Terdakwa Mario Dandy Satrio dituntut atas tuduhan penganiayaan terhadap Crystalino David Ozora pada 20 Februari 2023 di Jakarta Selatan yang mengakibatkan luka-luka dan tidak sadarkan diri, dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara berdasarkan UU Perlindungan Anak atau 5 tahun berdasarkan UU KUHP tentang penganiayaan berat. Jaksa menuntut terdakwa bersalah dan dihukum sesuai dakwaan
1. Nama : Hariski Ananda
NIM : 044215753
UPBJJ PangkalPInang
KEJAKSAAN NEGERI JAKARTA SELATAN
SURAT TUNTUTAN PIDANA
NO.REG.PERKARA :ABC/12/CDE/11/2023
I. PENDAHULUAN
Majelis Hakim Yang Terhormat
Sdr.Penasehat Hukum Yang kami hormati
Hadirin yang kami muliakan
Mari kita panjatkan sara puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan Rahmat dan hidayahnya kepada kita, sehingga hari ini dapat mengikuti sidang
dalam keadaan sehat.
Persidangan perkara atas nama terdakwa Mario Dandy Satrio yang dilaksanakan di
pengadilan negeri Jakarta Selatan. Dalam proses persidangan ditemui berbagai pendapat yang
hendaknya bisa dijadikan tambahan pengetahuan.
II. DAKWAAN
Jaksa penuntut umum pada kejaksaan negeri Jakarta Selatan dengan memperhatikan hasil
pemeriksaan sidang dalam perkara atas nama terdakwa :
Nama lengkap : Mario Dandy Satrio
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin :laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Pesanggrahan, Jakarta Selatan
Pekerjaan : Pelajar
2. Bahwa saudara CRYSTALINO DAVID OZORA sebagai Korban pada hari Senin
(20/2/2023) sekira pukul 20.30 telah dianiaya atau dipukul oleh MARIO DANDY
SATRIO (yang diajukan sebagai terdakwa dalam perkara pidana ) di Komplek Grand
Permata Cluster Boulevard, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan dengan
keadaan luka-luka dan tidak sadarkan diri.
Kejadian kekerasan terhadap anak ini berawal dari adanya informasi yang diterima oleh
tersangka dari saudari A mantan pacar korban. Saudara A menyatakan ke tersangka bahwa
telah dilakukan perbuatan yang tidak baik kepada saksi A.
Dari informasi yang disampaikan A ke MDS, beberapa hari sebelum kejadian
penganiayaan, MDS sudah mencoba mengonfirmasi hal tersebut kepada si David.
Kemudian David tidak menjawab dan mengatakan tidak bisa bertemu. "Akhirnya pada
tanggal 20 Februari, saksi A itu menghubungi lagi korban dan menyatakan ingin
mengembalikan kartu pelajar milik korban. Kemudian korban menyampaikan bahwa saat
ini korban sedang berkunjung ke rumah temannya saudara R.
Setelah mendapatkan informasi keberadaan David, MDS dengan menggunakan
kendaraannya bersama si A dan seorang temannya lagi berinisial S mendatangi David. Di
depan rumah R, A menghubungi David, namun ia mengatakan enggan keluar dari rumah
R."Kemudian tersangka juga berkomunikasi dengan korban akhirnya korban keluar
mengarah ke sebelah rumah dari bapak R dan bapak N ini.
Sampai di belakang mobilnya tersangka yang merupakan mobil Robicon hitam, terjadi
keributan. MDS saat iru mengkonfirmasi benar tidaknya David telah melakukan
perbuatan yang tidak baik kepada mantan pacarnya si A. Akibatnya terjadi perdebatan.
Akhirnya terjadi peristiwa kekerasan pada anak dengan cara pelaku menendang kaki
korban sehingga korban terjatuh, kemudian pelaku memukul korban berkali-kali
menggunakan tangan kanan pelaku. Kemudian saat korban sudah terjatuh, pelaku
menendang kepala korban. Kemudian menendang perut korban.
Beberapa saat kemudian, datanglah orang tua temennya David yang berinisial R tadu dan
ibu N yang berada di sekitar TKP mencoba menolong korban. Bapak R lalu menghubungi
satpam kompleks. Satpam itu kemudian mendatangi tempat kejadian sambil dan
menghubungi Polsek Pesanggrahan, Kemudian Bapak R dan ibu N membawa korban ke
rumah sakit Medika Permata Hijau untuk melakukan pertolongan terhadap korban.
Sesuai dengan hasil pemeriksaan di Rumah Sakit Medika Permata Hijau : Pada tubuh
korban ditemukan luka memar yang disebabkan oleh pukulan dan tendangan tersangka
yang mengakibatkan korban tidak sadarkan diri.
3. SUBSIDAIR
Berdasarkan perbuatan terdakwa seperti yang tertera diatas, pelaku atau tersangka MDS
dijerat dengan pasal 76c junto pasal 80 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
perubahan atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan
ancaman pidana maksimal 5 tahun subsider Pasal 351 ayat 2 tentang penganiayaan berat
dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun.
III. MENUNTUT
Supaya majelis hakim pengadilan negri Jakarta selatan yang memeriksa perkara ini
memutuskan :
Menyatakan terdakwa Mario Dandy Satrio, bersalah melakukan tindak pidana
penganiayaan sebagimana diatur dalam pasal 76c junto pasal 80 Undang-undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun subsider Pasal
351 ayat 2 tentang penganiayaan berat dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun.
Semoga Tuhan Ynag Maha Esa memberikan kekuatan batin dan keteguhan iman
kepada Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Selatan dalam memutuskan perkara ini.
Demikian tuntutan pidana ini kami bacakan dan diserahkan pada sidang hari ini : 11 April 2023.
Jakarta Selatan, 11 April 2023
Hormat kami,
JAKSA PENUNTUT UMUM
Harski Ananda