SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Rosenta Saragih / 21700003
Benny H / 21700014
i Abnormal
GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA (POST
TRAUMATIC STRESS DISORDER)
Pengertian
Gangguan stres pasca trauma (GSPT) adalah gangguan psikologis yang terjadi pada orang-orang
yang pernah mengalami suatu peristiwa yang tragis atau luar biasa. Menurut Schiraldi (2000) GSPT
muncul dari pemajanan atas suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang sangat menekan.
seperti perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak, perang, kecelakaan,
bencana alam, dan kerusuhan politik.
Peristiwa traumatis yang menjadi pemicu gangguan stres pasca trauma berbeda dengan pemicu
gangguan stres biasa. Peristiwa pemicu GSPT biasanya bersifat luar biasa, tiba-tiba dan sangat
menekan. Menurut Scheraldi (2000) peristiwa pemicu GSPT dikategorikan sebagai traumatic
stessor, sedangkan pemicu stress atau kecemasan biasa disebut ordinary stressor atau adjustment
stressor.
Gejala
Mengacu kepada Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder (DSM-IV) yang dikeluarkan oleh
American Psychiatric Association (1994) ada enam
indikator bahwa seseorang yang mengalami GSPT,
meliputi :
(a) Pemunculan stressor;
(b) Peristiwa yang dialami lagi;
(c) Penghindaran;
(d) Pemunculan;
(e) Durasi gejala dalam kriteria b (gejala lebih dari satu
bulan);
(f) Gangguan kehidupan. (Scheraldi, 2000).
Gejala untuk masing-masing indikator tersebut sebagai berikut :
 Gejala pemunculan stressor, terjadi pada :
1) Orang yang mengalami, menyaksikan, atau mempelajari peristiwa yang melibatkan kematian yang tragis,
kecelakaan serius atau kekejaman pada diri sendiri dan orang lain.
2) Orang yang mengalami ketakutan, ketidakberdayaan atau ketakutan hebat (pada anak-anak, respon tersebut
mengakibatkan perilaku kacau atau memprovokasi).
 Gejala dari peristiwa yang dialami lagi, ditunjukan oleh :
1) Perilaku mengungkit kembali peristiwa mengganggu.
2) Mengingat kembali mimpi buruk suatu peristiwa.
3) Berperilaku atau seolah-olah trauma tersebut muncul kembali (ilusi, halusinasi, dan kembali ke masa lalu yang
bersifat disosiatif).
4) Distress psikologis yang hebat atas munculnya tanda-tanda internal atau eksternal yang mensimbolkan dengan
suatu aspek dari trauma tersebut.
5) Reaksi psikologis yang muncul berulang-ulang seperti pada gejala diatas.
 Gejala dari indikator penghindaran, meliputi :
1) Upaya-upaya untuk menghindari pikiran, perasaan atau hal lain yang dapat mengingatkan kembali pada peristiwa
traumatis.
2) Upaya-upaya untuk menghindarkan diri dari aktivitas, tempat, atau orang yang terkait dengan peristiwa traumatis.
3) Ketidakmampuan mengingat aspek penting dari peristiwa traumatik.
4) Berkurangnya minat atau partisipasi secara nyata pada aktivitas yang dahulunya merupakan aktivitas yang
menyenangkan.
 Gejala indikator pemunculan, diantaranya :
1) Perasaan terasing.
2) Rentang afeksi terbatas.
3) Merasa masa depan suram.
 Gejala gangguan kehidupan.
Yaitu gangguan yang menyebabkan distress dalam fungsi sosial atau bidang
penting lainnya. Sedangkan menurut Hasanuddin (2004), dalam Ilmu Psikiatri
gejala-gejala GSPT dapat dikelompokkan menjadi 4 kriteria, yaitu :
1) Kriteria A : Trauma Meliputi pengalaman langsung dan menyaksikan kejadian
yang mengancam kematian serta respon terhadap kejadian berupa rasa
takut yang sangat kuat dan rasa tidak berdaya.
2) Kriteria B : re-experiencing/re-koleksi kilas balik ingatan berulang Meliputi
rekoleksi ingatan kejadian berupa bayangan, pikiran dan persepsi. Seperti
mimpi yang menakutkan dan berulang, merasa kejadian itu terjadi kembali,
serta reaksi fisik dan psikis yang sama berulang pada saat terjadi, jika
teringat trauma tsb.
3) Kriteria C : penghindaran dan penumpulan emosi Meliputi meliputi usaha
