SlideShare a Scribd company logo
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
(OLEH KEL : 3 ) (KELAS : I )
1) Chindy Manika . 2) Ninda Maya. 3) Winda Nur A
Dosen : Dr.Sigit Sardjono M.Ec
Feb Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB I
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
(OLEH KEL : 3 ) (KELAS : I )
1) Chindy Manika . 2) Ninda Maya. 3) Winda Nur A
Dosen : Dr.Sigit Sardjono M.Ec
Feb Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
Chindy Manika Sari
NBI : 1222200116
Ninda Maya Firnanda
NBI : 1222200118
Winda Nur Agnesa
NBI : 1222200119
Our Team :
TEORI PERMINTAAN
DEFINISI PERMINTAAN
1. Permintaan merupakan suatu deretan jumlah barang yang pembeli
bersedia membeli dengan tenaga beli yang ada padanya pada tingkat harga
tertentu.
2. Permintaan itu adalah permintaan akan satu jenis barang
3. Tingkatan harga satuan dari tiap tiap jumlah barang
4. Permintaan tersebut berlaku pada waktu tertentu
5. Permintaan tersebut berlaku pada pasar tertentu
HUKUM
PERMINTAAN
β€œ Jika harga turun maka permintaan akan
barang tersebut akan bertambah,
sebaliknya jika harga naik maka jumlah
barang yang diminta akan berkurang β€œ
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN
1. Harga Barang
2. Kegunaan barang
3. Rasa dan Keinginan konsumen
4. Banyak dan sedikitnya konsumen
5. Jumlah barang dan jasa yang tersedia
6. Jumlah dan jenis barang pengganti
7. Harga barang yang lain
8. Tingkat penghasilan konsumen
9. Waktu atau Tempat
RUMUS FUNGSI
PERMINTAAN
Dx = f (Px; Py………P2,I,S)
Dimana :
Dx = Permintaan akan barang
Px = Harga barang itu sendiri
P2 = Harga barang yang lain
I = Pendapatan konsumen
S = Selera
TEORI PENAWARAN
DEFINISI PENAWARAN
Penawaran dapat diartikan dengan β€œBerbagai kuantitas
barang yang akan dijual oleh penjual dipasar dengan
berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan
lain dianggap tetap tak berubah”.
β€œ Jika harga suatu barang atau jasa naik maka
jumlah barang yang ditawarkan bertambah dan
sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang
yang ditawarkan akan berkurang”
HUKUM PENAWARAN
RUMUS FUNGSI
PENAWARAN
P = a + bQ atau Q = a + bP
Dimana :
Q = Jumlah barang yang diminta
P = Harga barang per unit
a = Angka konstanta
b = Koefisien kecenderungan (positif
karena hubungan penawaran bersifat
berbanding lurus)
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB II
HARGA KESEIMBANGA PASAR
( Oleh Kel : 3) ( Kelas : I )
1) Chindy Manika. 2) Ninda Maya. 3) Winda Nur A
Dosen : Dr. Sigit Sadjono M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
Chindy Manika Sari
NBI : 1222200116
Ninda Maya Firnanda
NBI : 1222200118
Winda Nur Agnesa
NBI : 1222200119
Our Team :
PENENTUAN HARGA PASAR
Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan
dan penawaran. harga pasar ialah suatu tingkat harga
tertentu di mana penjual mau menjual sejumlah
barangnya dan konsumenya mau membeli sejumlah
barang tertentu.
Terjadinya harga pasar dapat
dijelaskan secara grafik :
Terjadinya harga pasar dapat dijelaskan
secara matematis :
Contoh soal ;
Persamaan fungsi demand = 400-0,5 p sedangkan fungsi penawaran
QS=100+P. berapa Q dan P keseimbangan pasar?
Jawab ;
Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs
400 – 0.5p = 100 + p
1.5p = 300
p = 200
Q = 300
Perubahan permintaan dan
penawaran mengubah harga dan
kuantitas pasar
a. Harga pasar berubah jika jika penawran
bertambah sedangkan permintaan tetap.
b. Harga pasar beruba jiga terjadi perubahan
permintaan meningkat sedangkan penawaran
tetap
β€”THANK YOU
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB III
ELATISITAS
(Oleh Kel : 3) ( Kelas : I )
1) Chindy Manika . 2) Ninda Maya . 3) Winda Nur A
Dosen : Dr. Sigit Sardjono M.Ec
FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
DESEMBE 2022
Chindy Manika Sari
NIM : 1222200116
Ninda Maya Firnanda
NIM : 1222200118
Winda Nur Agnesa
NIM : 1222200119
Our Team
ELASITISITAS
PENGERTIAN ELASTISITAS
Elastisitas adalah mengukur respons atau reaksi dalam teori
ekonomi. Semakin elastis sifat permintaan semakin besar, sebaliknya
semakin tidak elastis sifat permintaannya semakin kecil responnya.
Elastisitas harga permintaan merupakan suatu konsep penting
yang sering dijumpai dalam analisa ekonomi. Yang berarti kepekaan
jumlah suatu produk yang akan dibeli oleh konsumen terhadap perubahan
harga dengan kurva permintaan tertentu.
03
Jika koefisien elastisitas > 1
Jika koefisien elastisitas < 1
02
Inelastis
01
Sifat Elastisitas Permintaan
Jika koefisien elastisitas tak terhingga
Perfect Elastic
Elastis
04
02
Jika koefisien elastisitas = 1
Jika koefisien elastisitas = 0
Unitary elastic
Perfect inelastic
CARA MENGUKUR TINGKAT ELASTISITAS
Arc Elasticity
Ed = % Perubahan Qx
% Perubahan Px
POINT ELASTICITY
E=
EK/EP=LK/OL=OH/
HP
PENDEKATAN PERSAMAAN
FUNGSI
Ed= Δ𝑄
Δ𝑃
X
𝑃
𝑄
MELIHAT KECONDONGAN KURVA
PERMINTAAN
β€’D1 sifat permintaannya disebut Perfect Inelastis
β€’D2 sifat permintaannya disebut Perfect Elastis
β€’D3 sifat permintaannya disebut Elastis
β€’D4 sifat permintaannya disebut Unitary Elastis
β€’D5 sifat permintaanya disebut Inelastis
ELASTISITAS PENAWARAN (SUPLY)
Konsep elatisitas penawaran persis dengan konsep
permintaan.
rumus untuk pengukuranya adalah :
Es =
%Δ𝑄𝑠
%Δ𝑃π‘₯
Dalam elstisitas penawaran tak ada kekacauan yang timbul
mengenai tanda koefisien elastisitas, kecuali dalam keadaan yang tak
terbiasa yaitu mengenai kurva yang miring kebawah
03
Jika nilai Es > 1
Jika nilai Es < 1
02
Inelastis
01
Sifat Elastisitas Penawaran
Jika nilai Es tak terhingga
Perfect Elastic
Elastis
04
02
Jika nilai Es = 1
Jika nilai Es = 0
Unitary elastic
Perfect inelastic
MELIHAT KECONDONGAN KURVA
PENAWARAN
β€’S1 sifat penawarannya disebut Perfect Inelastis
β€’S2 sifat penawarannya disebut Perfect Elastis
β€’S3 sifat penawarannya disebut Elastis
β€’S4 sifat penawarannya disebut Unitary Elastis
β€’S5 sifat penawarannya disebut Inelastis
ELATISITAS SILANG (cross elastisiti)
Elatisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh
berbagai barang berhubungan satu sama lain .
Untuk menghitung tingkat cross elastisity ini dengan
membandingkan presentase perubahan jumlah barang X yang
dibeli dengan presentase perubhan harga Y dan ini dapat
diformulasikan sebagai berikut :
Exy (πœ‹) =
%Δ𝑄π‘₯
%Δ𝑃𝑦
Exy πœ‹ =
𝑄y2βˆ’π‘„π‘¦1
𝑄𝑦1+𝑄𝑦2
:
𝑃π‘₯2βˆ’π‘ƒπ‘₯1
𝑃π‘₯1+𝑃𝑋2
Exy = =
𝑄y2βˆ’π‘„π‘¦1
𝑄𝑦1+𝑄𝑦2
:
𝑃π‘₯1βˆ’π‘ƒπ‘₯2
𝑃π‘₯2+𝑃𝑋2
ELATISITAS PENDAPATAN (income)
Elatisitas pendapatan adalah elatisitas yang menunjukan tingkat
kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan
pendapatan. Konsep elatisitas pendapatan ini dengan asumsi bahwa stiap orang
akan menambah / mengurangi pembelin barang bila pendapatanya berubah .
Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ei =
%Ξ”Qx
%Δ𝐼
Ei =
𝑄2βˆ’π‘„1
𝑄1+𝑄2
:
12βˆ’π‘–1
𝑖1+𝐼2
Jika berupa funsi maka rumusnya
Ei =
πœ•π‘„
πœ•π‘ƒ
X
1
𝑄
Ada dua kemungkinan dalam elastisitas pendapatan yaitu :
* Jika Ei > 1 ; barang yang diminta adalah barang superior
* Jika 0 < Ei < 1 ; barang yang diminta addalah barang kebutuhan pokok
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB V
PERILAKU KONSUMEN
Dengan Penekatan Cardinal Dan Ordinal
(OLEH KEL : 3) ( KELAS : I)
1) CHINDY MANIKA. 2) NINDA MAYA. 3) WINDA NUR A
DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO ME.C
FEB UNIVERSITAS17 AGUSI USTUS 1945 SURABAYA
DESEMBER 2022
Chindy Manika Sari
NIM : 1222200116 NIM : 1222200118 NIM : 1222200119
Ninda Maya
Firnanda
Winda Nur Agnesa
ANGGOTA KELOMPOK
Permintaan suatu barang merupakan derifikasi (penurunan)
dan manfaat yang diberikan oleh barang tersebut.
Nilai guna dari suatu komoditas tidak bisa diukur karena
metode kordinal tidak umum dipakai dalam teori (kehidupan)
ekonomi yang modern, tetapi prinsip marginal utility yang
menurun tetap berlaku hingga kini.
Konsep Berkaitan Dengan
Perilaku Konsumen
Nilai adalah kemampuan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan
manusia.
Nilai barang dapat dibedakan menjadi :
1. Nilai penggunaan objektif / nilai guna
Kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan
manusia.
1. Nilai penggunaan subjektif
Arti yang diberikan seseorang kepada suatu barang yang tertentu
untuk memuaskan kebutuhannya.
Barang dan jasa juga mempunyai nilai pertukaran yaitu kemampuan
barang dan jasa untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya.
Nilai Barang
Manusia harus berfikir secara rasional yang berarti menentukan
harga kebutuhan yang harus dipenuhi, sesuaikan dengan kemampuan,
lingkungan, dan waktu yang tersedia atau mungkin tersedia.
Pendapat Gossen tentang kebutuhan dan pemuasanya
β€’ Hukum Gossen I : jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus
menerus , maka kenikmatanya akan berkurang , sampai akhirnya
datang kekenyangan (kejenuhan ).
β€’ Hukum Gosen II : setiap manusia akan berusa memenuhi berbagai
kebutuhanya supaya semua kebutuhannya dipuaskan dengan
seimbang .
Pemenuhan Kepuasan
Pendekatan Tradisional untuk
Mengungkapkan Perilaku Konsumen
Secara tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan
konsep utilitas (daya guna). Menurut pendekatan ini setiap barang mempunyai
daya guna atau utilitas karena barang tersebut pasti mempunyai kemampuan
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang
tersebut.
Bentuk fungsi daya guna barang :
U = f(X1; X2; .........Xn)
Pendekatan tradisional dibedakan menjadi dua, yaitu :
β€’ Daya guna cardinal (Cardinal utility)
β€’ Daya guna ordinal (Ordinal utility)
Cardinal Approach
Dalam pendekatan utilitas cardinal, dianggap bahwa manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
oleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti.
Macam teori nilai guna
β€’ Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan
mengonsumsi sejumlah komoditas tertentu.
β€’ Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan
pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas tertentu.
Hukum dimishing marginal utility , yaitupertambahan utilitas yang menurun karena
pertambahan suatu unit komoditas yang dikonsumsi .
