SlideShare a Scribd company logo
i
TEORI KEPRIBADIAN
MAKALAH
Dosen Pengampuh:
Endah Tri Wisudaningsih, M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok III:
Ahmad Jailani (7224)
Alfinnur Ma’sum (7231)
Ainol Yakin (7243)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"PSIKOANALISIS DAN INDIVIDUAL PSYCHOLOGIE, PSIKOLOGI
ANALITIS
Makalah disusun untuk memenuhi tugas studi Al-qur’an. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang PSIKOANALISIS DAN
INDIVIDUAL PSYCHOLOGIE, PSIKOLOGI ANALITIS
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ustadzah ENDAH
TRIWISUDA NINGSIH M.PdI selaku dosen pengampuh Mata kuliah studi al
qur'an. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
‫ه‬ٰ
‫ت‬َ
‫ح‬ ٍ
‫م‬ْ
‫و‬َ
‫ق‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ
‫م‬ ُ
ِ
ٰ
‫ّي‬َ‫غ‬ُ‫ي‬ َ
‫َل‬ َ‫ه‬ٰ
‫اّلل‬ َّ
‫ن‬ِ‫ا‬
ْ
ِْۗ
ِِ
ُِ
َُِْْ
ِ ‫ا‬َ
‫م‬ ‫ا‬ْ
ُْ
ِ
ٰ
‫ّي‬َ‫غ‬ُ‫ي‬
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaanyang ada pada diri mereka sendiri...”. (Al-Ra‘d [13]: 11).
‫ق‬
‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ
‫ع‬ َ
‫ب‬َ‫ت‬َ
‫ك‬ ِ‫ه‬ٰ
ِ
ٰ
‫ّلل‬ ْ
‫ل‬ُ‫ق‬ ِ
‫ض‬ْ
‫ر‬َْ
‫اَل‬َ
ْ ِ
‫ت‬‫ه‬
‫و‬‫ه‬
‫م‬َّ
ِ‫ال‬ ِ
‫ِف‬ ‫ا‬َّ
‫م‬ ْ
‫ن‬َ
‫م‬ٰ
ِ‫ل‬ ْ
‫ل‬ُ
ُ
ِ
‫م‬ْ
‫و‬َ‫ي‬ ‫ه‬
‫ٰل‬ِ‫ا‬ ْ
ُْۗ
‫ك‬َّ‫ن‬َ
‫ع‬َ
‫م‬ْ
‫ج‬َ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ة‬َْ
‫ْح‬َّ
‫الر‬ ِ
‫ه‬ِ
ِْ
َُْ
ْ
‫و‬ُ‫ن‬ِ
‫م‬ْ
‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ
‫َل‬ ْ
ُْۗ
َِ‫ف‬ ْ
ُْۗ
َِ
ُِ
َُْْ‫ا‬ ‫ا‬ْٓ
ْ
ُْ
‫ر‬ِ
َِ
‫خ‬ َ
‫ن‬ْ‫ي‬ِ
‫ذ‬َّ‫ل‬َ‫ا‬ ِ
‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ
‫ب‬ْ‫ي‬َ
‫ر‬ َ
‫َل‬ ِ
‫ة‬َ
‫م‬‫ه‬‫ي‬ِ
‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬
َ‫ن‬
Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?”
Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada diri-
Nya. Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak
diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman
.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kraksaan, 13 maret 20023
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A.Psikonalisis................................................................................................. 3
B.Individual Psychologie ............................................................................ 12
C.Psikologi Analitis ..................................................................................... 14
BAB III PENUTUP .................................................................................. 22
A.Kesimpulan ............................................................................................. 22
B.Saran ........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian merupakan suatu tingkah laku yang menjadi pembeda antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya karena kepribadian yang
dimiliki stiap individu tidak sama.Adanya kepribadian yang berbeda ini dapat
di gunakan untuk menggambarkan identitas dan jati diri seseorang dimana
seiring dengan perkembangan waktu, kepribadian seseorang juga bisa
mengalami perkembangan yang di sebabkan oleh faktor yang
mempengaruhinya. Bermacam-macam kepribadian yang dimiliki manusia
menyebabkan dibutuhkannya pengetahuan yang cukup luas yang harus
dimiliki oleh seseorang jika ingin mempelajari dan memahami tingkah laku
orang lain.Oleh karena itu,dalam pembahasan makalah pada kesempatan kali
ini akan di bahas mengenai teori kepribadian baik dari pengertian sampai
macam macam kepribadian yang dikelompokkan kelompokkan berdasarkan
karakteristik yang sama.
Sigmund Freud adalah ilmuwan psikologis yang terkenal karena
gagasannya tentang kepribadian manusia berdasarkan analisis tentang
mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang berbagai literatur ilmu
pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman- pengalaman inilah yang menjadi
data yang mendasar bagi evolusi teori kepribadian Freud atau kita kenal juga
dengan teori psikoanalisa. Bagi Freud, teori ini cenderung mengikuti observasi
dalam konsep kepribadian, sehingga akan terus mengalami revisi, bahkan
sampai 50 tahun terakhir hidupnya. Karena teorinya yang terus berevolusi,
Freud menegaskan teori ini tidak boleh jatuh ke dalam eklektisisme. Itulah
sebabnya para pengikutnya yang memiliki pandangan berseberangan dari ide-
ide dasar teori psikoanalisis akan dikucilkan secara pribadi, bahkan
profesional oleh Freud. Ia menganggap dirinya sebagai ilmuwan, namun, ia
memiliki definisi yang
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka kami mengangkat beberapa
rumusan masalah dianataranya:
1. Apa yang dimaksud dengan Psikonalisis ?
2. Apa yang dimaksud dengan Individual Psychologie ?
3. Apa yang dimaksud dngan Psikologi Analitis?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian dari Psikonalisis.
2. Mengetahui apa pengertian dari Individual Psychologie.
3. Mengetahui apa pengertian dari Psikologi Analitis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Psikoanalisis
Sigmund Freud, pemula cikal bakal psikoanalisis, dilahirkan pada tanggal
6 Mei 1856 di kota Freiberg yang kini terletak di Cekoslowakia, tetapi
tadinya termasuk wilayah Kerajaan Austria. Ia merupakan pendiri aliran
psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Menurut Freud, kehidupan jiwa
memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar, prasadar, dan tak sadar. Tatkala
dia berumur empat tahun, keluarganya pindah ke Wina dan di situlah dia
menghabiskan hamper seluruh hidupnya.
Freud seorang mahasiswa yang jempolan di sekolahnya, meraih gelar sarjana
kedokteran dari Universitas Wina tahun 1881. Selama sepuluh tahun
berikutnya dia melakukan penyelidikan mendalam di bidang psikologi,
membentuk staf klinik psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang
neurologi, bekerja di Paris bersama neurolog Perancis kenamaan Jean
Charcot dan juga bersama dokter Josef Breuer orang Win. Freud
mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan
penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi
manusia. Banyak gagasannya yang kontroversial sehingga memancing
perdebatan sengit sejak dilontarkannya. 1
1
Michael H. Hart, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah , 1978 alih
bahasa oleh H. Mahbub Djunaidi, (Jakarta Pusat: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1982), hal. 32.
4
Sumbangan freud dalam teori psikologi kepribadian ini, sekaligus
sumbangan dalam teori kepribadian yang kontroversial. Menurut Freud,
kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious),
prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Konsep dari teori Freud
yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang
mengendalikan sebagian besar perilaku. Teori psikoanalisis menjadi teori yang
paling komperehensif. Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha
untuk menjelaskan tentang
Hakikat dan perkembangan kepribadian manusia. Unsur-unsur yang
diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal
lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian
berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis
tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini.2
Teori psikoanalisis ini dapat berfungsi sebagai tiga macam teori yakni (1)
sebagai teori kepribadian, (2) sebagai teknik analisa kepribadian, dan (3) sebagai
metode terapi (penyembuhan). Sebagai teori kepribadian, psikoanalisa
mengatakan bahwa jiwa terdiri dari tiga sistem yaitu id (es), superego (uber
ich), dan ego (ich). Id terletak dalam ketidaksadaran. Ia merupakan tempat dari
dorongan-dorongan primitif, yaitu dorongandorongan yang belum dibentuk atau
dipengaruhi oleh kebudayaan (pengalaman), yaitu dorongan untuk hidup dan
mempertahankan kehidupan (life instinct) dan dorongan untuk mati (death
instinct).
Bentuk dar i dorongan hidup adalah dorongan seksual atau disebut juga
libido dan bentuk dari dorongan mati adalah dorongan agresi, yaitu
dorongan yang menyebabkan orang lain ingin menyerang orang lain, berkelahi
atau berperang atau marah. Prinsip yang dianut oleh id adalah prinsip
2
Halelaludin syahrul syawal, Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam
Pendidikan,
journal 2015.
5
kesenangan (pleasure principle), yaitu bahwa tujuan dari id adalah memuaskan
semua dorongan primitif ini.
Superego adalah suatu sistem yang merupakan kebalikan dari id. Sistem
ini sepenuhnya dibentuk oleh kebudayaan (pengalaman). superego berisi
dorongan-dorongan untuk berbuat kebaikan, dorongan untuk mengikuti norma-
norma masyarakat dan sebagainya. Dorongan-dorongan atau energi yang berasal
dari superego ini akan berusaha menekan dorongan yang timbul dari id, karena
dorongan-dorongan yang berasal dari id yang masih primitif ini tidak sesuai atau
tidak bisa diterima oleh superego. Di sinilah terjadi tekan-menekan antara
dorongan-dorongan yang berasal dari id dan superego. Kadang-kadang superego-
lah yang menang, kadang-kadang id-lah yang lebih kuat. Ego adalah sistem
dimana kedua dorongan dari id dan superego beradu kekuatan.
Fungsi ego adalah menjaga keseimbangan antara kedua sistem 2 Halelaludin
syahrul syawal, Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan,
yang lainnya, sehingga tidak terlalu banyak dorongan dari id yang dimunculkan
ke kesadaran, sebaliknya tidak semua dorongan superego saja.
Menurut freud, kehidupan jiwa manusia memiliki 3 tingkat kesadaran yaitu
sadar, prasadar, dan tak sadar. Peta kesadaran ini dipakai untuk mendeskripsikan
unsur
cermati ( awerness ) dalam setiap event mental berfikir dan berfantasi, sampai
pada tahun 1920an. Baru pada tahun1923 freud mengenalkan 3 model struktural
yang lain yakni id, ego dan superego. dimana sturktur yang baru ini tidak
mengganti struktur lama tetapi melengkapi atau menyempurnakan gambaran
mental.
1. Sadar ( conscious ) Tingkat kesadaran ini berisi semua hal yang kita cermati
pada saat tertentu. Menurut freud, hanya sebagian kecil dari kehidupan mental
seperti fikiran, presepsi, perasaan, dan ingatan yang masuk kedalam
kesadaran. Isi dari kesadaran ini merupakan hasil dari proses penyaringan
yang diatur oleh stimulus. Isi kesadaran ini hanya bertahan dalam waktu yang
6
singkat di daerah conscious , dan segara ditekan ke daerah preconscious atau
unconscious.
2. Prasadar ( preconscious ) Bisa disebut ingatan siap yaitu tingkat kesadaran
yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Isi dari daerah tak sadar ini
