SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
EKONOMI INTERNASIONAL
Disusun Oleh :
Nama : Putri
Kelas : 6L-MKP
Ruangan : C.1.4
Hari : Selasa
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN KEUANGAN PERBANKAN
2018
58
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah kata “ Perdagangan “ tak pernah terlepas dari diri setiap Negara. Segala macam interaksi
terjadi tak hanya di pasar local bahkan mencapai manca Negara atau lebih dikenal dengan
Internasional.
Dalam perputarannya dari masa ke masa selalu mengalami perkembangan fluktuatif, baik dari
objek maupun subjeknya.
Perdagangan internasional dipermudah oleh pasar keuangan internasional yang menyebabkan
perdagangan valas dan aliran modal berjalan lancar antar negara. Pada era globalisasi seperti
sekarang ini akses masuk ke pasar keuangan dalam konteks perdagangan internasional menjadi
teramat sangat mudah dengan berkembangnya teknologi informasi moderen.
Aktifitas-aktifitas perdagangan internasional perusahaan dari waktu ke waktu semakin penting.
Tren ini terutama disebabkan oleh ditemukannya cara baru oleh bank-bank komersial untuk
membiayai perdagangan internasional. Walaupun bank-bank membiayai perdagangan domestik,
peranan mereka dalam membiayai perdagangan internasional memiliki posisi yang lebih penting
karena adanya komplikasi-komplikasi tambahan yang terlibat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Perdagangan Internasional ?
1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan Keuangan Internasional ?
58
BAB II
PEMBAHASAN
1. RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL
1.1. Pengertian
Pengertian dari Ekonomi Internasional adalah ilmu yang mempelajari alokasi sumber daya yang
langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Problematik ekonomi dipelajari dalam ruang
lingkup internasional artinya, masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi
satu Negara dengan Negara lain.
Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan
serta kerja sama internasional. Oleh karena itu ekonomi internasional lebih luas pengertiannya
apabila dibandingkan dengan perdagangan internasional yang hanya menyangkut pertukaran
barang dan jasa.
Ekonomi internasional menyangkut beberapa Negara dimana :
a. Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal relative lebih sukar.
b. Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan, serta politik yang berbeda.
c. Faktor-faktor produksi yang dimiliki berbeda sehingga dapat menimbulkan perbedaan harga
barang yang dihasilkan.
Ekonomi internasional mencakup baik dari aspek mikro maupun makro. Aspek mikro
menyangkut masalah jual-beli secara internasional yang sering disebut dengan ekspor-impor.
Masing-masing psaar saling berhubungan atau dengan yang lain yang dapat mempengaruhi
pendapatan ataupun kesempatan kerja, masalah ini merupakan topic makro ekonomi.
1.2. Mengapa suatu Negara perlu berdagang dengan Negara lain?
58
Karena perdagangan luar negeri sering timbul karena adanya perbedaan harga barang di berbagai
Negara. Berdagang dengan kemungkinan dapat memperoleh keuntungan Misalkan, membeli
barang yang harganya lebih rendah dan dapat menjual ke luar negeri dengan harga yang mungkin
relative lebih tinggi. Harga sangat ditentukan oleh biaya produksi yang terdiri dari upah, biaya
modal, sewa tanah, dan biaya bahan mentah.
Untuk menghasilkan suatu jenis barang tertentu antara satu Negara dengan Negara lain akan
berbeda ongkos produksinya, dan demikian harga hasil produksinya.
Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan dalam jumlah, jenis, kualitas serta cara-cara
mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut di dalam proses produksi.
Perbedaan harga bukanlah hanya ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan ongkos produksinya
saja melainkan karena perbedaan pendapatan serta selera. Selera dapat memainkan peranan
penting dalam menentukan permnintaan akan suatu barang antara berbagai Negara. Untuk suatu
barang tertentu faktor selera dapat memegang peranan penting misalnya, mobil, rokok, pakaian,
meskipun satu Negara tertentu dapat menghasilkan barang-barang tersebut.
Selain selera, permintaan akan suatu barang ditentukan oleh pendapatan. Jika pendapatan naik,
maka pembelian barang-barang dan jasa ( dari dalam negeri maupun impor ) dapat mengalami
kenaikan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian di atas adalah pada prinsipnya ada dua faktor utama
yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran.
1.3. Manfaat Perdagangan Internasional
1. Efisiensi
Melalui perdagangan internasional, setiap negara tidak perlu memproduksi semua kebutuhannya,
tetapi cukup hanya memproduksi apa yang bisa diproduksinya dengan cara yang paling efisien
dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan demikian, akan tercipta efisiensi dalam
pengalokasian sumber daya ekonomi dunia.
58
2. Perluasan konsumsi dan produksi
Perdagangan internasional juga memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu
negara.
3. Peningkatan produktifitas
Negara-negara yang berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu akan berusaha
meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian mereka akan tetap unggul dari negara lain
dalam memproduksi barang tersebut.
4. Sumber penerimaan negara
Dalam perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber pemasukan kas negara dari pajak-
pajak ekspor dan impor.
1.4. Kebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan perdagangan internasional setiap negara berbeda dengan negara lain. Ada negara yang
memilih menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free trade), ada yang memilih menjalankan
kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada pula yang memilih gabungan keduanya.
a) Perdagangan Bebas
Perdagangan bebas adalah keadaan ketika pertukaran barang/jasa antarnegara berlangsung
dengan sedikit ataupun tanpa rintangan. Menurut aliran fisiokratis dan aliran liberal (klasik),
liberalisasi perdagangan dapat memacu kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi karena
beberapa alasan berikut.
(1) Perdagangan Bebas cenderung memacu persaingan, sehingga menyempurnakan skala
ekonomis dan alokasi sumber daya.
58
(2) Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk, dan perbaikan
kemajuan teknologi sehingga memacu produktivitas faktor produksi.
(3) Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan serta memupuk
tingkat laba, tabungan, dan investasi.
(4) Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing dan tenaga ahli, laba, tabungan,
dan investasi.
(5) Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup pilihan yang lebih
luas atas barang-barang yang tersedia.
b. Perdagangan Proteksionis
Salah satu tujuan kebijakan perdagangan proteksionis adalah untuk meningkatkan daya saing
produk diluar negeri. Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai tukar (terms of trade)
barang manufaktur, yaitu ekspor utama negara-negara maju, sering dinilai lebih tinggi dari nilai
tukar barang primer, yaitu ekspor utama negara-negara berkembang. Itulah yang menjadi alasan
utama timbulnya kebijakan perdagangan proteksionis.
Dalam kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan proteksionis yang digunakan
oleh hampir semua negara. Beberapa diantaranya adalah tarif atau bea masuk, kuota, subsidi, dan
larangan impor.
1) Tarif atau Bea Masuk
Tarif atau bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik
barang impor maupun ekspor.
2) Kuota
Kuota adalah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bisa diimpor dalam periode tertentu,
biasanya satu tahun.
3) Subsidi
58
Subsidi terhadap biaya produksi barang domestik akan menurunkan harga, sehingga produksi
domestik dapat bersaing dengan barang impor dan akan mendorong konsumen membelinya.
4) Larangan Impor
Karena alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, suatu negara tidak
menghendaki impor barang tertentu.
2. KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi
negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-
jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara
biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun
departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2000).
Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas
kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai
kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan
masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak
(Boediono, 2000). Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang timbulnya
perdagangan internasional.
a. Teori Klasik
1. Merkantilis
Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu
negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin
ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya
58
akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak.
Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah
negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk
mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang
mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus
ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah
Negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain.
Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional,
jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak
mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka
akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat
melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan
laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu,
semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas
bisnis.
Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan
dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional.
2. Adam Smith
Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi
hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan
doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor.
Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja yang
digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut
Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa menghasilkan
barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena
memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut. Adapun keunggulan mutlak
menurut Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang
dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibanding kemampuan
negara-negara lain.
58
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan
moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil
seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan
untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai
barang tersebut (Labor Theory of value).
Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori
nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan
bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam
kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas
tenaga kerja tidak bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada
dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen
menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan
pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit
gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Tabel 1.1 Banya knya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan
per UnitProduksi Amerika Inggris
Produksi Gandum Pakaian
Amerika 8 4
Inggris 10 2
Sumber: Salvatore (2006).
Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi
gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit
tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). 1 unit pakaian
58
di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian
ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan
Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian.
Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam
barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari teori
absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki
keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini
meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang
memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada
keuntungan.
b. Teori Modern
1. John Stuart Mill dan David Ricardo
Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan
kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan
mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan
dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang
besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja
yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh: Produksi 10 orang dalam 1
minggu.
Produksi Gandum Pakaian
Amerika 6 bakul 10 yard
Inggris 2 bakul 6 yard
Sumber: Salvatore (2006).
Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan
58
timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada
Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi
comparative Advantagenya. Besarnya comparative advantage untuk Amerika, dalam produksi
gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris atau = 3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard
dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Di sini Amerika memiliki comparative advantage pada
produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari
Amerika atau 1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau =
3/5: 1. Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1.
Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi
gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris.
Dasar nilai pertukaran (term of trade) ditentukan dengan batas-batas nilai tukar masing-masing
barang di dalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan
berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini
tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage. David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh
aliran klasik menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai
kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat
digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang
dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang
dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang
sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno,
hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini
untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan
kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah
produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan
yang diperlukan. David Ricardo mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari
ajaran nilai kerja:
58
ü Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidakterdidik, kualitas
kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak memperhitungkan jam
kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi jumlah jam kerja yang biasa dan
semestinya diperlukan untuk memproduksi barang. Dari situ maka Carey kemudian mengganti
ajaran nilai kerja dengan .teori biaya reproduksi
ü Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi jasa
produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Selanjutnya David
Ricardo menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal yang dipergunakan dalam
produksi boleh dikatakan tetap besarnya dan hanya sedikit sekali perubahan.
Atas dasar nilai kerja, dibedakan di samping .harga alami. (natural price) ada pula .harga
pasaran. (market price). Menurut aliran klasik (Adam Smith) .harga alami. akan terjadi bilamana
masing-masing warga masyarakat memperoleh kebebasan pilihannya untuk membuat sesuatu
produk tertentu yang menurutnya lebih menguntungkan dan menukarkannya bilamana dinilai
baik olehnya. Hal ini sejalan dengan pandangan kaum physiokrat. Istilah .harga alami. (natural
price) yang dikemukakan Smith adalah sama dengan istilah Cantillon .valeur intrinsique. (nilai
intrinsik), Turgot .valeur fondamental. (harga pokok), Say .prix reel. (harga real), Ricardo
primery/natural/necessary price. (harga pokok) dan Cairnes .normal price. (harga normal).
.Harga pasaran. dapat berbeda dengan .harga alami. di mana akan menyesuaikan dengan keadaan
penawaran dan permintaan atas barang yang bersangkutan. Demikian pula atas dasar
pertimbangan tertentu, adanya peraturan pemerintah yang dapat menghalangi penyesuaian harga
alami dengan harga pasaran. Tetapi bagaimanapun, harga alami akan menjadi acuan (pedoman)
atas penetapan harga pasaran.Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh David Ricardo
yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya berlaku antara dua
negara yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua Negara tersebut hanya
beredar uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori
kuantitas uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara
memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan
menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Teori perdagangan telah
mengubah dunia menuju globalisasi dengan lebih cepat. Kalau dahulu negara yang memiliki
58
keunggulan absolut enggan untuk melakukan perdagangan, berkat .law of comparative costs. dari
Ricardo, Inggris mulai kembali membuka perdagangannya dengan negara lain. Pemikiran kaum
klasik telah mendorong diadakannya perjanjian perdagangan bebas antara beberapa negara. Teori
comparative advantage telah berkembang menjadi dynamic comparative advantage yang
menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan. Oleh karena itu penguasaan
teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara. Bagi negara yang menguasai
teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya perdagangan bebas ini, sedangkan negara
yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam akan kalah dalam persaingan internasional.
a. Cost Comparative Advantage (Labor efficiency)
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang
di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis
di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo
adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Produksi
1 kg gula
1 m kain
Indonesia
3 hari kerja
4 hari kerja
China
6 hari kerja
5 hari kerja
Sumber: Salvatore (2006).
58
Indonesia memiliki keunggulan absolut dibanding Cina untuk kedua produk
diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan
kedua negara melalui spesialisasi jika negara-negara tersebut memiliki cost
comparative advantage atau labor efficiency. Berdasarkan perbandingan Cost Comparative
Advantage Efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan
tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula (atau hari kerja) daripada produksi 1 meter kain
(hari bekerja) hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor
gula. Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia
dalam produksi 1 m kain (hari kerja) daripada produksi 1 Kg gula (hari kerja) hal ini mendorong
cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
a. Production Comperative Advantage (Labor productifity)
Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika
melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut
dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang di mana negara
tersebut berproduksi relatif kurang/tidak produktif. Walaupun Indonesia memiliki
keunggulan absolut dibandingkan Cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan
internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di
masing-masing negara yang memiliki labor productivity. Kelemahan teori klasik Comparative
Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua
negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat
terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing
dari Negara tersebut memiliki perbedaan dalam Cost Comparative Advantage atau Production
Comparative Advantage. Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam
perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi:
Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah
tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, di mana nilai barang yang
ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
58
2. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara-
negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang
relatif melimpah secara intensif. Menurut
Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain
disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi
dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara.
b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor
intensity atau capital intensity.
Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva
isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant
yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas
produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan
kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang
maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis
H-O dikatakan berikut:
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan
ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah
untuk memproduksinya.
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara
tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.
58
e. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga
perdagangan internasional tidak akan terjadi.
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu
Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai
perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan
komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan
mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik
Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena
adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan)
antarnegara (Salvatore, 2006). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab
perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan
mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan
penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan
terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal
sebagai .The Proportional Factor Theory.. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor
produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi
produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan
mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau
mahal dalam memproduksinya.
Hipotesis Teori H-O
Sebelum melakukan kritik terhadap teori H-O, di bawah ini akan
dikemukakan hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain:
1. Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor di tiap
negara turun.
2. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki masing-masing negara.
58
3. Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua Negara cenderung
sama demikian pula harga barang B di kedua negara cenderumg sama.
4. Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan Negara yang kaya
Labor.
5. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah
untuk melakukan produksi. Sehingga Negara yang kaya kapital maka ekspornya padat kapital
dan impornya padat karya, sedangkan negara kaya labor ekspornya padat karya dan impornya
padat kapital.
Kelemahan Asumsi Teori H-O
Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan
internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang valid:
a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam
memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering menggunakan
teknologi yang berbeda.
b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih
menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara industri yang
bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model
faktor endowment H-O.
c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas factor secara
internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan kesamaan
relatif harga produk dan faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H-O
tetapi tidak mengurangi validitas model H-O.
d. Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika
melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak Negara yang masih
memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor.
1.1 Produk Domestik Bruto (PDB)
58
PDB diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan
ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional ini mempunyai ukuran
makro utama tentang kondisi suatu negara. Pada umumnya perbandingan kondisi
antar negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya sebagai gambaran, Bank
Dunia menentukan apakah suatu negara berada dalam kelompok negara maju atau
berkembang melalui pengelompokan besarnya PDB, dan PDB suatu negara sama
dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian (Herlambang,
2001).
Menurut Samuelson (2002), PDB adalah jumlah output total yang dihasilkan
