah, diselenggarakan oleh instansi-instansi vertikal yang bersangkutan. (2) Instansi-instansi yang melaksanakan urusan-urusan wewenang Pemerintah Pusat, merupakan perangkat Departemen-departemen dan Instansi-instansi yang bersangkutan. Pasal 12. (1) Menteri Dalam Negeri mengatur penetapan atau pengangkatan pegawai- pegawai yang tersedia dengan status: 1. pegawai Daerah, 2. pegawai Negeri dan 3. pegawai Negeri yang diperbantukan kepada Daerah. (2) Perubahan status pegawai-pegawai dalam instansi-instansi vertikal menjadi pegawai Dinas-dinas Otonom diatur oleh Menteri Dalam Negeri bersama-sama Menteri yang bersangkutan. Pasal 13. Pemisahan anggaran untuk urusan-urusan Pemerintah Pusat dan Daerah akan diatur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 1971/1972. Pasal 14. Segala peraturan perundangan yang berlaku bagi Propinsi Irian Barat dan Kabupatennya yang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini tetap berlaku, selama belum diubah, diganti atau dicabut. BAB IV. KETENTUAN PENUTUP. Pasal 15. Ketentuan-ketentuan pelaksanaan dari Undang-undang ini diatur oleh Menteri Dalam Negeri. Pasal 16. (1) Undang-undang ini disebut quot;Undang-undang tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat.quot; (2) Undang-undang ini mulai berlaku pada hari diundangkan.
  • 5. 5: 1 5 Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Disahkan di: Jakarta pada tanggal 10 September 1969. Presiden Republik Indonesia, t.t.d SOEHARTO. Jenderal TNI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 September 1969. Sekretaris Negara Republik Indonesia, t.t.d ALAMSJAH Mayor Jenderal TNI
  • 6. 6: 1 5 P E N J E L A S A N A T A S U N D A N G - U N D A N G N OMOR 12 TAHUN 1969 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI OTONOM IRIAN BARAT DAN KABUPATEN-KABUPATENKABUPATEN- OTONOM DI PROPINSI IRIAN BARAT. I. UMUM: 1. Sejak Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 wilayah Irian Barat adalah merupakan bagian wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, walaupun dalam kenyataannya wilayah tersebut pada waktu itu masih diduduki oleh Belanda. Berhubung dengan itu untuk kepentingan pemerintahan di daerah tersebut, dengan Undang-undang Nomor 15 tahun 1956 jo Undang-undang Nomor 23 tahun 1958 telah dibentuk Propinsi Irian Barat. Usaha-usaha pengembalian wilayah Irian Barat melalui perjanjian bilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda ternyata tidak membawa hasil, sehingga mengakibatkan perselisihan antara kedua belah pihak dan oleh karena itu Pemerintah Republik Indonesia segera melakukan perjuangan pengembalian wilayah Irian Barat tersebut berdasarkan Tri Komando Rakyat pada bulan Desember 1961. Untuk lebih melancarkan perjuangan pengembalian wilayah Irian Barat maka dengan Penetapan Presiden No. 1 tahun 1962 Propinsi Irian Barat Bentuk Lama diubah menjadi Propinsi Irian Barat Bentuk Baru yang selanjutnya setelah New York Agreement tahun 1962 sebagai hasil perjuangan Rakyat Indonesia, disempurnakanlah pemerintahan Propinsi Irian Barat dengan Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1963 jo Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1963. Pada tanggal 1 Mei 1963 pemerintahan di Irian Barat diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Dalam New York Agreement tersebut antara lain ditentukan bahwa kepada rakyat di Irian Barat diberikan hak menentukan nasibnya sendiri, yaitu menentukan status wilayah Irian Barat sebagai bagian dari Republik Indonesia atau tidak. Penentuan Pendapat Rakyat di Irian Barat (Act of Free Choice) yang dilakukan melalui Dewan Musyawarah Penentuan Pendapat Rakyat sebagai manifestasi aspirasi rakyat telah terlaksana dan hasilnya menunjukkan dengan positif bahwa rakyat di Irian Barat berdasarkan rasa kesadarannya yang penuh, rasa kesatuan dan rasa persatuannya dengan rakyat Daerah-daerah lainnya di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepercayaan kepada Republik Indonesia, telah menentukan dengan mutlak bahwa wilayah Irian Barat adalah bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keputusan Dewan Musyawarah Penentuan Pendapat Rakyat tersebut adalah sah dan final tidak dapat diganggu-gugat lagi oleh pihak manapun. 