Dokumen tersebut membahas beberapa alat ukur yang digunakan dalam dunia otomotif seperti emission analyzer untuk mengukur gas buang, oscilloscope untuk menganalisis frekuensi, dynotest untuk mengukur tenaga kendaraan, STAN untuk menguji kenyamanan kursi, teknologi laser untuk pengukuran, dan manifold pressure gauge untuk sistem pendingin.
Laporan ini membahas pembuatan atap jemuran otomatis menggunakan Arduino, sensor cahaya dan hujan, serta motor servo. Sistem kontrolnya menggunakan Labview dan Linx untuk menggerakkan motor servo membuka dan menutup atap berdasarkan kondisi cahaya dan hujan. Proyek ini bertujuan untuk mempelajari kontrol otomatis dan bermanfaat untuk keperluan rumah tangga.
Dokumen tersebut membahas beberapa alat ukur yang digunakan dalam dunia otomotif seperti emission analyzer untuk mengukur gas buang, oscilloscope untuk menganalisis frekuensi, dynotest untuk mengukur tenaga kendaraan, STAN untuk menguji kenyamanan kursi, teknologi laser untuk pengukuran, dan manifold pressure gauge untuk sistem pendingin.
Laporan ini membahas pembuatan atap jemuran otomatis menggunakan Arduino, sensor cahaya dan hujan, serta motor servo. Sistem kontrolnya menggunakan Labview dan Linx untuk menggerakkan motor servo membuka dan menutup atap berdasarkan kondisi cahaya dan hujan. Proyek ini bertujuan untuk mempelajari kontrol otomatis dan bermanfaat untuk keperluan rumah tangga.
Sistem kendali debit air adalah salah satu sistem kendali yang digunakan di berbagai industri. Pada industri, sistem kendali debit air biasa digunakan untuk pengolahan limbah, pertumbuhan ikan pada air deras, pengendali kran air, pembangkit listrik, dan sebagainya.
Makalah Counter Sinkron dan Counter Asinkronrisky arya
Penelitian ini berisikan tentang prinsip dasar dari pencacah/counter, dan juga mengenali bagian dari counter, yaitu Counter Sinkron dan juga Counter Asinkron. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami kegunaan dari metode pencacahan ini. Metode penelitian yang dipakai adalah pengumpulan data dari buku, e-book, ataupun jurnal. Fokus dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan pencacah atau counter itu. Banyak mahasiswa yang belum mengerti tentang pencacahan tersebut, maka dari itu untuk memecah permasalan tersebut, penulis membuat makalah ini.
Kata kunci: pencacah, counter, sinkron, asinkron
STMIK Primakara:
http://primakara.ac.id/
Skripsi ini membahas perancangan sistem pompa pada stasiun pengisian bahan bakar umum. Terdiri dari tiga bagian utama yaitu landasan teori tentang sistem pompa, perhitungan perencanaan sistem pompa, dan analisis hasil perhitungan. Tujuannya adalah untuk menganalisis masalah yang terjadi pada sistem pompa SPBU seperti kapasitas aliran dan kehilangan bahan bakar di pipa.
Dokumen tersebut membahas tentang rancangan sistem monitoring tingkat air dan pencegah banjir berbasis mikrokontroler ATmega8535 dengan sensor ketinggian air. Sistem ini dirancang untuk mencegah terjadinya luapan air atau banjir dengan mendeteksi kenaikan tingkat air menggunakan sensor dan memompa air keluar ketika terdeteksi tinggi."
SNI 6989.58.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Tanahnyampling.com
Standar ini menetapkan metode pengambilan contoh air tanah untuk pengujian sifat fisika dan kimia. Metode ini meliputi peralatan, bahan, wadah contoh, cara penentuan titik pengambilan, pengambilan contoh, pengujian parameter lapangan, dan jaminan serta pengendalian mutu.
Makalah ini membahas tentang ekonomi teknik yang mencakup ruang lingkup, hubungan dengan teknik elektro, dan proses pengambilan keputusan. Ekonomi teknik digunakan untuk menentukan faktor ekonomi dalam memilih alternatif solusi teknik dengan mempertimbangkan biaya dan manfaatnya. Hubungan ekonomi teknik dengan teknik elektro terkait penentuan komponen yang efisien dari sisi biaya. Proses peng
Dokumen ini berisi proposal pengembangan alat Water Heater Control dengan sistem kendali PID yang menggunakan Arduino, sensor suhu DS18B20, dan TRIAC untuk mengontrol suhu air dalam tangki. Dokumen ini menjelaskan konsep, spesifikasi sistem, komponen-komponen yang digunakan, dan cara kerja alat secara umum.
