SlideShare a Scribd company logo
Emotionally
Healthy
Church
buku
Edisi Asli Bahasa Inggris
Judul: The Emotionally Healthy
Church
Penulis: Peter Scazzero
Penerbit: Zondervan
Tahun terbit: 2005
Edisi Terjemahan Bahasa Indonesia
Judul: Gereja yang Sehat Secara
Emosional
Penerbit: Gospel Press
Tahun terbit:
daftar isi
Matarantai yang Hilang dalam Pemuridan
Dasar Alkitabiah untuk Suatu Paradigma Baru
dalam Pemuridan
Enam Prinsip dari Gereja yang Sehat Secara
Emosional
Prinsip 1: Melihat ke Bawah Permukaan
Prinsip 2: Menghancurkan Kekuatan Masa Lalu
Prinsip 3: Hidup dalam Keremukan & Kerentanan
Prinsip 4: Menerima Karunia Keterbatasan
Prinsip 5: Menyambut Kedukaan & Kehilangan
Prinsip 6: Menjadikan Inkarnasi Sebagai Model
untuk Mengasihi dengan Baik
Ke Mana Kita Akan Melangkah
Buku ini menawarkan suatu visi pemuridan
yang baru: Pemuridan yang sejati
mengintegrasikan kesehatan rohani dan emosi.
Peter Scazzero menguraikan enam prinsip
untuk menjadi seseorang yang sehat secara
emosional. Dilengkapi juga dengan inventori
untuk mengenali kesehatan rohani/emosi
Anda.
Di sini Anda akan menjumpai pemikiran-
pemikiran baru yang menantang dan
menyegarkan mengenai apa yang dibutuhkan
untuk memimpin diri sendiri dan gereja Anda
menuju kepenuhan dan kematangan di dalam
Kristus.
sinopsis
Pendiri Emotionally Healthy Spirituality bersama
istrinya, Geri.
Perintis dan Gembala Senior New Life Fellowship
Church di Queens, New York City, sebuah gereja
multirasial, dengan jemaat berasal dari 65 negara
berbeda.
M.Div. dari Gordon-Conwell dan D.Min. dalam
Marriage and Family dari Eastern Baptist
Theological Seminary.
Penulis Emotionally Healthy Spirituality, The
Emotionally Healthy Church (Gold Medallion Award
for 2003), Begin the Journey with the Daily Office,
dan beberapa buku panduan PA terlaris.
Ayah dari 4 anak perempuan.
penulis
Peter Scazzero
Buku ini membahas salah satu tantangan
terbesar yang dihadapi oleh para pemimpin
gereja—bagaimana menjadi orang yang sehat
yang menciptakan komunitas yang sehat.
Ditulis oleh seorang praktisi dengan “luka
perang” yang memahami apa yang
dibicarakannya. Saya berharap saya sudah
membacanya duapuluh tahun yang lalu.
—JOHN ORTBERG, Pendeta Pengajar Willow
Creek Community Church, Penulis Everybody’s
Normal Till You Get to Know Them
rekomendasi
presentasi
Presentasi ini dirancang untuk digunakan
sebagai bahan pengajaran dan diskusi
dalam kelompok besar maupun kelompok
kecil. Durasi penyampaiannya sekitar 30
menit, sehingga dapat digunakan sebelum,
selama, atau sesudah kegiatan pertemuan
rutin yang sudah dijadwalkan.
Presentasi diambil dari bab 4 Inventori
Kesehatan Rohani/Emosi. Presentasi
disusun oleh Johan Setiawan
(johansetiawan@hotmail.com), Yayasan
Gloria (www.glorianet.org).
Emotionally
Healthy
Church
Spiritualitas yang
Berat Sebelah
• Kenyataan menyedihkan: Hanya ada sangat
sedikit perbedaan kedewasaan emosional
dan relasional antara orang yang percaya
pada Kristus dan yang tidak percaya.
• Di luar pertemuan ibadah raya, persekutuan
umum, dan kebaktian doa, masuk ke rumah-
rumah orang percaya, kita mendapati
banyaknya hubungan yang rusak dan gagal.
• Apakah gambaran ini mengingatkan kita
akan seseorang di gereja/persekutuan:
Orang yang …
1. … tidak pernah berkata “Saya salah” atau “Maaf”.
2. … terus-menerus mengkritik orang lain.
3. … tidak dapat menoleransi pandangan yang berbeda.
4. … secara sembunyi-sembunyi kecanduan pornografi.
5. … sangat sibuk melayani tetapi tidak menyadari
pasangannya sangat kesepian di rumah.
6. … menganggap setiap saran sebagai serangan dan
penolakan pribadi.
7. … bergumul dengan kepahitan dan kebencian kepada
pendeta/penginjil tetapi tidak berani mengutarakannya.
8. … tak kenal lelah melayani di banyak bidang tetapi jarang
sekali mengambil waktu untuk memelihara dirinya.
9. … ikut pertemuan dan kegiatan untuk melarikan diri dari
kenyataan menyakitkan pernikahan mereka.
10. … tidak pernah bisa membuka diri tentang permasalahan
dan kesulitan yang dihadapi.
10 Simptom Spiritualitas
yang Tidak Sehat
Manakah yang menggambarkan diri Anda saat ini?
1. Menggunakan Tuhan untuk lari dari Tuhan
2. Mengabaikan emosi kemarahan,
kesedihan, dan ketakutan
3. Mati untuk hal-hal yang keliru
4. Menyangkal pengaruh masa lalu terhadap
masa kini
5. Membagi kehidupan ke dalam kategori
“sekular” dan “sakral”
e.g. My prayers are usually
about God doing my will, not me
surrendering to his wille.g. I am rarely honest with myself
and/or others about the feelings, hurts
and pains beneath the surface of my life
e.g. I tend to deny healthy, God-given
desires and pleasures of life (friendships,
joy, music, beauty, laughter, nature) while
finding it difficult to die to my self-
protectiveness, defensiveness, a lack of
vulnerability and judgmentalism
e.g. I rarely consider how my family of
origin and significant people/events
from my past have shaped my presente.g. I easily compartmentalize God to
“Christian activities” while usually
forgetting about him when I am working,
shopping, studying or recreating
10 Simptom Spiritualitas
yang Tidak Sehat
6. Melakukan hal bagi Tuhan, bukan bersama
dengan Tuhan
7. Menghindari konflik dengan mencari-cari
alasan rohani
8. Menutup-nutupi kelemahan dan kegagalan
9. Hidup tanpa memperhatikan batas
kemampuan/kekuatan
10.Menghakimi perjalanan rohani orang lain
e.g. I tend to evaluate my spirituality
based on how much I am doing for God
e.g. In the name of “peacemaking”, we
bury tensions and avoid conflict rather
than speak the truth in love
e.g. Instead of humility and
approachability, I am highly
reactive and defensive
e.g. Those close to me would say that I
often “try to do it all” or “bite off more
than I can chew”
e.g. I often find myself occupied and
bothered by the faults of others
Spiritualitas yang
Berat Sebelah
• Ada banyak orang yang penuh semangat bagi
Tuhan dan tampak “dewasa secara rohani”
tetapi masih bayi/kanak-kanak/remaja secara
emosi.
• Mengapa? Hubungan antara kedewasaan emosi
dan kedewasaan rohani kurang dipahami dan
diajarkan.
• Penekanan pembinaan rohani biasanya lebih
banyak pada pemahaman doktrinal/biblikal,
doa/penyembahan, pelayanan/penginjilan,
dengan mengabaikan kesehatan emosional.
Kesehatan Emosi dan
Kepemimpinan Rohani
• Kesehatan dari suatu gereja/pelayanan
banyak tergantung pada kesehatan emosi
dan rohani para pemimpinnya.
• Kunci dari kepemimpinan rohani yang
berhasil lebih berkaitan dengan kehidupan
internal dari pemimpin ybs daripada
kemampuan, karunia, dan pengalamannya.
Tesis
Kesehatan emosi dan kesehatan
rohani tidak dapat dipisahkan.
Seorang kristiani tidak mungkin
