Makalah SKI - Makalah Dakwah Rasulullah di Madinah Membahas Tentang Memahami lebih dalam tentang dakwah Rasulullah S.A.W periode Madinah, Memahami perang-perang yang terjadi pada masa dakwah Rasulullah S.A.W periode Madinah, Memahami Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah, Memahami Haji Wada’ Dan Wafatnya Rasulullah SAW, Substansi Dakwah Rasulullah SAW di Madinah
Makalah SKI - Makalah Dakwah Rasulullah di Madinah Membahas Tentang Memahami lebih dalam tentang dakwah Rasulullah S.A.W periode Madinah, Memahami perang-perang yang terjadi pada masa dakwah Rasulullah S.A.W periode Madinah, Memahami Strategi Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah, Memahami Haji Wada’ Dan Wafatnya Rasulullah SAW, Substansi Dakwah Rasulullah SAW di Madinah
1. 1
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD
Setelah perselisihan yang panjang Muhammad bertambah yakin atas misinya yang
suci. Muhammad mengarahkan usahanya pertama kali untuk meyakinkan penduduk
negerinya atas kebenaran ajaran barunya, ketauhidan, kebencian terhadap penyembah
berhala, kewajiban manusia untuk tunduk kepada kemauan Sang Pencipta. Inilah kebenaran
dari ajaran yang ditegaskan5. Muhammad berpikir keras bagaimana cara menyiarkan Islam
di kalangan umatnya yang keras dan masih senang menyembah berhala. Setelah mengajak
anggota keluarga masuk ke dalam naungan Islam, yaitu isterinya Khodijah, keponakannya Ali
bin Abi Thalib, anak angkatnya Zaid bin Haritha, Muhammad segera mengajak orang dari
luar keluarga dari kalangan suku Quraisy yaitu Abu Bakar bin Abi Quhafah yang menjadi
sahabat akrabynya, dan mendapatkan penghargaan yang tinggi [siddik] karena kesalehan
dan kebijaksaannya, kemudian beberapa pemuda dari golongan miskin mau memeluk
kepercayaan baru ini. Kemudian, dari Abu Bakarlah Islam diperkenalkan kepada sehabat-
sehabatnya yang dipercaya, seperti Usman Bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin
Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqa, Zubair bin al-Awwam, Ubaidah bin Jarrah dan beberapa
orang lagi. Mereka adalah orang-orang pertama yang beriman dengan kepercayaan ini.
Pada masa awal, Muhammad mempertahankan atau menyebarkan ajarannya
dengan diam-diam selama tiga tahun tetapi orang-orang Quraisy memandang rendah
kepadanya juga kepada shahabat-shahabatnya. Setelah da’wah berjalan tiga tahun secara
diam-diam, Muhammad diperintahkan Allah untuk melakukan da’wah secara terang-
terangan. Dalam Qur’an Surat Al-Hijr [15]:94, “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-
terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang
musyrik”. Selain itu diperintah Allah swt untuk mengajak para kerabatnya, hal ini ditegaskan
dalam QS. As-Syuara, 26:214, “Dan berikanlah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat”. Maka, dengan berpedoman pada ayat tersebut, Muhammad mengajak kaum
keluarganya, yaitu Bani Hasyim, untuk masuk Islam, akan tetapi mereka tidak
menghiraukannya, bahkan pamannya “Abu Lahab” mencemohkannya, hingga turunlah QS
al-Lahab, 111:1-5, “Binasalah kedua tangan Abu lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan
masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan [begitu juga] isterinya, pembawa kayu bakar. Yang
dilehernya ada tali dan sabut”.
2. 2
Kaum Quraisy merasa terancam dengan berkembangnya da’wah Islam. Mereka
berusaha menghalang-halangi da’wah Islam itu dengan berbagai cara, diantaranya dengan
memutuskan hubungan antara kaum muslimin dan suku Quraisy, menyiksa mereka yang
lemah sampai-sampai ada yang dibunuh. Sekalipun Muhammad dalam lindungan pamannya
Abu Thalib, Muhammad dan pengikutnya selalu menghadapi kesulitan yang besar.