menghindari pikiran, perasaan dan percakapan yang berhubungan dengan
trauma, menghindari aktivitas dan lokasi yang mengingatkan dengan trauma,
tidak mampu mengingat trauma, hilang minat dalam aktivitas, perasaan lepas
dan asing pada lingkungan tempat trauma terjadi, kehilangan emosi dan
perasaan menumpul, serta merasa kehilangan masa depan.
4) Kriteria D : hipersensitif dan iritabilitas meninggi terhadap rangsang
Faktor-Faktor Penyebab GSPT
Menurut Schiraldi (1999) ada tiga faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya GSPT, yaitu :
1. Faktor kesengajaan manusia, diantaranya :
a) Pertempuran, perang sipil, dan resistensi bertempur.
b) Pelecehan termasuk pelecehan seksual, pelecehan fisikal, pelecehan emosional.
c) Penyiksaan.
d) Perbuatan kriminal seperti mutilasi, perampokan, kekerasan terhadap keluarga.
e) Penyanderaan, tawanan perang, karantina, pembajakan.
f) Pelecehan pemujaan.
g) Terorisme.
h) Peristiwa ledakan bom.
i) Menyaksikan pembunuhan.
j) Ancaman, penyiksaan.
k) Serangan penembak gelap.
l) Menyaksikan reaksi ketakutan orang tua.
m) Menyaksikan efek alkoholisme pada keluarga.
n) Bunuh diri atau bentuk lain dari kematian mendadak.
o) Ancaman kematian.
p) Kerusakan atau kehilangan bagian tubuh.
2. Faktor ketidaksengajaan manusia, diantaranya :
a) Industrial.
b) Kebakaran.
c) Ledakan kendaraan bermotor, kapal karam.
d) Bencana nuklir.
e) Runtuhnya bangunan.
f) Kerusakan akibat operasi pada tubuh atau kehilangan
bagian tubuh
3. Faktor bencana alam
a) Angin ribut.
b) Angin topan.
c) Tornado.
d) Banjir.
e) Gempa bumi.
f) Salju longsor.
g) Tsunami.
Prevalensi
Prevalensi adalah jumlah orang dengan karakteristik tertentu (biasanya kelainan atau
penyakit) dalam periode waktu tertentu.
Menurut Schiraldi (2000), kalangan psikiater memperkirakan bahwa 1 sampai 3 persen dari populasi
penduduk dunia secara klinis pernah mengalami GSPT. Sedangkan Hassanuddin (2004) menjelaskan
bahwa kelompok terjadinya GSPT terhadap trauma spesifik, yakni : bencana Alam (3,7% laki-laki,
5,4% wanita), Korban Kriminalitas (1,8% laki-laki, 21,8% wanita), Peperangan (38% laki-laki, 18%
wanita), perkosaan (40,5% laki-laki, 65% wanita). Dijelaskan lebih lanjut, bahwa secara umum 10-20%
seseorang terkena trauma akan berkembang menjadi GSPT. Namun jika tidak terjadi GSPT, 77%
korban berisiko terjadi gangguan depresi mayor.
Manifestasi
Adalah sebuah pola pikir untuk mewujudkan apa yang diinginkan. PTSD
dapat mengakibatkan sejumlah gangguan fisik, kognitif, emosi, behavior
(perilaku) dan sosial.
1) Gejala Gangguan fisik (pusing, gangguan pencernaan, sesak napas,
berdebar-debar, gangguan tidur, penurunan nafsu makan).
2) Gangguan kognitif (disorientasi, mengingkari kenyataan, linglung,
melamun berkepanjangan, tidak focus dan tidak konsenterasi, tidak
mampu mengambil keputusan).
3) Gangguan emosi (halusinasi dan depresi, mimpi buruk, marah,
merasa bersalah, malu, kesedihan yang berlarut larut, cemas dan
takut).
4) Gangguan perilaku (menurunnya aktivitas fisik c/ duduk berjam jam
dan perilaku repetitif).
5) Gangguan sosial (agresif, memisahkan diri dari lingkungan).
Diagnosis
1) Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah
kejadian traumatic berat.
2) Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang - bayang atau mimpi – mimpi
dari kejadian traumatik tersebut secara berulang – ulang kembali (flashbacks).
3) Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai
diagnosis terapi tidak khas.
4) Satu “sequel” menahun yang terjadi lambat setelah stress yang luar biasa, misalnya saja
beberapa puluh tahun setelah kejadian trauma, diklasifikasikan dalam kategori F62.0 (perubahan
kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami katastrofa).
Stress vs burnout Berdasarkan rekomendasi dari The Expert Consensus Panels for PTSD,