bisa muncul ke daerah prasadar jika sensor sadar menangkap bahaya yang bisa
muncul akbiat dari kemunculan materi tak sadar yang kemudian materi ini
akan ditekan kembali ke ketidak sadaran. Materi tak sadar yang sudah berada
di daerah prasadar ini bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik seperti,
mimpi, lamunan, salah ucap dan mekanisme pertahanan diri.
3. Tak sadar ( unconscious ) Merupakan bagian yang paling dalam dari struktur
kesadaran, menurut freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia.
Ketidak sadaran ini berisi insting, implus, dan drives yang dibawa dari lahir,
serta pengalaman-pengalaman traumatik.
(biasanya terjadi pada masa kanak-kanak) yang ditekan oleh kesadaran
dipindahkan ke daerah tak sadar. Isi atau materi dari ketidak sadaran ini
memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus di dalam ketidak
sadaran, dan pengaruhnya dalam mengatur tingkah laku sangat kuat tetapi
tetap tidak disadari.3
Adapun pengertian dari masing-masing 3 mode structural:
1. Id Id, merupakan struktur kepribadian yang terdiri dari naluri ( instinc ),
yang merupakan Gudang struktur psikis individu. Id tidak sadar secara
total dan id tidak memiliki kontak dengan realita. Ketika seseorang
menghadapi tuntutan dan hambatan realitas, suatu struktur kepribadian
baru muncul yaitu ego.
2. Ego Ego, beruruasan dengan tuntutan realitas, ego disebut <badan
pelaksana= ( executive branch ), karena ego membuat keputusan –
keputusan rasional. Id dan Ego tidak memiliki moralitas, id dan ego tidak
memperhitungkan suatu perbuatan benar atau salah. Ketentuan benar atau
salah diputuskan superego.
3
Alwisol, Psikologi Kepribadian: - (UMMPress, n.), 15–16. 5
7
3. Superego Superego merupakan badan moral dalam kepribadian dan benar-
benar memperhitungkan apakah sesuatu benar atau salah. Superego mirip
dangan apa yang selalu disebut dengan kata hati.4
Pandanagan Psikoanalisis
Freud menjelaskan bahwasanya dinamika kepribadian yang ia jelaskan
cenderung pada kecemasan atau ketakutan. Kecemasan merupakan suatu kondisi
dalam bentuk apapun yang dapat mempengaruhi kenyamanan individu.
Kecemasan tersebut di bagi menjadi tiga bagian yang berupa kecemasan realitas,
kecemasan neurotik dan kecemasan moral. Adapun fungsi dari kecemasan atau
ketakutan untuk memperingati individu atau sekelompok orang akan datang
bahaya. Oleh sebab itu, perlu adanya manuver untuk menekan kecemasan atau
ketakutan tersebut, yaitu melalui mekanisme pertahanan.5
Mekanisme perkembangan merupakan salah satu teori perkembangan yang
di kemukakan oleh ferdi. Istilah mekanisme pertahanan mengacu pada proses
alam bawah sadar seseorang yang mempertahankan nya terhadap kecemasan. Hal
ini terjadi karena rasa kecemasan atau rasa ketakutan yang berlebih, dapat
mengakibatkan ego kadang-kadang terpaksa mengambil cara yang sangat ektrem
untuk sekedar menghilangkan atau mereduksi tegangan. Bentuk pertahanan yang
paling primitif dari ancaman-ancaman luar adanya penolakan terhadap realitas.
Bentuk-bentuk pokok mekanisme pertahanan ego yang biasanya menjadi fokus
dalam penelitian itu terdiri dari represi, proyeksi, pengalihan, rasionalisasi,
regresi, fiksasi dan stereotype.6
Berikut penjelasan dari bentuk-bentuk pokok mekanisme pertahanan ego
1. Represi
Represi merupakan suatu proses penekanan atau dorongan-dorongan ke
alam bawah sadar karena dapat mengancam keamanan ego. Represi juga dapat
diartikan juga sebagai suatu proses "penguburan" pikiran dan perasaan yang
mencemaskan ke alam bawah sadar. Sebagai akibat dari represi, individu tidak
4
Dr Masganti Sit M, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Pertama
(Kencana, n.), 30 – 31.
5
Suwardi Endaswara. 2002. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
6
Albertine Minderop. 2013. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
8
menyadari implus yang Menyebabkan kecemasan serta tidak mengingat
kejadian emosional di masa lalu yangg kerap menimbulkan trauma.
2. Proyeksi
Proyeksi merupakan suatu pengalihan pikiran, perasaan ataupun dorongan
dari diri sendiri terhadap orang lain. Proyeksi juga dapat di artikan sebagai
mekanisme pengubahan kecemasan nerotik dan moral menjadi kecemasan
realistik atau kata lain nya objektif. Proyeksi sendiri bertujuan mengurangi
pikiran ataupun perasaan yang menimbulkan kecemasan.
3.Pemidahan Objek atau Pengalihan (Displacement)
Pemindahan objek merupakan pengalihan perasaan tidak senang terhadap
satu objek ke objek lain nya yang lebih me-mungkinkan atau lebih di minati.
4. Rasionalisasi (Rationalization)
Rasionalisasi muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan
berpura- pura menganggap yang buruk adalah baik dan kebalikan nya yang
baik adalah buruk. Dengan perkataan lain, rasionalisasi merupakan penciptaan
kepalsuan tingkah (mencari-cari alasan apapun) namun juga dapat masuk akal
sebagai upaya pembenaran tingkah laku yang tidak dapat di terima. Tujuan
dari rasionalisasi antara lain untuk mengurangi rasa kecewa ketika gagal
dalam mencapai suatu tujuan dan memberikan alasan atau motif yang dapat di
terima atas sebagai tindakan ataupun perilaku.
5. Regresi dan Fiksasi
Regresi merupakan pengulangan kembali tingkah laku yang cocok bagi
tahap perkembangan yang cenderung bersikap kekanak-katakan. Tujuannya
cenderung untuk memperoleh bantuan dalam menghadapi peristiwa traumatik.
Sedangkan fiksasi merupakan mekanisme yang memungkinkan seorang
individu untuk mengalami kemandegan dalam perkembangan nya karena
merasa cemas untuk melangkah ke perkembangan selanjutnya.
6. Stereotype
9
Merupakan bentuk konsekuesi lain dari frustasi, dengan cara yaitu
memperlihatkan perilaku yang berulang-ulang dan terjadi terus-menerus.7
Mekanisme pertahanan dapat disebut juga sebagai taktik yang dikembangkan
oleh ego untuk melindungi dari rasa gelisah, istilah tersebut sering digunakan
digambar ferdi di dalam teori psikoanalistik. Contohnya, mekanisme pertahanan
merupakan pikiran yang berusaha untuk mencegah gagasan yangbtidaknpantas
atau tidak diinginkan memasuki alam bawah sadar. Dalam model kepribadian
sigmund freud, ego adalah apek kepribadian yang menghadapi realita. Ketika
dalam kondisi tersebut, ego juga harus mengatasi tuntutan-tuntutan konflik yang
bertabrakan antara Id dan Super ego.8
Berikut adalah 10 point mekanisme pertahanan yang sering digunakan secara
tidak sadar :
1. Denial
adalah mekanisme pertahanan ego yang paling sering banget kia jumpai.
Denial terjadi ketika kita menolak untuk realita atau fakta yang berada di
depan kita. Membuang kejadian tersebut dari pikiran kita sehingga tidak perlu
menghadapi pengaruh emosional yang terjadi. Contohnya, kita menghindari
realita yang sebenarnya sudah banyak di sadari oleh orang lain.
2. Represi
Yang bersangkutan dengan pikiran, memori atau kepercayaam yang
buruk tentang masa lalu yang bisa saja membuat mu terganggu. Daripada
harus menghadapi hal yang membuatmu terganggu, kita secara tidak sadar
bisa saja lebih memilih menyembunyikan dengan harapan bisa melupakan hal
tersebut secara menyeluruh. Walaupun memori tersebut telah hilang
semuanya, tentu masih ada kemungkinan bahwa hal tersebut dapat
7
Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarya: Kanwa
Publisher
8
Cherry, (2021, February 15). Common defense mechanisms people use to cope with
anxiety.
10
mempengaruhi perilaku kita dan ada kemungkinan juga dapat berdampak
terhadap relasi kita terhadap orang lain di masa depan.
3. Projection
Kita mungkin pernah mempunyai perasaan ataupun pikiran kalo merasa
yang mengganggu terhadap satu orang spesifik, pada kasus tertentu kamu
memproyeksikan perasaan kamu menjadi sebuah kebalikan nya. Contohnya
dari defense mechanism berbentuk proyeksi adalah kamu tidak menyukai
teman menyalurkan emosi ataupun perasaan yang kuat terhadap benda atau
aktivitas yang aman dan tepat. Contohnya adalah kamu memilih berolahraga
setengah mengalami hari penuh frustasi.
4. Displacement
Rasa penyaluran suatu rasa emosi dan frustasi yang kuat terhadap
seseorang atau sesuatu yang tidak memiliki dampak terhadap dirimu sendiri
secara negatif. Cara tersebut dapat memenuhi impuls kita dalam bereaksi
tanpa harus menanggung resiko yang berat. Berikut contoh nya ketika kamu
memarahi teman mu karena kamu mengalami hari buruk atau apes karena
telah ada problem di dalam kehidupanmu, temanmu bukanlah sumber utama
mengapa hari ini kamu bisa menjadi buruk, tetapi memarahi temanmu tidaklah
membuat situasi lebih tegang jika kamu marah langsung terhadap harinya.
5. Regression
Orang yang merasa terancam ataupu mempunyai rasa gelisah mungkin
secara tidak sadar melakukan pelarian dengan cara yang sama dengan perilaku
saat masih kecil. Ketika kita mengalami trauma atau kehilangan, kita mungkin
akan bertindak seperti saat masih kecil. Tidak terkecuali dengan orang dewasa
sekalipun, orang dewasa yang kesulitan untuk menghadapi kejadian atau
perilaku dapat memungkinkan untuk makan atau merokok secara berlebihan
dan melebihi porsi normal nya atau menjadi lebih kasar secara verbal.
11
6. Rationalization
Upaya kita untuk berusaha menjelaskan perilaku yang tidak diinginkan
dengan sebuah gagasan fakta yang kita buat sendiri. Dengan cara diatas
tersebut, kita merasa lebih nyaman dengan pilihan yang telah diperbuat,
walaupun secara sadar kita tahu bahwa hal tersebut tidak benar
7. Sublimation
Mekanisme pertahanan diri yang di katakan cukup positif dan
menyebabkan efek baik karena orang yang melakukan mekanisme tersebut
memilih untuk menyalurkan emosi ataupun perasaan yang kuat terhadap
benda atau aktivitas yang aman dan tepat. Contohnya adalah kamu memilih
berolahraga setengah mengalami hari penuh frustasi.
8. Reaction Formation
Mengubah perasaan-perasaan yang kita ketahui menjadi sebaliknya.
Ketika orang tersebut mengalami rasa frustasi, mereka lebih memilih untuk
bereaksi dengan cara yang lebih positi
9. Compartmentalization
Iyalah memisahkan hidup yang ada dalam berbagai sektor untuk
melindungi berbagai sektor yang lain. Contoh yang paling gampang ketika
seseorang mengalami masalah personal dalam hidup, seseorang itu berusaha
untuk menutupi hal tersebut dari lingkungannya bekerja sehingga seseorang
itu tidak perlu merasa gelisah atau tertekan ketika berada di lingkungan kerja.
10. Intellectualization