[Ringkasan]
Dokumen ini menjelaskan metode pengambilan contoh air tanah untuk keperluan pengujian sifat fisika dan kimia air tanah. Dokumen ini menjelaskan peralatan, bahan, dan prosedur yang digunakan dalam pengambilan contoh air tanah dari sumur bor dan sumur gali, termasuk persiapan wadah contoh, penentuan titik pengambilan contoh, cara pengambilan contoh, pengujian parameter lapangan, serta jaminan
Laporan ini membahas sertifikasi dan pengujian tabung pitot sesuai dengan regulasi FAR 25 dan standar SAE. Diuraikan deskripsi dan produsen tabung pitot, serta jenis pengujian yang dilakukan seperti uji kecepatan, tekanan, dan suhu untuk memenuhi persyaratan kelayakan udara.
Rotameter adalah alat ukur aliran cairan atau gas yang terdiri dari tabung dan pelampung yang bergerak sesuai dengan kecepatan aliran. Ia memiliki kelebihan murah dan sederhana namun juga kekurangan seperti mudah rusak dan hanya untuk aliran vertikal. Turbine flow meter bekerja dengan mengukur kecepatan rotor yang diputar aliran dan memiliki akurasi tinggi meski membutuhkan pipa lurus di hulu.
Studi Sertifikasi Instrumen Pengukur Ketinggian (Altimeter)abian nurrohmad
this document write in Bahasa Indonesia. This document explain about aircraft altimeter certification. what is the regulation, what is the test that must be done, and where is the place to conduct the test. this document also explain the manufacturer of aircraft altimeter and feasibility study to make this product in Indonesia.
Buku ini membahas tentang dasar-dasar instrumentasi dan kontrol proses yang digunakan dalam industri proses. Buku ini terdiri dari 6 bab yang membahas sejarah perkembangan instrumentasi, prinsip pengukuran besaran proses, komponen instrumentasi, sistem kontrol proses, dan konfigurasi DCS yang digunakan di kilang minyak."
Sistem kendali debit air adalah salah satu sistem kendali yang digunakan di berbagai industri. Pada industri, sistem kendali debit air biasa digunakan untuk pengolahan limbah, pertumbuhan ikan pada air deras, pengendali kran air, pembangkit listrik, dan sebagainya.
Makalah Counter Sinkron dan Counter Asinkronrisky arya
Penelitian ini berisikan tentang prinsip dasar dari pencacah/counter, dan juga mengenali bagian dari counter, yaitu Counter Sinkron dan juga Counter Asinkron. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami kegunaan dari metode pencacahan ini. Metode penelitian yang dipakai adalah pengumpulan data dari buku, e-book, ataupun jurnal. Fokus dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan pencacah atau counter itu. Banyak mahasiswa yang belum mengerti tentang pencacahan tersebut, maka dari itu untuk memecah permasalan tersebut, penulis membuat makalah ini.
Kata kunci: pencacah, counter, sinkron, asinkron
STMIK Primakara:
http://primakara.ac.id/
Skripsi ini membahas perancangan sistem pompa pada stasiun pengisian bahan bakar umum. Terdiri dari tiga bagian utama yaitu landasan teori tentang sistem pompa, perhitungan perencanaan sistem pompa, dan analisis hasil perhitungan. Tujuannya adalah untuk menganalisis masalah yang terjadi pada sistem pompa SPBU seperti kapasitas aliran dan kehilangan bahan bakar di pipa.
Dokumen tersebut membahas tentang rancangan sistem monitoring tingkat air dan pencegah banjir berbasis mikrokontroler ATmega8535 dengan sensor ketinggian air. Sistem ini dirancang untuk mencegah terjadinya luapan air atau banjir dengan mendeteksi kenaikan tingkat air menggunakan sensor dan memompa air keluar ketika terdeteksi tinggi."
SNI 6989.58.2008 Metode Pengambilan Contoh Air Tanahnyampling.com
Standar ini menetapkan metode pengambilan contoh air tanah untuk pengujian sifat fisika dan kimia. Metode ini meliputi peralatan, bahan, wadah contoh, cara penentuan titik pengambilan, pengambilan contoh, pengujian parameter lapangan, dan jaminan serta pengendalian mutu.