dewasa secara rohani jika ia
tidak dewasa secara emosi.
Inventori Kesehatan
Emosi/Rohani
Bagian A:
Pembinaan Rohani secara Umum
Bagian B:
Pembinaan dalam Komponen Emosi
Jawablah dengan skala:
1 = Tidak benar demikian
2 = Kadang benar demikian
3 = Sering benar demikian
4 = Sangat benar demikian
Bagian A: Pembinaan
Rohani secara Umum
1. Saya merasa yakin bahwa saya sudah diangkat menjadi anak
Tuhan dan jarang, kalau pun pernah, mempertanyakan
penerimaan-Nya atas diri saya.
2. Saya suka menyembah Tuhan secara pribadi maupun bersama-
sam dengan orang lain.
3. Saya memelihara waktu yang berkualitas secara teratur dalam
firman dan doa.
4. Saya mengalami Tuhan telah meperlengkapi saya dengan unik
dan sedang aktif menggunakan karunia-karunia tersebut untuk
melayani.
5. Saya terlibat di dalam komunitas persekutuan dengan orang
percaya lainnya.
6. Saya menggunakan talenta, harta, dan waktu sesuai kehendak
Tuhan , bukan kepentingan diri sendiri.
7. Saya mengintegrasikan iman saya dalam pekerjaaan dan
kehidupan sehari-hari.
Total ___________
Bagian B: Pembinaan
dalam Komponen Emosi
Prinsip 1: Melihat ke Bawah Permukaan
Prinsip 2: Menghancurkan Kekuatan Masa Lalu
Prinsip 3: Hidup dalam Keremukan & Kerentanan
Prinsip 4: Menerima Karunia Keterbatasan
Prinsip 5: Menyambut Kedukaan & Kehilangan
Prinsip 6: Menjadikan Inkarnasi Sebagai Model
untuk Mengasihi dengan Baik
Prinsip 7: Memperlambat Laju agar Dapat
Memimpin dengan Integritas
Prinsip 1: Melihat ke
Bawah Permukaan
1. Saya dapat mengenali apa yang saya rasakan di dalam hati saya
(Luk 19:41-44; Yoh 11:33-35).
2. Saya bersedia mengorek bagian hidup saya yang belum disadari
atau belum diterima, mempersilakan Kristus untuk mengubah
saya lebih penuh (Rm 7:21-25; Kol 3:5-17).
3. Saya menikmati berada sendiri dalam perenungan yang teduh
bersama Tuhan saja (Mar 1:35; Luk 6:12).
4. Saya dapat membagikan perasaan, sukacita, dan penderitaan
saya dengan bebas (Maz 22; Ams 5:18-19; Luk 10:21).
5. Saya dapat mengalami dan menangani amarah dengan cara
yang menumbuhkan orang lain dan diri sendiri (Ef 4:25 – 32).
6. Saya jujur dengan diri saya (dan dengan beberapa orang dekat)
mengenai perasaan, keyakinan, keraguan, penderitaan, luka
hati di bawah permukaan hidup saya (Maz 73; 88; Yer 20:7-18).
Total ___________
Prinsip 2: Menghancurkan
Kekuatan Masa Lalu
7. Saya dapat mengatasi konflik dengan cara yang jelas,
langsung, dan penuh hormat, bukan dengan cara yang
mungkin telah saya peroleh dari tumbuh-kembang di
dalam keluarga saya, seperti menekan, menghindar,
memperbesar masalah, atau mendatangi orang ketiga
daripada mengahadapi orang ybs secara langsung (Mat
18:15-18).
8. Saya berusaha mengatasi akibat dari peristiwa yang
sangat mengguncang dan sangat mempengaruhi saya,
seperti kematian anggota keluarga, kehamilan yang tidak
direncanakan, perceraian, kecanduan, kebangkrutan, dll
(Kej 50:20; Maz 51).
Prinsip 2: Menghancurkan
Kekuatan Masa Lalu
9. Saya dapat mengucap syukur pada Tuhan atas semua
pengalaman masa lalu saya, melihat bagaimana Dia telah
menggunakannya untuk secara unik membentuk saya
menjadi sebagaimana adanya sekarang (Kej 50:20; Rm
8:28-30).
10. Saya dapat melihat beberapa “dosa generasional” telah
diteruskan pada saya melalui sejarah keluarga, termasuk
kelemahan karakter, nilai-nilai yang keliru, cara
menghadapi penderitaan, dan kecenderungan yang tidak
sehat dalam berhubungan dengan orang lain (Kel 20:5; cf.
Kej 20:2; 26:7; 27:19; 37:1-33).
Prinsip 2: Menghancurkan
Kekuatan Masa Lalu
11. Saya tidak memerlukan persetujuan dari orang lain untuk
merasa bahwa diri saya baik-baik saja (Ams 29:25; Gal
1:10).
12. Saya mengambil tanggung jawab dan pengakuan atas hal-
hal yang terjadi pada masa lalu, daripada terus
menyalahkan orang lain (Yoh 5:5-7).
Total ___________
Prinsip 3: Hidup dalam
Keremukan & Kerentanan
13. Saya mengakui ketika bersalah, sedia meminta
pengampunan dari orang lain (Mat 5:23-24).
14. Saya dapat membicarakan kelemahan, kegagalan, dan
kesalahan saya secara bebas (2Kor 12:7-12).
15. Orang lain memandang saya sbg orang yang mudah
didekati, lembut hati, terbuka, dan jujur (Gal 5:22-23;
1Kor 13:1-6).
16. Orang yang dekat dengan saya mengatakan bahwa saya
tidak mudah tersinggung atau terluka (Mat 5:39-42, 1Kor
13:5).
Prinsip 3: Hidup dalam
Keremukan & Kerentanan
17. Saya terbuka mendengar dan menindaklanjuti kritik dan
masukan yang membangun dari orang lain tentang diri
saya (Ams 10:17; 17:10; 25:12).
18. Saya tidak mudah menghakimi atau mengkritik orang lain
(Mat 7:1-5).
19. Orang lain mengatakan bahwa saya lambat berkata-kata,
ceppat mendengar, dan baik dalam melihat sesuatu dari
sudut pandang mereka (Yak 1:19-20).
Total ___________
Prinsip 4: Menerima
Karunia Keterbatasan
20. Saya tidak pernah dituduh “mau mengerjakan segalanya”
atau mau melakukan lebih dari yang mampu dilakukan
(Mat 4:1-11).
21. Saya biasanya dapat berkata tidak kepada permintaan
atau kesempatan daripada beresiko memaksakan diri
secara berlebihan (Mar 6:30-32).
22. Saya mengenali berbagai situasi di mana kepribadian saya
yang unik dapat menolong atau menghambat dalam
menanggapi secara tepat (Maz 139; Rm 12:3; 1Ptr 4:10).
Prinsip 4: Menerima
Karunia Keterbatasan
23. Mudah bagi saya untuk membedakan kapan perlu
menolong mengangkat beban seseorang (Gal 6:2) dan
kapan melepaskannya sehingga mereka dapat
mengangkat beban sendiri (Gal 6:5).
24. Saya dapat mengukur kapasitas emosi, relasi, fisik, dan
spiritual dengan baik, mengatur waktu untuk undur diri
beristirahat dan mengisi “persediaan bahan bakar” saya
lagi (Mar 1:21-39).
25. Orang yang dekat dengan saya akan mengatakan bahwa
saya bagus dalam menjaga keseimbangan antara keluarga,
beristirahat, bekerja, dan bermain secara alkitabiah (Kel
20:8).
Total ___________
Prinsip 5: Menyambut
Kedukaan & Kehilangan
26. Saya mengakui perasaan kehilangan dan kekecewaan
secara terbuka (Maz 3; 5).
27. Ketika saya mengalami kekecewaan atau kehilangan, saya
Merenungkan perasaan saya, bukan berpura-pura semua
baik-baik saja (2Sam 1:4, 17-27; Maz 51:1-17).
28. Saya mengambil waktu untuk berduka atas kehilangan
saya sebagaimana dilakukan Daud (Maz 69) dan Yesus
(Mat 26:39; Yoh 11:35; 12:27).
29. Orang-orang yang mengalami penderitaan dan kesedihan
besar cenderung mencari saya karena mereka melihat
jelas bahwa saya menghadapi kehilangan dan kesedihan
dalam hidup saya dengan baik (2Kor 1:3-7).
30. Saya dapat menangis dan mengalami depresi atau
kesedihan, dan mengizinkan Tuhan untuk bekerja di
dalam diri saya melaluinya (Maz 42; Mat 26:36-46).
Total ___________
Prinsip 6: Menjadikan
Inkarnasi Sebagai Model
