Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat
diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Rencana yang teliti dan
konseptual akan memberikan jaminan bahwa guru itu akan dapat mengukur
penguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang representative.
Dalam penyusunan tes, rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi atau kisikisi
soal ujian akan memberikan bimbingan yang terarah kepada penyusunan tes.
Kisi-kisi atau tabel spesifikasi itu akan memberikan bantuan untuk menyiapkan tes
sesuai dengan dan mewakili materi yang pernah diberikan dalam proses belajar
mengajar aau kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dalam bidang
tertentu (yang diujikan).
Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat
diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Rencana yang teliti dan
konseptual akan memberikan jaminan bahwa guru itu akan dapat mengukur
penguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang representative.
Dalam penyusunan tes, rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi atau kisikisi
soal ujian akan memberikan bimbingan yang terarah kepada penyusunan tes.
Kisi-kisi atau tabel spesifikasi itu akan memberikan bantuan untuk menyiapkan tes
sesuai dengan dan mewakili materi yang pernah diberikan dalam proses belajar
mengajar aau kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dalam bidang
tertentu (yang diujikan).
Analisis Buku Teks Matematika Kurikulum 2013 Kelas VII Semester I yang diterbitkan oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Pada Materi Himpunan, Bentuk Aljabar dan Operasinya sudah disajikan sesuai dengan implementasi pendekatan saintifik dengan tingkatan kesesuaian presentase sebesar 67, 875 % dan 50 % atau kategori sesuai dan cukup sesuai. Langkah-langkah pembelajaran dengan adanya implementasi pendekatan saintifik telah tercermin melalui 5M (Mengamati, Menanya, Menggali Informasi, Menalar, dan Mengkomunikasikan) dan model pembelajaran (discovery learning, problem based learning dan project based learning).
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jangan pernah puas dengan apa yang telah kita raih, karena kepuasaan
akan membuat kemunduran dalam suatu pencapaian.
Semangatlah dalam meraih cita – cita untuk mendapatkan keinginan yang
sudah kita impikan.
PERSEMBAHAN
• Untuk Bapak Wahyudin dan Ibu Ari Tutwuri
tercinta yang setia dengan do’a untuk anaknya
• Untuk Tri Wibowo, SH terkasih yang selalu
memberikan semangat dan dukungan
• Untuk Adik –adik ku Nuraga Bagus Wisesa
dan Sadiva Kayla Tasya tersayang
v
3. PRAKATA
Puji dan segala syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Keefektifan Model Pembelajaran Pair Check ditinjau dari Sikap Belajar
terhadap Prestasi Belajar Matematika (Suatu Penelitian Pada Peserta Didik
Kelas VII SMP Negeri 2 Adiwerna Tahun Pelajaran 2013/2014)”
Penulis megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan
kepada :
1. Prof. Wahyono, SH, M.S Selaku Rektor Universitas Pancasakti Tegal.
2. Drs. H. Masfuad ES, M.Pd selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal yang telah memberikan ijin pada
penulis untuk menyusun skripsi ini.
3. Dra. Eleonora Dwi Wahyuningsih, M. Pd selaku Ketua Program Studi
pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Pancasakti Tegal dan selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada penulis dalm penyusunan skripsi ini.
4. Rizqi Amaliyakh S, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi pendidikan
Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti
Tegal.
5. M. Shaefur Rokhman, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen FKIP khususnya Dosen PMTK serta Staf Tata Usaha Program
Studi Pendidikan Matematika yang dengan rela dan kesabaran membimbing
kami menyelesaikan skripsi dan kuliah ini.
7. Sukarman, S.Pd Selaku kepala Sekolah SMP Negeri 2 Dukuhturi yang
telah memberikan kesempatan dan ijin bagi penulis untuk mengadakan
penelitian.
vi
4. 8. Hartinik, S.Si selaku Guru Matematika kelas VII SMP Negeri 2 Dukuhturi
yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian.
9. Berbagai pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Semoga segala bantuan, semangat dan dorongan yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan skripsi jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang mengharap guna penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan pada
umumnya dan dunia pendidikan khususnya.
Tegal, Januari 2015
Penulis
vii
6. ABSTRAK
Ayu Rosenila, Citra . 2015. “ Keefektifan Model Pair Check Ditinjau dari Sikap
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika (Suatu Penelitian Pada Peserta
Didik Kelas VII SMP Negeri 2 Dukuhturi Tahun Pelajaran 2013/2014)” .
Skripsi, Pendidikan Matematika. Dra. Eleonora DW, M.Pd, M. Shaefur R, M. Si
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal.
Kata Kunci: Keefektifan Model Pembelajaran Pair Check , Sikap Siswa, Prestasi
Belajar Matematika.
Dalam proses pembelajaran matematika diperlukan model pembelajaran yang
tidak membosankan dan membuat peserta didik lebih aktif, maka dari itu
penelitian ini dilakukan agar meningkatkan hasil prestasi belajar peserta didik.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk membuktikan : (1) apakah ada perbedaan
prestasi belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Pair
Check dengan model pembelajaran konvensional pada peserta didik kelas VII
SMP Negeri 2 Dukuhturi tahun pelajaran 2013/2014, (2) Apakah Model
pembelajaran Pair Check lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional
ditinjau dari sikap tinggi terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas
VII SMP Negeri 2 Dukuhturi, (3) Apakah model pembelajaran konvensional lebih
efektif daripada model pembelajaran Pair Check ditinjau dari sikap rendah
terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri 2
Dukuhturi.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP N 2 Dukuhturi
Tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel menggunakan cluster random
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 101 yang terdiri dari 3 kelas. Variabel
bebas dalam penelitian adalah model pembelajaran Pair Check dan konvensional
dengan sikap belajar matematika, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi
belajar matematika. Metode pengumpulan data dengan dokumentasi, tes dan
angket. Instrumen penelitian berupa tes dan angket. Dalam tes prestasi belajar
matematika bentuk pilihan ganda sebanyak 25 soal yang diuji validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Analisis data untuk
penelitian ini menggunakan analisis varian dua jalur yang sebelumnya telah diuji
dengan uji normalitas dan uji homogenitas.
Hasil penelitian yaitu (1) Ada Perbedaan Prestasi Belajar Matematika yang
menggunakan Model Pembelajaran Pair Check dengan Model Pembelajaran
Konvensional, (2) Model pembelajaran Pair Check lebih efektif daripada Model
Pembelajaran Konvensional ditinjau dari sikap tinggi terhadap Prestasi Belajar
Matematika kelas VII SMP Negeri 2 Dukuhturi (3) Model pembelajaran
konvensional lebih efektif daripada Model Pembelajaran Pair Check ditinjau dari
sikap rendah terhadap Prestasi Belajar Matematika kelas VII SMP Negeri 2
Dukuhturi.
viii
8. DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………......... i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iii
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………………. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………….. v
PRAKATA…………………..…………………………………………………. vi
ABSTRAK…………………..………………………………………………... viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xiv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….... 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………….. 4
C. Pembatasan Masalah……………………………………………………. 5
D. Perumusan Masalah…………………………………………………….. 6
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………….. 6
F. Manfaat Penelitian……………………………………………………… 7
BAB II TINJAUAN TEORITIK, KERANGKA ANALISIS, HIPOTESIS…. 9
x
9. A. Tinjauan Teoritik……………………………………………………….. 9
1. Keefektifan…………………………………………………………. 9
2. Hakekat Belajar……………………………………………………... 9
3. Hakekat Sikap……………………………………………………... 14
4. Prestasi Belajar…………………………………………………….. 16
5. Pembelajaran Pair Check………………………………………….. 17
6. Matematika………………………………………………………… 19
7. Pembelajaran Pair Check Dengan Materi Pokok Himpunan……… 22
B. Kerangka Analisis……………………………………………………... 28
C. Hipotesis……………………………………………………………….. 29
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………… 31
A. Pendekatan Dan Desain Penelitian…………………………………….. 31
1. Pendekatan Penelitian……………………………………………... 31
2. Desain Penelitian…………………………………………………... 31
B. Variabel Penelitian dan Indikator Variabel Penelitian………………… 32
1. Variabel Penelitian………………………………………………… 32
2. Indikator Variabel Penelitian……………………………………… 33
C. Populasi Dan Sampel………………………………………………….. 35
1. Populasi……………………………………………………………. 35
2. Sampel……………………………………………………………... 36
xi
10. 3. Teknik Pengambilan Sampel………………………………………. 36
D. Teknik Instrumen dan Pengambilan Data……………………………... 39
1. Teknik Pengumpulan Data………………………………………… 39
2. Intrumen Pengumpulan Data………………………………………. 41
E. Teknik Pengujian Instrumen…………………………………………... 43
1. Instrumen Tes……………………………………………………… 43
a. Uji Validitas…………………………………………………… 43
b. Uji Reliabilitas………………………………………………… 45
c. Tingkat Kesukaran…………………………………………….. 46
d. Daya Pembeda Soal…………………………………………… 46
2. Instrumen Angket…………………………………………………. 48
a. Validitas……………………………………………………….. 48
b. Reliabilitas……………………………………………………... 49
F. Teknik Analisis Data…………………………………………………... 50
1. Uji Normalitas……………………………………………………... 50
2. Uji Homogenitas…………………………………………………... 51
3. Deskripsi Data……………………………………………………... 53
4. Uji Hipotesis (Analisis Varian Dua Jalur)………………………… 54
BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN……………………… 59
A. Kondisi Objek Penelitian……………………………………………… 59
B. Deskripsi Data Variabel Penelitian……………………………………. 60
xii
11. C. Pengujian Hipotesis Penelitian………………………………………… 61
1. Uji Prasyarat Data Setelah Penelitian……………………………... 61
a. Uji Normalitas…………………………………………………. 61
b. Uji Homogenitas………………………………………………. 62
2. Uji Hipotesis……………………………………………………….. 63
D. Pembahasan Hasil……………………………………………………... 65
BAB V PENUTUP……………………………………………………………. 67
A. Simpulan………………………………………………………………. 67
B. Saran…………………………………………………………………… 67
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 69
LAMPIRAN – LAMPIRAN………………………………………………….. 70
xiii
12. DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Desain Penelitian……………………………………………………… 31
Tabel 2 Indikator Prestasi……………………………………………………… 33
Tabel 3 Data Siswa Kelas VII SMP N 2 Dukuhturi…………………………… 35
Tabel 4 Data Sampel Penelitian……………………………………………….. 36
Tabel 5 Analisis Varian Uji Kesetaraan Sampel………………………………. 39
Tabel 6 Uji Homogenitas……………………………………………………… 52
Tabel 7 Analisis Varian Dua Jalur…………………………………………….. 57
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen………………………………. 60
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol…………………………………… 61
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar………………………….. 62
Tabel 11 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen…………………………... 63
Tabel 12 Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol...…...………………………... 63
Tabel 13 Analisis Varian Dua Jalur…………………………………………… 64
14. Lampiran 8. Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Belajar………. 88
Lampiran 9. Perhitungan Reliabilitas Tes Prestasi Belajar……………………. 91
Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal…………………………... 93
Lampiran 11. Perhitungan Analisis Daya Beda……………………………….. 95
Lampiran 12. Perhitungan validitas Angket Sikap……………………………. 98
Lampiran 13. Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap………………………… 101
Lampiran 14. Data Soal yang Digunakan Tes Prestasi Belajar……………… 102
Lampiran 15. Perhitungan Deskripsi Data Prestasi Belajar………………….. 104
Lampiran 16. Perhitngan Normalitas Prestasi Belajar matematika………….. 107
Lampiran 17. Perhitungan Homogenitas Prestasi Belajar Matematika……… 113
Lampiran 18. Data Pengamatan Hasil……………………………………….. 116
Lampiran 19. Perhitungan ANAVA Dua Jalur………………………………. 117
Lampiran 22. Data Nama Peserta Didik Sampel Kelas Eksperimen………… 119
Lampiran 23. Data Nama Peserta Didik Sampel Kelas Kontrol……………... 120
Lampiran Lain – lain
15. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mewujudkan
masyarakat berkualitas, terutama dalam mempersiapkan peserta didik untuk
dapat menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya
yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidang masing – masing.
Berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan dipengaruhi oleh keberhasilan
proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah.
