SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
KELOMPOK 7
MODUL 8
TEORI HUKUM
KEGIATAN BELAJAR 1
POSITIVE HUKUM
Secara empiric – falsafati, positive hukum lahir sebagai kritik terhadap
aliran hukum kodrat. Dengan ratio, positiveme hukum menolak aliran
hukum kodrat yang terlampai idealistic. Aliran hukum kodrat dengan
segala variannya yang menepatkan onlogi hukum pada tataran yang
sangat abstrak, ditolak positivism hukum karena dinilai konkret.
Dalam peta filsafat hukum modern, dokrin positivism memperoleh
akar akademis modern pada pemikiran John Austin , Hans Kelsen &
H.L.A Hart.
A. JOHN AUSTIN
Pembentuk hukum adalah penguasa yang berdaulatan yang
bentuknya diindentikan dengan UU serta dikenakan terhadap pihak
yang dikuasi adalah pemikiran John Austin.
Prinsip – prinsip dari positivism hukum klasik dikembangkan pada
abad ke- 18 & 19 oleh Bentham dan Austin.
Bagi aliran ini, hukum hanya ditangkap sebagai aturan yuridis, lebih
khusus bentuk yuridisnya. Mengenai isi atau materi hukumm, bukan
soal yang penting.
B. HANS KELSEN
Ada 2 teori penting yang dikemukakan oleh Hans Kelsen yang
mempengaruhi pemikiran hukum.
1. Tentang keharusan hukum bersifat murni
2. Kelsen menolak apabila validitas norma diuji dari sesuatu yang
bukan norma.
C. H.L.A HART
Hart membangun tesisnya tentang positivism lebih
kompleks daripada Austin. Hart membagi peraturan
menjadi dua macam yakni peraturan primer (primer rules)
dan peraturan sekunder (secondary rules)
KEGIATAN BELAJAR 2
REALISME HUKUM
Ada dua cabang realisme hukum, yakni hukum Amerika dan realisme
hukum Skandinavia. Realisme hukum Amerika menempatkan
empirisme dalam sentuhan pragmatism, sikap hidup yang
menekankan aspek manfaat dan kegunaan berdasarkan pengalaman,
kehidupan nyata sehari – hari adalah dunia pengalaman.
Realisme hukukm Skandinavia berbeda lagi, aliran ini menempatkan
empirisme dalam sentuhan psikologi, aliran yang berkembang di
Uppsala, Swedia awal abad ke 20, mencari kebenaran suatu
pengertian dalam situasi tertentu dengan menggunakan psikologi.
A. TEORI OLIVER HOLMES
Aturan – aturan hukum hanya menjadi salah satu factor yang patut
dipertimbangkan dalam keputusan yang berbobot factor moral, soal
kemanfaatan, dan keutamaan kepentingan social misalnya menjadi
factor yang tidak kalah penting mengambil keputusan yang berisi.
Jadi bukan sebuah pantangan, jika demi putusan yang fungsional dan
kontekstual, aturan resmi terpaksa disingkirkan (lebih-lebih jika
menggunakan aturan itu justru berakibat buruk). Dengan kapasitas
seperti ini, para hakim memiliki kompetensi merubah UU bila hal itu
perlu.
B. TEORI ALF ROSS
Menempatkan hukum dalam kerangka fisio-psikis semua gejala yang muncul dalam
pengalaman tentang hukum harus diselidiki sebagai gejala psiko-fisis. Ilmu hukum
harus bertitik tolak dari kenyataan – kenyataan itu, ditemukan dalam perasaan –
perasaan psikologis. Perasaan perasaan itu, tampak pada rasa wajib, rasa kuasa,
ataupun rasa takut akan reaksi lingkungan. Dalam kerangka pemikiran psikologi
itulah, ikhwal timbulnya hukum sebagai aturan masyarakat yang bersifat
mewajibkan. Menurutnya, suatu aturan hukum dirasa mewajibkan karena ada
hubungan antara perbuatan yuridis dan sanksinya, bila saya berbuat sesuai atura,
maka bebas dari sanksi. Sebaliknya, jika berbuat tidak sesuai, maka pasti menerima
sanksi. Pengalaman inilah yang membuat orang memandang hukum sebagi wajib.
Berlakunya hukum tidak lain dari itu, yakni suatu relasi timbal –balik antara sanksi
dengan rasa wajib/takut. Maka keharusan yuridis seluruhnya bersangkut paut
dengan realitas social.
KEGIATAN BELAJAR 3
HUKUM ALAM
Menurut sarjana – sarjana neothomisme , aliran terkuat dalam timbulnya kembali
teori hukum alam, terdapatlah hukum alam diatas hukum positif. Hukum alam ini
berakar dalam suatu aturan metafisis sebagaimana direncanakan tuhan. Hukum
alam memilih kekuatan hukum yang rill dan yang dapat dikenal akal budi manusia.
Dengan demikian hukum alam melebihi hukum positif dan karenanya dapat
menghilang kekuatannya.
A. TEORI W.A.M LUYPEN
Pembentukan hukum perlu dipandu keadilan. Keadilan merupakan dasar
dan norma kritis dalam hukum. Ini mutlak perlu, karena kalua tidak, hidup
Bersama yang adil tidak mungkin terjamin. Jadi hukum tidak sekedar sebuah
aturan sebagai aturan seperti dipahami kaum legalis. Tidak juga sekedar
suatu kenyataan yang bebas nilai seperti konsepsi kaum reine rechtslehre.
Sebaliknya dalam hukum sebagai hukum, yakni keadilan. Dari keadilan
itulah, muncul hukum yang mewajibkan. Dengan lain perkataan, adanya
kandungan keadilan dalam suatu aturan, menyebabkan muncul suatu sifat
mewajibkan dari peraturan tsb. Tanpa sifat kewajiban ini, maka tidak ada
suatu aturan pun yang pantas disebut hukum.
B. TEORI FRANCOIS GENY
Di tengah kejayaan ilmu hukum analitis (termasuk di prancis) yang
cenderung berkutat pada teks literal aturan, Francois Geny tampil dengan
terobosan yang menusik. Dalam pengamatan Geny, penafsiran code civil
oleh pengadilan prancis, ternyata merupaka rangkaian aksi kreatif. Para
hakim tidak hanya mengandalkan UU, tetapi juga adat kebiasaan.
Bertompang pada 3 prinsip : 1. otonomi kemauan, 2 kepentingan umum, 3
keseimbangan kepentingan.
Dari kenyataan itulah Geny lalu membangun teori tentang metode
penafsiran hukum. Lewat karya utamanya “metode tafsir & sumber hukum
privat”, ia mengkritik cara penafsiran rasionalisme abad ke 18 & 19 yang
yakni bahwa “undang – undang itu sempurna adanya”. Tidak! Kata Geny
TEORI HUKUM