untuk Mencintai dengan Baik
31. Saya dapat masuk ke dunia dan perasaan orang lain,
berhubungan secara dalam dengan mereka dan mengambil
waktu membayangkan bagaimana rasanya hidup dalam
posisi mereka (Yoh 1:1-14; 2Kor 8:9; Fil. 2:3-5).
32. Orang yang dekat dengan saya mengatakan bahwa saya
adalah pendengar yang responsif (Ams 10:19; 29:11; Yak
1:19).
33. Ketika saya menegur seseorang yang telah melukai atau
bersalah pada saya, saya lebih banyak berbicara sebagai
orang pertama (“Saya”) mengenai apa yang saya rasakan
daripada berbicara dengan nada menyalahkan (“Kamu”
atau “Mereka”) mengenai apa yang telah terjadi (Ams
25:11; Ef 4:29-32).
Prinsip 6: Menjadikan
Inkarnasi Sebagai Model
untuk Mencintai dengan Baik
34. Saya tidak tertarik menghakimi orang lain atau segera
memberi penilaian tentang mereka (Mat 7:1-5).
35. Orang-orang mengatakan bahwa saya adalah orang yang
bertujuan dan berusaha untuk sungguh-sungguh
“mengasihi dengan baik” (Yoh 13:34-35; 1Kor 13).
Total ___________
Prinsip 7: Memperlambat Laju
agar Dapat Memimpin dengan
Integritas
36. Saya memiliki waktu yang cukup untuk sendirian dengan
Tuhan untuk menopang saya dalam bekerja bagi-Nya.
37. Saya memelihara hari Sabat 24-jam setiap minggu—
untuk berhenti, beristirahat, menyukakan dan
merenungkan Tuhan.
38. Orang yang dekat dengan saya mengatakan bahwa
pernikahan dan anak-anak saya mendapat prioritas di
atas pelayanan dan orang lain.
39. Saya tidak takut mengajukan pertanyaan yang sulit dan
tidak menyenangkan, baik kepada diri sendiri maupun
orang lain, ketika diperlukan.
40. Saya tidak membagi kepemimpinan saya dalam kategori
sakral/sekular. Saya memperlakukan fungsi
pengelolaan/perencanaan dalam kepemimpinan sama
bermaknanya dengan doa dan persiapan khotbah.
Total ___________
Inventori Kesehatan
Emosi/Rohani
Inventori Kesehatan
Emosi/Rohani
Grafik Kedewasaan Emosi
Bayi secara Emosi
Emotional Infants
• Saya mencari orang lain untuk menjaga saya secara
emosional dan spiritual
• Saya sering sulit menggambarkan dan mengalami perasaan
saya secara sehat dan jarang dapat masuk dalam dunia
emosi orang lain.
• Saya terus-menerus dikendalikan oleh kebutuhan
mendapat pemenuhan yang cepat, sering menggunakan
orang lain sebagai objek untuk memenuhi kebutuhan saya.
• Orang lain kadang memandang saya kurang
mempertimbangkan dan kurang peka lingkungan.
• Saya tidak nyaman dengan keheningan atau kesendirian.
• Ketika pencobaan, hambatan, dan kesulitan datang, saya
ingin meninggalkan Tuhan dan kehidupan kristiani.
• Saya kadang mengalami Tuhan di gereja dan ketika saya
bersama orang Kristen lainnya, namun jarang ketika saya
di tempat kerja atau di rumah.
Kanak-kanak secara Emosi
Emotional Children
• Ketika hidup berjalan sesuai keinginan saya, saya tenang.
Namun, segera setelah kekecewaan dan ketegangan
muncul, saya langsung merasa kacau.
• Saya sering menerima sesuatu secara personal,
menafsirkan ketidaksetujuan atau kritik sebagai serangan
pribadi.
• Ketika hal-hal berjalan tidak seperti yang saya inginkan,
saya sering mengeluh, merajuk, menarik diri,
memanipulasi, kesal, kasar, ketus, atau menuntut balas.
• Saya sering menggantungkan diri pada kerohanian orang
lain karena saya sangat jenuh dan terpecah.
• Kehidupan doa saya terutama berisi berbicara pada Tuhan,
memberi tahu-Nya apa yang harus dilakukan dan
bagaimana membereskan masalah saya.
• Doa adalah tugas, bukan kesukaan.
Remaja-Pemuda secara Emosi
Emotional Adolescents
• Saya tidak suka ketika orang meragukan saya.
• Saya sering cepat menilai dan menghakimi perilaku orang lain.
• Saya menahan pengampunan pada orang yang bersalah pada
saya, menghindari atau tidak mau berhubungan dengan
mereka ketika mereka melakukan sesuatu yang menyakitkan saya.
• Saya secara tidak sadar mengingat-ingat kasih yg pernah diberikan.
• Saya merasa sulit untuk sungguh-sungguh mendengarkan
penderitaan, kekecewaan, atau kebutuhan orang lain tanpa menjadi
dipenuhi oleh diri sendiri.
• Saya kadang merasa terlalu sibuk melewatkan waktu yang cukup
untuk memelihara kehidupan rohani saya.
• Saya menghadiri gereja dan melayani orang lain namun hanya
sedikit saja menikmati Kristus.
• Kehidupan Kristen saya masih terutama berisi melakukan sesuatu
bagi Tuhan, bukan tinggal bersama Dia.
• Sebagian besar doa saya masih lebih banyak berisi saya yang
berbicara, dengan sedikit ketenangan dan kesendirian, atau
mendengarkan Tuhan.
Dewasa secara Emosi
Emotional Adults
• Saya menghormati dan mengasihi orang lain tanpa harus
mengubah atau menghakimi mereka .
• Saya menghargai orang lain sebagaimana mereka adanya,
bukan berdasarkan apa yang dapat mereka berikan pada saya
atau bagaimana mereka memperlakukan saya.
• Saya mengambil tanggung jawab atas pikiran, perasaan,
tujuan, dan tindakan saya.
• Saya dapat menyatakan kepercayaan dan nilai-nilai saya pada orang
yang tidak sepaham dengan saya — tanpa menjadi bermusuhan.
• Saya dapat mengukur keterbatasan, kekuatan, dan kelemahan saya
secara tepat.
• Saya sangat yakin bahwa saya dikasihi Kristus secara penuh,
sebagai hasilnya, saya tidak mencari persetujuan orang lain bahwa
saya OK.
• Saya dapat mengintegrasikan antara melakukan sesuatu bagi Tuhan
dan melakukan sesuatu bersama Tuhan (Maria dan Marta).
• Hidup kristiani saya telah beralih dari sekadar melayani Kristus
menjadi mencintai Kristus dan menikmati persekutuan bersama-
Nya.
Dalam pertumbuhan menuju
kedewasaan emosi, kita semua
seperti lobster …
Dalam pertumbuhan menuju
kedewasaan emosi, kita semua
seperti lobster …
• Untuk bertumbuh, lobster harus melepaskan
cangkangnya yang lama, keras, dan melindungi;
kemudian menumbuhkan cangkang yang baru dan
lebih besar.
• Lobster melakukannya sekitar 25 kali dalam 5 tahun
pertama hidupnya, dan setahun sekali setelah
menjadi menjadi dewasa.
• Proses pelepasan ini tidak enak dan tampak
berantakan. Di bawah tekanan, cangkang yang lama
retak. Lobster meregangkan ototnya dan
melepaskan diri dari cangkang retak tsb.
• Dalam waktu antara meninggalkan cangkang lama
dan mengerasnya cangkang baru, lobster telanjang
dan sangat rentan.
Langkah Selanjutnya …
• Pertumbuhan kita untuk menjadi semakin
serupa dengan Kristus menuntut kita
melepaskan cangkang kita yang lama, keras,
dan melindungi; mempersilakan Tuhan
membawa kita menuju tempat yang baru di
dalam Dia.
• Untuk bertumbuh dewasa dalam Kristus, kita
perlu bertumbuh dewasa dalam kesehatan
emosi.
• Perjalanan menuju kedewasaan emosi kita
memerlukan: Mentor, Kesabaran, dan Doa.
Belajar Lebih lanjut …
www.newlifefellowship.org
www.emotionallyhealthychurch.org
www.emotionallyhealthy.org
Emotionally
Healthy
Church