2. Dewasa ini wilayah pemerintahan Propinsi Irian Barat terbagi dalam 9 Kabupaten dan 35 Kepala Pemerintahan setempat (K.P.S.). Sementara itu sebagai pelaksanaan Ketetapan MPRS No. XIX/ MPRS/1966 maka pada tanggal 5 Juli 1969 telah diundangkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1969 yang antara lain menetapkan Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1962 dan Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1963 menjadi Undang-undang dengan
  • 7. 7: 1 5 ketentuan bahwa harus diadakan perbaikan/penyempurnaan dalam arti bahwa materinya ditampung bagi penyusunan Undang-undang yang baru. Dengan mengingat ketentuan ini dan sebagai tindak lanjut dari pada manifestasi aspirasi rakyat di Irian Barat, maka untuk pelaksanaan pemerintahan di Irian Barat yang effektif demi kemajuan rakyat di Irian Barat, kini sudah tiba waktunya untuk melaksanakan Ketetapan MPRS No. XXI/MPRS/1966 pasal 6, yaitu Propinsi Irian Barat yang dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1962 jo Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1963 jo Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1963 yang pada hakekatnya mempunyai sifat khusus, perlu diatur kembali agar baik dasar pembentukannya maupun hal-hal lainnya disesuaikan dengan yang berlaku bagi Propinsi-propinsi Otonom lainnya. Meskipun sejak tanggal 5 Juli 1969 telah diundangkan Undang-undang Nomor 6 tahun 1969 tentang pernyataan tidak berlakunya berbagai Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang khususnya Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, seperti yang tercantum dalam Nomor urut 6 Lampiran III, namun pernyataan tidak berlakunya Undang-undang itu ditetapkan pada saat Undang-undang yang menggantikannya mulai berlaku. Dengan demikian beberapa ketentuan-ketentuan pokok dari Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 tersebut masih dipergunakan sebagai dasar penyusunan Undang-undang ini, mengingat perlu segera diaturnya kembali Propinsi Irian Barat beserta Kabupaten-kabupatennya menjadi Daerah Otonom sebagai tindak lanjut daripada Penentuan Pendapat Rakyat. 3. Dengan berlakunya Undang-undang ini, untuk menjamin kontinuitas penyelenggaraan pemerintahan Daerah yang bersangkutan, dalam Undang- undang ini diadakan ketentuan-ketentuan antara lain mengenai: a. peraturan perundangan yang berlaku, b. perangkat Daerah yang ada yaitu Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, anggota Badan Pemerintah Harian, Sekretaris Daerah dan anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong-Royong. 4. Agar Pemerintah Daerah segera dapat menjalankan hak kewenangan dan kewajibannya pada waktu Undang-undang ini berlaku, maka dalam Undang- undang ini ditetapkan urusan-urusan Daerah sebagai kewenangan pangkal Daerah yang perinciannya terdapat dalam lampiran Undang-undang ini. Urusan-urusan lainnya akan diserahkan berangsur-angsur dengan Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan kemampuan dan kesediaan Daerah yang bersangkutan. Untuk dapat melaksanakan urusan-urusan tersebut maka Pemerintah Daerah membentuk Dinas-dinas Daerah mengenai urusan yang bersangkutan dan penyusunan Dinas-dinas tersebut harus mengindahkan peraturan-peraturan yang berlaku. II. PASAL DEMI PASAL: Pasal 1. Wilayah Propinsi Irian Barat yang dibentuk dengan Undang-undang ini adalah sama dengan wilayah Propinsi Irian Barat berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 1 tahun 1962.
