Mengenal hama dan penyakit dalam budidaya Bawang Merah.pptx
1. MENGENAL GEJALA SERANGAN OPT DOMINAN PADA
TANAMAN BAWANG MERAH DAN
PENANGGULANGANNYA
Ir. KETUT WARINI
Oleh :
2. Ulat bawang (Spodoptera exigua)
1. Gejala serangan
- Ditandai dengan adanya bercak putih transparan pada
daun karena daging daunnya dimakan, sehingga tinggal
bagian epidermis luar yang tersedia.
- Serangan berat daun menjadi terkulai, layu dan
berwarna putih kekuningan.
- Bila serangan oleh larva instar besar seluruh daun habis
dimakan, sehingga tanaman menjadi gundul, bahkan
umbinya juga diserang.
3.
4. 2. CARA PENGENDALIAN
• Penerapan pola tanam yang meliputi:
pengaturan waktu tanam, pergiliran tanaman.
• Sanitasi / pengendalian gulma disekitarnya
• Pengumpulan kelompok telur dan larva ulat
bawang dan dimusnahkan.
• Pemasangan perangkap kuning sebanyak 30
sampai 40 lembar per ha.
• Pemasangan feromon exi sebanyak 20 bh per
ha.
• Pemasangan lampu perangkap mulai umur 7 hst
sampai 60 hst, dari jam 18.00 sampai 22.00
5. • Aplikasi agens hayati NPV (nuclear
polyhidrosis virus) mulai umur 1 minggu
setelah tanam.
• Aplikasi cendawan Metarhizium sp konsentrasi
10 gr per liter air, dengan volume semprot 500
liter per ha.
• Jika populasi ulat bawang mencapai ambang
kendali dengan kerusakan 5% atau 1 kelompok
telur per 10 tanaman dilakukan aplikasi
insektisida kimia.
6. LALAT PENGOROK DAUN (Liriomyza sp)
1. Gejala serangan :
- Ditandai adanya bintik putih akibat tusukan
ovipositor dan berupa liang korokan larva
yang berkelok kelok dari bagian atas daun.
- Serangan berat seluruh helai daun penuh
dengan korokan, sehingga daun menjadi
kering, berwarna coklat seperti terbakar.
7.
8. 2. Cara Pengendalian
- Rotasi tanaman dengan tanaman bukan
bawang bawangan.
- Penanaman tanaman perangkap seperti :
kacang merah disekeliling tanaman bawang
merah.
- Penggunaan mulsa, untuk menghalangi larva
menuju tanah untuk berkepompong.
- Pemasangan perangkap kuning
- Pemasangan lampu perangkap
9. TRIPS
1. Gejala Serangan :
- Pada daun terdapat noda berwarna putih
mengkilap seperti perak kemudian berubah
menjadi kecoklat coklatan, dengan bintik
bintik hitam jika berkompilasi dengan penyakit
cendawan.
- Serangan berat menunjukkan seluruh daun
berwarna putih, sehingga sering juga hama ini
disebut hama putih.
10.
11. 2. Cara Pengendalian
- Penyiraman tanaman yang terserang pada siang
hari untuk menurunkan suhu dan menghayutkan
trip yg nempel pada daun.
- Penggunaan mulsa plastic yang dapat
memantulkan cahaya matahari, sehingga dapat
menghalau trips waktu terbang.
- Penggunaan perangkap kuning
- Pemanfaatan musuh alami seperti predator
- Pemanfatan pathogen serangga seperti beauveria
sp dan metarhizium sp.
- Gunakan insektisida kimia sintetis, bila serangan
mencapai ambang ekonomi.
12. PENYAKIT BERCAK UNGU (TROTOL)
1. Gejala Serangan
- Pada daun terdapat bercak melekuk berwarna
putih / kelabu (tergantung tingkat serangan)
- Pada serangan lanjut bercak keunguan tampak
menyerupai cincin dengan tepi agak kemerahan
atau keunguan yang dikelilingi zona berwarna
kuning, pada cuaca lembab permukaan ditutupi
oleh konidium cendawan yang berwarna coklat
sampai hitam, ujung daun menjadi kering.
