SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Download to read offline
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang sudah terjadi di sebagian besar
negara belahan dunia, fenomena globalisasi berkembang dengan pesat dan
membawa dampak bagi negara yang terkena arus tersebut. Globalisasi juga
merupakan sebuah fenomena yang tak dapat dihindari, karena dapat
menghilangkan batas-batas antarnegara dan tidak adanya jarak antara ruang dan
waktu. Globalisasi ditandai dengan banyak munculnya para kapitalis, baik itu
kapitalis kosmetik, pakaian, makanan, maupun kapitalis media massa. Salah satu
negara yang sudah terkena arus globalisasi adalah Negara Indonesia. Globalisasi
memberikan dampak multidimensi bagi suatu bangsa maupun perorangan, baik itu
dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari fenomena ini salah satunya
adalah mempercepat proses pembangunan karena perkembangan iptek, dan
dampak negatif dari fenomena ini salah satunya adalah terjadinya Cultural
Shock.(masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi karena tidak siap menerima
kenyataan perubahan akibat globalisasi)1
.
Globalisasi dapat mengikis budaya ketimuran asli Indonesia dan
menggantikannya dengan budaya kebaratan yang menjadi negara adikuasa di
dunia ini. Tanpa disadari, sedikit upaya masyarakat Indonesia untuk
mempertahankan budaya asli yang seharusnya dapat terus bertahan dan
berkembang dengan adanya arus globalisasi. Saat ini, budaya asing telah
mendominasi di Indonesia dan bahkan mengancam kebudaayan asli Negara
Indonesia. Mulai dari cara berpakaian ala kebaratan dan pola makan yang serba
instan, produk-produk yang digunakan dalam kegiatan ini tak lain adalah produk
para kapitalis. Kegiatan kapitalisme merupakan sebuah kegiatan sistem ekonomi
dimana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik
swasta dengan tujuan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
1
Muhammad Doddy AF, Menguasai IPS Sistem Kebut Semalam (rev.ed.; Jakarta: Pustaka Gema
Media: 2013), halaman 262.
2
Kegiatan para kapitalis tersebut dapat membuat masyarakat Indonesia
melalukan perilaku konsumtif, yaitu membeli sesuatu dengan tanpa menggunakan
akal rasional, karena mereka tergiur dengan barang yang dijajakan oleh para
kapitalis. Sasaran utama yang dituju oleh para kapitalis adalah remaja, hal ini
dikarenakan remaja masih cenderung memiliki sikap labil.
Al-Nahdlah yang merupakan salah satu lembaga pendidikan Pondok Pesantren
modern ternama di kawasan Pondok Petir Depok, telah menjadi salah satu bagian
dari objek globalisasi. Arus globalisasi ini tentunya memberikan dampak bagi
orang-orang yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Al-Nahdlah, yang salah
satunya adalah para santri. Dampak tersebut tentu terdiri dari dampak positif dan
negatif. Jika dampak positif dapat membawa banyak manfaat, dampak negatif
tentu akan membawa banyak kerugian. Salah satu dampak negatif yang sekarang
mudah dilakukan karena adanya arus globalisasi adalah perilaku konsumtif.
Perilaku konsumtif bisa dikatakan sudah dilakukan oleh sebagian santrwati Al-
Nahdlah, dan banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, antara lain adalah
peluang yang besar untuk melakukan perilaku konsumtif, hal tersebut bisa dilihat
dari jumlah uang saku yang semakin tinggi dan banyaknya penjual yang
menjajakan barang dagangan di kalangan santriwati Al-Nahdlah. Hal inilah yang
perlu menjadi perhatian khusus untuk saat ini. Sebagai contoh dari fenomena
tersebut adalah ketika salah satu santriwati Al-Nahdlah menjajakan barang
dagangannya yang berupa coklat batangan, dan jumlah coklat tersebut sekitar 30
buah. Sangat mengejutkan, karena dalam waktu kurang dari sehari coklat tersebut
bisa habis terjual di kalangan santriwati Al-Nahdlah Contoh lain adalah belanja
online yang sering dilakukan oleh santriwati Al-Nahdlah. Hal inilah yang menjadi
indikasi bahwa perilaku konsumtif telah terjadi di kalangan santrwati Al-Nahdlah.
Jika perilaku ini tidak dihentikan maka hal ini tentu akan menjadi sesuatu yang
membudaya di Pondok Pesantren Al-Nahdlah. Maka dari itu perlu adanya
penanganan yang dilakukan agar perilaku konsumtif ini dapat dihentikan dan
tidak membudaya.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persepsi santriwati Al-Nahdlah dalam memahami makna
globalisasi?
2. Bagaimana pengaruh globalisasi dalam kehidupan santriwati Al-Nahdlah?
3. Apa yang menyebabkan santriwati Al-Nahdlah melakukan perilaku
konsumtif?
4. Bagaimana pengaruh perilaku konsumtif bagi kehidupan santriwati Al-
Nahdlah?
5. Bagaimana cara untuk mengatasi perilaku konsumtif?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persepsi santriwati Al-Nahdlah dalam memahami
makna globalisasi.
2. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi bagi kehidupan santriwti Al-
Nahdlah.
3. Untuk mengetahui penyabab santriwati Al-Nahdlah melakukan perilaku
konsumtif.
4. Untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumtif bagi kehidupan santriwati
Al-Nahdlah.
5. Untuk mengetahui cara mengatasi perilaku konsumtif.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada pembaca sejauh mana persepsi santriwati
Al-Nahdlah dalam memahami makna globalisasi.
2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pengaruh globalisasi
dalam kehidupan santriwati Al-Nahdlah.
3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang penyebab santriwati Al-
Nahdlah melakukan perilaku konsumtif.
4
4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pengaruh perilaku
konsumtif bagi kehidupan santriwati Al-Nahdlah.
5. Memberikan informasi kepada pembaca tentang cara mengatasi perilaku
konsumtif.
5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORITIK
A. Landasan Teori
1. Globalisasi
a. Pengertian Globalisasi
1) Pengertian Globalisasi Menurut KBBI
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia.2
2) Pengertian Globalisasi secara Umum
Kata Globalisasi berasal dari bahasa inggris yaitu
Globalization, gabungan dari kata global yang berarti mendunia
dan lization yang berarti proses. Definisi globalisasi secara umum
adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dimana setiap
orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya
setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi
dimanapun dan kapanpun melalui media elektronik maupun cetak.
Pengertian globalisasi menurut bahasa yaitu suatu proses yang
mendunia. Globalisasi dapat menjadikan suatu negara lebih kecil
karena kemudahan komunikasi antarnegara dalam berbagai bidang
seperti pertukaran informasi dan perdagangan. 3
3) Pengertian Globalisasi menurut Para Ahli atau Pakar
a) Laurence E. Rothernberg mengatakan globalisasi ialah
percepatan dari intensifikasi interaksi dan integrasi antara
orang-orang, perusahaan dan pemerintah dari negara yang
berbeda.
2
Diakses melaui KBBI.co.id (Tanggal 15 Januari 2017)
3
Aang Imam, “Apa itu Globalisasi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampak Globalisasi”
http://www.kuliah.info/2015/05/apa-itu-globalisasi-ini-pengertian.html (akses 11 Januari 2017)
6
b) Anthony Giddens mengatakan bahwa globalisasi adalah
intensifikasi hubungan sosial secara mendunia sehingga
menghubungkan antara kejadian yang terjadi dilokasi yang
satu dengan yang lainnya serta menyebabkan terjadinya
perubahan pada keduanya.
c) Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan mengatakan globalisasi adalah
proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi
dari integrasi transnasional dan transkultural kegiatan
manusia dan non-manusia.
d) Emanuel Ritcher mengatakan globalisasi adalah suatu
jaringan kerja global yang mempersatukan masyarakat
secara bersamaan yang sebelumnya tersebar menjadi
terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan
dunia.
e) Martin Albrow mengatakan globalisasi adalah seluruh
proses penduduk yang terhubung ke dalam komunitas dunia
tunggal, komunitas global.
f) Malcom Waters mengatakan globalisasi adalah sebuah
proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis
pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang
terjelma didalam kesadaran orang.
g) Selo Soemardjan mengatakan globalisasi merupakan
sebuah proses terbentuknya sistem organisasi dan
komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk
mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama.
7
h) Achmad Suparman mengatakan globalisasi yaitu suatu
proses yang menjadikan sesuatu benda atau perilaku
sebagai ciri dari setiap individu di dunia tanpa dibatasi oleh
wilayah. 4
b. Teori Globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan
globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:
1) Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan
yang memilki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan
lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-
negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan
ekonomi global yang homogeny. Meskipun demikian, para
globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi
terhadap proses tersebut.
a) Para global dan optimis menanggap dengan baik
perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa
globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang
toleran dan bertanggung jawab.
b) Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah
sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya
adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat)
yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang
homogeny dan terlihat sebagai sesuatu yang benar
dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk
kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).
2) Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi.
Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos
4
Ibid.
8
semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka
merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena
internasional selama seratus tahun. Apa yang tengah kita alami
saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi dari
produksi dan perdagangan kapital.
3) Para transformasi berada di antara para globalis dan tradisionalis.
Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-
lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat
bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini.
Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya
dipahami sebagai “seperangkat hubungan yang saling berkaitan
dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak
terjadi secara langsung”. Mereka menyatakan bahwa proses ini
bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif, atau setidaknya
dapat dikendalikan.5
c. Sejarah Globalisasi
Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di
abad ke-20, yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional.
Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia
telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih
globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan
antarnegeri sekitar tahun 1000-1500 M. Saat itu, para pedagang dari
Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat
(seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang.
Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluruh
pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi. Fase selanjutnya
ditanda dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika.
Kaum muslim membentuk jaringan perdangangan yang antara lain
meliputi jepang, Tiongkok, Vietnam, dan Genoa. Di samping membentuk
5
Dwi Hastuti Puspitasari, “Teknologi Komunikasi Modul,” (Skiripsi, Jurusan Teknologi
Komunikasi Universitas Mercu Buana), halaman 4.
9
jaringan dangang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai
agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial, dan budaya Arab ke
warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-
besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah
pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya
revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia.
Berbagai teknologi mula ditemukan dan menjadi dasar perkembangan
teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu,
berkembang pula koloniasi di dunia yang membawa pengaruh besar
terhadap difusi kebudayaan di India.
Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku
serta pasar, juga memunculkan berbagai perusahaan multinasioanl di
dunia. Di Indonesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-
perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya Indonesia. Freeport dan
Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari
Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini
tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya
ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya
komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan
terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara-
negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini
didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai hilang.
d. Faktor Pendorong Globalisasi
Proses globalisasi berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor pendorong yang mempengaruhinya. Faktor-faktor
pendorong proses globalisasi antara lain adalah :
10
1) Kemajuan Bidang Teknologi Informasi
Kemajuan bidang teknologi informasi yang pesat
mempermudah penyebaran informasi dari satu wilayah ke berbagai
penjuru dunia dengan cepat. Internet yang mampu menembus
dunia maya ke segala penjuru dunia semakin mempercepat proses
globalisasi.
Manusia tidak lagi dibatasi oleh wilayah ataupun waktu.
Dalam waktu singkat, seseorang dapat memperoleh berbagai
informasi yang diinginkannya hanya dengan duduk dengan
mengakses informasi dari internet.
2) Meleburnya Batas-batas Teritorial Negara
Kemajuan di bidang teknologi informasi yang pesat juga
menyebabkan batas-batas teritorial antarnegara menjadi lebur.
Arus informasi antarperorangan berlangsung sangat cepat dan tidak
terpengaruh oleh batas teritorial negara.
Seseorang di suatu negara dapat berbicara langsung, bahkan sambil
melihat orang yang diajak bicara, di negara lain. Mereka seolah-
olah berbicara saling berhadapan, padahal jarak di antara mereka
mencapai ribuan atau bahkan ratusan ribu kilometer jauhnya.
Kesulitan manusia di masa lalu karena jarak yang jauh sudah tidak
lagi ditemui. Hal inilah yang mendorong proses globalisasi
semakin cepat terjadi.
3) Meningkatnya Arus Perdagangan Dunia
Terbentuknya pasar-pasar bebas yang menyebabkan batas-
batas negara dengan segala peraturannya tidak lagi menjadi
penghambat, sehingga perdagangan antarnegara di dunia semakin
