2. SPK/ DSS ???
“Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu
sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam
proses pengambilan keputusan melalui alternatif –
alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data,
informasi dan rancangan model.”
3. Proses pengambilan keputusan melibatkan 4
tahapan, yaitu:
a. Intelligence, tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari
lingkup problematika serta proses pengenalan masalah.
b. Design, tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses
untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan solusi.
c. Choice, pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dijalankan. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa
dokumen solusi dan rencana implementasinya
d. Implementation, dalam tahap ini pengambilan keputusan menjalankan
rangkaian aksi pemecahan yang dipilih di tahap choice. Implementasi yang
sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara
kegagalan ditandai dengan tahap adanya masalah yang sedang dicoba untuk
diatasi.
4. APA ITU TOPSIS???
Technique For Order Preference By Similarity To
Ideal Solution (TOPSIS) adalah salah satu metode yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah Multi Attribute Decision Making (MADM) didasarkan
pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak
terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari
solusi ideal negatif.
Metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan
keputusan secara praktis. Pengambilan keputusan prioritas peserta sertifikasi
guru ini menggunakan kriteria-kriteria dalam penilaiannya, kriteria tersebut
adalah masa kerja guru, usia guru, golongan / pangkat guru, beban kerja guru,
tugas tambahan dan prestasi kerja yang didapat.
5. KEUNGGULAN TOPSIS
Metode TOPSIS memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :
• Konsepnya yang sederhana dan mudah dipahami,
• Komputasinya efisien, dan
• Memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari
alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang
sederhana.
6. PROSEDUR METODE TOPSIS
Secara umum, prosedur TOPSIS mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Membangun Matriks Keputusan
2. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi.
3. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot.
4. Menentukan matriks solusi ideal positif & matriks solusi ideal negatif.
5. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positifm&
matriks solusi ideal negatif.
6. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif
7. Melakukan Perankingan
7. Membangun Matriks Keputusan
Matriks keputusan X mengacu terhadap m alternatif yang akan dievaluasi
berdasarkan n kriteria. Matriks keputusan X dapat dilihat sebagai berikut:
Keterangan:
ai ( i = 1, 2, 3, . . . , m ) adalah alternatif-alternatif yang mungkin,
xj ( j = 1, 2, 3, . . . ,n ) adalah atribut dimana performansi
alternatif diukur,
xij adalah performansi alternatif ai dengan acuan atribut xj.
1
8. Membuat matriks keputusan yang
ternormalisasi
TOPSIS membutuhkan rating kinerja setiap alternatif Ai pada setiap kriteria xj
yang ternormalisasi, yaitu :
dengan i=1,2…,m dan j=1,2,…,n.
Keterangan:
rij adalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisasi R,
xij adalah elemen dari matriks keputusan X.
2
9. Solusi ideal positif A+ dan solusi ideal negatif A- dapat ditentukan berdasarkan rating bobot
ternormalisasi (yij). Dengan bobot wi = ( w1,w2 ,w3 , . . . ,wn ), dimana wi adalah bobot dari
kriteria ke-j dan ∑ sebagai :
dengan i=1,2…,m dan j=1,2,…,n.
Membuat matriks keputusan yang
ternormalisasi terbobot
Keterangan:
yij adalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisai terbobot V,
wi adalah bobot kriteria ke-j
rij adalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisasi R.
3
10. Solusi ideal positif dinotasikan A+ , sedangkan solusi ideal negatif
dinotasikan A-. Berikut ini adalah persamaan dari A+ dan A- :
Keterangan:
yij adalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot y,
yj+ = ( j = 1, 2, 3, . . . , n ) adalah elemen matriks solusi ideal positif,
yj- = ( j = 1, 2, 3, . . . , n ) adalah elemen matriks solusi ideal negatif
Dengan,
Menentukan matriks solusi ideal positif &
matriks solusi ideal negatif 4
11. • Jarak antara alternatif Ai dengan solusi
ideal positif dirumuskan sebagai :
• Jarak antara alternatif Ai dengan solusi
ideal negatif dirumuskan sebagai :
Keterangan:
Di+ adalah jarak alternative ke-I dari solusi ideal positif,
Di- adalah jarak alternative ke-I dari solusi ideal negatif,
yij adalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisasi
terbobot V,
yj+ adalah elemen matriks solusi ideal positif,
yj- adalah elemen matriks solusi ideal negatif
Menentukan jarak antara alternatif Ai
dengan solusi ideal positif 5
12. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih dipilih.
Menentukan nilai preferensi untuk
setiap alternatif (Vi) 6
13. Alternatif diurutkan dari nilai Vi terbesar ke
nilai terkecil. Alternatif dengan nilai Vi terbesar
merupakan solusi terbaik.
Merangking Alternatif
7
14. KEGUNAAN METODE TOPSIS
Metode TOPSIS adalah salah satu metode yang
digunakan untuk menyelesaikanmasalah Multi Attribute
Decision Making (MADM). TOPSIS telah digunakan dalam
banyak aplikasi termasuk keputusan investasi keuangan,
perbandingan performansi dari perusahaan, pebandingan
dalam suatu industri khusus, pemilihan sistem operasi,
evaluasi pelanggan, dan perancangan robot.