Ketika mengalami masa-masa sulit, orang dengan mekanisme pertahanan
intellectuallization cenderung
12
B. Pengertian Individual Psychologie.
Individual psikologie adalah konsep yang menyajikan sebuah pandangan
optimistik tentang manusia dengan menitikberatkan sepenuhnya pada konsep
kepedulian sosial, yaitu sebuah perasaan kesatuan dengan seluruh umat manusia.9
Psikologi individual merujuk kepada teori kepribadian yang diciptakan oleh
Alfred Adler.10
Apa yang membentuk karakter seseorang? Apa yang membuat seseorang
bertindak tertentu? Kekuatan apa yang mengatur semua aktivitas pikiran manusia?
Pertanyaan-pertanyaan mendasar ini yang coba dijawab oleh Psikologi. Gagasan
utama psikologi individual dari Adler.11
ditemukan dalam pengakuan dan
penghargaan terhadap pentingnya manusia, tidak hanya pada perkembangan
karakter individual, tetapi juga orientasi setiap tingkah laku dan emosinya.
Selanjutnya Adler berpendapat bahwa manusia sebagai mahkluk sosial
dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial, menghubungkan diri dengan
orang-orang lain, ikut dalam kerjasama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial
di atas kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup yang
mengutamakan orientasi sosial. Dorongan sosial ini dibawa manusia sejak lahir,
dan setiap orang mengembangkan konsep tentang diri pribadi, orang lain dan
lingkungan sekitarnya dalam cara yang unik dan personal.Namun tipe-tipe khusus
hubungan dengan orang dan pranata-pranata sosial yang berkembang ditentukan
oleh corak masyarakat tempat individu itu dilahirkan. Dalam menjelaskan
orientasi setiap tingkah laku dan emosi manusia, maka konsep dasar teori
individual psychology of Alfred Adler meliputi Fictional Finalism,
SuperiorityInferiority Feeling, Social Interest, Life Style dan Creative Self. 12
Psikologi individual mempunyai arti yang penting sebagai cara untuk
memahami tingkah laku manusia. Pengertian seperti gambaran semua, rasa rendah
diri, kompensasi, gaya hidup, diri yang kreatif, memberi pedoman yang penting
9
Feist, Jess (2008). Theories of Personality. Pustaka Pelajar. hlm. 59.
10
S. Reber, Arthur (2010). Kamus Psikologi. Pustaka Pelajar. hlm. 462
11
(dalam Paul, 2008)
12
(dalam Dinkmeyer & Sparry, 1987)
13
untuk memahami sesama manusia. Aliran ini tidak memberikan susunan yang
teliti mengenai struktur, dinamika, serta perkembangan kepribadian, tetapi
mementingkan perumusan petunjuk-petunjuk praktis untuk memahami sesama
manusia. Karena itu justru dalam praktik pendidikanlah teori Adler ini punya arti
yang sangat penting karena hal-hal berikut ini.
1. Penentuan tujuan-tujuan yang susila, seperti:
a. Keharusan memikul tanggung jawab
b. Keberanian menghadapi kesukaran-kesukaran hidup
c. Mengikis dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan
kemasyarakatan
d. Menyelami diri sendiri dan membuka kecenderungankecenderungan
egoistis yang yang tersembunyi.
2. Optimismenya dalam bidang pendidikan. Lain dari pada itu
pendekatannya secara psikologi sosial berarti membuka halaman baru dalam
bidang psikologi kepribadian.
Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan
oleh dorongan-dorongan sosial. Menurut Adler manusia pada dasarnya adalah
makhluk sosial. Mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam
kegiatan-kegiatan kerjasama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial di atas
kepentingan diri
sendiri dan mengembangkan gaya hidup untuk memutuskan dorongan-
dorongannya, tetapi secara jelas juga termotivasi untuk melaksanakan:
a. Tanggung jawab sosial
b. Pemenuhan kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
Bilamana Freud berpendapat bahwa “libido sexsual” (hal yang ada diluar
kesadaran) adalah nafsu pokok yang mempengaruhi hidup manusia, maka Adler
merujuk pada struktur kepribadian yang kompleks, artinya manusia bertindak atas
14
apa yang dirasakan terhadap lingkungan sekitarnya, bukan atas apa yang tidak
disadarinya.13
C. Pengertian Psikologi Analitis
Psikologi Analitis adalah salah satu teori yang dikembangkan oleh Carl
Gustav Jung, yang mana secara sederhana dia berusaha menunjukkan bagaimana
menggali pengalaman masa lampau untuk lebih memahami masa sekarang dan
masa depan. Jung menekankan pentingnya menafsirkan mimpi sesuai dengan
fungsinya dalam kehidupan psikis manusia. Mimpi merupakan salah satu aktivitas
jiwa yang oleh orang dulu dianggap mengandung banyak simbol untuk
menafsirkan gejala‐gejala kehidupan yang akan datang.14
Dalam perspektif Jung,
keberadaan manusia (human being) merupakan fungsi dari psikis (jiwa) manusia,
dan kejadian-kejadian yang dialami manusia merupakan terjemahan dari bagian-
bagian bahasa psikis manusia. Oleh karena itu konsep unconsious
(ketidaksadaran) menjadi konsep utama dari pandangan Jung ini.
Psikis manusia menjadi bagian dari ketidaksadaran kolektif Diarsipkan
2020-01-25 di Wayback Machine.. Bagaimana kita dapat memahami konsep
ketidaksadaran kolektif yang sampai sekarang masih diperdebatkan? Di bawah
ego (aku yang sadar), Jung menemukan psike tak sadar yang asli. Psike tak sadar
ini dapat berfungsi secara ʺkerjasama denganʺ atau secara ʺterpisah dariʺ
kesadaran tadi. Kesadaran dapat bersifat individual, sejauh itu mengandung
ingatan-ingatan, pikiran‐pikiran, perasaan-perasaan yang sudah ditekan dari si
individu dari masa lampau
Jasa dari Jung adalah dia secara empiris dapat menunjukkan alam tak sadar
yang lebih dalam dari ketidaksadaran pribadi, dan yang bersifat kolektif, sebab
dimiliki oleh seluruh manusia dan terdapat pada segala budaya. Pengalaman
kolektif terungkap melalui simbol-simbol, gambaran, dan motif‐motif yang
diwamai emosi, serta timbul secara spontan dalam mimpi, fantasi, yang secara
nyata menggambarkan masalah inti dari eksistensi manusia,
13
Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian. 1990. Jakarta. Rajawali. Hlm. 224
14
(Jung, 1986:31).
15
Eksistensi Kepribadian dalam Al-Qur’an
Di dalam bahasa Arab kata kepribadian dikenal dengan syakhshiyah.
Namun, kata tersebut tidak ditemukan dalam Al-Qur’an. Eksistensi
didefinisikan hal berada; keberadaan (Alwi, 2005, hlm. 288). Sementara itu,
keberadaan berarti hal berada; kehadiran, dan kehadiran berarti perihal hadir;
adanya (seseorang, sekumpulan orang) pada suatu tempat (Alwi, 2005, hlm. 5
dan 380). Berada memiliki pengertian ada (di) (Alwi, 2005, hlm. 5). Dari
berbagai pengertian itu, eksistensi dapat dipahami sesuatu yang nampak atau
terlihat. Jadi, jika disimpulkan pengertian eksistensi kepribadian jika
mengambil pengertian kepribadian dari teori kepribadian merupakan
perwujudan bentuk tingkah laku seseorang, karena hal tersebut sudah
nampak/terlihat.
Di dalam Al-Qur’an terdapat hal yang mendekati makna eksistensi
kepribadian, yaitunafs. Salah satu bentuk nafs adalah watak-watak atas pribadi
manusia tersebut (Rahman, 1996, hlm. 26). Nafs disebutkan di 63 surat atau
55% dari 114 surat. Pada surat al-Baqarah 35 kali, Āli-Imrān 21 kali, Al-Nisā´
19 kali, al-An´ām dan al-Taubah masing-masing 17 kali, serta al-A´rāf dan
Yūsuf masing-masing 13 kali (Rahardjo, 1996, hlm. 250).
Kata nafs dalam Al-Qur’an mempunyai berbagai makna, sekali diartikan
sebagai totalitas manusia, seperti antara lain maksud surat al-Mā´idah ayat 32.
Berikutnya, ia menunjuk kepada apa yang terdapat dalam diri manusia yang
menghasilkan tingkah laku seperti maksud kandungan firman Allah, yaitu
... Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaanyang ada pada diri mereka sendiri...”. (Al-Ra‘d [13]: 11).15
Kata nafs digunakan juga untuk menunjuk kepada “diri Tuhan” (jika
istilah ini dapatditerima), seperti dalam firman-Nya dalam surat Al-An´ām [6]:
12, sebagai berikut.
15
Tafsir Al-Maraghi Juz 28. Semarang: Ruhaputra.
. (1993b). Tafsir Al-Maraghi Juz 29. Semarang: Ruhaputra.
16
“... Allah mewajibkan atas diri-Nya menganugerahkan rahmat...”.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa nafs dalam konteks pembicaraan
tentang manusia, menunjuk kepada sisi dalam manusia yang berpotensi baik
dan buruk. Seperti dalam Al- Syams [91]: 7 – 8, nafs diciptakan Allah dalam
keadaan sempurna untuk berfungsi menampung serta mendorong manusia
berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisidalam manusia inilah yang
oleh Al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar.
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),Maka Allah
mengilhamkan kepadajiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”
Mengilhamkan diartikan memberi potensi agar manusia melalui nafs dapat
menangkap makna baik dan buruk, serta dapat mendorongnya untuk melakukan
kebaikan dan keburukan(Shihab, 2007, hlm. 285–286).
Nafs pertama kali turun dalam bentuk jamaknya anfus pada surat Al-
Muzzammil [73]:20 (Rahardjo, 1996, hlm. 250).
“ ... dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya
kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang
paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan
kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
Di sini dijelaskan bahwa kebajikan-kebajikan yang dilakukan seseorang
akan ditemuipahalanya di sisi Allah SWT. pada hari kiamat. Hal tersebut lebih
baik dan lebih besar pahalanya dari apa yang disimpan di dunia ini ( Al-
Maraghi, 1993, hlm. 199). Kebajikan tersebut ditandai dengan melakukan amal
saleh, yaitu berbagai perilaku yang dilandasi olehiman dank arena Allah SWT.
17
Amalan itu sendiri tidak melulu hanya bersifat ritual. Namun, mencakup juga
tentang etika, moral, dan sosial (Tasbih, 2018, hlm. 34). Moral itu sendiri
memuat nilai-nilai luhur, yakni menghargai kehidupan dan kemerdekaan,
tanggung jawab,
kejujuran, keadilan, toleransi, penghormatan, disiplin diri, integritas, kasih
sayang, dan motivasi untuk menjadi pribadi yang baik (Widianti, Agus,
Bambang, 2017, hlm. 26).
Di sisi lain, hendaknya seseorang semasa hidup senantiasa menghadapkan
diri kepadaAllah SWT. dengan meminta ampun kepada-Nya atas kekurangan-
kekurangannya. Karena manusia senantiasa ada kekurangan-kekurangan dan
rentan terhadap kekeliruan, meski bagaimana pun ia bersungguh-sungguh dan
mencari yang benar (Quthb, 1992, hlm. 82– 83).Terkait itu, ayat nafs yang
kedua turun dalam Al-Muddaśśir [74]: 38 (Rahardjo, 1996,hlm. 250).16
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.”
Dijelaskan bahwa setiap jiwa tergadai dengan amalnya di sisi Allah dan