  • 8. 8: 1 5 Pasal 2. Dalam keadaan darurat kedudukan Pemerintah Daerah untuk sementara waktu dapat dipindahkan oleh Menteri Dalam Negeri atas usul Kepala Daerah yang bersangkutan. Pasal 3. Yang dimaksud dengan peraturan perundangan yang berlaku adalah pasal 22 Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 jo Undang-undang Nomor 6 tahun 1969 dan peraturan-peraturan pelaksanaannya. Pasal 4. Dengan pembinaan dan bimbingan dari Pemerintah Pusat sesuai dengan kemampuan keuangan Negara dan Daerah diharapkan bahwa pembentukan perangkat Daerah dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang pendek dengan mengindahkan Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 jo Undang-undang Nomor 6 tahun 1969 serta peraturan-peraturan pelaksanaannya. P a s a l 5 d a n 6 . Lihat Penjelasan Umum. P a s a l 7 . Cukup jelas. Pasal 8. Penentuan Wakil Kepala Daerah Kabupaten berlaku bagi Kabupaten yang sejak berlakunya Undang-undang ini terdapat Wakil Kepala Kabupaten dan bagi Daerah lainnya akan diatur lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri. P a s a l 9 , 1 0 d a n 1 1 , Cukup jelas (lihat Penjelasan Umum). Pasal 12. Kepada Menteri Dalam Negeri diberi wewenang untuk menetapkan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai-pegawai yang diperlukan untuk segera melaksanakan tugas-tugasnya menurut Undang-undang ini. Hal ini tidak mengurangi hak Pemerintah Daerah untuk mengangkat pegawai Daerahnya berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 1965, dengan ketentuan harus mengindahkan peraturan-peraturan khusus mengenai kepegawaian dari Pemerintah Pusat. Pasal 13. Pemisahan persediaan Anggaran pendapatan dan Belanja dengan terpisahnya urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah, akan diatur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 1971/1972. Dengan demikian Anggaran Pendapatan dan Belanja untuk seluruh wilayah Irian Barat pada waktu berlakunya Undang-undang ini masih menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 1969/1970 dan 1970/1971. P a s a l 1 4 . Cukup jelas (lihat Penjelasan Umum). P a s a l 1 5 d a n 1 6 . Cukup jelas.
  • 9. 9: 1 5 L A M P I R A N A T A S U N D A N G -U N D A N G N O . 1 2 T A H U N 1 9 6 9 T E N T A N G PEMBENTUKAN PROPINSI OTONOM IRIAN BARAT DAN KABUPATEN-KABUPATEN KABUPATEN- OTONOM DI PROPINSI IRIAN BARAT. I. URUSAN BIMBINGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. (Berpedomanpada Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1958, Lembaran-Negara tahun 1958 No. 9). A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi: i. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan-urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten- kabupaten. ii. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan. iii. Menyelenggarakan panti asuhan bagi anak-anak mogol. iv. Menyelenggarakan bimbingan sosial. v. Menyelenggarakan penyuluhan sosial. vi. Menyelenggarakan pendidikan tenaga-tenaga sosial, rehabilitasi bekas hukuman. vii. Perizinan undian sosial menurut ketentuan Undang-undang tentang Undian. B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten: 1. Menyelenggarakan pusat-pusat penampungan bagi: a. anak-anak terlantar dan gelandangan (untuk observasi dan seleksi); b. Orang-orang dewasa terlantar dan gelandangan (untuk observasi dan seleksi). 2. Menyelenggarakan panti-panti asuhan bagi: a. bayi-bayi terlantar; b. anak-anak yatim-piatu terlantar tingkat pertama dan lanjutan. 3. Mengusahakan penempatan anak dalam asuhan keluarga. 4. Mengusahakan pemungutan anak sebagai anak kandung. 5. Menyelenggarakan panti-panti kerja tingkat pertama dan lanjutan. 6. Menyelenggarakan rumah-rumah perawatan bagi orang-orang jompo. 7. Pemberian bantuan kepada fakir-miskin dan orang terlantar. 8. Pemberian bantuan kepada korban bencana, kecuali bencana yang bersifat Nasional. 9. Penyelenggaraan usaha-usaha sosial ke arah pemberantasan kemiskinan. 10. Pengawasan dan bimbingan serta memberikan bantuan subsidi kepada organisasi-organisasi massa yang menyelenggarakan usaha-usaha sosial, rehabilitasi bekas hukuman. 11. Pengawasan dan bimbingan kepada organisasi massa yang menyelenggarakan usaha tersebut di atas. 12. Penghimpunan bahan-bahan untuk dokumentasi sosial.
