SlideShare a Scribd company logo
SYAJA’AH DAN TAWADHU’

Nama Kelompok :
1.
Farah Hilmy D
2.
Kutrotul Ilma
3.
Kafa
4.
Cika
Syaja’ah
 Syaja’ah artinya berani, tapi bukan berani dalam
arti siap menantang siapa saja tanpa

mempedulikan apakah dia berada di pihak yang
benar atau salah, dan bukan pula berani
mempertaruhkan hawa nafsu. Tapi berani yang
berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan
penuh pertimbangan.
 Rasulullah SAW bersabda :
“Bukanlah yang dinamakan pemberani itu orang
yang kuat bergulat. Sesungguhnya pemberani
itu ialah orang yang sanggup menguasai dirinya
di waktu marah.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
Bentuk-bentuk Keberanian


1. Keberanian menghadapi musuh dalam peperangan (Jihad fii sabilillah)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang
yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu membelakangi
mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di
waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak
menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang
itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah
neraka jahannam. dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS. Al-Anfal 8:
15-16)



2. Keberanian menyatakan kebenaran (kalimah al-haq) sekalipun di hadapan
penguasa yang zalim. Rasulullah saw bersabda :
“Jihad yang paling afdhal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan
penguasa yang zalim.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)



3. Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah sekalipun dia mampu
melampiaskannya-sebagaimana yang sudah disebut dalam hadits di atas.
Sumber-sumber Keberanian


1. Rasa Takut Kepada Allah SWT
“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah.
dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Ahzab 33:39)



2. Lebih Mencintai Akhirat daripada Dunia
Bagi seorang muslim, dunia bukanlah tujuan akhir. Dunia adalah jembatan menuju
akhirat.
“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu:
"Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin
tinggal di tempatmu? apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti
kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia Ini (dibandingkan dengan
kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.”(QS. At-Taubah 9:38)




3. Tidak Takut Mati
Kematian adalah sebuah kepastian. Cepat atau lambat setiap orang pasti mati. Kalau
ajal sudah datang tidak ada yang dapat mencegahnya.
Seorang muslim tidak takut mati, apalagi mati dalam jihad. Setiap prajurit Islam pasti
mendambakannya. Bagi mereka kematian adalah jalan menuju sorga. Semangat
itulah yang menyebabkan para prajurit Islam punya keberanian luar biasa. Panglima
Khalid ibn Walid mengatakan kepada pasukan Romawi:
“Kami datang dengan pasukan yang mencintai kematian, sebagaimana kalian
mencintai kehidupan.


4. Tidak Ragu-Ragu
Rasulullah SAW bersabda: “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu,
menuju apa-apa yang tidak meragukanmu.” (HR.Tirmidzi dan Nasa’i)



5. Tidak Menomorsatukan Kekuatan Materi
Seorang muslim memang meyakini bahwa kekuatan materi diperlukan
dalam perjuangan, tapi materi bukanlah segala-galanya. Di balik itu tetap
Allah SWT yang menentukan.



6. Tawakal dan Yakin Akan Pertolongan Allah
Orang yang memperjuangkan kebenaran tidak pernah merasa takut, karena
setelah mengerahkan segala tenaga, tinggal dia bertawakkal dan
mengharapkan pertolongan dari Allah SWT.
“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan
bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq 65:3)



7. Hasil Pendidikan
Sikap berani lahir dari pendidikan, baik dirumah tangga, sekolah, masjid
maupun dari lingkungan. Anak-anak yang diasuh dan dididik oleh orang tua
pemberani juga akan tumbuh dan berkembang menjadi pemberani.
Demikianlah seterusnya.
Jubun atau Penakut
 Lawan dari sifat syaja’ah adalah jubun (al-jubn), yaitu penakut

