SlideShare a Scribd company logo
URGENSI PENDIDIKAN
ANTI KORUPSI BAGI GENERASI
MILENIAL
Oleh LOSO, SH.MH
Disampaikan dalam kegiatan Inspektorat Goes To campus dengan tema
Literasi Gerakan Anti Korupsi Untuk generasi Milenial pada Hari Kamis, 19
desember 2019
GENERASI
MILENIAL
BERANI JUJUR
HEBAT
PENGANTAR
Beri aku 10
pemuda
niscaya akan
kuguncangka
n dunia
Indonesia yang merdeka bukanlah
tujuan akhir, akan tetapi
kemerdekaan yang sebenarnya
adalah ketika rakyat bias hidup
makmur dan bahagia
LANJUTAN
Dalam buku Peter Carey &
Suhardiyoto Haryadi,
disebutkan penyebab
Perang Jawa yg utama
adalah maalah korupsi;
Sistem Tanam Paksa Petani
hanya mendapatkan 20%
hasil panen;
Contoh Korupsi yg paling
merajalela juga terjadi dlm
VOC, karena VOC
bubar/bangkrut akibat
korupsi.
Korupsi dianggap sebagai
‘wabah penyakit’ yang tidak
mudah
dihilangkan/diberantas. Yang
terbaik adalah mencegah
korupsi.
Prof. Romli Atmasasmita:
“Ada 2 (dua) alasan sulitnya
pemberantasan tindak pidana
korupsi, yaitu pertama, karena
alasan historis/ budaya, dan
kedua, karena lemahnya
perundang-undangan.”
PENGERTIAN KORUPSI
corruptie adalah
perbuatan
curang, tindak
pidana yang
merugikan
keuangan
negara.
(Subekti dan
Tjitrosoedibio)
menguraikan istilah
korupsi dalam
berbagai bidang,
yakni yang
menyangkut
masalah
penyuapan, yang
berhubungan
dengan manipulasi
di bidang ekonomi,
dan yang
menyangkut bidang
kepentingan
umum.
(Baharuddin Lopa
mengutip pendapat
David M. Chalmers)
Di Malaysia dipakai kata “resuah” dari
bahasa Arab “risywah”,
menurut Kamus umum Arab-
Indonesia artinya korupsi.
Risywah (suap) secara terminologis
berarti pemberian yang diberikan
seseorang kepada hakim atau
lainnya untuk memenangkan
perkaranya dengan cara yang tidak
dibenarkan atau untuk memperoleh
kedudukan Semua ulama sepakat
mengharamkan risywah yang
terkait dengan pemutusan hukum,
perbuatan ini termasuk dosa.
PENANGANAN KORUPSI TAHUN 2015-
2019
Sepanjang tahun 2015-2019 kasus yang ditangani KPK
melibatkan 608 pelaku
Menyelamatkan
potensi keuangan
negara sebesar 63,8
Trilyun
3 perkara besar yang ditangani KPK periode 2015-
2019 yaitu penyuapan (475), Pengadaan barang/jasa
(77), tindak pidana pencucuian uang (21)
Diambil dari kompas senin, 9 desember 2019
KEPALA DAERAH TERLIBAT DALAM
KORUPSI
No Propinsi Jumlah
1 Jawa barat 14
2 Jawa Timur 13
3 Sumatra
Utara
13
4 Jawa
Tengah
11
5 Riau 7
6 Sulawesi
Tenggara
6
7 Sumatra
selatan
6
8 lampung 5
9 Papua 5
10 Aceh 4
11 Banten 4
No Propinsi Jumlah
12 Kalimantan timur 4
13 Sulawesi Utara 4
14 Bengkulu 3
15 Kalimantan Tengah 3
16 Kepulauan riau 3
17 Maluku Utara 3
18 Nusa Tenggara Barat 3
19 Kalimantan timur 4
20 Sulawesi Utara 4
21 Kalimantan selatan 2
22 Nusa tenggara Timur 2
23 Sulawei Selatan 2
24 Jambi, Kalimantan Barat, Sulawesi
tengah, Sumatra barat
1
Fakta Kasus Korupsi 2004-2017
No. Jenis Perkara Jumlah
1 Pengadaan
Barang/Jasa
164
2 Perijinan 21
3 Penyuapan 340
4 Pungutan 21
5 Penyalahgunaan
Anggaran
46
6 TPPU 19
7 Merintangi
Proses KPK
7
Jumlah 618
No. Jabatan/Profesi Pelaku Jumlah
1 Anggota DPR dan DPRD 134
2 Kepala
Lembaga/Kementerian
25
3 Duta Besar 4
4 Komisioner 7
5 Gubernur 18
6 Walikota/Bupati dan
Wakil
60
7 Eselon I / II / III 155
8 Hakim 15
9 Swasta 170
10 Lainnya 82
Jumlah Keseluruhan 670
*https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-
Penindakan 2004 2005 2006
200
7 2008 2009 2010 2011 2012
201
3 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Jumla
h
Penyelidikan 23 29 36 70 70 67 54 78 77 81 80 87 96 123 164 83 1218
Penyidikan 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 56 57 99 121 199 63 950
Penuntutan 2 17 23 19 35 32 32 40 36 41 50 62 76 103 151 70 789
Inkracht 0 5 14 19 23 37 34 34 28 40 40 38 71 84 104 79 655
Eksekusi 0 4 13 23 24 37 36 34 32 44 48 38 81 83 113 66 676
Jumlah perkara yang di tangani KPK dari penyelidikan-eksekusi
Instans
i 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah
DPR
dan
DPRD
0 0 0 0 7 10 7 2 6 2 2 3 15 9 4 6 73
Kemen
trian/
Lemba
ga
1 5 10 12 13 13 16 23 18 46 26 21 39 31 47 42 363
BUMN/
BUMD
0 4 0 0 2 5 7 3 1 0 0 5 11 13 5 17 73
Komisi 0 9 4 2 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 20
Pemeri
ntah
Provin
si
1 1 9 2 5 4 0 3 13 4 11 18 13 15 29 4 132
Pemka
b/Pem
kot
0 0 4 8 18 5 8 7 10 18 19 10 21 53 114 51 346
Jumlah 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 58 57 99 121 199 120 1007
Korupsi berdasar instansi
Perkar
a
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah
Penga
daan
Barang
/Jasa
2 12 8 14 18 16 16 10 8 9 15 14 14 15 17 17 205
Perijin
an
0 0 5 1 3 1 0 0 0 3 5 1 1 2 1 0 23
Penyu
apan
0 7 2 4 13 12 19 25 34 50 20 38 79 93 168 97 661
Pungu
tan
0 0 7 2 3 0 0 0 0 1 6 1 1 0 4 1 26