Konsep Guna Batas dan
Guna Total
1. Guna Batas (Marginal Utility)
Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang
dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gosen maka semakin banyak jumlah
barang yang sejenis yang dipunyai seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang
yang terakhir semakin kecil.
2. Guna Total (Total Utility)
Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai
jumlah barang . Guna total ini semakin besar jika barang yang dikonsumsi ini semakin
banyak.
Asumsi dalamTeori Cardinal
1. Utility Seseorang Bisa Diukur dengan Uang
Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkatberkuasa konsumen
mengonsumsi barang atau jasa yang dapat dihitung secara numerik.
Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan
mengonsumsi sejumlah barang tertentu
Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit
barang tertentu.
2. Berlakunya hokum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility)
yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang
dikonsumsi.
3. Konsumen bersifat rasional
Perilaku konsumen dalam membelanjakan uang harus diarahkan kepada pencapaian
daya guna maksimum
1. Asumsi Utility bisa diukur adalah pemikiran yang keliru
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya suatu
barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian
2. Marginal Utility dari uang tidaklah konstan
Semakin banyak uang yang dimiliki, semakin
memberikan kepuasan yang lebih besar.
Kritik pada Pendekatan Cardinal
Maksimalisasi Guna
Guna batas ini adalah tambahan pada guna total kaerna ada tambahan suatu unit
lagi yang dikonsumsi.
RUMUS MARGINAL UTILITY :
(TUx+1) – (TUx) = Mux
Bagi konsumen yang rasional akan selalu berusaha memaksimalkan guna barang
dan jasa yang didapat dari pengeluaran pendapatannya.
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dapat
mengubah kombinasi barang yang dipilih. Hal ini disebabkan :
1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya salah satu
barang tersebut konsumen akan mengalihkan barang yang
dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih
murah.
2. Efek pendapatan (income), dengan kenaikan harga bagi
konsumen yang pendapatannya tetap akan menyebabkan
pendapatan riil konsumen tersebut akan berkurang`.
Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dipilih
konsumen tersebut adalah barang normal.
Perubahan Kombinasi
Barang yang Dibeli
Konsumen
1. Ansumsi dalam Pendekatan Indeference curve
a. Konsumen selalu bersifat rasional
b. Nilai guna dari uang bersifan konstan
c. Utility dinyatakan secara ordinal
d. Berlakunya hokum tambahan yang semakin lama semakin berkurang
e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komodity.
f. Consistency and transitity of choice
Secara rasional utilitas konsumen akan meningkat jika jumlah komodity yang
dikonsumsi meningkat.
Indifference Curve Approach
2. Kurva IC Menunjukan Berlakunya Hukum Diminishing
Marginal Rate Subtitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B menujukan jika
konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka
ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah
tertentu. Inilah yang disebut dengan maginal rate
subtitusion.
3. Sifat – Sifat Indeference Curve
a. Berlakunya hokum dimishing rate of reture
b. Cebung terhadap titik 0 atau origin
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan
4. Jika terjadi kumpulan Kurva IC , kuva IC semakin jauh dari
titik orgin, utilitasnya semakin besar
5. Pada dua IC Tidak saling Berpotongan
Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu maka konsumen harus
mengatur komposisi barang sehingga manfaatnya optimal. Kendala
pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran atau budget line (BL).
Jika barang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budger line
dapat ditulis :
BPx . (X) + Py . Y
Ket : B = Anggaran
Px = Tingkat harga X
Py = Tingkat harga Y
Kendala Anggaran (Budget Contraint)
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah
kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indifference dengan
curva anggaran (budget line).
Keseimbangan Konsumen yang Optimal
Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu
mengonsumsi kombinasi barang yang normal.
Keseimbangan
Konsumen
Ada empat faktor yang akan menyebabkan berubahnya guna maksimal ini :
β€’ Berubahnya salah satu dari harga barang
Jika harga barang X naik, maka garis anggaran dan indifference curve-nya
bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran dan indifference
curve-nya akan bergeser ke kanan.
Perubahan Utilitas Konsumen
2. Berubahnya Pendapatan Konsumen
- Meningkatnyabpendapatan konsumen
menyebabkan preference konsumen terhadap
barang X dan Y berubah, tidak lagi terletak pada titik
E1 tetapi berubah pada titik E2.
3. Perubahan Harga Pada Barang Normal
- Dampak perubahan harga ini menyebabkan kurva BL
budget lain atau garis anggaran berubah dari bl1 ke bl2.
Konsumen akan membeli barang dengan jumlah yang
lebih banyak jika harga barang itu turun atau (lebih
murah). Perubahan ini yang disebut dengan efek
substitusi (subtitution effect).
4. Perubahan Harga Pada Barang Inferior
- Perubahan harga pada barang inferior semakin
murahnya barang x menghasilkan efek pendapatan
yang negatif yaitu jumlah barang x yang diminta
berkurang.
Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan harga
akan mengubah jumlah yang di minta. Jadi, Kurva
permintaan adalah keseimbangan konsumen (keinginan
optimal konsumen untuk membeli suatu barang pada
satu kendala tertentu)
Devirasi Kurva Permintaan dari
Kurva PCC
Penggambaran kurva engel dari kurva ICC ini dapat dibentuk kurva engel
yang menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan jumlah
barang yang diminta (ernest engel adalah orang pertama yang
mengamati hubungan perubahan tingkat pendapatan terhadap jumlah
barang yang dikonsumsi. Dalam kurva engel, sebagai sumbu vertikal
adalah pendapatan dari sebagai sumbu horizontal dan kuantitas).Kurva
engel atau elastisitas permintaan-pendapatan menunjukkan
karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan
masyarakat, yang dapat diklasifikasikan sebagai bagian normal,
inferior, giffen
.
Penggambaran Kurva Engel Dari Kurva
ICC
Bentuk kurva indiference adalah nonlinear turun dari kiri atas
kekanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Gambar
tersebut menggambarkan berlakunya hukum diminishing
marginal utility.
Bentuk Indifference
Curve
1. Kritik
a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konvers untuk
individu tidaklah mudah.
b. Subtitusi barangnya terhadap barang es yang diakibatkan
adanya kenaikan harga barang x tidak secara otomatis
terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain yang
membuat konsumen tetap pada barang x atau meninggalkan
barang x.
c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis
efek advertising past behavior of stock.
Kritik dan Aplikasi
Pendekatan Indiference
Kurva
THANK YOU
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB VI
PERILAKU PRODUSEN
(Oleh Kel : 3) ( Kelas : I)
1) Chindy Manika 2) Ninda Maya 3) Winda Nur A
Dosen : Dr Sigit Sardjono .M.Ec
Feb Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
Anggota Kelompok
Chindy Manika Sari
NIM : 1222200116
Ninda Maya Firnanda
NIM : 1222200118
Winda Nur Agnesa
NIM : 1222200119
Pengertian Produsen
Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi
menjadi barang produksi atau suatu proses di mana masukan (input)
dubah menjadi output. Faktor yang mempengaruhi adalah bahan
baku , tenaga kerja , dan keterampilan.
Perilaku produsen diartikan sebagai suatu tindaka seeorang
produsen untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan
beberapa input yang dimilikinya .
Konsep Jangka Waktu Dalam
Proses Produksi
Priode jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu dimana
hanya ada satu faktor produksi bervariabel.
Konsepnya adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga tidak dapat
mengubah jumlah beberapa sumber yang digunkan.
Sedangkan priode jangka panjang adalah keadaan proses produksi dimana semua
faktor produksi bersifat variabel. Artinya jumlah semua sumber yang digunakan dapat
dirubah
Fungsi Produksi
Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang
dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi berhubungan dengan fisik antara input
(bersumber masukan) dengan output (barang barang atau jasa yang dihhasilkan ) tanpa
memperhitungkan haraga.
dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukan bahwa jumlah barang produksi
tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan
variabel tidak bebas dan faktor produksi merupakan fariabel bebas. Secara matematis
fungsi produks dapat dituliskan sebagai berikut :
Q = F (C,L,B,S)
Dimana
Q = Output B = bahanbaku
C = Capital S = Skill
L = Lebar
Fungsi Produksi
Q = a + bX Q = a + b1X + b2X +
b3X
Bentuk fungsi linier Bentuk Fungsi Cubic
Bentuk Fungsi
Quadratik
Q = a + b1X + b2X
Analisis Proses Prouksi jangka
Pendek
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek
dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP ( total produk) .
AP ( averge product) dan MP ( marginal product).
β€’ AP = TP / Labor
β€’ MP = TP2 – TP1
β€’ Jika TP berubah fungsi maka turunan pertama TP dan Mp
β€’ MP = πœ• TP / πœ• 𝐿
Hukum Tambahan Hasil yang Semakin
Berkurang
Dalam hubungan produksi jangka pendek , di mana faktor
produksi bersifat variabel dan faktor – faktor produksi lainya tetap ,
akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah
faktor produksi variabel itu secara terus- menerus.
Hubungan antara TP , AP dan MP
β€’ Hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP) . Pada saat TP
mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang
menurun, maka pada saat itu kurva MP mencapai titik maksimum , maka kurva MP
memotong sumbu horizontal, artinya MP sama dengan nol.
β€’ Kesimpulam hubungan MP dan AP
1. jika AP semakin bertambah maka MP < AP
2. Jika AP maximum maka MPP = AP
3. Jik AP semakin berkurang , maka MP< AP
Tahapan dalam fungsi produksi itu dibagi menjadi
tiga tingkatan atau tahap yaitu :
β€’ Tahap 1 ditandai dari produksi awal hingga AP yang
maksimal
β€’ Tahap 2 dimulai dari AB maksimal hingga MP nya
sama dengan nol Tahap 3 ditandai dari TP yang
mulai menurun
Tahapan dalam Fungsi
Produksi
Produksi Jangka Panjang
Untuk menjelaskan fungsi produksi jangka
panjang kita akan menggunakan Apa yang disebut
dengan kurva isoquent.
isoquant atau isoproduk adalah kurva yang
menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi
teknis antara dua input yang bervariabel yang
menghasilkan suatu tingkat output tertentu .
Isoquant
β€’ Iso produk atau isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan
kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu
tingkat output tertentu
β€’ Ciri-ciri umum isoquence
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas kekanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang
lebih banyak.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling
bersinggungan.
MRTS (Marginal Rate Technical of
Substitution)
β€’ MRTS adalah sejumlah faktor x yang harus dikombinasi
oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak
berubah. Jadi tingkat MRTS itu adalah kemiringan
isoquant pada titik khusus.
MRTS di C = - βˆ† K / βˆ†L
β€’ Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya
menghasilkan rasio K dan L-nya .
1. K1 / L1 L > K2/L 2 proses produksinya kapital intensif.
2. K1L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
Iso-biaya (Isocost)
οƒ˜ Iso biaya atau isocorts pengertian isocost adalah kurva yang
menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan
kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh
produsen dengan sejumlah anggaran tertentu.
οƒ˜ Slope Kurva Isocost adalah
=M/Pk : M/Pl=M/Pk x Pl/M = Pl/Pk
οƒ˜ Kurva isocorts dapat berubah disebabkan :
1. harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap
2. harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap
3. jumlah modal kurung dana berubah berkurang atau bertamba
Bentuk Isoquant Lain
Bentuk isoquens yang lain seperti di
atas menunjukkan adanya substitusi
input capital dan labor adalah sempurna
β€’ Bentuk Isoquant Yang Input Output
Bentuk isoquence yang berupa huruf L seperti di
atas menunjukkan tidak adanya subtitusi input
kapital dan labor subtitusi kapital dan laporan
hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja
setelah itu tidak terjadi substitusi
Ekuilibrium Produsen
Ekuilibrium produsen adalah suatu keadaan seimbang di
mana produsen mendapat keuntungan maksimum yang
tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi
atau dalam penggunaan.
faktor-faktor produksinya artinya apabila produsen
mengurangi atau menambah tingkat produsen maka
Keuntungan yang diperoleh akan berkurang atau apabila
penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi maka
keuntungan akan menjadi lebih kecil
Jalur Ekspasi (Expansion path)
Jalur ekspansi ekspansion Path expansion Path atau jalur
perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik-titik les
kombination LCC di berbagai isoquence combination adalah suatu
titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan
sejumlah produk tertentu.