meningkat.
Apalagi dengan ditunjang kemajuan bidang telekomunikasi
yang semakin canggih, seperti ponsel (telepon seluler) dan internet,
hubungan perdagangan antarnegara semakin meningkat tajam.
11
Ditambah lagi dengan kemajuan sarana transportasi dan
transfer uang yang dapat dilakukan dari berbagai belahan dunia,
menyebabkan perekonomian suatu negara menjadi bagian dari
perekonomian internasional yang bersifat global.
Bahkan, masalah ekonomi yang dihadapi oleh suatu negara
akan mempengaruhi perekonomian negara lain di seluruh dunia.
Hal inilah yang juga menjadi pendorong proses globalisasi yang
semakin cepat.
e. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Dampak positif dari globalisasi antara lain adalah:
1) Memperoleh informasi dan penambahan ilmu pengetahuan alam
maupun sosial akan mudah di jangkau bagi setiap individu di berbagai
belahan dunia manapun.
2) Jalinan komunikasi akan semakin mudah dan semakin canggih.
3) Mobilitas yang tinggi akan memudahkan siapapun di era globalisasi
akan mudah dalam melakukan perjalanan baik perjalanan jauh maupun
perjalanan pendek dengan adanya alat transportasi yang semakin
beragam.
4) Sikap kosmopolitan ataupun toleransi antara satu individu dengan
individu yang lain akan meningkat.
5) Perkembangan teknologi.
Menumbuhkan dinamika terbuka dan tanggap terhadap unsur-unsur
pembaruan.
Sedangkan dampak negatif dari globalisasi antara lain adalah:
1) Terjadinya Cultural Shock, yaitu masyarakat mengalami disorientasi
dan frustasi karena tidak siap menerima kenyataan perubahan akibat
globalisasi.
2) Terjadinya Cultural Lag, yaitu unsur-unsur globalisasi tidak
berlangsung secara serempak.
3) Anomi. Yaitu keadaan tanpa nilai karena nilai dan norma lama telah
ditinggalkan sedang nilai dan norma baru belum terbentuk.
12
4) Segala informasi tidak tersaring untuk informasi baik maupun informasi
buruk.
5) Pemborosan dan perilaku yang menyimpang dari adat ketimuran.
6) Lebih condong pada budaya barat sehingga budaya pribadi sering
ditinggalkan.
7) Sikap individualis dan menutup diri sering terjadi pada individu yang
mengikuti arus globalisasi secara terus-menerus.
2. Perilaku Konsumtif
a. Pengertian Perilaku Konsumtif
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu
bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas
dari pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh
individu baik yang bisa diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Notoatmojo Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni rangsangan. Dengan
demikian, maka suatu rangsang tertentu akan menghasilkan reaksi atau
perilaku tertentu. Konsumtifisme memiliki dua akar kata yaitu
“konsumtif” dan “isme”. Menurut KBBI Konsumtif adalah kata sifat yang
memiliki kata dasar “consumptus” (Latin), “consume” (Ingg.), konsumsi
(Ind.). Dengan demikian kata konsumtif berarti sifat mengkonsumsi,
memakai, menggunakan, menghabiskan sesuatu. Sangat menarik, dalam
bahasa inggris kata “konsumtif” digunakan untuk menyatakan penggunaan
sesuatu hal dengan berlebih-lebihan, memboroskan, obsesif, dan rakus
Konsumtif, bisa digunakan untuk penggunaan kepada uang, waktu, atau
energi dengan berlebihan dan destruktif. Jika demikian maka menurut
Suharto konsumtivisme adalah sebuah pandangan hidup, gaya, hidup,
ajaran, sikap atau falsafah hidup yang memakai, mengkonsumsi,
menggunakan, menghabiskan sesuatu dengan berlebih-lebihan,
memboroskan sesuatu.6
6
Diakses melaui uny.ac.id pdf “Bab 2 Kajian Pustaka Perilaku Konsumtif,” (15 Januari 2017)
13
Menurut Tambunan Kata “konsumtif” sering diartikan sama
dengan “konsumerisme”. Padahal kata yang terakhir ini mengacu pada
segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen. Sedangkan
konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi
barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk
mencapai kepuasan yang maksimal.
Moningka berpendapat bahwa perilaku konsumtif juga dapat
didefinisikan sebagai perilaku membeli barang atau jasa yang berlebihan,
walaupun tidak dibutuhkan. Dahulu orang berbelanja karena ada
kebutuhan yang harus dipenuhi. Saat ini orang berbelanja karena berbagai
macam sebab, untuk memanjakan diri sendiri, menyenangkan orang lain,
membeli sesuatu dengan alasan hari raya, atau karena potongan harga.
Bahkan, hanya sekedar gengsi, memperlihatkan dengan status
sosial tertentu dapat berbelanja di tempat “X” dan mampu membeli barang
dengan merek ternama. Tanpa disadari, alasan-alasan tersebut membuat
seseorang hidup dalam gaya hidup konsumtif.
Mowen dan Minor mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah
suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang
rasional, melainkan membeli produk atau jasa tertentu untuk memperoleh
kesenangan atau hanya perasaan emosi. Pengertian perilaku konsumtif
tersebut sejalan dengan pendapat Dahlan yakni suatu perilaku yang
ditandai oleh adanya kehidupan mewah yang berlebihan, penggunaan
segala hal yang dianggap paling mahal memberikan kepuasan dan
kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang
dikendalikan oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan
semata.
14
b. Tipe-tipe Perilaku Konsumtif
Menurut Moningka ada 3 tipe perilaku konsumtif, yaitu:
1) Konsumsi adiktif (addictive consumption), yaitu mengkonsumsi
barang atau jasa kerena ketagihan.
2) Konsumsi kompulsif (compulsive consumption), yaitu berbelanja
secara terus menerus tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya
ingin dibeli.
3) Pembelian impulsif (impulse buying atau impulsive buying). Pada
impulse buying, produk dan jasa memiliki daya guna bagi individu.
Pembelian produk atau jasa tersebut biasanya dilakukan tanpa
perencanaan. 7
c. Indikator Perilaku Konsumtif
Sumartono menyatakan bahwa konsep perilaku konsumtif amatlah
variatif, tetapi pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang
atau jasa tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan.
Secara operasional indikator perilaku konsumtif adalah :
1) Membeli produk karena hadiahnya.
Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang
ditawarkan jika membeli barang tersebut.
2) Membeli produk karena kemasannya menarik.
Konsumen mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus
dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik.
3) Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
Kosumen mempunyai keinginan yang tinggi, karena pada umumnya
mereka mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya
rambut, dan sebagainya bertujuan agar konsumen selalu
berpenampilan menarik. Mereka membelanjakan uangnya lebih
banyak untuk menunjang penampilan diri.
7
“Pengertian Perilaku Konsumtif Definisi Tipe, Indikator, Faktor Gambaran Terhadap Pria
Metroseksual,”www.landasanteori.com (akses 15 januari 2017)
15
4) Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat
dan kegunaannya).
Konsumen cenderung berperilaku yang ditandai oleh adanya
kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal
yang dianggap paling mahal.
5) Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
Konsumen mempunyai kemampuan membeli yang tinggi dalam
berpakaian, berdandan, gaya potong rambut, dan sebagainya
sehingga dapat menunjukkan sifat ekslusif dengan citra yang mahal
dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi.
Dengan membeli suatu produk dapat memberikan simbol status agar
kelihatan menarik dimata orang lain.
6) Memakai sebuah produk karena unsur konformitas terhadap model
yang mengiklankan produk.
Konsumen cenderung meniru tokoh yang diidolakan dalam bentuk
menggunakan segala sesuatu yang dipakai tokoh yang
diidolakannya. Konsumen cenderung dan mencoba produk yang
ditawarkan bila ia mengidolakan public figure produk tersebut.
7) Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal
akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. 8
d. Dampak positif dan negatif perilaku konsumtif
Dampak Positif dari perilaku konsumtif antara lain adalah :
1) Memberi Kepuasan Bagi Konsumen
Konsumen melakukan kegiatan konsumsi dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, untuk
mewujudkannya, konsumen akan membeli barang dan jasa apa pun
yang diinginkan sehingga akan memperoleh kepuasan yang
maksimal
8
Ibid.
16
2) Memberikan Keuntungan bagi Produsen dan Kegiatan Ekonomi
Lain
Masyarakat yang konsumtif akan menjadi dorongan bagi produsen
untuk memproduksi barang dan jasa, sebab kemungkinan akan
terbeli lebih besar. Kegiatan produksi secara khusus dan kegiatan
ekonomi lainnya akan semakin menguntungkan.
3) Meningkatkan Perputaran Roda Perekonomian
Perilaku konsumtif menyebabkan perputaran uang dan modal akan
lebih cepat dan investasi lebih besar sehingga dalam lingkup
nasional perekonomian akan berjalan lebih cepat.
Secara langsung, keadaan ini akan membuka lapangan kerja yang
seluas-luasnya bagi masyarakat dan secara tidak langsung,
pendapatan masyarakat akan meningkat.
4) Membuka dan menambah lapangan pekerjaan, karena akan
membutuhkan tenaga kerja lebih banyak untuk memproduksi
barang dalam jumlah besar.
5) Meningkatkan motivasi konsumen untuk menambah jumlah
penghasilan, karena konsumen akan berusaha menambah
penghasilan agar bisa membeli barang yang diinginkan dalam
jumlah dan jenis yang beraneka ragam.
6) Menciptakan pasar bagi produsen, karena bertambahnya jumlah
barang yang dikonsumsi masyarakat maka produsen akan membuka
pasar-pasar baru guna mempermudah memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Dan dampak negatif dari perilaku konsumtif adalah:
1). Pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial,
karena orang akan membeli semua barang yang diinginkan tanpa
memikirkan harga barang tersebut murah atau mahal, barang
tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi orang yang tidak
mampu mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan
yang seperti itu.
17
2). Mengurangi kesempatan untuk menabung, karena orang akan lebih
banyak membelanjakan uangnya dibandingkan menyisihkan untuk
ditabung.
3). Cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang, orang
akan mengkonsumsi lebih banyak barang pada saat sekarang tanpa
berpikir kebutuhannya di masa datang.
4). Menimbulkan Kesenjangan Sosial
Perilaku konsumtif akan menyebabkan terjadinya kesenjangan
sosial di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari sebuah keluarga yang
berperilaku konsumtif akan kelihatan paling menonjol di antara
yang lain. Mereka mempunyai barang-barang baru yang belum
tentu dibutuhkan.
5). Menimbulkan Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum. Apabila
masyarakat berperilaku konsumtif, permintaan barang akan
meningkat. Naiknya permintaan barang-barang akan menyebabkan
harga barang juga naik sehingga perilaku konsumtif dapat
menyebabkan inflasi.
B. Kerangka Teoritik
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Asrama Putri Pondok Pesantren Al-Nahdlah
dan waku penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016-22 Januari
2017.
B. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian kualitatif.
Yaitu penelitian yang menekankan pada kualitas data atau kedalaman data
yang diperoleh.
C. Sumber Data
Data yang diperoleh peneliti adalah data yang bersumber dari beberapa
santriwati Pondok Pesantren Al-Nahdlah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
menggunakan data primer, yaitu data dikumpulkan sendiri oleh peneliti
dari yang sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan
keperluan penelitian yang ditujukan langsung pada santriwati Pondok
Pesantren Al-Nahdlah. Teknik yang digunakan peneliti adalah
Wawancara.
E. Teknik Pengumpulan Sampel
Teknik pengumpulan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik
Purposive Sampling (sampel bertujuan).
19
Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan
berdasarkan pertimbangan yang subjektif, yaitu peneliti mengetahui
dengan jelas kemampuan dan identitas informan dalam membangun
informasi.
F. Teknik Analisi Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis
data secara kualitatif, dengan menggunakan analisis kualitatif atau
nonstatistik.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Persepsi Santriwati Al-Nahdlah tentang Makna Globalisasi
Santriwati Al-Nahdlah mempunyai persepsi yang beragam tentang
makna globalisasi, hal itu dapat dibuktikan dengan hasil wawancara yang
telah dilakukan oleh peneliti selama 3 hari terhitung dari tanggal 20-22
Januari 2017. Semua responden yang telah ditentukan oleh peneliti melalui
purposive sampling, mengetahui istilah globaliasi. Namun hal itu bertolak
belakang ketika responden ditanyai persepsi tentang makna globaliasi.
Salah satu dari 12 responden mengartikan bahwa globalisasi
merupakan sesuatu yang mencakup seluruh dunia. Hal tersebut
diungkapkan oleh seorang santriwati yang berinisail EN.
EN: “Mencakup seluruh dunia.”9
3 orang dari 12 responden tidak mengetahui tentang makna
globalisasi, tapi sebenarnya mereka paham tentang makna globaliasi.
Hanya saja jika diungkapkan dalam bentuk kalimat, itu merupakan hal
yang sulit. Hal tersebut diungkapkan oleh responden yang berinisial HH,
MA, dan NM ketika peneliti bertanya persepsi mereka tentang makna
globaliasi.
HH: “Ya sedikit kaya pemahaman gitu, ya gitu deh kak, aku pernah tau,
tapi nggak inget lagi.”10
MA: “Nggak bisa dijelasin kak.”11
NM: “Susah dijelasin kak.”12
6 orang yang lain mengungkapkan bahwa globaliasi merupakan
sebuah perubahan zaman teknologi modern ke arah yang lebih maju,
dengan adanya teknologi modern tersebut, maka segala sesuatu yang
9
Elsa Nur’aini, Wawancara, 22 Januari 2017
10
Hanan Hafizah, Wawancara, 21 januari 2017
11
Mega Aulia, Wawancara, 20 januari 2017
12
Nayla Manasika, Wawancara, 21 januari 2017
21
dilakukan manusia terasa lebih mudah. Informasi juga menjadi lebih
mudah diakses dengan adanya internet yang merupakan salah satu akibat
dari adanya globalisasi. Ungkapan tersebut berdasarkan hasil wawancara
peneliti kepada para responden terpilih sebagaimana berikut.
DF: “Interent kak.”13
SF: “Globalisasi itu zaman teknologi modern.”14
SZ: “Globalisasi itu ngikutin zaman.”15
TA: “Globalisasi itu modern kak.”16
WR: “Globalisasi itu, kita hidup di era yang udah maju kak, orang-orang
bisa ngedapetin sesuatu dengan mudah.”17
AA: “Perubahan Zaman.”18
Dari 12 responden yang telah melakukan wawancara dengan peneliti,
hanya 1 orang yang menjawab makna globaliasi sesuai dengan pengertian
globaliasi secara umum, yaitu hilangnya batas-batas antardunia yang
membuat informasi semakin mudah untuk diakses. Hal tersebut
dilontarkan oleh salah satu santriwati Al-Nahdlah yang berinisial LM.