dalam batas wilayah suatu negara dalam satu tahun. PDB mengukur nilai barang dan jasa yang di
produksi di wilayah suatu negara tanpa membedakan kewarganegaraan pada suatu periode waktu
tertentu. Dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya tidak
dimasukkan ke dalam PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia baik oleh warga negara Indonesia
(WNI) maupun warga negara asing (WNA) yang ada di Indonesia tetapi tidak diikuti sertakan
produk WNI di luar negeri (Herlambang, 2001). Sukirno (2002) mendefinisikan PDB sebagai
nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik
warga negara tersebut dan warga negara asing. Sedangkan Wijaya (1997) menyatakan bahwa
PDB adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun.
Secara umum PDB dapat diartikan sebagai nilai akhir barang-barang dan jasa yang diproduksi di
dalam suatu negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun).
1.2 PDB Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan
Pendapatan nasional dapat dihitung berdasarkan dua harga yang telah ditetapkan pasar.
1) PDB Harga Berlaku. Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang
dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu menurut/berdasarkan harga
yang berlaku pada periode tersebut.
58
2) PDB Harga Konstan. Pendapatan nasional pada harga konstan adalah nilai barang-barang
dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu, berdasarkan harga yang
berlaku pada suatu tahun tertentu yang dipakai dasar untuk dipergunakan seterusnya dalam
menilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan pada periode/tahun berikutnya. Pendapatan
nasional pada harga konstan = Pendapatan Nasional riil. Menurut Mulyono dalam Hanton
(2002),
1.3 Teori Konsumsi
Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah
tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan
tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka
yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi
(Dumairy, 2004).
Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat
dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi kasual.
Pertama dan terpenting, Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi
marginal (marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap
tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi
marginal merupakan rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian
meluas. Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi
perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari
umpan balik antara pendapatan dan konsumsi. Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio
konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage
prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah
kemewahan, sehingga ia barharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari
pendapatan mereka ketimbang si miskin. Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan
merupakan determinan
58
konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes
menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori.
Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap
pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting.
Berdasarkan tiga dugaan ini, persamaan konsumsi Keynes sering ditulis sebagai
berikut (Mankiw, 2003):
C = a + bY, a > 0, 0 < b < 1 ................................................................ (2.1)
Keterangan:
C = konsumsi
Y = pendapatan disposebel
a = konstanta
b = kecenderungan mengkonsumsi marginal
1.4 Teori Pajak
Teori klasik tentang sistem perpajakan yang baik dimulai sejak Adam Smith
dalam bukunya .The Wealth of Nations. (Waluyo, 2006) yang menyatakan bahwa
penungutan pajak hendaknya didasarkan pada:
a. Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang pribadi yang
harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan
manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak menyumbangkan uang
untuk pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingan dan manfaat yang diminta.
b. Certainty
58
Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu,
wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang
terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran.
c. Convenience
Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat
yang tidak menyulitkan wajib pajak sebagai contoh pada saat wajib pajak
memperoleh penghasilan. Sistem pemungutan ini disebut pay as you earn.
d. Economy
Secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban bagi wajib pajak diharapkan
seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak. Azas keadilan dalam
sistem perpajakan telah banyak didiskusikan secara luas, dan hal ini merupakan bagian
terpenting dalam mengevaluasi setiap pengajuan dalam pembuatan kebijakan perpajakan.
Musgrave Laksana (2001) memberikan pandangan yang adil tentang distribusi beban pajak,
beban administrasi dan pengaruh insentif pajak terhadap penerimaan pajak. Diantara keempat
azas di atas, Musgrave juga menekankan pada tiga azas lainnya yaitu: azas netralitas (neutrality),
azas perbaikan (reformation), dan azas kestabilan dan pertumbuhan (growth and stability).
Di negara-negara yang sedang berkembang sebagian besar penerimaan pajaknya berasal dari
pajak langsung dan pajak tak langsung. Menurut Nafziger (1990) dalam Yuzrat and Makhfatih
(Nasution, 2003) menyebutkan bahwa proporsi PDB terhadap pajak langsung pada negara
sedang berkembang lebih rendah daripada pajak langsung dari negara-negara maju. Hal ini
dikarenakan pada negara-negara yang sedang berkembang lebih rendah golongan berpenghasilan
tingginya. Dalam perkembangannya akan terjadi proses pergeseran dari dominasi pajak tidak
langsung menjadi pajak langsung sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
diiringi dengan peningkatan pendapatan perkapita penduduknya. Dalam jangka panjang peranan
pajak langsung akan semakin penting seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat
dan ditunjang pula dengan teknologi canggih menuju era globalisasi. Selain berfungsi sebagai
pemerataan karena struktur tarifnya bersifat progresif, perkembangan hubungan internasional
yang semakin maju kearah liberal dan global mengharuskan pemerintah untuk menurunkan tarif
58
impornya dalam rangka peningkatan daya saing ekonomi domestic di ekonomi dunia.
Konsekuensinya penerimaan pajak tidak langsung akan menjadi turun. Alternatifnya adalah
memobilisasi penerimaan pajak yang bertumpu pada pajak langsung seperti pajak penghasilan.
58
3. TEORI KLASIK
TEORI KEUNGGULAN MUTLAK DAN TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF
A.TEORI KEUNGGULAN MUTLAK (ABSOLUTE ADVANTAGE)
Adam Smith (1723-1790)
Teori Keunggulan Mutlak/Absolut menurut Adam Smith bahwa setiap Negara akan memperoleh
manfaat perdagangan Internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai
efisiensi produksi lebih baik dari Negara lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan
Negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi
di Negara tersebut secara efisien.
Ada beberapa asumsi dari teori keunggulan mutlak/absolut ini:
1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja
2. Kualitas barang yang diproduksi kedua Negara sama
3. Pertukaran dilakukan secara barter tanpa mengeluarkan uang
4. Biaya ditanspor ditiadakan
Teori keunggulan mutlak/absolut adalah situasi ekonomi di mana penjual mampu menghasilkan
jumlah yang lebih tinggi dari produk yang diberikan, saat menggunakan jumlah yang sama
sumber daya yang digunakan oleh pesaing untuk menghasilkan jumlah yang lebih kecil. Hal ini
dimungkinkan bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara memiliki keuntungan absolut di
pasar. Kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan lebih efisien juga
memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan lebih, dengan asumsi bahwa semua unit yang
diproduksi dijual.
Biaya juga merupakan faktor yang terlibat dalam menentukan apakah keuntungan absolut ada.
Ketika itu adalah mungkin untuk memproduksi lebih banyak produk dengan menggunakan
sumber daya yang lebih sedikit, ini biasanya diterjemahkan ke dalam biaya produksi yang lebih
rendah per unit. Bahkan dengan asumsi bahwa produsen menjual setiap unit dengan biaya sedikit
di bawah kompetisi, hasil akhir masih harus keuntungan yang lebih tinggi pada setiap unit yang
dijual.
58
Teori Keunggulan Mutlak/Absolut lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter,
sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni
dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai
suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan
barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut
(Labor Theory of value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan
teori nilai tenaga kerja.
Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja
itu sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya tenaga
kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas.
Namun teori itu mempunyai dua manfaat: pertama, memungkinkan kita dengan secara sederhana
menjelaskan tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran. Kedua, meskipun pada teori-
teori berikutnya (teori modern) kita tidak menggunakan teori nilai tenaga kerja, namun prinsip
teori ini tidak bisa ditinggalkan (tetap berlaku).
Menurut beliau bahwa perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi agar produktivitas
tenaga kerja bertambah karena dengan adanya spesialisasi akan meningkatkan keterampilan
tenaga kerja. Disamping itu, beliau juga menitik beratkan pada luasnya pasar. Pasar yang sempit
akan membatasi spesialisasi (Devition of Labour) oleh karena itu pasar harus seluas mungkin
supaya dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan Internasional menarik perhatian.
Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar
luar negeri dan pasar dalam negeri.
Prinsip Adam Smith mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingkat
Investasi G=f (I).
Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut:
1. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) dalam Menghasilkan Sejenis
Barang
58
Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang
lebih murah dibandingkan dengan negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara
tersebut memperoleh keunggulan mutlak.
1. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki
keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam
negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila
suatu negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan
sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk
membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat
menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara
lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang
dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di
negara lain.
Pandangan Adam Smith (1723-1790) atas konsep nilai dibedakan menjadi 2 yaitu nilai
pemakaian dan nilai penukaran. Hal ini menimbulkan paradok nilai, yaitu barang yang
mempunyai nilai pemakaian (nilai guna yang sangat tinggi, misalnya air dan udara, tetapi
mempunyai nilai penukaran yang sangat rendah. Malahan boleh dikatakan tidak mempunyai nilai
penukaran. Sedangkan di sisi lain barang yang nilai gunanya sedikit tetapi dapat memiliki nilai
penukaran yang tinggi, seperti berlian. Hal ini baru diselesaikan oleh ajaran nilai subyektif.
Masngudi (2006) menjelaskan bahwa teori keunggulan absolut dari Adam Smith mempunyai
kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
1. Teori keunggulan absolut tidak menjelaskan dengan mekanisme apa dunia memperoleh
keuntungan dan output dan bagaimana dibagikan di antara para penduduk masing-masig
negara.
58
2. Dalam model teori keunggulan absolut tidak menjelaskan bagaimana jikalau negara yang satu
sudah mengadakan spesialisasi sedangkan yang lain masih memproduksikan kedua produk.
3. Bahwa labor productivity berbeda-beda.
4. Bahwa Adam Smith tak terpikirkan adanya negara negara yang sama sekali tidak memiliki
keunggulan absolut.
Contoh 1:
Indonesia dan India memproduksi dua jenis komoditi yaitu pakaian dan tas dengan asumsi
(anggapan) masing-masing negara menggunakan 100 tenaga kerja untuk memproduksi kedua
komoditi tersebut. 50 tenaga kerja untuk memproduksi pakaian dan 50 tenaga kerja untuk
memproduksi tas. Hasil total produksi kedua negara tersebut yaitu:
Produk Indonesia India
Pakaian 40 unit 20 unit
Tas 20 unit 30 unit
Berdasarkan informasi di atas, Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian
dibandingkan dengan India, karena 50 tenaga kerja di Indonesia mampu memproduksi 40 tenaga
kerja dan India hanya bisa memproduksi 20 unit. Sedangkan India memiliki keunggulan mutlak
dalam memproduksi tas karena India bisa membuat 30 tas, Indonesia hanya 20 tas. Jadi
Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dan India memiliki keunggulan
mutlak dalam produksi tas. Apabila Indonesia dan India melakukan spesialisasi produksi,
hasilnya akan sebagai berikut:
Produk Indonesia India
Pakaian 80 unit 0 unit
58
Tas 0 unit 60 unit
Dengan melakukan spesialisasi hasil produksi semakin meningkat. Karena Indonesia dan India
memindahkan tenaga kerja dalam produksi komoditi yang menjadi spesialisasi. Sebelum
spesialisasi, jumlah produksi sebanyak 60 unit pakaian dan 50 unit tas. Tetapi setelah
spesialisasi, jumlah produksi meningkat menjadi 80 unit pakaian dan 60 unit tas. Jadi
keunggulan mutlak terjadi apabila suatu negara dapat menghasilkan komoditi-komoditi tertentu
dengan lebih efisien, dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain.
Contoh 2:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi
rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia
sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi untuk
produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut mengadakan
perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut:
1. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4
unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan
elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari
(4 elektronik – 1 elektronik).
2. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan
perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan
sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempah-rempah – 0,25 elektronik).
2.TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)
David Ricardo (1772 – 1823)
58
Teori Keunggulan Komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang
dikembangkan oleh David Ricardo pada tahun 1817. Teori keunggulan komparatif melihat
keuntungan atau kerugian dari perdagangan internasional dalam perbandingan relatif. Hingga
saat ini, teori keunggulan relatif merupakan dasar utama yang menjadi alasan negara-negara
melakukan perdagangan internasional.
David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian mutlak (dalam
artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis barang bila
dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional yang saling
menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asalkan negara tersebut melakukan
spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain.
Dengan kata lain, setiap negara akan memperoleh keuntungan jika masing-masing melakukan
spesialisasi pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih
murah, dan mengimpor apa yang dapat diprosukdinya pada biaya yang relatif lebih mahal. Ini
menjelaskan bahwa mengapa suatu negara yang memiliki sumber daya sangat lengkap, negara
tersebut memilih mengimpor atau mengekspor daripada memproduksi untuk digunakan sendiri.
Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa asumsi, yaitu :
Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional.
Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan.
Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga kerja).
Skala produksi bersifat “constant return to scale”, artinya harga relatif barang-barang tersebut
adalah sama pada berbagai kondisi produksi.
Berlaku labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilai atau harga
dari suatu barang (komoditi) dapat dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang
dipakai dalam memproduksi barang tersebut.
Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam pemasaran.
Untuk lebih memahaminya, dapat dilihat contoh berikut ini:
Tabel 1 : Produksi Sepatu dan Pakaian oleh Negara Indonesia dan Amerika
58
Negara Jam kerja yang dibutuhkan untuk produksi Jumlah Jam Tenaga Kerja
Sepatu Pakaian
Amerika Serikat 1 2 120
Indonesia 4 6
Agar terlihat sederhana, diasumsikan ada dua negara (Amerika dan Indonesia) dan dua output
(sepatu dan pakaian). Keduanya memiliki sumber daya masing-masing 120 jam tenaga kerja
(TK) untuk memproduksi sepatu dan pakaian. Namun Amerika mampu memproduksi 1 unit
sepatu dengan 2 jam TK dan 1 unit pakaian dengan 4 jam TK. Sedangkan Indonesia
membutuhkan 3 jam TK untuk memproduksi 1 unit sepatu dan 6 jam TK untuk pakaian.
Sekedar keterangan, Amerika mampu memproduksi keduanya dengan jam TK (input) yang lebih
sedikit daripada Indonesia. Menurut teori keuntungan absolut (absolute advantage), Amerika
seharusnya memproduksi keduanya sendiri. Namun tidak demikian menurut teori keuntungan
komparatif. Kita lihat perbandingannya dibawah dengan menggunakan teori keuntungan
komparatif.
Sebelum Melakukan Perdagangan
Sebelum melakukan perdagangan, produksi di kedua negara menghasilkan upah riil yang
berbeda bagi TK. Upah riil bagi TK di Amerika adalah 1 sepatu atau 1/2 pakaian. Sementara di
Indonesia, upah riil TK hanya 1/4 sepatu atau 1/6 pakaian. Artinya upah di Indonesia lebih
rendah dibandingkan di Amerika dan TK di Indonesia memiliki daya beli yang relatif lebih kecil.
Ini tentunya juga menimbulkan perbedaan biaya produksi, dan jika pasar adalah persaingan
sempurna, harga sepatu dan pakaian akan berbeda di kedua negara.
Sementara itu, mari kita lihat berapa total output yang mampu diproduksi kedua negara tanpa
melakukan perdagangan. Jika diasumsikan dari total 120 jam TK (input) yang tersedia di tiap
negara dibagi dua merata pengalokasiannya dalam memproduksi sepatu dan pakaian, maka total
produksi kedua negara adalah sebagai berikut :
58
Tabel 2 : Total Output (unit) masing-masing negara sebelum perdagangan
Negara Jumlah Output yang Diproduksi
Sepatu Pakaian
Amerika Serikat 60 30
Indonesia 15 10
TOTAL 75 40
Dengan input 120 jam TK yang dimiliki masing-masing negara, jika dialokasikan separuh-
separuh, Amerika mampu memproduksi 60 sepatu (60 jam TK / 1) dan 30 pakaian (60 jam TK /
2). Sedangkan Indonesia mampu memproduksi 15 sepatu (60 jam TK / 4) dan 10 pakaian (60
jam TK / 6). Dengan demikian, total produksi yang dihasilkan kedua negara adalah 115 unit (75
+ 40), yang terdiri dari sepatu dan pakaian.
Menurut teori keuntungan komparatif, Amerika seharusnya hanya memproduksi sepatu dan
Indonesia memproduksi pakaian. Ini karena produksi pakaian relatif lebih mahal bagi Amerika,
dengan rasio harga produksi 2 dibandingkan dengan 6/4 atau 3/2 yang mampu diproduksi
Indonesia (tabel 1). Sedangkan sepatu relatif lebih mahal bagi Indonesia karena rasio harga
produksinya adalah 4/6 dibandingkan dengan 1/2 yang mampu diproduksi Amerika (tabel 1).
Jadi, perbandingan dalam teori ini adalah berdasarkan harga relatif di kedua negara, bukan hanya
di satu negara.
Sebenarnya, jika tidak ada regulasi larangan ekspor-impor, perdagangan antar keduanya akan
tercipta secara alamiah. Jika keduanya terus memproduksi sepatu dan pakaian sendiri (tidak
melakukan perdagangan), maka akan terjadi perbedaan harga yang akan mendorong arbitrasi.
Dengan asumsi biaya transpotasi tidak ada atau relatif sangat kecil, Amerika kemudian akan
mengekspor sepatu ke Indonesia dan Indonesia akan mengekspor pakaian ke Amerika. Karena
biaya produksi yang lebih murah, harga sepatu Amerika yang diekspor juga akan lebih murah
dan ini mendorong harga sepatu di Indonesia turun. Jika harga sepatu di Indonesia terlalu rendah
bagi produsen Indonesia, mereka akan menutup produksinya karena tidak menguntungkan lagi.
Akhirnya mereka akan beralih ke produksi yang lebih menguntungkan, yaitu pakaian. Sedangkan
kebutuhan sepatu di Indonesia akan dipenuhi dengan impor. Hal yang sama juga terjadi terhadap
58
pakaian di Amerika. Pada akhirnya, perbedaan harga akan membuat Amerika hanya
memproduksi sepatu dan Indonesia hanya memproduksi pakaian.
Setelah Melakukan Perdagangan
Setelah melakukan perdagangan, total output kedua negara adalah sebagai berikut :
Tabel 3 : Spesialisasi Produksi
Negara Jumlah Output yang Diproduksi
Sepatu Pakaian
Amerika Serikat 120 0
Indonesia 0 20
Pada tabel diatas, Amerika menggunakan semua inputnya (120 jam TK) untuk memproduksi
pizza saja, sehingga menghasilkan 120 pizza (120 jam TK / 1). Sedangkan Eropa menggunakan
semua inputnya untuk memproduksi pakaian saja, sehingga menghasilkan 20 pakaian (120 jam
TK / 6). Ternyata total output kedua negara meningkat dengan melakukan spesialisasi produksi
ini, yaitu menjadi 140 unit.
B.IMPLIKASI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF
Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antarnegara pada
prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith (Teori Keunggulan Mutlak), namun
berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat komparatif biayanya,
bukan perbedaan absolutnya.
Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan komparatif adalah timbulnya ketergantungan dari
Dunia Ketiga terhadap negara-negara maju karena keterbelakangan teknologi. Fakta lain, saat ini
negara-negara maju pun bisa membuat sendiri apa yang menjadi spesialisasi negara berkembang
(misalnya pertanian) dan melakukan proteksionisme.
58
Alih teknologi-produksi yang terjadi, misal barang-barang spesialisasi dari Indonesia yang dijual
ke Jepang akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga dan bentuk yang lebih bagus, seperti karet
menjadi ban ; dan juga membuat negara-negara berkembang sulit bersaing keuntungan.
Perusahaan seperti Honda membuat bahan motor di negara-negara spesialisasi. Dengan adanya
kelemahan-kelemahan tersebut, teori ini sebenarnya hanya cocok untuk perdagangan
internasional antar negara maju. Sebenarnya melalui konteks sejarah kita bisa mengetahui hal
tersebut karena Ricardo hanya melihat Inggris dan negara-negara maju plus Amerika Latin
dalam penyusunan teorinya tersebut. Pada masa Ricardo, belum ada pengamatan serius dan
mendalam yangmengarah pada negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar jika ketika negara-negara
di Dunia Ketiga mulai masuk dalam struktur ekonomi-politik internasional, ada beberapa hal dari
teori perbandingan komparatif Ricardo yang menimbulkan berbagai kerugian di pihak negara-
negara Dunia Ketiga.
58
4. TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Teori Hecksher-Ohlin
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher
(1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional
yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam
pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang
mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa
perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor
(faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore, 2004:116). Namun
teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut.
Sedangkan menurut dalil ( teorema) ini bahwa suatu negara mempunyai keuntungan komperatif
atas barang, dengan demikian seharusnya mengekspor barang tersebut, yang diproduksi dengan
menggunakan secara intensif faktor produksi yang dimiliki secara relatif lebih kaya ( the
abundant factor ).
Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan
produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya
jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing
negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan.
Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor Theory”.
Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam
memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya.
Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut
memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.
Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah kurva isocost yaitu kurva
yang melukiskan total biaya produksi sama serta kurva isoquant yang melukiskan total kuantitas
produk yang sama. Teori ekonomi mikro menyatakan bahwa jika terjadi persinggungan antara
kurva isoquant dan kurva isocost maka akan ditemukan titik optimal. Sehingga dengan
58
menetapkan biaya tertentu suatu negara akan memperoleh produk maksimal atau sebaliknya
dengan biaya yang minimal suatu negara dapat memproduksi sejumlah produk tertentu.