Memasuki “tahun kelima” dari kenabiannya atau 615 M, Muhammad tidak dapat
meringankan penderitaan pengikut-pengikutnya sehingga Muhammad memerintahkan
mereka berhijrah ke Abessinis yang diikuti oleh kira-kira 100 laki-laki dan perempuan,
meninggalkan negeri mereka menuju negeri lain dimana mereka diterima dengan baik oleh
raja Kristen di negeri itu6. Dalam catatan sejarah, memang kaum Quraisy tidak berani
menyakiti Muhammad kerena beliau mendapatkan perlindungan dari pamannya Abu Thalib
yang sangat disegani kaum Quraisy. Abu Thalib, memeiliki pribadi yang sangat khas, yaitu
disatu sisi membenarkan Islam, membela keponakannya Muhammad, namun pada
kenyataannya tidak pernah mengikuti apa yang dibelanya sampai ia meninggal. Dan setelah
isterinya Khodijah meninggal dunia dan juga paman pelindungnya Abu Thalib, kaum Quraisy
meningkatkan perlawanannya terhadap da’wah Muhammad dan tahun ini disebut dengan
tahun kesedihan atau “‘amul khuzni”. Kaum Quraisy memboikot kaum muslimin dengan
mengantungkan piagam di atas Ka’bah agar mereka tidak berhubungan dengan kaum
muslimin. Kaum muslimin bersama Muhammad menyalamatkan diri mereka di cela-cela
gunung di luar Mekkah. Mereka mengalami penderitaan yang sangat berat kerana
kekurangan makanan. Setelah piagam itu dimakan rayap kurang lebih tiga tahun berikutnya,
ternyata tak ada di antara kaum muslimin yang menyatakan ke luar dari Islam dan akhirnya
piagam tersebut dinyatakan batal oleh kaum Quraisy.
Setelah kaum Quraisy melihat Muhammad tanpa perlindungan yang disegani,
Muhammad dihina dan dicaci maki penduduku setempat. Kaum Quraisy semakin keras
menentang dan mengganggu da’wahnya dan akhirnya Nabi Muhammad memutuskan untuk
mencari tempat lain dimana ajarannya dapat berkembang dengan pesat yaitu di Tho’if
sebuah kota yang terletak kira-kira 70 mil dari kota Mekkah dan terkenal di jazirah Arab
yang merupakan tempat subur bagi suku Quraisy. Kedatangan Nabi Muhammad dengan
ajaran baru tentang ketauhidan menimbulkan ejekan dan hinaan dari pemimpin Tho’if yang
tidak mengenal rasa belas kasihan sama sekali dan memaksa Muhammad untuk keluar dari
3. 3
kota mereka. Dalam perjalanan pulang masa depan Muhammad kelihatan lebih suram dari
pada sebelumnya, kesengsaraan jiwanya dinyatakan dengan kata-kata yang sama dengan
kata Nuh, yaitu : “Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku
siang dan malam, tetapi seruanku itu hanya menambah mereka lari dari kebenaran. Dan
sesungguhnya setiap kali aku menyeru, agar supaya Engkau ampuni mereka, mereka
memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutup bajunya [kemukanya] dan
mereka tetap mengingkari dan menyombongkan diri dengan sangat [QS, 71:5-7]. Dalam
keadaan terjepit dalam upaya menyiarkan agama, Allah memperkenankan Muhammad
untuk langsung menghadap Allah dengan memperjalankan Muhammad dari Masjidil Haram
ke Masjidil Aqsa dan selanjutnya ke Sidratul Muntaha. Peristiwa ini dikenal sebagai peristwa
Israk Mikraj. Melalui peristiwa Israk Mikraj ini Muhammad dapat melihat siapa di antara
umatnya yang benar-benar mantap dengan kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa dan
mereka yang masih diselubungi keraguan. Pada siatuasi ini Abu Bakar Ash-Shidiq-lah dengan
lantang tanpa keraguan mengungkapkan akan rasa percayanya yang tanpa dicampuri rasa
keraguan akan peristiwa yang dialami Muhammad yaitu Israk Mikraj7. Nabi Muhammad tak
putus asa dalam menyerukan da’wah Islam, dan strategi da’wah mulai dilakukan “pada
musim haji. Muhammad menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah jemaah haji dari
berbagai macam suku Arab, tetapi ajaran tauhid masih menimbulkan ejekan dan hinaan dari
mereka. Bagaimanapun juga keadaan membuktikan, bahwa Muhammad mulai mengalihkan
startegi da’wahnya dengan lebih baik untuk menyebarkan ajarannya ketika menjumpai
sekelompok kecil dari jemaah haji yang berasal dari Yatsrib [yang kemudian disebut
Madinah]. Penduduk kota ini terdiri dari bani Aws, bani Khazraj, suku Yahudi dari bani
Quraisy dan Nadhir.