LM: “globalisasi itu saat di mana antar dunia itu udah nggak ada batasan
dalam segala aspek.”
Namun dari 12 responden yang telah melakukan wawancara
dengan peneliti, ada 1 orang berinisial SM yang mempunyai jawaban unik,
SM mengartikan bahwa globalisasi adalah “bersama.” Hal tersebut
membuktikan bahwa SM belum paham mengenai makna globalisi.
Dengan demikian, maka dari 12 orang responden yang telah bersedia
13
Dera Fitriana, Wawancara, 20 Januari 2017
14
Saidatul Fitri, Wawancara, 22 Januari 2017
15
Silvy Ziana, Wawancara, 21 Januari 2017
16
Tahta Alfinal, Wawancara, 21 Januari 2017
17
Widya Rfva, Wawancara, 20 Januari 2017
18
Ade Anisa, Wawancara, 21 januari 2017
22
untuk diwawancara, sebagian besar memahami makna globaliasi.
Walaupun mereka mengartikannya dalam bentuk kalimat yang beragam,
namun tetap tertuju pada satu kesamaan makna.
B. Pengaruh Globalisasi dalam Kehidupan Santriwati Al-Nahdlah
Globalisasi memberikan pengaruh bagi sebagian besar santriwati
Al-Nahdlah, hal tersebut berdasarkan data primer yang peneliti dapatkan
setelah melakukan wawancara dengan responden terpilih. 7 dari 12
responden menyatakan bahwa globaliasi berpengaruh bagi kehidupan
mereka salah satunya dalam bidang pendidikan, karena menurut salah satu
santriwati Al-Nahdlah yang berinisial LM, globaliasi sangat
mempermudah LM dalam melakukan pembelajaran, ditambah dengan
media internet yang juga merupakan salah satu akibat dari adanya
globaliasi. LM mengungkapkan penyataan itu dalam beberapa waktu
silam. Menurutnya globaliasi lebih banyak membawa dampak positif bagi
dirinya dan sangat berpengaruh bagi kehidupan LM.
LM: “Iya sangat berpengaruh, dalam aspek pendidikan kak.”
LM: “Positif kak, soalnya aku kan suka sama bahasa inggris ya kak, dan
kalo aku belajar lewat buku aja itu nggak cukup. Jadi aku belajar lagi
lewat internet, dan aku jadi bisa tahu lebih banyak dan aku juga bisa liat
video bahasa inggris lewat youtube. Terus aku juga jadi bisa ngobrol sama
orang luar negeri. ”19
2 dari 12 responden mengungkapkan bahwa globalisasi tidak
berpengaruh bagi kehidupan mereka, hal tersebut dikarenakan bahwa
mereka belum terlalu paham mengenai pengaruh dari globaliasi itu sendiri.
Tetapi 2 orang responden yang menyatakan bahwa globalisasi tidak
berpengaruh bagi kehidupan mereka mempunyai pendapat, bahwa dampak
yang dihasilkan dari globalisasi lebih banyak dampak negatif dari pada
dampak posistif. Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang responden
yang berinisial DF.
19
Lauda Muyassaroh, wawancara, 20 Januari 2017
23
DF: “Enggak tahu kak, belom terlalu paham.”
DF: “Negatif mungkin kak, soalnya kalo udah depan laptop buat
internetan suka bikin males sholat.”20
Salah seorang responden yang berinisial SZ juga mengatakan
bahwa globaliasi berpengaruh pada semua aspek dalam hidupnya. Seperti
pendidikan, pergaulan, ekonomi, dan sosial.
SZ: “Berpengaruh, dalam semua aspek.”21
Dengan pernyataan yang telah diungkapkan oleh para responden
kepada peneliti saat mereka diwawancarai seputar pengaruh globalisasi
bagi kehidupan mereka, 9 orang responden telah mengatakan bahwa
globalisasi berpengaruh bagi kehidupan mereka. Baik itu dalam bidang
pendidikan, komunikasi, sosial, ekonomi, dan pergaulan. Walaupun
mereka tinggal di pondok pesantren, bagi mereka globalisasi tetap
berpengaruh. Terutama dalam bidang pendidikan dan komunikasi. Karena
dengan adanya globalisasi tentu akan memberikan dampak dalam segala
bidang, baik itu dampak negatif maupun positif. Dampak tersebut sangat
berpengaruh baik bagi kehidupan seseorang, jika globalisasi dapat
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan tentunya tidak melanggar nilai
dan norma yang berlaku. Namun globalisasi juga banyak memberikan
dampak negatif jika kita memanfaatkan globalisasi untuk hal yang buruk.
Contohnya seperti perilaku konsumtif.
C. Penyebab Santriwati Al-Nahdlah Melakukan Perilaku Konsumtif
Semua responden yang telah diwawancarai oleh peneliti mengakui
bahwa mereka suka membeli sesuatu atau bisa disebut dengan istilah
“suka jajan”, namun untuk istilah perilaku konsumtif, sebagian besar dari
reponden yang telah diwawancarai peneliti tidak mengetahui tentang
istilah perilaku konsumtif. 7 dari 12 orang tidak mengetahui tentang istilah
20
Dera Fitriana, Wawancara, 20 Januari 2017
21
Silvy Ziana, Wawancara, 21 januari 2017
24
perilaku konsumtif. Bahkan 5 dari 12 yang mengetahu istilah perilaku
konsumtif pun tidak paham benar tentang makna dari perilaku konsumtif.
Mereka tidak sadar bahwa mereka sebenarnya termasuk dalam golongan
pelaku dari perilaku konsumtif.
Alasan mereka melakukan perilaku konsumtif dipengaruhi oleh
banyak hal, diantaranya adalah uang saku yang nominalnya besar,
banyaknya para pedagang yang berada disekitar mereka, juga menu
makanan di dapur yang tidak mereka sukai, sehingga mereka harus
membeli nasi dan lauk pauknya setiap hari. Hal inilah yang membuat
santriwati terus melakukan hal tersebut secara terus menerus. Uang saku
yang nominalnya bisa dibilang cukup besar berhasil diketahui oleh peneliti
ketika peneliti melakukan wawancara dengan responden. Paling sedikit
250 per bulan, bahkan ada yang sampai 1 juta rupiah perbulannya.
Peneliti: “Kalo kakak boleh tahu uang jajan kamu dikasih sama orang tua
perbulannya berapa ya?”
DF: “250-300 ribu.”22
EN:”kadang 1 juta kak, tapi kadang juga 500 ribu.”23
Penyebab santriwati Al-Nahdlah suka jajan secara terus menerus
dan akhirnya menyebabkan mereka tergolong dalam kategori pelaku
perilaku konsumtif juga karena hawa nafsu yang tinggi, yang tak dapat
mereka tahan. Dan akhirnya mereka tetap memenuhi keinginan mereka
untuk membeli sesuatu yang mereka inginkan. Ada juga yang
mengungkapkan bahwa alasan mengapa salah satu santriwati ini suka jajan
adalah karena bosan dan ikut-ikut teman. Seperti hasil wawancara peneliti
dengan LM.
Peneliti: “Kenapa sih kamu suka beli sesuatu atau jajan?”
22
Dera Fitriana, Wawancara, 20 januari 2017
23
Elsa Nuraini, Wawancara, 22 Januari 2017
25
LM: “nggak tau kak, pengen doang. Terus liat orang lain beli jadi aku juga
pengen beli, soalnya mumpung ada gitu. Terus bosen aja mau ngapain.”
Selain itu salah satu alasan santri membeli sesuatu yang
sebenarnya tak mereka perlukan adalah karena tergiur dengan sesuatu
yang mereka lihat pada waktu itu, padahal tidak ada perencanaan
sebelumunya.
Demikianlah beberapa sebab santriwati Al-Nahdlah cenderung
melakukan perilaku konsumtif.
D. Pengaruh Perilaku Konsumtif Bagi Kehidupan Santriwati Al-
Nahdlah
Perilaku konsumtif membuat santriwati Al-Nahdlah tergolong
dalam kategori anak boros, responden yang telah diwawancarai mengakui
bahwa jika mereka tidak punya uang untuk membeli sesuatu yang mereka
inginkan, mereka akan meminjam uang kepada teman, atau meminta uang
jajan tambahan kepada orang tua dengan cara transfer. Padahal mereka
juga merasa bahwa hal tersebut membebani orang tua mereka, jika mereka
terus meminta uang tambahan untuk jajan. Seperti ungkapan salah satu
santriwati yang berinisial EN.
EN: “iya kak, padahal aku juga kasihan sama orangtua.”24
Dengan demikian maka pengaruh perilaku konsumtif bagi
santriwati Al-Nahdlah adalah mereka tergolong sebagai anak berpola
hidup boros, yang mana mereka akan melakukan berbagai cara agar
sesuatu yang mereka inginkan dapat terpenuhi. Salah satunya denga
meminjam uang. Selain itu tidak adanya lagi kesempatan untuk menabung,
karena mereka lebih memilih untuk membeli sesuatu yang saat itu mereka
inginkan. Perilaku konsumtif juga membuat santriwati Al-Nahdlah tidak
memilki gaya hidup sederhana, padahal dalam pandangan masyarakat
santri itu dikenal dengan gaya hidup yang sederhana. Selain itu, hal
tersebut tercantum dalam 7 nilai santri Al-Nahdlah.
24
Elsa Nuraini, Wawancara, 22 Januari 2017
26
E. Cara Mengatasi Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif bisa diatasi dengan berbagai cara, tapi cara
tersebut tidak jarang berhasil membuat seseorang berhenti untuk
melakukan perilaku konsumtif. Setelah melakukan wawancara dengan
kepada 12 responden, peneliti berhasil mendapatkan informasi cara
mengatasi perilaku konsumtif yang dilakukan oleh santriwati Al-Nahdlah,
yaitu sebagai berikut.
AA: “Kadang biarin aja, tapi kadang aku juga nyoba buat hemat. Dan
jajannya sedikit. Tetep aja tapi boros-boros juga.”25
DF: “Minta dibawain jajanan yang banyak, tapi sama aja sih aku masih aja
tetep boros.”26
EN: “Aku niat buat hemat dan nggak jajan.”27
HH: “Ya ada kesadaran dikit sih kak buat hemat, tapi pas nyoba yang
ujung-ujung nya tetep boros juga.”28
LM: “Bertekad buat nggak beli beli lagi kak, tapi tetep aja besoknya beli
lagi. Paling kalo aku sama nitipin uang ke kakak pembina kak.”29
SF: “Mikir 2 kali lipat untuk beli sesuatu, kalo nggak uangnya disimpen.
Pernah sempet berhasil.”30
TA: “Ya niat untuk nggak boros sih kak, tapi tetep aja nggak
kesampean.”31
WR: “berusaha buat ngirit, kadang uangnya aku tabungin. Dan itu Cuma
berhasil 2 kali kak, abis susah banget kak. Lebih banyak kepengennya.”32
25
Ade Anisa, Wawancara, 21 Januari 2017
26
Dera Fitriana, Wawancara, 20 Januari 2017
27
Elsa Nuraini, Wawancara, 22 Januari 2017
28
Hanan Hafizah, Wawancara, 21 Januari 2017
29
Lauda Muyassaroh, Wawancara, 20 Januari 2017
30
Saidatul Fitri, Wawancara, 22 Januari 2017
31
Tahta Alfinal, Wawancara, 21 Januari 2017
32
Widya Rifva, Wawancara, 21 Januari 2017
27
Cara-cara yang dilakukan oleh santriwati Al-Nahdlah memang
tidak mudah membuat orang-orang yang sudah melakukan perilaku
konsumtif untuk mengatasinya. Tapi hal terebut harus dicoba secara terus
menerus agar permasalahan perilaku konsumtif dapat teratasi. Dari cara
yang telah disampaikan oleh para responden, yang terpenting adalah niat
dan bulatkan tekad untuk tidak melakukan perilaku konsumtif. Juga harus
memikirkan masa yang akan datang, karena belum tentu dimasa yang akan
datang kita masih mampu untuk membeli sesuatu yang kita inginkan
bahkan butuhkan. Jika kita sudah mencoba untuk mengatasi perilaku
konsumtif, namun hasilnya gagal. Maka terus mencoba, karena kita bisa
untuk melakukan sesuatu, karena biasa dengan hal tersebut.
F. Pengaruh Globalisasi terhadap Perilaku Konsumtif dikalangan
Santriwati Al-Nahdlah
Globalisasi hadir dengan memberikan dampak positif dan negatif.
Hal tersebut tentu berpengaruh bagi kehidupan seseorang yang terkena
arus globalisasi. Salah satunya pengaruh globalisasi terhadap perilaku
konsumtif dikalangan santriwati Al-Nahdlah. Globalisasi membuat
santriwati Al-Nahdlah dapat mengakses informasi dengan mudah melalui
adanya internet. Sebagian santriwati Al-Nahdlah mengaplikasikan hal
tersebut dengan belanja online, produk yang dijajakan oleh online shop
membuat santriwati Al-Nahdlah tergiur dengan produk tersebut, dan hal
ini membuat santriwati Al-Nahdlah cenderung melakukan perilaku
konsumtif. Mereka rela mengeluarkan uang demi membeli barang yang
mereka inginkan lewat online shop tersebut. Walaupun ada sebagian lain
yang hanya tergiur dan menahan diri untuk tidak membeli barang tersebut.
28
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah peneliti melakukan wawancara selama 3 hari, terhitung
mulai dari tanggal 20-22 Januari 2017, juga dengan penelitian yang
dilakukan peneliti selama kurang lebih 3 bulan yakni November,
Desember dan Januari. Maka dari karya tulis ilmiah yang berjudul
“Pengaruh Globalisai terhadap Perilaku Konsumtif dikalangan Santriwati
Al-Nahdlah” dapat disimpulkan beberapa hal sebagaimana berikut.
Pertama, persepsi santriwati Al-Nahdlah mengenai makna
globalisasi beragam. Tapi hal tersebut tetap tertuju pada satu makna,
bahwa globalisasi adalah sebuah arus yang membuat hilangnya batas
antarbangsa. Globalisasi juga ditandai dengan teknologi yang semakin
canggih dan modern.
Kedua, globalisasi berpengaruh pada banyak aspek dalam
kehidupan santriwati Al-Nahdlah, antara lain aspek pendidikan, pergaulan,
sosial, dan ekonomi.
Ketiga, penyebab santriwati Al-Nahdlah melakukan perilaku
konsumtif antara lain adalah uang saku yang tinggi, banyaknya pedagang
disekitar santriwati, hawa nafsu yang tinggi, rasa bosan, ikut-ikut teman,
mudah tergiur dan menu makanan di dapur yang tidak disukia oleh para
santriwati Al-Nahdlah. Juga adanya penggunaan internet yang membuat
santriwati bisa melakukan belanja online dengan mudah dan praktis.
Keempat, untuk mengatasi perilaku konsumtif yang terjadi
dikalangan santriwati Al-Nahdlah, mereka melakukan berbagai hal, antara
lain adalah berniat dan berusaha untuk menghemat dengan cara sedikit
jajan, bahkan ada yang rela tidak jajan, juga ada yang menitipkan sebagian
uangnya kepada Pembina atau teman.
29
Kelima, pengaruh globalisasi terhadap perilaku konsumtif
dikalangan santriwati Al-Nahdlah bisa terlihat dengan belanja online yang
dilakukan oleh santriwati Al-Nahdlah melalui internet.
Keenam, perilaku konsumtif membuat santriwati Al-Nahdlah
memiliki pola perilaku boros dan memudarnya kesederhanaan yang
seharusnya dimiliki oleh santri.
B. SARAN
Saran dari peneliti adalah sebaiknya santriwati Al-Nahdlah bisa
lebih selektif lagi dalam menyerap pengaruh dari gobalisasi, agar
globalisasi dapat memberikan banyak manfaat bagi setiap orang yang
terkena arus tersebut. Selain itu para santriwati harus lebih bisa lagi
meminimalisir pengeluaran uang per harinya, agar tidak terjadi lagi
penyimpangan sosial yang berupa perilaku konsumtif.
30
DAFTAR PUSTAKA
Imam, Aam. Apa itu Globalisasi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampak
Globalisasi. http://www.kuliah.info/2015/05/apa-itu-globalisasi-ini-
pengertian.html (akses 11 Januari 2017 pukul 10.13 WIB).
Dwi Hastuti Puspitasri. Teknologi Komunikasi. Diakses dari
910071_teknologi_komunikasi_modul_011.pdf (akses 15 Januari 2017
pukul 10:15 WIB).
EKO. PEMB-Globalisasi. Pdf. (akses 14 Januari 2017 pukul 10.49 WIB).
Faktor-faktor Globalisasi Terlengkap.www.duniapendidikan.net (akses 15 Januari
2017 pukul 11.52 WIB).
Pengertian Globalisasi. KBBI.co.id. (akses 15 Januari 2017 pukul 09.45 WIB).
Kun Maryati dan Juju Suryawati. 2012. “Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII
IPS”. Jakarta: Esis.
Muhammad Doddy AB dan Tim Penulis Gema Media. 2013. “MENGUASAI IPS
SISTEM KEBUT SEMALAM Edisi 6 Revisi”. Jakarta: Penerbit Pustaka
Gema Media.
Pengertian Perilaku Konsumtif Definisi Tipe, Indikator, Faktor Gambaran
Terhadap Pria Metroseksual. www.landasanteori.com (akses 11 Januari
2017 pukul 10.12 WIB).
Saptono dan Bambang Suteng S. 2007. “Sosiologi untuk Kelas XII IPS”. Jakarta:
PT. Phibeta Gama.