tatalaksana gangguan stress pasca trauma sebaiknya mempertimbangkan
:
1) Gangguan stress pasca trauma merupakan suatu gangguan yang
kronik dan berulang serta sering berkormobiditas dengan gangguan-
gangguan jiwa serius lainnya.
2) Anti depressan golongan SSRI merupakan obat pilihan pertama untuk
kasus ini.
3) Terapi yang efektif harus dilanjutkan paling sedikit 12 bulan.
4) Exposure therapy merupakan terapi dengan pendekatan psikososial
terbaik yang dianjurkan dan sebaiknya dilanjutkan selama 6 bulan.
Kategori Psikoterapi pada PTSD
1) Psychodynamic Therapy (PDT)
2) Cognitive-behavioral Therapy (CBT)
3) Flooding Techniques
4) Training in Coping Skills dan
5) Eye Movement Desensitization Reprocessing (EMDR).
1. Teori psikodinamik PTSD
menunjukkan bahwa terapi dapat
membantu pasien memahami efek
dari kejadian traumatis pada
kepribadian mereka, menanamkan
dalam konteks pengalaman mereka
saat ini.
2. CBT mencakup 5 tahap:
a) Memahami dampak trauma (psikoedukasi).
b) Merekonstruksi peristiwa traumatis.
c) Mengidentifikasi 'pemikiran terpendam' Pada tahap ini, terapis dan pasien mencoba untuk
mengidentifikasi dan menantang generalisasi reaksi berbasis trauma yang berlebihan
terhadap situasi non-traumatis
d) Paparan in vivo (misalnya, pergi ke lokasi adalah pertempuran terjadi). Terapis dan pasien
mengeksplorasi makna peristiwa traumatis dan kebenaran interpretasi mereka terhadap
kejadian tersebut dengan mengacu pada tahap ini dan tahap pengobatan lain.
e) Penghentian dan ringkasan
3. Flooding Techniques
Pada penatalaksanaan ini dilakukan exposure,
desensitization atau teknik exposure terarah, terapi ini
dapat mengatasi gejala intrusive dan hyperarousal,
kelemahan terapi ini adalah tidak dapat menatalaksana
avoidance symptom, dan dapat memperberat gejalanya.
4. Training in Coping Skills
Pada penatalaksaan ini dilakukan untuk meningkatkan self-control symptom
dan meningkatkan adaptive respone pada anxiety, yang terbagi menjadi 2 fase
yaitu: fase edukasi dan fase coping skill, fase edukasi, memberikan
pemahaman yang rasional untuk menjaga kepercayaan diri, sedangkan pada
fase coping skill, diajarkan cara melakukan relaksasi diri, untuk menghambat
negative rumination dan mempertahankan rasa percaya diri, penatalaksaan ini
efektif mengurangi reexperiencing, intrusive, dan avoidance symptom pada
korban pemerkosaan.
5. Eye Movement Desensitization Reprocessing (EMDR)
Pada terapi ini dilakukan exposure pada kejadian traumatik
dengan mata terbuka, selama verbalisasi kognisi dan emosi yang
berkaitan dengan trauma, diikuti dengan visual saccadic eye
movements agar menghasilkan fear-antagonistic state sehingga
menghasilkan relaksasi dan systemic desensitization.
Kesimpulan
Gangguan stres pasca trauma adalah gangguan kecemasan yang
timbul setelah mengalami atau menyaksikan suatu ancaman
kehidupan atau peristiwa-peristiwa trauma, seperti perang militer,
serangan dengan kekerasan atau suatu kecelakaan yang serius.
Perempuan lebih berisiko mengalami gangguan stres pasca trauma,
meskipun pemaparan kejadian traumatik lebih sering pada laki-laki,
Stresor adalah penyebab utama terjadinya gangguan stres pasca
trauma. Stresor berupa kejadian yang traumatis misalnya akibat
perkosaan, kecelakaan yang parah, kekerasan pada anak atau
pasangan, bencana alam, perang, atau dipenjara.
Penatalaksanaan gangguan stress pasca trauma dapat dilakukan
dengan psikoterapi berupa terapi individu maupun terapi kelompok
dan farmakoterapi.
Psikoterapi yang sering dilakukan untuk PTSD dikategorikan menjadi
5 jenis, yakni Psychodynamic Therapy (PDT), Cognitive-behavioral
Therapy (CBT), Flooding Techniques, Training in Coping Skills dan
Eye Movement Desensitization Reprocessing (EMDR).
Pada pasien dengan PTSD juga mengalami gangguan tidur yang
biasanya mengacu pada insomnia dan mimpi buruk post traumatik.
Terima
Kasih !

