Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Gigi dan Mulut Pada Manus...Fendy dc
Karya tulis ini didedikasikan untuk kebutuhan perkembangan teknologi yang semakin mudah untuk dijangkau sekaligus sebagai sarana mempermudah mengetahui Diagnosa Penyakit Gigi dan Mulut.
Sekaligus Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Komputer.
Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Gigi dan Mulut Pada Manus...Fendy dc
Karya tulis ini didedikasikan untuk kebutuhan perkembangan teknologi yang semakin mudah untuk dijangkau sekaligus sebagai sarana mempermudah mengetahui Diagnosa Penyakit Gigi dan Mulut.
Sekaligus Karya tulis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Komputer.
Case-based reasoning untuk mendiagnosa penyakit babiAburame-Deo Gr
Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah sistem penalaran berbasis kasus yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan baru dengan cara mengadaptasi solusi-solusi yang terdapat pada kasus-kasus sebelumnya yang sama atau mirip dengan kasus baru. Implementasi sistem CBR dapat digunakan dalam berbagai bidang yaitu kesehatan, pendidikan, pemasaran dan lain-lain.
Implementasi CBR dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan hewan dimana sistem ini dibuat untuk mampu mendiagnosa penyakit pada hewan berdasarkan pada kasus-kasus yang sama atau mirip yang telah disimpan di dalam database penyimpanan kasus sebelumnya dan menganjurkan solusi sesuai dengan kasus yang mirip. Penyakit pada hewan merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia pada umumnya, salah satunya pada babi dikarenakan hampir disetiap masyarakat mempunyai peternakan babi baik di kota maupun di desa.
Pada peternakan babi tersebut sering terjadi berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus, jamur, infeksi, dan parasit. Disamping itu terdapat juga faktor-faktor lain seperti lingkugan hidup, iklim dan lain sebagainya. Berbagai penyakit pada babi tersebut memang sebaiknya didiagnosa oleh seorang pakar yang merupakan seorang dokter hewan namun dikarenakan babi merupakan hewan ternak yang umum dimiliki oleh masyarakat, sering kali masyarakat mengatasi hal tersebut dengan berkonsultasi ke tenaga medis nondokter seperti mantri hewan atau tenaga medis lainnya, dikarenakan biaya berkonsultasi ke dokter hewan sangat mahal dan sulitnya berkonsultasi dengan dokter hewan bagi daerah-daerah yang jauh. Disamping itu, cendrungnya keterbatasan pengetahuan para tenaga medis nondokter sehingga memungkinkan terjadi kelalaian dalam mendiagnosa penyakit pada ternak babi masyarakat setempat, seperti pemberian jumlah dosis obat, perawatan dan lain sebagainya, berbeda dengan dokter hewan yang mempunyai wawasan yang cukup luas sehingga dapat meminimalisir kelalaian dalam mendiagnosa penyakit pada babi.
Berdasarkan hal tersebut, dengan adanya keberadaan sistem ini diharapkan dapat membantu tenaga medis nondokter setempat selayaknya seorang pakar. Sistem ini akan bekerja dalam mendiagnosa penyakit pada babi berdasarkan catatan penangan kasus yang pernah dilakukan oleh dokter hewan mengenai gejala-gejala yang sesuai dengan penyakitnya serta solusi yang sesuai dengan penyakit yang diderita dan diharapkan sistem ini juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk memberikan sebuah diagnosa penyakit beserta solusi seperti pemberian obat-obatan atau vitamin yang perlu diberikan oleh tenaga medis nondokter kepada pasien dengan menggunakan konsep penalaran berbasis kasus (Case-based Reasoning). Oleh karena itu, maka penulis mengambil judul “Implementasi Case-Based Reasoning Sebagai Pendukung Tenaga Medis Nondokter Dalam Mendiagnosa Penyakit Pada Babi”
Mendiagnosa Penyakit Pada Babi Berdasarkan Penalaran Berbasis KasusAburame-Deo Gr
Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah sistem penalaran berbasis kasus yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan baru dengan cara mengadaptasi solusi-solusi yang terdapat pada kasus-kasus sebelumnya yang sama atau mirip dengan kasus baru. Implementasi sistem CBR dapat digunakan dalam berbagai bidang yaitu kesehatan, pendidikan, pemasaran dan lain-lain.
Implementasi CBR dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan hewan dimana sistem ini dibuat untuk mampu mendiagnosa penyakit pada hewan berdasarkan pada kasus-kasus yang mirip atau serupa yang telah disimpan di dalam database penyimpanan kasus sebelumnya dan menganjurkan solusi sesuai dengan kasus yang mirip. Penyakit pada hewan di Indonesia khusunya di kota Kupang-Nusa Tenggara Timur (NTT) pada dasarnya lebih sering disebabkan oleh virus, jamur, infeksi, dan parasit. Disamping itu terdapat juga faktor-faktor lain seperti lingkugan hidup, iklim dan lain sebagainya.