Belajar adalah proses yang menyebabkan perubahan perilaku mental yang
bersifat tetap dan merupakan hasil pengalaman. Belajar adalah sesuatu yang
bersifat ilmiah. Sedangkan Mengajar adalah proses formal untuk membantu
seseorang dalam belajar. Proses belajar mengajar merupakan sistem terpadu
yang didalamnya terdapat unsur – unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan
belajar mengajar, alat bantu mengajar, model pembelajaran serta penilaian.
Kegiatan pembelajran seyogyanya mengembangkan kemampuan dasar
peserta didik dan sikap positif peserta didik sehingga proses belajar mengajar
lebih menarik, menantang, efektif dan efisien dalam suasana akrab dan
menyenangkan sehingga akan membangkitkan sikap, minat, dan
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
16. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung
jawab.
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang dapat
menjadikan peserta didik untuk berfikir logis, teoritis, rasioanal, dan percaya
diri, selain itu matematika juga sebagai sarana untuk memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari – hari. Maka dari itu matematika diharapkan dapat
dikuasai oleh peserta didik di sekolah.
Sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan
cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap
dapat pula bersifat positif dan dapat pula negatif. Sikap positif terdapat
kecenderungan untuk mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.
Sedangkan sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dapat dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan eksternal (Slameto 2011: 54). Penyebab utama
17. kesulitan belajar (learning disabilities) atau faktor internal yaitu diantaranya
sikap, minat, bakat, motivasi, dan tingkat intelegensi, sedangkan penyebab
utama problema belajar (learning problems) atau faktor eksternal antara lain
berupa model pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang
tidak membangkitkan motivasi belajar peserta didik, maupun faktor
lingkungan yang sangat berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik.
Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan oleh guru
untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar dikalangan peserta didik,
mampu berpikir kritis, memiliki ketrampilan sosial, pencapaian hasil
pembelajaran yang lebih optimal. Seorang guru dalam menyampaikan materi
perlu memilih model mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau peserta
didik sehingga peserta didik merasa tertarik dan lebih memahami materi yang
diajarkan. Namun pembelajaran yang digunakan di kebanyakan sekolah SMP
masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran
masih berpusat pada guru, sehingga pembelajaran yang berlangsung hanya
satu arah yaitu gabungan antara metode ceramah dan pemberian tugas
dimana peserta didik cenderung pasif, aktivitas kelas yang berlangsung
hanyalah mencatat dan menyalin. Kegiatan pembelajaran seperti ini tidak
meningkatkan pengembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu
perlu digunakan sebuah model yang dapat menempatkan peserta didik
sebagai subyek (pelaku) pembelajaran.
18. Dari hasil wawancara dengan guru matematika SMP N 2 Dukuhturi
pada tanggal 23 Januari 2014 dan pengamatan penulis, menunjukan bahwa
hasil prestasi belajar matematika peserta didik masih rendah dikarenakan
tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 71. Rata – rata nilai
matematika peserta didik adalah 65,4 dan mayoritas nilai peserta didik adalah
62, dengan nilai tertinggi 76 dan 43 untuk nilai terendah. Rendahnya prestasi
belajar matematika peserta didik selain dikarenakan dalam pembelajaran
masih menggunakan model pembelajaran konvensional juga diantaranya
disebabkan oleh adanya anggapan bahwa belajar matematika sulit dan sangat
membosankan. Adanya anggapan tersebut membuat peserta didik jadi
kurang aktif didalam kelas sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar matematika peserta didik dan secara tidak langsung akan
mempengaruhi keberhasilan pengajaran matematika.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti
tentang sejauh mana Kefektifan Model Pembelajaran Pair Check Ditinjau
dari Sikap Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika (Penelitian pada
Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 2 Dukuhturi Tahun Pelajaran
2013/2014)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika masih
rendah karena kurangnya pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
19. 2. Kurangnya memperhatikan pemilihan model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru matematika dalam menyampaikan materi yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik.
3. Kurangnya sikap peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada penerapan model
pembelajaran Pair Check ditinjau dari sikap peserta didik pada mata pelajaran
matematika terhadap prestasi belajar matematika. Dalam penelitian ini materi
yang diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah materi SMP kelas
VII semester genap.
Dalam penelitian ini peneliti mengukur keefektifan pembelajaran dengan
membandingkan prestasi belajar matematika peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran Pair Check dengan prestasi belajar matematika peserta
didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvesional.
Model pembelajaran Pair Check yaitu model pembelajaran berkelompok
antar dua orang atau berpasangan yang dibagi menjadi pelatih dan partner,
pelatih memberi soal kemudian partner menjawab, pengecekan jawaban
kemudian bertukar peran, penyimpulan, evaluasi, dan refleksi. Pembelajaran
dikatakan efektif apabila prestasi belajar matematika yang diajar dengan
model pembelajaran “Pair Check” lebih tinggi dari pada prestasi belajar yang
menggunakan model pembelajaran konvensional. Prestasi yang dimaksud
adalah nilai tes pembelajaran pada kelas VII SMP N 2 Dukuhturi semester II
20. dalam bentuk angka, kemudian perbandingan tersebut dengan memperhatikan
sikap belajar peserta didik.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika antara yang
menggunakan model pembelajaran Pair Check dengan model
pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar peserta didik kelas
VII semester II SMP N 2 Dukuhturi tahun pelajaran 2013/ 2014?
2. Apakah model pembelajaran Pair Check lebih efektif daripada model
pembelajaran konvensional ditinjau dari sikap tinggi terhadap prestasi
belajar matematika peserta didik kelas VII semester II SMP N 2 Dukuhturi
tahun pelajaran 2013/ 2014?
3. Apakah model pembelajaran Pair Check lebih efektif daripada model
pembelajaran konvensional ditinjau dari sikap rendah terhadap prestasi
belajar matematika peserta didik kelas VII semester II SMP N 2 Dukuhturi
tahun pelajaran 2013/ 2014?
E. Tujuan Penelitian
Selaras dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai
dijelaskan sebagai berikut :
1. Untuk membuktikan ada atau tidaknya perbedaan prestasi belajar
matematika antara peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan
21. model pembelajaran Pair Check dan model pembelajaran Konvensional
ditinjau sikap belajar.
2. Untuk membuktikan apakah model pembelajaran Pair Check lebih
efektif daripada model pembelajaran Konvesional ditinjau dari sikap
tinggi belajar terhadap prestasi belajar pada pelajaran matematika.
3. Untuk membuktikan apakah model pembelajaran Konvesional lebih
efektif daripada model pembelajaran Pair Check ditinjau dari sikap
rendah belajar terhadap prestasi belajar pada pelajaran matematika
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat,
antara lain:
1. Bagi Peserta didik
Membantu peserta didik dalam proses pemahaman materi serta
menumbuhkan sikap belajar dan meningkatkan hasil belajar matematika.
2. Bagi Guru
a. Memperbaiki model pembelajaran mata pelajaran matematika yang
sudah ada secara lebih menarik, merangsang kreativitas dan motivasi
peserta didik.
b. Menumbuhkan kepekaan dan tanggap terhadap dinamika
pembelajaran di kelasnya.
c. Meningkatkan kinerja yang lebih professional dan penuh inovasi.
3. Bagi Peneliti
22. a. Untuk menambah pengalaman serta pengetahuan.
b. Untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Pair Check yang
ditinjau dari sikap tehadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII
SMP Negeri 2 Dukuhturi Tahun Pelajaran 2013/2014.
4. Bagi Sekolah
Hasil ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada kepala sekolah
agar dapat memberikan model pembelajaran yang lebih efektif.
23. BAB II
TINJAUAN TEORITIK, KERANGKA ANALISIS, HIPOTESIS
A. Tinjauan Teoritik
1. Keefektifan
Keefektifan berasal dari kata efektif. Menurut kamus lengkap
Bahasa Indonesia (2002 : 284) efektif berarti ada pengaruhnya, ada
akibatnya, ada efeknya, dapat membuahkan hasil. Jadi keefektifan berarti
mempunyai nilai efektif, pengaruh dan akibat, bisa diartikan sebagai
kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan
juga bahwa keefektifan merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil
yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai.
Dalam penelitian ini keefektifan yang dimaksud adalah
keefektifan dari model pembelajaran Pair Check ditinjau dari sikap
peserta didik terhadap hasil belajar matematika. Jika hasil dari suatu
pembelajaran semakin baik, mendekati tujuan, berarti makin tinggi
keefektifannya.
2. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi
cara pandang dan tindakan yang ia lakukan berhubungan dengan
24. belajar, dan setiap orang memiliki pandangan dan pengertian yang
berbeda – beda pula tentang belajar.
Gagne, Travers, dan Cronbach dalam Agus Suprijono
(2011:2) mengungkapkan definisi belajar sebagai berikut :
1) Gagne memberikan definisi, belajar adalah perubahan disposisi
atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari
pertumbuhan seseorang secara alamiah.
2) Travers memberikan definisi, belajar adalah proses
menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
3) Cronbach mengatakan, “Learning is shown by a change in
behavior as a result of experience.” (Belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman).
Menurut Slameto (2011 : 2), belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri atau interaksi dengan lingkungannya.
Menurut pengertian secara psikologi, Belajar merupakan
suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, Slameto (Hamdani, 2011 : 20)
25. Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku atau
penampilan seseorang pada dirinya akibat adanya latihan dan
pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
b. Ciri – Ciri Belajar
Ciri – ciri belajar adalah sifat atau keadaan yang khas
dimiliki oleh perbuatan belajar. Dengan demikian ciri – ciri belajar
akan membedakannya dengan buatan yang bukan belajar.
Menurut Max Darsono (2000 : 30) pada beberapa ciri belajar
yang dikemukakan, yaitu :
(1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan
dipakai sebagi arah kegiatan dan sekaligus sebagai tolak ukur
keberhasilan belajar.
(2) Belajar merupakan pengalaman diri sendiri, tidak dapat
diwakilakan pada orang lain, jadi belajar bersifat individual.
(3) Belajar merupakan proses interaksi antar individu dengan
lingkungan. Berarti individu harus aktif bila dihadapkan pada
suatu lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena
individu memiliki berbagai potensi untuk belajar. Misalnya
perhatian, sikap, minat, pikiran, emosi, dan lain – lain.
26. (4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang
belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan
dalam aspek kognitif, afektif, psikomotor yang terpisahkan satu
dengan yang lain.
c. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Slameto (2011 : 54 ) faktor yang mempengaruhi
belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor
internal dan eksternal.
1) Faktor Internal
a) Faktor Jasmaniah
Dalam faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan
dan faktor cacat tubuh. Kondisi jasmaniah seorang peserta
didik akan sangat berpengaruh dalam proses belajarnya.
Proses belajar seorang peserta didik akan terganggu jika
kesehatan peserta didik tersebut terganggu. Begitu pula
dengan cacat tubuh, apabila seorang peserta didik menderita
cacat tubuh maka akan mempengaruhi kegiatan belajarnya.
27. b) Faktor Psikologis
Keadaan Psikologis yang mempengaruhi belajar
seorang peserta didik antara lain : Intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan.
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, kelelahan
dapat terlihat dengan lemah lunglainya tubuh seorang
peserta didik serta adanya kelesuan dan kebosanan,
sehingga minat dan dorongan untuk belajar menjadi hilang.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar
peserta didik yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta
didik.
a) Faktor Keluarga
Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh
dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan
ekonomi keluarga.
28. b) Faktor Sekolah
Adapun faktor – faktor sekolah yang dapat
mempengaruhi belajar peserta didik yaitu : metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik,
disiplin sekolah, alat pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, model belajar, dan
tugas rumah.
c) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh ini
terjadi karena keberadaannya peserta didik dalam
masyarakat. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap
hasil belajar yaitu : kegiatan peserta didik dalam
masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat.
3. Hakekat Sikap
a. Pengertian Sikap
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik
adalah sikap. Sikap manusia atau untuk singkatnya disebut sikap,
telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli. Sikap
merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan
29. bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa
yang dicari individu dalam kehidupan.
