SlideShare a Scribd company logo
Makalah Seni Budaya 
Seni Teater di Asia 
Kelas : XI Administrasi Perkantoran 
Penyusun : 1. Anggia Ramadhanty 
2. Ilhamsyah Ibnu Hidayat 
3. Prillah Pipi Yanti 
4. Putri Andri Ramadhany 
5. Shammy Issandra Virgitta
Kata Pengantar 
Pertama dan yang utama, penyusun memanjatkan puji dan sykur kepada 
Yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat 
menyelesaikan makalah ini. 
Kami juga sangat berterima kasih kepada pihak guru bidang studi yang 
telah mempercayakan kami untuk membuat makalah ini, , karena atas kerja sama 
yang baik saya bisa makalah ini. 
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata 
pelajaran Seni Budaya. Makalah ini berisi tentang pembahasan jenis-jenis teater 
yang ada di Asia. 
Penyusun menyadari makalah ini bukanlah karya yang sempurna, karena 
memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik 
penulisan. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang 
menbangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa 
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. 
Jakarta, Oktober 2014 
Penyusun
BAB I 
PEMBUKA 
1. Latar Belakang 
Kami selaku murid diwajibkan atas menuntaskan tugas yang 
diberikan guru. Pada tugas kali ini, kami diberi tugas membuat makalah 
tentang seni teater. Setelah kami mendapatkan data, kami diperintahkan 
untuk membuat makalah. 
Sebenarnya, kami tidak terlalu kaget begitu mendapat perintah ini. 
Dikarenakan kami sudah pernah melakukan sebelumnya. Tugas yang kami 
buat adalah tentang macam-macam seni teater di Asia. 
2. Rumusan Masalah 
Pada tugas ini, kami memfokuskan menanyakan hal yang berkaitan 
dengan seni teater di Asia. 
Adapun yang kami rumuskan adalah berdasarkan istilah 5W1H: 
a. Apa saja seni teater yang ada di Asia 
b. Siapa saja yang melakukan pertunjukkan teater di Asia 
c. Dimana tempat asal teater tersebut dilahirkan 
d. Mengapa teater di setiap Negara berbeda 
e. Bagaimana menyelenggarakannya 
3. Tujuan 
Tujuan kami membuat laporan ini tentu saja untuk merangkum data yang 
kami dapat dengan maksud menyelesaikan tugas yang diperintahkan guru 
bidang studi seni budaya.
4. Manfaat 
Laporan ini bermanfaat sebagai antara lain: 
a. Sebagai syarat mendapat nilai 
b. Melatih membuat karya tulis 
c. Sebagai pedoman pembelajaran 
d. Mengetahui apa yang dimaksud seni teater 
e. Mengetahui apa saja syarat mengadakan teater 
f. Mengetahui apa saja seni teater yang ada di Asia 
g. Mengetahui informasi mengenai macam-macam seni teater yang ada di 
Asia 
Mungkin tidak hanya itu manfaatnya. Kami mungkin tidak menyadari 
manfaat lain dari hasil observasi ini baik secara langsung maupun tidak 
langsung. 
5. Metode Pembuatan 
Dalam membuat makalah, penyusun menggunakan media internet untuk 
mendapatkan materi dan informasi.
BAB II 
PEMBAHASAN 
1. Landasan Teori 
1. Pengertian Seni Teater. 
Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang 
lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada), 
penafsiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses 
pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, 
pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian 
drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater 
berasal dari kata theatron yang diturunkan dari kata theaomai (bahasa 
Yunani) yang artinya takjub melihat atau memandang. 
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan 
dalam arti luas. Teater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah 
hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan 
orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis. Dalam arti luas, 
teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak 
contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain. 
2. Pembagian Jenis Teater. 
i. Drama Tragedi 
Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir 
dengan duka lara atau kematian. Contoh film yang termasuk jenis
ini di antaranya Romeo dan Juliet atau Ghost. Sementara contoh 
FTV misteri yang termasuk dalam jenis ini misalnya Makhluk 
Tengah Malam yang ending-nya bercerita tentang si istri yang 
melahirkan bayi genderuwo. Cerita ini bukan berakhir dengan 
kematian, tapi kekecewaan atau kesedihan. Oleh karena itu, cerita 
Makhluk Tengah Malam dapat digolongkan ke dalam jenis drama 
tragedi. 
ii. Drama Komedi 
a. Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal 
dari para pemain, melainkan karena situasinya. Contoh drama 
jenis ini antara lain Sister Act dan Si Kabayan. Sementara 
contoh sinetron yang termasuk dalam jenis ini antara lain: 
Kawin Gantung, Bajaj Bajuri, dan Kecil-Kecil Jadi Manten. 
b. Komedi Slapstic, cerita lucu yang diciptakan dengan adegan 
menyakiti para pemainnya. Misalnya, saat di kelas terjadi 
kegaduhan karena sang guru belum datang. Kemudian teman 
yang “culun” digoda teman yang lain dengan menulisi pipinya 
menggunakan spidol. Contoh film komedi slapstic ini di 
antaranya The Mask dan Tarzan. 
c. Komedi Satire, cerita lucu yang penuh sindiran tajam. 
Beberapa film yang termasuk jenis ini adalah Om Pasikom 
dan Semua Gara-Gara Ginah. Sementara contoh sinetronnya 
adalah Wong Cilik. 
d. Komedi Farce, cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja 
menciptakan kelucuan kelucuan dengan dialog dan gerak laku 
lucu. Beberapa tayangan televisi yang termasuk jenis ini 
adalah Srimulat, Toples, Ba-sho, Ngelaba, dan lain 
sebagainya. 
iii. Drama Misteri
a. Kriminal, misteri yang sangat terasa unsur keteganyannya 
atau suspense dan biasanya menceritakan seputar kasus 
pembunuhan. Si pelaku biasanya akan menjadi semacam 
misteri karena penulis skenario memerkuat alibinya. Sering 
kali dalam cerita jenis ini beberapa tokoh bayangan 
