SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
MODUL
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
RUMAH TINGGALTAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
Untuk Kalangan:
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas Bidang Bangunan Gedung,
Penentu Kebijakan (Pemerintah Daerah dan DE!RD),
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi dari Perguruan Tinggi,
Pengelola Bangunan, Lembaga Perbankan dan Asuransi.
111 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
~ BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PERENCANAAN DAN PElAKSANAAN
RUMAH TINGGAlTARAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
Cetakan 1 - 2011
Penyusun
Penyunting
PUSKIM. 2011
Ir. Maryoko Hadi, Dip!. E.Eng.
Cecep Bacheri, Dip!. E.Eng.
Ir.Wahyu Wuryanti, M.Sc.
Purwito, Dip!. E.Eng.
Rudy Setiadji A., S.T., M.Eng.
Guswandi, S.Sos.
Dra. Yulinda Rosa, M.Si.
Drs. Hari A. Setiadi
JI. Panyawungan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung 40393
Telp. 022-7798 393, Fax 022-7798 392
E-mail: info@puskim.pu.go.id
Hak cipta dilindungi undang-undang, dilarang memperbanyak karya tulis ini
dalam bentuk dan dengan cara apapun termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis
dari penerbit.
ISBN 978-602-8330-50-3
PENGANTAR
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
S
ecara geologi Indonesia termasuk kawasan rawan bencana gempa karena
terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia di utara,
lempeng Pasifik di timur dan lempeng Inda-Australia di selatan. Pergerakan ketiga
lempeng tersebut yang menimbulkan gempa bumi tektonik. Sampai saat ini manusia
belum dapat berbuat banyak untuk mencegah terjadinya gempa bumi. Upaya yang
paling mungkin dilakukan adalah mengurangi korban dan kerusakan bangunan yang
ditimbulkan oleh gempa adalah dengan merencanakan dan mendirikan bangunan
sebaik mungkin. Urgensi pemahaman risiko gempa juga telah dituangkan dalam UU
No. 24 tahun 2007 perihal penanggulangan bencana yang harus diantisipasi oleh setiap
pemangku kepentingan.
Melalui UU No 28 tahun 2002 perihal bangunan gedung ditetapkan bahwa persyaratan
keandalan bangunan gedung dalam perihal keselamatan bahwa struktur bangunan
gedung harus stabil dan mampu mendukung beban muatan hidup, beban mati dan
beban yang timbul akibat perilaku alam. Ketahanan dalam mendukung beban gempa
diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan
UU No. 28 Tahun 2002 Paragaf 2 Pasal 33 Butir 3 bahwa semua unsur struktur
bangunan gedung, baik bangunan dari sub struktur maupun struktur gedung, harus
diperhitungkan memikul pengaruh gempa rencana sesuai dengan zona gempanya.
Ketentuan teknis secara detil mengenai perencanaan dan pelaksanaan bangunan tahan
gempa selanjutnya dituangkan dalam beberapa SNI terkait.
Berdasarkan pemeriksaan bangunan gedung paska gempa masih banyak ditemui
kerusakan dan keruntuhan bangunan yang disebabkan oleh perencanaan dan
pelaksanaan yang tidak mengikuti kaidah-kaidah teknis bangunan gedung tahan
gempa. Melalui sosialisasi Standar Pedoman dan Manual (SPM) Bangunan Gedung
Tahan Gempa diharapkan jumlah korban dan tingkat kerusakan bangunan gedung
akibat gempa dapat dikurangi dan upaya pemulihan kerusakan dapat segera dilakukan.
Bandung, September 2011
Kepala Puslitbang Permukiman
Dr. Ir. Anita Firmanti, M.T.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
iii
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN V
DAFTAR ISi
PENGANTAR .................................................................................................................................. iii
1. PETUNJUK PENGGUNAAN .................................................................................................
2. DEFINISI DAN ISTILAH .........................................................................................................
3. ALUR PIKIR ............................................................................................................................... 3
4.TUJUAN ..................................................................................................................................... 4
5. SASARAN KOMUNIKAN ....................................................................................................... 4
6. PRA-TEST KEMAMPUAN ...................................................................................................... 5
7. KONTEN PENYAMPAIAN MODUL .................................................................................... 6
7.1. Pengertian Gempa dan Respon Bangunan Terhadap Gempa ...................... 7
7.2. Pemahaman Rumah Tinggal ..................................................................................... 11
7.3. Persyaratan Kualitas Bahan Bangunan .................................................................. 11
7.4. Perencanaan Denah Bangunan dan Perletakan Bukaan ................................ 15
7.5. Komponen Fondasi dan Sloof .................................................................................. 17
7.6. Kolom ................................................................................................................................ 18
7.7. Dinding Pasangan ......................................................................................................... 18
7.8. Ring Balok ........................................................................................................................ 19
7.9. Rangka Atap .................................................................................................................... 20
8. EVALUASI ................................................................................................................................. 24
9. REFERENSI ............................................................................................................................... 25
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
1. PETUNJUK PENGGUNAAN
a. Bacalah modul ini dengan seksama.
b. Sebelum menggunakan modul ini, komunikan diharap melakukan pra-test kemampuan dengan
menjawab pertanyaan dalam sub butir pra-test dalam modul ini.
c. lkuti paparan dari komunikator perihal perencanaan rumah tinggal tahan gempa.
d. Konten modul ini lebih difokuskan pada perencanaan rumah tinggal konstruksi beton bertulang
dengan dinding pasangan.
e. Disarankan modul dibaca sesuai dengan alur paparan dimulai dari prasyarat perencanaan sampai
pada proses rancangan dan membangun rumah tahan gempa.
f. Bilamana paparan yang disampaikan masih belum jelas dapat ditanyakan langsung pada
komunikator.
g. Jika paparan di dalam modul ini maupun penjelasan komunikator masih dianggap belum jelas
diharapkan komunikan dapat langsung membaca Standar Pedoman Manual (SPM) yang terkait.
h. Setelah mengikuti diseminasi diharapkan komunikan melakukan test kemampuan dengan
menjawab pertanyaan pada sub butir test evaluasi dalam modul ini.
2. DEFINISI DAN ISTILAH
Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak tungku pijar, yang
dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton atau
adukan semen hidraulik.
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus,
agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat.
Beton bertulang adalah bahan yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang
dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan
berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang
bekerja.
Dinding adalah sarana atau perlengkapan bangunan untuk melindungi pemakai dari pandangan
orang lain, keamanan maupun gangguan angin dan sinar matahari.
Dinding pasangan adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako atau bahan
lain yang diberi perekat mortar.
Kolom adalah komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil melebihi 3
yang digunakan terutama untuk mendukung beban aksial tekan.
Komunikan adalah peserta yang mengikuti diseminasi modul ini.
Komunikator adalah seorang atau sekelompok orang yang menyampaikan paparan modul.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
Kuda-kuda adalah bagian utama kerangka atap yang berfungsi untuk memperkuat dan menyangga
penutup atap, sehingga dalamjangka waktu paling sedikit sama dengan umur pakai bangunan.
Panjang penyaluran adalah panjang tulangan tertanam yang diperlukan untuk mengembangkan
kuat rencana tulangan pada suatu penampang kritis.
Pra-test adalah uji kemampuan yang diikuti oleh komunikan sebelum mengikuti diseminimasi.
Sengkang adalah tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser dan torsi dalam suatu
komponen struktur, terbuat dari batang tulangan, kawat baja atau jaring kawat baja las polos
atau ulir, berbentuk kaki tunggal atau dibengkokan dalam bentuk L, U atau persegi dan
dipasang tegak lurus atau membentuk sudut terhadap tulangan longitudinal, dipakai pada
komponen struktur lentur balok.
Tulangan adalah batang baja berbentuk polos atau berbentuk ulir atau berbentuk pipa yang
berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur beton, tidak termasuk tendon
prategang, kecuali bila secara khusus diikutsertakan.
Tulangan polos adalah batang baja yang permukaan sisi luarnya rata, tidak bersirip dan tidak berukir.
Tulangan ulir adalah batang baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi bersirip atau berukir.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
3. ALUR PIKIR
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
Alur pikir yang digunakan dalam memahami paparan modul ini dan penjelasan dari komunikator
mengikuti Gambar 1.
• KEBIJAKAN PEMERINTAH
• UU No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
• UU No 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung
• Permen No. 36 Peraturan pelaksanaan Undang-undang No 28
Tahun 2002 tentang Bangunan gedung
• Permen No. 29/PRT/M/2006 tentang pedoman persyaratan
Teknis bangunan Gedung
• Permen No. 25/PRT/M/2007 tentang pedoman sertifikasi Laik
Fungsi Bangunan gedung
• Peraturan Daerah
Modul Rumah Tinggal Tahan Gempa
rangka beton bertulangan dengan
dinding pasangan
Standar Nasional Indonesia terkait
- . Pengetahuan
Kebencanaan
Pengetahuan Bahan
Bangunan Berkualitas
Pengetahuan Rekayasa
Konstruksi
Ketrampilan Pelaksanaan
Konstruksi
Gambar 1. Alur pikir tujuan penyampaian modul
Rumah Tinggal
Tahan Gempa
Setelah komunikan membaca modul dan mendengarkan paparan komunikator maka komunikan
dapat memahami bencana gempa bumi, mampu merencanakan rumah tahan gempa, dan mampu
melaksanakan rancangan rumah berangka beton bertulang dengan dinding pasangan yang tahan
gempa.
Di dalam memahami modul ini komunikan dapat merencanakan proses membangun rumah tahan
gempa mulai dari komponen struktur fondasi sampai rangka atap sesuai dengan alur pikir pada
Gambar 2.
PUSAT PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BAUTBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
3
4
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAHTINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
I
Rumah tinggal tahan gempa
l
I 1
I
I
Konstruksi rangka beton
etengah ah kayu
bertulang dinding pasangan
bok
I Prasyarat perencanaan rumah tahan gempa
(1)
~
(2)
~
(3)
~
(4)
Fondasi Kolom Dinding pasangan Balok
Gambar 2. Proses perencanaan rumah tahan gempa
4. TUJUAN
4.1. Tujuan Umum:
I I I
I
11 bambu f---
-
~
(5)
Rangka atap
Setelah mengikuti sosialisasi, para pemangku kepentingan memiliki pengetahuan dan
kesediaan untuk menerapkan SPM Rumah Tinggal Tahan Gempa dalam aktivias mereka.
4.2. Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti sosialisasi, para pemangku kepentingan dapat menerapkan tata cara
perencanaan dan pelaksanaan struktur dan konstruksi rumah tinggal tahan gempa dengan
rangka beton bertulang dan dinding pasangan.
5. SASARAN KOMUNIKAN
Melalui modul ini, komunikan yang akan memperoleh sosialisasi Perencanaan dan Pelaksanaan
Rumah Tinggal Tahan Gempa adalah:
1. Praktisi konsultan perencana, pelaksana, dan pengawas pembangunan bangunan gedung.
2. Penentu kebijakan seperti Pemerintah Daerah dan DPRD.
3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berkaitan dengan pembangunan bangunan gedung
dan rumah tinggal.
4. Akademisi dari perguruan tinggi.
5. Pengelola bangunan
6. Lembaga perbankan dan asuransi
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
6. PRA-TEST KEMAMPUAN
Sebelum membaca modul ini diharapkan komunikan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah anda mengetahui Standar Pedoman dan Manual bangunan tahan gempa?
D Ya
D Tidak
2. Apakah anda pernah membaca salah satu panduan perihal perencanaan bangunan tahan
gempa?
D Ya
D Tidak
3. Apakah anda pernah mengikuti workshop/seminar/diseminasi bangunan tahan gempa
sebelumnya?
D Ya
D Tidak
4. Apakah yang dimaksud dengan gempa bumi?
5. Apakah menurut anda kerusakan rumah akibat gempa dapat dicegah atau dikurangi?
D Ya
D Tidak
D Tidak tahu
6. Apakah perlu membangun rumah tahan gempa (RTG)?
7. Bila pada pertanyaan butir 6 anda menjawabtidak sebutkan alasannya!
D Mendirikan RTG tugas pemerintah
D Membangun rumah jadi mahaI
D Mendirikan RTG lebih sulit
D Lainnya, sebutkan.....................................................................................................................................................................
8. Bagaimana pendapatandamengenai kebijakan pemerintah yang mewajibkan untukmembangun
rumah tahan gempa?
PUSAT PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
5
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGALTAHAN GEMPA
RANGKA SETON SERTULANG DINDING PASANGAN
7. KONTEN MODUL
Materi modul rumah tahan gempa mengikuti Gambar 3, diawali dengan pengertian bencana dan
respon bangunan terhadap gempa sehingga peserta dapat memahami mengapa dan bagaimana
cara merencanakan rumah dalam menghadapi kejadian gempa.
Pengertian bencana gempa dan respons
bangunan terhadap gempa
Prasyarat rumah tahan gempa
[ Denah rumah tahan gempa J Penempatan bukaan pintu dan jendeli;i
• Pt-T-02-2000-C: rumah sederhana tahan gempa
• Pc,1-T-14-2004-C: pendetailan rumah
Kuahtas bahan oangunan
SETON 11 BAJA TULANGAN 11 DINDING PASANGAN 11 KAYU
l
• SNI 03-1734-1989 beton bertulang dan struktur dinding bertulang
• SNI 03-2445-1991 ukuran kayu untuk bangunan rumah dan gedung
• SNI 03-2449-1991 kuda-kuda kayu balok paku tipe 15/6