 Allah SWT mencela orang-orang yang takut pergi ke medan perang

karena takut menghadapi musuh. Allah berfirman :
 “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada
mereka : "Tahanlah tanganmu (dari berperang), Dirikanlah
sembahyang dan tunaikanlah zakat!" setelah diwajibkan kepada
mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan
munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada
Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya
Tuhan kami, Mengapa Engkau wajibkan berperang kepada Kami?
Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada
kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan
di dunia Ini Hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orangorang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.”
(QS.An-Nisa’ 4 :77)
Tawadhu’


Tawadhu’ artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur. Orang yang
rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang
yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan. Rendah hati tidak
sama dengan rendah diri, karena rendah diri berarti kehilangan kepercayaan
diri. Sikap tawadhu’ terhadap sesama manusia adalah sifat mulia yang lahir
dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah SWT atas segala hamba-Nya.



Orang yang tawadhu’ menyadari bahwa apa saja yang dia miliki, baik bentuk
rupa yang cantik atau tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan, maupun
pangkat dan kedudukan dan lain-lain sebagainya, semuanya itu adalah
karunia dari Allah SWT. Allah SWT berfirman :



َ ‫وما بِكم من نِعمة فمن اَّلل ثُم إِذا مسكم الض ُّر فللَه ِ جَأرَوو‬
ُ ْ
ُ ُ ‫ُ ْ ِ ْ ْ َ ٍ َ ِ َ ه ِ ه َ َ ه‬
َ َ
ْ َِ
 “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya),
dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya kepada-Nya-lah
kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl 16:53)


Dengan kesadaran seperti itu sama sekali tidak pantas bagi dia untuk
menyombongkan diri kepada sesama manusia, apalagi menyombongkan diri
terhadap Allah SWT.
Keutamaan Tawadhu’
 “Tawadhu’, tidak ada yang bertambah bagi searing

hamba kecuali ketinggian (derajat). Oleh sebab itu
tawadhu’lah kamu, niscaya Allah akan meninggikan
(derajat)mu….” (HR. Dailami)

 Di samping mengangkat derajatnya, Allah memasukkan

orang-orang tawadhu’ kedalam kelompok hambahamba yang mendapatkan kasih sayang dari Allah Yang
Maha Penyayang. Firman-Nya :
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu
(ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan
rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan 25:63)
Bentuk-bentuk Tawadhu’


1.
2.

3.
4.
5.

6.

Sikap tawadhu’ dalam pergaulan bermasyarakat dapat terlihat antara
lain dalam bentuk-bentuk berikut ini :
Tidak menonjolkan diri dari orang-orang level atau statusnya sama,
kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi agama atau
umat Islam.
Berdiri dari tempat duduknya dalam satu majlis untuk menyambut
kedatangan orang yang lebih mulia dan lebih berilmu daripada dirinya,
dan mengantarkannya ke pintu keluar jika yang bersangkutan
meninggalkan majelis.
Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang
dirinya lebih dari mereka.
Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status sosialnya.
Mau duduk-duduk bersama dengan fakir miskin, orang-orang cacat
tubuh, dan kaum dhu’afa lainnya, serta bersedia mengabulkan
undangan mereka.
Tidak akan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian yang
menunjukkan kemegahan dan kesombongan.
Takabir atau Sombong
 “Takabbur itu adalah menolak kebenaran dan melecehkan orang

lain”. (HR. Muslim)

 Karena orang yang sombong selalu menganggap dirinya benar dan

lebih, maka dia tidak mau menerima kritikan dan nasehat dari orang
lain. Dia akan menutup mata terhadap kelemahan dirinya. Dia akan
menutup telinganya kecuali untuk mendengarkan pujian-pujian
terhadap dirinya.