Uraian teori faktor proporsi belum lengkap apabila belum mengetahui bagaimana suatu barang
dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan kurva isoquant. Peta Isoquant
masing-masing negara dapat dijelaskan sebagai berikut:
Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan bahwa barang yang
dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor intensive) sedangkan bagi Jepang lebih
mendekati sumbu horizontal menunjukkan barang yang dihasilkan bersifat padat modal (capital
intensive).
Sesuai dengan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant ini, masing-masing negara tentu
cenderung memproduksi barang tertentu dengan kombinasi faktor produksi yang paling optimal
sesuai struktur atau proporsi faktor produksi yang dimiliki.
Selanjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2sebagai barikut:
1) Perdagangan internasional terjadi antara dua negara (misal-nya Indonesia dan Jepang).
2) Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pakaian dan radio).
3) Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan
kapital.
Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) berdasarkan
teori H-O disusun Tabel berikut:
58
Berdasarkan tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant sebagai suatu
titik optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat digambarkan dengan grafik dibawah
ini.
Dari gambar diatas dapat dekemukakan hal-hal sbb:
1. Isoquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat TK
a) Di Indonesia
Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A dengan
kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat
karya di Indonesia akan lebih murah, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi yang
dimiliki oleh Indonesia relatif banyak dan murah, sehingga unit costnya hanya $4.
NEGAR
A
INDONESIA JEPANG
Barang Pakaian Radio Pakaian Radio
F.
Produksi
T. Kerja Mesin T.Kerja Mesin
Proses
Produksi
P. Karya P. Modal P. Karya P.Modal
Proporsi
F.
Produksi
60 TK
(banyak)
15 Mesin
(kurang)
30 TK
(kurang)
60 Mesin
(banyak)
Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit
Isocost $400 $600 $600 $400
Unit Cost $ 4
(murah)
$ 30
(mahal)
$ 6
(mahal)
$ 20
(murah)
58
b) Di Jepang
100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan kombinasi 20 unit TK dan
7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di jepang
relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit dan mahal, sehingga unit cost adalah $6.
2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modal
a) Di Indonesia
Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C dengan kombinasi 20
TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat modal di
Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi relatif sedikit dan
mahal sehingga unit costnya adalah $30.
b) Di Jepang
20 unit radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi 10 unit TK dan 18
unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat karya di jepang relatif
murah, sehingga unit cost adalah $20.
Kesimpulan dari teori H-O adalah sebagai berikut:
1) Harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang
dimiliki oleh masing-masing negara.
2) Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang
dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi
yang dimiliki.
3) Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi produksi dan mengekspor
barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk
memproduksinya.
4) Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara
tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya.
58
B. Teori Opportunity Cost
Analisis perdagangan internasional dengan menggunakan teori opurtinity cost adalah dengan
menggunakan pendekatan kurva kemungkinan produksi (production possibility curve, PPC) dan
kurva indiferen (indifference curve, IC). Pendekatan ini dikemukakan oleh G. Harberlel. Kurva
kemungkinan produksi (PPC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang
dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang digunakan sepenuhnya (full
employment). Bentuk kurva kemungkinan produksi tergantung pada anggapan (asumption) yang
digunakan, apakah dengan biaya konstan (PPC constant cost) atau biaya meningkat (increasing
cost). Sedangkan kurva indiferen (IC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi
barang yang menghasilkan kepuasan sama.
1) Kurva indiferen dan PPC constant cost
Analisis manfaat perdagangan dapat ditunjukkan dengan menggunakan gambar dibawah ini.
Dari gambar diatas, suatu negara dianggap memiliki PPC constant cost yaitu NT, menghasilkan
dua jenis barang yaitu X dan Y. Dari gambar diatas keuntungan perdagangan (gain from trade)
dapat dijelaskan sebagai berikut :
o Sebelum perdagangan
Kurva PPC NT bersinggungan dengan kurva indiferen IC. Ke-seimbangan terjadi dititik A
dimana jumlah produksi yang dihasilkan adalah sama dengan konsumsi masyarakat secara
keseluruhan. Kurva PPC bersinggungan dengan kurva IC.
o Setelah perdagangan
Apabila dianggap Dasar tukar perdagangan luar negeri ada-lah garis putus-putus yang
ditunjukkan oleh NT’, maka ini berarti melakukan perdagangan dengan negara lain akan
menguntungkan, hal ini tercermin dari pergeseran kurva indiferen kekanan atas yaitu IC’.
Keseimbangan akan terjadi dititik B
Jadi dengan melakukaan perdagangan internasional maka kesejahteraan masyarakatnya akan
meningkat, hal ini dapat dicerminkan dari pergeseran kurva indiferen ke kanan. Seperti kita
ketahui, semakin jauh kurva indiferen dari titik O (origin) mengindikasikan bahwa kesejahteraan
meningkat.
58
2) Kurva indiferen dengan PPC increasing cost (biaya menaik)
Analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) dengan IC dan PPC increasing cost
dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan, yaitu; (a) PPC increasing cost yang sama dan IC
berbeda; (b) PPC increasing cost dengan IC yang sama; dan (3) PPC Increasing cost dan IC
yang berbeda.
Prinsip ketiga kemungkinan ini adalah sama, sehingga dalam kesempatan yang ini akan
dijelaskan adalah salah satu diantaranya, sedangkan dua kemungkinan lain merupakan tugas
Anda menganalisisnya. Yang akan dibahas adalah PPC increasing cost yang sama dan IC yang
berbeda. Persamaan PPC menunjukkan kesamaan faktor-faktor produksi serta teknik produksi
yang sama antar negara. Perbedaan pada kurva Indiferen disebabkan oleh perbedaan dalam
pendapatan, rasa atau preferensi konsumen di masing-masing negara. Analisis ini dapat
diilustrasikan dengan memperhatikan gambar berikut ini :
Keterangan:
X : barang X
Y : barang Y
PP : kurva kemungkinan Produksi
ICa : kurva indiferen negara A
ICb : kurva indiferen negara B
DTI : Dasar Tukar Internasional
Analisis perdagangan adalah sebagai berikut :
3. Sebelum perdagangan
Negara A
Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara A akan menghasilkan barang X sebesar X1 dan
menghasilkan barang Y sebesar Y1. Keseimbangan produksi dan konsumsi negara A sebelum
perdagangan akan terjadi di titik C, yaitu pada persinggungan PP dan ICa.
58
Negara B
Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara B akan menghasilkan barang X sebesar sebesar
X3 dan Y sebesar Y3. Keseimbangan produksi dan konsumsi tercapai di titik E, yaitu
persinggungan antara PP dan ICb.
4. Setelah perdagangan
Setelah kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan perdagangan, dan dasar tukar
Internasional yang terjadi adalah DTI maka : kedua negara akan berpoduksi pada titik yang
sama, yaitu dititik A, yaitu menghasilkan barang X sebesar X5 dan barang Y sebesar dan barang
Y sebesar Y5. Manfaat perdagangan (gain from trade) internasional dapat dilihat dari
peningkatan kesehteraan yang dicerminkan oleh pergeseran kurva indiferen masing-masing
negara (kurva IC negara A bergeser dari ICa menjadi ICa’ dan kurva IC negara B bergeser dari
ICb menjadi ICb’ ).
Negara A akan mengkonsumsi dititik B, yaitu mengkonsumsi X sebesar X2 dan Y sebesar Y2
pada kurva Ica’ , kekurangan barang Y akan dipenuhi dengan melakukan impor (sebesar Y2Y4),
sedangkan kelebihan produksi X akan diekspor (sebesar X2X5) Sedangkan negara B akan
mengkonsumsi di titik D, yaitu mengkonsumsi X sebesar X4 dan Y sebesar Y4. Kelebihan
produksi barang Y akan diekspor (sebesar Y5Y4), dan Kekurangan barang X akan dipenuhi
dengan mengimpor (sebesar X5X4).
Dengan demikian perdagangan internasional akan dapat meningkatkan kesejahteraan dimasing-
masing negara. Dari gambar diatas kita hanya ada menganggap dua negara yang berdagang,
yaitu negara A dan negara B. Ekspor bagi negara A merupakan impor bagi negara B, demikian
sebaliknya. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada banyak negara. Penggunaan grafik hanya
terbatas pada dua negara saja, sedangkan untuk banyak barang dan banyak negara dapat
dillakukan analisis secara matematis, seperti penggunaan persamaan simultan dan sebagainya.
C. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth
yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk
58
menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan
harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut
dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu
akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern)
suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa
diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional.Teori perdagangan yang baik untuk
diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
58
5. KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL
1. KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL
Pengertian
KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi
pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional.
Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi
kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh
terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter
dan fiskal.
Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah tindakan atau
kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan
pembayaran internasional.
Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional
Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang
sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya
tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral
trade agreement dll.
Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah terhadap
rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang berupa pengawasan
terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange
control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
58
Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan
dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk membantu rehabiltasi
serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain.
Tujuan Kebijakan Internasional
Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain baik pengaruh
ekonomi, politik dan militer.
Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu akan memperoleh
keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi
masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea,
Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau dikurangi. .
Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri
dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru dari
perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu
persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri
atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping.
Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP); negara yang
memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi
ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran.
Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit memaksa pemerintah
mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange control)
tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal.
Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat
mengambil kebijakan misalnya:
Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan (Infant Industries).
Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong impor barang
barang yang esensial.
58
6. KEBIJAKAN NON TARIF KUOTA, SUBSIDI, DAN DUMPING
1.Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas
suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi terhadap
industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada
kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan
Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas
memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri.
Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri dalam
negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor yang terkena tarif.
Tarif digolongkan menjadi:
Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut
menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom areasuatu Negara
yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak
dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas wilayah
sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan. Custom area disini lebih
luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area
lebih sempit daripada batas wilayah suatu Negara.
Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang
melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya
adalah Negara lain.
Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk
dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan
terakhir.
Pembedaan tariff menurut jenisnya
58
Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari nilai
barang yang dikenakan bea tersebut.
Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada
barang.
Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara
specific dan ad valorem.
System tarif:
Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu
macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu
Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan
perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariff.
Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apanila
kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka namanya:”bentuk
maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk
ini dinamakan “general and conventional form”.
Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs, yakni dengan
menambah satu macam tariff preference untuk Negara-negara bekas jajahan afiliasi politiknya.
System ini sering disebut dengan nama “preferential system”.
Efek tariff
Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu
Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut adalah:
efek terhadap harga (price effect)
efek terhadap konsumsi (consumption effect)
efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)
Effective rate of protection
58
Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap
bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke atas.
Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan
dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses
barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka
effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi.
Alasan pembebanan tariff
Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
Memperbaiki dasar tukar (terms of trade)
Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui
pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa untuk
sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya
diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff.
Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu mempunyai
kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan Negara lain
terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap barangnya berarti
semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective.
Infant-industri
Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta belum
dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tariff terhadap barang
dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh
ini. Tariff hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff
dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah
perlindungan tariff.
Diversifikasi
58
Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan mengalami
kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia goncang. Dengan
pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang, sehingga dapat memperbanyak
jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi
Negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat
diimbangi dengan kenaikan harga barang lain.
Employment
Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam negeri.
Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff
dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja.
Anti dumping
Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam negeri.
Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan
To Keep Money at Home
Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara tersebut
memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli barang produksi
dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan pembebanan tariff impor,
maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri.
The Low-wage
Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang tingkat
upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah
berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk melindungi para pekerja yang upahnya
tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya
tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang tingkat
upahnya rendah.
58
Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan mengakibatkan
turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi
ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan
ekonomi.
Home market
Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam
negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula
kenaikan kegiatan ekonomi.
Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian suatu
negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif tersebut. Pengenaan tarif terhadap
barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis yang
dihasilkan di dalam negeri.
Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut :
Keterangan :
OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff
OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam
OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri
Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri
PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor
OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor
Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga barang-
barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri meningkat Q1Q2. Karena harga
barang impor yang mahal, konsumen mengurangi konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat
GHIJ merupakan penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor.
58
Kuota
Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang
yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan
dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi.
Kuota Impor
Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut :
Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu
negara tanpa persetujuan dan negara lain.
Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan
Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan.
Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu jumlahnya
dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi.
Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan proporsi
tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan
mendorong perkembangan industri di dalam negeri.
Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut
berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. Jika digambarkan
dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut :
Keterangan :
QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
58
QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor
Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor
OP : harga barang sebelum ada kuota impor
Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota
OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor
OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor
Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya kuota.
Kuota Ekspor
Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara lain :
-mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap berbahaya;
-menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup;
-mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga stabilitas ekonomi
dalam negeri.
Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas
perdagangan penting.
Larangan Ekspor
Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional yang tidak
memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean suatu negara. Misalnya,
ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan
yang merugikan negara.
58
Larangan Impor
Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu kebijakan dalam
perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri untuk melindungi dan
mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih, dan
gula pasir. Jika barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan
tebu akan mendenita kerugian yang besar.
Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap harga barang akan
tampak seperti berikut :
Keterangan :
OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor
Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan
OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor
OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor
OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor
OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang impor di pasar
(impor = 0)
OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor
Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang lebih banyak dan
dengan harga yang Iebih tinggi.
2.Subsidi
Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual,
mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
58
Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya
subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih
murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa :
uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah);
subsidi per unit produksi.
Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dapat digambarkan
dalam kurva berikut.
Keterangan :
QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi
Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri
OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri
OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi
BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran bergeser dari
So ke S
OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi
Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri
PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri
Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang juga tetap
sebesar OQ2.
58
3.Dumping
Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke luar
negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi.
Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara
pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang
mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong
pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang
lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir
dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.
Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb :
Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr suatu perusahaan di
pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm
negeri drpd di luar negeri.
Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di luar negeri dgn harga
yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga dpt menggusur atau mengalahkan
perusahaan lain dlm persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali
dinaikkan utk mendpt profit maksimum.
Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di luar negeri dgn harga
yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus
produksi di dalam negeri.
Anti Dumping Code
Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade Organization suatu
pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn mengenakan Anti Dumping Duties
sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu
negara dpt mengenakan Anti Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury
test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair
trade),sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
58
Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:
Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan
di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli
barang dari luar negeri.