Perlu dimengerti bahwa jalur ekspansi S1 E2 E3 adalah jalur
ekspansi untuk jangka panjang karena perusahaan mengubah-
ubah Jumlah semua masukan atau faktor produksi yaitu faktor
produksi l dan faktor produksi
Hasil dari pengembangan Skala
Usaha ( Return to Scale )
Apabila terjadi
1. b > a disebut dengan increasing return to scale
2. b = a disebut dengan cosntan return to scale
3. b < a disebut dengan decreasing return to scale
faktor yang menyebabkan proses produksi lebih efisien yaitu
1. terjadi spesialisasi dari para pekerja semakin banyak terlibat
dalam proses produksi tenaga kerja yang semakin terampil
2. penggunaan teknologi
3. beberapa biaya yang bisa digunakan bersama 4 semakin besar
skala produksinya semakin efisien
Memilih Kombinasi Input yang
Efisien (Ridge Line)
Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk
suatu peta isoquent di mana antara isoquant yang satu dengan
isover yang lain tidak saling berpotongan yang terletak
semakin jauh dan titik 0 menunjukkan tingkat output yang
semakin besar
Relevant range ( daerah lereven ) yaitu daerah yang
memungkinkan bagi produsen untuk memproduksi dengan
kombinasi dua input yang berbeda tingkat isovers.
Kombinasi ongkos Terkecil
(least cost combination )
Garis yang menghubungkan semua titik Keseimbangan produsen
yaitu titik singgung antara isoprance dan isocost dinamakan jalur
perluasan (expansion Path).
THANK YOU
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA
(Oleh Kel : 3) ( Kelas : I)
1) Chindy Manika 2) Ninda Maya 3) Winda Nur A
Dosen : Dr Sigit Sardjono .M.Ec
Feb Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
Chindy Manika Sari
NIM : 1222200116 NIM : 1222200118 NIM : 1222200119
Ninda Maya
Firnanda
Winda Nur Agnesa
ANGGOTA KELOMPOK
PENGERTIAN PASAR
οƒ˜ Pengertian pasar secara β€œFISIK” β†’ Suatu tempat
berkumpulnya para penjual.
οƒ˜ Pengertian pasar dalam β€œTeori Ekonomi” β†’ Tempat
bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai
harga dan jumlah yang diperjual-belikan, dengan kata lain
terjadinya transaksi jual beli suatu barang.
PENGERTIAN PERSAINGAN
Jika sesama produsen/penjual bersaing agar
konsumen membeli produknya dan sesama konsumen
bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.
BENTUK PASAR PERSAINGAN
PENGGOLONGAN PASAR SECARA
TEORI EKONOMI MIKRO
Pasar Persaingan
Sempurna
Pasar Persaingan
Monopolistik
Pasar Oligopoli Pasar Monopoli
Ada 4
Golongan
Besar
CIRI CIRI PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
CIRI CIRI KETERANGAN
1 Jumlah Penjual Sangat Banyak.
2 Kondisi Produk yang Dijual Identik Substitusi.
3 Kekuasaan Menentukan Harga Tidak Ada.
4 Kemungkinan Keluar / Masuk Sangat Tidak Mudah, Tidak Ada Hambatan .
5
Reaksi Rival
Tidak Ada Reaksi Dari Pesaing Jika Terjadi
Perubahan Harga dan Jumlah.
6 Persaingan di Luar Harga Tidak Ada.
7 Contoh Transaksi di Sektor Hasil Pertanian
CIRI CIRI PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Ciri – Ciri Keterangan
1 Jumlah Penjual Banyak.
2
Kondisi Produk yang Dijual
Hampir sama tetapi masih bisa dibedakan/beda
corak.
3 Kekuasaan Menentukan Harga Sedikit.
4 Kemungkinan Keluar / Masuk Cukup murah.
5
Reaksi Rival
Hampir tidak ada reaksi dari pesaing jika terjadi
perubahan harga dan jumlah.
6
Persaingan di Luar Harga
Sangat besar, terutama di bidang iklan, mutu,
serta desain.
7 Contoh Perusahaan sepatu, baju, sabun.
CIRI CIRI PASAR PERSAINGAN
PASAR MONOPOLI
CIRI CIRI KETERANGAN
1 Jumlah Penjual Satu.
2 Kondisi Produk yang Dijual Tidak ada substitusi yang dekat/sempurna.
3 Kekuasaan Menentukan Harga Sangat besar.
4 Kemungkinan Keluar / Masuk Tidak mungkin.
5 Reaksi Rival
Setiap tindakan berkaitan dengan harga dan jumlah
akan mendapat reaksi dari rival.
6 Persaingan di Luar Harga Memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
7 Contoh Kereta api, listrik.
CIRI CIRI PASAR PERSAINGAN
PASAR OLIGOPOLI
CIRI CIRI KETERANGAN
1 Jumlah Penjual Sedikit.
2 Kondisi Produk yang Dijual Barang standar/berbeda corak.
3
Kekuasaan Menentukan Harga
Jika tanpa kerja sama sedikit. Tetapi dengan kerja sama
sangat besar.
4 Kemungkinan Keluar / Masuk Hambatan cukup kuat.
5
Reaksi Rival
Karena penjual hanya satu apa yang dilakukan produsen
tidak ada reaksi.
6 Persaingan di Luar Harga Sangat besar apabila menghasilkan barang berbeda corak.
7 Contoh Pabrik baja, mobil, sepeda motor, handphone,
Pasar Persaingan Sempurna adalah Suatu pasar yang terdapat banyak penjual
dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar.
Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap. Oleh
karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu
horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing-masing penjual di
pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
οƒ˜ Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak.
οƒ˜ Barang yang Diperjualbelikan
Homogen/Identik.
οƒ˜ Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan
Mudah.
οƒ˜ Informasi terhadap Pasar Sempurna.
CIRI – CIRI PASAR
PERSAINGAN
MURNI/SEMPURNA
CONTOH BESERTA KURVA PERMINTAAN
 Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva
permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen barang.
 Kurva permintaan itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan
tingkat harga tampak horizontal pada Gambar 8.1.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT HARGA, TR, AR, dan MR
Kita perhatikan dari tabel di slide sebelumnya, perusahaan dalam persaingan
sempurna produsen tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva
penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0)
karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang
sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika digambarkan ke tiga kurva
tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan
jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidah
menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat informasi
pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa
diperhitungkan). Sedangkan, kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah turunan
pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara
matematis nilai turunan pertama dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai
tertinggi.
3 Cara Penentuan Harga Dalaam Pasar Persaingan Sempurna
οƒ˜ Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh laba.
οƒ˜ Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh
kerugian yang minimum.
οƒ˜ Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh
normal profit (break even income)
PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Laba
Dari gambar disamping terlihat harga yang menjamin
laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga
sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedangkan
besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC)
adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2
dan laba per unit P1P2.
οƒ˜ Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjain laba
maksimal
P = 0P1 dan Q = 0Q1
PENENTUAN JUMLAH
PRODUKSI DAN HARGA
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
Dari gambar disamping terlihat harga yang menjamin rugi
minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1
besar TC adalah OP3KQ1. Sedangkan besarnya TC adalah
OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL.
Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2
οƒ˜ Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi
minimal
P = OP2 dan Q = 0Q1
PENENTUAN JUMLAH
PRODUKSI DAN HARGA
3. Penentuan Harga Dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Normal Profit ( Break Event Income).
Dari gambar disamping terlihat harga yang menjamin laba normal
adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya Tc adalah
OP1KQ1. Sedang Besarnya TR adalah Sama OP1KQ1. Kita perhatikan
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna seperti gambar
disamping untuk mendapatkan laba normal perusahaan harus
bekerja paling efisien. Terlihat besarnya Ac yang paling rendah.
οƒ˜ Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal.
P = OP1 dan Q = 0Q1
Dengan AC Yang Paling Rendah
PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI
DAN HARGA
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek
Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya
sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak
mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan-
perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru.
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat
mengalami tiga hal, yaitu:
o Mendapat laba super normal.
o Mendapat laba normal.
o Menderita kerugian;
Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami
Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami kerugian
masih mungkin untuk memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugi.
Akan tetapi, posisi ekuilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu
AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak bisa
tertutup. Dikarenakan kerugian sebesar AFC, baik perusahaan tutup usaha maupun
melanjutkan usaha kondisinya akan sama saja Akan berbeda jika penerimaan
penjualan sudah tidak bisa menutup AFC. Pada kondisi ini perusahaan sebaiknya
tutup usaha. Jika tutup usaha perusahaan masih juga membayar AFC-nya. Jika tidak
tutup usaha perusahaan juga mengalami kerugian sebesar AFC-nya tetapi masih
mempunyai kemungkinan terjadinya perubahan demand terhadap produk yang
diperjualbelikan. Saat ini ditunjukkan oleh harga (P) di bawah SAC, dan di atas SAVC.
Berarti bahwa sebagian dan ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup oleh kelebihan P1
atas AVC dan ongkos variabel itu sudah bisa ditutup
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
dalam Periode Jangka Pendek
 Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena
tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya
sama, yaitu KL. Titik ini disebut shortdown point. Hal ini dapat
dilihat dengan gambar sebagai berikut.
1. Kondisi Perusahaan dalam
Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Pendek
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka
Panjang
Maksud jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama dimana
produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk
dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru utntuk
menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan baramg.
Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar
persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas,
dan kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya
mendapatkan normal profit saja (impas/break even). Masuknya perusahaan
baru akan menambah jumlah produksi (supply meningkat) Bertambahnya
jumlah produksi (supply lebih besar dari demand) akan menyebabkan harga jual
turun.
Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami
Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
 Dalam jangka panjang mendorong perusahaan-perusahaan baru masuk ke dalam
pasar dan perusahaan-perusahaan yang ada ingin menambah produksinya.
Sebalikmya, kalau dalam jangka pendek terjadi kerugian, mendorong perusahaan-
perusahaan mengurangi produksi atau mendorong keluarnya perusahaan-
perusahaan dari pasar.
 Tambahnya kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahaan baru
mengakibatkan bergesernya kurva supply ke kanan dan harga akan turun. Apabila
turunnya harga ini sudah sampai pada P = LAC maka tiap-tiap perusahaan hanya
akan menerima keuntungan normal saja. Berarti tidak ada dorongan lagi bagi
perusahaan untuk menaikkan produksinya maupun masuknya perusahaan-
perusahaan baru ke dalam industri.
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
dalam Periode Jangka Panjang
 Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan
selalu hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC =
AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menerima keuntungan
normal (normal profit) dinamakan Marginal Firm/Merginal or Profitability,
artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar
dari pasar.
2. Perusahaan dalam Persaingan
Sempurna dalam Periode
Jangka Panjang
KEBURUKAN
 Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen.
 Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus
bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian
sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi.
 Antara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama
persis atau identik.
 Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan
konsumen.
 Konsumen tidak bisa memilih karena masing - masing
konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar.
Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam
Pasar Persaingan Sempurna
KEBAIKAN :
 Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan
adanya kebebasan bertindak.
 Persaingan pada perusahaan yang berada dalam
persaingan sempurna sangal ketat. Oleh karena itu ,
agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus
bekerja seefisien mungkin.
 Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini
dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurna.
Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki
pasar berakibat alokasi sumber daya menjadi eisen
dan konsumen dapat memperoleh barang dengan
harga yang kompetitif.
PERHITUNGAN NUMERIK
Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC =
QΒ² - 4Q + 40 dan P = $20. Ditanya:
1. Apakah perusahaan rugi/laba?
2. Jika harga dinaikkan menjadi $24 apakah jumlah produksi
berkurang?
3. Hitung berapa labanya!
CONTOH SOAL
TR = P x Q = 20Q
MR = TR’ = 20
Kaidah agar laba maksimal atau rugi
minimal : MR = MC
MR = MC
20 = 2Q – 4
Q = 12
TR = $ 240
TC = 144 – 48 + 40 = $ 136
Laba = $ 240 - $ 104
Jika harga naik menjadi $ 25
Maka TR = 24Q
MR = 24
MR = MC
24 = 2Q – 4
Q = 10
TR = $ 240
TC = 100 – 40 + 40 = 100
Laba = $ 240 - $ 100 = $ 140
THANK YOU !
