Dokumen tersebut membahas tentang lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Banyuwangi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain jumlah kecelakaan lalu lintas yang meningkat dari 157 korban tahun 2015 menjadi 223 korban tahun 2016, dominasi pengendara sepeda motor dalam kecelakaan, serta upaya Satlantas Polres Banyuwangi bekerjasama dengan instansi terkait dalam program keselamatan berlalu lintas.
Materi ini dapat menambah wawasan kita tentang prosedur pengawalan yang dilakukan oleh instansi-instansi militer pada objek-objek vital baik orang/VIP maupun objek vital non-orang lainnya
Materi ini dapat menambah wawasan kita tentang prosedur pengawalan yang dilakukan oleh instansi-instansi militer pada objek-objek vital baik orang/VIP maupun objek vital non-orang lainnya
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
TATA_CARA_and_ETIKA_BERLALU_LINTAS.ppt
1.
2. GEOGRAFI
A. LUAS DAERAH 4 .089 KM2
B. PANJANG JALAN
JALAN NEGARA 100,53
JALAN PROPINSI 114,350
JALAN KABUPATEN 214,88
TOTAL PANJANG JALAN 430,363
LINTASAN KERETA API
JUMLAH TOTAL : 24
LINTASAN BERPINTU : 10
LINTASAN TANPA PINTU : 14
DENGAN ALARM : 10
STASIUN : 8
PESAWAT UDARA : 2
KERETA API : 5
MUTIARA TIMUR BWI – SBY 1
TAWANGALUN BWI – MLG 1
SRITANJUNG BWI – BANGIL 1
PROBOWANGI BWI – PROBOLINGGO 1 K.A
LOKAL BWI – JEMBER 1
D. PENYEBRANGAN LAUT
ASDP 14 KAPAL
LCM 10 KAPAL
DEMOGRAFI
JML PENDUDUK : 1.947.003
LAKI-LAKI : 936.462
PEREMPUAN : 1.010.541
JUMLAH POLANTAS : 98 ORANG
RATIO POLANTAS : JALAN
1 : 4,018 KM
SARANA ANGKUTAN
A. ANGKUTAN DARAT
• ANGKUDES 77
• ANGKOT 68
• AKDP 166
• AKAP 27
• ANGK SEWA 14
B. ANGKUTAN UDARA
• BANDARA BLIMBINGSARI
3. a. Undang – undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia
b. Undang – Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
c. Program Dekade Of Action For Road Safety Tahun 2011 – 2020 dan
Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Tahun 2011 – 2035.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 pasal 32 dan pasal 33
tentang Tata cara pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan dan
penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan.
e. Surat Telegram Kapolda Jatim Nomor ST/2006/IX/2013 tanggal 18
September 2013 ttg pelaksanaan gerakan nasional pelopor
keselamatan berlalu lintas.
f. Surat Telegram Kapolda Jatim Nomor ST/228/II/2015 tanggal 13
Februari 2015 ttg Polantas sbg penggerak revolusi mental & pelopor
tertib sosial di ruang publik.
4. NO NAMA DATA LAKA JUMLAH KET
1 DATA LAKA LANTAS
JUMLAH LAKA 810
KORBAN MD 223
KORBAN LB 746
KORBAN LR 262
KERMAT
118.400.00
0
2 PROFESI KORBAN
JUMLAH LAKA 810
PEGAWAI NEGERI SIPIL 30
TENTARA NASIONAL INDONESIA 1
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
3
KARYAWAN 268
PELAJAR 780
MAHASISWA 34
PENGEMUDI 2
PEDAGANG 4
PETANI 67
BURUH 10
LAIN LAIN 32
NO URAIAN JUMLAH KET
1 Tilang 29556
2 Tilang 29556
3 Teguran 2757
4 BB R2 0
5 BB R4. 0
PROFESI PELANGGAR
6 PNS 2216
7 Swasta 5992
8 Mahasiswa 1574
9 Pelajar 5316
10 Pengemudi umum 3854
11 Pedagang 4331
12 Tani / nelayan 3743
5. DISIPLIN BERLALU LINTAS MERUPAKAN SALAH SATU CERMIN
DARI DISIPLIN NASIONAL YANG MENUNJUKKAN HARGA DIRI
BANGSA, TERCANTUM DALAM AMANAT UU NO. 22 TAHUN 2009
TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN YAITU TERWUJUDNYA
ETIKA BERLALU LINTAS DAN BUDAYA BANGSA MELALUI UPAYA
PEMBINAAN, BIMBINGAN DAN PENDIDIKAN LALU LINTAS DENGAN
TUJUAN MEMBANGUN DISIPLIN BERLALU LINTAS DALAM KEHIDUPAN
SEHARI HARI.
