SlideShare a Scribd company logo
EKOLOGI PANGAN DAN GIZI 
SISTEM PRODUKSI DAGING SAPI 
KELAS B
ANGGOTA KELOMPOK 3: 
1. Romdhan Feriyadi (122110101030) 
2. Gesang Satrio Wicaksono (122110101031) 
3. Holifatul Laili (122110101032) 
4. Siti Krisnawati (122110101039) 
5. Naichi Ayu Saputri (122110101043) 
6. Rizal Vara Saputro (122110101057)
DAGING SAPI
PENGERTIAN 
Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat 
dipisahkan dari kehidupan manusia. Menurut Soeparno (1992) daging 
didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil 
pengolahan jaringan. Jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan 
serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang 
memakannya. 
Daging yang dikonsumsi dapat berasal dari sapi, kerbau, babi, 
domba, kambing, dan unggas serta dari aneka ternak lainnya.
PENGGOLONGAN DAGING 
• Secara garis besar, daging terdiri dari dua jenis: 
1. Daging besar, yaitu daging yang dihasilkan oleh sapi, kambing, domba, 
kuda, kerbau, dan lain-lain. 
2. Daging kecil, yaitu daging yang berasal dari hewan-hewan unggas. 
• Berdasarkan atas sumbernya, daging dapat dibedakan menjadi: 
1. Red meat, yaitu otot yang mengandung lebih banyak serat merah. 
Contoh: ternak besar (sapi, kerbau) dan ternak kecil (kambing, domba) 
2. Poultry meat, yaitu daging yang berasal dari ayam, itik, dan unggas 
lainnya.
PETA DAGING SAPI
BAGIAN-BAGIAN DAGING SAPI 
• Bagian bahu, terdiri dari: 
1. Blade/sampil, yaitu daging tebal dengan komposisi 5,5% dari berat karkas. 
2. Chuck tender/kijen, yaitu daging yang melekat pada sampil dengan 
komposisi 0,9%. 
3. Chuck/sampil, bagian dari bahu sampai leher dengan komposisi 4,8%. 
• Bagian punggung, terdiri dari: 
1. Sirloin/has luar, yaitu bagian dari punggung belakang hingga tulang rusuk. 
Komposisi 4,4%. 
2. Cube roll/lulur depan, yaitu mirip sirloin, hanya beda serabut ototnya. 
Komposisi 1,7-2,6%. 
3. Tenderloin/has dalam, yaitu bagian tulang pungggung belakang. Komposisi 
1,6%.
Lanjutan... 
• Bagian dada-perut, terdiri dari: 
1. Brisket/sandur lamur, yaitu vagian dada/rusuk. 
2. Shin shank/betis/kisi, yaitu daging yang melekat pada iga. 
3. Flank/sancam, yaitu daging bagian perut. 
• Bagian betis/shin shank, daging yang melekat pada betis.
Lanjutan... 
• Bagian paha belakang, terdiri dari: 
1. Topside/penutup, yaitu daging paha belakang yang besar dan tebal. 
Komposisi 6,2%. 
2. Knuckle/kelapa, yaitu daging berbentuk kelapa. Komposisi 3,3%. 
3. Silverside/pendasar gandik, yaitu melekat pada gandik. Komposisi 
6,2%. 
4. Eye round/gandik. 
5. Rump/tanjung, yaitu daging yang terletak di bagian dengan sedikit 
gerakan, terbungkus lemak tebal.
PEMILIHAN BIBIT 
• Pemilihan Sapi Untuk Pembibitan Syarat ternak yang harus diperhatikan 
adalah: 
1. Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan 
lengkap silsilahnya. 
2. Matanya tampak cerah dan bersih. 
3. Tidak terdapat tanda-tanda sering batuk, terganggu pernafasannya 
serta dari hidung tidak keluar lendir. 
4. Kukunya tidak terasa panas bila diraba. 
5. Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya. 
6. Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan 
dubur.
Lanjutan... 
7. Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan 
bulu. 
8. Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak 
berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur 
kurang lebih dua hari. 
• Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut: 
1. Tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola. 
2. Kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan. 
3. Laju pertumbuhannya relatif cepat. 
4. Efisiensi pakannya tinggi.
PEMILIHAN BAKALAN 
• Bakalan yang baik untuk digunakan sebagai bahan penggemukan yaitu: 
1. Sapi sehat (tidak ada tanda penyakit). 
2. Berkelamin jantan. 
3. Jenis limosin, simental, brahman, bali, madura, ongole ataupun pfh. 
4. Bentuk badan panjang kakipendek/kuat dada lebar dan dalam. 
5. Umur antara 1-2 tahun (sapi muda), umur 2-3 tahun (sapi dewasa). 
6. Bentuk kerangka yang besar dan panjang. 
7. Kepala dan moncong besar. 
8. Bulunya yang mengkilap.
PERENCANAAN LOKASI 
• Pemilihan lokasi ditujukan untuk menunjang keberhasilan usaha sapi 
potong, baik dari segi teknis maupun ekonomis. Dalam memilih atau 
menentukan lokasi, perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain 
sumber air, kondisi lahan, dan lingkungan sehat yaitu : 
1. Dekat sumber air. 
Air merupakan kebutuhan yang mutlak, baik untuk keperluan hidup 
ternak seperti air minum, kebersihan kandang, dan kebersihan 
lingkungan. Sumber air berasal dari sumur maupun mata air. 
2. Kondisi lahan. 
Lahan untuk kandang lebih tinggi dari sekelililngnya dan jauh dari 
