3. TUJUAN EVALUASI KEAMANAN STRUKTUR
BANGUNAN TERHADAP GEMPA
1. Menghindari Terjadinya korban jiwa manusia oleh runtuhnya bangunan akibat gempa yang
kuat
2. Membatasi kerusakan bangunan akibat gempa ringan sampai sedang, sehingga masih bisa
diperbaiki dengan biaya yang terbatas.
3. Membatasi ketidaknyamanan penghunian bagi penghuni bangunan ketika terjadi gempa
ringan atau sedang
4. Mempertahankan setiap saat fungsi layanan bangunan.
4. STANDAR ATAU ATURAN SNI TENTANG
GEMPA DI INDONESIA
Peraturan Terbaru yaitu Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Gedung (SNI 03-1726-2022)
Dengan adanya peraturan terbaru, maka peraturan yang lama
(SNI 03-1726-1989) sudah tidak berlaku.
Perbedaan Peraturan yang baru dengan yang lama, salah satunya adalah
Gempa rencana yang harus diperhitungkan pada struktur bangunan
mempunyai periode ulang 500 tahun, sedangkan untuk yang lama
mempunyai periode ulang hanya 200 tahun.
5. EVALUASI KEAMANAN BANGUNAN TERHADAP GEMPA
ATC -3 (1978) Menetapkan dua Langkah evaluasi terhadap gempa, yaitu
Evaluasi Kualitatif dan evaluasi teknis
Evaluasi Kualitatif = pemeriksaan dokumen desain (gambar dan RAB)
Evaluasi ini dapat menghasilkan ;
1. Bangunan sesuai dengan gambar desain
2. Bangunan tidak sesuai dengan gambar desain
3. Bangunan tidak dapat dievaluasi keamanannya secara kualitatif.
6. Prosedur evaluasi keamanan bangunan terhadap gempa, ada 5 tahapan
1. Pemodelan struktur
• Pengecekan sistem struktur
• Pengecekan intensitas beban yang bekerja pada struktur
• Pengecekan properti material
• Pemeriksaan terhadap metode desain.
2. Pemodelan Analitis
3. Evaluasi Kekuatan Struktur
4. Evaluasi Kekakuan Struktur
5. Evaluasi Keamanan Struktur.
7. PERBAIKAN DAN PERKUATAN BANGUNAN
YANG SUDAH ADA
Metode Perbaikan dan Perkuatan Struktur,
1. Membuang elemen rusak dan mengganti yang baru
2. Menebalkan, memperluas dan memperkuat elemen yang lama
3. Menambah dinding geser baru, pengaku vertikal, dan kolom pada struktur
4. Merubah sambungan geser menjadi sambungan penahan momen
5. Mengurangi massa struktur dengan menghilangkan tingkat teratas
6. Menerima karakteristik dinamik dari perbaikan dan perkuatan struktur.
8. STRUKTUR BAJA
Perkuatan struktur baja dapat dilakukan dengan beberapa metode tanpa harus
mengubah sistem strukturnya,
1. Mengganti baut dan paku keling yang ada dengan baut mutu tinggi
2. Menyatukan dengan baik sambungan yang kurang kuat
3. Mengurangi bentang elemen yang panjang
4. Menambah luasan penampang melintang dari profil
5. Mengganti dengan baja mutu tinggi.
9. STRUKTUR BETON BERTULANG
8. Jika ukuran rongga kurang dari
6mm, maka injeksi epoxy lebih baik
digunakan.
9. Jika retak terjadi cukup lebar atau
beton hancur, tulangan tambahan
bisa digunakan jika terdapat ruang
yang cukup.
10. Kerusakan tulangan dapat
diperbaiki dengan cara pengelasan
tumpuan atau penyambungan
tulangan.
1. Shotcrete
2. Epoxy resin, digunakan untuk
memperbaiki retakan dan rongga
kecil.
3. Epoxy mortar, untuk mengisi
rongga yang besar
4. Gypsum cement Concrete
5. Portland cement
6. Cement mortar
7. Agregat
Material – material yang sering digunakan untuk perbaikan beton
Struktur Beton Pracetak Perbaikannya Sama Dengan Struktur Beton Bertulang.
10. Perbaikan struktur kayu yang harus ditinjau
adalah kualitas kayu, beberapa elemen jika ada
yang rusak harus dibuang dan diganti dengan
elemen yang baru dengan kualitas sama. Untuk
beberapa kasus, disarankan adanya modifikasi
dari system struktur Gedung untuk
meningkatkan ketahanannya terhadap gempa
STRUKTUR KAYU
11. DINDING BATA
Untuk memeriksa dinding bata perlu dengan cermat melihat retak – retak yang ada.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan cara visual atau menggunakan peralatan deteksi
ultrasonic. Perbaikan dinding yang retak dapat diperbaiki dengan metode shortcere, dry
packing dengan campuran agregat portland cement atau dengan injeksi mortar dan epoxi.
Perkuatan dinding bata bisa dilakukan dengan Prestressing, dengan menambahkan tulangan
pada permukaan dinding bata memakai plester, dengan memasang elemen pengaku dari besi
dengan baut.
12. Perkuatan Pada Struktur Bangunan Bertujuan Untuk Meningkatkan Kapasitas Daya
Dukung Struktur Atau Daktilitas Struktur, Atau Meningkatkan Keduanya
1. Meningkatkan Perkuatan Struktur
a. Wing wall (dinding sayap) atau infilled wall (dinding pengisi) yang ditambahkan pada
kolom dan dinding geser yang ada pada struktur bangunan. Wing wall dan Infilled wall pada
umumnya dari beton bertulang yang dibuat di tempat, tetapi dapat juga menggunakan panel-
panel dinding pracetak.
b. Bracing atau pengaku silang dari baja adalah sistem perkuatan yang menguntungkan jika
ditambahkan dalam berat yang minimal pada stuktur bangunan. Seperti halnya pada
perkuatan dengan wing wall, pemasangan bracing pada rangka utama struktur (portal) tetap
harus berhati-hati, karena tempat sambungan antara pengaku dan portal ini merupakan
bagian yang terlemah dari sistem struktur pada saat memikul beban gempa.
c. Buttress wall atau dinding penyokong, merupakan cara perkuatan yang cocok untuk struktur
bangunan gedung jika tersedia ruang yang cukup.