terikat, baik jiwa itu kafir maupun mumin, durhaka maupun kafir (Al-Maraghi,
1993, hlm. 227). Ayat- ayat selanjutnya terdapat dalam Al-Takwir [81]: 14, Al-
Qiyamah [75]: 2, Al-Hasyr [59]: 9,dan seterusnya. Dalam Al-Takwir [81]: 14,
dijelaskan bahwa setiap orang akan mengetahuiapa yang telah dikerjakannya di
dunia. Ketika hidup di dunia banyak orang yang telah terbujuk rayuan setan
sehingga ia menjumpai amal perbuatannya di akhirat tertolak. Lebih dari itu,
mereka dijauhkan dari rahmat Allah SWT. dan memperoleh kemurkaan-Nya.
Selain itu orang-orang yang beramal karena pamrih atau ingin memperoleh
pujian dariorang lain, maka mereka tiada memperoleh apapun dari sisi Allah
selain kesusahan dan kesengsaraan (Al-Maraghi, 1993, hlm. 101). Seseorang
pada hari yang besar dan menakutkan itu akan mengetahui apa yang akan
diperolehnya dan apa yang akan menimpanya (Quthb, 1992, hlm. 191). Ayat
16
Tafsir Al-maraghi Juz 30. Semarang: Ruhaputra. Alwi, H.
18
ini senada dengan Āli-Imrān [3]: 30 (Shihab,
2003, p. 89), sebagai berikut.
“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan
(dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang Telah dikerjakannya; ia ingin
kalaukiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah
memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang
kepada hamba-hamba-Nya.”
Di dalam al-Hasyr [59]: 9, mempunyai asbabun nuzul, yaitu suami dan
istri dari kalangan anshar yang mengutamakan kaum muhajirin hingga ia rela
mengorbankan makanan untuk anak-anaknya untuk diberikan kepada tamu
muhajirin tersebut, padalah mereka berdua membutuhkannya. Lalu, Allah
SWT. membalasnya dengan memasukkan mereka kedalam golongan orang
yang beruntung (Al-Maraghi, 1993, hlm. 68).
Al-Qur’an mengisyaratkan keanekaragaman nafs serta peringkat-
peringkatnya, secara eksplisit disebutkan tentang nafs al-lawamah, ammarah,
dan muţmainnah (Shihab, 2007, hlm. 287). Nafs al-lawamah misalnya terdapat
dalam surat al-Qiyamah [75]: 2, sebagai berikut:
“Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya
sendiri).”
Mujahid berkata: “Nafs al-lawamah adalah nafsu yang menyesali dirinya
sendiri karena apa yang terlewat olehnya, menyesali keburukan, mengapa ia
melakukannya, dan menyesali atas kebaikan mengapa ia tidak
memperbanyaknya.” (Al-Maraghi, 1993, hlm. 235) Mengenai
19
ayat tersebut, Hasan al-Bashri berkata, “Orang mukmin itu, demi Allah,
tidaklah anda lihat melainkan menyesali dirinya (dengan mengatakan), ‘Apa
yang saya kehendaki dengan ucapan saya? Apa tujuan saya makan? Apa tujuan
saya merenung ...? Sedangkan orang yang durhaka cuek saja, tidak menyesali
dan dan tidak mencela dirinya sedikit pun ” Al-Hasan
berkata kembali, “Tidak seorang pun dari penduduk langit dan bumi akan
mencela dirinya sendiri pada hari kiamat ....” Iklimah berkata, “Dia mencela
dirinya sendiri mengenai kebaikan dan keburukan (dengan mengatakan),
‘Seandainya dulu aku begini dan begini, ’
(Quthb, 1992, hlm. 107)17
Berkaitan dengan nafs al-muţmainnah, Allah sebutkan dalam al-Fajr [89]:
27, sebagaiberikut.
“Hai jiwa yang tenang.”
Jiwa yang tenang ini adalah jiwa yang telah yakin kepada perkara haq dan tidak
lagi perasaansyak. Dia telah berpegang teguh pada ketentuan-ketentuan syariat,
sehingga tidak mudah terombang-ambingkan oleh nafsu syahwat dan berbagai
keinginan. Tenang di sini berarti tenang terhadap qadar Allah SWT., tenang di
waktu senang dan susah, di waktu lapang dansempit, di waktu terhalang, dan di
waktu pemberian (Quthb, 1992a, hlm. 268). Sebagian besar ulama memahami
nafs al-muţmainnah dalam arti jiwa yang tenang, yakin wujud Allahatau janji-
Nya disertai dengan keikhlasan beramal saleh.
Nafs al-ammarah disebutkan misalnya dalam Yūsuf [12]: 53, sebagai
berikut.
“...karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagiMaha penyanyang.”
17
Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci. Jakarta:
Paramadina.
20
Nafsal-ammarah merupakan nafs yang cenderung pada tabiat jasad dan
mengejar prinsip-prinsip kenikmatan (pleasure principle). Nafsini ditentukan
oleh dua daya, yaitu (1) daya syahwat yang selalu menginginkan birahi,
kesukaan diri, ingin tahu dan campur tanganurusan orang lain, dan sebagainya;
(2) daya ghadhab yang selalu menginginkan tamak, serakah, mencekal,
berkelahi, ingin menguasai orang lain, keras kepala, sombong, angkuh, dan
sebagainya. Nafs ini dapat beranjak kepada nafs yang lebih baik, apabila ia
telah diberirahmat oleh Allah SWT. (Mujib, 2002, hlm. 63).
Nafs bisa menjadi kotor apabila manusianya melakukan kejahatan.
Namun, nafs juga siap membawa manusianya untuk bertaqwa dengan cara ia
senantiasa dibersihkan dan disucikan, manusia dengan akal dan kemauannya
memilih jalan bagi nafs-nya kejalan yangbersih, maka ia telah memilih jalan
keberuntungan. Sebagaimana wasiat Rasulullah saw. sebagai berikut
(Qardhawi, 1999, hlm. 138).
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”
(Al-Jumu’ah [62]: 2)
“Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu)
kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan
kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui.”
(Al-Baqarah [2]: 151)
Tazkiah ’pembersihan’ dari ayat-ayat tersebut berasal dari kata zaka-
yazku-zakatan. Ia merupakan kata yang mengandung dua makna atau dua
unsur, yaitu pembersihan dan pertumbuhan. Tugas Nabi saw. di sini dibagi
menjadi dua; (1) membersihkan akal mereka dari kemusyrikan dan kebatilan,
21
membersihkan hati mereka dari kekerasan jahiliah, membersihkan keinginan
mereka dari syahwat binatang, dan membersihkan perilaku mereka dari
perbuatan-perbuatan kotor, (2) mengembangkan akal mereka dengan ilmu
pengetahuandan hati mereka dengan keimanan sehingga kehendak hati mereka
mengarah kepada amal saleh, kebaikan, dan akhlak yang mulia.
Dalam membersihkan nafs, Al-Qur’an menginformasikan di antaranya
dengan dua hal (Qardhawi, 1999, hlm. 140–141). Pertama, dengan
melaksanakan ibadah, seperti dalam al- Taubah [9]: 103,18
sebagai berikut.
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”
18
Rahardjo, M. D. (1996). Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-
Konsep Kunci. Jakarta: Paramadina.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Teori psikonalisis
Teori psikoanalisis ini dapat berfungsi sebagai tiga macam teori yakni (1)
sebagai teori kepribadian, (2) sebagai teknik analisa kepribadian, dan (3) sebagai
metode terapi (penyembuhan). Sebagai teori kepribadian, psikoanalisa
mengatakan bahwa jiwa terdiri dari tiga sistem yaitu id (es), superego (uber ich),
dan ego (ich). Id terletak dalam ketidaksadaran. Ia merupakan tempat dari
dorongan-dorongan primitif, yaitu dorongandorongan yang belum dibentuk atau
dipengaruhi oleh kebudayaan (pengalaman), yaitu dorongan untuk hidup dan
mempertahankan kehidupan (life instinct) dan dorongan untuk mati(death
instinct).
2.Individual Psikologie
Individual psikologie adalah konsep yang menyajikan sebuah pandangan
optimistik tentang manusia dengan menitikberatkan sepenuhnya pada konsep
kepedulian sosial, yaitu sebuah perasaan kesatuan dengan seluruh umat manusia.19
Psikologi individual merujuk kepada teori kepribadian yang diciptakan oleh
Alfred Adler.
3.Psikologi analitis
Psikologi Analitis adalah salah satu teori yang dikembangkan oleh Carl
Gustav Jung, yang mana secara sederhana dia berusaha menunjukkan bagaimana
menggali pengalaman masa lampau untuk lebih memahami masa sekarang dan
masa depan. Jung menekankan pentingnya menafsirkan mimpi sesuai dengan
fungsinya dalam kehidupan psikis manusia. Mimpi merupakan salah satu aktivitas
19
Feist, Jess (2008). Theories of Personality. Pustaka Pelajar. hlm. 59.
23
jiwa yang oleh orang dulu dianggap mengandung banyak simbol untuk
menafsirkan gejala‐gejala kehidupan yang akan datang
B. Saran
Kepribadian setiap orang berbeda-beda karena kepribadian menggambarkan
identitas dan jati diri seseorang. Adanya perbedaan ini maka kita sebagai manusia
hendaklah memiliki sikap toleransi dan tidak membeda-bedakan dengan orang
lain yang memiliki kepribadian berbeda dengan kita sehingga tidak akan terjadi
perpecahan di antara masyarakat.
24
DAFTAR PUSTAKA
(1992b). Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Di Bawah Naungan Al-Qur’an Jilid 14.
.. (1993c). Tafsir Al-maraghi Juz 30. Semarang: Ruhaputra. A.
Achiruddin Saleh, Adnan. pengantar psikologi ,Aksara timur Makassar: 2018.
Al-Maraghi, Ahmad M. (1993a). Tafsir Al-Maraghi Juz 28. Semarang: Ruhaputra.
Al-quran Al-karim
Alwisol. Psikologi Kepribadian: - (UMMPress, n.).
Cherry, K. (2021, February 15). Common defense mechanisms people use to
cope with anxiety. Retrieved March 29, 2021.
Dinkmeyer, D. C., Jr. And Sperry, L. (1987). Adlerian Counseling and
Endaswara, Suwardi. 2002. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
H. Hart, Michael. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah , 1978.
alih bahasa oleh H. Mahbub Djunaidi, Jakarta Pusat: PT. Dunia Pustaka Jaya,
1982.
Holland, K. (2019, February 11). Top 10 defense mechanisms and why we use
them. Retrieved March 29, 2021.
Indonesia.
Jakarta: Gema Insani Pres.
Jung, Carl (1986). Memperkenalkan Psikologi Analitis. Jakarta: Gramedia
Minderop, Albertine. 2013. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Mindrop, Albertine. 2013. Psikologi sastra. “ Karya sastra, metode , Teori, Dan
contoh kasus” Jakarta : Yayasan pustaka Obor indonesia.
Novi Hendri. Model – Model Konseling. Medan. 2013. Perdana Publishig. Hlm. 12
Paul, R. P. (2008) Adlerian Therapy: Thaeoryn and Practite . journal of Counseling
And Deve lopmen : JCD 68(4) 505- 506 Retrieved.
Psikologi kepribadian dalam konseling , penerbit galia indonesia Cet. Kedua :
februari jln.Rancamaya km.1 No.47,
Psychotherapy, 2 nd ed. ( New York : Macmillan Poplishing Company, 9.
25
Rahardjo, M. D. (1996). Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-
Konsep Kunci. Jakarta: Paramadina.
Sit, Masganti Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Pertama (Kencana,
n.),.
Sosanto, Dwi. 2012. Pengantar teori sastra. Yogyakarta: CAPS.
Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian. 1990. Jakarta. Rajawali. Hlm. 224
Syahrul Syawal, Halelaludin. Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam
Pendidikan, journal 2015.
Tafsir Al-Maraghi Juz 29. Semarang: Ruhaputra lwi, H. (2005). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarya: Kanwa
Publisher.