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap
dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu – isu. Petty, cocopio (1986)
dalam Azwar S (2011 : 6), sedangkan menurut Secord & Backman
(1964) dalam Azwar S (2011 : 5) mendefinisikan sikap sebagai
keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi),
dan predosposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek
dilingkungan sekitarnya. Jadi sikap merupakan kecenderungan
individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus
yang ada di lingkungan sekitarnya.
b. Komponen Sikap
Menurut Azwar S (2011 : 23) pengertian sikap diatas, stuktur
sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang :
(1) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercaya
oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi
kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai sesuatu
dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila
menyangkut masalah isu atau problem yang controversial.
(2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar
paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek
30. yang paling bertahan terhadap pengaruh – pengaruh yang
mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif
disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap
sesuatu.
(3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan
berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / bereaksi
terhadap sesuatu dengan cara – cara tertentu. Dan berkaitan
dengan objek yang dihadapinya adalah logis untuk
mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan
dalam bentuk tendensi perilaku.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
suatu keputusan dalam menentukan sebuah tindakan untuk menanggapi
atau merespon apa yang ada di lingkungan sekitarnya. Sikap belajar
matematika dapat dinyatakan sebagai perasaan terhadap matematika dan
kesiapan mempelajarinya. Sementara itu perasaan terhadap matematika
dapat berupa perasaan tinggi atau perasaan rendah terhadap matematika.
Perasaan tinggi terhadap matematika yang berarti mendukung dan
menyenangi pelajaran matematika, sebaliknya perasaan rendah terhadap
matematika berarti tidak mendukung atau tidak menyenangi pelajaran
matematika.
4. Prestasi Belajar
31. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
dihasilkan selama tidak melakukan kegiatan. Qohar dan Jamarah (dalam
Hamdani. 2011:138) mengatakan prestasi belajar adalah hasil yang telah
diciptakan, hasil dikerjakan, hasil menyenangkan hati yang diperoleh
dengan jalan keuletan. Prestasi belajar dalam bidang pendidikan adalah
hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor
kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes /
instrumen yang relevan, jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari
penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, huruf
maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak pada periode tertentu. Setelah menelusuri uraian di atas, dapat
dipahami mengenai makna kata prestasi belajar. Prestasi belajara pada
dasarnya adalah hasil yang diperoleh berupa kesan – kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam individu sebagai hasil dari aktivitas
dalam belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam
menerima, menolak dan menilai informasi – informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan
tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pembelajaran
32. yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah
mengalami proses belajar mengajar.
5. Pembelajaran Pair Check
Menurut Miftahul Huda (2013 : 211-213) Pair Check merupakan
metode pembelajaran berkelompok antar dua orang atau berpasangan
yang dipopulerkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1990. Model ini
menerapkan pembelajaraan kooperatif yang menuntut kemandirian dan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan. Metode ini juga
melatih tanggung jawab sosial siswa, kerja sama, dan kemampuan
memberi penilaian.
Secara umum, sintak pembelajaran Pair Check adalah (1) bekerja
berpasangan; (2) pembagian peran partner dan pelatih; (3) pelatih
memberi soal, partner menjawab; (4) pengecekan jawaban; (5) bertukar
peran; (6) penyimpulan; (7) evaluasi; dan (8) refleksi.
Berdasarkan sintak tersebut, langkah – langkah rinci penerapan
metode Pair Check adalah sebagai berikut :
a. Guru menjelaskan konsep.
b. Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang.
Dalam satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim
dibebani masing – masing satu peran yang berbeda : Pelatih dan
Partner.
33. c. Guru membagikan soal kepada partner.
d. Partner menjawab soal, dan si pelatih bertugas mengecek
jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak
mendapat satu kupon dari pelatih.
e. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner,
dan partner menjadi pelatih.
f. Guru membagikan soal kepada partner.
g. Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas mengecek jawabannya.
Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu
kupon dari pelatih.
h. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokan jawaban satu
sama lain.
i. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari
berbagai soal.
j. Setiap tim mengecek jawabannya.
k. Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah atau reward
oleh guru.
Metode Pair Check memiliki kelebihan – kelebihannya tersendiri,
antara lain :
a. Meningkatkan kerja sama antar siswa;
34. b. Peer tutoring;
c. Meningkatkan pemahaman atas konsep dan / proses pembelajaran;
dan
d. Melatih siswa berkomunikasi dengan baik dengan teman
sebangkunya.
Sementara itu, metode ini juga memiliki kekurangan, utamanya
karena metode tersebut membutuhkan :
a. Waktu yang benar – benar mamadai; dan
b. Kesiapan siswa untuk menjadi pelatih dan partner yang jujur dan
memahami soal dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Pair Check adalah model pembelajaran antara dua orang
atau berpasangan yang setiap orangnya mempunyai peran yang berbeda
yaitu sebagai partner (menjawab soal) dan pelatih (memberi soal).
6. Matematika
Pengertian matematika sangat sulit didefinisikan secara akurat.
Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika
elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung. Aritmatika ini secara
informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang
yang bisa langsung diperoleh dari bilangan – bilangan bulat, melalui
beberapa operasi dasar : tambah, kurang, kali dan bagi. Matematika
35. memiliki pengertian yang bermacam – macam tergantung pada cara
memandangnya.
Berikut pandangan para ahli tentang hakikat matematika dalam
Ibrahim dan Suparni (2009:2) menyatakan bahwa:
a. Matematika sebagai ilmu deduktif
Matematika disebut sebagai ilmu deduktif, sebab dalam
matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan pada
observasi, eksperimen, coba-coba, (induktif) seperti halnya ilmu
pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan-pengetahuan umumnya.
Kebenaran generalisasi matematika harus dapat dibuktikan secara
deduktif.
b. Matematika sebagai ilmu tentang ilmu pola dan hubungan
Matematika sebagai ilmu tentang pola dan hubungan, sebab
dalam matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan dan
keterkaitan pola dari sekumpulan konsep-konsep tertentu atau
model-model yang merupakan representasinya, sehingga dapat
dibuat generalisasinya untuk selanjutnya dibuktikan kebenarannya
secara deduktif.
c. Matematika sebagai bahasa.
Bahasa merupakan suatu sistem yang terdiri dari lambang-
lambang, kata-kata dan kalimat-kalimat yang disusun menurut aturan
36. tertentu dan digunakan sekelompok orang untuk berkomunikasi.
Dengan demikian matematika adalah sebuah bahasa, sebab
matematika merupakan sekumpulan simbol yang memiliki makna
atau dikatakan sebagai bahasa simbol. Bahasa simbolnya matematika
berlaku secara universal dan sangat padat makna dari pernyataan
yang ingin disampaikan. Simbol-simbol matematika bersifat
“artifisial” yang baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan
kepadanya. Satu kalimat dalam bahasa matematika memiliki arti
sama dimanapun tempatnya. Ketunggalan arti itu dikarenakan
adanya kesepakatan bersama antara para matematikawan dan
pengguna matematika di seluruh dunia atau ditentukan sendiri oleh
penggunanya.
d. Matematika sebagai ilmu tentang struktur yang terorganisasikan
Matematika adalah ilmu tentang struktur yang
terorganisasikan, sebab berkembang mulai dari unsur yang tidak
didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan. Sebagai terstruktur
matematika terdiri dari beberapa komponen yang membentuk sistem
yang saling berhubungan dan terorganisir dengan baik.
e. Matematika sebagai seni.
Matematika adalah seni, sebab dalam matematika terlihat
adanya unsur keteraturan, keterurutan, keserasian, dan konsisten.
f. Matematika sebagai aktivitas manusia.
37. Ada beberapa mitos keliru tentang matematika yang bererdar
dalam masyarakat sampai saat ini, yang seringkali mengaburkan
hakekat matematika yang sebenarnya, dengan beranggapan
matematika pelajaran yang kering dan jauh dari kehidupan. Padahal
membicarakan telaah matematika secara dalam, ternyata matematika
merupakan hasil karya manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa
matematika merupakan kebudayaan manusia/aktifitasnya.
Berdasarkan uraian diatas, dari para ahli bahwa matematika
merupakan aktivitas insan (human activities) dan harus dikaitkan
dengan realitas (Hans Frudenthal, dalam Ibrahim dan Suparni.
2009:14). Berdasarkan pemikiran tersebut berimplikasikan pada
proses pembelajaran matematika, peserta didik harus diberikan
kesempatan untuk menemukan kembali (to reinvent) matematika
melalui bimbingan guru (Gravemeijer dalam Ibrahim dan Suparni.
2009:14), dan bahwa penemuan kembali (reinvention) ide dan
konsep matematika.
7. Pembelajaran Pair Check dengan Materi pokok Himpunan
Dalam melaksanakan pembelajaran Pair Check langkah – langkah yang
di jalani adalah :
a. Pertama yang dilakukan adalah menjelaskan materi yang diajarkan
kepada peserta didik dan menjelaskan konsep pembelajaran Pair
Check.
38. b. Siswa dibagi ke dalam 8 tim yang terdiri dari 7 tim beranggotakan 4
orang dan 1 tim hanya beranggotakan 2 orang. Dalam satu tim ada 2
pasangan dan setiap pasangan akan dibebani masing – masing stu
peran yang berbeda yaitu pelatih dan partner.
c. Guru memberikan soal kepada peserta didik yang bertugas sebagai
partner. Partner bertugas untuk menjawab soal yang diberikan
sedangkan pelatih bertugas mengecek jawaban yang sudah
dikerjakan oleh partner. Partner yang menjawab satu soal dengan
benar berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
d. Kemudian partner dan pelatih saling bertukar peran. Si pelatih
menjadi partner dan partner menjadi pelatih. Guru kembali
memberikan soal yang berbeda kepada partner dan apabila partner
menjawab soal dengan benar berhak mendaptkan kupon dari pelatih.
e. Setiap pasangan kembali ke tim awal untuk mencocokkan jawaban
satu sama lain apakah ada kesalahan.
f. Guru membimbing dan memberikan arahan bagaimana menjawab
soal dengan benar sehingga siswa yang tidak mendapatkan kupon
dari pelatih mengerti akan kesalahan jawaban soal yang dia kerjakan.
g. Tim yang paling banyak mendapatkan kupon diberi hadiah atau
reward.
39. Materi yang digunakan dalam pembelajaran Pair Check adalah sebagai
berikut :
a. Pengertian Himpunan
Kumpulan benda, seperti kursi, papan tulis, kapur tulis, spidol, dan
murid disebut himpunan, dilambangkan dengan { } dan diberi nama
dengan huruf besar atau capital.Himpunan adalah kumpulan benda
atau objek yang memiliki karakteristik yang sama. Benda – benda
yang terdapat dalam suatu himpunan disebut anggota atau unsur.
Penulisan himpunan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
notasi pembentuk himpunan dan mendaftarkan setiap anggotanya.
Contoh :
A = {empat bilangan genap positif pertama}
Dalam notasi pembentuk himpunan dinyatakan sebagai :
A = {x|x empat bilangan genap positif pertama}(dibaca himpunan A
beranggotakan x dimana x adalah empat bilangan genap positif
pertama)
Anggota suatu himpunan dinotasikan dengan (dibaca anggota) dan
bukan anggota himpunan dinotasikan dengan (dibaca bukan
anggota).
40. Contoh :
Diberikan benda – benda berikut : gergaji, tempat tidur, pisau, kursi,
pahat. Misal P adalah himpunan alat – alat pemotong.
(1) Lambangkan himpunan P dengan cara mendaftar.
P = {gergaji, pisau, pahat}
(2) Tuliskan semua anggota P.
Gergaji P, pisau P, pahat P
(3) Tuliskan yang bukan anggota P.
Tempat tidur P, kursi P
b. Himpunan bagian
(1) Bilangan Kardinal
Banyak anggota dari himpunan A adalah m, dan ditulis
n(A) = m. Jadi bilangan kardinal dari himpunan A adalah m.
Di kelas VII A terdapat 23 orang siswa laki – laki dan 20 orang
perempuan. Misalkan M adalah himpunan seluruh siswa, L
adalah himpunan siswa laki – laki dan P adalah himpunan siswa
perempuan. Banyaknya anggota himpuana L adalah 23 orang
ditulis n(L) = 23 dan banyaknya anggota himpunan P adalah 20
41. ditulis n(P) = 20. Jadi, banyaknya anggota himpunan M adalah
43 orang ditulis n(M) = 43.
(2) Himpunan Kosong adalah suatu himpunan yang tidak
mempunyai anggota dan dinotasikan dengan { } atau .