(OLEH KEL 3) . ( KELAS : I)
1) CHINDY MANIKA S. 2)NINDA MAYA. 3) WINDA
NUR
Dosen : DR. Sigit Sardjono .M.Ec
FEB Universitas 17 agustus 1945
Surabaya
Desember 2022
TUGAS MEEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VIII
MENENTUKAN HARGA PADA PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya
ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan bersaing. Perubahan
harga produk dan output sang monopolis juga tak mempengaruhi
produksi lain dalam perekonomian. Dalam kenyataan sulit untuk
mendapatkan contoh perusahaan monopoli murni di mana sama sekali
tidak ada unsur persaingan dari perusahaan lain. Kerjanya tidak
langsung lain adalah kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan
baru yang masuk ke dalam pasar yang sering disebut dengan istilah
"persaingan potensial."
Pengertian Pasar Monopoli
promosi iklan
kurang diperlukan
dapat mempengaruhi
penentuan harga
Ciri – Ciri dan faktor penyebab pasar
monopoli
pasar monopoli
adalah industri
satu perusahaan
tidak mempunyai
barang pengganti
yang mirip
01 02
04 05
tidak dapat
kemungkinan untuk
masuk dalam industri
03
Faktor-faktor yang menimbulkan adanya
pasar monopoli
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya
tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain
2. Perusahaan Monopoli pada umumnya dapat menikmati
skala ekonomi hingga tingkat produksi yang sangat tinggi
3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang
yaitu pemerintah memberi Hak monopoli kepada
perusahaan
Hambatan bagi perusahaan yang akan
memasuki pasar
Bila ada laba murbi untuk perusahaan - perusahaan dalam
industri tertentu dan perusahaan yang ingin masuk juga, yakin bahwa
mereka juga dapat memperoleh laba murni, maka perusahaan baru akan
berusaha masuk industri tersebut. Dengan masuknya perusahaan baru
mereja menggerogoti pasar perusahaan yang sudah ada. Hal tersebut
menyebabkan kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang
dihadapu oleh masing- masing perusahaan akan bergeser ke bawah.
Sebab suatu perusahaan monopoli bisa timbul
● Penguasaan bahan mentah
● Hak paten
● Terbatasnya pasar
● Pemberian hak monopolu oleh pemeritah
Penentuan besarnya harga dan output
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR
dan MC-nya maka pada saat yang sama ia menentukan pola tingkat
output dan tingkat harga pasar untuk produknya. keputusan ini dilukiskan
dalam gambar di bawah ini . perusahaan tersebut menghasilkan output
terbesar Q unit pada tingkat biaya C per unit dan ia menjual outputnya
tersebut dengan tingkat harga p. Laba yaitu sama dengan p-c kali q.
ditunjukkan oleh bidang pp'c'c dan itu merupakan laba maksimum.
Output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba
maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut :
πœ‹ = 𝑅 βˆ’ 𝐡
Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba
terhadap tingkat output sama dengan nol.
𝛿𝑛
𝛿𝑄
=
𝛿𝑅
𝛿𝛿
βˆ’
𝛿𝐡
𝛿𝑄
= 0
Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain
adalah kurva permintaan persaingan monopolis kecondongannya
bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landai.
Sementara itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk
miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis bentuk kurva
seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar.
Hubungan P, TR, dan MR
Laba, Rugi, fan Impas bagi Monopolis
1. Monopolis yang mendapat keuntungan
Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar
OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ
2. Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas
Besarnya harga TR = TC . Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata
sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga P sehingga TR =
OP1KQ dan TC=OQKP1.
3. Monopolis yang mendapatkan kerugian
Bsarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila kenaikan ongkos rata-rata yang
terus-menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit P. Dengan
demikian dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena
TR=0P1LQ dan TC = OP2KQ
Kerugian adanya monopoli
● Output yang kecil
● Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk
pasar
● Efisiensi ekonomi
● Promosi penjualan
Pengaturan Monopoli oleh
pemerintah
β€’ Pengaturan harga, pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga
yang dikenakan oleh perusahaan monopoli negara seperti perusahaan
gas dan listrik.
β€’ Pengaturan harga pada kasus monopoli murni dengan decreasing cost
a. Mewajibkan perusahaan beroperasi pada P = AC (posisi L)
b. Tetap mewajibkan perusahaan untuk beroperasi pada P = MC ,tetapi
dengan jaminan bahwa pemerintah akan memberikan subsidi kepada
perusahaan tersebut sebesar RI/P2P3
Perpajakan
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat
tetap dasarnya atau (lumpsum) dan dapat bersifat khusus. Pajak
langsung sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah
barang yang dihasilkan, sedangkan pajak yang khusus sifatnya
tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh monopolis
tersebut.
1. Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang
berbeda-beda secara tajam.
2. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat
menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok
berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda.
3. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali
barang-barang yang dibeli.
DISKRIMINASI HARGA
Pembagian pasar penjualan yang
berbeda
Pasar bisa dipisahkan oleh biaya pengangkutan dan
pajak. Elastisitas permintaan yang dihadapi oleh penjual di
pasar luar negeri biasanya lebih tinggi dari hasil permintaan
dalam negeri .
Penetapan harga diskriminasi secara
grafik dan numerik
1. Melihat penetapan harga diskriminasi secara grafik
gambar disamping menjelaskan biaya marginal ditunjukkan
oleh garis MC. biaya marginal ini konstan dan sama untuk 2
kelompok pembeli. dengan kata lain, produk yang dijual
mempunyai biaya produksi yang sama. kelompok A memiliki
permintaan yang relatif in elastis, sementara permintaan
kelompok B lebih tinggi elastisitasnya. setiap kurva permintaan
mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb.
perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan total
dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga
dimana MC = MR
2. Melihat penetapan harga diskriminasi secara
numerik
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB . IX
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR OLIGOPOLI
(OLEH KEL 3) . ( KELAS : I)
1) CHINDY MANIKA S. 2)NINDA MAYA. 3) WINDA NUR
Dosen : DR. Sigit Sardjono .M.Ec
FEB Universitas 17 agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
Pasar Oligopoli
02
Pasar oligopoli yaitu keadaan di mana
hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang
produsen akan mendorong produsen lain untuk
bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing
penjual dapat memengaruhi harga pasar.
Model Pasar Oligopoli
Ada beberapa model pasar oligolopoli, antara lain:
1. Model Cournot
Model cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang
pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938. Model ini
beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama
dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit
sama.
Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu:
β€’ Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing
produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam
mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.
β€’ Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-
masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan
akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah
mendekati persaingan sempurna.
β€’ Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses
penyesuaianuntuk menuju ke posisi keseimbangan.
β€’ Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
2. Model Bertrand
Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand
yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand
yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar
duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap
mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan
oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan dihadapkan pada
kurva permintaan pasar yang sama dan berusaha memaksimumkan
keuntungannya dengan asumsi bahwa harga yang ditetapkan oleh
pesaingnya tetap.
3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar
terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan
kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk
memaksimumkan keuntungannya. Chamberlin berpendapat bahwa apabila
masing-masing perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan mereka,
maka pasar akan mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing
perusahaan menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat
output-nya, atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila
masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan
pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya.
4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada
tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah,
yaitu:
a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa
deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya
bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri.
Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan hal yang sama sehingga
semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan berpengalaman.
b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.
c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnyadalam industri tidak akan mengikutinya.
5. Model Stackelberg
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg
tahun 1952, yang merupakan pengembangan dari model Cournot. Dalam
model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup
kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat
berperilaku sepertihalnya perusahaan yang digambarkan oleh model Cournot.
Adanya pengakuan ini berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat
menentukan kurva reaksi dari perusahaan pesaing dan bergabung dengan
fungsi keuntungannya. Selanjutnya, perusahaan tersebut berperilaku seperti
monopolis dalam memperoleh keuntungan maksimum.
Ciri-ciri pasar oligopoli
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda
Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium.
Sedangkan yang menghasilkan barang berbeda misalnya perusahaan
mobil, truk, sepeda motor, dan sebagainya.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuatApabila tanpa
adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu
perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain akan membalas
menurunkan yang lebih besar lagi sehingga keduanya akan sama atau
kehilangan pelanggan,
3. Promosi masih diperlukanKegiatan promosi bertujuan untuk meraih
pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada
perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda.
Pasar dengan ketegaran harga
Model kurva permintaan kinked demand ini dikembangkan oleh
Sweezy tahun 1939. Sweezy membuat pemisalan dalam pasar
hanya ada dua penjual. Kedua penjual tersebut mempunyai
kurva demand D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual
lainnya.
Mula-mula kurva sebesar MC2. Pada MC2 ini tingkat
harga yang menjamin laba maksimal (MC=MR) adalah
OP1. Jika biaya per unit turun, MC bergesar menjadi
MC1. Turunnya MC tidak mengubah harga yang
menjamin labanya maksimal tetap sebesar OP1.
Demikian juga jika biaya per unit naik, harga yang
menjamin laba maksimum adalah sebesar Dari kondisi
tersebut dapat disimpulkan harga tidak berubah selama
MC memotong MR pada bagian yang patah (tegak lurus)
LN walaupun biaya naik atau turun. Inilah yang bisa
menghantarkan mengapa harga pada pasar oligopoli
adalah rigid (tegar).
Harga bisa berubah naik atau turun jika MC
memotong MR buka pada bagian yang patah
(tegak lurus LN). Misalkan Jika biaya terus turun
hingga memotong MR yang turun miring (bukan
yang tegak lurus) maka harga bisa turun. Mula-
mula harga yang menjamin laba maksimal pada
saat MC berpotongan dengan MR (PLN-MR),
yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1.
Demikian juga jika biaya terus naik hingga
memotong MR yang bukan tegak lurus LN harga
akan meningkat. Dari gambar di atas biaya
produksi naik terus hingga MC3 memotong MR
yang miring (bukan yang tegak lurus LN) maka
harga berubah dari OP2 menjadi OP3.
Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam
bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang
dinikmati oleh paraprodusen oligopoli dalam jangka
panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen
tidak beroperasi pada AC yang minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen
maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus
monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya
inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro.
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI MIKRO
BAB . X
MENENTUKAN HARGA PADA PERSAINGA
PASAR MONOPOLIS
(OLEH KEL 3) . ( KELAS : I)
1) CHINDY MANIKA S. 2)NINDA MAYA. 3) WINDA NUR
Dosen : DR. Sigit Sardjono .M.Ec
FEB Universitas 17 agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
Pasar Monopolistik
03
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual
dapat mempengaruhi harga dengan jalan deferensiasi
produk. Deferensiasi produk adalah membedakan dua
barang yang sebenarnya sama sehingga berbeda.
Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopolistik :
1. Terdapat unsur monopoli, karena jenis barang tersebut memang
hanya satu macam. Maka kurva permintaan nya miring dari kiri atas
ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal
2. Terdapat juga unsur persaingan nya, karena jumlah penjual banyak
sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh
yang berarti terhadap penjual lainnya.
Bentuk Pasar Persaingan
Monopolistik
Tiga kondisi yang bisa dialami persaingan
monopolistik
1. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat
laba super normal
Dari gambar di samping, harga
dan output yang menjamin laba
maksimal dengan menggunakan
kaidah MR=MC. Pada kaidah
MR=MC Harga jual produk
sebesar OP1 dan output yang
dijual sebanyak OQ1 Dan
besarnya Laba P1P2LK
MR=MC Adalah kaidah Guna
menetapkan harga dan output
yang menjamin laba maksimal.