dimasukkan untuk mengecoh penonton. 
b. Horor, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan 
dengan roh halus. 
c. Mistik, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang bersifat 
klenik atau unsur ghaib. 
iv. Drama Laga/ Action 
a. Modern, cerita drama yang lebih banyak menampilkan 
adegan perkelahian atau pertempuran, namun dikemas dalam 
setting yang modern. Contoh jenis sinetron ini misalnya Deru 
Debu, Gejolak Jiwa, dan Raja Jalanan. 
b. Tradisional, cerita drama yang juga menampilkan adegan 
laga, namun dikemas secara tradisional. Beberapa sinetron 
yang termasuk jenis ini antara lain: Misteri Gunung Merapi, 
Angling Dharma, Jaka Tingkir, dan Wali Songo. Untuk jenis 
drama laga ini biasanya skenario tidak banyak memakai 
dialog panjang, tidak seperti skenario drama tragedi atau 
melodrama yang kekuatannya 
terletak pada dialog. Jenis ini lebih banyak mengandalkan 
action sebagai daya tarik tontonannya. Penontonnya bisa 
merasakan semangat ketika menonton film ini. 
v. Melodrama 
Skenario jenis ini bersifat sentimental dan melankolis. Ceritanya 
cenderung terkesan mendayu-dayu dan mendramatisir kesedihan. 
Emosi penonton dipancing untuk merasa iba pada tokoh
protagonis. Penulis skenario cerita jenis ini jangan terjebak untuk 
membuat alur yang lambat. Konflik harus tetap runtun dan padat. 
Justru dengan konflik yang bertubi-tubi pada si tokoh akan 
semakin membuat penonton merasa kasihan dan bersimpati pada 
penderitanya. Contoh sinetron jenis ini antara lain Bidadari, 
Menggapai Bintang, dan Chanda. 
vi. Drama Sejarah 
Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah-kisah 
sejarah masa lalu, baik tokoh maupun peristiwanya. Contoh 
film yang bercerita tentang peristiwa sejarah antara lain: 
November 1828, G-30-S/PKI, Soerabaya ’45, Janur Kuning, atau 
Serangan Fajar. Sementara kisah yang menceritakan sejarah tapi 
lebih ditekankan pada tokohnya antara lain Tjoet Njak Dhien, 
Wali Songo, dan R.A. Kartini. 
3. A. Unsur-unsur Drama 
a) Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama 
b) Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai 
babak pertama hingga babak terakhir. 
c) Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan 
tokoh pembantu. Tokoh utama atau peran utama disebut 
primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran. 
d) Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak 
protagonis adalah watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh 
drama, contohnya : penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, 
pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan 
watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan
oleh tokoh drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam, 
penindas dan sebagainya. 
e) Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi 
peristiwa dalam cerita drama. 
f) Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang 
kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui 
peran para tokoh drama. 
B. Kerangka Drama 
a. Plot adalah alinan peristiwa di dalam karya sastra 
(termasuknaskah drama atau drama) untuk mencapai efek-efek 
tertentu. Dan Plot memiliki anatomi yaitu bagian-bagian yang 
menyusn Plot. 
b. Gimmick adalah adegan awal dari sebuah drama yang berfungsi 
sebagai pemikat minat untuk menyaksikan kelanjutan dari drama 
tersebut. 
c. Foreshadowing adalah baying-bayang yang mendahului sebuah 
peristiwa yang terjadi. 
d. Dramatic Irony adalah aksi seorang tokoh yang berkata atau 
bertindak sesuatu, yang tanpa disadari akibatnya nanati akan 
menimpa dirinya sendiri. 
e. Flashback adalah kilas balik peristiwa lampau yang dikisahkan 
kembali pada saat ini. 
f. Suspense adalah dugaan dan prasangka yang dibangun dari 
rangkaian ketegangan yang mengundang pertanyaan dan 
keingintahuan penonton. 
g. Surprise adalah peristiwa yang terjadi di luar ruangan penonton 
sehingga memancing perasaan dan pikiran mereka agar 
menimbulkan dugaan-dugaan yang tidak pasti.
h. Gesture adalah aksi atau ucapan tokoh utama tentang suatu 
persoalan yang menimbulkan pertentangan atau konflik antar 
tokoh. 
b) Penokohan dapat dibagi menjadi 6 watak atau karakter. 
a. Protagonis adalah peran utama yang merupakan pusat atau 
sentral dari cerita, tokoh yang memiliki cerita. 
b. Antagonis adalah peran lawan, tokoh yang tidak menghendaki 
suatu cerita karena dia sering kali menjadi musuh yang 
menyebabkan konflik itu terjadi. 
c. Deutragonis adalah tokoh lain yang berada di pihak tokoh 
protagonist. 
d. Tritagonis adalah peran penengah yang menjadi pendamai atau 
pengantara protagonis dan antagonis. 
e. Foil adalah peran yang tidak terlibat secara langsung dalam 
konflik yang terjadi tetapi diperlukan untuk menyelesaikan cerita. 
f. Utility adalah peran pembantu atau tokoh pelengkap untuk 
mendukung rangkaian cerita dan kesinambungan dramatic. 
c) Latar atau Setting latar di bagi menjadi 3 jenis. 
a. Latar Tempat adalah tempat yang menjadi latar peristiwa drama 
itu terjadi. 
b. Latar Waktu waktu yang menjadi latar belakang terjadingan 
suatu peristiwa, adegan, ata babak. 
c. Latar Peristiwa adalah Peristiwa yang melatari sebuah adegan 
dan bisa juga yang melatari cerita drama tersebut. 
4. Sejarah Perkembangan Seni Teater.
Seni teater tercatat dimulai sejak jauh sebelum tahun 500 SM. Pada 
awalnya, Teater hanya dilakoni sebagai sebuah upacara ritual keagamaan 
ribuan tahun sebelum Masehi. Beberapa bangsa kuno yang memiliki 
peradaban maju, seperti bangsa Maya di Amerika Selatan, Mesir Kuno, 
Babilonia, Asia Tengah, dan Cina, menggunakan bentuk teater sebagai 
salah satu cara untuk berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Biasanya 