Makalah ini membahas tentang ekonomi teknik yang mencakup ruang lingkup, hubungan dengan teknik elektro, dan proses pengambilan keputusan. Ekonomi teknik digunakan untuk menentukan faktor ekonomi dalam memilih alternatif solusi teknik dengan mempertimbangkan biaya dan manfaatnya. Hubungan ekonomi teknik dengan teknik elektro terkait penentuan komponen yang efisien dari sisi biaya. Proses peng
Dokumen ini berisi proposal pengembangan alat Water Heater Control dengan sistem kendali PID yang menggunakan Arduino, sensor suhu DS18B20, dan TRIAC untuk mengontrol suhu air dalam tangki. Dokumen ini menjelaskan konsep, spesifikasi sistem, komponen-komponen yang digunakan, dan cara kerja alat secara umum.
[Ringkasan]
Dokumen ini menjelaskan metode pengambilan contoh air tanah untuk keperluan pengujian sifat fisika dan kimia air tanah. Dokumen ini menjelaskan peralatan, bahan, dan prosedur yang digunakan dalam pengambilan contoh air tanah dari sumur bor dan sumur gali, termasuk persiapan wadah contoh, penentuan titik pengambilan contoh, cara pengambilan contoh, pengujian parameter lapangan, serta jaminan
Laporan ini membahas sertifikasi dan pengujian tabung pitot sesuai dengan regulasi FAR 25 dan standar SAE. Diuraikan deskripsi dan produsen tabung pitot, serta jenis pengujian yang dilakukan seperti uji kecepatan, tekanan, dan suhu untuk memenuhi persyaratan kelayakan udara.
Rotameter adalah alat ukur aliran cairan atau gas yang terdiri dari tabung dan pelampung yang bergerak sesuai dengan kecepatan aliran. Ia memiliki kelebihan murah dan sederhana namun juga kekurangan seperti mudah rusak dan hanya untuk aliran vertikal. Turbine flow meter bekerja dengan mengukur kecepatan rotor yang diputar aliran dan memiliki akurasi tinggi meski membutuhkan pipa lurus di hulu.
Studi Sertifikasi Instrumen Pengukur Ketinggian (Altimeter)abian nurrohmad
this document write in Bahasa Indonesia. This document explain about aircraft altimeter certification. what is the regulation, what is the test that must be done, and where is the place to conduct the test. this document also explain the manufacturer of aircraft altimeter and feasibility study to make this product in Indonesia.
Buku ini membahas tentang dasar-dasar instrumentasi dan kontrol proses yang digunakan dalam industri proses. Buku ini terdiri dari 6 bab yang membahas sejarah perkembangan instrumentasi, prinsip pengukuran besaran proses, komponen instrumentasi, sistem kontrol proses, dan konfigurasi DCS yang digunakan di kilang minyak."
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KARAKTERISTIK DINAMIK TERMOMETER
Ullage temperature interface_uti
1. ULLAGE TEMPERATURE INTERFACE(UTI)
METER,
KETENTUANNYA DALAM METROLOGI
LEGAL
Makalah ini disusun sebagai bagian dari Pengembangan Profesi Jabatan
Fungsional Penera
Disusun oleh :
Eko Heri Prasetiyo
NIP. 19780418 200801 1 018
DIREKTORAT METROLOGI
DITJEN PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN TERTIB NIAGA
KEMENTERIAN PERDAGANGAN
2016
2. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayangatas segala rahmat-NYA sehingga makalah dengan judul “Ullage
Temperature Interface (UTI) Meter, Ketentuannya dalam Metrologi Legal”ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan pemikirannya.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca,serta untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, maka
penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Bandung, November 2016
Penulis
3. iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I. Pendahuluan ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................... 2
1.5 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 2
1.5.1 UTI Meter ..................................................................................... 2
1.5.2 SK DJPDN No. 32/PDN/KEP/3/2010 tentang Syarat Teknis Alat Ukur
Panjang ................................................................................................... 6
1.5.3 SK DJSPK No. 132/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Alat
Ukur Permukaan Cairan Otomatis (Automatic Level Gauge) ................ 7
BAB II. Pembahasan ....................................................................................... 8
2.1 Permendag No. 08/M-DAG/PER/3/2010 tentang UTTP yang Wajib Ditera
dan Ditera Ulang .................................................................................. 8
2.2 Rekomedasi OIML R 35 – 1 : 2007 “Material measures of length for
general use”.......................................................................................... 8
2.3 Rekomendasi OIML R 85-1 & 2 : 1998 “Automatic level gauge for
measuring the level of liquid in fixed storage tanks”........................... 9
2.4 Rekomendasi OIML R 85-1 & 2 : 2008 “Automatic level gauge for
measuring the level of liquid in stationary storage tanks”................... 9
2.5 Rekomendasi OIML R 117 : 2007 “Dynamic measuring systems for
liquids other than water”...................................................................... 10
2.6 Analisa ................................................................................................. 10
4. iv
BAB III. Penutup ............................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ................................................................................................. 13
Lampiran ......................................................................................................... 14
5. 1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran level/ketinggian cairan di dalam tangki penyimpanan,
khususnya pada tangki terapung (tangki kapal), saat ini sudah banyak yang beralih
dari pengukuran kedalaman(dipping) dengan menggunakan depth tape ke
pengukuran ruang kosong (ullage) dengan menggunakan UTI meter, maupun
pengukuran secara otomatis dengan mengguakan automatic level gauge (ALG).