• SNI 03-2450-1991 kuda-kuda kayu balok paku tipe 30/6
• SNI 03-2847-1992 struktur beton untuk bangunan gedung
• SNI 03-3976-1995 pengadukan pengecoran beton
• SNI 03-2834-2000 pembualan rencana campuran belon normal
• SNI 03-6806-2002 beton tidak bertulang struktural
• SNI 03-6814-2002 sambungan mekanis untuktulangan belon
• SNI 03-6816-2002 pendetailan penulangan beton
• SNI 03-6883-2002 mortar unluk pekerjaan pasangan
Fondasi dan sloof Kolorn l Balok RangkaAtap
, l
1
• SNI 03-1734-1989 Belon Bertulang dan slruktur Dinding Bertulang
• SNI 03-2449-1991 Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Tipe 15/6
• SNI 03-2450-1991 Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Tipe 30/6
• SNI 03-6883-2002 Mortar unluk Pekerjaan Pasangan
• SNI 03-6816-2002 Pendelailan Penulangan Belon
• Sd-T-14-2004-C: Konstruksi Rumah Tahan Gempa Berbasis Pasangan
• Pt-T-02-2000-C: Rumah sederhana Tahan Gempa j
Gambar 3. Rujukan SNI terkait perencanaan rumah tahan gempa
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
__R
...,
A
._..
NGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
7.1. Pengertian Gempa dan Respon Bangunan Terhadap Gempa
Gempa bumi terjadi karena gesekan lempeng-lempeng tektonik yang selalu bergerak karena
adanya gaya di bawah permukaan bumi, seperti pada Gambar 4. Gesekan ini mengeluarkan
energi yang luar biasa yang menyebabkan goncangan di permukaan tanah. Gempa yang
dirasakan pada permukaan tanah merupakan gelombang getaran yang disebarkan dari pusat
gempa melalui tanah yang sangat beragam seperti diilustrasikan dalam Gambar 5, sehingga
besar kecil pengaruh gempa tersebut tergantung dari jenis tanah yang dilaluinya. Indonesia
merupakan kawasan rawan gempa karena secara geografis berada di pertemuan tiga lempeng
tektonik yang aktif dan saling berhubungan satu sama lainnya.
Gambar 4 Permukaan bumi yang terdiri dari susunan lempeng-lempeng tektonik
HIPOSENTRUM DAN EPISENTRUM
HIPOSENTRUM
(PUSAT GEMPA)
Gambar 5 Perambatan gelombang getaran dari pusat gempa ke permukaan bumi
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
7
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
Pertemuan dua lempeng tektonik mengakibatkan terjadinya tiga macam kondisi dengan
akibat yang berbeda. Pada kondisi dua lempeng yang saling menjauh akan mengakibatkan
terbentuknya jurang di darat atau palung di laut, pada kondisi ini tidak terjadi gempa bumi.
Pada kondisi kedua lempeng bertemu dan bergerak ke atas menimbulkan dataran tinggi
atau gunung-gunung tinggi. Sedangkan pada kondisi salah satu lempeng masuk ke bawah
lempeng yang lain (subduksi) maka pergerakannya akan mengakibatkan gempa yang besar,
seperti diilustrasikan dalam Gambar 6. Pergerakan lempeng tektonik yang patah dapat berupa
patahan normal, patahan membalik dan patahan horisontal, seperti terlihat pada gambar 7.
MACAM-MACAM PATAHAN
Gambar 7 Beberapa kondisi pertemuan dua lempeng tektonik di permukaan bumi
Potensi gempa di wilayah Indonesia berbeda-beda tergantung pada potensi kebencanaannya,
sehingga dalam SNI 03-1726-2002 peta bahaya gempa dikelompokkan menjadi 6 (enam)
wilayah gempa seperti pada Gambar 8, sehingga masyarakat dapat lebih waspada dan
mempersiapkan diri dalam membangun rumah tahan gempa.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
10°s
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
LA U T C INA SEL A TAN
100.0Jg 200.1og
4 o.2og s • o.2sg
Garnbar 8. Peta wilayah Gempa Indonesia menurut SNI 03-1726-2002
Sejak diterbitkannya SNI 03-1726-2002, telah terjadi beberapa kejadian gempa besar di
Indonesia yang memiliki magnitude lebih besar dari magnitude maksimum perkiraannya
sebelumnya, seperti gempa Aceh (2004) dan gempa Nias (2005). Oleh sebab itu pada tahun
2010 telah dilakukan revisi peta bencana gempa Indonesia. Revisi peta gempa Indonesia
berupa peta percepatan puncak (Peak Ground Acceleration, PGA) di batuan dasar dan
spektrum percepatan untuk perioda pendek (0,2 detik) dan perioda 1 detik dengan berbagai
kemungkinan terlampaui dalam 50 tahun. Berbeda dari peta gempa 2002 yang didasari oleh
10% kemungkinan terlampaui selama umur bangunan 50 tahun, pada peta revisi didasarkan
pada kemungkinan terjadinya gempa maksimum didasarkan pada 2% kemungkinan
terlampaui selama umur bangunan 50 tahun (periode ulang 2500 tahun). Gambar 9
diperlihatkan salah satu peta yang dihasilkan untuk percepatan puncak di batuan dasar untuk
kemungkinan terlampaui 2% dalam 50 tahun atau gempa 2500 tahun.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
9
10
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
u
A
·- • It# • •
~~ --'!
~ bl'
.. -- .. - "~ .
100-E 105' E 110• E 115' E 120• e 125" E 130" E
KmllANGAN '
/
135" E
,..,.................~ .............................,....._·-- PETA ZONASI GEMPA INDONESIA
.... .....-...... ...... .....-...... ...... ....
gj
. ..... ........ ...... .....-...,,. ...... ..... ........ Ml2010
M£NTIRI PO'.EfUMN UMUM,
,,,......,.....,
~~
""9t tr. ......... """"'-MKL'0. • 1 W~,.,....M1CC.""0· ,__.._,ST..M1. f'letOl'S'1~
W,.,,,,,~Mk.l'fl.0. 1r~~Or. lr O--..l1lllNfl~Mk . Or 1t. .._,,......Mk..
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DJOKO IURMANTO
On..~Oiiiit- --llM..~MT. lr~----Oitol-1(...
140' E
Gambar 9. Peta percepatan puncak (PGA) di batuan dasar (SB) untuk propabilitas terlampaui
2% dalam 50 tahun (perioda ulang 2500 tahun)
Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan bangunan, tanah longsor dan tsunami. Sampai
saat ini manusia belum dapat berbuat banyak untuk mencegah terjadinya gempa bumi. Upaya
yang paling mungkin dilakukan adalah mengurangi korban dan kerusakan bangunan yang
ditimbulkan oleh gempa dengan merencanakan dan mendirikan bangunan sebaik mungkin.
Selama terjadi gempa, getaran yang terjadi pada suatu lokasi sangat rumit dan menjalar
dalam segala arah. Pada saat gempa terjadi, setiap bangunan yang terletak di atas tanah akan
memberikan tanggapan yang berbeda-beda besarnya terhadap getaran tersebut. Respon
bangunan terhadap getaran gempa pada saat awal meski dasar bangunan bergerak, atap
cenderung tetap pada posisinya. Kemudian atap akan ikut tertarik akibat ikatan dengan
dinding dan kolom. Rambatan getaran yang terjadi di dalam rumah ketika getaran sampai
di lapisan tanah di bawah konstruksi, akan menjalar pada konstruksi fondasi, seperti yang
diilustrasikan dalam Gambar 10 dan Gambar 11. Dengan melihat respon bangunan yang
mengalami getaran gempa maka di dalam merancang rumah tahan gempa terdapat beberapa
syarat yang harus dipenuhi.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
Gambar 10. Respon rumah terhadap getaran gempa
Pelat lantai
Getaran gempa
Gambar 11. Pergerakan komponen struktur bangunan akibat gaya gempa
7.2. Pemahaman Rumah Tinggal
Dalam Undang-Undang No 2tahun 2002 pasal 5 rumah tinggal termasuk kelompok bangunan
gedung hunian yang meliputi rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun dan
rumah tinggal sementara. Pemahaman rumah tinggal yang dimaksud dalam modul ini adalah
dua kategori yakni rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret yang berdiri langsung di
atas permukaan tanah.
7.3. Persyaratan Kualitas Bahan Bangunan
Persyaratan kualitas bahan meliputi bahan beton dan baja bertulang mengacu pada
persyaratan teknis yang tercantum dalam SNI 03-2847-1992 Tata cara perhitungan struktur
beton untuk bangunan gedung. Untuk persyaratan bahan bata, batako dan kayu dicuplik dari
beberapa bagian dalam petunjuk teknis.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
11
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA SETON BERTULANG DINDING PASANGAN
7.3.1. Beton
Persyaratan beton untuk perencanaan gempa mengacu pada SNI 03-2847-1992 pasal 3.14.2
tentang perencanaan struktur beton bertulang butir 4, sub butir 1) harus mengikuti ketentuan
berikut:
i. Beton pada komponen struktur yang menahan gaya yang timbul akibat gempa tidak
boleh kurang dari 20 MPa.
ii. Kuat tekan dari beton agegrat ringan yang digunakan dalam perencanaan tidak boleh
melampaui 30 MPa. Beton agegrat ringan dengan kuat tekan rencana yang lebih tinggi
boleh digunakan bila dapat dibuktikan dengan percobaan bahwa komponen struktur
yang dibuat dari agegrat ringan tersebut mempunyai kekuatan dan ketegaran yang
sama atau lebih dari komponen struktur yang dibuat dari beton agegrat normal dengan
kekuatan yang sama.
7.3.2. Baja Tulangan
Mengikuti ketentuan dalam SNI 03-2847-1992, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung, untuk persyaratan baja tulangan harus mengikuti persyaratan berikut:
1) Dalam pasal 3.14.2, butir 5 tentang tulangan penahan gaya lentur dan aksial akibat gempa
yang digunakan dalam komponen struktur rangka dan komponen dinding batas harus
memenuhi ketentuan ASTM A706.Tulangan yang memenuhi ASTM A 615M mutu 300 dan
400 boleh digunakan dalam komponen struktur di atas bila:
(a) kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak melampaui kuat leleh yang
ditentukan lebih dari 120MPa (uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang mempunyai
harga ini lebih dari 20 MPa), dan
(b) rasio dari tulangan tarik batas aktual terhadap kuat leleh tarik aktual tidak kurang dari
1,25.
2) Pada pasal 3.5 tentang penyaluran dan penyambungan, tarikan dan tekanan yang telah
dihitung dalam tulangan pada tiap penampang dari komponen struktur beton bertulang
harus disalurkan pada setiap sisi dari penampang tersebut dengan panjangkaran, kait
atau alat mekanis, atau kombinasi dari cara-cara tersebut. Kait hanya dapat dipakai pada
penyaluran batang-batang tarik saja.
3) Ketentuan dalam pasal 3.16.1 tentang detail penulangan, kait standar, pembengkokan
tulangan harus memenuhi ketentuan berikut:
a) Bengkokan 180-derajat ditambah bagian yang lurus sepanjang 4db dengan minimum
60 mm pada ujung batang bebas.
b) Bengkokan 90-derajat ditambah bagian yang lurus sepanjang 12db pada ujung batang
bebas.
c) Untuk sengkang dan kait pengikat ; Batang D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan
135-derajat ditambah bagian yang lurus 6db pada ujung batang bebas.
4) Menurut ketentuan Pasal 3.16.2 tentang diameter bengkokan minimum harus memenuhi:
a) Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam tulangan tidak boleh kurang
dari harga dalam Tabel 1. Ketentuan ini tidak berlaku untuk sengkang dan kait dengan
ukuran D-10 hingga D-16.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
b) Diameter-dalam dari bengkokan untuk sengkang dan kait tidak boleh kurang dari 4d b
untuk batang D-16 dan yang lebih kecil. Untuk batang yang lebih besar dari pada D-16,
diameter bengkokan harus memenuhi Tabel 1.
Tabel 1. Diameter minimum
UKURAN TULANGAN DIAMETER MINIMUM
D-10 sampai dengan D-25 6 db
D-29 dan D-36 8 db
D-44 dan D-56 10 db
5) Dalam ketentuan Pasal 3.16.3 tentang Pembengkokan tulangan harus memenuhi
ketentuan berikut:
a) Semua tulangan harus dibengkokan dalam keadaan dingin, kecuali bila diijinkan oleh
tenaga ahli;
b) Tulangan yang sudah tertanam di dalam beton tidak boleh dibengkokkan di lapangan,
kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diijinkan oleh tenaga ahli.
6) Dalam Pasal 3.16.4 tentang Permukaan baja tulangan harus memenuhi ketentuan berikut:
Pada saat beton dicer, tulangan harus bebas dari lumpur, minyak, atau segala zat pelapis
bukan logam, yang dapat mengurangi kapasitas lekatan;
7) Dalam Pasal 3.16.5 tentang penempatan tulangan sesuai dengan ketentuan berikut:
a) Tulangan, tendon pratekan, dan selongsong pratekan harus ditempatkan secara akurat
dan didukung secukupnya sebelum beton dicer, dan harus dijaga agar tidak tergeser
melebihi toleransi yang diijinkan dalam ayat 3.16.5 butir 2);
b) Bila tidak ditentukan oleh tenaga ahli, tulangan, tendon pratekan, dan selongsong
pratekan harus ditempatkan dengan toleransi berikut:
(1) Toleransi untuk tinggi d, dan selimut beton minimum dalam komponen struktural
lentur, dinding dan komponen struktur tekan harus memenuhi ketentuan berikut:
Tabel 2. Toleransi Tinggi d dan Selimut Beton Minimum
SPESIFIKASI
TOLERANSI UNTUK TOLERANSI UNTUK SELIMUT BETON
d MINIMUM
d ~200 mm ± 10mm -10mm
d > 200 mm ±12mm -12 mm
Kecuali ketentuan bahwa toleransi untuk jarak bersih terhadap formed soffits harus
sebesar minus 6 mm dan toleransi untuk selimut beton tidak boleh melampaui minus
1/3 selimut beton minimum yang diperlukan dalam gambar rencana atau spesifikasi.
(2) Toleransi untuk lokasi longitudinal dari bengkokan dan ujung akhir tulangan harus
sebesar +50 mm kecuali pada ujung tidak menerus dari komponen struktur dimana
toleransinya harus sebesar + 12 mm
8) Dalam Pasal 3.16.6 tentang Spasi Tulangan, Jarak bersih antar tulangan sejajar yang selapis
tidak boleh kurang dari db ataupun 25 mm;
9) Dalam Pasal 3.16.7 tentang Pelindung beton untuk tulangan harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut; Pada beton cor setempat (non-pratekan), tebal selimut beton minimum
yang harus disediakan untuk tulangan harus memenuhi ketentuan berikut:
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
Tabel 3. Tebal Selimut Beton Minimum
SPESIFIKASI
1) Beton yang langsung dicor diatas tanah dan selalu
berhubungan dengan tanah
2) Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca:
• Batang D-19 hingga D-S6
• Batang D-16, kawatW31 atau 031 dan yang lebih kecil
3) Beton yang tidak berhubungan dengan tanah atau cuaca:
• Pelat, dinding, pelat berusuk:
a. Batang D-44 dan D-S6
b. Batang D-36 dan yang lebih kecil
• Balok, Kolom:
Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral
Tebal selimut minimum
(mm)
70
so
40
40
20
40
1O) Dalam Pasal 3.16.9 tentang Sambungan harus memenuhi ketentuan berikut:
Pada pertemuan dari komponen-komponen rangka utama (misalnya pertemuan balok dan
kolom), sambungan lewatan dari tulangan yang menerus dan penjangkaran dari tulangan
yang berakhir pada pertemuan itu harus dilindungi dengan suatu sistem penguat yang baik;
11) Menurut kenetuan Pasal 3.16.10 tentang Tulangan Lateral untuk Komponen Struktur
Tekan harus memenuhi ketentuan berikut; Sengkang dan kait-kait untuk komponen
struktur tekan harus memenuhi ketentuan berikut:
(1) Semua batang tulangan non-pratekan harus dilingkup dengan sengkang dan kait ikat
lateral paling sedikit ukuran D-10.
(2) Spasi vertikal dari sengkang dan kait ikat tidak boleh melebihi 16 kali diameter tulangan
