analisa kasus pencurian dengan ancaman kekerasan di Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik

1. Mini Legal Memo
(Perampok Jarah Kantor DinKes Gresik)
Untuk Memenuhi Tugas T2
Tindak Pidana Dalam KUHP
Oleh
Enggar Susziantoro
135010101111094
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
M A L A N G
2014

2. Sabtu, 4 Desember 2010 | 13:44 WIB
Perampok Jarah Kantor DinKes Gresik
GRESIK, KOMPAS.com — Kawanan perampok pada Sabtu (4/12/2010)
pukul 04.00 beraksi di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik. Dua anggota Satuan
Polisi Pamong Praja yang bertugas dilakban mata dan mulutnya serta diikat tali rafia.
Pelaku berhasil membawa kabur uang tunai Rp 6,7 juta di laci. Kasus itu
terungkap sekitar pukul 08.00 saat sebagian pegawai akan beraktivitas di kantor, lalu
peristiwa itu dilaporkan ke polisi.
Awalnya, petugas jaga Sunaryoto dan Rahmat didatangi empat orang yang
membawa celurit dan parang. Keduanya sempat melawan, tetapi tidak bisa berkutik.
Selain kalah banyak, keduanya juga khawatir karena pelaku juga mengancam dengan
senjata tajam.Keduanya diringkus pelaku, mulut dan mata dilakban, serta tangan dan
kaki diikat tali rafia. Petugas jaga lainnya, Nawawi, memilih sembunyi saat perampok
beraksi membuka laci dan mengubrak-abrik isinya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik Sugeng Widodo, pelaku
hanya berhasil menemukan uang tunai Rp 6,7 juta. Kepala Kepolisian Resor Gresik
Ajun Komisaris Besar Jakub Prajogo menyatakan, polisi masih melakukan pemeriksaan
dan penyelidikan. Dari tempat kejadian perkara, polisi mendapatkan plakban dan tali
rafia.
I. JUDUL
a. Dari : Enggar Susziantoro SH.
b. Untuk : Sugeng Widodo (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik)
c. Tentang : Pencurian di Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik
II. PERMASALAHAN
Apakah perbuatan yang telah dilakukan oleh keempat orang perampok yang
beraksi di Kantor Dinas Kesehatan Gresik tersebut dapat dikenai pasal 365 KUHP
tentang pencurian dengan ancaman kekerasan ?

3. III. JAWABAN SINGKAT
Ya, karena perbuatan keempat perampok tersebut telah memenuhi unsur-unsur
dalam pasal 365 KUHP.
IV. PERNYATAAN FAKTA
1. Pelaku berhasil membawa kabur uang tunai Rp. 6,7 juta di laci Kantor Dinas
Kesehatan Gresik.
2. Pelaku pencurian terdiri dari empat orang.
3. Kedua petugas SatPol PP yang sedang bertugas didatangi empat orang yang
membawa celurit dan parang.
4. Walaupun sempat melawan, kedua tersebut tidak bisa berkutik ketika diancam
dengan senjata tajam.
5. Kedua petugas tersebut dilakban mulut dan matanya, serta tangan dan kaki diikat tali
rafia.
6. Petugas jaga lainnya, Nawawi, memilih sembunyi karena ketakutan saat perampok
beraksi membuka laci.
7. Laci penyimpanan uang dibuka dengan paksa dan diobrak-abrik isinya oleh para
pelaku.
8. Kasus terungkap sekitar pukul 08.00 saat sebagian pegawai akan berakifitas di
kantor.
9. Peristiwa pencurian dilakukan saat malam hari, yaitu pada sabtu (4/12/2010) pukul
04.00.
10. Polisi masih melakukan pemeriksaan dan penyelidikan serta telah mendapatkan
lakban dan tali rafia sebagai bukti.
V. ANALISA
Unsur objektif
1. Unsur perbuatan mengambil (wegnemen)
Dari adanya unsur perbuatan yang dilarang mengambil ini menunjukkan bahwa
pencurian adalah berupa tindak pidan formil. Unsur pokok dari perbuatan
mengambil haruslah ada perbuatan aktif atau memindahtangankan suatu barang
kedalam penguasaannya.

4. Yang dimaksudkan dengan perbuatan mengambil dalam kasus ini adalah pelaku
yang berhasil mengambil dan membawa kabur uang senilai Rp 6,7 juta di laci.
2. Unsur benda
Unsur benda disini adalah adanya benda yang kekuasaanya dapat
bergerak/berpindah atau dapat digerakkan/dipindahkan secara mutlak.
Dalam kasus ini yang memenuhi unsur benda adalah uang senilai Rp 6,7 juta.
3. Unsur sebagian maupun seluruhnya milik orang lain
Benda tersebut tidak perlu seluruhnya milik orang lain, cukup sebagian saja,
sedangkan yang sebagian milik petindak itu sendiri.
Uang yang dirampok merupakan uang milik Kantor Dinas Kesehatan Gresik
yang telah memenuhi unsur seluruhnya milik orang lain.
4. Didahului, disertai, diikuti kekerassan atau ancaman kekerasan
Dalam kasus ini pencurian oleh kawanan perampok didahului dan disertai
dengan ancaman serta kekerasan. Buktinya pelaku perampokan melakukan ancaman
kepada dua petugas yang sedang berjaga dengan menggunakan senjata tanjam serta
melakban mulut dan matanya, selain itu tangan dan kaki petugas juga diikat dengan
paksa menggunakan tali rafia.
Unsur subjektif
1. Maksud untuk memilik
Maksud dari perbuatan mengambil barang milik orang lain itu harus ditujukan
untuk memilikinya. Apabila dihubung kan dengan unsur maksud, berarti sebelum
melakukan perbuatan mengambil dalam diri petindak sudah terkandung suatu
kehendak (sikap batin) terhadap barang itu untuk dijadikan sebagai miliknya.
Sudah jelas keempat perampok tersebut mempunyai maksud dengan sadar untuk
memiliki uang senilai Rp 6,7 juta yang ada di laci Kantor Dinas Kesehatan Gresik.
2. Melawan hukum
Maksud memiliki dengan melawan hukum ialah sebelum bertindak melakukan
perbuatan mengambil benda, ia sudah mengetahui, sudah sadar memiliki benda
orang lain (dengan cara yang demikian) itu adalah bertentangan dengan hukum.
Keempat pelaku disini dianggap sudah cakap hukum serta atas perbuatannya
mengambil secara paksa benda orang lain adalah melawan hukum.

5. VI. KESIMPULAN
Dapat diambil kesimpulan bahwa daam kasus ini keempat pelaku dapat dikenai
pasal 362 KUHP karena telah memenuhi unsur-unsur yang ada didalam pasal 362
KUHP tentang pencurian dalam bentuk pokok. Tidak hanya itu, dalam kasus ini juga
dapat 365 ayat 1 KUHP tentang pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan. Para pelaku di kedua kasus di atas dianggap cakap
hukum, sadar akan perbuatannya yang melawan hukum dan bertanggungjawab penuh
terhadap perbuatannya, sehingga tidak ada alasan penghapusan pidana. Dalam kasus ini
keempat pelaku masing-masing dapat dijerat dengan pasal 365 ayat 1 KUHP dengan
hukuman penjara maksimal dua belas tahun.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Kompas.com. 4 Desember 2010. “Perampok Jarah Kantor DinKes Gresik”. Diakses
pada tanggal 16 Desember 2014
Sofjan, Sastrawidjaja S.H. 1995. Hukum Pidana : Asas Hukum Pidana Sampai Dengan
Alasan Peniadaan Pidana. Armico, Bandung.