Penyal
ahgun
aan
Angga
ran
0 0 5 3 10 8 5 4 3 0 4 2 1 1 0 2 48
TPPU 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7 5 1 3 8 6 3 34
Merin
gtangi
Proses
KPK
0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 3 0 0 2 3 0 10
Tindak pidana berdasar jenis perkara
INDEK PERSEPSI KORUPSI
PENYEBAB KEPALA DAERAH KORUPSI
HASIL RISET LITBANG KOMPAS DIPUBLIKASIKAN PADA HARIAN KOMPAS TERBITAN HARI SENIN
TANGGAL 9 DESEMBER 2019
MENTAL/K
ARAKTER
YANG
KORUP/SE
RAKAH
SISTEM
PENCEGAHAN
PENGAWASA
N
KEUAANGAN
KURANG
EFEKTIF
SISTEM
POLITIK
BIAYA
TINGGI
PERSOALA
N
EKONOMI
(PENGHASI
LAN
KURANG)
PENYEBAB
KORUPSI
KORUPSI ADALAH KEJAHATAN LUAR BIASA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2012
tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak
Warga Binaan Pemasyarakatan
tindak pidana terorisme, narkotika dan prekursor
narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap
keamanan negara dan kejahatan hak asasi manusia yang
berat, serta kejahatan transnasional terorganisasi lainnya
merupakan kejahatan luar biasa karena mengakibatkan
kerugian yang besar bagi negara atau masyarakat atau
korban yang banyak atau menimbulkan kepanikan,
kecemasan, atau ketakutan yang luar biasa kepada
masyarakat.
KEJAHATAN LUAR BIASA
1. Berpotensi dilakukan oleh setiap orang.
2. Random target/victim.
3. Kerugiannya besar dan meluas.
4. Terorganisasi atau oleh organisasi.
+ bersifat lintas negara
(Korupsi, TPPU, Terorisme, Pelanggaran berat HAM,
dan Narkotika)
SEJARAH PERATURAN PERUNDANGAN TINDAK PIDANA
KORUPSI
1. Delik korupsi dalam KUHP
2. Peraturan Pemberantasan Korupsi Penguasa Perang Pusat Nomor Prt/
Peperpu/013/1950
3. Undang-Undang No.24 (PRP) tahun 1960 tentang Tindak Pidana Korupsi
4. Undang-Undang No.3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
5. TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
6. Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
7. Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
8. Undang-undang No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang
No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
9. Undang-undang No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi diperbaharui dengan UU No. 19 tahun 2019
LANJUTAN
10. Undang-undang No. 7 tahun 2006 tentang
Pengesahan United Nation Convention Against
Corruption (UNCAC) 2003
11. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang
Peranserta Masyarakat dan Pemberian
Penghargaan dalam Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
12.Instruksi Presiden No. 5 tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi
TINDAK PIDANA KORUPSI
-Diatur di dalam 12 Pasal di dalam UU No. 31
tahun 1999 jo. UU No. 20 tahun 2001;
-Terdiri atas 7 macam perbuatan utama;
-Apabila dijabarkan lebih rinci menjadi 30
(tigapuluh) bentuk perbuatan;
-Hanya 2 (dua) dari 12 Pasal dalam UU tersebut
yang berkaitan dengan kerugian keuangan negara
dan/atau kerugian perekonomian negara.
7 PERBUATAN UTAMA KORUPSI
1. Merugikan keuangan negara.
2. Suap.
3. Penggelapan dalam jabatan.
4. Pemerasan (paksaan mengeluarkan
uang).
5. Perbuatan curang.
6. Benturan kepentingan dalam
pengadaan.
7. Gratifikasi.
SUBYEK HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI
1. Setiap Orang yang meliputi:
a. orang perseorangan: siapa saja, setiap orang, pribadi
kodrati;
b. korporasi adalah kumpulan orang atau kekayaan yang
terorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukan
badan hukum;
PERMA NO. 13 tahun 2016 tentang penanganan perkara korupsi
oleh korporasi
2. Pegawai Negeri:
a. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam UU tentang
kepegawaian (sekarang UU ASN);
b. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam KUHP;
c. orang yang menerima gaji/upah dari keuangan
negara/daerah;
d. orang yang menerima gaji/upah dari suatu korporasi yang
menerima bantuan dari keuangan negara/daerah;
3. Penyelenggara negara.
Penyelenggara Negara
Menurut UU No. 28 Tahun 1999, Penyelenggara Negara,
meliputi:
- Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara
- Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara
- Menteri
- Gubernur
- Hakim
- Pejabat Negara lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan
- Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan negara sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
PENGERTIAN PEGAWAI NEGERI MENURUT KUHP
Pasal 92 ayat (1)
Yang disebut pejabat, termasuk juga orang-
orang yang dipilih dalam pemilihan yang
diadakan berdasarkan aturan-aturan umum,
begitu juga orang-orang yang, bukan karena
pemilihan, menjadi anggota badan
pembentuk undang-undang badan
pemerintahan, atau badan perwakilan rakyat,
yang dibentuk oleh Pemerintah atau atas
