SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Pengelolaan Tradisi
Lisan
Syamsul Hidayat
(N1E119010)
a) Folklor lisan yaitu folklor yang penyebarannya melalui lisan,
prosesnya secara turun-temurun dari generasi kegenerasi
sedikitnya dua generasi. Folklor lisan terdiri dari bahasa rakyat
(misalnya, logat, julukan, pangkat tradisional, dan gelar
kebangsawanan), ungkapan tradisional (contohnya peribahasa,
pepatah), pertanyaan tradisional (seperti teka-teki), puisi rakyat
(pantun, gurindam, dan syair), cerita rakyat, nyanyian rakyat.
b) Folklor setengah lisan yaitu folklor yang penyebarannya bukan saja
secara lisan, melainkan juga bukan lisan. Contohnya adalah
sesuatu yang dipercaya oleh rakyat biasanya bersifat tahayul dan
bermakna gaib. Selain kepercayaan rakyat, contoh folklor setengah
lisan juga meliputi permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat
istiadat, upacara, atau pesta rakyat.
c) Folklor bukan lisan yaitu folklor yang bentuknya bukan lisan,
meskipun cara pembuatannya menggunakan lisan. Terdapat dua
tipe folklor bukan lisan yaitu material dan bukan material, contoh
dari folklor yang termasuk material adalah arsitektur rakyat dan
sebagainya dan yang bukan material adalah gerak isyarat
tradisional, bunyi isyarat untuk berkomunikasi.
Jenis-jenis Tradisi
Lisan
Tradisi Lisan Suku
Tolaki
•Folklor lisan: Moanggo (nyanyian rakyat), Totado
(teka-teki), mobasa basa,
•Folklor setengah lisan: upacara adat mesokei,
upacara adat mowindahako, dan beberapa permainan
rakyat, serta tarian tradisional seperti tari
mondotambe
•Folklor bukan lisan: Sumandu (Proses pembuatan
sagu)
Deskripsi Proses Tradisi Lisan
Tari Mondotambe yang berasal dari bahasa Tolaki
yang berarti penyambutan atau
penjemputan. Tarian ini bermula sebagai tarian yang
menyambut para raja dan prajuritnya sehabis perang
membawa kemenangan. Saat ini meskipun sudah
tidak berada di zaman kerajaan tari mondotambe
masih di lakukan, selain dilakukan dalam acara acara
penyambuta pejabat tarian ini juga di gunakan dalam
berbagai pentas seni yang diadakan, hal ini juga
bertujuan untuk terus menjaga kelestarian dari tarian
ini agar tidak terkikis atau hilang oleh zaman.
Tradisi mengirim doa (Mobasa-basa) ini selalu
diiringi dengan sajian makanan dan bakar dupa.
Di zaman dahulu, kedatangan Islam di tanah
Tolaki menyebabkan tradisi mobasa-basa
mengalami transformasi, dimana mantra-mantra
dalam tutur lokal diganti dengan ayat-ayat suci Al
Qur'an. Penulis sendiri merasakan betul tradisi ini,
ketika dalam keluarga ini tak pernah bisa untuk
dilewatkan, sebab selain tradisi kegiatan mobasa-
basa ini juga merupakan turun temurun telah
dipraktekan. Bukan hanya sekedar tradisi,
mobasa-basa ini juga memiliki makna saling
mengeratkan silaturahmi, serta berbagai
kebahagiaan dengan sesama. Tidak hanya orang
Tolaki, suku lain di Sulawesi Tenggara seperti
Buton dan Muna, juga melaksanakan ritual ini
yang disebut dengan Haroa. Tradisi serupa juga
dapat dijumpai pada masyarakat Bone, yang
dikenal dengan Mappadekko.
Seiring berkembang teknologi pada saat ini, didaerah saya yaitu Kab.
Konawe tradisi lisan hampir mengalami kepunahan, bahkan bisa di
katakan sudah 85% tradisi lisan di daerah saya sudah hilang. Contohnya
adalah permainan rakyat tradisional, pada masa sekarang anak-anak
maupun orang dewasa dikampung saya perlahan-lahan mulai
melupakan permainan rakyat yang biasa dimainkan, hal ini tentunya
hadirnya berbagai jenis alat alat elektronik yang banyak menyediakan
berbagai fitur yang menarik dan canggih, sehingga hal ini menjadi salah
satu penyebab utama dari hilangnya permaian tradisional. Hal ini juga
terjadi pada tradisi tradisi lainnya, tinggal hanya beberapa tradisi saja
yang masih di pegang meskipun eksistensinya mulai hilang.
Thank You