More Related Content

Similar to Tugas ppt Psikologi Abnormal kelompok 01

Similar to Tugas ppt Psikologi Abnormal kelompok 01 (20)

Askep skizofrenia
Askep skizofreniaAskep skizofrenia
Askep skizofrenia
 
Schizopherenia -skizofrenia
Schizopherenia  -skizofreniaSchizopherenia  -skizofrenia
Schizopherenia -skizofrenia
 
Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)Makalah depresi (4)
Makalah depresi (4)
 
Makalah depresi (6)
Makalah depresi (6)Makalah depresi (6)
Makalah depresi (6)
 
Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)Makalah depresi (3)
Makalah depresi (3)
 
trauma kognitif.pptx
trauma kognitif.pptxtrauma kognitif.pptx
trauma kognitif.pptx
 
Diagnosis PTSD.pptx
Diagnosis PTSD.pptxDiagnosis PTSD.pptx
Diagnosis PTSD.pptx
 
Pengertian Stress dan Solusi Mengtasinya
Pengertian Stress dan Solusi MengtasinyaPengertian Stress dan Solusi Mengtasinya
Pengertian Stress dan Solusi Mengtasinya
 
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasiGangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
Gangguan cemas yang berhubungan dengan somatisasi
 
Tugas keperawatan jiwa
Tugas keperawatan jiwaTugas keperawatan jiwa
Tugas keperawatan jiwa
 
1349 3056-1-pb
1349 3056-1-pb1349 3056-1-pb
1349 3056-1-pb
 
Makalah depresi
Makalah depresiMakalah depresi
Makalah depresi
 
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)
 
Pengertian dasar
Pengertian dasarPengertian dasar
Pengertian dasar
 
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan NeurotikPerbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
Perbedaan Gangguan Jiwa Psikotik dan Neurotik
 
Depresi makalah
Depresi makalahDepresi makalah
Depresi makalah
 
Pengertian dasar n
Pengertian dasar nPengertian dasar n
Pengertian dasar n
 
PPT Asuhan Keperawatan Jiwa
PPT Asuhan Keperawatan JiwaPPT Asuhan Keperawatan Jiwa
PPT Asuhan Keperawatan Jiwa
 
Depresi AKPER PEMKAB MUNA
Depresi AKPER PEMKAB MUNA Depresi AKPER PEMKAB MUNA
Depresi AKPER PEMKAB MUNA
 