longitudinal, 48 kali diameter batang atau kawat sengkangnya.
(3) Sengkang dan kait ikat harus diikat sedemikian rupa setiap tulangan longitudinal sudut
dan tulangan longitudinal yang berselang harus mempunyai dukungan lateral yang
didapat dari sudut sebuah sengkang dan ikat-ikat yang sudut dalamnya tidak lebih
dari 13S derajat, dan tidak boleh ada tulangan yang jarak bersihnya 1SO mm pada
sepanjang sengkang dan kait ikat tulangan yang didukung secara lateral.
7.3.3. Dinding Pasangan
Kententuan dinding pasangan dalam modul ini mengikuti persyaratan bahan untuk bata
merah dan batako.
1. Dinding bata merah
a) Bata merah tidak boleh kurang dari 9 cm lebarnya dan harus dicuci hingga bebas
dari debu permukaan yang lepas dan harus jenuh air, serta kering muka pada waktu
dipasang. Kekuatan tekan dari bata tidak boleh kurang dari 30 kg/cm2•
b) Plesteran dan adukan harus terbuat dari paling sedikit satu bagian semen dan 6 bagian
pasir dan harus mempunyai kekuatan tekan minimum pada umur 28 hari 30 kg/cm2,
bila diuji dengan menekan benda uji kubus berukuran Sx Sx Scm.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
c) Bata merah harus dipasang pada hamparan adukan yang penuh dan semua siarvertikal
dan siar-siar antara dinding dan portal beton bertulang yang mengililinginya harus terisi
penuh. Tebal siar minimum harus 1 cm. Tali pelurus harus dipakai pada pemasangan
bata merah. Dinding harus terpasang vertikal dan terletak didalam bidang yang sejajar
dengan bidang portal beton bertulang yang mengelilinginya.
d) Dinding harus diplester dengan plesteran setebal minimal 1 cm pada kedua belah
pihak yang memberikan tebal dinding seluruhnya minimum 11 cm.
2. Dinding batako
a) Batako harus bersih dan jenuh air serta kering muka pada waktu dipasang. Kekuatan
tekan dari batako, diuji pada luas brutonya, tidak boleh kurang dari 15 kg/cm2
(luas
bruto adalah panjang x lebar tanpa dikurangi luas rongga).
b) Adukan harus terbuat dari paling sedikit 1 bagian kapur dan 5 bagian tras dan harus
memiliki kekuatan tekan minimum pada umur 28 hari 15 kg/cm2
, bila diuji dengan
menekan benda uji berupa kubus berukuran 5 x 5 x 5 cm.
c) Batako harus dipasang dengan cara yang sama seperti untuk bata merah.
7.3.4. Kayu untuk Kuda-kuda
Ketentuan untuk persyaratan bahan kuda-kuda kayu dapat menggunakan SNI 03-2449-1991,
Spesifikasi kuda-kuda balok paku tipe 15/16, pasal 2 persyaratan teknis.
1) Mutu kayu yang boleh digunakan untuk kuda-kuda adalah kayu yang mempunyai
tegangan serat tidak kurang dari TS 10 dan TS 15.
2) Ukuran penampang kayu adalah 60 mm x 120 mm untuk batang tunggal dan 30 mm x 120
mm untuk batang ganda.
3) Batang pengikat diagonal harus dipasang diantara dua kuda-kuda, agar kuda-kuda berdiri
kokoh dan stabil.
7.4. Perencanaan Denah Bangunan dan Perletakan Bukaan
Denah yang baik untuk rumah yang dibangun di daerah gempa adalah sebagai berikut:
a) Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris terhadap kedua sumbu bangunan dan
tidak terlalu panjang, seperti pada Gambar 12.
b) Bila dikehendaki denah bangunan yang tidak simetris, maka denah bangunanan tersebut
harus dipisahkan dengan alur pemisah sedemikian rupa sehingga denah bangunan
merupakan rangkaian dari denah yang simetris.
c) Dalam SNI 03-1734-1989 butir 3.1.12 mengenai pemisahan gedung bahwa bagian-bagian
dari gedung atau beberapa gedung di tempat yang sama yang tidak direncanakan untuk
bekerja sama sebagai satu kesatuan, harus dipisahkan yang satu terhadap yang lainnya dan
terhadap gedung-gedung yang berbatasan dengan suatu jarak pemisah sebesar paling
sedikit 0,004 kali tinggi gedung atau 7,5 cm, bergantung yang mana yang terbesar. Apabila
struktur-strukturnya dari jenis yang berbeda, pemisahan tersebut harus memenuhi syarat-
syarat untuk jenis struktur yang memberikan jarak pemisah yang paling besar. Secara
sederhana lihat pada Gambar 13.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
15
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
d) Sela-sela pemisah harus direncananakan detailnya dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tetap bebas dari kotoran atau benda-benda penghalang. Lebar sela-sela tersebut
harus memenuhi semua toleransi pelaksanaan.
ca
II
~
l L < 3A
Garnbar 12. Bentuk denah bangunan simetris dan sederhana
I"> =Jarak pemisah gedung
minimum 0,004 tinggi gedung
atau 7,5 cm pilih yang tebesar
Gambar 13. Jarak pemisah atar gedung
e) Penempatan dinding-dinding penyekat dan bukaan pintu/jendela harus dibuat simetris
terhadap sumbu denah bangunan sebagai contoh lihat Gambar 14.
Gambar 14. Conteh penempatan dinding penyekat
PUSAT PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
7.5. Komponen Fondasi dan Sloof
Perencanaan fondasi dan sloof rumah tahan gempa harus mengikuti Pd-T-14-2004-C
Pendetailan Konstruksi Rumah Tinggal Sederhana Tahan Gempa Berbasis Pasangan butir 5.1,
tanah dasar pondasi harus tanah padat dan merata kekerasannya. Kedalaman pondasi lebih
dalam dari 45 cm seperti dalam Gambar 15. Fondasi dibuat menerus sekeliling bangunan
termasuk dinding penyekat sesuai Gambar 16.
Oindlng pasangan bata
150 cm
Sloof beton bertulang
Angkur 0 minimum
12 mm tiap jarak
20 cm 150 cm 20 cm
Batu belah tanpa adukan
>45 cm >45cm
Batu belah tanpa adukan
Lantai kerja pasir S cm
20 cm 20 cm
5 cm 5 cm
POTONGAN MEUNTANG TAMPAK MEMANJANG
Gambar 15. Detail potongan fondasi dan persyaratan kedalaman fondasi
Sloof
Gambar 16. Fondasi dibuat menerus
7.6. Kolom
Perencanaan kolom beton bertulang rangka rumah tahan gempa harus mengikuti ketentuan
dalam Pt-T-02-2000-C Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Gempa, bahwa kolom-kolom
praktis harus diikat ke fondasi, seperti tertera dalam Gambar 17.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
17
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGALTAHAN GEMPA
RANGKA SETON BERTULANG DINDING PAS_..
A"""
NG
""'A
,..
N
.-_______________~--~~~--~------
Sengkang min 0 8 mm
Sengkang min 0 8 mm
Jarak < 15 cm
Jangkar min 0 8 mm Jarak < 15 cm
....._.~,._- ttfltr""' Panjang > 40 cm ------...... ---~•--
Gambar 17. Pedentailan sambungan kolom dengan fondasi
Dinding Pasangan
Perencanaan dinding pasangan rumah tahan gempa harus mengikuti SPM berikut ini:
1. Menurut SNI 03-1734-1989 Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding
Bertulang untuk Rumah dan Gedung, agar dinding pengisi mempunyai ketahanan
terhadap beban yang timbul akibat pergerakan rangka struktur, maka harus diadakan
tulangan jangkar seperti dalam Gambar 18.
min min
30cm 30cm
Kolom luar
11
-
- Kolom praktis
- Bentang bersih panel
I
;: - I
..r:: ~ .
~ I I
.-
- I I I I
- I I
- I
/ I I I I I I
/ I I I
--I
,, I
I
I I I I I I
I I I I I I
min 30cm
Panjang stek £::.. I
I
I I I I
L
min 30cm I I I I
- . ,
! Tulangan jangkar ~
I
maksimum setiap
10 lapis
Gambar 18. Persyaratan minimum dinding bata merah tanpa lubang
2. Mengacu pada ketentuan Pt-T-02-2000-C Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Gempa,
antara pasangan tembok dengan kolom diberi angker setiap 6 lapis bata atau diberi jangkar
seng, seperti pada gambar 19.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
Jangkar seng-...
ir···--ri 
Jangkar seng ~~? 28 '! t! , . 
dipasang pada ' ~ --l' ..--..-·-··30 cm .... ""- ·,
tiap 6 lapis bata I. J-.
': .. ~ -
..J. .·.
. ' , .:.._
,... f"':· ..!f.:...,.)~ '"··....~
-----' 'l Ocm '...::.,....,.·. · ~..........•:~o..': · ..,
..1 ~ I '· ~-;,;/·./.,;...;_:>:._/I.'~- :.....·:_·.'.
, I lj ...,.... · , :....::i.:·~--~-7-~".'1
Pakul ' ' ..... •
'-~· 1
Kolom pengaku ~ - -I ··-:::1
dinding (beton tulang) • y
1 r·--·Jc
·r '
·-·-...JL. ·---· .,.. ~
c :ii---· ; . l
,..---·11 ~I' .
.·
J
r-c;:_Jc-~-~-~ r·· I
'---=tl__=:J . _
t ~
Gambar 19. Penggunaan jangkar seng pada sambungan dinding dengan kolom
7.8. Ring Balok
Perencanaan konstruksi balok rumah tahan gempa harus mengikuti ketentuan dalam petunjuk
Pt-T-02-2000-C Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Gempa: Ring balok diikat ke kolom-
kolom pengaku dinding dan pada sudut-sudut pertemuan terikat kuat antara masing-masing
ring balok dan kolom seperti pada Gambar 20.
tulangan kolom
pengaku dinding
Gambar 20. Detail sambungan balok dengan kolom
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
19
20
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
7.9. Rangka Atap
Konstruksi rangka atap dapat menggunakan rangka kayu atau baton bertulang. Ketentuan
dari masing-masing bahan tersebut mengikuti persyaratan bahan seperti dibawah ini.
7.9.1. Kuda-kuda Kayu dengan Konstruksi Papan Paku
Bilamana konstruksi kuda-kuda kayu menggunakan balok paku, dalam SNI 03-2449-1991
Spesifikasi Kuda-kuda Balok Paku Tipe 15/6 memberikan contoh tipe kuda-kuda bentang 6
m, jarak antar kuda-kuda 3 m, sudut kemiringan atap 15°, dan jenis penutup atap lembaran
seperti Gambar 21.
60 x120
60 x120
2 x30 x120
1200 1750 2500 1750
2000
satuan =mm
Gambar 21. Kuda-kuda balok paku untuk penutup atap lembaran
SNI 03-2450-1991 Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Tipe 30/6 ddiberikan contoh tipe
kuda-kuda bentang 6 m, jarak antar kuda-kuda 3 m, sudut kemiringan atap 30°, dan jenis
penutup atap genteng seperti pada Gambar 22.
Gambar 22. Kuda-kuda balok paku untuk penutup atap genteng
7.9.2. Kuda-kuda dengan Konstruksi Balok Kayu
Dalam Pd-T-14-2004-C Pendetailan Konstruksi Rumah Tinggal Sederhana Tahan Gempa
Berbasis Pasangan, beberapa hal yang perlu dicermati adalah seperti takikan dari setiap
detail sambungan seperti didetailkan dalam Gambar 23.
PUSAT PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BAUTBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA SETON BERTULANG DINDING PASANGAN
- - - -Wuwung/Ruiter 2/12
- - - - Balok Nok
- -Plat Baja 4 X40
8/10
Gambar 23. Detail sambungan pada bubungan
Sambungan pada balok tarik harus ditempatkan bagian tengah dari bentang dan harus
menggunakan baut dengan jumlah yang cukup, seperti Garnbar 24 dan Garnbar 25.
Sekur---~­
Plat Baja 4 x 40----.-::~~;:t:~:::;i.­
Sengkang 4/40------.-..+.-11
Kuda-kuda/makelar 8/10
,------Balok kunci 8/12
----Baud 012 mm
Balok tarik
Gambar 24. Detail sambungan pada tumpuan tengah
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Ql
22
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
Kaki Kuda-kuda 8/1 O- - -....
Sekur 8/10 ----..
Gerding 8/1 O---.
..
Gambar 25. Detail sambungan batang pengaku
Kedudukan kuda-kuda sebaiknya bertumpu pada kolom dan diikat dengan menggunakan
angker besi beton yang berfungsi sebagai pengikat antara kuda-kuda dengan kolom.
Perhatikan detail sambungan kuda-kuda seperti Gambar 26.
Batang tarik kuda-kuda 8/12 - - -
Batang tekan kuda-kuda 8/10- - -
Kaso 5/7---
Gerding 8/10---'"'-
Angker012 mm -----...
Ring balok 10 x 15 cm - - -
Pasangan bata ---~
Plester/acian _ _ ......._
Gambar 26. Sambungan kuda-kuda dengan kolom
7.9.3. Kuda-kuda Ampig dengan Konstruksi Beton Bertulang
I
Kuda-kuda clari beton bertulang digunakan pada bangunan dengan atap pelana atau pada
dinding ampig. Perhatikan Gambar 27 untuk penempatan tulangan sengkang maupun
jumlah tulangan utama pada balok rangka atap. Bagian pendetailan penulangan perlu
mendapat pengawasan khusus.
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
~4012mm
I 200 I Pot. B
0
J4012mm
0[WJ-1 Pot. C
c ~
Gambar 27. Rangka atap dengan balok beton bertulang
06 - 15 mm
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
23
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGALTAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
8. EVALUASI
Setelah membaca modul dan mengikuti diseminasi, perserta harap mengikuti ujian evaluasi dengan
menjawab beberapa pertanyaan dalam berikut:
1) Di dalam SNI 03-1726-2002 tentang peta wilayah gempa, Indonesia dibagi dalam berapa
wilayah?
2) Jika melihat peta wilayah gempa di Indonesia tersebut daerah anda berada pada wilayah gempa
berapa?
3) Bagaimana cara mengurangi korban dan kerusakan bangunan akibat gempa?
4) Mengapa denah rumah tinggal harus sederhana dan berbentuk simetris?
5) Untuk membuat denah rumah yang memenuhi persyaratan ketahanan gempa berapa
perbandingan lebar dengan panjang bangunan yang baik?
6) Sebutkan komposisi campuran untuk pasangan dinding bata dan pasangan dinding batako.
7) Berapa kuat tekan bata dan batako yang memenuhi persyaratan untuk dapat dipakai pada
rumah tahan gempa?
8) Apakah kemiringan kuda-kuda sangat ditentukan oleh bahan penutupnya?
9) Berapa kuat tekan beton yang disyaratkan untuk konstruksi rumah tahan gempa?
1O) Berapa kuat tarik baja minimum yang dipersyaratkan untuk beton bertulang?
11) Berapa diameter tulangan utama untuk balok dan kolom?
12) Bagaimana memasang tulangan baja beton bertulang untuk sambungan kolom dan balok di
bagian interior maupun eksterior?
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
9. REFERENSI
MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA
RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN
• UU No.24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
• UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan gedung
• Permen No.36 Peraturan pelaksanaan Undang-undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
gedung
• Permen No.29/PRT/M/2006 tentang pedoman persyaratan Teknis bangunan Gedung
• Permen No.25/PRT/M/2007 tentang pedoman sertifikasi Laik Fungsi Bangunan gedung
• SNI 03-1734-1989 Tata cara perencanaan beton bertulang dan struktur dinding bertulang untuk
rumah dan gedung
• SNI 03-2445-1991 Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan rumah dan gedung
• SNI 03-2449-1991 Spesifikasi kuda-kuda kayu balok paku tipe 15/6
• SNI 03-2450-1991 Spesifikasi kuda-kuda kayu balok paku tipe 30/6
• SNI 03-2847-1992Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
• SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan pengecoran beton
• SNI 03-2834-2000Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
• SNI 03-6806-2002Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
• SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan beton
• SNI 03-6816-2002Tata cara pendetailan penulangan beton
• SNI 03-6883-2002 Spesifikasi mortar untuk pekerjaan pasangan
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
25
..., Kole~
'.., ~Perpu
• ~-. ~ : http·lfpus
, _... ... '. .
71
p