Rumah Sakit Hewan (RSH) UPT Veteriner Kota Kupang merupakan salah satu RSH yang mampu menangani kesehatan hewan. Rumah sakit ini menangani banyak pasien yang lebih cenderung pada anjing dan babi serta rata-rata menangani 25 pasien tiap harinya. RSH UPT Veteriner Kota Kupang hanya memiliki 8 tenaga medis yang terdiri dari 4 dokter dan 4 perawat (tenaga medis nondokter). Untuk menangani pasien, rumah sakit ini memiliki layanan 24 jam, dimana 2 dokter dan 2 perawat melayani pasien di luar rumah sakit (turun ke lapangan) disamping itu dokter dan perawat lainnya tetap berjaga dalam rumah sakit. Minimnya tenaga dokter cendrung menimbulkan permasalahan; yang pertama, ketika dokter yang melayani di dalam maupun yang di luar rumah sakit berhalangan untuk hadir sehingga yang melayani pasien saat itu adalah perawat. Yang kedua, jika banyak pasien yang berdatangan maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk berkonsultasi. Disini, sistem CBR dapat digunakan untuk membantu para perawat dalam mendiagnosa penyakit hewan khususnya pada babi dan dapat mempercepat proses konsultasi terhadap pasien. Disamping itu, sistem juga dapat digunakan ketika di luar jam kerja, seperti halnya ketika perawat berada di rumah atau ketika hari libur. Dengan begitu, pasien dapat langsung berkonsultasi dengan perawat tanpa bertemu dengan dokter.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, dalam mendiagnosa penyakit pada babi dibutuhkan data-data mengenai gejala-gejala sesuai dengan penyakitnya serta seorang pakar yaitu dokter yang dapat memberikan dosis obat sesuai dengan penyakit yang diderita. Untuk itu dibuatlah suatu sistem yang dapat menyimpan tentang gejala-gejala serta solusi yang dapat mendiagnosa penyakit pada babi tersebut. Oleh karena itu, maka penulis mengambil judul "Mendiagnosa Penyakit Pada Babi Berdasarkan Penalaran Berbasis Kasus"
Case-based reasoning untuk mendiagnosa penyakit babiAburame-Deo Gr
Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah sistem penalaran berbasis kasus yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan baru dengan cara mengadaptasi solusi-solusi yang terdapat pada kasus-kasus sebelumnya yang sama atau mirip dengan kasus baru. Implementasi sistem CBR dapat digunakan dalam berbagai bidang yaitu kesehatan, pendidikan, pemasaran dan lain-lain.
Implementasi CBR dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan hewan dimana sistem ini dibuat untuk mampu mendiagnosa penyakit pada hewan berdasarkan pada kasus-kasus yang sama atau mirip yang telah disimpan di dalam database penyimpanan kasus sebelumnya dan menganjurkan solusi sesuai dengan kasus yang mirip. Penyakit pada hewan merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia pada umumnya, salah satunya pada babi dikarenakan hampir disetiap masyarakat mempunyai peternakan babi baik di kota maupun di desa.
Pada peternakan babi tersebut sering terjadi berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus, jamur, infeksi, dan parasit. Disamping itu terdapat juga faktor-faktor lain seperti lingkugan hidup, iklim dan lain sebagainya. Berbagai penyakit pada babi tersebut memang sebaiknya didiagnosa oleh seorang pakar yang merupakan seorang dokter hewan namun dikarenakan babi merupakan hewan ternak yang umum dimiliki oleh masyarakat, sering kali masyarakat mengatasi hal tersebut dengan berkonsultasi ke tenaga medis nondokter seperti mantri hewan atau tenaga medis lainnya, dikarenakan biaya berkonsultasi ke dokter hewan sangat mahal dan sulitnya berkonsultasi dengan dokter hewan bagi daerah-daerah yang jauh. Disamping itu, cendrungnya keterbatasan pengetahuan para tenaga medis nondokter sehingga memungkinkan terjadi kelalaian dalam mendiagnosa penyakit pada ternak babi masyarakat setempat, seperti pemberian jumlah dosis obat, perawatan dan lain sebagainya, berbeda dengan dokter hewan yang mempunyai wawasan yang cukup luas sehingga dapat meminimalisir kelalaian dalam mendiagnosa penyakit pada babi.
Berdasarkan hal tersebut, dengan adanya keberadaan sistem ini diharapkan dapat membantu tenaga medis nondokter setempat selayaknya seorang pakar. Sistem ini akan bekerja dalam mendiagnosa penyakit pada babi berdasarkan catatan penangan kasus yang pernah dilakukan oleh dokter hewan mengenai gejala-gejala yang sesuai dengan penyakitnya serta solusi yang sesuai dengan penyakit yang diderita dan diharapkan sistem ini juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk memberikan sebuah diagnosa penyakit beserta solusi seperti pemberian obat-obatan atau vitamin yang perlu diberikan oleh tenaga medis nondokter kepada pasien dengan menggunakan konsep penalaran berbasis kasus (Case-based Reasoning). Oleh karena itu, maka penulis mengambil judul “Implementasi Case-Based Reasoning Sebagai Pendukung Tenaga Medis Nondokter Dalam Mendiagnosa Penyakit Pada Babi”
Mendiagnosa Penyakit Pada Babi Berdasarkan Penalaran Berbasis KasusAburame-Deo Gr
Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah sistem penalaran berbasis kasus yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan baru dengan cara mengadaptasi solusi-solusi yang terdapat pada kasus-kasus sebelumnya yang sama atau mirip dengan kasus baru. Implementasi sistem CBR dapat digunakan dalam berbagai bidang yaitu kesehatan, pendidikan, pemasaran dan lain-lain.