rumah dan sumur untuk air minum masyarakat. Hal ini agar kandang 
dan lingkungannya tetap kering sehingga tidak lembab karena aliran 
air (drainase) berjalan lancar.
Lanjutan... 
3. Lingkungan Sehat 
Untuk memperoleh lingkungan kandang yang sehat, 
kandang harus mendapat sinar matahari pagi dan sore 
merata dan sirkulasi udara yang baik. Sinar matahari 
berfungsi sebagai pembasmi bibit penyakit (desinfektan) 
dan mempercepat pengeringan kandang dan lingkungan 
kandang. Selain itu, kandang memperoleh cukup hembusan 
angin, namun tidak besar. Apabila tiupan angin cukup 
besar, lingkungan kandang ditanami pepohonan untuk 
mengurangi hembusan aingin yang kencang. Bila sirkulasi 
udara lancar, lingkungan kandang sehat dan segar.
PERKANDANGAN 
• Fungsi kandang yaitu 
1. Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrem 
(panas, hujan, dan anginan). 
2. Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit. 
3. Menjaga keamanan ternak dari pencurian. 
4. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti 
pemberian pakan, minum, pengelolaaan kompos, dan perkawinan. 
5. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
Lanjutan... 
• Berikut langkah dalam memilih lokasi kandang sapi potong: 
1. Pilih lokasi yang mudah untuk transportasi pengadaan pakan dan 
pemasaran. 
2. Pilih lokasi cukup mendapat sinar matahari pagi dan sore hari secara merata. 
3. Pilih lokasi terlindung dari hembusan angin langsung. 
4. Pilih lokasi yang memiliki sumber air (sumur dan mata air). 
5. Pilih lokasi mempunyai areal yang ada dapat diperluas.
PERSYARATAN KANDANG 
• Lokasi beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi kandang antara lain: 
1. Tersedianya sumber air, terutama untuk minum, memandikan ternak, dan membersihkan 
kandang. 
2. Dekat dengan sumber pakan. 
3. Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran. 
4. Areal yang ada dapat diperluas. 
5. Letak bangunan, mempunyai permukaan yang lebih tinggi dengan kondisi sekelilingnya, 
sehingga tidak terjadi genangan air dan pembuangan kotoran lebih mudah. Tidak 
berdekatan dengan bangunan umum atau perumahan, minimal 10 meter. 
6. Tidak menggangu kesehatan lingkungan. Harus jauh dengan jalan umum. Air limbah tersalur 
dengan baik.
PAKAN 
• Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor ternak yang 
mengandung nutrisi / gizi yang penting untuk perawatan tubuh, 
pertumbuhan, penggemukan, dan reproduksi ( birahi, konsepsi, dan 
kebuntingan ) serta laktasi atau produksi susu. Kebutuhan zat pakan 
dipengaruhi oleh umur hewan, bobot badan, bangsa, dan produksi. 
Kekurangan zat pakan dapat menyebabkan pertumbuhan (baik pada 
badan maupun reproduksi) terhambat dan penurunan bobot badan. 
Pada dasarnya, sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk 
hijauan dan konsentrat.
Lanjutan... 
• Bahan pakan untuk sapi pada pokoknya bisa digolongkan menjadi dua 
yaitu: 
1. Pakan hijauan: rumput (rumput gajah, rumput raja, setaria, dll.) dan 
leguminose (daun turi, daun lamtoro, daungamal, dll.) 
2. Pakan konsentrat: (dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, 
ampas tahu) atau limbah pabrik termasuk limbah hasil perkebunan 
sawit dan limbah sawit (solid, bungkil sawit, maupun serabut sawit).
PENGENDALIAN PENYAKIT 
1. Pencegahan dengan menjaga kebersihan kandang beserta 
peralatannya termasuk memandikan sapi. 
2. Peternak rajin mengamati kondisi kesehatan sapi secara teratur. 
3. Apabila sapi sakit, peternak segera lapor kepada petugas kesehatan 
hewan setempat.
PERKAWINAN 
• Sapi dapat dikawinkan secara sempurna pada saat setelah 
dewasa tubuh (umur: 15-20 bulan) dan dewasa kelamin 
(umur: 8-12 bulan) hal ini dikarenakan agar ternak sudah siap 
secara fisik (tubuh) dan secara reproduksi (organ reproduksi). 
Perkawinan pada ternak sapi dapat dilakukan dengan kawin 
alam (menggunakan pejantan) dan dapat dilakukan 
dengan kawin buatan (bantuan manusia) yang biasa disebut 
Inseminasi Buatan (IB). Namun semua yang terkait dengan 
perkawinan pada ternak sapi ini semuanya harus diawali 
dengan proses birahi. Sapi tidak akan mau dikawinkan baik 
secara alam maupun buatan jika tidak sedang birahi.
PENGELOLAAN DAGING 
1. Penerimaan Bahan Daging. 
a. Cara memperoleh daging yang baik: 
i. Ternak tidak diperlakukan kasar. 
ii. Ternak tidak stress. 
iii. Penyembelihan dan pengeluaran darah secepat mungkin atau sesempurna mungkin. 
iv. Kerusakan karkas sedikit. 
v. Cara pemotongan higienis, ekonomis, aman bagi pekerja RPH. 
vi. Ternak puas. 
b. Cara pemotongan: 
i. Pemotongan secara langsung, yaitu penyembelihan ternak dalam keadaan hidup secara langsung 