SEJALAN DENGAN POTRET LALU LINTAS JALAN RAYA SAAT INI
JUMLAH KENDARAAN SANGAT BANYAK, MENINGKAT PESAT, JALANAN
PADAT PERILAKU PENGENDARA BERUSAHA BEREBUT CEPAT SAMPAI
TUJUAN, NGEBUT, ZIG ZAG, POTONG JALUR, LAWAN ARUS TEROBOS
LAMPU MERAH DAN SEBAGAINYA SEHINGGA DISAMPING MEMBUAT
LALU LINTAS MENJADI SEMRAWUT, PERILAKU PENGENDARA YANG
DEMIKIAN MENJADI FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
LALU LINTAS.
6. PADA TAHUN 2015 DARI 730 KASUS JUMLAH KORBAN
MENINGGAL DUNIA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS
MENCAPAI 157 ORANG DAN TERUS MENINGKAT MENJADI 223
ORANG DI TAHUN 2016 DARI 810 KASUS. ARTINYA DI
KABUPATEN BANYUWANGI SETIAP DUA HARI SEKALI ADA
ORANG YANG MENINGGAL DUNIA KARENA KECELAKAAN LALU
LINTAS.
KECELAKAAN LALU LINTAS LEBIH DIDOMINASI OLEH PENGENDARA
SEPEDA MOTOR USIA MUDA HINGGA MENCAPAI 60 PERSEN, RATA-RATA
MEREKA MELAKUKAN PELANGGARAN TERLEBIH DAHULU SEBAGAI AWAL
DARI PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KARENA INTERAKSI YANG
TERJADI SAAT BERLALU LINTAS SANGAT BERGANTUNG DARI PERILAKU
MANUSIA SEBAGAI PENGGUNA JALAN.
PENGETAHUAN PEMAHAMAN TERHADAP ATURAN YANG BERLAKU, KEMAMPUAN
DAN KETERAMPILAN MENGENDALIKAN KENDARAAN MUTLAK HARUS DIMILIKI
OLEH SETIAP PENGEMUDI DEMI TERCIPTANYA KEAMANAN KETERTIBAN
KELANCARAN & KESELATAN LALU LINTAS BAIK BAGI PENGENDARA ITU SENDIRI
MAUPUN PENGGUNA JALAN LAINNYA. SEHINGGA SATLANTAS POLRES
BANYUWANGI MENGAJAK SEGENAP INSTANSI TERKAIT SECARA BERSAMA-SAMA
MELAKUKAN PROGRAM KESELAMATAN BERLALU LINTAS DI JALAN RAYA
SEBAGAI WUJUD KOMITMEN BERSAMA MELAKUKAN REVOLUSI MENTAL
MENYELAMATKAN PELAJAR DARI KECELAKAAN LALU LINTAS.