More Related Content

What's hot

Orang Kristen Aneh di Sekitar Kita
Orang Kristen Aneh di Sekitar KitaOrang Kristen Aneh di Sekitar Kita
Orang Kristen Aneh di Sekitar Kita
Johan Setiawan
 
Arti melayani
Arti melayaniArti melayani
Arti melayani
SABDA
 
Bergaul dengan firman Allah
Bergaul dengan firman AllahBergaul dengan firman Allah
Bergaul dengan firman AllahRicky Desersi
 
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid KristusPemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
Johan Setiawan
 
Persembahan Terbaik UNtuk TUHAN
Persembahan Terbaik UNtuk TUHANPersembahan Terbaik UNtuk TUHAN
Persembahan Terbaik UNtuk TUHAN
Hendra Kasenda
 
Bahan khotbah kristen
Bahan khotbah kristenBahan khotbah kristen
Bahan khotbah kristen
Yohanes Ratu Eda
 
Milikilah cara hidup yang baik
Milikilah cara hidup yang baikMilikilah cara hidup yang baik
Milikilah cara hidup yang baik
Yohanes Ratu Eda
 
Soli Deo Gloria
Soli Deo GloriaSoli Deo Gloria
Soli Deo Gloria
Johan Setiawan
 
Tinggal di Dalam Kristus (Yoh 15:1-11)
Tinggal di Dalam Kristus (Yoh 15:1-11)Tinggal di Dalam Kristus (Yoh 15:1-11)
Tinggal di Dalam Kristus (Yoh 15:1-11)
Johan Setiawan
 
Serial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid KristusSerial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Johan Setiawan
 
Bagaimana Belajar Alkitab? Baca Gali Alkitab
Bagaimana Belajar Alkitab?   Baca Gali AlkitabBagaimana Belajar Alkitab?   Baca Gali Alkitab
Bagaimana Belajar Alkitab? Baca Gali Alkitab
SABDA
 
Dewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Dewasa dalam pengenalan akan TuhanDewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Dewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Moses Christianto
 
Bagaimana Dipimpin Roh Kudus
Bagaimana Dipimpin Roh KudusBagaimana Dipimpin Roh Kudus
Bagaimana Dipimpin Roh Kudus
Tegoeh Santoso
 
DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT
DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKATDIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT
DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT
Yohanes Ratu Eda
 
Pemulihan melalui Pengakuan Dosa (Mazmur 32)
Pemulihan melalui Pengakuan Dosa (Mazmur 32)Pemulihan melalui Pengakuan Dosa (Mazmur 32)
Pemulihan melalui Pengakuan Dosa (Mazmur 32)
Johan Setiawan
 
Bedah Kitab Yakobus
Bedah Kitab YakobusBedah Kitab Yakobus
Bedah Kitab Yakobus
SABDA
 
3 jenis orang kristen.
3 jenis orang kristen.3 jenis orang kristen.
3 jenis orang kristen.
Tujok Laing
 

What's hot (20)

Orang Kristen Aneh di Sekitar Kita
Orang Kristen Aneh di Sekitar KitaOrang Kristen Aneh di Sekitar Kita
Orang Kristen Aneh di Sekitar Kita
 
Gereja yang Sehat Secara Emosional
Gereja yang Sehat Secara EmosionalGereja yang Sehat Secara Emosional
Gereja yang Sehat Secara Emosional
 
Arti melayani
Arti melayaniArti melayani
Arti melayani
 
Bergaul dengan firman Allah
Bergaul dengan firman AllahBergaul dengan firman Allah
Bergaul dengan firman Allah
 
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid KristusPemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid Kristus
 
Persembahan Terbaik UNtuk TUHAN
Persembahan Terbaik UNtuk TUHANPersembahan Terbaik UNtuk TUHAN
Persembahan Terbaik UNtuk TUHAN
 
Bahan khotbah kristen
Bahan khotbah kristenBahan khotbah kristen
Bahan khotbah kristen
 
Milikilah cara hidup yang baik
Milikilah cara hidup yang baikMilikilah cara hidup yang baik
Milikilah cara hidup yang baik
 
Soli Deo Gloria
Soli Deo GloriaSoli Deo Gloria
Soli Deo Gloria
 
Tinggal di Dalam Kristus (Yoh 15:1-11)
Tinggal di Dalam Kristus (Yoh 15:1-11)Tinggal di Dalam Kristus (Yoh 15:1-11)
Tinggal di Dalam Kristus (Yoh 15:1-11)
 
Serial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid KristusSerial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid Kristus
 
Bagaimana Belajar Alkitab? Baca Gali Alkitab
Bagaimana Belajar Alkitab?   Baca Gali AlkitabBagaimana Belajar Alkitab?   Baca Gali Alkitab
Bagaimana Belajar Alkitab? Baca Gali Alkitab
 
Dewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Dewasa dalam pengenalan akan TuhanDewasa dalam pengenalan akan Tuhan
Dewasa dalam pengenalan akan Tuhan
 
Bagaimana Dipimpin Roh Kudus
Bagaimana Dipimpin Roh KudusBagaimana Dipimpin Roh Kudus
Bagaimana Dipimpin Roh Kudus
 
DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT
DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKATDIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT
DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT
 
Rencana Agung Penginjilan
Rencana Agung PenginjilanRencana Agung Penginjilan
Rencana Agung Penginjilan
 
Pemulihan melalui Pengakuan Dosa (Mazmur 32)
Pemulihan melalui Pengakuan Dosa (Mazmur 32)Pemulihan melalui Pengakuan Dosa (Mazmur 32)
Pemulihan melalui Pengakuan Dosa (Mazmur 32)
 
Bedah Kitab Yakobus
Bedah Kitab YakobusBedah Kitab Yakobus
Bedah Kitab Yakobus
 
3 jenis orang kristen.
3 jenis orang kristen.3 jenis orang kristen.
3 jenis orang kristen.
 
Tujuan Hidup Orang Percaya
Tujuan Hidup Orang PercayaTujuan Hidup Orang Percaya
Tujuan Hidup Orang Percaya
 

Viewers also liked

Faithful, Available, Teachable
Faithful, Available, TeachableFaithful, Available, Teachable
Faithful, Available, TeachableJohan Setiawan
 
Hidup Bersama Firman
Hidup Bersama FirmanHidup Bersama Firman
Hidup Bersama Firman
Johan Setiawan
 
The 7 up's of the christian
The 7 up's of the christianThe 7 up's of the christian
The 7 up's of the christian
David Walters
 
Khotbah Rohani Gereja yang Benar (Umat yang sisa di akhir Zaman)
Khotbah Rohani Gereja yang Benar (Umat yang sisa di akhir Zaman)Khotbah Rohani Gereja yang Benar (Umat yang sisa di akhir Zaman)
Khotbah Rohani Gereja yang Benar (Umat yang sisa di akhir Zaman)David Syahputra
 
Sabbath school lesson 1, 2nd quarter of 2017
Sabbath school lesson 1, 2nd quarter of 2017Sabbath school lesson 1, 2nd quarter of 2017
Sabbath school lesson 1, 2nd quarter of 2017
David Syahputra
 
Pelajaran sekolah sabat ke 1 triwulan 2 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 1 triwulan 2 2017Pelajaran sekolah sabat ke 1 triwulan 2 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 1 triwulan 2 2017
David Syahputra
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
SlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
SlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
SlideShare
 

Viewers also liked (10)

Faithful, Available, Teachable
Faithful, Available, TeachableFaithful, Available, Teachable
Faithful, Available, Teachable
 
Hidup Bersama Firman
Hidup Bersama FirmanHidup Bersama Firman
Hidup Bersama Firman
 
The 7 up's of the christian
The 7 up's of the christianThe 7 up's of the christian
The 7 up's of the christian
 
Khotbah Rohani Gereja yang Benar (Umat yang sisa di akhir Zaman)
Khotbah Rohani Gereja yang Benar (Umat yang sisa di akhir Zaman)Khotbah Rohani Gereja yang Benar (Umat yang sisa di akhir Zaman)
Khotbah Rohani Gereja yang Benar (Umat yang sisa di akhir Zaman)
 
Khotbah rohani gideon
Khotbah rohani gideonKhotbah rohani gideon
Khotbah rohani gideon
 
Sabbath school lesson 1, 2nd quarter of 2017
Sabbath school lesson 1, 2nd quarter of 2017Sabbath school lesson 1, 2nd quarter of 2017
Sabbath school lesson 1, 2nd quarter of 2017
 
Pelajaran sekolah sabat ke 1 triwulan 2 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 1 triwulan 2 2017Pelajaran sekolah sabat ke 1 triwulan 2 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 1 triwulan 2 2017
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to Emotionally Healthy Church (Gereja yang Sehat Secara Emosional)

Sacred Pathways, Tipe Spiritual
Sacred Pathways, Tipe SpiritualSacred Pathways, Tipe Spiritual
Sacred Pathways, Tipe Spiritual
Johan Setiawan
 
Spiritual Check Up
Spiritual Check UpSpiritual Check Up
Spiritual Check Up
Johan Setiawan
 
App2013 presentasi
App2013 presentasiApp2013 presentasi
App2013 presentasi
laetitiadjuari
 
App2013 presentasi
App2013 presentasiApp2013 presentasi
App2013 presentasi
akira6384
 
Emotionally Healthy Church: Menerima Karunia Keterbatasan
Emotionally Healthy Church: Menerima Karunia KeterbatasanEmotionally Healthy Church: Menerima Karunia Keterbatasan
Emotionally Healthy Church: Menerima Karunia Keterbatasan
Johan Setiawan
 
Materi pokok 08
Materi pokok  08Materi pokok  08
Materi pokok 08
Mans Mari
 
Spiritual Pathways
Spiritual PathwaysSpiritual Pathways
Spiritual Pathways
Johan Setiawan
 