More Related Content

Similar to SYAMSUL HIDAYAT (N1E119010).pptx

Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Umi Rosyidah
 
ANTROPOLOGI: TRADISI LISAN di INDONESIA
ANTROPOLOGI: TRADISI LISAN di INDONESIAANTROPOLOGI: TRADISI LISAN di INDONESIA
ANTROPOLOGI: TRADISI LISAN di INDONESIA
Ghina Siti Ramadhanty
 
sejarah tradisi indonesia
sejarah tradisi indonesia sejarah tradisi indonesia
sejarah tradisi indonesia
Priee 'Supriatna
 
booklet lipi 05_01_2016
booklet lipi 05_01_2016booklet lipi 05_01_2016
booklet lipi 05_01_2016
Budi Anugerah
 
Bab 13 sejarah tradisi islam nusantara copy
Bab 13 sejarah tradisi islam nusantara   copyBab 13 sejarah tradisi islam nusantara   copy
Bab 13 sejarah tradisi islam nusantara copy
Mamaz-AJi
 

Similar to SYAMSUL HIDAYAT (N1E119010).pptx (20)

Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa TenggaraKebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
Kebudayaan Bali dan Nusa Tenggara
 
Foklore sebagai Kajian Arkeologis
Foklore sebagai Kajian ArkeologisFoklore sebagai Kajian Arkeologis
Foklore sebagai Kajian Arkeologis
 
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
Pembelajaran sejarah kelas X semester 1
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
Makalah sosiologi "KEBUDAYAAN NUSA TENGGARA"
 
ANTROPOLOGI: TRADISI LISAN di INDONESIA
ANTROPOLOGI: TRADISI LISAN di INDONESIAANTROPOLOGI: TRADISI LISAN di INDONESIA
ANTROPOLOGI: TRADISI LISAN di INDONESIA
 
sejarah tradisi indonesia
sejarah tradisi indonesia sejarah tradisi indonesia
sejarah tradisi indonesia
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
 
Seni budaya 8 topik 1 sem genap
Seni budaya 8   topik 1 sem genapSeni budaya 8   topik 1 sem genap
Seni budaya 8 topik 1 sem genap
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
04 bab i
04 bab i04 bab i
04 bab i
 
Musik dan tari maluku
Musik dan tari malukuMusik dan tari maluku
Musik dan tari maluku
 
Kelompok 4 Sastra Lama.pptx
Kelompok 4 Sastra Lama.pptxKelompok 4 Sastra Lama.pptx
Kelompok 4 Sastra Lama.pptx
 
TRADISI MASA PRA AKSARA DAN AKSARA
TRADISI MASA PRA AKSARA DAN AKSARA TRADISI MASA PRA AKSARA DAN AKSARA
TRADISI MASA PRA AKSARA DAN AKSARA
 
Materi
MateriMateri
Materi
 
booklet lipi 05_01_2016
booklet lipi 05_01_2016booklet lipi 05_01_2016
booklet lipi 05_01_2016
 
Seni Tradisi Islam
Seni Tradisi IslamSeni Tradisi Islam
Seni Tradisi Islam
 
Materi seni tradisi islam
Materi seni tradisi islamMateri seni tradisi islam
Materi seni tradisi islam
 
Bab 13 sejarah tradisi islam nusantara copy
Bab 13 sejarah tradisi islam nusantara   copyBab 13 sejarah tradisi islam nusantara   copy
Bab 13 sejarah tradisi islam nusantara copy
 