More Related Content

Similar to Teori Kepribadian.pdf

Makalah kep. jiwa 2
Makalah kep. jiwa 2Makalah kep. jiwa 2
Makalah kep. jiwa 2
Septian Muna Barakati
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
IchdaAsy
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
AyuNurCahya
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
MuhammadNadhif17
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
GalihSetyo5
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonal
Ikha Mardiyah
 
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
TUGAS ARTIKEL INDIVIDUTUGAS ARTIKEL INDIVIDU
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
Nidha Khattatah
 
MAKALAH PSIKOLOGI.docx
MAKALAH PSIKOLOGI.docxMAKALAH PSIKOLOGI.docx
MAKALAH PSIKOLOGI.docx
wardatussaniah2
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologiKisi Maen
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)coryditapratiwi
 
PSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUMPSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUM
Bahiyah MaHiz
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisvarizalamir
 
Buku Psikologi Belajar pendidikan .pdf
Buku Psikologi Belajar pendidikan   .pdfBuku Psikologi Belajar pendidikan   .pdf
Buku Psikologi Belajar pendidikan .pdf
IchanMm
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudAgung Andi Nurul Patta
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudPatta Ula
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
Dina Haya Sufya
 
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptxMaria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
ToniPenuam
 

Similar to Teori Kepribadian.pdf (20)

Makalah pak fatah
Makalah pak fatahMakalah pak fatah
Makalah pak fatah
 
Tokoh psikologi
Tokoh psikologiTokoh psikologi
Tokoh psikologi
 
Makalah kep. jiwa 2
Makalah kep. jiwa 2Makalah kep. jiwa 2
Makalah kep. jiwa 2
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Dasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologiDasar dasar psikologi
Dasar dasar psikologi
 
Psikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonalPsikologi abhidama dan transpersonal
Psikologi abhidama dan transpersonal
 
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
TUGAS ARTIKEL INDIVIDUTUGAS ARTIKEL INDIVIDU
TUGAS ARTIKEL INDIVIDU
 
MAKALAH PSIKOLOGI.docx
MAKALAH PSIKOLOGI.docxMAKALAH PSIKOLOGI.docx
MAKALAH PSIKOLOGI.docx
 
Makalah psikologi
Makalah psikologiMakalah psikologi
Makalah psikologi
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
 
PSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUMPSIKOLOGI UMUM
PSIKOLOGI UMUM
 
Pendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisisPendekatan konseling psykoanalisis
Pendekatan konseling psykoanalisis
 
Buku Psikologi Belajar pendidikan .pdf
Buku Psikologi Belajar pendidikan   .pdfBuku Psikologi Belajar pendidikan   .pdf
Buku Psikologi Belajar pendidikan .pdf
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freudGambaran kepribadian menurut sigmund freud
Gambaran kepribadian menurut sigmund freud
 
Psikoanalisa
PsikoanalisaPsikoanalisa
Psikoanalisa
 
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptxMaria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
Maria Rita De Jesus_Psikologi sastra.pptx
 
Uts bu richma novi
Uts bu richma noviUts bu richma novi
Uts bu richma novi
 

More from Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
Zukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Zukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Zukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Zukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Zukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Zukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Zukét Printing
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
Zukét Printing
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
Zukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Zukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Zukét Printing
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
Zukét Printing
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
Zukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Zukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
Zukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Zukét Printing
 

More from Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Teori Kepribadian.pdf

