Dokumen tersebut membahas tentang rambu lalu lintas di Indonesia, termasuk dasar hukum, pengertian, jenis, nomor, bentuk, lambang, warna dan arti dari berbagai rambu lalu lintas seperti rambu peringatan, larangan, dan petunjuk.
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Rambu lalu lintas dan marka jalan berfungsi untuk mengatur, mengarahkan, dan meningkatkan keselamatan lalu lintas dengan memberikan informasi, peringatan, larangan, dan petunjuk kepada pengguna jalan. Jenis rambu dan marka mencakup peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk yang dibedakan berdasarkan bentuk, warna, dan fungsinya. Penempatan rambu dan marka
Soal ujian teori SIM C berisi 47 pertanyaan mengenai berbagai aspek lalu lintas seperti fungsi marka jalan, arti rambu lalu lintas, tata cara mengemudi yang benar, dan peraturan lalu lintas lainnya. Soal-soal tersebut bertujuan untuk mengetes pengetahuan calon pengemudi mengenai aturan dan keselamatan berkendara.
Dokumen menjelaskan tentang berbagai jenis marka jalan fasilitas perlengkapan jalan, termasuk marka membujur, melintang, serong, lambang, dan lainnya. Marka-marka tersebut berfungsi untuk mengarahkan dan membatasi lalu lintas serta menyatakan larangan dan peringatan.
Dokumen ini membahas pengelompokan rambu lalu lintas yang terdiri dari empat golongan: rambu peringatan, rambu petunjuk, rambu larangan, dan rambu perintah. Rambu-rambu ini digunakan untuk memberi peringatan, petunjuk, melarang, atau memerintah pengemudi. Dokumen ini juga membahas sistem perambuan yang terbagi menjadi rambu tetap dan tidak tetap.
Dokumen tersebut membahas tentang rambu lalu lintas di Indonesia, termasuk dasar hukum, pengertian, jenis, nomor, bentuk, lambang, warna dan arti dari berbagai rambu lalu lintas seperti rambu peringatan, larangan, dan petunjuk.
Rangkuman dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Rambu lalu lintas dan marka jalan berfungsi untuk mengatur, mengarahkan, dan meningkatkan keselamatan lalu lintas dengan memberikan informasi, peringatan, larangan, dan petunjuk kepada pengguna jalan. Jenis rambu dan marka mencakup peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk yang dibedakan berdasarkan bentuk, warna, dan fungsinya. Penempatan rambu dan marka
Soal ujian teori SIM C berisi 47 pertanyaan mengenai berbagai aspek lalu lintas seperti fungsi marka jalan, arti rambu lalu lintas, tata cara mengemudi yang benar, dan peraturan lalu lintas lainnya. Soal-soal tersebut bertujuan untuk mengetes pengetahuan calon pengemudi mengenai aturan dan keselamatan berkendara.
Dokumen menjelaskan tentang berbagai jenis marka jalan fasilitas perlengkapan jalan, termasuk marka membujur, melintang, serong, lambang, dan lainnya. Marka-marka tersebut berfungsi untuk mengarahkan dan membatasi lalu lintas serta menyatakan larangan dan peringatan.
Dokumen ini membahas pengelompokan rambu lalu lintas yang terdiri dari empat golongan: rambu peringatan, rambu petunjuk, rambu larangan, dan rambu perintah. Rambu-rambu ini digunakan untuk memberi peringatan, petunjuk, melarang, atau memerintah pengemudi. Dokumen ini juga membahas sistem perambuan yang terbagi menjadi rambu tetap dan tidak tetap.
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Panduan ini membahas tentang penempatan berbagai fasilitas perlengkapan jalan seperti marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, alat pemberi isyarat lalu lintas, dan fasilitas penerangan jalan. Dokumen ini memberikan definisi istilah terkait dan menjelaskan tipe, fungsi, dan cara penempatan yang benar dari berbagai fasilitas perlengkapan jalan.
Dokumen tersebut membahas tentang penampang melintang jalan yang meliputi bagian-bagian utama jalan seperti jalur lalu lintas, lajur lalu lintas, bahu jalan, trotoar, dan median. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam menunjang lalu lintas dan drainase jalan. Dokumen juga menjelaskan lebar dan kemiringan masing-masing bagian sesuai dengan fungsinya.
