Studi ini bertujuan mengetahui pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita di Desa Mabolu Kabupaten Muna. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan sampel sebanyak 81 ibu balita. Hasilnya menunjukkan sebagian besar ibu memiliki pengetahuan tentang gizi balita pada kategori cukup baik, yakni untuk tingkat pengetahuan sebanyak 43 ibu (53,1%), tingkat pemahaman sebanyak 38 ibu (
Karya tulis ilmiah ini membahas tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam hal tahu, pemahaman, dan aplikasi tentang pemberian MP-ASI. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat tahu ibu sudah baik, namun tingkat pemahaman dan apl
Karya tulis ilmiah ini membahas tingkat pengetahuan remaja putri tentang penatalaksanaan menarche di SMP Negeri 2 Raha Kabupaten Muna tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian 30 siswi kelas VII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswi masih rendah dengan skor rata-rata 49,73 dan deviasi standar 7,34. Pengetahuan yang masih kur
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna periode Juli 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling terhadap 53 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berdasarkan tingkat tahu sebesar 69,23% berada pada kategori cukup, tingkat paham sebesar 61,54% ber
Karya tulis ilmiah ini mengkaji pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang menstruasi di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna tahun 2016. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan menemukan bahwa sebagian besar mahasiswi memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi, meskipun ada beberapa mahasiswi yang kurang paham mengenai topik tersebut. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pen
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PU...Warnet Raha
Pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano.
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah yang membahas gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo bulan Juni 2016. Dokumen ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program studi DIII Kebidanan di Akademi Kebidanan Paramata Raha dan melibatkan ibu-ibu sebagai responden untuk mengetahui tingkat pengetahuan mereka tentang gizi bayi.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang gambaran pengetahuan ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan populasi 38 bayi dan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berdasarkan tingkat tahu, memahami, dan aplikasi sebagian bes
Karya tulis ilmiah ini membahas tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi umur 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mabodo tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam hal tahu, pemahaman, dan aplikasi tentang pemberian MP-ASI. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat tahu ibu sudah baik, namun tingkat pemahaman dan apl
Karya tulis ilmiah ini membahas tingkat pengetahuan remaja putri tentang penatalaksanaan menarche di SMP Negeri 2 Raha Kabupaten Muna tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian 30 siswi kelas VII. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswi masih rendah dengan skor rata-rata 49,73 dan deviasi standar 7,34. Pengetahuan yang masih kur
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna periode Juli 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling terhadap 53 responden. Hasilnya menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berdasarkan tingkat tahu sebesar 69,23% berada pada kategori cukup, tingkat paham sebesar 61,54% ber
Karya tulis ilmiah ini mengkaji pengetahuan mahasiswi tingkat II tentang menstruasi di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna tahun 2016. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan menemukan bahwa sebagian besar mahasiswi memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi, meskipun ada beberapa mahasiswi yang kurang paham mengenai topik tersebut. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pen
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PU...Warnet Raha
Pijat bayi dapat meningkatkan berat badan bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano.
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah yang membahas gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo bulan Juni 2016. Dokumen ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program studi DIII Kebidanan di Akademi Kebidanan Paramata Raha dan melibatkan ibu-ibu sebagai responden untuk mengetahui tingkat pengetahuan mereka tentang gizi bayi.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang gambaran pengetahuan ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan populasi 38 bayi dan menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berdasarkan tingkat tahu, memahami, dan aplikasi sebagian bes
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...Warnet Raha
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT PADA AKSEPTOR DI DESA WAWESA KECAMATAN BATALAIWORU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Tinjauan karakteristik ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Waara Kabupaten Muna tahun 2016 membahas tentang jumlah ibu hamil yang menjadi sasaran dan pencapaian KIA, serta karakteristik ibu hamil berdasarkan umur, tingkat pendidikan, paritas, dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil karakteristik ibu hamil di wilayah tersebut.
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
Karya tulis ini membahas hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah di Puskesmas Wapunto, Kabupaten Muna tahun 2016. Kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan tekanan darah karena menyebabkan hipertropi jantung dan meningkatkan respons sistem renin-angiotensin. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah dengan menggunakan metode cross sectional pada 69 respon
Tiga faktor utama yang menyebabkan rendahnya minat akseptor kontrasepsi metode operasi wanita di Kelurahan Palangga adalah (1) kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat dan prosedur metode operasi, (2) stigma sosial yang melekat pada metode kontrasepsi, dan (3) keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan post partum pada Ny. R yang mengalami atonia uteri di BPS Bunda Delima. Dokumen ini merupakan karya tulis ilmiah yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY”F” DENGAN ...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu nifas bernama Ny. F yang mengalami anemia berat selama masa nifas hari ke-3 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Penulis menggunakan pendekatan manajemen 7 langkah Varney dan mendokumentasikan perkembangan ibu selama perawatan di rumah sakit. Hasil evaluasi menunjukkan kondisi ibu membaik dengan kadar hemoglobin yang
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...Warnet Raha
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah yang membahas gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo bulan Juni 2016. Tulisan ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program studi DIII Kebidanan di Akademi Kebidanan Paramata Raha. Tulisan ini berisi kata pengantar, daftar isi, dan berbagai administrasi penelitian seperti lembar persetujuan dan pengesahan.
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...Warnet Raha
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016. Spesifiknya, penelitian ini ingin mengetahui karakteristik ibu berdasarkan pendidikan dan pekerjaan serta riwayat pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak 54 ibu
Kelas xi sma ipa matematika_wahyudin djumantafitriana416
Bab ini membahas tentang penyajian data statistik meliputi:
1. Pengertian datum dan data.
2. Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, serta ogive.
3. Penghitungan ukuran statistik seperti mean, median, modus, simpangan baku, dan jangkauan untuk mewakili data.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu terkait imunisasi dasar masih rendah, terutama pada tingkat tahu, paham, dan aplikasi."
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON AS...Warnet Raha
GAMBARAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KB SUNTIK AKTIF DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT PADA AKSEPTOR DI DESA WAWESA KECAMATAN BATALAIWORU KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
Tinjauan karakteristik ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Waara Kabupaten Muna tahun 2016 membahas tentang jumlah ibu hamil yang menjadi sasaran dan pencapaian KIA, serta karakteristik ibu hamil berdasarkan umur, tingkat pendidikan, paritas, dan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil karakteristik ibu hamil di wilayah tersebut.
Karya tulis ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya akseptor kontrasepsi suntik di Desa Lagasa antara Januari-Juli 2016. Penelitian menemukan bahwa pengetahuan, pengalaman, dukungan suami, dan keterjangkauan pelayanan berperan penting dalam keputusan ibu untuk menggunakan kontrasepsi suntik.
Karya tulis ini membahas hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah di Puskesmas Wapunto, Kabupaten Muna tahun 2016. Kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan tekanan darah karena menyebabkan hipertropi jantung dan meningkatkan respons sistem renin-angiotensin. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan tekanan darah dengan menggunakan metode cross sectional pada 69 respon
Tiga faktor utama yang menyebabkan rendahnya minat akseptor kontrasepsi metode operasi wanita di Kelurahan Palangga adalah (1) kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat dan prosedur metode operasi, (2) stigma sosial yang melekat pada metode kontrasepsi, dan (3) keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan post partum pada Ny. R yang mengalami atonia uteri di BPS Bunda Delima. Dokumen ini merupakan karya tulis ilmiah yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY”F” DENGAN ...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu nifas bernama Ny. F yang mengalami anemia berat selama masa nifas hari ke-3 di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Penulis menggunakan pendekatan manajemen 7 langkah Varney dan mendokumentasikan perkembangan ibu selama perawatan di rumah sakit. Hasil evaluasi menunjukkan kondisi ibu membaik dengan kadar hemoglobin yang
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MA...Warnet Raha
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah yang membahas gambaran pengetahuan ibu tentang gizi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo bulan Juni 2016. Tulisan ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan program studi DIII Kebidanan di Akademi Kebidanan Paramata Raha. Tulisan ini berisi kata pengantar, daftar isi, dan berbagai administrasi penelitian seperti lembar persetujuan dan pengesahan.
KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS...Warnet Raha
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kecamatan Katobu Kabupaten Muna tahun 2016. Spesifiknya, penelitian ini ingin mengetahui karakteristik ibu berdasarkan pendidikan dan pekerjaan serta riwayat pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak 54 ibu
Kelas xi sma ipa matematika_wahyudin djumantafitriana416
Bab ini membahas tentang penyajian data statistik meliputi:
1. Pengertian datum dan data.
2. Langkah-langkah penyajian data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, serta ogive.
3. Penghitungan ukuran statistik seperti mean, median, modus, simpangan baku, dan jangkauan untuk mewakili data.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BUL...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu terkait imunisasi dasar masih rendah, terutama pada tingkat tahu, paham, dan aplikasi."