  • 1. i TEORI KEPRIBADIAN MAKALAH Dosen Pengampuh: Endah Tri Wisudaningsih, M.Pd.I Disusun Oleh Kelompok III: Ahmad Jailani (7224) Alfinnur Ma’sum (7231) Ainol Yakin (7243) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO TAHUN AKADEMIK 2022/2023
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah- Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "PSIKOANALISIS DAN INDIVIDUAL PSYCHOLOGIE, PSIKOLOGI ANALITIS Makalah disusun untuk memenuhi tugas studi Al-qur’an. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang PSIKOANALISIS DAN INDIVIDUAL PSYCHOLOGIE, PSIKOLOGI ANALITIS Penulis mengucapkan terima kasih kepada ustadzah ENDAH TRIWISUDA NINGSIH M.PdI selaku dosen pengampuh Mata kuliah studi al qur'an. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. ‫ه‬ٰ ‫ت‬َ ‫ح‬ ٍ ‫م‬ْ ‫و‬َ ‫ق‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ ‫م‬ ُ ِ ٰ ‫ّي‬َ‫غ‬ُ‫ي‬ َ ‫َل‬ َ‫ه‬ٰ ‫اّلل‬ َّ ‫ن‬ِ‫ا‬ ْ ِْۗ ِِ ُِ َُِْْ ِ ‫ا‬َ ‫م‬ ‫ا‬ْ ُْ ِ ٰ ‫ّي‬َ‫غ‬ُ‫ي‬ Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaanyang ada pada diri mereka sendiri...”. (Al-Ra‘d [13]: 11). ‫ق‬ ‫ى‬‫ه‬‫ل‬َ ‫ع‬ َ ‫ب‬َ‫ت‬َ ‫ك‬ ِ‫ه‬ٰ ِ ٰ ‫ّلل‬ ْ ‫ل‬ُ‫ق‬ ِ ‫ض‬ْ ‫ر‬َْ ‫اَل‬َ ْ ِ ‫ت‬‫ه‬ ‫و‬‫ه‬ ‫م‬َّ ِ‫ال‬ ِ ‫ِف‬ ‫ا‬َّ ‫م‬ ْ ‫ن‬َ ‫م‬ٰ ِ‫ل‬ ْ ‫ل‬ُ ُ ِ ‫م‬ْ ‫و‬َ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ٰل‬ِ‫ا‬ ْ ُْۗ ‫ك‬َّ‫ن‬َ ‫ع‬َ ‫م‬ْ ‫ج‬َ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ة‬َْ ‫ْح‬َّ ‫الر‬ ِ ‫ه‬ِ ِْ َُْ ْ ‫و‬ُ‫ن‬ِ ‫م‬ْ ‫ؤ‬ُ‫ي‬ َ ‫َل‬ ْ ُْۗ َِ‫ف‬ ْ ُْۗ َِ ُِ َُْْ‫ا‬ ‫ا‬ْٓ ْ ُْ ‫ر‬ِ َِ ‫خ‬ َ ‫ن‬ْ‫ي‬ِ ‫ذ‬َّ‫ل‬َ‫ا‬ ِ ‫ه‬ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َ ‫ب‬ْ‫ي‬َ ‫ر‬ َ ‫َل‬ ِ ‫ة‬َ ‫م‬‫ه‬‫ي‬ِ ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanlah, “Milik Allah.” Dia telah menetapkan (sifat) kasih sayang pada diri- Nya. Dia sungguh akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman . Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kraksaan, 13 maret 20023 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................. ii DAFTAR ISI................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan masalah ..................................................................................... 2 C. Tujuan ....................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3 A.Psikonalisis................................................................................................. 3 B.Individual Psychologie ............................................................................ 12 C.Psikologi Analitis ..................................................................................... 14 BAB III PENUTUP .................................................................................. 22 A.Kesimpulan ............................................................................................. 22 B.Saran ........................................................................................................ 23 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 24
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepribadian merupakan suatu tingkah laku yang menjadi pembeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya karena kepribadian yang dimiliki stiap individu tidak sama.Adanya kepribadian yang berbeda ini dapat di gunakan untuk menggambarkan identitas dan jati diri seseorang dimana seiring dengan perkembangan waktu, kepribadian seseorang juga bisa mengalami perkembangan yang di sebabkan oleh faktor yang mempengaruhinya. Bermacam-macam kepribadian yang dimiliki manusia menyebabkan dibutuhkannya pengetahuan yang cukup luas yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin mempelajari dan memahami tingkah laku orang lain.Oleh karena itu,dalam pembahasan makalah pada kesempatan kali ini akan di bahas mengenai teori kepribadian baik dari pengertian sampai macam macam kepribadian yang dikelompokkan kelompokkan berdasarkan karakteristik yang sama. Sigmund Freud adalah ilmuwan psikologis yang terkenal karena gagasannya tentang kepribadian manusia berdasarkan analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang berbagai literatur ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Pengalaman- pengalaman inilah yang menjadi data yang mendasar bagi evolusi teori kepribadian Freud atau kita kenal juga dengan teori psikoanalisa. Bagi Freud, teori ini cenderung mengikuti observasi dalam konsep kepribadian, sehingga akan terus mengalami revisi, bahkan sampai 50 tahun terakhir hidupnya. Karena teorinya yang terus berevolusi, Freud menegaskan teori ini tidak boleh jatuh ke dalam eklektisisme. Itulah sebabnya para pengikutnya yang memiliki pandangan berseberangan dari ide- ide dasar teori psikoanalisis akan dikucilkan secara pribadi, bahkan profesional oleh Freud. Ia menganggap dirinya sebagai ilmuwan, namun, ia memiliki definisi yang
  • 5. 2 B. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka kami mengangkat beberapa rumusan masalah dianataranya: 1. Apa yang dimaksud dengan Psikonalisis ? 2. Apa yang dimaksud dengan Individual Psychologie ? 3. Apa yang dimaksud dngan Psikologi Analitis? C. Tujuan 1. Mengetahui apa pengertian dari Psikonalisis. 2. Mengetahui apa pengertian dari Individual Psychologie. 3. Mengetahui apa pengertian dari Psikologi Analitis.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Teori Psikoanalisis Sigmund Freud, pemula cikal bakal psikoanalisis, dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di kota Freiberg yang kini terletak di Cekoslowakia, tetapi tadinya termasuk wilayah Kerajaan Austria. Ia merupakan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar, prasadar, dan tak sadar. Tatkala dia berumur empat tahun, keluarganya pindah ke Wina dan di situlah dia menghabiskan hamper seluruh hidupnya. Freud seorang mahasiswa yang jempolan di sekolahnya, meraih gelar sarjana kedokteran dari Universitas Wina tahun 1881. Selama sepuluh tahun berikutnya dia melakukan penyelidikan mendalam di bidang psikologi, membentuk staf klinik psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang neurologi, bekerja di Paris bersama neurolog Perancis kenamaan Jean Charcot dan juga bersama dokter Josef Breuer orang Win. Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia. Banyak gagasannya yang kontroversial sehingga memancing perdebatan sengit sejak dilontarkannya. 1 1 Michael H. Hart, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah , 1978 alih bahasa oleh H. Mahbub Djunaidi, (Jakarta Pusat: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1982), hal. 32.
  • 7. 4 Sumbangan freud dalam teori psikologi kepribadian ini, sekaligus sumbangan dalam teori kepribadian yang kontroversial. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Teori psikoanalisis menjadi teori yang paling komperehensif. Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha untuk menjelaskan tentang Hakikat dan perkembangan kepribadian manusia. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini.2 Teori psikoanalisis ini dapat berfungsi sebagai tiga macam teori yakni (1) sebagai teori kepribadian, (2) sebagai teknik analisa kepribadian, dan (3) sebagai metode terapi (penyembuhan). Sebagai teori kepribadian, psikoanalisa mengatakan bahwa jiwa terdiri dari tiga sistem yaitu id (es), superego (uber ich), dan ego (ich). Id terletak dalam ketidaksadaran. Ia merupakan tempat dari dorongan-dorongan primitif, yaitu dorongandorongan yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh kebudayaan (pengalaman), yaitu dorongan untuk hidup dan mempertahankan kehidupan (life instinct) dan dorongan untuk mati (death instinct). Bentuk dar i dorongan hidup adalah dorongan seksual atau disebut juga libido dan bentuk dari dorongan mati adalah dorongan agresi, yaitu dorongan yang menyebabkan orang lain ingin menyerang orang lain, berkelahi atau berperang atau marah. Prinsip yang dianut oleh id adalah prinsip 2 Halelaludin syahrul syawal, Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan, journal 2015.
  • 8. 5 kesenangan (pleasure principle), yaitu bahwa tujuan dari id adalah memuaskan semua dorongan primitif ini. Superego adalah suatu sistem yang merupakan kebalikan dari id. Sistem ini sepenuhnya dibentuk oleh kebudayaan (pengalaman). superego berisi dorongan-dorongan untuk berbuat kebaikan, dorongan untuk mengikuti norma- norma masyarakat dan sebagainya. Dorongan-dorongan atau energi yang berasal dari superego ini akan berusaha menekan dorongan yang timbul dari id, karena dorongan-dorongan yang berasal dari id yang masih primitif ini tidak sesuai atau tidak bisa diterima oleh superego. Di sinilah terjadi tekan-menekan antara dorongan-dorongan yang berasal dari id dan superego. Kadang-kadang superego- lah yang menang, kadang-kadang id-lah yang lebih kuat. Ego adalah sistem dimana kedua dorongan dari id dan superego beradu kekuatan. Fungsi ego adalah menjaga keseimbangan antara kedua sistem 2 Halelaludin syahrul syawal, Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan, yang lainnya, sehingga tidak terlalu banyak dorongan dari id yang dimunculkan ke kesadaran, sebaliknya tidak semua dorongan superego saja. Menurut freud, kehidupan jiwa manusia memiliki 3 tingkat kesadaran yaitu sadar, prasadar, dan tak sadar. Peta kesadaran ini dipakai untuk mendeskripsikan unsur cermati ( awerness ) dalam setiap event mental berfikir dan berfantasi, sampai pada tahun 1920an. Baru pada tahun1923 freud mengenalkan 3 model struktural yang lain yakni id, ego dan superego. dimana sturktur yang baru ini tidak mengganti struktur lama tetapi melengkapi atau menyempurnakan gambaran mental. 1. Sadar ( conscious ) Tingkat kesadaran ini berisi semua hal yang kita cermati pada saat tertentu. Menurut freud, hanya sebagian kecil dari kehidupan mental seperti fikiran, presepsi, perasaan, dan ingatan yang masuk kedalam kesadaran. Isi dari kesadaran ini merupakan hasil dari proses penyaringan yang diatur oleh stimulus. Isi kesadaran ini hanya bertahan dalam waktu yang
  • 9. 6 singkat di daerah conscious , dan segara ditekan ke daerah preconscious atau unconscious. 2. Prasadar ( preconscious ) Bisa disebut ingatan siap yaitu tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Isi dari daerah tak sadar ini bisa muncul ke daerah prasadar jika sensor sadar menangkap bahaya yang bisa muncul akbiat dari kemunculan materi tak sadar yang kemudian materi ini akan ditekan kembali ke ketidak sadaran. Materi tak sadar yang sudah berada di daerah prasadar ini bisa muncul kesadaran dalam bentuk simbolik seperti, mimpi, lamunan, salah ucap dan mekanisme pertahanan diri. 3. Tak sadar ( unconscious ) Merupakan bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran, menurut freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Ketidak sadaran ini berisi insting, implus, dan drives yang dibawa dari lahir, serta pengalaman-pengalaman traumatik. (biasanya terjadi pada masa kanak-kanak) yang ditekan oleh kesadaran dipindahkan ke daerah tak sadar. Isi atau materi dari ketidak sadaran ini memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus di dalam ketidak sadaran, dan pengaruhnya dalam mengatur tingkah laku sangat kuat tetapi tetap tidak disadari.3 Adapun pengertian dari masing-masing 3 mode structural: 1. Id Id, merupakan struktur kepribadian yang terdiri dari naluri ( instinc ), yang merupakan Gudang struktur psikis individu. Id tidak sadar secara total dan id tidak memiliki kontak dengan realita. Ketika seseorang menghadapi tuntutan dan hambatan realitas, suatu struktur kepribadian baru muncul yaitu ego. 2. Ego Ego, beruruasan dengan tuntutan realitas, ego disebut <badan pelaksana= ( executive branch ), karena ego membuat keputusan – keputusan rasional. Id dan Ego tidak memiliki moralitas, id dan ego tidak memperhitungkan suatu perbuatan benar atau salah. Ketentuan benar atau salah diputuskan superego. 3 Alwisol, Psikologi Kepribadian: - (UMMPress, n.), 15–16. 5
  • 10. 7 3. Superego Superego merupakan badan moral dalam kepribadian dan benar- benar memperhitungkan apakah sesuatu benar atau salah. Superego mirip dangan apa yang selalu disebut dengan kata hati.4 Pandanagan Psikoanalisis Freud menjelaskan bahwasanya dinamika kepribadian yang ia jelaskan cenderung pada kecemasan atau ketakutan. Kecemasan merupakan suatu kondisi dalam bentuk apapun yang dapat mempengaruhi kenyamanan individu. Kecemasan tersebut di bagi menjadi tiga bagian yang berupa kecemasan realitas, kecemasan neurotik dan kecemasan moral. Adapun fungsi dari kecemasan atau ketakutan untuk memperingati individu atau sekelompok orang akan datang bahaya. Oleh sebab itu, perlu adanya manuver untuk menekan kecemasan atau ketakutan tersebut, yaitu melalui mekanisme pertahanan.5 Mekanisme perkembangan merupakan salah satu teori perkembangan yang di kemukakan oleh ferdi. Istilah mekanisme pertahanan mengacu pada proses alam bawah sadar seseorang yang mempertahankan nya terhadap kecemasan. Hal ini terjadi karena rasa kecemasan atau rasa ketakutan yang berlebih, dapat mengakibatkan ego kadang-kadang terpaksa mengambil cara yang sangat ektrem untuk sekedar menghilangkan atau mereduksi tegangan. Bentuk pertahanan yang paling primitif dari ancaman-ancaman luar adanya penolakan terhadap realitas. Bentuk-bentuk pokok mekanisme pertahanan ego yang biasanya menjadi fokus dalam penelitian itu terdiri dari represi, proyeksi, pengalihan, rasionalisasi, regresi, fiksasi dan stereotype.6 Berikut penjelasan dari bentuk-bentuk pokok mekanisme pertahanan ego 1. Represi Represi merupakan suatu proses penekanan atau dorongan-dorongan ke alam bawah sadar karena dapat mengancam keamanan ego. Represi juga dapat diartikan juga sebagai suatu proses "penguburan" pikiran dan perasaan yang mencemaskan ke alam bawah sadar. Sebagai akibat dari represi, individu tidak 4 Dr Masganti Sit M, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Pertama (Kencana, n.), 30 – 31. 5 Suwardi Endaswara. 2002. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. 6 Albertine Minderop. 2013. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