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar gambar konstruksi bangunan jalan dan jembatan. Mencakup definisi jalan raya, bagian-bagian jalan seperti lebar jalur, bahu, dan drainase. Jenis-jenis perkerasan jalan serta istilah yang terkait dengan perencanaan jalan seperti ruang jalan, jalur lalu lintas, dan bahu jalan."
Tugas perencanaan struktur geometri jalanMuhammad Ali
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan geometri jalan perkotaan. Terdapat ketentuan umum dan teknis mengenai klasifikasi jalan, penentuan jumlah lajur, kecepatan rencana, kendaraan rencana, bagian-bagian jalan seperti damaja dan dawasja, potongan melintang, jalur lalu lintas, lajur, kemiringan melintang, bahu jalan, jalur lambat, separator jalan, median jalan, dan jalur hijau.
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalaninfosanitasi
Pedoman ini mengatur tata cara penempatan utilitas pada daerah milik jalan dan jembatan, meliputi kaidah penggalian, penempatan, dan penimbunan kembali utilitas di atas maupun bawah tanah. Pedoman ini juga memberikan ketentuan penempatan utilitas pada jembatan agar ketahanan jembatan tidak terganggu.
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara perencanaan geometrik persimpangan sebidang, mencakup deskripsi, ketentuan umum, teknis, dan cara pengerjaannya. Persimpangan harus memenuhi aspek keselamatan, kelancaran, dan efisiensi dengan mempertimbangkan jenis kendaraan, pandangan bebas, dan drainase. Bentuk persimpangan yang disarankan adalah simpang tiga dan empat dengan sudut saling tegak lurus, sedangkan persimpangan harus
Dokumen tersebut membahas tentang lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Banyuwangi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain jumlah kecelakaan lalu lintas yang meningkat dari 157 korban tahun 2015 menjadi 223 korban tahun 2016, dominasi pengendara sepeda motor dalam kecelakaan, serta upaya Satlantas Polres Banyuwangi bekerjasama dengan instansi terkait dalam program keselamatan berlalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pejalan kaki dan pesepeda di jalan. Dokumen menjelaskan bahwa pejalan kaki dan pesepeda merupakan kelompok pengguna jalan yang rentan dan perlu mendapat perhatian khusus untuk menjamin keselamatannya, antara lain dengan memberikan fasilitas terpisah seperti trotoar dan jalur sepeda yang memadai. Dokumen juga menjelaskan berbagai strategi untuk meningkatkan keselam
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pejalan kaki dan pesepeda di jalan. Dokumen menjelaskan bahwa pejalan kaki dan pesepeda merupakan kelompok pengguna jalan yang rentan dan perlu mendapat perhatian khusus untuk menjamin keselamatannya, antara lain dengan memberikan fasilitas terpisah seperti trotoar dan jalur sepeda yang memadai. Dokumen juga menjelaskan berbagai strategi untuk meningkatkan keselam
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pejalan kaki dan pesepeda di jalan. Dokumen menjelaskan bahwa pejalan kaki dan pesepeda merupakan kelompok pengguna jalan yang rentan dan perlu mendapat perhatian khusus untuk menjamin keselamatannya, antara lain dengan memberikan fasilitas terpisah seperti trotoar dan jalur sepeda yang memadai. Dokumen juga menjelaskan berbagai strategi untuk meningkatkan keselam
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya persyaratan teknis dan laik jalan bagi kendaraan angkutan umum di Bangkalan. Dokumen menjelaskan peraturan terkait izin usaha dan uji kendaraan bermotor secara berkala, serta himbauan untuk pengusaha dan pengemudi angkutan umum agar mematuhi peraturan. Masalah utama di Bangkalan adalah banyaknya kendaraan pribadi yang mengangkut penumpang tanpa ijin.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan patroli keamanan sekolah. Secara garis besar dibahas tentang pengertian patroli keamanan sekolah, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, tata cara berlalu lintas yang benar, serta gerakan-gerakan pengaturan lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan bangunan pelengkap jalan yang mencakup pengertian, jenis, dan fungsi bangunan pelengkap jalan seperti rambu, patok, lampu, dan marka jalan yang berfungsi untuk meningkatkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas seperti jejari tikungan yang kecil, persimpangan di cerun curam, air bertakung dan banjir kilat, lengkungan yang tajam, panjang lorong persimpangan, dan kesalahan pemasangan rambu dan lampu. Beberapa saranan untuk mencegah kecelakaan adalah meletakkan rambu peringatan, meletakkan persimpangan di lokasi yang lebih
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Panduan ini membahas tentang penempatan berbagai fasilitas perlengkapan jalan seperti marka jalan, rambu-rambu lalu lintas, alat pemberi isyarat lalu lintas, dan fasilitas penerangan jalan. Dokumen ini memberikan definisi istilah terkait dan menjelaskan tipe, fungsi, dan cara penempatan yang benar dari berbagai fasilitas perlengkapan jalan.