Implementasi CBR dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan hewan dimana sistem ini dibuat untuk mampu mendiagnosa penyakit pada hewan berdasarkan pada kasus-kasus yang mirip atau serupa yang telah disimpan di dalam database penyimpanan kasus sebelumnya dan menganjurkan solusi sesuai dengan kasus yang mirip. Penyakit pada hewan di Indonesia khusunya di kota Kupang-Nusa Tenggara Timur (NTT) pada dasarnya lebih sering disebabkan oleh virus, jamur, infeksi, dan parasit. Disamping itu terdapat juga faktor-faktor lain seperti lingkugan hidup, iklim dan lain sebagainya.
Rumah Sakit Hewan (RSH) UPT Veteriner Kota Kupang merupakan salah satu RSH yang mampu menangani kesehatan hewan. Rumah sakit ini menangani banyak pasien yang lebih cenderung pada anjing dan babi serta rata-rata menangani 25 pasien tiap harinya. RSH UPT Veteriner Kota Kupang hanya memiliki 8 tenaga medis yang terdiri dari 4 dokter dan 4 perawat (tenaga medis nondokter). Untuk menangani pasien, rumah sakit ini memiliki layanan 24 jam, dimana 2 dokter dan 2 perawat melayani pasien di luar rumah sakit (turun ke lapangan) disamping itu dokter dan perawat lainnya tetap berjaga dalam rumah sakit. Minimnya tenaga dokter cendrung menimbulkan permasalahan; yang pertama, ketika dokter yang melayani di dalam maupun yang di luar rumah sakit berhalangan untuk hadir sehingga yang melayani pasien saat itu adalah perawat. Yang kedua, jika banyak pasien yang berdatangan maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk berkonsultasi. Disini, sistem CBR dapat digunakan untuk membantu para perawat dalam mendiagnosa penyakit hewan khususnya pada babi dan dapat mempercepat proses konsultasi terhadap pasien. Disamping itu, sistem juga dapat digunakan ketika di luar jam kerja, seperti halnya ketika perawat berada di rumah atau ketika hari libur. Dengan begitu, pasien dapat langsung berkonsultasi dengan perawat tanpa bertemu dengan dokter.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, dalam mendiagnosa penyakit pada babi dibutuhkan data-data mengenai gejala-gejala sesuai dengan penyakitnya serta seorang pakar yaitu dokter yang dapat memberikan dosis obat sesuai dengan penyakit yang diderita. Untuk itu dibuatlah suatu sistem yang dapat menyimpan tentang gejala-gejala serta solusi yang dapat mendiagnosa penyakit pada babi tersebut. Oleh karena itu, maka penulis mengambil judul "Mendiagnosa Penyakit Pada Babi Berdasarkan Penalaran Berbasis Kasus"
Mendiagnosa Penyakit Pada Babi Berdasarkan Penalaran Berbasis kasus_Bab1Aburame-Deo Gr
Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah sistem penalaran berbasis kasus yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan baru dengan cara mengadaptasi solusi-solusi yang terdapat pada kasus-kasus sebelumnya yang sama atau mirip dengan kasus baru. Implementasi sistem CBR dapat digunakan dalam berbagai bidang yaitu kesehatan, pendidikan, pemasaran dan lain-lain.
Implementasi CBR dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan hewan dimana sistem ini dibuat untuk mampu mendiagnosa penyakit pada hewan berdasarkan pada kasus-kasus yang mirip atau serupa yang telah disimpan di dalam database penyimpanan kasus sebelumnya dan menganjurkan solusi sesuai dengan kasus yang mirip. Penyakit pada hewan di Indonesia khusunya di kota Kupang-Nusa Tenggara Timur (NTT) pada dasarnya lebih sering disebabkan oleh virus, jamur, infeksi, dan parasit. Disamping itu terdapat juga faktor-faktor lain seperti lingkugan hidup, iklim dan lain sebagainya.