  • 10. 10:15 II. U R U S A N P E R T A N I A N . (Berpedoman antara lain pada Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1951, Lembaran-Negara tahun 1951 No. 48). A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi: 1. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan- urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-kabupaten. 2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari pegawai-pegawai yang diperbantukan. 3. Menyelenggarakan pendidikan pertanian dengan mendirikan Sekolah-sekolah Perusahaan Pertanian (Landbouw Bedrijfscholen), Sekolah Pertanian Rendah dan Kursus-kursus Tani lainnya menurut pedoman yang diberikan oleh Menteri Pertanian. B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten: 1. Menyelenggarakan usaha penyuluhan pertanian rakyat dan usaha- usaha lainnya. 2. Membantu Pemerintah Pusat mengumpulkan angka-angka untuk keperluan statistik pertanian atau politik penetapan harga pasar dari hasil pertanian. 3. Melaksanakan percobaan-percobaan dan penyelidikan-penyelidikan perusahaan pertanian dan memberikan bantuan dalam segala penyelidikan yang dilakukan oleh Pusat menurut petunjuk dari Menteri Pertanian. 4. Mengadakan persediaan alat-alat pertanian, rabuk buatan dan bibit. 5. Mengadakan pemberantasan dan pencegahan penyakit dan gangguan tanaman. 6. Mengadakan propaganda dan demonstrasi guna menggerakkan jiwa tani bagi masyarakat tani. III. URUSAN PERIKANAN DARAT. (Berpedoman antara lain pada Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 1951 Lembaran-Negara tahun 1951 No. 50). A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi: 1. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan- urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-kabupaten. 2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan. 3. Mengatur dan mengurus serta menyediakan bahan-bahan dan alat- alat untuk perikanan darat serta peredaran bibit ikan dengan bantuan Kabupaten-kabupaten. 4. Mengadakan pendidikan pegawai ahli rendahan dan mengadakan kursus-kursus perikanan tingkat rendahan dengan persetujuan Menteri yang bersangkutan. B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten: 1. Usaha memajukan perikanan darat (mengurus, mengatur dan mengumpulkan keterangan-keterangan dan angka-angka serta memberikan laporan). 2. Mengadakan percobaan-percobaan dan penyelidikan dilapangan teknis perikanan darat. 3. Mengadakan penerangan demonstrasi, propaganda dan lain-lain yang tidak termasuk urusan Pemerintah Pusat.