Penggunaan UTI meter umumnya atas dasar pertimbangan harga yang lebih
murah apabila dibandingkan dengan ALG, tetapi menghasilkan pengukuran yang
lebih akurat dibandingkan dengan dept tape.
Pengukuran level cairan menggunakan depth tape pada umumnya sangat
tergantung pada kemampuan dari operator, dimana feeling dan pengalaman
mempunyai peran yang penting. Pada pengukuran menggunakan UTI meter,
peran feeling dan pengalaman ini dapat diminimalkan dengan adanya sensor
elektronik pada ujung pemberat UTI meter yang berfungsi untuk mendeteksi
keberadaan cairan dan juga mengukur temperaturnya. Adanya sensor inilah yang
membuat pengukuran level dengan UTI meter dianggap lebih akurat
dibandingkan dept tape.
1.2 Rumusan Masalah
Secara garis besar UTI meter dapat dikatakan sebagai bentuk sederhana
atau bentuk manual dari ALG, dimana keduanya pada dasarnya mengukur ullage
dan dilengkapi dengan sensor pendeteksi keberadaan cairan. Perbedaan keduanya
terletak pada sistem kerjanya, yaitu ALG bekerja secara otomatis, sedangkan UTI
meter secara manual (dijalankan oleh operator). Dengan sistem kerja yang masih
manual ini, UTI meter dapat juga dianggap sebagai depth tape yang dilengkapi
dengan sensor elektronik, walaupun prinsip kerjanya berlawanan.
Dengan adanya kedua analogi di atas, maka pengaturan secara
kemetrologian untuk UTI meter perlu untuk dipertegas, baik penggolongannya
maupun toleransi error-nya atau yang lebih dikenal sebagai Batas Kesalahan yang
Diizinkan (BKD).
6. 2
1.3 Tujuan Penulisan
Pada makalah ini akan dibahas mengenai penggolongan serta Batas
Kesalahan yang Diizinkan (BKD) untuk UTI meter, dengan tujuan agar dapat
diaplikasikan pada rancangan Syarat Teknis Alat Ukur Panjang yang saat ini
sedang direvisi.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan materi makalah ini, maka
penulis sampaikan dalam sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I . Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
1.5 Tinjauan Pustaka
BAB II. Pembahasan
BAB III. Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1.5 Tinjauan Pustaka
1.5.1 UTI Meter
A. Kegunaan UTI Meter
UTI meter memiliki fungsi yang lebih luas apabila dibandingkan dengan
depth tape. Selain dapat digunakan untuk mengukur level/ketinggian permukaan
cairan pada suatu tangki penyimpanan, UTI meter juga dapat berfungsi sebagai
alat ukur temperatur serta sebagai pendeteksi interface antara dua cairan yang
berbeda (umumnya antara minyak dan air) dalam suatu tangki ukur.
