SlideShare a Scribd company logo
ISLAM DI MASA NABI
“Periode Makkah & Madinah”
Oleh: Harkaman & Dina Fadilah al-Haddad
1. Periode Makkah
1.2. Letak Kota Makkah
Kota Mekkah terletak di perut lembah,yang dikelilingi oleh bukit-bukit dari segala arah, dari
sebelah timur membentang bukit Abu Qubais (Jabal Abu Qubais) dan dari barat dibatasi oleh dua
bukit (gunung) Qa’aiqa’ dan keduanya berbentuk bulan sabit mengelilingi perkampungan
Mekkah. Dan dikenal bagian yang rendah dari lembah tersebut dengan Al-Bathhaa’ yang ada
padanya Ka’bah dan dikelilingi oleh rumah-rumah orang Quraisy, sedangkan bagian yang tinggi
dikenal dengan Al-Mu’alaah dan pada bagian ujung-ujung kedua bukit yang berbentuk bulan
sabit tersebut dibangun rumah-rumah sederhana milik orang Quraisy Dzawaahir yaitu orang-
orang pedalaman (A’rob) Quraisy yang miskin dan merupakan serdadu-serdadu perang, akan
tetapi mereka ini di bawah kaum Quraisy Bathhaa’ (yang tinggal di bathhaa’) dalam kebudayaan,
kekayaan dan martabatnya. (lihat As Siroh An Nabawiyah As Shahihah oleh Akrom Dhiya’ Al
Umary hal: 1/77)
1.2. Watak dan Perilaku Masyarakat Makkah
Makkah adalah lembah yang sangat tandus kondisi geografis seperti inilah berpengaruh besar
dalam membentuk sikap dan watak masyarakatnya. Pada umumnya penduduk makkah
bertempramen buruk dan tidak mampu berpikir secara mendalam.
Ditambah dengan sistem politik di Makkah, yang dilakukan oleh pemuka-pemuka kaum qurays
untuk mempertahankan jabatan, kedudukan atau kekuasaan mereka. Sehingga hal itu juga
berpengaruh pada watak dan perilaku mereka yang cenderung lebih agresif, egois, keras kepala
serta tidak mudah bagi mereka untuk dapat menerima pendapat atau keyakinan orang lain.
1.3. Muhammad adalah Nabi
Nabi Muhammad menerima wahyu pertamanya menjelang usianya yang keempat puluh tahun.
Seperti biasanya yang nabi lakukan, nabi terbiasa pada setiap tahun menyisihkan sebagian
waktunya untuk melakukan tahannus di gua hira, yang berjarak beberapa kilometer di utara kota
Makkah dan pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 M ( berdasar pendapat yang paling banyak
digunakan ), seperti biasa nabi melakukan tahannus di gua hira dan pada saat itulah muncul
malaikat jibril dan menyampaikan wahyu Allah yang pertama.
Dengan turunnya wahyu pertama itu juga sekaligus menunjukan bahwa Muhammad telah dipilih
atau lebih tepatnya diangkat oleh Allah sebagai nabi, namun dalam wahyu pertama ini ada
perintah untuk mendakwahkan risalah yang didapatnya.
Setelah wahyu pertama itu datang, jibril tidak lagi muncul lagi untuk beberapa lama sementara
nabi Muhammad menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira. Dalam keadaan menanti itulah
turun wahyu yang membawa perintah kepadanya, wahyu itu berbunyi sebagai berikut : “ Hai
orang yang berselimut, bangun dan beri ingatlah. Hendaknya engkau besarkan Tuhanmu dan
bersihkanlah pakaianmu tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah engkau member (dengan
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu
bersabarlah.” (al muddatstsir : 1-7).
Setelah turunnya wahyu itu, itu juga sekaligus menjadi perintah bagi Nabi untuk mulai
berdakwah.
1.4. Perkembangan Islam di Periode Makkah
Sebelum masa masuknya islam kebanyakan kaum arab beribadat dengan cara melakukan
penyembahan berhala dan mereka menjadikan ka’bah sebagai pusat peribadatan mereka, hal
tersebut bisa dikatakan sudah cukup lama berlangsung sampai akhirnya nabi Muhammad datang
dan membawa keyakinan lain yaitu ketauhidan.
Tentunya hal tersebut tidak semerta-merta dapat dengan mudah diterima bahkan ditolak habis-
habisan oleh kaum kafir quraysi, banyak alasan bagi mereka untuk menolak keyakinan yang
dibawa oleh nabi Muhammad tersebut, salah satunya adalah apa yang mereka yakini adalah
sesuatu yang telah lama mengakar dan menjadi keyakinan mereka serta nenek moyang mereka,
sehingga keyakinan tersebut sudah tertanam kuat dalam keyakinan mereka, dan para pemahat
serta penjual atau patung merasa datangnya islam akan menghalangi mata pencaharian mereka,
karena tentunya jika islam menyebar maka mereka akan kehilangan mata pencaharian mereka,
yang mana sangat bergantung pada apa yang diyakini masyarakat pada masa itu. Kemudian
kaum Qurasy juga tidak setuju dengan seruan Nabi Muhammad tentang persamaan hak antara
hamba sahaya dan bangsawan. Intinya Nabi Muhammad ingin menghapuskan sistem
perbudakan yang telah lama berjalan kaum qurasy juga menolak ajaran tentang kebangkitan dan
pembalasan hari akhir.
Karena reaksi keras dari kaum quraysi itulah yang tentunya menghambat dakwah nabi
Muhammad karena tentunya akan beresiko sekali dan bahkan mengancam keselamatan dan
nyawa nabi sehingga pada akhirnya nabi harus melakukan sistem dakwah yag lain.
Dakwah Nabi Muhammad dilakukan dengan dua cara cara pertama yaitu dengan cara
sembunyi-sembunyi dan terbatas.
1.4.1. Periode dakwah dengan cara rahasia dan diam-diam
Awalnya Rasulullah berdakwah secara diam-diam di lingkungan sekitarnya sendiri dan
dikalangan rekan-rekanya sendiri, orang yang pertama kali manerima serta mengikuti
dakwahnya, mula mula istri rasul sayyidatina khadijah kemudian disusul imam Ali yang
sekaligus juga menjadi pemeluk agama islam termuda, imam Ali memeluk agama islam pada
usianya yang ke sepuluh tahu. Kemudian disusul Abu Bakar , Zaid, Ummu Aiman dan lain-lain.
Dengan dakwah secara diam-diam ini belasan orang telah menyatakan diri memeluk agama
islam. Setelah beberapa lama dakwah tersebut dilaksanakan secara individual, turunlah perintah
agar nabi melakukan dakwah secara terang-terangan.
1.4.2. Periode dakwah dengan terang-terangan dan terbuka
Setelah beberapa lama melakukan secara sembunyi-sembunyi turunlah perintah atau firman
untuk melakukan dakwah secara terbuka dan terang-terangan:“Dan berilah peringatan kepada
kaum kerabatmu yang terdekat.”(asy syu’araa).
Dengan datang atau turunnya perintah itu nabi mulai berdakwah secara terang-terangan mula-
mulanya nabi mengundang dan menyeru pada kerabat karibnya dari bani Abdul Muthalib, tapi
mereka semua menolak kecuali Ali.
Langkah berikutnya yang ditempuh Nabi adalah mulai menyeru pada masyarakat umum. Maka
Rasulullah naik ke bukit Shafa dan memanggil orang makkah, beliau bersabda “bagaimana bila
aku mengatakan pada kalian bahwa dilembah sana ada seekor kuda yang akan menyerang kalian,
apakah kalian akana mempercayai apa yang saya ucapkan?” mereka menjawab “ ya , kami
percaya karena kami belum pernah mendapatkan engkau berdusta” maka Rasulullah bersabda
“ketahuilah bahwa sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian tentang siksa yang
sangat pedih’ lalu rasul mengajak mereka untuk beriman kepada Allah.[1]
Pada masa dakwah secara terang-terangan inilah nabi mendapatkan perlakuan yang buruk dari
umatnya. Karena setelah dakwah terang-terangan itu, pemimpin qurays mulai berusaha
menghalangi dakwah Rasul. Karena mereka juga melihat semakin bertambahnya jumlah
pengikut Nabi, maka mereka pun semakin keras melancarkan serangan-serangan, baik pada nabi