Tabel menyajikan komposisi pendidikan pegawai di PT Lodoyo berdasarkan jenis pendidikan dan bagian. Mayoritas pegawai di bagian keuangan, umum, dan penjualan berpendidikan SMK dan SMP, sedangkan di litbang kebanyakan berpendidikan S1. [/ringkasan]
Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara varia...Restu Sulistiyo
Analisa bivariat menguji pengaruh antara variabel dependen dan independen dengan uji chi-square dan fisher. Uji chi-square untuk dua variabel nominal atau ordinal sedangkan fisher untuk sampel kecil dengan data nominal atau ordinal. Uji statistik nonparametrik lain seperti Wilcoxon untuk dua kelompok data berpasangan berskala ordinal atau interval tetapi tidak normal, sedangkan Mann Whitney untuk dua kelompok bebas dengan skala ordinal atau interval tidak normal.
Dokumen tersebut merangkum makalah statistika dasar yang membahas pengertian statistika dan statistika deskriptif serta inferensial, jenis data, dan cara penyajian data seperti tabel dan grafik.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang kriteria inspeksi sanitasi untuk tempat-tempat umum seperti bioskop, terminal angkutan udara, dan pangkas rambut. Terdapat 10 item tempat yang dicakup beserta komponen-komponen yang dinilai untuk memastikan terpenuhinya standar kesehatan lingkungan."
Makalah ini membahas tentang demokrasi di Indonesia. Secara ringkas, ditinjau dari berbagai aspek seperti pengertian demokrasi, jenis-jenis demokrasi, dan perkembangan demokrasi di Indonesia secara periode."
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...Warnet Raha
Telaah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. Y yang mengalami asfiksia berat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Tujuannya adalah untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus tersebut. Hasil evaluasi menunjukkan kondisi umum bayi baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Berdasarkan latar belakang, asfiksia merupakan penyebab utama kematian
Studi ini mengidentifikasi penyebab kematian bayi di rumah sakit umum kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian deskriptif ini menggunakan sampel 59 bayi yang meninggal dan menemukan bahwa penyebab utama kematian adalah BBLR (75,48%), diikuti sepsis neonatorum (50,95%), gangguan pernafasan (37,74%), dan asfiksia (33,97%). Studi ini menyimpulkan bahwa tingkat kematian bayi di rumah sak
IDENTIFIKASI PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi penyebab kematian bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab utama kematian bayi selama periode tersebut melalui studi dokumen rekam medis bayi yang meninggal. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan upaya pencegahan kematian bayi di masa datang.
Karya tulis ini membahas identifikasi ibu nifas yang mengalami bendungan ASI di Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna tahun 2016. Bendungan ASI merupakan suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada saluran susu yang dapat menyebabkan radang payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ibu nifas yang mengalami bendungan ASI berdasarkan umur, pendidikan dan paritas. Metode penelitian menggunakan
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y yang bersalin dengan anemia sedang di Bidan Praktek Swasta Arafat, Kabupaten Muna pada 4 April 2015. Tujuan studi ini adalah mampu melaksanakan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan serta merumuskan diagnosa aktual dan potensial sesuai dengan kondisi Ny. Y. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dasar, menganalisis masalah
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna periode Juli 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling terhadap 53 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berdasarkan tingkat tahu sebesar 69,23% berada pada kategori cukup, tingkat paham sebesar 61,54
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. R dengan asfiksia sedang di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Asuhan yang diberikan meliputi pengkajian, identifikasi masalah, rencana asuhan, implementasi, evaluasi, dan pendokumentasian selama 3 hari perawatan. Hasilnya adalah kondisi asfiksia bayi dapat teratasi dan keadaannya membaik.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY “S” DENGAN ...Warnet Raha
Dokumen tersebut membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada seorang ibu hamil bernama Ny. S yang mengalami anemia berat di Puskesmas Wakobalu. Terdapat penjelasan mengenai latar belakang, ruang lingkup, tujuan, manfaat, dan metode telaah serta sistematika penulisan yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada seorang ibu hamil bernama Ny. S yang mengalami anemia berat di Puskesmas Wakobalu. Terdapat penjelasan mengenai latar belakang, ruang lingkup, tujuan, manfaat, dan metode telaah serta sistematika penulisan yang digunakan.
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu terkait imunisasi dasar masih rendah, terutama pada tingkat tahu, paham, dan aplikasi."
Karya tulis ilmiah ini membahas gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan teknik total sampling untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu terkait imunisasi dasar masih rendah, terutama pada tingkat tahu, paham, dan aplikasi."
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat musik tradisional Indonesia beserta asal daerah dan cara memainkannya. Terdapat 20 alat musik yang dijelaskan masing-masing memiliki jenis bunyi yang berbeda seperti aerofon, membranofon, kordofon, dan ideofon. Alat-alat musik tersebut berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Cerita ini menceritakan tentang Hang Tuah, seorang pemuda yang membela diri dari pemberontak dengan kapaknya. Ia kemudian menjadi pahlawan setelah membunuh pemberontak tersebut. Namun Tumenggung dan pegawai lain merasa iri dan menghasut raja dengan mengatakan Hang Tuah berkhianat. Akhirnya Hang Tuah diusir dari istana.
This document outlines the family tree of Drs. H.M Gaffar Hamid. It details his ancestors and their marriages which produced children. Specifically, it notes that:
1) P. Beddu married P. Nini and they had a son named Dupa
2) Dupa first married M. Said and they had a daughter named Habasiah
3) Dupa second married H. M. Said and they had a son named H. M. Sanusi Said
4) The Supreme Court ruled in 1983 that Habasiah Hamid and H. M. Sanusi Said were the rightful heirs in the inheritance case.
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah dengan menjelaskan pengertian, syarat, rukun, dan tahapan pelaksanaan masing-masing ibadah. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sedangkan umrah adalah ibadah sunnah. Kedua ibadah tersebut memerlukan pemenuhan syarat-syarat dan pelaksanaan rukun-rukun tertentu agar sah.
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
Dokumen ini berisi tentang manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. "W" di RSUD Kabupaten Muna. Ibu melahirkan anak ketiga pada tanggal 21 Februari 2017. Pemeriksaan menunjukkan ibu dalam kondisi baik namun mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Diagnosa yang ditegakkan adalah post partum hari pertama dengan masalah nyeri perut bagian bawah. Rencana asuhan dirancang untuk memastikan ke
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA MABOLU KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
1. STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA
DI DESA MABOLU KECAMATAN LOHIA
KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
Sarfi
PSW.B.2013.IB.0083
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
2.
3.
4. RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Sarfi
2. Nim : Psw.2013.IB.0083
3. Tempat/ tanggal lahir : Wabintingi, 07 Januari 1995
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Muna/Indonesia
6. Alamat : Desa Loghiya
B. Pendidikan
1. TK Darma Wanita Wabintingi Tahun 2000
2. SD Negeri 12 Lohia Tahun 2007
3. SMP Negeri 6 Raha Tahun 2010
4. SMA Negeri 1 Lohia Tahun 2013
5. Terdaftar di Akademi Kebidanan Paramata Raha Tahun 2013 sampai
sekarang
5. KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji syukur kepada Sang Maha
Pencipta Allah SWT, karena hanya rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Diploma III di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
yang judul “Studi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016”
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas atas bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material.
Penghargaan yang tertinggi dan ucapan terimah kasih yang tiada henti penulis
hanturkan kepada Ibu Rosmina Susen, S.ST selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, masukan, kritikan
serta petunjuk sehingga tersusunlah Karya Tulis Ilmiah ini. Dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes. selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite
Kabupaten Muna sekaligus pembimbing 1 yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna.
6. 3. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes selaku penguji Karya Tulis Ilmiah atas
keikhlasan dan bimbingannya yang sangat berharga dan tiada henti
4. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha
Kabupaten Muna yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama
mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas yang telah memberikan izin serta
kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Ayahanda La Naafi dan Ibunda Wa Salmia yang paling kucintai, yang telah
memberikan segala dukungan baik moril maupun materil serta doa restu dan
kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di
Akademi Kebidana Paramata Raha Kabupaten Muna hingga penyusunan
Karya Tulis ini. Semoga Allah SWT tetap menjaga orang-orang yang paling
kusayangi dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya.
7. Saudara-saudaraku tercinta Asran, Salnawati, Zamrin dan Neza Septian
Ningsih yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi selama
mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga
penyusunan Karya tulis Ilmiah ini.
