Ada dua langkah yang harus dilakukan sebelum menulis buku teks :
Analisis kebutuhan buku teks
Penyusunan peta bahan ajar
Analisis Kebutuhan Buku Teks
Analisis kebutuhan buku teks meliputi :
Analisis kurikulum
Analisis kurikulum diarahkan pada kompetensi-kompentesi mana yang bahan ajar perlu dikembangkan dalam buku teks.
Analisis kurikulum ini meliputi:
a. Standart Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
c. Materi Pokok (Materi Pembelajaran)
d. Pengalaman Belajar
e. Alokasi Waktu
PPT ini saya dapatkan dari Ibu Anita, Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Jember.
Di dalamnya, terdapat tata tulis karya ilmiah dan daftar pustaka. Semoga dapat bermanfaat.
http://facebook.com/rrza28
http://twiter.com/risarizi
http://noonecanfly.blogspot.com
Abstrak merupakan suatu ringkasan yang singkat namun menyeluruh dari suatu makalah atau artikel jurnal ilmiah. Isi dari sebuah karya tulis ilmiah yang ditujukan untuk membantu seorang pembaca agar dapat dengan mudah dan cepat untuk melihat tujuan dari penulisannya.
Di dalam dunia akademik, tulisan pendek ini digunakan oleh institusi/lembaga/organisasi pendidikan sebagai informasi awal atas sebuah penelitian ketika dimasukkan dalam jurnal, konferensi, lokakarya, atau yang sejenisnya. Pembuatan abstrak memiliki beberapa tujuan seperti untuk melengkapi suatu tulisan ilmiah seseorang dan untuk dapat mengatasi suatu kendala bahasa.
Abstrak terletak pada bagian awal dari suatu karya ilmiah. Dengan membaca abstrak, kita dapat memahami inti dari gagasan yang dituangkan di dalam makalah atau artikel jurnal tersebut. Di samping itu, abstrak merupakan faktor penentu apakah makalah atau artikel jurnal yang kita ajukan kepada panitia penyelenggara atau tuan rumah suatu konferensi atau diterima atau tidaknya artikel jurnal kita oleh editor aalah dari abstrak yang kita tulis dan ajukan. Dengan kata lain abstrak berfungsi “menjual” karya kita. Jadi abstrak itu wajib menarik dan baik.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. BAGAN KARYA ILMIAH
halaman judul
kata pengantar
rumusan masalah
daftar isi
batasan masalah
abstrak
BAGIAN
PENDAHULUAN
latar belakang
tujuan
Bab Pendahuluan
BAGIAN
ISI
BAGIAN
PENUTUP
Bab Pembahasan
Bab Penutup
daftar pustaka
(lampiran)
hipotesis
teori
pengumpulan data
simpulan
(saran)
4. PETUNJUK UMUM
Judul
Syarat :
1.
2.
3.
4.
5.
Menggambarkan isi tulisan
Mencakup masalah pokok
Dirumuskan secara jelas dan singkat
Memilih kata-kata kunci
Apabila terlalu panjang, dibagi menjadi 2
bagian:
Bagian pertama pokok persoalan
Bagian kedua anak judul
5. PETUNJUK UMUM
Halaman Judul
Berisi judul penelitian sehingga
pembaca mengerti isi laporan.
Di bawah judul dapat dicantumkan:
Jenis dan tujuan laporan
Nama penyusun
Nama lembaga
Kota
Tahun penyusunan laporan
6. PETUNJUK UMUM
Kata Pengantar
Berisi gambaran umum pelaksanaan
tugas dan
hasil yang dicapai.
Dalam kata pengantar diuraikan:
Alasan dan tujuan penyusunan laporan.
Ucapan terima kasih kepada pembimbing
dan pihak yang membantu.
Tempat, tanggal, bulan, tahun penyusunan
laporan.
7. PETUNJUK UMUM
Daftar Isi
Menggambarkan isi pokok laporan
dengan mencamtumkan secara jelas
urutan bab dan subbab.
Mencamtumkan lampiran yang ada
dengan nomor halaman masingmasing dimulai dari kata pengantar
s.d. lampiran-lampiran.
8. PETUNJUK UMUM
Daftar Lampiran
Bila diperlukan lampiran tabel yang
menunjang isi laporan, semua tabel
dicantumkan dalam daftar tabel.
Mencantumkan nomor tabel dan
halaman dengan teratur dan jelas.