01. makna panggilan dan pengutusan
01. makna panggilan dan pengutusan01. makna panggilan dan pengutusan
01. makna panggilan dan pengutusan
stephen sihombing
 
Doa mempersatukan keluarga
Doa mempersatukan keluargaDoa mempersatukan keluarga
Doa mempersatukan keluarga
Misionaris Xaverian
 
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdfBahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
BerkatLawolo1
 
aspek spiritual Budaya
aspek spiritual Budayaaspek spiritual Budaya
aspek spiritual Budaya
Muhammad Khoirul Zed
 
Spiritual
SpiritualSpiritual
Spiritual
Liza Phonna
 
Presentasi Praktik Spiritualitas Lectio Divina (Julius).pptx
Presentasi Praktik Spiritualitas Lectio Divina (Julius).pptxPresentasi Praktik Spiritualitas Lectio Divina (Julius).pptx
Presentasi Praktik Spiritualitas Lectio Divina (Julius).pptx
zoecaesar1
 
Konsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatanKonsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatan
SyifaARN
 
1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)
1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)
1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)robby chandra
 
Kamis, 18 Agustus 2022.pdf
Kamis, 18 Agustus 2022.pdfKamis, 18 Agustus 2022.pdf
Kamis, 18 Agustus 2022.pdf
TheodorusMortaman
 
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
RuangguruKristen
 
Spiritualitas
SpiritualitasSpiritualitas
Spiritualitas
Satriawansyah Urbaya
 

Similar to Emotionally Healthy Church (Gereja yang Sehat Secara Emosional) (20)

Sacred Pathways, Tipe Spiritual
Sacred Pathways, Tipe SpiritualSacred Pathways, Tipe Spiritual
Sacred Pathways, Tipe Spiritual
 
Spiritual Check Up
Spiritual Check UpSpiritual Check Up
Spiritual Check Up
 
App2013 presentasi
App2013 presentasiApp2013 presentasi
App2013 presentasi
 
App2013 presentasi
App2013 presentasiApp2013 presentasi
App2013 presentasi
 
Emotionally Healthy Church: Menerima Karunia Keterbatasan
Emotionally Healthy Church: Menerima Karunia KeterbatasanEmotionally Healthy Church: Menerima Karunia Keterbatasan
Emotionally Healthy Church: Menerima Karunia Keterbatasan
 
Materi pokok 08
Materi pokok  08Materi pokok  08
Materi pokok 08
 
Spiritual Pathways
Spiritual PathwaysSpiritual Pathways
Spiritual Pathways
 
01. makna panggilan dan pengutusan
01. makna panggilan dan pengutusan01. makna panggilan dan pengutusan
01. makna panggilan dan pengutusan
 
Doa mempersatukan keluarga
Doa mempersatukan keluargaDoa mempersatukan keluarga
Doa mempersatukan keluarga
 
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdfBahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
Bahan Ajar Modul 1 Menjadi Dewasa dalam Segala Aspek.pdf
 
Spiritual Check-Up
Spiritual Check-UpSpiritual Check-Up
Spiritual Check-Up
 
aspek spiritual Budaya
aspek spiritual Budayaaspek spiritual Budaya
aspek spiritual Budaya
 
Spiritual
SpiritualSpiritual
Spiritual
 
Presentasi Praktik Spiritualitas Lectio Divina (Julius).pptx
Presentasi Praktik Spiritualitas Lectio Divina (Julius).pptxPresentasi Praktik Spiritualitas Lectio Divina (Julius).pptx
Presentasi Praktik Spiritualitas Lectio Divina (Julius).pptx
 
Konsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatanKonsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatan
 
1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)
1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)
1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)
 
Kamis, 18 Agustus 2022.pdf
Kamis, 18 Agustus 2022.pdfKamis, 18 Agustus 2022.pdf
Kamis, 18 Agustus 2022.pdf
 
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
Ptt Memilih untuk Tidak Berputus Asa
 
2
22
2
 
Spiritualitas
SpiritualitasSpiritualitas
Spiritualitas
 

More from Johan Setiawan

Theology of Work Project website
Theology of Work Project websiteTheology of Work Project website
Theology of Work Project website
Johan Setiawan
 
Experiencing God (Johan Setiawan).pdf
Experiencing God (Johan Setiawan).pdfExperiencing God (Johan Setiawan).pdf
Experiencing God (Johan Setiawan).pdf
Johan Setiawan
 
Tahap Perkembangan Kelompok (Johan Setiawan).pptx
Tahap Perkembangan Kelompok (Johan Setiawan).pptxTahap Perkembangan Kelompok (Johan Setiawan).pptx
Tahap Perkembangan Kelompok (Johan Setiawan).pptx
Johan Setiawan
 
Memetakan Infeksi Omicron
Memetakan Infeksi OmicronMemetakan Infeksi Omicron
Memetakan Infeksi Omicron
Johan Setiawan
 
The Bible Project - Bible Reading Discipleship
The Bible Project - Bible Reading DiscipleshipThe Bible Project - Bible Reading Discipleship
The Bible Project - Bible Reading Discipleship
Johan Setiawan
 
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
Johan Setiawan
 
Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)
Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)
Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)
Johan Setiawan
 
Disciple Making Leaders in Students Ministry
Disciple Making Leaders in Students MinistryDisciple Making Leaders in Students Ministry
Disciple Making Leaders in Students Ministry
Johan Setiawan
 
Pertobatan yang Benar (Mazmur 51)
Pertobatan yang Benar (Mazmur 51)Pertobatan yang Benar (Mazmur 51)
Pertobatan yang Benar (Mazmur 51)
Johan Setiawan
 
Misi Urban 3 - Strategi
Misi Urban 3 - StrategiMisi Urban 3 - Strategi
Misi Urban 3 - Strategi
Johan Setiawan
 
Misi Urban 2 - Urgensi
Misi Urban 2 - UrgensiMisi Urban 2 - Urgensi
Misi Urban 2 - Urgensi
Johan Setiawan
 
Misi Urban 1 - Metanarasi
Misi Urban 1 - MetanarasiMisi Urban 1 - Metanarasi
Misi Urban 1 - Metanarasi
Johan Setiawan
 
Metanarasi Alkitab (Christopher Wright)
Metanarasi Alkitab (Christopher Wright)Metanarasi Alkitab (Christopher Wright)
Metanarasi Alkitab (Christopher Wright)
Johan Setiawan
 
Panduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing PemuridanPanduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing Pemuridan
Johan Setiawan
 
Faith & Work initiatives
Faith & Work initiativesFaith & Work initiatives
Faith & Work initiatives
Johan Setiawan
 
Vocational Discipleship Essentials
Vocational Discipleship EssentialsVocational Discipleship Essentials
Vocational Discipleship Essentials
Johan Setiawan
 
Model-model Pembelajaran Kelas Virtual
Model-model Pembelajaran Kelas VirtualModel-model Pembelajaran Kelas Virtual
Model-model Pembelajaran Kelas Virtual
Johan Setiawan
 
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Johan Setiawan
 
Distance Dicipleship (Pemuridan Jarak Jauh)
Distance Dicipleship (Pemuridan Jarak Jauh)Distance Dicipleship (Pemuridan Jarak Jauh)
Distance Dicipleship (Pemuridan Jarak Jauh)
Johan Setiawan
 
Ritme Kelompok Kecil
Ritme Kelompok KecilRitme Kelompok Kecil
Ritme Kelompok Kecil
Johan Setiawan
 

More from Johan Setiawan (20)

Theology of Work Project website
Theology of Work Project websiteTheology of Work Project website
Theology of Work Project website
 
Experiencing God (Johan Setiawan).pdf
Experiencing God (Johan Setiawan).pdfExperiencing God (Johan Setiawan).pdf
Experiencing God (Johan Setiawan).pdf
 
Tahap Perkembangan Kelompok (Johan Setiawan).pptx
Tahap Perkembangan Kelompok (Johan Setiawan).pptxTahap Perkembangan Kelompok (Johan Setiawan).pptx
Tahap Perkembangan Kelompok (Johan Setiawan).pptx
 
Memetakan Infeksi Omicron
Memetakan Infeksi OmicronMemetakan Infeksi Omicron
Memetakan Infeksi Omicron
 
The Bible Project - Bible Reading Discipleship
The Bible Project - Bible Reading DiscipleshipThe Bible Project - Bible Reading Discipleship
The Bible Project - Bible Reading Discipleship
 
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
The Pursuit of Happiness (Mazmur 1)
 
Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)
Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)
Kerohanian yang Sejati (Roma 12:1-2)
 
Disciple Making Leaders in Students Ministry
Disciple Making Leaders in Students MinistryDisciple Making Leaders in Students Ministry
Disciple Making Leaders in Students Ministry
 