Contoh :
Himpunan bulan yang dimulai dengan huruf T.
Tidak ada bulan yang diawali dengan huruf T, maka himpunan
ini termasuk himpunan kosong atau
(3) Himpunan Semesta adalah suatu himpunan yang memuat semua
anggota dari himpunan lainnya dan dinotasikan dengan S.
Contoh :
Apakah himpunan semesta dari B = {2, 4, 6, 8} ?
Karena semua anggota B genap, maka semesta pembicaraan dari
B adalah : S = {bilangan asli kurang dari 10}
(4) Himpunan Bagian
Jika A dan B adalah dua buah himpunan dimana setiap anggota
himpunan A juga anggota himpunan B, maka himpunan A
42. merupakan himpunan bagian dari himpunan B dan dinotasikan
dengan A B.
M
Himpunan L disebut himpunan bagian dari himpunan M dan
ditulis L M (L himpunan bagian M). demikian pula kita
katakan himpuna P adalah himpunan bagian dari himpunan M
dan ditulis P M. Pada kasus ini P L (P bukan himpunan
bagian dari L)
c. Operasi Himpunan
(1) Irisan Dua Himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang
anggota-anggotanya adalah anggota himpunan A dan anggota
himpunan B.
A B = {x | x A dan x B}
L
P
43. Perhatikan himpunan murid peserta teater (T) dan music
tradisioanal (M). T = (a, b, c, d) dan M = {a, c, f, g}
Dari himpunan T dan M ternyata hanya ada dua murid yang
mengikuti kedua kegiatan, yaitu a dan c. pada kasus di atas,
himpunan {a, c} disebut irisan himpunan T dan M dan ditulis
T M.
(2) Gabungan Dua Himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang
anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan A atau
anggota himpunan B.
A B = {x | x A atau x B}
Perhatikan kembali himpunan T = {a, b, c, d} dan
M = {a, c, e, f, g}. Seandainya semua peserta di atas kita
kumpulkan dalam kelompok, berapa oranf siswa seluruhnya?
a walaupun anggota T dan M, tidak dihitung sebagai dua
anggota. Demikian juga dengan c. Dengan demikian peserta
kegiatan di atas adalah a, b, c, d, e, f, dan g.
Himpunan { a, b, c, d, e, f, g}disebut gabungan himpunan T dan
M dengan kata lain T M.
44. B. Kerangka Analisis
Belajar tidak hanya menghafal materi pelajran tetapi peserta didik
diharapkan dapat mengolah pengetahuan dibenak mereka sendiri, melakukan
percobaan, membuat kesimpulan serta mencatat sendiri pola – pola yang
bermakna bagi peserta didik. Namun pada kenyataannya banyak peserta didik
yang tidak mau atau malas untuk mengolah pengetahuan yang ada melainkan
hanya menerima informasi dari guru saja. Hal ini merupakan salah satu
penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu perlu
diadakannya model pembelajaran yang baru dimana proses belajar mengajar
harus melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat
lebih memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam memecahkan
masalah untuk jangka panjang. Dengan penerapan model pembelajaran yang
tepat, peserta didik akan mampu mengubah cara belajar dalam mengikuti
materi pelajaran.
Dari uraian diatas maka dapat diungkapkan kerangka berpikir dalam
penelitian sebagai berikut :
Dalam proses belajar mengajar diperlukan model pembelajaran yang
bervariatif agar peserta didik tidak mengalami kejenuhan dalam belajar.
Model pembelajaran tersebut diantaranya adalah menggunakan model
pembelajaran Pair Check yaitu metode pembelajaran berkolompok antar dua
orang atau berpasangan. Model pembelajaran Pair Check ini meningkatkan
45. kerja sama antar siswa, meningkatkan pemahaman atas konsep dan proses
belajar, serta melatih siswa berkomunikasi dengan baik dengan temannya.
Sikap belajar matematika dapat dikatakan sebagai ketetapan yang
diambil seseorang dalam melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku.
Sikap biasanya muncul melalui proses evaluasi seseorang mengenai suatu
objek. Dengan demikian, dalam proses belajar matematika pun perlu adanya
sikap dari peserta didik untuk melakukan atau tidak melakukan aktivitas
belajar matematika. Jika seseorang bersikap tinggi terhadap matematika,
maka dia akan cenderung memutuskan untuk belajar matematika setiap ada
waktu luang. Jadi, semakin baik (tinggi) sikap peserta didik dalam belajar
matematika, maka akan semakin sering peserta didik tersebut meluangkan
waktu untuk mempelajari matematika, sehingga akhirnya berdampak pada
peningkatan hasil belajarnya.
C. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011 : 96) Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Sedangkan
menurut Punaji Setyosari (2010 : 92) Hipotesis adalah suatu pernyataan yang
berisi suatu prediksi (yang mungkin terjadi) berkenaan dengan hasil
penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah dan ringkasan tinjauan teoritis, maka
hipotesis dalam penelitian ini :
46. 1. Ada perbedaan prestasi belajar antara yang menggunakan Model
pembelajaran Pair Check dengan model pembelajaran konvensional
terhadap prestasi belajar matematika pada peserta didik kelas VII
semester II SMP N 2 Dukuhturi tahun pelajaran 2013/2014.
2. Model pembelajaran Pair Check lebih efektif daripada model
pembelajaran konvensional ditinjau dari sikap tinggi terhadap
prestasi belajar matematika pada peserta didik kelas VII semester II
SMP N 2 Dukuhturi tahun pelajaran 2013/2014.
3. Model pembelajaran konvensional lebih efektif daripada model
pembelajaran Pair Check ditinjau dari sikap rendah terhadap prestasi
belajar matematika pada peserta didik kelas VII semester II SMP N 2
Dukuhturi tahun pelajaran 2013/2014
47. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif yaitu pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses,
hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai
dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan,
rumus dan kepastian data numerik. Pendekatan ini dipilih karena data
yang diperoleh adalah data kuantitatif yaitu datanya berupa data angka.
2. Desain Penelitian
Tabel 1
Desain penelitian:
A (pembelajaran)
B (Sikap)
A1 (Pembelajaran pair
check)
A2 ( Pembelajaran
Konvensional)
B1 (Sikap Tinggi) A1 x B1 A2 x B1
B2(Sikap Rendah) A1 x B2 A2 x B2
48. Keterangan :
a. A1 x B1
Prestasi peserta didik yang mempunyai sikap tinggi dengan model
pembelajaran Pair check .
b. A2 x B1
Prestasi peserta didik yang mempunyai sikap rendah dengan model
pembelajaran Pair Check .
c. A1 x B2
Prestasi peserta didik yang mempunyai sikap tinggi dengan
pembelajaran Konvensional.
d. A1 x B2
Prestasi peserta didik yang mempunyai sikap rendah dengan
pembelajaran Konvensional.
B. Variabel Penelitian dan Indikator Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
49. Menurut Sugiyono (2011 : 60), variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian
ditarik kesimpulannya.
a. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2011 : 61), variabel bebas merupakan
variabel yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen (terikat).
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran
Pair Check , model pembelajaran Konvensional dan Sikap.
b. Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2011 : 61), variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini variabel terikatnya
adalah prestasi belajar matematika.
2. Indikator Variabel Penelitian
a. Indikator Sikap
Dalam mengukur sikap ada tiga komponen , yaitu (1) kognisi
yaitu berkenaan dengan pengetahuan peserta didik tentang objek, (2)
afeksi yaitu berkenaan dengan perasaan peserta didik terhadap objek,
(3) konasi yaitu berkenaan dengan kecenderungan berperilaku
peserta didik terhadap objek.
b. Indikator prestasi
Tabel 2 : Indikator Prestasi Belajar Matematika
50. Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator
1. Memahami
pengertian dan
notasi himpunan,
serta penyajiannya
2. Memahami konsep
himpunan bagian
Himpunan • Menyatakan
masalah sehari-
hari dalam bentuk
himpunan dan
mendata
anggotanya
• Menyebutkan
anggota dan bukan
anggota himpunan
• Menyatakan notasi
himpunan
• Menjelaskan
himpunan kosong
dan notasinya
• Menentukan
himpunan bagian
dari suatu
himpunan
• Menentukan
banyak himpunan
bagian suatu
himpunan
• Menjelaskan
pengertian
himpunan
semesta, serta
dapat
menyebutkan
anggotanya
51. Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator
3. Melakukan
operasiirisan,gabun
gan, kurang
(selisih), dan kom-
plemen pada
himpunan.
• Menjelaskan
pengertian irisan,
gabungan, dan
kurang (selisih)
dari dua himpunan
• Menentukan
irisan, gabungan
dan kurang
(selisih) dua
himpunan
• Menjelaskan
pengertian
komplemen dari
suatu himpunan
• Menentukan
komplemen dari
suatu himpunan
• Menyelesaikan
masalah dengan
menggunakan
diagram Venn dan
konsep himpunan
52. Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator
4. Menggunakan
konsep himpunan
dalam pe-mecahan
masalah
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011 : 117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
semester II SMP Negeri 2 Dukuhturi Kabupaten Tegal tahun pelajaran
2013 / 2014, besar populasi sebanyak 229 siswa yang terbagi dalam 7
kelas yaitu :
Tabel 3 : Data Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Dukuhturi
Kelas Jumlah Siswa
VII A 35
VII B 35
VII C 34
VII D 34
VII E 35
VII F 32
VII G 34
Jumlah 229
53. 2. Sampel
Menurut Sugiyono (2011 : 118), sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Adapun Sampel dalam penelitian ini dipilih 3 terbagi 3 kelas yaitu
kelas eksperimen (kelas VII D), kelas kontrol (kelas VII F), dan kelas uji
coba (kelas VII E) sebanyak peserta didik yang terinci pada tabel.
Tabel 4
Daftar Jumlah peserta didik pada Sampel
No Kelas VIII Jumlah Peserta didik
1 VII D 34
2 VII E 35
3 VII F 32
Jumlah Sampel 101
3. Teknik Pengambilan Sampel
Prosedur sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cluster random sampling yaitu pengambilan anggota sampel yang
dilakukan secara acak berdasarkan kelas. Sebelum mengambil sampel
harus ada uji kesetaraan sampel dengan menggunakan analisis satu jalur
yaitu menguji apakah 3 kelas mempunyai kemampuan yang setara, di
mana kelas saya pilih untuk penelitian jumlah peserta didik pada
masing–masing kelas pada sampel adalah 34 peserta didik.
(Sugiyono,2006: 56).
Uji Kesetaraan Sampel
54. Uji kesetaraan sampel bertujuan untuk mengetahui kesetaraan
sampel apakah mempunyai kemampuan yang sama dan datanya akan
diambil dari nilai UH 1 pelajaran matematika kelas VII semester genap.
Untuk mengetahui kesetaraan sampel digunakan analisis varian
(ANAVA) satu jalur dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a) Hipotesis
Ho :µ1 = µ2 = µ3 (prestasi belajar matematika ketiga kelas stara )
Ha :µ1 ≠ µ2 = µ3(prestasi belajar matematika ketiga kelas tidak
setara)
b) Menentukan Fhitung
1. Menentukan Jumlah Kuadrat Rata – rata (Ry)
Ry = M2
/ ∑ ni dengan,
yij = data sampel, dimana :
(data ke – j dalam sampel yang diambil dari perlakuan ke-i)
i = 1,2,...,k dan j = 1,2,...,ni
(ni = ukuran sampel dari perlakuan ke -i)
M = Jumlah banyaknya data tiap perlakuan.
2. Menentukan Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (Ay)
Ay = ∑ (ji
2
/ ni) - ry
Dengan
ji= banyaknya data tiap perlakuan
3. Menentukan Jumlah Kuadrat Total (∑ Y2
).