Walaupun sudah lama terjadi permusuhan, mereka lebih dapat untuk memahami
ajakan Muhammad daripada menyembah berhala oleh penduduk Mekkah. Mereka
memeluk agama Islam dan pulang ke negeri mereka sebagai missionaries atau juru da’wah
Islam sehingga ajaran baru ini cepat tersebar dari rumah ke rumah bahkan dari suku ke suku
yang lain. Dua tahun sesudah itu pada musim haji, sekelompok jemaah dari Yatsrib
mengajak Muhammad untuk hijrah atau mengunjungi ke kota meraka dan mereka akan
setia kepadanya [bersumpah setia kepadanya sebagai atasan atau pimpinan mereka.
Mengingat bahwa penduduk Mekkah tidak banyak berubah dari pendirian menyembah
berhala dan selalu menghalangi dan mengejar-ngejar umat Islam, maka Allah
4. 4
memerintahkan Muhammad untuk hijrah ke Yatsrib [Madinah]. Pada musim semi tahun 622
M, umat Islam Mekkah secara diam-diam hijrah ke daerah utara dalam jumlah yang sedikit.
Perjalanan Muhammad mendapatkan rintangan bahkan dikejar Quraisy, tetapi Muhammad
bersebuni di gua Hira yang mendapatkan perlindungan dari Allah dengan kejadian yang
tidak mampu dinalar oleh akal membuat sarangnya di pintu gua dan burung merpati liar
tinggal di atas pohon] yang mengalihkan perhatian kaum Quraisy Mekkah dan Nabi
Muhammad lepas dari pengejaran kaum Quraisy tersebut. Nabi Muhammad menlanjutkan
perjalanan ke Yatsrib dan dalam perjalanan Nabi Muhammad melaksanakan “shalat Jum’at
pertama kali” dengan suku bani Salim dalam perjalanan menuju Yathrib [Madinah]. Nabi
Muhammad tiba di Yatsrib [Madinah] dengan kemenangan dan peristiwa hijrah inilah yang
menandakan berakhirnya jahiliyah dan dimulainya masa Muhammad. Peristiwa hijrah,
tercatat sebagai salah satu lembaran penting dalam “peradaban Islam” pada masa
Muhammad. Di Madinah Nabi Muhammad segera membangun Masjid, membangun
masyarakat baru yaitu sebuah masyarakat madani atau masyarakat sipil dengan tatanan
sosial yang kokoh.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perjuangan da’wah Islam yang dilakukan
Nabi Muhammad di Mekkah ditekankan pada “penanaman dasar-dasar keimanan” yang
berlangsung selama 13 tahun. Hal ini berbeda dengan saat Nabi Muhammad berada di
Madinah, karena di ibu kota Islam yang baru ini, Nabi Muhammad segera menerapkan
membangun sebuah masyarat baru dengan “syariat Islam” dan pembangunan ekonomi,
sebagai dasar kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. 5
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
A. Awal Masuknya Islam di Indonesia
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti
animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia
bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma
Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke
wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan
membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta),
menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam
sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “
masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber
lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur
Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan
Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
B. Cara Masuknya Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam
berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat
kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-
Baqarah ayat 256 :
Artinya :
Tidak ada paksaan dalam agama (Q.S. al-Baqarah ayat 256)
6. 6
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain :
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka
dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab
datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka
mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang
sambil menyiarkan agama Islam.
2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga
dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang
yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya.
Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya
jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak,
seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang
mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan
Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura,
Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat
strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja
Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh
Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu
membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini
menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
7. 7
C. Pembawa Islam ke Indonesia
Pembawa Islam ke Indonesia terutama para pedagang dari Gujarat (India), Arab dan Persia.
Sedangkan pusat perdagangan yang berperan penting dalam penyebaran Islam ke Indonesia
ialah bandar (pelabuhan) Malaka.
Sejak abad ke-15 kota Malaka tumbuh sebagai pusat perdagangan dan pusat penyebaran
Islam di Asia Tenggara.
Sementara itu proses perkembangan agama Islam di Indonesia semakin cepat meluas
setelah Malaka direbut Portugis pada tahun 1511 seperti yang ditulis Tome Pires dalam
karyanya Suma Oriental.
Semakin lama semakin banyak pedagang asing yang melewati perairan Nusantara.