More Related Content

What's hot

Ppt Sikap terhadap Globalisasi di Lingkungannya
Ppt Sikap terhadap Globalisasi di LingkungannyaPpt Sikap terhadap Globalisasi di Lingkungannya
Ppt Sikap terhadap Globalisasi di LingkungannyaCha-cha Taulanys
 
Bab 2-modernisasi-dan-globalisasi
Bab 2-modernisasi-dan-globalisasiBab 2-modernisasi-dan-globalisasi
Bab 2-modernisasi-dan-globalisasiGwynnegultom
 
Dampaknegatifglobalisasi 160117043731
Dampaknegatifglobalisasi 160117043731Dampaknegatifglobalisasi 160117043731
Dampaknegatifglobalisasi 160117043731dinaagustin
 
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)Onny Setyowati
 
Sikap terhadap dampak globalisasi
Sikap terhadap dampak globalisasiSikap terhadap dampak globalisasi
Sikap terhadap dampak globalisasiAlviadn
 
Globalisasi dan Modernisasi
Globalisasi dan ModernisasiGlobalisasi dan Modernisasi
Globalisasi dan ModernisasiRizky Erliyandi
 
Sikap menghadapi globalisasi
Sikap menghadapi globalisasiSikap menghadapi globalisasi
Sikap menghadapi globalisasihubertjosua_
 
Modernisasi westernisasi dan sekularisasi
Modernisasi westernisasi dan sekularisasiModernisasi westernisasi dan sekularisasi
Modernisasi westernisasi dan sekularisasirialesmana
 
PKN kelas xii bab 4
PKN kelas xii bab 4PKN kelas xii bab 4
PKN kelas xii bab 4eryeryey
 