10. PETUNJUK UMUM
Latar Belakang
Berisi deskripsi tentang hal-hal berikut:
Fenomena/informasi yang berhubungan
dengan penelitian.
Hasil telaah pustaka yang relevan dengan
penelitian.
Ulasan tentang manfaat penelitian.
14. PETUNJUK UMUM
Hipotesis
Yang harus diperhatikan dalam menyusun
hipotesis adalah:
Disusun dalam bentuk pernyataan positif.
Berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah
penelitian.
Harus jelas dan menggambarkan arah penelitian.
Diperlukan teori dan langkah pokok untuk memecahkan
masalah.
Alasan menggunakan teori.
Urgensi penggunaan dalil dalam penelitian.
Kesejalanan antara anggapan dasar, hipotesis, teori, dalil
dengan tujuan penelitian.
Cara pembuktian hipotesis dikaitkan dengan desain
penelitian.
15. PETUNJUK UMUM
Cakupan Pengumpulan Data
Yang harus diperhatikan:
Kriteria penentuan dan jumlah sumber data.
Populasi dan sampel penelitian.
Kriteria mutu data yang diolah.
Keserasian data dengan tujuan penelitian serta
cakupannya.
Menggunakan metode dan teknik yang tepat.
Alasan penggunaannya.
Kriteria dan alat pengumpul data yang tepat.
Kemungkinan adanya pengaruh variabel lain.
Variabel yang dibutuhkan, diolah/dianalisis.
16. PETUNJUK UMUM
Cakupan Pengolahan Data
Yang harus diperhatikan:
Cara menginventarisasi data.
Cara mengorganisasi dan menyeleksi data.
Cara mengkode/menabulasi data.
Penggunaan teknik pengolahan dan analisis data.
Tahap-tahap penelaahan dan analisis data.
Konsistensi penerapan teori.
Ketepatan analisis dan penafsiran data.
Ketepatan pembuktian hipotesis.
Ketepatan menarik simpulan, saran, ataupun
rekomendasi.
18. PETUNJUK UMUM
Daftar Pustaka
Berisi daftar semua pustaka yang
dijadikan landasan penelitian dan
penyusunan laporan.
Pustaka yang tidak relevan dengan
penelitian tidak boleh tercantum.
19. PETUNJUK UMUM
Lampiran
Sebagai pelengkap, laporan harus
menyertakan Lampiran (yang tidak
dimasukkan dalam teks), seperti:
Peta
Instrumen penelitian
Transkripsi (rekaman dalam kaset)
Pegangan kerja
Rancangan penelitian
Riwayat hidup peneliti
20. TEKNIK PENGETIKAN
Karya
ilmiah
ditulis
dengan
menggunakan kertas HVS 70-80
gram ukuran A4 atau kuarto.
Pengetikan karya ilmiah perlu
mengikuti aturan-aturan berikut ini:
Diketik dengan menggunakan huruf pika
bila menggunakan mesin tik atau jenis
huruf courir 10-12 pt bila menggunakan
printer dot matrix, atau tipe huruf times new
roman, garamond, arial, cg times, atau
lainnya ukuran 10-12 pt bila menggunakan
printer laser.
21. TEKNIK PENGETIKAN
Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya
pada isi bab adalah dua spasi. Jarak pengetikan
dua spasi ini berlaku pula bagi jarak penulisan pada
daftar isi.
Batas tepi kiri, tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah
masing-masing adalah kurang lebih 4 cm, 4 cm, 3
cm, dan 3 cm. Bila menggunakan MS Windows
atau Word Perfect, margin kiri dan kanan masingmasing 1,2 dan margin atas 1,2 dan bawah 1,0.
Pengetikan paragraf baru dimulai dengan awal
kalimat yang menjorok masuk ke dalam dengan tiga
pukulan tik dari tepi kiri atau lima huruf (1 tab) bila
dengan komputer.
22. TEKNIK PENGETIKAN
Penulisan judul bab menggunakan huruf
kapital semua, tanpa garis bawah dan
tanpa titik. Nomor bab menggunakan
angka romawi. Setiap awal kata dari judul
subbab harus ditulis dengan huruf kapital,
kecuali kata sambung.
Penomoran dapat menggunakan salah
satu dari kedua cara berikut ini:
Cara pertama : 1., A., a., 1), a), (1), (a)
Cara kedua : 1., 1.1, 1.1.1, dst.