8. Sahabat-sahabat terbaikku Hasti, Bijalmiah, Ayu Fitriani, Sarnia dan
Herlinawati terimakasih atas dukungan dan pengertiannya selama ini yang
selalu bersedia menemani disaat susah maupun senang.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan D III Akademi Kebidanan Paramata Raha
khususnya kelas B yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memotivasi selama mengikuti pendidikan.
7. Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala
kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari
bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi
maupun penulisannya, karena “Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Olehnya
itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Raha, Juli 2016
Penulis
8. DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………... i
Lembar Persetujuan………………………………………………………... ii
Lembar Pengesahan……………………………………………………….. iii
Riwayat Hidup…………………………………………………………….. iv
Kata Pengantar…………………………………………………………….. v
Daftar Isi…………………………………………………………………... viii
Daftar Tabel………………………………………………………………..
Surat Pernyataan…………………………………………………………...
x
xi
Daftar Lampiran …………………………………………………………... xii
Intisari……………………………………………………………………... xiii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………...
C. Tujuan Penelitian………………………………………………
D. Manfaat Penelitian……………………………………………..
1
1
3
3
3
Bab II TinjauanPustaka………………………………………………….
A. Telaah Pustaka………………………………………………....
B. Landasan Teori………………………………………………...
C. Kerangka Konsep………………………………………………
D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………..
5
5
22
24
24
Bab III Metode Penelitian………………………………………………..
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………….
B. Subjek Penelitian……………………………………………...
C. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………...
D. Identifikasi Variabel Penelitian……………………………….
E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional…………………...
F. Instrumen Penelitian..................................................................
G. Cara Analisis Data……………………………………………
H. Jalannya Penelitian……………………………………………
25
25
25
27
27
27
29
29
30
9. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan………………………………
A. Letak Geografis……………………………………………….
B. Pembahasan……………………………………………………
31
31
36
Bab V Kesimpulan dan Saran…………………………………………...
A. Kesimpulan………………………………………………..…..
B. Saran…………………………………………………………..
41
41
41
Daftar Pustaka…………………………………………………………… 42
Lampiran-lampiran
10. DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Angka Kecukupan Kebutuhan Kalori …………………….. 8
Tabel 2 : Angka Kecukupan Protein ……………………………... 9
Tabel 3 : Angka Kecukupan Vitamin A …………………………….. 10
Tabel 4
Tabel 5
:
:
Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif ……………….
Tenaga Kesehatan Puskesmas Waara………………………
27
32
Tabel 6 : Distribusi Responden Berdasarkan Umur ………………… 32
Tabel 7 : Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan …………….. 33
Tabel 8 : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan …………… 34
Tabel 9 : Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita
Berdasarkan Tingkat Tahu di Desa Mabolu Kecamatan
Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 ……………………… 35
Tabel 10 : Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita
Berdasarkan Tingkat Pemahaman di Desa Mabolu
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 …………. 35
Tabel 11 : Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita
Berdasarkan Tingkat Aplikasi di Desa Mabolu Kecamatan
Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 ……………………… 36
11. PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah dan tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dana disebutkan dalam daftar pustaka.
Raha, Juli 2016
Penulis
12. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 : Kuisioner
Lampiran 3 : Master Tabel
Lampiran 4 : Surat Bukti Meneliti
13. INTISARI
Sarfi (2013.IB.0083) “Studi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita
di Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016” di bawah
bimbingan La Ode Muhlisi dan Rosmina Susen
Latar Belakang : Gizi adalah suatu proses organisasi menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ
serta menghasilkan energi. Dinas kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2013 jumlah
penderita gizi buruk pada balita sebanyak 75 orang dari jumlah balita 25.880
orang (0,289%). Pada tahun 2014 jumlah penderita gizi buruk sebanyak 48 orang
dari jumlah balita 28.042 orang. (0,171%). Sedangkan pada tahun 2015 jumlah
penderita gizi buruk pada balita sebanyak 45 orang dari jumlah balita 20.304
orang (0,221%).
Metode Telaah : Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Populasi
dan sampelnya adalah ibu yang mempunyai anak balita pada bulan Juli tahun
2016 di Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten Muna sebanyak 102 orang.
Tekhnik pengambilan sampel dengan Purposive Sampling
Hasil penelitian : Hasil penelitian pada Tabel 9 menunjukan bahwa pengetahuan
responden berdasarkan tingkat tahu, diperoleh dari 81 responden terbanyak yang
memiliki tingkat tahu yakni kategori cukup sebanyak 43 orang (53,1%). tabel 10
menunjukan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan responden tentang gizi pada
anak balita berdasarkan tingkat pemahaman yakni kategori cukup sebanyak 38
orang (46,9. Tabel 11 menunjukan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan
responden tentang gizi pada anak balita berdasarkan tingkat aplikasi sebagian
besar berada pada kategori cukup sebanyak 35 orang (43,2%).
Kesimpulan : Pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita menurut tingkat tahu
sebagian besar termaksud kategori cukup 43 orang (53,1%). Tingkat pemahaman
sebagian besar termaksud kategori cukup 38 orang (46,9%). Tingkat aplikasi di
desa mabolu sebagian besar termaksud kategori cukup 35 orang (43,2%).
Kata Kunci : Gizi Anak Balita, Tahu, Memahami, Aplikasi
Daftar Pustaka : 15 Kepustakaan (2007-2016).
14. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses organisasi menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ
serta menghasilkan energi. Zat gizi di manfaatkan oleh tubuh untuk menghasilkan
energi, pertumbuhan dan pemeliharaan sel, jaringan dan organ tubuh (Syafrudin,
dkk, 2011).
Secara sederhana gizi balita dapat didefenisikan sebagai zat yang
diperlukan oleh tubuh balita untuk menunjang proses pertumbuhan dan aktifitas.
Gizi diperlukan oleh tubuh balita untuk kecerdasan otak dan kemampuan fisik.
Gizi sangat penting bagi pertumbuhan terutama pada usia balita. Pada masa
pertumbuhan yang sangat cepat ini mengonsumsi protein zat pengatur seperti
vitamin dan mineral yang diperlukan. Selain itu, bertambahnya aktifitas
memerlukan konsumsi zat tenaga. Sementara perkembangan mental memerlukan
lebih banyak protein, terutama untuk pertumbuhan sel otaknya. Pemenuhan
kebutuhan gizi yang adekuat turut menentukan kualitas tumbuh kembang, yang
berarti pada sumber kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Pada
anak-anak di bawah 5 tahun (balita) merupakan saat rawan gizi, oleh karena itu
pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan faktor utama untuk mencapai tumbuh
kembang yang optimal. Anak usia ini merupakan periode berat badan kondisi
15. kesehatan anak belum stabil. Jika makanan yang di berikan tidak memenuhi
standar gizi, anak mudah terserang penyakit. Anak mudah terserang infeksi,
terutama diare atau cacingan. Jika terserang, anak akan menjadi kurus, kurang
bersemangat, cengeng, cenderung lamban dan bodoh. Karena itu, kebutuhan
gizinya yang semakin besar sejalan dengan perkembangan fisiknya harus
diperhatikan variasi makanannya mirip orang dewasa (Syafrudin, dkk, 2011).
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai dalam pencapaian MDG’s
adalah status kesehatan balita. Status gizi anak balita di ukur berdasarkan umur,
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Menurut Riskesdas 2013 status gizi
balita dikategorikan dalam hal: gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, gizi lebih, sangat
pendek, pendek, normal, sangat kurus, kurus, normal, dan gemuk. Berdasarkan
hasil Riskesdas 2013 nilai tertinggi gizi baik provinsi Sulawesi tenggara sebesar
72,2%, gizi kurang sebesar 15,9%, gizi buruk 8,0% dan gizi lebih sebesar 3,9%
(Profil kesehatan Sulawesi tenggara, 2014).
Berdasarkan data profil 2015 untuk jumlah gizi buruk pada balita
sebanyak 32.521 jiwa sedangkan persentase di Sulawesi tenggara di dapatkan
sebanyak 274 sebesar (0,842%) dari jumlah gizi buruk di seluruh Indoesia (Profil
Kesehatan, 2014). Dinas kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2013 jumlah
penderita gizi buruk pada balita sebanyak 75 orang dari jumlah balita 25.880
orang (0,289%). Pada tahun 2014 jumlah penderita gizi buruk sebanyak 48 orang
dari jumlah balita 28.042 orang. (0,171%). Sedangkan pada tahun 2015 jumlah
penderita gizi buruk pada balita sebanyak 45 orang dari jumlah balita 20.304
orang (0,221%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, Tahun 2016).