Dimana Y = semua nilai pengamatan
55. ∑ Y2
= jumlah kuadrat – kuadrat dari semua nilai pengamatan
4. Menentukan Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (Dy)
Dy = ∑ Y2
– Ry - Ay
5. Menentukan Kuadrat Tengah Rata – rata (R)
Dimana derajat kebebasan (dk) untuk rata - rata = 1
R = Ry / dk = Ry / 1
6. Menentukan Kuadrat Tengah Antar Kelompok (A)
A = Ay / (k - 1)
Dengan derajat kebebasan antar kelompok = k -1
k = banyaknya perlakuan
7. Menentukan Kuadrat Tengah Dalam Kelompok (D)
D = Dy / ∑ (ni - 1)
8. Menentukan Fhitung (Fh)
Maka Fhitung = A / D
Kriteria Pengujian
Tolak Ho jika Fhitung ≥ Ftabel dan
diterima Ho diterima jika Fhitung Ftabel
Tabel 5
Analisis Varian Uji Kesetaraan Sampel
Sumber
Variansi Dk JK KT Fhitung
Rata – rata 1
Ry = R =
56. Fhit =
Antar
Kelompok
k -1
Ay = ∑ - Ry A=
Dalam
Kelompok
∑ ( ni - 1) Dy = ∑ Y2
– Ry -
Ay
D =
Total ∑ n1 ∑ Y2
(Sudjana, 2005:304)
Dari hasil perhitungan, dengan α = 5 % diperoleh Ftabel = 3,09 dan
Fhitung = 1,46 maka Fhitung (1,46) < Ftabel ( 3,06), sehingga Ho diterima atau
dengan kata lain prestasi belajar ketiga kelas setara. (Lihat lampiran 7)
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode dokumentasi, metode tes, dan angket untuk mendapatkan
data yang tepat dan objektif.
a. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata “dokumen” yang artinya
barang-barang tertulis (Ponoharjo, 2012:63).
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode
dokumentasi untuk mendapatkan data sikap peserta didik.
Dokumentasi yang dimaksud adalah nilai Ulangan murni kelas VII
semester II pada mata pelajaran matematika tahun 2013.
57. Metode pengumpulan data berarti cara pengumpulan data
dengan mencatat data yang sudah ada. Pada penelitian ini
dokumentasi yang diambil berupa arsip-arsip prestasi belajar
matematika ulangan harian I semester II yang digunakan sebagai uji
kesetaraan.
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
(Ponoharjo,2012 : 60)
Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar peserta
didik. Tes yang digunakan peneliti adalah hasil objektif / pilihan
ganda dengan alternatif jawaban dan hanya satu jawaban yang benar.
c. Metode Angket
Metode angket digunakan untuk mengetahui sikap siswa
terhadap mata pelajaran matematika.
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa
pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab
secara tertulis. Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa
angket tertutup, yaitu angket yang disajikan sedemikian rupa
sehingga responden tinggal memberikan tanda pada tempat atau
kolom yang sesuai dengan kata lain responden tinggal memilih
jawaban yang telah disiapkan. (Arikunto Suharsimi, 2006 : 152).
58. Angket disusun dengan menggunakan Skala Likert atau rating
scale (skala bertingkat) sebagai alat ukur sikap responden terhadap
pernyataan yang diberikan. Kategori jawaban terdiri atas 4 alternatif
jawaban, untuk analisis secara kuantitatif, maka alternative jawaban
diberi skor 1 sampai 4, dengan rincian sebagai berikut :
4 : Sangat Setuju
3 : Setuju
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
(Arikunto Suharsimi, 2006 : 152)
2. Instrumen Pengumpulan data
a. Instrumen Tes
Langkah – langkah pengumpulan instrumen tes sebagai berikut :
(1) Menentukan tujuan mengadakan tes.
Tujuan mengadakan tes adalah untuk memperoleh hasil belajar
matematika siswa kelas VII semester II tahun pelajaran 2013 /
2014 materi pokok Himpunan.
(2) Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan disusun.
Bahan yang akan diteskan adalah materi pokok Himpunan.
(3) Menentukan bentuk tes dan tipe tes
Bentuk soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal
pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban dengan hanya satu
jawaban yang benar.
59. (4) Menyusun kisi – kisi tes.
Kisi – kisi yang dibuat mencakup materi pelajaran pada materi
pokok Himpunan.
(5) Menyusun tes hasil belajar
Tes hasil belajar matematika disusun berdasarkan ranah
kognitif. Ada tiga ranah kognitif yang dijadikan pedoman yaitu
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).
Sedangkan tingkat kesukaran soal meliputi mudah, sedang, dan
sukar. Dalam penelitian ini tipe soal yang digunakan adalah
pilihan ganda dengan alternatif jawaban hanya satu yang benar.
b. Instrumen Angket
Adapun langkah – langkah penyusunan angket yaitu :
(1) Membatasi terhadap variabel yang akan diangketkan.
Variabel yang akan diangketkan adalah sikap siswa terhadap
mata pelajaran matematika.
(2) Menentukan tujuan angket.
Tujuan diberikan angket adalah untuk mengetahui sikap siswa
terhadap pelajaran matematika siswa kelas VII semester II.
(3) Menyusun kisi – kisi angket.
Kisi – kisi angket dibuat mencakup aspek – aspek dari sikap.
(4) Menyusun angket.
60. Penyusunan angket berisi 25 butir pernyataan. Setiap pernyataan
mempunyai 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Untuk setiap alternatif
jawaban pernyataan mempunyai skor 1 – 4 yang
menggambarkan semakin tinggi.
E. Teknik Pengujian Instrumen
1. Instrumen Tes
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen tes.
Teknik pengujian instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
a. Uji Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang
digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam
penelitian ini dipergunakan validitas isi (content validity) yang
berarti instrument disusun sesuai materi dan tujuan pembelajaran
khusus. Untuk mengetahui validitas tiap item tes digunakan rumus
korelasi Point Biserial :
Keterangan :
: Koefisien korelasi point biserial
61. : mean skor dari subjek yang mendapat nilai 1 pada item i
: mean skor dari subjek
: standar deviasi skor total
p : proporsi subjek menjawab betul
q : 1 – p
jika harga maka butir tes dikatakan valid.
(Susongko, 2012)
Setelah didapat harga rhitung, kemudian dikonsultasikan dengan
harga kritis r product moment dengan taraf signifikan α.
Apabila rhitung ≥ rtabel , maka item pernyataan tersebut valid,
tetapi jika rhitung <rtabel, maka butir soal tersebut tidak valid sehingga
diputuskan untuk tidak digunakan. Apabila soal dikatakan valid
maka soal dapat digunakan.
Dari 25 butir soal tes prestasi yang diuji cobakan
menghasilkan 5 butir saol yang tidak valid yaitu nomor 1, 9, 13, 14
dan 21 maka artinya 5 soal tersebut tidak digunakan sebagai
instrumen penelitian, sedangkan 20 butir soal yang valid yaitu
nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24
dan 25 maka 20 soal tersebut digunakan sebagai intrumen. (Lihat
lampiran 8)
b. Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur dikatakan memiliki atau memenuhi
persyaratan reliabilitas (handal), jika alat tersebut menghasilkan hasil
pengukuran yang dapat dipercaya atau mencerminkan kemampuan
62. yang sebenarnya dari orang yang diukur, bukan karena faktor
kebetulan atau untung-untungan.
Dalam penelitian ini,untuk uji reliabilitas menggunakan KR-20.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
: Koefisien Reabilitas Instrumen
: banyaknya butir soal
: proporsi penjawab benar untuk suatu butir
: (1 – p)
: Varian skor total
(Susongko, 2012)
Dari hasil perhitungan menunjukan harga r11 = 1,075
sedangkan harga rtabel = 0,334 pada taraf signifikasi α = 5% maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen tes prestasi belajar
matematika reliabel. (Lihat lampiran 9)
c. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran butir tes ditunjukan oleh besarnya angka
presentasi dari penempuh yang mendapat jawaban betul. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
63. Keterangan :
: Tingkat Kesukaran Butir
: Jumlah penjawab betul
: Jumlah Penempuh tes
Kriteria indeks kesukaran soal tersebut adalah :
0.0
TK 0.30 : Soal kategori sukar
0.31 TK 0.70 : Soal kategori sedang
0.71 TK 1.00 : Soal kategori mudah
(Susongko, 2012)
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran soal instrumen tes
prestasi terdapat 16 soal tergolong dalam kriteria tingkat kesukaran
soal yang mudah yaitu 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 20, 22,
24 dan 25. Terdapat 8 soal sedang tergolong sedang yaitu nomor 1,
6, 8, 11, 15, 18, 19 dan 21. Sedangkan 1 soal tergolong sukar yaitu
nomor soal 23. (Lihat lampiran 10)
d. Daya pembeda soal
Untuk menghitung daya pembeda soal digunakan rumus
sebagai berikut :
64. D =
Keterangan :
D : Daya pembeda soal
J : Jumlah peserta tes
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
BA :Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB :Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab salah
Untuk menafsirkan daya beda soal tersebut digunakan kriteria :
D ≤ 0,00 : Tidak baik
0,00< DP ≤ 0,02: Jelek
0,02< DP ≤ 0,04: Cukup
0,04< DP ≤ 0,07: Baik
0,07< DP ≤ 1,00: Baik Sekali
( Arikunto, 2005:117)
Hasil yang diperoleh dari daya pembeda tes prestasi belajar
matematika adalah butir soal nomor 3, 9, 12, 16, 21 dan 24 termasuk
kategori soal yang baik sekali, butir soal nomor 5 termasuk kategori
soal yang baik, butir soal nomor 19 termasuk kategori soal yang
cukup, dan untuk butir soal nomor 1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 14, 15, 17,
18, 20, 22, 23 dan 25 kategori soal tidak baik. (Lihat lampiran 11)
Dari analisi hasil uji coba meliputi validitas, reliabitas, tingkat
kesukaran soal, dan daya beda pada uji instrumen tes prestasi belajar
65. yang diuji mencakup 20 butir soal yang valid yaitu nomor nomor 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24 dan 25.
2. Instrumen Angket
Selain menggunakan tes, data penelitian juga diperoleh dengan
menggunakan instrumen angket. Teknik pengujian instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Validitas
Instrumen dalam penelitian ini diukur validitasnya dengan
menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu :
Keterangan :
: Koefisien korelasi tiap item X dan Y
: Skor butir item
: Skor total yang diperoleh
N : Banyaknya responden penelitian
(Susongko, 2012)
Setelah rhitung diperoleh maka dikonsultasikan dengan tabel
product moment, dengan taraf α = 5% dan n = 35 didapatkan
rtabel = 0,334; maka pembuktian hipotesisnya. Apabila rhitung> rtabel
maka soal valid dan rhitung< rtabel maka soal tidak valid.
Dari 30 butir soal angket yang diuji cobakan dengan taraf
signifikasi α = 5% diperoleh 29 butir soal yang valid yaitu 2, 3, 4, 5,
66. 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 28 dan 30 artinya soal tersebut yang digunakan sebagai
intstrumen penelitian dan 10 butir soal yang tidak valid yaitu nomor
soal 1 artinya soal –soal tersebut tidak digunakan sebagai penelitian.
(Lihat lampiran 12)
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah bahwa sesuatu instrument cukup dapat
dipercaya sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas angket ukur
menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :
Keterangan :
: reliabilitas instrumen
k : banyak butir soal
: jumlah varians butir
: varians total
Dari perhitungan realibilitas, kemudian hasil tersebut
dikonsultasikan dengan , apabila untuk butir
pertanyaan dikatakan reliable.
Dari hasil perhitungan r11 = 0,3337 sedangkan harga rtabel
= 0,334 pada taraf signifikasi α = 5%, maka sesuai dengan kriteria
reliabitas dikatakan instrumen angket reliabel. (Lihat lampiran 13)
67. Dari analisis hasil uji coba meliputi validitas, dan reliabitas pada
uji instrumen tes sikap belajar yang diuji mencakup 29 soal yang valid
yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 dan 30.