  • 11. 8 menyadari implus yang Menyebabkan kecemasan serta tidak mengingat kejadian emosional di masa lalu yangg kerap menimbulkan trauma. 2. Proyeksi Proyeksi merupakan suatu pengalihan pikiran, perasaan ataupun dorongan dari diri sendiri terhadap orang lain. Proyeksi juga dapat di artikan sebagai mekanisme pengubahan kecemasan nerotik dan moral menjadi kecemasan realistik atau kata lain nya objektif. Proyeksi sendiri bertujuan mengurangi pikiran ataupun perasaan yang menimbulkan kecemasan. 3.Pemidahan Objek atau Pengalihan (Displacement) Pemindahan objek merupakan pengalihan perasaan tidak senang terhadap satu objek ke objek lain nya yang lebih me-mungkinkan atau lebih di minati. 4. Rasionalisasi (Rationalization) Rasionalisasi muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan berpura- pura menganggap yang buruk adalah baik dan kebalikan nya yang baik adalah buruk. Dengan perkataan lain, rasionalisasi merupakan penciptaan kepalsuan tingkah (mencari-cari alasan apapun) namun juga dapat masuk akal sebagai upaya pembenaran tingkah laku yang tidak dapat di terima. Tujuan dari rasionalisasi antara lain untuk mengurangi rasa kecewa ketika gagal dalam mencapai suatu tujuan dan memberikan alasan atau motif yang dapat di terima atas sebagai tindakan ataupun perilaku. 5. Regresi dan Fiksasi Regresi merupakan pengulangan kembali tingkah laku yang cocok bagi tahap perkembangan yang cenderung bersikap kekanak-katakan. Tujuannya cenderung untuk memperoleh bantuan dalam menghadapi peristiwa traumatik. Sedangkan fiksasi merupakan mekanisme yang memungkinkan seorang individu untuk mengalami kemandegan dalam perkembangan nya karena merasa cemas untuk melangkah ke perkembangan selanjutnya. 6. Stereotype
  • 12. 9 Merupakan bentuk konsekuesi lain dari frustasi, dengan cara yaitu memperlihatkan perilaku yang berulang-ulang dan terjadi terus-menerus.7 Mekanisme pertahanan dapat disebut juga sebagai taktik yang dikembangkan oleh ego untuk melindungi dari rasa gelisah, istilah tersebut sering digunakan digambar ferdi di dalam teori psikoanalistik. Contohnya, mekanisme pertahanan merupakan pikiran yang berusaha untuk mencegah gagasan yangbtidaknpantas atau tidak diinginkan memasuki alam bawah sadar. Dalam model kepribadian sigmund freud, ego adalah apek kepribadian yang menghadapi realita. Ketika dalam kondisi tersebut, ego juga harus mengatasi tuntutan-tuntutan konflik yang bertabrakan antara Id dan Super ego.8 Berikut adalah 10 point mekanisme pertahanan yang sering digunakan secara tidak sadar : 1. Denial adalah mekanisme pertahanan ego yang paling sering banget kia jumpai. Denial terjadi ketika kita menolak untuk realita atau fakta yang berada di depan kita. Membuang kejadian tersebut dari pikiran kita sehingga tidak perlu menghadapi pengaruh emosional yang terjadi. Contohnya, kita menghindari realita yang sebenarnya sudah banyak di sadari oleh orang lain. 2. Represi Yang bersangkutan dengan pikiran, memori atau kepercayaam yang buruk tentang masa lalu yang bisa saja membuat mu terganggu. Daripada harus menghadapi hal yang membuatmu terganggu, kita secara tidak sadar bisa saja lebih memilih menyembunyikan dengan harapan bisa melupakan hal tersebut secara menyeluruh. Walaupun memori tersebut telah hilang semuanya, tentu masih ada kemungkinan bahwa hal tersebut dapat 7 Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarya: Kanwa Publisher 8 Cherry, (2021, February 15). Common defense mechanisms people use to cope with anxiety.
  • 13. 10 mempengaruhi perilaku kita dan ada kemungkinan juga dapat berdampak terhadap relasi kita terhadap orang lain di masa depan. 3. Projection Kita mungkin pernah mempunyai perasaan ataupun pikiran kalo merasa yang mengganggu terhadap satu orang spesifik, pada kasus tertentu kamu memproyeksikan perasaan kamu menjadi sebuah kebalikan nya. Contohnya dari defense mechanism berbentuk proyeksi adalah kamu tidak menyukai teman menyalurkan emosi ataupun perasaan yang kuat terhadap benda atau aktivitas yang aman dan tepat. Contohnya adalah kamu memilih berolahraga setengah mengalami hari penuh frustasi. 4. Displacement Rasa penyaluran suatu rasa emosi dan frustasi yang kuat terhadap seseorang atau sesuatu yang tidak memiliki dampak terhadap dirimu sendiri secara negatif. Cara tersebut dapat memenuhi impuls kita dalam bereaksi tanpa harus menanggung resiko yang berat. Berikut contoh nya ketika kamu memarahi teman mu karena kamu mengalami hari buruk atau apes karena telah ada problem di dalam kehidupanmu, temanmu bukanlah sumber utama mengapa hari ini kamu bisa menjadi buruk, tetapi memarahi temanmu tidaklah membuat situasi lebih tegang jika kamu marah langsung terhadap harinya. 5. Regression Orang yang merasa terancam ataupu mempunyai rasa gelisah mungkin secara tidak sadar melakukan pelarian dengan cara yang sama dengan perilaku saat masih kecil. Ketika kita mengalami trauma atau kehilangan, kita mungkin akan bertindak seperti saat masih kecil. Tidak terkecuali dengan orang dewasa sekalipun, orang dewasa yang kesulitan untuk menghadapi kejadian atau perilaku dapat memungkinkan untuk makan atau merokok secara berlebihan dan melebihi porsi normal nya atau menjadi lebih kasar secara verbal.
  • 14. 11 6. Rationalization Upaya kita untuk berusaha menjelaskan perilaku yang tidak diinginkan dengan sebuah gagasan fakta yang kita buat sendiri. Dengan cara diatas tersebut, kita merasa lebih nyaman dengan pilihan yang telah diperbuat, walaupun secara sadar kita tahu bahwa hal tersebut tidak benar 7. Sublimation Mekanisme pertahanan diri yang di katakan cukup positif dan menyebabkan efek baik karena orang yang melakukan mekanisme tersebut memilih untuk menyalurkan emosi ataupun perasaan yang kuat terhadap benda atau aktivitas yang aman dan tepat. Contohnya adalah kamu memilih berolahraga setengah mengalami hari penuh frustasi. 8. Reaction Formation Mengubah perasaan-perasaan yang kita ketahui menjadi sebaliknya. Ketika orang tersebut mengalami rasa frustasi, mereka lebih memilih untuk bereaksi dengan cara yang lebih positi 9. Compartmentalization Iyalah memisahkan hidup yang ada dalam berbagai sektor untuk melindungi berbagai sektor yang lain. Contoh yang paling gampang ketika seseorang mengalami masalah personal dalam hidup, seseorang itu berusaha untuk menutupi hal tersebut dari lingkungannya bekerja sehingga seseorang itu tidak perlu merasa gelisah atau tertekan ketika berada di lingkungan kerja. 10. Intellectualization Ketika mengalami masa-masa sulit, orang dengan mekanisme pertahanan intellectuallization cenderung
  • 15. 12 B. Pengertian Individual Psychologie. Individual psikologie adalah konsep yang menyajikan sebuah pandangan optimistik tentang manusia dengan menitikberatkan sepenuhnya pada konsep kepedulian sosial, yaitu sebuah perasaan kesatuan dengan seluruh umat manusia.9 Psikologi individual merujuk kepada teori kepribadian yang diciptakan oleh Alfred Adler.10 Apa yang membentuk karakter seseorang? Apa yang membuat seseorang bertindak tertentu? Kekuatan apa yang mengatur semua aktivitas pikiran manusia? Pertanyaan-pertanyaan mendasar ini yang coba dijawab oleh Psikologi. Gagasan utama psikologi individual dari Adler.11 ditemukan dalam pengakuan dan penghargaan terhadap pentingnya manusia, tidak hanya pada perkembangan karakter individual, tetapi juga orientasi setiap tingkah laku dan emosinya. Selanjutnya Adler berpendapat bahwa manusia sebagai mahkluk sosial dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial, menghubungkan diri dengan orang-orang lain, ikut dalam kerjasama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial di atas kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial. Dorongan sosial ini dibawa manusia sejak lahir, dan setiap orang mengembangkan konsep tentang diri pribadi, orang lain dan lingkungan sekitarnya dalam cara yang unik dan personal.Namun tipe-tipe khusus hubungan dengan orang dan pranata-pranata sosial yang berkembang ditentukan oleh corak masyarakat tempat individu itu dilahirkan. Dalam menjelaskan orientasi setiap tingkah laku dan emosi manusia, maka konsep dasar teori individual psychology of Alfred Adler meliputi Fictional Finalism, SuperiorityInferiority Feeling, Social Interest, Life Style dan Creative Self. 12 Psikologi individual mempunyai arti yang penting sebagai cara untuk memahami tingkah laku manusia. Pengertian seperti gambaran semua, rasa rendah diri, kompensasi, gaya hidup, diri yang kreatif, memberi pedoman yang penting 9 Feist, Jess (2008). Theories of Personality. Pustaka Pelajar. hlm. 59. 10 S. Reber, Arthur (2010). Kamus Psikologi. Pustaka Pelajar. hlm. 462 11 (dalam Paul, 2008) 12 (dalam Dinkmeyer & Sparry, 1987)
  • 16. 13 untuk memahami sesama manusia. Aliran ini tidak memberikan susunan yang teliti mengenai struktur, dinamika, serta perkembangan kepribadian, tetapi mementingkan perumusan petunjuk-petunjuk praktis untuk memahami sesama manusia. Karena itu justru dalam praktik pendidikanlah teori Adler ini punya arti yang sangat penting karena hal-hal berikut ini. 1. Penentuan tujuan-tujuan yang susila, seperti: a. Keharusan memikul tanggung jawab b. Keberanian menghadapi kesukaran-kesukaran hidup c. Mengikis dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan kemasyarakatan d. Menyelami diri sendiri dan membuka kecenderungankecenderungan egoistis yang yang tersembunyi. 2. Optimismenya dalam bidang pendidikan. Lain dari pada itu pendekatannya secara psikologi sosial berarti membuka halaman baru dalam bidang psikologi kepribadian. Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial. Menurut Adler manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam kegiatan-kegiatan kerjasama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial di atas kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup untuk memutuskan dorongan- dorongannya, tetapi secara jelas juga termotivasi untuk melaksanakan: a. Tanggung jawab sosial b. Pemenuhan kebutuhan untuk mencapai sesuatu. Bilamana Freud berpendapat bahwa “libido sexsual” (hal yang ada diluar kesadaran) adalah nafsu pokok yang mempengaruhi hidup manusia, maka Adler merujuk pada struktur kepribadian yang kompleks, artinya manusia bertindak atas
  • 17. 14 apa yang dirasakan terhadap lingkungan sekitarnya, bukan atas apa yang tidak disadarinya.13 C. Pengertian Psikologi Analitis Psikologi Analitis adalah salah satu teori yang dikembangkan oleh Carl Gustav Jung, yang mana secara sederhana dia berusaha menunjukkan bagaimana menggali pengalaman masa lampau untuk lebih memahami masa sekarang dan masa depan. Jung menekankan pentingnya menafsirkan mimpi sesuai dengan fungsinya dalam kehidupan psikis manusia. Mimpi merupakan salah satu aktivitas jiwa yang oleh orang dulu dianggap mengandung banyak simbol untuk menafsirkan gejala‐gejala kehidupan yang akan datang.14 Dalam perspektif Jung, keberadaan manusia (human being) merupakan fungsi dari psikis (jiwa) manusia, dan kejadian-kejadian yang dialami manusia merupakan terjemahan dari bagian- bagian bahasa psikis manusia. Oleh karena itu konsep unconsious (ketidaksadaran) menjadi konsep utama dari pandangan Jung ini. Psikis manusia menjadi bagian dari ketidaksadaran kolektif Diarsipkan 2020-01-25 di Wayback Machine.. Bagaimana kita dapat memahami konsep ketidaksadaran kolektif yang sampai sekarang masih diperdebatkan? Di bawah ego (aku yang sadar), Jung menemukan psike tak sadar yang asli. Psike tak sadar ini dapat berfungsi secara ʺkerjasama denganʺ atau secara ʺterpisah dariʺ kesadaran tadi. Kesadaran dapat bersifat individual, sejauh itu mengandung ingatan-ingatan, pikiran‐pikiran, perasaan-perasaan yang sudah ditekan dari si individu dari masa lampau Jasa dari Jung adalah dia secara empiris dapat menunjukkan alam tak sadar yang lebih dalam dari ketidaksadaran pribadi, dan yang bersifat kolektif, sebab dimiliki oleh seluruh manusia dan terdapat pada segala budaya. Pengalaman kolektif terungkap melalui simbol-simbol, gambaran, dan motif‐motif yang diwamai emosi, serta timbul secara spontan dalam mimpi, fantasi, yang secara nyata menggambarkan masalah inti dari eksistensi manusia, 13 Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian. 1990. Jakarta. Rajawali. Hlm. 224 14 (Jung, 1986:31).