Dalam suatu karya ilmiah cara penomoran ini harus
digunakan secara konsisten, jadi tidak boleh
dicampuradukkan.
Kedua
cara
tersebut
mengandung kelemahan.
23. TEKNIK PENGETIKAN
Kelemahan cara pertama adalah
memungkinkan terjadinya nomor yang sama
dalam bab yang sama.
Kelemahan cara kedua adalah
penomoran ini akan mengambil ruang yang
banyak sehingga memungkinkan sempitnya
tempat untuk menulis uraian.
24. TEKNIK PENGETIKAN
Perpindahan dari satu butir ke butir yang
berikutnya
tidak
harus
menjorok,
melainkan dapat ditik lurus/simetris agar
tidak mengambil terlalu banyak tempat dan
demi keindahan format.
Penggunaan nomor urut sebagaimana
disebutkan di atas sebaiknya dibatasi dan
jangan berlebihan, karena pada prinsipnya
karya ilmiah lebih banyak menggunakan
model esai, bukan point.
Judul tabel ditulis di sebelah atas tabel,
sedangkan judul untuk bagan, diagram,
atau gambar, ditulis di sebelah bawah.
25. TEKNIK PENGETIKAN
Sampul Luar
Berisi:
Judul
(dicetak dengan huruf kapital semua dan
tidak boleh menggunakan singkatan; jika
ada subjudul, maka yang ditulis dengan
huruf besar hanya huruf awal dari setiap
kata).
Maksud penulisan karya ilmiah.
Nama penulis.
Nomor induk.
Nama sekolah.
Tahun penulisan.
26. TEKNIK PENGETIKAN
Rumusan maksud penulisan karya
ilmiah ditulis:
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh…
Sampul Dalam
Isi sampul dalam sama persis dengan apa
yang ditulis dalam sampul luar.
27. TEKNIK PENGETIKAN
Halaman Pernyataan
Disediakan untuk pernyataan keaslian karya ilmiah. Isi
pernyataan untuk karya ilmiah sebagai berikut:
“Dengan ini saya menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul
”….” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya
siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.“
tempat, tanggal, tahun
Yang membuat pernyataan,
Ttd
Penulis karya ilmiah
28. CARA MENULIS KUTIPAN DAN
SUMBER KUTIPAN
Beberapa aturan yang perlu diketahui dalam
penulisan kutipan dan sumber kutipan didasarkan
kepada sistem harvard sebagai berikut:
Kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik dua
(“…”) jika kutipan ini merupakan kutipan pertama atau
dikutip dari penulisannya.
Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan
tersebut ditulis dengan menggunakan tanda petik satu
(‘…’).
Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau
kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik
(sesuai dengan ketentuan di atas) dan penulisannya
digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip
dan diketik dengan jarak dua spasi.
29. CARA MENULIS KUTIPAN DAN
SUMBER KUTIPAN
Contoh:
Salah satu dimensi kehidupan afektifemosional ialah kemampuan memberi dan
menerima cinta, bukan cinta dalam arti yang
penuh romantik atau memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam
arti “… a relationship that nourishes us we
give, and enriches us we spend, and permits
ego and alter ego to grow in mutual harmony”
(Cole, 1993:832).
30. CARA MENULIS KUTIPAN DAN
SUMBER KUTIPAN
Apabila kutipan langsung merupakan seperangkat kalimat,
tempatkanlah kutipan itu di antara tanda petik dua di bawah baris
terakhir kalimat yang mendahuluinya, menjorok lima ketukan ke
dalam teks dari margin kiri, berjarak rapat (½ spasi)
……………………………………………………………………………………
……………………..…….(baris akhir tulisan kita)
“Dalam hal yang lebih penting lagi, yang menyatakan betul sifat
nasional pendidikan di negara kita ialah menjadikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar di semua sekolah-sekolah.
Bahasa ialah alat berpikir dan alat menyatakan buah pikiran itu,
tetapi selain dari semua itu, ialah alat yang terpenting untuk
menebalkan rasa nasional suatu bangsa. Walaupun prinsip bahwa
bahasa pengantar di sekolah-sekolah ialah bahasa Indonesia,
diberi kompromi pada dasar psikologi, dengan demikian, bahwa di
tiga kelas yang terendah dari sekolah-sekolah rendah bahasa
pengantar ialah bahasa daerah.”