16. Berdasarkan data pada Puskesmas Waara Kecamatan Lohia pada tahun
2013 jumlah penderita gizi buruk pada balita sebanyak 3 orang dari 891 jumlah
balita (0,336%). Pada tahun 2014 jumlah penderita gizi buruk pada balita
meningkat hingga menjadi 4 orang dari 750 jumlah balita (0,533%), sedangkan
pada tahun 2015 jumlah penderita gizi buruk mengalami penurunan hingga
menjadi 2 orang dari jumlah balita 816 (0,245%) dan pada tahun 2016 bulan juni
jumlah anak balita di Wilayah Kerja puskesmas Waara sebanyak 700 orang.
Dimana pada wilayah puskesmas Waara mencakup enam desa yaitu desa
Mantobua dengan jumlah anak balita sebanyak 179 orang, desa Waara sebanyak
99 orang, desa Liangkabori sebanyak 144 orang, desa Kondongia sebanyak 177
orang dan desa mabolu sebanyak 102 orang (Puskesmas Waara, Tahun 2016).
Berkaitan dengan masalah gizi pada anak balita maka dalam penelitian ini
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Studi Pengetahuan Ibu
tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten
Muna Tahun 2016
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan
ibu tentang gizi pada anak balita di desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten
Muna Tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Studi Pengetahuan Ibu tentang gizi pada anak balita di Desa
Mabolu Kecamatan Lohia Tahun 2016.
17. 2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat tahu ibu tentang Studi Pengetahuan Ibu tentang Gizi
pada Anak Balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
Tahun 2016.
b. Mengetahui tingkat pemahaman ibu tentang Studi Pengetahuan Ibu
tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia
Kabupaten Muna Tahun 2016.
c. Mengetahui tingkat aplikasi ibu tentang Studi Pengetahuan Ibu tentang
Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten Muna
Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan acuan dunia pengetahuan umumnya dan bidang kesehatan dan
khususnya tentang gizi pada anak balita.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Sebagai nilai tambah kepustakaan institusi dalam wawasan ilmu
pengetahuan dibidang kebidanan dalam aspek ilmu pengetahuan tentang
gizi pada anak balita.
b. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, bagi penerapan ilmu selama
masa kuliah dan penulis memperoleh pengalaman tentang gizi pada anak
balita.
18. c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan pada pembaca
dan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya.
19. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Anak Balita
Anak balita merupakan kelompok umur yang paling sering kena KEP.
Seberapa kondisi yang merugikan penyediaan makan bagi kebutuhan balita
ini, anak balita masih dalam periode transisi dari makanan bayi ke orang
dewasa, jadi masih adaptasi. Anak balita masih belum dapat mengurus diri
dengan baik dan belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang
diperlukan untuk makannya (Himawan, 2006).
Anak balita merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan
yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat
badannya. Anak balita ini merupakan kelompok umur yang paling sering
menderita akibat kekurangan gizi (KKP). Beberapa kondisi dan anggapan
orang tua dan masyarakat justru merugikan penyediaan makanan bagi
kelompok balita ini:
a. Anak balita masih dalam proses transisi dari makanan bayi ke makanan
orang dewasa, jadi masih memerlukan adaptasi.
b. Anak balita dianggap kelompok umur yang paling belum berguna bagi
keluarga, karena belum sanggup ikut dalam membantu memenuhi
kebutuhan keluarga, baik tenaga maupun kesanggupan kerja penambah
keuangan. Anak sudah tidak begitu diperhatikan dan pengurusannya sering
diserahkan kepada saudaranya yang lebih tua, tetapi sering belum cukup
20. umur untuk mempunyai pengalaman dan keterampilan mengurus anak
dengan baik.
c. Ibu sering sudah mempunyai anak kecil lagi atau sudah bekerja penuh,
sehingga tidak lagi dapat memberikan perhatian kepada anak balita apalagi
mengurusnya.
d. Anak balita belum dapat mengurus sendiri dengan baik, dan belum dapat
berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukannya untuk makanannya.
Kalau makan bersama dalam keluarga, anak balita masih diberi jatah
makanannya dan kalaupun tidak mencukupi, sering tidak diberi
kesempatan untuk minta lagi atau mengambil sendiri tambahannya.
e. Anak balita mulai turun ke tanah dan berkenalan dengan berbagai kondisi
yang memberikan infeksi atau penyakit lain, padahal tubuhnya belum
cukup mempunyai immunitas atau daya tahan untuk melawan penyakit
atau menghindarkan kondisi lain yang memberikan bahaya kepada dirinya
(Sediaoetama, 2008).
2. Gizi
a. Definisi Gizi.
Gizi berasal dari kata “Gizawi” (bahasa arab), yang berarti
pemberian zat-zat makanan kepada sel-sel dan jaringan tubuh, sehingga
memungkinkan pertumbuhan yang normal dan sehat. Zat gizi di
manfaatkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi, pertumbuhan dan
pemeliharaan sel, jaringan dan organ tubuh (Maryunani, 2010).
21. Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai“ yang artinya makanan.
Jadi kata gizi artinya makanan (Agria, 2011). Gizi berasal dari bahasa
Arab yaitu ghidza yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan
dengan makanan dan disisi lain berkaitan dengan tubuh manusia.
Sedangkan pengertian makanan adalah bahan selain obat yang
mengandung zat-zat gizi / unsur kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi
oleh tubuh dan berguna bila dimasukkan dalam tubuh (Maimonah, 2009).
Gizi adalah suatu proses penggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti absorsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari orang-orang serta menghasilkan energi (Proverawati,
dkk, 2009).
b. Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan
1) Membangun, memelihara dan memperbaiki jaringan yag rusak
2) Membuat tenaga untuk menggerakan semua bagian tubuh yang
bergerak dan bekerja, seperi jantung, paru dan lain-lain
3) Mengatur pekerjaan fisiologi atau kelakuan tubuh yang disebut faali
tubuh, seperti halnya darah yang keluar karena luka, harus berhenti dan
membeku. Panas tubuh harus tetap sekitar 37 ºC meskipun berada
ditempat dingin atau panas (Agria, 2011).
22. c. Kebutuhan Dasar Gizi/Pangan
Kebutuhan dasar gizi atau pangan merupakan salah satu kebutuhan
dasar yang utama untuk keperluan kesehatan dan pertumbuhan serta
perkembangan anak balita. Untuk itu di perlukan pemenuhan kebutuhan
kalori dan zat gizi serta peran gizi dalam proses tumbuh kembang anak
balita. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam memenuhi kebutuhan kalori
dan zat gizi serta peran gizi pada anak balita antara lain:
1) Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang merupakan sumber energi utama bagi
tubuh. Jumlah kebutuhan karbohidrat tergantung dari jumlah kalori
yang dibutuhkan oleh tubuh. Lebih energik lebih banyak
membutuhkan karbohidrat. Makanan yang banyak mengandung zat
tenaga (karbohidrat) adalah biji-bijian (beras, jagung, tepung terigu,
roti), gula, sagu dan umbi-umbian (kentang, ubi kayu, ubi jalar).
Umumnya makanan tersebut cukup murah dan mudah didapat. Adapun
angka kecukupan kebutuhan kalori per anak perhari dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1.
Angka kecukupan kebutuhan kalori per anak perhari
No Umur Kalori/gram
1. 1 - 3 tahun 1250
2. 4 - 5 tahun 1750
Sumber : Munifatul Maimonah, 2009
23. 2) Kebutuhan Lemak
Lemak dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu lemak hewani (berasal
dari hewan) dan lemak nabati (berasal dari tumbuh-tumbuhan). Lemak
didalam tubuh dibakar dan memberika tenaga (kalori). Kebutuhan
lemak bersumber dari kacang tanah, kacang kedelai kering, kelapa tua,
kemiri, daging sapi, dan telor
3) Kebutuhan Protein
Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
tubuh. Terdapat 2 aspek terpenting dari fungsi protein. Pada awal
kehidupan, protein sebagian besar digunakan untuk pertumbuhan
organ vital yaitu perbanyakan jumlah dan fungsi sel. Kebutuhan
protein bersumber dari daging, hati, babat, Kacang kedelai kering,
kacang ijo, dan kacang tanah. Adapun angka kecukupan protein rata-
rata per anak perhari dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.
Angka kecukupan protein rata- rata per anak perhari
No Umur Protein (gr)
1. 1 – 3 tahun 23
2. 1 – 5 tahun 32
Sumber : Munifatul Maimonah, 2009
4) Kebutuhan Vitamin dan Mineral
Walaupun vitamin dan mineral dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi
kehadirannya sangat esensial terutama fungsinya sebagai pengantar
keseimbangan metabolisme tubuh. Di atas 12 bulan, produksi ASI saja
24. tidak mencukupi karena kandungan zat besi, kalsium, posfor, tembaga
dan vitamin D mulai menurun (Maryunani, 2010).
Adapun angka vitamin A rata- rata per anak perhari dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.