Pada kaidah MR=MC Harga
jual produk sebesar OP1 Dan
output yang dijual sebanyak
OQ1 dan besarnya TC=TR,
yaitu sebesar 0P1KQ1
2. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat
Laba normal
MR=MC Adalah kaidah guna menetapkan
harga dan output yang menjamin kalau
laba, Laba yang maksimal tetapi kalau rugi
kerugian yang minimal
3. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat
kerugian
AKIBAT MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN
HARGA
1. Perubahan harga berakibat perubahan permintaan yang besar
Bentuk Harga demand-nya Bersifat sangat ELASTIS sehingga
dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak
pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan
monopolis sangat ELASTIS
2. Efesiensi masing masing perusahaan
Artinya, perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun
skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan
yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum. Perusahaan baru
akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh
3. Promosi penjualan
Usaha masing masing perusahaan untuk memperluas pasarnya
dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual
lainnya, Dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah
menambah biaya produksi. Dalam oligopoli usaha penjual yang satu untuk
memperluas pasarnya akan mendorong pihak lain untuk melakukan usaha
yang sama untuk mempertahankan bagian pasarnya.
4. Jenis produk yang tersedia
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang
berbagai ragam yang Dapat dipilih Dalam pasar persaingan monopoli.
Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati
selera dari kemampuan. Pemilihan dapat menjadi lebih sulit. Masa bodoh
terhadap perbedaan mutu yang sebenarnya karena kesediaan untuk
membayar harga yang lebih tinggi untuk merek tertentu yang dalam
kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan harga yang lebih rendah.
TERIMA KASIH !

More Related Content

Similar to TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3

KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
SofinatusSolikhah
Β 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptxTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
MuhammadRiza62
Β 
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptxTugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
BaityNurFadila
Β 
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxtugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
FikriAminullah2
Β 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdfPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
CelineAmanda1
Β 
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptxPengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
atainaarf
Β 
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas JPengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Muhammad Nur Rohman Syah
Β 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptxTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
SugihPrakoso
Β 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
CellaJayadi
Β 
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptxTUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
Nia Anisyah
Β 
Tugas Akhir Kelompok 12 Pengantar Teori Ekonomi Mikro.pdf
Tugas Akhir Kelompok 12 Pengantar Teori Ekonomi Mikro.pdfTugas Akhir Kelompok 12 Pengantar Teori Ekonomi Mikro.pdf
Tugas Akhir Kelompok 12 Pengantar Teori Ekonomi Mikro.pdf
DitaGerryYulianto
Β 
Analisis Permintaan Konsumen.pptx
Analisis Permintaan Konsumen.pptxAnalisis Permintaan Konsumen.pptx
Analisis Permintaan Konsumen.pptx
tommy623617
Β 
KUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
KUMPULAN PPT KEL. 1.pptxKUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
KUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
DellaWidyasari
Β 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
AllysiaPalvy
Β 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
BellaMonica12
Β 
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroTugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
YohanaCristanti
Β 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
Fitri Ny
Β 
Pengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi MikroPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro
nathalieelsa1
Β 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
SukmaAsri
Β 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
HestyTyas1
Β 

Similar to TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3 (20)

KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
Β 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptxTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
Β 
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptxTugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Ekonomi Mikro.pptx
Β 
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxtugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
Β 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdfPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Β 
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptxPengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
Β 
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas JPengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Pengantar Ekonomi Mikro kelompok 11 kelas J
Β 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptxTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Β 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Β 
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptxTUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
TUGAS TEORI EKONOMI MIKRO SLIDE SHARE KELOMPOK 8 KELAS U.pptx
Β 
Tugas Akhir Kelompok 12 Pengantar Teori Ekonomi Mikro.pdf
Tugas Akhir Kelompok 12 Pengantar Teori Ekonomi Mikro.pdfTugas Akhir Kelompok 12 Pengantar Teori Ekonomi Mikro.pdf
Tugas Akhir Kelompok 12 Pengantar Teori Ekonomi Mikro.pdf
Β 
Analisis Permintaan Konsumen.pptx
Analisis Permintaan Konsumen.pptxAnalisis Permintaan Konsumen.pptx
Analisis Permintaan Konsumen.pptx
Β 
KUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
KUMPULAN PPT KEL. 1.pptxKUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
KUMPULAN PPT KEL. 1.pptx
Β 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
Β 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
Β 
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroTugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Β 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptxTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO.pptx
Β 
Pengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi MikroPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro
Β 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
Β 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
Β 

Recently uploaded

reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
Β 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
IndahMeilani2
Β 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
Β 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
Β 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
Β 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
Β 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
Β 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
Β 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
Β 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
Β 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
Β 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
Β 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
Β 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
Β 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
Β 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
Β 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
Β 

Recently uploaded (18)

reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
Β 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
Β 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Β 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
Β 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Β 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
Β 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Β 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
Β 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
Β 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
Β 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Β 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Β 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Β 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Β 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Β 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Β 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
Β 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
Β 

TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3

  • 1. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (OLEH KEL : 3 ) (KELAS : I ) 1) Chindy Manika . 2) Ninda Maya. 3) Winda Nur A Dosen : Dr.Sigit Sardjono M.Ec Feb Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 2. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB I PERMINTAAN DAN PENAWARAN (OLEH KEL : 3 ) (KELAS : I ) 1) Chindy Manika . 2) Ninda Maya. 3) Winda Nur A Dosen : Dr.Sigit Sardjono M.Ec Feb Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 3. Chindy Manika Sari NBI : 1222200116 Ninda Maya Firnanda NBI : 1222200118 Winda Nur Agnesa NBI : 1222200119 Our Team :
  • 4. TEORI PERMINTAAN DEFINISI PERMINTAAN 1. Permintaan merupakan suatu deretan jumlah barang yang pembeli bersedia membeli dengan tenaga beli yang ada padanya pada tingkat harga tertentu. 2. Permintaan itu adalah permintaan akan satu jenis barang 3. Tingkatan harga satuan dari tiap tiap jumlah barang 4. Permintaan tersebut berlaku pada waktu tertentu 5. Permintaan tersebut berlaku pada pasar tertentu
  • 5. HUKUM PERMINTAAN β€œ Jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang β€œ
  • 6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN 1. Harga Barang 2. Kegunaan barang 3. Rasa dan Keinginan konsumen 4. Banyak dan sedikitnya konsumen 5. Jumlah barang dan jasa yang tersedia 6. Jumlah dan jenis barang pengganti 7. Harga barang yang lain 8. Tingkat penghasilan konsumen 9. Waktu atau Tempat
  • 7. RUMUS FUNGSI PERMINTAAN Dx = f (Px; Py………P2,I,S) Dimana : Dx = Permintaan akan barang Px = Harga barang itu sendiri P2 = Harga barang yang lain I = Pendapatan konsumen S = Selera
  • 8. TEORI PENAWARAN DEFINISI PENAWARAN Penawaran dapat diartikan dengan β€œBerbagai kuantitas barang yang akan dijual oleh penjual dipasar dengan berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah”.
  • 9. β€œ Jika harga suatu barang atau jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang” HUKUM PENAWARAN
  • 10. RUMUS FUNGSI PENAWARAN P = a + bQ atau Q = a + bP Dimana : Q = Jumlah barang yang diminta P = Harga barang per unit a = Angka konstanta b = Koefisien kecenderungan (positif karena hubungan penawaran bersifat berbanding lurus)
  • 11. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB II HARGA KESEIMBANGA PASAR ( Oleh Kel : 3) ( Kelas : I ) 1) Chindy Manika. 2) Ninda Maya. 3) Winda Nur A Dosen : Dr. Sigit Sadjono M.Ec FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022
  • 12. Chindy Manika Sari NBI : 1222200116 Ninda Maya Firnanda NBI : 1222200118 Winda Nur Agnesa NBI : 1222200119 Our Team :
  • 13. PENENTUAN HARGA PASAR Harga pasar terjadi karena adanya interaksi permintaan dan penawaran. harga pasar ialah suatu tingkat harga tertentu di mana penjual mau menjual sejumlah barangnya dan konsumenya mau membeli sejumlah barang tertentu.
  • 14. Terjadinya harga pasar dapat dijelaskan secara grafik :
  • 15. Terjadinya harga pasar dapat dijelaskan secara matematis : Contoh soal ; Persamaan fungsi demand = 400-0,5 p sedangkan fungsi penawaran QS=100+P. berapa Q dan P keseimbangan pasar? Jawab ; Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs 400 – 0.5p = 100 + p 1.5p = 300 p = 200 Q = 300
  • 16. Perubahan permintaan dan penawaran mengubah harga dan kuantitas pasar a. Harga pasar berubah jika jika penawran bertambah sedangkan permintaan tetap. b. Harga pasar beruba jiga terjadi perubahan permintaan meningkat sedangkan penawaran tetap
  • 18. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB III ELATISITAS (Oleh Kel : 3) ( Kelas : I ) 1) Chindy Manika . 2) Ninda Maya . 3) Winda Nur A Dosen : Dr. Sigit Sardjono M.Ec FEB UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA DESEMBE 2022
  • 19. Chindy Manika Sari NIM : 1222200116 Ninda Maya Firnanda NIM : 1222200118 Winda Nur Agnesa NIM : 1222200119 Our Team
  • 20. ELASITISITAS PENGERTIAN ELASTISITAS Elastisitas adalah mengukur respons atau reaksi dalam teori ekonomi. Semakin elastis sifat permintaan semakin besar, sebaliknya semakin tidak elastis sifat permintaannya semakin kecil responnya. Elastisitas harga permintaan merupakan suatu konsep penting yang sering dijumpai dalam analisa ekonomi. Yang berarti kepekaan jumlah suatu produk yang akan dibeli oleh konsumen terhadap perubahan harga dengan kurva permintaan tertentu.
