Terima kasih atas pertanyaannya. Berikut tanggapanku:
1. Konsep irasional yang dikatakan Ritzer terjadi di Jepang adalah meskipun sistem pengantaran pesanan home delivery seharusnya dapat meningkatkan efisiensi, namun justru menyebabkan jalan raya dipenuhi kendaraan pengantaran pesanan dan meningkatkan kemacetan. Jadi meskipun secara teori rasional, namun secara praktik menimbulkan masalah irasional.
2. Belajar global
2. Konsep globalisasi
Konsep akan globalisasi menurut
Robertson (1992), mengacu pada
penyempitan dunia secara insentif dan
peningkatan kesadaran kita akan dunia,
yaitu semakin meningkatnya koneksi
global dan pemahaman kita akan
koneksi tersebut.
Menurut Barker (2004) bahwa konsep
globalisasi merupakan koneksi global
ekonomi, sosial, budaya dan politik
yang semakin mengarah ke berbagai
arah di seluruh penjuru dunia dan
merasuk ke dalam kesadaran kita.
M.C Grew (1992), Globalisasi adalah proses dimana
berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan
dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting
bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan
dunia yang lain.
3. Globalisasi & penyebaran budaya konsumen
Globalisasi, dalam taraf tertentu, dapat
diidentikkan dengan globalisasi ekonomi.
Globalisasi ekonomi ini pada kenyataannya
merupakan istilah lain dari ekonomi pasar bebas
ataupun kapitalisme global.
Masyarakat yang hidup di zaman kapitalisme
global adalah masyarakat konsumen. Masyarakat
konsumen adalah masyarakat yang eksistensinya
dilihat hanya dengan pembedaan komoditi yang
dikonsumsi.
Masyarakat konsumen adalah masyarakat yang
eksistensinya dilihat hanya dengan pembedaan
komoditi yang dikonsumsi. Masyarakat konsumen
dengan budaya konsumsi yang dipegangnya melihat
tujuan dan totalitas hidupnya dalam kerangka atau
logika konsumsi. Eksistensinya dijalankan dan
dipertahankan hanya dengan semakin dan terus
menerusnya mengkonsumsi berbagai tanda dan
status sosial di balik komoditi.
Bukan hanya dirinya saja yang mengaktualisasikan diri lewat tindakan
konsumsi, orang lain juga akan dinilai menurut standar yang dipakainya itu.
Artinya eksistensi orang lain pun akan dinilai dan diakui sesuai dengan standar
status sosial yang dipegangnya.
4. TESIS MCDONALISASI
McDonalisasi merupakan konsumsi
baru bagi masyarakat perkotaan
maupun di pedesaan. McDonalisasi
sebuah proses dengan apa prinsip-
prinsip dari restoran cepat saji
semakin lama semakin banyak sector
dari masyarakat Amerika dan
sejumlah besar masyarakat lainnya
di seluruh dunia.
Ada beberapa prinsip kerja yang
menjadi model McDonalisasi yaitu:
efesiensi, kemampuan
memperhitungkan, kemampuan
memperediksi dan mengontrol terutama
melalui penggantian tehnologi manusia
dengan mesin.
Dan tidak saja pada industry cepat saji
tetapi diterapkan pada industry
pendidikan, politik agama, serta
peradilan criminal.
McDonaldisasi adalah istilah yang dikemukakan oleh George Ritzer untuk menunjukkan suatu proses dimana prinsip-
prinsip restoran cepat saji (lebih khusus lagi: McDonald’s) mulai mendominasi berbagai sektor masyarakat di seluruh dunia,
mulai dari bisnis restoran, agama, seks, pendidikan, dunia kerja, biro periklanan, politik, program diet, keluarga dsb.
5. 4 Prinsip Tesis Mc DONALISASI
1. McDonald’s menawarkan efisiensi.
Sistem McDonald’s menawarkan kepada kita sebuah metode yang optimal untuk
mendapatkan satu hal ke hal yang lain. Secara umum McDonald’s menawarkan
cara-cara terbaik untuk mengubah rasa lapar kita menjadi kenyang.
2. McDonald’s menawarkan kepada kita makanan dan layanan yang
terkuantifikasi dan terkalkulasi.
McDonald’s membuktikan nilai budaya yang diyakini banyak orang, “yang
lebih besar adalah yang lebih baik”, kuantitas adalah sejajar dengan kualitas.
Karena itu kita memesan Big Mac, karena kita dapat mengkalkulasi dan
merasakan bahwa kita mendapatkan porsi makanan yang lebih besar dan
banyak.