Penggunaan UTI meter umumnya lebih banyak untuk tangki kapal,
dimana gauge hatch pada tangki kapal didesain untuk pengukuran secara tertutup
7. 3
yang dapat mencegah keluarnya gas/vapour dari dalam tangki ukur. UTI meter ini
memiliki suatu tabung penyimpan (storage tube) untukprobe-nya yang telah
didesain sesuai dengan diameter gauge hatch pada tangki kapal dan terdapat quick
connector, sehingga dapat terpasang dengan tepat dan kuat pada gauge hatch
tersebut. Selain penggunaan pada tangki kapal, UTI meter juga dapat digunakan
pada tangki tetap dimana tidak diperlukan pengukuran secara tertutup. Untuk
keperluan ini digunakan UTI meter yang tabung penyimpan probe-nya tidak
dilengkapi dengan quick connector.
B. Konstruksi UTI Meter
Suatu UTI meter secara garis besar terdiri dari housing/casing, tabung
penyimpan probe, pita ukur dan probe yang dilengkapi dengan sensor elektronik.
Gambar 1 menunjukkan contoh UTI meter yang dilengkapi dengan quick
connector dan tanpa quick connector.
UTI Meter dengan quick connector UTI Meter tanpa quick connector
Gambar 1. Contoh UTI Meter
8. 4
Bagian housing biasanya terbuat dari bahan aluminium yang dilapisi
polyamid, dilengkapi dengan tromol dan engkol yang berfungsi untuk
menggulung pita ukur. Pada bagian ini juga terdapat display untuk temperatur,
jendela untuk pembacaan level, buzzer, pembersih pita, serta tombol-tombol untuk
setting dan pengoperasian UTI meter. Gambar 2 menunjukkan contoh gambar
teknik suatu UTI meter beserta dengan bagian-bagiannya.
Gambar 2. Contoh gambar teknik UTI Meter
Tabung penyimpanan ada dua jenis, yang dilengkapi dengan quick
connector dan tanpa quick connector. Pada tabung penyimpanan dengan quick
connector, di bagian bawahnya dilengkapi dengan gasket yang berfungsi untuk
mencegah kebocoran vapour saat dihubungkan ke gauge hatch.
Pita ukur terbuat dari baja yang dilapisi dengan bahan ETFE (TEFZEL).
Pada pita ukur ini terdapat skala ukuran untuk mengukur level cairan, dan pada
kedua sisinya terdapat dua buah kawat/kabel yang berfungsi untuk
mentransmisikan sinyal serta daya antara display dan probe, sedangkan pita baja-
nya berfungsi sebagai grounding. Pada ujung bawah pita ukur dipasang
probe/pemberat yang dilengkapi dengan sensor elektronik yang berfungsi untuk
9. 5
mendeteksi keberadaan cairan, interface antar cairan, serta pengukuran
temperatur. Untuk pendeteksi keberadaan cairan digunakan sensor ultrasonik,
untuk pendeteksi interface cairan menggunakan elektroda konduktif, dan untuk
pengukuran temperatur menggunakan elemen RTD.
C. Prinsip Kerja UTI Meter
Pendeteksi cairan (ullage detection)
Sebagai pendeteksi keberadaan cairan digunakan sensor ultrasonik.
Pendeteksi ullage ini terdiri dari dua plat piezoceramic dan rangkaian elektronik.
Saat ujung sensor tercelup ke dalam cairan non-konduktif (minyak), maka sinyal
ultrasonik akan dideteksi oleh bagian receiver, di-encoding dan dikirimkan ke
perangkat pada housing untuk kemudian mengaktifkan buzzer dengan bunyi
“beep” yang kontinyu. Gambar 3 menunjukkan ilustrasi dari ullage detection ini.
Gambar 3. Ilustrasi ullage detection
Pendeteksi interface cairan
Prinsip dari pendeteksian interface cairan ini adalah pengukuran
konduktivitas antara suatu elektroda aktif dan suatu elektroda yang di-grounding.
Jika cairan bersifat konduktif (misal air), maka sensor ullage akan mendeteksi
keberadaan cairan ini, demikian juga dengan elektroda aktif. Dengan adanya dua
pendeteksian ini, kemudian akan dioleh oleh suatu rangkaian elektronik dan di-
encodingdan dikirimkan ke perangkat pada housing untuk kemudian
mengaktifkan buzzer dengan bunyi “beep” yang putus-putus. Gambar 4
menunjukkan ilustrasi pendeteksian interface cairan ini.