Pelayaran di Indonesia semakin ramai sehingga tumbuh badar-bandar dibeberapa pulau di
Indonesia, misalnya di Aceh, Palembang, Cirebon, Jepara, Tuban, Banjarmasin, Ternate dan
Tidore. Semakin banyak bandar di Indonesia, perkembangan Islam ditanah air semakin
lancar.
D. Faktor Pendukung Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Beberapa hal menyebabkan agama Islam terus berkembang pesat di Indonesia diantaranya
sebagai berikut:
1. Adanya perkawinan antara pedagang Arab, Persia, dan Gujarat dengan penduduk
Indonesia.
2. Adanya sistem pendidikan pondok pesantren
3. Gigihnya para da'i atau mubaligh dalam menyebarluaskan Islam
4. Metode penyampaiannya mengena dihati masyarakat, sebab disesuikan dengan latar
belakang kebudayaan yang dimiliki, misalnya:
a. Wayang kulit
b. seni bangunan, dan
c. seni karawitan/seni gamelan
Ajaran sederhana, mudah dimengeri dan diterima. Syarat memeluk Islam mudah, yaitu
dengan mengucapkan Kalimat Syahadat. Didalam agama Islam tidak mengenal sistem kasta.
8. 8
Upacara keagamaan cukup sederhana, tidak memerlukan banyak biaya. Seiring surutnya
kerajaan Sriwijaya dan Majapahit memungkinkan tersebarnya agama Islam.
E. Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia
1. Melalui Perdagangan
2. Melalui Perkawinan
3. Melalui Pendidikan (Pondok Pesantren)
4. Melalui Dakwah
5. Melalui akulturasi maupun asimilasi kebudayaan
F. Penerima Agama Islam di Indonesia
1. Para Bangsawan dan raja-raja didaerah pantai
2. Para Pedagang
3. Masyarakat Luas
G. Para Penyebar Agama Islam Yang Terkenal di Indonesia
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga,
yaitu :
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di
Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan
pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik
b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai
mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan
terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat,
yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
9. 9
Jasa-jasa Sunan Ampel :
1) Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para
mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama),
Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang
pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2) Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479
M.
3) Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah
sebagai Sultan pertama.
c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak.
Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum
Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya
sebagai mufti tanah Jawa.
d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden
Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.
e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang
kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena
wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan
ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini
adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau
terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari
berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
10. 10
g. Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang
menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke
Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan
Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya
membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri
dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol
politik para wali.
h. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550
M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia
membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan
budaya Nusantara.
i. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah
lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
11. 11
DAFTAR PUSTAKA
-Dr. Badri Yatim, M.A. Sejarah Peradaban Islam.Jakata: PT. Raja Grafindo Persada,2008.
-Syaikh al-Mubarakfury.Sejarah Hidup Muhammad.Terjemahan Muhammad
Abduh.Jakarta: Robbani Press.2008
-Prof.Dr.Musyirifah Sunanto.Sejarah Peradaban Islam Indonesia.Jakarta: Rajagrafindo
Persada.2005
-http://www.saefudin.info/2008/12/perkembangan-islam-di-
indonesia.html#.UHFZs6P-Sul
-http://gizanherbal.wordpress.com/2012/08/01/misteri-wali-songo/
-http://campusnancy.blogspot.com/2012/07/proses-masuk-dan-perkembangan-islam-
di.html
12. 12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM ”
Makalah ini berisikan tentang informasi Perkembangan agama islam atau yang lebih
khususnya membahas tentang sejarah perkembangan islam pada masa nabi Muhammad
S.A.W. dan sejarah perkembangan islam di Indonesia, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan islam, serta para pembawa dan penyebar agama islam.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang sejarah
awal perkembangan islam yang ada di Indonesia maupun pada masa nabi Muhammad
S.A.W.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Jakarta 10 Oktober, 2012
13. 13
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD
1.Isi.................................................................................................................1
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
1.Awal masuk nya islam di Indonesia.............................................................5
2.Cara masuk nya islam di Indonesia..............................................................5
3.Pembawa islam ke Indonesia......................................................................7
4.Faktor pendukung islam cepat berkembang di Indonesia...........................7
5.Saluran penyebaran agama islam di Indonesia...........................................8
6.Penerima agama islam di Indonesia............................................................8
7.Para penyebar agama islam yang terkenal di Indonesia.............................8
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
14. 14
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.