More Related Content

Similar to TEORI HUKUM

214 article text-740-1-10-20160528
214 article text-740-1-10-20160528214 article text-740-1-10-20160528
214 article text-740-1-10-20160528
Yori Feriyandi
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukum
Kau Hatiku
 
650 article text-1407-1-10-20190719
650 article text-1407-1-10-20190719650 article text-1407-1-10-20190719
650 article text-1407-1-10-20190719
Yori Feriyandi
 
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).pptMATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
KukuhDt
 
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
Adinda siti Hapsoh
 
Pendefinisian Hukum
Pendefinisian HukumPendefinisian Hukum
Pendefinisian Hukum
adienur
 
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
R Maulana
 

Similar to TEORI HUKUM (20)

hahah.docx
hahah.docxhahah.docx
hahah.docx
 
Legal realism ppt
Legal realism pptLegal realism ppt
Legal realism ppt
 
214 article text-740-1-10-20160528
214 article text-740-1-10-20160528214 article text-740-1-10-20160528
214 article text-740-1-10-20160528
 
Materi Kuliah OL FH 7.ppt
Materi Kuliah OL FH 7.pptMateri Kuliah OL FH 7.ppt
Materi Kuliah OL FH 7.ppt
 
Filsafat hukum
Filsafat hukumFilsafat hukum
Filsafat hukum
 
Filsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.pptFilsafat_Hukum.ppt
Filsafat_Hukum.ppt
 
Presentasi positivisme legal
Presentasi positivisme legalPresentasi positivisme legal
Presentasi positivisme legal
 
Filsafat hukum dan Teori Hukum
Filsafat hukum  dan Teori HukumFilsafat hukum  dan Teori Hukum
Filsafat hukum dan Teori Hukum
 