More Related Content

Similar to perencanaan-dan-pelaksanaan-rumah-tinggal-tahan-gempa-rangka-beton-bertulang-dinding-pasangan-34938.pdf

Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...RonyDlidir
 
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.ppt
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.pptPER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.ppt
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.pptkunwidiatmono82
 
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...RonyDlidir
 
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 sukrohejo
 
PPT SIDANG.pptx
PPT SIDANG.pptxPPT SIDANG.pptx
PPT SIDANG.pptxgalihbela
 
Siti Chairunnisa Azzahra_20320323_Laporan KP.ppt
Siti Chairunnisa Azzahra_20320323_Laporan KP.pptSiti Chairunnisa Azzahra_20320323_Laporan KP.ppt
Siti Chairunnisa Azzahra_20320323_Laporan KP.pptArraaucull
 
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docxBuku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docxAliceKuhurima1
 
Tugas Rekayasa Gempa UNTAG SEMARANG 2023
Tugas Rekayasa Gempa UNTAG SEMARANG 2023Tugas Rekayasa Gempa UNTAG SEMARANG 2023
Tugas Rekayasa Gempa UNTAG SEMARANG 2023ZidniIlman29
 
Tugas bapak ndaru yhogi 1552010034
Tugas bapak ndaru yhogi 1552010034Tugas bapak ndaru yhogi 1552010034
Tugas bapak ndaru yhogi 1552010034mahaswaabadi
 
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)noussevarenna
 
Jasa Bangun Rumah Boyolali dengan Arsitek dan Sipil Berpengalaman PT Dlidir J...
Jasa Bangun Rumah Boyolali dengan Arsitek dan Sipil Berpengalaman PT Dlidir J...Jasa Bangun Rumah Boyolali dengan Arsitek dan Sipil Berpengalaman PT Dlidir J...
Jasa Bangun Rumah Boyolali dengan Arsitek dan Sipil Berpengalaman PT Dlidir J...RonyDlidir
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Luhur Moekti Prayogo
 
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26Indriati Dewi
 
Muh. Azhar Syukur_SKK Gedung.pptx
Muh. Azhar Syukur_SKK Gedung.pptxMuh. Azhar Syukur_SKK Gedung.pptx
Muh. Azhar Syukur_SKK Gedung.pptxMuhammadAyyub36
 
muh-230920003505-45a3cb4a.pdf
muh-230920003505-45a3cb4a.pdfmuh-230920003505-45a3cb4a.pdf
muh-230920003505-45a3cb4a.pdfFitriHariyanti4
 
8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdf8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdftcagroup86
 
01 pendahuluan-rekpond1
01 pendahuluan-rekpond101 pendahuluan-rekpond1
01 pendahuluan-rekpond1Surya Budi
 
Analisis kuat-layan-struktur
Analisis kuat-layan-strukturAnalisis kuat-layan-struktur
Analisis kuat-layan-strukturagustinamanru
 
Peraturan Bangunan Gedung
Peraturan Bangunan GedungPeraturan Bangunan Gedung
Peraturan Bangunan Gedungirvanmbolo
 

Similar to perencanaan-dan-pelaksanaan-rumah-tinggal-tahan-gempa-rangka-beton-bertulang-dinding-pasangan-34938.pdf (20)

Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
Pemborong dan Renovasi Rumah Sragen dengan Struktur Bangunan Berstandar SNI P...
 