Rumah Sakit Hewan (RSH) UPT Veteriner Kota Kupang merupakan salah satu RSH yang mampu menangani kesehatan hewan. Rumah sakit ini menangani banyak pasien yang lebih cenderung pada anjing dan babi serta rata-rata menangani 25 pasien tiap harinya. RSH UPT Veteriner Kota Kupang hanya memiliki 8 tenaga medis yang terdiri dari 4 dokter dan 4 perawat (tenaga medis nondokter). Untuk menangani pasien, rumah sakit ini memiliki layanan 24 jam, dimana 2 dokter dan 2 perawat melayani pasien di luar rumah sakit (turun ke lapangan) disamping itu dokter dan perawat lainnya tetap berjaga dalam rumah sakit. Minimnya tenaga dokter cendrung menimbulkan permasalahan; yang pertama, ketika dokter yang melayani di dalam maupun yang di luar rumah sakit berhalangan untuk hadir sehingga yang melayani pasien saat itu adalah perawat. Yang kedua, jika banyak pasien yang berdatangan maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk berkonsultasi. Disini, sistem CBR dapat digunakan untuk membantu para perawat dalam mendiagnosa penyakit hewan khususnya pada babi dan dapat mempercepat proses konsultasi terhadap pasien. Disamping itu, sistem juga dapat digunakan ketika di luar jam kerja, seperti halnya ketika perawat berada di rumah atau ketika hari libur. Dengan begitu, pasien dapat langsung berkonsultasi dengan perawat tanpa bertemu dengan dokter.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, dalam mendiagnosa penyakit pada babi dibutuhkan data-data mengenai gejala-gejala sesuai dengan penyakitnya serta seorang pakar yaitu dokter yang dapat memberikan dosis obat sesuai dengan penyakit yang diderita. Untuk itu dibuatlah suatu sistem yang dapat menyimpan tentang gejala-gejala serta solusi yang dapat mendiagnosa penyakit pada babi tersebut. Oleh karena itu, maka penulis mengambil judul “Mendiagnosa Penyakit Pada Babi Berdasarkan Penalaran Berbasis Kasus”
Case-Based Reasoning dalam mendiagnosa penyakit babiAburame-Deo Gr
Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah sistem penalaran berbasis kasus yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan baru dengan cara mengadaptasi solusi-solusi yang terdapat pada kasus-kasus sebelumnya yang sama atau mirip dengan kasus baru. Implementasi sistem CBR dapat digunakan dalam berbagai bidang yaitu kesehatan, pendidikan, pemasaran dan lain-lain.
Implementasi CBR dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan hewan dimana sistem ini dibuat untuk mampu mendiagnosa penyakit pada hewan berdasarkan pada kasus-kasus yang mirip atau serupa yang telah disimpan di dalam database penyimpanan kasus sebelumnya dan menganjurkan solusi sesuai dengan kasus yang mirip. Penyakit pada hewan di Indonesia khusunya di kota Kupang-Nusa Tenggara Timur (NTT) pada dasarnya lebih sering disebabkan oleh virus, jamur, infeksi, dan parasit. Disamping itu terdapat juga faktor-faktor lain seperti lingkugan hidup, iklim dan lain sebagainya.
Rumah Sakit Hewan (RSH) UPT Veteriner Kota Kupang merupakan salah satu RSH yang mampu menangani kesehatan hewan. Rumah sakit ini menangani banyak pasien yang lebih cenderung pada anjing dan babi serta rata-rata menangani 25 pasien tiap harinya. RSH UPT Veteriner Kota Kupang hanya memiliki 8 tenaga medis yang terdiri dari 4 dokter dan 4 perawat (tenaga medis nondokter). Untuk menangani pasien, rumah sakit ini memiliki layanan 24 jam, dimana 2 dokter dan 2 perawat melayani pasien di luar rumah sakit (turun ke lapangan) disamping itu dokter dan perawat lainnya tetap berjaga dalam rumah sakit. Minimnya tenaga dokter cendrung menimbulkan permasalahan; yang pertama, ketika dokter yang melayani di dalam maupun yang di luar rumah sakit berhalangan untuk hadir sehingga yang melayani pasien saat itu adalah perawat. Yang kedua, jika banyak pasien yang berdatangan maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk berkonsultasi. Disini, sistem CBR dapat digunakan untuk membantu para perawat dalam mendiagnosa penyakit hewan khususnya pada babi dan dapat mempercepat proses konsultasi terhadap pasien. Disamping itu, sistem juga dapat digunakan ketika di luar jam kerja, seperti halnya ketika perawat berada di rumah atau ketika hari libur. Dengan begitu, pasien dapat langsung berkonsultasi dengan perawat tanpa bertemu dengan dokter.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, dalam mendiagnosa penyakit pada babi dibutuhkan data-data mengenai gejala-gejala sesuai dengan penyakitnya serta seorang pakar yaitu dokter yang dapat memberikan dosis obat sesuai dengan penyakit yang diderita. Untuk itu dibuatlah suatu sistem yang dapat menyimpan tentang gejala-gejala serta solusi yang dapat mendiagnosa penyakit pada babi tersebut. Oleh karena itu, maka penulis mengambil judul “Mendiagnosa Penyakit Pada Babi Berdasarkan Penalaran Berbasis Kasus”
Mendiagnosa Penyakit Pada Babi Berdasarkan Penalaran Berbasis kasus Bab1Aburame-Deo Gr
Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah sistem penalaran berbasis kasus yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan baru dengan cara mengadaptasi solusi-solusi yang terdapat pada kasus-kasus sebelumnya yang sama atau mirip dengan kasus baru. Implementasi sistem CBR dapat digunakan dalam berbagai bidang yaitu kesehatan, pendidikan, pemasaran dan lain-lain.
Implementasi CBR dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan hewan dimana sistem ini dibuat untuk mampu mendiagnosa penyakit pada hewan berdasarkan pada kasus-kasus yang mirip atau serupa yang telah disimpan di dalam database penyimpanan kasus sebelumnya dan menganjurkan solusi sesuai dengan kasus yang mirip. Penyakit pada hewan di Indonesia khusunya di kota Kupang-Nusa Tenggara Timur (NTT) pada dasarnya lebih sering disebabkan oleh virus, jamur, infeksi, dan parasit. Disamping itu terdapat juga faktor-faktor lain seperti lingkugan hidup, iklim dan lain sebagainya.