F. Teknik Analisis Data
Uji Prasyarat
Pada uji prasyarat pengujian hipotesis, data yang diambil merupakan
data prestasi belajar matematika. Uji prasyarat untuk pengujian hipotesis
meliputi :
1. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji terhadap normal tidaknya
sebaran data yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini uji normalitasnya
menggunakan uji Liliefors. Prosedur uji normalitas dengan metode
Liliefors adalah sebagai berikut:
a. Menentukan Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi
normal
b. Taraf signifikansi
68. Taraf signifikansi yang digunakan adalah
c. Daerah kriteria
Ho ditolak jika Lhitung > Ltabel (1- α):(k-1)
d. Statistik uji
(1) Pengamatan y1, y2, . . . , yn dijadikan bilangan baku z1, z2, z3, ...,
zn dengan rumus:
( dan S masing – masing merupakan rata – rata dan simpangan
baku sampel)
(2) Untuk tiap bilangan digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian hitung peluang dari :
(3) Selanjutnya dihitung proporsisi z1, z2, z3, ..., zn yang lebih kecil
atau sama dengan zi, proporsisi ini dinyatakan dengan S(zi) yang
diperoleh dengan rumus:
69. (4) Kemudian menghitung F(Zi) – S(Zi)
(5) Ambil hanya yang paling besar diantara harga – harga mutlak
selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo
(6) Kriteria :
Ho ditolak jika Lo Ltabel (sampel tidak berdistribusi normal)
Ho diterima jika Lo < Ltabel (sampel berdistribusi normal)
2. Uji homogenitas
Setelah diketahui berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya
adalah menyelidiki apakah sampel tersebut homogen atau tidak, dengan
menggunakan uji Bartlett. (Sudjana, 2005 : 261)
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis yang diuji:
Ho :
Ha : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku
b. Taraf signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan adalah %
c. Daerah kriteria
70. Ho ditolak jika dimana didapat
daritabel distribusi Chi-kuadrat dengan peluang dan
.
d. Statistik uji
(1) Mencari varians masing-masing kelompok sampel dengan
rumus:
dimana
(2) Membuat tabel homogenitas
Tabel 6 : Uji Homogenitas
Sampel Dk Si
2
log Si2
(dk) log Si2
71. 1
2
n1 - 1
n2 - 1
S1
2
S2
2
log S1
2
log S2
2
(n1 - 1) log S1
2
(n2 - 1) log S2
2
Jumlah
lo
gSi
2
(3) Mencari varians gabungan
(4) Menentukan harga satuan dari semua sampel (B).
(5) Selanjutnya gunakan Chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut:
(6) Kesimpulan
Apabila nilai maka Ho diterima, yang
berarti sampel dalam penelitian ini adalah homogen.
72. 3. Deskripsi data
Deksripsi data prestasi belajar matematika diuraikan menjadi dua
yaitu data eksperimen yang berasal dari kelas VII D, data kelas kontrol
yang berasal dari kelas VII F.
a. Mean
b. Median (Me)
Median adalah nilai tengah yang sudah diurutkan, dengan rumus :
Me = (nilai data ke - n + nilai data ke - + 1
c. Modus
Modus adalah data yang sering muncul
d. Jangkauan
Jangkauan adalah selisih data terbesar dengan data terendah
e. Simpangan baku
f. Varians
Varians diperoleh dari standar deviasi yang dikuadratkan
73. 4. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis menggunakan Analisis
Varian (ANAVA) Dua Jalur. Dalam proses uji hipotesis yang diamati
adalah pengaruh tiap perlakuan terhadap tiap kelompok dengan jumlah
kelompok sebanyak 2. Kelompok yang dimaksud yang pertama adalah
kelompok peserta didik dengan sikap tinggi dan kelompok yang kedua
adalah kelompok peserta didik dengan sikap rendah, sedangkan
perlakuaannya adalah model pembelajaran Pair Check dan model
pembelajaran konvensional. Kriteria pengelompokan sikap belajar
didasarkan pada perolehan skor angket.
Uji hipotesis dalam penelitian ini mempunyai langkah – langkah
sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis yang akan diuji:.
1) H0 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara yang
menggunakan model pembelajaran Pair Check dengan
model pembelajaran konvensional terhadap prestasi
belajar peserta didik.
H1 : Ada perbedaan prestasi belajar antara yang menggunakan
model pembelajaran Pair Check dengan model
pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar
peserta didik.
74. 2) H0 : Model pembelajaran Pair Check kurang efektif daripada
model pembelajaran konvensional ditinjau dari sikap
tinggi terhadap prestasi belajar matematika
H1 : Model pembelajaran Pair Check lebih efektif daripada
model pembelajaran konvensional ditinjau dari sikap
tinggi terhadap prestasi belajar matematika
3) H0 : Model pembelajaran konvensional kurang efektif daripada
model pembelajaran Pair Check ditinjau dari sikap tinggi
terhadap prestasi belajar matematika
H1 : Model pembelajaran konvensional lebih efektif daripada
model pembelajaran Pair Check ditinjau dari sikap tinggi
terhadap prestasi belajar matematika
b. Taraf signifikan yang digunakan adalah α = 5%
c. Perhitungan
1) Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT =
2) Menghitung Jumlah Kuadrat Kolom (JKA)
JKA =
3) Menghitung Jumlah Kuadrat Baris Tinggi (JKB)
75. JKB =
4) Menghitung Jumlah Kuadrat Baris Rendah (JKC)
JKC =
5) Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (JKD)
JKD = JKT – (JKA – JKB – JKAB)
6) Menghitung Derajat Kebebasan (db)
a) dbA = k – 1
b) dbB = b – 1
c) dbT = N – 1
d) dbC = b – 1
e) dbD = dbT – dbA – dbB – dbAB
7) Menghitung Rataan Kuadrat (RK)
a) RKA =
b) RKB =
c) RKC =
76. d) RKD =
8) Menghitung Statistik Uji
a) Untuk H0A adalah Fa =
b) Untuk H0B adalah Fb =
c) Untuk H0C adalah Fc =
d. Membuat Tabel
Analisis Varian untuk Dua Jalur
Tabel 7
Sumber
Keragaman
(SK)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Deraj
at
Bebas
(db)
Rataan Kuadrat
(RK)
0F
Perlakuan (A) JK(A) dbA
)(
)(
Adb
AJK
RKA =
RKD
RKA
Fa =
Kelompok
Tinggi (B)
JK(B) dbB
)(
)(
Bdb
BJK
RKB =
RKD
RKB
Fb =
Kelompok
Rendah (C) JK(C)
dbC
)(
)(
Cdb
CJK
RKC =
RKD
RKC
Fc =
78. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Objek Penelitian
Pada saat melakukan observasi di SMP Negeri 2 Dukuhturi, melalui
diskusi singkat dengan guru matematika kelas VII dan wakasek kurikulum
diperoleh informasi bahwa, guru variatif menggunakan model pembelajaran
dalam proses pembelajaran, tetapi belum menemukan model atau metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan kemampuan peserta didik. Untuk
kriteria kelulusan minimal atau yang sering kita kenal dengan KKM pada
mata pelajaran matematika adalah 71. Sarana dan prasarana dalam
pembelajaran di SMP Negeri 2 Dukuhturi seperti LCD dan alat media
pembelajaran yang lainnya belum mencukupi. Objek dalam penelitian ini
adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 2 Dukuhturi tahun pelajaran
2013/2014, terdapat 7 kelas yaitu kelas VII A,VII B, VII C, VIID, VII E, VII
F dan VIIG. Dari 7 kelas tersebut diampu oleh 2 guru matematika dengan
pembagian kelas dan jam mengajar yang telah ditentukan oleh sekolah.
Setiap kelas rata – rata terdiri atas 34 peserta didik dengan karakter dan
kemampuan yang berbeda. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu
guru matematika tingkat kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran
matematika maupun pelajaran lainnya cukup tinggi dan saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung peserta didik mengikuti dengan baik.
79. B. Deskripsi Data Variabel Penelitian
Setelah dilakukan penelitian selama satu bulan di SMP Negeri 2
Dukuhturi dengan materi pokok himpunan pada kelas VII D sebagai kelas
eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Pair Check serta
untuk kelas VIII F sebagai kelas kontrol yang diajar menggunakan model
pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini, data prestasi belajar
matematika diperoleh dari nilai tes prestasi belajar yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Pair Check dan model pembelajaran
konvensional.
Tabel distribusi frekuensi kelas eksperimen sebagai berikut :
Tabel 8
Distribusi frekuensi prestasi kelas eksperimen
Interval Banyaknya
siswa
Frekuensi
Relatif
15 – 25 6 17,65%
26 – 36 3 8,82%
37 – 47 3 8,82%
48 – 58 7 20,59%
59 – 69 2 5,89%
70 – 80 5 14,70%
81 – 91 7 20,59%
92 - 100 1 2,94%
Jumlah 34 100%
80. Deskripsi data prestasi belajar kelas eksperimen sejumlah 34 siswa
diperoleh rentang nilai dari 15 sampai 100, dengan rata-rata sebesar 56,18.
Median (Me) sebesar 55, Modus (Mo) sebesar 85, Jangkauan sebesar 85,
simpangan baku (Si) Sebesar 24,22 dan variansi (Si
2
) sebesar 586,45. (Lihat
lampiran 15)
Tabel distribusi frekuensi kelas kontrol sebagai berikut :
Tabel 9
Distribusi frekuensi prestasi kelas kontrol
Interval Banyaknya
siswa
Frekuensi
Relatif
15 – 25 0 0%
26 – 36 1 3,12%
37 – 47 0 0%
48 – 58 8 25%
59 – 69 9 28,12%
70 – 80 11 34,37%
81 – 91 3 9,37%
92 - 100 0 0%
Jumlah 32 100%
81. Deskripsi data prestasi belajar kelas kontrol sejumlah 32 siswa
diperoleh rentang nilai dari 15 sampai 100, dengan rata-rata sebesar 64,22.
Median (Me) sebesar 65, Modus (Mo) sebesar 70, Jangkauan sebesar 85,
simpangan baku (Si) Sebesar 12,58 dan variansi (Si
2
) sebesar 158,24. (Lihat
lampiran 15)
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
1. Uji Prasyarat Data Setelah Penelitian
a. Uji Normalitas
Data uji normalitas sampel dikelompokkan menjadi 2 kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengujian normalitas
dapat dilihat pada tabel berikut :
82. Tabel 10
Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Belajar
Kelas L Hitung L tabel Kesimpulan
Eksperimen 0,095 0,152 Normal
Kontrol 0,104 0,157 Normal
Dari hasil perhitungan uji normalitas data prestasi belajar
matematika yaitu dari kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0,095;
dengan taraf α = 5%, n = 34 didapat Ltabel = 0,152 dan pada kelas
kontrol diperoleh Lhitung = 0,104; dengan taraf α = 5%, n = 32 didapat
Ltabel = 0,157 sehingga Lhitung < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa
data sampel kedua kelas tersebut berdistribusi normal. (Lihat
lampiran 16)
b. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas sampel digunakan uji Bartlett.
Kriteria yang digunakan adalah variansi dari masing-masing
kelompok sampel yang dinyatakan homogenitas jika X2
hitung <X2
tabel
pada taraf signifikansi 5%.
83. Tabel 11
Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen
Sampel N dk 1/dk Si
2
Log Si
2
dk Log
Si
2
dk Si
2
1 17 16 0.0625 169.485 2.22913 35.666112 2711.76
2 17 16 0.0625 164.89 2.21719 35.475097 2638.2
Total 34 32 0.125 334.375 4.44633 71.141209 5350
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh X2
hitung
= (0,0034), X2
tabel = (3,84) dengan α = 5% sehingga X2
hitung <
X2
tabel jadi Ho diterima berarti data sampel homogen. (Lihat
lampiran 17).