nama Pemerintah; begitu juga semua anggota
dewan waterschap, dan semua kepala rakyat
Indonesia asli dan kepala golongan Timur
Asing yang menjalankan kekuasaan yang sah.
Beberapa contoh
Rumusan Tindak Pidana
Korupsi
dalam UU No. 31 tahun 1999
Jo
UU No. 20 tahun 2001
tentang
Pemberantasan Tindak Pidana
Pasal 2 ayat (1)
-Setiap orang;
-secara melawan hukum;
-melakukan perbuatan;
-memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
korporasi;
-yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara;
Ancaman pidana:
-4-20 tahun penjara; dan/atau
-Denda Rp. 200 jt-Rp. 1 miliar.
Pasal 2 ayat (2)
Apabila dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana
mati dapat dijatuhkan.
Yaitu apabila pelanggaran terhadap ayat (1)
dilakukan terhadap:
-dana penanggulangan keadaan bencana alam
nasional;
-dana penanggulangan keadaan darurat/bahaya
militer;
-dana penanggulangan kerusuhan sosial yang
meluas;
-dana penanggulangan krisis ekonomi/moneter;
atau
Pasal 3
-Setiap orang
-dengan tujuan
-menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
korporasi
-menyalahgunakan kewenangan, kesempatan,
atau sarana
-yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan
-yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara
Ancaman pidana:
-1-20 tahun penjara; dan/atau
Pasal 15
-Setiap orang
-Yang melakukan: percobaan, atau pembantuan, atau
permufakatan jahat
-Untuk melakukan tindak pidana korupsi…
Ancaman pidana:
-dalam hal percobaan, disamakan dengan delik selesai;
-dalam hal pembantuan, disamakan dengan pelaku
utamanya;
-Dalam hal permufakatan jahat, disamakan dengan
seandainya delik itu sungguh dilakukan.
Pasal 12 huruf f
-Pegawai negeri atau penyelenggara negara
-Pada waktu menjalankan tugas
-Meminta, menerima, atau memotong
-Pembayaran kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara lain atau kepada kas
umum
-Seolah mereka itu mempunyai utang kepadanya
-Padahal diketahui bukan utang
Pasal 12B ayat (1):
-Setiap gratifikasi
-Kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara
-Dianggap pemberian suap
-Apabila berhubungan dengan jabatan
-Dan yang berlawanan dengan kewajiban atau
tugasnya.
GRATIFIKASI
Dasar Pemikiran:
“Tidak sepantasnya pegawai negeri/pejabat
publik menerima pemberian atas pelayanan
yang mereka berikan”
“Seseorang tidak berhak meminta dan
mendapat sesuatu melebihi haknya sekedar
ia melaksanakan tugas sesuai
tanggungjawab dan kewajibannya”
31
UPAYA PENANGGULANGAN KEJAHATAN KORUPSI
9
• Kebijakan penerapan Hukum
Pidana (Criminal Law Application);
• Sifat repressive (penumpasan/
penindasan/pemberantasan)
apabila kejahatan sudah terjadi;
• Perlu dipahami bahwa:
upaya/tindakan represif juga dapat
dilihat sebagai upaya/tindakan
preventif dalam arti luas
(Nawawi Arief :
2008)
• Kebijakan pencegahan tanpa
hukum pidana (prevention without
punishment);
• Kebijakan untuk mempengaruhi
pandangan masyarakat mengenai
kejahatan dan pemidanaan lewat
mass media (influencing views of
society on crime and
punishment/mass media atau
media lain seperti penyuluhan,
pendidikan dll);
• Sifat preventive (pencegahan)
JALUR PENAL JALUR NON-PENAL
UPAYA PENCEGAHAN TINDAK
PIDANA KORUPSI
Pentingnya
pendidikan anti
korupsi bagi para
generasi muda
Melalui pendidikan sekolah
(PAUD-PERGURUAN TINGGI)
Kampanye anti korupsi
melalui organisasi
kemasyarakatan (LSM)
Pemanfaatan teknologi dalam
gerakan kampanye anti
korupsi
Masuk
kurikulum (mata
kuliah sisipan
atau mandiri
Kegiatan ekstra
kurikuler
(berbagai lomba
dsb)
KEBIJAKAN SEKOLAH DALAM MENANMKAN SIKAP ANTI
KORUPSI DI SEKOLAH
(HASIL PENELITIAN TERHADAP SMA/SMK/MA DI
PEKALONGAN)
Kebijakan sekolah
dalam menanmkan
sikap anti korupsi
pada siswa
Pendirian kantin kejujuran
Menanamkan sikap jujur dalam kegiatan
sekolah misalnya saat ujian siswa dilarang
mencontek
Membuat peraturan sekolah
Keteladanan dari guru sekolah
Menyisipkan sikap anti korupsi pada
siswa disela-selan pelajaran
LANJUTAN
Kebijakan sekolah
dalam menanmkan
sikap anti korupsi
pada siswa
integrasi dalam mata pelajaran pendidikan agama,
sosiologi, bahasa Indonesia, PKN.
Pembuatan poster anti korupsi
Pengamalan nilai-nilai islam dalam kegiatan sekolah,
misalnya membaca Al Qur`an sebelum pelajaran di
mulai
Pendikan karakter
Pengadaan kegiatan ekstra kurikuler yang mengarah
ke pembinaan rokhani / akhlaq, misal
ketakmiran/kegiatan keagamaan.
Sosialisasi mengenai pendidikan anti korupsi dari
kejaksaan / kepolisian / perguruan tinggi
NILAI DASAR ANTI KORUPSI
adil
Berani
sederhana
Jujur
Peduli
Mandiri
Disiplin
Tanggung
jawab
Kerjakera
s
Nilai dasar
anti
Korupsi
(jupe
mandi
tangker
sebedil)
MATUR SEMBAH NUWUN
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt

Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMakalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Muhammad Iqbal
 
BAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.ppt
BAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.pptBAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.ppt
BAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.ppt
YonsAjalah
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
ceronronaldo1
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiAzinuddin Haq
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
Septian Muna Barakati
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
cahyomeiyana
 
Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2
rickygunawan84
 
Media Indonesia 17 Maret 2014
Media Indonesia 17 Maret 2014Media Indonesia 17 Maret 2014
Media Indonesia 17 Maret 2014hastapurnama
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosAndy Susanto
 
Corruption as A Criminal Act
Corruption as A Criminal Act Corruption as A Criminal Act
Corruption as A Criminal Act
Mariske Myeke Tampi
 
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
RINIRISDAYANTI0125
 
Antikorupsi mahasiswa
Antikorupsi mahasiswaAntikorupsi mahasiswa
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docxpenanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
HRLEGALERGYORBINTANE
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiDini Islamiana
 
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_Fathur Rohman
 
Peran Kampus dalam Pemberantasan Korupsi
Peran Kampus dalam Pemberantasan KorupsiPeran Kampus dalam Pemberantasan Korupsi
Peran Kampus dalam Pemberantasan Korupsi
Baihaqi .
 

Similar to Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt (20)

Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunanMakalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
Makalah kasus korupsi penggelapan pajak gayus tambunan
 
BAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.ppt
BAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.pptBAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.ppt
BAHAN AJAR KORUPSI UTK PESERTA.ppt
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Iin nalasari
Iin nalasariIin nalasari
Iin nalasari
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2
 
Media Indonesia 17 Maret 2014
Media Indonesia 17 Maret 2014Media Indonesia 17 Maret 2014
Media Indonesia 17 Maret 2014
 
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansosProposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
Proposal Skripsi Penegakan Hukum TP korupsi dana bansos
 
Corruption as A Criminal Act
Corruption as A Criminal Act Corruption as A Criminal Act
Corruption as A Criminal Act
 
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
34. 33020210176_Isvianta Lasyiva.pdf
 
Antikorupsi mahasiswa
Antikorupsi mahasiswaAntikorupsi mahasiswa
Antikorupsi mahasiswa
 
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docxpenanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
penanggulangan money laundring perkara korupsi.docx
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
 
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
 
Peran Kampus dalam Pemberantasan Korupsi
Peran Kampus dalam Pemberantasan KorupsiPeran Kampus dalam Pemberantasan Korupsi
Peran Kampus dalam Pemberantasan Korupsi
 

More from ssuser0bb0d21

fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.pptfdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
ssuser0bb0d21
 
PPT Modul 1 KB2.pptx
PPT Modul 1 KB2.pptxPPT Modul 1 KB2.pptx
PPT Modul 1 KB2.pptx
ssuser0bb0d21
 