ataupun pada para pengikut nabi.
Berbagai cara dilakukan oleh pemuka-pemuka kaum Qurays agar Nabi menghentikan
dakwahnya, saat itu mereka tidak berani melukai nabi karena perlindungan dari pamanya abi
thalib yang sangat disegani dikalangan masyarakat saat itu. Para pengikut nabi yang juga
termasuk kalangan bangsawan terselamatkan dari siksa kaum qurays saat itu, dan bagi mereka
yang tidak memiliki perlindungan, harus menahan siksa yang pedih dari kaum qurays saat itu.
Nabi juga mendapatkan jalan buntu dalam dakwahnya. Intinya Nabi dan para pengikutnya
mendapat hambatan serta siksaan baik secara fisik dan mental dari kaum qurays saat itu,
sehingga, kemudian nabi memutuskan untuk menyebarkan dakwahnya di wilayah lain dengan
harapan dakwahnya akan berkembang dengan pesat, alasan lainnya adalah untuk menghindari
serangan dari pemuka-pemuka qurays saat itu.
1.4.3. Nabi berdakwah ke Thaif
Setelah penyiksaan dan semua perlakuan yang didapat oleh Nabi dari kaum Qurays di makkah,
Nabi kemudian berusaha menyebarkan Islam ke luar kota dengan harapa dakwah nabi akan
mendapatkan reaksi yang berbeda dari yang diterima Nabi di kota Makkah.
Namun ternyata harapan dan perkiraaan Nabi salah besar, ketika Nabi memutuskan untuk
menyebarkan islam di thaif, reaksi yang didapat sama dengan reaksi yang biasa nabi dapat di
makkah, di thaif nabi diejek, disoraki, dan dilempari batu, akhirnya nabi memutuskan kembali ke
makkah, sampai-sampai ketika Nabi berjalan kembali ke makkah orang Thaif membuntuti nabi
sambil melemparinya dengan batu sampai terluka di bagian kepala dan badannya. Ternyata apa
yang diharapkan dan perkirakan nabi tidak terwujud dan ini semakin menyurutkan semangat
nabi, karena nabi juga telah mengalami peristiwa yang cukup menyedihkan yaitu meninggalnya
dua sosok penting dalam hidupnya yaitu pamanya Abu Thalib dan juga istrinya sayyidatina
Khadijah.
2. Periode Madinah
Jibril datang menemui Rasulullah dan mengabarkan kepadanya tentang kesepakatan kaumnya.
Dia menyuruh Rasulullah untuk segera hijrah. Orang-orang kafir berkumpul di sekeliling rumah
rasulullah. Kemudian Rasulullah keluar sanmbil menebarkan debu di atas kepala mereka yang
membuat mereka pingsan.[2]
Peristiwa pengepunan itulah yang menandai awal pergerakan (hijrah) Nabi menuju
Madinah. Di kala kaumnya sudah benar-benar menentang dan ingin mebunuh Nabi, sebagi bukti
tanda penolakan kan kebenaran yang dibawah oleh Nabi. Maka dimulailah hidup baru oleh umat
Islam dengan harus hijrah.
2.1. Aspek Sosial Kemasyarakatan
Berbeda dengan Makkah, madinah senantiasa mengalami perubahan sosial yang meninggalkan
bemtuk keamsyarakatan absolut model badui. Kehidupan sosial Madinah secara berangsur-
angsur diwarnai oleh unsur kedekatan ruang daripada oleh sistem kekerabatan. Madinah juga
memimiliki sejumlah warga Yahudi, yang mana sebagian besarnya lebih simpatik terhadap
monotheisme.[3]
Penduduk Madinah yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar, dan nonmuslim tersebut,
merupakan sebuah keberagaman yang ada pada masa lalu dan sudah menjadi suatu hal yang
tidak bisa lagi dipungkuri eksistensinya. Tapi bukan hal itu yang akan digaris bawahi, yang
terpenting adalah jiwa sosialis masyarakat madinah sangat tinggi. Ini terbukti dari persaudaraan
yang tinggi dan sangat kokoh. Tidak ditemukan konflik karena masalah perbedaan. Kalaupun
ada masalah itu dengan cepat segara terselesaikan, karena nabi sangat bijak dalam hal itu dan
sangat hati-hati terhadap peletakan sebuah nilai kemasyarakatan.
Nabi berhasil membentuk sistem yang luar biasa bagus. Masyarakat Madinah merasa bahwa
dirinya itu satu. Maka dari itu, apabilah ada satu yang sakit maka yang lain turut merasakan. Hal
ini lebih khusus lagi pada umat Muslim sendiri, di mana sudah menjadi kewajiban di setiap
Muslim sebagaimana dalam riwayat nabi seringkali memerintahkannya.
Ada beberapa teradisi yang yang perlu digaris bawahi:
 Silaturahim yang membudaya
 Gotonngroyong sering diadakan demi kepentingan bersama
 Kepedulian yang tinggi, mengungjungi orang yang sedang sakit atau yang terkena
musibah.
2.2. Aspek Politik Pemerintahan
Selain menjadi pemimpin agama Islam, Nabi Muhammad juga menjadi pemimpin pemerintahan.
Kalau sekarang beliau selayaknya sebagai presiden. Nabi terkenal dengan kebijaksananannya
dalam menjalankan roda pemerintahan. Kepentingan umum lebih dikedepankan dari
kepentingan-kepentingan yang lain.
Adapun sistem pemerintahan yang digunakan Nabi yaitu sistem musyawarah dan demokrasi dan
yang terpenting adalah perkara diputuskan dengan seadil-adilnya. Sehingga Golongan yang
berbeda merasa tenang karena tidak ada diskriminasi. Mereka bisa hidup berdampingan tanpa
ada permusushan dengan yang lain. Keberagaman yang yang ada tidak menjadi persoalan, justru
mengokohkan solidaritas di antara mereka.
Meman pada kebijakan politik yang pertama oleh Nabi adalah bagaimana menghapus perinsip
kesukuan dan mempererat persatuan. Nabi benar-benar mencurahkan perhatiannya untuk
masyarakat, sehingga berhasil mendamaikan antar suku Auz dan Khazraj.
Perlu diketahui ada beberapa strategi yang dilakukan Rasulullah, dalam rangka memperkokoh
masyarakat dan negara baru yang telah terbentuk. Adapun strategi yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
2.2.1. Pembangunan mesjid
Masjid di zaman Nabi, selain berfungsi sebagai tempat ibadah, juga sebagi tempat
mempersatukan kaum Muslimin, musyawarah, bahkan menjadi pusat pemerintahan.
2.2.2. Ukhuwah islamiyah, persaudaraan sesama Muslim.
Haln ini dilakukan oleh Nabi, agar persaudaraan mereka kuat dan menjadikan gebrakan yang
baru, bahwa persaudaraan itu tidak hanya terjadi karena ada hubungan darah. Akan tetapi antar
agama dapat terjadi juga.
2.2.3. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam.[4]
Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi mengadakan perjanjian dengan non-Muslim.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa masyarakat Madinah beragam, maka langkah iniloh
yang dilakukan oleh Nabi, diharapkan tidak ada yang merasa diskriminasi. Dari sinilah kemudian
muncul nama Piagam Madinah.
2.3. Kemiliteran
Nabi adalah pemimpin negara tertinggi tentara Muslim. Beliau turut terjun dalam 26 atau 27
peperangan dalam ekspedisi. Bahkan Nabi sendiri yang memimpin beberapa peperangan yang
besar misalnya, perang badar, perang Uhud, Khandaq, perang Hunayn dan dalam penaklukkan
kota Makkah. Adapub peperangan ekspedisi yang lebih kecil pimpinan diserahkan kepada para
komandang yang ditunujuk oleh Nabi.[5]
Di kala itu, peraturan kemiliteran belum dikenal. Akan tetapi moralitas dan kedisiplinan yang
tinggi membuat mereka tertata di bawah satu komando yaitu Nabi. Ketika ingin menghadapi
peperangan Nabi kerap kali mengundang para sahabat (Tokoh-tokoh) untuk berdiskusi mengenai
hal tersebut.
Dalam perkembangannnya pasukan kemiliteran umat Islam makin meningkat. Pada awalnya
pasukan umat Islam hanya berjumlah 313 pejuang. Hingga pada peran terakhir di Uhud, pasukan