Tabel 12
Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol
Sampel N dk 1/dk Si
2
Log Si
2
dk Log
Si
2
dk Si
2
1 16 15 0.06667 66.25 1.82119
27.31778
8 993.75
2 16 15 0.06667 54.0625 1.7329
25.99344
2 810.938
Total 32 30 0.13333 120.313 3.55408 53.31123 1804.69
Kesimpulan :
84. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh X2
hitung
= (0,1547), X2
tabel = (3,84) dengan α = 5% sehingga X2
hitung <
X2
tabel jadi Ho diterima berarti data sampel homogen
(Lihat lampiran 17)
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesi menggunakan Analisis Varian (ANAVA) Dua
Jalur . Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah ada perbedaan
prestasi belajar antara yang menggunakan model pembelajaran
konvensional dengan model Pair Check ditinjau dari sikap belajar, model
Pair Check lebih efektif daripada model konvensional ditinjau dari sikap
tinggi terhadap prestasi belajar matematika dan model konvensional lebih
efektif daripada model Pair Check ditinjau dari sikap rendah terhadap
prestasi belajar. Perhitungan disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 13
Analisis Varian ( ANAVA ) Dua Jalur
Sumber
Keragaman
(SK)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Derajat
Bebas
Rataan
Kuadrat
(RK)
Fhitung Ftabel
Perlakuan (A) 1207,06 1 1207,06 5,06 4,01
Kelompok
Tinggi (B)
1073,52 1 1073,52 4,5
Kelompok
Rendah (C)
1025,81 1 1025,81 4,3
Dalam
Kelompok (D)
13598,1 57 238,56
Total ( T) 21781,69 60
85. Berdasarkan hasil perhitungan hipotesis menggunakan analisis
varian dua jalur diperoleh Fhitung Perlakuan
lebih besar dari Ftabel pada taraf nyata = 5% = 4,01, Fhtung
Kelompok Tinggi lebih besar dari Ftabel pada
taraf nyata = 5% = 4,01 dan Fhtung
Kelompok Rendah lebih besar dari Ftabel
pada taraf nyata = 5% = 4,01. Jadi, H0 ditolak yaitu ada
perbedaan prestasi belajar matematika yang diajar menggunakan
model pembelajaran Pair Check dengan model pembelajaran
konvensional, model pembelajaran Pair Check lebih efektif daripada
model pembelajaran konvensional ditinjau dari sikap tinggi terhadap
prestasi belajar peserta didik kelas VII SMP N 2 Dukuhturi pada
pokok bahasan himpunan dan model pembelajaran konvensional
lebih efektif daripada model pembelajaran Pair Check ditinjau dari
86. sikap rendah terhadap prestasi belajar peserta didik kelas VII SMP N
2 Dukuhturi pada pokok bahasan himpunan. (Lihat Lampiran 19)
D. Pembahasan hasil
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan analisis varian dua jalur
diperoleh bahwa ada perbedaan prestasi belajar yang menggunakan model
pembelajaran Pair Check pada kelas VII D dengan model pembelajaran
konvensional pada kelas VII F ditinjau dari sikap belajar
Ditinjau dari sikap tinggi prestasi belajar matematika yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran Pair Check lebih efektif daripada model
pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Pair Check lebih efektif
digunakan untuk proses pembelajaran karena model pembelajaran Pair
Check memiliki beberapa kelebihan antara lain :
1. Meningkatkan kerjasama antar siswa
2. Peer tutoring
3. Meningkatkan pemahaman atas konsep dan / proses pembelajaran
4. Melatih siswa berkomunikasi dengan baik dengan teman sebangku
Pada saat penelitian penerapan model pembelajaran Pair Check di kelas
eksperimen dijumpai peserta didik lebih aktif dalam menghadapi setiap
permasalahan, peserta didik mempunyai keberanian mengutarakan
pendapatnya dan peserta didik tidak merasa bosan dalam mempelajari
87. matematika. Tetapi di sisi lain peserta didik harus mempunyai waktu yang
benar – benar memadai dalam melakukan model pembelajaran ini dan
kesiapan untuk menjadi peserta didik yang jujur dan memahami soal dengan
baik..
Dalam melakukan penelitian, peneliti menjumpai adanya kendala atau
keterbatasan yang dialami. Adapun keterbatasan dalam penelitian, yaitu :
1. Dalam pelaksanaan penelitian kondisi awal sikap belajar matematika
peserta didik tidak diamati secara langsung. Peneliti hanya mengacu
pada keterangan guru mata pelajaran matematika. Meskipun dari
keterangan guru populasi kelas yang diteliti dinyatakan homogen
tetapi kurang mencukupi keterangan tersebut karena tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya.
2. Peneliti dalam menentukan kategori sikap belajar matematika peserta
didik hanya didasarkan dari hasil skor angket sikap belajar tanpa
mempertimbangakan dari aspek psikologi. Hal ini dimungkinkan
peserta didik dalam mengisi angket sikap belajar matematika tidak
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Sehingga pengkategorinya tidak
sesuai dengan harapan yang dicapai oleh peneliti yaitu memperoleh
data yang baik
88. 3. Kurangnya waktu yang dibutuhkan dalam penelitian. Hal ini
disebabkan karena kepala sekolah memberi waktu yang terbatas
sehingga mengakibatkan kegiatan pembelajaran tidak berjalan secara
maksimal termasuk pada kelas yang menjadi sampel dalam penelitian
89.
90. BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan :
1. Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika peserta didik yang
menggunaka model pembelajaran Pair Check dengan model
pembelajaran konvesional.
2. Model pembelajaran Pair Check lebih efektif daripada model
pembelajaran konvesional ditinjau dari sikap tinggi terhadap prestasi
belajar matematika.
3. Model Pembelajaran Konvensional lebih efektif daripada model
pembelajaran Pair Check ditinjau dari sikap rendah terhadap prestasi
belajar matematika.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan, saran yang perlu disampaikan
melalui penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi peserta didik
Peserta didik supaya meningkatkan sikap belajar dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar sehingga prestasi yang didapatkan lebih baik.
2. Bagi guru
Model pembelajaran Pair Check lebih cocok untuk peserta didik yang
mempunyai sikap tinggi sedangkan untuk peserta didik yang mempunyai
91. sikap rendah lebih cocok menggunakan model pembelajaran
konvensional sehingga peserta didik lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar di kelas.
92.
93. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Darsono, Max. 2000. Ciri – ciri belajar. Online
http://32mine.wordpress.com/2010/04/20/5/. (28 Januari 2013)
Hamalik. 2002. Hasil Belajar. Online http://ahli-
definisi.blogspot.com//2011/02/definisi-hasil-belajar.html. (15 Februari
2013)
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Huda, Miftahul. 2013. Model – model Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ibrahim,dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Penerbit
teras
Oktamira. 2010. Online http://oktamira.files.wordpress.com/2010/12/bab1-5.docx
Ponoharjo. 2012. Perencanaan Penelitian Pendidikan Matematika. Tegal : UPS
Slameto. 2011. Belajar dan factor – factor yang mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka cipta
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R & D. Bandung : Alfabeta
Susongko, Purwo. 2012. Penilaian Hasil Belajar. Tegal : Badan Penerbitan
Universitas Pancasakti Tegal
Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
94.
95. Lampiran 1
DATA NAMA PESERTA DIDIK
SAMPEL KELAS UJI COBA ( KELAS VII E )
No NAMA PESERTA DIDIK L/P
1 ADE NURHAMZAH L
2 AF’AL TAJALI L
3 AFTIKA FAUZIYAH P
4 ALIF KHUSNI ALIYAQIN L
5 ANGGI SAPITRI P
6 ANGGRIYANI GITA SAFITRI P
7 BAYU AHMAD ISWANTO L
8 CANDRA ANGGARA L
9 FIKRI SURURI MUGHNI L
10 FIRDA AULIA SALSABILA P
11 IKA SYARIFATUNNISA P
12 KHARISMA DEWI P
13 KHOERUL UMAM L
14 KURNIASIH P
15 LEAN NOTOHARI L
16 MALIKHATUN NASIKHA P
17 MAYANG SARI P
18 MI’ATUL KHASANAH P
19 MUHAMAD IMAMMU ROSYID L
20 MUHAMMAD GHOLIB L
21 MUHAMMAD HARIS NU’MAN L
22 MUHAMMAD TIRTO MAULANA L
23 NADIA SITI SOLIHATUN P
24 PUTRI APRILIA CITRA P
25 REZA INDRIYANTO L
26 RISKA ISMAYANI P
27 RISQI RAMADANTI P
28 SARTIKA P
29 SINTIA PUTRI P
30 SUPRIYATIN P
31 TIARA MUSTIKA NINGRUM P
32 WAHYUDIN L
33 WARNINGSIH P
34 WIJI SEPTIANI P
35 WIWI ANAROH P
Lampiran 2
96. KISI – KISI INSTRUMEN PENELITIAN
TES PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
Standar Kompetensi : Menggunakan Konsep Himpunan dan Diagram Venn
dalam pemecahan masalah
No Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal
1 Memahami pengertian
dan notasi himpunan,
serta pe-nyajiannya
• Menyatakan
masalah sehari-
hari dalam bentuk
himpunan dan
mendata
anggotanya.
1, 24
• Menyebutkan
anggota dan bukan
anggota himpunan
2, 23
• Menyatakan notasi
himpunan
3
• Menjelaskan
himpunan kosong
dan notasinya
4
2 Memahami konsep
himpunan bagian
• Menentukan
himpunan bagian
dari suatu himpunan
5
• Menentukan banyak
himpunan bagian
suatu himpunan
6
• Menjelaskan
pengertian
himpunan semesta,
serta dapat
menyebutkan
anggotanya.
7
97. 3 Melakukan operasi
irisan,gabungan,
kurang (selisih),
dan komplemen
pada himpunan.
• Menjelaskan
pengertian irisan,
gabungan, dan
kurang (selisih) dari
dua himpunan
10, 11, 12
• Menentukan irisan,
gabungan dan
kurang (selisih)
dua himpunan
8, 9,13,14, 15,16
• Menjelaskan
pengertian
komplemen dari
suatu himpunan
19
• Menentukan
komplemen dari
suatu himpunan
17, 18
4 Menggunakan konsep
himpunan dalam pe-
mecahan masalah.
• Menyelesaikan
masalah dengan
menggunakan
diagram Venn dan
konsep himpunan
20, 21, 22, 25
98. Lampiran 3
I. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Diantara kumpulan-kumpulan berikut, yang merupakan himpunan
adalah......
a. Kumpulan kue bolu yang enak
b. Kumpulan ikan yang menyusui
c. Kumpulan wanita cantik
d. Kumpulan hewan yang lucu
2. Jika Q adalah himpunan bilangan cacah antara 2 dan 6. Maka pernyataan
berikut yang yang salah adalah.......
a. 3 є Q
b. 4 є Q
c. 5 є Q
d. 6 є Q
3. Himpunan G adalah himpunan bilangan genap antara 6 dan 15. Notasi
pembentukan himpunannya adalah.......
a. G = { x │x > 6, x adalah bilangan genap }
b. G = { x │6 <x < 15, x adalah bilangan genap }
c. G = { x │6 ≤ x ≤ 15, x adalah bilangan genap }
d. G = { x │6 <x ≤ 15, x adalah bilangan genap }
4. Di bawah ini yang merupakan himpunan kosong adalah.....
a. Himpunan bilangan cacah kurang dari 1
b. Himpunan nama bulan yang lamanya kurang dari 30 hari
c. Himpunan bilangan asli antara 15 dan 16
d. Himpunan nama hari yang dimulai huruf k
99. 5. Diketahui A = { 1,2,3,4},yang bukan merupakan himpunan bagian dari A
adalah.....
a. {1,2}
b. { }
c. {0,1,2}
d. { 2,3,4}
6. Diketahui B = { a,b,c,d }. Banyaknya himpunan bagian dari B adalah.....
a. 4
b. 8
c. 12
d. 16
7. Diketahui A = { 89,91,97 } dan tiga himpunan lain yaitu:
P = { bilangan asli, }
R = { bilangan prima }
Q = { bilangan ganjil }
Dari ketiga himpunan terakhir yang bisa menjadi himpunan semesta bagi
A adalah....
a. Hanya P dan Q
b. Hanya Q dan R
c. Hanya P dan R
d. P,Q, dan R
8. Jika A = {1,2,3} dan B = {4,5,6}, maka A U B adalah.....
a. { 1,2,3,4,5,6 }
b. { 2,3,4 }
c. { 1,2,4,5,6 }
d. {2,4,6}
100. 9. Diketahui D = { faktor dari 16 }
E = { faktor dari 24 }
Maka D U E adalah..........
a. { 2,4,8}
b. {1,2,4,8}
c. {2,4,8,12,16,24 }
d. {1,2,4,8,12,16,24}
10. Apabila n(A) = 50, n(B) = 65, dan n (A ∩ B ) = 35, maka nilai n( A U B)
= .........
a. 80
b. 0
c. 100
d. 115
11. Gambar diagram venn yang benar untuk A U B adalah......
a. A B
b. A B
c. A B
101. d. A B
12. Jika : P = { bilangan prima yang kurang dari 20 }
Q = { bilangan kelipatan 3 yang kurang dari 20 }
Maka irisan P dan Q adalah.......
a. { 3}
b. { 3,15}
c. { 1,3,15 }
d. { 1,3,9,15 }
13. Jika : P = { x │1 < x < 10, x € C }
Q = { x │x < 10, x € bilangan prima }
Maka P ∩ Q adalah .......
a. { 2,3,5,7}
b. {3,5,7,9}
c. { 2,3,5,7,9 }
d. { 2,3,4,5,6,7,8,9}
14. A = himpunan bilangan ganjil kurangdari 15
B = himpunan bilangan ganjil antara 3 dan 15
A ∩ B adalah .........
a. { 5,7,11,13 }
b. { 3,5,7,9,11 }
102. c. { 3,5,7,11,13 }
d. { 3,5,7,11,13,15 }
15. A = { 1,2,3,4,5 }, B = { 2,4,5,6 }
A ∩ B = ................
a. { 1 2,3,4,5,6 }
b. { 1,3 }
c. { 1,3,6 }
d. { 2,4,5}
16. Jika S = { 1,2,3,4,5,6,}, A = { 1,3,5 } dan B = { 2,3,5 }, maka S – ( A U
B ) adalah
a. { 1,2 }
b. { 2,5 }
c. { 3,5 }
d. { 4,6 }
17. Diketahui : S = { bilangan cacah yang kurang dari 10 }
A = { { x │2 ≤ x ≤ 6, x € S }
Komplemen dari A adalah ........
a. { 0, 1, 8, 9, 10 }
b. { 0, 1, 2, 6, 7, 8, 9, 10 }
c. { 0, 1, 2, 6, 7, 8, 9, 10 }
d. { 0, 1, 7, 8, 9 }
18. Jika : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
A = { 1, 3, 5}
B = { 2, 3, 5 }
Maka ( A U B )’ adalah .........
