1. Masalah qodlo' dan qodar muncul di kalangan ulama Islam ketika banyak buku filsafat Yunani diterjemahkan ke bahasa Arab, menantang mereka untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2. Ada dua pendapat ekstrim yaitu mu'tazilah yang menekankan kebebasan manusia dan jabariyah yang menekankan ketetapan Allah atas segala sesuatu.
3. Pendapat yang benar adalah bahwa perbuatan manusia
Makna Tawakkal - Materi Pemahaman Arti TawakalAnas Wibowo
asal dari tawakkul adalah al-wukûl. Dikatakan: wakkaltu amrî ilâ fulân, artinya: aku mengembalikan urusanku—dan menyandar-kannya kepada—si fulan. Dikatakan pula: Wakkala fulân, artinya: dia mencukupkan (suatu perkara) kepada si fulan karena percaya dengan kemampuannya. (Al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Ashqalani di dalam Fath al-Bârî)
hakikat tawakal adalah benarnya penyandaran hati kepada Allah SWT dalam meraih maslahat dan menolak madarat dari urusan dunia dan akhirat; mewakilkan (menyerahkan) semua urusan kepada Allah SWT; serta perealisasian iman bahwa tidak ada yang memberi, menghalangi, memadaratkan dan memberikan manfaat kecuali Dia. (Ibn Rajab al-Hanbali di dalam Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam)
usaha menempuh berbagai sebab atau menjalankan kaidah sababiyah merupakan bentuk ketaatan badaniah kepada Allah SWT. tawakal dengan hati kepada Allah SWT merupakan keimanan kepada Dia. menempuh sebab dan tawakal harus ada pada saat bersamaan dan saling beriringan.
menghadapi ujian dengan sabar dan tawakkal. bersabar agar mendapat kebaikan dari Allah SWT. optimis karena rahmat Allah sesungguhnya dekat (QS al-A’raf [7]: 56).
sepenuhnya bertawakal kepada Allah SWT, serta beriman dan percaya dengan janji Allah. beriman dan bertawakal kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya: Sesungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal hanya kepada Tuhan mereka saja (TQS an-Nahl [16]: 99). berlindung hanya kepada Allah SWT karena Allah SWT telah berfirman (yang artinya): Jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Mahatahu (QS al-A’raf [7]: 200).
berdoa, berikhtiar, dan bertawakal. Juga dengan ketaqwaan kepada Allah SWT karena tanpa ketaqwaan tidak akan ada prestasi.
“Katakanlah: ‘Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.’” (TQS. at-Tawbah [9]: 51).
Betapapun beratnya jalan dakwah, bila dilalui dengan tekun, sabar dan tawakal kepada Allah SWT, serta terus terikat dengan jalan yang dicontohkan oleh Junjungan kita Muhammad saw., insya Allah dakwah itu akan membuahkan hasil. siapapun yang terjun langsung dalam dakwah akan merasakan betapa umat ini terus bergerak menuju perbaikan. Denyut nadi kerinduan umat terhadap kehidupan Islam makin nyata. Pengorbanan mereka pun kian tampak. Apalagi perkembangan umat seperti ini terjadi di seluruh Dunia Islam, bahkan di kalangan kaum Muslim di dunia Barat. Kemenangan ini semakin dekat.
Secara bahasa: ‘aqoda: membuat simpul, mengikat, transaksi, memperkuat, dan apa-apa yang diyakini danmenentramkan hati (Kamus al-Muhith, Fairus Abadi, akar kata ‘aqoda).
Secara istilah:
Pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia dan kehidupan; apa-apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia; serta tentang hubungan kehidupan dunia dengan kehidupan sebelum dan sesudahnya
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al-Baqarah: 164)
Makna Tawakkal - Materi Pemahaman Arti TawakalAnas Wibowo
asal dari tawakkul adalah al-wukûl. Dikatakan: wakkaltu amrî ilâ fulân, artinya: aku mengembalikan urusanku—dan menyandar-kannya kepada—si fulan. Dikatakan pula: Wakkala fulân, artinya: dia mencukupkan (suatu perkara) kepada si fulan karena percaya dengan kemampuannya. (Al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Ashqalani di dalam Fath al-Bârî)
hakikat tawakal adalah benarnya penyandaran hati kepada Allah SWT dalam meraih maslahat dan menolak madarat dari urusan dunia dan akhirat; mewakilkan (menyerahkan) semua urusan kepada Allah SWT; serta perealisasian iman bahwa tidak ada yang memberi, menghalangi, memadaratkan dan memberikan manfaat kecuali Dia. (Ibn Rajab al-Hanbali di dalam Jâmi’ al-‘Ulûm wa al-Hikam)
usaha menempuh berbagai sebab atau menjalankan kaidah sababiyah merupakan bentuk ketaatan badaniah kepada Allah SWT. tawakal dengan hati kepada Allah SWT merupakan keimanan kepada Dia. menempuh sebab dan tawakal harus ada pada saat bersamaan dan saling beriringan.