Depresi makalah
Depresi makalahDepresi makalah
Depresi makalah
 

More from BennyHamonangan

Chapter 23 e-book Fundamental.ppt.com.id
Chapter 23 e-book Fundamental.ppt.com.idChapter 23 e-book Fundamental.ppt.com.id
Chapter 23 e-book Fundamental.ppt.com.idBennyHamonangan
 
tugas bahasa inggris untuk universitas di Indonesia
tugas bahasa inggris untuk universitas di Indonesiatugas bahasa inggris untuk universitas di Indonesia
tugas bahasa inggris untuk universitas di IndonesiaBennyHamonangan
 
Bahan Analisa jabatan di perusahaan di indonesia
Bahan Analisa jabatan di perusahaan di indonesiaBahan Analisa jabatan di perusahaan di indonesia
Bahan Analisa jabatan di perusahaan di indonesiaBennyHamonangan
 
Tugas Jurnal Psikometri.pptx
Tugas Jurnal Psikometri.pptxTugas Jurnal Psikometri.pptx
Tugas Jurnal Psikometri.pptxBennyHamonangan
 
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxNeuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxBennyHamonangan
 
Carl Gustav Jung pptx.pptx
Carl Gustav Jung pptx.pptxCarl Gustav Jung pptx.pptx
Carl Gustav Jung pptx.pptxBennyHamonangan
 

More from BennyHamonangan (6)

Chapter 23 e-book Fundamental.ppt.com.id
Chapter 23 e-book Fundamental.ppt.com.idChapter 23 e-book Fundamental.ppt.com.id
Chapter 23 e-book Fundamental.ppt.com.id
 
tugas bahasa inggris untuk universitas di Indonesia
tugas bahasa inggris untuk universitas di Indonesiatugas bahasa inggris untuk universitas di Indonesia
tugas bahasa inggris untuk universitas di Indonesia
 
Bahan Analisa jabatan di perusahaan di indonesia
Bahan Analisa jabatan di perusahaan di indonesiaBahan Analisa jabatan di perusahaan di indonesia
Bahan Analisa jabatan di perusahaan di indonesia
 
Tugas Jurnal Psikometri.pptx
Tugas Jurnal Psikometri.pptxTugas Jurnal Psikometri.pptx
Tugas Jurnal Psikometri.pptx
 
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptxNeuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
Neuron, impuls saraf & sinaps (2).pptx
 
Carl Gustav Jung pptx.pptx
Carl Gustav Jung pptx.pptxCarl Gustav Jung pptx.pptx
Carl Gustav Jung pptx.pptx
 

Recently uploaded

obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorariniastuti020
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIgermanaaprianineno
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxcholiftiara1
 
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.pptnabillasy1
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkklinikrizkiasyifa
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiariniastuti020
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxrosintauli1
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungariniastuti020
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxulfahyus
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersaAgusSupriyanto987244
 
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptrosintauli1
 

Recently uploaded (13)

obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]
14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]
14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
 