umat Islam sudah mencapai 30.00 pejuang. Para pejuang tersebut memiliki keahlian yang cukup
baik dan disiplin yang tinggi.
2.4. Dakwah
Proses penyebaran agama Islam di Madinah tentunya memiliki perbedaan dengan system yang
telah diterapkan oleh nabi sebelumnya. Pada periode Madinah Nabi memiliki sedikit kemudahan
dalam mengenalkan Islam. Itu dikarenakan masih banyak penduduk Madinah yang menganut
agama samawi. Dapat kita lihat ketika Nabi memasuki Madinah, beliau mendapat penyambutan
yang luar biasa dari masyarakat.
Ada beberapa strategi dakwah yang dilakukan oleh Nabi, yaitu sebagai berikut:
 Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajirin
dengan kaum Anshar
 Memellihara dan mempertahankan masyarakat Islam
 Meletakkan dasar-daar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat Islam
Dengan diletakannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam dapat
mewujudkan nagari “ Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah disebut “
Madinatul Munawwarah”.[6]
Dari sistem yang telah diterapkan Nabi tersebut, hampir tidak mendapat penolakan dari
masyarakat Madinah, karena nilai-nilai yang diletakkan Nabi bersifat universal, walau pada
hakikatnya nilai-nilai tersebut termaktub dalam Islam. Contohnya berbuat adil, saling menolong,
larangan curang dalam berdagang, dan lai-lain.
Perkembangan Islam juga tidak terlepas dari peranan moral Nabi yang begitu muliah dan sangat
bijak dalam memutuskan sebuah perkara. Sehingga tidak sedikit kasus yang telah diselesaikan.
Bahkan ketika ada perselisihan antar suku, Nabi selalu mendapat undangan untuk memberikan
jalan keluar.
2.5. Kondisi Perekonomian Madinah
Kekayaan Madinah nyaris secara keseluruahan terkonsentarasi di tangan orang-orang Yahudi.
Jadinya orang-orang Arab (Anshar) hidup dalam kemiskinan dan kekurangan selama bertahun-
tahun. Salah satu alasan mengapa mereka begitu miskin adalah dikarenakan harus memabayar
bunga pinjaman mereka yang cukup tinggi kepada orang-orang yahudi.[7]
Kaum Anshar meman berada dalam lembah kemiskinan, akan tetapi Kaum Muhajirin lebih
miskin lagi. Karena mereka hijrah tanpa membawah harta benda, barang berharga ditinggalkan
di Makkah. Semakin hari kehidupan kaum Muhajirin memperihatinkan. Pada perjanjian awal
kaum Muhajirin harus membantu untuk bercocok tanam, namun mereka tidak berpengalaman
dalam hal itu, sehingga mereka harus bekerja sebagai buruh kasar di kebun milik orang Yahudi
dan Ansar. Misalnya menebang pohon, menyiram pohon, dan lain-lain.
Nabi kemudian memberikan solusi kepada kaum Muhajirin untuk dipersaudarakan dengan kaum
Anshar. Mereka harus saling membantu dan bekerja sama. Peristiwa ini terjadi selang beberapa
bulan kedatangan Nabi di Madinah. Ada beberapa orang yang dipersaudarakan, di anataranya
sebagai berikut:
 Amar bin Yasir (Muhajirin) dengan Huzaifah al-yamani (Anshar)
 Abu bakar dengan Kharjah bin Zaid
 Utsman bin Affan dengan ‘Aus bin Sabit
 Umar bin Khattab dengan Utbah bin Malik
 Abu Dzar al-Ghiffari dengan al Mundzir bin Amr
 Mus’ab bin Umair dengan Abu Ayyub
 Abu Ubaidah Amir al-Jarrah dengan Sa’ad bin Ma’az
 Zubair bin al-Awwam dengan Salam bin Waqash
 Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’ad bin Rabi’
 Thalhah bin Ubaidillah dengan Ka’ab bin Malik
Sementara itu Ali tidak dipersaudarakan dengan siapa pun, namun Ali patut berbangga, karena
Nabi mengatakan engkau adalah saudaraku di dunia dan akhirat.[8]
Hingga akhirnya masalah perekonomian yang menyiksa bathin mereka telah terlewatkan.
Berjalannya hari kaum Anshar dan Muhajirin menjadi makmur. Bahkan kekayaan Muhajirin
melebihi kekayaan kaum Anshar. Hal ini bukanlah sesuatu yang buruk, namun yang sangat
menyedihkan setelah wafatnya Nabi Saw, kaum Muhajirin menaruh barisan kaum Anshar berada
dibelakang barisan mereka. Ini karena adanya penyusut dari Bani Umayyah yang menyamar
menjadi kaum Muahajirin. Sebagaimana telah diketahui kaum Anshar adalah musuh Bani
Umayyah.
2.6. Sumber-sumber Keuangan Negara
Pada masa pra-Islam, masyarakat Arab tidak mengenal otoritas pemerintahan pusat. Mereka juga
belum mengenal system pendapatan dan pembelanjaan pemeritahan. Nabi Muhammad adalah
orang yang pertama kali memperkenalkan system ini di wilayah Arabiyah. Beliau mendirikan
lembaga kejayaan masyarkat di Madinah. Terdapat lima sumber utama pendapatan Negara
Islam, yaitu (i) Zakat, (ii) Jizyah (pajak perorangan), (iii) Khraj (pajak tanah), (iv) Ghanimah
(hasil rampasana perang), (v) al-fay’ (hasil tanah negara.[9]
Kewajiban mengeluarkan zakat sudah jelas dalam al-Qur’an. Baik zakat untuk binatang ternak,
buah-buahan, biji-bijian, hasil pertanian, maupun perak dan emas. Adapun masa pengeluaran itu
ketika sampai batas minimal (nishab). Sedang jizyah adalah pajak yang harus dikeluarkan oleh
non-Muslim sebagai biaya pengganti jaminan keaamanan bagi mereka. Dan biaya ini bisa
dikembalikan apabilah jaminan itu tidak terlaksana.
Dan bagi non-Muslim yang mempunyai lahan atau tanah juga dikenakan kewajiban untuk
mengeluarkan pajak. Kebijakan ini sama dengan kebijakan yang ada di Persia dan Romawi.
Nabi memberlakukannya setelah penaklukan Khibar.
Ghanimah yang diperoleh dari hasil peperangan terbagi menjadi atas lima bagian (1/5). ¼ buat
kas negara dan 4/5 dibagikan kepada pasukan muslimin yang ikut berperang. Barang rampasan
itu meliputi senjata, kuda, dan harta bergerak lainnya. Dan sisa dari 1/5 tersebut, didistribusiukan
untuk keperluan keluarga Nabi, fakir miskin, Anak yatim. Dan untuk keperluan Muslimin
lainnya.
Tanah-tanah yang berada di wilayah negeri yang ditaklukkan oleh pasukan Muslim, maka itu
termasuk kekayaan negara. Maka dari itu di zaman Nabi, tanah dan lahan negara cukup luas.
[1] Ahmad al-Usairy. Sejarah Islam. (Jakarta, Akbar Media Eka Sarana : Cet. Ke-6, 2008). Hal.
87
[2]Ahmad al-Usairy. Ibid. Hal. 102
[3]Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam. (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada : Cet. I, 1999).
Hal.38
[4]Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada : 2005). Hal. 26
[5]K. Ali. Sejarah Islam. (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada : Cet. Ke-4, 2003).Hal.128
[6]http://penulismudasukses.blogspot.com/search/label/dakwahkampus
[7]Sayed Ali Asgher Razwy. Muhammad Rasulullah Saw. (Jakarta, Pustaka Zahra : Cet. I,
2004). Hal. 163
[8] Sayed Ali Asgher Razwy. Ibid. Hal. 164
[9] K. Ali. Op.Cit. Hal. 126
DAFTAR PUSTAKA
Ali Asgher Razwy, Sayed. 2004. Muhammad Rasulullah Saw. Jakarta: Pustaka Zahra
Ali, K. 2003. Sejarah Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Al-Ghazali, Muhammad. 2002. Memahami Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Al-Usairy, Ahmad. 2008. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana
http://penulismudasukses.blogspot.com/search/label/dakwahkampus
Lapidus , Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada
Yatim, Badri. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