Pengaruh globalisasi terhadap bangsa & negara indonesia
Pengaruh globalisasi terhadap bangsa & negara indonesiaPengaruh globalisasi terhadap bangsa & negara indonesia
Pengaruh globalisasi terhadap bangsa & negara indonesiaJoe Hari
 
Hakekat dan konsep perspektif global
Hakekat dan konsep perspektif globalHakekat dan konsep perspektif global
Hakekat dan konsep perspektif globalDeny Mustikasari
 
Makalah globalisasi
Makalah globalisasiMakalah globalisasi
Makalah globalisasiDewi Zulaeva
 
Proses globalisasi [revised]
Proses globalisasi [revised]Proses globalisasi [revised]
Proses globalisasi [revised]Desi Basuki
 

What's hot (18)

Ppt Sikap terhadap Globalisasi di Lingkungannya
Ppt Sikap terhadap Globalisasi di LingkungannyaPpt Sikap terhadap Globalisasi di Lingkungannya
Ppt Sikap terhadap Globalisasi di Lingkungannya
 
Bab 2-modernisasi-dan-globalisasi
Bab 2-modernisasi-dan-globalisasiBab 2-modernisasi-dan-globalisasi
Bab 2-modernisasi-dan-globalisasi
 
Dampaknegatifglobalisasi 160117043731
Dampaknegatifglobalisasi 160117043731Dampaknegatifglobalisasi 160117043731
Dampaknegatifglobalisasi 160117043731
 
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)
 
Sikap terhadap dampak globalisasi
Sikap terhadap dampak globalisasiSikap terhadap dampak globalisasi
Sikap terhadap dampak globalisasi
 
Globalisasi dan Modernisasi
Globalisasi dan ModernisasiGlobalisasi dan Modernisasi
Globalisasi dan Modernisasi
 
Bab iv-globalisasi
Bab iv-globalisasiBab iv-globalisasi
Bab iv-globalisasi
 
Sikap menghadapi globalisasi
Sikap menghadapi globalisasiSikap menghadapi globalisasi
Sikap menghadapi globalisasi
 
Modernisasi westernisasi dan sekularisasi
Modernisasi westernisasi dan sekularisasiModernisasi westernisasi dan sekularisasi
Modernisasi westernisasi dan sekularisasi
 
Makalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasiMakalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasi
 
PKN kelas xii bab 4
PKN kelas xii bab 4PKN kelas xii bab 4
PKN kelas xii bab 4
 
Pengaruh globalisasi terhadap bangsa & negara indonesia
Pengaruh globalisasi terhadap bangsa & negara indonesiaPengaruh globalisasi terhadap bangsa & negara indonesia
Pengaruh globalisasi terhadap bangsa & negara indonesia
 
globalisasi
globalisasiglobalisasi
globalisasi
 
Hakekat dan konsep perspektif global
Hakekat dan konsep perspektif globalHakekat dan konsep perspektif global
Hakekat dan konsep perspektif global
 
Makalah globalisasi
Makalah globalisasiMakalah globalisasi
Makalah globalisasi
 
Makalah modernisasi dan globalisasi
Makalah modernisasi dan globalisasiMakalah modernisasi dan globalisasi
Makalah modernisasi dan globalisasi
 
Proses globalisasi [revised]
Proses globalisasi [revised]Proses globalisasi [revised]
Proses globalisasi [revised]
 
Mengenal globalisasi
Mengenal globalisasiMengenal globalisasi
Mengenal globalisasi
 

Similar to 7. kti jadi bismillah 2 revisi

Similar to 7. kti jadi bismillah 2 revisi (20)

Makalah globalisasi 2
Makalah globalisasi 2Makalah globalisasi 2
Makalah globalisasi 2
 
Pengaruh Globalisasi di Indonesia
Pengaruh Globalisasi di Indonesia Pengaruh Globalisasi di Indonesia
Pengaruh Globalisasi di Indonesia
 
Contoh makalah-globalisasi
Contoh makalah-globalisasiContoh makalah-globalisasi
Contoh makalah-globalisasi
 
Bab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllllBab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllll
 
Makalah globalisasi dalam budaya
Makalah globalisasi dalam budayaMakalah globalisasi dalam budaya
Makalah globalisasi dalam budaya
 
GLOBALISASI.pdf
GLOBALISASI.pdfGLOBALISASI.pdf
GLOBALISASI.pdf
 
Dampak negatif globalisasi
Dampak negatif globalisasiDampak negatif globalisasi
Dampak negatif globalisasi
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan
Makalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaanMakalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan
Makalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan
 
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budayaPengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Powerpoint fathurrahman xii ips 1
Powerpoint fathurrahman xii ips 1Powerpoint fathurrahman xii ips 1
Powerpoint fathurrahman xii ips 1
 
Powerpoint fathurrahman xii ips 1
Powerpoint fathurrahman xii ips 1Powerpoint fathurrahman xii ips 1
Powerpoint fathurrahman xii ips 1
 
Makalah dampak globalisasi 3
Makalah dampak globalisasi 3Makalah dampak globalisasi 3
Makalah dampak globalisasi 3
 

Recently uploaded

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugaslisapalena
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxZhardestiny
 

Recently uploaded (9)

Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
 

7. kti jadi bismillah 2 revisi

  • 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang sudah terjadi di sebagian besar negara belahan dunia, fenomena globalisasi berkembang dengan pesat dan membawa dampak bagi negara yang terkena arus tersebut. Globalisasi juga merupakan sebuah fenomena yang tak dapat dihindari, karena dapat menghilangkan batas-batas antarnegara dan tidak adanya jarak antara ruang dan waktu. Globalisasi ditandai dengan banyak munculnya para kapitalis, baik itu kapitalis kosmetik, pakaian, makanan, maupun kapitalis media massa. Salah satu negara yang sudah terkena arus globalisasi adalah Negara Indonesia. Globalisasi memberikan dampak multidimensi bagi suatu bangsa maupun perorangan, baik itu dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari fenomena ini salah satunya adalah mempercepat proses pembangunan karena perkembangan iptek, dan dampak negatif dari fenomena ini salah satunya adalah terjadinya Cultural Shock.(masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi karena tidak siap menerima kenyataan perubahan akibat globalisasi)1 . Globalisasi dapat mengikis budaya ketimuran asli Indonesia dan menggantikannya dengan budaya kebaratan yang menjadi negara adikuasa di dunia ini. Tanpa disadari, sedikit upaya masyarakat Indonesia untuk mempertahankan budaya asli yang seharusnya dapat terus bertahan dan berkembang dengan adanya arus globalisasi. Saat ini, budaya asing telah mendominasi di Indonesia dan bahkan mengancam kebudaayan asli Negara Indonesia. Mulai dari cara berpakaian ala kebaratan dan pola makan yang serba instan, produk-produk yang digunakan dalam kegiatan ini tak lain adalah produk para kapitalis. Kegiatan kapitalisme merupakan sebuah kegiatan sistem ekonomi dimana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. 1 Muhammad Doddy AF, Menguasai IPS Sistem Kebut Semalam (rev.ed.; Jakarta: Pustaka Gema Media: 2013), halaman 262.
  • 2. 2 Kegiatan para kapitalis tersebut dapat membuat masyarakat Indonesia melalukan perilaku konsumtif, yaitu membeli sesuatu dengan tanpa menggunakan akal rasional, karena mereka tergiur dengan barang yang dijajakan oleh para kapitalis. Sasaran utama yang dituju oleh para kapitalis adalah remaja, hal ini dikarenakan remaja masih cenderung memiliki sikap labil. Al-Nahdlah yang merupakan salah satu lembaga pendidikan Pondok Pesantren modern ternama di kawasan Pondok Petir Depok, telah menjadi salah satu bagian dari objek globalisasi. Arus globalisasi ini tentunya memberikan dampak bagi orang-orang yang berada di lingkungan Pondok Pesantren Al-Nahdlah, yang salah satunya adalah para santri. Dampak tersebut tentu terdiri dari dampak positif dan negatif. Jika dampak positif dapat membawa banyak manfaat, dampak negatif tentu akan membawa banyak kerugian. Salah satu dampak negatif yang sekarang mudah dilakukan karena adanya arus globalisasi adalah perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif bisa dikatakan sudah dilakukan oleh sebagian santrwati Al- Nahdlah, dan banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, antara lain adalah peluang yang besar untuk melakukan perilaku konsumtif, hal tersebut bisa dilihat dari jumlah uang saku yang semakin tinggi dan banyaknya penjual yang menjajakan barang dagangan di kalangan santriwati Al-Nahdlah. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian khusus untuk saat ini. Sebagai contoh dari fenomena tersebut adalah ketika salah satu santriwati Al-Nahdlah menjajakan barang dagangannya yang berupa coklat batangan, dan jumlah coklat tersebut sekitar 30 buah. Sangat mengejutkan, karena dalam waktu kurang dari sehari coklat tersebut bisa habis terjual di kalangan santriwati Al-Nahdlah Contoh lain adalah belanja online yang sering dilakukan oleh santriwati Al-Nahdlah. Hal inilah yang menjadi indikasi bahwa perilaku konsumtif telah terjadi di kalangan santrwati Al-Nahdlah. Jika perilaku ini tidak dihentikan maka hal ini tentu akan menjadi sesuatu yang membudaya di Pondok Pesantren Al-Nahdlah. Maka dari itu perlu adanya penanganan yang dilakukan agar perilaku konsumtif ini dapat dihentikan dan tidak membudaya.
  • 3. 3 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana persepsi santriwati Al-Nahdlah dalam memahami makna globalisasi? 2. Bagaimana pengaruh globalisasi dalam kehidupan santriwati Al-Nahdlah? 3. Apa yang menyebabkan santriwati Al-Nahdlah melakukan perilaku konsumtif? 4. Bagaimana pengaruh perilaku konsumtif bagi kehidupan santriwati Al- Nahdlah? 5. Bagaimana cara untuk mengatasi perilaku konsumtif? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui persepsi santriwati Al-Nahdlah dalam memahami makna globalisasi. 2. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi bagi kehidupan santriwti Al- Nahdlah. 3. Untuk mengetahui penyabab santriwati Al-Nahdlah melakukan perilaku konsumtif. 4. Untuk mengetahui pengaruh perilaku konsumtif bagi kehidupan santriwati Al-Nahdlah. 5. Untuk mengetahui cara mengatasi perilaku konsumtif. D. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi kepada pembaca sejauh mana persepsi santriwati Al-Nahdlah dalam memahami makna globalisasi. 2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan santriwati Al-Nahdlah. 3. Memberikan informasi kepada pembaca tentang penyebab santriwati Al- Nahdlah melakukan perilaku konsumtif.
  • 4. 4 4. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pengaruh perilaku konsumtif bagi kehidupan santriwati Al-Nahdlah. 5. Memberikan informasi kepada pembaca tentang cara mengatasi perilaku konsumtif.
  • 5. 5 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA TEORITIK A. Landasan Teori 1. Globalisasi a. Pengertian Globalisasi 1) Pengertian Globalisasi Menurut KBBI Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia.2 2) Pengertian Globalisasi secara Umum Kata Globalisasi berasal dari bahasa inggris yaitu Globalization, gabungan dari kata global yang berarti mendunia dan lization yang berarti proses. Definisi globalisasi secara umum adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui media elektronik maupun cetak. Pengertian globalisasi menurut bahasa yaitu suatu proses yang mendunia. Globalisasi dapat menjadikan suatu negara lebih kecil karena kemudahan komunikasi antarnegara dalam berbagai bidang seperti pertukaran informasi dan perdagangan. 3 3) Pengertian Globalisasi menurut Para Ahli atau Pakar a) Laurence E. Rothernberg mengatakan globalisasi ialah percepatan dari intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang, perusahaan dan pemerintah dari negara yang berbeda. 2 Diakses melaui KBBI.co.id (Tanggal 15 Januari 2017) 3 Aang Imam, “Apa itu Globalisasi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampak Globalisasi” http://www.kuliah.info/2015/05/apa-itu-globalisasi-ini-pengertian.html (akses 11 Januari 2017)
  • 6. 6 b) Anthony Giddens mengatakan bahwa globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial secara mendunia sehingga menghubungkan antara kejadian yang terjadi dilokasi yang satu dengan yang lainnya serta menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya. c) Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan mengatakan globalisasi adalah proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi dari integrasi transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan non-manusia. d) Emanuel Ritcher mengatakan globalisasi adalah suatu jaringan kerja global yang mempersatukan masyarakat secara bersamaan yang sebelumnya tersebar menjadi terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia. e) Martin Albrow mengatakan globalisasi adalah seluruh proses penduduk yang terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global. f) Malcom Waters mengatakan globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang. g) Selo Soemardjan mengatakan globalisasi merupakan sebuah proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama.
  • 7. 7 h) Achmad Suparman mengatakan globalisasi yaitu suatu proses yang menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dari setiap individu di dunia tanpa dibatasi oleh wilayah. 4 b. Teori Globalisasi Cochrane dan Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu: 1) Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memilki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara- negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogeny. Meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut. a) Para global dan optimis menanggap dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab. b) Para globalis pesimis berpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogeny dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi). 2) Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos 4 Ibid.
  • 8. 8 semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama seratus tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi dari produksi dan perdagangan kapital. 3) Para transformasi berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih- lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini. Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai “seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung”. Mereka menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif, atau setidaknya dapat dikendalikan.5 c. Sejarah Globalisasi Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20, yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000-1500 M. Saat itu, para pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Fenomena berkembangnya perusahaan McDonald di seluruh pelosok dunia menunjukkan telah terjadinya globalisasi. Fase selanjutnya ditanda dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdangangan yang antara lain meliputi jepang, Tiongkok, Vietnam, dan Genoa. Di samping membentuk 5 Dwi Hastuti Puspitasari, “Teknologi Komunikasi Modul,” (Skiripsi, Jurusan Teknologi Komunikasi Universitas Mercu Buana), halaman 4.
  • 9. 9 jaringan dangang, kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial, dan budaya Arab ke warga dunia. Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar- besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. Berbagai teknologi mula ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula koloniasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di India. Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar, juga memunculkan berbagai perusahaan multinasioanl di dunia. Di Indonesia misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan- perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini. Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara- negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai hilang. d. Faktor Pendorong Globalisasi Proses globalisasi berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor pendorong yang mempengaruhinya. Faktor-faktor pendorong proses globalisasi antara lain adalah :
  • 10. 10 1) Kemajuan Bidang Teknologi Informasi Kemajuan bidang teknologi informasi yang pesat mempermudah penyebaran informasi dari satu wilayah ke berbagai penjuru dunia dengan cepat. Internet yang mampu menembus dunia maya ke segala penjuru dunia semakin mempercepat proses globalisasi. Manusia tidak lagi dibatasi oleh wilayah ataupun waktu. Dalam waktu singkat, seseorang dapat memperoleh berbagai informasi yang diinginkannya hanya dengan duduk dengan mengakses informasi dari internet. 2) Meleburnya Batas-batas Teritorial Negara Kemajuan di bidang teknologi informasi yang pesat juga menyebabkan batas-batas teritorial antarnegara menjadi lebur. Arus informasi antarperorangan berlangsung sangat cepat dan tidak terpengaruh oleh batas teritorial negara. Seseorang di suatu negara dapat berbicara langsung, bahkan sambil melihat orang yang diajak bicara, di negara lain. Mereka seolah- olah berbicara saling berhadapan, padahal jarak di antara mereka mencapai ribuan atau bahkan ratusan ribu kilometer jauhnya. Kesulitan manusia di masa lalu karena jarak yang jauh sudah tidak lagi ditemui. Hal inilah yang mendorong proses globalisasi semakin cepat terjadi. 3) Meningkatnya Arus Perdagangan Dunia Terbentuknya pasar-pasar bebas yang menyebabkan batas- batas negara dengan segala peraturannya tidak lagi menjadi penghambat, sehingga perdagangan antarnegara di dunia semakin meningkat. Apalagi dengan ditunjang kemajuan bidang telekomunikasi yang semakin canggih, seperti ponsel (telepon seluler) dan internet, hubungan perdagangan antarnegara semakin meningkat tajam.
  • 11. 11 Ditambah lagi dengan kemajuan sarana transportasi dan transfer uang yang dapat dilakukan dari berbagai belahan dunia, menyebabkan perekonomian suatu negara menjadi bagian dari perekonomian internasional yang bersifat global. Bahkan, masalah ekonomi yang dihadapi oleh suatu negara akan mempengaruhi perekonomian negara lain di seluruh dunia. Hal inilah yang juga menjadi pendorong proses globalisasi yang semakin cepat. e. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi Dampak positif dari globalisasi antara lain adalah: 1) Memperoleh informasi dan penambahan ilmu pengetahuan alam maupun sosial akan mudah di jangkau bagi setiap individu di berbagai belahan dunia manapun. 2) Jalinan komunikasi akan semakin mudah dan semakin canggih. 3) Mobilitas yang tinggi akan memudahkan siapapun di era globalisasi akan mudah dalam melakukan perjalanan baik perjalanan jauh maupun perjalanan pendek dengan adanya alat transportasi yang semakin beragam. 4) Sikap kosmopolitan ataupun toleransi antara satu individu dengan individu yang lain akan meningkat. 5) Perkembangan teknologi. Menumbuhkan dinamika terbuka dan tanggap terhadap unsur-unsur pembaruan. Sedangkan dampak negatif dari globalisasi antara lain adalah: 1) Terjadinya Cultural Shock, yaitu masyarakat mengalami disorientasi dan frustasi karena tidak siap menerima kenyataan perubahan akibat globalisasi. 2) Terjadinya Cultural Lag, yaitu unsur-unsur globalisasi tidak berlangsung secara serempak. 3) Anomi. Yaitu keadaan tanpa nilai karena nilai dan norma lama telah ditinggalkan sedang nilai dan norma baru belum terbentuk.