More Related Content

What's hot

Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosa
rosa wati
 
Proteksi perdagangan
Proteksi perdaganganProteksi perdagangan
Proteksi perdagangan
Fitria Hadri Yani
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
NiaKusnia
 
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasionalManfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Wahono Diphayana
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
nurdetyprin
 
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsEkonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
Intan Kurniasari
 
Materi bab 8 perdagangan internasional
Materi  bab 8 perdagangan internasionalMateri  bab 8 perdagangan internasional
Materi bab 8 perdagangan internasionalYudha Kirito
 
Perdagangan Internasional
Perdagangan InternasionalPerdagangan Internasional
Perdagangan Internasional
alfaii
 
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
Kartika Loebiz
 
Artikel perdagangan internasional
Artikel perdagangan internasionalArtikel perdagangan internasional
Artikel perdagangan internasional
adhisti juniarta
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7
adeimallia
 
14. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perdagangan intern...
14. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perdagangan intern...14. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perdagangan intern...
14. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perdagangan intern...
Novi Siti
 
Perdagangan internasional
Perdagangan internasionalPerdagangan internasional
Perdagangan internasional
rafaelaagw
 
Bab perdagangan internasional
Bab perdagangan internasionalBab perdagangan internasional
Bab perdagangan internasional
Zuyyina Afwa
 
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
Yoyo Sudaryo
 
Kebijakan proteksi
Kebijakan proteksiKebijakan proteksi
Kebijakan proteksi
zuhri5590
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
yeniok11
 
Perdagangan Internasional, SMAN 77
Perdagangan Internasional, SMAN 77Perdagangan Internasional, SMAN 77
Perdagangan Internasional, SMAN 77
Denny Boy
 
Ekonomi kls-3-bab-1
Ekonomi kls-3-bab-1Ekonomi kls-3-bab-1
Ekonomi kls-3-bab-1
Rohmah Nur
 

What's hot (20)

Tugas 1 rosa
Tugas 1 rosaTugas 1 rosa
Tugas 1 rosa
 
Proteksi perdagangan
Proteksi perdaganganProteksi perdagangan
Proteksi perdagangan
 
Makalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasionalMakalah ekonomi internasional
Makalah ekonomi internasional
 
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasionalManfaat dan pengaruh perdagangan internasional
Manfaat dan pengaruh perdagangan internasional
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) utsEkonomi internasional (intan 11150013) uts
Ekonomi internasional (intan 11150013) uts
 
Materi bab 8 perdagangan internasional
Materi  bab 8 perdagangan internasionalMateri  bab 8 perdagangan internasional
Materi bab 8 perdagangan internasional
 
Perdagangan Internasional
Perdagangan InternasionalPerdagangan Internasional
Perdagangan Internasional
 
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
BAHAN AJAR Ekonomi Internasional
 
Artikel perdagangan internasional
Artikel perdagangan internasionalArtikel perdagangan internasional
Artikel perdagangan internasional
 
Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7Makalah materi 2-7
Makalah materi 2-7
 
14. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perdagangan intern...
14. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perdagangan intern...14. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perdagangan intern...
14. hbl,novi siti sholekah, prof.dr.hapzi ali, cma , hukum perdagangan intern...
 
Perdagangan internasional
Perdagangan internasionalPerdagangan internasional
Perdagangan internasional
 
Bab perdagangan internasional
Bab perdagangan internasionalBab perdagangan internasional
Bab perdagangan internasional
 
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 1
 
Kebijakan proteksi
Kebijakan proteksiKebijakan proteksi
Kebijakan proteksi
 
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi InternasionalResume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
Resume Pertemuan 2-7 Ekonomi Internasional
 
Perdagangan Internasional, SMAN 77
Perdagangan Internasional, SMAN 77Perdagangan Internasional, SMAN 77
Perdagangan Internasional, SMAN 77
 
Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1Modul 3 KB 1
Modul 3 KB 1
 
Ekonomi kls-3-bab-1
Ekonomi kls-3-bab-1Ekonomi kls-3-bab-1
Ekonomi kls-3-bab-1
 

Similar to Tugas resume uts

Ekonomi internasional resume
Ekonomi internasional resumeEkonomi internasional resume
Ekonomi internasional resume
DamayYanti
 
ekonomi_internasional_UPfDATE_ppt(2).ppt
ekonomi_internasional_UPfDATE_ppt(2).pptekonomi_internasional_UPfDATE_ppt(2).ppt
ekonomi_internasional_UPfDATE_ppt(2).ppt
rahmatdodon
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
MuhammadSaepudin5
 
Resume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasionalResume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasional
DikiSupriadi3
 
Perdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptxPerdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptx
FardanFaliq
 
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknyaKebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
agus imam
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
NurmalaSari52
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
nova santi
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamila
mielasieuzzumaki
 
Tugas uts. ekonomi internasional
Tugas uts. ekonomi internasionalTugas uts. ekonomi internasional
Tugas uts. ekonomi internasional
Ni made lena Elisa
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
mellameilawati
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
erika herawati
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
reni setyo noviya sari
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
febrysaragih
 
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasionalResume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
ekakurnia16
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTS
Anggi Ferdianza
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
Warsih acih
 
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tamara Aisa
 
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Ikmall Aziiezz
 
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
fya classic
 

Similar to Tugas resume uts (20)

Ekonomi internasional resume
Ekonomi internasional resumeEkonomi internasional resume
Ekonomi internasional resume
 
ekonomi_internasional_UPfDATE_ppt(2).ppt
ekonomi_internasional_UPfDATE_ppt(2).pptekonomi_internasional_UPfDATE_ppt(2).ppt
ekonomi_internasional_UPfDATE_ppt(2).ppt
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasionalResume Ekonomi.internasional
Resume Ekonomi.internasional
 
Perdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptxPerdagangan Antarnegara.pptx
Perdagangan Antarnegara.pptx
 
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknyaKebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
Kebijaksanaan perdagangan antar negara dan dampaknya
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Ekonomi internasional
Ekonomi internasionalEkonomi internasional
Ekonomi internasional
 
Resume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamilaResume uts - Laily nur kamila
Resume uts - Laily nur kamila
 
Tugas uts. ekonomi internasional
Tugas uts. ekonomi internasionalTugas uts. ekonomi internasional
Tugas uts. ekonomi internasional
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
Resume pertemuan ke 2 sampai 7 dan pertemuan ke 9 sampai 14 EKONOMI INTERNASI...
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
HBL,Febry Dian Utami Saragih,Hapzi Ali,Hukum Perdagangan Internasional,Univer...
 
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasionalResume tugas ke 1 per 2   7 ekonomi internasional
Resume tugas ke 1 per 2 7 ekonomi internasional
 
Resume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTSResume Ekonomi Internasional UTS
Resume Ekonomi Internasional UTS
 
Ekonomi Internasional
Ekonomi InternasionalEkonomi Internasional
Ekonomi Internasional
 
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
Tugas Ekonomi Tamara XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdaganga...
 
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
Tugas Ekonomi IkmallAziiezz XI MIPA 5 Ranti Pusriana S.Pd Konsep & Kebijakan ...
 
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...
 

Recently uploaded

PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptxPENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
dyanamaniz78
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
sayangkamuu240203
 
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdfCOMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
MuhammadRijalulamin
 
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power pointmateri tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
phbawaslujambi
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
unikbetslotbankmaybank
 
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdfPertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
classroomastitiani
 
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptxMODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
FORTRESS
 
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMURPAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
jhanchoek885
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
unikbetslotbankmaybank
 
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
perusahaan704
 
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdfsertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
lilis056
 
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
Redis Manik
 
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docxATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
inekesarupy62
 
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptxCOMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
RezvaniDanumihardja2
 
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
YoseSuprapman3
 

Recently uploaded (15)

PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptxPENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
PENYUSUNAN POHON KINERJA ORGANISASI.pptx
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang  Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
 
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdfCOMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
COMPANY PROFILE PT. BOGOR SERVICIA INTEGRA.pdf
 
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power pointmateri tahun 2024 dan 2023 materi power point
materi tahun 2024 dan 2023 materi power point
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Bisa Deposit Memakai Bank BPD DIY Ad...
 
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdfPertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
 
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptxMODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
MODERN!!! WA 0821 7001 0763 (ALUMINOS) Pintu Kaca Aluminium di Buleleng.pptx
 
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMURPAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Ada Deposit Via Bank Aceh Syariah Resmi ...
 
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
 
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdfsertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
sertifikat pembelajaran merdeka mengajar.pdf
 
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
 
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docxATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
ATP & CP PPKn KELAS 5 (WEBSITEEDUKASI.COM) (1).docx
 
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptxCOMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
COMPANY PROFILE PT. WELLMAN DENYO DEVELOPMENT.pptx
 