More Related Content

What's hot

Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahSejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
muhammadfaridfaizal
 
PAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah RasulullahPAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
Liakartikasarii
 
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
livia_meidy
 
Meneladani perjuangan rasulullah bab 5
Meneladani perjuangan rasulullah bab 5Meneladani perjuangan rasulullah bab 5
Meneladani perjuangan rasulullah bab 5
Amalina Berliana
 
Bab 2 dakwah rasulullah pada periode makkah
Bab 2 dakwah rasulullah pada periode makkahBab 2 dakwah rasulullah pada periode makkah
Bab 2 dakwah rasulullah pada periode makkah
hadisukmo
 
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode MekkahAgama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
Siswan Afandi
 
Kisah Nabi Muhammad Saw
Kisah Nabi Muhammad SawKisah Nabi Muhammad Saw
Kisah Nabi Muhammad Saw
Hana Rabiya Awalia
 
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
Muhammad Jamhuri
 
sejarah peradaban islam pada periode mekah
sejarah peradaban islam pada periode mekahsejarah peradaban islam pada periode mekah
sejarah peradaban islam pada periode mekah
dayat7
 
Tentangan terhadap rasulullah
Tentangan terhadap rasulullahTentangan terhadap rasulullah
Tentangan terhadap rasulullahCamar Puteh
 
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrahSirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
PAUSIL ABU
 
Keindahan akhlak dalam islam
Keindahan akhlak dalam islamKeindahan akhlak dalam islam
Keindahan akhlak dalam islam
furnival linggang
 
Presentasi dakwah nabi di madinah
Presentasi dakwah nabi di madinahPresentasi dakwah nabi di madinah
Presentasi dakwah nabi di madinahAdinda Khairunnisa
 
Dakwah nabi periode makkah
Dakwah nabi periode makkahDakwah nabi periode makkah
Dakwah nabi periode makkah
khumairoh
 
Sejarah dakwah Rasulullah periode Mekkah
Sejarah dakwah Rasulullah periode MekkahSejarah dakwah Rasulullah periode Mekkah
Sejarah dakwah Rasulullah periode MekkahNadia2alifya
 
misi dakwah Nabi
misi dakwah Nabimisi dakwah Nabi
misi dakwah NabiMohammad Ba
 
Dakwah nabi muhammad saw periode mekkah
Dakwah nabi muhammad saw periode mekkahDakwah nabi muhammad saw periode mekkah
Dakwah nabi muhammad saw periode mekkah
Saidah Astuti
 
Kisah singkat dakwah nabi muhammad saw
Kisah singkat dakwah nabi muhammad sawKisah singkat dakwah nabi muhammad saw
Kisah singkat dakwah nabi muhammad saw
Septian Muna Barakati
 
Strategi dakwah rasulullah periode mekkah kelas x
Strategi dakwah rasulullah periode mekkah kelas xStrategi dakwah rasulullah periode mekkah kelas x
Strategi dakwah rasulullah periode mekkah kelas x
Marsellya Crissantie
 

What's hot (20)

Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahSejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
 
PAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah RasulullahPAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
 
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
 
Meneladani perjuangan rasulullah bab 5
Meneladani perjuangan rasulullah bab 5Meneladani perjuangan rasulullah bab 5
Meneladani perjuangan rasulullah bab 5
 
Bab 2 dakwah rasulullah pada periode makkah
Bab 2 dakwah rasulullah pada periode makkahBab 2 dakwah rasulullah pada periode makkah
Bab 2 dakwah rasulullah pada periode makkah
 
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode MekkahAgama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
 
Kisah Nabi Muhammad Saw
Kisah Nabi Muhammad SawKisah Nabi Muhammad Saw
Kisah Nabi Muhammad Saw
 
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
 
sejarah peradaban islam pada periode mekah
sejarah peradaban islam pada periode mekahsejarah peradaban islam pada periode mekah
sejarah peradaban islam pada periode mekah
 
Unit 1 sirah
Unit 1 sirahUnit 1 sirah
Unit 1 sirah
 
Tentangan terhadap rasulullah
Tentangan terhadap rasulullahTentangan terhadap rasulullah
Tentangan terhadap rasulullah
 
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrahSirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
Sirah Nabawiyah: Masa kenabian dan kerasulan sampai hijrah
 
Keindahan akhlak dalam islam
Keindahan akhlak dalam islamKeindahan akhlak dalam islam
Keindahan akhlak dalam islam
 
Presentasi dakwah nabi di madinah
Presentasi dakwah nabi di madinahPresentasi dakwah nabi di madinah
Presentasi dakwah nabi di madinah
 
Dakwah nabi periode makkah
Dakwah nabi periode makkahDakwah nabi periode makkah
Dakwah nabi periode makkah
 
Sejarah dakwah Rasulullah periode Mekkah
Sejarah dakwah Rasulullah periode MekkahSejarah dakwah Rasulullah periode Mekkah
Sejarah dakwah Rasulullah periode Mekkah
 
misi dakwah Nabi
misi dakwah Nabimisi dakwah Nabi
misi dakwah Nabi
 
Dakwah nabi muhammad saw periode mekkah
Dakwah nabi muhammad saw periode mekkahDakwah nabi muhammad saw periode mekkah
Dakwah nabi muhammad saw periode mekkah
 