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
 

Tugas ppt Psikologi Abnormal kelompok 01

  • 1. Rosenta Saragih / 21700003 Benny H / 21700014 i Abnormal
  • 2. GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA (POST TRAUMATIC STRESS DISORDER) Pengertian Gangguan stres pasca trauma (GSPT) adalah gangguan psikologis yang terjadi pada orang-orang yang pernah mengalami suatu peristiwa yang tragis atau luar biasa. Menurut Schiraldi (2000) GSPT muncul dari pemajanan atas suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang sangat menekan. seperti perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap anak, perang, kecelakaan, bencana alam, dan kerusuhan politik. Peristiwa traumatis yang menjadi pemicu gangguan stres pasca trauma berbeda dengan pemicu gangguan stres biasa. Peristiwa pemicu GSPT biasanya bersifat luar biasa, tiba-tiba dan sangat menekan. Menurut Scheraldi (2000) peristiwa pemicu GSPT dikategorikan sebagai traumatic stessor, sedangkan pemicu stress atau kecemasan biasa disebut ordinary stressor atau adjustment stressor.
  • 3. Gejala Mengacu kepada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV) yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association (1994) ada enam indikator bahwa seseorang yang mengalami GSPT, meliputi : (a) Pemunculan stressor; (b) Peristiwa yang dialami lagi; (c) Penghindaran; (d) Pemunculan; (e) Durasi gejala dalam kriteria b (gejala lebih dari satu bulan); (f) Gangguan kehidupan. (Scheraldi, 2000).
  • 4. Gejala untuk masing-masing indikator tersebut sebagai berikut :  Gejala pemunculan stressor, terjadi pada : 1) Orang yang mengalami, menyaksikan, atau mempelajari peristiwa yang melibatkan kematian yang tragis, kecelakaan serius atau kekejaman pada diri sendiri dan orang lain. 2) Orang yang mengalami ketakutan, ketidakberdayaan atau ketakutan hebat (pada anak-anak, respon tersebut mengakibatkan perilaku kacau atau memprovokasi).  Gejala dari peristiwa yang dialami lagi, ditunjukan oleh : 1) Perilaku mengungkit kembali peristiwa mengganggu. 2) Mengingat kembali mimpi buruk suatu peristiwa. 3) Berperilaku atau seolah-olah trauma tersebut muncul kembali (ilusi, halusinasi, dan kembali ke masa lalu yang bersifat disosiatif). 4) Distress psikologis yang hebat atas munculnya tanda-tanda internal atau eksternal yang mensimbolkan dengan suatu aspek dari trauma tersebut. 5) Reaksi psikologis yang muncul berulang-ulang seperti pada gejala diatas.  Gejala dari indikator penghindaran, meliputi : 1) Upaya-upaya untuk menghindari pikiran, perasaan atau hal lain yang dapat mengingatkan kembali pada peristiwa traumatis. 2) Upaya-upaya untuk menghindarkan diri dari aktivitas, tempat, atau orang yang terkait dengan peristiwa traumatis. 3) Ketidakmampuan mengingat aspek penting dari peristiwa traumatik. 4) Berkurangnya minat atau partisipasi secara nyata pada aktivitas yang dahulunya merupakan aktivitas yang menyenangkan.
  • 5.  Gejala indikator pemunculan, diantaranya : 1) Perasaan terasing. 2) Rentang afeksi terbatas. 3) Merasa masa depan suram.  Gejala gangguan kehidupan. Yaitu gangguan yang menyebabkan distress dalam fungsi sosial atau bidang penting lainnya. Sedangkan menurut Hasanuddin (2004), dalam Ilmu Psikiatri gejala-gejala GSPT dapat dikelompokkan menjadi 4 kriteria, yaitu : 1) Kriteria A : Trauma Meliputi pengalaman langsung dan menyaksikan kejadian yang mengancam kematian serta respon terhadap kejadian berupa rasa takut yang sangat kuat dan rasa tidak berdaya. 2) Kriteria B : re-experiencing/re-koleksi kilas balik ingatan berulang Meliputi rekoleksi ingatan kejadian berupa bayangan, pikiran dan persepsi. Seperti mimpi yang menakutkan dan berulang, merasa kejadian itu terjadi kembali, serta reaksi fisik dan psikis yang sama berulang pada saat terjadi, jika teringat trauma tsb. 3) Kriteria C : penghindaran dan penumpulan emosi Meliputi meliputi usaha menghindari pikiran, perasaan dan percakapan yang berhubungan dengan trauma, menghindari aktivitas dan lokasi yang mengingatkan dengan trauma, tidak mampu mengingat trauma, hilang minat dalam aktivitas, perasaan lepas dan asing pada lingkungan tempat trauma terjadi, kehilangan emosi dan perasaan menumpul, serta merasa kehilangan masa depan. 4) Kriteria D : hipersensitif dan iritabilitas meninggi terhadap rangsang