  • 21. 03 Jika koefisien elastisitas > 1 Jika koefisien elastisitas < 1 02 Inelastis 01 Sifat Elastisitas Permintaan Jika koefisien elastisitas tak terhingga Perfect Elastic Elastis 04 02 Jika koefisien elastisitas = 1 Jika koefisien elastisitas = 0 Unitary elastic Perfect inelastic
  • 22. CARA MENGUKUR TINGKAT ELASTISITAS Arc Elasticity Ed = % Perubahan Qx % Perubahan Px POINT ELASTICITY E= EK/EP=LK/OL=OH/ HP PENDEKATAN PERSAMAAN FUNGSI Ed= Δ𝑄 Δ𝑃 X 𝑃 𝑄
  • 23. MELIHAT KECONDONGAN KURVA PERMINTAAN β€’D1 sifat permintaannya disebut Perfect Inelastis β€’D2 sifat permintaannya disebut Perfect Elastis β€’D3 sifat permintaannya disebut Elastis β€’D4 sifat permintaannya disebut Unitary Elastis β€’D5 sifat permintaanya disebut Inelastis
  • 24. ELASTISITAS PENAWARAN (SUPLY) Konsep elatisitas penawaran persis dengan konsep permintaan. rumus untuk pengukuranya adalah : Es = %Δ𝑄𝑠 %Δ𝑃π‘₯ Dalam elstisitas penawaran tak ada kekacauan yang timbul mengenai tanda koefisien elastisitas, kecuali dalam keadaan yang tak terbiasa yaitu mengenai kurva yang miring kebawah
  • 25. 03 Jika nilai Es > 1 Jika nilai Es < 1 02 Inelastis 01 Sifat Elastisitas Penawaran Jika nilai Es tak terhingga Perfect Elastic Elastis 04 02 Jika nilai Es = 1 Jika nilai Es = 0 Unitary elastic Perfect inelastic
  • 26. MELIHAT KECONDONGAN KURVA PENAWARAN β€’S1 sifat penawarannya disebut Perfect Inelastis β€’S2 sifat penawarannya disebut Perfect Elastis β€’S3 sifat penawarannya disebut Elastis β€’S4 sifat penawarannya disebut Unitary Elastis β€’S5 sifat penawarannya disebut Inelastis
  • 27. ELATISITAS SILANG (cross elastisiti) Elatisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain . Untuk menghitung tingkat cross elastisity ini dengan membandingkan presentase perubahan jumlah barang X yang dibeli dengan presentase perubhan harga Y dan ini dapat diformulasikan sebagai berikut : Exy (πœ‹) = %Δ𝑄π‘₯ %Δ𝑃𝑦 Exy πœ‹ = 𝑄y2βˆ’π‘„π‘¦1 𝑄𝑦1+𝑄𝑦2 : 𝑃π‘₯2βˆ’π‘ƒπ‘₯1 𝑃π‘₯1+𝑃𝑋2 Exy = = 𝑄y2βˆ’π‘„π‘¦1 𝑄𝑦1+𝑄𝑦2 : 𝑃π‘₯1βˆ’π‘ƒπ‘₯2 𝑃π‘₯2+𝑃𝑋2
  • 28. ELATISITAS PENDAPATAN (income) Elatisitas pendapatan adalah elatisitas yang menunjukan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. Konsep elatisitas pendapatan ini dengan asumsi bahwa stiap orang akan menambah / mengurangi pembelin barang bila pendapatanya berubah . Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut : Ei = %Ξ”Qx %Δ𝐼 Ei = 𝑄2βˆ’π‘„1 𝑄1+𝑄2 : 12βˆ’π‘–1 𝑖1+𝐼2 Jika berupa funsi maka rumusnya Ei = πœ•π‘„ πœ•π‘ƒ X 1 𝑄 Ada dua kemungkinan dalam elastisitas pendapatan yaitu : * Jika Ei > 1 ; barang yang diminta adalah barang superior * Jika 0 < Ei < 1 ; barang yang diminta addalah barang kebutuhan pokok
  • 29. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB V PERILAKU KONSUMEN Dengan Penekatan Cardinal Dan Ordinal (OLEH KEL : 3) ( KELAS : I) 1) CHINDY MANIKA. 2) NINDA MAYA. 3) WINDA NUR A DOSEN : DR. SIGIT SARDJONO ME.C FEB UNIVERSITAS17 AGUSI USTUS 1945 SURABAYA DESEMBER 2022
  • 30. Chindy Manika Sari NIM : 1222200116 NIM : 1222200118 NIM : 1222200119 Ninda Maya Firnanda Winda Nur Agnesa ANGGOTA KELOMPOK
  • 31. Permintaan suatu barang merupakan derifikasi (penurunan) dan manfaat yang diberikan oleh barang tersebut. Nilai guna dari suatu komoditas tidak bisa diukur karena metode kordinal tidak umum dipakai dalam teori (kehidupan) ekonomi yang modern, tetapi prinsip marginal utility yang menurun tetap berlaku hingga kini. Konsep Berkaitan Dengan Perilaku Konsumen
  • 32. Nilai adalah kemampuan barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai barang dapat dibedakan menjadi : 1. Nilai penggunaan objektif / nilai guna Kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia. 1. Nilai penggunaan subjektif Arti yang diberikan seseorang kepada suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya. Barang dan jasa juga mempunyai nilai pertukaran yaitu kemampuan barang dan jasa untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. Nilai Barang
  • 33. Manusia harus berfikir secara rasional yang berarti menentukan harga kebutuhan yang harus dipenuhi, sesuaikan dengan kemampuan, lingkungan, dan waktu yang tersedia atau mungkin tersedia. Pendapat Gossen tentang kebutuhan dan pemuasanya β€’ Hukum Gossen I : jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus menerus , maka kenikmatanya akan berkurang , sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhan ). β€’ Hukum Gosen II : setiap manusia akan berusa memenuhi berbagai kebutuhanya supaya semua kebutuhannya dipuaskan dengan seimbang . Pemenuhan Kepuasan
  • 34. Pendekatan Tradisional untuk Mengungkapkan Perilaku Konsumen Secara tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep utilitas (daya guna). Menurut pendekatan ini setiap barang mempunyai daya guna atau utilitas karena barang tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang tersebut. Bentuk fungsi daya guna barang : U = f(X1; X2; .........Xn) Pendekatan tradisional dibedakan menjadi dua, yaitu : β€’ Daya guna cardinal (Cardinal utility) β€’ Daya guna ordinal (Ordinal utility)
  • 35. Cardinal Approach Dalam pendekatan utilitas cardinal, dianggap bahwa manfaat atau kenikmatan yang diperoleh oleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Macam teori nilai guna β€’ Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan mengonsumsi sejumlah komoditas tertentu. β€’ Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas tertentu. Hukum dimishing marginal utility , yaitupertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan suatu unit komoditas yang dikonsumsi .
  • 36. Konsep Guna Batas dan Guna Total 1. Guna Batas (Marginal Utility) Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut Hukum Gosen maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. 2. Guna Total (Total Utility) Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai jumlah barang . Guna total ini semakin besar jika barang yang dikonsumsi ini semakin banyak.
  • 37. Asumsi dalamTeori Cardinal 1. Utility Seseorang Bisa Diukur dengan Uang Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkatberkuasa konsumen mengonsumsi barang atau jasa yang dapat dihitung secara numerik. Nilai guna total berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dan mengonsumsi sejumlah barang tertentu Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. 2. Berlakunya hokum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility) yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. 3. Konsumen bersifat rasional Perilaku konsumen dalam membelanjakan uang harus diarahkan kepada pencapaian daya guna maksimum
  • 38. 1. Asumsi Utility bisa diukur adalah pemikiran yang keliru Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian 2. Marginal Utility dari uang tidaklah konstan Semakin banyak uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. Kritik pada Pendekatan Cardinal
  • 39. Maksimalisasi Guna Guna batas ini adalah tambahan pada guna total kaerna ada tambahan suatu unit lagi yang dikonsumsi. RUMUS MARGINAL UTILITY : (TUx+1) – (TUx) = Mux Bagi konsumen yang rasional akan selalu berusaha memaksimalkan guna barang dan jasa yang didapat dari pengeluaran pendapatannya.
  • 40. Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dapat mengubah kombinasi barang yang dipilih. Hal ini disebabkan : 1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya salah satu barang tersebut konsumen akan mengalihkan barang yang dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih murah. 2. Efek pendapatan (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut akan berkurang`. Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dipilih konsumen tersebut adalah barang normal. Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen
  • 41. 1. Ansumsi dalam Pendekatan Indeference curve a. Konsumen selalu bersifat rasional b. Nilai guna dari uang bersifan konstan c. Utility dinyatakan secara ordinal d. Berlakunya hokum tambahan yang semakin lama semakin berkurang e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komodity. f. Consistency and transitity of choice Secara rasional utilitas konsumen akan meningkat jika jumlah komodity yang dikonsumsi meningkat. Indifference Curve Approach
  • 42. 2. Kurva IC Menunjukan Berlakunya Hukum Diminishing Marginal Rate Subtitution Berubahnya kombinasi dari A ke B menujukan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan maginal rate subtitusion. 3. Sifat – Sifat Indeference Curve a. Berlakunya hokum dimishing rate of reture b. Cebung terhadap titik 0 atau origin c. Dua IC tidak akan saling berpotongan 4. Jika terjadi kumpulan Kurva IC , kuva IC semakin jauh dari titik orgin, utilitasnya semakin besar 5. Pada dua IC Tidak saling Berpotongan
  • 43. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu maka konsumen harus mengatur komposisi barang sehingga manfaatnya optimal. Kendala pendapatan ini dikenal sebagai garis anggaran atau budget line (BL). Jika barang dikonsumsi adalah X dan Y, maka persamaan budger line dapat ditulis : BPx . (X) + Py . Y Ket : B = Anggaran Px = Tingkat harga X Py = Tingkat harga Y Kendala Anggaran (Budget Contraint)
  • 44. Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indifference dengan curva anggaran (budget line). Keseimbangan Konsumen yang Optimal Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang tertentu mengonsumsi kombinasi barang yang normal. Keseimbangan Konsumen
  • 45. Ada empat faktor yang akan menyebabkan berubahnya guna maksimal ini : β€’ Berubahnya salah satu dari harga barang Jika harga barang X naik, maka garis anggaran dan indifference curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran dan indifference curve-nya akan bergeser ke kanan. Perubahan Utilitas Konsumen
  • 46. 2. Berubahnya Pendapatan Konsumen - Meningkatnyabpendapatan konsumen menyebabkan preference konsumen terhadap barang X dan Y berubah, tidak lagi terletak pada titik E1 tetapi berubah pada titik E2.
  • 47. 3. Perubahan Harga Pada Barang Normal - Dampak perubahan harga ini menyebabkan kurva BL budget lain atau garis anggaran berubah dari bl1 ke bl2. Konsumen akan membeli barang dengan jumlah yang lebih banyak jika harga barang itu turun atau (lebih murah). Perubahan ini yang disebut dengan efek substitusi (subtitution effect).
  • 48. 4. Perubahan Harga Pada Barang Inferior - Perubahan harga pada barang inferior semakin murahnya barang x menghasilkan efek pendapatan yang negatif yaitu jumlah barang x yang diminta berkurang.
  • 49. Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan harga akan mengubah jumlah yang di minta. Jadi, Kurva permintaan adalah keseimbangan konsumen (keinginan optimal konsumen untuk membeli suatu barang pada satu kendala tertentu) Devirasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
  • 50. Penggambaran kurva engel dari kurva ICC ini dapat dibentuk kurva engel yang menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta (ernest engel adalah orang pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi. Dalam kurva engel, sebagai sumbu vertikal adalah pendapatan dari sebagai sumbu horizontal dan kuantitas).Kurva engel atau elastisitas permintaan-pendapatan menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan masyarakat, yang dapat diklasifikasikan sebagai bagian normal, inferior, giffen . Penggambaran Kurva Engel Dari Kurva ICC
  • 51. Bentuk kurva indiference adalah nonlinear turun dari kiri atas kekanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Gambar tersebut menggambarkan berlakunya hukum diminishing marginal utility. Bentuk Indifference Curve
  • 52. 1. Kritik a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konvers untuk individu tidaklah mudah. b. Subtitusi barangnya terhadap barang es yang diakibatkan adanya kenaikan harga barang x tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain yang membuat konsumen tetap pada barang x atau meninggalkan barang x. c. IC approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis efek advertising past behavior of stock. Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indiference Kurva
  • 54. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB VI PERILAKU PRODUSEN (Oleh Kel : 3) ( Kelas : I) 1) Chindy Manika 2) Ninda Maya 3) Winda Nur A Dosen : Dr Sigit Sardjono .M.Ec Feb Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 55. Anggota Kelompok Chindy Manika Sari NIM : 1222200116 Ninda Maya Firnanda NIM : 1222200118 Winda Nur Agnesa NIM : 1222200119
  • 56. Pengertian Produsen Produksi adalah transformasi atau pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau suatu proses di mana masukan (input) dubah menjadi output. Faktor yang mempengaruhi adalah bahan baku , tenaga kerja , dan keterampilan. Perilaku produsen diartikan sebagai suatu tindaka seeorang produsen untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan beberapa input yang dimilikinya .
  • 57. Konsep Jangka Waktu Dalam Proses Produksi Priode jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu dimana hanya ada satu faktor produksi bervariabel. Konsepnya adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber yang digunkan. Sedangkan priode jangka panjang adalah keadaan proses produksi dimana semua faktor produksi bersifat variabel. Artinya jumlah semua sumber yang digunakan dapat dirubah
  • 58. Fungsi Produksi Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi berhubungan dengan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang barang atau jasa yang dihhasilkan ) tanpa memperhitungkan haraga. dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi, barang produksi merupakan variabel tidak bebas dan faktor produksi merupakan fariabel bebas. Secara matematis fungsi produks dapat dituliskan sebagai berikut : Q = F (C,L,B,S) Dimana Q = Output B = bahanbaku C = Capital S = Skill L = Lebar
  • 59. Fungsi Produksi Q = a + bX Q = a + b1X + b2X + b3X Bentuk fungsi linier Bentuk Fungsi Cubic Bentuk Fungsi Quadratik Q = a + b1X + b2X
  • 60. Analisis Proses Prouksi jangka Pendek Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP ( total produk) . AP ( averge product) dan MP ( marginal product). β€’ AP = TP / Labor β€’ MP = TP2 – TP1 β€’ Jika TP berubah fungsi maka turunan pertama TP dan Mp β€’ MP = πœ• TP / πœ• 𝐿
  • 61. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang Dalam hubungan produksi jangka pendek , di mana faktor produksi bersifat variabel dan faktor – faktor produksi lainya tetap , akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus- menerus.