Pertobatan yang Benar (Mazmur 51)
Pertobatan yang Benar (Mazmur 51)Pertobatan yang Benar (Mazmur 51)
Pertobatan yang Benar (Mazmur 51)
 
Misi Urban 3 - Strategi
Misi Urban 3 - StrategiMisi Urban 3 - Strategi
Misi Urban 3 - Strategi
 
Misi Urban 2 - Urgensi
Misi Urban 2 - UrgensiMisi Urban 2 - Urgensi
Misi Urban 2 - Urgensi
 
Misi Urban 1 - Metanarasi
Misi Urban 1 - MetanarasiMisi Urban 1 - Metanarasi
Misi Urban 1 - Metanarasi
 
Metanarasi Alkitab (Christopher Wright)
Metanarasi Alkitab (Christopher Wright)Metanarasi Alkitab (Christopher Wright)
Metanarasi Alkitab (Christopher Wright)
 
Panduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing PemuridanPanduan Pembimbing Pemuridan
Panduan Pembimbing Pemuridan
 
Faith & Work initiatives
Faith & Work initiativesFaith & Work initiatives
Faith & Work initiatives
 
Vocational Discipleship Essentials
Vocational Discipleship EssentialsVocational Discipleship Essentials
Vocational Discipleship Essentials
 
Model-model Pembelajaran Kelas Virtual
Model-model Pembelajaran Kelas VirtualModel-model Pembelajaran Kelas Virtual
Model-model Pembelajaran Kelas Virtual
 
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
 
Distance Dicipleship (Pemuridan Jarak Jauh)
Distance Dicipleship (Pemuridan Jarak Jauh)Distance Dicipleship (Pemuridan Jarak Jauh)
Distance Dicipleship (Pemuridan Jarak Jauh)
 
Ritme Kelompok Kecil
Ritme Kelompok KecilRitme Kelompok Kecil
Ritme Kelompok Kecil
 

Emotionally Healthy Church (Gereja yang Sehat Secara Emosional)