menghadapi ujian dengan sabar dan tawakkal. bersabar agar mendapat kebaikan dari Allah SWT. optimis karena rahmat Allah sesungguhnya dekat (QS al-A’raf [7]: 56).
sepenuhnya bertawakal kepada Allah SWT, serta beriman dan percaya dengan janji Allah. beriman dan bertawakal kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya: Sesungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal hanya kepada Tuhan mereka saja (TQS an-Nahl [16]: 99). berlindung hanya kepada Allah SWT karena Allah SWT telah berfirman (yang artinya): Jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Mahatahu (QS al-A’raf [7]: 200).
berdoa, berikhtiar, dan bertawakal. Juga dengan ketaqwaan kepada Allah SWT karena tanpa ketaqwaan tidak akan ada prestasi.
“Katakanlah: ‘Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.’” (TQS. at-Tawbah [9]: 51).
Betapapun beratnya jalan dakwah, bila dilalui dengan tekun, sabar dan tawakal kepada Allah SWT, serta terus terikat dengan jalan yang dicontohkan oleh Junjungan kita Muhammad saw., insya Allah dakwah itu akan membuahkan hasil. siapapun yang terjun langsung dalam dakwah akan merasakan betapa umat ini terus bergerak menuju perbaikan. Denyut nadi kerinduan umat terhadap kehidupan Islam makin nyata. Pengorbanan mereka pun kian tampak. Apalagi perkembangan umat seperti ini terjadi di seluruh Dunia Islam, bahkan di kalangan kaum Muslim di dunia Barat. Kemenangan ini semakin dekat.
Secara bahasa: ‘aqoda: membuat simpul, mengikat, transaksi, memperkuat, dan apa-apa yang diyakini danmenentramkan hati (Kamus al-Muhith, Fairus Abadi, akar kata ‘aqoda).
Secara istilah:
Pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia dan kehidupan; apa-apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia; serta tentang hubungan kehidupan dunia dengan kehidupan sebelum dan sesudahnya
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al-Baqarah: 164)
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 133)
Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.
Potensi Kehidupan adalah ciri-ciri khusus yang diberikan oleh Sang Pencipta yang menyebabkan setiap makhluk tetap mampu bertahan hidup.
Naluri tidak dapat dibunuh atau dihancurkan. Yang memungkinkan hanyalah dialihkan pada yang lain, atau ditekan.
Materi Kajian Mingguan pertemuan 21 "Menjadi Orang yang Lebih Beruntung" bisa didownload di channel telegram https://t.me/MateriKajianMingguan
Semoga menjadi amal sholeh yg terus mengalir pahalanya untuk kita semua. Aamiin YRA
Tidak bisa dipungkiri saat ini umat islam terdiri dari banyak golongan dan ormas. Namun apakah hal tersebut menghalangi persatuan umat Islam?
Temukan jawabannya dalam materi Islamic Unity oleh ustadz Felix Siauw berikut ini.
MATERI AQIDAH Standar Perbuatan ManusiaAnas Wibowo
Empat standar perbuatan/ tolok ukur perbuatan yang digunakan manusia yang salah dan satu patokan perbuatan yang benar bagi umat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dan Maha Mencipta.
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaErwin Wahyu
Materi ini saya persembahkan untuk para sahabat yang telah berhijrah dan sedang meniti jalan ketaatan di jalan Allah SWT.
Download file benttuk PPT & DOC di https://goo.gl/X6t1Vi
Semoga bermanfaat...
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (TQS. Ali ‘Imrân [3]: 133)
Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.
Potensi Kehidupan adalah ciri-ciri khusus yang diberikan oleh Sang Pencipta yang menyebabkan setiap makhluk tetap mampu bertahan hidup.
Naluri tidak dapat dibunuh atau dihancurkan. Yang memungkinkan hanyalah dialihkan pada yang lain, atau ditekan.