7. 2. SIM C (untuk kendaraan Roda 2)
- memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk)
- cukup berumur 17 tahun
- sehat jasmani dan rohani
- tahu/mengerti akan tata tertib/peraturan
lalu lintas
- cakap mengendarai kendaraan jenis SIM C
KELENGKAPAN SURAT-SURAT YG HARUS DIMILIKI OLEH
SETIAP PENGEMUDI BERDASARKAN PERKAP No. 9 Tahun
2012 tentang Surat Izin Mengemudi :
1. SIM A (untuk kendaraan Roda 4)
- cukup umur 18 tahun
- sehat jasmani dan rohani
- tahu/mengerti akan tata tertib/peraturan lalu lintas
- cakap mengendarai kendaraan untuk SIM A
9. Rambu lalu lintas adalah salah satu dari perlengkapan
jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan
atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan,
perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.
11. MARKA JALAN ADALAH SUATU TANDA YANG BERADA DI PERMUKAAN JALAN ATAU
DIATAS JALAN YANG MELIPUTI PERALATAN ATAU TANDA GARIS MEMBUJUR, MELIN-
TANG, SERONG SERTA LAMBANG LAINNYA YANG BERFUNGSI MENGARAHKAN ARUS
LALU LINTAS YANG MEMBATASI DAERAH KEPENTINGAN LALU LINTAS
MARKA MEMBUJUR :
JENIS MARKA JALAN
Membujur tidak terputus : Larangan lewat dan tanda tepi jalur /jalan
Membujur terputus-putus : arahkan lalu lintas, peringatan ada Marka didepan
dan pembatas lakur/jalur jalan
Kombinasi membujur terputus-putus dan tidak terputus :
Kombinasi Marka membujur tidak terputus
12. 1. Rambu perintah/larangan
2. Marka jalan
3. Alat pemberi isyarat lalu lintas
4. Gerakan lalu lintas
5. Berhenti dan parkir
6. Peringatan dg bunyi dan sinar
7. Kecepatan maks/min
8. Tata cara penggandengan & penempelan
WAJIB PATUH KETENTUAN :
Psl. 106 ayat 4
13. Penggunaan Jalur/Lajur Lantas
1. Tata cara berlalu lintas mengambil jalur jalan
sebelah kiri
2. Penggunaan jalur sebelah kanan hanya dapat
dilakukan apabila :
a. Bermaksud melewati kendaraan didepan
b. Ditunjuk / diperintah petugas Polri utk
digunakan sementara sbg jalur kiri
Psl. 108 ayat 1
14. Posisi Kendaraan di Jalan
(1) Dua lajur/lebih searah,kendaraan berkecepatan lebih
rendah daripada kendaraan lain HARUS mengambil
lajur KIRI.
(2) Perpindahan lajur harus memperhatikan situasi kendaraan
didepan,samping dan belakang serta memberikan isyarat
lampu penunjuk arah.
(3) Jika jalur dilengkapi rambu-rambu dan atau marka petunjuk
kecepatan,maka kendaraan harus berada pada lajur sesuai
kecepatannya.
15. Tata Cara
Menyusul dan Melewati
1. Pastikan jalan yg didepan aman, dan tetap dapat melihat sedikitnya
150 meter dimuka untuk memberikan dan menjaga ruang yang cukup
bagi kendaraan yg dilewatinya;
2. Periksa cermin pandanga belakang guna melihat kendaraan yang
mendekat dari arah belakang
3. Beri isyarat untuk mendahului (sedikitnya 3 detik sebelum keluar lajur
dan menyusul)
4. Mengambil lajur/jalur sebelah kanan kendaraan yang dilewatinya;
5. Dalam keadaan tertentu boleh sebelah kiri, bila :
a. Lajur kanan macet
B. Bermaksud belok kiri
Dilarang melewati kendaraan yang telah memberi
isyarat akan mengambil lajur/jalur kanan
Psl 109 ayat 3
16. Pengemudi Dilarang Melewati:
a. Kendaraan lain di persimpangan atau persilangan
sebidang.
b. Kend lain yg sdg berikan kesempatan menyeberang kpd
pejalan kaki atau pengendara sepeda.