 “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya

di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaanKu. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman
kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada
petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka
melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang
demikian itu adalah Karena mereka mendustakan ayat-ayat kami dan
mereka selalu lalai dari padanya.” (QS. Al-A’raf 7:146)
 Karena dia jauh dari kebenaran, maka di akhirat nanti orang-

orang yang sombong tidak akan masuk sorga. Rasulullah SAW
bersabda :

 “Tidak akan masuk sorga orang yang di dalam hatinya ada

sebiji zarah sifat sombong.” (HR.Muslim)

 Sifat sombong adalah sifat warisan iblis yang menolak perintah

Allah untuk sujud kepada Adam AS. Iblis mengklaim dirinya
lebih mulia dari Adam, karena Adam diciptakan dari tanah
sedangkan dia diciptakan dari api, padahal-menurut-Iblis-api
lebih mulia dari tanah (baca QS.Al-Baqarah 2:34; Al-Hijr 15:2835). Karena kesombongannya itu pula dia tidak berniat untuk
meminta ampun kepada Allah SWT. Oleh sebab itu para Ulama
mengatakan sifat sombong adalah induk dosa-dosa.
Bentuk-bentuk Takabur



Berikut ini adalah beberapacontoh bentuk-bentuk kesombongan dalam pergaulan
masyarakat :
1. Kalau mendatangi suatu majlis, dia ingin dan senang kalau para hadirin berdiri
Menyambutnya, padahal Rasulullah saw menyatakan :
“Barangsiapa menyenangi orang-orang berdiri menghormatinya, maka bersiapsiaplah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR.Bukhari)



2. Kalau berjalan, dia ingin ada orang yang berjalan di belakangnya, untuk
menunjukkan bahwa dia lebih hebat dan lebih mulia dari yang lainnya.



3. Tidak mau mengunjungi orang yang statusnya dianggap lebih rendah dari dirinya.
Dan dia tidak suka kalau orang yang dianggap rendah statusnya itu duduk
berdampingan dengannya atau berjalan disisinya.



4. Merasa malu dan hina mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan kalau berbelanja
tidak mau membawa sendiri barang belanjaannya karena akan merendahkan
derajatnya.



Demikianlah seyogyanya searing Muslim selalu berusaha menjadi orang tawadhu’
dan menjauhi segala bentuk kesombongan atau takabur dalam seluruh aspek
kehidupannya.

More Related Content

What's hot

PPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul Husna
PPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul HusnaPPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul Husna
PPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul Husna
Eneng Susanti
 
Syaja’ah
Syaja’ahSyaja’ah
Syaja’ah
Ally Matul
 
Islam ditinjau dari aspek teologi
Islam ditinjau dari aspek teologiIslam ditinjau dari aspek teologi
Islam ditinjau dari aspek teologi
Farid Okley
 
Meneladani akhlaq rasulullah
Meneladani akhlaq rasulullahMeneladani akhlaq rasulullah
Meneladani akhlaq rasulullah
Sofyan Siroj
 
Wasiat rasulullah kepada sayyidina 'ali
Wasiat rasulullah kepada sayyidina 'aliWasiat rasulullah kepada sayyidina 'ali
Wasiat rasulullah kepada sayyidina 'aliEko Sudibyo
 
PPT Materi Agama Islam kelas 10 tentang kontrol diri, prasangka baik, dan Uhk...
PPT Materi Agama Islam kelas 10 tentang kontrol diri, prasangka baik, dan Uhk...PPT Materi Agama Islam kelas 10 tentang kontrol diri, prasangka baik, dan Uhk...
PPT Materi Agama Islam kelas 10 tentang kontrol diri, prasangka baik, dan Uhk...
Sulistiowati Nur Faimi
 
Leadership, kepemimpinan islam
Leadership, kepemimpinan  islamLeadership, kepemimpinan  islam
Leadership, kepemimpinan islamAziz Abdul
 
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi MunkarAmar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Eneng Susanti
 
Sahabat dunia akhirat
Sahabat dunia akhiratSahabat dunia akhirat
Sahabat dunia akhirat
Nurlinda Ummu Ridho
 