yang mendalangi seluruh upacara ritual itu adalah dukun atau pendeta 
agung. 
Sejarah mencatat, seni teater berfungsi hanya sebagai upacara ritual 
(keagamaan), melainkan berfungsi pula sebagai kesenian atau hiburan. 
Peristiwa teater yang mensyaratkan kebersamaan, saat, dan tempat, 
tetaplah menjadi persyaratan utama kehadiran teater sejak ribuan tahun 
sebelum Masehi, sehingga pada zaman Yunani teater pun selalu hadir 
dengan persyaratan yang serupa. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat 
disimpulkan bahwa sesuatu dapat disebut teater jika ada keutuhan tiga 
kekuatan, berupa: orang teater, tempat, dan komunitas (penonton). Tiga 
kekuatan inilah yang bertemu dan melahirkan sinergi dan melahirkan 
“peristiwa teater”. 
Dalam sejarah, seni teater pada zaman Yunani dikenal sebagai 
zaman yang melembagakan konvensi berteater yang masih memiliki 
pengaruh sampai sekarang. Mantra-mantra yang mulanya hanya lisan dan 
tak tertulis, berlangsung menjadi naskah tertulis, sementara doa-doa 
berubah bentuknya menjadi kisah atau lakon. Yunani melahirkan tokoh 
penelitian naskah drama, antara lain Aeschylus (525-456 SM), Sophocles 
(496-406 SM), Euripides (480-406 SM), dan Aristophanes (sekitar 400 
SM). Mereka adalah bapak moyang para peneliti naskah drama. 
Pada perkembangan sejarah seni teater berikutnya, upacara 
keagamaan lebih menonjolkan penceritaan. Sekelompok manusia 
bergerak mengarak seekor kambing yang sudah didandani dengan
berbagai perhiasan. Mereka menggiring persembahan itu mengelilingi 
pasar atau jalan raya diiringi bunyi tambur, seruling, dan bunyi-bunyian 
lain. Iring-iringan itu memperlambat jalannya, apabila penonton 
bertambah atau berhenti untuk memberi kesempatan kepada narator 
(pencerita) yang mengisahkan suatu peristiwa. Narator mengisahkan 
salah satu dewa kepada penonton yang berderet-deret di pinggir jalan atau 
berdiri mengerumuninya.
2. Pembahasan 
1. Nok 
Nok adalah teater atau drama tradisi Thailand yang berasal dari provinsi-provinsi 
Selatan. Pertunjukan dalam lakon Nok berakhir sebagai tindakan 
keagamaan. Nok ini merupakan perkembangan seni rakyat Thailand yang 
bernama Lakon Jatri. Nok itu sendiri mempunyai arti di luar atau selatan. 
2. Trott 
Trott merupakan drama tari dari Kambodia, yakni sebuah tari berburu rusa 
yang khas. Pemain-pemain bertopeng menggambarkan pemburu, raksasa, 
lembu jantan, wanita-wanita, dan rusa.
3. Nibhathin 
Nibhathin merupakan pertunjukan roh yang berasal dari Burma. Pemain-pemainnya 
adalah para penghibur keliling yang menggunakan agama 
sebagai payung bagi aktivitas sekuler mereka. 
4. Hat Cheo 
Adalah bentuk tertua dari pertunjukan Vietnam. Hat Cheo berkembang 
dari nyanyian-nyanyian, tarian-tarian, dan lawakan rakyat yang 
dipertunjukan oleh petani Vietnam pada musim panen. Pertunjukan ini 
lambat laun menitikberatkan pada sindiran sosial.
5. Kabuki 
Adalah sebuah bentuk teater klasik Jepang, yang mengalami revolusi pada 
abad XVII. Istilah kabuki berasal dari tiga huruf Jepang, ka (nyanyian), bu 
(tarian), dan ki (keterampilan). Keterampilan disini adalah keterampilan 
menggunakan pedang. 
6. Noh 
Adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak 
hanya dilakukan dengan nyanyian (utal), iringan musik (hayashi), dan tari-tarian.
7. Kyogen 
Adalah sebuah tarian klasik Jepang yang sifatnya lelucon. Teater ini 
dipentaskan dengan aksi dan dialog yang amat gaya, selain itu dahulu 
teater ini dipentaskan disela-sela pementasan Nok meski sekarang 
terkadang dipentaskan sendiri. Kyogen tidak menggunakan topeng. 
8. Bunraku 
Bunraku populer sekitar abad XVI. Buranku merupakan teater boneka di 
Jepang yang dimainkan dengan iringan yang sifatnya bercerita. Musik 
yang dimainkan adalah Shamisen, yaitu alat musik dipetik berdawai 3.
9. Mithila-Orissa 
Berasal dari Odissi, India. Teater ini menandai adanya pengaruh tarian 
dalam interaksi budaya antar daerah. 
10. Talchum 
Talchum secara harfiah berarti tari topeng. Talchum merupakan seni 
pertunjukan Korea yang mengandung seni tari, musik, dan teater. Para 
pemain menggunakan topeng dan memainkan naskah dengan tarian, 
dialog, dan nyanyian.
11. Pansori 
Adalah suatu format dalam cerita. Teater ini berasal dari Korea. Ada 
seorang pemain sandiwara sebagai pusat yang menyampaikan dialog dan 
nyanyian menjadi suatu cerita yang utuh, sedangkan pemain sandiwara 
yang lain menambahkan penggambaran suasana hati dan irama sesuai 
cerita dengan pukulan drum dan kata-kata lisan yang disebut Chuimsae.
BAB III 
KESIMPULAN 
Seni teater adalah perpaduan seluruh seni (musik, rupa/property, drama, 
lukis, dekorasi, dll) yang disajikan melalui pertunjukkan drama. Teater pada 
umumnya menceritakan seuatu cerita. Tetapi, disetiap Negara, asal-muasal seni 
teater berbeda dan berbeda pula isi pertunjukkannya. 
Di Asia, setiap Negara mempunyai teater yang berbeda. Pada awalnya, 
seni teater yang berkembang di Asia merupakan pertunjukkan cara berburu yang 
ditonton oleh masyarakat dulu. Kemudian, pertunjukkan tersebut dibudayakan dan 
dikembangkan isi ceritanya. 
Cerita teater Asia masih menceritakan kehidupan tradisional, keagamaan, 
dan yang berbau mistis. Jadi, penyelenggaraannya menggunakan kostum, 
property, dan dekorasi yang berkaitan. 
Di Asia, banyak sekali macam-macam seni teater. Bahkan di suatu Negara 
tidak hanya ada satu jenis teater. Contoh seni teater yang ada di Asia antara lain, 
teater Nok, Trott, Nibhathin, Hat Cheo, Kabuki, Noh, Kyogen, Bunraku, Mithila- 
Orissa, Talchum, Pansori, dan masih banyak lagi. Pada umumnya teater di setiap 
Negara merupakan teater tradisional.
DAFTAR PUSTAKA 
http://charlaleisia.blogspot.com/2013/12/makalah-seni-budaya-seni-teater.html 
http://image.google.co.id