  • 62. Hubungan antara TP , AP dan MP β€’ Hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP) . Pada saat TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat itu kurva MP mencapai titik maksimum , maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya MP sama dengan nol. β€’ Kesimpulam hubungan MP dan AP 1. jika AP semakin bertambah maka MP < AP 2. Jika AP maximum maka MPP = AP 3. Jik AP semakin berkurang , maka MP< AP
  • 63. Tahapan dalam fungsi produksi itu dibagi menjadi tiga tingkatan atau tahap yaitu : β€’ Tahap 1 ditandai dari produksi awal hingga AP yang maksimal β€’ Tahap 2 dimulai dari AB maksimal hingga MP nya sama dengan nol Tahap 3 ditandai dari TP yang mulai menurun Tahapan dalam Fungsi Produksi
  • 64. Produksi Jangka Panjang Untuk menjelaskan fungsi produksi jangka panjang kita akan menggunakan Apa yang disebut dengan kurva isoquent. isoquant atau isoproduk adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu .
  • 65. Isoquant β€’ Iso produk atau isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu β€’ Ciri-ciri umum isoquence a. Cembung ke arah titik origin. b. Menurun dari kiri atas kekanan bawah. c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak. d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 66. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) β€’ MRTS adalah sejumlah faktor x yang harus dikombinasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus. MRTS di C = - βˆ† K / βˆ†L β€’ Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya . 1. K1 / L1 L > K2/L 2 proses produksinya kapital intensif. 2. K1L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
  • 67. Iso-biaya (Isocost) οƒ˜ Iso biaya atau isocorts pengertian isocost adalah kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. οƒ˜ Slope Kurva Isocost adalah =M/Pk : M/Pl=M/Pk x Pl/M = Pl/Pk οƒ˜ Kurva isocorts dapat berubah disebabkan : 1. harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap 2. harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap 3. jumlah modal kurung dana berubah berkurang atau bertamba
  • 68. Bentuk Isoquant Lain Bentuk isoquens yang lain seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input capital dan labor adalah sempurna β€’ Bentuk Isoquant Yang Input Output Bentuk isoquence yang berupa huruf L seperti di atas menunjukkan tidak adanya subtitusi input kapital dan labor subtitusi kapital dan laporan hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja setelah itu tidak terjadi substitusi
  • 69. Ekuilibrium Produsen Ekuilibrium produsen adalah suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum yang tidak ada dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan. faktor-faktor produksinya artinya apabila produsen mengurangi atau menambah tingkat produsen maka Keuntungan yang diperoleh akan berkurang atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi lebih kecil
  • 70. Jalur Ekspasi (Expansion path) Jalur ekspansi ekspansion Path expansion Path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik-titik les kombination LCC di berbagai isoquence combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Perlu dimengerti bahwa jalur ekspansi S1 E2 E3 adalah jalur ekspansi untuk jangka panjang karena perusahaan mengubah- ubah Jumlah semua masukan atau faktor produksi yaitu faktor produksi l dan faktor produksi
  • 71. Hasil dari pengembangan Skala Usaha ( Return to Scale ) Apabila terjadi 1. b > a disebut dengan increasing return to scale 2. b = a disebut dengan cosntan return to scale 3. b < a disebut dengan decreasing return to scale faktor yang menyebabkan proses produksi lebih efisien yaitu 1. terjadi spesialisasi dari para pekerja semakin banyak terlibat dalam proses produksi tenaga kerja yang semakin terampil 2. penggunaan teknologi 3. beberapa biaya yang bisa digunakan bersama 4 semakin besar skala produksinya semakin efisien
  • 72. Memilih Kombinasi Input yang Efisien (Ridge Line) Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk suatu peta isoquent di mana antara isoquant yang satu dengan isover yang lain tidak saling berpotongan yang terletak semakin jauh dan titik 0 menunjukkan tingkat output yang semakin besar Relevant range ( daerah lereven ) yaitu daerah yang memungkinkan bagi produsen untuk memproduksi dengan kombinasi dua input yang berbeda tingkat isovers.
  • 73. Kombinasi ongkos Terkecil (least cost combination ) Garis yang menghubungkan semua titik Keseimbangan produsen yaitu titik singgung antara isoprance dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion Path).
  • 75. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. VII MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA (Oleh Kel : 3) ( Kelas : I) 1) Chindy Manika 2) Ninda Maya 3) Winda Nur A Dosen : Dr Sigit Sardjono .M.Ec Feb Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 76. Chindy Manika Sari NIM : 1222200116 NIM : 1222200118 NIM : 1222200119 Ninda Maya Firnanda Winda Nur Agnesa ANGGOTA KELOMPOK
  • 77. PENGERTIAN PASAR οƒ˜ Pengertian pasar secara β€œFISIK” β†’ Suatu tempat berkumpulnya para penjual. οƒ˜ Pengertian pasar dalam β€œTeori Ekonomi” β†’ Tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjual-belikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual beli suatu barang. PENGERTIAN PERSAINGAN Jika sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan. BENTUK PASAR PERSAINGAN
  • 78. PENGGOLONGAN PASAR SECARA TEORI EKONOMI MIKRO Pasar Persaingan Sempurna Pasar Persaingan Monopolistik Pasar Oligopoli Pasar Monopoli Ada 4 Golongan Besar
  • 79. CIRI CIRI PASAR PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA CIRI CIRI KETERANGAN 1 Jumlah Penjual Sangat Banyak. 2 Kondisi Produk yang Dijual Identik Substitusi. 3 Kekuasaan Menentukan Harga Tidak Ada. 4 Kemungkinan Keluar / Masuk Sangat Tidak Mudah, Tidak Ada Hambatan . 5 Reaksi Rival Tidak Ada Reaksi Dari Pesaing Jika Terjadi Perubahan Harga dan Jumlah. 6 Persaingan di Luar Harga Tidak Ada. 7 Contoh Transaksi di Sektor Hasil Pertanian
  • 80. CIRI CIRI PASAR PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Ciri – Ciri Keterangan 1 Jumlah Penjual Banyak. 2 Kondisi Produk yang Dijual Hampir sama tetapi masih bisa dibedakan/beda corak. 3 Kekuasaan Menentukan Harga Sedikit. 4 Kemungkinan Keluar / Masuk Cukup murah. 5 Reaksi Rival Hampir tidak ada reaksi dari pesaing jika terjadi perubahan harga dan jumlah. 6 Persaingan di Luar Harga Sangat besar, terutama di bidang iklan, mutu, serta desain. 7 Contoh Perusahaan sepatu, baju, sabun.
  • 81. CIRI CIRI PASAR PERSAINGAN PASAR MONOPOLI CIRI CIRI KETERANGAN 1 Jumlah Penjual Satu. 2 Kondisi Produk yang Dijual Tidak ada substitusi yang dekat/sempurna. 3 Kekuasaan Menentukan Harga Sangat besar. 4 Kemungkinan Keluar / Masuk Tidak mungkin. 5 Reaksi Rival Setiap tindakan berkaitan dengan harga dan jumlah akan mendapat reaksi dari rival. 6 Persaingan di Luar Harga Memelihara hubungan baik dengan masyarakat. 7 Contoh Kereta api, listrik.
  • 82. CIRI CIRI PASAR PERSAINGAN PASAR OLIGOPOLI CIRI CIRI KETERANGAN 1 Jumlah Penjual Sedikit. 2 Kondisi Produk yang Dijual Barang standar/berbeda corak. 3 Kekuasaan Menentukan Harga Jika tanpa kerja sama sedikit. Tetapi dengan kerja sama sangat besar. 4 Kemungkinan Keluar / Masuk Hambatan cukup kuat. 5 Reaksi Rival Karena penjual hanya satu apa yang dilakukan produsen tidak ada reaksi. 6 Persaingan di Luar Harga Sangat besar apabila menghasilkan barang berbeda corak. 7 Contoh Pabrik baja, mobil, sepeda motor, handphone,
  • 83. Pasar Persaingan Sempurna adalah Suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar. Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap. Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  • 84. οƒ˜ Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak. οƒ˜ Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik. οƒ˜ Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah. οƒ˜ Informasi terhadap Pasar Sempurna. CIRI – CIRI PASAR PERSAINGAN MURNI/SEMPURNA
  • 85. CONTOH BESERTA KURVA PERMINTAAN  Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual atau produsen barang.  Kurva permintaan itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal pada Gambar 8.1.
  • 86. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT HARGA, TR, AR, dan MR Kita perhatikan dari tabel di slide sebelumnya, perusahaan dalam persaingan sempurna produsen tidak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva penerimaan total akan bersifat linier, berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0) karena harga adalah konstan maka besarnya P, AR, dan MR mempunyai nilai yang sama sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika digambarkan ke tiga kurva tersebut seakan-akan hanya satu kurva.
  • 87. Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR = MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan). Sedangkan, kaidah MC = MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi. 3 Cara Penentuan Harga Dalaam Pasar Persaingan Sempurna οƒ˜ Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh laba. οƒ˜ Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh kerugian yang minimum. οƒ˜ Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh normal profit (break even income) PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
  • 88. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba Dari gambar disamping terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedangkan besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2. οƒ˜ Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjain laba maksimal P = 0P1 dan Q = 0Q1 PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
  • 89. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum Dari gambar disamping terlihat harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP3KQ1. Sedangkan besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2 οƒ˜ Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi minimal P = OP2 dan Q = 0Q1 PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
  • 90. 3. Penentuan Harga Dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit ( Break Event Income). Dari gambar disamping terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya Tc adalah OP1KQ1. Sedang Besarnya TR adalah Sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna seperti gambar disamping untuk mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja paling efisien. Terlihat besarnya Ac yang paling rendah. οƒ˜ Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal. P = OP1 dan Q = 0Q1 Dengan AC Yang Paling Rendah PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
  • 91. 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan- perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu: o Mendapat laba super normal. o Mendapat laba normal. o Menderita kerugian; Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
  • 92. Dalam jangka pendek suatu perusahaaan yang mengalami kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugi. Akan tetapi, posisi ekuilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup. Dikarenakan kerugian sebesar AFC, baik perusahaan tutup usaha maupun melanjutkan usaha kondisinya akan sama saja Akan berbeda jika penerimaan penjualan sudah tidak bisa menutup AFC. Pada kondisi ini perusahaan sebaiknya tutup usaha. Jika tutup usaha perusahaan masih juga membayar AFC-nya. Jika tidak tutup usaha perusahaan juga mengalami kerugian sebesar AFC-nya tetapi masih mempunyai kemungkinan terjadinya perubahan demand terhadap produk yang diperjualbelikan. Saat ini ditunjukkan oleh harga (P) di bawah SAC, dan di atas SAVC. Berarti bahwa sebagian dan ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup oleh kelebihan P1 atas AVC dan ongkos variabel itu sudah bisa ditutup 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek
  • 93.  Pada harga P = AVC perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi kerugiannya sama, yaitu KL. Titik ini disebut shortdown point. Hal ini dapat dilihat dengan gambar sebagai berikut. 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek
  • 94. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang Maksud jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama dimana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru utntuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan baramg. Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal profit saja (impas/break even). Masuknya perusahaan baru akan menambah jumlah produksi (supply meningkat) Bertambahnya jumlah produksi (supply lebih besar dari demand) akan menyebabkan harga jual turun. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
  • 95.  Dalam jangka panjang mendorong perusahaan-perusahaan baru masuk ke dalam pasar dan perusahaan-perusahaan yang ada ingin menambah produksinya. Sebalikmya, kalau dalam jangka pendek terjadi kerugian, mendorong perusahaan- perusahaan mengurangi produksi atau mendorong keluarnya perusahaan- perusahaan dari pasar.  Tambahnya kapasitas produksi dan masuknya perusahaan-perusahaan baru mengakibatkan bergesernya kurva supply ke kanan dan harga akan turun. Apabila turunnya harga ini sudah sampai pada P = LAC maka tiap-tiap perusahaan hanya akan menerima keuntungan normal saja. Berarti tidak ada dorongan lagi bagi perusahaan untuk menaikkan produksinya maupun masuknya perusahaan- perusahaan baru ke dalam industri. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang
  • 96.  Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan selalu hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menerima keuntungan normal (normal profit) dinamakan Marginal Firm/Merginal or Profitability, artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar. 2. Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang
  • 97. KEBURUKAN  Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen.  Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi.  Antara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis atau identik.  Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen.  Konsumen tidak bisa memilih karena masing - masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna
  • 98. KEBAIKAN :  Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak.  Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangal ketat. Oleh karena itu , agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin.  Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurna. Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi sumber daya menjadi eisen dan konsumen dapat memperoleh barang dengan harga yang kompetitif.