Hadits belajar mengajar
Hadits belajar mengajarHadits belajar mengajar
Hadits belajar mengajar
Muhammad Al Asrori
 
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra micontoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra miMrToyb Rafiuddin
 
Amar Ma'ruf Nahi munkar
Amar Ma'ruf Nahi munkarAmar Ma'ruf Nahi munkar
Amar Ma'ruf Nahi munkar
Shaina Ca
 
Teks Pidato: Mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas Sehat dan Berakhlakul karimah
Teks Pidato: Mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas Sehat dan Berakhlakul karimahTeks Pidato: Mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas Sehat dan Berakhlakul karimah
Teks Pidato: Mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas Sehat dan Berakhlakul karimah
Fakhriyah Elita
 
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islamperkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
RoisMansur
 
Ilmu Kalam - Khawarij
Ilmu Kalam - KhawarijIlmu Kalam - Khawarij
Ilmu Kalam - Khawarij
Islamic Studies
 
Tantangan dakwah di era milenial
Tantangan dakwah di era milenialTantangan dakwah di era milenial
Tantangan dakwah di era milenial
nia oktaviana
 
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiMakalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Rinoputra Stain
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawuf
Lia Lia
 
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
Nisrokhah6
 
Kisah nabi ayyub musa dan isa a.s. p5 unit 3
Kisah nabi ayyub musa dan isa a.s.  p5 unit 3Kisah nabi ayyub musa dan isa a.s.  p5 unit 3
Kisah nabi ayyub musa dan isa a.s. p5 unit 3
Gunawan Anwar
 

What's hot (20)

PPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul Husna
PPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul HusnaPPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul Husna
PPT pembelajaran AKIDAH AKHLAK MA kelas XII materi Asmaul Husna
 
Syaja’ah
Syaja’ahSyaja’ah
Syaja’ah
 
Islam ditinjau dari aspek teologi
Islam ditinjau dari aspek teologiIslam ditinjau dari aspek teologi
Islam ditinjau dari aspek teologi
 
Meneladani akhlaq rasulullah
Meneladani akhlaq rasulullahMeneladani akhlaq rasulullah
Meneladani akhlaq rasulullah
 
Wasiat rasulullah kepada sayyidina 'ali
Wasiat rasulullah kepada sayyidina 'aliWasiat rasulullah kepada sayyidina 'ali
Wasiat rasulullah kepada sayyidina 'ali
 
PPT Materi Agama Islam kelas 10 tentang kontrol diri, prasangka baik, dan Uhk...
PPT Materi Agama Islam kelas 10 tentang kontrol diri, prasangka baik, dan Uhk...PPT Materi Agama Islam kelas 10 tentang kontrol diri, prasangka baik, dan Uhk...
PPT Materi Agama Islam kelas 10 tentang kontrol diri, prasangka baik, dan Uhk...
 
Leadership, kepemimpinan islam
Leadership, kepemimpinan  islamLeadership, kepemimpinan  islam
Leadership, kepemimpinan islam
 
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi MunkarAmar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
 
Sahabat dunia akhirat
Sahabat dunia akhiratSahabat dunia akhirat
Sahabat dunia akhirat
 
Hadits belajar mengajar
Hadits belajar mengajarHadits belajar mengajar
Hadits belajar mengajar
 
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra micontoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
 
Amar Ma'ruf Nahi munkar
Amar Ma'ruf Nahi munkarAmar Ma'ruf Nahi munkar
Amar Ma'ruf Nahi munkar
 
Teks Pidato: Mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas Sehat dan Berakhlakul karimah
Teks Pidato: Mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas Sehat dan Berakhlakul karimahTeks Pidato: Mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas Sehat dan Berakhlakul karimah
Teks Pidato: Mewujudkan Generasi Muda yang Cerdas Sehat dan Berakhlakul karimah
 
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islamperkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
 