menggunakan alat yang tajam. 
ii. Pemotongan tidak langsung, yaitu ternak atau sapi dibius/dipingsankan terlebih dahulu dengan tujuan 
memudahkan dalam penyembelihan, ternak tidak tersiksa, dan diperoleh karkas yang baik.
Lanjutan... 
c. Pemeriksaan daging: 
i. Pemeriksaan Ante-mortem. Hewan-hewan yang akan disembelih 
untuk menghasilkan daging harus terlebih dahulu diperiksa 
kesehatannya oleh dokter hewan atau mantri hewan untuk 
mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari daging 
kepada konsumen. Tujuannya adalah untuk mengetahui hewan-hewan 
yang menderita penyakit menular atau penyakit cacing yang 
dapat menulari manusia, sehingga dapat dilarang untuk disembelih. 
ii. Pemeriksaan Post-mortem. Pemeriksaan dilakukan setelah hewan 
dipotong, dengan cara dipisahkan antar bagian untuk mengetahui 
daging yang tidak sehat. Tujuannya adalah untuk menghindari 
daging yang palsu, mencegah penularan penyakit, dan melindungi 
konsumen dari daging yang tidak sehat.
Lanjutan... 
2. Penyimpanan daging: 
a. Penyimpanan dingin (chilling), yaitu penyimpanan daging pada suhu 
dingin untuk mempertahankan mutu daging seperti warna, aroma, 
sari, keempukan dan nilai gizi daging. Suhu yang dianjurkan adalah -1 
sampai 0oC dan tahan hingga 2 sampai 3 hari. 
b. Penyimpanan beku (freezing), yaitu penyimpanan daging dengan 
cara membekukan daging pada freezer. Suhu yang disarankan yaitu - 
18 sampai -20oC.
Lanjutan... 
c. Pelelehan/thawing, terdiri dari: 
1. Dalam temperatur dingin, yaitu dengan cara daging beku 
dipindahkan dari freezer ke chiller dan dibiarkan mencair perlahan. 
Kelebihan penyimpanan ini diperoleh drips yang sedikit sehingga zat 
gizi dapat dipertahankan, sedangkan kelemahannya membutuhkan 
waktu yang lama. 
2. Dalam temperatur ruang, yaitu daging dikeluarkan dan dibiarkan 
diudara terbuka. Kelebihannya waktu yang dibutuhkan cukup cepat, 
tetapi drips akan lebih banyak.
JENIS DAN PENGOLAHAN DAGING 
• Pemilihan daging yang tepat sangat mempengaruhi hasil akhir masakan. Pilihlah selalu 
daging sesuai dengan jenis masakan yang hendak diolah: 
1. Daging punuk dan paha depan, baik untuk abon, dendeng balado, semur, sup, kari, 
dendeng, empal, dan semur. 
2. Lemusir depan, diolah menjadi rendang , empal, bistik, dan sate. 
3. Haas luar, untuk bistik dan roll. 
4. Haas dalam, paling baik untuk rendang, empal, dendeng, steak, dan sate. 
5. Penutup (top side) dan daging gandik, diolah menjadi empal, rendang, dendeng, 
abon, bakso, bistik, dan kari. 
6. Daging kelapa (inside), untuk sup, rawon, sate, corned, dan daging giling. 
7. Bagian sengkel, diolah menjadi rawon, semur, dan sup. 
8. Samcam (flank), cocok untuk rawon, sup, corned, sate, dan daging giling.
PENGAWETAN DAGING 
• Pengawetan daging adalah untuk mengurangi atau menghentikan sama 
sekali, sesuai dengan teknik yang digunakan, perubahan-perubahan yang 
dapat terjadi pada daging segar atau produk olahnnya selama proses 
penyimpanan. 
1. Refigerasi, yaitu penyimpanan daging pada suhu dingin dalam waktu 
singkat untuk mengurangi kontaminasi/mengendalikan perkembangan 
mikroorganisme. 
2. Pembekuan, yaitu merupakan metode yang sangat baik untuk 
pengawetan daging dan daging proses. 
3. Proses termal, yaitu merupakan metode yang digunakan untuk 
membunuh mikroorganisme pembusuk dan mikroorganisme toksigenik di 
dalam daging. 
4. Iradiasi, yaitu merupakan pengawetan daging dengan menggunakan 
radiasi mengion terhadap produk.
PENGEMASAN DAGING 
1. Cara “Film-tray combination” yaitu nampan yang telah diisi daging 
ditaruh terbalik pada lembaran plastik pembungkus pada posisi 
diagonal. 
2. Vacuum, yaitu pengemasan dalam kondisi vacuum. 
3. In-Package Controlled Athmospheres, yaitu cara pengemasan ini 
ditujukan untuk memperpanjang masa simpan yang lebih dari 3 hari 
tanpa mengalami perubahan yang berarti. 
4. Reduce Light Transmission, yaitu pengemasan yang ditujukan untuk 
mengemas produk yang peka terhadap cahaya seperti bagian-bagian 
daging yang mengandung lemak.
DISTRIBUSI 
• Kerangka alur pemikiran pola distribusi daging sapi impor dan strategi 
pemasaran pedagang daging sapi di Pasar. 
DISTRIBUSI 
DAGING 
SAPI 
Industri pengolahan 
daging 
Hotel, restoran, katering 
Tidak terserap 
seutuhnya 
Pasar 
tradisional 
Faktor pasar, faktor barang, 
faktor kebiasaan pembelian 
Pedagang 
daging sapi 
Mencari keuntungan, 
Mempertahankan usaha, 
Mempertahankan pelanggan 
3 Tahap Strategi 
• Segmentasi 
• Target 
• Posisi 
KONSUMEN
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Survey karkas presentasi 2012
Survey karkas presentasi 2012Survey karkas presentasi 2012
Survey karkas presentasi 2012
Muhammad Sirod
 