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
 

Tugas resume uts

  • 1. MAKALAH EKONOMI INTERNASIONAL Disusun Oleh : Nama : Putri Kelas : 6L-MKP Ruangan : C.1.4 Hari : Selasa UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN KEUANGAN PERBANKAN 2018
  • 2. 58 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah kata “ Perdagangan “ tak pernah terlepas dari diri setiap Negara. Segala macam interaksi terjadi tak hanya di pasar local bahkan mencapai manca Negara atau lebih dikenal dengan Internasional. Dalam perputarannya dari masa ke masa selalu mengalami perkembangan fluktuatif, baik dari objek maupun subjeknya. Perdagangan internasional dipermudah oleh pasar keuangan internasional yang menyebabkan perdagangan valas dan aliran modal berjalan lancar antar negara. Pada era globalisasi seperti sekarang ini akses masuk ke pasar keuangan dalam konteks perdagangan internasional menjadi teramat sangat mudah dengan berkembangnya teknologi informasi moderen. Aktifitas-aktifitas perdagangan internasional perusahaan dari waktu ke waktu semakin penting. Tren ini terutama disebabkan oleh ditemukannya cara baru oleh bank-bank komersial untuk membiayai perdagangan internasional. Walaupun bank-bank membiayai perdagangan domestik, peranan mereka dalam membiayai perdagangan internasional memiliki posisi yang lebih penting karena adanya komplikasi-komplikasi tambahan yang terlibat. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Perdagangan Internasional ? 1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan Keuangan Internasional ?
  • 3. 58 BAB II PEMBAHASAN 1. RUANG LINGKUP EKONOMI INTERNASIONAL 1.1. Pengertian Pengertian dari Ekonomi Internasional adalah ilmu yang mempelajari alokasi sumber daya yang langka guna memenuhi kebutuhan manusia. Problematik ekonomi dipelajari dalam ruang lingkup internasional artinya, masalah alokasi dianalisa dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Hubungan ekonomi internasional ini dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta kerja sama internasional. Oleh karena itu ekonomi internasional lebih luas pengertiannya apabila dibandingkan dengan perdagangan internasional yang hanya menyangkut pertukaran barang dan jasa. Ekonomi internasional menyangkut beberapa Negara dimana : a. Mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal relative lebih sukar. b. Sistem keuangan, perbankan, bahasa, kebudayaan, serta politik yang berbeda. c. Faktor-faktor produksi yang dimiliki berbeda sehingga dapat menimbulkan perbedaan harga barang yang dihasilkan. Ekonomi internasional mencakup baik dari aspek mikro maupun makro. Aspek mikro menyangkut masalah jual-beli secara internasional yang sering disebut dengan ekspor-impor. Masing-masing psaar saling berhubungan atau dengan yang lain yang dapat mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja, masalah ini merupakan topic makro ekonomi. 1.2. Mengapa suatu Negara perlu berdagang dengan Negara lain?
  • 4. 58 Karena perdagangan luar negeri sering timbul karena adanya perbedaan harga barang di berbagai Negara. Berdagang dengan kemungkinan dapat memperoleh keuntungan Misalkan, membeli barang yang harganya lebih rendah dan dapat menjual ke luar negeri dengan harga yang mungkin relative lebih tinggi. Harga sangat ditentukan oleh biaya produksi yang terdiri dari upah, biaya modal, sewa tanah, dan biaya bahan mentah. Untuk menghasilkan suatu jenis barang tertentu antara satu Negara dengan Negara lain akan berbeda ongkos produksinya, dan demikian harga hasil produksinya. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan dalam jumlah, jenis, kualitas serta cara-cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut di dalam proses produksi. Perbedaan harga bukanlah hanya ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan ongkos produksinya saja melainkan karena perbedaan pendapatan serta selera. Selera dapat memainkan peranan penting dalam menentukan permnintaan akan suatu barang antara berbagai Negara. Untuk suatu barang tertentu faktor selera dapat memegang peranan penting misalnya, mobil, rokok, pakaian, meskipun satu Negara tertentu dapat menghasilkan barang-barang tersebut. Selain selera, permintaan akan suatu barang ditentukan oleh pendapatan. Jika pendapatan naik, maka pembelian barang-barang dan jasa ( dari dalam negeri maupun impor ) dapat mengalami kenaikan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian di atas adalah pada prinsipnya ada dua faktor utama yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran. 1.3. Manfaat Perdagangan Internasional 1. Efisiensi Melalui perdagangan internasional, setiap negara tidak perlu memproduksi semua kebutuhannya, tetapi cukup hanya memproduksi apa yang bisa diproduksinya dengan cara yang paling efisien dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan demikian, akan tercipta efisiensi dalam pengalokasian sumber daya ekonomi dunia.
  • 5. 58 2. Perluasan konsumsi dan produksi Perdagangan internasional juga memungkinkan konsumsi yang lebih luas bagi penduduk suatu negara. 3. Peningkatan produktifitas Negara-negara yang berspesialisasi dalam memproduksi barang tertentu akan berusaha meningkatkan produktivitasnya. Dengan demikian mereka akan tetap unggul dari negara lain dalam memproduksi barang tersebut. 4. Sumber penerimaan negara Dalam perdagangan internasional juga bisa menjadi sumber pemasukan kas negara dari pajak- pajak ekspor dan impor. 1.4. Kebijakan Perdagangan Internasional Kebijakan perdagangan internasional setiap negara berbeda dengan negara lain. Ada negara yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free trade), ada yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada pula yang memilih gabungan keduanya. a) Perdagangan Bebas Perdagangan bebas adalah keadaan ketika pertukaran barang/jasa antarnegara berlangsung dengan sedikit ataupun tanpa rintangan. Menurut aliran fisiokratis dan aliran liberal (klasik), liberalisasi perdagangan dapat memacu kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi karena beberapa alasan berikut. (1) Perdagangan Bebas cenderung memacu persaingan, sehingga menyempurnakan skala ekonomis dan alokasi sumber daya.
  • 6. 58 (2) Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk, dan perbaikan kemajuan teknologi sehingga memacu produktivitas faktor produksi. (3) Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan serta memupuk tingkat laba, tabungan, dan investasi. (4) Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing dan tenaga ahli, laba, tabungan, dan investasi. (5) Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup pilihan yang lebih luas atas barang-barang yang tersedia. b. Perdagangan Proteksionis Salah satu tujuan kebijakan perdagangan proteksionis adalah untuk meningkatkan daya saing produk diluar negeri. Menurut pengatur kebijakan proteksionis, nilai tukar (terms of trade) barang manufaktur, yaitu ekspor utama negara-negara maju, sering dinilai lebih tinggi dari nilai tukar barang primer, yaitu ekspor utama negara-negara berkembang. Itulah yang menjadi alasan utama timbulnya kebijakan perdagangan proteksionis. Dalam kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan proteksionis yang digunakan oleh hampir semua negara. Beberapa diantaranya adalah tarif atau bea masuk, kuota, subsidi, dan larangan impor. 1) Tarif atau Bea Masuk Tarif atau bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor. 2) Kuota Kuota adalah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bisa diimpor dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. 3) Subsidi
  • 7. 58 Subsidi terhadap biaya produksi barang domestik akan menurunkan harga, sehingga produksi domestik dapat bersaing dengan barang impor dan akan mendorong konsumen membelinya. 4) Larangan Impor Karena alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, suatu negara tidak menghendaki impor barang tertentu. 2. KONSEP TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. Teori Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa- jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2000). Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Masing-masing pihak harus mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau tidak (Boediono, 2000). Pada dasarnya ada dua teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional. a. Teori Klasik 1. Merkantilis Para penganut merkantilisme berpendapat bahwa satu-satunya cara bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan kuat adalah dengan melakukan sebanyak mungkin ekspor dan sedikit mungkin impor. Surplus ekspor yang dihasilkannya selanjutnya
  • 8. 58 akan dibentuk dalam aliran emas lantakan, atau logam-logam mulia, khususnya emas dan perak. Semakin banyak emas dan perak yang dimiliki oleh suatu negara maka semakin kaya dan kuatlah negara tersebut. Dengan demikian, pemerintah harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk mendorong ekspor, dan mengurangi serta membatasi impor (khususnya impor barang-barang mewah). Namun, oleh karena setiap negara tidak secara simultan dapat menghasilkan surplus ekspor, juga karena jumlah emas dan perak adalah tetap pada satu saat tertentu, maka sebuah Negara hanya dapat memperoleh keuntungan dengan mengorbankan negara lain. Keinginan para merkantilis untuk mengakumulasi logam mulia ini sebetulnya cukup rasional, jika mengingat bahwa tujuan utama kaum merkantilis adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin kekuasaan dan kekuatan negara. Dengan memiliki banyak emas dan kekuasaan maka akan dapat mempertahankan angkatan bersenjata yang lebih besar dan lebih baik sehingga dapat melakukan konsolidasi kekuatan di negaranya; peningkatan angkatan bersenjata dan angkatan laut juga memungkinkan sebuah negara untuk menaklukkan lebih banyak koloni. Selain itu, semakin banyak emas berarti semakin banyak uang dalam sirkulasi dan semakin besar aktivitas bisnis. Selanjutnya, dengan mendorong ekspor dan mengurangi impor, pemerintah akan dapat mendorong output dan kesempatan kerja nasional. 2. Adam Smith Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah dari pada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut. Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain.
  • 9. 58 Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada dua negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit. Tabel 1.1 Banya knya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per UnitProduksi Amerika Inggris Produksi Gandum Pakaian Amerika 8 4 Inggris 10 2 Sumber: Salvatore (2006). Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). 1 unit pakaian
  • 10. 58 di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain. Kelebihan dari teori absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan. b. Teori Modern 1. John Stuart Mill dan David Ricardo Teori J.S.Mill menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang dimiliki comparative disadvantage (suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh: Produksi 10 orang dalam 1 minggu. Produksi Gandum Pakaian Amerika 6 bakul 10 yard Inggris 2 bakul 6 yard Sumber: Salvatore (2006). Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan
  • 11. 58 timbul karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya. Besarnya comparative advantage untuk Amerika, dalam produksi gandum 6 bakul dibanding 2 bakul dari Inggris atau = 3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Di sini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1. Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai pertukaran (term of trade) ditentukan dengan batas-batas nilai tukar masing-masing barang di dalam negeri. Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak dapat diterangkan oleh teori absolute advantage. David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli (misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. David Ricardo mengemukakan bahwa berbagai kesulitan yang timbul dari ajaran nilai kerja:
  • 12. 58 ü Perlu diperhatikan adanya kualitas kerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidakterdidik, kualitas kerja keahlian dan lain sebagainya. Aliran yang klasik dalam hal ini tidak memperhitungkan jam kerja yang dipergunakan untuk pembuatan barang, tetapi jumlah jam kerja yang biasa dan semestinya diperlukan untuk memproduksi barang. Dari situ maka Carey kemudian mengganti ajaran nilai kerja dengan .teori biaya reproduksi ü Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itu bahwa selain kerja masih banyak lagi jasa produktif yang ikut membantu pembuatan barang itu, harus dihindarkan. Selanjutnya David Ricardo menyatakan bahwa perbandingan antara kerja dan modal yang dipergunakan dalam produksi boleh dikatakan tetap besarnya dan hanya sedikit sekali perubahan. Atas dasar nilai kerja, dibedakan di samping .harga alami. (natural price) ada pula .harga pasaran. (market price). Menurut aliran klasik (Adam Smith) .harga alami. akan terjadi bilamana masing-masing warga masyarakat memperoleh kebebasan pilihannya untuk membuat sesuatu produk tertentu yang menurutnya lebih menguntungkan dan menukarkannya bilamana dinilai baik olehnya. Hal ini sejalan dengan pandangan kaum physiokrat. Istilah .harga alami. (natural price) yang dikemukakan Smith adalah sama dengan istilah Cantillon .valeur intrinsique. (nilai intrinsik), Turgot .valeur fondamental. (harga pokok), Say .prix reel. (harga real), Ricardo primery/natural/necessary price. (harga pokok) dan Cairnes .normal price. (harga normal). .Harga pasaran. dapat berbeda dengan .harga alami. di mana akan menyesuaikan dengan keadaan penawaran dan permintaan atas barang yang bersangkutan. Demikian pula atas dasar pertimbangan tertentu, adanya peraturan pemerintah yang dapat menghalangi penyesuaian harga alami dengan harga pasaran. Tetapi bagaimanapun, harga alami akan menjadi acuan (pedoman) atas penetapan harga pasaran.Teori perdagangan internasional diketengahkan oleh David Ricardo yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaran internasional hanya berlaku antara dua negara yang diantara mereka tidak ada tembok pabean, serta kedua Negara tersebut hanya beredar uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun suatu negara memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila dilakukan perdagangan tetap akan menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan. Teori perdagangan telah mengubah dunia menuju globalisasi dengan lebih cepat. Kalau dahulu negara yang memiliki
  • 13. 58 keunggulan absolut enggan untuk melakukan perdagangan, berkat .law of comparative costs. dari Ricardo, Inggris mulai kembali membuka perdagangannya dengan negara lain. Pemikiran kaum klasik telah mendorong diadakannya perjanjian perdagangan bebas antara beberapa negara. Teori comparative advantage telah berkembang menjadi dynamic comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam akan kalah dalam persaingan internasional. a. Cost Comparative Advantage (Labor efficiency) Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage. Data Hipotesis Cost Comparative Produksi 1 kg gula 1 m kain Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja China 6 hari kerja 5 hari kerja Sumber: Salvatore (2006).
  • 14. 58 Indonesia memiliki keunggulan absolut dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua negara melalui spesialisasi jika negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor efficiency. Berdasarkan perbandingan Cost Comparative Advantage Efficiency, dapat dilihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg gula (atau hari kerja) daripada produksi 1 meter kain (hari bekerja) hal ini akan mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula. Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain (hari kerja) daripada produksi 1 Kg gula (hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain. a. Production Comperative Advantage (Labor productifity) Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak produktif. Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan Cina untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki labor productivity. Kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari Negara tersebut memiliki perbedaan dalam Cost Comparative Advantage atau Production Comparative Advantage. Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi: Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, di mana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
  • 15. 58 2. Teori Heckscher-Ohlin (H-O) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik, negara- negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah: a. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu negara. b. Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi, apakah labor intensity atau capital intensity. Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dikatakan berikut: a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara. b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilikinya. c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya.
  • 16. 58 e. Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antarnegara (Salvatore, 2006). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai .The Proportional Factor Theory.. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya. Hipotesis Teori H-O Sebelum melakukan kritik terhadap teori H-O, di bawah ini akan dikemukakan hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain: 1. Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor di tiap negara turun. 2. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.