Kisah singkat dakwah nabi muhammad saw
Kisah singkat dakwah nabi muhammad sawKisah singkat dakwah nabi muhammad saw
Kisah singkat dakwah nabi muhammad saw
 
Strategi dakwah rasulullah periode mekkah kelas x
Strategi dakwah rasulullah periode mekkah kelas xStrategi dakwah rasulullah periode mekkah kelas x
Strategi dakwah rasulullah periode mekkah kelas x
 

Similar to Islam di masa nabi

Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabi
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabiPertumbuhan peradaban islam pada masa nabi
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabiRoni Patihan
 
M8 Tariqah Dakwah Rasulullah
M8 Tariqah Dakwah RasulullahM8 Tariqah Dakwah Rasulullah
M8 Tariqah Dakwah Rasulullahcucur
 
Muhammad dan Beriman Kepada Nabi & Rasul
Muhammad dan Beriman Kepada Nabi & RasulMuhammad dan Beriman Kepada Nabi & Rasul
Muhammad dan Beriman Kepada Nabi & Rasulladychandrakasih Charsy
 
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkahSejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Fauzan Ardana
 
Agama nisa
Agama nisaAgama nisa
Agama nisa
nenden23
 
Penentangan yang dihadapi oleh rasulullah semasa pembinaan masyarakat islam d...
Penentangan yang dihadapi oleh rasulullah semasa pembinaan masyarakat islam d...Penentangan yang dihadapi oleh rasulullah semasa pembinaan masyarakat islam d...
Penentangan yang dihadapi oleh rasulullah semasa pembinaan masyarakat islam d...LOGHA ANBARASU
 
Proses Penyebaran Tauhid di Masa Rasulullah
Proses Penyebaran Tauhid di Masa RasulullahProses Penyebaran Tauhid di Masa Rasulullah
Proses Penyebaran Tauhid di Masa Rasulullah
Ananda Heristina
 
Dakwah rasulullah saw di makkah
Dakwah rasulullah saw di makkahDakwah rasulullah saw di makkah
Dakwah rasulullah saw di makkah
ikhsaniaS
 
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAWKISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
Rinaldi Julian
 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
Bab 12Bab 12
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAHDAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
Hafidz Setiyadi
 
Dakwah secara terang (hanin, anis)
Dakwah secara terang (hanin, anis)Dakwah secara terang (hanin, anis)
Dakwah secara terang (hanin, anis)
hudhud321
 
Revisi pid klmpk 8
Revisi pid klmpk 8Revisi pid klmpk 8
Revisi pid klmpk 8
muhammadfaridfaizal
 
sejarah islam periode mekah
sejarah islam periode mekah sejarah islam periode mekah
sejarah islam periode mekah
annisamldya1
 
Keteladanan rasulullah-saw
Keteladanan rasulullah-sawKeteladanan rasulullah-saw
Keteladanan rasulullah-saw
wiki_tuwi23
 
Standar kompetensi
Standar kompetensiStandar kompetensi
Standar kompetensi
Teuku Khattab
 
Sejarah nabi saw.
Sejarah nabi saw.Sejarah nabi saw.
Sejarah nabi saw.
RizaFahmi2
 

Similar to Islam di masa nabi (20)

Tugas pai
Tugas paiTugas pai
Tugas pai
 
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabi
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabiPertumbuhan peradaban islam pada masa nabi
Pertumbuhan peradaban islam pada masa nabi
 
M8 Tariqah Dakwah Rasulullah
M8 Tariqah Dakwah RasulullahM8 Tariqah Dakwah Rasulullah
M8 Tariqah Dakwah Rasulullah
 
Muhammad dan Beriman Kepada Nabi & Rasul
Muhammad dan Beriman Kepada Nabi & RasulMuhammad dan Beriman Kepada Nabi & Rasul
Muhammad dan Beriman Kepada Nabi & Rasul
 
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkahSejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
 
sejarrah nabi ringkasan
sejarrah nabi ringkasansejarrah nabi ringkasan
sejarrah nabi ringkasan
 
Agama nisa
Agama nisaAgama nisa
Agama nisa
 
Penentangan yang dihadapi oleh rasulullah semasa pembinaan masyarakat islam d...
Penentangan yang dihadapi oleh rasulullah semasa pembinaan masyarakat islam d...Penentangan yang dihadapi oleh rasulullah semasa pembinaan masyarakat islam d...
Penentangan yang dihadapi oleh rasulullah semasa pembinaan masyarakat islam d...
 
Proses Penyebaran Tauhid di Masa Rasulullah
Proses Penyebaran Tauhid di Masa RasulullahProses Penyebaran Tauhid di Masa Rasulullah
Proses Penyebaran Tauhid di Masa Rasulullah
 
Dakwah rasulullah saw di makkah
Dakwah rasulullah saw di makkahDakwah rasulullah saw di makkah
Dakwah rasulullah saw di makkah
 
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAWKISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
 
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAHDAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
 
Dakwah secara terang (hanin, anis)
Dakwah secara terang (hanin, anis)Dakwah secara terang (hanin, anis)
Dakwah secara terang (hanin, anis)
 
Revisi pid klmpk 8
Revisi pid klmpk 8Revisi pid klmpk 8
Revisi pid klmpk 8
 
sejarah islam periode mekah
sejarah islam periode mekah sejarah islam periode mekah
sejarah islam periode mekah
 
Keteladanan rasulullah-saw
Keteladanan rasulullah-sawKeteladanan rasulullah-saw
Keteladanan rasulullah-saw
 
Standar kompetensi
Standar kompetensiStandar kompetensi
Standar kompetensi
 
Sejarah nabi saw.
Sejarah nabi saw.Sejarah nabi saw.
Sejarah nabi saw.
 