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 okPembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
MasyithahRachmat30
 
Makalah pakan ayam
Makalah pakan ayamMakalah pakan ayam
Makalah pakan ayam
MasyithahRachmat30
 
Makanan biasa
Makanan biasaMakanan biasa
Makanan biasa
Nida Hidayati
 
Prospek industri pengoalahan daging
Prospek industri pengoalahan daging Prospek industri pengoalahan daging
Prospek industri pengoalahan daging Haniwar Syarief
 
Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2
Sutyawan
 
pengolahan daging
pengolahan dagingpengolahan daging
pengolahan daging
Widia Bunzani
 
Daging dan unggas
Daging dan unggasDaging dan unggas
Daging dan unggas
Agnescia Sera
 
Praktek RPA 2
Praktek RPA 2Praktek RPA 2
Praktek RPA 2
Novy Ikasari
 
Bahan ajar makanan,zat makanan dan gizi
Bahan ajar makanan,zat makanan dan giziBahan ajar makanan,zat makanan dan gizi
Bahan ajar makanan,zat makanan dan giziharyanti1234
 
Proposal usaha ayam daging
Proposal usaha ayam dagingProposal usaha ayam daging
Proposal usaha ayam dagingSuratno X-fRiend
 
Nestle pemakanan
Nestle pemakananNestle pemakanan
Nestle pemakanan
zairul adnan
 
Makanan dan-gizi untuk kelas 5 SD
Makanan dan-gizi untuk kelas 5 SDMakanan dan-gizi untuk kelas 5 SD
Makanan dan-gizi untuk kelas 5 SDLili Andajani
 
DAGING OOK
DAGING OOKDAGING OOK
DAGING OOK
PANDHU AJI
 
Teknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potongTeknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potongsujononasa
 
Ppt risol kasti
Ppt risol kastiPpt risol kasti
Ppt risol kasti
rzkyaprilian
 
Bahan Makanan dan Zat Makanan
Bahan Makanan dan Zat MakananBahan Makanan dan Zat Makanan
Bahan Makanan dan Zat Makanan
randikusumawardani
 

What's hot (20)

Survey karkas presentasi 2012
Survey karkas presentasi 2012Survey karkas presentasi 2012
Survey karkas presentasi 2012
 
Jen 1
Jen 1Jen 1
Jen 1
 
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 okPembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
Pembuatan pakan ayam dengan memanfaatkan bahan pakan lokal 1 ok
 
Makalah pakan ayam
Makalah pakan ayamMakalah pakan ayam
Makalah pakan ayam
 
Makanan biasa
Makanan biasaMakanan biasa
Makanan biasa
 
Prospek industri pengoalahan daging
Prospek industri pengoalahan daging Prospek industri pengoalahan daging
Prospek industri pengoalahan daging
 
3. susunan daging
3. susunan daging3. susunan daging
3. susunan daging
 
Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2
 
pengolahan daging
pengolahan dagingpengolahan daging
pengolahan daging
 
Daging dan unggas
Daging dan unggasDaging dan unggas
Daging dan unggas
 
Praktek RPA 2
Praktek RPA 2Praktek RPA 2
Praktek RPA 2
 
Telur asin
Telur asinTelur asin
Telur asin
 
Bahan ajar makanan,zat makanan dan gizi
Bahan ajar makanan,zat makanan dan giziBahan ajar makanan,zat makanan dan gizi
Bahan ajar makanan,zat makanan dan gizi
 
Proposal usaha ayam daging
Proposal usaha ayam dagingProposal usaha ayam daging
Proposal usaha ayam daging
 
Nestle pemakanan
Nestle pemakananNestle pemakanan
Nestle pemakanan
 
Makanan dan-gizi untuk kelas 5 SD
Makanan dan-gizi untuk kelas 5 SDMakanan dan-gizi untuk kelas 5 SD
Makanan dan-gizi untuk kelas 5 SD
 
DAGING OOK
DAGING OOKDAGING OOK
DAGING OOK
 
Teknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potongTeknis budidaya sapi potong
Teknis budidaya sapi potong
 
Ppt risol kasti
Ppt risol kastiPpt risol kasti
Ppt risol kasti
 
Bahan Makanan dan Zat Makanan
Bahan Makanan dan Zat MakananBahan Makanan dan Zat Makanan
Bahan Makanan dan Zat Makanan
 