(nama, tahun:halaman)
awal
tulisan
berikutnya………………………………………………………………….
kita
31. CARA MENULIS KUTIPAN DAN
SUMBER KUTIPAN
Jika bagian dari yang dikutip ada
bagian yang dihilangkan, maka
penulisan bagian itu diganti dengan
tiga buah titik. Contoh pada
penulisan di atas
Jika sumber kutipan ditulis setelah
kutipan, maka nama penulis, tahun
penerbitan, dan nomor halaman
yang dikutip semuanya diletakkan di
dalam kurung.
32. CARA MENULIS KUTIPAN DAN
SUMBER KUTIPAN
Contoh:
… (akhir tulisan kita). “The personality
pattern is inwardly determined by and
closely associated with maturation of the
physical and mental characteristic which
constitute the individual’s hereditary
endownment” (Hurlock, 1979:19). (awal
tulisan kita berikutnya)…
33. CARA MENULIS KUTIPAN DAN
SUMBER KUTIPAN
Penulisan
sumber
kutipan
ada
beberapa
kemungkinan seperti berikut:
Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara
penulisannya adalah nama penulis yang diikuti
dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman
yang dikutip yang keduanya diletakkan di dalam
kurung.
Contoh:
…(akhir tulisan kita). Oka (1976:53) mengatakan bahwa
“Masyarakat Indonesia yang akan datang sangat memerlukan
tenaga kerja untuk pembangunan yang terampil menggunakan
bahasa Indonesia untuk surat-menyurat, pidato, dan karangmengarang.”
(awal tulisan kita berikutnya)…
34. CARA MENULIS KUTIPAN
DAN SUMBER KUTIPAN
Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas
bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang
ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan
pengutip, tetapi dengan menyebut siapa yang
mengemukakan pendapat tersebut.
Contoh:
… (akhir tulisan kita). Chomsky (Yelon dan Weinstein,
1977:62) mengemukakan bahwa “… children are born
with innate understanding of structure of language.”
(awal tulisan kita berikutnya)….
Atau
… (akhir tulisan kita). ‘…’ (Chomsky,1968:67;Yelon
dan Weinstein, 1977:62). (awal tulisan kita berikutnya)
….
35. CARA MENULIS KUTIPAN
DAN SUMBER KUTIPAN
Jika
penulis terdiri atas dua orang,
maka nama keluarga kedua
penulis tersebut harus disebutkan,
misalnya, (Sharp and Green,
1996:1), sedangkan jika penulis
lebih dari dua orang maka yang
disebutkan nama keluarga dari
penulis pertama dan diikuti oleh
dkk, misalnya, (Halim dkk.,
1976:25).
36. CARA MENULIS KUTIPAN
DAN SUMBER KUTIPAN
Jika masalah yang dikutip dibahas oleh
beberapa orang dalam sumber yang
berbeda maka cara penulisan sumber
kutipan itu adalah seperti contoh berikut:
Contoh:
Beberapa studi tentang anak-anak yang
mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972;
Miggs, 1976; Parmenter, 1976) menunjukkan
bahwa …. (tulis intisari rumusan yang
dipadukan dari ketiga sumber tersebut).
37. CARA MENULIS KUTIPAN
DAN SUMBER KUTIPAN
Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya
tulis dari penulis yang sama pada tahun yang
sama, maka cara penulisannya adalah dengan
menambah huruf a, b, dan seterusnya pada
tahun penerbitan.
Contoh: (Bray, 1998a, 1998b)
Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka
penulisnya adalah: (Th. 1972:18).
Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran
seorang penulis, tidak perlu ada kutipan
langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.
38. CARA MENULIS ANGKA
Cara menulis angka dalam suatu
kalimat
adalah sebagai berikut:
Ditulis dengan huruf apabila angka
tersebut terdiri dari satu atau dua
kata.
Contoh:
Dalam dua minggu ini ia bekerja keras
untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
39. CARA MENULIS ANGKA
Ditulis dengan angka arab, apabila angka
tersebut tidak dapat diungkapkan dalam
satu atau dua kata.
Contoh:
Dari 23 kandidat untuk jabatan Ketua Organisasi
tersebut, lima dinyatakan berhak mengikuti
pemilihan tingkat akhir.
Untuk simbol kimia, matematika, statistika,
dsb. Penulisan dilakukan apa adanya
sesuai dengan kelaziman dalam bidang
yang bersangkutan.
40. CARA PENULISAN
SINGKAT
Penulisan singkatan mengikuti aturan
sebagai berikut:
Untuk penulisan pertama kali suatu nama
harus ditulis lengkap dan kemudian diikuti
dengan singkatan resminya dalam kurung.