  • 11. 11:15 4. Mengadakan pemberantasan dan pencegahan penyakit dan gangguan-gangguan ikan. 5. Mengatur pemindahan pegawai dalam Daerahnya dari pegawai- pegawai Negeri yang diperbantukan. IV. URUSAN PERIKANAN LAUT. (Berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 6 4 t a h u n 1 9 5 7 , L e m b a r a n -N e g a r a t a h u n 1 9 5 7 N o . 1 6 9 ) . A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi: 1. Membina, membimbing d an mengawasi penyelenggaraan urusan- urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-kabupaten. 2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan. 3. Menyelenggarakan pendidikan tingkat Menteri dan pengamat perikanan laut, latihan-latihan juru mudi dan statistik/dokumentasi mengenai perikanan laut dengan petunjuk Menteri yang bersangkutan. 4. Mengadakan peraturan mengenai perikanan, laut yang dilakukan oleh W.N.I. B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten: (Tidak berlaku bagi: a. Kabupaten Jayawijaya dan b. Kabupaten Paniai). 1. Menyelenggarakan penyuluhan teknis dan teknologis serta teknik perusahaan perikanan laut, berdasarkan penyelidikan dari Pemerintah Pusat. 2. Membantu Pemerintah Pusat dalam penyelidikan yang dilakukannya. 3. Memperkembangkan masyarakat nelayan ke arah otoaktivitas dan melancarkan persediaan bahan-bahan dan alat-alat perikanan. 4. Mengatur, mengurus dan mengawasi pelelangan ikan dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk dari Menteri yang bersangkutan. 5. Menyelenggarakan statistik/dokumentasi mengenai perikanan laut dalam daerahnya dengan mengindahkan petunjuk Menteri yang bersangkutan. V. U R U S A N K E H U T A N A N (Berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 1957, Lembaran-Negara tahun 1957 No. 169 jo Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1958). A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi: 1. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan. 2. Pemangkuan hutan: a. Mempertahankan hutan untuk kepentingan tata-air, pemeliharaan tanah dan produksi hasil hutan; b. Membantu mengumpulkan bahan-bahan dan keterangan- keterangan untuk penyusunan rencana kerja. 3. Eksploitasi hutan: a. Selama belum dapat dilakukan oleh Daerah sendiri dapat dilakukan oleh pihak ketiga dengan mengatur pemberian izinnya;
  • 12. 12:15 b. Mengatur pemberian izin kepada penduduk yang tinggal disekitar hutan yang bersangkutan untuk mengambil kayu dan hasil hutan lainnya untuk kepentingan penduduk itu sendiri. 4. Mengatur dan mengawasi penjualan dan peredaran hasil hutan dengan mengindahkan petunjuk-petunjuk dari Menteri yang bersangkutan. B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten: (Tidak ada). VI. U R U S A N K E H E W A N A N . (Berpedoman antara lain pada Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 1951, Lembaran-Negara tahun 1951 No. 49). A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi: 1. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan- urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-kabupaten. 2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerah dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan. 3. Menyelenggarakan pendidikan pegawai ahli seperti Menteri Hewan, Juru Pemeriksa hewan/daging/susu dengan persetujuan Menteri yang bersangkutan. 4. Mengatur cara memberikan pimpinan oleh pegawai Ahli pada tingkat Propinsi kepada pegawai-pegawai ahli daerah bawahannya. B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten-kabupaten: (Tidak berlaku bagi: a. Kabupaten Paniai dan b. Kabupaten Japen Waropen). 1. Mengadakan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan termasuk, pemberantasan penyakit hewan dan ternak jenis unggas yang menular, penyakit anjing gila pada anjing, kucing dan kera. 2. Melakukan penyelidikan iklim yang mempengaruhi keadaan hewan dengan mengindahkan petunjuk-petunjuk oleh Menteri yang bersangkutan. 3. Memajukan peternakan di dalam Daerahnya termasuk ternak jenis unggas. 4. Membantu Pemerintah Pusat dalam mengumpulkan angka-angka untuk kepentingan statistik kehewanan dan memberikan laporan tentang keadaan kehewanan dalam Daerahnya. 5. Mengadakan peraturan tentang pemeriksaan hewan-hewan, pengangkutan, memperlindungi dan mencegah/mengawasi penganiayaan hewan-hewan. VII. U R U S A N K E S E H A T A N . (Berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 49, No. 50 tahun 1952, Lembaran-Negara tahun 1952 No. 80 dan No. 81, dan Keputusan Menteri Kesehatan tanggal 29 April 1968 No. 132/ Kab/BCH). A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi: 1. Memimpin, membina, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan- kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten-kabupaten, serta mengadakan kerjasama dan pengawasan terhadap usaha-usaha kesehatan oleh instansi-instansi lain (non-ABRI), termasuk Badan-badan Swasta. 2. Membentuk dan menyusun Dinas Kesehatan Kabupaten dan menentukan wilayah kerja dokter-dokter dan pegawai-pegawai lainnya.