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.ppt
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.pptPER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.ppt
PER 01_BANGUNAN TEKNIKSIPIL(2019-2020)_UNIVERSITAS BINA DARMA.ppt
 
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
Jasa Arsitek dan Kontraktor Klaten Berstandar SNI Murah dan Berkualitas PT Dl...
 
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
 
PPT SIDANG.pptx
PPT SIDANG.pptxPPT SIDANG.pptx
PPT SIDANG.pptx
 
Siti Chairunnisa Azzahra_20320323_Laporan KP.ppt
Siti Chairunnisa Azzahra_20320323_Laporan KP.pptSiti Chairunnisa Azzahra_20320323_Laporan KP.ppt
Siti Chairunnisa Azzahra_20320323_Laporan KP.ppt
 
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docxBuku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
 
Tugas Rekayasa Gempa UNTAG SEMARANG 2023
Tugas Rekayasa Gempa UNTAG SEMARANG 2023Tugas Rekayasa Gempa UNTAG SEMARANG 2023
Tugas Rekayasa Gempa UNTAG SEMARANG 2023
 
Tugas bapak ndaru yhogi 1552010034
Tugas bapak ndaru yhogi 1552010034Tugas bapak ndaru yhogi 1552010034
Tugas bapak ndaru yhogi 1552010034
 
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
 
Jasa Bangun Rumah Boyolali dengan Arsitek dan Sipil Berpengalaman PT Dlidir J...
Jasa Bangun Rumah Boyolali dengan Arsitek dan Sipil Berpengalaman PT Dlidir J...Jasa Bangun Rumah Boyolali dengan Arsitek dan Sipil Berpengalaman PT Dlidir J...
Jasa Bangun Rumah Boyolali dengan Arsitek dan Sipil Berpengalaman PT Dlidir J...
 
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...
 
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26
Pages from pages_from_prosiding_avoer_2011-26
 
Struktur Atap gedung
Struktur Atap gedungStruktur Atap gedung
Struktur Atap gedung
 
Muh. Azhar Syukur_SKK Gedung.pptx
Muh. Azhar Syukur_SKK Gedung.pptxMuh. Azhar Syukur_SKK Gedung.pptx
Muh. Azhar Syukur_SKK Gedung.pptx
 
muh-230920003505-45a3cb4a.pdf
muh-230920003505-45a3cb4a.pdfmuh-230920003505-45a3cb4a.pdf
muh-230920003505-45a3cb4a.pdf
 
8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdf8154-20261-1-PB (3).pdf
8154-20261-1-PB (3).pdf
 
01 pendahuluan-rekpond1
01 pendahuluan-rekpond101 pendahuluan-rekpond1
01 pendahuluan-rekpond1
 
Analisis kuat-layan-struktur
Analisis kuat-layan-strukturAnalisis kuat-layan-struktur
Analisis kuat-layan-struktur
 
Peraturan Bangunan Gedung
Peraturan Bangunan GedungPeraturan Bangunan Gedung
Peraturan Bangunan Gedung
 

Recently uploaded

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (14)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

perencanaan-dan-pelaksanaan-rumah-tinggal-tahan-gempa-rangka-beton-bertulang-dinding-pasangan-34938.pdf