BANNER PELATIHAN.docx
BANNER PELATIHAN.docxBANNER PELATIHAN.docx
BANNER PELATIHAN.docx
ssuser0bb0d21
 
sistem_stater_pada_mobil.ppt
sistem_stater_pada_mobil.pptsistem_stater_pada_mobil.ppt
sistem_stater_pada_mobil.ppt
ssuser0bb0d21
 
Manajemen pemasaran.pptx
Manajemen pemasaran.pptxManajemen pemasaran.pptx
Manajemen pemasaran.pptx
ssuser0bb0d21
 
materi-transmisi-manualppt.pptx
materi-transmisi-manualppt.pptxmateri-transmisi-manualppt.pptx
materi-transmisi-manualppt.pptx
ssuser0bb0d21
 
Paparan-PAK KPK.pptx
Paparan-PAK KPK.pptxPaparan-PAK KPK.pptx
Paparan-PAK KPK.pptx
ssuser0bb0d21
 
ELEMEN 1.pdf
ELEMEN 1.pdfELEMEN 1.pdf
ELEMEN 1.pdf
ssuser0bb0d21
 
sistem_stater_pada_mobil.ppt
sistem_stater_pada_mobil.pptsistem_stater_pada_mobil.ppt
sistem_stater_pada_mobil.ppt
ssuser0bb0d21
 
PPT SISTEM KOPLING.pptx
PPT SISTEM KOPLING.pptxPPT SISTEM KOPLING.pptx
PPT SISTEM KOPLING.pptx
ssuser0bb0d21
 
PRESENTASI_SISTEM_KOPLING_BAHAN_AJAR_DAS.pptx
PRESENTASI_SISTEM_KOPLING_BAHAN_AJAR_DAS.pptxPRESENTASI_SISTEM_KOPLING_BAHAN_AJAR_DAS.pptx
PRESENTASI_SISTEM_KOPLING_BAHAN_AJAR_DAS.pptx
ssuser0bb0d21
 
PPT SISTEM KOPLING.pptx
PPT SISTEM KOPLING.pptxPPT SISTEM KOPLING.pptx
PPT SISTEM KOPLING.pptx
ssuser0bb0d21
 

More from ssuser0bb0d21 (12)

fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.pptfdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
fdokumen.com_las-listrik-smaw.ppt
 
PPT Modul 1 KB2.pptx
PPT Modul 1 KB2.pptxPPT Modul 1 KB2.pptx
PPT Modul 1 KB2.pptx
 
BANNER PELATIHAN.docx
BANNER PELATIHAN.docxBANNER PELATIHAN.docx
BANNER PELATIHAN.docx
 
sistem_stater_pada_mobil.ppt
sistem_stater_pada_mobil.pptsistem_stater_pada_mobil.ppt
sistem_stater_pada_mobil.ppt
 
Manajemen pemasaran.pptx
Manajemen pemasaran.pptxManajemen pemasaran.pptx
Manajemen pemasaran.pptx
 
materi-transmisi-manualppt.pptx
materi-transmisi-manualppt.pptxmateri-transmisi-manualppt.pptx
materi-transmisi-manualppt.pptx
 
Paparan-PAK KPK.pptx
Paparan-PAK KPK.pptxPaparan-PAK KPK.pptx
Paparan-PAK KPK.pptx
 
ELEMEN 1.pdf
ELEMEN 1.pdfELEMEN 1.pdf
ELEMEN 1.pdf
 
sistem_stater_pada_mobil.ppt
sistem_stater_pada_mobil.pptsistem_stater_pada_mobil.ppt
sistem_stater_pada_mobil.ppt
 
PPT SISTEM KOPLING.pptx
PPT SISTEM KOPLING.pptxPPT SISTEM KOPLING.pptx
PPT SISTEM KOPLING.pptx
 
PRESENTASI_SISTEM_KOPLING_BAHAN_AJAR_DAS.pptx
PRESENTASI_SISTEM_KOPLING_BAHAN_AJAR_DAS.pptxPRESENTASI_SISTEM_KOPLING_BAHAN_AJAR_DAS.pptx
PRESENTASI_SISTEM_KOPLING_BAHAN_AJAR_DAS.pptx
 
PPT SISTEM KOPLING.pptx
PPT SISTEM KOPLING.pptxPPT SISTEM KOPLING.pptx
PPT SISTEM KOPLING.pptx
 

Recently uploaded

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 

Recently uploaded (20)