  • 13. 13:15 3. Berusaha meyediakan obat-obatan, seravaccin dan alat-alat kedokteran yang diperlukan (terutama dari persediaan Departemen Kesehatan), serta melakukan pengawasan dan distribusinya. 4. Dengan persetujuan Menteri Kesehatan, menyelenggarakan Pusat- pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah-rumah Sakit Umum dan Balai- balai Pengobatan Khusus seperti: tbc, lepra, frambusia, trachoma dan lain sebagainya. 5. Dengan petunjuk dan persetujuan Menteri Kesehatan dapat mengadakan pendidikan tenaga paramedis termasuk aplikasi kursus- kursus bagi tenaga-tenaga perawatan, kebidanan, obat-obatan, laboratorium dan hygiene/sanitasi lingkungan. 6. Dengan mengindahkan petunjuk Menteri Kesehatan, dapat menentukan kebijaksanaan dalam usaha pencegahan, pemberantasan dan pembasmian penyakit-penyakit menular serta penyakit-penyakit rakyat lainnya, termasuk usaha dinas pencacaran. 7. Mengambil kebijaksanaan dalam bidang pembinaan kesehatan rakyat yang meliputi pemulihan, pengobatan dan perawatan, dengan mengindahkan petunjuk-petunjuk Menteri Kesehatan. 8. Membantu Pemerintah Pusat dalam hal timbulnya, bencana alam, penyakit menular dan penyakit rakyat yang membahayakan. 9. Mengatur dan menyelenggarakan penempatan/pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan. 10. Menyelenggarakan statistik/dokumentasi mengenai kesehatan rakyat, antara lain: a. penyusunan rencana kerja. b. pelaksanaan, c. pengawasan, d. penyelidikan, e. perkembangan, f. penilaian, g. koordinasi dan h. tata-usaha. 11. Menyampaikan laporan berkala kepada Pemerintah Pusat. B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten: 1. Mendirikan Pusat-pusat Kesehatan Masyarakat (Health Centre). 2. Menyelenggarakan usaha-usaha Kesehatan yang meliputi: a. pencegahan, pemberantasan dan pembasmian penyakit- penyakit menular; b. pengobatan dan perawatan (dijalankan oleh rumah-rumah sakit umum/khusus, balai pengobatan umum/khusus dan poliklinik-poliklinik). 3. Pendidikan paramedis terutama tenaga penjenang kesehatan Tingkat I (tamatan Sekolah Dasar). 4. Usaha-usaha Kesejahteraan lbu dan Anak. 5. Usaha-usaha Kesehatan Sekolah. 6. Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. 7. Usaha-usaha Perbaikan Gizi.