Ritzer menjelaskan empat prinsip McDonald’s (dan model McDonald’s) yang kemudian mendominasi sektor
lain (McDonaldisasi).
6. Lanjutan
4. McDonald’s menawarkan kepada kita keterprediksian.
Kita tahu bahwa Big Mac yang kita makan di JL. Ahmad Yani
Padang akan sama isi dan rasanya dengan apa yang akan kita
makan di New York atau Chicago. Kita juga mengetahui bahwa
apa yang kita pesan minggu depan atau tahun depan akan identik
dengan apa yang kita makan hari ini. Kita tahu bahwa Big Mac
berikutnya yang kita makan tidak akan tidak enak, tidak ada
pengecualian bagi kelezatan, semuanya pasti akan lezat dan enak.
Kesuksesan McDonald’s mengindikasikan bahwa banyak orang
lebih senang dengan sebuah dunia tanpa kejutan.
4. McDonald’s menawarkan kontrol, terutama penggantian
pekerja manusia dengan mesin.
Orang-orang yang bekerja di restoran cepat saji dilatih untuk
melakukan hal-hal yang sangat terbatas dengan sangat tepat seperti
yang diperintahkan. Manajer harus mendapat kepastian bahwa
semuanya bekerja pada jalurnya. Orang yang makan di restoran
cepat saji juga terkontrol, meskipun secara tidak langsung. Aturan-
aturan, menu terbatas, pilihan terbatas, kursi yang tidak nyaman,
semuanya mengarahkan acara makan seperti yang diinginkan oleh
manajemen.
7. Lanjutan
• Prisip-prinsip McDonald’s adalah komponen dasar sistem masyarakat modern yang
rasional.
• Ritzer menunjukkan bagaimana sistem yang rasional ini sebenarnya penuh dengan
irasionalitas. Meningkatnya layanan home-delivery di Jepang misalnya, bukannya
meningkatkan efisiensi, tetapi malah membuat jalan raya dipenuhi mobil-mobil pengantar
pesanan dan membuat meningkatnya kemacetan.
8. Tesis Pribumisasi
• Globalisasi, bagaimanapun juga, tidak selalu bisa diterjemahkan sebagai proses
homogenisasi global. Telaah tentang eksisten kebudayaan nasional dalam konteks
globalisasi, memang cenderung terpola sekitar kemungkinan tampilnya kebudayaan
global, atau homogenisasi global dari kebudayaan-kebudayaan yang ada.
• Tetapi telaah homogenisasi kebudayaan itu semua kurang jeli mengamati, bahwa
globalisasi memuat pula sejumlah sisi kontradiktif, yakni yang justru melahirkan
daya penangkal proses homogenisasi global. Penerimaan global terhadap paham
negara kebangsaan (nation state).
• Dalam satuan negara kebangsaan tadi, berbagai kepentingan untuk memperoleh
legitimasi politik dapat dibingkai dalam suatu strategi kebudayaan yang bertema
"nasionalisme", untuk "mempribumikan" arus globalisasi dari Barat. Ini tidak saja
berupa upaya "mempribumikan" unsur kebudayaan global yang mencakup
kesenian, gaya hidup, dan pendidikan, tetapi juga kapitalisme dan demokrasi.
9. Lanjutan
• Di banyak negara, kapitalisme juga diserap dengan semangat untuk
menyesuaikanya dengan kondisi unik latar belakang historis yang dimiliki,
• Keberhasilan Korea Selatan contohnya, didasarkan atas suatu pribumisasi
model pembangunan kapitalis yang sedemikian rupa, sehingga tidak lagi bisa
dijelaskan melalui teori pembangunan kapitalis neoklasik.
• Hanya saja tak semua pribumisasi pembangunan kapitalis benar-benar
didasarkan atas semangat untuk menemukan model pembangunan yang paling
bermanfaat dan sesuai dengan kondisi setempat, dan tak semuanya pula
mampu menampilkan keberhasilan yang berarti.
10. Pertanyaan sesi 1
1. Fandy
bagaimana konsep irasional yang dikatakan ritzer yang
terjadi di jepang ?
2. Rinaldo
apa guna belajar globalisasi dan pribimisasi ?
3. Sisca yuliet
Apakah belajar mcdonalisasi menguntungkan atau
merugikan ?
11. sesi2
• jefri
Seberapa besar pengaruh globalisasi dapat mengubah budaya
suatu bangsa ?
• Andru
Apakah sebagai sosiolog harus mendorong atau menghambat
terhadap globalisasi tersebut?