Angka kecukupan vitamin A rata- rata per anak per hari
No Umur Vitamin A ( RE )
1. 1 - 3 tahun 350
2. 4 - 5 tahun 460
Sumber : Munifatul Maimonah, 2009
d. Fungsi Sumber Gizi
1) Karbohidrat
Fungsi karbohidrat didalam tubuh adalah:
a) Sebagai sumber energi.
b) Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi.
c) Apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk
kebutuhan energi tubuh dan jika tidak cukup terdapat di dalam
makanan atau cadangan lemak yang disimpan didalam tubuh,
maka protein menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil
energi.
d) Membantu metabolisme lemak dan protein, sehingga dapat
mencegah terjadinya ketosisdan pemecahan protein yang
berlebihan
e) Didalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu
25. 2) Protein
Fungsi protein di dalam tubuh adalah:
a) Sebagai bahan pembentuk enzim
b) Alat pengangkut dan alat penyimpan
c) Pengatur pergerakan
d) Menunjang mekanis
e) Pengendalian pertumbuhan
f) Media perambatan implus syaraf
3) Vitamin
Fungsi vitamin adalah vitamin mempunyai fungsi yang spesifik, sesuai
dengan fungsi spesifik sebagai biokatalisator atau sebagai koenzim.
Sebagai contoh adalah sebagai koenzim metabolisme karbohidrat,
lemak, protein dan lain-lain. Oleh karena itu, kekurangan vitamin yang
dikenal dengan avitaminosis akan berdampak buruk pada kesehatan
dan gangguan fungsi biologis organ atau sistem (Proverawati, dkk,
2009).
e. Cara Pengolahan Bahan Makanan Sebagai Sumber Gizi.
Bahan bahan makanan yang akan diolah menjadi makanan, agar
zat-zat gizinya dapat dimanfaatkan secara optimal maka yang harus
diperhatikan adalah pemilihan, penanganan dan pengolahannya. Begitu
pula sanitasi atau kebersihan harus dijaga agar jangan sampai makanan
yang dibuat tercemar oleh bakteri yang akhirnya dapat menyebabkan
penyakit.
26. 1) Sayur dan buah
Dalam sayur dan buah biasanya masih mengandung bahan kimia
pestisida, yaitu untuk pembasmi tanaman. Hal ini terjadi karena petani
penanam buah dan sayur melindungi tanamannya dari gangguan hama
dengan menggunakan pestisida. Untuk itu, buah atau sayur sebelum
diolah atau dikonsumsi harus dicuci bersih dahulu. Dalam memilih
bahan bahan sayuran yang harus diperhatikan adalah ciri-ciri fisik
sayuran yang baik adalah sebagai berikut :
a) Sayuran harus tampak bersih tidak dalam keadaan kotor.
b) Daun sayuran tampak segar, tidak layu, kering atau memar, dan
tidak tampak adanya serangan hama.
c) Batang daunnya masih muda dan mudah dipatahkan.
d) Berwarna cerah, tidak menguning dan berpenampilan segar.
Demikian pula dengan buah, buah yang baik memiliki ciri ciri
sebagai berikut :
a) Buah tampak segar, kulit permukaan tidak berkerut.
b) Kulit buah tidak cacat, sehingga dipastikan buah tidak terserang
hama.
2) Pengolahan sayur dan buah
Adapun pengolahan bahan sayuran yang baik adalah sebagai berikut :
a) Gunakan sedikit mungkin air untuk merebus.
b) Air sisa rebusan jangan dibuah tapi gunakan untuk yang lain
seperti sup.
27. c) Sayuran dimasukkan setelah air perebus mendidih, hal ini untuk
menghindari berkurangnya zat gizi yang dikandung sayuran
seminimal mungkin.
d) Sayuran yang dipotong akan mengalami oksidasi, sebaiknya segera
diolah.
e) Memotong sayuaran jangan terlalu kecil agar kandungan zat
gizinya tidak banyak yang teroksidasi.
f) Hindari memasak sayuran dengan alat perebus yang terbuat dari
besi, tembaga karena secara tidak lansung akan merusak vitamin.
g) Pemberian garam yodium pada sup atau sayur, sebaiknya
diberikan pada saat makanan matang dan dingin, karena yodium
akan rusak pada suhu tinggi.
3) Ikan
Tingkat kesegaran ikan yang akan dimasak sangat berpengaruh
terhadap hasil masakan, baik penampilan, rasa, tekstur, maupun nilai
gizinya.
a) Pemilihan Ikan
Pemilihan ikan yang segar harus dilakukan apabila kita akan
mengkonsumsi ikan sebagai lauk. Ciri ciri ikan segar adalah
sebagai berikut: Mata cembung, selaput mata jernih, dan pupil
berwarna hitam, insang berwarna merah, tidak berlendir, tidak
berbau busuk, warna kulit belum pudar, sisik melekat kuat,
28. dagingnya terasa kenyal, bila ditekan segera pulih, berbau khas
ikan segar, tidak anyir/ pesing.
b) Pengolahan Ikan
Ikan untuk anak balita sebaiknya jangan digoreng, tetapi
dikukus agar kandungan asam lemak pada ikan yang sangat
bermanfaat bagi tumbuh kembang otak si kecil tidak rusak. Nutrisi
ikan akan rusak apabila dipanaskan dengan penambahan lemak
seperti minyak.
4) Daging
Daging merupakan bahan yang mudah rusak, karena komposisi
gizinya yang baik untuk manusia juga baik bagi mikro-organisme,
sehingga mudah terjadi pencemaran permukaan daging oleh
mikroorganisme. Penyimpanan pada suhu rendah mampu
memperlambat kecepatan berkembangnya pencemaran pada daging.
a) Pemilihan daging yang baik
Daging yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Warna
merah cerah dan ada lapisan lemak, semakin tua warna daging
semakin alot teksturnya, baunya segar, tidak busuk, tekstur daging
yang lunak dan elastik, pori-pori tulang terisi cairan daging warna
merah muda.
b) Pengolahan Daging
Proses pengolahan dapat menyebabkan kerusakan protein
pada daging. Vitamin yang mudah rusak pada daging adalah
29. vitiamin. Kerusakan dipengaruhi oleh waktu dan suhu pada saat
memasak. Pada proses pengolahan jangan terlalu lama dan pada
suhu yang cukup, sehingga daging yang diolah hancur/ lembut dan
serat daging masih nampak terlihat. Untuk penyajian pada si kecil
apabila ingin dihaluskan. disarankan menggunakan blender sebagai
penghalus (Maimonah, 2009).
f. Pemberian Gizi pada Anak Balita Menurut Umur
Pemberian gizi pada anak balita menurut umur yaitu:
1) Anak umur 1-2 tahun, teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
Beri nasi lembek 3 kali sehari. Tambahkan telur, ayam, daging, ikan,
tempe, tahu, sayur-sayuran, minyak atau santan. Beri makan selingan 2
kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biskuit
dan lain-lain, beri buah-buahan atau sari buah.
2) Anak umur 2 tahun ke atas, beri makanan yang biasa dimakan oleh
keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran,
dan buah. Berikan makan selingan diantara waktu makan seperti bubur
kacang hijau, biskuit dan lain-lain. Jangan memberikan makanan yang
manis dan lengket diantara waktu makan (Nilasari, 2012).
g. Pengukuran Status Gizi
Beberapa cara mengukur status yaitu dengan pengukuran
antropometri, klinik dan laboratorik. Diantara ketiga cara pengukuran
status gizi, pengukuran antropometri adalah yang relative sering dan
banyak digunakan. Pengukuran antropometri dapat digunakan untuk
30. mengenali status gizi seseorang. Antropometri dapat dilakukan beberapa
macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas dan sebagainya. Berdasarkan beberapa pengukuran tersebut,
berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan panjang badan (PB) adalah yang
paling dikenal.
Ilmu status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB/TB
sesui dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi dalam bentuk indikator
yang dapat merupakan kombinasi diantara ketiganya. Masing-masing
indikator mempunyai makna sendiri, misalnya kombinasi antara BB (berat
badan) dan U (umur) membentuk indikator BB menurut U yang
disimbolkan dengan BB/U. indikator BB/U dapat normal lebih rendah atau
lebih tinggi setelah dibandingkan dengan standar WHO. Apabila BB/U
normal maka digolongkan pada status gizi baik, dan BB/U rendah dapat
berarti status gizi kurang/buruk, serta BB/U tinggi dapat digolongkan
berstatus gizi lebih, kedua-duanya mengandung resiko yang tidak baik
bagi kesehatan anak balita.
Dalam melakukan pemantauan status gizi dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu cara langsung dan cara tidak langsung.