Similar to Sistem produksi daging sapi

Budidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas PetelurBudidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas Petelur
Disty Ridha H
 
PPT WIRAUSAHA DAN BUDIDAYA UNGGAS PETELUR KELAS XII.pptx
PPT WIRAUSAHA DAN BUDIDAYA UNGGAS PETELUR KELAS XII.pptxPPT WIRAUSAHA DAN BUDIDAYA UNGGAS PETELUR KELAS XII.pptx
PPT WIRAUSAHA DAN BUDIDAYA UNGGAS PETELUR KELAS XII.pptx
widyatihasibuan1
 
bertrnak ayam kampung
bertrnak ayam kampungbertrnak ayam kampung
bertrnak ayam kampung
Azlan Abdurrahman
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingIr. Zakaria, M.M
 
Budidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBudidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi Potong
BBPP_Batu
 
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
Tri Sutopo
 
Cara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badanCara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badan
Achmad Zakky
 
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptxpenggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
uppmkerjasamainstans
 
kelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptxkelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptx
MargarethaWenda
 
Saduran prospek pembibitan sapi
Saduran prospek pembibitan sapiSaduran prospek pembibitan sapi
Saduran prospek pembibitan sapi
Sang Thothon
 
Pelaksanaan rasa cinta etika lingkungan (budidaya bebek)
Pelaksanaan rasa cinta etika lingkungan (budidaya bebek)Pelaksanaan rasa cinta etika lingkungan (budidaya bebek)
Pelaksanaan rasa cinta etika lingkungan (budidaya bebek)
Alex Susanto
 
FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba
Dewi Atana
 
bimtek Ayam KUB Puslitbangnak 9 Juli 2021.pdf
bimtek Ayam KUB Puslitbangnak 9 Juli 2021.pdfbimtek Ayam KUB Puslitbangnak 9 Juli 2021.pdf
bimtek Ayam KUB Puslitbangnak 9 Juli 2021.pdf
RunnerWindAllerian
 
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
Gyanti APutry
 
PKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas PedagingPKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas Pedaging
Siti Farida
 
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptxtugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
smartfromdaringandbe
 

Similar to Sistem produksi daging sapi (20)

Budidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas PetelurBudidaya Unggas Petelur
Budidaya Unggas Petelur
 
Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Pemeliharaan Ternak Sapi PotongPemeliharaan Ternak Sapi Potong
Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
PPT WIRAUSAHA DAN BUDIDAYA UNGGAS PETELUR KELAS XII.pptx
PPT WIRAUSAHA DAN BUDIDAYA UNGGAS PETELUR KELAS XII.pptxPPT WIRAUSAHA DAN BUDIDAYA UNGGAS PETELUR KELAS XII.pptx
PPT WIRAUSAHA DAN BUDIDAYA UNGGAS PETELUR KELAS XII.pptx
 
bertrnak ayam kampung
bertrnak ayam kampungbertrnak ayam kampung
bertrnak ayam kampung
 
Budidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedagingBudidaya ayam ras pedaging
Budidaya ayam ras pedaging
 
Budidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi PotongBudidaya Sapi Potong
Budidaya Sapi Potong
 
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
7, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Kuliah Umum Studi Kasus, Universitas Me...
 
Cara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badanCara menduga bobot badan
Cara menduga bobot badan
 
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptxpenggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
penggemukan sapi potong bahan mata kul.pptx
 
kelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptxkelompok 7_Budidaya kambing.pptx
kelompok 7_Budidaya kambing.pptx
 
Saduran prospek pembibitan sapi
Saduran prospek pembibitan sapiSaduran prospek pembibitan sapi
Saduran prospek pembibitan sapi
 
Pelaksanaan rasa cinta etika lingkungan (budidaya bebek)
Pelaksanaan rasa cinta etika lingkungan (budidaya bebek)Pelaksanaan rasa cinta etika lingkungan (budidaya bebek)
Pelaksanaan rasa cinta etika lingkungan (budidaya bebek)
 
FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba FGD 3 . Kambing dan domba
FGD 3 . Kambing dan domba
 
Pemeliharaan Ternak Kambing
Pemeliharaan Ternak KambingPemeliharaan Ternak Kambing
Pemeliharaan Ternak Kambing
 
bimtek Ayam KUB Puslitbangnak 9 Juli 2021.pdf
bimtek Ayam KUB Puslitbangnak 9 Juli 2021.pdfbimtek Ayam KUB Puslitbangnak 9 Juli 2021.pdf
bimtek Ayam KUB Puslitbangnak 9 Juli 2021.pdf
 
Ayam pedaging
Ayam pedagingAyam pedaging
Ayam pedaging
 
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
 
PKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas PedagingPKWu - Unggas Pedaging
PKWu - Unggas Pedaging
 
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptxtugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
tugas bahan untuk -presentasi-unggas.pptx
 
Studi banding ayam buras
Studi banding ayam burasStudi banding ayam buras
Studi banding ayam buras
 

Recently uploaded

Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di IndonesiaKebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Syartiwidya Syariful
 
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri panganMikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Syartiwidya Syariful
 
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTALKRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganismeTeknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Syartiwidya Syariful
 
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannyaAngka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Syartiwidya Syariful
 