15. “ SD 3 Kesiman ingin melakukan sertifikasi terhadap
beberapa guru di SD tersebut. Calon guru tersebut
adalah Sarmini, Sugiyem, dan Djarot Suwinto . Bahan
Pertimbangan atau kriteria yang digunakan :
C1 = Masa kerja, C2 = Usia guru, C3 = Golongan, C4 =
Beban kerja,C5 = Tugas Tambahan , C6 = Prestasi
Tentukan guru yang akan mendapatkan sertifikasi! ”
Contoh Studi Kasus Dengan Menggunakan
Metode Topsis
17. a. Menentukan Alternatif dan Kriteria
Alternatif disini ialah peserta
sertifikasi misal :
A1 = Djarot Suwinto
A2 = Sarmini
A3 = Sugiyem
Bahan Pertimbangan atau kriteria
yang digunakan :
C1 = Masa kerja
C2 = Usia guru
C3 = Golongan
C4 = Beban kerja
C5 = Tugas Tambahan
C6 = Prestasi
Dari kriteria di atas ditentukan
bobot kriteria sebagai berikut :
Masa kerja = 5
Usia guru = 3
Golongan = 4
Beban kerja = 4
Tugas tambahan = 4
Prestasi = 2
Sehingga diperoleh bobot
kepentingan sebagai berikut :
W = {5,3,4,4,4,2}
18. b. Membuat Matriks Keputusan
Matriks keputusan ialah matriks nilai setiap kriteria yang dimiliki oleh
alternatif.Matriks keputusan daapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1 Tabel Matriks Keputusan
Keterangan :
1 = Sangat buruk
2 = Buruk
3 = Cukup
4 = Baik
5 = Sangat baik
19. c. Membuat Tabel Ternormalisasi
Setelah membuat matriks keputusan maka selanjutnya mencari nilai bobot pembagi
untuk menentukan matriks ternormalisasi. Matriks keputusan ternormalisasi dapat
dilihat pada tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2 Tabel Keputusan beserta Bobot Pembagi
20. Untuk membuat matriks ternormalisasi setiap nilai kriteria
dibagi dengan bobotpembaginya. Berikut perhitungannya :
21. Dan seterusnya sampai didapat nilai matriks ternormalisasi
seperti tabel 3 berikut ini
Tabel 3 Tabel Matriks Ternormalisasi
22. d. Membuat matriks Normalisasi Berbobot
Pada langkah ini yang dilakukan adalah mengalikan setiap nilai matriks
ternomalisasidengan bobot kepentingan (W) sehingga dihasilkan seperti tabel 4
berikut ini :
Tabel 4 Tabel Matriks Normalisasi Berbobot
23. e. Mencari nilai Max dan Min
Nilai max nilai tertinggi dari setiap kriteria pada matriks ternormalisasi terbobot,
sedangkan nilai min adalah nilai terendah dari setiap kriteria pada matriks terbobot.
Nilai max dan min dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini :
Tabel 5 Tabel keputusan beserta Nilai Max dan Min
24. f. Mencari D+ dan D
Nilai dari D+ dan D- digunakan untuk menentukan hasil
yang akan diperoleh oleh alternatif. Berikut perhitungannya :
25. Maka diperoleh nilai D+ dan D- pada tabel 6
berikut :
Tabel 6 Tabel Nilai D+ dan D
26. g. Mencari hasil (V)
Hasil merupakan nilai akhir dari setiap kriteria
berikut hasil dari setiap alternative
27. h. Melakukan Perangkingan
Alternative diurutkan dari nilai V terbesar ke nilai terkecil. Alternatif dengan
nilai V terbesar merupakan solusi terbaik. Hasil yang didapat akan dirangkingkan
dan penentuan peserta sertifikasi guru menggunakan dua cara yaitu dengan
pemberian kuota dimana urutan nilai yang sama dengan atau lebih besar dari
kuota yang diberikan peserta sertifikasi akan lulu dan pemberian standar nilai
dimana nilai yang lebih besar dari standar nilai yang diberikan akan lulus.
Dilihat dari nilai V ini dapat dilihat bahwa V1 memiliki nilai
terbesar, sehingga dapat disimpulkan bahwa alternatif pertama yang
akan dipilih untuk sertifikasi guru , yaitu Djarot Suwinto dengan nilai
kriteria tertinggi.
28. KESIMPULAN
TOPSIS merupakan suatu bentuk metode pendukung keputusan yang didasarkan
pada konsep bahwa alternatif yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari
solusi ideal positif tetapi juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negative.
Konsep ini banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis.
Konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien dan memiliki
kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam
bentuk matematis yang sederhana.
Terkait dengan penerapan metode TOPSIS untuk penentuan peserta sertifikasi
guru, hasil akhir yang didapat pada tahapan-tahapan yang dilakukan bahwa sistem
yang dibuat telah mampu untuk menentukan penetapan peserta sertifikasi guru
berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang ada.
29. DAFTAR PUSTAKA
• Anonim.2013. “Pedoman Sertifikasi Guru” tersedia dalam
:<http://www.sertifikasiguru.web.id/2013/05/pedoman-sertifikasi-guru-
dalamjabatan.html> diakses pada tanggal 18 Maret 2016.
• Kusumadewi, S., Hartanti, S., Harjoko, A., Wardoyo, R. (2006).“Fuzzy Multi-Attribute
Decision Making” .Yogyakarta: Graha Ilmu.
• Setiawan, Edi.2011. “ RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
KELULUSAN SERTIFIKASI GURU “ tersedia dalam :
<http://eprints.undip.ac.id/36061/1/Edi_Setiawan.pdf> diakses pukul 19.00 WIB pada
tanggal 27 Maret 2016
• Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 14, No. 2, Juni 2017, pp.108 - 116
ISSN 1693-2390 print/ISSN 2407-0939 online