103. a. {1, 2}
b. {2, 5}
c. {3, 5}
d. {4, 6}
19. Jika S adalah himpunan semesta dan T’ adalah komplemen dari himpunan
T, maka pernyataan dibawah ini yang benar adalah.......
a. T’ ∩ S = T d. ( T’ ) = T
b. T’ ∩ = T
c. T’ ∩ T =
20. Dari 40 orang, 16 orang memelihara burung, 21 orang memelihara kucing,
dan 12 orang memelihara burung dan kucing. Orang yang tidak
memelihara burung atau kucing, sebanyak......
a. 12 orang
b. 15 orang
c. 19 orang
d. 28 orang
21. Dari sekelompok anak, terdapat 15 anak gemar bulutangkis, 20 anak
gemar tenis meja, dan 12 anak gemar keduanya. Jumlah anak dalam
kelompok tersebut adalah.....
a. 17 orang
b. 23 orang
c. 35 orang
d. 47 orang
22. Dari 25 anak, terdapat 15 siswa gemar IPA, 13 siswa gemar matematika
dan 10 siswa gemar kedua-duanya. Banyaknya siswa yang tidak gemar
IPA maupun matematika adalah.....
a. 3 siswa
104. b. 5 siswa
c. 7 siswa
d. 8 siswa
23. Anggota himpunan dalam kata “ aljabar” adalah......
a. {l, j, b, r}
b. {a, l, j, b, r}
c. {a, l, j, a, b, a, r}
d. {a}
24. Pernyataan berikut ini yang merupakan himpunan adalah......
a. Kumpulan baju bagus
b. Kumpulan makanan enak
c. Kumpulan lukisan indah
d. Kumpulan bilangan genap
25. Dari 25 orang anak, ternyata 17 anak gemar minum kopi, 8 anak gemar
minum kopi dan teh, dan 3 anak tidak gemar minum kopi maupun teh.
Banyaknya anak yang hanya gemar minum teh adalah..........
a. 5 anak
b. 8 anak
c. 9 anak
d. 11 anak
105. “ Selamat Mengerjakan”
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN
1. B
2. D
Q = { bilangan cacah antara 2 dan 6 }
Q = { 3, 4, 5}
3. B
G = himpunan bilangan genap anatara 6 dan 15
G = { x │6 <x < 15, x adalah bilangan genap }
4. C
5. C
A = { 1, 2, 3, 4}
Maka yang bukan himpunan bagian A = { 0, 1, 2}
106. 6. D
B = {a, b, c, d}
n(B) = 4
P(B) = 2n
= 24
= 16
7. A
A = {89, 91, 97}
P = { bilangan asli }
P = { 1, 2, 3, ..., 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97}
Q = { bilangan ganjil }
Q = { 1, 3, 5, 7,..., 89, 91, 93, 95, 97 }
R = { bilangan prima }
R = { 2, 3, 5,..., 89, 97 }
Maka himpunan semesta dari himpunan A adalah P dan Q (A)
8. A
A = { 1, 2, 3 }
B = { 4, 5, 6 }
Maka A U B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
9. D = { faktor dari 16 }
= { 1, 2, 4, 8, 16 }
E = { faktor dari 10 }
= { 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24 }
Maka D U E = { 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24 }
10. A
n(A) = 50
107. n(B) = 65
n (A ∩ B ) = 35
maka nilai n( A U B) =n(A) + n(B) - n (A ∩ B)
= 50 + 65 – 35
= 80
11. A
12. A
Jika : P = { bilangan prima yang kurang dari 20 }
= { 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19 }
Q = { bilangan kelipatan 3 yang kurang dari 20 }
= { 3, 6, 9, 12, 15, 18 }
Maka P ∩ Q = { 3 }.
13. A
Jika : P = { x │1 < x < 10, x € C }
= { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Q = { x │x < 10, x € bilangan prima }
= { 2, 3, 5, 7 }
Maka P ∩ Q = { 2, 3, 5, 7 }
14. B
A = himpunan bilangan ganjil kurangdari 15
= { 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13 }
B = himpunan bilangan ganjil antara 3 dan 15
= { 5, 7, 9, 11, 13 }
A ∩ B = { 5, 7, 9, 11, 13 }
15. D
108. A = { 1, 2, 3, 4, 5 }, B = { 2, 4, 5, 6 }
A ∩ B = { 2, 4, 5 }
16. D
Jika S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6}
A = { 1, 3, 5 }
B = { 2, 3, 5 }
maka S – ( A U B ) = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 } – { 1, 2, 3, 5}
= { 4, 6 }
17. D
S = { bilangan cacah yang kurang dari 10 }
= { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
A = { x │2 ≤ x ≤ 6, x € S }
= { 2, 3, 4, 5, 6}
Komplemen dari A = { 0, 1, 7, 8, 9 }
18. D
Jika : S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
A = { 1, 3, 5}
B = { 2, 3, 5 }
Maka ( A U B )’ = { 4, 6 }
19. D
20. B
Dik : n = 40 orang
Orang memelihara burung (A) = 16 – 12 = 4
Orang memelihara kucing (B) = 21 – 12 = 9
Orang memelihara burung dan kucing (C) = 12
109. Dit : orang tidak memelihara burung dan kucing(X) =..........
Jawab : n(X) = n –( n(A) + n(B) + n(C) )
= 40 – ( 4 + 9 + 12)
= 40 – 25
= 15
21. B
Dik : anak gemar bulutangkis (A) = 15 – 12 = 3 anak
anak gemar tenis meja (B) = 20 – 12 = 8 anak
anak gemar keduanya (C) = 12 anak
Dit : jumlah anak = ....................?
Jawab : jumlah anak = n(A) + n(B) + n(C)
= 3 + 8 + 12
= 23
22. C
Dik : n = 25 anak
IPA = 15 – 10 = 5
MTK = 13 – 10 = 3
kedua-duanya = 10
Dit : anak tidak gemar kedua-duanya = ...................
Jawab : n(x) = 25 – ( 5 + 3 + 10)
= 25 – 18
= 7
23. B
24. D
25. A
110. Dik : n = 25 orang
Kopi = 17 – 8 = 9orang
Kopi dan teh = 8 orang
Tidak kedua-duanya = 3 orang
Dit : orang gemar teh =............?
Jawab : orang gemar teh = 25 - ( 9 + 8 + 3) = 25-20 = 5 orang
Lampiran 5
Kisi – kisi Angket Sikap Siswa
No Aspek Indikator No Butir Soal
Positif Nega
tif
1 Sikap terhadap
tujuan dan isi mata
pelajaran
matematika
• Paham dan yakin akan
pentingnya tujuan dan isi
matematika
• Kemauan untuk
mempelajari dan
menerapkan materi
matematika
2, 16,
27
19, 22,
28
3, 4,
5
17,
20,
30
2 Sikap terhadap cara
mempelajari mata
pelajaran
matematika
• Keseriusan dalam
mempelajari matematika
• Senang membaca atau
1, 21,
23
8
24,
25,
29
14
111. mempelajari buku
matematika
3 Sikap terhadap
guru yang mengajar
matematika
• Cara mengajar guru
matematika
• Interaksi guru dengan
siswa
7, 13,
15
10, 11,
12
9, 18
4 Sikap terhadap
upaya
memperdalam mata
pelajaran
matematika
• Upaya memperdalam
mata pelajaran
matematika
6 10
Lampiran 6
ANGKET SIKAP SISWA
Nama Siswa : ..........................................
Kelas : ..........................................
Nomor Urut : ..........................................
Sekolah : ..........................................
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda silang V pada kolom pilihan dengan ketentuan sebagai berikut :
a). V pada kolom SS jika saudara sangat setuju.
b). V pada kolom S jika saudara setuju.
c). V pada kolom TS jika saudara tidak setuju.
d). V pada kolom STS jika saudara sangat tidak setuju.
112. 2. Jika saudara ingin mengganti jawaban yang telah saudara V, maka lingkari
tanda V saudara, kemudian V pilihan lain yang saudara inginkan.
3. Jawablah semua pertanyaan yang disediakan.
4. Angket ini tidak akan berpengaruh pada penelitian guru saudara, tetapi akan
digunakan sebagai usulan kemajuan pendidikan di masa mendatang.
5. Terima kasih atas kesediaan saudara untuk mengisi angket ini dengan tulus
dan jujur.
No. Pernyataan Skala Penilaian
S
S
S TS STS
1 2 3 4 5 6
1 Saya merasa rugi bila bolos atau tidak
memperhatikan ketika guru menerangkan karena
saya tidak bisa memahami materi pelajaran
berikutnya
S
S
S TS STS
2 Saya senang belajar matematika karena saya
mengetahui kegunaannya dalam kehidupan sehari-
hari
S
S
S TS STS
3 Materi pelajaran matematika terasa sangat sulit
bagi saya
S
S
S TS STS
4 Saya tidak melihat kegunaan pelajaran matematika
kecuali hanya untuk sekedar menghitung
S
S
S TS STS
5 Jika saya tidak mengerti pelajaran matematika,
saya tidak berusaha unruk mempelajarinya karena
saya tidak mengetahui tujuan mempelajari
matematika
S
S
S TS STS
113. No. Pernyataan Skala Penilaian
S
S
S TS STS
6 Dalam mengerjakan soal-soal kimia atau fisika
akan terasa lebih mudah karena ditunjang dengan
kemampuan matematika
S
S
S TS STS
7 Saya merasa lebih giat mengikuti pelajaran
matematika, karena guru saya menyampaikan
tujuan belajar matematika kepada siswa sebelum
belajar
S
S
S TS STS
8 Saya senang membaca dan mempelajari hal-hal
yang berhubungan dengan matematika
S
S
S TS STS
9 Guru matematika saya lebih sering menggunakan
metode ceramah dalam menerangkan pelajaran
matematika sehingga membosankan saya
menerima pelajaran
S
S
S TS STS
10 Saya merasa tak punya seorangpun tempat
mengungkapkan keluhan saya terhadap pelajaran
matematika
S
S
S TS STS
11 Guru matematika bersedia menerangkan kembali
pelajaran matematika kepada saya, jika saya
bingung mempelajari pelajaran matematika
S
S
S TS STS
12 Guru matematika saya memberikan kesempatan
kepada siswanya unruk bertanya
S
S
S TS STS
13 Guru matematika saya memberikan jawaban yang
jelas mengenai materi matematika yang ditanyakan
oleh siswa
S
S
S TS STS
14 Tak ada sesuatu yang kreatif dalam matematika,
karena hanya bersifat mengingat rumus
S
S
S TS STS
15 Setiap tugas yang dikerjakan siswa selalu diperiksa
dan dinilai oleh guru matematika
S
S
S TS STS
16 Saya merasa tugas-tugas yang diberikan guru
matematika dapat diselesaikan dengan mudah
S
S
S TS STS