  • 6. Faktor-Faktor Penyebab GSPT Menurut Schiraldi (1999) ada tiga faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya GSPT, yaitu : 1. Faktor kesengajaan manusia, diantaranya : a) Pertempuran, perang sipil, dan resistensi bertempur. b) Pelecehan termasuk pelecehan seksual, pelecehan fisikal, pelecehan emosional. c) Penyiksaan. d) Perbuatan kriminal seperti mutilasi, perampokan, kekerasan terhadap keluarga. e) Penyanderaan, tawanan perang, karantina, pembajakan. f) Pelecehan pemujaan. g) Terorisme. h) Peristiwa ledakan bom. i) Menyaksikan pembunuhan. j) Ancaman, penyiksaan. k) Serangan penembak gelap. l) Menyaksikan reaksi ketakutan orang tua. m) Menyaksikan efek alkoholisme pada keluarga. n) Bunuh diri atau bentuk lain dari kematian mendadak. o) Ancaman kematian. p) Kerusakan atau kehilangan bagian tubuh.
  • 7. 2. Faktor ketidaksengajaan manusia, diantaranya : a) Industrial. b) Kebakaran. c) Ledakan kendaraan bermotor, kapal karam. d) Bencana nuklir. e) Runtuhnya bangunan. f) Kerusakan akibat operasi pada tubuh atau kehilangan bagian tubuh 3. Faktor bencana alam a) Angin ribut. b) Angin topan. c) Tornado. d) Banjir. e) Gempa bumi. f) Salju longsor. g) Tsunami.
  • 8. Prevalensi Prevalensi adalah jumlah orang dengan karakteristik tertentu (biasanya kelainan atau penyakit) dalam periode waktu tertentu. Menurut Schiraldi (2000), kalangan psikiater memperkirakan bahwa 1 sampai 3 persen dari populasi penduduk dunia secara klinis pernah mengalami GSPT. Sedangkan Hassanuddin (2004) menjelaskan bahwa kelompok terjadinya GSPT terhadap trauma spesifik, yakni : bencana Alam (3,7% laki-laki, 5,4% wanita), Korban Kriminalitas (1,8% laki-laki, 21,8% wanita), Peperangan (38% laki-laki, 18% wanita), perkosaan (40,5% laki-laki, 65% wanita). Dijelaskan lebih lanjut, bahwa secara umum 10-20% seseorang terkena trauma akan berkembang menjadi GSPT. Namun jika tidak terjadi GSPT, 77% korban berisiko terjadi gangguan depresi mayor.
  • 9. Manifestasi Adalah sebuah pola pikir untuk mewujudkan apa yang diinginkan. PTSD dapat mengakibatkan sejumlah gangguan fisik, kognitif, emosi, behavior (perilaku) dan sosial. 1) Gejala Gangguan fisik (pusing, gangguan pencernaan, sesak napas, berdebar-debar, gangguan tidur, penurunan nafsu makan). 2) Gangguan kognitif (disorientasi, mengingkari kenyataan, linglung, melamun berkepanjangan, tidak focus dan tidak konsenterasi, tidak mampu mengambil keputusan). 3) Gangguan emosi (halusinasi dan depresi, mimpi buruk, marah, merasa bersalah, malu, kesedihan yang berlarut larut, cemas dan takut). 4) Gangguan perilaku (menurunnya aktivitas fisik c/ duduk berjam jam dan perilaku repetitif). 5) Gangguan sosial (agresif, memisahkan diri dari lingkungan).
  • 10. Diagnosis 1) Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat. 2) Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang - bayang atau mimpi – mimpi dari kejadian traumatik tersebut secara berulang – ulang kembali (flashbacks). 3) Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya dapat mewarnai diagnosis terapi tidak khas. 4) Satu “sequel” menahun yang terjadi lambat setelah stress yang luar biasa, misalnya saja beberapa puluh tahun setelah kejadian trauma, diklasifikasikan dalam kategori F62.0 (perubahan kepribadian yang berlangsung lama setelah mengalami katastrofa).