1) Pengukuran langsung
Pengukuran langsung dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain:
31. a) Antropometri
Dari sudut pandang gizi, pengukuran antropomerti digunakan
untuk memantau dimensi dan komposisi tubuh pada berbagai
tingkat umur. Biasanya digunakan untuk mengukur ketidak
seimbangan asupan protein dan energi yang terlihat pada pola
pertumbuhan fisik seperti lemak dan otot dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak.
b) Klinis
Metode pemeriksaan klinis didasarkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi pada jaringan epitel (mata, kulit, rambut,
mukosa). Penggunaan metode klinik dirancang untuk mendeteksi
secara cepat tanda-tanda kekurangan zat gizi dengan melakukan
pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit.
c) Biokimia
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendukung
pemeriksaan klinis. Pemeriksaan secara laboratorium untuk
berbagai macam jaringan tubuh, misal: darah urine, feses, hati,
otot. Banyak gejala klinis yang tidak spesifik sehingga diperlukan
pemeriksaan kimia saat yang diharapkan dapat menentukan
kekurangan gizi yang lebih tepat.
d) Biofisik
Pemeriksaan biofisik dengan melihat kemampuan fungsi dan
perubahan sruktur jaringan. Penggunaan metode penentuan status
32. gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan perubahan struktur
jaringan.
2) Pengukuran tidak langsung
Pengukuran tidak langsung bisa dilakukan dengan berbagai cara:
a) Survey konsumsi
Merupakan penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan
macam zat gizi yang dikonsumsi.
b) Statistik vital
Untuk menganalisis data statistik kesehatan seperti anagka
kesakitan dan kematian karena penyakit tertentu, angka kematian
berdasarkan umur seseorang, atau data lain yang berhubungan
dengan gizi.
c) Faktor ekologi
Pengukuran dengan menggunakan faktor ekologi penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi (Agria, dkk, 2011).
3. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga.
33. Pengetahuan merupakan domain sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman
penelitian tertulis perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan
dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2) Memahami (Comprehensio)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
objek kedalam komponen-komponen.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
34. 6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yaitu kemampuaan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek (Wahyuni, 2009).
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Faktor Internal
a) Umur
Semakin cukup umur tingkat kemampuan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir maupun bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan
dipercaya dari orang yang belum cukup umur.
b) IQ (Intelegency Quotient)
Menurut Terman, Intelegency adalah kemampuan untuk berfikir
abstrak. Untuk mengukur Intelegency seseorang dapat diketahui
melalui IQ (Intelegency Quotient) yaitu skor yang diperoleh dari
sebuah alat tes kecerdasan. Individu yang memiliki intelegency
rendah maka akan diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula.
c) Keyakinan (Agama)
Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk kedalam
konstruksi kepribadian seseorang yang sangat berpengaruh dalam
cara berfikir, bersikap, berkreasi dan berperilaku individu.
35. 2) Faktor Eksternal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu.
Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses
belajar-mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku
yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi
mengerti, dan dari tidak dapat menjadi dapat. Maka makin tinggi
pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
b) Informasi
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh adanya informasi dari sumber
media sebagai sarana komunikasi yang dibaca atau dilihat, baik
dari media cetak maupun elektronik seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah dan lain-lain.
c) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi.
d) Pekerjaan
Adanya suatu pekerjaan pada seseorang akan menyita banyak
waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap
penting dan memerlukan perhatian tersebut, sehingga masyarakat
36. yang sibuk hanya mempunyai sedikit waktu memperoleh informasi
(Maimonah, 2009).
c. Kategori Pengetahuan
Pengetahuan seseorang diinterprestasikan dengan skala yang
bersifat kualitatif yaitu:
1) Pengetahuan baik, jika persentase jawaban 76-100%
2) Pengetahuan cukup, jika persentase jawaban 56-75%
3) Pengetahuan kurang, jika persentase jawaban <56% (Ariani, 2014).
B. Landasan Teori
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti absorsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari orang-orang
serta menghasilkan energi (Syafrudin, dkk, 2011).
Anak balita merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan
yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat
badannya. Anak balita ini merupakan kelompok umur yang paling sering
menderita akibat kekurangan gizi (KKP) (Sediaoetama, 2008).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
37. Pengetahuan merupakan domain sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior). Dari pengalaman penelitian tertulis perilaku yang
didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan (Wahyuni, 2009).
Tahu adalah kemampuan mengingat suatu materi yang di pelajari
sebelumnya. Termaksud didalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap apa yang telah diterima atau tentang apa yang dipelajari. Untuk
mengukur bahwa seorang ibu tahu tentang gizi pada anak balita yaitu dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan menyatakan apa yang
diketahuinya tentang gizi anak balita.
Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginteprestasikan materi tersebut. Untuk
mengukur bahwa seorang ibu telah paham terhadap gizi pada anak balita maka
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkan tentang gizi
anak balita
Aplikasi adalah sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari. Kemampuan seorang ibu melakukan sesuatu yang didasarkan
pada apa yang diketahuinya dan dipahaminya yaitu gizi anak balita.
38. C. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
Keterangan:
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
: Penghubung antar variabel
Gambar 1. Kerangka konsep
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu
Kecamatan Lohia tahun 2016 berdasarkan tingkat tahu.
2. Bagaimana Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu
Kecamatan Lohia tahun 2016 berdasarkan tingkat pemahaman.
3. Bagaimana Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu
Kecamatan Lohia tahun 2016 berdasarkan tingkat aplikasi.
Tahu
Memahami Gizi anak
balita
Aplikasi
39. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang
dimaksudkan untuk mendeskripsikan fakta mengenai suatu keadaan secara
obyektif dengan menggunakan kuesioner tentang studi pengetahuan ibu tentang
gizi pada anak balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia tahun 2016 pada bulan
Juli dengan jumlah 102 orang.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu anak balita yang berada
di Desa Mabolu Kecamatan Lohia tahun 2016 dengan jumlah anak balita 102
orang
2. Sampel
Sampel dalam peneitian ini adalah sebagian ibu anak balita yang
berada di Desa Mabolu Kecamatan Lohia tahun 2016. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
=
1 + ( )
=
( , )
=
( , )
40. =
,
= 81 orang
Keterangan :
N = jumlah balita tahun 2016
n = jumlah sampel
d = 0,05 (Nursalam, 2016).
Sampel penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
yaitu data ibu yang memiliki anak balita yang dikunjungi penulis di Desa
Mabolu Kecamatan Lohia. Berdasarkan data sekunder, data sekunder yaitu
data jumlah anak balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia tahun 2016 pada
bulan juli di puskesmas Waara. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah ibu anak balita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Adapun ktireria inklusi dan eksklusi:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah:
Bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
Ibu anak balita yang berpindah domisili.
41. C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mabolu Kecamatan Lohia pada tanggal
8-20 Juli 2016.
D. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah gizi anak balita, sedangkan
variabel independent adalah tahu, memahami, dan aplikasi.
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
Adapun defenisi operasional dan kriteria objektif dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.
Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
No Variabel
Definisi
Operasional
Kriteria
Objektif Alat Ukur Skala
1. Dependent
Gizi anak balita
Gizi adalah suatu proses
penggunakan makanan
yang dikonsumsi secara
normal oleh suatu
organisme melalui proses
digesti absorsi,
transportasi
2. Independent
a. Tahu
Segala sesuatu yang
diketahui ibu tentang gizi
pada anak balita
Baik : 76 - 100 %,
cukup : 56 - 75 %,
kurang : < 56 %
Kuesioner Ordinal
b. Pemahaman Pemahaman adalah
tingkat mengetahui
dengan pemahaman
mejelaskan kembali
pengetahuan yang telah
dimiliki
Baik : 76 - 100 %,
cukup : 56 - 75 %,
kurang : < 56 %
Kuisioner Ordinal
c. Aplikasi Aplikasi adalah
kemampuan melakukan
atau mengaplikasikan
dari pengetahuan yang
dimiliki
Baik : 76 - 100 %,
cukup : 56 - 75 %,
kurang : < 56 %
Kuisioner Ordinal
42. F. Instrument Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan
data dengan kuesioner sebagai alat bantu wawancara kepada responden.
G. Cara Analisis Data
1. Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:
a) Memeriksa Data
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner
tersebut. Dilakukan memeriksa kelengkapan, kejelasan, relevansi,
konsistensi masing-masing jawaban dari data kuesioner.
b) Pemberian Kode
Memberikan kode pada setiap data yang ada dengan maksud memudahkan
dalam analisa data.
c) Pemberian Skor
Data yang telah lengkap dan memenuhi criteria di hitung dan di sesuaikan
dengan kode responden.
2. Analisis Univariat
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian ini dilakukan
analisis univariat secara deskriptif sederhana berupa persentasi. Rumus yang
digunakan adalah :
=
43. Keterangan :
F= Frekuensi
p = Persentasi
n = Jumlah sampel (Ariani, 2014).