Pengemudi yg akan Dilewati Kend Lain Wajib :
1. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi kend yg akan melewati;
2. Memberi kesempatan / menjaga kecepatan agar dapat dilewati
dengan aman
17. Tata Cara Berpapasan
Berpapasan pada jalan yg tdk ada pemisah, harus memberikan
ruang gerak yg cukup disebelah kanan kendaraan
Bila ada rintangan didepan, dahulukan kendaraan dari arah
berlawanan
Pada tanjakan/menurun tdk mungkin berpapasan yg
menanjak didahulukan
Psl. 110 ayat 2
Psl. 110 ayat 1
Psl. 111
18. Tata Cara Membelok
1. Pengemudi yg akan membelok / berbalik arah atau
berpindah lajur, harus :
a. Mengamati situasi ll didepan, samping & belakang;
b. Memberi isyarat dg lampu/isyarat tangan;
3. Pengemudi dilarang langsung belok kiri pada setiap
persimpangan jalan kecuali ditentukan lain oleh rambu
atau alat pemberi isyarat lalu lintas (apill)
Psl. 112 ayat :
19. Memperlambat Kendaraan
PENGEMUDI HARUS MEMPERLAMBAT KENDARAAN,
APABILA AKAN MELEWATI :
1. Kend umum yg sedang menaikkan / menurunkan penumpang;
2. Kend tdk bermotor yg ditarik hewan, hewan yg ditunggangi atau
digiring
3. Memasuki pusat giat masy
4. Mendekati persimpangan jalan/perlintasan sebidang K.A.
5. Melihat/mengetahui pejalan kaki yg akan menyeberang
PENGEMUDI DILARANG MELEWATI :
1. Kend lain di persimpangan / persilangan sebidang dg K.Api
2. Kend yg sedang memberi kesempatan menyeberang kepada
pejalan kaki atau sepeda
21. Hak Utama Pada Persimpangan
Dan Perlintasan Sebidang
Persimpangan tidak dengan apill
Pengemudi wajib memberikan hak utama kepada :
1. Kend yg datang dr arah DEPAN dan/atau cabang persimpangan lain,
jika dinyatakan dg rambu / marka
2. Kend dr JALAN UTAMA, bila pengemudi datang dr jalan lebih
kecil/gang/pekarangan;
3. Kend yg datang dr arah cabang persimpangan SEBELAH KIRI, utk
persim 4 atau lebih sama besar;
4. Kend yg datang dr arah cabang persimpangan SEBELAH KIRI, utk
persimpangan 3 TIDAK tegak lurus;
5. Kend yg datang dr arah cabang persimpangan YANG LURUS, utk
persimpangan 3 tegak lurus;
Psl. 113 ayat 1
22. PADA PERSILANGAN SEBIDANG DG JALAN REL
(KERETA API), Pengemudi harus :
1. Berhenti ketika sinyal berbunyi, palang pintu K.A
sudah mulai menutup/ada isyarat lain
2. Mendahulukan kereta api
3. Memberikan hak utama kepada kendaraan yg lebih
dahulu melintasi rel
Psl. 114
23. Hak Utama Penggunaan Jalan
Untuk Kelancaran Lalu Lintas
A. PEMAKAI JALAN WAJIB MENDAHULUKAN SESUAI URUTAN
PRIORITAS SEBAGAI BERIKUT :
1. Kend Pemadam Kebakaran yg sedang melaksanakan tugas;
2. Ambulans yang mengangkut orang sakit;
3. Kend utk memberi pertolongan pada kecelakaan lalu lintas;
4. Kend Kepala Negara/Pemerintah Asing sbg tamu negara;
5. Iring-iringan pengantaran jenazah;
6. Konvoi, pawai atau kend orang cacat;
7. Kend utk keperluan khusus mengangkut barang-barang khusus
B. PRIORITAS DG PENGAWALAN PETUGAS YG BERWENANG /
DILENGKAPI ISYARAT / TANDA-TANDA LAIN
C. APILL DENGAN ISYARAT BERHENTI TIDAK BERLAKU
24. Berhenti dan Parkir
SELAIN KR BERMOTOR UMUM DLM TRAYEK SETIAP KR BERMOTOR DPT
BERHENTI DISETIAP JALAN, KECUALI :
1. TERDAPAT RAMBU LARANGAN BERHENTI DAN/ATAU MARKA JALAN YG BERGARIS
UTUH
2. PADA TEMPAT TERTENTU YG DAPAT MEMBAHAYAKAN KEAMANAN, KESELAMATAN,
SERTA MENGGANGGU KAMTIBCAR LANTAS DAN ANGKUTAN JALAN
3. DI JALAN TOL
1. PENGEMUDI KR UMUM /BUS SEKOLAH YG SDG BERHENTI UTK MENURUNKAN
DAN/ATAU MENAIKAN PENUMPANGWAJIB BERI ISYARAT BERHENTI.