Ilmu Kalam - Khawarij
Ilmu Kalam - KhawarijIlmu Kalam - Khawarij
Ilmu Kalam - Khawarij
 
Tantangan dakwah di era milenial
Tantangan dakwah di era milenialTantangan dakwah di era milenial
Tantangan dakwah di era milenial
 
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabiMakalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
Makalah tentang sejarah dan perkembangan aliran wahabi
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawuf
 
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
 
Kisah nabi ayyub musa dan isa a.s. p5 unit 3
Kisah nabi ayyub musa dan isa a.s.  p5 unit 3Kisah nabi ayyub musa dan isa a.s.  p5 unit 3
Kisah nabi ayyub musa dan isa a.s. p5 unit 3
 

Similar to Syaja’ah dan tawadhu’

Berani di jalan dakwah
Berani di jalan dakwahBerani di jalan dakwah
Berani di jalan dakwah
Muhsin Hariyanto
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam Islam
Idrus Abidin
 
Tafsir QS. An nisaa' ayat 95
Tafsir QS. An nisaa' ayat 95Tafsir QS. An nisaa' ayat 95
Tafsir QS. An nisaa' ayat 95
Aas Firdausy
 
Pemahaman jihad bagian 2
Pemahaman jihad bagian 2Pemahaman jihad bagian 2
Pemahaman jihad bagian 2Andri Ismail
 
Berani di jalan dakwah
Berani di jalan dakwahBerani di jalan dakwah
Berani di jalan dakwah
Muhsin Hariyanto
 
1. orang mukmin yang dengki
1. orang mukmin yang dengki1. orang mukmin yang dengki
1. orang mukmin yang dengkimohd amin
 
Mencintai karena allah
Mencintai karena allahMencintai karena allah
Mencintai karena allah
Cahaya Ilahi
 
syaj'ah umat islam
 syaj'ah umat islam syaj'ah umat islam
syaj'ah umat islam
surya lukmmanna
 
Cinta Karena Allaah
Cinta Karena AllaahCinta Karena Allaah
Cinta Karena Allaah
Ferry Musyaffa Amanullah
 
Agama Kelompok Moenica
Agama Kelompok MoenicaAgama Kelompok Moenica
Agama Kelompok Moenica
Moenica
 
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y SiauwMencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Azka Napsiyana
 
Mencintai karena allah
Mencintai karena allahMencintai karena allah
Mencintai karena allah
UutFauzanGagahKatany
 
Ringkasan Materi PAI Kelas 8 Bab 4 Akhlak Mazmumah
Ringkasan Materi PAI Kelas 8 Bab 4 Akhlak MazmumahRingkasan Materi PAI Kelas 8 Bab 4 Akhlak Mazmumah
Ringkasan Materi PAI Kelas 8 Bab 4 Akhlak Mazmumah
SMP Muhammaidyah Boarding School Tarakan
 
Jihad
JihadJihad
Kesombongan
KesombonganKesombongan
Kesombongan
Helmon Chan
 
Tidak berjuang islam
Tidak berjuang islamTidak berjuang islam
Tidak berjuang islamAbdul Karim
 
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allahMenangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
Idrus Abidin
 
Penyakit 2 hati yang berbahaya
Penyakit 2 hati yang berbahayaPenyakit 2 hati yang berbahaya
Penyakit 2 hati yang berbahaya
Helmon Chan
 
Menjadi sekuat pasukan rasulullah
Menjadi sekuat pasukan rasulullahMenjadi sekuat pasukan rasulullah
Menjadi sekuat pasukan rasulullah
salma banin
 

Similar to Syaja’ah dan tawadhu’ (20)

Berani di jalan dakwah
Berani di jalan dakwahBerani di jalan dakwah
Berani di jalan dakwah
 
Keberanian dalam Islam
Keberanian dalam IslamKeberanian dalam Islam
Keberanian dalam Islam
 