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 

Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt

  • 1. URGENSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI GENERASI MILENIAL Oleh LOSO, SH.MH Disampaikan dalam kegiatan Inspektorat Goes To campus dengan tema Literasi Gerakan Anti Korupsi Untuk generasi Milenial pada Hari Kamis, 19 desember 2019 GENERASI MILENIAL BERANI JUJUR HEBAT
  • 2. PENGANTAR Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangka n dunia Indonesia yang merdeka bukanlah tujuan akhir, akan tetapi kemerdekaan yang sebenarnya adalah ketika rakyat bias hidup makmur dan bahagia
  • 3. LANJUTAN Dalam buku Peter Carey & Suhardiyoto Haryadi, disebutkan penyebab Perang Jawa yg utama adalah maalah korupsi; Sistem Tanam Paksa Petani hanya mendapatkan 20% hasil panen; Contoh Korupsi yg paling merajalela juga terjadi dlm VOC, karena VOC bubar/bangkrut akibat korupsi. Korupsi dianggap sebagai ‘wabah penyakit’ yang tidak mudah dihilangkan/diberantas. Yang terbaik adalah mencegah korupsi. Prof. Romli Atmasasmita: “Ada 2 (dua) alasan sulitnya pemberantasan tindak pidana korupsi, yaitu pertama, karena alasan historis/ budaya, dan kedua, karena lemahnya perundang-undangan.”
  • 4. PENGERTIAN KORUPSI corruptie adalah perbuatan curang, tindak pidana yang merugikan keuangan negara. (Subekti dan Tjitrosoedibio) menguraikan istilah korupsi dalam berbagai bidang, yakni yang menyangkut masalah penyuapan, yang berhubungan dengan manipulasi di bidang ekonomi, dan yang menyangkut bidang kepentingan umum. (Baharuddin Lopa mengutip pendapat David M. Chalmers) Di Malaysia dipakai kata “resuah” dari bahasa Arab “risywah”, menurut Kamus umum Arab- Indonesia artinya korupsi. Risywah (suap) secara terminologis berarti pemberian yang diberikan seseorang kepada hakim atau lainnya untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang tidak dibenarkan atau untuk memperoleh kedudukan Semua ulama sepakat mengharamkan risywah yang terkait dengan pemutusan hukum, perbuatan ini termasuk dosa.
  • 5. PENANGANAN KORUPSI TAHUN 2015- 2019 Sepanjang tahun 2015-2019 kasus yang ditangani KPK melibatkan 608 pelaku Menyelamatkan potensi keuangan negara sebesar 63,8 Trilyun 3 perkara besar yang ditangani KPK periode 2015- 2019 yaitu penyuapan (475), Pengadaan barang/jasa (77), tindak pidana pencucuian uang (21) Diambil dari kompas senin, 9 desember 2019
  • 6. KEPALA DAERAH TERLIBAT DALAM KORUPSI No Propinsi Jumlah 1 Jawa barat 14 2 Jawa Timur 13 3 Sumatra Utara 13 4 Jawa Tengah 11 5 Riau 7 6 Sulawesi Tenggara 6 7 Sumatra selatan 6 8 lampung 5 9 Papua 5 10 Aceh 4 11 Banten 4 No Propinsi Jumlah 12 Kalimantan timur 4 13 Sulawesi Utara 4 14 Bengkulu 3 15 Kalimantan Tengah 3 16 Kepulauan riau 3 17 Maluku Utara 3 18 Nusa Tenggara Barat 3 19 Kalimantan timur 4 20 Sulawesi Utara 4 21 Kalimantan selatan 2 22 Nusa tenggara Timur 2 23 Sulawei Selatan 2 24 Jambi, Kalimantan Barat, Sulawesi tengah, Sumatra barat 1
  • 7. Fakta Kasus Korupsi 2004-2017 No. Jenis Perkara Jumlah 1 Pengadaan Barang/Jasa 164 2 Perijinan 21 3 Penyuapan 340 4 Pungutan 21 5 Penyalahgunaan Anggaran 46 6 TPPU 19 7 Merintangi Proses KPK 7 Jumlah 618 No. Jabatan/Profesi Pelaku Jumlah 1 Anggota DPR dan DPRD 134 2 Kepala Lembaga/Kementerian 25 3 Duta Besar 4 4 Komisioner 7 5 Gubernur 18 6 Walikota/Bupati dan Wakil 60 7 Eselon I / II / III 155 8 Hakim 15 9 Swasta 170 10 Lainnya 82 Jumlah Keseluruhan 670 *https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-
  • 8. Penindakan 2004 2005 2006 200 7 2008 2009 2010 2011 2012 201 3 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumla h Penyelidikan 23 29 36 70 70 67 54 78 77 81 80 87 96 123 164 83 1218 Penyidikan 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 56 57 99 121 199 63 950 Penuntutan 2 17 23 19 35 32 32 40 36 41 50 62 76 103 151 70 789 Inkracht 0 5 14 19 23 37 34 34 28 40 40 38 71 84 104 79 655 Eksekusi 0 4 13 23 24 37 36 34 32 44 48 38 81 83 113 66 676 Jumlah perkara yang di tangani KPK dari penyelidikan-eksekusi
  • 9. Instans i 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah DPR dan DPRD 0 0 0 0 7 10 7 2 6 2 2 3 15 9 4 6 73 Kemen trian/ Lemba ga 1 5 10 12 13 13 16 23 18 46 26 21 39 31 47 42 363 BUMN/ BUMD 0 4 0 0 2 5 7 3 1 0 0 5 11 13 5 17 73 Komisi 0 9 4 2 2 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 20 Pemeri ntah Provin si 1 1 9 2 5 4 0 3 13 4 11 18 13 15 29 4 132 Pemka b/Pem kot 0 0 4 8 18 5 8 7 10 18 19 10 21 53 114 51 346 Jumlah 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 58 57 99 121 199 120 1007 Korupsi berdasar instansi