650 article text-1407-1-10-20190719
650 article text-1407-1-10-20190719650 article text-1407-1-10-20190719
650 article text-1407-1-10-20190719
 
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.pptBAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
BAHAN-1-PENGANTAR-ILMU-HUKUM-1.ppt
 
mashab aliran hukum.ppt
mashab aliran hukum.pptmashab aliran hukum.ppt
mashab aliran hukum.ppt
 
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMULANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
LANDASAN FILOSOFIS MAZHAB HUKUM PROGRESIF: TINJAUAN FILSAFAT ILMU
 
Paradigma hukum
Paradigma hukumParadigma hukum
Paradigma hukum
 
Pembentukan polisi adat di provinsi gorontalo
Pembentukan polisi adat di provinsi gorontaloPembentukan polisi adat di provinsi gorontalo
Pembentukan polisi adat di provinsi gorontalo
 
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).pptMATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
MATERI-KULIAH-SOSKUM-kelas-A-C-ba-desi (4).ppt
 
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
PPT teori dan hukum konstitusi (Hakikat Konstitusi)
 
PPT SOSIOLOGI HUKUM.pptx
PPT SOSIOLOGI HUKUM.pptxPPT SOSIOLOGI HUKUM.pptx
PPT SOSIOLOGI HUKUM.pptx
 
Pendefinisian Hukum
Pendefinisian HukumPendefinisian Hukum
Pendefinisian Hukum
 
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
05 definisi,tujuan,fungsi,pokok2hukum
 
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
Sosiologi hukum (soerjono soekanto)
 

Recently uploaded

PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
muhammadrezza14
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
Sumardi Arahbani
 
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBDPermendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Sumardi Arahbani
 

Recently uploaded (9)

Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapanPotensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
Potensi Pelanggaran pemilu 2024 kesiapan
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niagaaspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
aspek hukum ttg kepailitan, pkpu, pengadilan niaga
 
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBDPermendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
Permendagri No 15 Tahun 2023 Pedoman Penyusunan APBD
 