Rumah Sakit Hewan (RSH) UPT Veteriner Kota Kupang merupakan salah satu RSH yang mampu menangani kesehatan hewan. Rumah sakit ini menangani banyak pasien yang lebih cenderung pada anjing dan babi serta rata-rata menangani 25 pasien tiap harinya. RSH UPT Veteriner Kota Kupang hanya memiliki 8 tenaga medis yang terdiri dari 4 dokter dan 4 perawat (tenaga medis nondokter). Untuk menangani pasien, rumah sakit ini memiliki layanan 24 jam, dimana 2 dokter dan 2 perawat melayani pasien di luar rumah sakit (turun ke lapangan) disamping itu dokter dan perawat lainnya tetap berjaga dalam rumah sakit. Minimnya tenaga dokter cendrung menimbulkan permasalahan; yang pertama, ketika dokter yang melayani di dalam maupun yang di luar rumah sakit berhalangan untuk hadir sehingga yang melayani pasien saat itu adalah perawat. Yang kedua, jika banyak pasien yang berdatangan maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk berkonsultasi. Disini, sistem CBR dapat digunakan untuk membantu para perawat dalam mendiagnosa penyakit hewan khususnya pada babi dan dapat mempercepat proses konsultasi terhadap pasien. Disamping itu, sistem juga dapat digunakan ketika di luar jam kerja, seperti halnya ketika perawat berada di rumah atau ketika hari libur. Dengan begitu, pasien dapat langsung berkonsultasi dengan perawat tanpa bertemu dengan dokter.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, dalam mendiagnosa penyakit pada babi dibutuhkan data-data mengenai gejala-gejala sesuai dengan penyakitnya serta seorang pakar yaitu dokter yang dapat memberikan dosis obat sesuai dengan penyakit yang diderita. Untuk itu dibuatlah suatu sistem yang dapat menyimpan tentang gejala-gejala serta solusi yang dapat mendiagnosa penyakit pada babi tersebut. Oleh karena itu, maka penulis mengambil judul “Mendiagnosa Penyakit Pada Babi Berdasarkan Penalaran Berbasis Kasus”
penalaran berbasis kasus untuk mendiagnosis penyakit babiAburame-Deo Gr
Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah sistem penalaran berbasis kasus yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan baru dengan cara mengadaptasi solusi-solusi yang terdapat pada kasus-kasus sebelumnya yang sama atau mirip dengan kasus baru. Implementasi sistem CBR dapat digunakan dalam berbagai bidang yaitu kesehatan, pendidikan, pemasaran dan lain-lain.
Implementasi CBR dalam bidang kesehatan khususnya pada kesehatan hewan dimana sistem ini dibuat untuk mampu mendiagnosa penyakit pada hewan berdasarkan pada kasus-kasus yang mirip atau serupa yang telah disimpan di dalam database penyimpanan kasus sebelumnya dan menganjurkan solusi sesuai dengan kasus yang mirip. Penyakit pada hewan di Indonesia khusunya di kota Kupang-Nusa Tenggara Timur (NTT) pada dasarnya lebih sering disebabkan oleh virus, jamur, infeksi, dan parasit. Disamping itu terdapat juga faktor-faktor lain seperti lingkugan hidup, iklim dan lain sebagainya.
Rumah Sakit Hewan (RSH) UPT Veteriner Kota Kupang merupakan salah satu RSH yang mampu menangani kesehatan hewan. Rumah sakit ini menangani banyak pasien yang lebih cenderung pada anjing dan babi serta rata-rata menangani 25 pasien tiap harinya. RSH UPT Veteriner Kota Kupang hanya memiliki 8 tenaga medis yang terdiri dari 4 dokter dan 4 perawat (tenaga medis nondokter). Untuk menangani pasien, rumah sakit ini memiliki layanan 24 jam, dimana 2 dokter dan 2 perawat melayani pasien di luar rumah sakit (turun ke lapangan) disamping itu dokter dan perawat lainnya tetap berjaga dalam rumah sakit. Minimnya tenaga dokter cendrung menimbulkan permasalahan; yang pertama, ketika dokter yang melayani di dalam maupun yang di luar rumah sakit berhalangan untuk hadir sehingga yang melayani pasien saat itu adalah perawat. Yang kedua, jika banyak pasien yang berdatangan maka akan membutuhkan waktu yang lama untuk berkonsultasi. Disini, sistem CBR dapat digunakan untuk membantu para perawat dalam mendiagnosa penyakit hewan khususnya pada babi dan dapat mempercepat proses konsultasi terhadap pasien. Disamping itu, sistem juga dapat digunakan ketika di luar jam kerja, seperti halnya ketika perawat berada di rumah atau ketika hari libur. Dengan begitu, pasien dapat langsung berkonsultasi dengan perawat tanpa bertemu dengan dokter.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, dalam mendiagnosa penyakit pada babi dibutuhkan data-data mengenai gejala-gejala sesuai dengan penyakitnya serta seorang pakar yaitu dokter yang dapat memberikan dosis obat sesuai dengan penyakit yang diderita. Untuk itu dibuatlah suatu sistem yang dapat menyimpan tentang gejala-gejala serta solusi yang dapat mendiagnosa penyakit pada babi tersebut. Oleh karena itu, maka penulis mengambil judul “Mendiagnosa Penyakit Pada Babi Berdasarkan Penalaran Berbasis Kasus”
EXPERT SYSTEM
(Sistem Pakar):
• Definisi ES
• Manfaat ES
• Perbandingan ES
• Kelemahan Pengembangan ES
• Ciri dan Karakteristis ES
• Bidang Pengembangan ES
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PARU – PARU PADA ANAK
IRWANSYAH BUDIMAN
131100038
Semester 5
Teknik Informatika, Tehnologi Informasi, Universitas Respati Indonesia
Irwansyahbudiman434@gmail.com
ABSTRAK
SistemPakar Adalah bagian dari Kecerdasan Buatan yang berisi kombinasi pemahaman
teoritis tentang suatu persoalan dan sekumpulan aturan pemecahan persoalan heuristic yang
dikembangkan oleh manusia untuk memecahkan problema pada suatu domain yang spesifik.