  • 10. Perkar a 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah Penga daan Barang /Jasa 2 12 8 14 18 16 16 10 8 9 15 14 14 15 17 17 205 Perijin an 0 0 5 1 3 1 0 0 0 3 5 1 1 2 1 0 23 Penyu apan 0 7 2 4 13 12 19 25 34 50 20 38 79 93 168 97 661 Pungu tan 0 0 7 2 3 0 0 0 0 1 6 1 1 0 4 1 26 Penyal ahgun aan Angga ran 0 0 5 3 10 8 5 4 3 0 4 2 1 1 0 2 48 TPPU 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7 5 1 3 8 6 3 34 Merin gtangi Proses KPK 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 3 0 0 2 3 0 10 Tindak pidana berdasar jenis perkara
  • 11.
  • 13. PENYEBAB KEPALA DAERAH KORUPSI HASIL RISET LITBANG KOMPAS DIPUBLIKASIKAN PADA HARIAN KOMPAS TERBITAN HARI SENIN TANGGAL 9 DESEMBER 2019 MENTAL/K ARAKTER YANG KORUP/SE RAKAH SISTEM PENCEGAHAN PENGAWASA N KEUAANGAN KURANG EFEKTIF SISTEM POLITIK BIAYA TINGGI PERSOALA N EKONOMI (PENGHASI LAN KURANG) PENYEBAB KORUPSI
  • 14. KORUPSI ADALAH KEJAHATAN LUAR BIASA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan tindak pidana terorisme, narkotika dan prekursor narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan negara dan kejahatan hak asasi manusia yang berat, serta kejahatan transnasional terorganisasi lainnya merupakan kejahatan luar biasa karena mengakibatkan kerugian yang besar bagi negara atau masyarakat atau korban yang banyak atau menimbulkan kepanikan, kecemasan, atau ketakutan yang luar biasa kepada masyarakat.
  • 15. KEJAHATAN LUAR BIASA 1. Berpotensi dilakukan oleh setiap orang. 2. Random target/victim. 3. Kerugiannya besar dan meluas. 4. Terorganisasi atau oleh organisasi. + bersifat lintas negara (Korupsi, TPPU, Terorisme, Pelanggaran berat HAM, dan Narkotika)
  • 16. SEJARAH PERATURAN PERUNDANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI 1. Delik korupsi dalam KUHP 2. Peraturan Pemberantasan Korupsi Penguasa Perang Pusat Nomor Prt/ Peperpu/013/1950 3. Undang-Undang No.24 (PRP) tahun 1960 tentang Tindak Pidana Korupsi 4. Undang-Undang No.3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 5. TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme 6. Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme 7. Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 8. Undang-undang No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 9. Undang-undang No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi diperbaharui dengan UU No. 19 tahun 2019
  • 17. LANJUTAN 10. Undang-undang No. 7 tahun 2006 tentang Pengesahan United Nation Convention Against Corruption (UNCAC) 2003 11. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Peranserta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 12.Instruksi Presiden No. 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
  • 18. TINDAK PIDANA KORUPSI -Diatur di dalam 12 Pasal di dalam UU No. 31 tahun 1999 jo. UU No. 20 tahun 2001; -Terdiri atas 7 macam perbuatan utama; -Apabila dijabarkan lebih rinci menjadi 30 (tigapuluh) bentuk perbuatan; -Hanya 2 (dua) dari 12 Pasal dalam UU tersebut yang berkaitan dengan kerugian keuangan negara dan/atau kerugian perekonomian negara.
  • 19. 7 PERBUATAN UTAMA KORUPSI 1. Merugikan keuangan negara. 2. Suap. 3. Penggelapan dalam jabatan. 4. Pemerasan (paksaan mengeluarkan uang). 5. Perbuatan curang. 6. Benturan kepentingan dalam pengadaan. 7. Gratifikasi.
  • 20. SUBYEK HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI 1. Setiap Orang yang meliputi: a. orang perseorangan: siapa saja, setiap orang, pribadi kodrati; b. korporasi adalah kumpulan orang atau kekayaan yang terorganisasi, baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum; PERMA NO. 13 tahun 2016 tentang penanganan perkara korupsi oleh korporasi 2. Pegawai Negeri: a. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam UU tentang kepegawaian (sekarang UU ASN); b. pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam KUHP; c. orang yang menerima gaji/upah dari keuangan negara/daerah; d. orang yang menerima gaji/upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara/daerah;
  • 21. 3. Penyelenggara negara. Penyelenggara Negara Menurut UU No. 28 Tahun 1999, Penyelenggara Negara, meliputi: - Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara - Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara - Menteri - Gubernur - Hakim - Pejabat Negara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan - Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
  • 22. PENGERTIAN PEGAWAI NEGERI MENURUT KUHP Pasal 92 ayat (1) Yang disebut pejabat, termasuk juga orang- orang yang dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum, begitu juga orang-orang yang, bukan karena pemilihan, menjadi anggota badan pembentuk undang-undang badan pemerintahan, atau badan perwakilan rakyat, yang dibentuk oleh Pemerintah atau atas nama Pemerintah; begitu juga semua anggota dewan waterschap, dan semua kepala rakyat Indonesia asli dan kepala golongan Timur Asing yang menjalankan kekuasaan yang sah.