  • 14. 14:15 8. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan. 9. Kesehatan Gigi. 10. Statistik dan Administrasi Kesehatan. 11. Memimpin, mengkoodinir dan mengawasi usaha-usaha kesehatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Daerah (K.P.S.) dan Pusat-pusat Kesehatan. 12. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. 13. Menyelenggarakan kursus-kursus kesehatan, dalam rangka mengikut-sertakan masyarakat dalam peningkatan usaha-usaha kesehatan, seperti: Kursus-kursus Pembantu Kesehatan Desa (P.K.D.) dan Kursus Dukun-dukun. VIII. U R U S A N P E N D I D I K A N D A N K E B U D A Y A A N . (Berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1951, Lembaran-Negara tahun 1951 No. 110). A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi: 1. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan- urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten. 2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Daerahnya dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan. B. Tugas, kewajiban dan kewenangan Kabupaten: 1. Mendirikan dan menyelenggarakan Sekolah-sekolah Dasar, kecuali Sekolah Dasar Latihan. 2. Memberikan Subsidi kepada Sekolah Dasar Partikelir. 3. Menyelenggarakan Kursus-kursus Pengetahuan Umum (K.P.U.) tingkat A, B dan C serta memberikan subsidi pada kursus semacam itu oleh partikelir. 4. Menyelenggarakan Kursus Pengantar ke Persiapan Kewajiban Belajar (K.P.K.P.K.B.), Perpustakaan Rakyat tingkat menengah dan atas. 5. Menjadi penghubung Pemerintah dengan gerakan pemuda, memimpin dan memajukan kesenian Daerah. 6. Mendirikan dan menyelenggarakan kursus-kursus P.B.H. dan memberi bantuan kepada kursus-kursus semacam itu yang diselenggarakan oleh partikelir. 7. Mengatur pemindahan pegawai dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan. 8. Mengadakan pembelian alat-alat pelajaran untuk Sekolah Dasar dan alat-alat yang mengenai isi dan tujuan urusan-urusan lainnya dilapangan P. dan K. serta menyampaikan rencana keperluan tersebut di atas kepada Departemen yang bersangkutan melalui Propinsi. 9. Hal-hal lain mengenai Jawatan P. dan K. dan kerjasama antara instansi P. dan K. didaerahnya. IX. URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA LISTRIK (Berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1953, Lembaran-Negara tahun 1953 No. 31). A. Tugas, kewajiban dan kewenangan Propinsi:
  • 15. 15:15 1. Membina, membimbing dan mengawasi penyelenggaraan urusan- urusan yang telah menjadi wewenang Kabupaten-kabupaten. 2. Mengatur pemindahan pegawai dalam lingkungan Darahnya dari pegawai-pegawai Negeri yang diperbantukan. 3. Menguasai perairan umum seperti danau, sumber, sungai dan sebagainya. 4. Membikin, memperbaiki, memperoleh, memelihara, menguasai jalan-jalan klas III ke atas, lebar minimum 4,5 m untuk pembinaan pengembangan secara menyeluruh di Propinsi Irian Barat, karena jalan-jalan tersebut mempunyai arti tingkat Propinsi, dengan perincian a. Kabupaten Jayapura: Sentani - Jayapura (sampai persimpangan pertama Angkasa, dengan cabang Dok IV, Jalan Nusantara). b. Kabupaten Biak : Lapangan terbang (Mokmer) - Ridge I (muka R.S.U.). c. Kabupaten Manokwari: Lapangan terbang (Randani)- Pelabuhan (dengan persimpangan ke kantor Bupati). d. Kabupaten Sorong: Pelabuhan Remu. e. Kabupaten Fak-Fak: Di Kaimana: Lapangan terbang- Pelabuhan. f. Kabupaten Merauke: Lapangan terbang (Mopah) - Pelabuhan (dengan cabang sampai ke Kantor Bupati). g. Kabupaten Japen Waropen: Seluruhnya. h. Kabupaten Jayawijaya: Seluruhnya. i. Kabupaten Paniai: Seluruhnya. 5. Pengurusan Pekerjaan Umum Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Paniai. B. Tugas,kewajiban dan kewenangan Kabupaten: (Tidak berlaku bagi: a. Kabupaten Jayawijaya dan b. Kabupaten Paniai). 1. Memperbaiki, memelihara, menguasai bangunan perairan, pembangunan dan penahan air. 2. Membikin, memperbaiki, memelihara dan menguasai bangunan- bangunan untuk kepentingan umum seperti pertanian, perindustrian, lalu-lintas dan sebagainya. 3. Membikin, memperbaiki, memelihara dan menguasai bangunan- bangunan penyehatan, seperti pembuluh air minum, sumur-sumur artetis, pembuluh-pembuluh pembilas dan sebagainya. 4. Membikin, membeli, menyewa, memperbaiki, memelihara dan menguasai gedung-gedung untuk keperluan urusan yang diserahkan. 5. Memelihara lain-lain gedung Negara yang tidak diurus langsung oleh Jawatan Gedung-gedung Negeri. LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1969