Kesehatan merupakan hal yang terpenting bagi manusia, bagi manusia itu sendiri kesehatan
adalah pokok utama dalam kehidupan karena dengan mempunyai tubuh yang sehat maka semua
aktivitas bisa kita lakukan dengan baik, karena pada hakikatnya semua manusia pasti akan
merasakan sakit entah sakit biasa ataupun penyakit yang serius, begitu pula pada anak -anak yang
sangat rentan terhadap berbagai penyakit,disebabkan karena pola makanan, lingkungan maupun
cuaca. Penyakit paru-paru atau yang dikenal dengan sebutan plek. Penyakit ini banyak jenisnya
seperti Bronkritis, Bronkopneumonia, Asma Persisten pada Bayi dll. Tentunya penyakit ini
disebabkan dari beberapa factor, salah satunya yaitu pola makan yang sembarangan, bisa juga
karena tertular karena salah satu keluarga atau teman terdekat terjangkit penyakit paru-paru,
sehingga kita ikut terjangkit, sangat banyak kemungkinan yang terjadi.
Tujuannya dari dibuatnya SIstemPakar Diagnosa Penyakit Paru-paru pada Anak adalah
untuk merancang dan membuat system pakar yang mampu mendiagnosa penyakit paru-paru
khususnya pada anak-anak serta memberikan solusi. Sistem Pakar ini berbasis Dekstop
menggunakan pemograman Microsoft Visual Studio 6.0 dan Microsoft Access sebagai databasenya.
Dengan Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining,yaitu proses inferensi yang
memulai pencarian dari premis atau data masukan berupa gejala menuju pada konklusi yaitu
kesimpulan jenis penyakit serta solusi berdasarkan gejala yang diderita. Berdasarkan hasil
pengujian,dapat disimpulkan bahwa program sistempakar ini layak untuk digunakan oleh user.
Kata kunci : Sistem Pakar, Kulit, Anak
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit paru-paru ini sering
menyerang manusia terutama pada anak-
anak, paru – paru merupakan organ tubuh
yang terpenting. Apabila terjadi gangguan
penyakit pada anak maka orang tua lebih
mempercayakannya kepada pakar atau
dokter ahli yang sudah mengetahui lebih
banyak tentang kesehatan. Adanya pakar
atau dokter ahli, terkadang terdapat
kelemahannya seperti jam kerja praktek yang
terbatas, banyaknya pasien sehingga harus
menunggu antrian dan jarak/lokasi dari pakar
dengan pasien. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka akan dibuat sistem pakar yang
berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Paru – Paru pada Anak”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka
fokus penulisan tugas untuk UAS ini adalah
merancang suatu sistem pakar yang dapat
mendiagnosa jenis penyakit paru-paru pada
anak.
2. 1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan perancangan sistem pakar
diagnosa penyakit paru-paru pada anak ini
yaitu:
Sistem dapat mendiagnosa penyakit paru-
paru pada anak dan memberikan nama
penyakitnya berdasarkan gejala yang
dirasakan pasien atau user dengan
menggunakan metode forward chaining.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah-masalah yang digunakan
adalah:
1 Diagnosa yang digunakan hanya pada usia
balita (kurang dari 6 tahun) saja.
2.Menggunakan metode inferensi forward
chaining.
3.Interaksi antara sistem dan user
menggunakan pertanyaan berupa gejala yang
sudah tampak berdasarkan kondisi fisik,
pernapasan dan perilaku anak, dimana user
akan diminta untuk memilih gejala pada
setiap pertanyaan berdasarkan kondisi anak
tersebut.
4. Output yang dihasilkan dari software yang
akan dibangun adalah jenis penyakit nama
penyakit anak.
II. LANDASAN TEORI
Kecerdasan Buatan
Pakar adalah seorang narasumber
yang sangat menguasai suatu bidang tertentu
melebihi orang lain sehingga banyak orang
yang akan bertanya dan mencari informasi
melalui seorang pakar. Sistem adalah suatu
kumpulan komponen-komponen yang saling
berhubungan untuk menjalankan suatu
fungsi dan tujuan tertentu. Menurut Kursini
(2006), sistem pakar adalah sistem yang
berusaha mengadopsi pengetahuan manusia
ke computer yang dirancang untuk
meyelesaikan masalah seperti layaknya
seorang pakar. Berikut adalah ciri-ciri
system pakar menurut Bunafit (2008):
1. Terbatas pada bidang tertentu.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data
yang lengkap atau tidak pasti.