Dokumen tersebut membahas tentang penampang melintang jalan yang meliputi bagian-bagian utama jalan seperti jalur lalu lintas, lajur lalu lintas, bahu jalan, trotoar, dan median. Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam menunjang lalu lintas dan drainase jalan. Dokumen juga menjelaskan lebar dan kemiringan masing-masing bagian sesuai dengan fungsinya.
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar gambar konstruksi bangunan jalan dan jembatan. Mencakup definisi jalan raya, bagian-bagian jalan seperti lebar jalur, bahu, dan drainase. Jenis-jenis perkerasan jalan serta istilah yang terkait dengan perencanaan jalan seperti ruang jalan, jalur lalu lintas, dan bahu jalan."
Tugas perencanaan struktur geometri jalanMuhammad Ali
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan geometri jalan perkotaan. Terdapat ketentuan umum dan teknis mengenai klasifikasi jalan, penentuan jumlah lajur, kecepatan rencana, kendaraan rencana, bagian-bagian jalan seperti damaja dan dawasja, potongan melintang, jalur lalu lintas, lajur, kemiringan melintang, bahu jalan, jalur lambat, separator jalan, median jalan, dan jalur hijau.
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalaninfosanitasi
Pedoman ini mengatur tata cara penempatan utilitas pada daerah milik jalan dan jembatan, meliputi kaidah penggalian, penempatan, dan penimbunan kembali utilitas di atas maupun bawah tanah. Pedoman ini juga memberikan ketentuan penempatan utilitas pada jembatan agar ketahanan jembatan tidak terganggu.
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara perencanaan geometrik persimpangan sebidang, mencakup deskripsi, ketentuan umum, teknis, dan cara pengerjaannya. Persimpangan harus memenuhi aspek keselamatan, kelancaran, dan efisiensi dengan mempertimbangkan jenis kendaraan, pandangan bebas, dan drainase. Bentuk persimpangan yang disarankan adalah simpang tiga dan empat dengan sudut saling tegak lurus, sedangkan persimpangan harus
Dokumen tersebut membahas tentang lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Banyuwangi. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain jumlah kecelakaan lalu lintas yang meningkat dari 157 korban tahun 2015 menjadi 223 korban tahun 2016, dominasi pengendara sepeda motor dalam kecelakaan, serta upaya Satlantas Polres Banyuwangi bekerjasama dengan instansi terkait dalam program keselamatan berlalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pejalan kaki dan pesepeda di jalan. Dokumen menjelaskan bahwa pejalan kaki dan pesepeda merupakan kelompok pengguna jalan yang rentan dan perlu mendapat perhatian khusus untuk menjamin keselamatannya, antara lain dengan memberikan fasilitas terpisah seperti trotoar dan jalur sepeda yang memadai. Dokumen juga menjelaskan berbagai strategi untuk meningkatkan keselam
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pejalan kaki dan pesepeda di jalan. Dokumen menjelaskan bahwa pejalan kaki dan pesepeda merupakan kelompok pengguna jalan yang rentan dan perlu mendapat perhatian khusus untuk menjamin keselamatannya, antara lain dengan memberikan fasilitas terpisah seperti trotoar dan jalur sepeda yang memadai. Dokumen juga menjelaskan berbagai strategi untuk meningkatkan keselam
Dokumen tersebut membahas tentang keselamatan pejalan kaki dan pesepeda di jalan. Dokumen menjelaskan bahwa pejalan kaki dan pesepeda merupakan kelompok pengguna jalan yang rentan dan perlu mendapat perhatian khusus untuk menjamin keselamatannya, antara lain dengan memberikan fasilitas terpisah seperti trotoar dan jalur sepeda yang memadai. Dokumen juga menjelaskan berbagai strategi untuk meningkatkan keselam
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya persyaratan teknis dan laik jalan bagi kendaraan angkutan umum di Bangkalan. Dokumen menjelaskan peraturan terkait izin usaha dan uji kendaraan bermotor secara berkala, serta himbauan untuk pengusaha dan pengemudi angkutan umum agar mematuhi peraturan. Masalah utama di Bangkalan adalah banyaknya kendaraan pribadi yang mengangkut penumpang tanpa ijin.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan patroli keamanan sekolah. Secara garis besar dibahas tentang pengertian patroli keamanan sekolah, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, tata cara berlalu lintas yang benar, serta gerakan-gerakan pengaturan lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan bangunan pelengkap jalan yang mencakup pengertian, jenis, dan fungsi bangunan pelengkap jalan seperti rambu, patok, lampu, dan marka jalan yang berfungsi untuk meningkatkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas.