Islam di masa nabi

  • 1. ISLAM DI MASA NABI “Periode Makkah & Madinah” Oleh: Harkaman & Dina Fadilah al-Haddad 1. Periode Makkah 1.2. Letak Kota Makkah Kota Mekkah terletak di perut lembah,yang dikelilingi oleh bukit-bukit dari segala arah, dari sebelah timur membentang bukit Abu Qubais (Jabal Abu Qubais) dan dari barat dibatasi oleh dua bukit (gunung) Qa’aiqa’ dan keduanya berbentuk bulan sabit mengelilingi perkampungan Mekkah. Dan dikenal bagian yang rendah dari lembah tersebut dengan Al-Bathhaa’ yang ada padanya Ka’bah dan dikelilingi oleh rumah-rumah orang Quraisy, sedangkan bagian yang tinggi dikenal dengan Al-Mu’alaah dan pada bagian ujung-ujung kedua bukit yang berbentuk bulan sabit tersebut dibangun rumah-rumah sederhana milik orang Quraisy Dzawaahir yaitu orang- orang pedalaman (A’rob) Quraisy yang miskin dan merupakan serdadu-serdadu perang, akan tetapi mereka ini di bawah kaum Quraisy Bathhaa’ (yang tinggal di bathhaa’) dalam kebudayaan, kekayaan dan martabatnya. (lihat As Siroh An Nabawiyah As Shahihah oleh Akrom Dhiya’ Al Umary hal: 1/77) 1.2. Watak dan Perilaku Masyarakat Makkah Makkah adalah lembah yang sangat tandus kondisi geografis seperti inilah berpengaruh besar dalam membentuk sikap dan watak masyarakatnya. Pada umumnya penduduk makkah bertempramen buruk dan tidak mampu berpikir secara mendalam. Ditambah dengan sistem politik di Makkah, yang dilakukan oleh pemuka-pemuka kaum qurays untuk mempertahankan jabatan, kedudukan atau kekuasaan mereka. Sehingga hal itu juga berpengaruh pada watak dan perilaku mereka yang cenderung lebih agresif, egois, keras kepala serta tidak mudah bagi mereka untuk dapat menerima pendapat atau keyakinan orang lain. 1.3. Muhammad adalah Nabi Nabi Muhammad menerima wahyu pertamanya menjelang usianya yang keempat puluh tahun. Seperti biasanya yang nabi lakukan, nabi terbiasa pada setiap tahun menyisihkan sebagian waktunya untuk melakukan tahannus di gua hira, yang berjarak beberapa kilometer di utara kota Makkah dan pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 M ( berdasar pendapat yang paling banyak digunakan ), seperti biasa nabi melakukan tahannus di gua hira dan pada saat itulah muncul malaikat jibril dan menyampaikan wahyu Allah yang pertama.
  • 2. Dengan turunnya wahyu pertama itu juga sekaligus menunjukan bahwa Muhammad telah dipilih atau lebih tepatnya diangkat oleh Allah sebagai nabi, namun dalam wahyu pertama ini ada perintah untuk mendakwahkan risalah yang didapatnya. Setelah wahyu pertama itu datang, jibril tidak lagi muncul lagi untuk beberapa lama sementara nabi Muhammad menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira. Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu yang membawa perintah kepadanya, wahyu itu berbunyi sebagai berikut : “ Hai orang yang berselimut, bangun dan beri ingatlah. Hendaknya engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah engkau member (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah.” (al muddatstsir : 1-7). Setelah turunnya wahyu itu, itu juga sekaligus menjadi perintah bagi Nabi untuk mulai berdakwah. 1.4. Perkembangan Islam di Periode Makkah Sebelum masa masuknya islam kebanyakan kaum arab beribadat dengan cara melakukan penyembahan berhala dan mereka menjadikan ka’bah sebagai pusat peribadatan mereka, hal tersebut bisa dikatakan sudah cukup lama berlangsung sampai akhirnya nabi Muhammad datang dan membawa keyakinan lain yaitu ketauhidan. Tentunya hal tersebut tidak semerta-merta dapat dengan mudah diterima bahkan ditolak habis- habisan oleh kaum kafir quraysi, banyak alasan bagi mereka untuk menolak keyakinan yang dibawa oleh nabi Muhammad tersebut, salah satunya adalah apa yang mereka yakini adalah sesuatu yang telah lama mengakar dan menjadi keyakinan mereka serta nenek moyang mereka, sehingga keyakinan tersebut sudah tertanam kuat dalam keyakinan mereka, dan para pemahat serta penjual atau patung merasa datangnya islam akan menghalangi mata pencaharian mereka, karena tentunya jika islam menyebar maka mereka akan kehilangan mata pencaharian mereka, yang mana sangat bergantung pada apa yang diyakini masyarakat pada masa itu. Kemudian kaum Qurasy juga tidak setuju dengan seruan Nabi Muhammad tentang persamaan hak antara hamba sahaya dan bangsawan. Intinya Nabi Muhammad ingin menghapuskan sistem perbudakan yang telah lama berjalan kaum qurasy juga menolak ajaran tentang kebangkitan dan pembalasan hari akhir. Karena reaksi keras dari kaum quraysi itulah yang tentunya menghambat dakwah nabi Muhammad karena tentunya akan beresiko sekali dan bahkan mengancam keselamatan dan nyawa nabi sehingga pada akhirnya nabi harus melakukan sistem dakwah yag lain. Dakwah Nabi Muhammad dilakukan dengan dua cara cara pertama yaitu dengan cara sembunyi-sembunyi dan terbatas. 1.4.1. Periode dakwah dengan cara rahasia dan diam-diam Awalnya Rasulullah berdakwah secara diam-diam di lingkungan sekitarnya sendiri dan dikalangan rekan-rekanya sendiri, orang yang pertama kali manerima serta mengikuti dakwahnya, mula mula istri rasul sayyidatina khadijah kemudian disusul imam Ali yang
  • 3. sekaligus juga menjadi pemeluk agama islam termuda, imam Ali memeluk agama islam pada usianya yang ke sepuluh tahu. Kemudian disusul Abu Bakar , Zaid, Ummu Aiman dan lain-lain. Dengan dakwah secara diam-diam ini belasan orang telah menyatakan diri memeluk agama islam. Setelah beberapa lama dakwah tersebut dilaksanakan secara individual, turunlah perintah agar nabi melakukan dakwah secara terang-terangan. 1.4.2. Periode dakwah dengan terang-terangan dan terbuka Setelah beberapa lama melakukan secara sembunyi-sembunyi turunlah perintah atau firman untuk melakukan dakwah secara terbuka dan terang-terangan:“Dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat.”(asy syu’araa). Dengan datang atau turunnya perintah itu nabi mulai berdakwah secara terang-terangan mula- mulanya nabi mengundang dan menyeru pada kerabat karibnya dari bani Abdul Muthalib, tapi mereka semua menolak kecuali Ali. Langkah berikutnya yang ditempuh Nabi adalah mulai menyeru pada masyarakat umum. Maka Rasulullah naik ke bukit Shafa dan memanggil orang makkah, beliau bersabda “bagaimana bila aku mengatakan pada kalian bahwa dilembah sana ada seekor kuda yang akan menyerang kalian, apakah kalian akana mempercayai apa yang saya ucapkan?” mereka menjawab “ ya , kami percaya karena kami belum pernah mendapatkan engkau berdusta” maka Rasulullah bersabda “ketahuilah bahwa sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian tentang siksa yang sangat pedih’ lalu rasul mengajak mereka untuk beriman kepada Allah.