13.
14. 2. Cara Pengendalian
- Penggunaan varietas toleran seperti : varietas
Bangkok dan Buaji.
- Pemupukan berimbang, karena pemupukan
dengan kelebihan unsur N akan dapat
meningkatkan serangan penyakit.
- Melakukan penyiraman setelah turun hujan
untuk mencuci spora yang menempel pada
daun dan mencuci percikan air tanah pada
daun.
15. - Perlakuan bibit dengan bakteri pseudomonas
flourescens, konsentrasi 1%, selama 30 sampai 60
menit. Mengatur jarak tanam 20 x 15 cm untuk
mengurangi kelembaban tanaman.
- Mengatur jarak tanam 20 x 15 cm untuk
mengurangi kelembaban tanaman.
- Aplikasi bakteri Paenibacilus polimyxa pada umur
1,3,5,7 dan 9 minggu setelah tanam
- Aplikasi cendawan trichoderma cair pada umur
2,4,6, 8 dan 10 minggu setelah tanam
- Aplikasi fungisida kimia sintetis, bila intensitas
serangan mencapai ambang kendali (10%).
16. PENYAKIT ANTRAKNOSA
1. Gejala Serangan
- Gejala awal ditandai dengan adanya bercak
berwarna putih pada daun, selanjutnya
terbentuk lekukan ke dalam dan patah terkulai
tepat pada bercak tersebut.
- Dalam kelembaban tinggi, kondisi
berkembang dengan cepat membentuk
miselia yang tumbuh pada permukaan daun,
dan dapat menjalar ke bagian umbi
17.
18. 2. Cara Pengendalian
- Menanam varietas tanaman bawang seperti
varietas sumenep.
- Penggunaan benih yang berasal dari umbi
yang sehat.
- Melakukan penyiraman setelah turun hujan
untuk mencuci spora yang menempel pada
daun dan mencuci percikan air tanah pada
daun.
19. - Perlakuan bibit dengan bakteri pseudomonas
flourescens, konsentrasi 1%, selama 30 sampai 60
menit. Mengatur jarak tanam 20 x 15 cm untuk
mengurangi kelembaban tanaman.
- Mengatur jarak tanam 20 x 15 cm untuk
mengurangi kelembaban tanaman.
- Aplikasi bakteri Paenibacilus polimyxa pada umur
1,3,5,7 dan 9 minggu setelah tanam
- Aplikasi cendawan trichoderma cair pada umur
2,4,6, 8 dan 10 minggu setelah tanam
- Aplikasi fungisida kimia sintetis, bila intensitas
serangan mencapai ambang kendali (10%).
20. PENYAKIT LAYU FUSARIUM (MOLER)
1. Gejala Serangan
- Ditandai dengan adanya daun menguning,
terpelintir dan selanjutnya layu.
- Tanaman mudah dicabut, karena
pertumbuhan akar terganggu (membusuk)
- Jika tanaman terinfeksi dari benih, gejala
serangan sudah mulai muncul pada tanaman
umur 7 sampai 14 hari.
21.
22. 2. Cara Pengendalian
- Menanam umbi yang sehat, kompak (tidak keropos), tidak
luka kulit /mengelupas.
- Mengurangi kelembaban sekitar perakaran, dengan membuat
guludan agak tinggi
- Rotasi tanaman dengan tanaman bukan jenis bawang.
- Tanaman yang terserang segera dicabut.
- Perlakuan benih dengan PGPR atau pseudomonas
flourescens.
- Aplikasi cendawan trichoderma sp sebanyak 300 kg per ha
dan aplikasi pseudomonas flourescens sebanyak 10 per ha
pada saat selesai membuat guludan, langsung tutup pakai
mulsa.
- Bila intensitas kerusakan mencapai 5%, maka dianjurkan
penggunaan fungisida basamid G.