10. 6
Gambar 4. Ilustrasi pendeteksian interface cairan
Pengukuran Temperatur
Sensor temperatur menggunakan elemen RTD, terletak pada elektroda
temperatur. Sinyal yang dihasilkan oleh elemen RTD (hasil pengukuran
temperatur) di-digitalisasi, dikoreksi/dikompensasi oleh mikro kontroler pada
probe dan ditransmisikan ke unit display. Gambar 5 menunjukkan letak dari
sensor temperatur pada probe.
Gambar 5. Sensor temperatur
1.5.2 SK DJPDN No. 32/PDN/KEP/3/2010 tentang Syarat Teknis Alat
Ukur Panjang
Pada syarat teknis alat ukur panjang tahun 2010 ini tidak terdapat UTI
meter pada rincian alat ukur panjang yang diatur. Untuk alat ukur panjang sebagai
pengukur level cairan pada ST ini hanya mengatur depth tape dan level gauge
(lebih condong ke ALG),belum ada pengaturan UTI meter secara spesifik.
Pengaturan tersebut berdasarkan rekomendasi OIML R35:2007.
11. 7
1.5.3 SK DJSPK No. 132/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Alat
Ukur Permukaan Cairan Otomatis (Automatic Level Gauge)
Syarat Teknis ALG ini merupakan pecahan dari ST Alat Ukur Panjang,
dimana khusus untuk ALG diatur secara terpisah sebagaimana pengaturan dalam
OIML melalui rekomendasi yang terbaru R 83:2008, sebagai pengganti R
85:1998. Pada ST ini pengaturan dikhususkan untuk alat ukur permukaan cairan
yang beroperasi secara otomatis, baik mekanik maupun elektronik. Pengaturan
untuk UTI meter, yang beroperasi secara manual, tidak terdapat pada ST ini.
12. 8
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Permendag No. 08/M-DAG/PER/3/2010 tentang UTTP yang Wajib
Ditera dan Ditera Ulang
Ketentuan menganai alat ukur yang wajib untuk ditera / tera ulang
terdapat dalam lampiran I Permendag ini. Angka 1 pada lampiran tersebut
menampilkan rincian alat ukur panjang yang wajib untuk ditera / tera ulang,
dimana diantaranya terdapat depth tape dan alat ukur permukaan cairan yang
terdiri dari float level gauge, capacitance level gauge, radar tank gauging dan
ultrasonic tank gauging.
Pada penerapannya sejauh ini, UTI meter digolongkan ke dalam Alat
Ukur Permukaan Cairan dengan jangka waktu tera ulang 2 tahun, walaupun
prosedur pengujiannya sama dengan pengujian depth tape yang mempunyai
jangka waktu tera ulang 1 tahun.
2.2 Rekomedasi OIML R 35 – 1 : 2007 “Material measures of length for
general use”
Pada rekomendasi OIML ini terdapat pengaturan untuk ban/pita ukur
yang dilengkapi dengan pemberat, yaitu “pita ukur baja fleksibel dengan peban
penarik/ pemberat, dan pita ukur baja fleksibel dengan peban penarik/ pemberat
yang dilengkapi dengan sensor elektronik”. Depth tape dapat digolongkan sebagai
jenis yang pertama, sedangkan UTI meter dapat digolongkan sebagai jenis yang
kedua.
Untuk depth tape tidak perlu kita bahas lagi karena sudah jelas
pengaturannya dalam ST Alat Ukur Panjang tahun 2010. Untuk UTI meter (belum
diatur pada ST alat ukur panjang tahun 2010), terdapat ketentuan yang sedikit
membingungkan pada R 35 ini. Disebutkan bahwa kelas akurasi UTI meter harus
sesuai dengan ketentuan untuk kelas I dan II poin 4.2 dan 4.3 pada R 35, dimana
hal ini adalah sama dengan ketentuan untuk depth tape. Selain itu disebutkan juga
bahwa alat ukur ini harus memenuhi ketentuan kelas akurasi dan BKD
sebagaimana poin 3.4 pada R 85. Dengan adanya dua ketentuan tersebut, maka
13. 9
penggolongan dan penetuan BKD untuk UTI meter dirasa sedikit
membingungkan dan diperlukan analisa yang lebih dalam.
2.3 Rekomendasi OIML R 85-1 & 2 : 1998 “Automatic level gauge for
measuring the level of liquid in fixed storage tanks”
Pada rekomendasi OIML ini disebutkan bahwa kelas akurasi ALG adalah
kelas 2 dan 3 (R 85 : 1998 poin 3.4), dengan ketentuan untuk BKD-nya seperti
pada tabel 1.