Tafsir QS. An nisaa' ayat 95
Tafsir QS. An nisaa' ayat 95Tafsir QS. An nisaa' ayat 95
Tafsir QS. An nisaa' ayat 95
 
Pemahaman jihad bagian 2
Pemahaman jihad bagian 2Pemahaman jihad bagian 2
Pemahaman jihad bagian 2
 
Berani di jalan dakwah
Berani di jalan dakwahBerani di jalan dakwah
Berani di jalan dakwah
 
1. orang mukmin yang dengki
1. orang mukmin yang dengki1. orang mukmin yang dengki
1. orang mukmin yang dengki
 
Mencintai karena allah
Mencintai karena allahMencintai karena allah
Mencintai karena allah
 
syaj'ah umat islam
 syaj'ah umat islam syaj'ah umat islam
syaj'ah umat islam
 
Cinta Karena Allaah
Cinta Karena AllaahCinta Karena Allaah
Cinta Karena Allaah
 
Agama Kelompok Moenica
Agama Kelompok MoenicaAgama Kelompok Moenica
Agama Kelompok Moenica
 
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y SiauwMencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
Mencintai Karena Allah by Ust. Felix Y Siauw
 
Mencintai karena allah
Mencintai karena allahMencintai karena allah
Mencintai karena allah
 
Ringkasan Materi PAI Kelas 8 Bab 4 Akhlak Mazmumah
Ringkasan Materi PAI Kelas 8 Bab 4 Akhlak MazmumahRingkasan Materi PAI Kelas 8 Bab 4 Akhlak Mazmumah
Ringkasan Materi PAI Kelas 8 Bab 4 Akhlak Mazmumah
 
Jihad
JihadJihad
Jihad
 
Kesombongan
KesombonganKesombongan
Kesombongan
 
Tidak berjuang islam
Tidak berjuang islamTidak berjuang islam
Tidak berjuang islam
 
Pembagian kafir
Pembagian kafirPembagian kafir
Pembagian kafir
 
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allahMenangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
Menangis Karena Takut dan Rindu Kepada allah
 
Penyakit 2 hati yang berbahaya
Penyakit 2 hati yang berbahayaPenyakit 2 hati yang berbahaya
Penyakit 2 hati yang berbahaya
 
Menjadi sekuat pasukan rasulullah
Menjadi sekuat pasukan rasulullahMenjadi sekuat pasukan rasulullah
Menjadi sekuat pasukan rasulullah
 

Syaja’ah dan tawadhu’