More Related Content

What's hot

Ppt hikayat
Ppt hikayatPpt hikayat
Ppt hikayat
Fatmawati Mustofa
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Septian Muna Barakati
 
Contoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam PuisiContoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam Puisi
Phaphy Wahyudhi
 
Sistem limfatik jadi
Sistem limfatik jadiSistem limfatik jadi
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
Nur Arifaizal Basri
 
Caplak
CaplakCaplak
Materi Esai
Materi EsaiMateri Esai
Materi Esai
Wendi kuswiandi
 
Ppt materi drama
Ppt materi dramaPpt materi drama
Ppt materi drama
egi ristiani
 
Alat gerak pasif
Alat gerak pasifAlat gerak pasif
Alat gerak pasif
Anggy Wahyu Dwi Surya
 
Analisis SWOT Ikan Cupang
Analisis SWOT Ikan CupangAnalisis SWOT Ikan Cupang
Analisis SWOT Ikan Cupang
Nida Chofiya
 
Naskah Sidang BPUPKI Lengkap
Naskah Sidang BPUPKI LengkapNaskah Sidang BPUPKI Lengkap
Naskah Sidang BPUPKI Lengkap
Fahmi Rifaldi
 
Sistem Saraf (Biologi)
Sistem Saraf (Biologi)Sistem Saraf (Biologi)
Sistem Saraf (Biologi)
miaakmt
 
Sejarah - Feodalisme
Sejarah - FeodalismeSejarah - Feodalisme
Sejarah - Feodalisme
hanakamilah4
 
fakta-dan-opini.ppt
fakta-dan-opini.pptfakta-dan-opini.ppt
fakta-dan-opini.ppt
IndraYP1
 
sejarah Kerajaan aceh, letak geografis, dan kondisi politik ekonominya
sejarah Kerajaan aceh, letak geografis, dan kondisi politik ekonominyasejarah Kerajaan aceh, letak geografis, dan kondisi politik ekonominya
sejarah Kerajaan aceh, letak geografis, dan kondisi politik ekonominya
FitriHastuti2
 
Contoh kamus sejarah
Contoh kamus sejarah Contoh kamus sejarah
Contoh kamus sejarah Lilik Sari
 
Kerajaan Kalingga
Kerajaan KalinggaKerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga
Nur Baiti Salma
 
Unsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Unsur-unsur Sel dan PerngertiannyaUnsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Unsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Fêlîx TÃñèväñ
 
Teks cerita sejarah (Bahasa Indonesia)
Teks cerita sejarah (Bahasa Indonesia)Teks cerita sejarah (Bahasa Indonesia)
Teks cerita sejarah (Bahasa Indonesia)
Kay Nazarite
 

What's hot (20)

Ppt hikayat
Ppt hikayatPpt hikayat
Ppt hikayat
 
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan rahaMembuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
Membuat kerajinan tangan kardus bekas smk kesehatan raha
 
Contoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam PuisiContoh Majas dalam Puisi
Contoh Majas dalam Puisi
 
Sistem limfatik jadi
Sistem limfatik jadiSistem limfatik jadi
Sistem limfatik jadi
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
 
Caplak
CaplakCaplak
Caplak
 
Materi Esai
Materi EsaiMateri Esai
Materi Esai
 
Ppt materi drama
Ppt materi dramaPpt materi drama
Ppt materi drama
 
Alat gerak pasif
Alat gerak pasifAlat gerak pasif
Alat gerak pasif
 
Analisis SWOT Ikan Cupang
Analisis SWOT Ikan CupangAnalisis SWOT Ikan Cupang
Analisis SWOT Ikan Cupang
 
Naskah Sidang BPUPKI Lengkap
Naskah Sidang BPUPKI LengkapNaskah Sidang BPUPKI Lengkap
Naskah Sidang BPUPKI Lengkap
 
Sistem Saraf (Biologi)
Sistem Saraf (Biologi)Sistem Saraf (Biologi)
Sistem Saraf (Biologi)
 
Sejarah - Feodalisme
Sejarah - FeodalismeSejarah - Feodalisme
Sejarah - Feodalisme
 
fakta-dan-opini.ppt
fakta-dan-opini.pptfakta-dan-opini.ppt
fakta-dan-opini.ppt
 
sejarah Kerajaan aceh, letak geografis, dan kondisi politik ekonominya
sejarah Kerajaan aceh, letak geografis, dan kondisi politik ekonominyasejarah Kerajaan aceh, letak geografis, dan kondisi politik ekonominya
sejarah Kerajaan aceh, letak geografis, dan kondisi politik ekonominya
 
Contoh kamus sejarah
Contoh kamus sejarah Contoh kamus sejarah
Contoh kamus sejarah
 
Kerajaan Kalingga
Kerajaan KalinggaKerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga
 
Menulis naskah drama
Menulis naskah dramaMenulis naskah drama
Menulis naskah drama
 
Unsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Unsur-unsur Sel dan PerngertiannyaUnsur-unsur Sel dan Perngertiannya
Unsur-unsur Sel dan Perngertiannya
 
Teks cerita sejarah (Bahasa Indonesia)
Teks cerita sejarah (Bahasa Indonesia)Teks cerita sejarah (Bahasa Indonesia)
Teks cerita sejarah (Bahasa Indonesia)
 

Similar to Seni Teater Asia

DRAMA
DRAMADRAMA
k3drama2-120601091337-phpapp01.pptx
k3drama2-120601091337-phpapp01.pptxk3drama2-120601091337-phpapp01.pptx
k3drama2-120601091337-phpapp01.pptx
tiara dian
 
Istilah
IstilahIstilah
Drama dan pementasan drama
Drama dan pementasan dramaDrama dan pementasan drama
Drama dan pementasan drama
RakyatCerdas
 
Teks Drama
Teks DramaTeks Drama
DRAMA letti.pptx
DRAMA letti.pptxDRAMA letti.pptx
DRAMA letti.pptx
Lety605892
 