SYAMSUL HIDAYAT (N1E119010).pptx

  • 2. a) Folklor lisan yaitu folklor yang penyebarannya melalui lisan, prosesnya secara turun-temurun dari generasi kegenerasi sedikitnya dua generasi. Folklor lisan terdiri dari bahasa rakyat (misalnya, logat, julukan, pangkat tradisional, dan gelar kebangsawanan), ungkapan tradisional (contohnya peribahasa, pepatah), pertanyaan tradisional (seperti teka-teki), puisi rakyat (pantun, gurindam, dan syair), cerita rakyat, nyanyian rakyat. b) Folklor setengah lisan yaitu folklor yang penyebarannya bukan saja secara lisan, melainkan juga bukan lisan. Contohnya adalah sesuatu yang dipercaya oleh rakyat biasanya bersifat tahayul dan bermakna gaib. Selain kepercayaan rakyat, contoh folklor setengah lisan juga meliputi permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat istiadat, upacara, atau pesta rakyat. c) Folklor bukan lisan yaitu folklor yang bentuknya bukan lisan, meskipun cara pembuatannya menggunakan lisan. Terdapat dua tipe folklor bukan lisan yaitu material dan bukan material, contoh dari folklor yang termasuk material adalah arsitektur rakyat dan sebagainya dan yang bukan material adalah gerak isyarat tradisional, bunyi isyarat untuk berkomunikasi. Jenis-jenis Tradisi Lisan
  • 3. Tradisi Lisan Suku Tolaki •Folklor lisan: Moanggo (nyanyian rakyat), Totado (teka-teki), mobasa basa, •Folklor setengah lisan: upacara adat mesokei, upacara adat mowindahako, dan beberapa permainan rakyat, serta tarian tradisional seperti tari mondotambe •Folklor bukan lisan: Sumandu (Proses pembuatan sagu)
  • 4. Deskripsi Proses Tradisi Lisan Tari Mondotambe yang berasal dari bahasa Tolaki yang berarti penyambutan atau penjemputan. Tarian ini bermula sebagai tarian yang menyambut para raja dan prajuritnya sehabis perang membawa kemenangan. Saat ini meskipun sudah tidak berada di zaman kerajaan tari mondotambe masih di lakukan, selain dilakukan dalam acara acara penyambuta pejabat tarian ini juga di gunakan dalam berbagai pentas seni yang diadakan, hal ini juga bertujuan untuk terus menjaga kelestarian dari tarian ini agar tidak terkikis atau hilang oleh zaman. Tradisi mengirim doa (Mobasa-basa) ini selalu diiringi dengan sajian makanan dan bakar dupa. Di zaman dahulu, kedatangan Islam di tanah Tolaki menyebabkan tradisi mobasa-basa mengalami transformasi, dimana mantra-mantra dalam tutur lokal diganti dengan ayat-ayat suci Al Qur'an. Penulis sendiri merasakan betul tradisi ini, ketika dalam keluarga ini tak pernah bisa untuk dilewatkan, sebab selain tradisi kegiatan mobasa- basa ini juga merupakan turun temurun telah dipraktekan. Bukan hanya sekedar tradisi, mobasa-basa ini juga memiliki makna saling mengeratkan silaturahmi, serta berbagai kebahagiaan dengan sesama. Tidak hanya orang Tolaki, suku lain di Sulawesi Tenggara seperti Buton dan Muna, juga melaksanakan ritual ini yang disebut dengan Haroa. Tradisi serupa juga dapat dijumpai pada masyarakat Bone, yang dikenal dengan Mappadekko.
  • 5. Seiring berkembang teknologi pada saat ini, didaerah saya yaitu Kab. Konawe tradisi lisan hampir mengalami kepunahan, bahkan bisa di katakan sudah 85% tradisi lisan di daerah saya sudah hilang. Contohnya adalah permainan rakyat tradisional, pada masa sekarang anak-anak maupun orang dewasa dikampung saya perlahan-lahan mulai melupakan permainan rakyat yang biasa dimainkan, hal ini tentunya hadirnya berbagai jenis alat alat elektronik yang banyak menyediakan berbagai fitur yang menarik dan canggih, sehingga hal ini menjadi salah satu penyebab utama dari hilangnya permaian tradisional. Hal ini juga terjadi pada tradisi tradisi lainnya, tinggal hanya beberapa tradisi saja yang masih di pegang meskipun eksistensinya mulai hilang.