  • 1.
  • 2.
  • 3. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGALTAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN Untuk Kalangan: Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas Bidang Bangunan Gedung, Penentu Kebijakan (Pemerintah Daerah dan DE!RD), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi dari Perguruan Tinggi, Pengelola Bangunan, Lembaga Perbankan dan Asuransi. 111 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN ~ BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 4. PERENCANAAN DAN PElAKSANAAN RUMAH TINGGAlTARAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN Cetakan 1 - 2011 Penyusun Penyunting PUSKIM. 2011 Ir. Maryoko Hadi, Dip!. E.Eng. Cecep Bacheri, Dip!. E.Eng. Ir.Wahyu Wuryanti, M.Sc. Purwito, Dip!. E.Eng. Rudy Setiadji A., S.T., M.Eng. Guswandi, S.Sos. Dra. Yulinda Rosa, M.Si. Drs. Hari A. Setiadi JI. Panyawungan Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung 40393 Telp. 022-7798 393, Fax 022-7798 392 E-mail: info@puskim.pu.go.id Hak cipta dilindungi undang-undang, dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun termasuk fotokopi, tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN 978-602-8330-50-3
  • 5. PENGANTAR MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN S ecara geologi Indonesia termasuk kawasan rawan bencana gempa karena terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia di utara, lempeng Pasifik di timur dan lempeng Inda-Australia di selatan. Pergerakan ketiga lempeng tersebut yang menimbulkan gempa bumi tektonik. Sampai saat ini manusia belum dapat berbuat banyak untuk mencegah terjadinya gempa bumi. Upaya yang paling mungkin dilakukan adalah mengurangi korban dan kerusakan bangunan yang ditimbulkan oleh gempa adalah dengan merencanakan dan mendirikan bangunan sebaik mungkin. Urgensi pemahaman risiko gempa juga telah dituangkan dalam UU No. 24 tahun 2007 perihal penanggulangan bencana yang harus diantisipasi oleh setiap pemangku kepentingan. Melalui UU No 28 tahun 2002 perihal bangunan gedung ditetapkan bahwa persyaratan keandalan bangunan gedung dalam perihal keselamatan bahwa struktur bangunan gedung harus stabil dan mampu mendukung beban muatan hidup, beban mati dan beban yang timbul akibat perilaku alam. Ketahanan dalam mendukung beban gempa diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 Paragaf 2 Pasal 33 Butir 3 bahwa semua unsur struktur bangunan gedung, baik bangunan dari sub struktur maupun struktur gedung, harus diperhitungkan memikul pengaruh gempa rencana sesuai dengan zona gempanya. Ketentuan teknis secara detil mengenai perencanaan dan pelaksanaan bangunan tahan gempa selanjutnya dituangkan dalam beberapa SNI terkait. Berdasarkan pemeriksaan bangunan gedung paska gempa masih banyak ditemui kerusakan dan keruntuhan bangunan yang disebabkan oleh perencanaan dan pelaksanaan yang tidak mengikuti kaidah-kaidah teknis bangunan gedung tahan gempa. Melalui sosialisasi Standar Pedoman dan Manual (SPM) Bangunan Gedung Tahan Gempa diharapkan jumlah korban dan tingkat kerusakan bangunan gedung akibat gempa dapat dikurangi dan upaya pemulihan kerusakan dapat segera dilakukan. Bandung, September 2011 Kepala Puslitbang Permukiman Dr. Ir. Anita Firmanti, M.T. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM iii
  • 6.
  • 7. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN V DAFTAR ISi PENGANTAR .................................................................................................................................. iii 1. PETUNJUK PENGGUNAAN ................................................................................................. 2. DEFINISI DAN ISTILAH ......................................................................................................... 3. ALUR PIKIR ............................................................................................................................... 3 4.TUJUAN ..................................................................................................................................... 4 5. SASARAN KOMUNIKAN ....................................................................................................... 4 6. PRA-TEST KEMAMPUAN ...................................................................................................... 5 7. KONTEN PENYAMPAIAN MODUL .................................................................................... 6 7.1. Pengertian Gempa dan Respon Bangunan Terhadap Gempa ...................... 7 7.2. Pemahaman Rumah Tinggal ..................................................................................... 11 7.3. Persyaratan Kualitas Bahan Bangunan .................................................................. 11 7.4. Perencanaan Denah Bangunan dan Perletakan Bukaan ................................ 15 7.5. Komponen Fondasi dan Sloof .................................................................................. 17 7.6. Kolom ................................................................................................................................ 18 7.7. Dinding Pasangan ......................................................................................................... 18 7.8. Ring Balok ........................................................................................................................ 19 7.9. Rangka Atap .................................................................................................................... 20 8. EVALUASI ................................................................................................................................. 24 9. REFERENSI ............................................................................................................................... 25 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 8.
  • 9. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN 1. PETUNJUK PENGGUNAAN a. Bacalah modul ini dengan seksama. b. Sebelum menggunakan modul ini, komunikan diharap melakukan pra-test kemampuan dengan menjawab pertanyaan dalam sub butir pra-test dalam modul ini. c. lkuti paparan dari komunikator perihal perencanaan rumah tinggal tahan gempa. d. Konten modul ini lebih difokuskan pada perencanaan rumah tinggal konstruksi beton bertulang dengan dinding pasangan. e. Disarankan modul dibaca sesuai dengan alur paparan dimulai dari prasyarat perencanaan sampai pada proses rancangan dan membangun rumah tahan gempa. f. Bilamana paparan yang disampaikan masih belum jelas dapat ditanyakan langsung pada komunikator. g. Jika paparan di dalam modul ini maupun penjelasan komunikator masih dianggap belum jelas diharapkan komunikan dapat langsung membaca Standar Pedoman Manual (SPM) yang terkait. h. Setelah mengikuti diseminasi diharapkan komunikan melakukan test kemampuan dengan menjawab pertanyaan pada sub butir test evaluasi dalam modul ini. 2. DEFINISI DAN ISTILAH Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak tungku pijar, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton atau adukan semen hidraulik. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Beton bertulang adalah bahan yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja. Dinding adalah sarana atau perlengkapan bangunan untuk melindungi pemakai dari pandangan orang lain, keamanan maupun gangguan angin dan sinar matahari. Dinding pasangan adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako atau bahan lain yang diberi perekat mortar. Kolom adalah komponen struktur dengan rasio tinggi terhadap dimensi lateral terkecil melebihi 3 yang digunakan terutama untuk mendukung beban aksial tekan. Komunikan adalah peserta yang mengikuti diseminasi modul ini. Komunikator adalah seorang atau sekelompok orang yang menyampaikan paparan modul. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 10. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN Kuda-kuda adalah bagian utama kerangka atap yang berfungsi untuk memperkuat dan menyangga penutup atap, sehingga dalamjangka waktu paling sedikit sama dengan umur pakai bangunan. Panjang penyaluran adalah panjang tulangan tertanam yang diperlukan untuk mengembangkan kuat rencana tulangan pada suatu penampang kritis. Pra-test adalah uji kemampuan yang diikuti oleh komunikan sebelum mengikuti diseminimasi. Sengkang adalah tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser dan torsi dalam suatu komponen struktur, terbuat dari batang tulangan, kawat baja atau jaring kawat baja las polos atau ulir, berbentuk kaki tunggal atau dibengkokan dalam bentuk L, U atau persegi dan dipasang tegak lurus atau membentuk sudut terhadap tulangan longitudinal, dipakai pada komponen struktur lentur balok. Tulangan adalah batang baja berbentuk polos atau berbentuk ulir atau berbentuk pipa yang berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur beton, tidak termasuk tendon prategang, kecuali bila secara khusus diikutsertakan. Tulangan polos adalah batang baja yang permukaan sisi luarnya rata, tidak bersirip dan tidak berukir. Tulangan ulir adalah batang baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi bersirip atau berukir. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 11. 3. ALUR PIKIR MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN Alur pikir yang digunakan dalam memahami paparan modul ini dan penjelasan dari komunikator mengikuti Gambar 1. • KEBIJAKAN PEMERINTAH • UU No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana • UU No 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung • Permen No. 36 Peraturan pelaksanaan Undang-undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan gedung • Permen No. 29/PRT/M/2006 tentang pedoman persyaratan Teknis bangunan Gedung • Permen No. 25/PRT/M/2007 tentang pedoman sertifikasi Laik Fungsi Bangunan gedung • Peraturan Daerah Modul Rumah Tinggal Tahan Gempa rangka beton bertulangan dengan dinding pasangan Standar Nasional Indonesia terkait - . Pengetahuan Kebencanaan Pengetahuan Bahan Bangunan Berkualitas Pengetahuan Rekayasa Konstruksi Ketrampilan Pelaksanaan Konstruksi Gambar 1. Alur pikir tujuan penyampaian modul Rumah Tinggal Tahan Gempa Setelah komunikan membaca modul dan mendengarkan paparan komunikator maka komunikan dapat memahami bencana gempa bumi, mampu merencanakan rumah tahan gempa, dan mampu melaksanakan rancangan rumah berangka beton bertulang dengan dinding pasangan yang tahan gempa. Di dalam memahami modul ini komunikan dapat merencanakan proses membangun rumah tahan gempa mulai dari komponen struktur fondasi sampai rangka atap sesuai dengan alur pikir pada Gambar 2. PUSAT PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BAUTBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 3
  • 12. 4 MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAHTINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN I Rumah tinggal tahan gempa l I 1 I I Konstruksi rangka beton etengah ah kayu bertulang dinding pasangan bok I Prasyarat perencanaan rumah tahan gempa (1) ~ (2) ~ (3) ~ (4) Fondasi Kolom Dinding pasangan Balok Gambar 2. Proses perencanaan rumah tahan gempa 4. TUJUAN 4.1. Tujuan Umum: I I I I 11 bambu f--- - ~ (5) Rangka atap Setelah mengikuti sosialisasi, para pemangku kepentingan memiliki pengetahuan dan kesediaan untuk menerapkan SPM Rumah Tinggal Tahan Gempa dalam aktivias mereka. 4.2. Tujuan Khusus: Setelah mengikuti sosialisasi, para pemangku kepentingan dapat menerapkan tata cara perencanaan dan pelaksanaan struktur dan konstruksi rumah tinggal tahan gempa dengan rangka beton bertulang dan dinding pasangan. 5. SASARAN KOMUNIKAN Melalui modul ini, komunikan yang akan memperoleh sosialisasi Perencanaan dan Pelaksanaan Rumah Tinggal Tahan Gempa adalah: 1. Praktisi konsultan perencana, pelaksana, dan pengawas pembangunan bangunan gedung. 2. Penentu kebijakan seperti Pemerintah Daerah dan DPRD. 3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berkaitan dengan pembangunan bangunan gedung dan rumah tinggal. 4. Akademisi dari perguruan tinggi. 5. Pengelola bangunan 6. Lembaga perbankan dan asuransi PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 13. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN 6. PRA-TEST KEMAMPUAN Sebelum membaca modul ini diharapkan komunikan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Apakah anda mengetahui Standar Pedoman dan Manual bangunan tahan gempa? D Ya D Tidak 2. Apakah anda pernah membaca salah satu panduan perihal perencanaan bangunan tahan gempa? D Ya D Tidak 3. Apakah anda pernah mengikuti workshop/seminar/diseminasi bangunan tahan gempa sebelumnya? D Ya D Tidak 4. Apakah yang dimaksud dengan gempa bumi? 5. Apakah menurut anda kerusakan rumah akibat gempa dapat dicegah atau dikurangi? D Ya D Tidak D Tidak tahu 6. Apakah perlu membangun rumah tahan gempa (RTG)? 7. Bila pada pertanyaan butir 6 anda menjawabtidak sebutkan alasannya! D Mendirikan RTG tugas pemerintah D Membangun rumah jadi mahaI D Mendirikan RTG lebih sulit D Lainnya, sebutkan..................................................................................................................................................................... 8. Bagaimana pendapatandamengenai kebijakan pemerintah yang mewajibkan untukmembangun rumah tahan gempa? PUSAT PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 5
