Dokumen tersebut membahas dua topik. Pertama, penggunaan bahasa Indonesia di media sosial sebaiknya menghindari singkatan, angka, tanda baca berlebih, bahasa alay, dan ungkapan SARA karena akan menodai bahasa dan budaya Indonesia. Kedua, perbedaan bunyi onomatope pada hewan di berbagai negara disebabkan oleh perbedaan sistem fonologi bahasa masing-masing negara.
1. Nama : DODI WARMAN
Nim : 041554563
1.Utarakan sikap Anda mengenai penggunaan bahasa Indonesia di media sosial
seperti Twitter, Facebook, dan Instagram yang cenderung menggunakan bahasa Indonesia
yang disingkat, angka, tanda baca berlebih, bahasa alay, dan yang menyinggung SARA.
Menurut saya, penggunaan bahasa Indonesia di media sosial saat ini telah menodai bahasa
Indonesia itu sendiri terlebih karena bahasa Indonesia berasal dari budaya kita sendiri sebagai
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, jika bahasa Indonesia digunakan dengan tidak benar, tdaik
baik seperti menggunakan banyak singkatan, angka, tanda baca berlebih, sifatnya alay, dan
menyinggung SARA, maka itu sebenarnya sama artinya dnegan menodai diri dan budaya kita
sendiri.
2.Bunyi tiruan (onomatope) suara hewan berbeda di setiap negara. Tiruan suara anjing di
Indonesia gonggongannya berbunyi “guk guk’ di Jepang “wang wang’, serta di Korea
“mang mang.” Penyebab perbedaan bunyi onomatope tersebut menurut Anda adalah....
Penyebab perbedaan bunyi onomatope pada hewab di setiap Negara berbeda-beda karena
perbedaan sistem bunyi bahasa, maka tiruan bunyi yang dihasilkan pun berbeda walau
sumber suara yang dihasilkan sama. Perbedaan bunyi onomatope pada hewan di setiap
Negara yang memiliki karakter unik tersebut dapat terlihat dalam sistem fonologinya.
fonologi merupakan bidang ilmu yang meneliti sistem bunyi suatu bahasa, dan perbedaan
berbagai bunyi sehingga mampu membedakan makna.