Materi Kajian Mingguan pertemuan 21 "Menjadi Orang yang Lebih Beruntung" bisa didownload di channel telegram https://t.me/MateriKajianMingguan
Semoga menjadi amal sholeh yg terus mengalir pahalanya untuk kita semua. Aamiin YRA
Tidak bisa dipungkiri saat ini umat islam terdiri dari banyak golongan dan ormas. Namun apakah hal tersebut menghalangi persatuan umat Islam?
Temukan jawabannya dalam materi Islamic Unity oleh ustadz Felix Siauw berikut ini.
MATERI AQIDAH Standar Perbuatan ManusiaAnas Wibowo
Empat standar perbuatan/ tolok ukur perbuatan yang digunakan manusia yang salah dan satu patokan perbuatan yang benar bagi umat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dan Maha Mencipta.
Cobaan Tanda Cinta Allah kepada Hamba-NyaErwin Wahyu
Materi ini saya persembahkan untuk para sahabat yang telah berhijrah dan sedang meniti jalan ketaatan di jalan Allah SWT.
Download file benttuk PPT & DOC di https://goo.gl/X6t1Vi
Semoga bermanfaat...
Tulisan ini di di dedikasikan kepada Kedua Orangtua yang sudah berjuang mendokan serta menyemangati penulis.
adapun harapan semoga tulisan ini bisa terus berlanjut serta bermanfaat untuk penulis pribadi dan pembaca.aamiin
Jazakallahu khairan
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Siapa sih yang tidak mau bersahabat dengan rejeki?
dan hati2 dengan pola pikir ahli filsafat dan orang sufi, jangan sampai terjebak dalam pemikiran yang salah
setelah belajar banyak hakikat rejeki satu2nya ya dari Allah dan itupun jadi kehendak Dia kapan rejeki itu diturunkan langsung (al asbab) dan atau manusia itu mengusahakan (al haal)
mau tahu banyak..silahkan di download, baca seksama dan banyak2 bersyukur karena semua nikmat apapun itu berasal dari Allah
#checkItOut
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. PENGANTAR…
Masalah qodlo’ dan qodar tidak pernah muncul di
jaman shahabat.
Masalah qodlo’ dan qodar muncul sekitar abad IV
Hijriyah.
Masalah mulai muncul ketika banyak ulama’ yang
menerjemahkan buku-buku filsafat yunani ke
dalam bahasa arab.
Ulama’ tertantang untuk menyelesaikan masalah
yang ada dalam kajian filsafat yunani tersebut.
Masalah tersebut pernah menjadi bahasan di
kalangan pendeta nasrani tapi gagal untuk
menyelesaikannya.
3. Apa masalahnya?
Jika manusia menulis, kemampuan menulis itu
atas kehendak siapa?
Kehendak Tuhan atau kehendak manusia?
Jika manusia sholat, itu atas kehendak siapa?
Kehendak Allah atau kehendak manusia?
Jika manusia shodaqah, itu kehendak siapa?
Kehendak Allah atau kehendak manusia?
Jika manusia mencuri, itu kehendak siapa?
Kehendak Allah atau kehendak manusia?
Jika manusia berzina, itu kehendak siapa?
Kehendak Allah atau kehendak manusia?
4. Konsekuensi jawaban:
Jika jawabannya adalah: itu semua kehendak
Allah!
Mengapa Allah menghendaki, ada manusia yang
“dipaksa” untuk berbuat baik?
Mengapa ada manusia yang “dipaksa” untuk
berbuat jahat?
Dimana keadilan Allah?
Mengapa kalau manusia “dipaksa” berbuat jahat,
ketika di akherat harus disiksa di dalam neraka?
Apakah Allah itu dzalim?
Subhanallah, apakah demikian?
5. Jika sebaliknya:
Itu semua adalah kehendak manusia!
Berarti manusia mempunyai kebebasan untuk
berbuat.
Jika manusia memiliki “lingkaran kebebasan”
berbuat, maka kehendak Allah itu terbatas.
Berarti Allah tidak akan mengetahui apa yang
akan diperbuat manusia, apakah dia akan pulang
ke rumah atau terus pergi ke kantor?
Berarti, Allah juga belum mengetahui, apakah
seorang manusia itu akan masuk surga atau akan
masuk neraka nantinya.
Berarti, Iradah (kehendak) Allah itu terbatas,
termasuk Ilmu Allah itu juga terbatas?
Subhanallah, apakah demikian?