[1] Pada masa dakwah secara terang-terangan inilah nabi mendapatkan perlakuan yang buruk dari umatnya. Karena setelah dakwah terang-terangan itu, pemimpin qurays mulai berusaha menghalangi dakwah Rasul. Karena mereka juga melihat semakin bertambahnya jumlah pengikut Nabi, maka mereka pun semakin keras melancarkan serangan-serangan, baik pada nabi ataupun pada para pengikut nabi. Berbagai cara dilakukan oleh pemuka-pemuka kaum Qurays agar Nabi menghentikan dakwahnya, saat itu mereka tidak berani melukai nabi karena perlindungan dari pamanya abi thalib yang sangat disegani dikalangan masyarakat saat itu. Para pengikut nabi yang juga termasuk kalangan bangsawan terselamatkan dari siksa kaum qurays saat itu, dan bagi mereka yang tidak memiliki perlindungan, harus menahan siksa yang pedih dari kaum qurays saat itu. Nabi juga mendapatkan jalan buntu dalam dakwahnya. Intinya Nabi dan para pengikutnya mendapat hambatan serta siksaan baik secara fisik dan mental dari kaum qurays saat itu, sehingga, kemudian nabi memutuskan untuk menyebarkan dakwahnya di wilayah lain dengan harapan dakwahnya akan berkembang dengan pesat, alasan lainnya adalah untuk menghindari serangan dari pemuka-pemuka qurays saat itu. 1.4.3. Nabi berdakwah ke Thaif Setelah penyiksaan dan semua perlakuan yang didapat oleh Nabi dari kaum Qurays di makkah, Nabi kemudian berusaha menyebarkan Islam ke luar kota dengan harapa dakwah nabi akan mendapatkan reaksi yang berbeda dari yang diterima Nabi di kota Makkah.
  • 4. Namun ternyata harapan dan perkiraaan Nabi salah besar, ketika Nabi memutuskan untuk menyebarkan islam di thaif, reaksi yang didapat sama dengan reaksi yang biasa nabi dapat di makkah, di thaif nabi diejek, disoraki, dan dilempari batu, akhirnya nabi memutuskan kembali ke makkah, sampai-sampai ketika Nabi berjalan kembali ke makkah orang Thaif membuntuti nabi sambil melemparinya dengan batu sampai terluka di bagian kepala dan badannya. Ternyata apa yang diharapkan dan perkirakan nabi tidak terwujud dan ini semakin menyurutkan semangat nabi, karena nabi juga telah mengalami peristiwa yang cukup menyedihkan yaitu meninggalnya dua sosok penting dalam hidupnya yaitu pamanya Abu Thalib dan juga istrinya sayyidatina Khadijah. 2. Periode Madinah Jibril datang menemui Rasulullah dan mengabarkan kepadanya tentang kesepakatan kaumnya. Dia menyuruh Rasulullah untuk segera hijrah. Orang-orang kafir berkumpul di sekeliling rumah rasulullah. Kemudian Rasulullah keluar sanmbil menebarkan debu di atas kepala mereka yang membuat mereka pingsan.[2] Peristiwa pengepunan itulah yang menandai awal pergerakan (hijrah) Nabi menuju Madinah. Di kala kaumnya sudah benar-benar menentang dan ingin mebunuh Nabi, sebagi bukti tanda penolakan kan kebenaran yang dibawah oleh Nabi. Maka dimulailah hidup baru oleh umat Islam dengan harus hijrah. 2.1. Aspek Sosial Kemasyarakatan Berbeda dengan Makkah, madinah senantiasa mengalami perubahan sosial yang meninggalkan bemtuk keamsyarakatan absolut model badui. Kehidupan sosial Madinah secara berangsur- angsur diwarnai oleh unsur kedekatan ruang daripada oleh sistem kekerabatan. Madinah juga memimiliki sejumlah warga Yahudi, yang mana sebagian besarnya lebih simpatik terhadap monotheisme.[3] Penduduk Madinah yang terdiri dari kaum Muhajirin, Anshar, dan nonmuslim tersebut, merupakan sebuah keberagaman yang ada pada masa lalu dan sudah menjadi suatu hal yang tidak bisa lagi dipungkuri eksistensinya. Tapi bukan hal itu yang akan digaris bawahi, yang terpenting adalah jiwa sosialis masyarakat madinah sangat tinggi. Ini terbukti dari persaudaraan yang tinggi dan sangat kokoh. Tidak ditemukan konflik karena masalah perbedaan. Kalaupun ada masalah itu dengan cepat segara terselesaikan, karena nabi sangat bijak dalam hal itu dan sangat hati-hati terhadap peletakan sebuah nilai kemasyarakatan. Nabi berhasil membentuk sistem yang luar biasa bagus. Masyarakat Madinah merasa bahwa dirinya itu satu. Maka dari itu, apabilah ada satu yang sakit maka yang lain turut merasakan. Hal ini lebih khusus lagi pada umat Muslim sendiri, di mana sudah menjadi kewajiban di setiap Muslim sebagaimana dalam riwayat nabi seringkali memerintahkannya. Ada beberapa teradisi yang yang perlu digaris bawahi:
  • 5.  Silaturahim yang membudaya  Gotonngroyong sering diadakan demi kepentingan bersama  Kepedulian yang tinggi, mengungjungi orang yang sedang sakit atau yang terkena musibah. 2.2. Aspek Politik Pemerintahan Selain menjadi pemimpin agama Islam, Nabi Muhammad juga menjadi pemimpin pemerintahan. Kalau sekarang beliau selayaknya sebagai presiden. Nabi terkenal dengan kebijaksananannya dalam menjalankan roda pemerintahan. Kepentingan umum lebih dikedepankan dari kepentingan-kepentingan yang lain. Adapun sistem pemerintahan yang digunakan Nabi yaitu sistem musyawarah dan demokrasi dan yang terpenting adalah perkara diputuskan dengan seadil-adilnya. Sehingga Golongan yang berbeda merasa tenang karena tidak ada diskriminasi. Mereka bisa hidup berdampingan tanpa ada permusushan dengan yang lain. Keberagaman yang yang ada tidak menjadi persoalan, justru mengokohkan solidaritas di antara mereka. Meman pada kebijakan politik yang pertama oleh Nabi adalah bagaimana menghapus perinsip kesukuan dan mempererat persatuan. Nabi benar-benar mencurahkan perhatiannya untuk masyarakat, sehingga berhasil mendamaikan antar suku Auz dan Khazraj. Perlu diketahui ada beberapa strategi yang dilakukan Rasulullah, dalam rangka memperkokoh masyarakat dan negara baru yang telah terbentuk. Adapun strategi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 2.2.1. Pembangunan mesjid Masjid di zaman Nabi, selain berfungsi sebagai tempat ibadah, juga sebagi tempat mempersatukan kaum Muslimin, musyawarah, bahkan menjadi pusat pemerintahan. 2.2.2. Ukhuwah islamiyah, persaudaraan sesama Muslim. Haln ini dilakukan oleh Nabi, agar persaudaraan mereka kuat dan menjadikan gebrakan yang baru, bahwa persaudaraan itu tidak hanya terjadi karena ada hubungan darah. Akan tetapi antar agama dapat terjadi juga. 2.2.3. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam.[4] Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Nabi mengadakan perjanjian dengan non-Muslim. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa masyarakat Madinah beragam, maka langkah iniloh yang dilakukan oleh Nabi, diharapkan tidak ada yang merasa diskriminasi. Dari sinilah kemudian muncul nama Piagam Madinah. 2.3. Kemiliteran