TEORI HUKUM

  • 2. KEGIATAN BELAJAR 1 POSITIVE HUKUM Secara empiric – falsafati, positive hukum lahir sebagai kritik terhadap aliran hukum kodrat. Dengan ratio, positiveme hukum menolak aliran hukum kodrat yang terlampai idealistic. Aliran hukum kodrat dengan segala variannya yang menepatkan onlogi hukum pada tataran yang sangat abstrak, ditolak positivism hukum karena dinilai konkret. Dalam peta filsafat hukum modern, dokrin positivism memperoleh akar akademis modern pada pemikiran John Austin , Hans Kelsen & H.L.A Hart.
  • 3. A. JOHN AUSTIN Pembentuk hukum adalah penguasa yang berdaulatan yang bentuknya diindentikan dengan UU serta dikenakan terhadap pihak yang dikuasi adalah pemikiran John Austin. Prinsip – prinsip dari positivism hukum klasik dikembangkan pada abad ke- 18 & 19 oleh Bentham dan Austin. Bagi aliran ini, hukum hanya ditangkap sebagai aturan yuridis, lebih khusus bentuk yuridisnya. Mengenai isi atau materi hukumm, bukan soal yang penting.
  • 4. B. HANS KELSEN Ada 2 teori penting yang dikemukakan oleh Hans Kelsen yang mempengaruhi pemikiran hukum. 1. Tentang keharusan hukum bersifat murni 2. Kelsen menolak apabila validitas norma diuji dari sesuatu yang bukan norma.
  • 5. C. H.L.A HART Hart membangun tesisnya tentang positivism lebih kompleks daripada Austin. Hart membagi peraturan menjadi dua macam yakni peraturan primer (primer rules) dan peraturan sekunder (secondary rules)
  • 6. KEGIATAN BELAJAR 2 REALISME HUKUM Ada dua cabang realisme hukum, yakni hukum Amerika dan realisme hukum Skandinavia. Realisme hukum Amerika menempatkan empirisme dalam sentuhan pragmatism, sikap hidup yang menekankan aspek manfaat dan kegunaan berdasarkan pengalaman, kehidupan nyata sehari – hari adalah dunia pengalaman. Realisme hukukm Skandinavia berbeda lagi, aliran ini menempatkan empirisme dalam sentuhan psikologi, aliran yang berkembang di Uppsala, Swedia awal abad ke 20, mencari kebenaran suatu pengertian dalam situasi tertentu dengan menggunakan psikologi.
  • 7. A. TEORI OLIVER HOLMES Aturan – aturan hukum hanya menjadi salah satu factor yang patut dipertimbangkan dalam keputusan yang berbobot factor moral, soal kemanfaatan, dan keutamaan kepentingan social misalnya menjadi factor yang tidak kalah penting mengambil keputusan yang berisi. Jadi bukan sebuah pantangan, jika demi putusan yang fungsional dan kontekstual, aturan resmi terpaksa disingkirkan (lebih-lebih jika menggunakan aturan itu justru berakibat buruk). Dengan kapasitas seperti ini, para hakim memiliki kompetensi merubah UU bila hal itu perlu.
  • 8. B. TEORI ALF ROSS Menempatkan hukum dalam kerangka fisio-psikis semua gejala yang muncul dalam pengalaman tentang hukum harus diselidiki sebagai gejala psiko-fisis. Ilmu hukum harus bertitik tolak dari kenyataan – kenyataan itu, ditemukan dalam perasaan – perasaan psikologis. Perasaan perasaan itu, tampak pada rasa wajib, rasa kuasa, ataupun rasa takut akan reaksi lingkungan. Dalam kerangka pemikiran psikologi itulah, ikhwal timbulnya hukum sebagai aturan masyarakat yang bersifat mewajibkan. Menurutnya, suatu aturan hukum dirasa mewajibkan karena ada hubungan antara perbuatan yuridis dan sanksinya, bila saya berbuat sesuai atura, maka bebas dari sanksi. Sebaliknya, jika berbuat tidak sesuai, maka pasti menerima sanksi. Pengalaman inilah yang membuat orang memandang hukum sebagi wajib. Berlakunya hukum tidak lain dari itu, yakni suatu relasi timbal –balik antara sanksi dengan rasa wajib/takut. Maka keharusan yuridis seluruhnya bersangkut paut dengan realitas social.
  • 9. KEGIATAN BELAJAR 3 HUKUM ALAM Menurut sarjana – sarjana neothomisme , aliran terkuat dalam timbulnya kembali teori hukum alam, terdapatlah hukum alam diatas hukum positif. Hukum alam ini berakar dalam suatu aturan metafisis sebagaimana direncanakan tuhan. Hukum alam memilih kekuatan hukum yang rill dan yang dapat dikenal akal budi manusia. Dengan demikian hukum alam melebihi hukum positif dan karenanya dapat menghilang kekuatannya.
  • 10. A. TEORI W.A.M LUYPEN Pembentukan hukum perlu dipandu keadilan. Keadilan merupakan dasar dan norma kritis dalam hukum. Ini mutlak perlu, karena kalua tidak, hidup Bersama yang adil tidak mungkin terjamin. Jadi hukum tidak sekedar sebuah aturan sebagai aturan seperti dipahami kaum legalis. Tidak juga sekedar suatu kenyataan yang bebas nilai seperti konsepsi kaum reine rechtslehre. Sebaliknya dalam hukum sebagai hukum, yakni keadilan. Dari keadilan itulah, muncul hukum yang mewajibkan. Dengan lain perkataan, adanya kandungan keadilan dalam suatu aturan, menyebabkan muncul suatu sifat mewajibkan dari peraturan tsb. Tanpa sifat kewajiban ini, maka tidak ada suatu aturan pun yang pantas disebut hukum.
  • 11. B. TEORI FRANCOIS GENY Di tengah kejayaan ilmu hukum analitis (termasuk di prancis) yang cenderung berkutat pada teks literal aturan, Francois Geny tampil dengan terobosan yang menusik. Dalam pengamatan Geny, penafsiran code civil oleh pengadilan prancis, ternyata merupaka rangkaian aksi kreatif. Para hakim tidak hanya mengandalkan UU, tetapi juga adat kebiasaan. Bertompang pada 3 prinsip : 1. otonomi kemauan, 2 kepentingan umum, 3 keseimbangan kepentingan. Dari kenyataan itulah Geny lalu membangun teori tentang metode penafsiran hukum. Lewat karya utamanya “metode tafsir & sumber hukum privat”, ia mengkritik cara penafsiran rasionalisme abad ke 18 & 19 yang yakni bahwa “undang – undang itu sempurna adanya”. Tidak! Kata Geny