  • 12. 12 4) Segala informasi tidak tersaring untuk informasi baik maupun informasi buruk. 5) Pemborosan dan perilaku yang menyimpang dari adat ketimuran. 6) Lebih condong pada budaya barat sehingga budaya pribadi sering ditinggalkan. 7) Sikap individualis dan menutup diri sering terjadi pada individu yang mengikuti arus globalisasi secara terus-menerus. 2. Perilaku Konsumtif a. Pengertian Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh individu baik yang bisa diamati secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Notoatmojo Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni rangsangan. Dengan demikian, maka suatu rangsang tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Konsumtifisme memiliki dua akar kata yaitu “konsumtif” dan “isme”. Menurut KBBI Konsumtif adalah kata sifat yang memiliki kata dasar “consumptus” (Latin), “consume” (Ingg.), konsumsi (Ind.). Dengan demikian kata konsumtif berarti sifat mengkonsumsi, memakai, menggunakan, menghabiskan sesuatu. Sangat menarik, dalam bahasa inggris kata “konsumtif” digunakan untuk menyatakan penggunaan sesuatu hal dengan berlebih-lebihan, memboroskan, obsesif, dan rakus Konsumtif, bisa digunakan untuk penggunaan kepada uang, waktu, atau energi dengan berlebihan dan destruktif. Jika demikian maka menurut Suharto konsumtivisme adalah sebuah pandangan hidup, gaya, hidup, ajaran, sikap atau falsafah hidup yang memakai, mengkonsumsi, menggunakan, menghabiskan sesuatu dengan berlebih-lebihan, memboroskan sesuatu.6 6 Diakses melaui uny.ac.id pdf “Bab 2 Kajian Pustaka Perilaku Konsumtif,” (15 Januari 2017)
  • 13. 13 Menurut Tambunan Kata “konsumtif” sering diartikan sama dengan “konsumerisme”. Padahal kata yang terakhir ini mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan dengan konsumen. Sedangkan konsumtif lebih khusus menjelaskan keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Moningka berpendapat bahwa perilaku konsumtif juga dapat didefinisikan sebagai perilaku membeli barang atau jasa yang berlebihan, walaupun tidak dibutuhkan. Dahulu orang berbelanja karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Saat ini orang berbelanja karena berbagai macam sebab, untuk memanjakan diri sendiri, menyenangkan orang lain, membeli sesuatu dengan alasan hari raya, atau karena potongan harga. Bahkan, hanya sekedar gengsi, memperlihatkan dengan status sosial tertentu dapat berbelanja di tempat “X” dan mampu membeli barang dengan merek ternama. Tanpa disadari, alasan-alasan tersebut membuat seseorang hidup dalam gaya hidup konsumtif. Mowen dan Minor mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan membeli produk atau jasa tertentu untuk memperoleh kesenangan atau hanya perasaan emosi. Pengertian perilaku konsumtif tersebut sejalan dengan pendapat Dahlan yakni suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah yang berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata.
  • 14. 14 b. Tipe-tipe Perilaku Konsumtif Menurut Moningka ada 3 tipe perilaku konsumtif, yaitu: 1) Konsumsi adiktif (addictive consumption), yaitu mengkonsumsi barang atau jasa kerena ketagihan. 2) Konsumsi kompulsif (compulsive consumption), yaitu berbelanja secara terus menerus tanpa memperhatikan apa yang sebenarnya ingin dibeli. 3) Pembelian impulsif (impulse buying atau impulsive buying). Pada impulse buying, produk dan jasa memiliki daya guna bagi individu. Pembelian produk atau jasa tersebut biasanya dilakukan tanpa perencanaan. 7 c. Indikator Perilaku Konsumtif Sumartono menyatakan bahwa konsep perilaku konsumtif amatlah variatif, tetapi pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang atau jasa tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan. Secara operasional indikator perilaku konsumtif adalah : 1) Membeli produk karena hadiahnya. Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut. 2) Membeli produk karena kemasannya menarik. Konsumen mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik. 3) Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. Kosumen mempunyai keinginan yang tinggi, karena pada umumnya mereka mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya bertujuan agar konsumen selalu berpenampilan menarik. Mereka membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri. 7 “Pengertian Perilaku Konsumtif Definisi Tipe, Indikator, Faktor Gambaran Terhadap Pria Metroseksual,”www.landasanteori.com (akses 15 januari 2017)
  • 15. 15 4) Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat dan kegunaannya). Konsumen cenderung berperilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mahal. 5) Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. Konsumen mempunyai kemampuan membeli yang tinggi dalam berpakaian, berdandan, gaya potong rambut, dan sebagainya sehingga dapat menunjukkan sifat ekslusif dengan citra yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan simbol status agar kelihatan menarik dimata orang lain. 6) Memakai sebuah produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan produk. Konsumen cenderung meniru tokoh yang diidolakan dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dipakai tokoh yang diidolakannya. Konsumen cenderung dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan public figure produk tersebut. 7) Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. 8 d. Dampak positif dan negatif perilaku konsumtif Dampak Positif dari perilaku konsumtif antara lain adalah : 1) Memberi Kepuasan Bagi Konsumen Konsumen melakukan kegiatan konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkannya, konsumen akan membeli barang dan jasa apa pun yang diinginkan sehingga akan memperoleh kepuasan yang maksimal 8 Ibid.
  • 16. 16 2) Memberikan Keuntungan bagi Produsen dan Kegiatan Ekonomi Lain Masyarakat yang konsumtif akan menjadi dorongan bagi produsen untuk memproduksi barang dan jasa, sebab kemungkinan akan terbeli lebih besar. Kegiatan produksi secara khusus dan kegiatan ekonomi lainnya akan semakin menguntungkan. 3) Meningkatkan Perputaran Roda Perekonomian Perilaku konsumtif menyebabkan perputaran uang dan modal akan lebih cepat dan investasi lebih besar sehingga dalam lingkup nasional perekonomian akan berjalan lebih cepat. Secara langsung, keadaan ini akan membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi masyarakat dan secara tidak langsung, pendapatan masyarakat akan meningkat. 4) Membuka dan menambah lapangan pekerjaan, karena akan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak untuk memproduksi barang dalam jumlah besar. 5) Meningkatkan motivasi konsumen untuk menambah jumlah penghasilan, karena konsumen akan berusaha menambah penghasilan agar bisa membeli barang yang diinginkan dalam jumlah dan jenis yang beraneka ragam. 6) Menciptakan pasar bagi produsen, karena bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi masyarakat maka produsen akan membuka pasar-pasar baru guna mempermudah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan dampak negatif dari perilaku konsumtif adalah: 1). Pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial, karena orang akan membeli semua barang yang diinginkan tanpa memikirkan harga barang tersebut murah atau mahal, barang tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi orang yang tidak mampu mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan yang seperti itu.
  • 17. 17 2). Mengurangi kesempatan untuk menabung, karena orang akan lebih banyak membelanjakan uangnya dibandingkan menyisihkan untuk ditabung. 3). Cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang, orang akan mengkonsumsi lebih banyak barang pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di masa datang. 4). Menimbulkan Kesenjangan Sosial Perilaku konsumtif akan menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari sebuah keluarga yang berperilaku konsumtif akan kelihatan paling menonjol di antara yang lain. Mereka mempunyai barang-barang baru yang belum tentu dibutuhkan. 5). Menimbulkan Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum. Apabila masyarakat berperilaku konsumtif, permintaan barang akan meningkat. Naiknya permintaan barang-barang akan menyebabkan harga barang juga naik sehingga perilaku konsumtif dapat menyebabkan inflasi. B. Kerangka Teoritik
  • 18. 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Asrama Putri Pondok Pesantren Al-Nahdlah dan waku penelitian dilaksanakan pada bulan November 2016-22 Januari 2017. B. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian kualitatif. Yaitu penelitian yang menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang diperoleh. C. Sumber Data Data yang diperoleh peneliti adalah data yang bersumber dari beberapa santriwati Pondok Pesantren Al-Nahdlah. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan data primer, yaitu data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari yang sebelumnya tidak ada, dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan penelitian yang ditujukan langsung pada santriwati Pondok Pesantren Al-Nahdlah. Teknik yang digunakan peneliti adalah Wawancara. E. Teknik Pengumpulan Sampel Teknik pengumpulan sampel yang dilakukan oleh peneliti adalah teknik Purposive Sampling (sampel bertujuan).
  • 19. 19 Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan pertimbangan yang subjektif, yaitu peneliti mengetahui dengan jelas kemampuan dan identitas informan dalam membangun informasi. F. Teknik Analisi Data Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis data secara kualitatif, dengan menggunakan analisis kualitatif atau nonstatistik.
  • 20. 20 BAB IV PEMBAHASAN A. Persepsi Santriwati Al-Nahdlah tentang Makna Globalisasi Santriwati Al-Nahdlah mempunyai persepsi yang beragam tentang makna globalisasi, hal itu dapat dibuktikan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti selama 3 hari terhitung dari tanggal 20-22 Januari 2017. Semua responden yang telah ditentukan oleh peneliti melalui purposive sampling, mengetahui istilah globaliasi. Namun hal itu bertolak belakang ketika responden ditanyai persepsi tentang makna globaliasi. Salah satu dari 12 responden mengartikan bahwa globalisasi merupakan sesuatu yang mencakup seluruh dunia. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang santriwati yang berinisail EN. EN: “Mencakup seluruh dunia.”9 3 orang dari 12 responden tidak mengetahui tentang makna globalisasi, tapi sebenarnya mereka paham tentang makna globaliasi. Hanya saja jika diungkapkan dalam bentuk kalimat, itu merupakan hal yang sulit. Hal tersebut diungkapkan oleh responden yang berinisial HH, MA, dan NM ketika peneliti bertanya persepsi mereka tentang makna globaliasi. HH: “Ya sedikit kaya pemahaman gitu, ya gitu deh kak, aku pernah tau, tapi nggak inget lagi.”10 MA: “Nggak bisa dijelasin kak.”11 NM: “Susah dijelasin kak.”12 6 orang yang lain mengungkapkan bahwa globaliasi merupakan sebuah perubahan zaman teknologi modern ke arah yang lebih maju, dengan adanya teknologi modern tersebut, maka segala sesuatu yang 9 Elsa Nur’aini, Wawancara, 22 Januari 2017 10 Hanan Hafizah, Wawancara, 21 januari 2017 11 Mega Aulia, Wawancara, 20 januari 2017 12 Nayla Manasika, Wawancara, 21 januari 2017
  • 21. 21 dilakukan manusia terasa lebih mudah. Informasi juga menjadi lebih mudah diakses dengan adanya internet yang merupakan salah satu akibat dari adanya globalisasi. Ungkapan tersebut berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada para responden terpilih sebagaimana berikut. DF: “Interent kak.”13 SF: “Globalisasi itu zaman teknologi modern.”14 SZ: “Globalisasi itu ngikutin zaman.”15 TA: “Globalisasi itu modern kak.”16 WR: “Globalisasi itu, kita hidup di era yang udah maju kak, orang-orang bisa ngedapetin sesuatu dengan mudah.”17 AA: “Perubahan Zaman.”18 Dari 12 responden yang telah melakukan wawancara dengan peneliti, hanya 1 orang yang menjawab makna globaliasi sesuai dengan pengertian globaliasi secara umum, yaitu hilangnya batas-batas antardunia yang membuat informasi semakin mudah untuk diakses. Hal tersebut dilontarkan oleh salah satu santriwati Al-Nahdlah yang berinisial LM. LM: “globalisasi itu saat di mana antar dunia itu udah nggak ada batasan dalam segala aspek.” Namun dari 12 responden yang telah melakukan wawancara dengan peneliti, ada 1 orang berinisial SM yang mempunyai jawaban unik, SM mengartikan bahwa globalisasi adalah “bersama.” Hal tersebut membuktikan bahwa SM belum paham mengenai makna globalisi. Dengan demikian, maka dari 12 orang responden yang telah bersedia 13 Dera Fitriana, Wawancara, 20 Januari 2017 14 Saidatul Fitri, Wawancara, 22 Januari 2017 15 Silvy Ziana, Wawancara, 21 Januari 2017 16 Tahta Alfinal, Wawancara, 21 Januari 2017 17 Widya Rfva, Wawancara, 20 Januari 2017 18 Ade Anisa, Wawancara, 21 januari 2017