6. Jika tidak:
Berarti Allah Maha Berilmu, Allah Maha Mengetahui apa
yang sudah terjadi, sedang terjadi maupun yang belum
terjadi, termasuk yang lahir maupun yang batin.
Berarti Allah pasti sudah mengetahui, apa yang belum
dilakukan manusia, apakah nantinya akan menjadi baik
atau akan menjadi jahat?
Termasuk, Allah juga mengetahui secara pasti, manusia
itu besok akan masuk surga atau masuk neraka.
Jika Allah sudah tahu pasti, untuk apa sekarang manusia
harus rajin beribadah? Harus rajin sholat? Harus rajin
berdoa agar besuk dimasukkan ke dalam surga?
Tidak ada gunanya! Karena Allah sudah tahu pasti surga
dan nerakanya orang tersebut.
Subhanallah, apakah demikian?
7. Masalah terus berkembang…
Menyangkut masalah hidayah…
Apakah hidayah itu kehendak Allah atau atas hasil usaha
manusia?
Masalah tawakkal…
Apakah manusia harus berpasrah secara total kepada
Allah, ataukah manusia harus senantiasa berusaha?
Masalah rejeki…
Apakah rejeki itu ketentuan Allah ataukah dari hasil usaha
manusia?
Masalah Ajal…
Apakah ajal itu ketetapan Allah, ataukah tergantung dari
usaha manusia?
Masalah doa..
Apakah do’a bisa mengubah ketentuan Allah ataukan
tidak?
Dan masih banyak masalah lainnya…
8. Di kalangan Ummat Islam…
Sejarah mencatat, ummat Islam akhirnya terbelah
menjadi 2 kelompok ekstrim.
Kelompok pertama diwakili oleh golongan
mu’tazilah dan qodariyah yang memahami bahwa
manusia itu memiliki kebebasan berkehendak.
Kelompok dua diwakili golongan jabariyah yang
memahami bahwa manusia itu tidak memiliki
kebebasan, semua yang terjadi adalah atas
kehendak Allah.
Mana kelompok yang benar? Ingatlah cerita
perdebatan antara orang qadariyah dan jabariyah.
Siapakah pemenangnya?
9. Dalil-dalil Qodlo’ dan Qodar
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati
melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan
yang telah ditentukan waktunya” (QS. Ali Imran: 145)
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka
apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak
dapat (pula) memajukannya”. (QS. Al-A’raf: 34)
10. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(QS. Al-Hadiid: 22)
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.
Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-
orang yang beriman harus bertawakkal.“ (QS. 9: 51)
11. “Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrahpun
yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada
(pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar,
melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh)", (QS. Saba’: 3).
“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia
mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari,
kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk
disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian
kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan
kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan”.(QS. 6: 60).
12. Masalah qodlo’ dan qodar
Sesungguhnya masalah qodlo’ dan qodar itu
tidak menyangkut 4 hal:
1. Perbuatan manusia, apakah diciptakan Allah
atau diciptakan manusia?
2. Iradah Allah, apakah meliputi seluruh kejadian
atau tidak?
3. Ilmu Allah, apakah sudah mengetahui sebelum,
selama dan sesudah kejadian atau tidak?
4. Kitab Lauhul Mahfudz, apakah sudah mencatat
semua kejadian dan tidak mungkin dirubah atau
tidak?
Mengapa masalah qodlo’ dan qodar tidak
membahas ke-4 masalah di atas?
13. Apa yang seharusnya dibahas?
PERBUATAN MANUSIA
JAWABLAH SECARA JUJUR!
APAKAH BEBAS? APAKAH TERPAKSA?
KETIKA KITA BERBUAT
MENGAPA?
JIKA BAIK JIKA BURUK
MENDAPAT
PAHALA?
MENDAPAT
SIKSA?
BENARKAH KITA
BEBAS BERBUAT?
MENGAPA KITA
TIDAK BISA
MENGENDALIKAN
DETAK JANTUNG KITA?