H. Jalanya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus
izin penelitian kepada instansi dan melapor pada Kepala Badan Kesbang
Pol dan Linmas Kabupaten Muna sebelum melakukan kegiatan
pengumpulan data dilapangan.
2. Tahap Pelaksanaan
Dimulai dengan mengambil data dan mencatat nama-nama ibu
anak balita di Puskesmas Waara dan selanjutnya responden diwawancarai
dengan menggunakan kuesioner yang memuat pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan pengetahuan tentang gizi pada anak balita.
3. Tahap Pengolahan dan Data
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dan
disajikan secara deskriptif dalam bentuk narasi dan tabel.
4. Tahap Penulisan Laporan
Pada tahap ini disusun suatu laporan sebagai tahap akhir penelitian ini.
44. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Puskesmas Waara adalah salah satu puskesmas yang berada dalam
naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yang terletak di desa Waara.
Wilayah kerjanya terdiri dari 5 desa yaitu desa Waara, Mantobua, Kondongia,
Mabolu dan Liangkabori. Luas wilayah kerja Puskesmas Waara ± 29,13 m².
Puskesmas Waara terletak di desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten
Muna. Lokasi ini strategis karena mudah dijangkau oleh kendaraan umum.
a. Batasan Wilayah Kerja
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Duruka
2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga
3) Sebelah Selatan batasan dengan Kecamatan Tongkuno
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lohia
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Waara Kabupaten
Muna meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan yakni: poli umum, poli
KIA/KB, poli gigi, apotik.
45. c. Sarana Tenaga Kesehatan
Adapun tabel sarana tenaga Kesehatan Puskesmas Waara yaitu dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.
Tabel tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Waara tahun 2016
No Tenaga kesehatan Jumlah
1. Bidan 23 orang
3. Perawat Gigi 2 orang
4. Perawat 21 orang
5. Gizi 2 orang
6. Sanitasi Lingkungan 2 orang
7. Analisis Laboratorium 2 orang
Sumber : Puskesmas Waara 2016
2. Karaktristik Responden
a. Karakteri stik Responden Berdasarkan Umur
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Mabolu
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Mabolu Kecamatan Lohia
Kabupaten Muna Tahun 2016.
No Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
1. 17 – 25 10 12,3%
2. 26 – 35 42 51,8%
3. 36 – 45 29 35,8%
Jumlah (n) 81 100
Sumber: Data Primer Juli 2016
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden terbanyak yaitu responden
berumur 17-25 tahun 10 responden (12,3%) dan responden yang berumur
antara 26-35 tahun yaitu sebanyak 42 reponden (51,8%) sedangkan
responden yang berumur 36- 45 tahun sebanyak 29 responden (35,8%).
46. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Mabolu
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 7.
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Mabolu Kecamatan
Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016.
No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 IRT 59 72,9%
2 Wiraswasta 14 17,3%
3 Honorer 1 1,2%
4 PNS 4 4,9%
5 Petani 3 3,7%
Jumlah (n) 81 100
Sumber: Data Primer Juli 2016
Tabel 7 menunjukkan bahwa responden terbanyak bekerja sebagai
IRT yaitu sebanyak 59 responden (72,9%), wiraswasta sebanyak 14
responden (17,3%), honorer sebanyak 1 responden (1,2%), PNS sebanyak
4 responden (4,9%), serta petani sebanyak 3 responden (3,7%).
47. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Mabolu
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 8.
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Mabolu Kecamatan
Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016.
No Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Tidak sekolah 9 11,1%
2 SD 26 32,1 %
3 SMP 23 28,4%
4 SMA 17 20,9%
5 Perguruan tinggi 6 7,4%
Jumlah (n) 81 100
Sumber: Data Primer Juli 2016
Tabel 8 menunjukkan bahwa responden terbanyak pada pendidikan
yaitu pendidikan sekolah dasar sebanyak 26 responden (32,1%), sekolah
menengah pertama sebanyak 23 responden (28,4%), sekolah menengah
atas sebanyak 17 responden (20,9%), tidak sekolah sebanyak 9 responden
(11,1%), serta perguruan tinggi sebanyak 6 responden (7,4%).
48. d. Analisis Univariat
1. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita Berdasarkan
Tingkat Tahu
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita
Berdasarkan Tingkat Tahu di Desa Mabolu Kecamatan Lohia
Kabupaten Muna
Tahun 2016.
Tingkat tahu Frekuensi Persentase (%)
Baik 25 30,8
Cukup 43 53,1
Kurang 13 16,0
Jumlah 81 100
Sumber: Data Primer Juli 2016
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 81 distribusi
pengetahuan responden tentang gizi pada anak balita berdasarkan
tingkat tahu pada kategori baik sebanyak 25 responden (30,8%),
kategori cukup yaitu sebanyak 43 responden (53,1%), sedangkan
kategori kurang sebanyak 13 responden (16,0%).
2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita Berdasarkan
Tingkat pemahaman
Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita
Berdasarkan Tingkat pemahaman di Desa Mabolu Kecamatan Lohia
Kabupaten Muna
Tahun 2016.
Tingkat pemahaman Frekuensi Persentase (%)
Baik 26 32,1
Cukup 38 46,9
Kurang 17 21
Jumlah 81 100
Sumber: Data Primer Juli 2016
Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan
responden tentang gizi pada anak balita berdasarkan tingkat
49. pemahaman pada kategori baik sebanyak 26 responden (32,1%),
kategori cukup sebanyak 38 responden (46,9%), sedangan kategori
kurang sebanyak 17 responden (21%).
3. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita Berdasarkan
Tingkat Aplikasi
Tabel 11.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita
Berdasarkan Tingkat Aplikasi di Desa Mabolu Kecamatan Lohia
Kabupaten Muna
Tahun 2016.
Tingkat Aplikasi Frekuensi Persentase (%)
Baik 30 37,1
Cukup 35 43,2
Kurang 16 19,7
Jumlah 81 100
Sumber: Data Primer Juli 2016
Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan
responden tentang gizi pada anak balita berdasarkan tingkat aplikasi
sebagian pada kategori baik sebanyak 30 responden (37,1%), kategori
cukup sebanyak 35 responden (43,2%), sedangkan kategori kurang
sebanyak 16 responden (19,7%).
B. Pembahasan
Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan di desa Mabolu maka secara terperinci hasil penelitian tersebut dapat
dibahas berdasarkan variabel tersebut.
1. Tingkat Tahu
Menurut Notoadmojo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan salah satunya adalah tingkat
50. tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dengan menyebutkan,
menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut
Notoadmojo (2007) yaitu pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan
yang didapat tentang kesehatan.
Tabel 9 menunjukan pengetahuan responden berdasarkan tingkat tahu,
diperoleh dari 81 responden yang memiliki tingkat tahu kategori baik yakni
sebanyak 25 responden (30,8%), kategori cukup sebanyak 43 responden
(53,1%) dan kategori kurang sebanyak 13 responden (16,0%). Beragamnya
tingkat tahu dipengaruhi beberapa faktor antara lain adalah sudah semakin
banyak informasi yang diperoleh ibu tentang gizi anak balita. Hal ini
mempengaruhi ibu memperoleh pengetahuan yang cukup tentang gizi anak
51. balita, sedangkan pada ibu yang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang
gizi pada anak balita dapat disebabkan karena tingkat pendidikan dan
pemahamannya sangat kurang.
Hal ini sejalan dengan konsep teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2007) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
orang tersebut untuk menerima informasi. Dan sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Novi Nilasari dengan judul tingkat pengetahuan ibu yang
mempunyai anak balita tentang gizi balita di desa Pungsari Plupuh Sragen
tahun 2012 terhadap 42 responden menunjukan bahwa tingkat pengetahuan
ibu yang mempunyai balita pada kategori baik sebanyak 5 responden
(11,90%), kategori cukup sebanyak 32 responden (76,20%), dan kategori
kurang sebanyak 5 responden (11,90%). Pada penelitian ini didapatkan hasil
yang paling dominan adalah kategori cukup. Hal ini sesuai dengan data yang
di peroleh peneliti kebanyakan responden memiliki pendidikan rendah dalam
hal ini SD, sehingga kemungkinan yang menyebabkan faktor rendahnya
pendidikan responden juga mempengaruhi rendahnya tingkat tahu responden
terhadap gizi anak balita.
2. Tingkat Pemahaman
Menurut Notoatmodjo (2007) memahami (comprehensive) adalah
kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Jika seseorang lebih mudah
dan lebih banyak memperoleh informasi maka ia akan lebih mudah
52. memahami dan cukup tanggap dalam menerima informasi atau pengetahuan
tentang gizi pada anak balita.
