Kata “syukur” atau “bersyukur” bagi sebagian orang menjadi sesuatu yang mudah dikatakan, tetapi sulit dilaksanakan. Hal itu disebabkan manusia zaman sekarang sering memandang seolah keberhasilan dan apa yang dimiliki saat ini semata-mata hasil usaha dan kerja kerasnya sendiri. Bagi orang beriman, pandangan semacam itu tidak sejalan dengan kedudukan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Orang beriman mengamini, bahwa sesungguhnya hidup manusia dengan segala pengalamannya – baik manis maupun pahit, menyenangkan atau tidak menyenangkan, tidak pernah lepas dari peran Allah Sang Pencipta. Hidup kita, keadaan kita merupakan bukti pemeliharaan dan cinta Tuhan. Maka, karena Allah senantiasa berperan dalam kehidupan manusia, selayaknyalah manusiapun bertumbuh menjadi pribadi yang penuh syukur kepada-Nya.