Contoh:
Dalam laporan tahunan Perserikatan BangsaBangsa (PBB) disebutkan bahwa…
41. CARA PENULISAN
SINGKAT
Untuk penulisan berikutnya singkatan
resmi yang ada dala kurung digunakan
tanpa perlu menuliskan kepanjangannya.
Contoh:
Dalam laporan PBB tersebut dinyatakan pula
bahwa…
Singkatan yang tidak resmi tidak boleh
digunakan.
42. CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA
Komponen-komponen yang harus
dicantumkan dalam daftar pustaka ini
adalah sebagai berikut:
Nama penulis, dengan cara menuliskan
terlbih dahulu nama belakang, kemudian
nama depan. Hal ini berlaku untuk semua
nama, baik nama asing maupun nama
Indonesia. Cara penulisan inilah yang
berlaku
secara
internasional
tanpa
mengenal kebangsaan dan tradisi.
43. CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA
Tata tulis ilmiah tidak mengenal prinsip
nama yang lebih dikenal di masyarakat,
melainkan nama belakangnya, tanpa
memperhitungkan apakah nama itu
merupakan nama keluarga atau bukan.
Contoh:
Abdul Hamid ditulis Hamid, Abdul.
Bonar Situmorang ditulis Situmorang, Bonar.
Nama penulis diikuti dengan tahun penerbitan, judul
sumber tertulis yang bersangkutan dengan
digarisbawahi atau dicetak miring, kota tempat
penerbit berada dan nama penerbit.
44. CARA MENULIS DAFTAR PUSTAKA
Baris pertama ditik mulai pukulan pertama,
sedangkan baris kedua dan seterusnya ditik mulai
pukulan ketiga/kelima atau satu tab dalam
komputer. Jarak antara baris satu dengan
berikutnya adalah satu spasi, sedangkan jarak
antara sumber satu dengan sumber berikutnya
adalah dua spasi.
Contoh:
Boediono. 1998. Dampak Krisis Ekonomi Terhadap
Pendidikan.
Jakarta: Pusat Penelitian Sains dan
Teknologi UI.
Kartodirdjo, Suwiryo. 1987. Kebudayaan Pembangunan
dalam
Perspektif Sejarah. Yogyakarta: Gadjah
Mada University
Press.
45. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Berdasarkan
Digunakan
Jenis
Sumber
yang
Jika sumber dari jurnal
Penulisan jurnal sebagai daftar pustaka
mengikuti urutan:
Nama belakang penulis, diikuti nama depan
penulis,
Tahun penerbitan,
Judul artikel (ditulis diantara tanda petik).
Judul jurnal dengan digarisbawahi dan ditulis
penuh,
46. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Nomor volume dengan angka arab dan
digarisbawahi tanpa didahului dengan singkatan
“vol”,
Nomor penerbitan (jika ada) dengan angka arab
dan ditulis di antara tanda kurung,
Nomor halaman dari nomor halaman pertama
sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa
didahului singkatan “pp” atau “h”.
Contoh:
Barret. 1983. “The Emphaty Cycle: Refinement of A Nuclear
Concept”. Journal of Counselling Psychology. 28 (2), 91100.
47. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Jika sumber dari buku
Jika sumber tertulis berupa buku,
maka urutan penulisan dalam daftar
pustaka sebagai berikut:
Nama belakang penulis, diikuti nama
depan,
Tahun penerbitan,
Judul buku digarisbawahi,
Edisi,
Kota asal,
Penerbit,
48. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Daftar Pustaka berupa buku ditulis dengan
memperhatikan keragaman berikut:
Jika buku ditulis oleh satu orang penulis:
Alisyahbana, Sutan Takdir. 1957. Sejarah Perjuangan dan
Pertumbuhan
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka
Rakyat.
Jika buku ditulis oleh dua orang, maka semua nama
ditulis, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik
susunannya.
Ekosusilo, Madyo dan Bambang Triyanto. 1995. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. SemarangL Dahara Prize.
49. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Jika buku ditulis oleh lebih dari dua orang
digunakan singkatan (et.al.) atau (dkk.)
Ramlan, M (dkk.). 1993. Paragraf Alur
Kepaduan
dalam Bahasa
Yogyakarta: Andi Offset.
Pikiran dan
Indonesia.