Dokumen tersebut membahas beberapa faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas seperti jejari tikungan yang kecil, persimpangan di cerun curam, air bertakung dan banjir kilat, lengkungan yang tajam, panjang lorong persimpangan, dan kesalahan pemasangan rambu dan lampu. Beberapa saranan untuk mencegah kecelakaan adalah meletakkan rambu peringatan, meletakkan persimpangan di lokasi yang lebih
Laporan ini adalah berkenaan dengan perancangan pengangkutan bandar di tempat asal yang mengandungi masalah-masalah pengangkutan, polisi pengangkitan, perancangan pada jangka pendek dan panjang.
Dokumen ini membahas 11 tema utama dalam pedoman garis panduan pendidikan keselamatan jalan raya. Setiap tema menjelaskan fokus dan hasil pembelajaran yang diharapkan untuk membantu siswa memahami lingkungan jalan raya yang kompleks dan berbahaya serta tingkah laku yang aman bagi berbagai pengguna jalan seperti pejalan kaki, pengendara sepeda, dan penumpang kendaraan. Topik-topik utama termasuk lingkungan j
(1) Masalah utama bandar termasuk kesesakan lalu lintas akibat kenderaan berlebihan dan pandu lalu panjang, keselamatan jalan yang buruk, pengangkutan awam tidak teratur, dan bahaya kenderaan berat di jalan sempit. Cadangan termasuk mengatur pandu lalu, mengubah isyarat lalu lintas, memperbaiki infrastruktur jalan, menetapkan jadual operasi, dan melakukan sekatan jalan.
(2) Masal
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan dan peningkatan jalan, dengan fokus pada tujuan dan kriteria penanganan jalan, kriteria pemeliharaan, lingkup kegiatan pemeliharaan rutin, dan contoh kondisi lapangan serta penanganannya.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
1. LATAR BELAKANG
Mengingat jalan raya adalah milik umum
maka apabila tidak mengetahui tentang
etika dalam berlalu lintas dijalan raya
maka setiap orang hanya punya 2 pilihan,
yaitu menjadi korban ditabrak orang lain
atau menjadi pelaku kecelakaan lalu
lintas akibat bertabrakan dengan
pengguna jalan lain.
2. TUJUAN
• SEBAGAI PANDUAN BAGI GURU
DALAM MENGINTEGRASIKAN
PENDIDIKAN LALU LINTAS DALAM
PELAJARAN PKN
3. MANFAAT
• Membangun kehidupan sekolah
sebagai lingkungan sadar berlalu
lintas
• Membina warga sekolah agar
memiliki kompetensi
kewarganegaraan
• Meningkatkan mutu
penyelenggaraan pendidikan
disekolah
5. ASPEK HUKUM
• a. Mentaati rambu – rambu lalu
lintas
• b. Mentaati marka jalan
• c. Mentaati isyarat pengatur lalu
lintas
• d. Melengkapi pengamanan diri
dalam berlalu lintas
6. SOSIOLOGI
• a. Memberi kesempatan
penyeberang jalan
• b. Tidak menyalahgunakan fungsi
jalan dan badan jalan
9. POLITIK
• a. Membuat kebijakan lalu lintas
didasarkan pada kepentingan
umum / bersama
• b. Melaksanakan kebijakan lalu
lintas berdasarkan kebenaran
• c. Pelaksanaan pengawasan
kebijakan lalu lintas secara adil
10. MATERI TINGKAT SD
• a. Pengertian
* Lalu Lintas
* Rambu-rambu Lalu lintas
* Marka Jalan, APIL
* Pengamanan diri sebagai pemakai jalan
* Tata Cara berlalu lintas dengan benar
• b. 12 gerakan pengaturan lalu lintas, isyarat
pengaturan menggunakan peluit dan gerakan
dasar senam lantas
• c. Patroli Keamanan Sekolah (PKS)
11. MATERI TINGKAT SLTP
• a. Pengertian lalu lintas
• b. * Pengertian rambu-rambu lalin dan marka
jalan
* Arti marka jalan
• c. pengamanan diri sebagai pemakai jalan
• d. * Tata cara berlalu lintas
* Tips perjalanan
* Manfaat Helm
* Penyebab terjadinya kecelakaan
12. MATERI TINGKAT SLTA
• a. Pengertian tentang lalu lintas
• b. Rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan
• c. Pengamanan diri sebagai pengguna /
pemakai jalan
• d. Tata cara berlalu lintas
• e. Surat Ijin Mengemudi (SIM)
• f. Kecelakaan lalu lintas
• g. Pengeturan lalu lintas dan sanksi hukum
terhadap pelanggaran lalu lintas
14. FUNGSI :
1. Arahkan lalu lintas
2. Peringatan ada marka
didepan
3. Pembatas Lajur/Jalur
jalan
15.
16. ( Lampiran I Tabel 2A No.1a dan 1c s/d 1f KEPMEN NO.61/1993)
17. ( Rambu larangan sesuai dengan :
Lampiran I Tabel 2A No.1a dan 1c s/d 1f KEPMEN NO.61/1993)
18. GARIS UTUH YANG BERARTI DAERAH DIMANA MARKA ITU DIBUAT
DILARANG UNTUK DILINTASI KENDARAAN,
KECUALI
KENDARAAN PETUGAS ATAU INST BERWENANG
• Pemberitahuan awal/akhir pemisah jalan pengarah lalu lintas
• Marka serong yang dibatasi dgn rangka garis utuh berarti :
daerah tdk boleh dimasuki kendaraan
• Marka serong yg dibatasi dgn garis putus-2digunakan utk menyatakan
kendaraan tdk boleh memasuki daerah tsb sampai mendapat kepastian
selamat
19.
20. BERFUNGSI UNTUK MENGATUR KENDARAAN / PEJALAN KAKI
PSL 28 ULAJ PP NO. 42 / 93
LAMP 3 WARNA
MERAH
KUNING
HIJAU
MENGATUR KEND
MERAH
HIJAU
LAMP 2 WARNA
MENGATUR
PEJL KAKI
MERAH
atau
KUNING
LAMP 1 WARNA
BERKEDIP
MEMBERI
PERINGATAN
BAHAYA
21.
22. Rambu Peringatan
Digunakan untukmemberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat
Berbahaya di bagian jln didepannya.
Rambu peringatan ditempatkan sekurang-kurangnya pada jarak50 meteratau
pd Jaraktertentu sebelum tempat bahaya dgn memperhatikan Lalu Lintas, cuaca
& Keadaan jalan yg disebabkan oleh fakturgeografis, geometris, permukaan
jalan, dan Kecepatan rencana jalan.
Rambu peringatan dapat dilengkapi dengan papan tambahan.
Warna dasarrambu peringatan berwarna kuning dgn lambang atau tulisan
Hitam.
23. • Digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan
olehPemakai jalan.
• Rambu larangan ditempatkan sedekat mungkin dengan titik
larangan dimulai.
• Rambu larangan dpt dilengkapi dgn papan tambahan.
• Warna dasar rambu larangan berwarna putih & lambang atau
tulisan berwarna Hitam atau merah.
24.
25. • Digunakan untuk menyatakan perintah yang
wajib dilakukan oleh Pemakai jalan.
• Rambu perintah ditempatkan sedekat mungkin
dengan titik kewajiban dimulai.
• Rambu perintah dpt dilengkapi dgn papan
tambahan.
• Warna dasar biru dgn lambang atau tulisan
berwarna putih serta merah utk garis serong
sebagai batas akhir perintah.
26.
27.
28. Digunakan untuk menyatakan petunjuk jurusan,
jalan, situasi, kota, tempat pengaturan, fasilitas
dan lain-lain bagi pemakai jalan.
Untuk menyatakan jarak dapat digunakan
papan tambahan atau dicantumkan pada
rambu itu sendiri.
29. • Digunakan utk memuat keterangan yg
diperlukan utk menyatakan hanya berlaku
pd waktu-waktu tertentu, jarak & jenis
kendaraan tertentu ataupun perihal
lainnya.
• Papan tambahan menggunakan warna
dasar putih dgn tulisan dan bingkai
berwarna hitam.
• Papan tambahan tdk boleh menyatakan
suatu keterangan yg tidak berkaitan dgn
rambunya sendiri.
30. Adalah rambu Lalu Lintas yang tidak
dipasang secara tetap dan digunakan
dalam keadaan dan kegiatan tertentu.
Untuk kemudahan penggunaan rambu
sementara dapat dibuat dalam bentuk
Portabel atau variabel.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38. 1. Mempunyai pandangan yang bebas & menjaga ruang yg cukup bagi
kend yg dilewatinya;
2. Mengambil lajur/jalur sebelah kanan kend yg dilewatinya;
3. Dalam keadaan tertentu boleh sebelah kiri, bila :
a. Lajur kanan macet
B. Bermaksud belok kiri
Dilarang melewati kend yang telah memberi isyarat akan mengambil
lajur/jalur kanan
MEMPERHATIKAN
KESELAMATAN LL
Pengemudi yg akan
melewati kendaraan lain
harus :
TATA CARATATA CARA MELEWATIMELEWATI
45. PENGEMUDI HARUS MEMPERLAMBAT
KENDARAAN, APABILA AKAN MELEWATI :
Pengemudi dilarang melewati :
1. Kend lain di persimpangan / persilangan sebidang dg KA
2. Kend yg sedang memberi kesempatan menyeberang
kepada pejalan kaki atau sepeda
1. Kend umum yg sedang menaikkan / menurunkan
penumpang;
2. Kend tdk bermotor yg ditarik hewan, hewan yg
ditunggangi atau digiring
46. 1. Pengemudi yg akan membelok /
berbalik arah atau berpindah lajur,
harus :
a. Mengamati situasi ll didepan,
samping & belakang;
b. Memberi isyarat dg
lampu/lengan
TATA CARA MEMBELOKTATA CARA MEMBELOK
2. Pengemudi dapat langsung belok kiri
pada setiap persimpangan jalan kecuali
ditentukan lain oleh rambu atau alat
pemberi isyarat lalu lintas (APIL)
47. B. PERSIMPANGAN DG BUNDARAN, hak utama pada
kend yg telah berada di seputar bundaran;
C. PADA PERSILANGAN SEBIDANG DG JALAN REL
(KERETA API), pengemudi harus :
1. Mendahulukan kereta api
2. Memberikan hak utama kepada kendaraan yg
lebih dahulu melintasi rel
48. HAK UTAMA PENGGUNAAN JALANHAK UTAMA PENGGUNAAN JALAN
UTK KELANCARAN LALU LINTASUTK KELANCARAN LALU LINTAS
A. PEMAKAI JALAN WAJIB MENDAHULUKAN SESUAI
URUTAN PRIORITAS SEBAGAI BERIKUT :
1. Kend Pemadam Kebakaran yg sedang melaksanakan
tugas;
2. Ambulans yang mengangkut orang sakit;
3. Kend utk memberi pertolongan pada kecelakaan lalu lintas;
4. Kend Kepala Negara/Pemerintah Asing sbg tamu negara;
5. Iring-iringan pengantaran jenazah;
6. Konvoi, pawai atau kend orang cacat;
7. Kend utk keperluan khusus mengangkut barang-barang
khusus
B. PRIORITAS DG PENGAWALAN PETUGAS YG
BERWENANG / DILENGKAPI ISYARAT / TANDA-TANDA
LAIN
53. BERHENTI DAN PARKIRBERHENTI DAN PARKIR
A. SETIAP JALAN DPT DIGUNAKAN SBG TEMPAT BERHENTI /
PARKIR BILA TDK ADA RAMBU, MARKA ATAU TANDA LAIN
ATAU DITEMPAT TERTENTU, SEPERTI :
B. KEND BERHENTI / PAKIR DALAM KEADAAN DARURAT
WAJIB MEMASANG SEGITIGA PENGAMAN, LAMPU
ISYARAT BAHAYA ATAU ISYARAT LAINNYA
1. Sekitar tempat penyeberangan pejalan kaki / sepeda;
2. Pada jalur khusus pejalan kaki;
3. Pada tikungan;
4. Diatas jembatan;
5. Dekat persimpangan / perlintasan Kereta api;
6. Didepan pintu keluar masuk pekarangan;
7. Pada tempat yang dapat menutupi rambu, APILL;
8. Dekat keran pemadam kebakaran atau sumber air
sejenis.
54. PERINGATAN DENGAN BUNYIPERINGATAN DENGAN BUNYI
A. ISYARAT PERINGATAN DGN BUNYI (KLAKSON)
DIGUNAKAN APABILA :
1. Diperlukan untuk keselamatan;
2. Melewati kendaraan bermotor lain;
B. ISYARAT PERINGATAN DGN BUNYI (KLAKSON)
DILARANG :
1. Pada tempat tertentu dinyatakan dengan rambu;
2. Bunyi yg dikeluarkan tidak sesuai persyaratan
teknis dan laik jalan kendaraan bermotor;
55. 1. Kend Pemadam Kebakaran yg sedang melaksanakan tugas;
2. Ambulans yg sedang mengangkut orang sakit;
3. Kendaraan jenazah yg sedang mengangkut jenazah;
4. Kendaraan petugas penegak hukum tertentu yg sedang
melaksanakan tugas;
5. Kend petugas pengawalan Kepala Negara / Pemerintah Asing yg
menjadi tamu negara.
ISYARAT PERINGATAN DGN BUNYI YG
BERUPA SIRINE HANYA DPT
DIGUNAKAN OLEH :
56. PENGGUNAAN LAMPUPENGGUNAAN LAMPU
A. PENGEMUDI KEND BERMOTOR DI MALAM HARI/
WAKTU GELAP WAJIB MENYALAKAN LAMPU, YG
MELIPUTI :
1. Lampu utama dekat;
2. Lampu posisi depan dan belakang;
3. Lampu tanda nomor kendaraan;
4. Lampu batas bagi kendaraan tertentu;
Menyalakan/menggunakan lampu-lampu selain yg diwajibkan
kecuali tdk membaha yakan / mengganggu pemakai jalan lain;
Menyalakan lampu jauh waktu berpapasan;
Menyalakan lampu kabut pada waktu cuaca terang;
Menutup lampu penunjuk arah, lampu mundur dan lampu isyarat
peringatan bahaya;
Menyalakan lampu peringatan berwarna biru atau merah;
B. PENGEMUDI KEND BERMOTOR, DILARANG :
58. PEJALAN KAKI HARUS :
1. Berjalan pada fasilitas utk pejalan kaki / paling kiri;
2. Paling kiri bila mendorong kereta dorong;
3. Menyeberang ditempat yang ditentukan, bila tdk ada
ditempat yg menjamin keselamatan & kelancaran
lalu lintas;
4. ROMBONGAN PEJALAN KAKI (mis. Gerak jalan)
menggunakan lajur paling kiri
PERILAKU PENGEMUDI TERHADAPPERILAKU PENGEMUDI TERHADAP
PEJALAN KAKIPEJALAN KAKI
PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR WAJIB MENGUTAMAKAN
KESELAMATAN PEJALAN KAKI :
1. Yang berada /berjalan pada bagian jalan utk pejalan
kaki;
2. Yang akan / sedang menyeberang jalan