  • 6. Nabi adalah pemimpin negara tertinggi tentara Muslim. Beliau turut terjun dalam 26 atau 27 peperangan dalam ekspedisi. Bahkan Nabi sendiri yang memimpin beberapa peperangan yang besar misalnya, perang badar, perang Uhud, Khandaq, perang Hunayn dan dalam penaklukkan kota Makkah. Adapub peperangan ekspedisi yang lebih kecil pimpinan diserahkan kepada para komandang yang ditunujuk oleh Nabi.[5] Di kala itu, peraturan kemiliteran belum dikenal. Akan tetapi moralitas dan kedisiplinan yang tinggi membuat mereka tertata di bawah satu komando yaitu Nabi. Ketika ingin menghadapi peperangan Nabi kerap kali mengundang para sahabat (Tokoh-tokoh) untuk berdiskusi mengenai hal tersebut. Dalam perkembangannnya pasukan kemiliteran umat Islam makin meningkat. Pada awalnya pasukan umat Islam hanya berjumlah 313 pejuang. Hingga pada peran terakhir di Uhud, pasukan umat Islam sudah mencapai 30.00 pejuang. Para pejuang tersebut memiliki keahlian yang cukup baik dan disiplin yang tinggi. 2.4. Dakwah Proses penyebaran agama Islam di Madinah tentunya memiliki perbedaan dengan system yang telah diterapkan oleh nabi sebelumnya. Pada periode Madinah Nabi memiliki sedikit kemudahan dalam mengenalkan Islam. Itu dikarenakan masih banyak penduduk Madinah yang menganut agama samawi. Dapat kita lihat ketika Nabi memasuki Madinah, beliau mendapat penyambutan yang luar biasa dari masyarakat. Ada beberapa strategi dakwah yang dilakukan oleh Nabi, yaitu sebagai berikut:  Membina masyarakat Islam melalui pertalian persaudaraan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar  Memellihara dan mempertahankan masyarakat Islam  Meletakkan dasar-daar politik ekonomi dan sosial untuk masyarakat Islam Dengan diletakannya dasar-dasar yang berkala ini masyarakat dan pemerintahan Islam dapat mewujudkan nagari “ Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur “ dan Madinah disebut “ Madinatul Munawwarah”.[6] Dari sistem yang telah diterapkan Nabi tersebut, hampir tidak mendapat penolakan dari masyarakat Madinah, karena nilai-nilai yang diletakkan Nabi bersifat universal, walau pada hakikatnya nilai-nilai tersebut termaktub dalam Islam. Contohnya berbuat adil, saling menolong, larangan curang dalam berdagang, dan lai-lain. Perkembangan Islam juga tidak terlepas dari peranan moral Nabi yang begitu muliah dan sangat bijak dalam memutuskan sebuah perkara. Sehingga tidak sedikit kasus yang telah diselesaikan. Bahkan ketika ada perselisihan antar suku, Nabi selalu mendapat undangan untuk memberikan jalan keluar.
  • 7. 2.5. Kondisi Perekonomian Madinah Kekayaan Madinah nyaris secara keseluruahan terkonsentarasi di tangan orang-orang Yahudi. Jadinya orang-orang Arab (Anshar) hidup dalam kemiskinan dan kekurangan selama bertahun- tahun. Salah satu alasan mengapa mereka begitu miskin adalah dikarenakan harus memabayar bunga pinjaman mereka yang cukup tinggi kepada orang-orang yahudi.[7] Kaum Anshar meman berada dalam lembah kemiskinan, akan tetapi Kaum Muhajirin lebih miskin lagi. Karena mereka hijrah tanpa membawah harta benda, barang berharga ditinggalkan di Makkah. Semakin hari kehidupan kaum Muhajirin memperihatinkan. Pada perjanjian awal kaum Muhajirin harus membantu untuk bercocok tanam, namun mereka tidak berpengalaman dalam hal itu, sehingga mereka harus bekerja sebagai buruh kasar di kebun milik orang Yahudi dan Ansar. Misalnya menebang pohon, menyiram pohon, dan lain-lain. Nabi kemudian memberikan solusi kepada kaum Muhajirin untuk dipersaudarakan dengan kaum Anshar. Mereka harus saling membantu dan bekerja sama. Peristiwa ini terjadi selang beberapa bulan kedatangan Nabi di Madinah. Ada beberapa orang yang dipersaudarakan, di anataranya sebagai berikut:  Amar bin Yasir (Muhajirin) dengan Huzaifah al-yamani (Anshar)  Abu bakar dengan Kharjah bin Zaid  Utsman bin Affan dengan ‘Aus bin Sabit  Umar bin Khattab dengan Utbah bin Malik  Abu Dzar al-Ghiffari dengan al Mundzir bin Amr  Mus’ab bin Umair dengan Abu Ayyub  Abu Ubaidah Amir al-Jarrah dengan Sa’ad bin Ma’az  Zubair bin al-Awwam dengan Salam bin Waqash  Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’ad bin Rabi’  Thalhah bin Ubaidillah dengan Ka’ab bin Malik Sementara itu Ali tidak dipersaudarakan dengan siapa pun, namun Ali patut berbangga, karena Nabi mengatakan engkau adalah saudaraku di dunia dan akhirat.[8] Hingga akhirnya masalah perekonomian yang menyiksa bathin mereka telah terlewatkan. Berjalannya hari kaum Anshar dan Muhajirin menjadi makmur. Bahkan kekayaan Muhajirin melebihi kekayaan kaum Anshar. Hal ini bukanlah sesuatu yang buruk, namun yang sangat menyedihkan setelah wafatnya Nabi Saw, kaum Muhajirin menaruh barisan kaum Anshar berada dibelakang barisan mereka. Ini karena adanya penyusut dari Bani Umayyah yang menyamar menjadi kaum Muahajirin. Sebagaimana telah diketahui kaum Anshar adalah musuh Bani Umayyah. 2.6. Sumber-sumber Keuangan Negara Pada masa pra-Islam, masyarakat Arab tidak mengenal otoritas pemerintahan pusat. Mereka juga belum mengenal system pendapatan dan pembelanjaan pemeritahan. Nabi Muhammad adalah orang yang pertama kali memperkenalkan system ini di wilayah Arabiyah. Beliau mendirikan
  • 8. lembaga kejayaan masyarkat di Madinah. Terdapat lima sumber utama pendapatan Negara Islam, yaitu (i) Zakat, (ii) Jizyah (pajak perorangan), (iii) Khraj (pajak tanah), (iv) Ghanimah (hasil rampasana perang), (v) al-fay’ (hasil tanah negara.[9] Kewajiban mengeluarkan zakat sudah jelas dalam al-Qur’an. Baik zakat untuk binatang ternak, buah-buahan, biji-bijian, hasil pertanian, maupun perak dan emas. Adapun masa pengeluaran itu ketika sampai batas minimal (nishab). Sedang jizyah adalah pajak yang harus dikeluarkan oleh non-Muslim sebagai biaya pengganti jaminan keaamanan bagi mereka. Dan biaya ini bisa dikembalikan apabilah jaminan itu tidak terlaksana. Dan bagi non-Muslim yang mempunyai lahan atau tanah juga dikenakan kewajiban untuk mengeluarkan pajak. Kebijakan ini sama dengan kebijakan yang ada di Persia dan Romawi. Nabi memberlakukannya setelah penaklukan Khibar. Ghanimah yang diperoleh dari hasil peperangan terbagi menjadi atas lima bagian (1/5). ¼ buat kas negara dan 4/5 dibagikan kepada pasukan muslimin yang ikut berperang. Barang rampasan itu meliputi senjata, kuda, dan harta bergerak lainnya. Dan sisa dari 1/5 tersebut, didistribusiukan untuk keperluan keluarga Nabi, fakir miskin, Anak yatim. Dan untuk keperluan Muslimin lainnya. Tanah-tanah yang berada di wilayah negeri yang ditaklukkan oleh pasukan Muslim, maka itu termasuk kekayaan negara. Maka dari itu di zaman Nabi, tanah dan lahan negara cukup luas. [1] Ahmad al-Usairy. Sejarah Islam. (Jakarta, Akbar Media Eka Sarana : Cet. Ke-6, 2008). Hal. 87 [2]Ahmad al-Usairy. Ibid. Hal. 102 [3]Ira M. Lapidus. Sejarah Sosial Umat Islam. (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada : Cet. I, 1999). Hal.38 [4]Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada : 2005). Hal. 26 [5]K. Ali. Sejarah Islam. (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada : Cet. Ke-4, 2003).Hal.128 [6]http://penulismudasukses.blogspot.com/search/label/dakwahkampus [7]Sayed Ali Asgher Razwy. Muhammad Rasulullah Saw. (Jakarta, Pustaka Zahra : Cet. I, 2004). Hal. 163 [8] Sayed Ali Asgher Razwy. Ibid. Hal. 164 [9] K. Ali. Op.Cit. Hal. 126
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Ali Asgher Razwy, Sayed. 2004. Muhammad Rasulullah Saw. Jakarta: Pustaka Zahra Ali, K. 2003. Sejarah Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Al-Ghazali, Muhammad. 2002. Memahami Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Al-Usairy, Ahmad. 2008. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana http://penulismudasukses.blogspot.com/search/label/dakwahkampus Lapidus , Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada Yatim, Badri. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada