2. IDENTITAS MATA KULIAH
• Judul MK :Pertanian Terpadu
• Kode/Bobot MK : /3 SKS (2-1)
• Diskripsi Singkat
• Kuliah ini akan membahas pengertian dan peran
pertanian terpadu, ruang lingkup dan komponen-
komponen pertanian terepadu, keutamaan, ragam dan
karakteristiknya. Rekayasa sosial/ekonomi dan
agroekologi pertanian terpadu. Prinsip produksi dalam
pertanian terpadu antara lain tanaman, peternakan,
perikanan. Konsep dasar dan tahapan perencanaan dan
perancangan pertanian terpadu, Kelayakan fisik, ekologi
dam ekonomi usaha pertanian terpadu pada berbagai
tipe lahan.
3. Diberikan semester :genap
Program Studi :Agrioteknologi
Pertemuan :14 kali (2x 50 menit /kuliah )
:14 kali (3x 50 menit /praktikum)
Dosen : Ir. Armaini MS.i
: Ir. Arnis En Yulia MS.i
Sifat M.K : Wajib
Jumlah Mhs : 60 orang/kelas
4. Tujuan Instruksional Mata Kuliah
Setelah menyelesaikan perkuliahan ini mahasiswa
mampu menjelaskan konsep dan prinsip dalam
perancangan pertanian terpadu, dan memiliki
kompotensi dalam perencanaan dan perancangan
pertanian terpadu, berbasis ekonomi, sosial dan
kelestarian sumberdaya dan lingkungan.
5. MATERI PERKULIAHAN
Minggu ke I Pendahuluan: definisi, komponen utama
dan komponen pendukung, serta ruang
lingkup pertanian terpadu. peran
pertanian terpadu dalam pembangunan
pertanian .
Minggu ke II Model dan karakteristik pertanian terpadu:
macam-macam model dan prinsip sinergi
komponen pertanian terpadu, serta
keutamaan pertanian terpadu.
Minggu ke III Rekayasa ekologis dan sosial dalam
pembangunan pertanian terpadu
Minggu ke IV Prinsip pengelolaan sumberdaya genetik
dan lingkungan dalam perancangan
kawasan pertanian terpadu.
6. Minggu ke V Perencanaan, perancangan dan
pengaturan tataruang pertanian terpadu
Minggu ke VI Kelayakan fisik, teknis dan finansial
pertanian terpadu di lahan kering
Minggu ke VII Kelayakan fisik, teknis dan finansial
pertanian terpadu di lahan basah
Minggu ke VIII Evaluasi tengah semester
Minggu ke IX Teknologi produksi tanaman pangan dalam
pertanian terpadu
Minggu ke X Teknologi produksi tanaman hortikultura
dalam pertanian terpadu
7. Minggu keXI Teknologi produksi tanaman keras dalam
pembangunan pertanian terpadu
Minggu ke XII Teknologi produksi ternak unggas sebagai
komponen pertanian terpadu
Minggu ke XIII Teknologi produksi ternak besar sebagai
komponen pertanian terpadu
Minggu ke XIV Teknologi produksi perikanan air tawar
sebagai komponen pertanian terpadu
Minggu ke XV Teknologi produksi perikanan air tawar di
air deras sebagai komponen pertanian
terpadu
Minggu ke XVI Ujian semester
8. Manfaat Perkuliahan
Mata kuliah ini ditawarkan agar mahasiswa
memahami bahwa pertanian terpadu adalah
suatu langkah nyata dalam mewujudkan
pembangunan pertanian berkelanjutan.
Pengaturan tataruang dalam mewujudkan
sinergi yang baik antara komponen-komponen
pertanian terpadu harus dilakukan dengan dasar
pengetahuan terhadap ekosistem pertanian,
potensi genetik dan sumberdaya, serta dikelola
sedemikian rupa melalui pendekatan sosial
ekonomi.
9. Strategi Perkuliahan
Perkuliahan ini menggunakan strategi dan metoda tatap
muka di dalam kelas untuk membahas topik yang telah
ditetapkan. Diskusi juga dilakukan untuk mebahas
masalah masalah yang aktual di lapangan. Untuk
menambah wawasan dan pemahaman mahasiswa
tentang topik topik yang dibahas, maka diberikan tugas
terstruktur dan pelatihan di laboratorium, bisa juga
melakukan kunjungan lapangan pada kawasan
pertanian terpadu. Hasil-hasil dari pengamatan dan
tugas tugas yang diberikan wajib disusun secara
sistematik dan dibuat menjadi suatu laporan.
10. Tata Tertib danTugas-Tugas Untuk Mahasiswa
Hal hal yang harus diperhatikan dosen dan wajib dikerjakan mhs adalah
• Mahasiswa wajib hadir dan mengisi daftar hadir kuliah/praktikum, dan
diparaf oleh dosen/asisten yang mengajar/membimbing praktikum, minimal
80% dari jumlah tatap muka perkuliahan.
• Dosen/asisten wajib mengisi berita acara perkuliahan/praktikum, yang
berisikan topik perkuliahan dan praktikum yang dilakukan.
• Mahasiswa wajib mengerjakan tugas-tugas terstruktur yang diberikan
dosen.
• Setiap bahan bacaan perkuliahan, baik buku teks, handout, diktat, ataupun
artikel yang relevan dengan mata kuliah ini wajib dibaca sebelum mengikuti
perkuliahan.
• Hasil praktikum dan pengamatan di lapangan wajib di diskusikan dalam
kelompok dan disusun menjadi suatu laporan praktikum.
• Evaluasi tengah semester (ETS) dilakukan pada minggu ke 8 dan evaluasi
• semester (ES) dilakukan minggu ke 16.
• Nilai ujian praktikum diambil dari nilai harian dan laporan kegiatan kegiatan
yang dilakukan
11. • Penilaian yang diberlakukan untuk mahasiswa menggunakan
kriteria sebagai berikut;
Nilai / Range A (≥ 80) . B (67-79), C (57-66) D (47-56) E
(< 47)
• Penentuan nilai akhir dilakukan dengan menggunakan pembobotan
sebagai berikut
Evaluasi akhir semester 40 %
Evaluasi tengah semester 30 %
Praktikum dan tugas 30 %
• Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan oleh dosen (PJ dan
anggota) dengan cara memberi quis, ujian, tugas yang bobot
penilaiannya ditentukan oleh dosen Penanggung Jawab, dengan
anggota. Mahasiswa dianggap berhasil jika telah mendapat nilai
minimal C.
Kriteria Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
13. DEFINISI PERTANIAN TERPADU
(IFS)
• Sistem pertanian dengan upaya
memanfaatkan keterkaitan antara
tanaman perkebunan/pangan/hortikultura),
hewan ternak dan perikanan, untuk
mendapatkan agroekosistem yang
mendukung produksi pertanian (stabilitas
habitat), peningkatan ekonomi dan
pelestarian sumberdaya alam.
14. Prinsip dalam pembangunan
pertanian terpadu
• Berada pada suatu kawasan/hamparan.
• Limbah suatu kegiatan adalah input untuk
kegiatan lainnya
• Menjaga keseimbangan ekosistem
• Mendorong konservasi habitat
(Menerapkan pertanian organik/pertanian
berkelanjuan)
15. KOMPONEN SISTEM PERTANIAN TERPADU
SALINGTERKAIT
KELEMBAGAAN
EKONOMI
KEBUDAYAAN
POLITIK
SOSIAL
FISIK/IKLIM
16. RUANG LINGKUP KEGIATAN PERTANIAN TERPADU
Agrowisata
Diklat pertanian
Pemasaran
Pengolahan produksi
Perikanan
Peternakan
Pertanian
17. II. MODEL DAN KARAKTER
PERTANIAN TERPADU versus PERTANIAN
MONOCULTUR
• Model pertanian terpadu adalah:tata letak dan ruang fisik,
hayati dan sosiokultural, yang tercipta akibat penyesuaian
bermacam macam teknik dan sumberdaya genetik, yang
dapat melindungi lingkungan, menjaga produktifitas lahan
serta mengurangi resiko usaha tani.
• Pertanian konvensional: pertanian yang mengaplikasikan
berbagai temuan teknologi yang mengabaikan resiko
lingkungan.
19. Karakteristik pertanian terpadu
versus monoculture
• Karakteristik suatu model pertanian adalah pengaturan tata ruang
dalam suatu model pertanian dengan segala manfaat dan resiko yang
ditimbulkan terhadap lingkungan fisik, sosial dan ekonomi.
• Karakteristik pertanian dapat terjadi akibat
Potensi fisik
Budaya dan tradisi masyarakat
Nilai ekonomi
Pengetahuan
Kemampuan
20. Mengenal Karakter Model Pertanian
Karakteristik pertanian terpadu lebih mencirikan:
Orientasi ekonomi dan ekologi, efisiensi dalam pengelolaan
sumberdaya (adanya jaminan kondisi tanah yang mendukung
pertumbuhan, optimalisasi pemanfaatan arus radiasi sinar matahari,
air dan udara), memanfaatkan integrasi dan sinergi sumberdaya
pertanian dan sumberdaya genetik, mempertahankan keragaman dan
fleksibilitas.
Karakteristik pertanian monoculture mencirikan:
Orientasi ekonomi.
Penggunaan input luar tinggi.
Usaha pertanian parsial dan tidak terintegrasi.
22. REKAYASA SOSIAL DAN EKOLOGI DALAM
PERTANIAN TERPADU
Rekayasa sosial meliputi:
• Pentingnya pertanian terpadu dalam pembangunan
pedesaan
• Jaringan kerjasama kemitraan
• Subjek pengembangan jaringan kerjasama kemitraan
• Memfungsikan jaringan kerjasama
• Langkah-langkah membangun jaringan kerjasama antar
kelompok tani dalam kelompok pertanian terpadu
23. Peranan pertanian terpadu
dalam pembangunan pertanian
Membangun perekonomian pedesaan yang tangguh di sektor
pertanian melalui
• Persiapan sdm pertanian yang tangguh dimasa depan yang mampu
mengembangkan kepeloporan pembangunan pertanian pedesaan
• Mengembangkan jiwa kepemimpinan, kewiraswastaan, etos kerja
dan kemandirian, yang mampu menciptakan lingkungan kerja
dibidang pertanian secara terpadu dan berkesinambungan
• Menggali dan mengembangkan kemampuan keterampilan dan
pengetahuan kontak tani dalam agribisnis.
24. Stategi yang dapat ditempuh
• Memberikan pelatihan yang relevan dan berdaya guna.
• Membangun komunikasi dan dinamika kelompok tani
• Memotivasi semangat kerja
• Pendekatan partisipatif yang terpadu
• Memfasilitasi penanganan hasil produk spt pemasaran,
dan pembanguan infra struktur yang memadai
25. Jaringan Kerjasama Dalam Mewujudkan
Pertanian Terpadu
Pemerintah Sebagai Pengambil Kebijakan harus berperan dalam:
Membatasi pemanfaatan sda untuk skala besar pada individual.
Melakukan kajian dan upaya menciptakan teknologi baru , tepat guna dan
berwawasan lingkungan.
Membangun akses untuk membuka desa desa terisolir
Investor dan perusahaan swata sebagai modal penggerak kegiatan
Pertanian terpadu memerlukan pembangunan infra struktur yang cukup
tinggi, untuk itu perlu dipersiapkan sumber pendanaan yang kuat dan
handal
Petani Sebagai Pelaku
Pemahaman petani terhadap lingkungan fisik dan budaya
Aktivitas dalam organisasi kelompok tani
Manajemen teknologi budidaya
26. Rekayasa ekologi meliputi
Rekayasa ekologi adalah upaya meliputi :
• Azas-azas pembangunan agroekosistem
terpadu
• Metode-metode pembangunan
agroekosistem terpadu
27. Rekayasa Ekologis
dalam Pertanian Terpadu
Azas-Azas Pembangunan agroekosistem Terapadu
• Sistem alam bekerja
• Adaptasi species dalam habitatnya
• Apa yang diperlukan untuk hidup dalam habitat
• Bagaimana mencukupi kebutuhan hidup dalam habitat
• Bagaimana interaksi dengan species lainnya
• Apafungsinya dalam habitat
• Bagaimana keharmonisan bisa tercipta dalam habitat
Campur Tangan Manusia
Dalam bentuk Pengelolaan
28. Metode Pembangunan
Agroekosistem Terpadu
• Menjamin kondisi tanah yang mendukung oertumbuhan tanaman dengan
mengenal unsur unsur penting, mengelola bahan organik, mengolah tanah,
mengelola kesehatan tanah.
• Mengoptimalkan ketersediaan dan daur unsur hara melalui pembatasan
hilangnya unsur hara, mendapatkan dan mengelola unsur hara, menambah
unsur hara.
• Mengelola arus radiasi sinar matahari, air dan udara melalui pengelolaan iklim
mikro, pengelolaan air, pengendalian erosi.
•
• Meminimalkan kerugian karena Hama dan Penyakit dengan cara melindungi
tanaman, melindungi ternak, memanfaatkan resistensi species terhadap H dan
P, pengendalian terpadu.
• Mnfaatkan keterpaduan dan sinergi sumberdaya genetik melalui pemanfaatan
interaksi tanaman, hewan-tanaman, hewan dan hewan, mempertahankan
keanekaragaman dan fleksibelitas, mengintegrasikan akuakultur.
29. IV. PRINSIP PENGELOLAAN GENETIK DAN
LINGKUNGAN DALAM USAHA PERTANIAN TERPADU
Pengelolaan genetik dan lingkungan ideal adalah:
Usaha secara sadar untuk memelihara atau/dan memperbaiki mutu
lingkungan hidup (ekosistem) agar kebutuhan energi untuk usaha
pertanian terpadu, baik tanaman, hewan ternak, perikanan dapat
terpenuhi, tanpa mengabaikan fungsi ekonomi dan estetika.
Ciri pengelolaan yang baik adalah:
Adanya keterkaitan yang erat dan sinergi positif antara komponen
komponen penyusun pertanian terpadu.
Dapat meminimalisasi atau/dan meniadakan penggunaan input luar
dan sumber energi dari luar kawasan usaha pertanian terpadu.
Layak dan menguntungkan untuk usaha skala komersial
Tidak mencemari lingkungan
30. Keterkaitan Komponen Utama Dalam IFS
Perikanan Peternakan
Ransum Limbah kotoran
Pengomposan
Pasar
Budidaya Tanaman
31. Prinsip Keterpaduan Dalam Pengelolaan
• Memanfaatkan seluruh potensi energi, sehingga dapat
dipanen secara berimbang. Komponen yang ada dalam
suatu kawasan akan memiliki ekosistem yang lengkap
karena mendorong stabilitas habitat dan
keanekaragaman kehidupan alami dilingkungan
pertanian. Potensi ternak dalam ekosistem
75-95 % nitrogen (N) yang berasal dari tanaman yang
dikonsumsi, dan 90-95 % dari total mineral
dikembalikan ke tanah (sebagai sumber perbaikan
kondisi dan sifat tanah)
Raih nilai ekonomi dan stabilitas ekologi kawasan
melalui aplikasi pengaturan tata ruang dan identifikasi
fungsi dan peran kawasan.
32. V. PERENCANAAN, PERANCANGAN DAN
PENGATURAN TATA RUANG PERTANIAN TERPADU
• Perencanaan dapat meliputi skala usaha pada lahan
terbatas ataupun usaha untuk skala luas.
• Perencanaan dimulai dengan: Melakukan pengkajian
secara khusus agar dapat menilai secara sistematis
areal lahan yang akan digunakan untuk membangun
pertanian terpadu, melalui kerjasama lintas disiplin ilmu,
sehingga mampu menghasilkan kebijakan tata guna
tanah yang ideal untuk pengembangan dan
pembangunan komponen komponen pertanian terpadu.
• Perencana menyesuaikan dengan keinginan dan target
yang akan dicapai, mampu mengkreasikan suatu
lingkungan usaha pembangunan pertanian terpadu yang
baik untuk meningkatkan kesejahteraan.
33. Proses Perencanaan
1. Dimulai dengan memilih lahan untuk dijadikan lokasi
kegiatan hingga pekerjaan pembangunan pertanian
terpadu ini dapat diselesaikan. Semakin lengkap
kegiatan pertanian yang akan dilakukan (komponen
utama dan pendukung), maka semakin tinggi tuntutan
akan dukungan kondisi alami lahan.
a.Pada lahan ideal diperoleh potensi untuk
pembangunan pertanian terpadu.
b.Pada pembangunan pertanian terpadu yang komplek
ditemukan lahan yang ideal.
34. Proses Perencanaan
2. Melakukan analisis terhadap faktor-faktor penting
yakni ekologi, sosial ekonomi, dan estetika.
a. Ruang lingkup pemikiran dan tanggung jawab
seorang planer adalah:masalah desain dan
perancangan,masalah, ekologi dan
ekosistem,masalah pengembangan potensi sumber
daya alam masalah peningkatan perekonomian,dan
masalah organisasi dan keberlanjutan.
b. Seorang planer memiliki dasar pengetahuan dan
praktek yang kuat untuk pemahaman daya dukung
lingkunagan tarhadap pembangunan komponen
komponen pertanian terpadu.
c.Terlatih dalam menggambarkan rencana, sehingga
dapat menuangkan konsep konsep pemikirannya.
35. Proses Perencanaan
Mempunyai kemampuan memberi saran dan
petunjuk perencanaan pembangunan sarana dan
infrastruktur yang diperlukan dalam pertanian
terpadu
Memiliki daya penalaran yang baik terhadap
interaksi dan hubungan komponen pertanian
terpadu, sehingga mampu menciptakan
keharmonisan semua komponen yang dibangun dan
dibutuhkan dalam pertanian terpadu.
36. Perancangan
• Perancangan pertanian terpadu adalah alat atau suatu
proses yang dapat membantu kita untuk menghasilkan
sebuah karya pembangunan pertanian terpadu yang
memiliki fungsi ekologi dan ekonomi.
• Produk dari rancangan adalah gambar kerja, yang
dijadikan patokan dalam pelaksanaan konstruksi
pembangunan pertanian terpadu di lapangan.
• Gambar kerja harus mampu menginformasikan dengan
jelas tentang semua sistem penataan komponen
komponen pertanian terpadu, baik pola, ukuran, skala,
jenis dan bahan material yang dipakai, baik perangkat
keras (infrastruktur) maupun perangkat lunak (sumber
hayati).
37. Diagram perancangan
Survey dan evaluasi lahan baik
hambatan atau dukungan
Penalaahan kondisi fisik
Analisis kebutuhan dan
karakteristik wilayah
Penjabaran konsep
dan penentuan tata ruang
Penetapan tujuan dan sasaran
Pembuatan Gambar
(sketsa, maket,
dan dokumen)
Tahapan
perencanaan
Tahapan
desain
Terbentuk tata
Ruang pert terpadu
38. Tata Ruang Pertanian Terpadu
• Tata ruang pada pertanian terpadu adalah pola
penempatan kegiatan usaha dan pola penggunaan
tanah pada suatu kawasan pertanian terpadu, yang
didasari pengetahuan tentang alam dan sekitarnya,
sehingga membentuk suatu pemanfaatan lahan yang
efisien dan efektif, mempunyai nilai dan fungsi ekonomis
dan ekologis, memiliki keteraturan dan daya tarik
tersendiri karena adanya sentuhan nilai estetika.
39. VI-VII. KELAYAKAN TEKNIS, FISIK DAN
FINANSIAL PERTANIAN TERPADU DI LAHAN
KERING/BASAH
• Tujuan studi kelayakan:
Mengetahui secara komprehensif tentang
potensi wilayah yang akan dibangun di lahan kering,
sehingga dapat ditentukan secara pasti komponen
pertanian atau komponen lainya yang layak
dibangun dan diprediksi akan mendatangkan
keuntungan secara ekonomi serta, mudah untuk
dilaksanakan.
40. Tahapan kerja studi kelayakan
I.Tahap persiapan.
Tahap ini merupakan tahap awal kegiatan, meliputi:
1. Persiapan team dan prasarana survey.Lingkup
kegiatan ini adalah mempersiapkan kebutuhan tenaga
ahli dan tenaga pendukung yang diperlukan, peralatan
dan bahan bahan yang dibutuhkan, agar tidak ada
kendala selama berlangsungnya kegiatan survey.
2. Orientasi lapangan dan pengumpulan data.
Pelaksanaan orientasi lapangan ditujukan untuk
koordinasi dengan instansi terkait dan aparat desa,
memberikan gambaran yang jelas kepada semua
team tentang lokasi kegiatan, dan penentuan titik titik
sampel lokasi dan pengumpulan informasi dasar
lainnya.
41. Tahapan kerja studi kelayakan
II. Tahap pengumpulan data.
Data yang dibutuhkan adalah data sekunder dari
instansi terkait, dan primer yang diperoleh dengan
cara mrngumpulkan data secara langsung di
lapangan. Tahap pengumpulan data:
1. Survey fisik lokasi.
b. Pengukuran poligon dasar.Tujuan untuk mengetahui
batas lahan yang akan dimanfaatkan, sehingga
didapat batasan yang jelas dan luasan yang pasti. Alat
yang digunakan alat ukur sifat ruang dan theodolit
dengan akurasi yang tinggi.
a. Pengukuran beda tinggi. Dilakukan untuk mengetahui
ketinggian lokasi dan mendapatkan suatu kontur
ketinggian di lokasi studi.
42. Tahapan kerja studi kelayakan
c. Pengamatan faktor biotik dann abiotik lingkungan darat
yakni iklim dan tanah.
Faktor iklim yang diamati adalah suhu, cahaya, angin,
kelembaban , penguapan, dan curah hujan.
Faktor tanah yang diamati adalah penentuan jenis tanah
, karakter fisik tanah (warna tanah, struktur dan tekstur
tanah, aerase dan drainase, konsintensi tanah, pori pori
tanah, kedalaman efektif dll).Sifat kimia tanah (status
kandungan hara baik mikro maupun mikro dan logam
berat lainnya).dan sifat biologi tanah yakni organisme
yang terdapat dalam tanah.
43. Tahapan kerja studi kelayakan
Tahap Survey tanah pertanian
Pengambilan sampel
Pengujian laboratorium
Analisis data tanah
d. Pengukuran kualitas air permukaan
Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui kualitas air yang
akan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan (konsumsi dan
keperluan tanaman, ternak dan perikanan)
2. Survey harga dasar
Harga satuan upah dan bahan konstuksi
Harga dasar bibit dan sarana prasarana lainnya yang diperlukan
44. Tahapan kerja studi kelayakan
III.Tahap analisis
1. Analisis pekerjaan sipil dan arsitektur
Analisis ini merupakan analisis dalam hal pengaturan tata
ruang dan penyiapan infrastruktur penunjang. Selain
itu dilakukan juga pembuatan perspektif lokasi
kegiatan dan pembuatan animasi 3 dimensi.
Infrastruktur penunjang meliputi:
Pembuatan rencana jalan utama, jalan produksi dan
jalan inspeksi
Pembuatan rencana sistem drainase
Pembuatan rencana sistem jaringan listrik
Pembuatan bangunan yang diperlukan
Pembuatan rencana anggaran biaya
45. Tahapan kerja studi kelayakan
2. Analisis Pertanian
Melakukan analisis yang berkaitan dengan
a. Kesuburan tanah
M eliputi analisis kandungan hara dan metode yang
dikembangkan untuk mningkatkan dan mempertahankan
kesuburan tanah.
a. Kesesuaian lahan
Menetukan tingkat kesesuaian lahan dengan komuditas yang
akan diusahakan
c. Program pengembangan pertanian
Menentukan program pengembangan dengan memilih komponen
pertanian terpadu yang sesuai dan menentukan komuditas yang
layak dan menguntungkan untuk dibudidayakan.
46. Bagan Tahapan kerja studi kelayakan (skema
pelaksanaan pembuatan masterplan)
Persiapan tim
dan peralatan
Pembuatan renc
kerja detai
Orientasi
lapangan dan
pengumpulan
data
Tahap
persiapan
Pengukuran
lahan dan akses
1.Pengambilan
sampel
2.Uji laboratorium
3.Analisi data
Survey harga
1.Satuan upah dan
bahan konstruksi
2.Bibit dan saprodi
Tahap
pengumpulan data
Analisis kerja sipil
dan arsitektur
1.Site plan
2.Detail desain
Jalan, bangunan,
drainase, listrik
dan jaringa air
3. Anggaran biaya
Analisis Pertanian
1.Kesuburan tanah
2.Kesesuaian lahan
3.Program
Pengembangan pert
4.Anggaran biaya
Tahap analisis
Peta
Master plan
Gambar
detail Infra
struktur
Program
Pengem
bangan
pertanian
Rencana
anggaran
Biaya
pelaksanaan
output
47. LAHAN BASAH
Luas lahan basah (wetland) di dunia
mencapai 8.558.000 km2 atau lebih dari
6% luas permukaan bumi yang terbagi
atas:
zona polar 200.000 km2;
Boreal 2.558.000 km2;
Sub Boreal km2; sub tropis km2
zona tropis 2.638.000 km2
(Maltby and Tuner, 1983).
48. Indonesia termasuk kedalam tujuh negara di
Asia Pasifik yang mempunyai lahan basah
yang didukung oleh keanekaragaman
lahan basah yang luas.
Luas lahan basah di Indonesia adalah
sekitar 38 juta ha.
Lahan basah merupakan salah satu
sumberdaya lahan yang sudah, sedang
dan akan menjadi sasaran dalam usaha
meningkatkan produksi pangan.
49. Keunggulan lahan basah
• Memproduksi pangan
• Pemukiman.
Lahan basah daerah pesisir (coastal
wetland) adalah tipe lahan basah yang
potensial untuk dikembangkan.
Pengembangannya harus
mempertimbangkan efek global dan
lingkungan sekitarnya.
50. Kendala Pemanfaatan
• Aktivitas manusia dengan cara mendrain
lahan basah menimbulkan terjadinya
subsiden dan munculnya lapisan tanah
yang mengandung pyrit yang bila
teroksidasi akan menghasilkan keasaman
dan beracun (Manahan,1994).
51. Manfaat
• lahan basah merupakan sumber daya
yang dimanfaatkan oleh berbagai
pengguna maka diperlukan suatu
pengelolaan secara benar, terpadu dan
berkelanjutan sehingga mempunyai
kontribusi positif bagi kesejahteraan
manusia kini dan mendatang.
52. Pengertian Lahan Basah
Wetland mempunyai beberapa ciri:
Adanya air yang tetap, unik dan ditumbuhi
oleh vegetasi yang toleran terhadap tanah
yang jenuh air.
Memiliki selang kondisi hidrologi yang dapat
dipertimbangkan, karena wetland berada
pada antara lahan kering dan sistem air
dalam, dan karena memiliki variasi yang
besar dalam ukuran, luasan, dan
pengaruh manusia.
53. Definisi Lahan Basah
Lahan basah adalah area dari marsh, fen, peatland atau
perairan, baik alami atau buatan, permanen atau temporer,
dengan air yang statis atau mengalir, baik air tawar, payau
atau laut,
Meliputi area perairan laut dengan kedalaman tidak lebih dari
6 meter pada waktu air surut terrendah.
Lahan basah mungkin meliputi riparian dan wilayah pesisir
yang berdekatan dengan lahan basah, dan pulau atau badan
air laut lebih dalam dari 6 meter pada waktu air surut terendah
yang membentang di dataran lahan basah
54. Hidrologi Wetland
Kondisi hidrologi merupakan faktor yang
sangat penting untuk mempertahankan
struktur dan fungsi wetland, walaupun
hubungan sebab akibat yang sederhana
namun sulit untuk dipertahankan.
Kondisi hidrologi mempengaruhi beberapa
faktor abiotik seperti kondisi tanah yang
anaerob, ketersediaan hara, dan salinitas
pada coastal wetland.
55. Keadaan hidrologi wetland
Merupakan hasil keseimbangan inflow dan
outflow air (water budget), kontur tanah
dan kondisi subsurface.
Inflow utama wetland adalah curah hujan,
limpasan sungai, aliran permukaan, air
tanah dan pasang pada coastal.
Pentingnya hidrologi dalam sistem wetland
terutama berhubungan dengan proses
ekologi dan kontrol biotik.
56. Merubah Kondisi Hidrologi
• Perubahan kondisi hidrologi secara
langsung berakibat:
Modifikasi atau merubah sifat kimia, fisika
sperti ketersediaan hara, salinitas, derajat
redok, sifat sedimen dan pH.
Merubah physiochemichal lingkungan
yang berpengaruh terhadap respon biotik
(Mitcsh dan Gosselink, 1993).
57. Jenis jenis Lahan Basah
Indonesia
Luas lahan basah di Indonesia sekitar 38.000.000
ha, terluas di Asia.
Adapun jenis-jenis lahan basah tersebut
1. Rawa
2. Hutan mangrove
3. Terumbu karang
4. Padang Lamun
5. Danau
6. Muara
7. Sungai
8. Sawah
9. Tambak dan kolam garam
58. Fungsi Lahan Basah
Konflik mungkin juga terjadi diantara
penilaian masyarakat dan perseorangan.
Sebagai contoh, pemilik tanah mungkin
tidak menerima keuntungan finansial dari
lahan basah terhadap hak miliknya tetapi
mungkin memberikan andil buruk terhadap
peningkatan kuantitas dan kualitas air
untuk masyarakat disuatu perkotaan.
59. • Pada kasus tersebut pihak kota dapat
membayar pemilik tanah untuk melindungi
suatu lahan basah. Pada kasus yang lebih
kompleks yang melibatkan spesies lahan
basah yang terancam punah yang
terdapat di lahan milik perorangan,
pemerintah perlu melengkapi satu nilai
terhadap preservasi species dan mengatur
pengembangan hak milik perorangan
tersebut meskipun pemilik tanah tidak
memberikan nilai terhadap organisme dan
atau lingkungannya yang berada di lahan
miliknya.
60. Fungsi Lahan Basah
Penyimpanan dan fluk hidrologis (hydrologic
flux and storage):
meliputi recharge dan discharge air tanah,
sungai, cadangan air tanah dan
evapotranspirasi
Produktivitas Bilogis:
meliputi produktivitas primer, sekunder,
penyimpanan karbon dan fiksassi karbon.
61. • Penyimpanan dan siklus biogeokimia:
sumber dan penenggelaman hara, tempat
proses oksidasi reduksi, denitrifikasi dan
penampungan sedimen/ bahan organik
• Dekomposisi: membantu pelepasan
karbon, mineralisasi, melepaskan
senyawa kimia.
• Habitat komunitas kehidupan liar:
alga, bakteri, fungi, insekta, invertebrata,
tumbuhan lahan basah, ikan, kerang,
ampibi, reptil, burung, unggas air, dan
kehidupan liar lainnya.
62. Manfaat Lahan Basah
: - mencegah banjir
- mencegah abrasi pantai
- mencegah intrusi air laut
- menghasilkan material alam yang
bernilai ekonomis, seperti kayu, bahan
obat-obatan, dsb.
- menyediakan kebutuhan manusia akan
air minum, irigasi, mck, dsb.
- sebagai sarana transportasi
- sebagai lokasi pendidikan dan penelitian
63. Jawab Pertanyaan !
1. Pilih salah satu lahan basah yang dapat
diusahakan untuk Pertanian Terpadu!
2. Komponen apa saja yang bisa dibangun ?
3. Mana komponen yang paling bernilai
komersial untuk diusahakan?
64. LAHAN KERING SEBAGAI SUMBERDAYA
PERTANIAN TERPADU
Pengembangan lahan kering di Indonesia
1. Lahan kering dataran tinggi dan Lahan
kering dataran rendah
a.Ciri khas wilayah dataran tinggi
b. Perbandingan antara wilayah dataran
rendah dan dataran tinggi
65. 2.Permasalahan lahan kering
a. Degradasi sumberdaya lahan
b. Perubahan yang terjadi pada iklim,
biofisik, kependudukan
c. Status kepemilikan dan penggunaan
lahan
d. Keterbatasan keterampilan teknis petani
e. Pemasaran produk pertanian
f. Pelayanan petugas penyuluhan
66. 3. Pengelolaan sistem-sistem lahan kering
terpadu.
a. Faktor yang mempengaruhi pengelolaan
- faktor sosioekonomis
- usaha usaha produksi
- rumah tangga petani
- tindakan tindakan konservasi
- faktor faktor biofisik
67. Langkah Perencanaan penggunaan
lahan secara terpadu di lahan kering
Proses
perencanaan
Analisa
/diagnosa
Perncana
an
Rancangan
dan
evaluasi
Penerapan:
Rencana ulang
masing 2 rencana
tataguna lahan
Konteks
ekologis
Gambaran
analisa sistem
Daftar sumberdaya,
tujuan/kebutuhan petani,
faktor berpengaruh,kendala
Inovasi pengelolaan
lahan
Proses
interdisipliner
dan partisipatif
Rencana /metoda
pelatihan
Pertimbangan
( 6 item )
Pelaksanan
masing masing
rencana
68. Kajian awal
1.Kumpulkan data sosial biofisik dan
ekonomis
2.Wawancara informasi kunci
3.Pengamatan awal lapangan
4.Kajian permintaan barang (lokal, regional,
internasional)
Proses perencanaan
69. • Wawancara
• Peta penggunaan lahan
• Penelusuran lokasi
• Pertemuan petani
• Analisa usaha tani
• Evaluasi kemampuan lahan
Analisa /diagnosa
70. • Inovasi inovasi potensial
• Kajian peneilaian inovasi
• Rancang ulang
Rancangan dan
evaluasi
71. • Perubahan iklim
• Gangguan dalam rantai makanan
• Berkurangnya produktivitas
• Tanah yang tak stabil
• Perubahan hutan
• Banjir dan kekeringan
• Dampak lingkungan lainnya
Konteks ekologis
72. • Kajilah kebutuhan kebutuhan
• Kembangkan metodologi dan alat alat
penyuluhan dan pelatihan
• Para petani mengembangkan rencana
pengelolaan usaha tani
Perncanaan
73. • Gunakan lahan sesuai kemampuannya
• Kebutuhan produksi seimbang dengan kebutuhan
konservasi lingkungan
• Rencana harus peka terhadap kebudayaan setempat
• Keadaan yang rumit memerlukan pendekatan terpadu
• Dialog petani-penyuluh untuk solusi permasalahan
• Pemecahan masalah jangka panjang terkait dengan
pemenuhan kebutuhan jangka pendek
Pertimbangan ( 6 item )
74. XIII.USAHA PETERNAKAN UNGGAS
SEBAGAI KOMPONEN PERTANIAN
TERPADU
Pemeliharaan Ayam buras.
Hal yang harus diperhatikan:
a. pemilihan bibit,
b. perkandangan,
c. pemberian pakan,
d. pengelolaan reproduksi,
e. pencegahan dan penanggulangan penyakit,
f. penanganan pasca panen dan pemasaran,
g. management usaha ayam buras.
75. a. Cara Pemilihan bibit.
Betina:Bibit lokal bukan hasil silangan, tubuh baik
tidak cacat, dsda dan leher baik, sayap kokoh,
mata terang dan jernih, kepala halus dan pipih,
jengger berwarna dan tidak pucat, jarak ujung
tulang pinggul 4 jari,lincah dan geseit, umur 7-8
bln.
Jantan: lokal dan tidak hasil silangan, badan
besar, kokoh dan ideal, gerakan lincah dan
gesit, jengger merah segar tidak pucat,
pinggiran rata dan halus, sehat dan berumur
sekitar 1 tahun.
76. b. Perkandangan
Model sesuai fungsi yakni tempat berteduh dr
hujan/panas, angin malam, binatang pemangsa,
memiliki tempat pengobatan, bertelur dan
mengeram, makan dan minum.
Syarat: Letak kandang ideal, cukup perolehan
sinar matahari, sirkulasi udara baik, lantai lebih
tinggi dari tanah, bersih dan kering.
77. Syarat kandang yang lain:
Memisahkan kandang anak ayam, ayam remaja, induk
dan kandang karantina untuk ayam
Lantai kandang 2 macam yakni litter (sekam dan
bawahnya ditabur kapur, agar kering dan bersih dari
kuman dan penyakit) dan panggung.kandang di pagar
dengan tinggi 1,6 – 2,0 m.
Lengkapi kandang dgn tempat pakan dan minum, data
recording, tempat bertelur /mengeram, dinding kisi-kisi
bambu berlapis plastik, atap tahan dan tak mudah bocor,
tempat bertengger cukup tinggi, dan lantai mudah
dibersihkan.
78. c. Pakan
Formula pakan: dedak halus 60 kg, gabah 10 kg, jagung
giling 10 kg, bungkil 20 kg, tepung ikan 5 kg, dan tepung
tulang 3 kg.
Kebutuhan ransum, umur 1 m 10 g, 3-5 bln 60-70 g, > 5 bln
70-90 g.Gunakan juga makanan tambahan seprti sisa
dapur hijauan dan daun.
d. Pengelolaan produksi: Jumlah jantan dan betina 1:10,
induk sedang bertelur beri pakan yg baik, umur betina 8-
18 bln.
79. e. Pencegahan penyakit
Perhatikan kebersihan lingkungan kandang, vaksinasi
teratur,pakan baik dan berkualitas, pisahkan ayam yang
sedang sakit.
Jenis penyakit yang menyerang: ND (New Castle
Disease)/Tetelo, Coccides, SNOT (Coriza) atau berbagai
penyakit cacing, CRD ( Chronic Respiratory Disease),
Cacar dan hilang sistem kekebalan tubuh.
Cara pengobatan: Menyuntik, tetes mata/mulut/hidung,
Campur dengan pakan, Goreskan pada kulit, mengoplos
( buat larutan vaksin)
80. USAHA PETERNAKAN SEBAGAI
KOMPONEN PERTANIAN TERPADU
f. Penanganan panen dan pasca panen
Utamakan variasi produksi,Lakukan pengolahan
hasil jadi produk konsumsi bernilai
ekonomis.Bermitra dgn pihak lain
g. Management usaha
Perhatikan modal usaha, analisis usaha,
pembukuan, penekanan biaya rutin, pakan dan
sarana produksi yang ekonomis.
81. Penetasan Telur
Ditetas oleh induk
Induk ayam dapat mengerami 10 btr/, Menggunakan bebek, bisa 25
butir, dan 3 periode/ tahun bila anak dipisahkan.
Ditetas oleh mesin (inkubator).
Lakukan seleksi telur
Kontrol suhu agar 38 derjat C
Bolak balik/kontrol 3 kali/hari
Syarat telur yang baik adalah
Berat 35-40 g/btr
Bentuk oval,rata, licin dan bersih.
Ruang udara dalam telur utuh
82. XII. USAHA TERNAK BESAR SEBAGAI
KOMPONEN PERTANIAN TERPADU
USAHA YANG DAPAT DIKEMBANGKAN:
1. Pengemukan kambing atau domba. Yang harus
diperhatikan adalah:
a. Bibit bakalan untuk penggemukan, memenuhi
syarat yakni umur 10-12 bln, jenis kelamin jantan,
berat 20-24 kg, sehat, punggung panjang dan rata,
paha bagian atas panjang dan kepalanya besar.
b. Pakan: hijauan berupa daun dan rerumputan dosis
1-2 kg/hari/ekor, dan konsentrat tdr dr campuran
dedak, ampas tahu 1:1, diberikan 0,5 kg/hari/ekor
83. c. Penyakit:
sakit mata, dengan ciri mata merah, bengkak, dan
bertaik. Pencegahan kandang bersih dan bebas
lalat, pisahkan ternak yang terserang, hindari dari
tiupan angin langsung.
Cacingan, dengan ciri ternak kurus, bulu agak berdiri,
mencret, lesu dan pucat, rahang membengkak, dan
bisa mati mendadak.Pencegahan: kandang harus
bersih dan kering. Pengobatan beri obat cacing
valbazen dosis 3-4 cc melalui minuman atau
langsung.
84. d. Analisi usaha:hitung analisis biaya per 2
bulan, yakni biaya tetap mencakup
pembuatan kandang, dan penyusutan( daya
tahan 8 tahun dan 4 kali pemeliharaan/thn).
Modal kerja: Bibit, Pakan, obat-obatan
tenaga pemeliharaan, dll
e. Output dan pendapatan.
usahakan kegiatan yang dilakukan tetap
menguntungkan dari segi ekonomis
86. 1. SEBUTKAN MACAM MACAAM KOMPONEN UTAMA DAN KOMPONEN PENDUKUNG
PERTANIAN TERPADU
2. SEBUTKAN TAHAP KERJA STUDI KELAYAKAN PEMBUATAN MASTERPLAN
PERTANIAN TERPADU
3. APA PERMASALAAHAN YANG ADA PADA LAHAN KERING?
4. KENAPA PADA PROSES PERENCANAAN PERTAN IAN TERPADU HARUS
MEMPERTIMBANGKAN ASPEK EKOLOGI DAN KEINGINAN PETANI?
5. SEBUTKAN KONTEKS EKOLOGI YANG HARUS DIPRHATIKAN DALAM
PEMBANGUNAN PERTANIAN TERPADU
6. APA POTENSI LAHAN BASAH DAN LAYAK KAH LAHAN BASAH DIBANGUN MENJADI
USAHA PERTANIAN TERPADU?
SOAL UJIAN MID SEMESTER