DRAMA letti.pptx
DRAMA letti.pptxDRAMA letti.pptx
DRAMA letti.pptx
Lety776059
 
Makalah drama1
Makalah drama1Makalah drama1
Makalah drama1
zahid_muhamad31
 
drama ppt kelompok, artikel kajian dan struktur
drama ppt kelompok, artikel kajian dan strukturdrama ppt kelompok, artikel kajian dan struktur
drama ppt kelompok, artikel kajian dan struktur
AzzahraNabilla5
 
kAJIAN NASKAH DRAMA KOMSAS TINGKATAN 5 "BUKAN GILA' KARYA SHARIF SHAARY
kAJIAN NASKAH DRAMA KOMSAS TINGKATAN 5 "BUKAN GILA' KARYA SHARIF SHAARYkAJIAN NASKAH DRAMA KOMSAS TINGKATAN 5 "BUKAN GILA' KARYA SHARIF SHAARY
kAJIAN NASKAH DRAMA KOMSAS TINGKATAN 5 "BUKAN GILA' KARYA SHARIF SHAARY
UNIVERSITI MALAYSIA KELANTAN
 
Bin 8 bab 8 drama-drama kehidupan
Bin 8 bab 8 drama-drama kehidupanBin 8 bab 8 drama-drama kehidupan
Bin 8 bab 8 drama-drama kehidupan
SMPK Stella Maris
 
Drama [Autosaved].pptx
Drama [Autosaved].pptxDrama [Autosaved].pptx
Drama [Autosaved].pptx
akbar645948
 
Materi drama siswa
Materi drama siswaMateri drama siswa
Materi drama siswa
Azam Peace
 
DRAMA.ppt
DRAMA.pptDRAMA.ppt
DRAMA.ppt
abilrizky
 
Teks Drama
Teks  DramaTeks  Drama
Teks Drama
Nola Oktaviani
 
drama.pdf
drama.pdfdrama.pdf
drama.pdf
tiara dian
 
BAB 8 DRAMA.pptx
BAB 8 DRAMA.pptxBAB 8 DRAMA.pptx
BAB 8 DRAMA.pptx
elvirafidelia
 

Similar to Seni Teater Asia (20)

DRAMA
DRAMADRAMA
DRAMA
 
k3drama2-120601091337-phpapp01.pptx
k3drama2-120601091337-phpapp01.pptxk3drama2-120601091337-phpapp01.pptx
k3drama2-120601091337-phpapp01.pptx
 
Drama kelompok 3
Drama kelompok 3Drama kelompok 3
Drama kelompok 3
 
jenis-jenis drama
jenis-jenis dramajenis-jenis drama
jenis-jenis drama
 
Istilah
IstilahIstilah
Istilah
 
Drama dan pementasan drama
Drama dan pementasan dramaDrama dan pementasan drama
Drama dan pementasan drama
 
Teks Drama
Teks DramaTeks Drama
Teks Drama
 
DRAMA letti.pptx
DRAMA letti.pptxDRAMA letti.pptx
DRAMA letti.pptx
 
DRAMA letti.pptx
DRAMA letti.pptxDRAMA letti.pptx
DRAMA letti.pptx
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Makalah drama1
Makalah drama1Makalah drama1
Makalah drama1
 
drama ppt kelompok, artikel kajian dan struktur
drama ppt kelompok, artikel kajian dan strukturdrama ppt kelompok, artikel kajian dan struktur
drama ppt kelompok, artikel kajian dan struktur
 
kAJIAN NASKAH DRAMA KOMSAS TINGKATAN 5 "BUKAN GILA' KARYA SHARIF SHAARY
kAJIAN NASKAH DRAMA KOMSAS TINGKATAN 5 "BUKAN GILA' KARYA SHARIF SHAARYkAJIAN NASKAH DRAMA KOMSAS TINGKATAN 5 "BUKAN GILA' KARYA SHARIF SHAARY
kAJIAN NASKAH DRAMA KOMSAS TINGKATAN 5 "BUKAN GILA' KARYA SHARIF SHAARY
 
Bin 8 bab 8 drama-drama kehidupan
Bin 8 bab 8 drama-drama kehidupanBin 8 bab 8 drama-drama kehidupan
Bin 8 bab 8 drama-drama kehidupan
 
Drama [Autosaved].pptx
Drama [Autosaved].pptxDrama [Autosaved].pptx
Drama [Autosaved].pptx
 
Materi drama siswa
Materi drama siswaMateri drama siswa
Materi drama siswa
 
DRAMA.ppt
DRAMA.pptDRAMA.ppt
DRAMA.ppt
 
Teks Drama
Teks  DramaTeks  Drama
Teks Drama
 
drama.pdf
drama.pdfdrama.pdf
drama.pdf
 
BAB 8 DRAMA.pptx
BAB 8 DRAMA.pptxBAB 8 DRAMA.pptx
BAB 8 DRAMA.pptx
 

More from IlhamsyahIbnuHidayat

Hasil Observasi Tata Usaha SMK Negeri 40 Jakarta
Hasil Observasi Tata Usaha SMK Negeri 40 JakartaHasil Observasi Tata Usaha SMK Negeri 40 Jakarta
Hasil Observasi Tata Usaha SMK Negeri 40 Jakarta
IlhamsyahIbnuHidayat
 
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadratSoal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
IlhamsyahIbnuHidayat
 
Ilhamsyah Ibnu Hidayat - Soal-soal Statistika
Ilhamsyah Ibnu Hidayat - Soal-soal StatistikaIlhamsyah Ibnu Hidayat - Soal-soal Statistika
Ilhamsyah Ibnu Hidayat - Soal-soal Statistika
IlhamsyahIbnuHidayat
 
Materi Dasar tentang Desain (Umum)
Materi Dasar tentang Desain (Umum)Materi Dasar tentang Desain (Umum)
Materi Dasar tentang Desain (Umum)
IlhamsyahIbnuHidayat
 
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan DeretIlhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
IlhamsyahIbnuHidayat
 
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
IlhamsyahIbnuHidayat
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
IlhamsyahIbnuHidayat
 
Kelompok II Persamaan Garis Lurus
Kelompok II Persamaan Garis LurusKelompok II Persamaan Garis Lurus
Kelompok II Persamaan Garis Lurus
IlhamsyahIbnuHidayat
 
Kelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurusKelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurus
IlhamsyahIbnuHidayat
 

More from IlhamsyahIbnuHidayat (9)

Hasil Observasi Tata Usaha SMK Negeri 40 Jakarta
Hasil Observasi Tata Usaha SMK Negeri 40 JakartaHasil Observasi Tata Usaha SMK Negeri 40 Jakarta
Hasil Observasi Tata Usaha SMK Negeri 40 Jakarta
 
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadratSoal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
Soal-soal persamaan kuadrat dan fungsi kuadrat
 
Ilhamsyah Ibnu Hidayat - Soal-soal Statistika
Ilhamsyah Ibnu Hidayat - Soal-soal StatistikaIlhamsyah Ibnu Hidayat - Soal-soal Statistika
Ilhamsyah Ibnu Hidayat - Soal-soal Statistika
 
Materi Dasar tentang Desain (Umum)
Materi Dasar tentang Desain (Umum)Materi Dasar tentang Desain (Umum)
Materi Dasar tentang Desain (Umum)
 
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan DeretIlhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
Ilhamsyah Ibnu Hidayat Soal Barisan dan Deret
 
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
Kelompok V - Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi Badan Usaha SMKN 40
 
Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurnaPasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna
 
Kelompok II Persamaan Garis Lurus
Kelompok II Persamaan Garis LurusKelompok II Persamaan Garis Lurus
Kelompok II Persamaan Garis Lurus
 
Kelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurusKelompok ii persamaan garis lurus
Kelompok ii persamaan garis lurus
 

Recently uploaded

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
opkcibungbulang
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 

Recently uploaded (20)

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptxLembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
Lembar Kerja Asesmen Awal Paud ke sd.pptx
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 