  • 11. Stress vs burnout Berdasarkan rekomendasi dari The Expert Consensus Panels for PTSD, tatalaksana gangguan stress pasca trauma sebaiknya mempertimbangkan : 1) Gangguan stress pasca trauma merupakan suatu gangguan yang kronik dan berulang serta sering berkormobiditas dengan gangguan- gangguan jiwa serius lainnya. 2) Anti depressan golongan SSRI merupakan obat pilihan pertama untuk kasus ini. 3) Terapi yang efektif harus dilanjutkan paling sedikit 12 bulan. 4) Exposure therapy merupakan terapi dengan pendekatan psikososial terbaik yang dianjurkan dan sebaiknya dilanjutkan selama 6 bulan.
  • 12. Kategori Psikoterapi pada PTSD 1) Psychodynamic Therapy (PDT) 2) Cognitive-behavioral Therapy (CBT) 3) Flooding Techniques 4) Training in Coping Skills dan 5) Eye Movement Desensitization Reprocessing (EMDR).
  • 13. 1. Teori psikodinamik PTSD menunjukkan bahwa terapi dapat membantu pasien memahami efek dari kejadian traumatis pada kepribadian mereka, menanamkan dalam konteks pengalaman mereka saat ini.
  • 14. 2. CBT mencakup 5 tahap: a) Memahami dampak trauma (psikoedukasi). b) Merekonstruksi peristiwa traumatis. c) Mengidentifikasi 'pemikiran terpendam' Pada tahap ini, terapis dan pasien mencoba untuk mengidentifikasi dan menantang generalisasi reaksi berbasis trauma yang berlebihan terhadap situasi non-traumatis d) Paparan in vivo (misalnya, pergi ke lokasi adalah pertempuran terjadi). Terapis dan pasien mengeksplorasi makna peristiwa traumatis dan kebenaran interpretasi mereka terhadap kejadian tersebut dengan mengacu pada tahap ini dan tahap pengobatan lain. e) Penghentian dan ringkasan
  • 15. 3. Flooding Techniques Pada penatalaksanaan ini dilakukan exposure, desensitization atau teknik exposure terarah, terapi ini dapat mengatasi gejala intrusive dan hyperarousal, kelemahan terapi ini adalah tidak dapat menatalaksana avoidance symptom, dan dapat memperberat gejalanya.
  • 16. 4. Training in Coping Skills Pada penatalaksaan ini dilakukan untuk meningkatkan self-control symptom dan meningkatkan adaptive respone pada anxiety, yang terbagi menjadi 2 fase yaitu: fase edukasi dan fase coping skill, fase edukasi, memberikan pemahaman yang rasional untuk menjaga kepercayaan diri, sedangkan pada fase coping skill, diajarkan cara melakukan relaksasi diri, untuk menghambat negative rumination dan mempertahankan rasa percaya diri, penatalaksaan ini efektif mengurangi reexperiencing, intrusive, dan avoidance symptom pada korban pemerkosaan.
  • 17. 5. Eye Movement Desensitization Reprocessing (EMDR) Pada terapi ini dilakukan exposure pada kejadian traumatik dengan mata terbuka, selama verbalisasi kognisi dan emosi yang berkaitan dengan trauma, diikuti dengan visual saccadic eye movements agar menghasilkan fear-antagonistic state sehingga menghasilkan relaksasi dan systemic desensitization.
  • 18. Kesimpulan Gangguan stres pasca trauma adalah gangguan kecemasan yang timbul setelah mengalami atau menyaksikan suatu ancaman kehidupan atau peristiwa-peristiwa trauma, seperti perang militer, serangan dengan kekerasan atau suatu kecelakaan yang serius. Perempuan lebih berisiko mengalami gangguan stres pasca trauma, meskipun pemaparan kejadian traumatik lebih sering pada laki-laki, Stresor adalah penyebab utama terjadinya gangguan stres pasca trauma. Stresor berupa kejadian yang traumatis misalnya akibat perkosaan, kecelakaan yang parah, kekerasan pada anak atau pasangan, bencana alam, perang, atau dipenjara.
  • 19. Penatalaksanaan gangguan stress pasca trauma dapat dilakukan dengan psikoterapi berupa terapi individu maupun terapi kelompok dan farmakoterapi. Psikoterapi yang sering dilakukan untuk PTSD dikategorikan menjadi 5 jenis, yakni Psychodynamic Therapy (PDT), Cognitive-behavioral Therapy (CBT), Flooding Techniques, Training in Coping Skills dan Eye Movement Desensitization Reprocessing (EMDR). Pada pasien dengan PTSD juga mengalami gangguan tidur yang biasanya mengacu pada insomnia dan mimpi buruk post traumatik.