  • 23. Beberapa contoh Rumusan Tindak Pidana Korupsi dalam UU No. 31 tahun 1999 Jo UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
  • 24. Pasal 2 ayat (1) -Setiap orang; -secara melawan hukum; -melakukan perbuatan; -memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi; -yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara; Ancaman pidana: -4-20 tahun penjara; dan/atau -Denda Rp. 200 jt-Rp. 1 miliar.
  • 25. Pasal 2 ayat (2) Apabila dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan. Yaitu apabila pelanggaran terhadap ayat (1) dilakukan terhadap: -dana penanggulangan keadaan bencana alam nasional; -dana penanggulangan keadaan darurat/bahaya militer; -dana penanggulangan kerusuhan sosial yang meluas; -dana penanggulangan krisis ekonomi/moneter; atau
  • 26. Pasal 3 -Setiap orang -dengan tujuan -menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi -menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana -yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan -yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara Ancaman pidana: -1-20 tahun penjara; dan/atau
  • 27. Pasal 15 -Setiap orang -Yang melakukan: percobaan, atau pembantuan, atau permufakatan jahat -Untuk melakukan tindak pidana korupsi… Ancaman pidana: -dalam hal percobaan, disamakan dengan delik selesai; -dalam hal pembantuan, disamakan dengan pelaku utamanya; -Dalam hal permufakatan jahat, disamakan dengan seandainya delik itu sungguh dilakukan.
  • 28. Pasal 12 huruf f -Pegawai negeri atau penyelenggara negara -Pada waktu menjalankan tugas -Meminta, menerima, atau memotong -Pembayaran kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara lain atau kepada kas umum -Seolah mereka itu mempunyai utang kepadanya -Padahal diketahui bukan utang
  • 29. Pasal 12B ayat (1): -Setiap gratifikasi -Kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara -Dianggap pemberian suap -Apabila berhubungan dengan jabatan -Dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
  • 30. GRATIFIKASI Dasar Pemikiran: “Tidak sepantasnya pegawai negeri/pejabat publik menerima pemberian atas pelayanan yang mereka berikan” “Seseorang tidak berhak meminta dan mendapat sesuatu melebihi haknya sekedar ia melaksanakan tugas sesuai tanggungjawab dan kewajibannya”
  • 31. 31 UPAYA PENANGGULANGAN KEJAHATAN KORUPSI 9 • Kebijakan penerapan Hukum Pidana (Criminal Law Application); • Sifat repressive (penumpasan/ penindasan/pemberantasan) apabila kejahatan sudah terjadi; • Perlu dipahami bahwa: upaya/tindakan represif juga dapat dilihat sebagai upaya/tindakan preventif dalam arti luas (Nawawi Arief : 2008) • Kebijakan pencegahan tanpa hukum pidana (prevention without punishment); • Kebijakan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat mass media (influencing views of society on crime and punishment/mass media atau media lain seperti penyuluhan, pendidikan dll); • Sifat preventive (pencegahan) JALUR PENAL JALUR NON-PENAL
  • 32. UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI Pentingnya pendidikan anti korupsi bagi para generasi muda Melalui pendidikan sekolah (PAUD-PERGURUAN TINGGI) Kampanye anti korupsi melalui organisasi kemasyarakatan (LSM) Pemanfaatan teknologi dalam gerakan kampanye anti korupsi Masuk kurikulum (mata kuliah sisipan atau mandiri Kegiatan ekstra kurikuler (berbagai lomba dsb)
  • 33. KEBIJAKAN SEKOLAH DALAM MENANMKAN SIKAP ANTI KORUPSI DI SEKOLAH (HASIL PENELITIAN TERHADAP SMA/SMK/MA DI PEKALONGAN) Kebijakan sekolah dalam menanmkan sikap anti korupsi pada siswa Pendirian kantin kejujuran Menanamkan sikap jujur dalam kegiatan sekolah misalnya saat ujian siswa dilarang mencontek Membuat peraturan sekolah Keteladanan dari guru sekolah Menyisipkan sikap anti korupsi pada siswa disela-selan pelajaran
  • 34. LANJUTAN Kebijakan sekolah dalam menanmkan sikap anti korupsi pada siswa integrasi dalam mata pelajaran pendidikan agama, sosiologi, bahasa Indonesia, PKN. Pembuatan poster anti korupsi Pengamalan nilai-nilai islam dalam kegiatan sekolah, misalnya membaca Al Qur`an sebelum pelajaran di mulai Pendikan karakter Pengadaan kegiatan ekstra kurikuler yang mengarah ke pembinaan rokhani / akhlaq, misal ketakmiran/kegiatan keagamaan. Sosialisasi mengenai pendidikan anti korupsi dari kejaksaan / kepolisian / perguruan tinggi
  • 35. NILAI DASAR ANTI KORUPSI adil Berani sederhana Jujur Peduli Mandiri Disiplin Tanggung jawab Kerjakera s Nilai dasar anti Korupsi (jupe mandi tangker sebedil)