  • 14. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGALTAHAN GEMPA RANGKA SETON SERTULANG DINDING PASANGAN 7. KONTEN MODUL Materi modul rumah tahan gempa mengikuti Gambar 3, diawali dengan pengertian bencana dan respon bangunan terhadap gempa sehingga peserta dapat memahami mengapa dan bagaimana cara merencanakan rumah dalam menghadapi kejadian gempa. Pengertian bencana gempa dan respons bangunan terhadap gempa Prasyarat rumah tahan gempa [ Denah rumah tahan gempa J Penempatan bukaan pintu dan jendeli;i • Pt-T-02-2000-C: rumah sederhana tahan gempa • Pc,1-T-14-2004-C: pendetailan rumah Kuahtas bahan oangunan SETON 11 BAJA TULANGAN 11 DINDING PASANGAN 11 KAYU l • SNI 03-1734-1989 beton bertulang dan struktur dinding bertulang • SNI 03-2445-1991 ukuran kayu untuk bangunan rumah dan gedung • SNI 03-2449-1991 kuda-kuda kayu balok paku tipe 15/6 • SNI 03-2450-1991 kuda-kuda kayu balok paku tipe 30/6 • SNI 03-2847-1992 struktur beton untuk bangunan gedung • SNI 03-3976-1995 pengadukan pengecoran beton • SNI 03-2834-2000 pembualan rencana campuran belon normal • SNI 03-6806-2002 beton tidak bertulang struktural • SNI 03-6814-2002 sambungan mekanis untuktulangan belon • SNI 03-6816-2002 pendetailan penulangan beton • SNI 03-6883-2002 mortar unluk pekerjaan pasangan Fondasi dan sloof Kolorn l Balok RangkaAtap , l 1 • SNI 03-1734-1989 Belon Bertulang dan slruktur Dinding Bertulang • SNI 03-2449-1991 Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Tipe 15/6 • SNI 03-2450-1991 Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Tipe 30/6 • SNI 03-6883-2002 Mortar unluk Pekerjaan Pasangan • SNI 03-6816-2002 Pendelailan Penulangan Belon • Sd-T-14-2004-C: Konstruksi Rumah Tahan Gempa Berbasis Pasangan • Pt-T-02-2000-C: Rumah sederhana Tahan Gempa j Gambar 3. Rujukan SNI terkait perencanaan rumah tahan gempa PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 15. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA __R ..., A ._.. NGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN 7.1. Pengertian Gempa dan Respon Bangunan Terhadap Gempa Gempa bumi terjadi karena gesekan lempeng-lempeng tektonik yang selalu bergerak karena adanya gaya di bawah permukaan bumi, seperti pada Gambar 4. Gesekan ini mengeluarkan energi yang luar biasa yang menyebabkan goncangan di permukaan tanah. Gempa yang dirasakan pada permukaan tanah merupakan gelombang getaran yang disebarkan dari pusat gempa melalui tanah yang sangat beragam seperti diilustrasikan dalam Gambar 5, sehingga besar kecil pengaruh gempa tersebut tergantung dari jenis tanah yang dilaluinya. Indonesia merupakan kawasan rawan gempa karena secara geografis berada di pertemuan tiga lempeng tektonik yang aktif dan saling berhubungan satu sama lainnya. Gambar 4 Permukaan bumi yang terdiri dari susunan lempeng-lempeng tektonik HIPOSENTRUM DAN EPISENTRUM HIPOSENTRUM (PUSAT GEMPA) Gambar 5 Perambatan gelombang getaran dari pusat gempa ke permukaan bumi PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 7
  • 16. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN Pertemuan dua lempeng tektonik mengakibatkan terjadinya tiga macam kondisi dengan akibat yang berbeda. Pada kondisi dua lempeng yang saling menjauh akan mengakibatkan terbentuknya jurang di darat atau palung di laut, pada kondisi ini tidak terjadi gempa bumi. Pada kondisi kedua lempeng bertemu dan bergerak ke atas menimbulkan dataran tinggi atau gunung-gunung tinggi. Sedangkan pada kondisi salah satu lempeng masuk ke bawah lempeng yang lain (subduksi) maka pergerakannya akan mengakibatkan gempa yang besar, seperti diilustrasikan dalam Gambar 6. Pergerakan lempeng tektonik yang patah dapat berupa patahan normal, patahan membalik dan patahan horisontal, seperti terlihat pada gambar 7. MACAM-MACAM PATAHAN Gambar 7 Beberapa kondisi pertemuan dua lempeng tektonik di permukaan bumi Potensi gempa di wilayah Indonesia berbeda-beda tergantung pada potensi kebencanaannya, sehingga dalam SNI 03-1726-2002 peta bahaya gempa dikelompokkan menjadi 6 (enam) wilayah gempa seperti pada Gambar 8, sehingga masyarakat dapat lebih waspada dan mempersiapkan diri dalam membangun rumah tahan gempa. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 17. 10°s MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN LA U T C INA SEL A TAN 100.0Jg 200.1og 4 o.2og s • o.2sg Garnbar 8. Peta wilayah Gempa Indonesia menurut SNI 03-1726-2002 Sejak diterbitkannya SNI 03-1726-2002, telah terjadi beberapa kejadian gempa besar di Indonesia yang memiliki magnitude lebih besar dari magnitude maksimum perkiraannya sebelumnya, seperti gempa Aceh (2004) dan gempa Nias (2005). Oleh sebab itu pada tahun 2010 telah dilakukan revisi peta bencana gempa Indonesia. Revisi peta gempa Indonesia berupa peta percepatan puncak (Peak Ground Acceleration, PGA) di batuan dasar dan spektrum percepatan untuk perioda pendek (0,2 detik) dan perioda 1 detik dengan berbagai kemungkinan terlampaui dalam 50 tahun. Berbeda dari peta gempa 2002 yang didasari oleh 10% kemungkinan terlampaui selama umur bangunan 50 tahun, pada peta revisi didasarkan pada kemungkinan terjadinya gempa maksimum didasarkan pada 2% kemungkinan terlampaui selama umur bangunan 50 tahun (periode ulang 2500 tahun). Gambar 9 diperlihatkan salah satu peta yang dihasilkan untuk percepatan puncak di batuan dasar untuk kemungkinan terlampaui 2% dalam 50 tahun atau gempa 2500 tahun. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 9
  • 18. 10 MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN u A ·- • It# • • ~~ --'! ~ bl' .. -- .. - "~ . 100-E 105' E 110• E 115' E 120• e 125" E 130" E KmllANGAN ' / 135" E ,..,.................~ .............................,....._·-- PETA ZONASI GEMPA INDONESIA .... .....-...... ...... .....-...... ...... .... gj . ..... ........ ...... .....-...,,. ...... ..... ........ Ml2010 M£NTIRI PO'.EfUMN UMUM, ,,,......,....., ~~ ""9t tr. ......... """"'-MKL'0. • 1 W~,.,....M1CC.""0· ,__.._,ST..M1. f'letOl'S'1~ W,.,,,,,~Mk.l'fl.0. 1r~~Or. lr O--..l1lllNfl~Mk . Or 1t. .._,,......Mk.. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DJOKO IURMANTO On..~Oiiiit- --llM..~MT. lr~----Oitol-1(... 140' E Gambar 9. Peta percepatan puncak (PGA) di batuan dasar (SB) untuk propabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun (perioda ulang 2500 tahun) Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan bangunan, tanah longsor dan tsunami. Sampai saat ini manusia belum dapat berbuat banyak untuk mencegah terjadinya gempa bumi. Upaya yang paling mungkin dilakukan adalah mengurangi korban dan kerusakan bangunan yang ditimbulkan oleh gempa dengan merencanakan dan mendirikan bangunan sebaik mungkin. Selama terjadi gempa, getaran yang terjadi pada suatu lokasi sangat rumit dan menjalar dalam segala arah. Pada saat gempa terjadi, setiap bangunan yang terletak di atas tanah akan memberikan tanggapan yang berbeda-beda besarnya terhadap getaran tersebut. Respon bangunan terhadap getaran gempa pada saat awal meski dasar bangunan bergerak, atap cenderung tetap pada posisinya. Kemudian atap akan ikut tertarik akibat ikatan dengan dinding dan kolom. Rambatan getaran yang terjadi di dalam rumah ketika getaran sampai di lapisan tanah di bawah konstruksi, akan menjalar pada konstruksi fondasi, seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 10 dan Gambar 11. Dengan melihat respon bangunan yang mengalami getaran gempa maka di dalam merancang rumah tahan gempa terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 19. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN Gambar 10. Respon rumah terhadap getaran gempa Pelat lantai Getaran gempa Gambar 11. Pergerakan komponen struktur bangunan akibat gaya gempa 7.2. Pemahaman Rumah Tinggal Dalam Undang-Undang No 2tahun 2002 pasal 5 rumah tinggal termasuk kelompok bangunan gedung hunian yang meliputi rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun dan rumah tinggal sementara. Pemahaman rumah tinggal yang dimaksud dalam modul ini adalah dua kategori yakni rumah tinggal tunggal dan rumah tinggal deret yang berdiri langsung di atas permukaan tanah. 7.3. Persyaratan Kualitas Bahan Bangunan Persyaratan kualitas bahan meliputi bahan beton dan baja bertulang mengacu pada persyaratan teknis yang tercantum dalam SNI 03-2847-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung. Untuk persyaratan bahan bata, batako dan kayu dicuplik dari beberapa bagian dalam petunjuk teknis. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 11
  • 20. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA SETON BERTULANG DINDING PASANGAN 7.3.1. Beton Persyaratan beton untuk perencanaan gempa mengacu pada SNI 03-2847-1992 pasal 3.14.2 tentang perencanaan struktur beton bertulang butir 4, sub butir 1) harus mengikuti ketentuan berikut: i. Beton pada komponen struktur yang menahan gaya yang timbul akibat gempa tidak boleh kurang dari 20 MPa. ii. Kuat tekan dari beton agegrat ringan yang digunakan dalam perencanaan tidak boleh melampaui 30 MPa. Beton agegrat ringan dengan kuat tekan rencana yang lebih tinggi boleh digunakan bila dapat dibuktikan dengan percobaan bahwa komponen struktur yang dibuat dari agegrat ringan tersebut mempunyai kekuatan dan ketegaran yang sama atau lebih dari komponen struktur yang dibuat dari beton agegrat normal dengan kekuatan yang sama. 7.3.2. Baja Tulangan Mengikuti ketentuan dalam SNI 03-2847-1992, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, untuk persyaratan baja tulangan harus mengikuti persyaratan berikut: 1) Dalam pasal 3.14.2, butir 5 tentang tulangan penahan gaya lentur dan aksial akibat gempa yang digunakan dalam komponen struktur rangka dan komponen dinding batas harus memenuhi ketentuan ASTM A706.Tulangan yang memenuhi ASTM A 615M mutu 300 dan 400 boleh digunakan dalam komponen struktur di atas bila: (a) kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak melampaui kuat leleh yang ditentukan lebih dari 120MPa (uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang mempunyai harga ini lebih dari 20 MPa), dan (b) rasio dari tulangan tarik batas aktual terhadap kuat leleh tarik aktual tidak kurang dari 1,25. 2) Pada pasal 3.5 tentang penyaluran dan penyambungan, tarikan dan tekanan yang telah dihitung dalam tulangan pada tiap penampang dari komponen struktur beton bertulang harus disalurkan pada setiap sisi dari penampang tersebut dengan panjangkaran, kait atau alat mekanis, atau kombinasi dari cara-cara tersebut. Kait hanya dapat dipakai pada penyaluran batang-batang tarik saja. 3) Ketentuan dalam pasal 3.16.1 tentang detail penulangan, kait standar, pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan berikut: a) Bengkokan 180-derajat ditambah bagian yang lurus sepanjang 4db dengan minimum 60 mm pada ujung batang bebas. b) Bengkokan 90-derajat ditambah bagian yang lurus sepanjang 12db pada ujung batang bebas. c) Untuk sengkang dan kait pengikat ; Batang D-25 dan yang lebih kecil, bengkokan 135-derajat ditambah bagian yang lurus 6db pada ujung batang bebas. 4) Menurut ketentuan Pasal 3.16.2 tentang diameter bengkokan minimum harus memenuhi: a) Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam tulangan tidak boleh kurang dari harga dalam Tabel 1. Ketentuan ini tidak berlaku untuk sengkang dan kait dengan ukuran D-10 hingga D-16. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 21. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN b) Diameter-dalam dari bengkokan untuk sengkang dan kait tidak boleh kurang dari 4d b untuk batang D-16 dan yang lebih kecil. Untuk batang yang lebih besar dari pada D-16, diameter bengkokan harus memenuhi Tabel 1. Tabel 1. Diameter minimum UKURAN TULANGAN DIAMETER MINIMUM D-10 sampai dengan D-25 6 db D-29 dan D-36 8 db D-44 dan D-56 10 db 5) Dalam ketentuan Pasal 3.16.3 tentang Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan berikut: a) Semua tulangan harus dibengkokan dalam keadaan dingin, kecuali bila diijinkan oleh tenaga ahli; b) Tulangan yang sudah tertanam di dalam beton tidak boleh dibengkokkan di lapangan, kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diijinkan oleh tenaga ahli. 6) Dalam Pasal 3.16.4 tentang Permukaan baja tulangan harus memenuhi ketentuan berikut: Pada saat beton dicer, tulangan harus bebas dari lumpur, minyak, atau segala zat pelapis bukan logam, yang dapat mengurangi kapasitas lekatan; 7) Dalam Pasal 3.16.5 tentang penempatan tulangan sesuai dengan ketentuan berikut: a) Tulangan, tendon pratekan, dan selongsong pratekan harus ditempatkan secara akurat dan didukung secukupnya sebelum beton dicer, dan harus dijaga agar tidak tergeser melebihi toleransi yang diijinkan dalam ayat 3.16.5 butir 2); b) Bila tidak ditentukan oleh tenaga ahli, tulangan, tendon pratekan, dan selongsong pratekan harus ditempatkan dengan toleransi berikut: (1) Toleransi untuk tinggi d, dan selimut beton minimum dalam komponen struktural lentur, dinding dan komponen struktur tekan harus memenuhi ketentuan berikut: Tabel 2. Toleransi Tinggi d dan Selimut Beton Minimum SPESIFIKASI TOLERANSI UNTUK TOLERANSI UNTUK SELIMUT BETON d MINIMUM d ~200 mm ± 10mm -10mm d > 200 mm ±12mm -12 mm Kecuali ketentuan bahwa toleransi untuk jarak bersih terhadap formed soffits harus sebesar minus 6 mm dan toleransi untuk selimut beton tidak boleh melampaui minus 1/3 selimut beton minimum yang diperlukan dalam gambar rencana atau spesifikasi. (2) Toleransi untuk lokasi longitudinal dari bengkokan dan ujung akhir tulangan harus sebesar +50 mm kecuali pada ujung tidak menerus dari komponen struktur dimana toleransinya harus sebesar + 12 mm 8) Dalam Pasal 3.16.6 tentang Spasi Tulangan, Jarak bersih antar tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db ataupun 25 mm; 9) Dalam Pasal 3.16.7 tentang Pelindung beton untuk tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut; Pada beton cor setempat (non-pratekan), tebal selimut beton minimum yang harus disediakan untuk tulangan harus memenuhi ketentuan berikut: PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 22. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN Tabel 3. Tebal Selimut Beton Minimum SPESIFIKASI 1) Beton yang langsung dicor diatas tanah dan selalu berhubungan dengan tanah 2) Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca: • Batang D-19 hingga D-S6 • Batang D-16, kawatW31 atau 031 dan yang lebih kecil 3) Beton yang tidak berhubungan dengan tanah atau cuaca: • Pelat, dinding, pelat berusuk: a. Batang D-44 dan D-S6 b. Batang D-36 dan yang lebih kecil • Balok, Kolom: Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan spiral Tebal selimut minimum (mm) 70 so 40 40 20 40 1O) Dalam Pasal 3.16.9 tentang Sambungan harus memenuhi ketentuan berikut: Pada pertemuan dari komponen-komponen rangka utama (misalnya pertemuan balok dan kolom), sambungan lewatan dari tulangan yang menerus dan penjangkaran dari tulangan yang berakhir pada pertemuan itu harus dilindungi dengan suatu sistem penguat yang baik; 11) Menurut kenetuan Pasal 3.16.10 tentang Tulangan Lateral untuk Komponen Struktur Tekan harus memenuhi ketentuan berikut; Sengkang dan kait-kait untuk komponen struktur tekan harus memenuhi ketentuan berikut: (1) Semua batang tulangan non-pratekan harus dilingkup dengan sengkang dan kait ikat lateral paling sedikit ukuran D-10. (2) Spasi vertikal dari sengkang dan kait ikat tidak boleh melebihi 16 kali diameter tulangan longitudinal, 48 kali diameter batang atau kawat sengkangnya. (3) Sengkang dan kait ikat harus diikat sedemikian rupa setiap tulangan longitudinal sudut dan tulangan longitudinal yang berselang harus mempunyai dukungan lateral yang didapat dari sudut sebuah sengkang dan ikat-ikat yang sudut dalamnya tidak lebih dari 13S derajat, dan tidak boleh ada tulangan yang jarak bersihnya 1SO mm pada sepanjang sengkang dan kait ikat tulangan yang didukung secara lateral. 