2. Mendeskripsikan nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerit
a lintas zaman (hikayat) baik lisan
maupun tulisan.
Menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan
teks cerita lintas zaman (hikayat).
Menceritakan kembali isi cerita lintas zaman (hikayat) yang diden
gar dan dibaca.
t u j u a n
P e m b e l a j a r a n
Mengidentifikasi ciri atau karakter teks cerita lintas
zaman (hikaya).
3. Pertanyaan Pemantik
Bandingkanlah kisah yang kalian miliki
dengan kisah temanmu!
Apa saja persamaan dan perbedaan
antara kisah tersebut?
Apakah seluruh kisah tersebut masuk
akal?
Apakah di daerah kalian terdapat kisah
lama yang disampaikan secara turun-
temurun?
4. Bagaimana Definisi
Hikayat?
Kata hikayat diturunkan dari kata bahasa Arab “haka” yang mempunyai arti:
menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata, meneruskan, dan
melukiskan (Baried dkk, 1985, 9).
Sastra hikayat ialah sastra lama yang ditulis dalam bahasa Melayu. Sebagian
besar kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana. Unsur rekaan
merupakan ciri menonjol dan pada lazimnya mencakup bentuk prosa yang
panjang (Baried, 1985, 9).
5. Ciri-Ciri Hikayat
Tidak diketahui nama pengarangnya
disebut anonim.
Tema dominan dalam hikayat adalah
petualangan.
Penokohan dalam hikayat bersifat
hitam putih. Artinya, tokoh baik
diungkapkan baik, tokoh jahat
diungkapkan jahat.
Isi ceritanya berkisar pada tokoh raja
dan keluarganya (Istana Sentris).
Bersifat pralogis, yaitu mempunyai
logika tersendiri yang tidak sama
dengan logika umum, disebut juga
fantasi.
Menggunakan banyak kata arkais,
contoh, hatta, syahdan, sahibul hikayat,
konon, menurut empunya cerita, dll.
6. Inti atau ide pokok atau gagasan
pokok dalam cerita.
Tema
Teknik dalam menggambarkan
dan mengembangkan karakter
tokoh, baik analitik maupun
dramatik.
Penokohan
Ajaran moral atau pesan yang
disampaikan dalam sebuah
cerita.
Dapat digambarkan tersurat,
namun lebih banyak tersirat.
Amanat
Gambaran mengenai tempat,
waktu, dan suasana yang terjadi
dalam sebuah cerita.
Latar
Rangkaian cerita disebut juga plot.
Umumnya, alur itu ada maju, mundur,
dan campuran. Untuk hikayat lebih
spesifik, contoh, alur pedih, tragis,
penghukuman, sinis, kekaguman.
Alur
Unsur-unsur yang membangun
cerita hikayat dari dalam, disebut
juga sebagai unsur batin
unsur
intrinsik
7. Nilai Ekstrinsik
Nilai pendidikan
Nilai sosial
Nilai budaya
Nilai agama
Merupakan unsur pembangun dari luar
cerita, berisi nilai-nilai yang ingin
disampaikan oleh pengarang.
8. Struktur Hikayat
Orientasi
Bagian teks yang berkaitan dengan beberapa
aspek. Mulai dari aspek waktu, tempat dan
suasana.
Krisis
Bagian yang membahas masalah utama
dalam cerita.
Reaksi
berupa solusi atau penyelesaian masalah.
Koda
nilai maupun pelajaran yang bisa diambil
dari suatu teks cerita oleh pembacanya.
Abstrak
Inti dari cerita yang akan dituliskan. Karena konteksnya
adalah hikayat, maka bentuk abstraksi berupa rangkaian-
rangkaian peristiwa cerita.
Secara umum, Abstrak bersifat opsional artinya
boleh dipakai atau tidak.
01
02
03
04
05
9. Kaidah Kebahasaan
Personifikasi
Majas yang menyatakan benda mati maupun
benda hidup yang bukan manusia
(hewan/tumbuhan) sebagai sesuatu yang
seolah-olah bersifat dan berlaku layaknya
manusia.
Contoh: Samar-samar nyanyian jangkrik
terdengar di sampingku.
Konjungsi Temporal
Konjungsi urutan waktu digunakan untuk
menyatakan urutan sebuah kejadian
berdasarakan waktu terjadinya, baik itu
sebelumnya, saat, maupun setelahnya.
Hikayat menggunakan konjungsi urutan waktu
berupa kata-kata arkais.
Contoh:
Akisyah/alkisah ( pada….)
Bermula/sebermula (awalnya….)
Arkian (kemudian…)
Hatta/ata (lalu…)
Kalakian (setelah itu ….)
Syahdan (selanjutnya …)
Maka (sesudah itu …)
Simile
Majas yang membandingkan suatu hal
dengan hal lainnya secara eksplisit
menggunakan kata penghubung atau kata
pembanding.
Contoh:
“Kamu tidur seperti kerbau,” canda ibu.
Mereka selalu bertengkar bak kucing dan
anjing.
Antonomasia
Majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang
menonjol.
Contoh: Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah
tiga bulan lamanya.
10. Infographic Style
majas yang menggunakan kata atau kelompok kata untuk
mewakili hal lain yang bukan sebenarnya, mulai dari bandingan
benda fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain. Metafora tidak
menggunakan kata penghubung atau kata pembanding seperti
simile.
Contoh:
Ia adalah tulang punggung keluarga.
Metafora
gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan
cara melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya.
Contoh:
“Masalah ini semakin menggunung,” ujarnya.
Hiperbola
11. Perbedaan hikayat dan cerpen
Jumlah tokoh
Dalam hikayat lebih banyak
dibandingkan dengan tokoh dalam
cerpen.
Contents A
Latar dan alur
Hikayat lebih kompleks, tidak
sesederhana cerpen.
Contents B
12. Langkah-langkah
Menceritakan kembali isi cerita hikayat
Langkah 1
Membaca/mendengar teks cerita lintas
zaman/rakyat (hikayat) secara
keseluruhan.
Langkah 6
Mengungkapkan kembali isi cerita
lintas zaman/rakyat (hikayat) dengan
bahasa sendiri.
Langkah 2
Mencatat tokoh dan penokohan
dalam cerita lintas zaman/rakyat
(hikayat).
Langkah 4
Mencatat alur cerita lintas
zaman/rakyat (hikayat).
Langkah 3
Mencatat latar cerita lintas
zaman/rakyat (hikayat).
Langkah 5
Mencatat gagasan pokok cerita
lintas zaman/rakyat (hikayat).