Seni Teater Asia

  • 1. Makalah Seni Budaya Seni Teater di Asia Kelas : XI Administrasi Perkantoran Penyusun : 1. Anggia Ramadhanty 2. Ilhamsyah Ibnu Hidayat 3. Prillah Pipi Yanti 4. Putri Andri Ramadhany 5. Shammy Issandra Virgitta
  • 2. Kata Pengantar Pertama dan yang utama, penyusun memanjatkan puji dan sykur kepada Yang Maha Kuasa. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga sangat berterima kasih kepada pihak guru bidang studi yang telah mempercayakan kami untuk membuat makalah ini, , karena atas kerja sama yang baik saya bisa makalah ini. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Seni Budaya. Makalah ini berisi tentang pembahasan jenis-jenis teater yang ada di Asia. Penyusun menyadari makalah ini bukanlah karya yang sempurna, karena memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang menbangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Jakarta, Oktober 2014 Penyusun
  • 3. BAB I PEMBUKA 1. Latar Belakang Kami selaku murid diwajibkan atas menuntaskan tugas yang diberikan guru. Pada tugas kali ini, kami diberi tugas membuat makalah tentang seni teater. Setelah kami mendapatkan data, kami diperintahkan untuk membuat makalah. Sebenarnya, kami tidak terlalu kaget begitu mendapat perintah ini. Dikarenakan kami sudah pernah melakukan sebelumnya. Tugas yang kami buat adalah tentang macam-macam seni teater di Asia. 2. Rumusan Masalah Pada tugas ini, kami memfokuskan menanyakan hal yang berkaitan dengan seni teater di Asia. Adapun yang kami rumuskan adalah berdasarkan istilah 5W1H: a. Apa saja seni teater yang ada di Asia b. Siapa saja yang melakukan pertunjukkan teater di Asia c. Dimana tempat asal teater tersebut dilahirkan d. Mengapa teater di setiap Negara berbeda e. Bagaimana menyelenggarakannya 3. Tujuan Tujuan kami membuat laporan ini tentu saja untuk merangkum data yang kami dapat dengan maksud menyelesaikan tugas yang diperintahkan guru bidang studi seni budaya.
  • 4. 4. Manfaat Laporan ini bermanfaat sebagai antara lain: a. Sebagai syarat mendapat nilai b. Melatih membuat karya tulis c. Sebagai pedoman pembelajaran d. Mengetahui apa yang dimaksud seni teater e. Mengetahui apa saja syarat mengadakan teater f. Mengetahui apa saja seni teater yang ada di Asia g. Mengetahui informasi mengenai macam-macam seni teater yang ada di Asia Mungkin tidak hanya itu manfaatnya. Kami mungkin tidak menyadari manfaat lain dari hasil observasi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. 5. Metode Pembuatan Dalam membuat makalah, penyusun menggunakan media internet untuk mendapatkan materi dan informasi.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 1. Landasan Teori 1. Pengertian Seni Teater. Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada), penafsiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater berasal dari kata theatron yang diturunkan dari kata theaomai (bahasa Yunani) yang artinya takjub melihat atau memandang. Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis. Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain. 2. Pembagian Jenis Teater. i. Drama Tragedi Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau kematian. Contoh film yang termasuk jenis
  • 6. ini di antaranya Romeo dan Juliet atau Ghost. Sementara contoh FTV misteri yang termasuk dalam jenis ini misalnya Makhluk Tengah Malam yang ending-nya bercerita tentang si istri yang melahirkan bayi genderuwo. Cerita ini bukan berakhir dengan kematian, tapi kekecewaan atau kesedihan. Oleh karena itu, cerita Makhluk Tengah Malam dapat digolongkan ke dalam jenis drama tragedi. ii. Drama Komedi a. Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya. Contoh drama jenis ini antara lain Sister Act dan Si Kabayan. Sementara contoh sinetron yang termasuk dalam jenis ini antara lain: Kawin Gantung, Bajaj Bajuri, dan Kecil-Kecil Jadi Manten. b. Komedi Slapstic, cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya. Misalnya, saat di kelas terjadi kegaduhan karena sang guru belum datang. Kemudian teman yang “culun” digoda teman yang lain dengan menulisi pipinya menggunakan spidol. Contoh film komedi slapstic ini di antaranya The Mask dan Tarzan. c. Komedi Satire, cerita lucu yang penuh sindiran tajam. Beberapa film yang termasuk jenis ini adalah Om Pasikom dan Semua Gara-Gara Ginah. Sementara contoh sinetronnya adalah Wong Cilik. d. Komedi Farce, cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu. Beberapa tayangan televisi yang termasuk jenis ini adalah Srimulat, Toples, Ba-sho, Ngelaba, dan lain sebagainya. iii. Drama Misteri
  • 7. a. Kriminal, misteri yang sangat terasa unsur keteganyannya atau suspense dan biasanya menceritakan seputar kasus pembunuhan. Si pelaku biasanya akan menjadi semacam misteri karena penulis skenario memerkuat alibinya. Sering kali dalam cerita jenis ini beberapa tokoh bayangan dimasukkan untuk mengecoh penonton. b. Horor, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan roh halus. c. Mistik, misteri yang bercerita tentang hal-hal yang bersifat klenik atau unsur ghaib. iv. Drama Laga/ Action a. Modern, cerita drama yang lebih banyak menampilkan adegan perkelahian atau pertempuran, namun dikemas dalam setting yang modern. Contoh jenis sinetron ini misalnya Deru Debu, Gejolak Jiwa, dan Raja Jalanan. b. Tradisional, cerita drama yang juga menampilkan adegan laga, namun dikemas secara tradisional. Beberapa sinetron yang termasuk jenis ini antara lain: Misteri Gunung Merapi, Angling Dharma, Jaka Tingkir, dan Wali Songo. Untuk jenis drama laga ini biasanya skenario tidak banyak memakai dialog panjang, tidak seperti skenario drama tragedi atau melodrama yang kekuatannya terletak pada dialog. Jenis ini lebih banyak mengandalkan action sebagai daya tarik tontonannya. Penontonnya bisa merasakan semangat ketika menonton film ini. v. Melodrama Skenario jenis ini bersifat sentimental dan melankolis. Ceritanya cenderung terkesan mendayu-dayu dan mendramatisir kesedihan. Emosi penonton dipancing untuk merasa iba pada tokoh
  • 8. protagonis. Penulis skenario cerita jenis ini jangan terjebak untuk membuat alur yang lambat. Konflik harus tetap runtun dan padat. Justru dengan konflik yang bertubi-tubi pada si tokoh akan semakin membuat penonton merasa kasihan dan bersimpati pada penderitanya. Contoh sinetron jenis ini antara lain Bidadari, Menggapai Bintang, dan Chanda. vi. Drama Sejarah Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah-kisah sejarah masa lalu, baik tokoh maupun peristiwanya. Contoh film yang bercerita tentang peristiwa sejarah antara lain: November 1828, G-30-S/PKI, Soerabaya ’45, Janur Kuning, atau Serangan Fajar. Sementara kisah yang menceritakan sejarah tapi lebih ditekankan pada tokohnya antara lain Tjoet Njak Dhien, Wali Songo, dan R.A. Kartini. 3. A. Unsur-unsur Drama a) Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama b) Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak terakhir. c) Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran. d) Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan
  • 9. oleh tokoh drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya. e) Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita drama. f) Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh drama. B. Kerangka Drama a. Plot adalah alinan peristiwa di dalam karya sastra (termasuknaskah drama atau drama) untuk mencapai efek-efek tertentu. Dan Plot memiliki anatomi yaitu bagian-bagian yang menyusn Plot. b. Gimmick adalah adegan awal dari sebuah drama yang berfungsi sebagai pemikat minat untuk menyaksikan kelanjutan dari drama tersebut. c. Foreshadowing adalah baying-bayang yang mendahului sebuah peristiwa yang terjadi. d. Dramatic Irony adalah aksi seorang tokoh yang berkata atau bertindak sesuatu, yang tanpa disadari akibatnya nanati akan menimpa dirinya sendiri. e. Flashback adalah kilas balik peristiwa lampau yang dikisahkan kembali pada saat ini. f. Suspense adalah dugaan dan prasangka yang dibangun dari rangkaian ketegangan yang mengundang pertanyaan dan keingintahuan penonton. g. Surprise adalah peristiwa yang terjadi di luar ruangan penonton sehingga memancing perasaan dan pikiran mereka agar menimbulkan dugaan-dugaan yang tidak pasti.