14. Bagaimana yang benar?
FAKTA PERBUATAN MANUSIA
ADA YANG
DIKUASAI
MANUSIA
ADA YANG
MENGUASAI
MANUSIA
TERIKAT
NIDZAM WUJUD
DI LUAR
NIDZAM WUJUD
QODLO’ALLAH
TIDAK DIHISAB
OLEH ALLAH
AKAN DIHISAB
OLEH ALLAH
SESUAI
SYARI’AT
MELANGGAR
SYARI’AT
MENDAPAT
PAHALA
MENDAPAT
SIKSA
15. Bagaimana dengan qodar?
SETIAP BENDA
MEMILIKI
KHASIYAT
QODAR
ALLAH
BEBAS DIGUNAKAN
MANUSIA
TIDAK DIHISAB
OLEH ALLAH
DIGUNAKAN
SESUAI SYARI’AT
AKAN
DIHISAB
OLEH ALLAH
ALLAH BERHAK
MENCABUT
KHASIYAT
TERSEBUT
DIGUNAKAN
MELANGGAR SYARI’AT
MENDAPAT
PAHALA
MENDAPAT
SIKSA
•Api: membakar
•Pisau: memotong
•Roti: mengenyangkan
16. Bagaimana dengan manusia?
TUBUH MANUSIA
MEMILIKI
KHASIYAT
•Mata: melihat
•Telinga: mendengar
•Kaki: berjalan
•Perut: lapar
•Kelamin: …..
QODAR
ALLAH
TIDAK DIHISAB
OLEH ALLAH
TERMASUK AQAL MANUSIA
JUGA MEMILIKI KHASIYAT
AKAN
DIHISAB ALLAH
MEMPUNYAI
KEHENDAK BEBAS
DIGUNAKAN
SESUAI SYARI’AT
DIGUNAKAN
MELANGGAR SYARI’AT
MENDAPAT
PAHALA
MENDAPAT
SIKSA
QS. ASY-SYAMS:7-8
QS. AL BALAD: 10
17. Selanjutnya, bagaimana kita harus
mengaitkan dua kehendak?
Bagaimana kita dapat mengaitkan antara
kehendak Allah dengan kehendak manusia?
Iradah Allah memang meliputi segala sesuatu,
termasuk terhadap kehendak manusia.
Bagaimana kehendak Allah terhadap kehendak
manusia?
Ternyata, Allah telah berkehendak kepada
manusia untuk memiliki kehendak bebas.
Sehingga, ketika aqal manusia memiliki
kemampuan untuk bebas memilih perbuatannya,
itu adalah kehendak Allah juga.
18. Firman Allah SWT:
Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman
semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka
apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya
mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
(QS. Yunus: 99)
19. CONTOH KASUS:
Kasus manusia bunuh diri dengan menusukkan pisau
sampai mati, bagaimana hal itu dapat dijelaskan?
Untuk menjelaskan kasus tersebut harus diuraikan
kejadian demi kejadian:
1. Mengapa dia bunuh diri?
2. Karena diputus cinta oleh pacarnya, sehingga hatinya
sangat pedih.
3. Diputus cinta Qodlo’ Allah tidak dihisab oleh Allah.
4. Hatinya bisa mengalami kepedihan Qodar Allah
tidak dihisab oleh Allah.
5. Ketika hatinya pedih, dia memiliki kebebasan untuk
memilih: apakah akan bertaubat atau akan bunuh diri.
6. Dia ternyata memilih untuk bunuh diri dihisab oleh
Allah.
20. 7. Dengan apa dia akan bunuh diri?
8. Dia memiliki kebebasan untuk memilih: apakah minum
racun atau menusukkan pisau.
9. Racun dan pisau memiliki khasiyat Qodar Allah
tidak dihisab.
10. Ternyata dia memilih pisau dihisab oleh Allah.
11. Pisau memiliki khasiyat merusak tubuh manusia
Qodar Allah tidak dihisab.
12. Dia memahami bahwa menusukkan pisau bisa
mematikan dirinya dihisab oleh Allah.
13. Ketika pisau menghunjam ke dalam dirinya dia mati
Qodlo’ Allah tidak dihisab.
14. Kesimpulan: karena dia mati dengan proses seperti di
atas: dia dihisab sebagai orang yang melakukan bunuh
diri perbuatan dosa akan disiksa dalam neraka.
15. Na’udzubillahi min dzalik!
21. Penutup:
Seharusnya manusia lebih waspada terhadap
perbuatan-perbuatan yang berasal dari kehendak
bebasnya.
Karena perbuatan itu akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah.
Terhadap kejadian-kejadian yang menimpa kita,
harus kita imani bahwa itu adalah ketentuan Allah.
Jika kejadiannya menyenangkan kita, harus kita
syukuri.
Jika kejadiannya menyusahkan kita, kita harus
bersabar.
Semuanya harus kita kembalikan kepada Allah
SWT.