  • 18. 15 Eksistensi Kepribadian dalam Al-Qur’an Di dalam bahasa Arab kata kepribadian dikenal dengan syakhshiyah. Namun, kata tersebut tidak ditemukan dalam Al-Qur’an. Eksistensi didefinisikan hal berada; keberadaan (Alwi, 2005, hlm. 288). Sementara itu, keberadaan berarti hal berada; kehadiran, dan kehadiran berarti perihal hadir; adanya (seseorang, sekumpulan orang) pada suatu tempat (Alwi, 2005, hlm. 5 dan 380). Berada memiliki pengertian ada (di) (Alwi, 2005, hlm. 5). Dari berbagai pengertian itu, eksistensi dapat dipahami sesuatu yang nampak atau terlihat. Jadi, jika disimpulkan pengertian eksistensi kepribadian jika mengambil pengertian kepribadian dari teori kepribadian merupakan perwujudan bentuk tingkah laku seseorang, karena hal tersebut sudah nampak/terlihat. Di dalam Al-Qur’an terdapat hal yang mendekati makna eksistensi kepribadian, yaitunafs. Salah satu bentuk nafs adalah watak-watak atas pribadi manusia tersebut (Rahman, 1996, hlm. 26). Nafs disebutkan di 63 surat atau 55% dari 114 surat. Pada surat al-Baqarah 35 kali, Āli-Imrān 21 kali, Al-Nisā´ 19 kali, al-An´ām dan al-Taubah masing-masing 17 kali, serta al-A´rāf dan Yūsuf masing-masing 13 kali (Rahardjo, 1996, hlm. 250). Kata nafs dalam Al-Qur’an mempunyai berbagai makna, sekali diartikan sebagai totalitas manusia, seperti antara lain maksud surat al-Mā´idah ayat 32. Berikutnya, ia menunjuk kepada apa yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkan tingkah laku seperti maksud kandungan firman Allah, yaitu ... Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaanyang ada pada diri mereka sendiri...”. (Al-Ra‘d [13]: 11).15 Kata nafs digunakan juga untuk menunjuk kepada “diri Tuhan” (jika istilah ini dapatditerima), seperti dalam firman-Nya dalam surat Al-An´ām [6]: 12, sebagai berikut. 15 Tafsir Al-Maraghi Juz 28. Semarang: Ruhaputra. . (1993b). Tafsir Al-Maraghi Juz 29. Semarang: Ruhaputra.
  • 19. 16 “... Allah mewajibkan atas diri-Nya menganugerahkan rahmat...”. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa nafs dalam konteks pembicaraan tentang manusia, menunjuk kepada sisi dalam manusia yang berpotensi baik dan buruk. Seperti dalam Al- Syams [91]: 7 – 8, nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna untuk berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisidalam manusia inilah yang oleh Al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),Maka Allah mengilhamkan kepadajiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” Mengilhamkan diartikan memberi potensi agar manusia melalui nafs dapat menangkap makna baik dan buruk, serta dapat mendorongnya untuk melakukan kebaikan dan keburukan(Shihab, 2007, hlm. 285–286). Nafs pertama kali turun dalam bentuk jamaknya anfus pada surat Al- Muzzammil [73]:20 (Rahardjo, 1996, hlm. 250). “ ... dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Di sini dijelaskan bahwa kebajikan-kebajikan yang dilakukan seseorang akan ditemuipahalanya di sisi Allah SWT. pada hari kiamat. Hal tersebut lebih baik dan lebih besar pahalanya dari apa yang disimpan di dunia ini ( Al- Maraghi, 1993, hlm. 199). Kebajikan tersebut ditandai dengan melakukan amal saleh, yaitu berbagai perilaku yang dilandasi olehiman dank arena Allah SWT.
  • 20. 17 Amalan itu sendiri tidak melulu hanya bersifat ritual. Namun, mencakup juga tentang etika, moral, dan sosial (Tasbih, 2018, hlm. 34). Moral itu sendiri memuat nilai-nilai luhur, yakni menghargai kehidupan dan kemerdekaan, tanggung jawab, kejujuran, keadilan, toleransi, penghormatan, disiplin diri, integritas, kasih sayang, dan motivasi untuk menjadi pribadi yang baik (Widianti, Agus, Bambang, 2017, hlm. 26). Di sisi lain, hendaknya seseorang semasa hidup senantiasa menghadapkan diri kepadaAllah SWT. dengan meminta ampun kepada-Nya atas kekurangan- kekurangannya. Karena manusia senantiasa ada kekurangan-kekurangan dan rentan terhadap kekeliruan, meski bagaimana pun ia bersungguh-sungguh dan mencari yang benar (Quthb, 1992, hlm. 82– 83).Terkait itu, ayat nafs yang kedua turun dalam Al-Muddaśśir [74]: 38 (Rahardjo, 1996,hlm. 250).16 “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” Dijelaskan bahwa setiap jiwa tergadai dengan amalnya di sisi Allah dan terikat, baik jiwa itu kafir maupun mumin, durhaka maupun kafir (Al-Maraghi, 1993, hlm. 227). Ayat- ayat selanjutnya terdapat dalam Al-Takwir [81]: 14, Al- Qiyamah [75]: 2, Al-Hasyr [59]: 9,dan seterusnya. Dalam Al-Takwir [81]: 14, dijelaskan bahwa setiap orang akan mengetahuiapa yang telah dikerjakannya di dunia. Ketika hidup di dunia banyak orang yang telah terbujuk rayuan setan sehingga ia menjumpai amal perbuatannya di akhirat tertolak. Lebih dari itu, mereka dijauhkan dari rahmat Allah SWT. dan memperoleh kemurkaan-Nya. Selain itu orang-orang yang beramal karena pamrih atau ingin memperoleh pujian dariorang lain, maka mereka tiada memperoleh apapun dari sisi Allah selain kesusahan dan kesengsaraan (Al-Maraghi, 1993, hlm. 101). Seseorang pada hari yang besar dan menakutkan itu akan mengetahui apa yang akan diperolehnya dan apa yang akan menimpanya (Quthb, 1992, hlm. 191). Ayat 16 Tafsir Al-maraghi Juz 30. Semarang: Ruhaputra. Alwi, H.
  • 21. 18 ini senada dengan Āli-Imrān [3]: 30 (Shihab, 2003, p. 89), sebagai berikut. “Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang Telah dikerjakannya; ia ingin kalaukiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.” Di dalam al-Hasyr [59]: 9, mempunyai asbabun nuzul, yaitu suami dan istri dari kalangan anshar yang mengutamakan kaum muhajirin hingga ia rela mengorbankan makanan untuk anak-anaknya untuk diberikan kepada tamu muhajirin tersebut, padalah mereka berdua membutuhkannya. Lalu, Allah SWT. membalasnya dengan memasukkan mereka kedalam golongan orang yang beruntung (Al-Maraghi, 1993, hlm. 68). Al-Qur’an mengisyaratkan keanekaragaman nafs serta peringkat- peringkatnya, secara eksplisit disebutkan tentang nafs al-lawamah, ammarah, dan muţmainnah (Shihab, 2007, hlm. 287). Nafs al-lawamah misalnya terdapat dalam surat al-Qiyamah [75]: 2, sebagai berikut: “Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).” Mujahid berkata: “Nafs al-lawamah adalah nafsu yang menyesali dirinya sendiri karena apa yang terlewat olehnya, menyesali keburukan, mengapa ia melakukannya, dan menyesali atas kebaikan mengapa ia tidak memperbanyaknya.” (Al-Maraghi, 1993, hlm. 235) Mengenai
  • 22. 19 ayat tersebut, Hasan al-Bashri berkata, “Orang mukmin itu, demi Allah, tidaklah anda lihat melainkan menyesali dirinya (dengan mengatakan), ‘Apa yang saya kehendaki dengan ucapan saya? Apa tujuan saya makan? Apa tujuan saya merenung ...? Sedangkan orang yang durhaka cuek saja, tidak menyesali dan dan tidak mencela dirinya sedikit pun ” Al-Hasan berkata kembali, “Tidak seorang pun dari penduduk langit dan bumi akan mencela dirinya sendiri pada hari kiamat ....” Iklimah berkata, “Dia mencela dirinya sendiri mengenai kebaikan dan keburukan (dengan mengatakan), ‘Seandainya dulu aku begini dan begini, ’ (Quthb, 1992, hlm. 107)17 Berkaitan dengan nafs al-muţmainnah, Allah sebutkan dalam al-Fajr [89]: 27, sebagaiberikut. “Hai jiwa yang tenang.” Jiwa yang tenang ini adalah jiwa yang telah yakin kepada perkara haq dan tidak lagi perasaansyak. Dia telah berpegang teguh pada ketentuan-ketentuan syariat, sehingga tidak mudah terombang-ambingkan oleh nafsu syahwat dan berbagai keinginan. Tenang di sini berarti tenang terhadap qadar Allah SWT., tenang di waktu senang dan susah, di waktu lapang dansempit, di waktu terhalang, dan di waktu pemberian (Quthb, 1992a, hlm. 268). Sebagian besar ulama memahami nafs al-muţmainnah dalam arti jiwa yang tenang, yakin wujud Allahatau janji- Nya disertai dengan keikhlasan beramal saleh. Nafs al-ammarah disebutkan misalnya dalam Yūsuf [12]: 53, sebagai berikut. “...karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagiMaha penyanyang.” 17 Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci. Jakarta: Paramadina.
  • 23. 20 Nafsal-ammarah merupakan nafs yang cenderung pada tabiat jasad dan mengejar prinsip-prinsip kenikmatan (pleasure principle). Nafsini ditentukan oleh dua daya, yaitu (1) daya syahwat yang selalu menginginkan birahi, kesukaan diri, ingin tahu dan campur tanganurusan orang lain, dan sebagainya; (2) daya ghadhab yang selalu menginginkan tamak, serakah, mencekal, berkelahi, ingin menguasai orang lain, keras kepala, sombong, angkuh, dan sebagainya. Nafs ini dapat beranjak kepada nafs yang lebih baik, apabila ia telah diberirahmat oleh Allah SWT. (Mujib, 2002, hlm. 63). Nafs bisa menjadi kotor apabila manusianya melakukan kejahatan. Namun, nafs juga siap membawa manusianya untuk bertaqwa dengan cara ia senantiasa dibersihkan dan disucikan, manusia dengan akal dan kemauannya memilih jalan bagi nafs-nya kejalan yangbersih, maka ia telah memilih jalan keberuntungan. Sebagaimana wasiat Rasulullah saw. sebagai berikut (Qardhawi, 1999, hlm. 138). “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (Al-Jumu’ah [62]: 2) “Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Al-Baqarah [2]: 151) Tazkiah ’pembersihan’ dari ayat-ayat tersebut berasal dari kata zaka- yazku-zakatan. Ia merupakan kata yang mengandung dua makna atau dua unsur, yaitu pembersihan dan pertumbuhan. Tugas Nabi saw. di sini dibagi menjadi dua; (1) membersihkan akal mereka dari kemusyrikan dan kebatilan,
  • 24. 21 membersihkan hati mereka dari kekerasan jahiliah, membersihkan keinginan mereka dari syahwat binatang, dan membersihkan perilaku mereka dari perbuatan-perbuatan kotor, (2) mengembangkan akal mereka dengan ilmu pengetahuandan hati mereka dengan keimanan sehingga kehendak hati mereka mengarah kepada amal saleh, kebaikan, dan akhlak yang mulia. Dalam membersihkan nafs, Al-Qur’an menginformasikan di antaranya dengan dua hal (Qardhawi, 1999, hlm. 140–141). Pertama, dengan melaksanakan ibadah, seperti dalam al- Taubah [9]: 103,18 sebagai berikut. “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” 18 Rahardjo, M. D. (1996). Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep- Konsep Kunci. Jakarta: Paramadina.
  • 25. 22 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1.Teori psikonalisis Teori psikoanalisis ini dapat berfungsi sebagai tiga macam teori yakni (1) sebagai teori kepribadian, (2) sebagai teknik analisa kepribadian, dan (3) sebagai metode terapi (penyembuhan). Sebagai teori kepribadian, psikoanalisa mengatakan bahwa jiwa terdiri dari tiga sistem yaitu id (es), superego (uber ich), dan ego (ich). Id terletak dalam ketidaksadaran. Ia merupakan tempat dari dorongan-dorongan primitif, yaitu dorongandorongan yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh kebudayaan (pengalaman), yaitu dorongan untuk hidup dan mempertahankan kehidupan (life instinct) dan dorongan untuk mati(death instinct). 2.Individual Psikologie Individual psikologie adalah konsep yang menyajikan sebuah pandangan optimistik tentang manusia dengan menitikberatkan sepenuhnya pada konsep kepedulian sosial, yaitu sebuah perasaan kesatuan dengan seluruh umat manusia.19 Psikologi individual merujuk kepada teori kepribadian yang diciptakan oleh Alfred Adler. 3.Psikologi analitis Psikologi Analitis adalah salah satu teori yang dikembangkan oleh Carl Gustav Jung, yang mana secara sederhana dia berusaha menunjukkan bagaimana menggali pengalaman masa lampau untuk lebih memahami masa sekarang dan masa depan. Jung menekankan pentingnya menafsirkan mimpi sesuai dengan fungsinya dalam kehidupan psikis manusia. Mimpi merupakan salah satu aktivitas 19 Feist, Jess (2008). Theories of Personality. Pustaka Pelajar. hlm. 59.
  • 26. 23 jiwa yang oleh orang dulu dianggap mengandung banyak simbol untuk menafsirkan gejala‐gejala kehidupan yang akan datang B. Saran Kepribadian setiap orang berbeda-beda karena kepribadian menggambarkan identitas dan jati diri seseorang. Adanya perbedaan ini maka kita sebagai manusia hendaklah memiliki sikap toleransi dan tidak membeda-bedakan dengan orang lain yang memiliki kepribadian berbeda dengan kita sehingga tidak akan terjadi perpecahan di antara masyarakat.
  • 27. 24 DAFTAR PUSTAKA (1992b). Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Di Bawah Naungan Al-Qur’an Jilid 14. .. (1993c). Tafsir Al-maraghi Juz 30. Semarang: Ruhaputra. A. Achiruddin Saleh, Adnan. pengantar psikologi ,Aksara timur Makassar: 2018. Al-Maraghi, Ahmad M. (1993a). Tafsir Al-Maraghi Juz 28. Semarang: Ruhaputra. Al-quran Al-karim Alwisol. Psikologi Kepribadian: - (UMMPress, n.). Cherry, K. (2021, February 15). Common defense mechanisms people use to cope with anxiety. Retrieved March 29, 2021. Dinkmeyer, D. C., Jr. And Sperry, L. (1987). Adlerian Counseling and Endaswara, Suwardi. 2002. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. H. Hart, Michael. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah , 1978. alih bahasa oleh H. Mahbub Djunaidi, Jakarta Pusat: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1982. Holland, K. (2019, February 11). Top 10 defense mechanisms and why we use them. Retrieved March 29, 2021. Indonesia. Jakarta: Gema Insani Pres. Jung, Carl (1986). Memperkenalkan Psikologi Analitis. Jakarta: Gramedia Minderop, Albertine. 2013. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Mindrop, Albertine. 2013. Psikologi sastra. “ Karya sastra, metode , Teori, Dan contoh kasus” Jakarta : Yayasan pustaka Obor indonesia. Novi Hendri. Model – Model Konseling. Medan. 2013. Perdana Publishig. Hlm. 12 Paul, R. P. (2008) Adlerian Therapy: Thaeoryn and Practite . journal of Counseling And Deve lopmen : JCD 68(4) 505- 506 Retrieved. Psikologi kepribadian dalam konseling , penerbit galia indonesia Cet. Kedua : februari jln.Rancamaya km.1 No.47, Psychotherapy, 2 nd ed. ( New York : Macmillan Poplishing Company, 9.
  • 28. 25 Rahardjo, M. D. (1996). Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep- Konsep Kunci. Jakarta: Paramadina. Sit, Masganti Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Pertama (Kencana, n.),. Sosanto, Dwi. 2012. Pengantar teori sastra. Yogyakarta: CAPS. Sumadi Suryabrata. Psikologi Kepribadian. 1990. Jakarta. Rajawali. Hlm. 224 Syahrul Syawal, Halelaludin. Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan, journal 2015. Tafsir Al-Maraghi Juz 29. Semarang: Ruhaputra lwi, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarya: Kanwa Publisher.