  • 22. 22 untuk diwawancara, sebagian besar memahami makna globaliasi. Walaupun mereka mengartikannya dalam bentuk kalimat yang beragam, namun tetap tertuju pada satu kesamaan makna. B. Pengaruh Globalisasi dalam Kehidupan Santriwati Al-Nahdlah Globalisasi memberikan pengaruh bagi sebagian besar santriwati Al-Nahdlah, hal tersebut berdasarkan data primer yang peneliti dapatkan setelah melakukan wawancara dengan responden terpilih. 7 dari 12 responden menyatakan bahwa globaliasi berpengaruh bagi kehidupan mereka salah satunya dalam bidang pendidikan, karena menurut salah satu santriwati Al-Nahdlah yang berinisial LM, globaliasi sangat mempermudah LM dalam melakukan pembelajaran, ditambah dengan media internet yang juga merupakan salah satu akibat dari adanya globaliasi. LM mengungkapkan penyataan itu dalam beberapa waktu silam. Menurutnya globaliasi lebih banyak membawa dampak positif bagi dirinya dan sangat berpengaruh bagi kehidupan LM. LM: “Iya sangat berpengaruh, dalam aspek pendidikan kak.” LM: “Positif kak, soalnya aku kan suka sama bahasa inggris ya kak, dan kalo aku belajar lewat buku aja itu nggak cukup. Jadi aku belajar lagi lewat internet, dan aku jadi bisa tahu lebih banyak dan aku juga bisa liat video bahasa inggris lewat youtube. Terus aku juga jadi bisa ngobrol sama orang luar negeri. ”19 2 dari 12 responden mengungkapkan bahwa globalisasi tidak berpengaruh bagi kehidupan mereka, hal tersebut dikarenakan bahwa mereka belum terlalu paham mengenai pengaruh dari globaliasi itu sendiri. Tetapi 2 orang responden yang menyatakan bahwa globalisasi tidak berpengaruh bagi kehidupan mereka mempunyai pendapat, bahwa dampak yang dihasilkan dari globalisasi lebih banyak dampak negatif dari pada dampak posistif. Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang responden yang berinisial DF. 19 Lauda Muyassaroh, wawancara, 20 Januari 2017
  • 23. 23 DF: “Enggak tahu kak, belom terlalu paham.” DF: “Negatif mungkin kak, soalnya kalo udah depan laptop buat internetan suka bikin males sholat.”20 Salah seorang responden yang berinisial SZ juga mengatakan bahwa globaliasi berpengaruh pada semua aspek dalam hidupnya. Seperti pendidikan, pergaulan, ekonomi, dan sosial. SZ: “Berpengaruh, dalam semua aspek.”21 Dengan pernyataan yang telah diungkapkan oleh para responden kepada peneliti saat mereka diwawancarai seputar pengaruh globalisasi bagi kehidupan mereka, 9 orang responden telah mengatakan bahwa globalisasi berpengaruh bagi kehidupan mereka. Baik itu dalam bidang pendidikan, komunikasi, sosial, ekonomi, dan pergaulan. Walaupun mereka tinggal di pondok pesantren, bagi mereka globalisasi tetap berpengaruh. Terutama dalam bidang pendidikan dan komunikasi. Karena dengan adanya globalisasi tentu akan memberikan dampak dalam segala bidang, baik itu dampak negatif maupun positif. Dampak tersebut sangat berpengaruh baik bagi kehidupan seseorang, jika globalisasi dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan tentunya tidak melanggar nilai dan norma yang berlaku. Namun globalisasi juga banyak memberikan dampak negatif jika kita memanfaatkan globalisasi untuk hal yang buruk. Contohnya seperti perilaku konsumtif. C. Penyebab Santriwati Al-Nahdlah Melakukan Perilaku Konsumtif Semua responden yang telah diwawancarai oleh peneliti mengakui bahwa mereka suka membeli sesuatu atau bisa disebut dengan istilah “suka jajan”, namun untuk istilah perilaku konsumtif, sebagian besar dari reponden yang telah diwawancarai peneliti tidak mengetahui tentang istilah perilaku konsumtif. 7 dari 12 orang tidak mengetahui tentang istilah 20 Dera Fitriana, Wawancara, 20 Januari 2017 21 Silvy Ziana, Wawancara, 21 januari 2017
  • 24. 24 perilaku konsumtif. Bahkan 5 dari 12 yang mengetahu istilah perilaku konsumtif pun tidak paham benar tentang makna dari perilaku konsumtif. Mereka tidak sadar bahwa mereka sebenarnya termasuk dalam golongan pelaku dari perilaku konsumtif. Alasan mereka melakukan perilaku konsumtif dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah uang saku yang nominalnya besar, banyaknya para pedagang yang berada disekitar mereka, juga menu makanan di dapur yang tidak mereka sukai, sehingga mereka harus membeli nasi dan lauk pauknya setiap hari. Hal inilah yang membuat santriwati terus melakukan hal tersebut secara terus menerus. Uang saku yang nominalnya bisa dibilang cukup besar berhasil diketahui oleh peneliti ketika peneliti melakukan wawancara dengan responden. Paling sedikit 250 per bulan, bahkan ada yang sampai 1 juta rupiah perbulannya. Peneliti: “Kalo kakak boleh tahu uang jajan kamu dikasih sama orang tua perbulannya berapa ya?” DF: “250-300 ribu.”22 EN:”kadang 1 juta kak, tapi kadang juga 500 ribu.”23 Penyebab santriwati Al-Nahdlah suka jajan secara terus menerus dan akhirnya menyebabkan mereka tergolong dalam kategori pelaku perilaku konsumtif juga karena hawa nafsu yang tinggi, yang tak dapat mereka tahan. Dan akhirnya mereka tetap memenuhi keinginan mereka untuk membeli sesuatu yang mereka inginkan. Ada juga yang mengungkapkan bahwa alasan mengapa salah satu santriwati ini suka jajan adalah karena bosan dan ikut-ikut teman. Seperti hasil wawancara peneliti dengan LM. Peneliti: “Kenapa sih kamu suka beli sesuatu atau jajan?” 22 Dera Fitriana, Wawancara, 20 januari 2017 23 Elsa Nuraini, Wawancara, 22 Januari 2017
  • 25. 25 LM: “nggak tau kak, pengen doang. Terus liat orang lain beli jadi aku juga pengen beli, soalnya mumpung ada gitu. Terus bosen aja mau ngapain.” Selain itu salah satu alasan santri membeli sesuatu yang sebenarnya tak mereka perlukan adalah karena tergiur dengan sesuatu yang mereka lihat pada waktu itu, padahal tidak ada perencanaan sebelumunya. Demikianlah beberapa sebab santriwati Al-Nahdlah cenderung melakukan perilaku konsumtif. D. Pengaruh Perilaku Konsumtif Bagi Kehidupan Santriwati Al- Nahdlah Perilaku konsumtif membuat santriwati Al-Nahdlah tergolong dalam kategori anak boros, responden yang telah diwawancarai mengakui bahwa jika mereka tidak punya uang untuk membeli sesuatu yang mereka inginkan, mereka akan meminjam uang kepada teman, atau meminta uang jajan tambahan kepada orang tua dengan cara transfer. Padahal mereka juga merasa bahwa hal tersebut membebani orang tua mereka, jika mereka terus meminta uang tambahan untuk jajan. Seperti ungkapan salah satu santriwati yang berinisial EN. EN: “iya kak, padahal aku juga kasihan sama orangtua.”24 Dengan demikian maka pengaruh perilaku konsumtif bagi santriwati Al-Nahdlah adalah mereka tergolong sebagai anak berpola hidup boros, yang mana mereka akan melakukan berbagai cara agar sesuatu yang mereka inginkan dapat terpenuhi. Salah satunya denga meminjam uang. Selain itu tidak adanya lagi kesempatan untuk menabung, karena mereka lebih memilih untuk membeli sesuatu yang saat itu mereka inginkan. Perilaku konsumtif juga membuat santriwati Al-Nahdlah tidak memilki gaya hidup sederhana, padahal dalam pandangan masyarakat santri itu dikenal dengan gaya hidup yang sederhana. Selain itu, hal tersebut tercantum dalam 7 nilai santri Al-Nahdlah. 24 Elsa Nuraini, Wawancara, 22 Januari 2017
  • 26. 26 E. Cara Mengatasi Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif bisa diatasi dengan berbagai cara, tapi cara tersebut tidak jarang berhasil membuat seseorang berhenti untuk melakukan perilaku konsumtif. Setelah melakukan wawancara dengan kepada 12 responden, peneliti berhasil mendapatkan informasi cara mengatasi perilaku konsumtif yang dilakukan oleh santriwati Al-Nahdlah, yaitu sebagai berikut. AA: “Kadang biarin aja, tapi kadang aku juga nyoba buat hemat. Dan jajannya sedikit. Tetep aja tapi boros-boros juga.”25 DF: “Minta dibawain jajanan yang banyak, tapi sama aja sih aku masih aja tetep boros.”26 EN: “Aku niat buat hemat dan nggak jajan.”27 HH: “Ya ada kesadaran dikit sih kak buat hemat, tapi pas nyoba yang ujung-ujung nya tetep boros juga.”28 LM: “Bertekad buat nggak beli beli lagi kak, tapi tetep aja besoknya beli lagi. Paling kalo aku sama nitipin uang ke kakak pembina kak.”29 SF: “Mikir 2 kali lipat untuk beli sesuatu, kalo nggak uangnya disimpen. Pernah sempet berhasil.”30 TA: “Ya niat untuk nggak boros sih kak, tapi tetep aja nggak kesampean.”31 WR: “berusaha buat ngirit, kadang uangnya aku tabungin. Dan itu Cuma berhasil 2 kali kak, abis susah banget kak. Lebih banyak kepengennya.”32 25 Ade Anisa, Wawancara, 21 Januari 2017 26 Dera Fitriana, Wawancara, 20 Januari 2017 27 Elsa Nuraini, Wawancara, 22 Januari 2017 28 Hanan Hafizah, Wawancara, 21 Januari 2017 29 Lauda Muyassaroh, Wawancara, 20 Januari 2017 30 Saidatul Fitri, Wawancara, 22 Januari 2017 31 Tahta Alfinal, Wawancara, 21 Januari 2017 32 Widya Rifva, Wawancara, 21 Januari 2017
  • 27. 27 Cara-cara yang dilakukan oleh santriwati Al-Nahdlah memang tidak mudah membuat orang-orang yang sudah melakukan perilaku konsumtif untuk mengatasinya. Tapi hal terebut harus dicoba secara terus menerus agar permasalahan perilaku konsumtif dapat teratasi. Dari cara yang telah disampaikan oleh para responden, yang terpenting adalah niat dan bulatkan tekad untuk tidak melakukan perilaku konsumtif. Juga harus memikirkan masa yang akan datang, karena belum tentu dimasa yang akan datang kita masih mampu untuk membeli sesuatu yang kita inginkan bahkan butuhkan. Jika kita sudah mencoba untuk mengatasi perilaku konsumtif, namun hasilnya gagal. Maka terus mencoba, karena kita bisa untuk melakukan sesuatu, karena biasa dengan hal tersebut. F. Pengaruh Globalisasi terhadap Perilaku Konsumtif dikalangan Santriwati Al-Nahdlah Globalisasi hadir dengan memberikan dampak positif dan negatif. Hal tersebut tentu berpengaruh bagi kehidupan seseorang yang terkena arus globalisasi. Salah satunya pengaruh globalisasi terhadap perilaku konsumtif dikalangan santriwati Al-Nahdlah. Globalisasi membuat santriwati Al-Nahdlah dapat mengakses informasi dengan mudah melalui adanya internet. Sebagian santriwati Al-Nahdlah mengaplikasikan hal tersebut dengan belanja online, produk yang dijajakan oleh online shop membuat santriwati Al-Nahdlah tergiur dengan produk tersebut, dan hal ini membuat santriwati Al-Nahdlah cenderung melakukan perilaku konsumtif. Mereka rela mengeluarkan uang demi membeli barang yang mereka inginkan lewat online shop tersebut. Walaupun ada sebagian lain yang hanya tergiur dan menahan diri untuk tidak membeli barang tersebut.
  • 28. 28 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah peneliti melakukan wawancara selama 3 hari, terhitung mulai dari tanggal 20-22 Januari 2017, juga dengan penelitian yang dilakukan peneliti selama kurang lebih 3 bulan yakni November, Desember dan Januari. Maka dari karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh Globalisai terhadap Perilaku Konsumtif dikalangan Santriwati Al-Nahdlah” dapat disimpulkan beberapa hal sebagaimana berikut. Pertama, persepsi santriwati Al-Nahdlah mengenai makna globalisasi beragam. Tapi hal tersebut tetap tertuju pada satu makna, bahwa globalisasi adalah sebuah arus yang membuat hilangnya batas antarbangsa. Globalisasi juga ditandai dengan teknologi yang semakin canggih dan modern. Kedua, globalisasi berpengaruh pada banyak aspek dalam kehidupan santriwati Al-Nahdlah, antara lain aspek pendidikan, pergaulan, sosial, dan ekonomi. Ketiga, penyebab santriwati Al-Nahdlah melakukan perilaku konsumtif antara lain adalah uang saku yang tinggi, banyaknya pedagang disekitar santriwati, hawa nafsu yang tinggi, rasa bosan, ikut-ikut teman, mudah tergiur dan menu makanan di dapur yang tidak disukia oleh para santriwati Al-Nahdlah. Juga adanya penggunaan internet yang membuat santriwati bisa melakukan belanja online dengan mudah dan praktis. Keempat, untuk mengatasi perilaku konsumtif yang terjadi dikalangan santriwati Al-Nahdlah, mereka melakukan berbagai hal, antara lain adalah berniat dan berusaha untuk menghemat dengan cara sedikit jajan, bahkan ada yang rela tidak jajan, juga ada yang menitipkan sebagian uangnya kepada Pembina atau teman.
  • 29. 29 Kelima, pengaruh globalisasi terhadap perilaku konsumtif dikalangan santriwati Al-Nahdlah bisa terlihat dengan belanja online yang dilakukan oleh santriwati Al-Nahdlah melalui internet. Keenam, perilaku konsumtif membuat santriwati Al-Nahdlah memiliki pola perilaku boros dan memudarnya kesederhanaan yang seharusnya dimiliki oleh santri. B. SARAN Saran dari peneliti adalah sebaiknya santriwati Al-Nahdlah bisa lebih selektif lagi dalam menyerap pengaruh dari gobalisasi, agar globalisasi dapat memberikan banyak manfaat bagi setiap orang yang terkena arus tersebut. Selain itu para santriwati harus lebih bisa lagi meminimalisir pengeluaran uang per harinya, agar tidak terjadi lagi penyimpangan sosial yang berupa perilaku konsumtif.
  • 30. 30 DAFTAR PUSTAKA Imam, Aam. Apa itu Globalisasi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampak Globalisasi. http://www.kuliah.info/2015/05/apa-itu-globalisasi-ini- pengertian.html (akses 11 Januari 2017 pukul 10.13 WIB). Dwi Hastuti Puspitasri. Teknologi Komunikasi. Diakses dari 910071_teknologi_komunikasi_modul_011.pdf (akses 15 Januari 2017 pukul 10:15 WIB). EKO. PEMB-Globalisasi. Pdf. (akses 14 Januari 2017 pukul 10.49 WIB). Faktor-faktor Globalisasi Terlengkap.www.duniapendidikan.net (akses 15 Januari 2017 pukul 11.52 WIB). Pengertian Globalisasi. KBBI.co.id. (akses 15 Januari 2017 pukul 09.45 WIB). Kun Maryati dan Juju Suryawati. 2012. “Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII IPS”. Jakarta: Esis. Muhammad Doddy AB dan Tim Penulis Gema Media. 2013. “MENGUASAI IPS SISTEM KEBUT SEMALAM Edisi 6 Revisi”. Jakarta: Penerbit Pustaka Gema Media. Pengertian Perilaku Konsumtif Definisi Tipe, Indikator, Faktor Gambaran Terhadap Pria Metroseksual. www.landasanteori.com (akses 11 Januari 2017 pukul 10.12 WIB). Saptono dan Bambang Suteng S. 2007. “Sosiologi untuk Kelas XII IPS”. Jakarta: PT. Phibeta Gama.