  • 99. PERHITUNGAN NUMERIK Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC = QΒ² - 4Q + 40 dan P = $20. Ditanya: 1. Apakah perusahaan rugi/laba? 2. Jika harga dinaikkan menjadi $24 apakah jumlah produksi berkurang? 3. Hitung berapa labanya! CONTOH SOAL
  • 100. TR = P x Q = 20Q MR = TR’ = 20 Kaidah agar laba maksimal atau rugi minimal : MR = MC MR = MC 20 = 2Q – 4 Q = 12 TR = $ 240 TC = 144 – 48 + 40 = $ 136 Laba = $ 240 - $ 104 Jika harga naik menjadi $ 25 Maka TR = 24Q MR = 24 MR = MC 24 = 2Q – 4 Q = 10 TR = $ 240 TC = 100 – 40 + 40 = 100 Laba = $ 240 - $ 100 = $ 140
  • 102. (OLEH KEL 3) . ( KELAS : I) 1) CHINDY MANIKA S. 2)NINDA MAYA. 3) WINDA NUR Dosen : DR. Sigit Sardjono .M.Ec FEB Universitas 17 agustus 1945 Surabaya Desember 2022 TUGAS MEEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. VIII MENENTUKAN HARGA PADA PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLI
  • 103. Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan bersaing. Perubahan harga produk dan output sang monopolis juga tak mempengaruhi produksi lain dalam perekonomian. Dalam kenyataan sulit untuk mendapatkan contoh perusahaan monopoli murni di mana sama sekali tidak ada unsur persaingan dari perusahaan lain. Kerjanya tidak langsung lain adalah kemungkinan adanya perusahaan-perusahaan baru yang masuk ke dalam pasar yang sering disebut dengan istilah "persaingan potensial." Pengertian Pasar Monopoli
  • 104. promosi iklan kurang diperlukan dapat mempengaruhi penentuan harga Ciri – Ciri dan faktor penyebab pasar monopoli pasar monopoli adalah industri satu perusahaan tidak mempunyai barang pengganti yang mirip 01 02 04 05 tidak dapat kemungkinan untuk masuk dalam industri 03
  • 105. Faktor-faktor yang menimbulkan adanya pasar monopoli 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain 2. Perusahaan Monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi hingga tingkat produksi yang sangat tinggi 3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang yaitu pemerintah memberi Hak monopoli kepada perusahaan
  • 106. Hambatan bagi perusahaan yang akan memasuki pasar Bila ada laba murbi untuk perusahaan - perusahaan dalam industri tertentu dan perusahaan yang ingin masuk juga, yakin bahwa mereka juga dapat memperoleh laba murni, maka perusahaan baru akan berusaha masuk industri tersebut. Dengan masuknya perusahaan baru mereja menggerogoti pasar perusahaan yang sudah ada. Hal tersebut menyebabkan kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang dihadapu oleh masing- masing perusahaan akan bergeser ke bawah.
  • 107. Sebab suatu perusahaan monopoli bisa timbul ● Penguasaan bahan mentah ● Hak paten ● Terbatasnya pasar ● Pemberian hak monopolu oleh pemeritah
  • 108. Penentuan besarnya harga dan output Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dan MC-nya maka pada saat yang sama ia menentukan pola tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini . perusahaan tersebut menghasilkan output terbesar Q unit pada tingkat biaya C per unit dan ia menjual outputnya tersebut dengan tingkat harga p. Laba yaitu sama dengan p-c kali q. ditunjukkan oleh bidang pp'c'c dan itu merupakan laba maksimum. Output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat ditunjukkan sebagai berikut : πœ‹ = 𝑅 βˆ’ 𝐡 Laba maksimal akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol. 𝛿𝑛 𝛿𝑄 = 𝛿𝑅 𝛿𝛿 βˆ’ 𝛿𝐡 𝛿𝑄 = 0
  • 109. Perbedaan kurva permintaan monopolis dengan persaingan lain adalah kurva permintaan persaingan monopolis kecondongannya bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landai. Sementara itu, kurva permintaan seorang monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat inelastis bentuk kurva seperti ini dikarenakan untuk menjual output yang lebih besar. Hubungan P, TR, dan MR
  • 110. Laba, Rugi, fan Impas bagi Monopolis 1. Monopolis yang mendapat keuntungan Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ 2. Dalam jangka pendek monopolis mengalami impas Besarnya harga TR = TC . Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga P sehingga TR = OP1KQ dan TC=OQKP1. 3. Monopolis yang mendapatkan kerugian Bsarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila kenaikan ongkos rata-rata yang terus-menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit P. Dengan demikian dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR=0P1LQ dan TC = OP2KQ
  • 111. Kerugian adanya monopoli ● Output yang kecil ● Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar ● Efisiensi ekonomi ● Promosi penjualan
  • 112. Pengaturan Monopoli oleh pemerintah β€’ Pengaturan harga, pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang dikenakan oleh perusahaan monopoli negara seperti perusahaan gas dan listrik. β€’ Pengaturan harga pada kasus monopoli murni dengan decreasing cost a. Mewajibkan perusahaan beroperasi pada P = AC (posisi L) b. Tetap mewajibkan perusahaan untuk beroperasi pada P = MC ,tetapi dengan jaminan bahwa pemerintah akan memberikan subsidi kepada perusahaan tersebut sebesar RI/P2P3
  • 113. Perpajakan Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap dasarnya atau (lumpsum) dan dapat bersifat khusus. Pajak langsung sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah barang yang dihasilkan, sedangkan pajak yang khusus sifatnya tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh monopolis tersebut.
  • 114. 1. Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam. 2. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda. 3. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barang yang dibeli. DISKRIMINASI HARGA
  • 115. Pembagian pasar penjualan yang berbeda Pasar bisa dipisahkan oleh biaya pengangkutan dan pajak. Elastisitas permintaan yang dihadapi oleh penjual di pasar luar negeri biasanya lebih tinggi dari hasil permintaan dalam negeri .
  • 116. Penetapan harga diskriminasi secara grafik dan numerik 1. Melihat penetapan harga diskriminasi secara grafik gambar disamping menjelaskan biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC. biaya marginal ini konstan dan sama untuk 2 kelompok pembeli. dengan kata lain, produk yang dijual mempunyai biaya produksi yang sama. kelompok A memiliki permintaan yang relatif in elastis, sementara permintaan kelompok B lebih tinggi elastisitasnya. setiap kurva permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb. perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga dimana MC = MR 2. Melihat penetapan harga diskriminasi secara numerik
  • 117. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB . IX MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR OLIGOPOLI (OLEH KEL 3) . ( KELAS : I) 1) CHINDY MANIKA S. 2)NINDA MAYA. 3) WINDA NUR Dosen : DR. Sigit Sardjono .M.Ec FEB Universitas 17 agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 118. Pasar Oligopoli 02 Pasar oligopoli yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar.
  • 119. Model Pasar Oligopoli Ada beberapa model pasar oligolopoli, antara lain: 1. Model Cournot Model cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama.
  • 120. Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu: β€’ Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis. β€’ Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. β€’ Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaianuntuk menuju ke posisi keseimbangan. β€’ Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
  • 121. 2. Model Bertrand Model pasar duopoli yang kedua adalah model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan dihadapkan pada kurva permintaan pasar yang sama dan berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi bahwa harga yang ditetapkan oleh pesaingnya tetap.
  • 122. 3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil) Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing-masing perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka pasar akan mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing perusahaan menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat output-nya, atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya.
  • 123. 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model) P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu: a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan berpengalaman. b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnyadalam industri tidak akan mengikutinya.
  • 124. 5. Model Stackelberg Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan dari model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku sepertihalnya perusahaan yang digambarkan oleh model Cournot. Adanya pengakuan ini berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat menentukan kurva reaksi dari perusahaan pesaing dan bergabung dengan fungsi keuntungannya. Selanjutnya, perusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis dalam memperoleh keuntungan maksimum.
  • 125. Ciri-ciri pasar oligopoli 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangkan yang menghasilkan barang berbeda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor, dan sebagainya. 2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuatApabila tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih besar lagi sehingga keduanya akan sama atau kehilangan pelanggan, 3. Promosi masih diperlukanKegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda.
  • 126. Pasar dengan ketegaran harga Model kurva permintaan kinked demand ini dikembangkan oleh Sweezy tahun 1939. Sweezy membuat pemisalan dalam pasar hanya ada dua penjual. Kedua penjual tersebut mempunyai kurva demand D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya.
  • 127. Mula-mula kurva sebesar MC2. Pada MC2 ini tingkat harga yang menjamin laba maksimal (MC=MR) adalah OP1. Jika biaya per unit turun, MC bergesar menjadi MC1. Turunnya MC tidak mengubah harga yang menjamin labanya maksimal tetap sebesar OP1. Demikian juga jika biaya per unit naik, harga yang menjamin laba maksimum adalah sebesar Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan harga tidak berubah selama MC memotong MR pada bagian yang patah (tegak lurus) LN walaupun biaya naik atau turun. Inilah yang bisa menghantarkan mengapa harga pada pasar oligopoli adalah rigid (tegar).
  • 128. Harga bisa berubah naik atau turun jika MC memotong MR buka pada bagian yang patah (tegak lurus LN). Misalkan Jika biaya terus turun hingga memotong MR yang turun miring (bukan yang tegak lurus) maka harga bisa turun. Mula- mula harga yang menjamin laba maksimal pada saat MC berpotongan dengan MR (PLN-MR), yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1. Demikian juga jika biaya terus naik hingga memotong MR yang bukan tegak lurus LN harga akan meningkat. Dari gambar di atas biaya produksi naik terus hingga MC3 memotong MR yang miring (bukan yang tegak lurus LN) maka harga berubah dari OP2 menjadi OP3.
  • 129. Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk: 1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh paraprodusen oligopoli dalam jangka panjang. 2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal. 3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P > MC; seperti dalam kasus monopoli). 4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro.
  • 130. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI MIKRO BAB . X MENENTUKAN HARGA PADA PERSAINGA PASAR MONOPOLIS (OLEH KEL 3) . ( KELAS : I) 1) CHINDY MANIKA S. 2)NINDA MAYA. 3) WINDA NUR Dosen : DR. Sigit Sardjono .M.Ec FEB Universitas 17 agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 131. Pasar Monopolistik 03 Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Deferensiasi produk adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga berbeda.
  • 132. Terdapat dua unsur model pasar persaingan monopolistik : 1. Terdapat unsur monopoli, karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaan nya miring dari kiri atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal 2. Terdapat juga unsur persaingan nya, karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya. Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik
  • 133. Tiga kondisi yang bisa dialami persaingan monopolistik 1. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat laba super normal Dari gambar di samping, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR=MC. Pada kaidah MR=MC Harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 Dan besarnya Laba P1P2LK
  • 134. MR=MC Adalah kaidah Guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR=MC Harga jual produk sebesar OP1 Dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC=TR, yaitu sebesar 0P1KQ1 2. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat Laba normal
  • 135. MR=MC Adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, Laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal 3. Perusahaan dalam persaingan monopolistik yang mendapat kerugian
  • 136. AKIBAT MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA 1. Perubahan harga berakibat perubahan permintaan yang besar Bentuk Harga demand-nya Bersifat sangat ELASTIS sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat ELASTIS 2. Efesiensi masing masing perusahaan Artinya, perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum. Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh
  • 137. 3. Promosi penjualan Usaha masing masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, Dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya produksi. Dalam oligopoli usaha penjual yang satu untuk memperluas pasarnya akan mendorong pihak lain untuk melakukan usaha yang sama untuk mempertahankan bagian pasarnya. 4. Jenis produk yang tersedia Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang berbagai ragam yang Dapat dipilih Dalam pasar persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera dari kemampuan. Pemilihan dapat menjadi lebih sulit. Masa bodoh terhadap perbedaan mutu yang sebenarnya karena kesediaan untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk merek tertentu yang dalam kenyataannya tidak lebih baik dari merek dengan harga yang lebih rendah.