  • 17. 58 3. Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua Negara cenderung sama demikian pula harga barang B di kedua negara cenderumg sama. 4. Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan Negara yang kaya Labor. 5. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi. Sehingga Negara yang kaya kapital maka ekspornya padat kapital dan impornya padat karya, sedangkan negara kaya labor ekspornya padat karya dan impornya padat kapital. Kelemahan Asumsi Teori H-O Untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang kurang valid: a. Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering menggunakan teknologi yang berbeda. b. Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah produk negara industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model faktor endowment H-O. c. Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas factor secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan faktor antarnegara. Maknanya adalah hal ini merupakan modifikasi H-O tetapi tidak mengurangi validitas model H-O. d. Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi jika melakukan perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak Negara yang masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor. 1.1 Produk Domestik Bruto (PDB)
  • 18. 58 PDB diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan ekonomi suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional ini mempunyai ukuran makro utama tentang kondisi suatu negara. Pada umumnya perbandingan kondisi antar negara dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya sebagai gambaran, Bank Dunia menentukan apakah suatu negara berada dalam kelompok negara maju atau berkembang melalui pengelompokan besarnya PDB, dan PDB suatu negara sama dengan total pengeluaran atas barang dan jasa dalam perekonomian (Herlambang, 2001). Menurut Samuelson (2002), PDB adalah jumlah output total yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara dalam satu tahun. PDB mengukur nilai barang dan jasa yang di produksi di wilayah suatu negara tanpa membedakan kewarganegaraan pada suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian warga negara yang bekerja di negara lain, pendapatannya tidak dimasukkan ke dalam PDB. Sebagai gambaran PDB Indonesia baik oleh warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA) yang ada di Indonesia tetapi tidak diikuti sertakan produk WNI di luar negeri (Herlambang, 2001). Sukirno (2002) mendefinisikan PDB sebagai nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing. Sedangkan Wijaya (1997) menyatakan bahwa PDB adalah nilai uang berdasarkan harga pasar dari semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun. Secara umum PDB dapat diartikan sebagai nilai akhir barang-barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu negara selama periode tertentu (biasanya satu tahun). 1.2 PDB Atas Harga Berlaku dan Harga Konstan Pendapatan nasional dapat dihitung berdasarkan dua harga yang telah ditetapkan pasar. 1) PDB Harga Berlaku. Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu menurut/berdasarkan harga yang berlaku pada periode tersebut.
  • 19. 58 2) PDB Harga Konstan. Pendapatan nasional pada harga konstan adalah nilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu, berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang dipakai dasar untuk dipergunakan seterusnya dalam menilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan pada periode/tahun berikutnya. Pendapatan nasional pada harga konstan = Pendapatan Nasional riil. Menurut Mulyono dalam Hanton (2002), 1.3 Teori Konsumsi Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi (Dumairy, 2004). Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi kasual. Pertama dan terpenting, Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal merupakan rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi. Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (avarage prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia barharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin. Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan
  • 20. 58 konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes menyatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting. Berdasarkan tiga dugaan ini, persamaan konsumsi Keynes sering ditulis sebagai berikut (Mankiw, 2003): C = a + bY, a > 0, 0 < b < 1 ................................................................ (2.1) Keterangan: C = konsumsi Y = pendapatan disposebel a = konstanta b = kecenderungan mengkonsumsi marginal 1.4 Teori Pajak Teori klasik tentang sistem perpajakan yang baik dimulai sejak Adam Smith dalam bukunya .The Wealth of Nations. (Waluyo, 2006) yang menyatakan bahwa penungutan pajak hendaknya didasarkan pada: a. Equality Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingan dan manfaat yang diminta. b. Certainty
  • 21. 58 Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu pembayaran. c. Convenience Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak sebagai contoh pada saat wajib pajak memperoleh penghasilan. Sistem pemungutan ini disebut pay as you earn. d. Economy Secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak. Azas keadilan dalam sistem perpajakan telah banyak didiskusikan secara luas, dan hal ini merupakan bagian terpenting dalam mengevaluasi setiap pengajuan dalam pembuatan kebijakan perpajakan. Musgrave Laksana (2001) memberikan pandangan yang adil tentang distribusi beban pajak, beban administrasi dan pengaruh insentif pajak terhadap penerimaan pajak. Diantara keempat azas di atas, Musgrave juga menekankan pada tiga azas lainnya yaitu: azas netralitas (neutrality), azas perbaikan (reformation), dan azas kestabilan dan pertumbuhan (growth and stability). Di negara-negara yang sedang berkembang sebagian besar penerimaan pajaknya berasal dari pajak langsung dan pajak tak langsung. Menurut Nafziger (1990) dalam Yuzrat and Makhfatih (Nasution, 2003) menyebutkan bahwa proporsi PDB terhadap pajak langsung pada negara sedang berkembang lebih rendah daripada pajak langsung dari negara-negara maju. Hal ini dikarenakan pada negara-negara yang sedang berkembang lebih rendah golongan berpenghasilan tingginya. Dalam perkembangannya akan terjadi proses pergeseran dari dominasi pajak tidak langsung menjadi pajak langsung sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi diiringi dengan peningkatan pendapatan perkapita penduduknya. Dalam jangka panjang peranan pajak langsung akan semakin penting seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan ditunjang pula dengan teknologi canggih menuju era globalisasi. Selain berfungsi sebagai pemerataan karena struktur tarifnya bersifat progresif, perkembangan hubungan internasional yang semakin maju kearah liberal dan global mengharuskan pemerintah untuk menurunkan tarif
  • 22. 58 impornya dalam rangka peningkatan daya saing ekonomi domestic di ekonomi dunia. Konsekuensinya penerimaan pajak tidak langsung akan menjadi turun. Alternatifnya adalah memobilisasi penerimaan pajak yang bertumpu pada pajak langsung seperti pajak penghasilan.
  • 23. 58 3. TEORI KLASIK TEORI KEUNGGULAN MUTLAK DAN TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF A.TEORI KEUNGGULAN MUTLAK (ABSOLUTE ADVANTAGE) Adam Smith (1723-1790) Teori Keunggulan Mutlak/Absolut menurut Adam Smith bahwa setiap Negara akan memperoleh manfaat perdagangan Internasional apabila melakukan spesialisasi pada produk yang mempunyai efisiensi produksi lebih baik dari Negara lain, dan melakukan perdagangan internasional dengan Negara lain yang mempunyai kemampuan spesialisasi pada produk yang tidak dapat diproduksi di Negara tersebut secara efisien. Ada beberapa asumsi dari teori keunggulan mutlak/absolut ini: 1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja 2. Kualitas barang yang diproduksi kedua Negara sama 3. Pertukaran dilakukan secara barter tanpa mengeluarkan uang 4. Biaya ditanspor ditiadakan Teori keunggulan mutlak/absolut adalah situasi ekonomi di mana penjual mampu menghasilkan jumlah yang lebih tinggi dari produk yang diberikan, saat menggunakan jumlah yang sama sumber daya yang digunakan oleh pesaing untuk menghasilkan jumlah yang lebih kecil. Hal ini dimungkinkan bagi individu, perusahaan, dan bahkan negara memiliki keuntungan absolut di pasar. Kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan lebih efisien juga memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan lebih, dengan asumsi bahwa semua unit yang diproduksi dijual. Biaya juga merupakan faktor yang terlibat dalam menentukan apakah keuntungan absolut ada. Ketika itu adalah mungkin untuk memproduksi lebih banyak produk dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, ini biasanya diterjemahkan ke dalam biaya produksi yang lebih rendah per unit. Bahkan dengan asumsi bahwa produsen menjual setiap unit dengan biaya sedikit di bawah kompetisi, hasil akhir masih harus keuntungan yang lebih tinggi pada setiap unit yang dijual.
  • 24. 58 Teori Keunggulan Mutlak/Absolut lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter, sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value). Teori Absolute Advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja. Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. Namun teori itu mempunyai dua manfaat: pertama, memungkinkan kita dengan secara sederhana menjelaskan tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran. Kedua, meskipun pada teori- teori berikutnya (teori modern) kita tidak menggunakan teori nilai tenaga kerja, namun prinsip teori ini tidak bisa ditinggalkan (tetap berlaku). Menurut beliau bahwa perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi agar produktivitas tenaga kerja bertambah karena dengan adanya spesialisasi akan meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Disamping itu, beliau juga menitik beratkan pada luasnya pasar. Pasar yang sempit akan membatasi spesialisasi (Devition of Labour) oleh karena itu pasar harus seluas mungkin supaya dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan Internasional menarik perhatian. Karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri. Prinsip Adam Smith mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tingkat Investasi G=f (I). Dalam teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut: 1. Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional) dalam Menghasilkan Sejenis Barang
  • 25. 58 Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain, sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh keunggulan mutlak. 1. Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi Dengan spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang memiliki keuntungan. Suatu negara akan mengimpor barang-barang yang bila diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan, sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu negara mengadakan spesialisasi dalam memproduksi barang. Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang. Jadi, keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain. Pandangan Adam Smith (1723-1790) atas konsep nilai dibedakan menjadi 2 yaitu nilai pemakaian dan nilai penukaran. Hal ini menimbulkan paradok nilai, yaitu barang yang mempunyai nilai pemakaian (nilai guna yang sangat tinggi, misalnya air dan udara, tetapi mempunyai nilai penukaran yang sangat rendah. Malahan boleh dikatakan tidak mempunyai nilai penukaran. Sedangkan di sisi lain barang yang nilai gunanya sedikit tetapi dapat memiliki nilai penukaran yang tinggi, seperti berlian. Hal ini baru diselesaikan oleh ajaran nilai subyektif. Masngudi (2006) menjelaskan bahwa teori keunggulan absolut dari Adam Smith mempunyai kelemahan-kelemahan sebagai berikut: 1. Teori keunggulan absolut tidak menjelaskan dengan mekanisme apa dunia memperoleh keuntungan dan output dan bagaimana dibagikan di antara para penduduk masing-masig negara.
  • 26. 58 2. Dalam model teori keunggulan absolut tidak menjelaskan bagaimana jikalau negara yang satu sudah mengadakan spesialisasi sedangkan yang lain masih memproduksikan kedua produk. 3. Bahwa labor productivity berbeda-beda. 4. Bahwa Adam Smith tak terpikirkan adanya negara negara yang sama sekali tidak memiliki keunggulan absolut. Contoh 1: Indonesia dan India memproduksi dua jenis komoditi yaitu pakaian dan tas dengan asumsi (anggapan) masing-masing negara menggunakan 100 tenaga kerja untuk memproduksi kedua komoditi tersebut. 50 tenaga kerja untuk memproduksi pakaian dan 50 tenaga kerja untuk memproduksi tas. Hasil total produksi kedua negara tersebut yaitu: Produk Indonesia India Pakaian 40 unit 20 unit Tas 20 unit 30 unit Berdasarkan informasi di atas, Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dibandingkan dengan India, karena 50 tenaga kerja di Indonesia mampu memproduksi 40 tenaga kerja dan India hanya bisa memproduksi 20 unit. Sedangkan India memiliki keunggulan mutlak dalam memproduksi tas karena India bisa membuat 30 tas, Indonesia hanya 20 tas. Jadi Indonesia memiliki keunggulan mutlak dalam produksi pakaian dan India memiliki keunggulan mutlak dalam produksi tas. Apabila Indonesia dan India melakukan spesialisasi produksi, hasilnya akan sebagai berikut: Produk Indonesia India Pakaian 80 unit 0 unit
  • 27. 58 Tas 0 unit 60 unit Dengan melakukan spesialisasi hasil produksi semakin meningkat. Karena Indonesia dan India memindahkan tenaga kerja dalam produksi komoditi yang menjadi spesialisasi. Sebelum spesialisasi, jumlah produksi sebanyak 60 unit pakaian dan 50 unit tas. Tetapi setelah spesialisasi, jumlah produksi meningkat menjadi 80 unit pakaian dan 60 unit tas. Jadi keunggulan mutlak terjadi apabila suatu negara dapat menghasilkan komoditi-komoditi tertentu dengan lebih efisien, dengan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Contoh 2: Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi rempah-rempah dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya akan memperoleh keuntungan. Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut: 1. Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3 unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik). 2. Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg rempah-rempah – 0,25 elektronik). 2.TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE) David Ricardo (1772 – 1823)
  • 28. 58 Teori Keunggulan Komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori yang dikembangkan oleh David Ricardo pada tahun 1817. Teori keunggulan komparatif melihat keuntungan atau kerugian dari perdagangan internasional dalam perbandingan relatif. Hingga saat ini, teori keunggulan relatif merupakan dasar utama yang menjadi alasan negara-negara melakukan perdagangan internasional. David Ricardo berpendapat bahwa meskipun suatu negara mengalami kerugian mutlak (dalam artian tidak mempunyai keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis barang bila dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional yang saling menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asalkan negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain. Dengan kata lain, setiap negara akan memperoleh keuntungan jika masing-masing melakukan spesialisasi pada produksi dan ekspor yang dapat diproduksinya pada biaya yang relatif lebih murah, dan mengimpor apa yang dapat diprosukdinya pada biaya yang relatif lebih mahal. Ini menjelaskan bahwa mengapa suatu negara yang memiliki sumber daya sangat lengkap, negara tersebut memilih mengimpor atau mengekspor daripada memproduksi untuk digunakan sendiri. Untuk mempertegas teorinya, David Ricardo memberlakukan beberapa asumsi, yaitu : Hanya ada 2 negara yang melakukan perdagangan internasional. Hanya ada 2 barang (komoditi) yang diperdagangkan. Masing-masing negara hanya mempunyai 1 faktor produksi (tenaga kerja). Skala produksi bersifat “constant return to scale”, artinya harga relatif barang-barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi. Berlaku labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilai atau harga dari suatu barang (komoditi) dapat dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang tersebut. Tidak memperhitungkan biaya pengangkutan dan lain-lain dalam pemasaran. Untuk lebih memahaminya, dapat dilihat contoh berikut ini: Tabel 1 : Produksi Sepatu dan Pakaian oleh Negara Indonesia dan Amerika
  • 29. 58 Negara Jam kerja yang dibutuhkan untuk produksi Jumlah Jam Tenaga Kerja Sepatu Pakaian Amerika Serikat 1 2 120 Indonesia 4 6 Agar terlihat sederhana, diasumsikan ada dua negara (Amerika dan Indonesia) dan dua output (sepatu dan pakaian). Keduanya memiliki sumber daya masing-masing 120 jam tenaga kerja (TK) untuk memproduksi sepatu dan pakaian. Namun Amerika mampu memproduksi 1 unit sepatu dengan 2 jam TK dan 1 unit pakaian dengan 4 jam TK. Sedangkan Indonesia membutuhkan 3 jam TK untuk memproduksi 1 unit sepatu dan 6 jam TK untuk pakaian. Sekedar keterangan, Amerika mampu memproduksi keduanya dengan jam TK (input) yang lebih sedikit daripada Indonesia. Menurut teori keuntungan absolut (absolute advantage), Amerika seharusnya memproduksi keduanya sendiri. Namun tidak demikian menurut teori keuntungan komparatif. Kita lihat perbandingannya dibawah dengan menggunakan teori keuntungan komparatif. Sebelum Melakukan Perdagangan Sebelum melakukan perdagangan, produksi di kedua negara menghasilkan upah riil yang berbeda bagi TK. Upah riil bagi TK di Amerika adalah 1 sepatu atau 1/2 pakaian. Sementara di Indonesia, upah riil TK hanya 1/4 sepatu atau 1/6 pakaian. Artinya upah di Indonesia lebih rendah dibandingkan di Amerika dan TK di Indonesia memiliki daya beli yang relatif lebih kecil. Ini tentunya juga menimbulkan perbedaan biaya produksi, dan jika pasar adalah persaingan sempurna, harga sepatu dan pakaian akan berbeda di kedua negara. Sementara itu, mari kita lihat berapa total output yang mampu diproduksi kedua negara tanpa melakukan perdagangan. Jika diasumsikan dari total 120 jam TK (input) yang tersedia di tiap negara dibagi dua merata pengalokasiannya dalam memproduksi sepatu dan pakaian, maka total produksi kedua negara adalah sebagai berikut :
  • 30. 58 Tabel 2 : Total Output (unit) masing-masing negara sebelum perdagangan Negara Jumlah Output yang Diproduksi Sepatu Pakaian Amerika Serikat 60 30 Indonesia 15 10 TOTAL 75 40 Dengan input 120 jam TK yang dimiliki masing-masing negara, jika dialokasikan separuh- separuh, Amerika mampu memproduksi 60 sepatu (60 jam TK / 1) dan 30 pakaian (60 jam TK / 2). Sedangkan Indonesia mampu memproduksi 15 sepatu (60 jam TK / 4) dan 10 pakaian (60 jam TK / 6). Dengan demikian, total produksi yang dihasilkan kedua negara adalah 115 unit (75 + 40), yang terdiri dari sepatu dan pakaian. Menurut teori keuntungan komparatif, Amerika seharusnya hanya memproduksi sepatu dan Indonesia memproduksi pakaian. Ini karena produksi pakaian relatif lebih mahal bagi Amerika, dengan rasio harga produksi 2 dibandingkan dengan 6/4 atau 3/2 yang mampu diproduksi Indonesia (tabel 1). Sedangkan sepatu relatif lebih mahal bagi Indonesia karena rasio harga produksinya adalah 4/6 dibandingkan dengan 1/2 yang mampu diproduksi Amerika (tabel 1). Jadi, perbandingan dalam teori ini adalah berdasarkan harga relatif di kedua negara, bukan hanya di satu negara. Sebenarnya, jika tidak ada regulasi larangan ekspor-impor, perdagangan antar keduanya akan tercipta secara alamiah. Jika keduanya terus memproduksi sepatu dan pakaian sendiri (tidak melakukan perdagangan), maka akan terjadi perbedaan harga yang akan mendorong arbitrasi. Dengan asumsi biaya transpotasi tidak ada atau relatif sangat kecil, Amerika kemudian akan mengekspor sepatu ke Indonesia dan Indonesia akan mengekspor pakaian ke Amerika. Karena biaya produksi yang lebih murah, harga sepatu Amerika yang diekspor juga akan lebih murah dan ini mendorong harga sepatu di Indonesia turun. Jika harga sepatu di Indonesia terlalu rendah bagi produsen Indonesia, mereka akan menutup produksinya karena tidak menguntungkan lagi. Akhirnya mereka akan beralih ke produksi yang lebih menguntungkan, yaitu pakaian. Sedangkan kebutuhan sepatu di Indonesia akan dipenuhi dengan impor. Hal yang sama juga terjadi terhadap
  • 31. 58 pakaian di Amerika. Pada akhirnya, perbedaan harga akan membuat Amerika hanya memproduksi sepatu dan Indonesia hanya memproduksi pakaian. Setelah Melakukan Perdagangan Setelah melakukan perdagangan, total output kedua negara adalah sebagai berikut : Tabel 3 : Spesialisasi Produksi Negara Jumlah Output yang Diproduksi Sepatu Pakaian Amerika Serikat 120 0 Indonesia 0 20 Pada tabel diatas, Amerika menggunakan semua inputnya (120 jam TK) untuk memproduksi pizza saja, sehingga menghasilkan 120 pizza (120 jam TK / 1). Sedangkan Eropa menggunakan semua inputnya untuk memproduksi pakaian saja, sehingga menghasilkan 20 pakaian (120 jam TK / 6). Ternyata total output kedua negara meningkat dengan melakukan spesialisasi produksi ini, yaitu menjadi 140 unit. B.IMPLIKASI TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF Dasar pemikiran Ricardo mengenai penyebab terjadinya perdagangan antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran dari Adam Smith (Teori Keunggulan Mutlak), namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan suatu negara, yakni dilihat komparatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya. Kelemahan-kelemahan dari teori keunggulan komparatif adalah timbulnya ketergantungan dari Dunia Ketiga terhadap negara-negara maju karena keterbelakangan teknologi. Fakta lain, saat ini negara-negara maju pun bisa membuat sendiri apa yang menjadi spesialisasi negara berkembang (misalnya pertanian) dan melakukan proteksionisme.
  • 32. 58 Alih teknologi-produksi yang terjadi, misal barang-barang spesialisasi dari Indonesia yang dijual ke Jepang akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga dan bentuk yang lebih bagus, seperti karet menjadi ban ; dan juga membuat negara-negara berkembang sulit bersaing keuntungan. Perusahaan seperti Honda membuat bahan motor di negara-negara spesialisasi. Dengan adanya kelemahan-kelemahan tersebut, teori ini sebenarnya hanya cocok untuk perdagangan internasional antar negara maju. Sebenarnya melalui konteks sejarah kita bisa mengetahui hal tersebut karena Ricardo hanya melihat Inggris dan negara-negara maju plus Amerika Latin dalam penyusunan teorinya tersebut. Pada masa Ricardo, belum ada pengamatan serius dan mendalam yangmengarah pada negara-negara di Dunia Ketiga. Wajar jika ketika negara-negara di Dunia Ketiga mulai masuk dalam struktur ekonomi-politik internasional, ada beberapa hal dari teori perbandingan komparatif Ricardo yang menimbulkan berbagai kerugian di pihak negara- negara Dunia Ketiga.
  • 33. 58 4. TEORI MODERN PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. Teori Hecksher-Ohlin Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit dinyatakan) antar negara (Salvatore, 2004:116). Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai penyebab perbedaaan produktivitas tersebut. Sedangkan menurut dalil ( teorema) ini bahwa suatu negara mempunyai keuntungan komperatif atas barang, dengan demikian seharusnya mengekspor barang tersebut, yang diproduksi dengan menggunakan secara intensif faktor produksi yang dimiliki secara relatif lebih kaya ( the abundant factor ). Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan penyebab perbedaaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai ‘The Proportional Factor Theory”. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya. Penjelasan analisis teori H-O menggunakan dua kurva. Pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang melukiskan total biaya produksi sama serta kurva isoquant yang melukiskan total kuantitas produk yang sama. Teori ekonomi mikro menyatakan bahwa jika terjadi persinggungan antara kurva isoquant dan kurva isocost maka akan ditemukan titik optimal. Sehingga dengan
  • 34. 58 menetapkan biaya tertentu suatu negara akan memperoleh produk maksimal atau sebaliknya dengan biaya yang minimal suatu negara dapat memproduksi sejumlah produk tertentu. Uraian teori faktor proporsi belum lengkap apabila belum mengetahui bagaimana suatu barang dihasilkan. Untuk mengetahui hal ini dapat dijelaskan dengan kurva isoquant. Peta Isoquant masing-masing negara dapat dijelaskan sebagai berikut: Isoquant Indonesia terletak dekat sumbu vertikal (TK) menunjukkan bahwa barang yang dihasilkan Indonesia bersifat padat tenaga kerja (labor intensive) sedangkan bagi Jepang lebih mendekati sumbu horizontal menunjukkan barang yang dihasilkan bersifat padat modal (capital intensive). Sesuai dengan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant ini, masing-masing negara tentu cenderung memproduksi barang tertentu dengan kombinasi faktor produksi yang paling optimal sesuai struktur atau proporsi faktor produksi yang dimiliki. Selanjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2sebagai barikut: 1) Perdagangan internasional terjadi antara dua negara (misal-nya Indonesia dan Jepang). 2) Masing-masing negara memproduksi dua macam barang (pakaian dan radio). 3) Masing-masing negara menggunakan dua macam faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan kapital. Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) berdasarkan teori H-O disusun Tabel berikut:
  • 35. 58 Berdasarkan tabel diatas dan konsep titik singgung antara isocost dan isoquant sebagai suatu titik optimal untuk memproduksi sejumlah barang dapat digambarkan dengan grafik dibawah ini. Dari gambar diatas dapat dekemukakan hal-hal sbb: 1. Isoquant 100 unit pakaian dilakukan dengan padat TK a) Di Indonesia Isoquant untuk 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $400 pada titik A dengan kombinasi 34 TK dan 3 K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di Indonesia akan lebih murah, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia relatif banyak dan murah, sehingga unit costnya hanya $4. NEGAR A INDONESIA JEPANG Barang Pakaian Radio Pakaian Radio F. Produksi T. Kerja Mesin T.Kerja Mesin Proses Produksi P. Karya P. Modal P. Karya P.Modal Proporsi F. Produksi 60 TK (banyak) 15 Mesin (kurang) 30 TK (kurang) 60 Mesin (banyak) Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unit Isocost $400 $600 $600 $400 Unit Cost $ 4 (murah) $ 30 (mahal) $ 6 (mahal) $ 20 (murah)
  • 36. 58 b) Di Jepang 100 unit pakaian akan menyinggung isocost $600 pada titik B dengan kombinasi 20 unit TK dan 7 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 100 unit pakaian yang padat karya di jepang relatif mahal karena faktor produksi TK relatif sedikit dan mahal, sehingga unit cost adalah $6. 2. Isoquant 20 unit radio dilakukakan padat modal a) Di Indonesia Isoquant untuk 20 unit radio akan menyinggung isocost $600 pada titik C dengan kombinasi 20 TK dan 10 K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat modal di Indonesia akan lebih mahal, ini disebabkan jumlah/propporsi faktor produksi relatif sedikit dan mahal sehingga unit costnya adalah $30. b) Di Jepang 20 unit radio akan menyinggung isocost $400 pada titik D dengan kombinasi 10 unit TK dan 18 unit K. Dengan demikian untuk memproduksi 20 unit radio yang padat karya di jepang relatif murah, sehingga unit cost adalah $20. Kesimpulan dari teori H-O adalah sebagai berikut: 1) Harga/biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing negara. 2) Comparative advantage atau keunggulan komparatif dari suatu jenis produk yang dimiliki oleh masing-masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimiliki. 3) Masing-masing negara akan cenderung berspesialisasi produksi dan mengekspor barang tertentu karena negara itu memiliki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya. 4) Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal memproduksinya.
  • 37. 58 B. Teori Opportunity Cost Analisis perdagangan internasional dengan menggunakan teori opurtinity cost adalah dengan menggunakan pendekatan kurva kemungkinan produksi (production possibility curve, PPC) dan kurva indiferen (indifference curve, IC). Pendekatan ini dikemukakan oleh G. Harberlel. Kurva kemungkinan produksi (PPC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang dapat dihasilkan dengan sejumlah tertentu faktor produksi yang digunakan sepenuhnya (full employment). Bentuk kurva kemungkinan produksi tergantung pada anggapan (asumption) yang digunakan, apakah dengan biaya konstan (PPC constant cost) atau biaya meningkat (increasing cost). Sedangkan kurva indiferen (IC) adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi barang yang menghasilkan kepuasan sama. 1) Kurva indiferen dan PPC constant cost Analisis manfaat perdagangan dapat ditunjukkan dengan menggunakan gambar dibawah ini. Dari gambar diatas, suatu negara dianggap memiliki PPC constant cost yaitu NT, menghasilkan dua jenis barang yaitu X dan Y. Dari gambar diatas keuntungan perdagangan (gain from trade) dapat dijelaskan sebagai berikut : o Sebelum perdagangan Kurva PPC NT bersinggungan dengan kurva indiferen IC. Ke-seimbangan terjadi dititik A dimana jumlah produksi yang dihasilkan adalah sama dengan konsumsi masyarakat secara keseluruhan. Kurva PPC bersinggungan dengan kurva IC. o Setelah perdagangan Apabila dianggap Dasar tukar perdagangan luar negeri ada-lah garis putus-putus yang ditunjukkan oleh NT’, maka ini berarti melakukan perdagangan dengan negara lain akan menguntungkan, hal ini tercermin dari pergeseran kurva indiferen kekanan atas yaitu IC’. Keseimbangan akan terjadi dititik B Jadi dengan melakukaan perdagangan internasional maka kesejahteraan masyarakatnya akan meningkat, hal ini dapat dicerminkan dari pergeseran kurva indiferen ke kanan. Seperti kita ketahui, semakin jauh kurva indiferen dari titik O (origin) mengindikasikan bahwa kesejahteraan meningkat.
  • 38. 58 2) Kurva indiferen dengan PPC increasing cost (biaya menaik) Analisis manfaat perdagangan internasional (gain from trade) dengan IC dan PPC increasing cost dapat dilakukan dengan tiga kemungkinan, yaitu; (a) PPC increasing cost yang sama dan IC berbeda; (b) PPC increasing cost dengan IC yang sama; dan (3) PPC Increasing cost dan IC yang berbeda. Prinsip ketiga kemungkinan ini adalah sama, sehingga dalam kesempatan yang ini akan dijelaskan adalah salah satu diantaranya, sedangkan dua kemungkinan lain merupakan tugas Anda menganalisisnya. Yang akan dibahas adalah PPC increasing cost yang sama dan IC yang berbeda. Persamaan PPC menunjukkan kesamaan faktor-faktor produksi serta teknik produksi yang sama antar negara. Perbedaan pada kurva Indiferen disebabkan oleh perbedaan dalam pendapatan, rasa atau preferensi konsumen di masing-masing negara. Analisis ini dapat diilustrasikan dengan memperhatikan gambar berikut ini : Keterangan: X : barang X Y : barang Y PP : kurva kemungkinan Produksi ICa : kurva indiferen negara A ICb : kurva indiferen negara B DTI : Dasar Tukar Internasional Analisis perdagangan adalah sebagai berikut : 3. Sebelum perdagangan Negara A Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara A akan menghasilkan barang X sebesar X1 dan menghasilkan barang Y sebesar Y1. Keseimbangan produksi dan konsumsi negara A sebelum perdagangan akan terjadi di titik C, yaitu pada persinggungan PP dan ICa.
  • 39. 58 Negara B Dengan kurva kemungkinan produksi PP, negara B akan menghasilkan barang X sebesar sebesar X3 dan Y sebesar Y3. Keseimbangan produksi dan konsumsi tercapai di titik E, yaitu persinggungan antara PP dan ICb. 4. Setelah perdagangan Setelah kedua negara (negara A dan Negara B) melakukan perdagangan, dan dasar tukar Internasional yang terjadi adalah DTI maka : kedua negara akan berpoduksi pada titik yang sama, yaitu dititik A, yaitu menghasilkan barang X sebesar X5 dan barang Y sebesar dan barang Y sebesar Y5. Manfaat perdagangan (gain from trade) internasional dapat dilihat dari peningkatan kesehteraan yang dicerminkan oleh pergeseran kurva indiferen masing-masing negara (kurva IC negara A bergeser dari ICa menjadi ICa’ dan kurva IC negara B bergeser dari ICb menjadi ICb’ ). Negara A akan mengkonsumsi dititik B, yaitu mengkonsumsi X sebesar X2 dan Y sebesar Y2 pada kurva Ica’ , kekurangan barang Y akan dipenuhi dengan melakukan impor (sebesar Y2Y4), sedangkan kelebihan produksi X akan diekspor (sebesar X2X5) Sedangkan negara B akan mengkonsumsi di titik D, yaitu mengkonsumsi X sebesar X4 dan Y sebesar Y4. Kelebihan produksi barang Y akan diekspor (sebesar Y5Y4), dan Kekurangan barang X akan dipenuhi dengan mengimpor (sebesar X5X4). Dengan demikian perdagangan internasional akan dapat meningkatkan kesejahteraan dimasing- masing negara. Dari gambar diatas kita hanya ada menganggap dua negara yang berdagang, yaitu negara A dan negara B. Ekspor bagi negara A merupakan impor bagi negara B, demikian sebaliknya. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada banyak negara. Penggunaan grafik hanya terbatas pada dua negara saja, sedangkan untuk banyak barang dan banyak negara dapat dillakukan analisis secara matematis, seperti penggunaan persamaan simultan dan sebagainya. C. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD) Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu Negara untuk
  • 40. 58 menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga. Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional.Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer Curve.
  • 41. 58 5. KEBIJAKSANAAN EKONOMI INTERNASIONAL 1. KEBIJAKAN EKONOMI INTERNASIONAL Pengertian KebijakanEkonomi Internasional dalam arti luas adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah (suatu negara), yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah serta bentuk daripada perdagangan dan pembayaran internasional. Kebijaksanaan ini tidak hanya berupa tarif, quota dan sebagainya, tetapi juga meliputi kebijaksanaan pemerintah di dalam negeri yang secara tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perdagangan serta pembayaran internasional seperti misalnya kebijaksanaan moneter dan fiskal. Sedangkan pengertian yang lebih sempit Kebijakan Ekonomi Internasional adalah tindakan atau kebijaksanaan ekonomi pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perdagangan dan pembayaran internasional. Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional Kebijakan Perdagangan Internasional : Mencakup tindakan pemerintah terhadap rekening yang sedang /transaksi berjalan (current account) dari neraca pembayaran internasional, khususnya tentang ekspor impor barang & jasa. Jenis kebijakan ini misalnya tarif terhadap impor, bilateral trade agreement dll. Kebijakan Pembayaran Internasional : Meliputi tindakan atau kebijakan pemerintah terhadap rekening modal (capital account) dlm neraca pembayaran internasional yang berupa pengawasan terhdp pembayaran internasional. misalnya pengawasan terhadap lalu lintas devisa (exchange control) atau pengaturan/pengawasan lalu lintas modal jangka panjang.