2. PENGEMUDI DI BLKG KR UMUM/BUS SEKOLAH YG SDG BERHENTI WAJIB
MENGHENTIKAN KR SEMENTARA.
Psl.121
KEND BERHENTI / PAKIR DALAM KEADAAN DARURAT WAJIB MEMASANG
SEGITIGA PENGAMAN, LAMPU ISYARAT BAHAYA ATAU ISYARAT LAINNYA.
Psl.118
Psl.119
25. Peringatan dengan bunyi
A. ISYARAT PERINGATAN DGN BUNYI (KLAKSON) DIGUNAKAN
APABILA :
1. Diperlukan untuk keselamatan;
2. Melewati kendaraan bermotor lain;
B. ISYARAT PERINGATAN DGN BUNYI (KLAKSON) DILARANG :
1. Pada tempat tertentu dinyatakan dengan rambu;
2. Bunyi yg dikeluarkan tidak sesuai persyaratan teknis
dan laik jalan kendaraan bermotor;
Psl.48 ayat 3 huruf f
26. Pengguna jalan yg memperoleh
hak utama utk kelancaran
Psl. 134
1. Kend Pemadam Kebakaran yg sedang melaksanakan tugas;
2. Ambulans yg sedang mengangkut orang sakit;
3. Kend utk berikan pertolongan laka lantas;
4. Kend Pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;
5. Kendaraan Pimp dan pejabat negara asing serta lembaga
internasional yg menjadi tamu negara;
6. Iring-iringan pengantar jenazah;
7. Konvoi/kend utk kepentingan tertentu menurut petugas Polri
Psl. 135
Harus dikawal Polri dan gunakan isyarat lampu merah/biru
dan bunyi sirene
27. Penggunaan Lampu
A.Pengemudi Kendaraan
Bermotor di Malam Hari/
Waktu Gelap,WAJIB
MENYALAKAN LAMPU
yang meliputi :
1. Lampu utama dekat;
2. Lampu posisi depan & blkg;
3. Lampu tanda nomor kendaraan;
4. Lampu batas bagi kendaraan tertentu;
B.Pengemudi
Kendaraan
Bermotor
Dilarang :
Menyalakan/menggunakan lampu-lampu selain yg diwajibkan
kecuali tdk membahayakan / mengganggu pemakai jalan lain;
Menyalakan lampu jauh waktu berpapasan;
Menyalakan lampu kabut pada waktu cuaca terang;
Menutup lampu penunjuk arah, lampu mundur dan lampu isyarat
peringatan bahaya;
Menyalakan lampu peringatan berwarna biru atau merah;
Khusus spd mtr wajib menyalakan lampu utama pada siang hari
Psl. 107
28. Perilaku Pengemudi Terhadap
Pejalan Kaki
PENGEMUDI KENDARAAN
BERMOTOR WAJIB
MENGUTAMAKAN
KESELAMATAN PEJALAN
KAKI :
1.Yang berada /berjalan
pada bagian jalan utk
pejalan kaki;
2.Yang akan / sedang
menyeberang jalan.