Jika penulis sebagai penyunting digunakan
singkatan (ed.)
Rubin, Joan dan Bjorn H. Jernudd (ed.). 1971.
Language Be
Planned? Honolulu:
University Press of Hawaii.
Can
The
50. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Jika sumber itu merupakan karya tulis
seseorang dalam suatu kumpulan tulisan
banyak orang:
Pujianto. 1984. “Etika Sosial dalam Sistem Nilai
Bangsa Indonesia”,
dalam Dialog
Manusia,
Falsafah,
Budaya,
dan
Pembangunan.
Malang: YP2LPM.
Jika buku itu berupa edisi:
Gabriell. 1970. Children Growing Up: Development
of Children’s
Personality. (3rd ed.). London:
University of London Press.
51. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Berupa surat kabar
Sanusi, A. 1986. “Menyimak Mutu
Pendidikan Dengan Konsep Taqwa dan
Kecerdasan, Meluruskan Konsep
Belajar dala Arti Kualitatif”. Pikiran
Rakyat (8 September 1986).
52. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Jika Sumber di Luar Jurnal dan Buku
Berupa karya ilmiah
Soelacman, M.I. 1985. Suatu Upaya Pendekatan
Fenomenologis
terhadap Situasi
Kehidupan dan Pendidikan dalam
Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada
FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
Berupa publikasi departemen
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998.
Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana
Bantuan Operasional. Jakarta: Diknas.
53. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Berupa dokumen
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. 1983.
Laporan Penilaian Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru. Jakarta: Diknas.
Berupa makalah
Kartadinata, S. 1989. “Kualifikasi Profesional
Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian
Psikologis”. Makalah pada Konvensi 7 IPBI,
Denpasar.
54. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Jika sumber dari internet
Bila karya perorangan
Cara penulisannya:
Pengarang/penyunting. (Tahun). Judul.
(edisi), [jenis media]. Tersedia: alamat di
internet [tanggal diakses]
Contoh:
Thompson, A. (1998). The Adult and The
Curriculum. [Online].
Tersedia:
http://www.ed.uiuc.ed/EPS/PESYearbook/1998/
[30 Maret 2000]
55. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Bila bagian dari karya kolektif
Cara penulisannya:
Pengarang/penyunting. (Tahun). Dalam sumber
(edisi). [jenis
media]. Penerbit (jika ada).
Tersedia: alamat di internet
[tanggal
diakses].
Contoh:
Daniel. R.T. (1995). The History of Western
Music. In Britanica Online: Macropedia
[Online].
Tersedia:http://www.eb.com:180/cgibin/g:docF=Macro/5004/45/0.html [28
Maret
2000]
56. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Bila artikel dalam jurnal
Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun). Judul. Nama Jurnal [Jenis
Media], Volume (terbitan), halaman.
Tersedia: alamat di internet [tanggal diakses]
Contoh:
Supriadi, D. (1999). Restrusturing The
Schoolbook Provision System in Indonesia:
Some Recent Initiatives. Dalam Educational
Policy Analysis Archives [online]. Vol 7 (7), 610.
Tersedia:
http://epaa.asu.edu/epaa/v7n7.html [17 Maret
2000]
57. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Bila artikel dalam majalah
Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun, bulan tanggal). Judul.
Nama Majalah [Jenis Media], Volume, jumlah
halaman. Tersedia: alamat di internet [tanggal
diakses]
Contoh:
Goodstein, C. (1991, September). Healers from
the deep. American Health [CD ROOM], 6064.
Tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1992 Life
Science/Article 08A [13 Juni 1995]
58. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Bila artikel di surat kabar
Cara penulisannya:
Pengarang. (Tahun, bulan tanggal). Judul.
Nama Surat Kabar [Jenis Media]. Halamn.
Tersedia: alamat di internet. [tanggal
diakses]
Contoh:
Cipto, B. (2000, April 27). Akibat Perombakan
Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa
Runtuh. Pikiran Rakyat [online], halaman 8.
Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com [9
Maret 2000]
59. CARA MENULIS DAFTAR
PUSTAKA
Bila pesan dari e-mail
Cara penulisannya
Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun,
bulan, tanggal). Judul Pesan. E-mail kepada
penerima [alamat e-mail penerima].
Contoh:
Musthafa, Bachrudin (musthafa@indo.net.id).
(2000,April 25). Bab V Laporan Penelitian. Email
kepada
Dedi
Supriadi
[supriadi@indo.net.id].