  • 42. 58 Kebijakan Bantuan Luar Negeri : Adalah tindakan atau kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan bantuan (grants), pinjaman (loans), bantuan yg bertujuan untuk membantu rehabiltasi serta pembangunan dan bantuan militer terhadap negara lain. Tujuan Kebijakan Internasional Autarki ( Autarchi) bermaksud untuk menghindari dari pengaruh negara lain baik pengaruh ekonomi, politik dan militer. Kesejahteraan (Welfare) dengan mengadakan perdagangan internasional suatu akan memperoleh keuntungan (gain from trade) dari terjadinya spesialisasi produksi dan meningkatnya konsumsi masyarakat suatu negara. Oleh karena itu hambatan perdagangan internasional seperti Tarif/Bea, Larangan Perdagangan, Quota dll dihilangkan atau dikurangi. . Proteksi /Protection : Kebijakan proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant industry), dan melindungi perusahaan baru dari perusahaan-perusahaan besar yang semen-mena dengan kelebihan yang ia miliki, selain itu persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota, larangan impor, subsidi, dan dumping. Keseimbangan Neraca Pembayaran ( Equlibrium Balance Of Payment=BOP); negara yang memiliki kelebihan cadangan valuta asing/devisa jika pemerintah mengambil kebijkan stabilisasi ekonomi dalam negeri akan tidak banyak menimbulkan problem dalam Neraca Pembayaran. Sebaliknya untuk negara yang posisi cadangan valuta asing/devisa sedikit memaksa pemerintah mengambil kebijakan ekonomi internasionalnya misalnya pengawasan devisa (exchange control) tidak hanya lalu lintas barang dan jasa tetapi juga modal. Pembangunan Ekonomi (Economic Development) ; Untuk mencapai tujuan ini pemerintah dapat mengambil kebijakan misalnya: Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang masih baru mulai berjalan (Infant Industries). Mengurangi impor barang barang konsumsi yang tidak esensial dan mendorong impor barang barang yang esensial.
  • 43. 58 6. KEBIJAKAN NON TARIF KUOTA, SUBSIDI, DAN DUMPING 1.Tarif Tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu Negara. Jadi tariff atau bea masuk adalah salah satu cara untuk member proteksi terhadap industri dalam negeri. Proteksi tidak selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tariff dikenakan untuk memperoleh pendapatan Negara. Tetapi tidak jarang pula bahwa tujuan utama dari pengenaan tariff adalah jelas-jelas memberikan proteksi pada suatu industri dalam negeri. Apapun tujuan utamanya, tariff selalu mempunyai konsekuensi proteksi bagi industri dalam negeri yang memproduksikan barang yang sama/serupa dengan barang impor yang terkena tarif. Tarif digolongkan menjadi: Bea ekspor (export duties)adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju kenegara lain. Jadi pajak untuk barang-barang yang keluar dari custom areasuatu Negara yang memungut pajak. Custom Area adalah daerah dimana barang-barang bebas bergerak dengan tidak dikenai bea pabean. Batascustom area ini biasanya sama dengan batas wilayah sesuatu Negara, tetapi kesamaan ini bukanlah merupakan keharusan. Custom area disini lebih luas daripada wilayah suatu Negara. Tetapi dengan adanya free trade area maka custom area lebih sempit daripada batas wilayah suatu Negara. Bea Transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain. Bea Impor (impor duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam custom area suatu Negara dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan terakhir. Pembedaan tariff menurut jenisnya
  • 44. 58 Ad Valorem Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentase dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut. Specific Duties, yakni bea pabean yang tingginya dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada barang. Spesific Ad Valorem atau Compound Duties, yakni bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad valorem. System tarif: Single-Column Tariffs: System dimana untuk masing-masing barang hanya mempunyai satu macam tariff. Bersifat autonomous, artinya tariff yang tingginya ditentukan sendiri oleh sesuatu Negara tanpa persetujuan dengan Negara lain). Kalau tingginya tariff ditentukan dengan perjanjian dengan Negara lain disebut conventional tariff. Double-Column Tariffs: System dimana untuk setiap barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apanila kedua tariff tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang, maka namanya:”bentuk maksimum dan minimum”. Jadi sebagian autonomous dan sebagian conventional, maka bentuk ini dinamakan “general and conventional form”. Triple-Column Tariffs: System ini hanya perluasan daripada double-column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tariff preference untuk Negara-negara bekas jajahan afiliasi politiknya. System ini sering disebut dengan nama “preferential system”. Efek tariff Pembebanan tariff terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomian suatu Negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa macam efek tariff tersebut adalah: efek terhadap harga (price effect) efek terhadap konsumsi (consumption effect) efek terhadap produk (protective/import substitution effect) efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect) Effective rate of protection
  • 45. 58 Tarif terhadap bahan mentah akan menaikkan ongkos produksi. Pembebanan tariff terhadap bahan mentah menyebabkan naiknya ongkos produksi sehingga kurva penawaran naik ke atas. Hubungan antara tariff terhadap barang jadi dan tariff terhadap bahan mentah dapat dinyatakan dengan adanya “effective rate of protection” yang dinikmati oleh produsen yang memproses barang jadi tersebut. Apabila barang jadi dan juga bahan mentah impor itu dikenakan tariff, maka effective rate of protection bagi produsen barang tersebut makin tinggi. Alasan pembebanan tariff Yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan Memperbaiki dasar tukar (terms of trade) Suatu Negara dapat mempengaruhi dasar pertukaran antara ekspor dan impornya melalui pembebanan tariff. Tariff dapat mengurangi keinginan untuk mengimpor, ini berarti bahwa untuk sejumlah tertentu ekspor menghendaki jumlah impor yang lebih besar, sebagian daripadanya diserahkan kepada pemerintah sebagai pembayaran tariff. Pembebanan tariff ini akan berhasil memperbaiki terms of trade apabila Negara itu mempunyai kedudukan monopoli dalam perdagangan. Dengan kata lain, kalau permintaan Negara lain terhadap barangnya bersifat inelastis; makin inelastis permintaan terhadap barangnya berarti semakin besar posisi monopoli sehingga pembebanan tariff dapat lebih effective. Infant-industri Pada umumnya industri-industri yang sedang tumbuh ini efisiensinya belum tinggi serta belum dapat menikmati adanya economies of scale. Oleh karena itu pembebanan tariff terhadap barang dari luar negeri dapat memberi perlindungan terhadap industri dalam negeri yang sedang tumbuh ini. Tariff hanya bersifat sementara sampai industri-industri dalam negeri sudah kuat, tariff dihapuskan. Hal ini untuk menjaga industri ini jangan sampai bekerja kurang efisien dibawah perlindungan tariff. Diversifikasi
  • 46. 58 Suatu Negara yang hanya menghasilkan satu atau beberapa macam barang saja akan mengalami kesulitan apabila harga barang-barang hasil produksinya di pasaran dunia goncang. Dengan pembebanan tariff, industri dalam negeri dapat berkembang, sehingga dapat memperbanyak jumlah serta jenis barang yang dihasilkan. Makin banyak jenis barang yang dihasilkan, ekonomi Negara itu akan semakin stabil karena penurunan harga satu jenis produk mungkin dapat diimbangi dengan kenaikan harga barang lain. Employment Pembebanan tariff akan mengakibatkan turunnya impor dan menaikkan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti pula kenaikan kesempatan kerja. Dalam hal ini pembebanan tariff dapat digunakan untuk memperluas kesempatan kerja. Anti dumping Dumping berarti menjual barang diluar negeri jauh lebih murah daripada di dalam negeri. Yang secara ekonomis tidak dapat dipertanggungjawabkan To Keep Money at Home Apabila penduduk suatu Negara itu membeli barang dari luar negeri maka Negara tersebut memperoleh barang dan Negara lain memperoleh uang. Tetapi apabila membeli barang produksi dalam negeri maka uang tersebut tidak lari keluar negeri. Jadi dengan pembebanan tariff impor, maka impor akan berkurang sehingga akan mencegah larinya uang ke luar negeri. The Low-wage Negara yang tingkat upahnya tidak dapat mengadakan hubungan dengan Negara yang tingkat upahnya rendah tanpa menanggung risiko akan turunnya tingkat upah. Turunnya tingkat upah berarti pula turunnya stansar hidup. Oleh karena itu untuk melindungi para pekerja yang upahnya tinggi dari persaingan para pekerja yang upahnya rendah maka Negara yang tingkat upahnya tinggi tersebut perlu membebankan tariff bagi barang yang berasal dari Negara yang tingkat upahnya rendah.
  • 47. 58 Produsen dalam negeri mempunyai hak terhadap pasar dalam negeri. Tariff akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor akan diganti dengan produksi dalam negeri. Kenaikan produksi ini berarti bertambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi. Home market Tarif akan mengakibatkan turunnya atau hilangnya impor dan diganti dengan prosuksi dalam negeri. Kenaikan produksi berarti tambahnya kesempatan kerja yang akhirnya berarti pula kenaikan kegiatan ekonomi. Pembebanan tarif atas suatu barang dapat menimbulkan pengaruh terhadap perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang yang dikenai tarif tersebut. Pengenaan tarif terhadap barang-barang impor biasanya ditujukan Untuk melindungi produksi barang sejenis yang dihasilkan di dalam negeri. Pengaruh pembebanan terhadap harga barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut : Keterangan : OP : merupakan harga produsen di luar negeri sebelum ada pembebanan tariff OQ1 : merupakan jumlah produksi dalam OQ4 : negeri besarnya konsumsi dalam negeri Q1Q4 : besarnya impor barang-barang dan luar negeri PP1 : merupakan besarnya tarif atas barang impor OP1 : besarnya harga barang di dalam negeri setelah adanya tarif impor Setelah adanya tarif produksi dalasn negeri dapat bersaing dengan barang impor. Harga barang- barang impor menjadi mahal, sehingga produksi dalam negeri meningkat Q1Q2. Karena harga barang impor yang mahal, konsumen mengurangi konsumsinya sebesar QO4. Luas segi empat GHIJ merupakan penerimaan pemerintah dan tarif barang-barang impor.
  • 48. 58 Kuota Kuota adalah pembatasan jumlah barang yang boleh masuk (kuota impor) dan jumlah barang yang boleh keluar (kuota ekspor). Kuota yang diterapkan oleh pemerintah biasanya dilakukan dengan cara memperkenankan impor ataupun ekspor suatu barang dengan jumlah yang dibatasi. Kuota Impor Beberapa jenis kuota impor, antara lain sebagai berikut : Absolute atau unilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan dan negara lain. Negotiated atau bilateral quota adalah kuota yang besar kecilnya ditenrnkan berdasarkan Perjanjian antara dua negara atau lebih yang terlibat dalam perdagangan. Tarif quota adalah gabungan antara tarif dan kuota. Untuk barang-barang tertentu jumlahnya dibedakan dan diizinkan masuk atau keluar tetapi dikenakan tarif yang tinggi. Mixing quota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpor dengan proporsi tertentu dalam rangka melaksanakan produksi barang akhir. Pembatasan mi bertujuan mendorong perkembangan industri di dalam negeri. Adanya kuota impor berarti barang-barang impor di pasaran tersedia terbatas. Hal tersebut berarti barang-barang sejenis yang dihasilkan di dalarn negeri dapat bersaing. Jika digambarkan dalam bentuk kurva akan tampak seperti berikut : Keterangan : QQ1 : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada kuota impor
  • 49. 58 QQ4 : besarnya konsumsi dalam negeri sebelum ada kuota impor Q1Q1 : besarnya impor barang dan luar negeri sebelum ada kuota impor OP : harga barang sebelum ada kuota impor Q2Q3 : besarnya impor barang yang diperkenankan pemerintah setelah kuota OP1 : harga barang dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah adanya kuota impor OQ3 : besarnya konsumsi setelah adanya kuota impor Segiempat BCEF keuntungan yang diperoleh pedagang pengimpor setelah adanya kuota. Kuota Ekspor Kuota ekspor yang diterapkan oleh setiap negara memiliki beberapa tujuan , antara lain : -mencegah barang-barang yang penting agar tidak jatuh ke negara yang dianggap berbahaya; -menjamin ketersediaan barang di dalam negeri dalam jumlah yang cukup; -mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga dalam menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. Kuota ekspor biasanya dikenakan terhadap bahan mentah yang merupakan komoditas perdagangan penting. Larangan Ekspor Larangan ekspor adalah kebijakan pemerintah dalam perdagangan internasional yang tidak memperbolehkan ekspor barang dan dalam ke luar wilayah pabean suatu negara. Misalnya, ekspor pasir laut Indonesia ke Singapura dilarang karena menimbulkan kerusakan Iingkungan yang merugikan negara.
  • 50. 58 Larangan Impor Larangan impor merupakan kebalikan dan larangan ekspor, yaitu suatu kebijakan dalam perdagangan dengan cara melarang membeli barang dan luar negeri untuk melindungi dan mengembangkan industri dalam negeri. Misalnya, larangan mengimpor beras, bawang putih, dan gula pasir. Jika barang-barang (komoditas) tersebut tidak dilindungi, petani padi, bawang, dan tebu akan mendenita kerugian yang besar. Apabila digambarkan dalam bentuk kurva, pengaruh larangan impon terhadap harga barang akan tampak seperti berikut : Keterangan : OQ : besarnya produksi dalam negeri sebelum ada larangan impor Q1Q3 : besarnya impor barang sebelum ada larangan OQ3 : besarnya konsumsi barang sebelum ada larangan impor OP : tingkat harga barang sebelum ada larangan impor OQ2 : besarnya produksi dalam negeri setelah ada larangan impor OQ2 : besarnya barang setelah ada larangan impor karena tidak ada barang impor di pasar (impor = 0) OP1 : tingkat harga barang setelah ada larangan impor Dengan adanya larangan impor, produsen dalam negeri dapat menjual barang lebih banyak dan dengan harga yang Iebih tinggi. 2.Subsidi Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau pun mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.
  • 51. 58 Dengan subsidi, harga jual suatu barang dapat terjangkau oleh masyarakat. Maksud diberikannya subsidi adalah agar para produsen dalam negeri menjual barangnya dengan harga yang lebih murah sehingga bisa bersaing dengan barang-barang impor. Subsidi ini dapat berupa : uang yang diberikan secara Iangsung (nominal rupiah); subsidi per unit produksi. Pengaruh subsidi biaya produksi dalam negeri terhadap barang-barang impor dapat digambarkan dalam kurva berikut. Keterangan : QQ2 : Besarnya produksi dalam negeri sebelum ada subsidi Q1Q3 : Besarnya impor barang sebelum ada subsidi untuk produksi dalam negeri OQ3 : Besarnya konsumsi barang di dalam negeri OP : Tingkat harga sebelum ada subsidi BC : Besarnya subsidi yang diberikan pemerintah sehingga kurva penawaran bergeser dari So ke S OQ2 : Besarnya produksi dalam negeri setelah adanya subsidi Q2Q3 : Besarnya impor barang setelah ada subsidi untuk produksi dalam negeri PP1BC : Besarnya subsidi total yang diberikan kepada produsen dalam negeri Setelah ada subsidi, harga barang tetap sebesar OP dan jumlah konsumsi barang juga tetap sebesar OQ2.
  • 52. 58 3.Dumping Dumping adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain. Ada tiga tipe Dumping yaitu sbb : Persistent Dumping: yaitu kecenderungan monopoli yg berkelanjutan dr suatu perusahaan di pasar domestik utk memperoleh profit maksimum dgn menetapkan harga yg lebih tinggi di dlm negeri drpd di luar negeri. Predatory Dumping : yaitu tindakan perusahaan utk menjual barangnya di luar negeri dgn harga yg lebih murah utk sementara (temporary), sehingga dpt menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dlm persaingan bisnis. Setelah dpt memonopoli pasar barulah harga kembali dinaikkan utk mendpt profit maksimum. Sporadic Dumping : yaitu tindakan perusahaan dlm menjual produknya di luar negeri dgn harga yg lebih murah secara sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus produksi di dalam negeri. Anti Dumping Code Sesuai ketentuan General Agreement on Tariff and Trade / World Trade Organization suatu pemerintah dpt mengambil tindakan Anti Dumping dgn mengenakan Anti Dumping Duties sebesar kerugian yg dideritanya berdsrkan Anti Dumping Code (ADC). Berdsrkan ADC suatu negara dpt mengenakan Anti Dumping Duties apabila telah dibuktikan dgn Injury Test. Injury test adalah suatu penyelidikan apakah telah terjadi perdagangan luar negeri yg tidak jujur (unfair trade),sehingga menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
  • 53. 58 Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu: Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri. Terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.