  • 1. SYAJA’AH DAN TAWADHU’ Nama Kelompok : 1. Farah Hilmy D 2. Kutrotul Ilma 3. Kafa 4. Cika
  • 2. Syaja’ah  Syaja’ah artinya berani, tapi bukan berani dalam arti siap menantang siapa saja tanpa mempedulikan apakah dia berada di pihak yang benar atau salah, dan bukan pula berani mempertaruhkan hawa nafsu. Tapi berani yang berlandaskan kebenaran dan dilakukan dengan penuh pertimbangan.  Rasulullah SAW bersabda : “Bukanlah yang dinamakan pemberani itu orang yang kuat bergulat. Sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang sanggup menguasai dirinya di waktu marah.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
  • 3. Bentuk-bentuk Keberanian  1. Keberanian menghadapi musuh dalam peperangan (Jihad fii sabilillah) “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka jahannam. dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS. Al-Anfal 8: 15-16)  2. Keberanian menyatakan kebenaran (kalimah al-haq) sekalipun di hadapan penguasa yang zalim. Rasulullah saw bersabda : “Jihad yang paling afdhal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)  3. Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah sekalipun dia mampu melampiaskannya-sebagaimana yang sudah disebut dalam hadits di atas.
  • 4. Sumber-sumber Keberanian  1. Rasa Takut Kepada Allah SWT “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah[1222], mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Ahzab 33:39)  2. Lebih Mencintai Akhirat daripada Dunia Bagi seorang muslim, dunia bukanlah tujuan akhir. Dunia adalah jembatan menuju akhirat. “Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia Ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.”(QS. At-Taubah 9:38)   3. Tidak Takut Mati Kematian adalah sebuah kepastian. Cepat atau lambat setiap orang pasti mati. Kalau ajal sudah datang tidak ada yang dapat mencegahnya. Seorang muslim tidak takut mati, apalagi mati dalam jihad. Setiap prajurit Islam pasti mendambakannya. Bagi mereka kematian adalah jalan menuju sorga. Semangat itulah yang menyebabkan para prajurit Islam punya keberanian luar biasa. Panglima Khalid ibn Walid mengatakan kepada pasukan Romawi: “Kami datang dengan pasukan yang mencintai kematian, sebagaimana kalian mencintai kehidupan.
  • 5.  4. Tidak Ragu-Ragu Rasulullah SAW bersabda: “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu, menuju apa-apa yang tidak meragukanmu.” (HR.Tirmidzi dan Nasa’i)  5. Tidak Menomorsatukan Kekuatan Materi Seorang muslim memang meyakini bahwa kekuatan materi diperlukan dalam perjuangan, tapi materi bukanlah segala-galanya. Di balik itu tetap Allah SWT yang menentukan.  6. Tawakal dan Yakin Akan Pertolongan Allah Orang yang memperjuangkan kebenaran tidak pernah merasa takut, karena setelah mengerahkan segala tenaga, tinggal dia bertawakkal dan mengharapkan pertolongan dari Allah SWT. “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq 65:3)  7. Hasil Pendidikan Sikap berani lahir dari pendidikan, baik dirumah tangga, sekolah, masjid maupun dari lingkungan. Anak-anak yang diasuh dan dididik oleh orang tua pemberani juga akan tumbuh dan berkembang menjadi pemberani. Demikianlah seterusnya.
  • 6. Jubun atau Penakut  Lawan dari sifat syaja’ah adalah jubun (al-jubn), yaitu penakut  Allah SWT mencela orang-orang yang takut pergi ke medan perang karena takut menghadapi musuh. Allah berfirman :  “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka : "Tahanlah tanganmu (dari berperang), Dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. mereka berkata: "Ya Tuhan kami, Mengapa Engkau wajibkan berperang kepada Kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia Ini Hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orangorang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (QS.An-Nisa’ 4 :77)
  • 7. Tawadhu’  Tawadhu’ artinya rendah hati, lawan dari sombong atau takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri, karena rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri. Sikap tawadhu’ terhadap sesama manusia adalah sifat mulia yang lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah SWT atas segala hamba-Nya.  Orang yang tawadhu’ menyadari bahwa apa saja yang dia miliki, baik bentuk rupa yang cantik atau tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan, maupun pangkat dan kedudukan dan lain-lain sebagainya, semuanya itu adalah karunia dari Allah SWT. Allah SWT berfirman :  َ ‫وما بِكم من نِعمة فمن اَّلل ثُم إِذا مسكم الض ُّر فللَه ِ جَأرَوو‬ ُ ْ ُ ُ ‫ُ ْ ِ ْ ْ َ ٍ َ ِ َ ه ِ ه َ َ ه‬ َ َ ْ َِ  “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl 16:53)  Dengan kesadaran seperti itu sama sekali tidak pantas bagi dia untuk menyombongkan diri kepada sesama manusia, apalagi menyombongkan diri terhadap Allah SWT.