Tabel 1. BKD untuk ALG (R 85 : 1998)
Kelas Akurasi
2 3
A 0,02 % 0,03 %
B 0,04 % 0,04 %
C 2 mm 3 mm
D 3 mm 4 mm
Baris A dan B adalah nilai relatif berdasarkan penunjukan ALG, sedangkan baris
C dan D adalah nilai absolutnya. Baris A dan C berlaku untuk kesalahan intrinsik
ALG yang diuji pada saat pengujian tipe dan tera, sebelum dipasang pada tangki
ukur. Sedangkan baris B dan D berlaku untuk tera dan tera ulang, setelah dipasang
pada tangki ukur.
Rekomendasi OIML ini sudah tidak berlaku lagi dengan diterbitkannya
ketentuan baru untuk ALG, yaitu R 85 tahun 2008.
2.4 Rekomendasi OIML R 85-1 & 2 : 2008 “Automatic level gauge for
measuring the level of liquid in stationary storage tanks”
Pada rekomendasi OIML yang baru ini tidak lagi diberikan
penggolongan kelas akurasi untuk ALG. Ketentuan untuk BKD-nya hanya
dipisahkan antara sebelum pemasangan dan setelah pemasangan pada tangki ukur
(R 85 : 2008 poin 6.2.2), seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. BKD untuk ALG (R 85 : 2008)
Deskripsi BKD
Sebelum pemasangan 3 mm
Setelah pemasangan 4 mm
Jika dilihat kembali ketentuan untuk pita ukur baja fleksibel dengan peban
penarik/pemberat yang dilengkapi dengan sensor elektronik pada R 35, maka
14. 10
ketentuan pada R 85 ini tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa R 85 yang dirujuk adalah edisi tahun 1998.
2.5 Rekomendasi OIML R 117 : 2007 “Dynamic measuring systems for
liquids other than water”
Akurasi sensor temperatur, pada R 35 tidak terdapat pengaturan secara
detail mengenai BKD-nya. Pada rekomendasi OIML R 117 ini (poin 2.7.2.2.3)
terdapat ketentuan untuk sensor yang digunakan dan diverifikasi secara terpisah
dari alat ukur utamanya, seperti yang ditunjukkan pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. BKD untuk alat ukur tambahan
Kelas akurasi sistem ukur
0,3 0,5 1,0 1,5
Temperatur + 0,30 o
C + 0,50 o
C
Untuk penerapannya pada ketentuan/persyaratan UTI meter, maka sensor
temperatur yang terdapat pada probe-nya dapat kita anggap sebagai sensor
pengukuran yang digunakan dan diverifikasi secara terpisah dari alat ukur
utamanya, dalam hal ini pita ukur. Karena kelas akurasi UTI meter adalah kelas I
dan II, maka BKD untuk sensor temperaturnya dipakai yang untuk sistem ukur
kelas 0,5 ke atas, yaitu sebesar + 0,50 o
C.
2.6 Analisa
Sistem kerja UTI meter sebenarnya masih manual meskipun sudah
dilengkapi dengan sensor elektronik. Sensor elektronik tersebut hanya berfungsi
sebagai pendeteksi keberadaan cairan serta pengukur temperatur cairan. Untuk
menaik-turunkan probe saat melakukan pengukuran ullage maupun saat
pengukuran interface masih dilakukan secara manual oleh operator dengan cara
memutar tromol dan engkol yang terdapat pada bagian housing UTI meter.
Apabila ditinjau dari sistem kerjanya, maka UTI meter ini dapat digolongkan
sebagai alat ukur panjang sebagaimana depth tape. Jangka waktu tera ulangnya
sebaiknya disamakan dengan depth tape, karena bagian pita ukur pada UTI meter
ini juga sering terkena kontak dengan cairan yang diukur, ini terjadi saat
15. 11
pengukuran interface. Hal ini dianggap dapat berpengaruh pada bahan maupun
konstruksi pita ukur, sehingga dapat mempengaruhi tingkat akurasinya.