  • 2.
  • 3. buku Edisi Asli Bahasa Inggris Judul: The Emotionally Healthy Church Penulis: Peter Scazzero Penerbit: Zondervan Tahun terbit: 2005 Edisi Terjemahan Bahasa Indonesia Judul: Gereja yang Sehat Secara Emosional Penerbit: Gospel Press Tahun terbit:
  • 4. daftar isi Matarantai yang Hilang dalam Pemuridan Dasar Alkitabiah untuk Suatu Paradigma Baru dalam Pemuridan Enam Prinsip dari Gereja yang Sehat Secara Emosional Prinsip 1: Melihat ke Bawah Permukaan Prinsip 2: Menghancurkan Kekuatan Masa Lalu Prinsip 3: Hidup dalam Keremukan & Kerentanan Prinsip 4: Menerima Karunia Keterbatasan Prinsip 5: Menyambut Kedukaan & Kehilangan Prinsip 6: Menjadikan Inkarnasi Sebagai Model untuk Mengasihi dengan Baik Ke Mana Kita Akan Melangkah
  • 5. Buku ini menawarkan suatu visi pemuridan yang baru: Pemuridan yang sejati mengintegrasikan kesehatan rohani dan emosi. Peter Scazzero menguraikan enam prinsip untuk menjadi seseorang yang sehat secara emosional. Dilengkapi juga dengan inventori untuk mengenali kesehatan rohani/emosi Anda. Di sini Anda akan menjumpai pemikiran- pemikiran baru yang menantang dan menyegarkan mengenai apa yang dibutuhkan untuk memimpin diri sendiri dan gereja Anda menuju kepenuhan dan kematangan di dalam Kristus. sinopsis
  • 6. Pendiri Emotionally Healthy Spirituality bersama istrinya, Geri. Perintis dan Gembala Senior New Life Fellowship Church di Queens, New York City, sebuah gereja multirasial, dengan jemaat berasal dari 65 negara berbeda. M.Div. dari Gordon-Conwell dan D.Min. dalam Marriage and Family dari Eastern Baptist Theological Seminary. Penulis Emotionally Healthy Spirituality, The Emotionally Healthy Church (Gold Medallion Award for 2003), Begin the Journey with the Daily Office, dan beberapa buku panduan PA terlaris. Ayah dari 4 anak perempuan. penulis Peter Scazzero
  • 7. Buku ini membahas salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh para pemimpin gereja—bagaimana menjadi orang yang sehat yang menciptakan komunitas yang sehat. Ditulis oleh seorang praktisi dengan “luka perang” yang memahami apa yang dibicarakannya. Saya berharap saya sudah membacanya duapuluh tahun yang lalu. —JOHN ORTBERG, Pendeta Pengajar Willow Creek Community Church, Penulis Everybody’s Normal Till You Get to Know Them rekomendasi
  • 8. presentasi Presentasi ini dirancang untuk digunakan sebagai bahan pengajaran dan diskusi dalam kelompok besar maupun kelompok kecil. Durasi penyampaiannya sekitar 30 menit, sehingga dapat digunakan sebelum, selama, atau sesudah kegiatan pertemuan rutin yang sudah dijadwalkan. Presentasi diambil dari bab 4 Inventori Kesehatan Rohani/Emosi. Presentasi disusun oleh Johan Setiawan (johansetiawan@hotmail.com), Yayasan Gloria (www.glorianet.org).
  • 10. Spiritualitas yang Berat Sebelah • Kenyataan menyedihkan: Hanya ada sangat sedikit perbedaan kedewasaan emosional dan relasional antara orang yang percaya pada Kristus dan yang tidak percaya. • Di luar pertemuan ibadah raya, persekutuan umum, dan kebaktian doa, masuk ke rumah- rumah orang percaya, kita mendapati banyaknya hubungan yang rusak dan gagal. • Apakah gambaran ini mengingatkan kita akan seseorang di gereja/persekutuan:
  • 11. Orang yang … 1. … tidak pernah berkata “Saya salah” atau “Maaf”. 2. … terus-menerus mengkritik orang lain. 3. … tidak dapat menoleransi pandangan yang berbeda. 4. … secara sembunyi-sembunyi kecanduan pornografi. 5. … sangat sibuk melayani tetapi tidak menyadari pasangannya sangat kesepian di rumah. 6. … menganggap setiap saran sebagai serangan dan penolakan pribadi. 7. … bergumul dengan kepahitan dan kebencian kepada pendeta/penginjil tetapi tidak berani mengutarakannya. 8. … tak kenal lelah melayani di banyak bidang tetapi jarang sekali mengambil waktu untuk memelihara dirinya. 9. … ikut pertemuan dan kegiatan untuk melarikan diri dari kenyataan menyakitkan pernikahan mereka. 10. … tidak pernah bisa membuka diri tentang permasalahan dan kesulitan yang dihadapi.
  • 12. 10 Simptom Spiritualitas yang Tidak Sehat Manakah yang menggambarkan diri Anda saat ini? 1. Menggunakan Tuhan untuk lari dari Tuhan 2. Mengabaikan emosi kemarahan, kesedihan, dan ketakutan 3. Mati untuk hal-hal yang keliru 4. Menyangkal pengaruh masa lalu terhadap masa kini 5. Membagi kehidupan ke dalam kategori “sekular” dan “sakral” e.g. My prayers are usually about God doing my will, not me surrendering to his wille.g. I am rarely honest with myself and/or others about the feelings, hurts and pains beneath the surface of my life e.g. I tend to deny healthy, God-given desires and pleasures of life (friendships, joy, music, beauty, laughter, nature) while finding it difficult to die to my self- protectiveness, defensiveness, a lack of vulnerability and judgmentalism e.g. I rarely consider how my family of origin and significant people/events from my past have shaped my presente.g. I easily compartmentalize God to “Christian activities” while usually forgetting about him when I am working, shopping, studying or recreating
  • 13. 10 Simptom Spiritualitas yang Tidak Sehat 6. Melakukan hal bagi Tuhan, bukan bersama dengan Tuhan 7. Menghindari konflik dengan mencari-cari alasan rohani 8. Menutup-nutupi kelemahan dan kegagalan 9. Hidup tanpa memperhatikan batas kemampuan/kekuatan 10.Menghakimi perjalanan rohani orang lain e.g. I tend to evaluate my spirituality based on how much I am doing for God e.g. In the name of “peacemaking”, we bury tensions and avoid conflict rather than speak the truth in love e.g. Instead of humility and approachability, I am highly reactive and defensive e.g. Those close to me would say that I often “try to do it all” or “bite off more than I can chew” e.g. I often find myself occupied and bothered by the faults of others
  • 14. Spiritualitas yang Berat Sebelah • Ada banyak orang yang penuh semangat bagi Tuhan dan tampak “dewasa secara rohani” tetapi masih bayi/kanak-kanak/remaja secara emosi. • Mengapa? Hubungan antara kedewasaan emosi dan kedewasaan rohani kurang dipahami dan diajarkan. • Penekanan pembinaan rohani biasanya lebih banyak pada pemahaman doktrinal/biblikal, doa/penyembahan, pelayanan/penginjilan, dengan mengabaikan kesehatan emosional.
  • 15. Kesehatan Emosi dan Kepemimpinan Rohani • Kesehatan dari suatu gereja/pelayanan banyak tergantung pada kesehatan emosi dan rohani para pemimpinnya. • Kunci dari kepemimpinan rohani yang berhasil lebih berkaitan dengan kehidupan internal dari pemimpin ybs daripada kemampuan, karunia, dan pengalamannya.
  • 16. Tesis Kesehatan emosi dan kesehatan rohani tidak dapat dipisahkan. Seorang kristiani tidak mungkin dewasa secara rohani jika ia tidak dewasa secara emosi.
  • 17. Inventori Kesehatan Emosi/Rohani Bagian A: Pembinaan Rohani secara Umum Bagian B: Pembinaan dalam Komponen Emosi Jawablah dengan skala: 1 = Tidak benar demikian 2 = Kadang benar demikian 3 = Sering benar demikian 4 = Sangat benar demikian
  • 18. Bagian A: Pembinaan Rohani secara Umum 1. Saya merasa yakin bahwa saya sudah diangkat menjadi anak Tuhan dan jarang, kalau pun pernah, mempertanyakan penerimaan-Nya atas diri saya. 2. Saya suka menyembah Tuhan secara pribadi maupun bersama- sam dengan orang lain. 3. Saya memelihara waktu yang berkualitas secara teratur dalam firman dan doa. 4. Saya mengalami Tuhan telah meperlengkapi saya dengan unik dan sedang aktif menggunakan karunia-karunia tersebut untuk melayani. 5. Saya terlibat di dalam komunitas persekutuan dengan orang percaya lainnya. 6. Saya menggunakan talenta, harta, dan waktu sesuai kehendak Tuhan , bukan kepentingan diri sendiri. 7. Saya mengintegrasikan iman saya dalam pekerjaaan dan kehidupan sehari-hari. Total ___________
  • 19. Bagian B: Pembinaan dalam Komponen Emosi Prinsip 1: Melihat ke Bawah Permukaan Prinsip 2: Menghancurkan Kekuatan Masa Lalu Prinsip 3: Hidup dalam Keremukan & Kerentanan Prinsip 4: Menerima Karunia Keterbatasan Prinsip 5: Menyambut Kedukaan & Kehilangan Prinsip 6: Menjadikan Inkarnasi Sebagai Model untuk Mengasihi dengan Baik Prinsip 7: Memperlambat Laju agar Dapat Memimpin dengan Integritas
  • 20. Prinsip 1: Melihat ke Bawah Permukaan 1. Saya dapat mengenali apa yang saya rasakan di dalam hati saya (Luk 19:41-44; Yoh 11:33-35). 2. Saya bersedia mengorek bagian hidup saya yang belum disadari atau belum diterima, mempersilakan Kristus untuk mengubah saya lebih penuh (Rm 7:21-25; Kol 3:5-17). 3. Saya menikmati berada sendiri dalam perenungan yang teduh bersama Tuhan saja (Mar 1:35; Luk 6:12). 4. Saya dapat membagikan perasaan, sukacita, dan penderitaan saya dengan bebas (Maz 22; Ams 5:18-19; Luk 10:21). 5. Saya dapat mengalami dan menangani amarah dengan cara yang menumbuhkan orang lain dan diri sendiri (Ef 4:25 – 32). 6. Saya jujur dengan diri saya (dan dengan beberapa orang dekat) mengenai perasaan, keyakinan, keraguan, penderitaan, luka hati di bawah permukaan hidup saya (Maz 73; 88; Yer 20:7-18). Total ___________
  • 21. Prinsip 2: Menghancurkan Kekuatan Masa Lalu 7. Saya dapat mengatasi konflik dengan cara yang jelas, langsung, dan penuh hormat, bukan dengan cara yang mungkin telah saya peroleh dari tumbuh-kembang di dalam keluarga saya, seperti menekan, menghindar, memperbesar masalah, atau mendatangi orang ketiga daripada mengahadapi orang ybs secara langsung (Mat 18:15-18). 8. Saya berusaha mengatasi akibat dari peristiwa yang sangat mengguncang dan sangat mempengaruhi saya, seperti kematian anggota keluarga, kehamilan yang tidak direncanakan, perceraian, kecanduan, kebangkrutan, dll (Kej 50:20; Maz 51).
  • 22. Prinsip 2: Menghancurkan Kekuatan Masa Lalu 9. Saya dapat mengucap syukur pada Tuhan atas semua pengalaman masa lalu saya, melihat bagaimana Dia telah menggunakannya untuk secara unik membentuk saya menjadi sebagaimana adanya sekarang (Kej 50:20; Rm 8:28-30). 10. Saya dapat melihat beberapa “dosa generasional” telah diteruskan pada saya melalui sejarah keluarga, termasuk kelemahan karakter, nilai-nilai yang keliru, cara menghadapi penderitaan, dan kecenderungan yang tidak sehat dalam berhubungan dengan orang lain (Kel 20:5; cf. Kej 20:2; 26:7; 27:19; 37:1-33).