  • 8. Keutamaan Tawadhu’  “Tawadhu’, tidak ada yang bertambah bagi searing hamba kecuali ketinggian (derajat). Oleh sebab itu tawadhu’lah kamu, niscaya Allah akan meninggikan (derajat)mu….” (HR. Dailami)  Di samping mengangkat derajatnya, Allah memasukkan orang-orang tawadhu’ kedalam kelompok hambahamba yang mendapatkan kasih sayang dari Allah Yang Maha Penyayang. Firman-Nya : “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan 25:63)
  • 9. Bentuk-bentuk Tawadhu’  1. 2. 3. 4. 5. 6. Sikap tawadhu’ dalam pergaulan bermasyarakat dapat terlihat antara lain dalam bentuk-bentuk berikut ini : Tidak menonjolkan diri dari orang-orang level atau statusnya sama, kecuali apabila sikap tersebut menimbulkan kerugian bagi agama atau umat Islam. Berdiri dari tempat duduknya dalam satu majlis untuk menyambut kedatangan orang yang lebih mulia dan lebih berilmu daripada dirinya, dan mengantarkannya ke pintu keluar jika yang bersangkutan meninggalkan majelis. Bergaul dengan orang awam dengan ramah, dan tidak memandang dirinya lebih dari mereka. Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status sosialnya. Mau duduk-duduk bersama dengan fakir miskin, orang-orang cacat tubuh, dan kaum dhu’afa lainnya, serta bersedia mengabulkan undangan mereka. Tidak akan minum dengan berlebihan dan tidak memakai pakaian yang menunjukkan kemegahan dan kesombongan.
  • 10. Takabir atau Sombong  “Takabbur itu adalah menolak kebenaran dan melecehkan orang lain”. (HR. Muslim)  Karena orang yang sombong selalu menganggap dirinya benar dan lebih, maka dia tidak mau menerima kritikan dan nasehat dari orang lain. Dia akan menutup mata terhadap kelemahan dirinya. Dia akan menutup telinganya kecuali untuk mendengarkan pujian-pujian terhadap dirinya.  “Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaanKu. mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang demikian itu adalah Karena mereka mendustakan ayat-ayat kami dan mereka selalu lalai dari padanya.” (QS. Al-A’raf 7:146)
  • 11.  Karena dia jauh dari kebenaran, maka di akhirat nanti orang- orang yang sombong tidak akan masuk sorga. Rasulullah SAW bersabda :  “Tidak akan masuk sorga orang yang di dalam hatinya ada sebiji zarah sifat sombong.” (HR.Muslim)  Sifat sombong adalah sifat warisan iblis yang menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam AS. Iblis mengklaim dirinya lebih mulia dari Adam, karena Adam diciptakan dari tanah sedangkan dia diciptakan dari api, padahal-menurut-Iblis-api lebih mulia dari tanah (baca QS.Al-Baqarah 2:34; Al-Hijr 15:2835). Karena kesombongannya itu pula dia tidak berniat untuk meminta ampun kepada Allah SWT. Oleh sebab itu para Ulama mengatakan sifat sombong adalah induk dosa-dosa.
  • 12. Bentuk-bentuk Takabur   Berikut ini adalah beberapacontoh bentuk-bentuk kesombongan dalam pergaulan masyarakat : 1. Kalau mendatangi suatu majlis, dia ingin dan senang kalau para hadirin berdiri Menyambutnya, padahal Rasulullah saw menyatakan : “Barangsiapa menyenangi orang-orang berdiri menghormatinya, maka bersiapsiaplah dia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR.Bukhari)  2. Kalau berjalan, dia ingin ada orang yang berjalan di belakangnya, untuk menunjukkan bahwa dia lebih hebat dan lebih mulia dari yang lainnya.  3. Tidak mau mengunjungi orang yang statusnya dianggap lebih rendah dari dirinya. Dan dia tidak suka kalau orang yang dianggap rendah statusnya itu duduk berdampingan dengannya atau berjalan disisinya.  4. Merasa malu dan hina mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan kalau berbelanja tidak mau membawa sendiri barang belanjaannya karena akan merendahkan derajatnya.  Demikianlah seyogyanya searing Muslim selalu berusaha menjadi orang tawadhu’ dan menjauhi segala bentuk kesombongan atau takabur dalam seluruh aspek kehidupannya.