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi PanganMateri Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank KaltimUNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
csooyoung073
 

Recently uploaded (7)

Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di IndonesiaKebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
 
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri panganMikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
 
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTALKRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
 
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganismeTeknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
 
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannyaAngka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
 
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi PanganMateri Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
 
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank KaltimUNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
UNIKBET Link Slot Habanero Deposit Bisa Via Bank Kaltim
 

Sistem produksi daging sapi

  • 1. EKOLOGI PANGAN DAN GIZI SISTEM PRODUKSI DAGING SAPI KELAS B
  • 2. ANGGOTA KELOMPOK 3: 1. Romdhan Feriyadi (122110101030) 2. Gesang Satrio Wicaksono (122110101031) 3. Holifatul Laili (122110101032) 4. Siti Krisnawati (122110101039) 5. Naichi Ayu Saputri (122110101043) 6. Rizal Vara Saputro (122110101057)
  • 4. PENGERTIAN Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Menurut Soeparno (1992) daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan. Jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Daging yang dikonsumsi dapat berasal dari sapi, kerbau, babi, domba, kambing, dan unggas serta dari aneka ternak lainnya.
  • 5. PENGGOLONGAN DAGING • Secara garis besar, daging terdiri dari dua jenis: 1. Daging besar, yaitu daging yang dihasilkan oleh sapi, kambing, domba, kuda, kerbau, dan lain-lain. 2. Daging kecil, yaitu daging yang berasal dari hewan-hewan unggas. • Berdasarkan atas sumbernya, daging dapat dibedakan menjadi: 1. Red meat, yaitu otot yang mengandung lebih banyak serat merah. Contoh: ternak besar (sapi, kerbau) dan ternak kecil (kambing, domba) 2. Poultry meat, yaitu daging yang berasal dari ayam, itik, dan unggas lainnya.
  • 7. BAGIAN-BAGIAN DAGING SAPI • Bagian bahu, terdiri dari: 1. Blade/sampil, yaitu daging tebal dengan komposisi 5,5% dari berat karkas. 2. Chuck tender/kijen, yaitu daging yang melekat pada sampil dengan komposisi 0,9%. 3. Chuck/sampil, bagian dari bahu sampai leher dengan komposisi 4,8%. • Bagian punggung, terdiri dari: 1. Sirloin/has luar, yaitu bagian dari punggung belakang hingga tulang rusuk. Komposisi 4,4%. 2. Cube roll/lulur depan, yaitu mirip sirloin, hanya beda serabut ototnya. Komposisi 1,7-2,6%. 3. Tenderloin/has dalam, yaitu bagian tulang pungggung belakang. Komposisi 1,6%.
  • 8. Lanjutan... • Bagian dada-perut, terdiri dari: 1. Brisket/sandur lamur, yaitu vagian dada/rusuk. 2. Shin shank/betis/kisi, yaitu daging yang melekat pada iga. 3. Flank/sancam, yaitu daging bagian perut. • Bagian betis/shin shank, daging yang melekat pada betis.
  • 9. Lanjutan... • Bagian paha belakang, terdiri dari: 1. Topside/penutup, yaitu daging paha belakang yang besar dan tebal. Komposisi 6,2%. 2. Knuckle/kelapa, yaitu daging berbentuk kelapa. Komposisi 3,3%. 3. Silverside/pendasar gandik, yaitu melekat pada gandik. Komposisi 6,2%. 4. Eye round/gandik. 5. Rump/tanjung, yaitu daging yang terletak di bagian dengan sedikit gerakan, terbungkus lemak tebal.
  • 10. PEMILIHAN BIBIT • Pemilihan Sapi Untuk Pembibitan Syarat ternak yang harus diperhatikan adalah: 1. Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan lengkap silsilahnya. 2. Matanya tampak cerah dan bersih. 3. Tidak terdapat tanda-tanda sering batuk, terganggu pernafasannya serta dari hidung tidak keluar lendir. 4. Kukunya tidak terasa panas bila diraba. 5. Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya. 6. Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan dubur.
  • 11. Lanjutan... 7. Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu. 8. Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari. • Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging adalah sebagai berikut: 1. Tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola. 2. Kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan. 3. Laju pertumbuhannya relatif cepat. 4. Efisiensi pakannya tinggi.
  • 12. PEMILIHAN BAKALAN • Bakalan yang baik untuk digunakan sebagai bahan penggemukan yaitu: 1. Sapi sehat (tidak ada tanda penyakit). 2. Berkelamin jantan. 3. Jenis limosin, simental, brahman, bali, madura, ongole ataupun pfh. 4. Bentuk badan panjang kakipendek/kuat dada lebar dan dalam. 5. Umur antara 1-2 tahun (sapi muda), umur 2-3 tahun (sapi dewasa). 6. Bentuk kerangka yang besar dan panjang. 7. Kepala dan moncong besar. 8. Bulunya yang mengkilap.