  • 23. Prinsip 2: Menghancurkan Kekuatan Masa Lalu 11. Saya tidak memerlukan persetujuan dari orang lain untuk merasa bahwa diri saya baik-baik saja (Ams 29:25; Gal 1:10). 12. Saya mengambil tanggung jawab dan pengakuan atas hal- hal yang terjadi pada masa lalu, daripada terus menyalahkan orang lain (Yoh 5:5-7). Total ___________
  • 24. Prinsip 3: Hidup dalam Keremukan & Kerentanan 13. Saya mengakui ketika bersalah, sedia meminta pengampunan dari orang lain (Mat 5:23-24). 14. Saya dapat membicarakan kelemahan, kegagalan, dan kesalahan saya secara bebas (2Kor 12:7-12). 15. Orang lain memandang saya sbg orang yang mudah didekati, lembut hati, terbuka, dan jujur (Gal 5:22-23; 1Kor 13:1-6). 16. Orang yang dekat dengan saya mengatakan bahwa saya tidak mudah tersinggung atau terluka (Mat 5:39-42, 1Kor 13:5).
  • 25. Prinsip 3: Hidup dalam Keremukan & Kerentanan 17. Saya terbuka mendengar dan menindaklanjuti kritik dan masukan yang membangun dari orang lain tentang diri saya (Ams 10:17; 17:10; 25:12). 18. Saya tidak mudah menghakimi atau mengkritik orang lain (Mat 7:1-5). 19. Orang lain mengatakan bahwa saya lambat berkata-kata, ceppat mendengar, dan baik dalam melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (Yak 1:19-20). Total ___________
  • 26. Prinsip 4: Menerima Karunia Keterbatasan 20. Saya tidak pernah dituduh “mau mengerjakan segalanya” atau mau melakukan lebih dari yang mampu dilakukan (Mat 4:1-11). 21. Saya biasanya dapat berkata tidak kepada permintaan atau kesempatan daripada beresiko memaksakan diri secara berlebihan (Mar 6:30-32). 22. Saya mengenali berbagai situasi di mana kepribadian saya yang unik dapat menolong atau menghambat dalam menanggapi secara tepat (Maz 139; Rm 12:3; 1Ptr 4:10).
  • 27. Prinsip 4: Menerima Karunia Keterbatasan 23. Mudah bagi saya untuk membedakan kapan perlu menolong mengangkat beban seseorang (Gal 6:2) dan kapan melepaskannya sehingga mereka dapat mengangkat beban sendiri (Gal 6:5). 24. Saya dapat mengukur kapasitas emosi, relasi, fisik, dan spiritual dengan baik, mengatur waktu untuk undur diri beristirahat dan mengisi “persediaan bahan bakar” saya lagi (Mar 1:21-39). 25. Orang yang dekat dengan saya akan mengatakan bahwa saya bagus dalam menjaga keseimbangan antara keluarga, beristirahat, bekerja, dan bermain secara alkitabiah (Kel 20:8). Total ___________
  • 28. Prinsip 5: Menyambut Kedukaan & Kehilangan 26. Saya mengakui perasaan kehilangan dan kekecewaan secara terbuka (Maz 3; 5). 27. Ketika saya mengalami kekecewaan atau kehilangan, saya Merenungkan perasaan saya, bukan berpura-pura semua baik-baik saja (2Sam 1:4, 17-27; Maz 51:1-17). 28. Saya mengambil waktu untuk berduka atas kehilangan saya sebagaimana dilakukan Daud (Maz 69) dan Yesus (Mat 26:39; Yoh 11:35; 12:27). 29. Orang-orang yang mengalami penderitaan dan kesedihan besar cenderung mencari saya karena mereka melihat jelas bahwa saya menghadapi kehilangan dan kesedihan dalam hidup saya dengan baik (2Kor 1:3-7). 30. Saya dapat menangis dan mengalami depresi atau kesedihan, dan mengizinkan Tuhan untuk bekerja di dalam diri saya melaluinya (Maz 42; Mat 26:36-46). Total ___________
  • 29. Prinsip 6: Menjadikan Inkarnasi Sebagai Model untuk Mencintai dengan Baik 31. Saya dapat masuk ke dunia dan perasaan orang lain, berhubungan secara dalam dengan mereka dan mengambil waktu membayangkan bagaimana rasanya hidup dalam posisi mereka (Yoh 1:1-14; 2Kor 8:9; Fil. 2:3-5). 32. Orang yang dekat dengan saya mengatakan bahwa saya adalah pendengar yang responsif (Ams 10:19; 29:11; Yak 1:19). 33. Ketika saya menegur seseorang yang telah melukai atau bersalah pada saya, saya lebih banyak berbicara sebagai orang pertama (“Saya”) mengenai apa yang saya rasakan daripada berbicara dengan nada menyalahkan (“Kamu” atau “Mereka”) mengenai apa yang telah terjadi (Ams 25:11; Ef 4:29-32).
  • 30. Prinsip 6: Menjadikan Inkarnasi Sebagai Model untuk Mencintai dengan Baik 34. Saya tidak tertarik menghakimi orang lain atau segera memberi penilaian tentang mereka (Mat 7:1-5). 35. Orang-orang mengatakan bahwa saya adalah orang yang bertujuan dan berusaha untuk sungguh-sungguh “mengasihi dengan baik” (Yoh 13:34-35; 1Kor 13). Total ___________
  • 31. Prinsip 7: Memperlambat Laju agar Dapat Memimpin dengan Integritas 36. Saya memiliki waktu yang cukup untuk sendirian dengan Tuhan untuk menopang saya dalam bekerja bagi-Nya. 37. Saya memelihara hari Sabat 24-jam setiap minggu— untuk berhenti, beristirahat, menyukakan dan merenungkan Tuhan. 38. Orang yang dekat dengan saya mengatakan bahwa pernikahan dan anak-anak saya mendapat prioritas di atas pelayanan dan orang lain. 39. Saya tidak takut mengajukan pertanyaan yang sulit dan tidak menyenangkan, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, ketika diperlukan. 40. Saya tidak membagi kepemimpinan saya dalam kategori sakral/sekular. Saya memperlakukan fungsi pengelolaan/perencanaan dalam kepemimpinan sama bermaknanya dengan doa dan persiapan khotbah. Total ___________
  • 34. Bayi secara Emosi Emotional Infants • Saya mencari orang lain untuk menjaga saya secara emosional dan spiritual • Saya sering sulit menggambarkan dan mengalami perasaan saya secara sehat dan jarang dapat masuk dalam dunia emosi orang lain. • Saya terus-menerus dikendalikan oleh kebutuhan mendapat pemenuhan yang cepat, sering menggunakan orang lain sebagai objek untuk memenuhi kebutuhan saya. • Orang lain kadang memandang saya kurang mempertimbangkan dan kurang peka lingkungan. • Saya tidak nyaman dengan keheningan atau kesendirian. • Ketika pencobaan, hambatan, dan kesulitan datang, saya ingin meninggalkan Tuhan dan kehidupan kristiani. • Saya kadang mengalami Tuhan di gereja dan ketika saya bersama orang Kristen lainnya, namun jarang ketika saya di tempat kerja atau di rumah.
  • 35. Kanak-kanak secara Emosi Emotional Children • Ketika hidup berjalan sesuai keinginan saya, saya tenang. Namun, segera setelah kekecewaan dan ketegangan muncul, saya langsung merasa kacau. • Saya sering menerima sesuatu secara personal, menafsirkan ketidaksetujuan atau kritik sebagai serangan pribadi. • Ketika hal-hal berjalan tidak seperti yang saya inginkan, saya sering mengeluh, merajuk, menarik diri, memanipulasi, kesal, kasar, ketus, atau menuntut balas. • Saya sering menggantungkan diri pada kerohanian orang lain karena saya sangat jenuh dan terpecah. • Kehidupan doa saya terutama berisi berbicara pada Tuhan, memberi tahu-Nya apa yang harus dilakukan dan bagaimana membereskan masalah saya. • Doa adalah tugas, bukan kesukaan.
  • 36. Remaja-Pemuda secara Emosi Emotional Adolescents • Saya tidak suka ketika orang meragukan saya. • Saya sering cepat menilai dan menghakimi perilaku orang lain. • Saya menahan pengampunan pada orang yang bersalah pada saya, menghindari atau tidak mau berhubungan dengan mereka ketika mereka melakukan sesuatu yang menyakitkan saya. • Saya secara tidak sadar mengingat-ingat kasih yg pernah diberikan. • Saya merasa sulit untuk sungguh-sungguh mendengarkan penderitaan, kekecewaan, atau kebutuhan orang lain tanpa menjadi dipenuhi oleh diri sendiri. • Saya kadang merasa terlalu sibuk melewatkan waktu yang cukup untuk memelihara kehidupan rohani saya. • Saya menghadiri gereja dan melayani orang lain namun hanya sedikit saja menikmati Kristus. • Kehidupan Kristen saya masih terutama berisi melakukan sesuatu bagi Tuhan, bukan tinggal bersama Dia. • Sebagian besar doa saya masih lebih banyak berisi saya yang berbicara, dengan sedikit ketenangan dan kesendirian, atau mendengarkan Tuhan.
  • 37. Dewasa secara Emosi Emotional Adults • Saya menghormati dan mengasihi orang lain tanpa harus mengubah atau menghakimi mereka . • Saya menghargai orang lain sebagaimana mereka adanya, bukan berdasarkan apa yang dapat mereka berikan pada saya atau bagaimana mereka memperlakukan saya. • Saya mengambil tanggung jawab atas pikiran, perasaan, tujuan, dan tindakan saya. • Saya dapat menyatakan kepercayaan dan nilai-nilai saya pada orang yang tidak sepaham dengan saya — tanpa menjadi bermusuhan. • Saya dapat mengukur keterbatasan, kekuatan, dan kelemahan saya secara tepat. • Saya sangat yakin bahwa saya dikasihi Kristus secara penuh, sebagai hasilnya, saya tidak mencari persetujuan orang lain bahwa saya OK. • Saya dapat mengintegrasikan antara melakukan sesuatu bagi Tuhan dan melakukan sesuatu bersama Tuhan (Maria dan Marta). • Hidup kristiani saya telah beralih dari sekadar melayani Kristus menjadi mencintai Kristus dan menikmati persekutuan bersama- Nya.
  • 38. Dalam pertumbuhan menuju kedewasaan emosi, kita semua seperti lobster …
  • 39. Dalam pertumbuhan menuju kedewasaan emosi, kita semua seperti lobster … • Untuk bertumbuh, lobster harus melepaskan cangkangnya yang lama, keras, dan melindungi; kemudian menumbuhkan cangkang yang baru dan lebih besar. • Lobster melakukannya sekitar 25 kali dalam 5 tahun pertama hidupnya, dan setahun sekali setelah menjadi menjadi dewasa. • Proses pelepasan ini tidak enak dan tampak berantakan. Di bawah tekanan, cangkang yang lama retak. Lobster meregangkan ototnya dan melepaskan diri dari cangkang retak tsb. • Dalam waktu antara meninggalkan cangkang lama dan mengerasnya cangkang baru, lobster telanjang dan sangat rentan.
  • 40. Langkah Selanjutnya … • Pertumbuhan kita untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus menuntut kita melepaskan cangkang kita yang lama, keras, dan melindungi; mempersilakan Tuhan membawa kita menuju tempat yang baru di dalam Dia. • Untuk bertumbuh dewasa dalam Kristus, kita perlu bertumbuh dewasa dalam kesehatan emosi. • Perjalanan menuju kedewasaan emosi kita memerlukan: Mentor, Kesabaran, dan Doa.
  • 41. Belajar Lebih lanjut … www.newlifefellowship.org www.emotionallyhealthychurch.org www.emotionallyhealthy.org
  • 42.