Ditinjau dari ketentuan-ketentuan yang mengatur, khususnya dari
rekomendasi OIML, maka UTI meter ini lebih condong sebagai alat ukur panjang
sebagaimana pada R 35. Pada rekomendasi OIML tentang ALG, baik R 85 edisi
1998 maupun edisi 2008, keduanya hanya mengatur level gauge yang
pengoperasiannya full-automatic. Selain itu, ketentuan pada R 35 yang
menyebutkan bahwa alat ukur ini harus memenuhi ketentuan kelas akurasi dan
BKD sebagaimana poin 3.4 pada R 85, jika kita perhatikan maka R 85 yang
dimaksud adalah edisi 1998, karena pengkelasan ALG hanya terdapat pada edisi
ini.Terdapat perbedaan mengenai pengkelasan alat ukur pada kedua rekomendasi
OIML ini, dimana pada R 35 UTI meter termasuk dalam kelas I dan II, sedangkan
pada R 85:1998 ALG termasuk dalam kelas II dan III. Dengan adanya perbedaan
pengkelasan ini, maka sebenarnya ketentuan pada R 85:1998 ini tidak dapat
digunakan sebagai persyaratan untuk UTI meter, karena dapat dipastikan bahwa
ketentuan BKD-nya juga berbeda.
Disamping perbedaan-perbedaan ini, pada dasarnya R 85:1998 sudah
tidak berlaku lagi karena sudah diterbitkan rekomendasi penggantinya, yaitu R
85:2008. Pada bagian foreword R 85:2008 disebutkan bahwa rekomendasi edisi
yang baru ini merupakan pengganti dari OIML R 85 edisi 1998, jadi dapat
disimpulkan bahwa R 85:1998 sudah tidak berlaku lagi. Dalam R 85:2008 ini
tidak terdapat pengkelasan untuk ALG, sehingga dapat dianggap kurang relevan
dengan ketentuan untuk UTI meter pada R 35.
16. 12
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada BAB II serta tinjauan pustaka pada BAB I,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. UTI meter dapat digolongkan ke dalam alat ukur panjang sebagaimana
depth tape karena sistem kerjanya yang masih manual, sehingga untuk
BKD-nya juga sama dengan BKD depth tape.
2. BKD untuk sensor temperatur pada UTI meter dapat mengacu ke poin
2.7.2.2.3 pada R 117:2007 yaitu sebesar + 0,50 o
C.
3. Jangka waktu tera ulang UTI meter adalah sama dengan jangka waktu tera
ulang depth tape, yaitu 1 tahun.
3.2 Saran
1. Pengaturan/ketentuan kemetrologian untuk UTI meter ini sebaiknya
dimasukkan ke dalam Syarat Teknis Alat Ukur Panjang.
2. Agar dilakukan revisi terhadap rincian alat-alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya (UTTP) yang wajib ditera dan ditera ulang pada
Permendag 08 tahun 2010, dengan memasukkan UTI meter secara spesifik
sebagai salah satu jenis dari alat ukur panjang.
17. 13
DAFTAR PUSTAKA
1. Rekomendasi R 35 – 1 : 2007 “Material measures of length for general use”.
2. SK DJPDN No. 32/PDN/KEP/3/2010 tentang Syarat Teknis Alat Ukur
Panjang.
3. SK DJSPK No. 132/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Alat Ukur
Permukaan Cairan Otomatis (Automatic Level Gauge).
4. Permendag No. 08/M-DAG/PER/3/2010 tentang UTTP yang Wajib Ditera
dan Ditera Ulang.
5. Rekomendasi OIML R 85-1 & 2 : 1998 “Automatic level gauge for
measuring the level of liquid in fixed storage tanks”.
6. Rekomendasi OIML R 85-1 & 2 : 2008 “Automatic level gauge for
measuring the level of liquid in stationary storage tanks”.
7. Rekomendasi OIML R 117 : 2007 “Dynamic measuring systems for liquids
other than water”.
8. Operation and Service Manual for HERMetic UTImeter Gtex, Honeywell.
9. Portable closed gauging, Honeywell.
10. HERMetic UTImeter Otex, Portable open electronic gauge for inventory
control, custody transfer, free water detection, verification of automatic
gauges, and back-up system, tanksystem sa.
11. Portable Tank Measuring System, Tanktech Co., Ltd.
18. 14
LAMPIRAN
Portable Open Gauging Portable Closed Gauging
Gambar 6. Pengukuran ullage menggunakan 2 jenis UTI meter
Gambar 7. Bagian housing UTI meter
19. 15
Gambar 8. Ilustrasi pita ukur UTI meter
Gambar 9. Sensor elektronik pada probe UTI meter
Gambar 10. Ilustrasi pengukuran menggunakan UTI meter