7.3.3. Dinding Pasangan Kententuan dinding pasangan dalam modul ini mengikuti persyaratan bahan untuk bata merah dan batako. 1. Dinding bata merah a) Bata merah tidak boleh kurang dari 9 cm lebarnya dan harus dicuci hingga bebas dari debu permukaan yang lepas dan harus jenuh air, serta kering muka pada waktu dipasang. Kekuatan tekan dari bata tidak boleh kurang dari 30 kg/cm2• b) Plesteran dan adukan harus terbuat dari paling sedikit satu bagian semen dan 6 bagian pasir dan harus mempunyai kekuatan tekan minimum pada umur 28 hari 30 kg/cm2, bila diuji dengan menekan benda uji kubus berukuran Sx Sx Scm. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 23. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN c) Bata merah harus dipasang pada hamparan adukan yang penuh dan semua siarvertikal dan siar-siar antara dinding dan portal beton bertulang yang mengililinginya harus terisi penuh. Tebal siar minimum harus 1 cm. Tali pelurus harus dipakai pada pemasangan bata merah. Dinding harus terpasang vertikal dan terletak didalam bidang yang sejajar dengan bidang portal beton bertulang yang mengelilinginya. d) Dinding harus diplester dengan plesteran setebal minimal 1 cm pada kedua belah pihak yang memberikan tebal dinding seluruhnya minimum 11 cm. 2. Dinding batako a) Batako harus bersih dan jenuh air serta kering muka pada waktu dipasang. Kekuatan tekan dari batako, diuji pada luas brutonya, tidak boleh kurang dari 15 kg/cm2 (luas bruto adalah panjang x lebar tanpa dikurangi luas rongga). b) Adukan harus terbuat dari paling sedikit 1 bagian kapur dan 5 bagian tras dan harus memiliki kekuatan tekan minimum pada umur 28 hari 15 kg/cm2 , bila diuji dengan menekan benda uji berupa kubus berukuran 5 x 5 x 5 cm. c) Batako harus dipasang dengan cara yang sama seperti untuk bata merah. 7.3.4. Kayu untuk Kuda-kuda Ketentuan untuk persyaratan bahan kuda-kuda kayu dapat menggunakan SNI 03-2449-1991, Spesifikasi kuda-kuda balok paku tipe 15/16, pasal 2 persyaratan teknis. 1) Mutu kayu yang boleh digunakan untuk kuda-kuda adalah kayu yang mempunyai tegangan serat tidak kurang dari TS 10 dan TS 15. 2) Ukuran penampang kayu adalah 60 mm x 120 mm untuk batang tunggal dan 30 mm x 120 mm untuk batang ganda. 3) Batang pengikat diagonal harus dipasang diantara dua kuda-kuda, agar kuda-kuda berdiri kokoh dan stabil. 7.4. Perencanaan Denah Bangunan dan Perletakan Bukaan Denah yang baik untuk rumah yang dibangun di daerah gempa adalah sebagai berikut: a) Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris terhadap kedua sumbu bangunan dan tidak terlalu panjang, seperti pada Gambar 12. b) Bila dikehendaki denah bangunan yang tidak simetris, maka denah bangunanan tersebut harus dipisahkan dengan alur pemisah sedemikian rupa sehingga denah bangunan merupakan rangkaian dari denah yang simetris. c) Dalam SNI 03-1734-1989 butir 3.1.12 mengenai pemisahan gedung bahwa bagian-bagian dari gedung atau beberapa gedung di tempat yang sama yang tidak direncanakan untuk bekerja sama sebagai satu kesatuan, harus dipisahkan yang satu terhadap yang lainnya dan terhadap gedung-gedung yang berbatasan dengan suatu jarak pemisah sebesar paling sedikit 0,004 kali tinggi gedung atau 7,5 cm, bergantung yang mana yang terbesar. Apabila struktur-strukturnya dari jenis yang berbeda, pemisahan tersebut harus memenuhi syarat- syarat untuk jenis struktur yang memberikan jarak pemisah yang paling besar. Secara sederhana lihat pada Gambar 13. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 15
  • 24. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN d) Sela-sela pemisah harus direncananakan detailnya dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tetap bebas dari kotoran atau benda-benda penghalang. Lebar sela-sela tersebut harus memenuhi semua toleransi pelaksanaan. ca II ~ l L < 3A Garnbar 12. Bentuk denah bangunan simetris dan sederhana I"> =Jarak pemisah gedung minimum 0,004 tinggi gedung atau 7,5 cm pilih yang tebesar Gambar 13. Jarak pemisah atar gedung e) Penempatan dinding-dinding penyekat dan bukaan pintu/jendela harus dibuat simetris terhadap sumbu denah bangunan sebagai contoh lihat Gambar 14. Gambar 14. Conteh penempatan dinding penyekat PUSAT PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 25. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN 7.5. Komponen Fondasi dan Sloof Perencanaan fondasi dan sloof rumah tahan gempa harus mengikuti Pd-T-14-2004-C Pendetailan Konstruksi Rumah Tinggal Sederhana Tahan Gempa Berbasis Pasangan butir 5.1, tanah dasar pondasi harus tanah padat dan merata kekerasannya. Kedalaman pondasi lebih dalam dari 45 cm seperti dalam Gambar 15. Fondasi dibuat menerus sekeliling bangunan termasuk dinding penyekat sesuai Gambar 16. Oindlng pasangan bata 150 cm Sloof beton bertulang Angkur 0 minimum 12 mm tiap jarak 20 cm 150 cm 20 cm Batu belah tanpa adukan >45 cm >45cm Batu belah tanpa adukan Lantai kerja pasir S cm 20 cm 20 cm 5 cm 5 cm POTONGAN MEUNTANG TAMPAK MEMANJANG Gambar 15. Detail potongan fondasi dan persyaratan kedalaman fondasi Sloof Gambar 16. Fondasi dibuat menerus 7.6. Kolom Perencanaan kolom beton bertulang rangka rumah tahan gempa harus mengikuti ketentuan dalam Pt-T-02-2000-C Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Gempa, bahwa kolom-kolom praktis harus diikat ke fondasi, seperti tertera dalam Gambar 17. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 17
  • 26. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGALTAHAN GEMPA RANGKA SETON BERTULANG DINDING PAS_.. A""" NG ""'A ,.. N .-_______________~--~~~--~------ Sengkang min 0 8 mm Sengkang min 0 8 mm Jarak < 15 cm Jangkar min 0 8 mm Jarak < 15 cm ....._.~,._- ttfltr""' Panjang > 40 cm ------...... ---~•-- Gambar 17. Pedentailan sambungan kolom dengan fondasi Dinding Pasangan Perencanaan dinding pasangan rumah tahan gempa harus mengikuti SPM berikut ini: 1. Menurut SNI 03-1734-1989 Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung, agar dinding pengisi mempunyai ketahanan terhadap beban yang timbul akibat pergerakan rangka struktur, maka harus diadakan tulangan jangkar seperti dalam Gambar 18. min min 30cm 30cm Kolom luar 11 - - Kolom praktis - Bentang bersih panel I ;: - I ..r:: ~ . ~ I I .- - I I I I - I I - I / I I I I I I / I I I --I ,, I I I I I I I I I I I I I I min 30cm Panjang stek £::.. I I I I I I L min 30cm I I I I - . , ! Tulangan jangkar ~ I maksimum setiap 10 lapis Gambar 18. Persyaratan minimum dinding bata merah tanpa lubang 2. Mengacu pada ketentuan Pt-T-02-2000-C Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Gempa, antara pasangan tembok dengan kolom diberi angker setiap 6 lapis bata atau diberi jangkar seng, seperti pada gambar 19. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 27. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN Jangkar seng-... ir···--ri Jangkar seng ~~? 28 '! t! , . dipasang pada ' ~ --l' ..--..-·-··30 cm .... ""- ·, tiap 6 lapis bata I. J-. ': .. ~ - ..J. .·. . ' , .:.._ ,... f"':· ..!f.:...,.)~ '"··....~ -----' 'l Ocm '...::.,....,.·. · ~..........•:~o..': · .., ..1 ~ I '· ~-;,;/·./.,;...;_:>:._/I.'~- :.....·:_·.'. , I lj ...,.... · , :....::i.:·~--~-7-~".'1 Pakul ' ' ..... • '-~· 1 Kolom pengaku ~ - -I ··-:::1 dinding (beton tulang) • y 1 r·--·Jc ·r ' ·-·-...JL. ·---· .,.. ~ c :ii---· ; . l ,..---·11 ~I' . .· J r-c;:_Jc-~-~-~ r·· I '---=tl__=:J . _ t ~ Gambar 19. Penggunaan jangkar seng pada sambungan dinding dengan kolom 7.8. Ring Balok Perencanaan konstruksi balok rumah tahan gempa harus mengikuti ketentuan dalam petunjuk Pt-T-02-2000-C Perencanaan Rumah Sederhana Tahan Gempa: Ring balok diikat ke kolom- kolom pengaku dinding dan pada sudut-sudut pertemuan terikat kuat antara masing-masing ring balok dan kolom seperti pada Gambar 20. tulangan kolom pengaku dinding Gambar 20. Detail sambungan balok dengan kolom PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 19
  • 28. 20 MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN 7.9. Rangka Atap Konstruksi rangka atap dapat menggunakan rangka kayu atau baton bertulang. Ketentuan dari masing-masing bahan tersebut mengikuti persyaratan bahan seperti dibawah ini. 7.9.1. Kuda-kuda Kayu dengan Konstruksi Papan Paku Bilamana konstruksi kuda-kuda kayu menggunakan balok paku, dalam SNI 03-2449-1991 Spesifikasi Kuda-kuda Balok Paku Tipe 15/6 memberikan contoh tipe kuda-kuda bentang 6 m, jarak antar kuda-kuda 3 m, sudut kemiringan atap 15°, dan jenis penutup atap lembaran seperti Gambar 21. 60 x120 60 x120 2 x30 x120 1200 1750 2500 1750 2000 satuan =mm Gambar 21. Kuda-kuda balok paku untuk penutup atap lembaran SNI 03-2450-1991 Spesifikasi Kuda-kuda Kayu Balok Paku Tipe 30/6 ddiberikan contoh tipe kuda-kuda bentang 6 m, jarak antar kuda-kuda 3 m, sudut kemiringan atap 30°, dan jenis penutup atap genteng seperti pada Gambar 22. Gambar 22. Kuda-kuda balok paku untuk penutup atap genteng 7.9.2. Kuda-kuda dengan Konstruksi Balok Kayu Dalam Pd-T-14-2004-C Pendetailan Konstruksi Rumah Tinggal Sederhana Tahan Gempa Berbasis Pasangan, beberapa hal yang perlu dicermati adalah seperti takikan dari setiap detail sambungan seperti didetailkan dalam Gambar 23. PUSAT PENEUTIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BAUTBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 29. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA SETON BERTULANG DINDING PASANGAN - - - -Wuwung/Ruiter 2/12 - - - - Balok Nok - -Plat Baja 4 X40 8/10 Gambar 23. Detail sambungan pada bubungan Sambungan pada balok tarik harus ditempatkan bagian tengah dari bentang dan harus menggunakan baut dengan jumlah yang cukup, seperti Garnbar 24 dan Garnbar 25. Sekur---~­ Plat Baja 4 x 40----.-::~~;:t:~:::;i.­ Sengkang 4/40------.-..+.-11 Kuda-kuda/makelar 8/10 ,------Balok kunci 8/12 ----Baud 012 mm Balok tarik Gambar 24. Detail sambungan pada tumpuan tengah PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Ql
  • 30. 22 MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN Kaki Kuda-kuda 8/1 O- - -.... Sekur 8/10 ----.. Gerding 8/1 O---. .. Gambar 25. Detail sambungan batang pengaku Kedudukan kuda-kuda sebaiknya bertumpu pada kolom dan diikat dengan menggunakan angker besi beton yang berfungsi sebagai pengikat antara kuda-kuda dengan kolom. Perhatikan detail sambungan kuda-kuda seperti Gambar 26. Batang tarik kuda-kuda 8/12 - - - Batang tekan kuda-kuda 8/10- - - Kaso 5/7--- Gerding 8/10---'"'- Angker012 mm -----... Ring balok 10 x 15 cm - - - Pasangan bata ---~ Plester/acian _ _ ......._ Gambar 26. Sambungan kuda-kuda dengan kolom 7.9.3. Kuda-kuda Ampig dengan Konstruksi Beton Bertulang I Kuda-kuda clari beton bertulang digunakan pada bangunan dengan atap pelana atau pada dinding ampig. Perhatikan Gambar 27 untuk penempatan tulangan sengkang maupun jumlah tulangan utama pada balok rangka atap. Bagian pendetailan penulangan perlu mendapat pengawasan khusus. PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 31. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN ~4012mm I 200 I Pot. B 0 J4012mm 0[WJ-1 Pot. C c ~ Gambar 27. Rangka atap dengan balok beton bertulang 06 - 15 mm PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 23
  • 32. MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGALTAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN 8. EVALUASI Setelah membaca modul dan mengikuti diseminasi, perserta harap mengikuti ujian evaluasi dengan menjawab beberapa pertanyaan dalam berikut: 1) Di dalam SNI 03-1726-2002 tentang peta wilayah gempa, Indonesia dibagi dalam berapa wilayah? 2) Jika melihat peta wilayah gempa di Indonesia tersebut daerah anda berada pada wilayah gempa berapa? 3) Bagaimana cara mengurangi korban dan kerusakan bangunan akibat gempa? 4) Mengapa denah rumah tinggal harus sederhana dan berbentuk simetris? 5) Untuk membuat denah rumah yang memenuhi persyaratan ketahanan gempa berapa perbandingan lebar dengan panjang bangunan yang baik? 6) Sebutkan komposisi campuran untuk pasangan dinding bata dan pasangan dinding batako. 7) Berapa kuat tekan bata dan batako yang memenuhi persyaratan untuk dapat dipakai pada rumah tahan gempa? 8) Apakah kemiringan kuda-kuda sangat ditentukan oleh bahan penutupnya? 9) Berapa kuat tekan beton yang disyaratkan untuk konstruksi rumah tahan gempa? 1O) Berapa kuat tarik baja minimum yang dipersyaratkan untuk beton bertulang? 11) Berapa diameter tulangan utama untuk balok dan kolom? 12) Bagaimana memasang tulangan baja beton bertulang untuk sambungan kolom dan balok di bagian interior maupun eksterior? PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
  • 33. 9. REFERENSI MODUL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL TAHAN GEMPA RANGKA BETON BERTULANG DINDING PASANGAN • UU No.24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana • UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan gedung • Permen No.36 Peraturan pelaksanaan Undang-undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan gedung • Permen No.29/PRT/M/2006 tentang pedoman persyaratan Teknis bangunan Gedung • Permen No.25/PRT/M/2007 tentang pedoman sertifikasi Laik Fungsi Bangunan gedung • SNI 03-1734-1989 Tata cara perencanaan beton bertulang dan struktur dinding bertulang untuk rumah dan gedung • SNI 03-2445-1991 Spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan rumah dan gedung • SNI 03-2449-1991 Spesifikasi kuda-kuda kayu balok paku tipe 15/6 • SNI 03-2450-1991 Spesifikasi kuda-kuda kayu balok paku tipe 30/6 • SNI 03-2847-1992Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung • SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan pengecoran beton • SNI 03-2834-2000Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal • SNI 03-6806-2002Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural • SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan beton • SNI 03-6816-2002Tata cara pendetailan penulangan beton • SNI 03-6883-2002 Spesifikasi mortar untuk pekerjaan pasangan PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN - BALITBANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 25
  • 34.
  • 35.
  • 36. ..., Kole~ '.., ~Perpu • ~-. ~ : http·lfpus , _... ... '. . 71 p