Tabel 10 menunjukan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan responden
tentang gizi pada anak balita berdasarkan tingkat pemahaman sebagian besar
berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 38 responden (46,9%), sedangkan
kategori baik sebanyak 26 responden (32,1%) dan kategori kurang sebanyak
17 responden (21%). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bahwa
petugas puskesmas Waara telah melakukan penyuluhan tentang gizi pada
anak balita dan seharusnya pemahaman masyarakat tentang gizi anak balita
semakin bertambah. Akan tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti tidak sesuai dengan harapan yang telah dilakukan oleh penelti karena
data pengetahuan yang terbanyak pada kategori cukup yaitu 38 orang (46,9%).
Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan seseorang
sehingga mempengaruhi pula tingkat pemhaman ibu tentang gizi pada anak
balita. dimana dari hasil penelitian yang diperoleh dari 81 responden yang
memiliki tingkat pendidikan rendah yang tinggi yaitu pendidikan SD.
3. Tingkat Aplikasi
Menurut Notoatmodjo (2007) aplikasi adalah kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya. Indikator ketiga yang digunakan dalam mengevaluasi
pengetahuan responden adalah mengukur indikator tingkat aplikasi. Pada
keadaan ini menunjukan bahwa kemampuan ibu pada tingkat aplikasi tentang
gizi pada anak balita cukup baik.
53. Tabel 11 menunjukan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan responden
tentang gizi pada anak balita berdasarkan tingkat aplikasi berada pada kategori
cukup sebanyak 35 orang (43,2%), sedangkan kategori baik sebanyak 30
orang (37,1%), dan kategori kurang sebanyak 16 orang (19,7%). Hal ini
karena rendahnya tingkat tahu dan pemahaman ibu tentang gizi pada anak
balita, sehingga mempengaruhi ibu terhadap aplikasi tentang gizi anak balita.
Hal ini sejalan dengan konsep teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2007) bahwa tingkat pemahaman yang rendah menyebabkan
seseorang tidak peduli atau acuh terhadap informasi atau pengetahuan yang
disampaikan sehingga ibu cenderung tidak mengikuti anjuran yang diberikan.
54. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada ibu anak balita tentang
pengetahuan gizi pada anak balita di desa Mabolu kecamatan lohia
disimpulkan:
1. Pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita menurut tingkat tahu di desa
Mabolu sebagian besar termaksud kategori cukup yakni 43 responden
(53,1%).
2. Pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita menurut tingkat pemahaman
di desa Mabolu sebagian besar termaksud kategori cukup yakni 38
responde (46,9%).
3. Pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita menurut tingkat aplikasi di
desa Mabolu sebagian besar termaksud kategori cukup yakni 35
responden (43,2%).
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian tentang
pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita di desa mabolu Kecamatan
Lohia yaitu:
1. Bagi Tempat Penelitian
Petugas kesehatan terutama gizi agar lebih memeperhatikan kondisi yang
terjadi pada masyarakat khususnya masyarakat Mabolu agar lebih
meningkatkan tingkat pencapaian kebutuhan gizi anak balita, agar lebih
55. memiliki tingkat yang dapat dikategorikan tingkat penilaian yang baik dan
lebih mempertahankan mutu pelayanan kesehatan dibidang nutrisi bagi
anak balita.
2. Bagi Peneliti yang Akan Datang
Diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan untuk penelitian ini
selanjutnya tentang hubungan pengetahuan ibu tentang gizi anak balita
dengan status gizi anak balita.
56. DAFTAR PUSTAKA
Agria, Intan, Sari, R.N, Ircham.(2011). Gizi reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Ariani, P.A.(2014). Aplikasi metodologi penelitian kebidanan dan kesehatan
reproduksi, Yogyakarta: Nuha Medika.
Dinas Kesehatan Kabupaten Muna.(2016). Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna.
Himawan, W.A (2006). Hubungan Antara Karakteristik Ibu Dengan Status Gizi
Balita. Di akses tanggal 19 agustus 2016
Kemenkes (2015) Profil Kesehatan Indonesia 2014 .www.depkes.go.id. Di akses
tanggal 19 juli 2016.
Maimonah, Munifatul.(2009). Gambaran pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi
balita. http:// andigayo.files.wordpress.com. Di akses tanggal 19 juli 2016.
Maryunani, Anik.(2010). Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: CV
Trans Info Media.
Nilasari, novi. (2012). Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita
tentang gizi balita. Di akses tanggal 5 agustus 2016.
Nursalam. (2016). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: salemba
medika.
Notoatmodjo (2007) Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Profil kesehatan Sulawesi tenggara. (2014). Di akses tanggal 24 juni 2016
Proverawati, Atikah dan Asfuah.(2009). Buku ajar gizi untuk kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sediaoetama, D.A. (2008). Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian
Rakyat
Syafrudin, Karningsing dan Mardiana.(2011). Untaian materi penyuluhan KIA
(Kesehatn Ibu dan Anak). Jakarta: CV. Trans Info Media.
Wahyuni, I.S.(2009). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dengan
status gizi anak balita. https//dglib.uns.ac.uk. Di akses tanggal 19 juli 2016.
57.
58. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian
berjudul “ Studi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita Di Desa Mabolu
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 “ yang dilakukan oleh:
Nama : Sarfi
Nim : 2013. IB. 0083
Sesuai prosedur penelitian maka saya akan memberikan jawaban yang
sebenar-benarnya atas pernyataan yang diberikan dan tidak akan menuntut
terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi dalam penelitian ini.
Demikian surat persetuan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk
digunakan semestinya.
Raha,
Responden
(………………………..)
59. KUISIONER
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA
DI DESA MABOLU KECAMATAN LOHIA
KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Identitas responden
No. responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Petunjuk pengisian :
Dibawah ini ada 15 pernyataan, jika menurut anda pernyataannya benar maka
berilah tanda (√ ) pada kolom benar, jika pernyataannya salah maka berilah tanda
(√ ) pada kolom salah.
A. Tingkat tahu
No Pernyataan Benar Salah
1. Gizi adalah makanan
2. Anak umur 1-2 tahun diberikan nasi lembek
3. Anak umur 1-2 tahun diberikan makan selingan
diantara waktu makan seperti bubur kacang
hijau dan biscuit
4. Anak umur 2 tahun ke atas, diberikan makanan
separti nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran, dan
buah.
5. Yang termaksud gizi seimbang adalah nasi,
ikan, buah dan air
60. B. Tingkat pemahaman
No Pernyataan Benar Salah
1. Makanan yang banyak mengandung zat tenaga
(karbohidrat) adalah biji-bijian (beras, jagung,
tepung terigu, roti), gula, sagu dan umbi-
umbian (kentang, ubi kayu, ubi jalar).
2. Kebutuhan protein bersumber dari daging hati,
Kacang kedelai kering, kacang ijo, dan kacang
tanah
3. Makanan yang dimakan tanpa ada lauk
merupakan makanan gizi seimbang
4. Kandungan lemak terdapat pada ikan dan susu
5. Pemilihan sayuran harus tampak segar, tidak
layu, kering atau memar, dan tidak tampak
adanya serangan hama.
C. Tingkat aplikasi
No Pernyataan Benar Salah
1. Memilih sayuran harus tampak bersih tidak
dalam keadaan kotor
2. Ikan untuk anak balita jangan digoreng tetapi
dikukus
3. Anak umur 1-2 tahun diberikan nasi lembek 3
kali sehari
4. Anak umur 1-2 tahun diberikan makan selingan
diantara waktu makan seperti bubur kacang
hijau dan biscuit
5. Anak umur 1-2 tahun, teruskan pemberian ASI
sampai umur 2 tahun.
61. Master Tabel
Studi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu
Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016
No Nama Umur Pedidikan Pekerjaan Tahu Memahami Aplikasi
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang
1 Ny.B 26 SD IRT √ √ √
2 Ny.K 20 SMP Wiraswasta √ √ √
3 Ny. WM 33 SD IRT √ √ √
4 NY. WA 30 SMP IRT √ √ √
5
NY. WA 35 SD IRT √ √ √
6
NY. R 28 SMA IRT √ √ √
7
NY. WM 36 SD Wiraswasta √ √ √
8
NY. H 26 SMA IRT √ √ √
9 NY. I 34 S1 Honorer √ √ √
10 NY. H 29 SMP Wiraswasta √ √ √
11
NY. M 30 SMP IRT √ √ √
12
NY.A 35 SD IRT √ √ √
13
NY. WH 36 SD IRT √ √ √
14
NY. S 38 SMP IRT √ √ √
15
NY. H 32 SD IRT √ √ √
16
NY. Z 38 SMA Wiraswasta √ √ √