3.Dapat mengemukakan rangkaian alasan
yang diberikannya dengan cara yang dapat
dipahami.
4. Berdasarkan pada rule atau aturan tertentu.
5. Output bersifat penamaan penyakit
6. Knowledge base dan interface engine
terpisah
Representasi Pengetahuan
Reprensentasi pengetahuan adalah suatu
teknik untuk merepresentasikan basis
pengetahuan yang diperoleh kedalam suatu
data dengan data yang lainnya. Pengetahuan
dapat direpresentasikan dalam berbagai
model. Beberapa model representasi
pengetahuan antara lain:
1. Logika
Merupakan suatu pengkajian ilmiah tentang
serangkaian penalaran, sistem kaidah dan
prosedur yang membantu proses penalaran.
2. Kaidah Produksi
Menurut Hanifah (1998), Kaidah
produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka
(if-then). Kaidah produksi if-then
menghubungkan antesenden dengan
konsekuensi yang diakibatkannya.
3. Pohon Keputusan
Pohon (tree) keputusan adalah suatu
metode struktur yang terdiri dari node
(simpul) yang menyimpan informasi atau
pengetahuan dan cabang yang
menghubungkan node.
4. Tabel Keputusan (Decision Table)
Decision table digunakan ketika rule
atau aturan yang ada saling bebas. Baris-
baris dalam decision table dapat
mengandung pertanyaan dengan beberapa
alternatif jawaban, hasil sementara, dan
solusi
Metode Inferensi
Metode inferensi merupakan suatu cara
penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh
mesin inferensi untuk menyelesaikan
masalah. Ada dua metode inferensi yang
umun dalam system pakar, yaitu:
1. Forward Chaining (Runut Maju)
Forward chaining adalah suatu metode
pengambilan keputusan yang dimulai dari
bagian premis (fakta) menuju konklusi
(kesimpulan akhir). Jika klausa premis sesuai
dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses
akan menyatakan konklusi.
Microsoft Visual Studio 6.0
Menurut Andi ( 2002 ) Microsoft Visual
Studio 6.0 adalah bahasa pemograman yang
3. digunakan untuk membuat aplikasi Windows
yang berbasis grafik ( GUI – Grapical User
Interface ). Microsoft VB merupakan event-
driven programming (pemrograman
terkendali kejadian) artinya program
menunggu sampai adanya respon dari
pemakai berupa event atau kejadian tertentu
( tombol diklik, menu dipilih, dll ). Selain ke
istimewaan yang handal VB memiliki
kesitimewaan yang paling utama adalah
Object Oriented Programming (OOP) atau
disebut dengan pemrograman yang
berorientasi objek yang mempermudah para
pemakai dalam membangun sebuah modul
aplikasi yang lengkap.
Microsoft Access
Microsoft Access adalah program aplikasi
basis data computer relasional yang
ditunjukan untuk kalangan rumahan dan
perusahaan kecil hingga menengah.
Microsoft Access dapat menggunakan data
yang disimpan di dalam format Microsoft
Access, Microsoft Jet Database Engine,
Microsoft SQL Server, Oracle Database, atau
semia container basis data yang mendukung
standar ODBC.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Desain Data
Dari hasil analisis sistem yang
dilakukan pada pembuatan perangkat lunak
ini, data-data tersebut dikelompokkan
sesuai dengan class tertentu untuk
memudahkan dalam pembuatan program.
Selain itu ada beberapa data yang
disimpan pada tabel.
A. Untuk menyimpan data tertentu pada
pembuatan perangkat lunak ini dibutuhkan
sembilan tabel yaitu :
1. Tabel Penyakit untuk menyimpan data
jenis-jenis penyakit paru
Tabel 1. Tabel Penyakit
2. Tabel gejala digunakan untuk menyimpan
daftar gejala yang mungkin terjadi pada
pasien.
Tabel 2. Gejala Penyakit
3. Tabel pertanyaan yang digunakan untuk
mendiagnosa pasien.
Tabel 2. Pertanyaan
4. Tabel relasi digunakan untuk
menghubungkan antara table penyakit dan
gejala
4. Tabel 2. Relasi
B. Pada pembuatan perangkat lunak
sistem pakar, dibuat suatu sistem yang
dapat menggantikan seorang pakar yang
mana sistem menjadi suatu perangkat
lunak yang dapat memberikan kesimpulan
konsultasi dari pasien.
Desain Proses
Pada desain proses akan dijelaskan
menggunakan decision tree yang
berhubungan dengan tabel dan sering
digunakan dalam analisis sistem (sistem
non AI). Sebuah decision tree dapat
dianggap sebagai suatu semantic network
hirarki yang diikat oleh serangkaian aturan
(rule). Tree ini mirip dengan pohon
keputusan yang digunakan pada teori
keputusan. Tree dibentuk oleh simpul
(mode)yang mempresentasikan tujuan (goal)
dan hubungan (link) yang dapat
mempresentasikan keputusan (decision).