  • 10. h. Gesture adalah aksi atau ucapan tokoh utama tentang suatu persoalan yang menimbulkan pertentangan atau konflik antar tokoh. b) Penokohan dapat dibagi menjadi 6 watak atau karakter. a. Protagonis adalah peran utama yang merupakan pusat atau sentral dari cerita, tokoh yang memiliki cerita. b. Antagonis adalah peran lawan, tokoh yang tidak menghendaki suatu cerita karena dia sering kali menjadi musuh yang menyebabkan konflik itu terjadi. c. Deutragonis adalah tokoh lain yang berada di pihak tokoh protagonist. d. Tritagonis adalah peran penengah yang menjadi pendamai atau pengantara protagonis dan antagonis. e. Foil adalah peran yang tidak terlibat secara langsung dalam konflik yang terjadi tetapi diperlukan untuk menyelesaikan cerita. f. Utility adalah peran pembantu atau tokoh pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita dan kesinambungan dramatic. c) Latar atau Setting latar di bagi menjadi 3 jenis. a. Latar Tempat adalah tempat yang menjadi latar peristiwa drama itu terjadi. b. Latar Waktu waktu yang menjadi latar belakang terjadingan suatu peristiwa, adegan, ata babak. c. Latar Peristiwa adalah Peristiwa yang melatari sebuah adegan dan bisa juga yang melatari cerita drama tersebut. 4. Sejarah Perkembangan Seni Teater.
  • 11. Seni teater tercatat dimulai sejak jauh sebelum tahun 500 SM. Pada awalnya, Teater hanya dilakoni sebagai sebuah upacara ritual keagamaan ribuan tahun sebelum Masehi. Beberapa bangsa kuno yang memiliki peradaban maju, seperti bangsa Maya di Amerika Selatan, Mesir Kuno, Babilonia, Asia Tengah, dan Cina, menggunakan bentuk teater sebagai salah satu cara untuk berhubungan dengan Yang Maha Kuasa. Biasanya yang mendalangi seluruh upacara ritual itu adalah dukun atau pendeta agung. Sejarah mencatat, seni teater berfungsi hanya sebagai upacara ritual (keagamaan), melainkan berfungsi pula sebagai kesenian atau hiburan. Peristiwa teater yang mensyaratkan kebersamaan, saat, dan tempat, tetaplah menjadi persyaratan utama kehadiran teater sejak ribuan tahun sebelum Masehi, sehingga pada zaman Yunani teater pun selalu hadir dengan persyaratan yang serupa. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat disebut teater jika ada keutuhan tiga kekuatan, berupa: orang teater, tempat, dan komunitas (penonton). Tiga kekuatan inilah yang bertemu dan melahirkan sinergi dan melahirkan “peristiwa teater”. Dalam sejarah, seni teater pada zaman Yunani dikenal sebagai zaman yang melembagakan konvensi berteater yang masih memiliki pengaruh sampai sekarang. Mantra-mantra yang mulanya hanya lisan dan tak tertulis, berlangsung menjadi naskah tertulis, sementara doa-doa berubah bentuknya menjadi kisah atau lakon. Yunani melahirkan tokoh penelitian naskah drama, antara lain Aeschylus (525-456 SM), Sophocles (496-406 SM), Euripides (480-406 SM), dan Aristophanes (sekitar 400 SM). Mereka adalah bapak moyang para peneliti naskah drama. Pada perkembangan sejarah seni teater berikutnya, upacara keagamaan lebih menonjolkan penceritaan. Sekelompok manusia bergerak mengarak seekor kambing yang sudah didandani dengan
  • 12. berbagai perhiasan. Mereka menggiring persembahan itu mengelilingi pasar atau jalan raya diiringi bunyi tambur, seruling, dan bunyi-bunyian lain. Iring-iringan itu memperlambat jalannya, apabila penonton bertambah atau berhenti untuk memberi kesempatan kepada narator (pencerita) yang mengisahkan suatu peristiwa. Narator mengisahkan salah satu dewa kepada penonton yang berderet-deret di pinggir jalan atau berdiri mengerumuninya.
  • 13. 2. Pembahasan 1. Nok Nok adalah teater atau drama tradisi Thailand yang berasal dari provinsi-provinsi Selatan. Pertunjukan dalam lakon Nok berakhir sebagai tindakan keagamaan. Nok ini merupakan perkembangan seni rakyat Thailand yang bernama Lakon Jatri. Nok itu sendiri mempunyai arti di luar atau selatan. 2. Trott Trott merupakan drama tari dari Kambodia, yakni sebuah tari berburu rusa yang khas. Pemain-pemain bertopeng menggambarkan pemburu, raksasa, lembu jantan, wanita-wanita, dan rusa.
  • 14. 3. Nibhathin Nibhathin merupakan pertunjukan roh yang berasal dari Burma. Pemain-pemainnya adalah para penghibur keliling yang menggunakan agama sebagai payung bagi aktivitas sekuler mereka. 4. Hat Cheo Adalah bentuk tertua dari pertunjukan Vietnam. Hat Cheo berkembang dari nyanyian-nyanyian, tarian-tarian, dan lawakan rakyat yang dipertunjukan oleh petani Vietnam pada musim panen. Pertunjukan ini lambat laun menitikberatkan pada sindiran sosial.
  • 15. 5. Kabuki Adalah sebuah bentuk teater klasik Jepang, yang mengalami revolusi pada abad XVII. Istilah kabuki berasal dari tiga huruf Jepang, ka (nyanyian), bu (tarian), dan ki (keterampilan). Keterampilan disini adalah keterampilan menggunakan pedang. 6. Noh Adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan nyanyian (utal), iringan musik (hayashi), dan tari-tarian.
  • 16. 7. Kyogen Adalah sebuah tarian klasik Jepang yang sifatnya lelucon. Teater ini dipentaskan dengan aksi dan dialog yang amat gaya, selain itu dahulu teater ini dipentaskan disela-sela pementasan Nok meski sekarang terkadang dipentaskan sendiri. Kyogen tidak menggunakan topeng. 8. Bunraku Bunraku populer sekitar abad XVI. Buranku merupakan teater boneka di Jepang yang dimainkan dengan iringan yang sifatnya bercerita. Musik yang dimainkan adalah Shamisen, yaitu alat musik dipetik berdawai 3.
  • 17. 9. Mithila-Orissa Berasal dari Odissi, India. Teater ini menandai adanya pengaruh tarian dalam interaksi budaya antar daerah. 10. Talchum Talchum secara harfiah berarti tari topeng. Talchum merupakan seni pertunjukan Korea yang mengandung seni tari, musik, dan teater. Para pemain menggunakan topeng dan memainkan naskah dengan tarian, dialog, dan nyanyian.
  • 18. 11. Pansori Adalah suatu format dalam cerita. Teater ini berasal dari Korea. Ada seorang pemain sandiwara sebagai pusat yang menyampaikan dialog dan nyanyian menjadi suatu cerita yang utuh, sedangkan pemain sandiwara yang lain menambahkan penggambaran suasana hati dan irama sesuai cerita dengan pukulan drum dan kata-kata lisan yang disebut Chuimsae.
  • 19. BAB III KESIMPULAN Seni teater adalah perpaduan seluruh seni (musik, rupa/property, drama, lukis, dekorasi, dll) yang disajikan melalui pertunjukkan drama. Teater pada umumnya menceritakan seuatu cerita. Tetapi, disetiap Negara, asal-muasal seni teater berbeda dan berbeda pula isi pertunjukkannya. Di Asia, setiap Negara mempunyai teater yang berbeda. Pada awalnya, seni teater yang berkembang di Asia merupakan pertunjukkan cara berburu yang ditonton oleh masyarakat dulu. Kemudian, pertunjukkan tersebut dibudayakan dan dikembangkan isi ceritanya. Cerita teater Asia masih menceritakan kehidupan tradisional, keagamaan, dan yang berbau mistis. Jadi, penyelenggaraannya menggunakan kostum, property, dan dekorasi yang berkaitan. Di Asia, banyak sekali macam-macam seni teater. Bahkan di suatu Negara tidak hanya ada satu jenis teater. Contoh seni teater yang ada di Asia antara lain, teater Nok, Trott, Nibhathin, Hat Cheo, Kabuki, Noh, Kyogen, Bunraku, Mithila- Orissa, Talchum, Pansori, dan masih banyak lagi. Pada umumnya teater di setiap Negara merupakan teater tradisional.