Pejalan Kaki
1. Berjalan pada fasilitas utk pejalan kaki / paling kiri;
2. Paling kiri bila mendorong kereta dorong;
3. Menyeberang ditempat yang ditentukan, bila tdk ada
ditempat yg menjamin keselamatan & kelancaran lalu lintas;
4. ROMBONGAN PEJALAN KAKI (mis. Gerak jalan) menggunakan
lajur paling kiri
29. Kecelakaan Lalu Lintas
(1) Pengemudi yang terlibat kecelakaan lalu lintas, wajib :
a. menghentikan kendaraan
b. menolong orang yang menjadi korban laka.
c. melaporkan laka tsb kpd kepolisian terdekat.
d. memberikan keterangan yg terkait dg kejadian laka
lantas
(2) Apabila dlm keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
a dan b,tetap diwajibkan segera melaporkan diri kepada
kepolisian terdekat.
Psl. 231 ayat 1& 2
30. HIMBAUAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS DI JALAN
RAYA :
1. SEBELUM BERANGKAT CEK KONDISI KELAIKKAN KENDARAAN, PASTIKAN KONDISI REM DAN
LAMPU BENAR-BENAR BERFUNGSI BAIK SERTA MEMBAWA SURAT-SURAT SEPERTI KTP, SIM DAN
STNK;
2. BIASAKAN MENGGUNAKAN HELM STANDAR BAGI PENGENDARA SEPEDA MOTOR DAN YANG
MEMBONCENG; MENGGUNAKAN KACA SPION LENGKAP, GUNAKAN LAJUR KIRI SERTA MENYALAKAN
LAMPU DI SIANG HARI;
3. HINDARI PENGGUNAAN HP SAAT BERKENDARA;
4. SAAT MENGEMUDI JANGAN SEDANG DALAM PENGARUH ALKOHOL ATAU OBAT TERLARANG, DAPAT
MENGURANGI KOSENTRASI PENGEMUDI MENJADI TIDAK WAJAR DAN DAPAT MENYEBABKAN
KECELAKAAN LALU LINTAS KARENA SIAP DIRI PENGEMUDI SANGAT DIPERLUKAN DEMI
KESELAMATAN BERSAMA;
5. KURANGI KECEPATAN PADA SAAT MENDEKATI PERSIMPANGAN, TERTIB MARKA, JANGAN
MENYALIP BILA MARKA LURUS DAN PANDANGAN TIDAK BEBAS, JANGAN BERJALAN ZIG-ZAG
KARENA DAPAT MENYEBABKAN KECELAKAAN;
6. PATUHI DAN DISIPLIN TERHADAP KETENTUAN TATA-CARA BERLALU-LINTAS SAAT MEMASUKI
JALAN UTAMA, SAAT MENDAHULUI, MEMBELOK/MEMUTAR ARAH DAN PENGGUNAAN LAMPU SIGN;
7. BUDAYAKAN TERTIB BERETIKA, SOPAN SANTUN DI JALAN RAYA DAN SELALU SAFETY RIDING,
TIDAK KONVOI, TIDAK KEBUT-KEBUTAN, TIDAK MELAWAN ARUS, TIDAK MENEROBOS LAMPU
MERAH, BAND BERJALAN DENGAN TRUK/PICKUP DAN KNALPOT BRONG JANGAN DIPAKAI, JANGAN
GUNAKAN MOBIL BARANG UNTUK MENGANGKUT ORANG.
8. AYOO … LARE OSENG MENJADI PELOPOR KESELAMATAN BERLALU LINTAS DI JALAN DAN
BERSAMA-SAMA MELAKUKAN REVOLUSI MENTAL MENUJU INDONESIA TERTIB, BERSATU,
KESELAMATAN NO. 1.