Akar (root) dari pohon berada disebelah kiri
dan daun (leaves) berada di sebalah kanan.
Keuntungan utama dari decision tee yaitu
tree dapat menyederhanakan proses akuisi
pengetahuan. Tree yang digunakan pada
penelitian ini merupakan suatu forward
chaining tree. Hal tersebut berkaitan
dengan masalah diagnosis yang dibahas
dalam penelitian sistem pakar pada
diagnosa penyakit kulit pada anak. Pada
forward chaining tree penelusuran informasi
dilakukan secara forward (kedepan) seperti
yang umumnya digunakan pada masalah
masalah diagnosis lainnya. Dari pernyakit
kulit yang diketahui, kemudian mencoba
melakukan penelusuran ke depan untuk
mencari fakta-fakta yang cocok berupa
gejala gejala penyebab penyakit kulit yang
bersangkutan. Pada tree tersebut dapat
dilihat bagaimana suatu gejala penyakit
atau kesimpulan gejala penyakit merujuk
kepada suatu jenis penyakit tertentu, dan
bagaimana beberapa gejala yang sama dapat
merujuk kepada beberapa penyakit yang
berbeda. Pada penelusuran dengan metode
forward chaining dapat dilihat bahwa
penelusuran kedepan untuk mengenali
penyebab dan jenis penyakit yang dialami
oleh pasien.
3.2 Kebutuhan Antarmuka
Agar data yang dibutuhkan oleh sistem
dan data-data yang dihasilkan oleh sistem
dapat diketahui oleh user maka pada
pembuatan perangkat lunak ini
membutuhkan
beberapa form. Form-form yang dibutuhkan
pada pembuatan perangkat lunak adalah
sebagai berikut :
1. Form1 utama yang digunakan
menampilkan menu-menu dari perangkat
lunak.
2. Form2 diagnosa yang digunakan untuk
proses identifikasi jenis penyakit
3. Form3 hasil diagnosa yang digunakan
untuk memberikan nama penyakit yang
sedang diderita dan solusinya
4. Form4 Tentang / About yang digunakan
untuk menampilkan tentang alasan pembuat
membuat software ini
3.3 Design Antarmuka
Menu utama terdiri dari menu yaitu
Diagnosa yang berisi untuk mengidentifikasi
jenis penyakit, Tentang / About digunakan
untuk menampilkan tentang alasan pembuat
membuat software ini dan Keluar untuk
menutup aplikasi ini.
IV. KESIMPULAN DAN SARANDAN
SARAN
Kesimpulan
Dari uraian implementasi dan dari
uraian implementasi dan pengujian program
aplikasi diagnosa penyakit paru-paru pada
anak dapat disimpulkan sebagai berikut,
bahwa: pengujian program aplikasi
diagnosa penyakit paru-paru pada anak dapat
disimpulkan sebagai berikut,
1. Proses pembuatan program aplikasi Proses
pembuatan program aplikasi Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Paru-paru Pada Anak
mencakup beberapa langkah yang harus
diperhatikan, antara lain yaitu: akuisisi
pengetahuan, representasi pengetahuan,
5. penyusunan basis data, mesin inferensi,
diagram Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Paru-paru Pada Anak mencakup beberapa
langkah yang diperhatikan, antara lain
yaitu: akuisisi pengetahuan, representasi
pengetahuan, penyusunan basis data, mesin
inferensi, diagram UML, desain interface,
implementasi dan pengujian.UML, desain
interface, implementasi dan pengujian.
2. Penggunan metode fordward chaining
dengan proses penulusuran dapat digunakan
untuk pembuatan Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Paru-paru Pada Anak metode
fordward dengan proses iuran dapat
digunakan untuk pembuatan Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Paru-paru Pada Anak
Saran
1. Perlu meningkatkan pengetahuan agar
program dapat memiliki akuisis
pengetahuan yang cukup untuk membantu
penelusuran oleh user. Akuisi pengetahuan
melibatkan banyak pengalaman serta
keahlian pakar saat melakukan
pengembangan basis pengetahuan.
2.Aplikasi sistem pakar ini dapat
menggunakan presentasi dalam kesimpulan
akhir penyakit.
3.Aplikasi sistem pakar ini dapat
dikembangkan dengan sistem lain supaya
data lebih akurat. Seperti sistem pemeriksaan
hasil dari alat lain.
4. Aplikasi sistem pakar ini dapat
menggunakan metode representasi
pengetahuan lain seperti metode backward
chaining.
DAFTAR PUSTAK
Dhany, Shany. 2009. Perancanagn Sistem
Pakar untuk Diagnosa Penyakit pada Anak.
Laporan Penelitian. Medan: Universitas
Sumatera Utara Hamdani. 2010. Sistem
Pakar untuk Diagnosa Penyakit Mata pada
Manusia. Laporan Pnelitian. Lampung:
Universitas Negeri Lampung Smith, T., and
Sue D. 2005. Pertolongan Pertama Dokter
Di Rumah Anda. Edisi Baru. Jakarta: Dian
Rakyat. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
1985. Ilmu Kesehatan