  • 13. PERENCANAAN LOKASI • Pemilihan lokasi ditujukan untuk menunjang keberhasilan usaha sapi potong, baik dari segi teknis maupun ekonomis. Dalam memilih atau menentukan lokasi, perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain sumber air, kondisi lahan, dan lingkungan sehat yaitu : 1. Dekat sumber air. Air merupakan kebutuhan yang mutlak, baik untuk keperluan hidup ternak seperti air minum, kebersihan kandang, dan kebersihan lingkungan. Sumber air berasal dari sumur maupun mata air. 2. Kondisi lahan. Lahan untuk kandang lebih tinggi dari sekelililngnya dan jauh dari rumah dan sumur untuk air minum masyarakat. Hal ini agar kandang dan lingkungannya tetap kering sehingga tidak lembab karena aliran air (drainase) berjalan lancar.
  • 14. Lanjutan... 3. Lingkungan Sehat Untuk memperoleh lingkungan kandang yang sehat, kandang harus mendapat sinar matahari pagi dan sore merata dan sirkulasi udara yang baik. Sinar matahari berfungsi sebagai pembasmi bibit penyakit (desinfektan) dan mempercepat pengeringan kandang dan lingkungan kandang. Selain itu, kandang memperoleh cukup hembusan angin, namun tidak besar. Apabila tiupan angin cukup besar, lingkungan kandang ditanami pepohonan untuk mengurangi hembusan aingin yang kencang. Bila sirkulasi udara lancar, lingkungan kandang sehat dan segar.
  • 15. PERKANDANGAN • Fungsi kandang yaitu 1. Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrem (panas, hujan, dan anginan). 2. Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit. 3. Menjaga keamanan ternak dari pencurian. 4. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum, pengelolaaan kompos, dan perkawinan. 5. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
  • 16. Lanjutan... • Berikut langkah dalam memilih lokasi kandang sapi potong: 1. Pilih lokasi yang mudah untuk transportasi pengadaan pakan dan pemasaran. 2. Pilih lokasi cukup mendapat sinar matahari pagi dan sore hari secara merata. 3. Pilih lokasi terlindung dari hembusan angin langsung. 4. Pilih lokasi yang memiliki sumber air (sumur dan mata air). 5. Pilih lokasi mempunyai areal yang ada dapat diperluas.
  • 17. PERSYARATAN KANDANG • Lokasi beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi kandang antara lain: 1. Tersedianya sumber air, terutama untuk minum, memandikan ternak, dan membersihkan kandang. 2. Dekat dengan sumber pakan. 3. Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran. 4. Areal yang ada dapat diperluas. 5. Letak bangunan, mempunyai permukaan yang lebih tinggi dengan kondisi sekelilingnya, sehingga tidak terjadi genangan air dan pembuangan kotoran lebih mudah. Tidak berdekatan dengan bangunan umum atau perumahan, minimal 10 meter. 6. Tidak menggangu kesehatan lingkungan. Harus jauh dengan jalan umum. Air limbah tersalur dengan baik.
  • 18. PAKAN • Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor ternak yang mengandung nutrisi / gizi yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, penggemukan, dan reproduksi ( birahi, konsepsi, dan kebuntingan ) serta laktasi atau produksi susu. Kebutuhan zat pakan dipengaruhi oleh umur hewan, bobot badan, bangsa, dan produksi. Kekurangan zat pakan dapat menyebabkan pertumbuhan (baik pada badan maupun reproduksi) terhambat dan penurunan bobot badan. Pada dasarnya, sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat.
  • 19. Lanjutan... • Bahan pakan untuk sapi pada pokoknya bisa digolongkan menjadi dua yaitu: 1. Pakan hijauan: rumput (rumput gajah, rumput raja, setaria, dll.) dan leguminose (daun turi, daun lamtoro, daungamal, dll.) 2. Pakan konsentrat: (dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu) atau limbah pabrik termasuk limbah hasil perkebunan sawit dan limbah sawit (solid, bungkil sawit, maupun serabut sawit).
  • 20. PENGENDALIAN PENYAKIT 1. Pencegahan dengan menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya termasuk memandikan sapi. 2. Peternak rajin mengamati kondisi kesehatan sapi secara teratur. 3. Apabila sapi sakit, peternak segera lapor kepada petugas kesehatan hewan setempat.
  • 21. PERKAWINAN • Sapi dapat dikawinkan secara sempurna pada saat setelah dewasa tubuh (umur: 15-20 bulan) dan dewasa kelamin (umur: 8-12 bulan) hal ini dikarenakan agar ternak sudah siap secara fisik (tubuh) dan secara reproduksi (organ reproduksi). Perkawinan pada ternak sapi dapat dilakukan dengan kawin alam (menggunakan pejantan) dan dapat dilakukan dengan kawin buatan (bantuan manusia) yang biasa disebut Inseminasi Buatan (IB). Namun semua yang terkait dengan perkawinan pada ternak sapi ini semuanya harus diawali dengan proses birahi. Sapi tidak akan mau dikawinkan baik secara alam maupun buatan jika tidak sedang birahi.
  • 22. PENGELOLAAN DAGING 1. Penerimaan Bahan Daging. a. Cara memperoleh daging yang baik: i. Ternak tidak diperlakukan kasar. ii. Ternak tidak stress. iii. Penyembelihan dan pengeluaran darah secepat mungkin atau sesempurna mungkin. iv. Kerusakan karkas sedikit. v. Cara pemotongan higienis, ekonomis, aman bagi pekerja RPH. vi. Ternak puas. b. Cara pemotongan: i. Pemotongan secara langsung, yaitu penyembelihan ternak dalam keadaan hidup secara langsung menggunakan alat yang tajam. ii. Pemotongan tidak langsung, yaitu ternak atau sapi dibius/dipingsankan terlebih dahulu dengan tujuan memudahkan dalam penyembelihan, ternak tidak tersiksa, dan diperoleh karkas yang baik.
  • 23. Lanjutan... c. Pemeriksaan daging: i. Pemeriksaan Ante-mortem. Hewan-hewan yang akan disembelih untuk menghasilkan daging harus terlebih dahulu diperiksa kesehatannya oleh dokter hewan atau mantri hewan untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit dari daging kepada konsumen. Tujuannya adalah untuk mengetahui hewan-hewan yang menderita penyakit menular atau penyakit cacing yang dapat menulari manusia, sehingga dapat dilarang untuk disembelih. ii. Pemeriksaan Post-mortem. Pemeriksaan dilakukan setelah hewan dipotong, dengan cara dipisahkan antar bagian untuk mengetahui daging yang tidak sehat. Tujuannya adalah untuk menghindari daging yang palsu, mencegah penularan penyakit, dan melindungi konsumen dari daging yang tidak sehat.
  • 24. Lanjutan... 2. Penyimpanan daging: a. Penyimpanan dingin (chilling), yaitu penyimpanan daging pada suhu dingin untuk mempertahankan mutu daging seperti warna, aroma, sari, keempukan dan nilai gizi daging. Suhu yang dianjurkan adalah -1 sampai 0oC dan tahan hingga 2 sampai 3 hari. b. Penyimpanan beku (freezing), yaitu penyimpanan daging dengan cara membekukan daging pada freezer. Suhu yang disarankan yaitu - 18 sampai -20oC.
  • 25. Lanjutan... c. Pelelehan/thawing, terdiri dari: 1. Dalam temperatur dingin, yaitu dengan cara daging beku dipindahkan dari freezer ke chiller dan dibiarkan mencair perlahan. Kelebihan penyimpanan ini diperoleh drips yang sedikit sehingga zat gizi dapat dipertahankan, sedangkan kelemahannya membutuhkan waktu yang lama. 2. Dalam temperatur ruang, yaitu daging dikeluarkan dan dibiarkan diudara terbuka. Kelebihannya waktu yang dibutuhkan cukup cepat, tetapi drips akan lebih banyak.
  • 26. JENIS DAN PENGOLAHAN DAGING • Pemilihan daging yang tepat sangat mempengaruhi hasil akhir masakan. Pilihlah selalu daging sesuai dengan jenis masakan yang hendak diolah: 1. Daging punuk dan paha depan, baik untuk abon, dendeng balado, semur, sup, kari, dendeng, empal, dan semur. 2. Lemusir depan, diolah menjadi rendang , empal, bistik, dan sate. 3. Haas luar, untuk bistik dan roll. 4. Haas dalam, paling baik untuk rendang, empal, dendeng, steak, dan sate. 5. Penutup (top side) dan daging gandik, diolah menjadi empal, rendang, dendeng, abon, bakso, bistik, dan kari. 6. Daging kelapa (inside), untuk sup, rawon, sate, corned, dan daging giling. 7. Bagian sengkel, diolah menjadi rawon, semur, dan sup. 8. Samcam (flank), cocok untuk rawon, sup, corned, sate, dan daging giling.
  • 27. PENGAWETAN DAGING • Pengawetan daging adalah untuk mengurangi atau menghentikan sama sekali, sesuai dengan teknik yang digunakan, perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada daging segar atau produk olahnnya selama proses penyimpanan. 1. Refigerasi, yaitu penyimpanan daging pada suhu dingin dalam waktu singkat untuk mengurangi kontaminasi/mengendalikan perkembangan mikroorganisme. 2. Pembekuan, yaitu merupakan metode yang sangat baik untuk pengawetan daging dan daging proses. 3. Proses termal, yaitu merupakan metode yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme pembusuk dan mikroorganisme toksigenik di dalam daging. 4. Iradiasi, yaitu merupakan pengawetan daging dengan menggunakan radiasi mengion terhadap produk.
  • 28. PENGEMASAN DAGING 1. Cara “Film-tray combination” yaitu nampan yang telah diisi daging ditaruh terbalik pada lembaran plastik pembungkus pada posisi diagonal. 2. Vacuum, yaitu pengemasan dalam kondisi vacuum. 3. In-Package Controlled Athmospheres, yaitu cara pengemasan ini ditujukan untuk memperpanjang masa simpan yang lebih dari 3 hari tanpa mengalami perubahan yang berarti. 4. Reduce Light Transmission, yaitu pengemasan yang ditujukan untuk mengemas produk yang peka terhadap cahaya seperti bagian-bagian daging yang mengandung lemak.
  • 29. DISTRIBUSI • Kerangka alur pemikiran pola distribusi daging sapi impor dan strategi pemasaran pedagang daging sapi di Pasar. DISTRIBUSI DAGING SAPI Industri pengolahan daging Hotel, restoran, katering Tidak terserap seutuhnya Pasar tradisional Faktor pasar, faktor barang, faktor kebiasaan pembelian Pedagang daging sapi Mencari keuntungan, Mempertahankan usaha, Mempertahankan pelanggan 3 Tahap Strategi • Segmentasi • Target • Posisi KONSUMEN